JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI PT. X JEPARA Agita Oviera, Siswi Jayanti, Suroto Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Email:
[email protected] Abstract :
Manufacturing industry
could potentially
cause wood dust
contamination in the workplace. The result of the pre-survey on April 2015, there were 8 out of 10 workers experiencing health problems in form of coughing and breathing complication. The purpose of this study was to determine the factors associated with lungs vital capacity on workers of wood processing industry in PT. X Jepara. The method used explanatory research using quantitative approach with cross sectional study design. The dependent variable were lungs vital
capacity
and
measurement
using
spirometry
measurements,
the
independent variable were age, gender, nutritional status, history of lung disease, smoking habits, exercise habits, and the use of masks. Population and sample were all the production process workers of PT. X, Jepara with a total number of 37 workers. Data were analyzed using univariate and bivariate analysis with chisquare contigency test (significance level 0,05). The results of lungs vital capacity measurement were 8 (21,6%) workers had abnormal vital lung capacity and 29 workers had normal vital lung capacity. Results of bivariate analysis showed that there is an association between gender with lung vital capacity (p-value 0,007) and smoking habits with lung vital capacity (p-value 0,000). As for the other five variables, there were no association with lung vital capacity found, which were age (p-value 0,199), nutritional status (p-value 0,497), history of lung disease (pvalue 0,974), exercise habits (p-value 0,451), and use of masks (p-value 0,097). It is concluded from the study that there is an association between gender and smoking habit with vital lung capacity. Keywords
: Lungs Vital Capasity, Associated Factors. 267
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
(e-Journal) 2356-3346)
PENDAHULUAN
oleh karena penimbunan debu di paru-paru,
Latar Belakang
yang biasanya ditandai dengan keluhan
Pada berbagai
era
globalisasi dampak
sesak nafas, dada berat dan batuk.5 Pola aktivitas sehari-hari dan faktor
diakibatkan aktivitas industri antara lain
penyerta yang potensial seperti umur, jenis
dampak terhadap berbagai organ tubuh
kelamin, etnis, kebiasaan merokok dan
seperti kelainan kulit, gangguan saluran
faktor
pencernaan, kelainan pada mata serta
merupakan kondisi tidak normal yaitu ada
penyakit daln kelainan saluran pernafasan.
kelainan satu atau lebih berupa batuk pilek
Pada manusia, partikel-partikel pencemar
disertai
menimbulkan
gangguan
buruk
ini yang
dapat
macam
saat
berbagai
saluran
macam
pernafasan
allergen.6
dahak/tidak,
napas
disertai demam atau tidak.
atau
pneumoconiosis.1
Gangguan
Efek
pernafasan
cepat
baik
7
kesehatan
pada
saluran
pernafasan dapat dinilai melalui gejala
Diperkirakan
jumlah
kasus
baru
penyakit
pernafasan.
Gejala
penyakit
penyakit akibat kerja di Amerika Serikat
pernafasan banyak dipakai dalam penelitian
125.000 sampai 350.000 kasus pertahun
efek kesehatan oleh partikulat adalah batuk,
dan
kerja
sakit kerongkongan, ronkhi, bunyi mengi,
saluran
dan sesak nafas.8 Gangguan fungsi paru
pernafasan merupakan penyakit yang sering
dapat berupa penurunan kapasitas vital
dijumpai
paru, baik yang berupa obstruksi maupun
terjadi
pertahun.
5,3
juta
Sedangkan
di
kecelakaan penyakit
negara
berkembang,
prevalensinya bervariasi antara 2 – 20 %.2 Konsumsi
hasil
yang
Menurut hasil penelitian terhadap
sedemikian besar itu antara lain diserap oleh
karyawan sektor kayu terlihat bahwa dari 14
industri plywood, sawmill, furniture, partikel
lokasi, yang memiliki kadar debu kayu di
board dan pulp kertas. Industri-industri
atas baku mutu (≥1 mg/m3) sebanyak 6
tersebut
lokasi (42,9%), kadar debu tertinggi 8,042
berpotensi
untuk
hutan
restriksi.9
menimbulkan
kontaminasi di udara tempat kerja. Terdapat
Mg/m3
sekitar 10 sampai 13% dari kayu yang di
Responden mengalami keluhan kesehatan
gergaji akan berbentuk debu kayu.3
yaitu sebanyak 32 orang (54,2%), jenis
Debu kayu di udara dapat terhirup ke
dan
keluhan
terendah
kesehatan
yang
1,470
mg/m3.
dialami
oleh
dalam saluran pernapasan dan mengendap
pekerja adalah batuk-batuk dan mata merah
di berbagai tempat dalam organ pernapasan
dan
tergantung
(25%).10
dari
diameter
dan
bentuk
partikel.4 Terjadinya pneumokoniosis yaitu jenis kelainan paru-paru yang disebabkan
perih
(93,8%),
Peneliti
dan
melakukan
sesak
survei
napas
awal
melalui wawancara pada bulan April 2015
268
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
pada PT. X Jepara yang merupakan satu-
karakteristik
satunya industri yang menggunakan kayu
pekerjaan.
sengon. Kayu sengon tersebut di produksi
Analisis
individu
data
dan
(e-Journal) 2356-3346)
karakteristik
menggunakan
analisis
untuk menjadi barecore (lapisan triplek
univariat
18mm). Terlihat pada 8 lokasi terhadap 10
univariat digunakan untuk mendeskripsikan
orang pekerja diperoleh hasil 8 pekerja dari
karakteristik setiap variabel menggunakan
10 pekerja mengalami keluhan kesehatan
distribusi
frekuensi.
berupa
dilakukan
terhadap
batuk-batuk
dan
sesak
nafas.
dan
analisis
bivariat.
Analisis dua
Analisis
bivariat
variabel
yaitu
Pekerja tersebut bekerja dengan jam kerja
variabel bebas dan variabel terikat yang
selama 8 jam yaitu pukul 07.00-15.00 WIB.
diduga
Setiap hari pekerja bekerja berpindah-
menggunakan
pindah lokasi, pembagian kerja di PT. X,
analisis menggunakan cross sectional untuk
Jepara tidak berdasarkan gender kecuali
melihat hubungan signifikan antara variabel
bagian
bebas dan variabel terikat.
penggergajian
hanya
dilakukan
berhubungan uji
atau
Chi
berkorelasi,
square
dengan
pekerja laki-laki. Oleh
karena
itu
peneliti
ingin
menganalisis bagaimana faktor-faktor yang
HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian
berhubungan dengan kapasitas vital paru Perusahaan ini berdiri pada tanggal
pada pekerja industri pengolahan kayu di
14 Januari 2013 dan terletak di jalan KH.
PT. X, Jepara .
Nawawi 178 Sinanggul Kec. Mlonggo Kab. Jepara, Jawa Tengah, Indonesia. Luas
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam
tanah perusahaan ±3200 m2, sedangkan bangunan
1700m2
penelitian ini adalah explanatory research
luas
dan
jumlah
dengan pendekatan cross sectional dan
keseluruhan karyawan 37 orang. Produk
menggunakan metode kuantitatif.
yang dihasilkan yaitu barecore. Jenis kayu
menggunakan
yang digunakan untuk bahan pembuatan
metode total sampling yaitu menggunakan
barecore adalah kayu sengon. Kapasitas
seluruh objek yang akan diteliti sebanyak 37
produksinya 14.160 m3/tahun. Hasil produksi
orang.
penelitian
barecore
melakukan
indonesia.
Pengambilan
dilakukan
sample
Pengumpulan dengan
data cara
tersebut
di
ekspor
keluar
Untuk jam kerjanya dari jam 07.00-
pengukuran spirometri untuk mengetahui kapasitas paru serta melakukan wawancara
15.00
WIB.
Perusahaan
ini
tidak
menggunakan kuesioner untuk mengetahui
memberikan fasilitas berupa masker yang sesuai standar kepada pekerja dan tidak
269
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
(e-Journal) 2356-3346)
ada larangan dilarang merokok pada saat
meningkatkan risiko terjadinya penurunan
bekerja. PT. X, Jepara juga tidak ada
kapasitas fungsi paru. Selain itu pekerja
pembagian kecuali
kerja
bagian
berdasarkan
gender
banyak yang merokok, hal tersebut juga
penggergajian
hanya
mempengaruhi penurunan kapasitas fungsi
dilakukan pekerja laki-laki. Proses produksi
paru.
diruang produksi pada PT. X, Jepara adalah press dryer, jumping & crosscut, sanding, glue, dempul, packing. Analisis Univariat
Analisis Bivariat
Pengukuran spirometri pada pekerja PT.
X
Jepara
menunjukkan
distribusi
A. Hubungan umur dengan kapasitas fungsi paru
frekuensi kapasitas vital paru terdapat 8
Persentase umur pekerja yang
(21,6%) responden mengalami gangguan
memiliki kapasitas fungsi tidak normal
pada
lebih banyak pada umur < 30 tahun
kapasitas
penelitian
ini
vital
paru.
diketahui
Dari
bahwa
hasil jumlah
yaitu
sebesar
33,3%
dengan
nilai
responden yang mempunyai kapasitas vital
signifikansi (p value) 0,199 sehingga
paru tidak normal lebih sedikit dibandingkan
dapat dikatakan tidak ada hubungan
responden dengan kapasitas vital paru
antara umur dengan kapasitas vital paru
normal.
pada pekerja industri pengolahan kayu
Walaupun
pekerja
yang
memiliki
kapasitas paru tidak normal lebih sedikit
di PT. X, Jepara. Secara
fisiologis
dengan
daripada yang normal, pekerja lain juga
bertambahnya umur maka kemampuan
masih berisiko terjadi penurunan kapasitas
organ-organ tubuh akan mengalami
fungsi paru. Hal tersebut dapat dipengaruhi
penurunan
oleh paparan debu hasil produksi kayu.
terkecuali gangguan fungsi paru dalam
Perilaku pekerja yang enggan memakai alat
hal ini kapasitas paru. Kondisi seperti ini
secara
alamiah
tidak
Tabel 1. Karakteristik Individu dan Karakterisktik Pekerjaan Pekerja Bengkel Las di Jalan Mulawarman Bulan Agustus 2015 Variabel Keterangan Persentase Umur ≥ 30 tahun 51,4 Jenis Kelamin Laki-laki 51,4 Status Gizi Tidak Gemuk 86,5 Riwayat Penyakit Paru Tidak Ada 56,8 Kebiasaan Merokok Tidak Merokok 78,4 Kebiasaan Olahraga < 3x/minggu 73,0 Pemakaian Masker Pakai 86,5 akan bertambah buruk dengan keadaan pelindung pernafasan juga dapat 270
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
lingkungan yang berdebu dan faktor-
(e-Journal) 2356-3346)
Hasil analisis statistik tersebut
faktor lain seperti kebiasaan merokok,
tidak
tidak
menyebutkan bahwa kapasitas paru
tersedianya
masker
juga
sesuai
dengan
teori
yang
penggunaan yang tidak disiplin, lama
akan
paparan serta riwayat penyakit yang
bertambahnya umur. Nilai faal paru
berkaitan dengan saluran pernapasan.10
mulai dari masa kanak-kanak terus
Rata – rata pada umur 30 – 40
meningkat dan mencapai titik optimal
meningkat
seiring
dengan
tahun seseorang akan mengalami
pada umur 22-30 tahun dan setelah itu
penurunan fungsi paru.11 Namun pada
terjadi penurunan. Hasil uji statistik juga
penelitian ini pekerja yang mengalami
tidak
penurunan
menyebutkan bahwa semakin tua umur
kapasitas
fungsi
paru
sesuai
dengan
teori
yang
sebagian besar berumur < 30 tahun.
seseorang
Bahkan ada pekerja yang berumur < 25
kemungkinan terjadi penurunan fungsi
tahun
paru.12
kapasitas
fungsi
parunya
mengalami restriksi tingkat sedang. Hal ini dikarenakan kapasitas fungsi paru
maka
B. Hubungan
semakin
jenis
kelamin
besar
dengan
kapasitas fungsi paru
juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti
dapat diketahui bahwa presentase
kebiasaan merokok yang didominasi
pekerja yang memiliki kapasitas fungsi
oleh laki-laki dan pemakaian masker.
paru tidak normal lebih banyak terjadi
Selain itu dalam prosedur sebelum
pada pekerja laki-laki yaitu sebanyak
pemeriksaan
harus
42,1%. Hasil uji korelasi kontingensi chi
dihindari yaitu merokok minimal 1 jam
square didapatkan nilai signifikansi (p
sebelum pemeriksaan, minum alkohol
value)
sebelum
aktivitas
disimpulkan
sebelum
antara jenis kelamin dengan kapasitas
pakaian
vital
olahraga
spirometri
yang
pemeriksaan, berat
pemeriksaan,
4
jam
menggunakan
ketat yang dapat membatasi pergerakan rongga dada dan abdomen serta makan
0,007
paru
sehingga
bahwa
pada
ada
dapat hubungan
pekerja
industri
pengolahan kayu di PT. X, Jepara. Jenis
kelamin
mempunyai
dalam jumlah besar 2 jam sebelum
kapasitas paru yang berbeda. Volume
pemeriksaan. Namun hal tersebut tidak
dan kapasitas paru pada wanita kira-
dapat dikontrol oleh peneliti sehingga
kira 20-25% lebih kecil daripada pria.13
pada saat penelitian ditemukan pekerja
Kapasitas vital paru rata-rata pada pria
merokok sesaat sebelum dilaksanakan
dewasa kira-kira 4,8 liter dan wanita
pemeriksaan spirometri.
dewasa 3,1 liter.14
271
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
(e-Journal) 2356-3346)
Hasil ini tidak sejalan dengan hasil
status gizi dengan kapasitas vital paru
penelitian yang dilakukan pada pekerja
pada pekerja industri pengolahan kayu
mebel PT. Kota Jati Furnindo yang
di PT. X, Jepara.
menyebutkan bahwa jenis kelamin tidak mempunyai
pengaruh
terhadap
Status gizi pada penelitian ini diukur
menggunakan indeks
massa
gangguan fungsi paru dengan nilai p-
tubuh yaitu berat badan dibagi tinggi
value = 0,781 (p>α). Baik jenis kelamin
badan kuadrat. Hampir seluruh pekerja
laki-laki maupun perempuan memiliki
memiliki status gizi normal, hanya ada
resiko yang sama untuk mengalami
5 pekerja yang memiliki status gizi
terjadinya gangguan fungsi paru.15
gemuk. Pekerja yang memiliki status
Pada penilitian di PT. X, Jepara
gizi
gemuk
tersebut
mengalami
kapasitas fungsi paru laki-laki lebih
penurunan kapasitas fungsi paru karena
banyak tidak normal karena banyak
status
yang merokok, tidak memakai masker
menyebabkan
dan cenderung pekerja laki-laki bekerja
paru
di
ventilasi paru akibatnya kapasitas fungsi
proses
penggergajian
yang
menghasilkan banyak debu sehingga kondisi tersebut turut mempengaruhi kesehatan
paru-paru
Sedangkan
pada
semua
gizi
yang
berlebih
terganggunya
sehingga
berpengaruh
dapat dinding pada
paru menurun.16 Hasil penelitian ini sejalan dengan
pekerja.
hasil penelitian yang dilakukan pada
pekerja
pekerja
bagian
pengamplasan
di
perempuan tidak merokok dan memakai
industri mebel “X” Wonogiri bahwa tidak
masker, maka dari itu semua pekerja
ada hubungan antara status gizi dengan
perempuan
kapasitas vital paru dengan nilai p value
mempunyai
kapasitas
0,431 > α 0,05.17
fungsi paru normal. C. Hubungan
status
gizi
dengan
kapasitas fungsi paru Dapat
Tidak adanya hubungan status gizi dengan kapasitas fungsi paru pada
bahwa
pekerja PT. X, Jepara dapat disebabkan
memiliki
karena status gizi sudah menjadi faktor
kapasitas fungsi paru tidak normal lebih
yang mempengaruhi interpretasi hasil
banyak terjadi pada pekerja yang tidak
pengukuran sprirometri sehingga ketika
gemuk yaitu sebanyak 25%. Hasil uji
dilakukan uji statistik mempunyai nilai
korelasi
signifikan lebih dari 0,05.
presentase
diketahui pekerja
yang
kontingensi
chi
square
didapatkan nilai signifikansi (p value) 0,0497
sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan antara 272
D. Hubungan
riwayat
penyakit
dengan kapasitas fungsi paru
paru
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Dapat
diketahui
presentase
pekerja
bahwa
yang
memiliki
kapasitas fungsi paru tidak normal lebih banyak
terjadi
pada
pekerja
yang
resiko hampir 4 kali lebih besar untuk terjadinya gangguan fungsi paru.18 E. Hubungan
25%.
Hasil
merokok
Persentase kebiasaan merokok
korelasi
pekerja yang memiliki kapasitas fungsi
kontingensi chi square didapatkan nilai
tidak lebih banyak terjadi pada pekerja
signifikansi (p value) 0,974 sehingga
yang merokok yaitu sebanyak 75%.
dapat disimpulkan bahwa tidak ada
kemudian
hubungan antara riwayat penyakit paru
kontingensi chi square didapatkan nilai
dengan
signifikansi (p value) 0,000 sehingga
kapasitas
uji
kebiasaan
dengan kapasitas fungsi paru
terdapat riwayat penyakit paru yaitu sebanyak
(e-Journal) 2356-3346)
vital
paru
pada
dilakukan
uji
korelasi
pekerja industri pengolahan kayu di PT.
dapat
X, Jepara.
hubungan antara kebiasaan merokok
Riwayat
penyakit
paru
pada
disimpulkan
dengan
kapasitas
bahwa
vital
paru
ada
pada
penelitian ini bukan merupakan hasil
pekerja industri pengolahan kayu di PT.
diagnosis dokter, melainkan gejala –
X, Jepara.
gejala
yang
dialami
yang
Pada pria lebih banyak ditemukan
gangguan
terjadinya obstruksi paru karena lebih
fungsi paru. Pekerja yang merasakan
banyak merokok. Pekerja yang bekerja
gejala – gejala gangguan fungsi paru
di bagian produksi yang berdebu dan
tersebut tidak memeriksakan diri ke
mempunyai
dokter.
Terdapat
cenderung
memiliki
riwayat
menggambarkan
pekerja
adanya
16
pekerja
penyakit
yang
paru,
4
diantaranya memiliki kapasitas fungsi paru
tidak
normal.
Peneliti
kebiasaan terjadi
merokok
penurunan fungsi
paru dibandingkan dengan tenaga kerja di bagian kantor yang tidak merokok.
kurang
Pada penelitian ini menunjukkan
memperhatikan gejala ini dirasakan oleh
bahwa partikel debu yang terhirup oleh
pekerja sebelum atau sesudah bekerja.
tenaga kerja semakin lama semakin
Di duga gejala yang dirasakan pekerja
banyak
sehingga
merupakan merupakan gejala terjadinya
terjadinya
obstruksi
penyakit paru akibat kerja.
masih bersifat ringan. Gangguan fungsi
menyebabkan paru
walaupun
Hasil penelitian ini sesuai dengan
paru yang bersifat obstruktif terjadi
penelitian sebelumnya yang dilakukan
karena penyempitan pada trakhea atau
pada tahun 2004 terhadap pekerja
pada bronkhus sentral maupun perifer.
penggilingan padi menemukan bahwa
Penyempitan dapat bersifat terlokalisasi
riwayat
maupun pada bagian paru yang meluas
penyakit
paru
memberikan 273
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
(e-Journal) 2356-3346)
melibatkan
saluran
napas
yang
Hal ini tidak sesuai dengan teori
berdiameter
besar
sampai
yang
faal paru dan olahraga mempunyai
berdiameter kecil. Hal
ini
hubungan yang timbal balik, gangguan
sesuai
dengan
hasil
faal
paru
dapat
mempengaruhi
penelitian sebelumnya yang dilakukan
kemampuan
pada tahun 2007 terhadap pekerja
latihan fisik yang teratur atau olahraga
pengecatan mobil di Semarang yang
dapat
menyatakan bahwa terdapat hubungan
Seseorang yang aktif dalam latihan
yang
akan
signifikan
antara
kebiasaan
merokok dengan kapasitas vital paru. F. Hubungan
kebiasaan
olahraga.
meningkatkan
mempunyai
Sebaliknya,
faal
kapasitas
paru.
aerobik
yang lebih besar dan kebugaran yang
berolahraga
lebih tinggi serta kapasitas paru yang meningkat.19
dengan kapasitas fungsi paru presentase pekerja yang memiliki kapasitas fungsi paru tidak normal lebih
G. Hubungan
pemakaian
masker
dengan kapasitas fungsi paru
banyak terjadi pada pekerja yang ≥
presentase pekerja yang memiliki
3x/minggu yaitu sebanyak 30%. Hasil uji
kapasitas fungsi paru tidak normal lebih
korelasi
square
banyak terjadi pada pekerja yang tidak
didapatkan nilai signifikansi (p value)
memakai masker yaitu sebanyak 60%.
0,451. Nilai tersebut lebih besar dari
Hasil uji korelasi kontingensi chi square
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
didapatkan nilai signifikansi (p value)
tidak ada hubungan antara kebiasaan
0,097. Nilai tersebut lebih besar dari
berolahraga dengan kapasitas vital paru
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
pada pekerja industri pengolahan kayu
tidak ada hubungan antara pemakaian
di PT. X, Jepara.
masker dengan kapasitas vital paru
kontingensi
chi
Sebagian besar pekerja PT. X, Jepara
tidak
melakukan
olahraga
pada pekerja industri pengolahan kayu di PT. X, Jepara.
secara rutin bahkan ada yang tidak
Pemakaian masker secara rutin
pernah olahraga. Pekerja yang rutin
dan benar bukan berarti menghentikan
berolahraga
seminggu
paparan polusi udaran pada pekerja,
memiliki kapasitas fungsi paru tidak
namun bisa mengurangi paparan polusi
normal,
tersebut
sehingga
fungsi
paru
hal
dipengaruhi
3x
dalam
tersebut beberapa
dikarenakan faktor
yaitu
risiko
dapat
gangguan berkurang.
mempunyai kebiasaan merokok dan
Pemakaian alat pelindung diri berupa
berumur ≥ 30 tahun.
masker seharusnya wajib di lakukan oleh pekerja karena seluruh pekerjaan 274
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
dilakukan
dalam
satu
tempat
dan
(e-Journal) 2356-3346)
3. Tidak ada hubungan antara status gizi
paparan debu akan tercampur dan
dengan
terhirup oleh pekerja. Masker yang
pekerja industri pengolahan kayu di PT.
dapat digunakan dalam pekerjaan di
X, Jepara. (p = 0,497)
PT. X, Jepara adalah masker penyaring
kapasitas
vital
paru
pada
4. Tidak ada hubungan antara riwayat
debu.
penyakit paru dengan kapasitas vital Hal
ini
tidak
sesuai
dengan
paru pada pekerja industri pengolahan
penelitian sebelumnya yang dilakukan
kayu di PT. X, Jepara. (p = 0,974)
pada tahun 2010 terhadap pekerja
5. Ada
hubungan
antara
kebiasaan
bengkel las di pisangan ciputat yang
merokok dengan kapasitas vital paru
menyatakan bahwa ada hubungan yang
pada pekerja industri pengolahan kayu
signifikan antara penggunaan masker
di PT. X, Jepara. (p = 0,000)
dengan kapasitas vital paru. Ketidak sesuaian
tersebut
oleh
berolahraga dengan kapasitas vital paru
pada saat dilakukan dan ditentukan
pada pekerja industri pengolahan kayu
waktu
di PT. X, Jepara. (p = 0,451)
observasi
menggunakan
disebabkan
6. Tidak ada hubungan antara kebiasaan
responden
masker
saat
7. Tidak ada hubungan antara pemakaian
bekerja sehingga peneliti memasukkan
masker dengan kapasitas vital paru
responden
pada pekerja industri pengolahan kayu
kedalam
menggunakan
pada
tidak
kriteria
masker.
responden
pada
observasi
tidak
tidak
Mayoritas
saat
dilakukan
patuh
dalam
menggunakan masker yang baik pada saat bekerja.
di PT. X, Jepara. (p = 0,097)
DAFTAR PUSTAKA
20
1.
KESIMPULAN 1. Tidak dengan
ada
2. hubungan
kapasitas
vital
antara
umur
paru
pada
pekerja industri pengolahan kayu di PT.
3.
X, Jepara. (p = 0,199) 2. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan
kapasitas
vital
paru
pada
pekerja industri pengolahan kayu di PT. X, Jepara. (p = 0,007)
275
4.
Wardhana, Wisnu Arya. Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit Andi. Yogyakarta, 2001. Wahyuningsih. Dampak Inhalasi Cat Semprot Terhadap Kesehatan Paru. Cermin Dunia Kedokteran Edisi 138, 2003. Khumaidah. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Mebel PT. Kota Jati Furnindo Desa Suwawal Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara Thesis, Universitas Diponogoro, Semarang, 2009. Triatmo, W. Paparan Debu Kayu Dan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Mebel. Semarang, 2006.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
5.
6. 7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Depkes. Modul Pelatihan bagi Fasilitator Kesehatan Kerja. Jakarta. 2003. Jeremy, P.T.W. Sistem Respirasi. Jakarta: Erlangga, 2007. Putranto, A. Pajanan Debu Kayu (PM10) dan Gejala Penyakit Saluran Pernafasan pada Pekerja Mebel Sektor Informal di Kota Pontianak Kalimantan Barat, Thesis, PS-UI, 2007. Purwana, R. Partikulat Rumah Sebagai Faktor Resiko Gangguan Pernafasan Pada Anak Balita. Disertasi IKM UI, Jakarta, 1992. Suma’mur, PK. Higene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja, Jakarta: Sagung Seto. 2009. Aji, Satria Dimas. Keselamatan, D. P. B., Ilmu, K. K. K. F., & Siliwangi, K. U. (2012). Dampak Paparan Debu Kayu Terhadap Keluhan Kesehatan Pekerja Mebel Sektor Informal Disindang Galih Kelurahan Kahirupan Kecamatan Tawang Kota Tasilkmalaya Tahun 2012. Jurnal FKM Universitas Siliwangi, 2012. Keputusan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per.13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di tempat kerja, 2011. Yunus, F. Dampak Debu Industri Pada Pekerja. Jakarta: FKUI Bagian Pulmonologi FKUI/ Unit Paru RSUP Persahabatan, Cermin Dunia Kedokteran Respir, Jakarta. 2006. Ganong, William F. Fisiologi Kesehatan (Review of Medical Physicology). Terjemahan dari M Djauhari Widjajakusumah, Edisi 17, Jakarta: EGC. 2002. Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Alih bahasa oleh dr. Peter Anugrah. Edisi 4 Buku II. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 1995. Rimba, P. Hubungan Antara Karakteristik Pekerja Dan Pemakaian Masker Dengan Kapasitas Fungsi Paru Pada Pekerja Bagian 276
16.
17.
18.
19.
20.
(e-Journal) 2356-3346)
Pengampelasan Di Industri Mebel “X” Wonogiri.Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang. 2013. Supariasa, I Dewa Nyoman, dkk. Penetuan Status Gizi. Jakarta: EGC. 2001. Divisi HRD & Umum PDGT Perhutani Pine Chemical Industry. Presentasi Profil Perusahaan. Pemalang: 2014. Nugraheni, FS. Analisis Faktor Resiko Kadar Debu Organik Di Udara Terhadap Gangguan Fungsi Pru Pada Pekerja Industri Penggilingan Padi Di Kabupaten Demak. Thesis. Magister Ilmu Kesehatan Lingkungan. Program Pasca Sarjana UNDIP. Semarang. 2004. Adriska, B. Yunus, F. Setiawan, B. Perbandingan Nilai Kapasitas Difusi Paru Antara Orang Yang Terlatih dan Tidak Terlatih. Jurnal Respirologi Indonesia, 17,76-83. 1997. Dian RP. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kapasitas Vital Paru Pada Pekerja Bengkel Las Di Pisangan Ciputat Tahun 2010. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010