FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT DI SEKTOR AGRIBISNIS (Studi Kasus : Danamon Simpan Pinjam Unit Citeureup Bogor)
SKRIPSI
RINI ANDRIANI OKTAVIATI H34076128
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
RINGKASAN RINI ANDRIANI OKTAVIATI. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Di Sektor Agribisnis (Studi Kasus: Danamon Simpan Pinjam Unit Citeureup Bogor). Skripsi. Depertemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan Ir. Burhanuddin, MM). Indonesia merupakan Negara berkembang, salah satu sektor yang mempunyai peranan strategis bagi perekonomian di Indonesia adalah sektor agribisnis. Peran dari sektor agribisnis adalah sebagai penyedia bahan makanan bagi penduduk Indonesia, penyedia lapangan pekerjaan dan sebagai salah satu sumber yang cukup besar bagi penerimaan negara. Namun pada kenyataannya kondisi yang ada pada sektor agribisnis kurang berkembang karena keterbatasan modal untuk mengembangkan usahanya. Oleh karena itu dibutuhkan lembaga keuangan yang dapat membantu para pengusaha agribisnis dalam penyediaan modal, salah satunya adalah bank. Peranan Bank dalam mendukung kegiatan dunia usaha kecil dan menengah sangat besar. Perbankan bekerja untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi. Tujuan daripada Perbankan Indonesia yaitu, menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan dari kesejahteraan rakyat. Pemberian kredit merupakan aktivitas paling pokok dari perbankan, hal tersebut merupakan salah satu fungsi intermediasi bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkan kembali dana tersebut, namun resikonya juga relatif besar. Pada dasarnya di dalam Usaha Kecil Mikro dan Menengah terdapat beberapa masalah yang sering timbul dan menyebabkan terhambatnya usaha antara lain yaitu kurangnya modal, rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang bekerja pada sektor UMKM dan peluang usaha. Salah satu alternatif untuk mendukung kelancaran dalam dunia usaha dapat diperoleh dari kredit. Oleh karena itu, pada tahun 2004 Bank Danamon Indonesia membuka unit bisnis yang hadir untuk memberikan layanan secara khusus bagi usaha dengan skala mikro dan kecil yang disebut dengan Bank Danamon Simpan Pinjam (DSP). Citeureup merupakan salah satu daerah yang berpotensi dalam usaha kecil sampai dengan menengah yang sebagian masyarakatnya memiliki usaha dalam bidang agribisnis. Namun dalam kenyataannya penyaluran kredit mengalami penurunan sehingga belum mampu mencapai target realisasi. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit pada sektor agribisnis di Danamon Simpan Unit Citeureup. Penelitian ini dilakukan di Bank Danamon Simpan Pinjam unit Citeureup Bogor, yang berlokasi di Jalan Raya Mayor Oking No 23, Ruko Citeureup Indah, Citeureup-Jawa Barat mulai dari bulan November sampai dengan Desember 2011. Penelitian ini dilakukan dengan pertimbangan Bank Danamon khususnya divisi Simpan Pinjam diakui fokus bisnisnya pada pengusaha Mikro, kecil dan Menengah.
Pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini dilakukan dengan data sekunder yang diperoleh dari data internal ataupun data eksternal perusahaan seperti, pengumpulan data-data yang terkait dengan penelitian yang berasal dari data nasabah yang melakukan kerja sama dengan pihak DSP unit Citeureup, dokumen perusahaan, pedoman kerja Bank Danamon Simpan Pinjam, modulmodul Danamon Simpan Pinjam berupa buku kredit, jurnal-jurnal seperti skripsi dan penelusuran melalui situs internet yang berhubungan dengan penelitian ini. Metode penentuan nasabah yang digunakan di dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode sensus yaitu semua jumlah populasi nasabah agribisnis di Danamon Simpan Pinjam unit Citeureup. Adapun jumlah nasabah yang bergerak dalam sektor agribinis yang masih aktif berjumlah 30 nasabah baik nasabah lama maupun nasabah baru. Alat analisis yang digunakan yaitu analisis kuantitatif dan analisis Kualitatif. Analisis Kualitatif dilakukan untuk menjelaskan gambaran umum Bank Danamon Simpan Pinjam, seperti syarat-syarat penyaluran kredit serta prosedur yang digunakan untuk memperoleh kredit yang dikeluarkan oleh Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Citeuruep. Maka dengan demikian dapat diketahui mekanisme realisasi pengajuan kredit di Danamon Simpan Pinjam Unit Citeureup. Analisis Kuantitatif tujuannya untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis faktual dan aktual mengenai fakta-fakta yang hubungannya erat dengan fenomena yang diselidiki dengan menggunakan Regresi Linear Berganda. Danamon Simpan Pinjam merupakan daerah yang masyarakatnya cukup banyak memiliki usaha kecil dan menengah yang dalam usahanya membutuhkan dana untuk bantuan modal , namun pada kenyataanya realisasi kredit di Danamon Simpan Pinjam selalu mengalami penurunan. Pemberian kredit di Danamon Simpan Pinjam pada prinsipnya tidak terlepas dari unsur 5C namun pada kenyataanya pada saat menganalisis calon nasabah dari prinsip 5C hanya menggunakan 3C yaitu Caracter, Capasity/Capasitas dan Colateral. Dari hasil analisis Regresi Linear Berganda dapat diketahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Realisasi Kredit di Danamon Simpan Pinjam unit Citeureup antara lain yaitu Umur Nasabah, Tingkat Pendidikan, Jumlah Tanggungan Keluarga, Pengalaman Kredit, Lama usaha, Jenis Usaha, Pendapatan Usaha, dan Jaminan. Faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan dan nyata terhadap realisasi kredit di DSP unit Citeureup yaitu pendapatan usaha, lama usaha, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman kredit, dan jaminan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT DI SEKTOR AGRIBISNIS (Studi Kasus : Danamon Simpan Pinjam Unit Citeureup Bogor)
SKRIPSI
RINI ANDRIANI OKTAVIATI H34076128
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
Judul Skripsi : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Realisasi Kredit di Sektor Aribisnis (Studi kasus Danamon Simpan Pinjam Unit Citeureup Bogor) Nama
: Rini Andriani Oktaviati
NIM
: H34076128
Menyetujui, Pembimbing
Ir. Burhanuddin, MM NIP. 19680215 199903 1 001
Mengetahui, Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002
Tanggal Lulus :
PERNYATAAN Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit di Sektor Agribisnis (Studi Kasus Danamon Simpan Unit Citeureup Bogor)” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, April 2012
Rini Andriani Oktaviati H34076128
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 04 Oktober 1983 dari pasangan Bapak Achmad Fuad dan Djudju Djuhanah. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Penulis memulai pendidikan dasar di SD Negeri Gunung Batu 1, Bogor dan lulus tahun 1996. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 6, Bogor dan lulus tahun 1999. Pendidikan lanjutan tingkat atas dapat diselesaikan penulis pada tahun 2002 di SMA Al-Azhar, Bogor. Pada tahun 2002, penulis diterima pada program studi Teknologi Benih, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diselesaikan pada tahun 2005. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan pada tahun 2007 di Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (IPB). Pada tahun 2008 sampai dengan 2011 penulis bekerja di PT Bank Danamon Simpan Pinjam unit Citeureup sebagai teller. Pada tahun 2012 sebagai Operasional Officer di Danamon Simpan Pinjam Unit Leuwiliang.
KATA PENGANTAR Alhamduliilahirobbil’alamin. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus Ekstensi Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (IPB). Penelitian
ini
bertujuan
untuk
menganalisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi realisasi kredit di sektor agribisnis dan mekanisme penyaluran kredit di Danamon Simpan Pinjam unit Citeureup Bogor. Skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi bahan pertimbangan dalam pemberian kredit kepada nasabah dalam rangka meningkatkan realisasi kredit sehingga mencapai target pencairan setiap bulannya . Skripsi ini merupakan hasil maksimal yang dapat diselesaikan oleh penulis, sehingga penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menambah pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan.
Bogor, April 2012
Rini Andriani Oktaviati H34076128
UCAPAN TERIMAKASIH Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT dan mengucapkan terimakasih kepada : 1. Ir. Burhanuddin, MM sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, memberikan masukan, arahan, serta motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. 2. Dr. Ir. Ratna Winandi, MS, selaku dosen penguji pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya memberikan
kritik dan saran demi
perbaikan skripsi ini. 3. Ir. Joko Purwono, MS, yang telah memberikan kritik dan saran pada saat sidang mengenai penulisan yang baik dalam skripsi ini. 4. Dosen, staf dan pengurus Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus IPB yang telah banyak membantu penulis mulai dari awal perkuliahan sampai dengan skripsi ini selesai. 5. Ayahanda Achmad Fuad dan Ibunda Djudju Djuhanah, Suamiku Asep Stevi Maulana, buah hatiku Muhammad Raffi Maulana, kakak dan adik yang senantiasa memberikan dukungan doa, moril maupun materil, kesabaran, motivasi, serta kasih sayangnya. 6. Teman-teman program penyelenggaraan khusus ekstensi agribisnis yang telah memberikan saran dan kritikannya dalam perbaikan penulisan skripsi. 7. Serta semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu, semoga Allah SWT membalas dan memberikan rahmat dan hidayah-Nya.
Bogor, April 2012
Rini Andriani Oktaviati H34076128
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL .................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................
iv
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................
v
I
PENDAHULUAN ...................................................................... 1.1. Latar Belakang ...................................................................... 1.2. Perumusan Masalah .............................................................. 1.3. Tujuan ................................................................................... 1.4. Manfaat Penelitian ................................................................ 1.5. Ruang Lingkup .....................................................................
1 1 3 5 6 6
II
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 2.1. Perbankan dan Perkreditan...................................................... 2.2. Jenis-jenis Kredit..................................................................... 2.3. Studi Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Realisasi Kredit ..
7 7 7 8
III
KERANGKA PEMIKIRAN ..................................................... 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................. 3.1.1 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) .............. 3.1.2 Bank dan Ketentuan Umum Perkreditan ......................... 3.1.3 Kredit Agribisnis ............................................................. 3.1.4 Realisasi Kredit dengan Prinsip 5C................................. 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional...........................................
11 11 11 12 15 16 21
IV METODE PENELITIAN .......................................................... 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 4.2 Jenis dan Sumber Data .......................................................... 4.3 Teknik Pengambilan Sampel ................................................ 4.4 Metode Pengolahan Data dan Analisis Data........................... 4.5 Hipotesa Penelitian .................................................................
24 24 24 24 25 26
V GAMBARAN UMUM BANK DANAMON INDONESIA ........ 5.1 Danamon Simpan Pinjam unit Citeureup................................
28 29
VI
HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................... 6.1 Mekanisme Penyaluran Kredit Di DSP Unit Citeureup................................................................................ 6.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Realisasi Kredit di DSP Unit Citeurep..........................................................................
34
VII KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 7.1 Kesimpulan ............................................................................ 7.2 Saran .......................................................................................
55 52 52
34 41
i
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................
56
LAMPIRAN...........................................................................................
58
ii
DAFTAR TABEL Nomor 1.
Halaman Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Usaha Kecil, dan Menengah Usaha Besar 2008-2009.............................................................
2
2.
Realisasi Kredit Khususnya Pada Nasabah Yang Bergerak Dalam Sektor Agribisnis pada Bulan Januari-Desember 2010 ............ 4
3.
Rata- rata Realisasi Kredit di DSP Berdasarkan Umur Nasabah .................................................................................................... .
42
Rata-rata Tingkat Pendidikan Calon Nasabah di DSP Menurut Tingkat Pendidikan ....................................................................
43
Rata-rata Realisasi Kredit di DSP Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga.....................................................................................
44
6.
Rata-rata Realisasi Kredit di DSP Berdasarkan Lama Usaha....
45
7.
Rata-rata Jenis Usaha di DSP yang Bergerak Dalam Sektor Agribisnis .................................................................................
46
Rata-rata Realisasi Kredit di DSP berdasarkan Pengalaman Kredit .........................................................................................
47
Rata-rata Realisasi Kredit di DSP berdasarkan Pedapatan Usaha ...................................................................................................
48
4.
5.
8.
9.
10. Rata-rata Realisasi kredit di DSP menurut jumlah anggunan....
48
11. Pendugaan dan Pengujian Model Linear Berganda di DSP Unit Citeureup Bogor.................................................................
49
iii
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1 Kegiatan Kelembagaan Perbankan ............................................
13
2 Unsur-unsur Kredit Perbankan ..................................................
14
3
Diagram Kerangka Pemikiran Operasional ...............................
23
4 Prosedur Umum Perkreditan.......................................................
35
iv
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1 Struktur Organisasi Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Citeureup.....................................................................................
58
2 Formulir Aplikasi Pinjaman .......................................................
59
3
Program CADS .........................................................................
60
4 Program DAS..............................................................................
61
v
I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Indonesia merupakan Negara berkembang, salah satu sektor yang
mempunyai peranan strategis bagi perekonomian di Indonesia adalah sektor agribisnis. Peran dari sektor agribisnis adalah sebagai penyedia bahan makanan bagi penduduk Indonesia, penyedia lapangan pekerjaan dan sebagai salah satu sumber yang cukup besar bagi penerimaan negara1. Namun pada kenyataannya kondisi yang ada pada sektor agribisnis kurang berkembang karena keterbatasan modal untuk mengembangkan usahanya. Oleh karena itu dibutuhkan lembaga keuangan yang dapat membantu para pengusaha agribisnis dalam penyediaan modal, salah satunya adalah bank. Tujuan daripada Perbankan Indonesia yaitu, menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan dari kesejahteraan rakyat. Berdasarkan dari uraian ini, dapat disimpulkan bahwa dunia Perbankan tidak akan terlepas dari pembangunan Nasional Negara (Kementrian Koperasi dan UMKM 2011). Bantuan bank dalam permodalan UMKM diharapkan dapat meningkatkan kegiatan yang produktif dan dimanfatkan dengan sebaik-baiknya agar dapat memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja. UMKM mampu menyerap sebesar 96,95 persen dari total tenaga kerja di Indonesia (Tabel 1). Selama periode 2008-2009, usaha mikro, kecil dan menengah telah mampu memberikan lapangan pekerjaan baru bagi 2,1 juta orang dan menciptakan lebih dari dua juta unit usaha baru. Jumlah tersebut mendominasi dari total keseluruhan unit usaha yang ada di Indonesia (99,9 persen), hal ini merupakan suatu bukti UMKM merupakan dinamisator dan stabilisator perekonomian di Indonesia.
1
Google search/kompas-online.co.id/artikel/ diakses tgl 30 Desember 2011
Tabel 1. Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja UMKM, Usaha Besar 2008-2009 No
Skala Usaha
Tenaga Kerja 2008
1 2
Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) Usaha Besar Jumlah
88.739.744 (96.95) 2.788.518 (3.05) 91.528.262 (100)
Unit Usaha
2009 90.896.270 (96.7) 2.776.214 (3.2) 93.672.484 (100)
2008 49.824.123 (99.9) 4.463 (0.1) 49.828.586 (100)
2009 51.257.537 (99.9) 4.372 (0.1) 51.261.909 (100)
Sumber : Departemen Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah RI (2011)
Bantuan bank dalam permodalan UMKM diharapkan dapat meningkatkan kegiatan yang produktif dan dimanfatkan dengan sebaik-baiknya. Di Indonesia hingga tahun 2009 terdapat sekitar 51 juta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), namun baru 18 juta wirausaha yang yang memperoleh fasilitas dan akses layanan perbankan. 10 – 15 juta wirausaha memperoleh pembiayaan usaha berasal dari tengkulak, renternir, dan kerabat/keluarga (Kementrian Koperasi UMKM, 2011). Hal ini dikarenakan dengan memperoleh pembiayaan dari renternir ataupun tengkulak prosesnya mudah, pencairan dananya terhitung cepat dan tidak legal melainkan hanya berdasarkan kekeluargaan. Danamon telah melakukan penelitian dengan mewawancarai 1000 pengusaha mikro dan kecil di 8 kota besar. Nasabah mengatakan bahwa Bank terlalu rumit dan menakutkan dengan berbagai persyaratan dan proses untuk meminjam uang, selain itu nasabah tidak mempunyai waktu untuk datang ke bank karena harus menunggu toko atau kiosnya. Nasabah membutuhkan suatu layanan dan persyaratan yang sederhana, proses yang mudah dan cepat, serta kenyamanan transaksi yang dapat dilakukan di tempat usaha mereka (Portal, Danamon Simpan Pinjam, 2011). Oleh karena itu, pada tahun 2004 Bank Danamon Indonesia membuka unit bisnis yang hadir untuk memberikan layanan secara khusus bagi usaha dengan skala mikro dan kecil yang disebut dengan Bank Danamon Simpan Pinjam (DSP). Sampai dengan akhir tahun 2010, sebanyak 1049 unit Danamon Simpan Pinjam telah beroperasi di seluruh wilayah Indonesia.
2
1.2.
Perumusan Masalah Krisis ekonomi dan moneter yang terjadi pada tahun 1997 sampai dengan
1998, telah mempengaruhi kinerja dunia perbankan di Indonesia. Kegiatankegiatan yang dibiayai oleh bank mengalami banyak kemacetan. Kepercayaan masyarakat terhadap bank semakin menurun, terutama bank swasta nasional terpaksa dilikuidasi dan beberapa bank dibekukan operasinya. Begitu juga dengan bank pemerintah, yang beberapa diantaranya harus di merger atau digabungkan. Akan tetapi, selama periode krisis ekonomi tersebut, bank Danamon justru memiliki jaringan distribusi geografi yang terluas dari semua bank di Indonesia. Danamon Simpan Pinjam (DSP) saat ini dikenal sebagai salah satu bank terkemuka di bidang konsumen dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Bank Danamon sebagai salah satu bank swasta nasional yang menjadi pelopor dalam pemberian kredit mikro, kecil, dan menengah menyelenggarakan bantuan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah sebagai unit golongan lemah melalui bank Danamon Simpan Pinjam (DSP). Bantuan bank Danamon dalam permodalan UMKM dapat menyokong kegiatan produktif yang dilakukan oleh masyarakat. Bantuan modal dalam bentuk kredit tentunya diharapkan dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk meningkatkan produktifitas usaha mikro, kecil, dan menengah. DSP melayani berbagai aktivitas usaha mikro kecil dan menengah baik dalam pembiayaan maupun simpanan yang kebutuhannya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yaitu memberikan kemudahan, kecepatan dan kenyaman layanan. Citeureup merupakan salah satu daerah yang berpotensi dalam usaha kecil sampai dengan menengah yang sebagian masyarakatnya memiliki usaha. Namun dalam kenyataannya penyaluran kredit mengalami penurunan sehingga belum mampu mencapai target realisasi. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit pada sektor agribisnis di Danamon Simpan Unit Citeureup. Pertumbuhan realisasi kredit khususnya pada nasabah sektor agribisnis di Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Citeureup dapat dilihat pada Tabel 2.
3
Tabel 2. Realisasi Kredit Khususnya pada Nasabah Sektor Agribisnis Bulan Januari-Desember Tahun 2010 di Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Citeureup No
Bulan
Jumlah Nasabah
Jumlah Realisasi
Pertumbuhan
(Orang)
(Rupiah)
(%)
1.
Januari
49
980.000.000
2.
Februari
45
775.000.000
20.9
3.
Maret
44
680.000.000
12.3
4.
April
42
650.000.000
4.4
5.
Mei
42
650.000.000
0
6.
Juni
40
615.000.000
5.4
7.
Juli
36
470.000.000
23.6
8.
Agustus
36
470.000.000
0
9.
September
34
425.000.000
9.6
10.
Oktober
32
400.000.000
5.9
11.
November
31
380.000.000
5
12.
Desember
30
335.000.000
11.8
Sumber : Bank Danamon Simpan Pinjam, 2010
Berdasarkan Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa jumlah nasabah Bank Danamon Simpan Pinjam (DSP) unit Citeureup pada tahun 2010 dilihat dari sektor agribisnis mengalami penurunan setiap bulannya dimana pada tahun 2010 di bulan Januari terdapat 49 nasabah agribisnis dan di bulan Desember hanya 30 nasabah dengan total outstanding realisasi pinjaman Rp. 335.000.000,-. Hal ini diduga karena dipengaruhi banyak faktor misalnya kredit yang sudah lunas karena jangka waktu pinjaman selesai, take over bank lain, kapasitas usaha yang belum layak untuk dibiayai, serta karakter pengusaha yang dijadikan sebagai acuan dalam realisasi pinjaman kredit. Pada dasarnya nasabah agribisnis Danamon Simpan Pinjam bergerak pada berbagai macam bidang usaha yaitu Pedagang sayuran, pedagang bumbu atau rempah-rempah, pedagang buah, pedagang tempe dan tahu, pedagang daging, pedagang ikan basah, pedagang kelapa, peternak ayam dan pedagang sapi.. Terdapat dua alasan Bank Danamon Simpan Pinjam (DSP) untuk menyalurkan kredit kepada sektor usaha mikro, kecil dan menengah. Pertama adalah resiko
4
kredit dengan menggunakan jaminan lebih rendah, dan yang kedua tingkat perputaran uang pada usaha ini berjalan cepat. Realisasi kredit di Danamon Simpan Pinjam Unit Citeureup pada tahun 2010 mengalami penurunan dan tidak mencapai target realisasi kredit yaitu Rp 1 Milyar per bulan (Busines Planing Head). Dengan tingkat realisasi yang belum mencapai target diduga karena belum maksimalnya kinerja dari DSP dalam realisasi pinjaman, untuk itu pentingnya menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit pada sektor agribisnis di Danamon Simpan Pinjam Unit Citeureup agar realisasi pinjaman terus meningkat sehingga berpengaruh terhadap pencapaian target realisasi kredit.
1.3.
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai
melalui penelitian ini yaitu : 1. Menganalisis mekanisme penyaluran kredit dalam sektor agribisnis di DSP unit Citeureup. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit pada sektor agribisnis di DSP unit Citeureup.
1.4.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat akan memberikan manfaat, informasi serta
masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan baik bagi DSP maupun penulis. 1. Bagi
DSP
unit
Citeureup,
diharapkan
dapat
bermanfaat
untuk
meningkatkan realisasi kredit sesuai targetnya dengan mekanisme dan prosedur yang berlaku. 2. Bagi penulis, sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan dan pengalaman dalam bidang perbankan. 3. bagi mahasiswa diharapkan dapat dijadikan bahan pustaka dan referensi untuk penelitian yang akan dilakukan. 1
Hasil wawancara dengan Credit Officer DSP Unit Citeureup, 2011
5
1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Penelitian
ini
difokuskan
kepada
analisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi realisasi kredit pada nasabah agribisnis di wilayah Citeuruep, Kabupaten Bogor. Studi Kasus pada Bank Danamon Simpan Pinjam (DSP) Unit Citeureup.
6
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Perbankan dan Perkreditan Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang berperan sebagai
penghimpun dana dari masyarakat (baik dalam bentuk tabungan ataupun dalam deposito) dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman ataupun kredit. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diketahui bahwa bank memberikan solusi bagi masyarakat yang membutuhkan dana. Robbi Febrio (2010) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kredit agribisnis merupakan suatu bentuk penyaluran dana terhadap masyarakat yang membutuhkan khususnya para pengusaha mikro, kecil dan menengah yang didalam perjanjian kreditnya terdapat ketentuan- ketentuan mengenai perkreditan. Penyaluran kredit merupakan salah satu jasa perbankan utama untuk memperoleh keuntungan bagi bank serta mendukung perekonomian. Karena dengan adanya kredit, maka kebutuhan akan tambahan modal akan terpenuhi bagi para pengusaha mikro kecil dan menengah.
2.2
Jenis-Jenis Kredit Kredit yang diberikan oleh pihak bank memiliki jenis serta kegunaan yang
berbeda-beda. Jenis kredit dilihat dari segi kegunaan terdapat dua yaitu kredit investasi maupun kredit modal kerja. Kredit investasi biasanya digunkan untuk keperluan perluasan usaha, sebagai contoh untuk membangun proyek/ pabrik baru untuk keperluan rehabilitasi, pembelian mesin baru atau pemebelian lahan untuk memperluas wilayah usaha. Sedangkan kredit untuk modal kerja digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam kegiatan operasionalnya. Dalam segi tujuan, terbagai atas kredit produktif, kredit konsumtif, dan kredit perdagangan. Kredit produktif diberikan terhadap nasabah untuk menghasilkan barang maupun jasa, Kredit konsumtif digunakan untuk konsumsi secara pribadi misalnya untuk rekreasi, menikah ataupun yang lainnya, Sedangkan kredit perdagangan biasanya digunakan dalam kegiatan perdagangan seperti
membeli barang dagangan yang pembayarannya mengharapakan hasil dari barang dagangannya tersebut. Jangka waktu pengembalian kredit terdapat jangka waktu pendek, jangka waktu menengah dan jangka waktu panjang. Kredit dengan jangka waktu pendek memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun dan paling lama adalah satu tahun, biasanya kredit dengan jangka waktu pendek ini digunakan untuk kepentingan modal kerja, jangka waktu menengah biasanya memiliki waktu antara 1-3 tahun biasanya untuk kebutuhan investasi, kredit jangka panjang yaitu kredit yang memiliki waktu pengembaliannya paling lama yaitu 3-5 tahun, biasanya untuk kredit jangka panjang ini juga kebutuhannya untuk investasi. Usaha agribisnis biasanya memiliki jangka waktu kredit jangka menengah sehingga untuk pengembaliannya tidak memakan waktu yang cukup lama sehingga penerima kredit dapat memanfatakan dana yang ada dengan semaksimal mungkin untuk kebutuhannya.
2.3.
Studi Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Penyaluran kredit pada dasarnya harus melalui proses atau mekanisme
yang telah ditetapkan oleh setiap masing-masing bank sebagai penyalur dana. Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui penyaluran kredit telah banyak dilakukan
sebelumnya.
Dalam
penelitian-penelitian
sebelumnya
tersebut
memberikan pengamatan yang berbeda pada pola pengambilan data, metode analisis serta hasil yang dicapai. Penelitian yang dilakukan Risdwianto (2004) tentang penyaluran kredit pada bank BRI menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kredit di bank BRI adalah tingkat pendidikan, frekwensi peminjaman, dan nilai anggunan. Penelitian yang dilakukan oleh Panggabean (2005) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan tunggakan KUPEDES pada nasabah BRI cabang Iskandar Muda Medan, menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh BRI secara secara dominan dalam memberikan KUPEDES adalah kemampuan nasabah dalam melakukan usahanya dan character. Tarigan (2006) melakukan penelitian dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kredit umum pedesaan (KUPEDES) dalam sektor
8
pertanian di BRI unit Parung, Bogor, menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap permintaan (KUPEDES) dalam Sektor Pertanian di BRI unit Parung adalah jumlah anggunan, pengalaman usaha, dan omset. Safitri (2007) menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi besar KUPEDES adalah nilai anggunan, tingkat pendidikan, frekwensi pinjaman, asset usaha, asset rumah tangga, jarak dan pendapatan usaha per tahun. Penelitian yang dilakukan oleh Mulyarto (2008) menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi KUR adalah tingkat pendapatan, asset keluarga, asset usaha, pengalaman kredit, lama usaha, modal usaha dan pendidikan. Edinho (2009) menyimpulkan bahwa yang mempengaruhi tehadap realisasi kredit di BRI unit Cigombong adalah ada atau tidaknya anggunan, tingkat pendidikan, dan jarak lokasi usaha. Dalam penelitian ini faktor lainnya yang penting adalah karakter dan kapasitas yang fungsinya untuk mengetahui pendapatan bersih rumah tangga yang diperoleh setiap bulannya untuk mengetahui kemampuan membayarnya. Hutagaol (2009) menganalisis mekanisme penyaluran KUR dan faktorfaktor yang mempengaruhi pencairan pinjaman KUR pada sektor agribisnis di BRI unit Cigombong, adapun faktor yang mempengaruhi pencairan kredit adalah lama usaha (tahun), pendapatan per bulan (dalam rupiah), tingkat pendidikan nasabah, ada atau tidaknya jaminan, jarak lokasi usaha dari BRI unit Cigombong (Km) dan usia nasabah (tahun). Penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2009) menyimpulkan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi realisasi dan pengembalian kredit usaha rakyat (kasus BRI unit Cibungbulang) dan menyimpulkan bahwa variabel omset usaha per bulan, tingkat pendapatan bersih per bulan, dan jumlah kredit yang diajukan berpengaruh nyata dan positif terhadap realisasi KUR. Eko Hidayanto (2010) dalam penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi Realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) studi kasus usaha agribsinis di BRI unit Tongkol, Jakarta terdapat enam variabel dalam realisasi kredit diantaranya yaitu tingkat pendapatan, frekuensi kredit, lama usaha, modal usaha, tingkat pendidikan dan waktu pengembalian kredit.
9
Arif Lesmana (2010) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit di bank BNI Tunas Usaha (BTU). Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengalaman kredit, pendapatan usaha, lama usaha, current ratio, anggunan dan jangka waktu pengembalian kredit merupakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses pencairan kredit. Robbi Febrio (2010) yang melakukan penelitian mengenai analisis faktorfaktor yang mempengaruhi realisasi kredit Solusi Modal (SM) di Bank Danamon Simpan Pinjam unit Cibinong Kabupaten Bogor, menyimpulkan bahwa faktorfaktot yang berpengaruh terhadap perealisasian pinjaman adalah tingkat pengalaman usaha adalah hanya tingkat pengalaman usaha dan sisa tanggungan pinjaman. Dari hasil penelitian-penelitian tersebut dapat diketahui bahwa proses realisasi kredit pada prinsipnya mengacu pada prinsip 5 C, yakni character, capacity, capital, collateral, dan condition of economy. Berdasarkan uraian penelitian sebelumnya penulis menjadikan beberapa kajian sebelumnya tersebut sebagai referensi dalam penelitian yang akan dilakukan, hal ini karena secara umum ternyata terdapat persamaan yang mendasar dengan penelitian sebelumnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit di DSP unit Citeureup ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis secara kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui mekanisme penyaluran kredit, bagaimana dan apa saja syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh nasabah serta ketentuan atau prosedur dalam memperoleh kredit. Analisis kuatitatif digunakan untuk menjelaskan faktor-faktor apa saja yang berpengaruh secara signifikan terhadap realisasi kredit di DSP unit Citeurep. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah lokasi penelitian yang dilakukan di Danamon Simpan Pinjam Unit Citeureup, Penelitian ini difokuskan kepada nasabah yang bergerak dalam sektor agribisnis dan dilihat dari variabel yang ada dalam penelitian sehingga harapan penulis terdapat gambaran variabel penjelas lain yang mempengaruhi realisasi kredit di sektor agribisnis.
10
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1
Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu penalaran dari seorang
penulis yang didasarkan atas pengetahuan, teori, dan dalil dalam upaya menjawab penelitian dituangkan dalam kerangka pemikiran teoritis. Pengetahuan diperoleh dari ilmu-ilmu yang telah dipelajari dari sumber-sumber bacaan seperti buku, jurnal, skripsi dn logika fari peneliti yang telah terbangun dari pengalaman penelitian sebelumnya.
3.1.1 Usaha Mikro, Kecil Dan Menegah (UMKM) Kredit sangat dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan pembangunan ekonomi dalam hal ini terutama pada UMKM. Usaha mikro, kecil dan menengah merupakan usaha yang produktif dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional khususnya dalam menyediakan kesempatan kerja dan sumber yang cukup besar bagi penerimaan Negara. Lebih dari 50 juta unit usaha yang di Indonesia dimana 99 persennya adalah UMKM. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Bab IV pasal 6 tahun 2008 terdapat beberapa kriteria mengenai usaha mikro, kecil dan menengah yang antara lain adalah sebagai berikut : 1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. Memiliki
hasil
penjualan
tahunan
paling
banyak
Rp
paling
banyak
Rp
300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). c. Memiliki
hasil
penjualan
tahunan
300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). 2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). 3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
3.1.2 Bank dan Ketentuan Umum Perkreditan Bank berasal dari bahasa Italia BANCO yang artinya Bangku. Bank termasuk perusahaan industri jasa karena produknya hanya memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang diperbaharui dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masayarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. (Dendawijaya, 2005). Fungsi perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun, penyalur, dan pelayanan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang di masyarakat yang
menunjang
pembangunan
nasional,
dalam
rangka
meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan masyarakat. Penyaluran kredit merupakan salah satu jasa perbankan yang utama dalam mendukung perputaran ekonomi, melalui kredit sektor usaha akan mendapatkan dana untuk membiayai usaha baik untuk kebutuhan modal maupun investasi. Sebelum kredit diberikan, untuk meyakinkan bank bahwa calon debitur benar-benar dapat dipercaya, maka bank terlebih dahulu melakukan analisis kredit yang mencakup latar belakang nasabah jenis usaha dan faktor-faktor lainnya, hal
12
ini akan berhubungan langsung dengan usaha yang akan dibiayai apakah layak atau tidak dan akan berpengaruh terhadap tingkat pengembalian uang nantinya. Kegiatan lembaga keuangan/ perbankan dapat dilihat pada Gambar 1.
BANK
Menghimpun
Menyalurkan
Jasa-Jasa Lainnya
Gambar 1. Kegiatan Kelembagaan Perbankan (Sumber : Kasmir, 2004)
Dalam pemberian kredit terdapat unsur-unsur yang terkandung. Menurut Suyatno, dkk (1999) menyatakan bahwa Unsur-unsur kredit perbankan terdiri atas beberapa diantaranya yaitu: 1. Kepercayaan, yaitu suatu keyakinan pemberian kredit (Bank) bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh Bank, karena sebelum dana dicairkan maka sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan yang mendalam tentang nasabah. Penelitian dan penyelidikan dilakukan untuk mengetahui kemampuannya dalam membayar kredit yang disalurkan. 2. Jangka Waktu, yaitu setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka waktu. 3. Resiko (Degree of Risk), yaitu faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal mampu dan resiko kerugian yang
13
diakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana alam. Penyebab tidak tertagih sebenarnya dikarenakan adanya suatu tenggang waktu pengembalian (jangka waktu). Semakin panjang jangka waktu suatu kredit semakin besar resikonya tidak tertagih, demikian pula sebaliknya. 4. Prestasi atau objek kredit, yaitu setiap pemberian kredit tidak hanya dinilai dengan menggunakan uang, tetapi juga dalam bentuk barang dan jasa, hanya saja saat ini kehidupan ekonomi lebih modern dan transaksi kredit yang berupa uang yang sering dijumpai dalam praktek perkreditan. Unsurunsur kredit dapat dilihat pada Gambar 2.
Kepercayaan
Jangka Waktu
Unsur Kredit
Resiko
Prestasi /
(Degree of Risk)
objek kredit
Gambar 2. Unsur-unsur Kredit Perbankan (Sumber : Kasmir, 2004)
Dalam tujuan kredit, kita tidak dapat melepaskan diri dari falsafah yang dianut oleh suatu negara. Di negara liberal tujuan kredit didasarkan kepada usaha untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan prinsip ekonomi yang dianut oleh negara yang bersangkutan yaitu dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh manfaat (keuntungan yang sebesar-besarnya). Oleh karena itu pemberian kredit dimaksud untuk memperoleh keuntungan, maka bank hanya 14
boleh meneruskan simpanan masyarakat kepada nasabah dalam bentuk kredit, jika betul-betul merasa yakin bahwa nasabah yang akan menerima kredit itu mampu dan mau mengembalikan kredit yang telah diterimanya. Dari faktor kemampuan dan kemuan tersebut tersimpul unsur keamanan (safety) dan juga sekaligus unsur keuntungan (profitability) dari suatu kredit dimana kedua unsur tersebut saling berkaitan. Keamanan atau safety yang dimaksud adalah bahwa prestasi yang diberikan dalam bentuk uang, barang atau jasa itu betul-betul terjamin pengembaliannya sehingga keuntungan atau profitability yang diharapkan menjadi kenyataan. Keuntungan/profitability merupakan tujuan dari pemberian kredit yang terjelma dalam bentuk bunga yang diterima, dan karena pancasila adalah sebagai dasar dan falsafah negara kita, maka tujuan kredit tidak semata-mata mencari keuntungan melainkan disesuaikan dengan tujuan negara kita yaitu mencapai masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila. Dari tujuan tersebut tersimpul adanya kepentingan yang seimbang antara kepentingan pemerintah, kepentingan masyarakat, dan kepentingan pemilik modal (pengusaha).
3.1.3 Kredit Agribisnis Kata kredit berasal dari bahasa yunani yaitu credere yang berarti kepercayaan, jadi penyaluran kredit harus terdapat unsur kepercayaan baik dari sisi pemberi kredit maupun penerima kredit. Kebutuhan kredit memang dibutuhkan oleh seluruh bidang usaha termasuk sektor agribisnis, pada dasarnya agribisnis berasal dari bahasa Inggris yang merupakan penggabungan kata agri dan business. Agri artinya pertanian, dalam arti luas sebagai proses mata rantai untuk kebutuhan manusia secara berkelanjutan dan Business artinya usaha komersial atau kegiatan yang menghasilkan keuntungan. Jadi agribisnis adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan pengusahaan tumbuhan dan hewan (komoditas pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan) yang berorientasi pasar (bukan hanya untuk pemenuhan kebutuhan pengusaha sendiri) tetapi juga untuk perolehan nilai tambah.
15
3.1.4 Realisasi Kredit dengan Prinsip 5C Realisasi kredit dinyatakan dalam jumlah rupiah. Terdapat banyak faktor yang menentukan realisasi kredit. Dalam realisasi kredit dapat saja melebihi nilai dari pengajuan kredit sebelumnya, jika dimungkinkan nasabah tersebut mampu untuk melakukan pembayaran maupun pelunasan kredit. Hal ini tentunya disesuaikan dengan kapasitas dari calon nasabah tersebut. Pihak perbankan dalam melaksanakan kegiatan perealisasian kredit terlebih dahulu melakukan penilaian dan analisa terhadap calon nasabah. Menurut Kasmir (2003), penilaian dalam pemberian kredit kepada calon nasabah dilakukan dengan penerapan prinsip 5C atau Five Cs of Credits, yakni : a) Character (Watak/ kepribadian) Merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dapat dipercaya. Untuk membaca watak atau sifat dari calon nasabah dapat dilihat dari latar belakang nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti, cara hidup, gaya hidup yang dianutnya, keadaan sosial, jiwa, watak yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur kemauan membayar dari nasabah. Manfaat penilaian karakter adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat kejujuran dan integritas serta itikad baik untuk memenuhi kewajiban sebagai seorang nasabah. b) Capacity (Kemampuan membayar) Analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah dalam mengelola bisnis. Kemampuan ini dihubungkan dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman selama ini dalam mengelola usahanya, sehingga akan terlihat “kemampuannya” dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Capacity sering juga disebut dengan nama Capability. c) Capital (Modal) Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau tidak, dapat dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan solvabilitas, rentabilitas dan ukuran lainnya. Analisis kapital juga harus menganalisis dari sumber mana saja modal yang sekarang ada saat ini, termasuk persentase modal yang digunakan
16
untuk membiyayai proyek yang akan dijalankan , beberapa modal sendiri dan ada yang pinjaman. d) Collateral (Jaminan atau Anggunan) Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah naik yang bersifat fisik maupun non fisik. Manfaat dari Collateral yaitu sebagai alat pengaman apabila usaha yang dibiayai dengan kredit gagal atau mengalami kemacetan selama masih terikat perjanjian dengan pihak bank. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan dan harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. Oleh karena itu penilaian terhadap jaminan perlu memenuhi syaratsyarat yang digunakan sesuai dengan prosedur yang berlaku di bank. e) Condition of Ecconomy/ Kondisi Ekonomi. Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial dan politik yang ada sekarang dan prediksi untuk masa yang akan datang. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik sehingga kemunginan kredit tersebut bermasalah kecil. Hal ini mempunyai kemungkinan dapat mempengaruhi kelancaran suatu usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit baik yang bersifat positif maupun negatif. Kondisi ekonomi antara lain yaitu misalnya peraturan dari pemerintah yang berlaku berhubungan dengan skala usaha yang berjalan, dan tingkat suku bunga yang berlaku. Selain penilaian 5C diatas, menurut Kasmir (2002) banyak aspek yang harus diperhatikan dalam rangka merealisasikan pengajuan kredit, beberapa prioritas dalam menentukan penilaian suatu kredit dapat dilakukan dengan analisis 7P dengan unsur penilaian sebagai berikut: a) Personality Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya seharihari maupun kepribadiaannya masa lalu. Penilaian personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah dan dalam menyelesaikannya.
17
b) Party Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu, berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Nasabah yang digolongkan ke dalam golongan tertentu akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank. c) Perpose Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam sesuai kebutuhan. Sebagai contoh apakah untuk modal kerja, investasi, konsumtif, produktif dan lain-lain. d) Prospect Menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang menguntungkan atau tidak atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini peting mengingat jika suatu fasilitas kredit tanpa mempunyai prospek, bukan hanya pemberi kredit yang rugi akan tetapi juga nasabah. e) Payment Ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembilian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka maka semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya mengalami kerugian maka akan dapat ditutupi oleh usaha lainnya. f) Profitability Untuk menganalisis bagaimana mengukur kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode, apakah akan tetap sama atau semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya. g) Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan mendapat jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benarbenar aman. Perlindungan yang diberikan oleh debitur dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.
18
Kredit merupakan bisnis yang beresiko, dimana ada kemungkinan kredit yang diberikan tidak tertagih oleh karena itu bank harus dapat mengendalikan resiko kredit yang diberikannya oleh karena itu wajib adanya proses seleksi untuk menyaring proposal yang masuk dengan dianalisis dan adanya anggunan sebagai jaminan , hal ini berguna sebagai alat apabila usaha yang sedang dijalani oleh nasabah gagal atau tidak dapat melunasi pinjamannya. Dalam merealisasikan suatu kredit di lembaga keuangan seperti bank perlu diperhatikan faktor atau variabel yang dijadikan suatu acuan dalam merealisasikan kredit. Pada penyaluran kredit perbankan memang tidak terlepas dari unsur 5C. Bank Danamon Divisi Self Employee Mass Market (SEMM) yaitu Danamon Simpan Pinjam yang diperuntukan khusus untuk usaha mikro, kecil, dan menengah
dalam
menilai
perealisasian
kredit
memiliki
acuan
dalam
merealisasikan pengajuan kredit (Basic Training For Credit Officer) yang antara lain yaitu : 1. Umur Nasabah (pengajuan baru dan penambahan fasilitas) minimum 18 tahun atau 21 tahun bila sudah menikah, maximum 65 tahun pada saat akhir jangka waktu kredit. Hal tersebut menjadi pertimbangan bank karena akan mempengaruhi kemampuan berfikir nasabah dalam memanfaatkan kredit yang diberikan sehingga akan berpengaruh terhadap pengembalian pinjaman. Oleh karena itu umur nasabah diduga berpengaruh positif terhadap realisasi kredit. 2. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan dapat menjadi acuan karena dengan pendidikan yang semakin tinggi nasabah akan berfikir lebih realistis dan beresiko tinggi dengan jumlah pinjaman yang cukup besar besar. Dengan pendidikan yang rendah biasanya nasabah lebih takut untuk menjalin kerjasama dengan bank. Untuk itu tingkat pendidikan diduga berpengaruh positif dalam meningkatkan kemampuan nasabah dalam mengembalikan pinjaman serta bunganya.
19
3. Jumlah tanggungan Keluarga Semakin banyak jumlah tanggungan dalam keluarga maka semakin besar pengeluaran untuk kebutuhan hidup sehari-hari sehingga mengurangi pendapatan keluarga, semakin besar jumlah tanggungan keluarga maka semakin kecil peluang direalisasikan kreditnya mengingat pengeluarannya semakin besar, dalam hal ini diduga berpengaruh negatif terhadap realisasi kredit. 4. Pengalaman Kredit Pengalaman kredit diduga berpengaruh positif terhadap realisasi kredit. Yaitu dengan semakin sering orang meminjam maka orang yang bersangkutan lebih memahami pola kredit yang diajukan dan bagaimana cara memanfaatkannya, dalam hal ini DSP unit Citeureup melihat pengalaman kredit dengan melalui proses BI Cheking. Pengalaman kredit ini diduga berpengaruh positif terhadap realisasi kredit karena dengan melalui BI (Bank Indonesia) cheking ini dapat melihat pengalaman kredit atau sejarah perkreditan yang telah dilakukan. 5. Lama Usaha Lama usaha minimal dua tahun dan berpengalaman di bidangnya. Hal ini untuk melihat trade record suatu usaha dalam menjalankan suatu usahanya, dengan melihat usaha yang telah berjalan minimal dua tahun maka sebuah bank dapat menilai pertumbuhan dan perkembangan suatu usaha. Apabila calon nasabah menempati suatu lokasi kurang dari dua tahun, maka harus membuat surat keterangan dari tempat usaha yang lama dan menerangkan bahwa calon nasabah sudah memiliki pengalaman usaha/domisili usaha di bidang usaha yang sejenis selama minimum dua tahun. Harus memiliki surat keterangan usaha dari kelurahan setempat. Lama usaha diduga berpengaruh positif terhadap realisasi kredit, karena dengan lamanya suatu usaha berjalan maka dapat dikatakan usaha tersebut dapat menjamin keberlangsungan usahanya dan dikatakan layak untuk dibiayai atau dikembangkan.
20
6. Jenis usaha Jenis usaha yang dibiayai oleh Danamon Simpan Pinjam unit Citeureup dalam sektor agribisnis yaitu pedagang sayuran, pedagang bumbu, pedagang daging, pedagang ikan, dan pedagang buah-buahan. Usaha di dalam sektor agribisnis diduga memiliki resiko yang lebih besar karena perputaran uang setiap harinya dan dinilai sebagai usaha yang memiliki prospek yang bagus untuk dibiayai dan dikembangkan karena dapat memberikan keuntungan baik bagi pihak bank maupun nasabahnya. 7. Pendapatan Usaha Pendapatan ini termasuk penting karena dengan ini pihak bank dapat melihat berapa pengeluaran rumah tangga dan usaha calon debitur, dan menentukan berapa besar jumlah kredit yang akan diberikan serta akan mempengaruhi waktu pengembalian agar melihat kemampuan nasabah dalam melakukan pembayaran, dalam hal ini pendapatan usaha diduga berpengaruh positif terhadap realisasi kredit. 8. Jaminan Anggunan merupakan jaminan yang disertakan ketika melakukan pinjaman di Bank Danamon Simpan Pinjam unit Citeureup. Nilai anggunan diduga berpengaruh positif terhadap realisasi kredit, Semakin tinggi nilai anggunan maka rasa memiliki nasabah terhadap anggunan tersebut semakin besar sehingga akan timbul rasa waspada dan membayar angsuran pinjaman tepat pada waktunya. Anggunan dapat berpindah kepemilikan kepada pihak bank apabila jika dalam pengembalian kredit macet atau tidak mampu membayar pinjaman.
3.2
Kerangka Pemikiran Operasional Bank Danamon Simpan Pinjam merupakan salah satu lembaga keuangan
yang berfokus pada penyediaan kredit bagi usaha kecil dan menengah. Hal ini dibuktikan dengan jaringan kelembagaan yang kuat dengan keberadaan unit-unit Bank Danamon Simpan Pinjam (DSP) hampir di setiap pasar-pasar tradisional wilayah Indonesia. Penyaluran kredit oleh Bank Danamon Simpan Pinjam unit Citeureup diharapkan mampu membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan
21
modal baik untuk kelancaran usaha maupun untuk investasi usahanya. Secara umum bantuan kredit yang dimanfaatkan dengan benar dapat meningkatkan kemakmuran di masyarakat. Visi Danamon adalah Kita peduli dan membantu jutaan orang untuk mencapai kesejahteraan, Misi Danamon adalah Danamon bertekad untuk menjadi lembaga keuangan terkemuka di Indonesia yang keberadaannya diperhitungkan dan organisasi yang terpusat pada nasabah yang melayani semua segmen berdasarkan keunggulan dan pelayanan. Berdasrkan visi dan misi dapat dilihat salah satu strategi bisnis unit adalah dengan dikeluarkannya program pemberian pinjaman atau kredit. Saat ini Bank Danamon Simpan Pinjam dapat memberikan pinjaman dengan plafond minimal lima juta rupiah sampai dengan lima ratus juta rupiah. Dengan adanya Danamon Simpan Pinjam (DSP) berharap dapat membantu dan memajukan usaha mikro, kecil dan menengah. Dalam pemenuhan target yang ditentukan oleh kantor pusat DSP yaitu 1 Milyar perbulan yang saat ini belum tercapai dan untuk untuk melakukan peningkatan jumlah pinjaman dengan meningkatkan realisasi kredit yang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penilaian realisasi kredit di Danamon Simpan Pinjam (DSP) disesuaikan dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan yang mengacu pada prinsip 5C. Kerangka Pemikiran DSP dapat dilihat pada Gambar 3.
22
Bank Danamon Simpan Pinjam (DSP) Unit Citeureup
Peningkatan Realisasi Kredit Nasabah
Permasalahan 1. Bagaimana mekanisme penyaluran kredit di DSP unit Citeureup 2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi realisasi kredit khususnya pada sektor agribisnis
Mekanisme Penyaluran Kredit di DSP unit Citeureup : • Permohonan Kredit • Pengisian FAP dan Kelengkapan Dokumen • Internal Ceking BI • Survey Lokasi usaha dan tempat tinggal • Penilaian Analisa Kredit dengan system CADS untuk Keputusan nilai plafon kredit • Perjanjian Kredit • Pencairan Kredit • Pembinaan dan pengawasan nasabah • Pelunasan
Variabel yang Mempengaruhi Realisasi Kredit : Karakreristik Individu • Umur Nasabah • Tingkat Pendidikan • Jumlah Tanggungan Keluarga • Pengalaman Kredit Karakteristik Usaha • Lama Usaha • Jenis Usaha • Pendapatan Usaha Karakteristik Kredit • Jaminan/ anggunan
Analisis Regresi Linier Berganda
Rekomendasi Realisasi Kredit
Gambar 3. Diagram Kerangka Pemikiran Operasional
23
IV METODE PENELITIAN 4.1
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bank Danamon Simpan Pinjam unit Citeureup
Bogor, yang berlokasi di Jalan Raya Mayor Oking No 23, Ruko Citeureup Indah, Citeureup-Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan dengan pertimbangan Bank Danamon khususnya divisi Simpan Pinjam diakui fokus bisnisnya pada pengusaha Mikro, kecil dan Menengah. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara purposive (sengaja) karena pertimbangan bahwa realisasi kredit pada tahun 2010 menurun.
4.2
Jenis Dan Sumber Data Pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini dilakukan dengan
data sekunder yang diperoleh dari data internal ataupun data eksternal perusahaan seperti, pengumpulan data-data yang terkait dengan penelitian yang berasal dari data nasabah yang melakukan kerja sama dengan pihak DSP unit Citeureup, dokumen perusahaan, pedoman kerja Bank Danamon Simpan Pinjam, modulmodul Danamon Simpan Pinjam berupa buku kredit, jurnal-jurnal seperti skripsi dan penelusuran melalui situs internet yang berhubungan dengan penelitian ini. Adapun data nasabah yang dipeoleh sebagai bahan analisis yaitu tersiri dari karakteristik individu, nasabah, dan usaha, yang merupakan penerapan dari prinsip 5C yang digunakan sebagai dasar dalam proses penyaluran kredit.
4.3
Teknik Pengambilan Sampel Metode penentuan nasabah yang digunakan di dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode sensus yaitu semua jumlah populasi nasabah agribisnis di Danamon Simpan Pinjam unit Citeureup. Adapun jumlah nasabah yang bergerak dalam sektor agribinis yang masih aktif berjumlah 30 nasabah baik nasabah lama maupun nasabah baru. Nasabah yang bergerak dalam sektor agribisnis yang dimaksud adalah nasabah yang dalam pemasarannya terdapat produk-produk pertanian misalnya pedagang sayur, pedagang buah-buahan,
pedagang bumbu atau rempah-rempah, pedagang ikan atau daging dan alat-alat pertanian. Pengumpulan data dilakukan secara langsung dari data internal perusahaan yang ada hubungannya dengan tingkat realisasi kredit yang harapannya akan mendapatkan data yang akurat dan informasi yang lebih jelas . . 4.4
Metode Pengolahan Data dan Analisis Data Proses yang harus dilakukan dalam pengolahan data, dapat dikategorikan
menjadi analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis Kuantitatif tujuannya untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis faktual dan aktual mengenai fakta-fakta yang hubungannya erat dengan fenomena yang diselidiki. Analisis Kualitatif dilakukan untuk menjelaskan gambaran umum Bank Danamon Simpan Pinjam, seperti syarat-syarat penyaluran kredit serta prosedur yang digunakan untuk memperoleh kredit yang dikeluarkan oleh Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Citeuruep. Maka dengan demikian dapat diketahui mekanisme realisasi pengajuan kredit di Danamon Simpan Pinjam Unit Citeureup. Model analisis yang digunakan adalah analisis terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap realisasi kredit dengan menggunakan alat analisis Regresi Linear Berganda sehingga diketahui variabel-variabel yang berpengaruh nyata atau tidak terhadap realisasi kredit. Model Alat analisis Regresi linear berganda adalah regresi dimana ada lebih dari satu variabel penjelas atau variabel bebas yang digunakan untuk menjelaskan perilaku variabel tak bebas. Faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit di sektor agribisnis akan menggunakan semua data dari keseluruhan nasabah agribisnis.
25
Besarnya penyaluran kredit dipengaruhi oleh beberapa faktor (Xi) yang dapat dirumuskan ke dalam suatu fungsi kredit yang disalurkan (Y), secara matematis fungsi tersebut dapat ditulis sebagai berikut
Yi = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7+B8X8 +ei Dimana : Y
= Kredit yang direalisasikan (rupiah)
X1 = Umur nasabah (tahun) X2 = Tingkat pendidikan D = 0, jika tingkat pendidikan ≤ SLTP D = 1, jika tingkat pendidikan ≥ SLTA X3 = Jumlah tanggungan keluarga (orang) X4 = Lama usaha (tahun) X5 = Pengalaman kredit D = 0, jika tidak memiliki pengalaman kredit D = 1, jika memiliki pengalaman kredit X6 = Jenis usaha D = 0, Usaha agribisnis D = 1, Non agribisnis X7 = Pendapatan usaha (rupiah) X8 = Jaminan (rupiah)
4.5
a
= konstanta
bi
= nilai koefisien variabel bebas ke i
ei
= error term
Hipotesa Penelitian Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit di DSP unit
Citeureup dapat dirumuskan hipotesa dalam penelitian ini adalah variabel umur nasabah, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman kredit, lama usaha, jenis usaha, pendapatan usaha, dan jaminan diduga berpengaruh terhadap realisasi kredit.
26
Variabel
tingkat
umur
nasabah
dan
tingkat
pendidikan
diduga
mempengaruhi keberanian para pedagang untuk mengambil keputusan secara rasional, karena dengan peningkatan umur pada umumnya akan mempengaruhi kemampuan berfikir dalam memanfaatkan kredit yang diberikan, oleh karena itu diduga berpengaruh positif terhadap realisasi kredit. Semakin tinggi umur maka diduga akan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi sehingga mampu dalam melakukan kewajibannya untuk membayar angsuran pinjaman. Begitupun dengan tingkat pendidikan akan mempengaruhi pola berfikir nasabah dalam menjalankan usahanya. Jumlah tanggungan keluarga diduga berpengaruh terhadap realisasi pinjaman, hal ini dikarenakan dengan semakin banyak jumlah tanggungan yang dibiayai maka semakin kecil peluang untuk terealisasi pinjamannya. Pengalaman kredit dan lama usaha diduga berpengaruh terhadap perealisasian pinjaman, hal ini dikarenakan dengan memiliki pengalaman dan lama usaha maka akan dapat dilihat peluang bisnis yang ada mampu bertahan dan dapat mengelola usahanya dengan baik. Serta apabila memiliki pengalaman kredit di bank lain minimal dapat dilihat riwayat melakukan pembayaran dan dapat melaksanakan kewajibannya untuk membayar angsuran tepat waktunya. Jenis usaha diduga berpengaruh, hal ini dikarenakan setiap usaha memiliki resiko yang berbeda dengan usaha yang lainnya, sehingga dapat mempengaruhi kemampuan usaha untuk menghasilkan keuntungan yang nantinya akan digunakan untuk melakukan pembayaran angsuran. Pendapatan usaha diduga berpengaruh terhadap realisasi kredit, hal ini terkait dengan kemampuan nasabah dalam memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran dan bunga setiap bulannya. Jaminan diduga berpengaruh terhadap realisasi kredit, hal ini karena dengan semakin besar nilai jaminan maka akan semakin besar pula tingkat kepercayaan bank untuk merealisasikan kreditnya.
27
V GAMBARAN UMUM BANK DANAMON INDONESIA
Bank Danamon Indonesia didirikan pada tanggal 30 September 1958 di Jakarta, pada awalnya bank tersebut bernama PT Bank Kopra Inonesia yang selajutnya berubah menjadi Bank Persatuan Nasional pada tahun 1960 dan akhirnya pada tahun 1976 menjadi
PT Bank Danamon, yang merupakan
singkatan dari ‘dana moneter’. Bank Danamon Indonesia terletak berpusat di jalan Jalan Prof Dr Satrio kav EIV, No 6 Mega Kuningan, Jakarta. Visi BDI adalah “Menjadi bank swasta yang peduli dan membantu jutaan orang untuk mencapai kesejahteraan, sedangkan misinya betekad untuk menjadi lembaga yang terpusat pada nasabah yang dapat melayani semua segmen dengan menawarkan nilai yang unik untuk masing-masing segmen, berdasarkan keunggulan penjualan dan pelayanan. Tata Nilai BDI adalah : a. Peduli Memiliki perhatian yang tulus terhadap kebaikan dan kemajuan sesama. b. Jujur Memegang kebenaran terhadap diri kita sendiri dan orang lain tanpa ada yang disembunyikan. c. Mengupayakan yang terbaik Mencari data yang lebih baik dalam bekerja dan mempertimbangkan resiko yang ada tanpa mengorbankan ketangguhan perusahaan. d. Kerjasama Meraih hasil yang lebih baik sebagai sebuah tim melalui kekuatan dari adanya kebersamaan. e. Profesionalisme yang disiplin Bebas bertindak dengan menunjang standar dan etika profesi.
Berdasarkan dari visi dan misi BDI, maka BDI telah memiliki tujuan yang jelas yaitu membantu jutaan orang untuk mencapai kesejahteraan dengan berbagai segmen.
Secara garis besar, bidang usaha yang dijalankan DSP terbagai atas bidang usaha simpanan, pinjaman, dan usaha jasa bank lainnya. 1. Bidang Simpanan Meliputi Tabungan Tabunganku, Tabungan Sipintar, dan Deposito 2. Bidang Pinjaman Meliputi Kredit Kendaraan bermotor, Kredit Kepemilikan Rumah, Kredit Pasar Modal, Kredit Solusi Modal, Kredit Tanpa Anggunan, Kredit profesi, Kredit Karyawan berpenghasilan tetap. 3. Usaha Jasa Bank Meliputi transfer, inkaso, safe deposit box, automatic teller machine (ATM), kliring, selain itu jasa bank lainnya meliputi penerimaan setoran tagihan telpon dan listrik, pembayaran pajak bumi dan bangunan dan pelayanan Pegadaian.
5.1.
Danamon Simpan Pinjam (DSP) Unit Citeureup Divisi yang dikenal dengan DSP (Danamon Simpan Pinjam) merupakan
salah satu Divisi SEMM (Self Employee Mass Market), dibentuk sejak tahun 2004 tujuannya untuk mendukung perkembangan usaha skala usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), Dsp Unit Citeureup dibuka pada tahun 2004 yang lokasinya cukup stategis dekat pasar, tepatnya di Jalan Raya Mayor Oking No 23 Citeureup, Kabupaten Bogor. Kegiatan utamanya yakni menyalurkan kredit kepada para pengusaha mikro, kecil dan menegah (UMKM). DSP Unit Citeureup dipimpin oleh seorang Unit Manager (UM) yang membawahi, Credit Officer, Account Officer, Operational Officer dan Teller, Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 1. Masing – masing bagian memiliki tugas dan wewenang yang berbeda antara satu dan yang lainnya, sebagai berikut : 1. Unit Manager/ Manajer Unit Manager bertanggung jawab terhadap perencanaan pemberian kredit dan pengelolaan biaya guna memastikan pencapaian target dan profit unitnya, selain itu Unit Manager harus mampu mengelola Account Officer untuk membantu dalam mencapai target pencairan kredit baik terhadap nasabah baru maupun yang sudah menjadi nasabah dengan menjaga kualitas kredit dan
29
memastikan disiplin proses kerja baik salam sales ataupun operasional. Dengan kata lain Unit Manager berperan sebagai Traffic Control di Pasar Modal Unit Citeureup terhadap aspek –aspek yang ada antara lain adalah : a. Aspek Financial Melakukan perencanaan penjualan dan pengelolaan biaya guna pencapaian target untuk menpatkan profit di unitnya. b. Aspek Penjualan Mengelola Account Officer/ marketing untuk mencapai target pencairan kredit dengan menjaga kualitas kredit, memastikan disiplin proses penjualan yang sesuai degan kebijakan kredit yang ada. c. Aspek Kredit Melakukan monitoring dan pembinaan untuk inisiasi kredit sesuai dengan kebijakan kredit yang berlaku. Memberikan rekomendasi persetujuan kredit sesuai limit BUMK, bertanggung jawab atas kualitas kredit di unitnya. d. Aspek Operasional Melakukan Monitoring dan pembinaaaan terhadap Operational Officer (OO) dan teller dalam menjalankan prosedur operasional yang sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku, bertanggung jawab atas infrastruktur unit dan pemeliharaannya, bertanggung jawab atas penyediaan laporan yang kurat dan memantau jalannya collection/ penagihan. e. Aspek Sumber Daya Manusia Melakukan
pembinaan
terhadap
karyawan
untuk
mendukung
pencapaian tarhet 2. Credit Officer/ Analis Kredit Credit Officer bertugas untuk memproses aplikasi yang diberikan oleh Account Officer (AO), mensurvei nasabah yang sudah ada form Aplikasi Pinjaman (FAP), melakukan proses input data dokumen kredit, memeriksa kelengkapan untuk pencairan kredit baik itu jaminan maupun datanya sesuai dengan kebijakan kredit. Membuat rekomendasi dan memberikan persetujuan, mempersiapkan dokumen untuk pengikatan kredit dan proses pencairan kredit
30
serta memonitoring nasabah yang sudah terealisasi kreditnya agar lancar pembayarannya. 3. Account Officer/ marketing Account Officer bertugas untuk mencari nasabah baik funding/ Simpanan maupun lending/ pinjaman serta memberikan penjelasan bagi kelengkapan kredit, selain itu juga mementain nasabah yang sudah terealisasi pinjamannya maupun yang sedang dalam proses pengajuan serta collection bagi account-account yang sudah menjadi nasabahnya. 4. Operational Officer/ Operasional Operasional Officer bertugas untuk melakukan pembinaan dan monitoring kepada teller dan operation dalam menjalankan prosedur operasional sesuai dengan system dan prosedur yang berlaku, serta bertaggung jawab atas penyediaan laporan yang akurat berkala dan bertanggung jawab atas audit dan temuan operasional lainnya. 5. Teller Teller bertugas untuk melakukan kegiatan transaksi tunai maupun non tunai yang meliputi setoran, penarikan, transfer, pembukaan rekening dan Cash pick Up terhadap nasabah. Adapun transaksi yang dilakukan oleh teller adalah penerimaan setoran tabungan, penerimaan setoran pinjaman, dan pengambilan dana jemput ke setia rumah dalam tiap harinya.
Produk utama yang ditawarkan oleh DSP unit Citeureup adalah Simpanan Tabunganku, Tabungan si pintar, Pinjaman Dana Pinjaman 50 (DP 50), Dana Pinjaman 200 (DP 200), Dana Siaga, dan Dana Talangan. Simpanan Tabunganku merupakan salah satu produk unggulan unit dimana produk simpanan ini dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), Simpanan tabunganku bertujuan menumbuhkan budaya menabung dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tabunganku ini merupakan tabungan perorangan dengan berbagai kemudahan yang antara lain yaitu setoran awal pembukaan rekening ringan yaitu hanya Rp. 20.000,-(dua puluh ribu rupiah), tanpa biaya administrasi, dan penarikan tunai dilakukan di unit tempat membuka rekening. Frekwensi penarikannya juga tidak
31
dibatasi selama saldo rekening mencukupi dan tidak kurang dari saldo minimal yang telah ditentukan Rp. 10.000,-(sepuluh ribu rupiah). Tabungan si pintar merupakan simpanan terproteksi cara pintar simpan uang dengan mudah, aman, hemat, serta mendapatkan proteksi asuransi kematian akibat kecelakaan (personal accident) dari alliantz secara gratis. Tabungan si pintar ini juga memberikan berbagai kemudahan diantaranya yaitu dapat bertransaksi dengan menggunakan automatic teller machine (ATM), dapat melakukan tagihan listrik dan telepon secara otomatis setiap bulannya melalui fasilitas autodebet yang pendaftarannya dilakukan di counter teller, bebas biaya bulanan untuk saldo rata-rata perbulan minimum Rp. 100.000,-(seratus ribu rupiah). Dana Pinjaman 50 (DP 50) adalah suatu produk pinjaman yang dilindungi asuransi. Pinjaman kredit yang diberikan mulai dari pinjaman Rp. 5.000.000,(lima juta rupiah) sampai dengan Rp.100.000.000,-(seratus juta rupiah). Jenis kredit ini merupakan kredit angsuran berjangka dengan tenor atau jangka waktu pinjaman 6 sampai dengan 60 bulan, biasanya digunakan untuk modal kerja. Jenis jaminan yang digunakan antara lain yaitu tanah dan bangunan, tanah kosong berupa Akte Jual Beli (AJB), Sertifikat Hak Milik (SHM) dan Bpkb kendaraan baik motor maupun mobil. Metode pencairan kreditnya melalui Tabungan Danamon Simpan Pinjaman Unit Citeureup. Dana Pinjaman 200 (DP 200) merupakan pinjaman kredit yang diberikan mulai dari Rp. 100.000.000,-(seratus juta rupiah) sampai dengan Rp. 500.000.000,-(lima ratus juta rupiah). Jenis kredit ini merupakan kredit angsuran berjangka dengan tenor 6 samapai dengan 60 bulan biasanya Dana Pinjaman 200 digunakan untuk investasi. Jenis jaminan yang digunakan biasanya Tanah kosong, tanah dan bangunan berupa Sertifikat Hak Milik (SHM), BPKB kendaraan mobil maupun motor. Dana
Siaga
merupakan
kredit
angsuran
berjangka
yang
tidak
menggunakan jaminan biasanya diberikan dengan limit kredit Rp. 5.000.000,(Lima Juta Rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000,-(Lima Puluh Juta Rupiah), tenor atau jangka waktu pinjaman 6 sampai dengan 36 bulan persyaratan khusus untuk pinjaman ini yaitu memiliki pinjman di Bank atau lembaga keuangan
32
lainnya selama minimal 1 tahun dengan melampirkan bukti pembayaran tiga bulan terakhir dengan status pembayaran lancar. Dana Talangan merupakan kredit angsuran berjangka yang tidak menggunakan jaminan, limit yang diberikan Rp. 5.000.000,-(Lima juta Rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000,-(Lima puluh Juta Rupiah) dengan tenor pinjaman 6 sampai dengan 36 bulan, persyaratan khusus untuk pinjaman ini memiliki pinjaman minimal 6 bulan di Bank atau lembaga keuangan lainnya dan memberikan bukti lampiran pembayaran lancar serta usaha yang dibiayai untuk produk pinjaman jenis ini harus memiliki usaha lebih dari lima tahun.
33
VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1.
Mekanisme Penyaluran kredit di DSP Unit Citeureup Penyaluran kredit di Bank Danamon Simpan Pinjam diharapkan dapat
melewati persyaratan dan prosedur yang benar, sehingga nantinya diharapkan dapat lebih mengenal dan menilai karaktersitik nasabah yang menyeluruh serta melakukan kelayakan analisis usaha calon debitur dengan jelas. Secara umum prosedur pencairan kredit harus melewati beberapa tahap kelengkapan berkas, yang antara lain yaitu pengisian lembar form aplikasi pinjaman (FAP)(lampiran 2), fotocopy identitas diri berupa fotocopy ktp, fotocopy surat nikah dan fotocopy kartu keluarga, surat keterangan usaha, dan foto copy surat yang akan dijaminkan, Kemudian dilakukan proses BI cheking yang fungsinya untuk melihat apakah calon nasabah sudah memiliki pinjaman di bank lain, dan apabila sudah dilihat pembayarannya lancar atau pernah menunggak, hal ini dilakukan oleh Account Officer (AO). Ketika menunggu hasil BI cheking bisa juga dilakukan proses survey lokasi usaha dan tempat tinggal yang dilakukan oleh Credit Officer (CO) untuk penilaian kredit, dalam hal ini Credit Officer juga biasanya mengajukan beberapa pertanyaan yang nantinya akan menentukan apakah calon nasabah tersebut layak untuk diberikan pinjaman atau tidak, biasanya kegiatan survey ini didampingi oleh Unit Manager. Apabila suatu usaha dikatakan layak serta hasil BI cheking bagus baik dari segi pembayaran maupun banyaknya pinjaman di bank lain. Unit Manager biasanya merekomendasikan besarnya pinjaman kepada Credit Officer untuk dinilai dengan input data melalui system yang ada di Danamon Simpan Pinjam. Penyaluran kredit di DSP tidak terlepas dari prinsip “5C namun dalam penilaian yang lebih diperhatikan antara lain yaitu Character, Capacity, Colateral. Untuk prinsip Collateral dilakukan penilaian dan melihat apakah jaminan tersebut adalah benar milik nasabah dsp. Pencairan kredit di DSP Unit Citeureup membutuhkan waktu 2-5 hari kerja apabila persyaratan sudah dipenuhi oleh calon nasabah. Mekanisme penyaluran kredit di DSP Unit Citeureup dapat dilihat pada Gambar 4.
Permohonan Kredit Pengisian Formulir Aplikasi Pinjaman Dan Pemenuhan Kelengkapan Dokumen Kredit
Internal Ceking BI Dan Survey lokasi usaha dan tempat tinggal Penilaian Analisa Kredit Dan Proses Pembuatan Perjanjian Kredit
Akad Perjanjian Kredit
Pencairan Kredit
Pembinaan dan pengawasan nasabah
Pelunasan
Gambar 4. Prosedur Umum Perkreditan Sumber : Bank Danamon Simpan Pinjam (2009)
Dalam setiap proposal yang masuk untuk pengajuan pinjaman harus melalui proses seleksi meskipun hanya untuk penambahan plafon/ penambahan pinjaman Secara lebih jelas mekanisme penyaluran kredit dapat dilihat antara lain yaitu 1. Permohonan Kredit Permohonan kredit merupakan tahapan awal dalam mekanisme penyaluran kredit, biasanya dibantu oleh Account Officer untuk
35
memberikan penjelasan mengenai kelengkapan apa saja yang diperlukan agar pinjaman yang diajukan dapat direalisasikan. Permohonan kredit tidak akan diproses sebelum nasabah melengkapi pengisian form aplikasi pinjaman yang ditandatangani langsung oleh calon nasabah. Adapun syarat dan kelengkapan berkas yang harus dipenuhi oleh calon nasabah yaitu : a. Warga Negara Indonesia (WNI). b. Usaha telah berjalan minimal dua tahun. c. Kredit digunakan untuk Modal maupun investasi. d. Foto copy KTP Suami dan Istri (bila sudah menikah) dan kartu keluarga. e. Foto copy KTP Penjamin dan istri. f. Foto copy surat keterangan usaha dari pasar atau kelurahan. g. Foto copy jaminan dan jaminan yang akan dianggunkan
Dalam permohonan kredit calon nasabah dapat menuliskan plafon pinjaman yang dibutuhkan tetapi hasil yang diberikan tergantung dari usaha dan kemampuan membayar calon nasabah yang dinilai oleh seorang credit officer sesuai dengan prosedur dan kebijakan kredit yang berlaku di DSP. 2. Pengisian Formulir Aplikasi Pinjaman Pengisian formulir aplikasi pinjaman harus dilakukan dengan mengisi informasi dengan sebenar-benarnya sesuai dengan kondisi yang ada, hal ini sangat penting untuk memudahkan verifikasi yang dilakukan oleh credit officer pada saat survey di lapangan. Pemenuhan kelengkapan dokumen biasanya dilakukan bersamaan ketika memberikan formulir aplikasi pinjaman, namun pada kenyataanya pada saat pengajuan kredit masih terdapat calon nasabah yang mengembalikan formulir aplikasi pinjaman dengan kelengkapan dokumen berupa hanya berupa foto copy KTP dan foto copy jaminan, dalam hal ini DSP unit Citeureup masih memberikan toleransi dikarenakan masih merupakan proses tahapan awal
36
dan pengumpulan kelengkapan dokumen diberikan toleransi sampai dengan akad kredit dilaksanakan. 3. Internal Cheking BI Proses BI cheking ini merupakan tahapan yang sangat penting untuk melihat karakter dari calon nasabah. Dalam hal ini DSP unit Citeureup melihat proses karakter sebagai proses seleksi paling utama karena dengan BI cheking maka dapat dilihat apakah calon nasabah sudah pernah memiliki riwayat pinjaman di bank lain atau tidak. Apabila sudah memiliki riwayat pinjaman di bank lainnya maka akan terlihat riwayat pembayaran calon nasabah dan menjadikannya sebagai tolak ukur apabila akan direalisasikan pinjamannya, bagi DSP unit Citeureup hal ini dapat dilihat untuk melihat karakter dari nasabah, apabila terdapat riwayat pembayaran yang sering telat atau menunggak dijadikan pertimbagan untuk tidak direaliasikan pinjamannya. Apabila proses BI cheking mengeluarkan hasil yang baik dan diketahui memiliki riwayat pembayaran angsuran tepat waktu maka credit officer dapat melakukan survey terhadap lokasi usaha dan rumah tinggal untuk memastikan bahwa alamat usaha dan tempat tinggal tidak fiktif. Proses survey juga dilakukan dengan memverifikasi terhadap orang-orang di wiliayah sekitar oleh credit officer dan Unit Manager yang untuk mendapatkan data yang akurat untuk menghindari kesalahan dalam menganalisis calon debitur. Kriteria yang dilakukan dalam penilaian antara lain adalah : a. Mengetahui apakah alamat dan usaha calon debitur sesuai dengan alamat di ktp dan di surat keterangan usaha. b. Menilai usaha yang dijalankan baik dari segi pengeluaran dan pendapatannya karena dengan hal tersebut dapat mempengaruhi besar kecilnya pinjaman serta kemampuan nasabah untuk mengembalikan pinjamannya. c. Menilai usaha tersebut apakah memiliki prospek yang baik. d. Mengetahui apakah calon debitur memiliki karakteristik yang baik dengan tetangga maupun relasinya.
37
e. Mengetahui kebenaran anggunan yang dijaminkan di Bank. Namun yang terjadi di lapangan banyak ketika dilakukan proses survey lokasi usaha yang diajukan oleh caon nasbah ketika diverifikasi terhadap orang sekitar ternyata bukan usaha milik calon nasabah melainkan usaha saudara atau tetangganya, dalam hal ini seorang credit officer harus jeli dalam mengumpulkan informasi terhadap calon nasabah. 4. Proses Penilaian analisa Kredit Proses ini merupakan proses pengelolaan data-data yang didapat di lapangan dan yang terdapat di form pengajuan pinjaman/ FAP agar dapat dinilai dan dianalisa uji kelayakan usahanya, perhitungan kebutuhan modal atau investasi, kemampuan finansial untuk meliahat kemampuan membayar nasabah serta analisa kredit yang layak diberikan terhadap nasabah yang akan direalisasi pinjamannya. Dalam hal ini agar mencegah terjadinya kredit yang macet. Danamon Simpan Pinjam dalam hal penilaian atau analisis kredit dibantu dengan program atau system CADS (Credit Application Database System). Dengan system CADS yang digunakan seorang Credit Officer dapat memasukan berbagai macam informasi calon nasabah baik mengenai omset atau pendapatan nasabah, informasi mengenai tempat usaha, BI matching proses atau hasil BI ceking, analisa kebutuhan rumah tangga dan karakter nasabah yang ditanyakan kepada lingkungan tempat tinggal dan lokasi usaha. Dalam CADS ini juga memuat perjanjian kredit yang berisi jumlah realisasi yang diberikan, jangka waktu, tanggal pencairan, serta pasal-pasal yang mengandung tugas dan kewajiban nasabah selama terikat masa kredit di DSP. Program CADS dapat dilihat pada lampiran 3 dan lampiran 4. 5. Akad Perjanjian kredit Proses ini akan dilakukan apabila permohonan kredit telah disetujui oleh kedua belah pihak, bagi pihak bank nasabah yang akan direalisasikan sudah melalui proses internal ceking untuk mengetahui karakter nasabah dan system CADS untuk menghitung kemampuan nasabah membayar angsuran, bagi nasabah apabila sudah menyetujui total
38
pinjaman dan jumlah angsuran yang diberikan. Dalam hal ini perjanjian kredit harus disetujui dan ditandatangani oleh calon nasabah, suami/istri calon nasabah, untuk penjamin harus ditanda tangani oleh suami atau istri penjamin serta pihak bank yang ditunjuk memiliki wewenang untuk tanda tangan di akad perjanjian kredit. Dalam akad kredit ini jaminan yang dianggunkan harus dibawa dan diserahkan kepada pihak bank serta kelengkapan lainnya yang belum terpenuhi pada saat penyeraha form aplikasi pinjaman. 6. Pencairan kredit Pencairan dana ditransfer dari kantor pusat ke rekening nasabah yang sebelum dilakukan proses akad pencairan kredit dilakukan proses pembukaan rekening. Proses pencairan ini hanya boleh dilakukan oleh yang mengajukan pinjaman, dalam hal ini DSP menjaga keabsahan dari si penerima kredit yang diberikan sehingga menghindari penyalahgunaan dana dari pihak lain. Dalam hal ini DSP dalam menyalurkan dananya melalui proses tahapan seleksi dan pemeriksaan data yang dilakukan oleh bagian operasional khususnya Operasional Officer. 7. Pembinaan dan pengawasan Nasabah DSP memfokuskan pemberian pinjaman terhadap orang yang memiliki Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kelancaran dan pembayaran pinjaman merupakan hal yang sangat diinginkan oleh bank terhadap seluruh nasabahnya. Oleh karena itu DSP memberikan layanan jasa Cash Pick Up yang dilakukan oleh tim operasional untuk para pedagang yang sudah menjadi nasabah DSP unit Citeureup, hal ini dikarenakan biasanya untuk para pengusaha mikro, kecil dan menengah khususnya para pedagang tidak memiliki waktu untuk datang ke kantor karena harus berjualan dan sebagian yang lain karena malas datang ke kantor karena mengantri. Namun pada kenyataannya meskipun sudah terdapat jasa pelayanan Cash Pick Up masih banyak nasabah yang pembayaran angsurannya mengalami keterlambatan. Untuk membantu mempermudah dalam melakukan pengawasan terhadap pembayaran
39
angsuran nasabah, DSP dibantu oleh program yang dinamakan DAS (Data Base Debitur) yang dikontrol oleh Operational Officer. Dengan pembinaan dan pengawasan diharapkan dapat mengurangi resiko terjadinya tunggakan dalam pembayaran angsuran dan mengurangi resiko pelunasan nasabah sebelum waktunya karena take over bank lain. Pembinaan dan pengawasan nasabah dimulai dari setelah proses pencairan, dalam hal ini DSP unit Citeureup wajib melakukan verifikasi usaha kembali terhadap nasabah yang sudah terealisasi dengan kunjungan yang dilakukan oleh bagian operasioanal verifikasi ini dilakukan untuk menanyakan kebenaran usahanya melalui orang-orang terdekat disekitar wilayah usahanya. Setelah itu pembinaan terhadap nasabah dapat diawasi melalui papan tunggakan yang isinya terdapat kolektibilitas nasabah mulai dari kolektiblitas satu yang artinya lancar maupun kolektibilitas lima atau WO (write off). 8. Pelunasan Proses pelunasan di DSP biasanya dilakukan karena lunas terjadwal yaitu lunas sesuai dengan perjanjian kredit, lunas karena take over bank lain yang dikenakan biaya pinalty karena melanggar ketentuan perjanjian kredit yang telah disepakati. Apabila telah dilakukan proses pelunasan, jaminan diberikan maksimal 10 hari kerja hal ini dikarenakan demi keamanan jaminan nasabah maka setelah dilakukan akad perjanjian kredit jaminan diserahkan ke kantor pusat.
Adapun sektor-sektor yang dibiayai oleh Bank Danamon Simpan Pinjam unit Citeureup adalah : a. Sektor Pertanian Sektor yang termasuk dalam bagian ini adalah aktivitas pertanian dalam hal perdagangan baik usaha kecil maupun pedagang besar yang menjual produk pertanian misalnya pedagang ikan, pedagang sayuran, pedagang daging, pedagang buah-buahan, pedagang kelapa, dll.
40
b. Sektor Perindustrian Usaha yang bergerak dalam bidang pengolahan bahan mentah misalnya industri tempe, industri tahu, industri roti,industri donat dll. c. Perdagangan Usaha yang bergerak dalam bidang sektor agribisnis dan makanan yang berupa warteg atau warung makan, warung sembako dll. d. Jasa Usaha yang berhubungan dengan menjahit, salon, bengkel motor maupun mobil, kontrakan dll.
6.2.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Di DSP unit Citeureup Nasabah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah yang
bergerak dalam sektor Agribisnis di DSP unit Citeureup selama periode Januari sampai dengan Desember 2010. Karakteristik dalam penelitian ini diduga berpengaruh terhadap realisasi kredit di Dsp unit Citeureup. Karakterstik yang dilihat di penelitian ini adalah merupakan karakteristik individu, karakteristik usaha, dan karakteristik kredit. Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi kredit di Bank Danamon Simpan Pinjam unit Citeureup dapat dimodelkan kedalam suatu fungsi permintaan. Dalam penelitian ini terdapat delapan faktor yang diduga mempengaruhi realisasi kredit di Dsp, yaitu umur nasabah (X1), tingkat pendidikan (dummy) (X2), Jumlah tanggungan keluarga (X3), lama usaha (X4), Pengalaman kredit (dummy) (X5), Jenis usaha (dummy) (X6), Pendapatan usaha (X7), dan jaminan (X8). Adapun karakter yang nasabah yang dilihat oleh pihak bank untuk direalisasikan pinjamannya natara lain yaitu : a. Umur Nasabah Proses realisasi kredit di DSP unit Citeureup memperhatikan banyak faktor, salah satunya adalah faktor umur nasabah. Kebijakan tersebut dituangkan di dalam aplikasi pengajuan kredit yang setiap calon nasabah wajib menginformasikan umur yang sesuai dengan foto copy KTP dan keadaan yang
41
sebenar-benarnya. Umur nasabah adalah usia sejak lahir hingga proses pengajuan pinjaman yang terdata dalam form pengajuan pinjaman (aplikasi kredit). Diduga usia nasabah yang tergolong produktif akan mendapatkan nilai realisasi yang lebih besar, usia nasabah yang tergolong masih sangat muda diduga masih belum matang dalam mengelola usaha, sedangkan usia yang terlalu tua dianggap sudah tidak produktif lagi. Rata-rata umur nasabah yang terdapat di DSP unit Citeureup dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata-Rata Realisasi Kredit di DSP menurut Umur Nasabah (2010) No.
Umur Nasabah (Tahun)
Jumlah Nasabah (orang)
1.
≤ 30
5
2.
31 - 40
10
3.
41 - 50
12
4.
51 - 60
3
Jumlah
30
Dilihat dari banyaknya populasi yang ada sebagian besar nasabah DSP unit Citeureup kisaran dibawah usia 50 tahun, hal ini menunjukan bahwa nasabah yang direalisasikan kreditnya berada pada usia yang produktif, yang diharapkan mampu mengembangkan usahanya dengan baik, dan memiliki tingkat kematangan dalam
kemampuan
berfikir
dalam
menjalankan
usahanya.
DSP
lebih
memperhitungkan dalam segi umur batas maksimal jangka waktu kredit sampai dengan kredit lunas adalah usia 60 tahun, hal ini dikarenakan setiap nasabah yang sudah terealisasi pinjamannya akan diberikan asuransi kematian. Umur nasabah dapat mempengaruhi keberanian pengusaha untuk mengambil keputusan secara rasional, karena peningkatan usia pada umumnya akan meningkatkan kemampuan kematangan berfikir untuk memanfaatkan kredit yang didapat. b. Tingkat Pendidikan Nasabah Tingkat pendidikan calon nasabah menjadi faktor yang juga diperhatikan oleh DSP unit Citeureup di dalam proses realisasi kredit. Hal tersebut terlihat di
42
dalam aplikasi pengajuan kredit yang mewajibkan setiap calon nasabah menginformasikan riwayat pendidikan terakhir mereka (lampiran 2). Realisasi kredit menurut tingkat pendidikan nasabah dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rata-Rata Realisasi Kredit menurut Tingkat Pendidikan (2010) No.
Tingkat Pendidikan
Jumlah Nasabah (orang)
1.
SD
7
2.
SLTP
10
3.
SLTA
13
Jumlah
30
Tabel 4 menunjukan tingkat pendidikan nasabah, proporsi terbesar penerima realisasi kredit di DSP unit Citeureup adalah dengan latar belakang terbesar mengenyam pendidikan sampai dengan pendidikan SLTA berjumlah 13 orang. Tingkat pendidikan menggambarkan berapa lama orang mengenyam pendidikan. Hal ini berpengaruh terhadap daya pikir dan pemahaman nasabah dalam menjalankan kewajibannya membayar pinjaman bank. Selain itu berdasarkan hasil wawancara dengan bagian kredit tingkat pendidikan nasabah diharapkan mampu mengelola usahanya dengan baik, sehingga dapat berkembang dan berkorelasi positif terhadp pengembalian kreditnya. Pada kenyataanya untuk nasabah DSP baik yang tingkat pendidikannya terendah SD maupun tertinggi SLTA mendapat realsasi pinjaman. Apabila terdapat nasabah yang mengalami keterlambatan disebabkan faktor lainnya misalnya usaha yang menurun atau karakter nasabah yang tidak memiliki keinginan untuk membayar angsuran (bad karakter). c. Jumlah Tanggungan Keluarga Variabel jumlah tanggungan keluarga merupakan salah satu penentu besarnya realisasi kredit di DSP. Dalam hal ini penting sekali calon nasabah wajib untuk memberikan informasi yang sebenarnya mengenai berapa jumlah tanggungan keluarga yang dimiliki oleh calon nasabah yang tertulis dalam Form pengajuan pinjaman (Lampran 2). Kebenaran yang tercantum dalam FAP akan di cek kembali di lapangan yang dilakukan dengan survey terhadap tempat usaha
43
nasabah dan orang-orang yang tinggalnya dekat dengan calon nasabah. Rata-rata jumlah tanggungan nasabah di DSP unit Citeureup dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Rata-Rata Realisasi Kredit di DSP menurut Jumlah Tanggungan Keluarga (2010) No.
Jumlah Tanggungan Keluarga (orang)
Jumlah Nasabah (orang)
1.
1
0
2.
2
3
3.
3
5
4.
4
15
5.
5
7
Total
30
Pada tabel 5 terdapat jumlah nasabah terbanyak rata-rata memiliki jumlah tanggungan sebanyak 4 orang. Dimana nasabah yang memiliki jumlah tanggungan yang lebih banyak terdiri dari 15 orang sehingga dalam hal ini tidak sesuai dengan prediksi
bahwa dengan jumlah tanggungan
yang banyak maka
akan
mempengaruhi jumlah realisasi kredit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jumlah tanggungan keluarga tidak mempengaruhi realisasi kredit d. Lama Usaha Salah satu syarat untuk dapat memperoleh realisasi kredit adalah minimal lama usaha telah berjalan dua tahun. Persyaratan tersebut ditetapkan untuk melihat karakteristik usaha dari setiap calon nasabah. Setiap calon nasabah wajib mencantumkan lama usaha dengan jujur dan benar karena nantinya akan di rurvey ke lapangan. Lama usaha di DSP unit Citeureup cukup diperhitungkan dan dianggap penting, sehingga apabila terdapat calon nasabah yang mengajukan pinjaman ke DSP memiliki usaha kurang dari dua tahun maka tidak akan disetujui , dalam hal ini DSP konsisten dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh kantor pusat.
44
Tabel 6. Rata-rata realiasi Kredit di DSP Unit Citeureup menurut Lama Usaha (2010) No.
Lama Usaha (Tahun)
Jumlah Nasabah (orang)
1.
<2
0
2.
≥2
6
3.
5 – 10
13
4.
≥ 11
11
Jumlah
30
Berdasarkan tabel 6 menunjukan lama usaha yang telah dijalankan oleh nasabah DSP unit Citeureup, yakni berkisar pada kelompok lama usaha antara 2 sampai dengan 15 tahun, dengan nasabah jumlah terbanyak berada pada lama usaha 5 – 10 tahun sebanyak 13 orang dari total keseluruhan. Dalam hal ini lama usaha minimal 2 tahun terdapat dalam prosedur kebijakan kredit di DSP unit Citeureup.DSP unit Citeureup memperhatikan faktor lama usaha sebagai faktor yang berpengaruh terhadap besarnya realisasi kredit yang disalurkan. Semakin lama usaha nasabah berjalan maka dapat diketahui perkembangan usaha yang sedang dikelola. e. Jenis usaha Sektor usaha merupakan salah satu kriteria dari karakteristik usaha yang terpenting, karena dengan mengetahui usaha yang dijalankan maka pihak bank dapat mengetahui kisaran pendapatan yang didapat oleh nasabah, sehingga mampu menilai calon nasabah dalam memenuhi kewajibannya membayar pinjaman yang telah direalisasikan. Usaha yang dilakukan oleh nasabah DSP unit Cteureup sangat beragam.
Dalam hal ini penulis membahas nasabah yang
bergerak dalam sektor agribisis. Sektor agribinis di sini meliputi segala kegiatan yang berkaitan dengan pengusahaan tumbuhan (komoditas pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan), baik dari sub sistem hulu sampai dengan ke hilir. Nasabah agribisnis DSP unit Citeureup antara lain adalah pedagang sayuran, pedagang daging, pedagang ikan, pedagang buah-buahan, pedagang dan industri tahu dan tempe, peternakan dan pemotongan ayam maupun sapi pedagang kelapa, pedagang bumbu atau rempah-rempah.
45
Jenis usaha yang dilarang di DSP unit Citeureup adalah yang memiliki usaha di dalam bidang prostitusi, tempat karoke, dan tempat usaha yang berkaitan dengn hiburan malam, hal ini dikarenakan usaha yang berkaitan dengan dunia hiburan biasanya high risk/ beresiko besar. DSP unit Citeureup memiliki target utama dalam merealisasikan pinjamannnya yaitu berorientasi terhadap nasabah yang berada di wilayah pasar dan sekitarnya sehingga rata-rata nasabah DSP unit citeureup memiliki jenis usaha para pedagang di pasar maupun home industry di wilayah sekitar pasar. Jenis usaha yang dibiayai oleh DSP yang bergerak dalam sektor agribisnis dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Rata-rata jenis Usaha Yang Bergerak dalam sektor Agribisnis di DSP unit Citeureup No
Jenis Usaha
Jumlah Nasabah (orang)
1.
Pedagang Sayuran
6
2.
Pedagang Daging Ayam
5
3.
Pedagang Kelapa
2
4.
Ternak Sapi dan Jagal
2
5.
Pedagang Bumbu
3
6
Industri Tahu dan Tempe
6
7
Pedagang Ikan Basah
1
8
Pedagang buah-buahan
2
9.
Pedagang Sapi
3
Jumlah
30
Dalam dunia usaha jenis usaha memiliki tingat resiko berbeda-beda yang akan berpengaruh terhadap kemampuan dalam menghasilkan keuntungan. Usaha yang bergerak di dalam sekktor agribisnis diduga memiliki resiko yang besar. Secara deskriptif dapat disimpulkan bahwa jenis usaha berpengaruh terhadap realisasi kredit.. f. Pengalaman Kredit Pengalaman kredit merupakan faktor yang diperhatikan oleh DSP unit Citeureup dalam proses realisasi kredit. Dari pengalaman kredit yang dimiliki oleh seseorang maka akan terlihat karakter seorang calon nasabah tersbut, apakah calon
46
nasabah memiliki karakter yang positif atau sebaliknya. Pengalaman kredit ini dapat dilihat sejarah melakukan pembayaran di bank lainnya ataupun dengan lembaga keuangan lainnya. Dalam merealiaskan kreditnya DSP biasanya menjadikan pengalaman usaha sebagai referensi perealisasian pinjaman. Pengalaman kredit merupakan karakter yang berhubungan dengan prinsip 5C yang dijadikan pedoman dalam proses realisasi kredit. Rata-rata nasabah di DSP berdasarkan pengalaman kredit dapat dilihaat pada tabel 8.
Tabel 8. Rata-rata Realisasi Kredit di DSP unit Citeureup berdasarkan Pengalaman Kredit (2010) No.
Pengalaman Kredit
Jumlah Nasabah (orang)
1.
Memiliki Pengalaman
22
2.
Tidak Memiliki Pengalaman
8
Jumlah
30
Berdasarkan Tabel 8, dapat diketahui bahwa sebagian besar nasabah yang terealisasi pinjamannya memiliki pengalaman kredit di bank lain maupun di bank DSP unit Citeureup, dengan jumlah nasabah sebesar 22 orang memiliki pengalaman kredit. Dengan demikian dapat dilihat bahwa DSP unit Citeureup sangat memperhatikan variabel pengalaman kredit untuk mengetahui karakter dari calon nasabah. Dengan mengetahui pengalaman nasabah maka dapat dengan mudah mengetahui sejarah pembayaran atau kemampuan dalam mengelola keuangan calon nasabah. g. Pendapatan Usaha Jumlah pendapatan usaha per bulan merupakan salah satu faktor terpenting dalam proses realisasi kredit. Jumlah pendapatan yang diperoleh dari setiap nasabah dapat menunjukan kapasitas daripada nasabah tersebut untuk dapat melakukan pembayaran angsuran kredit. Semakin tinggi pendapatan nasabah maka semakin besar peluang untuk membayar pinjaman dengan lancar. Jumlah pendapatan nasabah di DSP unit Citeureup pada umumnya beragam. Pendapatan rata-rata nasabah di DSP unit Citeureup dapat dilihat pada tabel 9.
47
Tabel 9. Rata-rata Realisasi Kredit di DSP unit Citeureup Menurut Pendapatan usaha per bulan (2010) No.
Besar Pendapatan Per Bulan
Jumlah Nasabah (orang)
1.
6.000.000 – 10.000.000
2
2.
10.000.000 – 14.000.000
4
3.
14.000.000 – 18.000.000
7
4.
18.000.000 – 22 .000.000
11
5.
22.000.000 - 26.000.000
2
6.
≥ 26.000.000
4 Jumlah
30
Pendapatan usaha bersih per bulan merupakan jumlah dana yang memungkinkan untuk dialokasikan nasabah dalam membayar angsuran pokok pinjaman maupun bunga pinjaman sebagai kewajibannya. Pendapatan rata-rata per bulan diduga berpengaruh positif terhadap realisasi kredit. Semakin tinggi tingkat penghasilan maka semakin tinggi pula tingkat kepercayaan pihak bank dalam merealisasikan kredit kepada nasabah. h. Jaminan Jaminan merupakan suatu hal penting yang disertakan nasabah ketika melakukan pinjaman ke bank. Nasabah wajib menyertakan anggunan minimal 80 persen dari nilai jaminan. Semakin besar nilai jaminan maka akan semakin besar nilai kredit yang direalisasikan.. Rata-rata nilai jaminan yang terdapat di DSP unit Citeureup dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10. Rata-Rata Realisasi Kredit Di DSP unit Citeureup Menurut Nilai Jumlah Anggunan (2010). No.
Jumlah Anggunan
Jumlah Nasabah (orang)
1.
≤ 25.000.000
6
2.
25.000.000 – 50.000.000
9
3.
50.000.000 – 100.000.000
13
4.
≥ 100.000.000
2
Jumlah
30
48
DSP Citeureup menggunakan jaminan berupa sertifikat tanah, akte jual beli maupun surat kendaraan bermotor minimal tiga tahun terakhir. Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa nasabah DSP unit Citeureup rata rata memiliki nilai anggunan tidak lebih dari seratus juta rupiah. Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian kredit maka dapat diketahui sebagian nasabah agribisnis di Citeureup tidak memiliki jaminan yang cukup tinggi untuk mengajukan pinjaman yang lebih besar, namun dalam hal ini DSP unit Citeureup memperhatikan kebutuhan para pedagang kecil umumnya yang berada dalam wilayah pasar. Penyertaan anggunan bertujuan sebagai alat pengaman apabila nantinya terjadi suatu kredit macet. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa realisasi kredit di DSP unit Citeureup dipengaruhi oleh beberapa karakteristik diantaranya yaitu dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Pendugaan dan Pengujian Model Linier Berganda Realisasi Kredit Di Danamon Simpan Pinjam Unit Citeureup Bogor. Model/ Variabel
Koefisien Regresi
(Constanta)
T-Hit
P-Vaue
41037
2.22
0.029
-1149.4
-1,15
0.244
X2= Tingkat Pendidikan (dummy)
2632
-0,48
0.641
X3= Jumlah tanggungan keluarga (orang) X4= Pengalaman Kredit
0.3534*
1.38
0.016
0.2152*
2.28
0.013
X5= Lama usaha (Tahun)
0.3786*
3.13
0.003
X6= Jenis usaha (dummy)
5734
0.99
0,325
X7= Pendapatan usaha (rupiah)
0.6202**
5.31
0.000
X8= Jaminan (rupiah)
0.9262**
6.89
0,000
X1= Umur nasabah (Tahun)
Model 1
Regression
df
Sum of Squares
Mean Square
8
2.95E+9
1.98E+8
Residual
46
4.218E+8
9.17E+6
Total
54
2.37E+8
F 30,70
Sig. 0.000
Keterangan : ** Sangat signifikan pada taraf nyata 5% * berpengaruh nyata pada taraf 5%
49
Berdasarkan hasil pengujian model regresi linier berganda pada Tabel 11 dapat dijelaskan bahwa dengan melihat hasil dari uji F dan uji t, yang pada dasarnya digunakan untuk mengetahui apakah peubah bebas mempengaruhi realisasi kredit di Dsp dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi realisasi kredit di Danamon Simpan Pinjam unit Citeureup. Pada uji t memperoleh (alpha) = diperoleh hasil P-value sebesar 0,000, artinya nilai P-value lebih kecil dari nilai taraf nyata = 0,05. Hal ini menunjukan bahwa dari keseluruhan peubah bebas mempengaruhi secara nyata perealisasian pinjaman di Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Citeureup. Pengujian terhadap signifikasi masing-masing fariabel independent secara individu dilakukan dengan uji T, sehingga diketahui bahwa variabel-variabel yang berpengaruh signifikan terhadap realisasi kredit di Danamon Simpan Pinjam adalah lama usaha, pendapatan rata-rata perbulan, jumlah tanggungan keluarga, dan nilai jaminan. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian bahwa semua variabel diduga berpengaruh nyata terhadap besarnya realisasi kredit yang diterima oleh nasabah. Sedangkan variabel lainnya seperti usia, dan tingkat pendidikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap besarnya realisasi kredit di Danamon Simpan Pinjam unit Citeureup. Pada penelitian ini yang menjadi variabel dependent atau variabel tak bebas adalah jumlah pinjaman atau plafond yang direalisasikan oleh pihak Bank Danamon Simpan Pinjam unit Citeureup. Pihak Bank dalam merealisasikan pinjaman kepada nasabahnya ditentukan berdasarkan kebijakan bank dimana besanya plafond pinjaman maksimum sebesar Rp. 500.000.000. Rata-rata nasabah yang direalisasikan di Bank Danamon Simpan Pinjam unit Citeureup sangat beragam, dimana pinjaman yang terkecil adalah Rp. 5.000.000,a. Umur Nasabah Dari hasil analisis model regresi linear, koefisien variabel umur nasabah menunjukan nilai negatif yang artinya variabel tersebut berpengaruh negatif terhadap besarnya realisasi kredit di DSP unit Citeureup. Semakin bertambahnya umur nasabah maka realisasi kredit akan semakin berkurang. Pada umumnya yang mengajukan kredit adalah pemilik usaha dari usaha itu sendiri. Dalam hasil analisis regresi linear berganda variabel umur nasabah tidak berpengaruh
50
signifikan terhadap realisasi kredit, dimana nilai p-value sebesar 0,244 lebih besar dari tahap nyata (α
= 5 persen). Hal ini dikarenakan bahwa berapapun usia
nasabah maka tidak akan mempengaruhi besarnya realisasi kredit. Dalam hal ini dikarenakan setiap yang mengajukan kredit apabila umurnya masih berada dalam batasan prosedur yang telah ditetapkan oleh Bank Danamon Simpan pinjam akan tetap direalisasikan pinjamannya. Dalam pengajuan kredit minimal umur nasabah lebih dari 17 tahun apabila sudah menikah, 22 tahun apabila belum menikah, dan batas maksimal umur 60 tahun sampai dengan masa kredit berakhir. b. Tingkat Pendidikan Dari hasil regresi linier dengan koefisien variabel tingkat pendidikan berpengaruh positif 2632 terhadap realisasi kredit di DSP unit Citeureup. Akan tetapi variabel tingkat pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap realisasi kredit dimana nilai p-value hasil analisis lebih besar dari taraf nyata lima persen. tingkat pendidikan memang diperhatikan oleh pihak bank dalam perealisasian kredit, akan tetapi tidak dijadikan sebagai dapat atau tidaknya realisasi kredit nasabah terutama dalam hal nilai realisasi kredit. Hal ini dikarenakan rata–rata nasabah DSP terutama yang bergerak dalam sektor agribisnis mengenyam jenjang hanya sampai dengan SLTP dan SMU. Hasil ini berbeda dengan hasil analisis yang dilakukan oleh Hutagaol, 2009 dimana tingkat pendidikan berpengaruh positf terhadap realisasi kredit. Dari hasil analisis sebelumnya diperoleh bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin disiplin dan mengetahui tentang realisasi kredit dan bertanggung jawab terhadap kewajibannya. c. Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah tanggungan keluarga diduga berpengaruh negatif terhadap tingkat kepercayaan bank terhadap calon nasabahnya. Dalam hal ini akan berpengaruh terhadap besarnya realisasi kredit karena terkait dengan kemampuannya dalam mengembalikan kredit. Asumsinya semakin banyak jumlah anggota keluarga maka akan semakin besar pengeluaran nasabah untuk kebutuhan hidupnya. Koefisien variabel jumlah tanggungan keluarga sebesar 0.3534, dimana semakin tinggi jumlah tanggungan keluarga maka akan semakin kecil realisasi kredit yang akan diberikan. Akan tetapi variabel jumlah tanggungan keluarga ini tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat realisasi kredt di DSP, dimana nilai p-
51
value lebih besar dari tahap nyata. Hal ini dikarenakan di DSP unit Citeureup selain melihat tanggungan keluarga juga dilihat pendapatan nasabah perbulannya sehingga apabila jumlah tanggungan keluarga besar tetapi masih mencukupi dalam pemenuhan kehidupan sehari-hari dan dapat membayar pinjaman maka akan tetap terealisasi pinjamannnya dan tidak berpengaruh nyata terhadap realisasi pinjaman yang diberikan. d. Pengalaman Kredit Dari hasil regresi linear diperoleh koefisien variabel pengalaman kredit yang bernilai positif yang artinya bahwa variabel pengalaman kredit berpengaruh terhadap realisasi kredit. Variabel pengalaman kredit juga berpengaruh signifikan terhadap besarnya realisasi tersebut, karena nilai p-value lebih kecil dari taraf nyata lima persen. Dalam hal ini pengalaman kredit berpengaruh nyata terhadap besarnya realisasi kredit di DSP. Hal ini karena dengan adanya pengalaman kredit yang dimiliki oleh nasabah akan meningkatkan kepercayaan bank sebagai pemberi kredit, pertimbangan lainnya pengalaman kredit ini dapat mengindikasikan nasabah tersebut telah memiliki riwayat pembayaran di bank lainnya dan dapat mengetahui pola pembayaran nasabah tersebut dalam membayar angsuran. e. Lama Usaha Dari hasil analisis regresi linear berganda dapat diperoleh nilai koefisien positif untuk variabel lama usaha. Nilai variabel lama usaha adalah 3786, hasil ini sesuai dengan hipotesis penelitian dimana semakin lama usaha nasabah berjalan maka akan akan semakin besar kredit yang akan direalisasikan. Dari hasil analisis juga menunjukan berpengaruh signifikan terhadap besarnya kredit di DSP unit Citeureup. Dimana p-value lebih kecil dari taraf nyata yaitu sebesar 0.003 (tabel 11). Dari hasil kedua analisis dapat disimpulkan bahwa variabel lama usaha berjalan memberikan penaruh yang positif dan signifikan terhadap realisasi kredit di DSP unit Citeureup. Hal ini diakenakan dengan minimal lama usaha dua tahun maka dapat dilihat tingkat kematangan dalam mengelola usahanya dan apabila semakin lama usaha yang telah dijalankan maka akan berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit nantinya.
52
f. Jenis Usaha Berdasarkan hasil regresi linear berganda diketahui koefisien variabel jenis usaha adalah positif 5734, yang artinya bahwa variabel tersebut berpengaryh positif terhadap realisasi kredit di DSP. Akan tetapi karena variabel dummy jenis usaha tidak berpengaruh nyata pada realisasi kredit maka usaha agribisnis maupun usaha non agribisnis tidak akan berpengaruh nyata terhadap peningkatan atau penurunan realisasi kredit. Dalam analisis ini apapun usaha jenis nasabah apabila dinilai telah layak dan sesuai dengan prinsip 5C (caracter, capasity, capital,collateral,dan condition of economic) maka realisasi kreditnya akan disesuaikan dengan kemampuan membayarnya. Dari hasil wawancara dengan bagian Credit Officer usaha yang dilarang dan tidak diperbolehkan untuk diberi pinjaman adalah usaha prostitusi dan yang sejenisnya. g. Pendapatan Usaha Pendapatan usaha merupakan variabel yang paling penting mempengruhi besarnya kredit yang direalisasikan. Pendapatan usaha perbulan adalah jumlah keseluruhan yang telah dicapai oleh suatu usaha. Pendapatan usaha per bulan diduga berpengaruh positif terhadap realisasi kredit. Dari hasil analisis regresi linear berganda, variabel pendapatan usaha berpengaruh signifikan dan nyata terhadap realisasi kredit, dimana p-value lebih besar dari tahap nyata. Hal tersebut sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa variabel pendapatan usaha berpengaruh positif terhadap realisasi kredit. Hal ini dikarenakan dengan semakin besar pendapatan nasabah maka semakin besar kredit yang direalisasikan, pihak bank melakukan hal ini dikarenakan dengan pendapatan yang semakin besar maka nasabah dianggap mampu untuk membayar pinjaman. h. Jaminan Dari hasil analisis regresi linear berganda diperoleh nilai koefisien variabel anggunan adalah positif, yang artinya bahwa variabel tersebut berpengaruh positif teilihat dari p-value lebih kecil dari taraf nyata lima persen. Hal tersebut sesuai dengan hipotesis penelitian bahwa dengan semakin besarnya nilai jaminan akan meningkat terhadap realisasi yang diberikan oleh DSP unit Citeureup. Variabel jaminan juga berpengaruh yang cukup signifikan terhadap besarnya realisasi
53
kredit hal ini karena dengan semakin tinggi nilai jaminan maka rasa kepercayaan bank semakin tinggi terhadap nasabah dan jaminan yang disimpan bernilai tinggi. Anggunan atau jaminan merupakan tambahan yang disertakan para pengusaha ketika malakukan pinjaman. Salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh calon nasabah adalah memiliki jumlah anggunan minimal 80 persen dari total kredit yang direalisasikan.
54
VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1.
Kesimpulan Mekanisme penyaluran kredit di Bank Danamon Simpan Pinjam yang
telah dilakukan bisa dikatakan tidak terlalu sulit dan memiliki kelebihan dengan memberikan jasa pelayanan cash pick up untuk mempermudah proses pembayaran bagi para pedagang di pasar yang tidak dapat meninggalkan tokonya untuk melakukan pembayaran ke kantor cabang. Pemeriksaan usaha calon nasabah tidak terlepas dari prinsip 5C namun dalam perealisasian pinjaman di Danamon Simpan Pinjam hanya melihat tiga hal yaitu Character, Capacity dan, Collateral. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui dari kedelapan variabel yang ada, faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap realisasi pencairan kredit di Danamon Simpan Pinjam Unit Citeureup yaitu jumlah tanggungan keluarga, lama usaha, pengalaman kredit, pendapatan rata-rata per bulan, dan jaminan. 7.2.
Saran Dari hasil penelitian yang diperoleh dalam melakukan proses pemberian
kredit pada dasarnya Danamon Simpan Pinjam (DSP) unit Citeureup Bogor sudah sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan oleh kantor pusat , hanya saran yang dapat disampaikan agar lebih meningkatkan target realisasi dengan melakukan kegiatan sosialisasi yang berkaitan dengan kredit dengan melalui kegiatan misalnya customer Gathring terhadap calon nasabahnya, terutama terhadap para pedagang maupun pengusaha di sekitar wilayah citeureup sehingga nantinya didapat para nasabah yang layak untuk diberikan pinjaman kredit dan berdampak terhadap peningkatan realisasi kredit di Dsp unit Citeureup. Saran yang lainnya yaitu dikarenakan segmen pasar untuk para pedagang di wilayah citeureup memiliki nilai jaminan yang rendah hendaknya diberikan standarisasi yang tidak terlalu tinggi sehingga nilai jaminan dapat mencukupi untuk meningkatkan besarnya realisasi kredit.
55
DAFTAR PUSTAKA
Arif Lesmana. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Realisasi Kredit di Bank BNI Tunas Usaha (BTU) [Skripsi], Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. [BDI] Bank Danamon Indonesia. Basic Training Credit Officer 2010. Jakarta: BDI Kanwil I Jakarta. Edinho. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Realiasi Kredit di BRI unit Cigombong [Skripsi], Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Instut Pertanian Bogor. Eko Hidayanto. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) Studi Kasus Usaha Agribisnis di BRI unit Tongkol, Jakarta : Fakultas Ekonmi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Hutagaol. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pencairan Pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Sektor Agribisnis (Kasus pada BRI unit Cigombong-Bogor) [Skripsi], Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Kasmir, 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi ke-4. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Kementrian Negara Koperasi dan UMKM Republik Indonesia. 2011. Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Tentang UMKM. Jakarta. Lubis, 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi realisasi dan Pengembalian Kredit Usaha Rakyat (Stusi Kasus BRI unit Cigombong) [Skripsi]: Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Panggabean, 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Tunggakan KUPEDES terhadap nasabah BRI Cabang Iskandar Muda, Medan [Skripsi]: Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Risdwiyanto, B. 2004. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Penyaluran Kredit Bank Rakyat Indonesia. [Skripsi]: Departemen Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
Robbi Febrio, 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Solusi Modal (SM) di Danamon Simpan Pinjam unit Cibinong Kabupaten Bogor [Skripsi]: Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Safitri, Ilwah. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besar Kredit Umum Pedesaan (KUPEDES) pada Nasabah BRI Unit Ciampea. [Skripsi]: Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
57
58
59
60
61