FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PENGEMUDI ANGKUTAN KOTA TRAYEK TELING DI KOTA MANADO Debora F. Paat*, Joy A.M. Rattu *, Woodford B.S. Joseph* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Kelelahan adalah berkurangnya kemampuan fisik dan mental sebagai akibat dari penggunaan berlebih pada fisik, mental atau emosional yang juga dapat mengurangi hampir seluruh kemampuan fisik termasuk kekuatan, kecepatan, kecepatan reaksi, koordinasi, dan pengambilan keputusan atau keseimbangan. Kelelahan pada pengemudi dapat mengakibatkan menurunnya kesiagaan dan perhatian, penurunan dan hambatan persepsi serta waktu reaksi pada saat mengemudi yang lambat. Selain itu, pengemudi akan mengantuk dan kemungkinan akan kehilangan kewaspadaan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu Total Populasi dengan jumlah sampel sebesar 61 pengemudi. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu kuesioner, Analisis data menggunakan uji chi square. Pengemudi yang mengalami lelah sebanyak 52,5% dan kurang lelah sebanyak 47,5%. Hasil uji chi-square diperoleh umur dengan kelelahan kerja yaitu nilai p=0,015 (α<0,05), masa kerja dengan kelelahan kerja p=0,015 (α<0,05), dana status gizi dengan kelelahan kerja (p=0,053). Umur dan Masa Kerja terdapat hubungan yang signifikan dengan kelelahan kerja dan status gizi tidak terdapat hubungan signifikan dengan kelelahan kerja pada pengemudi angkutan kota trayek Teling di Kota Manado. Kata Kunci: Kelelahan kerja, Pengemudi Angkutan Kota ABSTRACT Fatigue is physical and mental abilities reduction as a result of excessive use of the physical, mentally or emotional that can also reducing almost all physical abilities such us; strength, speed, body reflex, coordination, and making decision or balancing. Fatigue for a driver has effects to decreased alertness and attention, decreased barriers perceptions and reaction times while driving by slowly. In addition, the driver will be sleepy and possible to lose vigilance. The type of research used is observational analytic research with cross sectional approach. The sampling method research use total Population with total sample those are 61 drives. The research instrument used is questionnaire, data analysis using chi square test. Fatigue drivers as much 52.5% and less fatugue as much 47.5%. The result of chi-square test was obtained by age with work fatigue, p = 0,015 (α <0,05), working period with work fatigue p = 0,015 (α <0,05), nutrient status fund with work fatigue (p = 0,053) . There is a significant relationship between Age and Work Period with job fatigue and there is no significant relationship between nutritional status with work fatigue on the driver of general transportation especially on Teling’s route transportation in Manado City. Keywords: Work Fatigue, City General Transportation Driver.
1
PENDAHULUAN
lingkungan
Berdasarkan Undang-Undang No. 36
ketersediaan
tahun 2009, tentang Kesehatan, bahwa
penerangan jalan, kondisi kendaraan,
upaya
kecepatan mobil, jarak tujuan dan
kesehatan
kerja
harus
diselenggarakan disemua tempat kerja,
keadaan
khususnya
kontribusi
tempat
kerja
yang
mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah
terjangkit
penyakit
berupa
kondisi
jalanan,
lalu
lintas,
rambu
cuaca
juga
sebagai
memberikan faktor
risiko
terjadinya kecelakaan (Fadel, 2014)
atau
Faktor yang berhubungan dengan
mempunyai karyawan paling sedikit 10
kecelakaan
orang.
Menurut International Labour
dipengaruhi oleh pengemudi kendaraan.
Organization (ILO) 2001 kelelahan
Oleh sebab itu, untuk mencegah efek
adalah berkurangnya kemampuan fisik
kelelahan yang lebih lanjut misalnya
dan
terjadi
mental
sebagai
akibat
dari
lalu
kecelakaan
lintas
maka
sangat
sebaiknya
penggunaan berlebih pada fisik, mental
diadakan pemulihan dengan istirahat
atau
(Fadel, 2014).
emosional
yang
juga
dapat
mengurangi hampir seluruh kemampuan
Berdasarkan hasil wawancara dengan
fisik termasuk kekuatan, kecepatan,
pengemudi angkutan kota trayek Teling
kecepatan
dan
di
atau
pengemudi angkutan kota trayek Teling
reaksi,
pengambilan
koordinasi,
keputusan
keseimbangan.
Manado
dapat
pekerjaannya selama 12 jam per hari
mengakibatkan menurunnya kesiagaan
sudah termasuk istirahat, pengemudi
dan perhatian, penurunan dan hambatan
memulai pekerjaannya dari pukul 05:00
persepsi serta waktu reaksi pada saat
WITA bekerja sampai pukul 17:00
mengemudi yang lambat. Selain itu,
WITA, masa kerja pengemudi juga
pengemudi
didapati
pengemudi
akan
mengantuk
kemungkinan
akan
kewaspadaan.
Faktor
dan
kehilangan
sudah
Manado
bahwa
di
pada
kota
diketahui
2009)
Kelelahan
(Andiningsari,
Kota
pengemudi bekerja
melakukan
angkutan
sebagai
yang
pengemudi
perilaku
angkutan lebih dari 11 tahun, Peneliti
ngebut,
melihat sikap kerja yang monoton dalam
mabuk, dsb), kurang tidur (sleep less),
waktu lama pada pengemudi angkutan
kecakapan
kota khususnya trayek teling, dan sikap
pengemudi
(tidak
disiplin,
pengemudi,
pengalaman
kerja (pengemudi lama/baru), begitu
kerja
juga
kejenuhan dan kebosanan dalam sehari-
umur
pengemudi kecelakaan
dan ikut lalu
waktu
istirahat
berkontribusi lintas.
demikian
dapat menimbulkan
pada
hari, pekerjaan pengemudi angkutan
Faktor
trayek teling juga sehari-hari harus
2
merasakan suhu yang panas dan masalah
penelitian. Selanjutnya kriteria ekslusi
psikologis, misalnya masalah padatnya
pengemudi yang tidak berada di tempat
kendaraan yang ada di Manado sehingga
saat penelitian dan pengemudi yang
sering
menolak untuk diteliti.
mengalami
kemacetan,
dan
setoran yang kurang karena angkutan
Instrumen
yang
digunakan
kota semakin bertambah dan penumpang
adalah (1) kuesioner gejala kelelahan
semakin
umum
sedikit,
dengan
demikian
IFRC
(International
terkadang pengemudi angkutan atau
Research
supir
mengesampingkan
Association of Industrial Health) (2)
makanan yang mereka makan sehingga
Timbangan untuk mengukur berat badan
dapat terjadi kelelahan kerja.
responden
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti
mengetahui tinggi badan responden (4)
tertarik untuk mengetahui lebih lanjut
Alat
tentang faktor-faktor yang berhubungan
dilakukan yaitu univariat variabel bebas
dengan kelelahan kerja pada pengemudi
adalah umur, masa kerja dan status gizi
angkutan kota teling di Kota Manado.
sedangkan variabel
angkut
tulis
Committee
(3)
of
Fatigue Japanese
Mikrotoise
menulis.
untuk
Analisis
data
terikat adalah
kelelahan kerja. analisis bivariat untuk menganalisis hubungan umur, masa
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
menggunakan
cross
kerja dan status gizi dengan kelelahan
sectional study. Penelitian dilakukan
kerja pada pengemudi angkutan kota
wilayah jalur pengemudi angkutan kota
trayek Teling di Kota Manado. Analisis
trayek Teling Kota Manado pada bulan
yang digunakan menggunakan uji chi
Maret sampai dengan bulan Juli 2017.
square dengan α = 0,05.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pengemudi angkutan kota trayek
HASIL PENELITIAN
Teling Kota Manado yang berjumlah 61
Distribusi Faktor Umur Pengemudi
orang. Sampel dalam penelitian ini
Angkutan Kota Trayek Teling
adalah pengemudi angkutan kota trayek
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden
Teling yang telah memenuhi kriteria
berdasarkan Umur Pada Pengemudi
inklusi dan ekslusi. Pengemudi yang
Angkutan Kota Trayek Teling di Kota
diambil untuk memenuhi kriteria inklusi
Manado.
pengemudi yang tercatat di basis Teling,
Umur 26-35 36-45 46-55 56-65 66-72
pengemudi
yang
rutin
menjalani
pekerjaan pengemudi angkutan kota dan pengemudi yang ada ditempat pada saat
3
n 16 11 15 11 8
% 26,2 18,1 24,5 18,1 13,1
Total 61 100% Dari tabel 1 distribusi pengemudi
Distribusi Status Gizi Pengemudi
berdasarkan umur terdapat frekuensi
Angkutan Kota Trayek Teling
terbanyak berada pada umur 26-35
Berdasarkan data dari hasil pengukuran
Tahun sebanyak 16 orang (26,2%), dan
yang
paling sedikit berada di kategori umut
responden yang didapat sebagai berikut:
66-72 sebanyak 8 orang (13,1%), pada
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden
kategori umur 36-45 Tahun sebanyak 11
berdasarkan
orang (18,1%),kategori umur 46-55
Pengemudi
Tahun sebanyak 15 orang (24,5%) dan
Teling di Kota Manado.
pada kategori 56-65 Tahun sebanyak 11
telah
Status Gizi Normal Lebih Kurang Total
orang (18,1).
Distribusi Masa Kerja Pengemudi
dilakukan,
Status Angkutan
status
gizi
Gizi
Pada
Kota
Trayek
n 18 42 1 61
% 29,5 68,9 1,6 100
Angkutan Kota Trayek Teling Berdasarkan data yang telah dilakukan,
Dari tabel 3 distribusi pengemudi
karakteristik masa keja responden yang
berdasarkan status gizi yang telah
didapat sebagai berikut:
didapat hasil frekuensi terbanyak pada
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden
kategori status gizi lebih adalah 42
berdasarkan
Masa
Kerja
Pada
orang (68,9%) dan sedikit pada kategori
Pengemudi
Angkutan
Kota
Trayek
status gizi kurang adalah 1 oarang (1,6%) dan pada kategori status gizi
Teling di Kota Manado. Masa n Kerja 1-10 23 11-20 24 21-51 14 Total 61 Dari tabel 2 distribusi
normal 18 orang (29,5%)
% 37,8% 39,3% 22,9% 100% pengemudi
Distribusi
Kelelahan
Kerja
Pengemudi Angkutan Kota Trayek Teling Berdasarkan data dari hasil pengukuran
berdasarkan yang telah didapat frekuensi
yang
terbanyak terdapat pada kategori 11-20
telah
dilakukan,
kelelahan
responden yang didapat sebagai berikut:
Tahun sebanyak 24 orang (39,3%) dan frekuensi sedikit terdapat pada kategori 21-51 sebanyak 14 orang (22,9) dan untuk kategori 1-10 sebanyak 23 orang (37,8%).
4
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden
yang bermakna antara umur dengan
berdasarkan
Pada
kelelahan kerja. Nilai OR yaitu 3.627
Trayek
artinya umur ≥48 tahun kemungkinan
Pengemudi
Kelelahan Angkutan
Kera Kota
Teling di Kota Manado.
menghasilkan kelelahan kerja 3.627
Status n % Gizi Normal 18 29,5 Lebih 42 68,9 Kurang 1 1,6 Total 61 100 Dari tabel 4 distribusi pengemudi
lebih banyak dibanding dengan umur
berdasarkan kelelahan kerja yang telah
Dari hasil uji statistik chi-square yang
didapat pada kategori lelah adalah 35
sudah dilakukan hubungan masa kerja
orang (57,4) dan pada kategori kurang
dengan kelelahan kerja dapat dilihat
lelah adalah 26 orang (42,6%).
pada tabel 6 sebagai berikut:
<48 tahun.
Analisis
Hubungan
Masa
Kerja
dengan Kelelahan Kerja
Tabel 6 Hubungan Antara Masa Kerja Analisis Hubungan Umur dengan
Dengan Kelelahan Kerja.
Kelelahan Kerja
Masa Kerja
Dari hasil uji statistik yang sudah dilakukan hubungan umur dengan
≥15 Tahun <15 Tahun Total
kelalahn kerja dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut: Tabel 5 Hubungan Antara Umur Dengan
32
19
pvalue
OR
0.015
3.627
31 30
29
61
umur dengan kelelahan kerja dapat Kelelahan Jumlah pvalue OR dilihat pada table 6 dimana hasil yang kerja Lelah Kurang telah didapat menunjukkan nilai Lelah p=0.015 (α<0.05) yang berarti terdapat n n 21 10 31 0.015 3.627hubungan signifikan atau hubungan
≥48 Tahun <48 11 19 30 Tahun Total 32 29 61 Hasil uji statistik chi-square hubungan
yang bermakna
menunjukkan
kerja
3.627 artinya masa kerja ≥15 tahun kemungkinan menghasilkan kelelahan kerja 3.627 lebih banyak dibanding
dilihat pada table 5 dimana hasil yang didapat
antara masa
dengan kelelahan kerja. Nilai OR yaitu
umur dengan kelelahan kerja dapat
telah
11
Jumlah
Hasil uji statistik chi-square hubungan
Kelelahan Kerja. Umur
Kelelahan kerja Lelah Kurang Lelah n n 21 10
dengan masa kerja <15 tahun.
nilai
p=0.015 (α<0.05) yang berarti terdapat Analisis
hubungan signifikan atau hubungan
Hubungan
dengan Kelelahan Kerja 5
Status
Gizi
Dari hasil uji statistik yang sudah
kelelahan akan mudah terjadi. Seseorang
dilakukan hubungan status gizi dengan
yang berumur muda sanggup melakukan
kelahan kerja dapat dilihat pada tabel
pekerjaan berat dan sebaliknya jika
4.7 sebagai berikut:
seseorang
Tabel 7 Hubungan Antara Masa Kerja
kemampuan untuk melakukan pekerjaan
Dengan Kelelahan Kerja.
berat akan menurun. Misalnya pada
Status Gizi
Kelelahan kerja Lelah Kurang Lelah n n 6 12 26 17
lanjut
maka
umur 50 tahun kapasitas kerja tinggal
Jumlah pvalue
80% dan pada umur 60 tahun menjadi 60% dibandingkan dengan kapasitas
Normal 18 Tidak 43 0,053 Normal Total 32 29 61 Hasil uji statistik chi-square hubungan
yang berumur 25 tahun.
Masa Kerja Distribusi responden menurut masa
status gizi dengan kelelahan kerja dapat
kerja,
dilhat pada tabel 4.7, dimana hasil uji
didapatkan
terbanyak
adalah
responden yang masa kerja 11-20 tahun
statistik menunjukkan nilai p=0.053
sebanyak 24 responden (39,3%). Masa
(α>0.05) yang berarti tidak terdapat
kerja merupakan salah satu faktor yang
hubungan signifikan atau hubungan
mempengaruhi
yang bermakna antara status gizi dengan
mengalami
kelelahan kerja.
seseorang
kelelahan
dalam
kerja
karena
dengan masa kerja yang lebih lama akan membuat
PEMBAHASAN
seseorang
mengalami
kebosanan dalam pekerjaan tersebut dan
Umur
akan menimbulkan kelelahan kerja.
distribusi yang didapat menurut umur,
Menurut
didapatkan terbanyak adalah 26-35 yaitu
memberikan
sebanyak 26 responden (26,2%). Umur
mempengaruhi mengalami
seseorang
kelelahan
kerja
efektivitas
dalam
dampak positif
Selain seperti
dan
perfomance
kerja,
dapat memebawa efek negatif berupa adanya ketahanan tubuh terhadap proses
kapasitas atau kemampuan seseorang
kerja yang berakibat terhadap timbulnya
dalam bekerja. Menurut Umyati (2009)
kelelahan.
Usia seseorang mempengaruhi BMR Rate)
(2013)
semakin lama masa kerja seseorang
karena
dengan umur seseorang dapat mengubah
Metabolisme
Marif
menurunkan ketegangan, peningkatan
merupakan salah satu faktor yang
(Basal
berusia
individu
tersebut, semakin bertambahnya usia maka BMR akan semakin menurun dan
6
Status Gizi
ada hubungan bermakna antara umur
Menurut Faiz (2014) Diketahui jam
dengan kelelahan kerja pada pengemdi
kerja yang panjang lebih berpengaruh
angkutan kota trayek teling, dengan nilai
terhadap
jika
p = 0,015 (p<0,05). Menurut dari ILO &
kesehatan
WHO (1996) yang dikutip dalam jurnal
Kesegaran jasmani dan rohani adalah
Herliani (2012) usia seseorang akan
penunjang
mempengaruhi kondisi dan kapasitas
terjadinya
dipengaruhi
oleh
kelelahan faktor
penting
produktivitas
seseorang dalam kerjanya.
tubuh dalam melakukan aktivitasnya. Pada usia 50 tahun, kapasitas kerja
Kelelahan Kerja
berkurang hingga 80% dan pada usia 60
Berdasarkan dari hasil yang didapat
tahun kapasitasnya hanya tinggal 60%
dalam
saja
pengukuran
kelelahan
kerja
dibandingkn
dengan
kapasitas
dengan menggunakan kuesioner dengan
pekerja yang berusia 25 tahun. Pada usia
30
pekerja
65- 70 secara berangsur kekuatan otot
pengemudi angkutan kota trayek Teling
yang dimilikinya akan menurun hingga
yang mengalami kelelahan terdapat 32
sekitar
responden dan yang kurang mengalami
kekuatan oto yang dimiliki oleh orang
kelelahan
yang
pertanyaan
terdapat
terdapat
29
responden.
65%-70%
berusia
dibandingkan
20-30
tahun.
Jadi
Menurut Setyawati (2012) Faktor-faktor
seseorang yang berusia lebih muda
yang
terhadap
mampu melakukan pekerjaan berat dan
terhadap terjadinya kelelahan kerja,
sebaliknya jika seseorang bertambah
bermacam-macam, mulia dari faktor
usianya maka kemampuan melakukan
lingkungan kerja yang tidak memadai
pekerjaan berat akan menurun. Semakin
untuk bekerja sampai kepada masalah
bertambahnya usia, tingkat kelelahan
psikososial dapat berpengaruh terhadap
akan semakin cepat terjadi.
dapat
berpengaruh
teradinya kelelahan kerja. Lingkungan kerja yang nyaman dan ventilasi udara
Hubungan
yang adekuat, didukung oleh tidak
Kelelahan Kerja
adanya kebisingan akan mengurangi
Berdasarkan
kelelahan kerja.
Masa
Kerja
hasil
uji
Dengan
statistik
menggunakan chi square menunjukkan ada hubungan bermakna antara masa
Hubungan Umur Dengan Kelelahan
kerja dengan kelelahan kerja pada
Kerja
pengemudi angkutan kota trayek Teling,
Berdasarkan
hasil
uji
statistik
dengan nilai p = 0,015 (p<0,05). Dari
menggunakan chi square menunjukkan
analisis ini dapat diketahui semakin
7
lama masa kerja pekerja semakin tinggi
pengemudi angkutan kota trayek Teling,
menimbulkan kelelahan pada pekerja,
dengan nilai p = 0,053 (p>0,05).
Ini disebabkan oleh karena semakin
Penelitian lain yang dilakukan oleh
lama seseorang bekerja maka perasaan
Atiqoh (2013) mengenai faktor-faktor
terbiasa
yang
yang berhubungan dengan kelelahan
dilakukan akan berpengaruh terhadap
menunjukkan hasil yang sama tidak
tingkat daya tahan tubuhnya terhadap
terdapat hubungan status gizi dengan
kelelahan yang dialaminya. Pengalaman
kelelahan kerja kerja pada pekerja
kerja juga akan dapat membedakan
konveksi bagian penjahitan di CV.
pengaruh kondisi kerja terhadap dampak
Aneka Garment Gunungpati Semarang.
yang mungkin timbul terhadap dirinya
Adapun penelitian yang dilakukan oleh
sendiri (Faiz, 2014).
Virgy (2011) mengenai faktor-faktor
dengan
pekerjaan
Ditambah lagi dengan penelitian oleh
yang berhubungan dengan kelelahan
Atiqoh (2013) tentang faktor-faktor
kerja
menunjukkan
yang berhubungan dengan kelelahan
hubungan antara status gizi dengan
kerja pada pekerja konveksi bagian
kelelahan
penjahitan di CV Aneka Garment
Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum
Gunungpati Semarang dengan hasil
Daerah (RSUD) Pasar Rebo Jakarta.
menggunakan uji chi-square terdapat
Demikian juga dalam penelitian oleh
adanya hubungan yang signifikan atau
Fadel (2014) hasil yang didapatkan tidak
bermakna masa kerja dengan kelelahan
terdapat hubungan status gizi dengan
kerja. Hasil penelitian juga yang di
kelelahan
lakukan oleh Srini (2013) terdapat
Pengangkutan BBM di TBBM PT.
hubungan antara masa kerja dengan
Pertamina Parepare. Dalam penelitian
kelelahan kerja pada pekerja mebel di
Irma (2014) juga menunjukkan hasil
CV. Mercusuar dan CV. Mariska Desa
penelitiannya tidak terdapat hubungan
Leilem, Kecamatan Sonder, Kabupaten
status gizi dengan kelelahan kerja pada
Minahasa.
Unit
Status
Gizi
hasil
pada
Paving
Galian
Pengemudi
Block
CV.
Kecamatan
Biringkanaya Kota Makassar.
Dengan
Maurits (2012) yang di kutip dalam
Kelelahan Kerja Berdasarkan
terdapat
pada karyawan di
kerja
Produksi
Sumber Hubungan
kerja
tidak
uji
statistik
Kroons (2014) Status gizi normal sangat
menggunakan chi square menunjukkan
membantu
tidak adanya hubungan bermakna antara
melaksanakan pekerjaannya. Kebutuhan
status gizi dengan kelelahan kerja pada
gizi yang tercukupi akan menghasilkan
8
tenaga
kerja
dalam
energi sehingga tenaga kerja tidak akan
yang berhubungan dengan kelelahan
kekurangan
kerja.
energi
menyebabkan
yang
kelelahan.
dapat
Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
pekerja yang selalu dimonitor dengan
Andiningsari. 2009. Hubungan Faktor
baik dan pemberian gizi yang memadai
internal dan eksternal pengemudi
dapat menurunkan kelelahan kerja.
terhadap
kelelahan
pada
pengemudi travel X-trans Jakarta trayek
KESIMPULAN
Jakarta-Bandung
1. Terdapat
hubungan
antara
umur
2009,
Fakultas
dengan
kelelahan
kerja
pada
Universitas
tahun
Mayrakat
Indoensia,Depok.
pengemudi angkutan kota trayek
https://www.google.com/url?sa=t&
teling di Kota Manado.
rct=j&q=&esrc=s&source=web&c
2. Terdapat hubungan antara masa kerja dengan
pada
KEwiK9bTt_qvVAhUIWLwKHW
pengemudi angkutan kota trayek
h9C1sQFggmMAA&url=http%3A
teling di Kota Manado.
%2F%2Flib.ui.ac.id%2Ffile%3Ffil
3. Tidak
kelelahan
terdapat
kerja
d=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahU
hubungan
antara
e%3Ddigital%2F125826-S-5848-
status gizi dengan kelelahan kerja
Hubungan%2520faktor-
pada
HA.pdf&usg=AFQjCNFN_tQ8x9
pengemudi
angkutan
kota
trayek teling di Kota Manado.
XsbW97zc7DDQVbKQBHZA Atiqoh.
2013.
Faktor-Faktor
Yang
SARAN
Berhubungan Dengan Kelelahan
1. Untuk menambah pengetahuan dan
Kerja
wawasan
Konveksi
Bagian Penjahitan di CV Aneka
menambah refrensi bagi penelitian
Garment Gunungpati Semarang.
sejenisnya.
http://eprints.undip.ac.id/53714/1/4
trayek
pengemudi Teling di
dan
Pekerja
untuk
2. Bagi
peneliti
Pada
angkutan
764.pdf
Manado
Fadel, 2014. Faktor Yang Berhubungan
mengurangi waktu kerja dan beban
Dengan Kelelahan Kerja Pengemudi
kerja yang berat bagi pengemudi
Pengangkutan Bbm Di TBBM PT.
yang berumur lebih dari 48 tahun dan
PertaminaParepare.
masa kerja yang lebih dari 15 tahun
http://repository.unhas.ac.id/bitstrea
dan juga beristirahat secukupnya.
m/handle/123456789/10407/MUHA
3. Dapat memberikan informasi dan
MMAD%20FADEL%20K1111091
pengetahuan
Kota
kota
tentang
faktor-faktor
1.pdf?sequence=1
9
Faiz.
2014.
Faktor-Faktor
Yang
Kelelahan
Kerja
Pada
Pekerja
Berhubungan Dengan Kelelahan
Mebel Di Cv. Mercusuar Dan CV.
Kerja
Mariska Desa Leilem Kecamatan
Pada
Operator
Pekerja
Spbu
Ciputat
Bagian
Di
Kecamatan
Tahun
2014
Sonder Kabupaten Minahasa. Umyati,
2009.
Faktor-Faktor
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace
Berhubungan
/bitstream/123456789/26124/1/NU
Kerja Pada Pekerja Penjahit Sektor
RLI%20FAIZ-fkik.pdf
Usaha
Marif A. 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan
Informal
Ketapang
Kelelahan
Dengan
Yang
Kelelahan
Di
Cipondoh
Wilayah Tangerang
Tahun 2009
Pada Pekerja Pembuatan Pipa Dan
Virgy. S 2011. Faktor-Faktor Yang
Menara Tambat Lepas Pantai (Epc3)
Berhubungan
Di Proyek Banyu Urip Pt Rekayasa
Kerja Pada Karyawan Di Instalasi
Industri,
Gizi Rumah Sakit Umum Daerah
Serang-Banten
Tahun
Dengan
Kelelahan
2013.
(Rsdu) Pasar Rebo Jakarta Tahun
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/
2011
handle/123456789/26493
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/
Setyawati.
2012.
Kelelahan
Selintas
Kerja.
Tentang
bitstream/123456789/894/1/SULIST
Yogyakarta.
YA%20VIRGY-FKIK.PDF
Amara Books
Maurits, Lsk. 2012. Selintas Tentang
Srini. 2013. Hubungan Antara Umur,
Kelelahan Kerja.Yogyakarta: Amara
Masa Kerja Dan Status Gizi Dengan
Books.
10