FAKTOR – FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA DUPLIKASI PENOMORAN BERKAS REKAM MEDIS RUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN 2016
KARYA TULIS ILIMIAH
OLEH: NOVA SUSANTI 1313466028
AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMATIKA KESEHATAN (APIKES IMELDA MEDAN) T.A. 2015/2016
FAKTOR – FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA DUPLIKASI PENOMORAN BERKAS REKAM MEDIS RUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN 2016
HASIL PENELITIAN
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
OLEH: NOVA SUSANTI 1313466028
AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMATIKA KESEHATAN (APIKES IMELDA MEDAN) T.A. 2015/2016
LEMBAR PERSETUJUAN
FAKTOR – FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA DUPLIKASI PENOMORAN BERKAS REKAM MEDIS RUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN 2016
OLEH : NOVA SUSANTI 1313466028
Penelitian ini telah disetujui oleh Dosen Pembimbing sebagai Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya di Perekam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda Medan
Disetujui: Dosen Pembimbing
(Ali sabela S.Kep,Ns)
Diketahui Direktur Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan (APIKES) Imelda Medan
(dr. Suheri Parulian Gultom. M. Kes)
PERNYATAAN
FAKTOR – FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA DUPLIKASI PENOMORAN BERKAS REKAM MEDIS RUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN 2016
TUGAS AKHIR Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali ada beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan,
Juli 2016
NOVA SUSANTI 1313466028
LEMBAR PENGUJIAN
Pelitian dengan judul : FAKTOR – FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA DUPLIKASI PENOMORAN BERKAS REKAM MEDIS RUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN 2016
OLEH : NOVA SUSANTI 1313466028 Telah diuji dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Pada tanggal Juli tahun 2016
Penguji I
:
(
)
Pengguji II
:
(
)
Pengguji III
:
(
)
Disahkan Oleh : Direktur Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan (APIKES) Imelda Medan
Dr. Suheri Parulian Gultom, M. Kes
AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA MEDAN NAMA : NOVA SUSANTI NIM : 1313466028 JUDUL : Faktor-faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Duplikasi Penomoran Berkas Rekam Medis Di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016 ABSTRAK Penomoran nomor rekam medis yang baik merupakan salah satu kunci keberhasilan atau kebaikan manajemen rekam medis dari suatu pelayanan kesehatan, tentunya jika didukung dengan sistem yang baik. Sumberdaya manusia yang bermutu dan prosedur atau tata kerja yang baik serta sarana atau fasilitas yang memadai. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apa saja faktor penyebab terjadinya penduplikasian nomor rekam medis di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan metode penelitian pendekatan kualitatif. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan cross-sectional. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi . Populasi sebanyak 7200 berkas rekam medis dan sampel sebanyak 720 berkas rekam medis. Sebagai responden adalah berkas rekam medis. Dari hasil penelitian diperoleh nahwa nomor rekam medis yang terjadi duplikasi sebanyak ( 1,45%) dan nomor rekam medis yang tidak terduplikasi sebanyak( 98,63%). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan adanya sistem komputerisasi di rumah sakit umum imelda pekerja indonesia medan akan menjadi baik apabila petugas benarbenar memperhatikan kinerjanya sehingga tidak akan menimbulkan kekeliruan dalam penomoranrekam medis supaya pelayanan lebih maksimal.
Kata kunci : Faktor-Faktor Penyebab Duplikasi Penomoran Ganda Berkas Rekam Medis
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1.
IDENTITAS DIRI Nama
: Ega fitriyani ritonga
Tempat Tanggal Lahir
: Sigabu julu, 08 november 1993
Agama
: Islam
Anak
: 2 dari 5 bersaudara
Alamat
: Dusun sigabu, desa tanjung medan
II. IDENTITAS ORANG TUA Nama Ayah
: Tuani Ritonga
Pekerjaan
: Wiraswasta
Nama ibu
: Lelyani
Alamat
: Dusun sigabu,desa tanjung medan
III. RIWAYAT PENDIDIKAN SD Negeri 114380 Padang Laut
: 2000-2006
SMP Negeri 2 Bilah Barat
: 2006-2009
MAN Rantauprapat
: 2009-2012
APIKES Imelda Medan
: 2013-2016
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis Revisi VI, Jakarta : Rineka Cipta. Ery, Rustiyanto. 2009. Etika Profesi : Perekam Medis dan Informasi Kesehatan, Yogyakarta : Graha Ilmu. Gemala, Hatta. 2011. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta : Fakultas Kedokteran Indonesia. Menkes RI. 2007. Kepmenkes Nomor 377 Tahun 2007 Tentang Standar Profesi Perekam medis dan Informasi Kesehatan. Jakarta : Indonesia Notoatmodjo. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Sabarguna, Boy. S. 2008. Rekam Medis Terkomputerisasi. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Saryono. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi Pemula. Jogyakarta : Mitra Cendekia Press. Yodhia, Antariksa. 2007. Kompetensi. Dikutif pada tanggal 22 juni 2016 pukul 17.00 wib. http: //strategimanajemen.net/membangunmanajemen-sdm-berbasis-kompetensi/2007/09.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah Swt. Atas rahmad dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul “Tinjauan Kompetensi Petugas Rekam Medis Terhadap Mutu Pelayanan Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan 2016. Karya tulis ilmiah ini merupakan syarat dalam memenuhi tugas Tugas Akhir dalam mencapai gelar Ahli Madya Kesehatan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempernaan Karya Tulis Ilmiah ini. Keberhasilan penulis dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan moril dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. H.R. Imran Ritonga,MSc selaku Ketua Yayasan Imelda. 2. Dr. Imelda Liana Ritonga, S.Kep, M.Pd,MN selaku Ketua Stikes Yayasan Imelda Medan. 3. Dr. Suheri P. Gultom, M.Kes selaku Direktur Akademi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan (APIKES) Imelda Medan. 4. Esraida Simanjuntak, SKM, selaku Pudir 1 APIKES Imelda Medan.
i
5. Ali Sabela Hasibuan, S.Kep.Ns, selaku Pudir II APIKES imelda medan juga selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan arahan, bimbingan dan nasehat kepada penulis mulai dari awal sampai selesai karya tulis ilmiah ini. 6. Dra. Rani Robett, M. Kom, selaku pudir III APIKES Imelda Medan. 7. Seluruh Staf Pengajar dan Staf Administrasi Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda Medan yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan serta membekali penulis ilmu pengetahuan. 9. Terima kasih kepada ayah saya tersayang suwito dan ibunda saya suryati yang telah membesarkan penulis sampai sekarang ini dan banyak memberikan dukungan kepada penulis dari segi materi, motivasi, semangat, doa dan kasih sayang dengan tulus yang tidak ternilai harganya dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah selama mengikuti perkuliahan di Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda Medan. 10.Buat adik2 saya, ulva malinda, miftahudduris, dan maya dillakuffah, dan bk ros, lek sastra, lek ismet yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 11. Buat Teman-teman satu kamar saya zuraida, yuli hikmah,citra deviana, sri hardianti laia, dan untuk nurul azara, ita zurliana tanjung, yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan kepeda penulis dalam menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan maupun bantuan dalam penyusunan Karya Tulis
ii
Ilmiah ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi para pembaca, semoga allah SWT memberikan rahmad dan hidayah-nya kepada kita semua. Amin.
Medan,
Juli 2016
Penulis
(Nova susanti)
iii
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PENGUJIAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP ABSTRAK KATA PENGANTAR .................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................. DAFTAR TABEL .......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
i iv
BAB I
PENDAHULUAN ......................................................................... 1.1 Latar Belakang.................................................................... 1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................ 1.4 Mamfaat Penelitian .............................................................
1 1 7 7 7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ........................................................................ 2.1.1 Rekam Medis ............................................................ 2.1.2 Tujuan Rekam Medis ................................................ 2.1.3 Kegunaan Rekam Medis .......................................... 2.2 Kompetensi ......................................................................... 2.2.1 Pengertian Kompetensi ............................................. 2.2.2 Kompetensi Rekam Medis ........................................ 2.2.3 Kategori Kompetensi Perekam Medis ...................... 2.2.3.1 Kompetensi Pokok ........................................ 2.2.3.2 Kompetensi Pendukung................................. 2.3 Mutu Pelayanan Kesehatan ................................................ 2.3.1 Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan .......................... 2.3.2 Faktor-Faktor Penilaian Mutu Pelayanan Kesehatan 2.4 Kerangka Konsep ...............................................................
8 8 8 9 11 11 11 12 12 14 15 16 19 20
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ................................................................... 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................ 3.2.1 Waktu Penelitian ...................................................... 3.2.2 Tempat Penelitian ..................................................... 3.3 Populasi, Teknik Sampling dan Sampel ............................. 3.3.1 Populasi .................................................................... 3.3.2 Teknik Sampling ...................................................... 3.3.3 Sampel ......................................................................
22 22 22 22 23 23 23 23
BAB III
iv
3.4 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional .................... 3.4.1 Variabel Penelitian ................................................... 3.4.2 Defenisi Operasional ................................................ 3.5 Instrumen dan Teknik Pengumpulan data .......................... 3.5.1 Instrumen Penelitian ................................................. 3.5.2 Teknik Pengumpulan data ........................................ 3.6 Teknik Pengolahan data dan Analisis Data ........................ 3.7 Teknik Analisis data .......................................................... BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ................................. 4.1.1 Sejarah RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan ....... 4.1.2 Visi dan Misi RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan 4.1.3 Falsafah dan Motto ................................................... 4.1.4 Struktur Organisasi RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan ...................................................... 4.2 Hasil Penelitian................................................................... 4.2.1 Hasil Uji Frekuensi Krakteristik Responden ............ 4.3 Pembahasan ....................................................................... BAB V
PENUTUP 5.1 Kesimpulan ......................................................................... 5.2 Saran ...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
23 23 24 26 26 26 28 29
27 27 28 29 33 30 30 34
36 36
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Tabel distribusi Jenis Kelamin ............................................................ 30 Tabel 4.2 Tabel Distribusi Umur ........................................................................ 31 Tabel 4.3 Tabel Distribusi Pendidikan ................................................................ 31 Tabel 4.4 Tabel Distribusi Kompetensi Petugas Rekam Medis .......................... 32 Tabel 4.5 Tabel Silang Mutu Pelayanan Berdasarkan Jenis Kelamin ................ 32 Tabel 4.6 Tabel Silang Mutu Pelayanan Berdasarkan Umur .............................. 33 Tabel 4.7 Tabel Silang Mutu Pelayanan Berdasarkan Pendidikan ..................... 33
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Kerangka Konsep .........................................................................
vii
19
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Menurut world health organization Tahun 2010 menyatakan rumah sakit adalah suatu bagian dari organisasi medis dan sosial yang mempunyai fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat, baik kuratif maupun prepentif pelayanan keluarnya menjangkau keluarga dan lingkungan rumah. Rumah sakit berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010 menjelaskan rumah sakit umum adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara lengkap yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Berkas rekam medis yang pertama sekali berkunjung ke rumah sakit akan disimpan sesuai dengan peraturan yang ada. Berkas rekam medis yang berisi data individual yang bersifat rahasia,maka setiap lembar formulir berkas rekam medis harus di lindungi secara di maksukkan ke dalam folder berisi data dan informasi hasil pelayanan yang di peroleh pasien secara individu. Jika pasien berobat ulang, maka berkas rekam medis di ambil kembali untuk sekurang – kurangnya lima tahun sejak pasien berobat terakhir atau berobat pulang dari rumah sakit ( barthos, 2009)
1
2
Dalam menjaga kelangsungan suatu rumah sakit agar bisa menjalankan pelayanan dan pengembangan diperlukan pengelolaan rumah sakit yang efisien. Keberhasilan pelayanan medis suatu rumah sakit dapat dimulai pada bagian tempat pendaftaran pasien rawat jalan, dimana pasien yang datang ke rumah sakit hanya mendapat satu nomor rekam medis. Nomor rekam medis berperan penting dalam memudahkan pencaharian berkas rekam medis, apabila pasien kemudian datang kembali berobat di sarana – sarana pelayanan kesehatan, oleh karena itu rekam medis hanya di berikan satu pasien. Pasien lama yang datang untuk berobat perhari yang tidak membawa kartu (KIB) 15-20 pasien dan dalam melakukan proses pendaftaran petugas memerlukan waktu rata – rata 15 menit, petugas melakukan proses pendaftaran awal yaitu menanyakan nomor rekam medis pasien, apabila pasien tidak ingat nomor rekam medisnya maka petugas mencari di buku legister, apabila tidak menemukan petugas membuatkan rekam medis baru, hal tersebut membuat pelayanan menjadi terganggu karena petugas memerlukan waktu yang lama dalam proses pendaftaran. Di sisi lain penggunaan sistem yang sekrang berlangsung pemprosesan data dan pemprosesan informasi memakan banyak waktu atau berlangsung lama dalam penerapannya sistem manual akan sulit melakukan kontrol karena pemprosesan data dilakukan oleh manusia sehingga terjadi kesalahan semangkin besar, terjadinya pengulangan pencatatan atau reduksi data dan
3
sistem manual kurang efisien karena perlu melakukan dokumentasi secara manual, data mudah hilang dan terjadi duplikasi nomor rekam medis. Dalam pemakaian
sistem
informasi
diharapkan
pemprosesan
data
akan
berlangsung cepat, sistem berbasis informasi akan memudahkan kontrol sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan dapat di tekan, sistem berbasis informasi lebih efisien karena dokumentasi akan dilakukan secara otomatis baik pembuatan laporan maupun pendaftaran pasien.(Susanto M 2012). Berdasarkan hasil pengamatan masih ditemukan penomoran ganda, yang berdampak pada sistem pengambilan kembali berkas rekam medis pasien, dan kesalahan dalam melakukan tindakan di karenakan diagnosa terakhir atau tindakan terakhir yang tertera di berkas rekam medis terakhir di gunakan pada pasien yang mendapatkan pelayanan medis. Penomoran satu pasien mempunyai satu nomor rekam medis, dan petugas pendaftaran petugasnya sesuai dengan standar yang di tetapkan rumah sakit,tetapi kekurangan dari standar tersebut adalah tidak ada pasien yang membawa kartu berobat serta datanya tidak ada di dalam komputer.(Resti rahayu,2013 ) Berdasarkan survei awal yang penulis lakukan di Rumah Sakit Umum Imelda pekerja indonesia medan dan setelah dilakukan wawancara dengan petugas rekam medis dan hasilnya yaitu, penerimaan pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Imelda medan terdapat sistem penomoran yang
4
digunakan unit numbering system yaitu setiap pasien yang berkunjung ke fasilitas pelayanan tersebut. Tetapi pada kenyataannya masih di temukan adanya duplikasi nomor rekam medis, satu nomor rekam medis di indikasikan dimiliki oleh beberapa pasien.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya duplikasi penomoran berkas rekam medis di rumah sakit umum imelda pekerja indonesia medan tahun 2016” 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana faktor penyebab terjadinya penomoran ganda pada berkas rekam medis di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan tahun 2016 ? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya penomoran ganda berkas rekam medis di Rumah sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia medan tahun 2016? 2. Mengidentifikasi prosedur sistem penomoran rekam medis.
5
1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat untuk : 1. Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi rumah sakit dalam merancang dan membuat kebijakan mengenai penomoran berkas rekam medis, agar tidak terjadi penomoran ganda. 2. Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan dan penyusunan karya tulis ilmiah dan mampu mengembangkan penelitian selanjutnya yang lebih mendalam terkait tentang duplikasi penomoran ganda. 3. Bagi instalasi Pendidikan Akademi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
6
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang berarti bagi peserta didik yang akan datang sehingga meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pengertian Rekam Medis Menurut PERMENKES No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah berkas berisikan catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah di berikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah di berikan kepada pasien, catatan merupakan tulisan – tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi mengenai tindakan – tindakan yang telah di lakukan kepada pasien dalam rangka pelayanan kesehatan. Undang – undang republik indonesia No. 44 tahun 2009 Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkaunoleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi –tingginya. Rekam medis adalah siapa, apa, dimana dan bagaimana perawatan pasien selama di rumah sakit, untuk melengkapi rekam medis harus memiliki data yang cukup tertulis dalam rangkaian kegiatan guna menghasilkan suatu diagnosa, jaminan, pengobatan dan hasil akhir (Rustiyanto,2009) Bentuk rekam medis dalam berupa manual yaitu tertulis lengkap dan jelas dan dalam bentuk elektronik sesuai ketentuan, rekam medis terdiri catatan-catatan data pasien yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan. Catatan-catatan data
2
tersebut sangat penting untuk pelayanan kesehatan. Catatan tersebut sangat penting untuk pelayanan bagi pasien karena dengan data yang lengkap dapat memberikan informasi dalam menentukan informasi dalam menentukan keputusan baiknpengobatan, penanganan, tindakan medis, dan lainnya. Dokter dan dokter gigi diwajibkan membuat rekam medis sesuai aturan yang berlaku. 2.1.2 Tujuan rekam medis Tujuan utama rekam medis adalah untuk secara akurat dan lengkap mendokumentasikan sejarah kehidupan dan kesehatan pasien, penyakit masa lalu dan sekarang, serta pengobatan dengan penekanan kejadian – kejadian yang mempengaruhi pasien selama periode perawatan dan menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan di rumah sakit karena tanpa didukung suatu pengelolaan rekam medis yang baik dan benar maka terti administrasi rumah sakit tidak akan berhasil sebagaimana yang di harapkan (Edna K huffman.RRA,2008) Tujuan dibuatnya rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pembuatan rekam medis di rumah sakit bertujuan untuk mendapatkan catatan atau dokumen yang akurat dan adekuat dari pasien, mengenai kehidupan dan riwayat kesehatan, riwayat penyakit di masa lalu dan sekarang, juga pengobatan yang telah di berikan sebagai upaya peningkatkan pelayanan kesehatan (Rustiyanto, 2009)
3
2.1.2.1 Tujuan primer 1. Pasien, rekam medis kesehatan merupakan alat bukti utama yang mampu membenarkan adanya pasien dengan identitas yang kelas dan telah mendapatkan sebagai pemeriksaan dan pengobatan di sarana pelayanan kesehatan segala hasil serta konsekuensi biayanya. 2. Pelayanan Pasien, rekam kesehatan mendokumentasikan pelayanana yang diberikan oleh tenaga kesehatan, penunjang medis dan tenaga lain yang bekerja dalam berbagai fasilitas pelayanan kesehatan. 3. Manajemen pelayanan, rekam kesehatan yang lengkap memuat segala aktivitas yang terjadi dalam manajemen pelayanan sehingga digunakan dalam menganalisis berbagai penyakit. 4. Menunjang pelayanan, rekam kesehatan yang rinci akan mampu menjelaskan aktivitas yang berkaitan dengan penanganan sumber yang ada pada organisasi pelayanan di rumah sakit, menganalisis kecenderungan yang terjadi dan mengomunikasikaninformasi di antara klinik yang berada. 5. Pembiayaan, rekam kesehatan yang akurat mencatat segal pemberian pelayanan kesehatan yang diterima pasien. 2.1.2.2 Tujuan Sekunder Tujuan rekam kesehatan ditujukan kepad hal yang berkaitan dengan lingkungan seputar pelayanan pasien yaitu untuk kepentingan seperti : 1. Edukasi a. mendokumentasikan pengalaman profesional dibidang kesehatan b. menyiapkan sesi pertemuan dan presentasi
4
c. bahan pengajaran 2. Peraturan a. bukti pengajuan perkara ke pengadilan b. membantu pemasaran pengawasan c. menilai kepatuhan sesuai standar pelayanan d. sebagai dasar pemberian akreditasi bagi professional dan rumah sakit 3. Riset a. mengembangkan produk baru b. melaksanakan riset klinis c. menilai tekologi d. menilai manfaat dan biaya sistem rekaman 4. pengambilan kebijakan a. melaksanakan rencan strategis b. memonitor perekam kesehatan 5. Industri a. melaksanakan riset dan pengembangan b. merencanakan strategi pemasaran (Gemala H,2008) 2.1.3 Kegunaan rekam medis Kegunaan rekam medis secara umum antara lain sebagai berikut : 1. sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahlinya yang ikutnambil bagian di dalam memberikan pelayanan pengobatan, perawatan kepada pasien.
5
2. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien. 3. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, pengembangan penyakit, dan pengobatan selama paien berkunjung/ dirumah sakit. 4. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya. 5. Menyediakan data – data khususnya yang sangat berguna untuk penelitian dan pendidikan. 6. Sebagai dasar di dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medik pasien terhadap program pelayan serta kualitas pelayanan. 7. Sebagai bahan yang berguna untuk menganalisa, penelitian dan evaluasi 8. Menjadi sumber ingatan yang harus di dokumentasikan, serta sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan.(Rustiyanto,2009) 2.1.4 Isi rekam medis Menurut Sunny Ummul Firdaus (2008), isi rekam medik merupakan catatan keadaan tubuh dan kesehatan, termasuk data tentang identitas dan data medik seorang pasien. Secara umum isi rekam medis dapat dibagi dalam dua kelompok data yaitu : 1. Data medik atau data klinis Data medik atau data klinis adalah segala data tentang riwayat penyakit, hasil pemeiksaan fisik, diagnosis, pengobatan sta hasiilnya, laporan dokter, perawat, hasil pemeriksaan laboratorium, ronsen dsb. Data ini merupakan data yang bersifat rahasia (confidential). Sehingga tidak dapat dibuka
6
kepada pihak ketiga tanpa izin dari pasien yang bersangkutan kecuali jika ada alasan lain. 2. Data sosiologi atau daya non-medik Data sosiologi atau data non-medik adalah seg yang tidak berkaitan langsung dengan data medik, seperti data identitas, data sosial ekonomi, alamat dsb. Data ini oleh sebagian orang dianggap bukan rahasia tetapi menurut sebagian lainnya merupakan data yang juga bersifat rahasia (confidensial). Konsil
kedokteran
indonesia
membagi
isi
rekam
medik
berdasarkan kondisi pasien yang sedang menjalani perawatan ada empat jenis, yaitu : 1. Rekam medik pasien rawat jalan Isi rekam medik sekurang-kurangnya memuat catatan/dokumen tentang : a. identitas pasien b. pemeriksaan fisik c. diagnisis/masalah d. tindakan/pengobatan e. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. 2. Rekam medik pasien rawat inap a. identitas pasien b. pemeriksaan c. diagnosis/masalah
7
d. persetujuantindakan medik (bila ada) e. tindakan pengobatan f. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. 3. Rekam medik pasien gawat darurat Data pasien rawat inap yang harus dimasukkan dalam medical record sekurang-kurangnya antara lain : a. Identitas pasien b. Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan c. Identitas pengantar pasien. d. Tanggal dan waktu e. Hasil anamnesis ( sekurang – kurangnya keluhan, riwayat penyakit) f. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis. g. Diagnosi h. Pengobatan dan tindakan i. Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat darurat dan rencana tindak lanjut. j. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan. k. Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan kesehatan lain l. Pelayanan lain yang telah diberikan oleh tenaga kesehata tertentu. 4. Pendelegasian membuat rekam medikkam medik,
8
Selain dokter dan dokter gigi yang membuat/mengisi rekam medik, tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien
dapat
membuat/mengisi
rekam
medik
atas
perintah/pendelegasian secara tertulis dari dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktek kedokteran. 2.2 Identifikasi pasien Identifikasi adalah pengumpulan data dan pencatatan segala keterangan tentang bukti-bukti dari seseorang sehingga kita dapat menetapkan dan mempersamakan keterangan tersebut dengan individu seseorang. Pasien adalah seorang individu yang mencari atau menerima perawatan medis. Identifikasi pasien adalah proses mencocokkan gelang identifikasi pasien pada pergelangan tangan kiri atau kanan yang tercantum nama lengkap, tanggal lahir dan nomor rekam medis dengan identitas orang yang diberikan, dilakukan tindakan/prosedur, diambil darah/sample, diberikan darah atau produk darah. Menurut federation of health record organizations, identifikasi pasien adalah langkah utama yang harus dilakukan suatu pelayanan kesehatan dalam pembuatan atau pencatatan medis pasien dimana informasi dasar dari seorang pasien mengenai indentitas diri pasien yaitu paling tidak memuat identitas sosial dan demokrasi sangat penting untuk direkam atau dicatat pada berkas rekam medis yang dapat di awal proses pelayanan kesehatan yaitu di tempat pendaftaran pasien rawat jalan.
9
Identifikasi pasien yang akurat merupakan tulang punggung yang efektif dan efesien catatan medis. Aspek penting pendaftaran pasien berdasrkan federation of health records orgsnizations adalah : 1. Ketika seorang pasien datang di rumah sakit atau klinik untuk pertama kalinya, mereka harus di daftar sebagai pasien baru. Untuk memastikan bahwa pasien tersebut merupakan pasien baru, biasanya mereka pasien baru, mereka harus ditanya apakah mereka sudah pernah ke rumah sakit atau klinik tersebut sebelumnya. Bahkan jika mereka katakan tidak, staf klinik harus tetap memeriksa fasilitas database pasien yang terkomputerisasi, indeks utama pasien manual atau dengan catatan kesehatan departemen, tergantung tingkat komputerisasi tersebut. 2. Jika pasien tidak memiliki indeks uta komputer, maka pasien atau nomor rekam medis, maka dilakukan identifikasi atau pencarian informasi mengenai pasien tersebut yang kemudian di kumpulkan dan masuk ke dalam database komputer, atau dicatat pada lembaran depan sebuah catatan baru, setelah pasien mendaftardan nomor legistrasi pasien diberikan. Nomor registrasi ini akan digunakan sebagai nomor rekam medis pasien. Dalam sistem manual, apabila ada seorang pasien masuk/mendaftar, atau pendaftaran pasien harus dijaga dengan memonitor nomor-nomor yang telah digunakan untuk registrasi seperti dibawah ini :
10
Tabel 2.1 registrasi pasien baru
No Rekam medis
Nama Pasien
Kunjungan/Tanggal
Dokter
08 15 23
Rusdi
08/03/2016
Dr.Toni
Nomor register ini mempertahankan sebagai kontrol untuk menghindari terjadinya penomoran ganda berkas rekam medis (duplikasi) dan pemberian nomor yang sama untuk dua pasien. Jika pasien memiliki indeks utama pasien dan nomor rekam medis, maka harus dilakukan pemeriksaan terhadap indentitas pasien dengan data sebelumnya dan dilakukan perubahan untuk dicatat pada berkas rekam medis. 2.2.2
Kartu pasien Kartu pasien atau kartu rumah sakit adalah kartu untuk menunjukkan anda
sebagai pasien di rumah sakit, pada kartu pasien/berobat minimal berisi informasi mengenai nomor rekam medis, nama, dan alamat pasien. Kartu berobat diberikan pasien pada saat pertama kali berkunjung kepada pelayanan kesehatan dan digunakan seterusnya untuk mendaftar ketika berobat kembali. a. Sistem Rekam Medis 1. Sistem Penamaan Sistem penamaan pada dasarnya untuk memberikan identitas kepada seorang pasien serta untuk membedakan antar pasien satu dengan pasien lainnya. Sehingga mempermudah/mempelancar didalam memberikan pelayanan rekam medis kepada pasien yang datang berobat ke rumah sakit. Dalam sistem penamaan rekam medis diharapkan :
11
a. Nama ditulis dengan huruf cetak dan mengikuti ejaan yang disempurnakan. b. Sebagai pelengkap bagi pasien perempuan diakhir nama lengkap ditambah Ny atau Nn sesuai dengan setatusnya. c. Pencantuman titel selalu dicetakkan sesudah nama lengkap pasien. d. Perkataan tuan, saudara, bapak tidak dicantumkan dalam penulisan nama pasien. 2. Sistem penomoran Sistem penomoran rekam medis adalah cara dalam pemberian nomor rekam medis. Sistem penomoran rekam medis berdasarkan internasional federation of healt records organizations diantaranya adalah : a. Sistem penomoran seri (Serial Numbering System) Dengan sistem ini penderita mendapat nomor baru setiap kunjungan ke rumah sakit, jika ia berkunjung lima kali maka ia akan mendapatkan lima nomor yang berbeda. b. Sistem penomoran unit(Unit Numbering System) Sistem ini memberikan satu nomor rekam medis baik pada pasien berobat jalan maupun rawat inap. Pada saat seorang penderita berkunjung pertama kali ke rumah sakit apakah sebagai pasien rawat jalan atau rawat inap kepadanya diberikan satu nomor(admitting number) yang akan dipakai selamanya untuk kunjungan seterusnya. Sehingga rekam medis penderita tersebut hanya tersimpan di dalam berkas di bawah satu nomor.
12
c. Sistem Penomoran Seri-Unit(serial seri unit numbering system) Sistem penomoran ini merupakan sistematis antara sistem seri dan sistem unit. Setiap pasien yang berkunjung di rumah sakit kepadanya di berikan satu nomor baru, tetapi rekam medisnya yang terdahulu digabungkan dan disimpan dibawah nomor yang paling baru,satu rumah sakit biasa membuat satu bank nomor, nomor-nomor disusun dalam satu buku induk atau buku register yang mana diberikan padaa satu orang yang khusus menangani distribusi nomor. 2.2.3 Cara pembuatan kartu indeks utama pasien (KIUP) Kartu indeks utama pasien adalah salah satu cara untuk menunjang kelancaran pelayanan terhadap pasien. Karena apabila seorang pasien lupa membawa kartu maka KIUP akan membantu untuk mencarikan data yang pasien yang diperlukan karena KIUP merupakan sumber data yang selamanya harus disimpan, maka harus dibuat selengkapnya dan jelas. Dalam KIUP memuat data identitas pasien harus dibuat terperinci dan lengkap antara lain : a. Nama lengkap b. Nomor rekam medis c. Alamat d. Nama ibu e. Nama ayah f. Agama g. Jenis kelamin h. Umur
13
i. Status perkawinan j. Tempat/tanggal lahir k. Pekerjaan l. Orang yang dihubungi bila terjadi sesuatu m. Tanggal kunjungan poliklinik yang pertama Ukuran kartu indeks pasien yang dianjurkan adalah 12,5 x 7,5 cm, sedangkan untuk rumah sakit yang sakit yang sangat banyak pasien rawat jalannya dianjurkan menggunakan ukuran 4,25 x 7,5 cm. Kegunaan kartu indeks 25 utama pasien (KIUP) adalah kunci untuk menemukan berkas rekam medis seorang pasien. Indeks ini berfungsi Sebagai referensi indentitas utama pasien yang wajib dibuat dalam setiap bentuk pelayanan kesehatan (puskesmas, rumah sakit dan lainnya) dan bersifat permanen. 2.2.4 Faktor – Faktor Penyebab Terjadinya Duplikasi Penomoran Berkas Rekam Medis Faktor yang menyebabkan terjadinya duplikasi penomoran berkas rekam medis adalah : 1. Petugas yang kurang teliti Secara umum pengertian dari petugas yang kurang teliti adalah ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhannya terutama kebutuhan pasien maupun kebutuhan rumah sakit. Seorang petugas rumah sakit dalam menjalankan tugasnya kadang kurang baik dan kurang teliti.
14
Dimana telah terjadi penomoran ganda, bahwa satu pasien terdapat nomor rekam medis sebanyak dua nomor rekam medis. 2. Sumber Daya Manusia Yang Masih Terbatas Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak bisa dilepaskan dari sebuah organisasi, baik perusahaan atau instuisi. Selain itu, SDM juga merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan suatu perusahaan, terutama dalam suatu rumah sakit. Hasil studi christina and maren (2010) menyimpulkan bahwa kinerja sumber daya manusia dipengaruhi oleh komitmen. Komitmen organisasi merupakan
kekuatan
yang
bersifat
relatif
dari
karyawan
dalam
mengidentifikasi keterlibatan dirinya ke dalam bagian organisasi. Hal yang ditandai dengan tiga hal : a. Penerimaan terhadap nilai – nilai dan tujuan organisasi b. Kesiapan dan kesediaan untuk berusaha sungguh –sungguh atas nama organisasi c. Keinginan untuk mempertahankan keanggotaan di dalam organisasi. 3. Tanggung jawab petugas terhadap terjadinya penomoran ganda berkas Penomoran berkas rekam medis akan menjadi baik tercapai apabila petugas benar-benar memperhatikan kinerjanya, bekerja secara professional sesuai prosedur yang berlaku. Penomoran yang digunakan sebaiknya menggunakan sistem online, sehingga tidak menimbulkan kekeliruan pada nomor berkas rekam medis. Harus diadakan pelatihan untuk petugas rekam medis lebih menguasai bidangnya sehingga kewalahan tidak akan terjadi.
15
Serta jumlah petugas rekam medis sebaiknya di perbanyak, agar pelayanan lebih maksimal. 4. Kurangnya Kinerja Petugas Dalam Penomoran Rekam Medis Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan padanya. Performance atau kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses menurut pendekatan perilaku dalam manajemen, kinerja adalah kuantitas atau kualitas suatu yang dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh seseorang yang melakukan pekerjaan.(luthan, 2010). Kinerja merupakan prestasi kerja, yaitu perbandingan antara hasil kerja dengan standaryang ditetapkan. Jadi kinerja petugas rekam medik dalam penomoran rekam medik harus memiliki kualitas maupun kuantitas dirumah sakit sesuai tanggung jawab yang diberikan. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Yaitu Sebagai Berikut”: A. Efektifitas dan Efesiensi Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dijapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak dicari kegiatan menilai yang penting dari hasil yang dicapai sehingga mengakibatkan
kepuasan
walaupun
efektif
dinamakan
tidak
16
efesien.sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari tidak penting atau remeh maka kegiatan tersebut efesien. B. Otoritas (Wewenang) Otiritas adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam suatu organisasi formal yang dimiliki seorang anggota organisasi kepada anggota yang lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja suatu kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya. Perintah tersebut mengatakan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dalam organisasi tersebut. C. Disiplin Disiplin adalah taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku. Jadi, disiplin karyawan adalah kegiatan karyawan yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan organisasi dimana dia kerja. D. Inisiatif Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam membentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Adapun indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu yaitu sebagai berikut : 1. Kualitas Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan.
17
2. Kuantitas Kuantitas merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan. 3. Ketepatan waktu Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. 4. Efektifitas Efektifitas merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya. 5. Kemandirian Kemandirian
merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya
akan dapat menjalankan fungsi kerjanya komitmen kerja. Suatu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instalasi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor. 4.2.6
Kerangka Konsep
Kerangka konsep pada dasarnya adalah hkerangka hubungan antara konsep – konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian–penelitian yang akan dilakukan.
18
Kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya duplikasi penomoran rekm medis pada pasien rawat jalan di rumah sakit imelda pekerja indonesia tahun 2016.
Faktor – faktor penyebab terjadinya duplikasi penomoran berkas rekam medis yaitu : 1. Petugas yang kurang teliti 2. Sumber Daya Manusia masih terbatas 3. Kurangnya tanggung jawab petugas 4. Kurangnya kinerja petugas dalam penomoran
Ketepatan pemberian penomoran berkas rekam medis
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian Jenis penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian deskriftif yaitu penelitian yang hasilnya merupakan deskriptif (penggambaran) variabel penelitian tanpa memberikan kesimpulan yang berlaku umum (generalisasi). Pendekatan yang digunakan adalah cross sectional yaitu, penelitian yang pengumpulan data dilakukan data pada suatu waktu yang tertentu secara bersamaan. 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2.1 Waktu penelitian Waktu penelitian yang dilaksanakan oleh seorang peneliti dimulai pada bulan maret-juni 2016 di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia medan. 3.2.2 Tempat penelitian Tempat peneliti yang dilakukan oleh peneliti yaitu di Rumah Sakit Umum Imelda pekerja indonesia medan. 3.3 Populasi, Teknik Sampling dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu penelitian (Saryono dan Anggraeni, 2013). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah berkas rekam medis pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Pekerja Indonesia Medan tahun 2016.
24
25
Yaitu di ambil pertahunan (360 hari) dimana 20 berkas rekam medis perhari yaitu sebanyak 7200berkas rekam medis. 3.3.2 Teknik sampling Metode sampling yang digunakan untuk subjek penelitian adalah berkas rekam medis yang berjumlah 28800 berkas adalah purposive sampling, teknik purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu yang telah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo,2011) Dan metode yang digunakan untuk subjek penelitian adalah petugas rekam medis berjumlah 47 orang, teknik total purposive sampling adalah subjek yang paling banyak mengandung ciri –ciri yang terdapat pada populasi. Sedangkan untuk objek penelitian berdasarkan pendapat Arikunto (2009), bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, tetapi jika subjeknya besar dari 100, dapat diambil antara 10-15 atau 20-25% atau lebih dari jumlah populasi. 3.3.3 Sampel Menurut Notoatmodjo (2010), sampel adalah bagian dari objek yang teliti jumlah dan karakteristiknya dan mewakili seluruh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini petugas pendaftaran pasien rawat jalan pada tahun 2016 sebagai objek penelitiannya berdasarkan pendapat Arikunto (2009), bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih dari jumlah populasi. Maka sampel yang diambil adalah berkas rekam medis 720 berkas, dan petugas rekam medis 47 orang. s
26
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian 3.4.1 Variabel Penelitian Variabel merupakan sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapat oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu. Adapun variabel-variabel yang akan diamati oleh peneliti adalah sebagai berikut : 1. Petugas kurang teliti 2. Sumber daya manusia yang masih terbatas 3. Kurangnya tanggung jawab petugas. 4. Kurangnya kinerja petugas dalam penomoran rekam medis. 3.4.2 Definisi Operaional Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat variabel yang diamati. Definisi operasional mencakup hal-hal penting dalam penelitian yang memerlukan penjelasan. Definisi operasional bersifat spesifik, rinci, tegas dan pasti yang menggambarkan karakteristik variabel-variabel penelitian dan hal-hal yang dianggap penting. Adapun definisi operasional pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Petugas yang kurang teliti adalah ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi
kebutuhannya
terutama
kebutuhan
pasien
maupun
kebutuhan rumah sakit. 2. Sumber daya manusia yang masih terbatas antara tenaga kerja yang dimiliki oleh individu. Sumber daya manusianya masih kurang,
27
sebaiknya sumber daya manusianya harus ditingkatkan supaya pekerjaan akan menjadi efisien dan efektif. 3. Kinerja petugas dalam penomoran rekam medik adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dibagian penomoran rekam medik. 4. Tanggung jawab petugas terhadap penomoran ganda berkas rekam medis adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang sengaja maupun yang tidak sengaja kesadaran akan kewajibannya dibidang rekam medik kesehatan masih kurang karena adanya faktor kemalasan dalam penomoran rekam medik, sehingga tanggung jawabnya tidak penuh. 3.5 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Jenis data 1. Data primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada objek sebagai sumber informasi yang dicari. Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari lemar checlist yang akan diamati di rumah sakit umum imelda pekerja indonesia medan tahun 2016. 2. Data Sekunder
28
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia karena dikumpulkan oleh sumbernya sehingga tidak usah dikumpulkan oleh peneliti. Maka Data sekunder yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang sudah tersedia tentang sistem penomoran berkas rekam medis di Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia medan. 3.5.2 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai proses yang menggambarkan proses pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif. Dilihat dari pengertian di atas, betapa pentingnya pengumpulan data dalam proses penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu : 1. Observasi Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.(Arifin,2011) 3.6 Teknik Analisa Data yang diperoleh dari tempat penelitian dan diolah untuk dijadikan informasi yang dapat digunakan untuk menjawab tujuan penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Editing yaitu kegiatan pemeriksaan data, kelengkapan, kebenaran penelitian. Peneliti memeriksa kembali apakah banyak terjadi penomoran ganda.
29
2. Coding yaitu peneliti memberi tanda pada poin pertanyaan. Kode yang dimasukkan berbentuk angka, bukan simbol karena angka dapat diolah secara statistik dengan bantuan program komputer. 3. Entry yaitu memasukkan jawaban-jawaban dari responden yang telah diolah kedalam program komputer. 4. Cleaning yaitu proses pembersihan dta sebelum diolah secara statistik dengan cara memeriksa data-data yang telah dimasukkan apakah sesuai dengan kategori yang telah ditentukan sebelumnya.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Tempat Penelitian
4.1.1
Sejarah Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2015 Awal berdirinya Rumah Sakit ini dimulai dari klinik bersalin yang terletak
di jln. Bilal No. 48 Medan dan didirikan oleh yayasan Imelda pada tahun 1982. Seiring bertambahnya pasien bersalin dan berobat umum, memperluas lahan dan pindah lokasi di jln. Bilal No.5 Medan serta mendapat izin sementara sebagai RSU Imelda. Pada tahun 1997 perpanjangan izin penyelenggaraan rumah sakit, berdasarkan keputusan menteri kesehatan RI.No Ym,02.04.3.5.5504 pada tanggal 15 desember 1997. Pada tahun 2002 perpanjangan izin penyelenggaraan rumah sakit keputusan menteri kesehatan RI Ym,02.04.2.2.864 pada tanggal 04 maret 2003. Pada tahun 2004 RSU
imelda berubah menjadi RSU Imelda pekerja
indonesia tepatnya pada tanggal 24 mei 2004. Pada tahun 2008 RSU Imelda pekerja indonesia menerima sertifikat Akreditasi penuh tingkat dasar dari departemen kesehatan republik indonesia pada tanggal 06 februari 2004. Pada tahun 2009 keluarlah keputusan menteri kesehatan republik sindonesia no.822/MENKES/SK/IX/2009 tentang penetapan RSU Imelda pekerja indonesia sebagai rumah sakit kelas B pada tahun 2008 izin tetap RSU Imelda
30
31
pekerja indonesia saat ini adalah dari departemen kesehatan republik indonesia NO.07.06/II/522. 4.1.2
Visi Dan Misi RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan
1. Visi RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Rumah sakit umum imelda pekerja indonesia menjadi rumah sakit dan pendidikan dengan standar joint committee internasional, (JCI) Tahun 2020. 2. Misi RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan 1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja, pengusaha dan umum demi terciptanya produktivitas kerja yang tinggi melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative. 2. Mengembangkan Sarana pendidikan kesehatan termasuk bidang kesehatan kerja. 3. Berperan aktif mengkampanyekan kesehatan kerja kepada para pekerja dan pengusaha. 4. Meningkatkan kinerja manajemen RSU IPI sesuai dengan standart peraturan pemerintah, kebijakan manajemen dan kebutuhan pasien. 5. Meningkatkan sumber daya manusia RSU IPI melalui pendidikan dan pelatihan. 6. Meningkatkan pengenalan dan informasi kepada masyarakat luas bahwa RSU IPI siap menerima dan memberikan pelayanan yang prima. Serta besarnya rentan kembali dari semua pimpinan diseluruh tingkat organisasi. 7. Struktur organisasi menetapkan pengelompokan individu menjadi bagianbagian organisasi menjadi suatu organisasi yang utuh.
32
4.1.3 Falsafah dan motto RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan A. Falsafah Mengutamakan kepuasan pasien pelanggan secara utuh. B. Motto Memberikan pelayanan prima. 4.1.4 Struktur Organisasi RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Organisasi merupakan sekelompok atau sekumpul orang yang mau bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dalam organisasi itu sendiri. Sedangkan struktur organisasi adalah gambaran secara skematis tentang hubungan atau kerjasama dalam melaksanakan kerja antara orang-orang yang ada dalam organisasi struktur. Dengan adanya organisasi, maka setiap tugas maka setiap tugas dan kepastian dapat di distribusikan dan dikerjakan oleh setiap anggota kelompok secara efisien dan efektif. Ada 3 hal dasar yang dapat dilihat pada struktur organisasi yaitu : 1. Struktur organisasi yang diberikan gambaran mengenai pembagian tugas serta tanggung jawab kepada individu maupun bagian-bagian suatu organisasi. 2. Struktur organisasi memberikan gambaran mengeni hubungan pelaporan yang ditetapkan secara resmi dalam suatu organisasi. 3. Struktur organisasi menetapkan pengelompokan individu menjadi bagian-bagian organisasi menjadi suatu organisasi yang utuh.
33
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian dan pengumpulan data oleh penulis yang berjudul
“ Faktor-Faktor yang menyebabkan terjadinya duplikasi penomoran
ganda berkas rekam medis di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016 “ Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia membuat satu” bank nomor” dengan menentukan sampai nomor tertinggi yang keberapa, baru mulai lagi dengan nomor satu, sangat sungkar untuk mengerjakan atau mengingat nomor yang lebih dari enam angka, meskipun sistem angka tengah (middle digit) digunakan. Nomor yang dimulai dari 000100 sampai dengan 999999 akan merupakan sumber (patokan) pemberian nomor yang bisa berjalan sampai bertahun-tahun. Satu cara nomor dengan memberikan seri tiap tahun, misalnya dengan menulis angka tahun pada awal nomor seperti 85456231 tidak dianjurkan. Karena kesalahan menulis angka tahun mengakibatkan sangat sukarnya mengetahui lokasi atau rekam medis. Nomor-nomor yang disusun dalam satu “Buku induk” atau legister. Tempat dimana buku rekam medis disimpan atau pengontrolan dilakukan ditentukan oleh kegunaan nomor dan prosedur nomor. Tanggung jawab pemberian nomor, sebaliknya diberikan kepada satu orang yang khusus menangani distribusi nomor.
34
A. Perubahan Sistem Penomoran Merubah sistem nomor seri atau seri unit menjadi sistem seri unit, dapat dilaksanakan menikuti langkah – langkah sebagai berikut : 1. Tentukan satu tanggal untuk memulai satu perubahan, sebaiknya pada tanggal permulaan tahun. 2. Mulailah dengan memakai nomor unit pada tanggal tersebut, nomor terakhir dari rangkaian seri yang belum tercapai dapat dipakai sebagai nomor permulaan unit atau sama sekali mulai dengan nomor baru. 3. Berikan nomor unit baru pada penderita masuk ulang (readmit patients), ambil rekam medis mereka yang lama dan disimpan di bawah nomor yang baru, berikan petunjuk keluuar pada tempat penyimpanan rekam medis yang lama, dengan mencantumkan nomor yang baru. 4. Tinggalkan pada tempatnya semula rekam medis dari penderita-penderita yang tidak masuk ulang. B. Prosedur Penomoran Sistem Unit Pada Berkas Rekam Medis Rawat Jalan Prosedur penomoran sistem unit pada berkas rekam medis rawat jalan adalah sebagai berikut : a. Prosedur ditempat pendaftaran, petugas loket menyiapkan nomor antrian, formulir-formulir yang digunakan untuk pelayanan kesehatan seperti kartu tanda pengenal (KTP) baru, dokumen rekam medis baru berupa folder dan formulir rawat jalan, karcis sekaligus resep sesuai jenis kartu jaminan kesehatan pasien ( umum, ASKES, BPJS)
35
b. Untuk pasien baru, petugas membuatkan kartu berobat baru, serta diberikan nomor rekam medis baru, dokumen rekam medis baru dan menanyakan identitas pasien serta poliklinik mana yang akan dituju dan mencatat resep sesuai dengan jenis kartu jaminan kesehatan. c. Untuk pasien lama, petugas meminta kartu berobat pasien untuk dicarikan dokumen rekam medis dengan nomor rekam medis yang telah tercatat di kartu berobat pasien dan menanyakan poliklinik yang akan dituju serta kartu jaminan kesehatan yang digunakan. d. Memberikan nomor secara unit yaitu penomoran rekam medis yang diberikan kepada pasien pada saat pertama kali datang untuk berobat rawat jalan maupun rawat inap, mendapatkan satu nomor rekam medis yang mana nomor tersebut akan dibakai selamanya untuk kunjungan – kunjungan selanjutnya. Terdapat 3 digit nomor rekam medis yaitu 2 digit depan untuk kode wilayah, 2 digit tengah dan 2 digit belakang untuk nomor ketika pasien datang di klinik tersebut. e. Dalam pengembalian dokumen rekam medis petugas menyimpan kembali dokumen ke dalam rak penyimpanan sesuai dengan nomor rekam medis pasien. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di ruang penyimpanan berkas 720 berkas rekam medis, ada 10 berkas rekam medis dengan nomor terduplikasi. Tabel 4.2 Tabulasi Data Nomor Rekam Medis Diruangan Penyimpanan
36
No
Pengamatan
Duplikasi
nomor berkas
Persentas
Tidak
Persentas
e(%)
terduplikasi
(%)
rekam medis 1
Nomor Rekam
10
1,45
710
98,63
Medis
Berdasarkan tabel pengamatan nomor rekam medis diruang penyimpanan di atas menunjukkan bahwa nomor rekam medis yang terjadi duplikasi 10 nomor berkas rekam medis (1,45%) dan nomor rekam medis yang tidak terduplikasi sebanyak 710 nomor rekam medis(98,63). 4.3
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian tentang penomoran ganda berkas rekam
medis menyatakan bahwa nomor rekam medis yang terjadi duplikasi sebanyak 10 nomor rekam medis (1,45%) dan nomor rekam medis yang tidak terjadi duplikasi sebanyak 710 nomor berkas rekam medis (98,63%). Pengelolaan penomoran rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya mencapai tujuan rumah sakit, yaitu peningkatan mutu rumah sakit dalam sistem penomoran, oleh sebab itundalam mengelola berkas rekam medis (Dirjen Yankes,1991) Rekam medis adalah siapa, apa, dimana, dan bagaimana perawatan pasien selama di rumah sakit, untuk melengkapi rekam medis harus memiliki data yang cukup tertulis dalam rangkaian kegiatan guna menghasilkan diagnosa, jaminan, pengobatan dan hasil akhir. Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun yang merekam tentang identitas pasien, anamnese penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan
37
kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan yang mendapatkan pelayanan gawat darurat (Rustiyanto,2009). Berdasarkan hasil penelitian yang diamati oleh seorang penelitian yaitu pengelolaan sistem penomoran Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan cukup baik. Penomoran berkas rekam medis akan menjadi baik mencapai apabila petugas benar – benar memperhatikan kinerjanya, dan ketelitian petugas, dan bekerja secara profesional sesuai prosedur yang berlaku. Penomoran yang digunakan sebaiknya menggunakan sistem online, sehingga tidak menimbulkan kekeliruan penomoran berkas rekam medis. Penomoran yang terduplikasi yaitu 10 nomor rekam medis. Petugas rekam medisnya berjumlah 47 orang. Masingmasing 9 orang tamatan rekam medis imelda, 2 orang tamatan amik imelda, 2 orang tamatan SKM (Sarjana Kesehatan Masyarakat), dan 34 orang masih mahasiswa amik imelda. Sistem komputerisasi pada penomoran rekam medis di rumah sakit imelda berdirinya pada tahun 2016. Dan letak komputerisasi penomoran rekam medisnya di pendaftaran rawat jalan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dari penelitian yang berjudul “ faktor – faktor penyebab terjadinya duplikasi penomoran berkas rekam medis di rumah sakit umum pekerja indonesia medan 2016 “ yang telah disajikan pada bab IV dapat disimpulkan bahwa : 1. Ada 10 nomor rekam medis terjadi duplikasi (1,44 %) dari 30 berkas rekam medis yang diteliti di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan dibagian penomoran rekam medis. 2. Penomoran berkas rekam medis akan menjadi baik tercapai apabila petugas benar – benar memperhatikan kinerjanya, teliti dalam bekerja, dan bekerja secara profesional sesuai prosedur yang berlaku. Penomoran yang digunakan sebaiknya menggunakan sistem online, sehingga tidak menimbulkan kekeliruan penomoran berkas rekam medis. Harus diadakan pelatihan untuk petugas rekam medis agar petugas rekam medis lebih menguasai bidangnya sehingga kewalahan tidak terjadi. 5.2
Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, disarankan kepada beberapa pihak yaitu : 1. Institusi pendidikan rekam medis Diharapkan bagi pendidikan dapat meningkatkan penomoran rekam medis yang lebih baik agar mencapai 100% 2. Petugas Rekam Medis
Diharapkan petugas lebih meningkatkan kinerjanya agar tercapainya penomoran rekam medis yang lebih maksimal lagi, demi kepuasan pasien agar tidak terjadi lagi duplikasi penomoran berkas rekam medis. 3. Penelitian sebelumnya Diharapkan bagi peneliti selanjutnya melakukan penelitian lanjutan tentang faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya duplikasi penomoran berkas rekam medis sehingga dapat melengkapi hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, 2006. Studi Kerja Metodologi dikutip tanggal 15 juni 2015 15.18 WIB.htpp://eprints.undip.ac.id/2382/4/1/WIKE DIAH ANJARYANI.pdf Depkes RI. (1997). Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit.Dirjen Yanmed. Jakarta Direktoral Jendral Pelayanan Medik, 1997. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit Indonesia. Jakarta Hatta, R.Gemala.Ed(2009). Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Disarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta:Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press) Huffman.Edna K,RRA (1994). Health Information Manajement, Tent Edition, Berwyn, Lilinoia PhyaiNS RECORD COMPANY PERMENKES RI NO 269/Menkes/per/III/2008/Rekam medis. Meteri
Kesehatan Republik Indonesia. (2008) Perenturan Nomor : 269/Menkes/Per/Iii/2008, Tentang Rekam Medis, Jakarta: depertemen kesehatan RI
Notoatmodjo, S. 2010. Metododologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta : renika cipta. Rustiyanto, Erly. 2009, Etika Profesi Perekam Medis & Informasi Kesehatan Yogyakarta: Graha ilmu Kutipan dari media2015.http:skbaex.blogspot.com/2011/12/rekam medis.
LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH (KTI) AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN (APIKES) IMELDA MEDAN
Nama Mahasiswa
: Nova Susanti
NIM
: 1313466028
Dosen Pembimbing
: Ali Sabela, S.Kep, Ns
Judul Penelitian
: Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Duplikasi Penomoran Berkas Rekam Medis RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016
No
Hari/Tanggal
Materi konsultasi
1
Selasa 21-06-2016 Kamis 24-06-2016 Saptu 25-06-2016 Rabu 06-07-2016 Kamis 07-07-2016 Saptu 09-07-2016 Selasa 12-07-2016 Jum’at 15-07-2016 Saptu 20-07-2016 Rabu 24-07-2016 Jum’at 26-07-2016 JSum’at 02-08-2016
Mengajukan judul
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Hasil konsultasi Acc
Bab I latar belakang Bab I Surve awal Bab I
Perbaikan
Bab II
Perbaikan
Bab II Krangka konsep Bab II
Perbaikan
Bab III
Acc
Bab IV
Perbaikan
Bab IV,
ACC
Bab V, Daftar Pustaka
Perbaikan
Bab V, Daftar Pustaka
Acc
Perbaikan Acc
Acc
Paraf
LEMBAR IDENTITAS PASIEN Faktor – Faktor Penyebab Terjadinya Duplikasi Penomoran Berkas Rekam Medis Dirumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016 1. Nama
: Tn. AP
Nn RM
: 13. 76. 67
Tanggal
: 10/7/2015
Alamat
: Jln. Duri No.09 Percut Medan
No Telp
: 085329186051
Jenis kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
: PNS
Poli yang dituju
: Poli mata
Nama
: Tn. SP
Nn RM
: 13. 76. 67
Tanggal
: 15/7/2016
Alamat
: Jln. Tangguk 7 Belawan Medan
No Telp
: 087120495039
Jenis kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
: Wiraswasta
Poli yang dituju
: Poli bedah
2. Nama
: Tn. FM
Nn RM
: 13. 32. 60
Tanggal
: 1/7/2016
Alamat
: Jln. Sentosa No. 26 Simpang Martubung Medan
No Telp
: 085290123506
Jenis kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
: PNS
Poli yang dituju
: Poli mata
Nama
: Ny. US
Nn RM
: 13.32.60
Tanggal
: 16/7/2016
Alamat
: Jln. Pohon jati No. 03 Belawan Medan
No Telp
: 082190123495
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Poli yang dituju
: Poli Penyakit Dalam
3. Nama
: Ny. K
Nn RM
: 13.63.34
Tanggal
: 7/7/2016
Alamat
: Jln, Bunga lestari No. 13 Tanjung Mulia Medan
No Telp
: 085234344956
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: PNS
Poli yang dituju
: Poli Mata
Nama
: Tn. SS
Nn RM
: 13.63.34
Tanggal
: 13/7/2016
Alamat
: Jln. Tunas No. 11 Belawan Medan
No Telp
: 085234869120
Jenis kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
: Wiraswasta
Poli yang dituju
: Poli bedah
4. Nama
: Ny. RB
Nn RM
: 14.06.31
Tanggal
: 20/7/2016
Alamat
: Jln, Sundari No. 10 Titipapan Medan
No Telp
: 085200239129
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Poli yang dituju
: Penyakit Dalam
Nama
: Ny. IB
Nn RM
: 14.06.31
Tanggal
: 23/7/2016
Alamat
: Jln.Tegiri No. 34 Belawan Medan
No Telp
: 085712039459
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: PNS
Poli yang dituju
: Poli Mata
5. Nama
: Tn. WS
Nn RM
: 13.64.00
Tanggal
: 04/7/2016
Alamat
: Jln. Melati Pasar 3 Medan
No Telp
: 081237654887
Jenis kelamin
: Laki-Laki
Pekerjaan
: wiraswasta
Poli yang dituju
: Poli Bedah
Nama
: Tn. WS
Nn RM
: 13.64.00
Tanggal
: 11/7/2016
Alamat
: Jln. Mawar 3 No. 178 Belawan Medan
No Telp
: 0853589304203
Jenis kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
: PNS
Poli yang dituju
: Poli bedah
6. Nama
: Tn. IS
Nn RM
: 14.00.39
Tanggal
: 12/7/2016
Alamat
: Jln. Panggar Melati No. 05 Mabar Medan
No Telp
: 085790123010
Jenis kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
: wiraswasta
Poli yang dituju
: Poli Bedah
Nama
: Ny. JP
Nn RM
: 14.00.39
Tanggal
: 26/7/2016
Alamat
: Jln. Pohon Hewan Simpang Mabar Medan
No Telp
: 085309129450
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Poli yang dituju
: Poli Bedah
7. Nama
: Ny. S
Nn RM
: 13.62.95
Tanggal
: 3/7/2016
Alamat
: Jln. Sehati No. 12 Belawan Medan
No Telp
: 085389001234
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Poli yang dituju
: Penyakit Dalam
Nama
: Ny. MS
Nn RM
: 13.62.95
Tanggal
: 29/7/2016
Alamat
: Jln. Anggrek No. 8 Percut Medan
No Telp
: 087891230457
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Poli yang dituju
: Poli Bedah
8. Nama
: Ny. SD
Nn RM
: 13.82.47
Tanggal
: 1/7/2016
Alamat
: Jln.Tangguk Bahagia 2 Belawan Medan
No Telp
: 085234569006
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Poli yang dituju
: Spesialis Mata
Nama
: Ny. MP
Nn RM
: 13.82.47
Tanggal
: 18/7/2015
Alamat
: Jln. Sudirman Pasar 2 Marelan Medan
No Telp
: 085290434393
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: wiraswasta
Poli yang dituju
: Poli Bedah
9. Nama
: Ny. LW
Nn RM
: 13.50.30
Tanggal
: 2/6/2016
Alamat
: Jln. Santri No. 05 Pasar 2 Medan
No Telp
: 085294012934
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: PNS
Poli yang dituju
: Poli Bedah
Nama
: Tn. SB
Nn RM
: 13.50.30
Tanggal
: 16/6/2016
Alamat
: Jln. Rambe No. 09 Belawan Medan
No Telp
: 087120495039
Jenis kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
: wiraswasta
Poli yang dituju
: Poli bedah
10. Nama
: Ny. BP
Nn RM
: 13.04.73
Tanggal
: 10/6/2016
Alamat
: Jln. Kekal Abadi No. 02 Belawan Medan
No Telp
: 085790123901
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: PNS
Poli yang dituju
: Poli Penyakit Dalam
Nama
: Ny. SA
Nn RM
: 13.04.73
Tanggal
: 18/6/2016
Alamat
: Jln. Selamat No. 23 Percut Medan
No Telp
: 087120495039
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Wiraswasta
Poli yang dituju
: Penyakit Dalam
BUKTI REVISI
Saya yang bertanda : Nama
: Nova Susanti
NIM
: 1313466028
Tingkat
: D-III APIKES
Benar telah melakukan revisi laporan tugas akhir yang berjudul “factor –faktor yang menyebabkan terjadinya duplikasi penomoran berkas rekam medis rumah sakit umum Imelda pekerja Indonesia medan tahun 2016”. Demikian pernyataan ini saya perbuat untuk dipergunakan seperlunya
Diketahui oleh : Penguji I
(Zulhamdani, M.Kom)
BUKTI REVISI
Saya yang bertanda : Nama
: Nova Susanti
NIM
: 1313466028
Tingkat
: D-III APIKES
Benar telah melakukan revisi laporan tugas akhir yang berjudul factor –faktor yang menyebabkan terjadinya duplikasi penomoran berkas rekam medis rumah sakit umum Imelda pekerja Indonesia medan tahun 2016 Demikian pernyataan ini saya perbuat untuk dipergunakan seperlunya
Diketahui oleh : Penguji II
(Ary Syahputra Wiguna. M.kom)
BUKTI REVISI
Saya yang bertanda : Nama
: Nova Susanti
NIM
: 1313466028
Tingkat
: D-III APIKES
Benar telah melakukan revisi laporan tugas akhir yang berjudul factor –faktor yang menyebabkan terjadinya duplikasi penomoran berkas rekam medis rumah sakit umum Imelda pekerja Indonesia medan tahun 2016 Demikian pernyataan ini saya perbuat untuk dipergunakan seperlunya
Diketahui oleh : Penguji II
(Ary Syahputra Wiguna. M.Kom)