TINJAUAN KOMPETENSI PETUGAS REKAM MEDIS TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh : EGA FITRIYANI RITONGA NIM. 1313466011
AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN (APIKES) ANGKATAN VI IMELDA MEDAN T.A 2015/2016
TINJAUAN KOMPETENSI PETUGAS REKAM MEDIS TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RSU.IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN 2016
HASIL PENELITIAN
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
OLEH : EGA FITRIYANI RITONGA NIM : 1313466011
AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN (APIKES) ANGKATAN VI IMELDA MEDAN TA. 2016/2017
LEMBAR PERSETUJUAN
TINJAUAN KOMPETENSI PETUGAS REKAM MEDIS TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RSU. IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN 2016
OLEH : EGA FITRIYANI RITONGA NIM. 1313466011
Penelitian ini telah disetujui oleh Dosen Pembimbing sebagai Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya di Perekam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda Medan
Disetujui: Dosen Pembimbing
(Zulham Andi Ritonga, SKM)
Diketahui Direktur Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan (APIKES) Imelda Medan
(dr. Suheri Parulian Gultom. M. Kes)
PERNYATAAN
TINJAUAN KOMPETENSI PETUGAS REKAM MEDIS TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RSU. IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN 2016
TUGAS AKHIR Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali ada beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan,
Agustus 2016
EGA FITRIYANI RITONGA NIM : 1313466011
LEMBAR PENGUJIAN
Pelitian dengan judul : TINJAUAN KOMPETENSI PETUGAS REKAM MEDIS TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RSU. IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN 2016
OLEH : EGA FITRIYANI RITONGAN NIM : 1313466011 Telah diuji dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Pada tanggal Agustus tahun 2016
Penguji I
: Valentina, SKM, M.Kes
(
)
Pengguji II
: Zulham Andi Ritonga, SKM
(
)
Pengguji III
: Rahmawani Fauzah, SST
(
)
Disahkan Oleh : Direktur Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan (APIKES) Imelda Medan
Dr. Suheri Parulian Gultom, M. Kes
AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA MEDAN Nama : Ega Fitriyani Ritonga NIM : 1313466011 Judul : Kompetensi Petugas Rekam Medis Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan Di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016
ABSTRAK Kompetensi perekam medis dan informasi kesehatan merupakan pengetahuan, keterampilan, dan prilaku yang harus dimiliki oleh seorang profesi perekam medis dan informasi kesehatan dalam melakukan tanggungjawab diberbagai tatanan pelayanan kesehatan. Standar Profesi Perekam Medis, bahwa ada 2 kategori kompetensi yang harus dimiliki perekam medis dan informasi kesehatan. Kategori tersebut adalah kompetensi pokok dan kompetensi pendukung yang kedua-duanya harus dimiliki oleh seorang perekam medis dan informasi kesehatan untuk menjalankan tugas di sarana pelayanan kesehatan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kompetensi perekam medis terhadap mutu pelayanan petugas rekam medis. Jenis penelitian berupa deskriptif kuantitatif yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif. Populasi penelitian ini adalah 23 orang petugas rekam medis, sampel penelitian 23 orang. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan cara teknik total sampling. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa 78% dapat dikategorikan dalam mutu pelayanan baik sedangkan 22% cukup. Sebagai saran perlu ditingkatkan mutu pelayanan diberbagai pelayanan seperti pelayanan medis, fasilitas kesehatan maupun keterampilan sehingga mutu pelayanan dapat menjadi lebih baik.
Kata Kunci
: Kompetensi Petugas Rekam Medis, Mutu Pelayanan Kesehatan Daftar Pustaka : 11 Referensi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1.
IDENTITAS DIRI Nama
: Ega fitriyani ritonga
Tempat Tanggal Lahir
: Sigabu julu, 08 november 1993
Agama
: Islam
Anak
: 2 dari 5 bersaudara
Alamat
: Dusun sigabu, desa tanjung medan
II. IDENTITAS ORANG TUA Nama Ayah
: Tuani Ritonga
Pekerjaan
: Wiraswasta
Nama ibu
: Lelyani
Alamat
: Dusun sigabu,desa tanjung medan
III. RIWAYAT PENDIDIKAN SD Negeri 114380 Padang Laut
: 2000-2006
SMP Negeri 2 Bilah Barat
: 2006-2009
MAN Rantauprapat
: 2009-2012
APIKES Imelda Medan
: 2013-2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah Swt. Atas rahmad dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul “Tinjauan Kompetensi Petugas Rekam Medis Terhadap Mutu Pelayanan Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan 2016. Karya tulis ilmiah ini merupakan syarat dalam memenuhi tugas Tugas Akhir dalam mencapai gelar Ahli Madya Kesehatan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempernaan Karya Tulis Ilmiah ini. Keberhasilan penulis dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan moril dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. H.R. Imran Ritonga,MSc selaku Ketua Yayasan Imelda. 2. Dr. Suheri P. Gultom, M.Kes selaku Direktur Akademi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan (APIKES) Imelda Medan. 3. Dr. Imelda Liana Ritonga, S.Kep, M.Pd,MN selaku Ketua Stikes Yayasan Imelda Medan. 4. Esraida Simanjuntak, SKM, selaku Pudir 1 APIKES Imelda Medan. 5. Ali Sabela Hasibuan, S.Kep.Ns, selaku Pudir II APIKES Imelda Medan 6. Dra. Rani Robety, M. Kom, selaku pudir III APIKES Imelda Medan.
i
8. Seluruh Staf Pengajar dan Staf Administrasi Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda Medan yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan serta membekali penulis ilmu pengetahuan. 9. Terima kasih kepada ayah saya tersayang Tuani dan ibunda saya Lelyani yang telah membesarkan penulis sampai sekarang ini dan banyak memberikan dukungan kepada penulis dari segi materi, motivasi, semangat, doa dan kasih sayang dengan tulus yang tidak ternilai harganya dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah selama mengikuti perkuliahan di Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda Medan. 10. Buat abang saya Siaga Putra Ritonga, dan adik saya Saipul Abidin Azhar Ritonga , Endang Sagita Ritonga, dan Jurdil Aidil Ritonga yang selalu memberikan dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 11. Buat Teman-teman satu kamar saya Ita, Nurul, Atika, Murti, Eva, Winsi, Ruth, dan terkhusus kepada ruko 2 lantai satu Hikmah, Dede, Gita, Haijah, Kristi, Amny, Chichilia yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan kepeda penulis dalam menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah. 12. Buat adik-adik kelas saya : Rosmiati Ritonga, Yusnida Sinaga, yang selalu memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
ii
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan maupun bantuan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi para pembaca, semoga allah SWT memberikan rahmad dan hidayah-nya kepada kita semua. Amin.
Medan,
Agustus 2016 Penulis
(EGA FITRIYANI RITONGA)
iii
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PENGUJIAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP ABSTRAK KATA PENGANTAR .................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................. DAFTAR TABEL .......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
i iv vi vii
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................... 1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian..................................................................... 1.4 Mamfaat Penelitian .................................................................
1 1 7 7 7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori............................................................................. 2.1.1 Rekam Medis ................................................................. 2.1.2 Tujuan Rekam Medis ....................................................... 2.1.3 Kegunaan Rekam Medis .............................................. 2.2 Kompetensi.............................................................................. 2.2.1 Pengertian Kompetensi ..................................................... 2.2.2 Kompetensi Rekam Medis ................................................ 2.2.3 Kategori Kompetensi Perekam Medis .............................. 2.2.3.1 Kompetensi Pokok ......................................................... 2.2.3.2 Kompetensi Pendukung ................................................. 2.3 Mutu Pelayanan Kesehatan ..................................................... 2.3.1 Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan .................................. 2.3.2 Faktor-Faktor Penilaian Mutu Pelayanan Kesehatan ....... 2.4 Kerangka Konsep ....................................................................
8 8 8 9 11 11 11 12 12 14 15 16 19 20
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ........................................................................... 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 3.2.1 Waktu Penelitian ............................................................... 3.2.2 Tempat Penelitian.............................................................. 3.3 Populasi, Teknik Sampling dan Sampel .................................... 3.3.1 Populasi ............................................................................. 3.3.2 Teknik Sampling ............................................................... 3.3.3 Sampel ...............................................................................
22 22 22 22 23 23 23 23
BAB III
iv
3.4 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ........................ 3.4.1 Variabel Penelitian ........................................................ 3.4.2 Defenisi Operasional ..................................................... 3.5 Instrumen dan Teknik Pengumpulan data ............................... 3.5.1 Instrumen Penelitian...................................................... 3.5.2 Teknik Pengumpulan data ............................................. 3.6 Teknik Pengolahan data dan Analisis Data ............................. 3.7 Teknik Analisis data ............................................................... BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ...................................... 4.1.1 Sejarah RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan ............ 4.1.2 Visi dan Misi RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan .. 4.1.3 Falsafah dan Motto........................................................ 4.1.4 Struktur Organisasi RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan ........................................................... 4.2 Hasil Penelitian ....................................................................... 4.2.1 Hasil Uji Frekuensi Krakteristik Responden................. 4.3 Pembahasan ............................................................................... BAB V
PENUTUP 5.1 Kesimpulan.............................................................................. 5.2 Saran ........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
v
23 23 24 23 22 24 25 27
28 28 28 29 33 30 30 32
34 34
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Tabel distribusi Jenis Kelamin ............................................................ 30 Tabel 4.2 Tabel Distribusi Umur ........................................................................ 31 Tabel 4.3 Tabel Distribusi Pendidikan ................................................................ 31 Tabel 4.4 Tabel Distribusi Kompetensi Petugas Rekam Medis .......................... 32 Tabel 4.5 Tabel Kompetensi petugas Rekam Medis Terhadap Mutu Pelayanan kesehatan....................................................... ......... 32
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Kerangka Konsep .........................................................................
vii
19
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I
Surat Izin Penelitian dari Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda Medan
Lampiran II
Surat keterangan selesai penelitian dari RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan
Lampiran III SK Dosen Pembimbing KTI Lampiran IV Master Tabel Lampiran V
Infoemed Consent
Lampiran VI Kuesioner Penelitian Lampiran VII Lembar Konsul
viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Ditengah krisis multidimensi yang melanda bangsa kita saat ini, terdapat
banyak masalah yang terjadi sehingga membuat rakyat Indonesia menjadi bimbang untuk memajukan negara ini. Satu demi satu masalah muncul di mulai dari bencana alam sampai penyebaran wabah penyakit. Saat ini isu yang paling mengancam bangsa ini adalah masalah kesehatan nasional, diantaranya pelayanan kesehatan yang buruk, serta kurangnya biaya pengadaan fasilitas kesehatan padahal kesehatan nasional merupakan fondasi penting dalam memajukan negara. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah sistem pelayanan kesehatan indonesia sudah memadai dalam menangani masalah kesehatan indonesia. Salah satu permasalahan yang terjadi
adalah pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Kualitas pelayanan rumah sakit dapat diketahui dari penampilan profesional personal rumah sakit, efesiensi dan efektivitas pelayanan serta kepuasan pasien. Kepuasan pasien ditentukan oleh keseluruhan pelayanan : Pelayanan administrasi, dokter, perawat, obat-obatan, sarana dan peralatan, fasilitas, lingkungan fisik rumah sakit dan pelayanan dibidang rekam medis. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, Rumah Sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
1
2
rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Pelayanan rekam medis bukan pelayanan dalam bentuk pengobatan, tapi merupakan bukti pelayanan, fasilitas, aspek hukum dan ilmu pengetahuan. Peran rekam medis sangat dibutuhkan untuk mengelola bahan bukti pelayanan kesehatan dengan aman, nyaman, efesien, efektif dan rahasia. Sehingga rekaman pelayanan kesehatan dapat berfungsi sebaik-baiknya untuk tindakan pelayanan yang diperlukan (Asta Qauliyah, 2007). Menurut
PERMENKES
NO:
269/MENKES/PER/III/2008
yang
dimaksud rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Standar profesi rekam medis dan informasi kesehatan disusun sebagai pedoman atau acuan bagi tenaga profesi manajemen informasi kesehatan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam menjalan tugas profesinya sebagai perekam medis (Ery rusdiyanto,2009). Kompetensi perekam medis dan informasi kesehatan merupakan pengetahuan, keterampilan, dan prilaku yang harus dimiliki oleh seorang profesi perekam medis dan informasi kesehatan dalam melakukan tanggungjawab diberbagai tatanan pelayanan kesehatan. Seorang perekam medis dan informasi kesehatan harus mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang merupakan kompetensi dari profesinya (Ery Rustiyanto,2009).
3
Pada kasus yang telah terjadi di RSUD PURWOKERTO, salah satu pasien yang dirawat di rumah sakit dengan diagnosis HIV AIDS kemudian salah seorang yang bekerja di instalasi rekam medis mempublikasikan kepada salah seorang wartawan dengan menjanjikan akan diberikan hadiah, pada hal seperti yang telah di jelaskan dalam PP No. 10 Tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia. Tindakan yang dilakukan petugas rekam medis tersebut sangat jauh dari kompetensi yang harus dimiliki seorang petugas rekam medis selain itu tindakan petugas rekam medis tersebut dapat berdampak buruk bagi pasien itu sendiri misalnya di asingkan dari tempat tinggalnya karena sebagian masyarakat yang minim pendidikan mengenai dunia kesehatan beranggapan bahwa HIV AIDS adalah penyakit yang sangat mengerikan (Savitra Budi, 2011). Berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan RI No. 377/MENKES/SK/ III/2007 tentang Standar Profesi Perekam Medis, bahwa ada 2 kategori kompetensi yang harus dimiliki perekam medis dan informasi kesehatan. Kategori tersebut adalah kompetensi pokok dan kompetensi pendukung yang kedua-duanya harus dimiliki oleh seorang perekam medis dan informasi kesehatan untuk menjalankan tugas di sarana pelayanan kesehatan. Kompetensi pokok merupakan kompetensi mutlak yang harus dimiliki oleh profesi perekam medis, diantaranya: Klasifikasi dan kodefikasi penyakit dan masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan tindakan medis, Hukum dan Etika profesi, Manajemen rekam medis dan informasi kesehatan, Menjaga mutu rekam medis, Statistik kesehatan.
4
Sedangkan kompetensi pendukung merupakan kemampuan yang harus dimiliki sebagai pengembang pengetahuan dan keterampilan dasar untuk mendukung tugas, kompetensi ini ada 2 yaitu Manajemen Unit Kerja manajemen informasi kesehatan, Kemitraan Profesi. Artinya bahwa seorang profesi perekam medis harus menguasai kompetensi pokok yang telah ditetepkan oleh organisasi profesi untuk menjalankan kegiatan rekam medis dan informasi kesehatan, sedangkan Kompetensi pendukung merupakan kemampuan yang harus dimiliki sebagai pengembangan pengetahuandan keterampilan dasar untuk mendukung tugas sebagai pengembangan dari kompetensi dasar. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rini ariani 2015 dan Zainuhril Hasibuan 2014, bahwa adanya keterkaitan antara kompetensi petugas rekam medis terhadap mutu pelayanan kesehatan. Semakin baik mutu pelayanan yang diberikan maka semakin baik juga pelayanan yang diterima oleh pasien. Pentingnya penguasaan kompetensi ini untuk seorang profesional petugas rekam medis terkait dengan kualitas kerja dan jenjang karirnya di unit rekam medis, untuk menjalankan pekerjaan direkam medis di perlukan sumber daya manusia yang memenuhi kompetensi perekam medis (Gemala Hatta,2011). Munculnya tranformasi paradigma rekam medis dari tradisional menjadi manajemen informasi kesehatan pada pertengahan 1990-an merupakan reformasi baru di bidang informasi kesehatan yang dipicu oleh modernisasi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Perekam medis dan informasi kesehatan
5
yang profesional wajib memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan standar kompetensi dan kode etik profesi (Depkes, 2011). Baik buruknya suatu rumah sakit dinilai dari mutu pelayanannya, semakin baik mutu pelayanan maka baik pula lah mutu Rumah sakit tersebut. Mutu pelayanan kesehatan adalah menunjuk pada tingkat kesempurnaan penampilan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan yang disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa layanan dan pihak lain tata cara penyelenggaranya sesuai dengan kode etik profesi serta standar yang telah ditetapkan (Azwar 2010). Penilaian mutu pelayanan kesehatan dapat digolongkan menjadi 3 yaitu : Input dapat diartikan masukan fasilitas kesehatan, antara lain sumber daya manusia, dana dan sarana. Jika inputnya baik kemungkinan mutu menjadi baik. Proses dapat dilihat dari relevan tidaknya proses itu bagi pasien, efektif atau tidak mutu proses itu sendiri, meliputi metode atau tata cara pelayanan kesehatan dan pelaksanaan fungsi manajemen. Output adalah hasil akhir dan tindakan dokter dan tenaga profesi lainnya terhadap pasien (Donabediah, 2013). RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan merupakan rumah sakit swasta tipe B dan termaksud rumah sakit pendidikan, dan merupakan sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat dari berbagai kalangan, yaitu pasien umum, BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial), dan Asuransi lainnya. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara optimal di rumah sakit, antara lain peningkatan sarana gedung, pengadaan fasilitas kesehatan, peningkatan sumber daya manusia yang baik salah satu kewajiban adalah
6
penyelenggaraan rekam medis yang baik ( Profil RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan, 2008 ). Dari survey awal yang di lakukan di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan bahwa tingkat pendidikan petugas rekam medis yang berbeda-beda, seperti tingkat pendidikan D3 rekam medis 7 orang ( 30 % ), SMA 11 orang ( 48% ) dan S1 non pendidikan rekam medis sebanyak 5 orang ( 22 % ). Ini menunjukkan bahwa adanya kesenjangan antara tingkat pendidikan rekam medis dengan tingkat pendidikan yang bukan rekam medis. Petugas rekam medis yang paham melakukan pengkodingan hanya 30% dan selebihnya masih kurang memahami. Dengan masih kurangnya petugas rekam medis di bagian rekam medis yang sesuai dengan pendidikan rekam medis, akan berpengaruh dengan kompetensi perekam medis yaitu kompetensi pokok dan kompetensi pendukung yang akan berdampak dengan mutu pelayanan rekam medis yang belum berjalan secara efesien dan efektif. Petugas rekam medis yang tingkat pendidikannya non rekam medis dapat dilakukan pelatihan dan pendidikan tentang kompetensi perekam medis terhadap mutu pelayanan rekam medis dan di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan telah dilakukan pelatihan tentang rekam medis dan lain-lain. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tinjauan Kompetensi Petugas Rekam Medis Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016”.
7
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan sebelumnya
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kompetensi perekam medis terhadap mutu pelayanan petugas rekam medis di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016?
1.3
Tujuan Penelitian Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi perekam
medis terhadap mutu pelayanan petugas rekam medis di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016.
1.4
Manfaat penelitian 1. Bagi petugas rekam medis agar memahami bagaimana kompetensi petugas rekam medis sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Bagi Rumah Sakit atau tempat penelitian dengan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan kompetensi perekam medis dalam mutu pelayanan rekam medis. 3. Bagi peneliti untuk menambah ilmu pengetahuan khususnya pada kompetensi perekam medis di rumah sakit 4. Bagi lembaga pendidikan APIKES Imelda Medan untuk menambah referensi
pustaka
selanjutnya.
yang akan
dipergunakan
untuk
penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kajian Teori
2.1.1 Rekam Medis Menurut Gemala Hatta, (2008) Rekam Medis merupakan kumpulan fakta tentang kehidupan seseorang dan riwayat penyakit, termaksud keadaan sakit, pengobatan saat ini dan saat lampau yang ditulis oleh para praktisi kesehatan dalam upaya mereka memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Rekam Medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnese penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan, maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat (Ery Rustiyanto,2009). Rekam Medis merupakan keharusan yang penting bagi data pasien untuk diagnosis dan terepi, sekarang ini lebih jauh lagi untuk kepentingan pendidikan dan penelitian juga untuk masalah hukum yang terus berkembang (Boy S.Sabarguna,2008). 2.1.2 Tujuan Rekam Medis Tujuan Rekam Medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan dirumah sakit. Tanpa dukungan suatu sistem pengelolaan rekam medis baik dan benar tertib administrasi dirumah sakit tidak akan berhasil sebagaimana yang diharapkan.
8
9
Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit (Depkes RI,1997). Menurut Ery Rustiyanto,(2009) Tujuan Rekam medis adalah untuk mendapatkan catatan atau dokumen yang akurat dan aduket dari pasien, mengenai kehidupan dan riwayat kesehatan, riwayat penyakit dimasa lalu dan sekarang, juga pengobatan yang telah diberikan sebagai upaya meningkatkan pelayanan kesehatan. 2.1.3 Kegunaan Rekam Medis Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek (Depkes RI,2006) antara lain : 1. Aspek administrasi Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena lainnya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan para medis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan. 2. Aspek medis Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan / perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien. 3. Aspek hukum Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha untuk menegakkan hukum serta penyediaan bahan bukti untuk menegakkan keadilan.
10
4. Aspek keuangan Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung data / informasi yang dapat dipergunankan sebagai aspek keuangan. 5. Aspek penelitian Suatu berkas rekam medis mempunyai aspek penelitian, karena isinya mempunyai data / informasi yang dapat digunakan sebagai sapek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan. 6. Aspek pendidikan Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut data / informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi pengajaran dibidang profesi si pemakai. 7. Aspek dokumentasi Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus di dokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit. 2.2
Kompetensi
2.2.1
Pengertian Kompetensi Kompetensi merupakan suatu yang abstrak,hal ini tidak menunjukkan
adanya material dan ketergantungan pada kegiatan kecakapan individu.jadi kompetensi bukan keadaan tapi lebih pada hasil kegiatan dan pengkombinasian
11
sumber daya personal (pengetahuan, kemampuan, kualitas, pengalaman, kapasitas kognetif,sumber daya emosional, dan lainnya) dansumber daya lingkungan (teknologi, data base, buku, jaringan hubungan, dan lainnya) (G. Le Bofer, 2007). Menurut Enceng, Liestyodono dan Purwaningdyah (2008) mengatakan bahwa kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seorang yang telah menjadi bagian dari dirinya,sehingga ia dapat melakukan prilaku-prilaku kognitif, efektif, dan psikomotorik dengan sebaikbaiknya. Menurut Yodhia Antariksa (2007), secara general,kompetensi sendiri dapat dipahami sebagai sebuah kombinasi antara keterampilan (skill), atribut personal, dan pengetahuan (knowledge) yang tercermin melalui prilaku kinerja (job behavior) yang dapat diamati, diukur dan dievaluasi. 2.2.2
Kompetensi Perekam Medis Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI NO.377/MENKES/SK/III/
2007 Tentang Standar Profesi Perekam Medis, Kompetensi perekam medis dan informasi kesehatan merupakan pengetahuan, keterampilan, dan prilaku yang harus dimili oleh seorang profesi perekam medis dan informasi kesehatan dalam melakukan tanggung jawab berbagai tatanan tanggung jawab kesehatan. 2.2.3
Kategori Kompetensi Perekam Medis Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 377/MENKES/
SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Perekam Medis , ada dua kategori yang harus dimiliki perekam medis dan informasi kesehatan. Kategori tersebur adalah
12
kompetensi pokok dan kompetensi pendukung yang mana keduanya harus dimiliki seorang perekam medis dan informasi. 2.2.3.1 Kompetensi pokok Kompetensi pokok merupakan kompetensi mutlak yang harus oleh profesi perekam medis. Artinya bahwa seorang profesi perekam medis harus menguasai kompetensi pokok yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi untuk menjalankan kegiatan rekam medis dan informasi kesehatan. Adapun kompetensi pokok perekam medis dan informasi kesehatan adalah sebagai berikut : 1. Klasifikasi dan kodefikasi penyakit, masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan tindakan medis. Seorang profesi Perekam Medis dan informasi kesehatan harus mampu menetapkan kode penyakit dan tindakan dengan tepat sesuai klasifikasi yang diberlakukan di indonesia (ICD 10) tentang penyakit dan tindakan medis dalam pelayanan dan manajemen kesehatan. Untuk menguasai kompetensi ini seorang perekam medis harus memiliki pengetahuan tentang ilmu penyakit, Nomenklatur dan klasifikasi penyakit, klasifikasi tindakan, terminologi medis, anatomi fisiologi, biologi manusia, dan patologi. 2. Hukum dan Etika profesi Perekam medis dan informasi kesehatan harus mampu melakukan tugas dalam memberikan pelayanan yang bermutu tinggi dengan memperhatikan perundang-undangan dan etika profesi yang berlaku. Untuk dapat menguasai kompetensi ini seorang perekam medis harus
13
memiliki pengetahuan tentang pengantar ilmu hukum, hukum kesehatan, perundang-undangan kesehatan, hak dan kewajiban tenaga kesehatan pasien, kerahasiaan informasi medis, aspek hukum rekam medis, dan etika profesi. 3. Manajemen rekam medis dan informasi kesehatan Seorang perekam medis rekam dan informasi kesehatan harus memiliki kemampuan untuk mengelola rekam medis dan informasi kesehatan
sehingga
memenuhi
kebutuhan
pelayanan
medis,
administrasi dan kebutuhan informasi kesehatan sebagai bahan pengambilan keputusan dibidang kesehatan. Pengetahuan yang harus dimiliki untuk mendapatkan kompetensi ini meliputi defenisi dan fungsi rekam medis, identifikasi isi rekam medis, analisi kualitatif dan kuantitatif, sistem penamaan, penomoran, dan penyimpanan. 4. Menjaga mutu rekam medis Seorang perekam medis dan informasi kesehatan harus mampu melakukan perencanaan, melaksanakan, melakukan evaluasi, dan menilai mutu dari rekam medis. Pengetahuan yang harus dimiliki untuk mendapatkan kompetensi ini yaitu pengetahuan tentang manajemen mutu pelayanan, manajemen mutu rekam medis dan informasi kesehatan, registrasi, lisensi dan akreditasi, indikator mutu rekam medis, dan standar pelayanan rekam medis.
14
5. Statistik kesehatan Seorang perekam medis dan informasi kesehatan harus mampu untuk menggunakan statistic kesehatan untuk menghasilkan informasi dan perkiraan (forcasting) yang bermutu sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan di bidang pelayanan kesehatan. Pengetahuan yang harus dimiliki untuk mendukung kompetensi ini yaitu pengetahuan tentang biostatistic, statistic kesehatan, epidemiologi, sistem
pelaporan,
sistem
informasi
kesehatan,
dasar-dasar
pemrograman, dan bentuk-bentuk penyajian informasi. 2.2.3.2 Kompetensi Pendukung Kompetensi pendukung merupakan kemampuan yang harus dimiliki sebagai pengembangan pengetahuandan keterampilan dasar untuk mendukung tugas sebagai pengembangan dari kompetensi dasar. Dan kompetensi pendukung ini ada 2 yaitu sebagai berikut : 1. Manajemen Unit Kerja manajemen informasi kesehatan. Seorang perekam medis dan informasi kesehatan mampu untuk mengelola unit kerja rekam medis yang berhubungan dengan perencanaan, pengorganisasian, penataan dan pengontrolan unit kerja rekam medis, disarana pelayanan kesehatan. Pengetahuan yang harus dimiliki untuk mendapatkan kompetensi ini adalah tentang prinsipprinsip manajemen, rencana strategi, manajemen sumber daya, alur dan prosedur kerja, administrasi perkantoran, ergonnomi, standar ruangan dan informasi kesehatan dan proses pembelajaran.
15
2. Kemitraan Profesi Seorang perekam medis dan informasi kesehatan mampu untuk berkolaborasi dengan profesi yang terkait dalam pelayanan kesehatan. Pengetahuan yang harus dimiliki adalah pengetahuan tentang psikologi sosial, ilmu prilaku, tatakrama, bahasa inggris, hubungan antar manusia, dan organisasi profesi. 2.3
Mutu Pelayanan Kesehatan Menurut Jenny J.S.Clin. Mid dkk (2013) mengatakan bahwa mutu
pelayanan kesehatan adalah timbulnya kepuasan pada setiap pasiensesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan. Mutu pelayanan kesehatan merupakan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan yang ditetapkan, sehingga menimbulkan kepuasan bagi setiap pasien (Kemenkes dalam Muninjaya, 2014). Untuk dapat melakukan penilaian mutu dengan berbagai pendekatan di atas diperlakukan suatu data kinerja yang akurat dan relevan sehingga dapat membantu pihak rumah sakit dalam melakukan perubahan. Ketersediaan sumber data merupakan syarat utama keberhasilan mutu. Masukan dari berbagai proses spesifik di atas yang berasal dari persesi subjektif konsumen kemudian diolah menjadi suatu pengukuran yang objektif dan berhubung dengan kebutuhan konsumen.
16
2.3.1
Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan Azwar (1996) mengungkapakan sekalipun pelayanan kedokteran berbeda
dengan pelayanan kesehatan, namun dapat disebut suatau pelayanan yang baik dan keduanya haruslah memiliki berbagai persyaratan yang terdiri dari atas 5 macam yaitu: 1. Tersedia dan berkesinambungan Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan kesehatan tersebut harus tersedia di masyarakat (available) serta bersifat berkesinambungan (continous). Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan
oleh
masyrakat
tidak
sulit
ditemukan,
serta
keberadaannya dalam masysrakat adalah pada setiap saat yang dibutuhkan. 2. Dapat diterima dan wajar Syarat pokok yang kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah yang dapat diterima dan wajar. Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan
dengan
keyakinan
dan
kepercayaan
adat
istiadat,
kebudayaan, keyakinan dan kepercayaan masyarakat, serta bersifat tidak wajar bukanlah suatu pelayanan kesehatan yang baik. 3. Mudah dicapai Syarat pokok ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah yang mudah dicapai (accessible) oleh masyarakat. Pengertian ketercapaian yang dimaksud disini terutama dari sudut lokasi, dengan demekian untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting. Pelayanan kesehatan yang
17
terlalu terkonsentrasi di daerah perkotaan saja, dan sementara itu tidak ditemukan di daerah pedesaan, bukanlah pelayanan kesehatan yang baik . 4. Mudah dijangkau Syarat pokok keempat pelayanan kesehatan yang baik adalah yang mudah dijangkau (affordable) oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan disini terutama dari sudut biaya, untuk dapat mewujudkan keadaan yang seperti ini harus dapat diupayakan biaya pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi masysrakat. Pelayanan kesehatan yang mahal dan karena itu hanya mungkin dapat dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat saja, bukanlah pelayanan kesehatan yang baik. 5. Bermutu Syarat pokok yang kelima pelayanan kesehatan yang baik adalah yang bermutu (quality). Pengertian mutu yang dimaksudkan disini adalah menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang disatu pihak dapat memuaskan sipemakai jasa pelayanan, dan dipihak lain tata cara penyelenggaraan sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan. 2.3.2
Faktor-Faktor Penilaian Mutu Pelayanan Kesehatan. Menurut Donabedian dalam Alwi, A (2011)
diukur dengan
menggunakan
tiga variabel,
yaitu
Output/outcome, yang penjelasannya sebagai berikut:
mutu pelayanan dapat Input,
Proses,
dan
18
1. Input Aspek struktur meliputi segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan kegiatan berupa sumber daya manusia, dana dan sarana. Input fokus pada sistem yang dipersiapkan dalam organisasi, termasuk komitmen, prosedur serta kebijakan sarana dan prasarana fasilitas dimana pelayanan diberikan. 2. Proses Merupakan semua kegiatan yang dilaksanakan secara profesional oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat, dan tenaga profesi lain) dan interaksinya dengan pasien, meliputi metode atau tata cara pelayanan kesehatan dan pelaksanaan fungsi manajemen. 3. Output Aspek keluaran adalah mutu pelayanan yang diberikan melalui tindakan dokter, perawat yang dapat dirasakan oleh pasien dan memberikan perubahan ke arah tingkat kesehatan dan kepuasan yang diharapkan pasien. Sedangkan Menurut Arikunto, 2006, ada beberapa indikator penilaian renponden terhadap mutu pelayanan kesehatan sebagai berikut : 1. Baik, bila subjek mampu menjawab dengan benar 76 % - 100 % dari seluruh pertanyaan. 2. Cukup, bila subjek mampu menjawab dengan benar 56 % - 75 % dari seluruh pertanyaan.
19
3. Kurang, bila subjek mampu menjawab dengan benar 40 % - 55 % dari seluruh pertanyaan. 2.4
Kerangka Konsep Kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kompetensi petugas rekam medis terhadap mutu pelayanan kesehatan disebuah rumah sakit. Dalam kerangka konsep diuraikan proses penelitian.
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
Kompetensi Perekam medis 1. Kompetensi Pokok - Klasifikasi dan kode penyakit - Hukum dan etika profesi - Manajemen rekam medis dan informasi kesehatan - Menjaga mutu rekam medis - Statistik kesehatan 2. Kompetensi Pendukung - Manajemen unit kerja manajemen kesehatan/rekam medis - Kemitraan profesi
Mutu Pelayanan Kesehatan -
Baik Cukup Kurang
Dari kerangka konsep diatas dapat diasumsikan bahwasanya dengan kompetensi petugas rekam medis yang baik dapat meningkatkan kinerjanya. Sehingga mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit tersebut semakin maksimal.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk
mengetahui keterkaitan antara kompetensi perekam medis terhadap mutu pelayanan kesehatan di sebuah rumah sakit. Menurut Notoatmodjo (2012), metode penelitian diskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambar atau deskripsi tentang suatu keadan secara objektif. 3.2
Waktu dan Tempat Penelitian
3.2.1
Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan juni - juli 2016
3.2.2
Tempat Penelitian Tempat yang dipilih menjadi penelitian adalah RSU. Imelda Pekerja
Indonesia Medan, karena menurut peneliti RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan merupakan tempat yang sesuai dan dapat dijangkau oleh peneliti. 3.3
Populasi, Teknik Sampling dan Sampel
3.3.1
Populasi Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam
suatu penelitian, Saryono (2008). Populasi dalam penelitian ini adalah petugas rekam medis sebanyak 23 orang.
20
21
3.3.2
Teknik sampling Metode sampling yang digunakan adalah total sampling yaitu seluruh
populasi menjadi anggota yang akan diamati sebagai sampel karena jumlah populasi yang kecil (Arikunto,2006). 3.3.3
Sampel Menurut Saryono (2008) sampel adalah adanya keterbatasan waktu,
tenaga, biaya dan sebab lain, dan hanya hanya menggunakan sebagian dari populasi sebagai sumber data, dan mewakili suatu populasi. Jadi sampel dalam penelitian ini mengambil jumlah total sampling petugas rekam medis dengan jumlah sebanyak 23 orang. 3.4
Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional
3.4.1
Variabel Penelitian Menurut Notoadmodjo (2010) variabel adalah sesuatu yang digunakan
sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah Kompetensi petugas rekam medis dan mutu pelayanan kesehatan. 3.4.2
Defenisi Operasional 1. Kompetensi pokok merupakan kompetensi mutlak yang harus oleh profesi perekam medis. Artinya bahwa seorang profesi perekam medis harus menguasai kompetensi pokok yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi untuk menjalankan kegiatan rekam medis dan informasi kesehatan.
22
2. Klasifikasi dan kodefikasi penyakit adalah perekam medis harus mampu menetapkan kode penyakit dan tindakan dengan tepat sesuai klasifikasi yang diberlakukan di indonesia (ICD 10) tentang penyakit dan tindakan medis dalam pelayanan dan manajemen kesehatan. 3. Hukum dan Etika profesi adalah perekam medis harus mampu melakukan tugas dalam memberikan pelayanan yang bermutu tinggi dengan memperhatikan perundang-undangan dan etika profesi yang berlaku. 4. Manajemen rekam medis dan informasi kesehatan adalah perekam medis harus memiliki kemampuan untuk mengelola rekam medis dan informasi kesehatan sehingga memenuhi kebutuhan pelayanan medis, administrasi dan kebutuhan informasi kesehatan sebagai bahan pengambilan keputusan dibidang kesehatan. 5. Menjaga mutu rekam medis adalah perekam medis harus mampu melakukan perencanaan, melaksanakan, melakukan evaluasi, dan menilai mutu dari rekam medis. 6. Statistik kesehatan adalah perekam medis kesehatan harus mampu untuk menggunakan statistic kesehatan untuk menghasilkan informasi dan perkiraan (forcasting) yang bermutu sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan di bidang pelayanan kesehatan. 7. Kompetensi pendukung merupakan kemampuan yang harus dimiliki sebagai pengembangan pengetahuandan keterampilan dasar untuk mendukung tugas sebagai pengembangan dari kompetensi dasar.
23
8. Manajemen Unit Kerja manajemen informasi kesehatan adalah perekam medis mampu untuk mengelola unit kerja rekam medis yang berhubungan dengan perencanaan, pengorganisasian, penataan dan pengontrolan unit kerja rekam medis, disarana pelayanan kesehatan. 9. Kemitraan Profesi adalah perekam medis harus mampu untuk berkolaborasi dengan profesi yang terkait dalam pelayanan kesehatan. 10. Mutu pelayanan kesehatan merupakan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan yang ditetapkan, sehingga menimbulkan kepuasan bagi setiap pasien. 1. Baik, bila subjek mampu menjawab dengan benar 76 % - 100 % dari seluruh pertanyaan. 2. Cukup, bila subjek mampu menjawab dengan benar 56 % - 75 % dari seluruh pertanyaan. 3. Kurang, bila subjek mampu menjawab dengan benar 40 % - 55 % dari seluruh pertanyaan. 3.5
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
3.5.1
Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner adalah daftar
pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup.
24
3.5.2
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu metode angket, angket
adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum. Angket dilakukan dengan mengedarkan berupa formulir-formulir, diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan tanggapan, informasi, jawaban, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012). Menurut Saryono (2008) jenis data terbagi menjadi 2, sebagai berikut : 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambil data, langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer ini diperoleh dari kuesioner yang diberikan kepada petugas rekam medis secara langsung.
25
Variabel
Jumlah Indikator Kompetensi Perekam 20 medis 1. Kompetensi Pokok - Klasifikasi dan kode penyakit - Hukum dan etika profesi - Manajemen rekam medis dan informasi kesehatan - Menjaga mutu rekam medis - Statistik kesehatan 2. Kompetensi Pendukung - Manajemen unit kerja manajemen kesehatan/reka m medis - Kemitraan profesi
3.6
Pilihan Jawaban - Setuju -Kurang Setuju (KS) -Tidak Setuju (TS)
Bobot Interval Nilai Kategori 3 -Baik 2 -Cukup 1 Baik -Kurang Baik
Nilai interval 47-60 34-46 20-33
Teknik pengolahan dan Analisis Data 1. Editing Yaitu dengan melakukan pengecekan isian formukir (angket dan kuesioner) apakah jawaban sudah jelas, lengkap dan konsisten. 2. Coding Yaitu dengan merubah data yang sudah berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka.
26
3. Entry (processing) Yaitu memasukkan jawaban-jawaban dari responden dalam bentuk kode (angka atau huruf) ke dalam program atau software komputer. Program yang digunakan adalah SPSS for Windows. 4. Tabulasi Data Tabulasi data merupakan proses pengolahan data yang dilakukan dengan cara memasukkan data kedalam tabel atau dapat penyajian data dalam bentuk tabel dan daftar untuk memudahkan dalam pengamatan dan evaluasi. 5. Cleaning Yaitu melakukan pembersihan data dengan cara memeriksa data-data yang telah dimasukkan apakah sesuai dengan kategori yang telah ditentukan sebelumnya. (Arikunto, 2006)
27
3.7
Teknik Analisis Data Data akan dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif yakni teknik
analisis data yang menggambarkan situasi objek penelitian apa adanya sesuai dengan data yang terkumpul. Data yang telah dikumpulkan diolah dengan menggunakan Special product for Science Solution (SPSS Statistics 17.0). Penentuan penilaian tinjauan kompetensi responden penilaian tentang sub variabel dan variabel dengan cara mengkonversi nilai sub variabel kedalam kategori kualitatif, sebagai berikut : Skor 47-60
: baik
Skor 34-46
: cukup baik
Skor 20-33
: kurang baik
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Tempat Penelitian
4.1.1
Sejarah RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan Awal berdirinya Rumah Sakit ini di mmulai dari klinik bersalin yang
terletak di Jl. Bilal No. 48 Medan dan didirikanoleh yayasan imelda pada tahun 1982. Seiring bertambah nya pasien bersalin dan berobat umum, memperluas lahan dan pindah lokasi di Jl. Bilal No. 5 Medan serta mendapat izin sementara sebagai RSU Imelda. Pada tahun 1997 perpanjangan izin penyelenggaraan rumah sakit, berdasarkan keputusan menteri kesehatan RI. No YM, 02.04.3.5.5504 pada tanggal 15 desember 1997. Pada tahun 2002 perpanjangan izin penyelenggaraan rumah sakit keputusan menteri kesehatan RI. No Ym, 02. 04. 2. 2. 864. Pada tanggal 04 Maret 2003. Pada tahun 2004 RSU Imelda bertambah menjadi RSU Imelda Pekerja Indonesia tepat nya pada tanggal 24 mei 2004. Pada tahun 2008 RSU Imelda Pekerja Indonesia Menerima sertifikat Akreditasi penuh tingkat dasar dari departemen kesehatan republik Indonesia pada tanggal 06 februari 2004. Pada tahun 2009 keluarlah keputusan menteri kesehatan republic Indonesia No. 822/MENKES/SK/IX/2009. Tentang penetapan RSU Imelda pekerja Indonesia sebagai rumah sakit kelas B pada tahun 2008 izin tetap RSU
28
29
Imelda Pekerja Indonesia saat ini adalah dari departemen kesehatan republik Indonesia No.07. 06/II/522. 4.1.2 Visi dan Misi RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan 1. Visi RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Rumah sakit Umeum Imelda Pekerja Indonesia menjadi rumah sakit dan pendidikan dengan setandar Joint Committee International, ( JCI ) tahun 2020. 2. Misi RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan 1. Meninggkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja, pengusaha dan umum demi terciptanya produktivitas kerja yang tinggi melalui upaya promotif, Preventif, kuratif dan rehabilitative. 2. Meninggkatkan sarana pendidikan kesehatan termasuk bidang kesehatan kerja. 3. Berperan aktif mengkampanyekan kesehatan kerja kepada para pekerja dan pengusaha. 4. Meninggkatkan kinerja manajemen
RSU Imelda Pekerja Indonesia
Medan sesuai dengan standart peraturan pemerintah, kebijakan manajemen dan kebutuhan pasien. 5. Meningkatkan sumber daya manusia RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan melalui pendidikan dan pelatihan. 6. Meninggkatkan pengenalan dan informasi kepada masyarakat luas bahwa RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan siap menerima dan
30
memberikan pelayanan prima. Serta besarnya rentan
kendali dari
semua pimpinan diseluruh tinggkat organisasi. 7. Struktur organisasi menetapkan pengelompokkan individu menjadi bagian-bagian organisasi menjadi suatu organisasi yang utuh. 4.1.3 Falsafah dan Motto RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan 1. Falsafah Mengutamakan keputusan pasien pelanggan secara utuh. 2. Motto Memberi pelayanan prima 4.1.4 Struktur Organisasi RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Organisasi merupakan sekelompok atau sekumpulan orang yang mau bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dalam organisasiitu sendiri. Sedangkan struktur organisasi adalah gambaran secara skematis tentang hubungan atau kerjasama dan melaksanakan kerja antara orang-orang yang ada dalam organisasi stuktur. Dengan adanya organisasi, maka setiap tugas dan kepastian dapat di distribusikan dan dikerjakan oleh setiap anggota kelompok secara efisien dan efektif. Ada 3 hal dasar yang dapat dilihat pada struktur organisasi yaitu : 1. Stuktur organisasi memberikan gambaran mengenai pembagian tugas serta tannggung jawab kepada individu maupun bagian-bagia suatu Organisasi. 2. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai hubugan pelaporan yang di tetapkan secara resmi dalam suatu organisasi.
31
Struktur organisasi menetapkan pengelompokkan individu menjadi bagian-bagian organisasi menjadi suatu organisasi yang utuh. 4.2
Hasil Penelitian Dari penelitian yang dilakukan penulis mengenai “ Tinjauan Kompetensi
petugas rekam medis terhadap Mutu Pelayanan Kesehatandi RSU Imelda Pekerja Indonesia Tahun 2016”. Data diperoleh dari 23 responden dari data primer yang dapat dari pembagian kuisioner, maka penulis memperoleh hasil sebagai berikut : 4.2.1
Hasil Uji Frekuensi Karakteristik Responden
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Tinjauan Kompetensi Petugas Rekam Medis Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Jenis Kelamin di RSU Imelda Pekerja Indonesia MedanTahun 2016 NoJenis Kelamin 1Laki – Laki 2Perempuan Total
Frekuensi 9 14 23
Persentase (%) 39.1 % 60.9 % 100.0
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa minoritas jenis kelamin lakilaki sebanyak 9 orang (39.1 %) dan mayoritas jenis kelamin perempuan 14 orang (60.9 %).
32
Tabel 4.2Distribusi Frekuensi Responden Tinjauan Kompetensi Petugas Rekam Medis Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Umur di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016 No 1 2 3
Umur 17-24 25-33 >33 Total
Frekuensi 13 8 2 23
Persentase (%) 56.5 % 34.8 % 8.7 % 100 %
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa respondenyang berumur 1724 tahun sebanyak 13 orang (56.5 %), responden yang berumur 25-32 tahun sebanyak 8 orang (34.8 %), dan responden yang berumur >33 tahun sebanyak 2 orang (8.7 %)
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Tinjauan Kompetensi Petugas Rekam Medis Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Pendidikan di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016 No 1 2 3
Pendidikan SMA Diploma Sarjana Total
Frekuensi 11 7 5 23
Persentase (%) 47.8 % 30.4 % 21.7 % 100 %
Berdasarkan diatas menunjukkan bahwa responden pendidikan SLTA sebanyak 11 orang (47.8 %), responden pendidikan Diploma sebanyak 7 orang (30.4 %), dan responden pendidikan Sarjana 5 orang (21.7%).
33
Tabel 4.4Distribusi Frekuensi Responden Tinjauan Kompetensi Petugas Rekam Medis Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016 No Kategori 1 Baik 2 Cukup 3 Kurang Total
Interval 62-49 48-35 34-20
Frekuensi 18 5 0 23
Persentase (%) 78.3 % 21.7 % 0 100 %
Distribusi frekuensi jawaban yang diberikan 23 responden terhadap tinjauan kompetensi petugas rekam medis terhadap mutu pelayanan kesehatan di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan menunjukkan bahwa responden yang dikategorikan baik terdapat 18 responden (78.3%), kemudian responden yang dikategorikan cukup terdapat 5 responden (21.7%), dan tidak ada responden yang dikategorikan kurang baik. Tabel 4.5Tabulasi Silang Kompetensi Petugas Rekam Medis dengan Mutu pelayanan Kesehatan di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016 Kompetensi Perekam Medis Mutu Pelayanan Total Baik Cukup Baik Baik 18 0 18 Cukup Baik 0 5 5 Total 18 5 23 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa Kompetensi perekam medis 18 responden memiliki mutu pelayanan baik (78%), dan 5 responden memiliki mutu pelayanan cukup baik (22%), dan tidak dapat responden yang kurang baik (0%).
34
4.3
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dari 23 responden tentang tinjauan
kompetensi petugas rekam medis terhadap mutu pelayanan kesehatan di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016 dilihat dari karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa responden mayoritas perempuan sebanyak 14 orang (60.9%) dan 9 orang (39.1%). Berdasarkan umur 17-24 tahun sebanyak 13 orang (56.5%). Responden yang berumur 25-33 tahun sebanyak 8 orang (34.8%). Dan responden yang berumur >33 tahun 2 orang (8.7%). Dan berdasarkan pendidikan responden yang berpendidikan SMA sebanyak 11 orang (47.8%). Responden yang berpendidikan Diploma sebanyak 7 orang (30.4%). Dan responden yang berpendidikan S1 non rekam medis 5 orang (21.7%). Asumsi peneliti, berdasarkan hasil penelitian bahwa mutu pelayanan kesehatan masuk dalam kategori baik (78%), Sehingga perekam medis sebaiknya meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan yang baik pula. Agar mutu pelayanan yang diberikan dengan penilaian kategori yang baik akan selalu berkesinambungan.
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang berjudul “Tinjauan
Kompetensi Petugas Rekam Medis Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016” yang telah disajikan pada Bab IV dapat disimpulkan bahwa : 1. Berdasarkan hasil penelitian kompetensi petugas rekam medis terhadap mutu pelayanan dapat dikatakan baik sebanyak 18 orang (78%), dan cukup sebanyak 5 orang (22%). Dari hasil penelitian ini menyatakan bahwa Tinjauan
Kompetensi
Petugas
Rekam
Medis
Terhadap
Mutu
Pelayanandapat dikategorikan kedalam penilaian mutu pelayanan baik (76100%).
5.2
Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, disarankan kepada beberapa pihak yaitu : 1. Bagi RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Dengan diketahuinya kompetensi petugas rekam medis terhadap mutu pelayanan di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan yang dikategorikan baik, maka perlu ditingkatkan mutu pelayanan diberbagai pelayanan seperti pelayanan medis, fasilitas kesehatan maupun keterampilan sehingga mutu pelayanan dapat menjadi lebih baik.
35
36
2. Bagi Apikes Imelda Medan Diharapkan agar lebih memperbanyak waktu dalam melakukan praktek kerja lapangan yang sesuai dengan ketentuan yang ada agar menambah wawasan bagi mahasiswa-mahasiswi APIKES Imelda Medan. 3. Bagi Peneliti Bagi peneliti sebagai bahan pembelajaran dalam memberikan pelayanan yang baik bagi pasien serta mangetahui kompetensi perekam medis yang ada di rumah sakit. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis Revisi VI, Jakarta : Rineka Cipta. Ery, Rustiyanto. 2009. Etika Profesi : Perekam Medis dan Informasi Kesehatan, Yogyakarta : Graha Ilmu. Gemala, Hatta. 2011. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta : Fakultas Kedokteran Indonesia. Jurnalbidandiah.co.id. 2012. Mutu-pelayanan-kesehatan. Dikutip pada tanggal 25 juni 2016 pukul 14.00 wib. Menkes RI. 2007. Kepmenkes Nomor 377 Tahun 2007 Tentang Standar Profesi Perekam medis dan Informasi Kesehatan. Jakarta : Indonesia Notoatmodjo. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Permenkes. 269. 2008. Tentang Rekam medis. Dikutip pada tanggal 22 juni 2016 pukul 20.00 wib. http : // www. Scribd.com/doc/permenkes-No-269-Tahun 2008- ttg-rekam-medis. Sabarguna, Boy. S. 2008. Rekam Medis Terkomputerisasi. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Saryono. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi Pemula. Jogyakarta : Mitra Cendekia Press. Savitri, Citra, Budi. 2011. Manajemen Unit Kerja Rekam Medis. Quantum Sinergis Medis : Yogyakarta. Yodhia, Antariksa. 2007. Kompetensi. Dikutip pada tanggal 22 juni 2016 pukul 17.00 wib. http: //strategimanajemen.net/membangun-manajemen-sdmberbasis-kompetensi/2007/09.
INFORMED CONSENT
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
:
Alamat
:
Menyatakan
kesediaan
menjadi
responden
pada
penelitian
yang
akan
dilaksanakan oleh : Nama Peneliti
: Ega Fitriyani Ritonga
Judul Peneliti
: Tinjauan Kompetensi Petugas Rekam Medis Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan Di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016
Saya yakin bahwa penelitian ini tidak mengakibatkan efek samping terhadap fisik dan mental saya dan kerahasiaan identitas saya sangat dijaga oleh peneliti. Oleh karena itu saya tidak akan menuntut peneliti dan hasil penelitiannya dikemudian hari.
Medan,
Juli 2016
Responden
(
)
LEMBAR KUESIONER
Tinjauan Kompetensi Petugas Rekam Medis Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Tahun 2016
1. Petunjuk Pengisian 1. Responden diharapkan memberikan jawaban dengan memberikan tanda ceklist (√) pada tempat yang disediakan. 2. Isi identitas responden dengan lengkap. 3. Semua pertanyaan diisi dengan satu jawaba ”Setuju” , “Kurang Setuju ” dan “ Tidak Setuju ”. 4. Semua pertanyaan harus dijawab. 5. Bila ada pertanyaan-pertanyaan yang kurang mengerti dapat ditanyakan pada peneliti. 2. Data Demografi Nama Responden
:
Tanggal Pengambilan data
:
Jenis Kelamin
:
Laki-laki
Perempuan
Pendidikan Terakhir
:
SMA
D-III RMIK
S-I (Sarjana) Umur
:
17-24 Tahun 25-32 Tahun
> 33 Tahun
No
Pertanyaan - Pertanyaan
S
A
Kompetensi Pokok
1.
Perekam medis harus mampu menggunakan ICD 10 dan ICD- 9 CM
2.
Perekam medis menerapkan kode tindakan dengan menggunakan ICD- 9 CM
3.
Perekam
medis
menerapkan
kode
diagnosa
penyakit dengan menggunakan ICD-10 4.
Perekam medis harus menyusun (assembling) berkas rekam medis dengan baik dan benar berdasarkan SOP yang ada di rumah sakit
5.
Perekam medis harus mengetahuan tentang etika profesi dan mampu menjaga kerahasiaan medis
6.
Perekam
medis
harus
menggunakan
sistem
penomoran (seri, unit, seri unit) 7.
Perekam medis harus mendesain formulir untuk tahap pengumpulan data kesehatan
8.
Perekam medis harus mampu menggunakan aplikasi
komputer
untuk
pengumpulan,
pengolahan dan penyajian data 9.
Perekam medis menulis nama pasien dengan tidak benar
10.
Petugas rekam medis mengevaluasi agar dapat
KS
TS
menilai mutu pelayanan di rekam medis 11.
Perekam medis melaksanakan kebijakan dan prosedur akses dalam pelepasan informasi
12.
Mengelola
kualitas
data
disarana
pelayanan
kesehatan 13.
Penyusutan dilakukan 5 tahun sekali
14.
Perekam
medis
dapat
melakukan
analisis
kualitatif, kuantitatif dan statistik 15.
Perekam medis menyiapkan informasi pasien kepada pihak yang berhak
B
Kompetensi pendukung
16.
Dapat menyusun standar operasional prosedur dalam unit kerja rekam medis
17.
Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana unit
kerja
rekam
medis
untuk
memenuhi
kebutuhan kerja. 18.
Dapat menjalin kerja sama dengan bagian – bagian lain terutama dengan sistem informasi rumah sakit (SIM-RS) dalam pengembangan teknologi baru ?
19.
Menyusun analisa jabatan dan uraian tugas perekam medis
20.
Menyusun anggaran / budget dalam menejemen unit kerja rekam medis
A. Distribusi Frekuensi
Umur
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
17-24
13
56.5
56.5
56.5
25-33
8
34.8
34.8
91.3
>33
2
8.7
8.7
100.0
Total
23
100.0
100.0
Jeniskelamin Frequency Valid
laki-kaki
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
9
39.1
39.1
39.1
perempuan
14
60.9
60.9
100.0
Total
23
100.0
100.0
Pendidikan Frequency Valid
SLTA
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
11
47.8
47.8
47.8
Diploma
7
30.4
30.4
78.3
Sarjana
5
21.7
21.7
100.0
23
100.0
100.0
Total
B. Tabulasi Silang Mutu Pelayanan
jeniskelamin * mutupelayanan Crosstabulation Count Mutupelayanan Baik jeniskelamin
laki-kaki perempuan
Total
Cukup
Total
7
2
9
11
3
14
18
5
23
pendidikan * mutupelayanan Crosstabulation Count mutupelayanan baik pendidikan
cukup
Total
sma
6
5
11
Diploma
7
0
7
Sarjana
5
0
5
18
5
23
Total
umur * mutupelayanan Crosstabulation Count Mutupelayanan baik umur
Total
Cukup
Total
17-24
9
4
13
25-33
7
1
8
>33
2
0
2
18
5
23
BUKTI REVISI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Ega Fitriyani Ritonga
Nim
: 1313466011
Tingkat
: III-A Apikes
Benar telah melakukan Revisi Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tinjauan Kompetensi Petugas Rekam Medis Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan 2016” Kepada Tim Penguji I Valentina SKM, M.Kes Demikianlah surat ini saya perbuat untuk dipergunakan seperlunya.
Diketahui Oleh Penguji I
(Valentina SKM, M.Kes)
BUKTI REVISI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Ega Fitriyani Ritonga
Nim
: 1313466011
Tingkat
: III-A Apikes
Benar telah melakukan Revisi Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tinjauan Kompetensi Petugas Rekam Medis Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016” Kepada Tim Penguji 2 Zulham Andi Ritonga SKM Demikianlah surat ini saya perbuat untuk dipergunakan seperlunya.
Diketahui Oleh Penguji II
(Zulham Andi Ritonga SKM)
BUKTI REVISI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Ega Fitriyani Ritonga
Nim
: 1313466011
Tingkat
: III-A Apikes
Benar telah melakukan Revisi Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tinjauan Kompetensi Petugas Rekam Medis Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016” Kepada Tim Penguji III : Rahmawani Fauzah, SST Demikianlah surat ini saya perbuat untuk dipergunakan seperlunya.
Diketahui Oleh Penguji III
(Rahmawani Fauzah, SST)