FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS PABRIK BENIH PADI PT SANG HYANG SERI (PERSERO) Sri Karuniari Nuswardhani 1) Bidjaksana Arief fateqah 2) 1). Staf pengajar Fakutas pertanian Universitas Yudharta Pasuruan 2). Pegawai PT sang Hyang Seri (Persero) KR III ABSTRAK PT Sang Hyang Seri (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang perbenihan pertanian dituntut untuk menyiapkan benih secara 7 (tujuh) tepat untuk memenuhi kebutuhan konsumen (petani) dan laba yang optimal untuk kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu, produktivitas pabrik benih dalam memproduksi benih merupakan salah satu komponen penting dalam menunjang kesinambungan usaha. Pada penelitian yang berjudul Faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas pabrik benih padi PT Sang Hyang Seri (Persero) mempunyai tujuan untuk mengetahui rencana dan realisasi produksi benih padi masing-masing Kantor Regional (KR) PT SHS, untuk mengetahui perkembangan produktivitas masing-masing pabrik PT SHS dalam menghasilkan benih padi, dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pabrik PT SHS dalam menghasilkan benih padi. Tujuan penelitian tersebut dicapai dengan mengumpulkan data sekunder, baik dari PT SHS maupun di luar perusahaan pada periode waktu 2010-2014 Data tersebut meliputi data produksi benih kantong, data pengadaan calon benih berupa gabah kering panen, data harga pembelian calon benih rata-rata per tahun, data kapasitas mesin terpasang , data jumlah alat dan mesin pengering (lantai jemur dan box dryer), data umur mesin (pabrik), dan data upah pengolahan benih yang kemudian dianalisis dengan cara tabulasi dan menggunakan bantuan program komputer SPSS dan EViews. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa realisasi produksi calon benih padi non hibrida (gkp) PT Sang Hyang Seri (Persero) dibandingkan dengan rencananya dalam kurun waktu lima tahun (2010 – 2014) tidak mencapai 100% di setiap tahunnya. Rata-rata realisasi produksi calon benih padi non hibrida (gkp) masing-masing Kantor Regional dan PBS pada tiap tahun dalam kurun waktu lima tahun (2010 – 2014) dibandingkan dengan rata-rata rencananya tidak mencapai 100%. Realisasi produksi benih bersih padi non hibrida PT Sang Hyang Seri (Persero) dibandingkan dengan rencananya dalam kurun waktu lima tahun (2010 – 2014) tidak mencapai 100% pada setian tahunnya. Rata-rata realisasi produksi benih bersih padi non hibrida masingmasing Kantor Regional dan PBS pada tiap tahun selama waktu lima tahun (2010-2014) dibandingkan dengan rata-rata rencananya tidak mencapai 100%. Perkembangan (tren) produksi benih bersih padi non hibrida pada setiap kantor Regional dan PBS cenderung menurun, kecuali di Kantor Regional IV cenderung naik. Secara keseluruhan, perkembangan (tren) produksi benih bersih padi non hibrida PT Sang Hyang Seri (Persero) cenderung menurun. Pada produktivitas pabrik benih padi, perkembangan (tren) produktivitas pabrik benih padi pada setiap Kantor Regional dan PBS cenderung menurun, kecuali di Kantor Regional IV cenderung naik. Secara keseluruhan, perkembangan (tren) produktivitas pabrik benih padi PT Sang Hyang Seri (Persero) cenderung menurun. Hasil estimasi menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel-variabel produksi calon benih padi , harga calon benih padi, jumlah box dryer, jumlah lantai jemur, umur pabrik (mesin), nrendemen benih, dan tenaga kerja berpengaruh nyata secara statistik terhadap 59
produktivitas pabrik benih padi. Namun, hasil estimasi secara individual terdapat 5 (lima) variable bebas yang memberi pengaruh signifikan secara statistik terhadap produktivitas pabrik benih padi pada α = 1% dan α = 10%, yaitu produksi calon benih padi (gkp), jumlah box dryer, jumlah lantai jemur, rendemen benih, dan umur pabrik (mesin). Produksi calon benih padi (gkp) dan rendemen benih berpengaruh positif, sedangkan jumlah box dryer, jumlah lantai jemur, dan umur pabrik berpengaruh negatif. Kata kunci : Produktivitas, PT Sang Hyang Seri (Persero), benih padi non hibrida PENDAHULUAN
lainnya. Akselerasi pembangunan pertanian
A.
antara lain memerlukan dukungan sistem
Latar Belakang Sektor
pertanian
yang
sangat
perbenihan
yang
baik.
Keberhasilan
menggantungkan pada kekayaan sumber
pengembangan pangan sangat ditentukan
daya alam merupakan sektor penting dalam
oleh ketersediaan benih dalam jumlah,
perekonomian nasional. Hal ini karena
kualitas, waktu dan harga yang tepat.
sektor
mampu
Pemerintah telah memberikan perhatian
meningkatkan devisa negara dan mampu
serius terhadap perbenihan dan pembibitan
menjaga kelestarian sumber daya alam,
baik
sekaligus diharapkan mampu menyerap
pengembangannya, penangkaran, distribusi,
tenaga kerja.
pembinaan,
Sebagai negara agraris, sebagian besar dari
mekanisme pengadaannya termasuk subsidi.
pertanian
diharapkan
angkatan
kerja
dan
nasional
Indonesia
kegiatan
sistem
Pemerintah
dengan
cadangan,
sistem
dan
mendorong
pengembangan industri perbenihan, karena
kegiatan sektor pertanian. Dengan demikian
selain memperkuat mata rantai sistem
pembangunan sektor pertanian mempunyai
pertanian juga memperkuat sistem agribisnis
peranan strategis dalam menjamin keamanan
yang menjanjikan keuntungan yang cukup
pangan penduduk.
besar. Di beberapa negara peranan seed program
di
berkaitan
sekitar
Melalui
berkutat
ekonomi
yang
Revitalisasi
industry mencapai lebih dari 25% dari total
Pertanian yang dicanangkan oleh Presiden
PDB yang dihasilkan oleh sektor pertanian
RI pada tahun 2005, pemerintah telah
(Nuswardhani, 2011).
berketetapan untuk menempatkan sektor
Penggunaan benih unggul berlabel di
pertanian sebagai penggerak pembangunan
Indonesia masih terbatas. Oleh karena itu,
nasional, menempatkan pertanian sebagai
Pemerintah selalu mendorong petani untuk
sektor prioritas, yang didukung oleh sektor
meningkatkan penggunaan benih unggul 60
berlabel, baik melalui program bantuan
Rencana Kerja. Rencana Kerja tersebut
benih maupun swadaya petani. Sejalan
dijabarkan
dengan upaya
peningkatan penggunaan
lingkungan Kantor Regional masing-masing.
benih unggul berlabel, maka industri benih
Terdapat 6 (enam) Kantor Regional (KR) di
(pemasok benih) juga harus meningkatkan
lingkungan PT Sang Hyang Seri (Persero)
kemampuannya dalam memproduksi benih.
seluruh Indonesia, Yaitu Kantor Regional I,
Untuk
dan
yang
dan
Regional II di Klaten, Kantor Regional III di
meningkatkan
produktivitas
benih
produksi yang
cukup
pada
berpusat
setiap
di
Cabang
Sukamandi,
dalam
Kantor
memadai diperlukan usaha antara lain :
Malang, Kantor Regional IV di Medan,
a.
Kantor Regional V di Lampung, dan Kantor
Penyediaan dan penggunaan benih
sumber yang unggul dan berkualitas
Regional VI di Sulawesi Selatan. Setiap
b.
Kantor Regional terdiri
Ketersediaan Sumber Daya Manusia
yang memadai
cabang
c.
daerah/wilayah Kantor Regional tersebut.
Sistem perbenihan, termasuk Industri
benih yang mapan
yang
menyebar
dari beberapa di
seputar
Pada setiap Cabang memiliki pabrik
d.
Institusi penunjang perbenihan
untuk memproduksi benih untuk dipasarkan.
e.
Dukungan dari Pemerintah.
Jumlah, jenis, dan kapan benih diproduksi
Berdasarkan produksinya,
kemampuan
industri
benih
dapat
mengikuti
perencanaan
Keakuratan
penyediaan
pemasaran. benih
untuk
dikelompokkan dalam skala kecil dan skala
memenuhi kebutuhan pemasaran sangat
besar. Berdasarkan statusnya, industri benih
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
dapat
eksternal. Faktor internal berasal dari dalam
berupa swasta,
pemerintah, dan
BUMN.
lingkungan pabrik sendiri, antara lain adalah
PT Sang Hyang Seri (Persero)
jumlah, kapasitas dan umur mesin. Faktor
disingkat PT SHS (Persero) merupakan
eksternal berasal dari luar pabrik, antara lain
badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
adalah jumlah dan mutu bahan baku (calon
mempunyai
tugas
untuk
benih). Berdasarkan pada pengaruh faktor
memproduksi
dan
benih
internal dan faktor eksternal tersebut yang
tanaman pangan. Dalam memproduksi dan
dapat berbeda-beda pada setiap pabrik, maka
memasarkan benih tersebut, PT Sang Hyang
produktivitas pabrik dapat berbeda-beda
Seri
pula dalam menghasilkan benih.
(Persero)
pokok memasarkan
setiap
tahun
menyusun 61
PT Sang Hyang Seri (Persero) dalam
biaya
tersebut
maka
berakibat
kinerjanya dituntut untuk menyiapkan benih
peningkatan profit usaha.
pada
secara 7 (tujuh) tepat untuk memenuhi
Produktivitas merupakan indikator
kebutuhan konsumen (petani), dan laba yang
yang utama bagi kemajuan perekonomian
optimal
hidup
negara, sehingga peningkatan produktivitas
perusahaan. Sedangkan 7 (tujuh) tepat
pada semua sektor merupakan suatu cara
tersebut yaitu tepat mutu, tepat waktu, tepat
untuk
jumlah, tepat varietas, tepat harga, tepat
ekonomi.
tempat, dan tepat layanan.
produktivitas dipengaruhi oleh kenaikan
untuk
kelangsungan
meningkatkan Akan
laju
pertumbuhan
tetapi
peningkatan
Dewasa ini masalah produktivitas
profitabilitas. Landasan untuk meningkatkan
telah menjadi pembicaraan banyak orang.
produktivitas dan profitabilitas perusahaan
Oleh karena itu masalah produktivitas
adalah membangun suatu sistem yang
merupakan suatu masalah yang sangat
memperhatikan
penting,
bersama-sama
dan
erat
kaitannya
dengan
secara pada
terfokus aspek
dan
kualitas,
perkembangan kemajuan perusahaan.
efektivitas pencapaian tujuan, dan efisiensi
Tingkat keberhasilan suatu perusahaan dapat
penggunaan
diukur
atau
Selanjutnya indikator keberhasilan itu dapat
keuntungan yang diperoleh dalam periode
dipantau melalui pengukuran produktivitas
waktu tertentu dan itu bisa dilihat dari
dan
produk yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Pengukuran
Namun profit ini tidak dapat tercapai tanpa
informasi tentang masalah-masalah internal
manajemen yang mengaturnya, dalam hal ini
dari perusahaan, sedangkan profitabilitas
manajemen finansial yang secara ketat
memberikan informasi tentang masalah-
mengaturnya.
masalah eksternal dari perusahaan.
berdasarkan
atas
Peningkatan
profit
profit
dapat
disebabkan oleh adanya produktivitas yang
sumber-sumber
profitabilitas
secara
terus-menerus.
produktivitas
Pada
daya.
tingkat
memberikan
perusahaan,
tinggi di dalam perusahaan itu. Produktivitas
pengukuran
yang tinggi akan berakibat luas bagi
digunakan sebagai sarana manajemen untuk
perusahaan, diantaranya penghematan biaya-
menganalisis
biaya yang terjadi dalam operasi perusahaan
produksi. Suatu organisasi perusahaan perlu
sehari-hari. Dengan adanya penghematan
mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan 62
produktivitas
dan
itu
terutama
mendorong
beroperasi,
efisiensi
agar
dapat
membandingkannya dengan produktivitas
pabrik di luar yang telah disebutkan di atas.
standar yang telah ditetapkan manajemen,
Untuk selanjutnya diupayakan perbaikan
mengukur tingkat perbaikan produktivitas
produktivitas secara terus menerus.
dari waktu ke waktu, dan membandingkan
B.
Perumusan Masalah
dengan produktivitas industri sejenis yang
Dalam sistem pengukuran kinerja
menghasilkan produk/ jasa serupa. Hal ini
perusahaan, terdapat tujuh tolok ukur yang
menjadi penting agar perusahaan ini dapat
diperhatikan, yaitu efektivitas, efisiensi,
meningkatkan daya saing dari produk/ jasa
kualitas, profitabilitas, produktivitas, quality
yang dihasilkannya di pasar global yang
of work life, dan inovasi (Sink,1985).
sangat kompetitif (Rahmawati, 2006)
Perusahaan
Peningkatan
produktivitas
dapat
kadang-kadang
memperhatikan
efisiensi
kurang penggunaan
diupayakan melalui peningkatan efisiensi
sumber daya (input) yang dimiliki dengan
penggunaan bahan-bahan masuk (input)
hanya melihat tingkat profit yang dicapainya
yang dipakai untuk dapat menghasilkan
pada
keluaran (output) atau dengan kata lain
mengeluarkan biaya yang besar untuk
meningkatkan output yang dihasilkan serta
melaksanakan
menekan input yang digunakan untuk dapat
(termasuk
menghasilkan output tersebut. Produktivitas
berpengaruh
dapat diupayakan dengan menghasilkan
perusahaan. Jika biaya yang dikeluarkan
produk-produk yang sebesar-besarnya dari
semakin besar maka profit yang diterima
sumber daya yang sekecil-kecilnya. Oleh
semakin kecil.
karena itu sangat penting kiranya suatu
Analisis
perusahaan mengenal faktor-faktor yang
produktivitas perusahaan merupakan cara
mempengaruhi produktivitas dan seberapa
yang efektif untuk mendasari perencanaan
besar faktor internal dan faktor eksternal
yang lebih realistis dan sebagai penentu
dapat mempengaruhi produktivitas pabrik
strategi
akan dianalisis dalam penelitian ini agar
produktivitas yang dilakukan secara berkala
peningkatan yang diupayakan dapat terjadi
dan
secara optimal. Di samping itu, penelitian ini
informasi pola pertumbuhan perusahaan
juga akan mengidentifikasi faktor-faktor apa
pada suatu periode yang kemudian dapat
saja yang dapat mempengaruhi produktivitas
diimplementasikan pada periode mendatang. 63
periode
terus
tertentu,
aktivitas
sehingga
sehari-hari
proses
produksi)
yang
pada
penerimaan
profit
yang
dilakukan
perusahaan.
menerus
akan
terhadap
Pengukuran
memberikan
Produktivitas efisiensi
berkaitan
penggunaan
dengan
pengemasan (benih kantong) sebelum pada
dalam
akhirnya dijual. Dari proses pengeringan
input
memproduksi output. Dengan mengetahui
sampai
tingkat
suatu
benih/benih tersebut mengalami penyusutan
perusahaan akan mampu bersaing dengan
berat, karena terjadi penurunan kadar air dan
perusahaan lain yang sejenis. Pengukuran
mengalami
produktivitas selain dapat untuk mengetahui
pembersihan dan sortasi. Dengan demikian,
tingkat
secara
proses pengolahan benih ini menghasilkan
keseluruhan juga dapat dijadikan sebagai
biji sebagai benih dan biji bukan kategori
pedoman untuk melakukan perbaikan secara
benih (hasil samping). Proses tersebut
kontinyu (continual improvement).
berjalan dengan bantuan mesin, tenaga kerja
produktivitasnya,
kinerja
maka
perusahaan
menjadi
benih
penyusutan
kantong,
volume
calon
karena
Produktivitas dapat diukur dengan
manusia, dan peralatan yang lain. Input yang
membandingkan output dengan input dari
diproses dalam hal ini calon benih akan
proses produksi. Output adalah produk yang
menjadi output dalam hal ini benih bersih.
dihasilkan, sedangkan input adalah sumber
Perbandingan antara output (benih bersih)
daya (resources) yang digunakan dalam
dengan input (calon benih) disebut dengan
proses produksi. Tinggi rendahnya suatu
rendemen benih.
produktivitas berkaitan dengan efisiensi dari sumber-sumber menghasilkan
daya suatu
(input) produk
atau
Pabrik-pabrik pengolahan benih di
dalam
tiap cabang beroperasi menghasilkan benih
jasa
sepanjang tahun, sesuai dengan target
(output).
penjualan cabang yang penentuannya antara
Pabrik-pabrik yang ada di Cabang-
lain berdasarkan kapasitas pabrik. Produksi
cabang di Kantor Regional PT Sang Hyang
benih pada cabang yang bersangkutan dapat
Seri (Persero) akan mengolah calon benih
tidaknya mencukupi kebutuhan pemasaran,
benih yang telah lulus seleksi lapangan
antara lain sangat bergantung pada jumlah
menjadi benih kantong yang siap dijual oleh
dan mutu calon benih, kondisi dan kapasitas
bagian
proses
mesin. Perbandingan antara produksi benih
pengolahan, calon benih tersebut mengalami
kantong aktual yang diolah sendiri dengan
berbagai
kapasitas pabrik terpasang disebut sebagai
pemasaran.
perlakuan
Selama
yaitu
pengeringan,
pembersihan, sortasi, penyusunan lot benih bersih,
penyimpanan
benih
lulus,
produktivitas pabrik.
dan 64
hortikultura. Namun dalam penelitian
Berdasarkan pada uraian di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian
yang berjudul Faktor-Faktor yang
ini adalah sebagai berikut : a.
Mempengaruhi Produktivitas Pabrik
Bagaimanakah rencana dan realisasi
produksi
benih
masing-masing
di PT Sang Hyang Seri (Persero)
Kantor
Regional PT SHS. b.
hanya mencakup produksi benih padi
Berapa tingkat produktivitas pabrik non hibrida dengan pertimbangan
tiap Kantor Regional dengan melakukan
bahwa lokasi yang diteliti semuanya
pengukuran produktivitas. c.
Apa
sajakah
faktor-faktor
yang
memproduksi benih padi non hibrida,
mempengaruhi produktivitas pabrik. C.
Tujuan
a.
Untuk
sehingga datanya cukup tersedia. mengetahui
rencana
Produksi benih padi non hibrida yang
dan
realisasi produksi benih padi masing-masing
diteliti adalah proses mulai dari
Kantor Regional PT SHS. b.
pemasukan calon benih berupa gabah
Untuk mengetahui perkembangan
kering panen yang dihasilkan dari
produktivitas masing-masing pabrik PT SHS dalam menghasilkan benih padi. c.
areal
penangkaran
sendiri
(kerja
Untuk mengetahui faktor-faktor yang sama) sampai menjadi benih bersih.
mempengaruhi produktivitas pabrik PT SHS
Benih bersih tersebut diasumsikan
dalam menghasilkan benih padi.
menjadi benih kantong semua. METODE PENELITIAN 2. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Ruang Lingkup Dengan Produksi
benih
PT
mempertimbangkan
Sang bahwa
semua
lokasi
penelitian
Hyang Seri (Persero) meliputi benih memproduksi benih padi non hibrida padi non hibrida, benih padi hibrida, dan
agar
hasil
penelitian
dapat
kondisi
yang
benih jagung (komposit dan hibrida), menggambarkan benih kedelai dan benih sayuran atau 65
sebenarnya, maka lokasi yang diteliti
produksi
benih
adalah semua Kantor Regional yang
digunakan
berasal
dimiliki
sendiri yang didekati dari produksi
PT
Sang
Hyang
Seri
produksi
benih
ditambah Pusat Benih Sumber (PBS).
bahwa benih bersih semuanya dapat
waktu
Jadi,
dari
yang
(Persero) yang berjumlah enam buah
Jangka
bersih.
kantong
diasumsikan
penelitian
menjadi benih kantong. Data yang
dilaksanakan dalam 2 (dua) bulan
diambil merupakan data deret waktu
dimulai dari Januari sampai dengan
(time series) selama lima tahun mulai
Februari 2015.
tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
B. Metode Pengumpulan Data
Sumber
1. Macam dan Sumber Data
data
berasal
dari
Penelitian ini memanfaatkan
laporan tahunan dan arsip setiap
data sekunder yang dimiliki PT Sang
Kantor Regional, baik yang ada di
Hyang Seri (Persero) yang terdiri dari
Kantor
data produksi benih kantong, data
maupun yang berada di Kantor
pengadaan calon benih berupa gabah
Pusat. Sumber data yang lain berasal
kering panen, data harga pembelian
dari pustaka (hasil penelitian, jurnal,
calon benih rata-rata per tahun, data
dan lain-lain) dan internet yang
kapasitas
mendukung penelitian ini.
mesin
terpasang,
data
Regional
masing-masing
jumlah alat dan mesin pengering (lantai jemur dan box dryer), data umur mesin (pabrik), dan data tenaga kerja
pengolahan
benih.
2. Teknik Pengumpulan Data
Data
66
a. Observasi
langsung,
pengumpulan
data
adalah
Regional, kemudian diperbandingkan
dengan
satu dengan lainnya.
mengadakan
2. Untuk
mengetahui
perkembangan
pengamatan secara logis terhadap
produktivitas masing-masing pabrik
objek yang akan diteliti.
di Kantor Regional dianalisis dengan
b. Pencatatan, adalah pengumpulan
menghitung
pertumbuhan
data dengan cara mengutip dari
produktivitas selama 5 tahun terakhir.
buku,
dan
Produktivitas pabrik dihitung dengan
dokumen PT Sang Hyang Seri
melihat rasio antara produksi dengan
(Persero).
kapasitas terpasang.
laporan
c. Wawancara, adalah pengumpulan
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang
informasi dengan cara meminta
mempengaruhi produktivitas pabrik
keterangan kepada nara sumber
dianalisis
untuk memperjelas data yang
model
membutuhkan keterangan lebih
Taksiran persamaan regresi berganda
lanjut.
ditulis
membandingkan
regresi
dalam
menggunakan
linier
bentuk
berganda.
logaritma
sebagai berikut :
C. Metode Analisis Data 1. Untuk
dengan
realisasi
ln PROVITAS= b0 + b1 lnGKP + b2
produksi
masing-masing
Kantor
lnHGKP + b3 ln KPBR + b4 ln
Regional
dianalisis
dengan
BDRYER + b5 ln LJEMUR +
menggunakan analisis tabel. Realisasi produksi
masing-masing
b6 ln UPBR + b7 ln TKERJA
Kantor
dengan : PROVITAS : Produktivitas pabrik (produksi benih kantong dibagi kapasitas mesin terpasang) 67
GKP : Gabah kering panen yang diolah HGKP : Harga gabah kering panen yang diolah KPBR : Kapasitas pabrik BDRYER : Jumlah box dryer LKEMUR : Jumlah lantai jemur UPBR : Umur pabrik (mesin) TKERJA : Tenaga kerja yang terlibat langsung dalam pengolahan benih b0 : Konstanta b1…b7 : Koefisien parameter regresi masing-masing variabel
model penelitian ini sama dengan nol, atau: H0: b1, b2, b3, b4, b5 , b6 dan b7
= 0. Artinya, semua variabel
independen
bukan
merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel
dependen.
alternatif
(H1),
parameter
penelitian
Hipotesis
tidak ini
semua secara
simultan sama dengan nol, atau: D. Pengujian Hipotesis H1: b1, b2, b3, b4, b5 , b6 dan b7 ≠ 0. Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk Artinya, semua variabel independen menguji
pengaruh
variabel
bebas secara simultan merupakan penjelas
terhadap variabel tidak bebas. Uji ini yang signifikan terhadap variabel meliputi uji F dan uji t. dependen. 1. Uji F (F test) 2. Uji t (t test) Uji
F
atau
overall
test Uji t merupakan uji signifikansi
merupakan uji signifikansi simultan parameter
individual
yang
pada
yang pada dasarnya menunjukkan dasarnya menunjukkan seberapa jauh apakah semua variabel independen pengaruh variabel independen secara yang
dimasukkan
dalam
model individual dalam menerangkan variasi
mempunyai
pengaruh
secara variabel dependen. Hipotesis nol (H0)
serentak terhadap variabel dependen. yang hendak diuji apakah parameter Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji apakah
semua
parameter
dalam 68
penelitian ini (b1, b2, b3, b4, b5 , b6 dan
Apabila t hitung lebih kecil dari t
b7) sama dengan nol, atau:
maka Ho diterima sehingga dapat
H0 : b1, b2, b3, b4, b5, b6 dan b7 = 0.
disimpulkan
Artinya,
independen
variabel-variabel
eksplanatori
bukan
merupakan
bahwa tidak
tabel,
variabel berpengaruh
terhadap variabel dependen.
penjelas yang signifikan terhadap
E. Definisi dan Pengukuran Variabel
variabel produktivitas pabrik benih
1. Produktivitas yaitu hasil dari proses
padi non hibrida. Hipotesis alternatif
pengolahan calon benih berupa gabah
(H1), parameter penelitian ini ini (b1,
kering panen yang menjadi benih
b2, b3, b4, b5 , b6 dan b7) tidak sama
kantong
dengan nol, atau:
terpasang pabrik.
H1: b1, b2, b3, b4, b5 , b6 dan b7 ≠ 0. Artinya,
merupakan
dengan
kapasitas
2. Benih kantong yaitu benih lulus yang
variabel-variabel
eksplanatori
dibagi
sudah dikemas dan siap
penjelas
untuk
disalurkan (ton).
yang signifikan terhadap variabel
3. Produksi benih lulus yaitu benih
produktivitas pabrik benih padi non
bersih yang sudah lulus pengujian
hibrida.
laboratorium dari Balai Pengawasan
Nilai t
tabel
yang diperoleh
dibandingkan nilai t
hitung,
dan Sertifikasi Benih atau sertifikasi
apabila t
mandiri (ton).
lebih besar dari ttabel, maka Ho
4. Gabah kering panen yaitu hasil panen
ditolak, sehingga dapat disimpulkan
calon benih padi non hibrida yang
bahwa
independen
sudah dinyatakan lulus sertifikasi
berpengaruh pada variabel dependen.
lapangan oleh Balai Pengawasan dan
hitung
variabel
69
Sertifikasi
Benih
atau
sertifikasi
10. Rendemen
mandiri (ton).
harga
rata-rata
tahunan
panen (calon benih) yang diolah (%). 11. Tenaga kerja yaitu
benih) (Rp/ton).
kerja
pabrik
kemampuan
rasio
yang dihasilkan dari gabah kering
pengadaan gabah kering panen (calon
6. Kapasitas
yaitu
(persentase) jumlah benih bersih
5. Harga gabah kering panen yaitu realisasi
benih
yaitu
pabrik
potensi
organik
jumlah tenaga
yang
menangani
langsung proses pengolahan benih
untuk
(orang).
menghasilkan benih dalam satu tahun
HASIL DAN PEMBAHASAN
(ton/tahun).
A. Produksi Benih
7. Box dryer yaitu mesin pengering
Proses
pengolahan
benih
calon benih (gabah kering panen)
padi diawali dengan pemasukkan
yang menggunakan minyak bakar
atau pengadaan calon benih padi
(unit).
berupa gabah kering panen (gkp).
8. Lantai jemur yaitu alat pengering
Mutu
gkp
yang
masuk
harus
calon benih (gabah kering panen)
memenuhi persyaratan kadar air
yang
maksimal 25 % dan kadar kotoran
menggunakan
panas
sinar
matahari (unit).
maksimal 7 %.
9. Umur pabrik (mesin) yaitu lama
Pengadaan gkp dalam kurun
pabrik (mesin) beroperasi dihitung
waktu lima tahun (2010-2014) di
mulai dari awal beroperasi sampai
PT SHS secara keseluruhan terdapat
dengan waktu pelaksanaan penelitian
kecenderungan menurun. Hal ini
(tahun).
dapat
70
dilihat
pada
reratanya
sebagaimana tercantum pada tabel
dioptimalkan. Penurunan produksi
1. Pada tahun 2010, produksi gkp
gkp ini juga dapat mengakibatkan
sebanyak 12,076.41 ton sementara
peningkatan pengadaan benih dari
pada tahun 2014 turun menjadi
pihak ketiga untuk memenuhi target
11,555.56 ton.
produksi.
Penurunan
produksi
gkp
pada
Sebagaimana
tabel
1.
tampak
bahwa
rata-rata
dapat berakibat pada penurunan
realisasi pengadaan gkp tiap tahun
produktivitas
selalu
kapasitas
pabrik,
pabrik
tidak
karena dapat
tidak
dapat
memenuhi
rencananya.
Tabel 1. Rencana dan Realisasi Produksi Calon Benih Padi (GKP) dan Reratanya per KR Selama Lima Tahun (2010-2014) (ton)
No Tahun 1 2010 Rencana Realisasi % 2 2011 Rencana Realisasi % 3 2012 Rencana Realisasi % 4 2013 Rencana Realisasi % 5 2014 Rencana Realisasi % RERATA Rencana Realisasi %
KR I 27,152.32 30,722.03 113.15 35,562.91 28,893.30 81.25 28,733.38 35,612.08 123.94 37,335.00 32,313.32 86.55 38,342.00 28,668.59 74.77 33,425.12 31,241.86 93.47
KR II 19,602.15 18,227.86 92.99 19,605.15 14,381.82 73.36 28,008.99 1,774.49 6.34 22,665.00 12,532.36 55.29 23,330.00 14,147.43 60.64 22,642.26 12,212.79 53.94
KR III 9,933.77 11,313.68 113.89 9,933.77 7,702.85 77.54 13,924.30 8,414.76 60.43 16,010.00 10,704.13 66.86 16,675.00 8,905.30 53.41 13,295.37 9,408.14 70.76
Sumber : Data sekunder PT SHS, diolah
71
KR IV 8,610.00 9,966.15 115.75 8,610.00 8,252.06 95.84 11,410.60 11,349.18 99.46 16,935.00 16,005.96 94.51 17,600.00 15,724.22 89.34 12,633.12 12,259.51 97.04
KR V 9,273.00 6,637.00 71.57 9,273.00 10,482.06 113.04 11,457.00 4,618.56 40.31 12,935.00 5,498.87 42.51 13,600.00 7,310.00 53.75 11,307.60 6,909.30 61.10
KR VI PBS RERATA 9,273.00 927.50 12,110.25 6,636.92 1,031.30 12,076.42 71.57 111.19 99.72 9,273.00 927.50 13,312.19 10,482.92 1,020.07 11,602.16 113.05 109.98 87.15 14,635.76 925.00 15,585.00 6,787.67 990.12 9,935.26 46.38 107.04 63.75 12,265.00 949.00 17,013.43 4,287.54 845.02 11,741.03 34.96 89.04 69.01 12,930.00 1,000.00 17,639.57 5,480.95 652.41 11,555.56 42.39 65.24 65.51 11,675.35 945.80 15,132.09 6,735.20 907.78 11,382.08 57.69 95.98 75.22
Dengan
adanya
kecenderungan
penurunan produksi
ton. Dalam kurun waktu lima tahun
gkp, maka
tersebut, rata-rata realisasi produksi
produksi benih bersih padi (BB)
benih bersih padi tidak pernah
juga
menurun.
mencapai angka 100 % terhadap
Sebagaimana tampak pada tabel 2,
rencananya. Benih bersih padi yang
bahwa rerata produksi benih bersih
diproduksi
padi pada tahun 2010 sebanyak
semuanya
dapat
9,186.10 ton, tetapi pada tahun 2014
kantong
untuk
turun menjadi sebanyak 8,788.58
analisis.
cenderung
tersebut
diasumsikan
menjadi
benih
memudahkan
Tabel 2. Rencana dan Realisasi Produksi Benih Bersih Padi (BB) dan Reratanya per KR Selama Lima Tahun (2010-2014) No
Tahun
1 2010 Rencana
KR I
20,500.00 Realisasi 23,691.19 % 115.57 2 2011 Rencana 26,850.00 Realisasi 22,036.87 % 82.07 3 2012 Rencana 24,820.00 Realisasi 25,947.17 % 104.54 4 2013 Rencana 28,000.00 Realisasi 25,683.98 % 91.73 5 2014 Rencana 28,750.00 Realisasi 21,786.28 % 75.78 RERATA Rencana 30,920.80 Realisasi 23,829.09 % 77.06 Sumber : Data sekunder PT SHS, diolah
KR II
KR III
KR IV
KR V
KR VI
20,300.00 13,659.73 67.29 20,300.00 10,863.34 53.51 14,825.00 1,272.26 8.58 21,000.00 9,399.59 44.76 22,400.00 10,767.30 48.07 21,644.92 9,192.44 42.47
8,592.09 8,592.09 100.00 9,500.00 5,509.50 57.99 19,055.00 6,172.91 32.40 15,690.00 8,055.98 51.34 17,550.00 6,724.72 38.32 15,688.61 7,011.04 44.69
7,500.00 7,560.44 100.81 7,500.00 6,169.24 82.26 12,800.00 8,599.07 67.18 15,200.00 11,976.57 78.79 15,200.00 12,081.32 79.48 14,035.31 9,277.33 66.10
7,000.00 5,009.00 71.56 7,000.00 7,994.02 114.20 11,250.00 3,487.26 31.00 11,700.00 4,153.94 35.50 11,400.00 5,522.91 48.45 10,500.79 5,233.42 49.84
7,000.00 5,008.68 71.55 7,000.00 7,918.02 113.11 11,550.00 5,128.89 44.41 11,700.00 3,237.22 27.67 11,450.00 4,144.20 36.19 10,387.44 5,087.40 48.98
72
PBS
(ton) RERATA
700.00 781.55 111.65 700.00 776.77 110.97 700.00 737.13 105.30 710.00 631.38 88.93 750.00 493.35 65.78 838.28 684.03 81.60
10,227.44 9,186.10 89.82 11,264.29 8,752.53 77.70 13,571.43 7,334.95 54.05 14,857.14 9,019.81 60.71 15,357.14 8,788.58 57.23 14,859.45 8,616.39 57.99
Hampir semua Kantor Regional
tetapi
cenderung
penurunan
cenderung naik. Hal ini terjadi,
produksi benih bersih padi, kecuali
karena adanya perbaikan rendemen
KR IV. Di KR IV, meskipun
benih seperti tercantum pada tabel 3.
mengalami
produksi
benih
bersihnya
produksi gkp cenderung menurun, Tabel 3. Rendemen Benih Padi dan Reratanya per KR Selama Lima Tahun (2010-2014) No Tahun KR I KR II KR III KR IV KR V 1 2010 77.11 74.94 75.94 75.86 75.47 2 2011 76.27 75.54 71.53 74.76 76.26 3 2012 72.86 71.70 73.36 75.77 75.51 4 2013 79.48 75.00 75.26 74.83 75.54 5 2014 75.99 76.11 75.51 76.83 75.55 RERATA 76.27 75.27 74.52 75.67 75.74
(%)
KR VI 75.47 75.53 75.56 75.50 75.61 75.53
PBS 75.78 76.15 74.45 74.72 75.62 75.35
RERATA 76.07 75.44 73.83 76.82 76.06 75.70
Sumber : Data sekunder, diolah
Rendemen benih tidak bergantung
membeli. Harga beli input atau
pada banyak sedikitnya calon benih
bahan mentah juga dipakai sebagai
yang diolah menjadi benih bersih,
dasar untuk menentukan harga jual
tetapi ditentukan oleh kualitas calon
produk jadi.
benih yang diolah.
Dalam kurun lima tahun (2010-2014), rata-rata harga calon
B. Harga Calon Benih Padi (GKP) Harga satu
faktor
mempengaruhi
merupakan
salah
benih padi (gkp) selalu mengalami
yang
dapat
kenaikkan sebagaimana tercantum
keputusan
untuk
pada tabel 4.
73
Tabel 4. Harga Pembelian Calon Benih Padi (GKP) per KR Selama Lima Tahun (2010-2014) No Tahun KR I KR II KR III KR IV KR V KR VI 1 2010 2,153.52 2,142.22 2,443.85 2,268.08 1,989.94 1,989.94 2 2011 2,449.67 2,665.91 2,759.21 2,542.42 2,553.17 2,553.17 3 2012 2,537.23 2,739.40 2,747.02 3,058.37 2,697.91 2,422.37 4 2013 2,707.26 2,767.62 2,860.50 3,145.37 2,823.71 2,747.01 5 2014 3,278.42 3,164.64 3,328.41 3,177.26 3,115.16 2,956.32
(Rp/kg)
PBS 1,213.30 1,274.62 1,363.44 2,152.92 1,637.17
RERATA 2,199.31 2,564.25 2,666.02 2,839.14 3,203.76
Sumber : Data sekunder, diolah
C. Keragaan
Pabrik
fasilitas pabrik pengolahan yang
Pengolahan
paling banyak dan kapasitasnya
Benih Padi Fasilitas pabrik pengolahan
paling besar, sedangkan PBS yang
setiap Kantor Regional tidak sama
paling sedikit dan paling kecil
dari segi jumlah dan kemampuan,
kapasitasnya sebagaimana tampak
tetapi dari jenis/macamnya hampir
pada tabel 5. di bawah ini.
sama. Kantor Regional I memiliki Tabel 5. Keragaan Pabrik Pengolahan Benih Padi per KR Tahun 2010 No KERAGAAN KR I KR II KR III 1 KAPASITAS (ton/th) 30,000 12,500 7,500 2 BOX DRYER (unit) 32 29 18 3 LANTAI JEMUR (unit) 63 11 5 4 UMUR PABRIK (rata-rata th) 23 14 23 5 TENAGA KERJA (orang) 45 17 13
KR IV 9,000 27 6 26 12
KR V 5,500 10 6 24 5
KR VI 7,500 10 6 29 6
PBS 750 5 4 5 4
Sumber : Data sekunder, diolah
Di setiap Kantor Regional terdapat
pengolahan benih padinya. Waktu
cabang-cabang
mulai
pabrik
yang
pengolahan
memiliki
pabrik
padi.
pengolahan benih padi juga tidak
Banyaknya cabang ini tidak sama
sama. Dalam hal ini, umur pabrik
demikian
merupakan rata-rata waktu (tahun)
juga
benih
beroperasinya
dengan
pabrik
74
pabrik
mulai
sejumlah
beroperasi
pabrik
yang
dari
D. Produktivitas Pabrik
dimiliki
Produktivitas pabrik merupakan rasio antara
masing-masing Kantor Regional. Tenaga
kerja
jumlah produksi benih kantong dengan
yang
kapasitas pabrik terpasang. Dalam kurun
berkaitan langsung dengan aktifitas
waktu lima tahun (2010-2014) di PT SHS
pabrik pengolahan benih padi non
secara keseluruhan terdapat kecenderungan
hibrida didekati dengan jumlah
penurunan produktivitas pabrik benih padi.
pegawai tingkat Kantor Cabang dan
Pada tingkat Kantor Regional, tingkat
Satgas yang berstatus pegawai tetap
produktivitas pabrik benih padi yang paling
dengan jabatan mulai dari Manajer
baik ada di Kantor Regional IV, yaitu di atas
Prosesing,
1 sebagaimana dapat dilihat pada tabel 6.
Asisten
Manajer
Prosesing sampai dengan Petugas Pengolahan. Tabel 6. Perkembangan Produktifitas Pabrik dan Reratanya per KR Selama Lima Tahun (2010-2014)
No 1 2 3 4 5
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 RERATA
KR I 1.18 1.10 0.86 0.86 0.73 0.95
KR II 1.09 0.87 0.10 0.75 0.86 0.74
KR III 1.15 0.73 0.82 1.07 0.90 0.93
KR IV 0.84 0.69 0.96 1.33 1.34 1.03
KR V 0.91 1.45 0.63 0.76 1.00 0.95
KR VI 0.91 1.44 0.68 0.43 0.55 0.80
PBS 1.04 1.04 0.98 0.84 0.66 0.91
RERATA 1.02 1.05 0.72 0.86 0.86 0.90
Sumber : Data sekunder, diolah
Dari hasil produktivitas pabrik pada
bahwa kecenderungan penurunan
tabel.6. dan volume pengadaan
volume calon benih padi (gkp) yang
calon benih padi (gkp) pada tabel 1.
diolah akan diikuti oleh penurunan
terdapat
produktivitas pabrik.
hubungan
logis,
yaitu
75
Pada tabel 7. di bawah ini
E. Hasil Analisis Regresi
disajikan hasil pengujian untuk
E.1. Uji Asumsi Klasik Salah satu syarat yang
mengetahui ada tidaknya unsur
harus dipenuhi dalam melakukan
heteroskedastisitas pada data atau
analisis regresi adalah data atau
variabel penelitian. Dari tabel 7.
variable
tersebut terlihat bahwa secara
terbebas
dari
unsur
heteroskedastisitas
atau
data
simultan
variabel bebas
tidak
variable harus homokedastisitas
signifikan secara statistik. Berarti
artinya variansinya harus sama.
tidak
Menurut Gujarati (1978), asumsi
heteroskedastistas.
penting dalam model regresi
ditunjukkan dengan probabilistik
linear
nilai F lebih besar dari taraf
klasik
adalah
bahwa
ada
unsur Hal
ini
variansi
signifikansi α = 0,10. Dari tabel
tiap unsur disturbance tergantung
7. tersebut juga terlihat bahwa
pada nilai yang dipilih dari
tidak ada satupun variabel yang
variabel
yang
signifikan secara statistik. Hal ini
menjelaskan, adalah suatu angka
terlihat dari probabilitas nilai t
konstan yang sama dengan σ2.
yang
Ini
signifikansi α = 0,10. Dengan
adalah
homokedastisitas
asumsi yaitu
lebih
demikian
variansi yang sama.
besar
dapat
dari
taraf
dibuktikan
bahwa dalam model tidak terjadi heteroskedastisitas.
76
Tabel 5.7. Hasil Uji Heteroskedastisitas pada Penelitian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktifitas Pabrik Benih Padi di PT Sang Hyang Seri (Persero)
White Heteroskedasticity Test:
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LOG(GKP) (LOG(GKP))^2 LOG(HGKP) (LOG(HGKP))^2 LOG(KPBR) (LOG(KPBR))^2 LOG(BDR) (LOG(BDR))^2 LOG(LJM) (LOG(LJM))^2 LOG(UPBR) (LOG(UPBR))^2 LOG(TK) (LOG(TK))^2
-0.044461 -0.002326 0.000139 0.028499 -0.001893 -0.018706 0.001090 0.017264 -0.003140 0.002089 -0.000390 -0.000512 0.000197 0.001439 -0.000341
0.105584 0.004919 0.000285 0.028643 0.001858 0.016121 0.000843 0.016480 0.002873 0.006814 0.001127 0.000894 0.000367 0.002157 0.000478
-0.421097 -0.472798 0.488152 0.994967 -1.018778 -1.160321 1.293748 1.047562 -1.093004 0.306546 -0.345574 -0.572846 0.537435 0.667004 -0.712262
0.6782 0.6415 0.6308 0.3316 0.3205 0.2596 0.2105 0.3073 0.2874 0.7624 0.7333 0.5731 0.5969 0.5124 0.4845
F-statistic Obs*R-squared
1.786722 19.44932
Probability Probability
0.114797 0.148481
Sumber : Hasil Estimasii Analisis Regre gresi
E.2. Uji Kesesuaian Model
tersebut
dalam
model
analisis
yang
menghasilkan koefisien determinasi
yang
(R2) sebesar 0,998838 atau koefisien
Mempengaruhi Produktivitas Benih
determinasi yang telah disesuaikan
Padi,
(adjusted R2) sebesar
Pada berjudul
penelitian
Faktor-Faktor
beberapa varibel diambil
0,998537
datanya untuk dianalisis. Data yang
sebagaimana tercantum pada tabel 8.
diambil adalah produksi calon benih
di bawah ini yang dihitung dengan
padi,
bantuan program komputer EViews.
harga
calon
benih
padi,
kapasitas pabrik, jumlah box dryer,
Hal
jumlah lantai jemur, umur pabrik
variabel tersebut dapat menyebabkan
(mesin), dan tenaga kerja. Data
variasi pada produktivitas benih padi 77
ini
berarti
bahwa
variabel-
sebesar
99,88
%
(
99,85
%),
model. Dengan demikian pemilihan
sedangkan 0,12 % (0,15 %) sisanya
variabel-variabel
tersebut
disebabkan oleh variabel di luar
model sudah cukup sesuai.
dalam
Tabel 8.Hasil Estimasi Analisis Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Benih Padi di PT Sang Hyang Seri (Persero) Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
C LOG(GKP) LOG(HGKP) LOG(KPBR) LOG(BDR) LOG(LJM) LOG(UPBR) LOG(TK) Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
-0.356374 1.019438 0.011020 -1.022933 0.005433 0.016791 -0.001189 -0.013747 0.998537 0.017332 0.008111 96.81101 2.390063
0.180542 -1.973910 0.007122 143.1470 0.024492 0.449941 0.015461 -66.16129 0.019211 0.282825 0.010318 1.627339 0.010676 -0.111409 0.013073 -1.051521 S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
Prob. 0.0587 a 0.0000 0.6563 a 0.0000 0.7795 0.1153 0.9121 0.3023 0.453183 -5.074915 -4.719407 3316.928 a 0.000000
a : Signifikan pada α = 10 % Sumber : Hasil Estimasi Analisis Regresi
E.3. Pengujian Simultan (Uji F)
diajukan H0 adalah semua parameter
Pengujian
simultan
yang diajukan pada penelitian ini
variabel
yang meliputi produksi calon benih
melibatkan
keseluruhan
bebas dalam menguji ada tidaknya
padi,
pengaruh
secara
kapasitas pabrik, jumlah box dryer,
simultan atau bersama-sama terhadap
jumlah lantai jemur, umur pabrik
variabel tidak bebas. Pengujian secara
(mesin), dan tenaga kerja bernilai
simultan mengunakan distribusi F,
sama dengan nol yang artinya secara
yaitu membandingkan antara Fhitung
simultan parameter tersebut tidak
dengan
berpengaruh atau pengaruhnya tidak
yang
F
tabel.
signifikan
Hipotesis
yang 78
harga
calon
benih
padi,
signifikan secara statistik terhadap
benih padi, harga calon benih padi,
produktivitas
padi.
kapasitas pabrik, jumlah box dryer,
Hipotesis alternatif H1 yang diajukan
jumlah lantai jemur, umur pabrik
adalah
(mesin),
pabrik
semua
benih
parameter
yang
dan
tenaga
kerja)
diajukan pada penelitian ini yang
mempengaruhi produktivitas pabrik
meliputi produksi calon benih padi,
benih padi. Hal ini sama artinya
harga calon benih padi, kapasitas
dengan menolak H0 dan menerima
pabrik, jumlah box dryer, jumlah
H1.
lantai jemur, umur pabrik (mesin),
E.4. Pengujian Parsial (Uji t)
dan tenaga kerja bernilai tidak sama
Pengaruh
dengan nol simultan
yang artinya secara parameter
varibel
bebas
secara individual atau parsial terhadap
tersebut
variabel bergantung dapat pula diukur
secara
dengan uji t (ttes) pada model tersebut.
statistik terhadap produktivitas pabrik
Hipotesis Ho yang diajukan adalah
benih padi.
variabel bebas (produksi calon benih
pengaruhnya
signifikan
Dari tabel 5.8 dapat dilihat hasil
pengujian
dengan
padi,
harga
calon
benih
padi,
bantuan
kapasitas pabrik, jumlah box dryer,
program komputer Eviews bahwa
jumlah lantai jemur, umur pabrik
probabilitas F statistic 0,000 atau 0,00 %
(mesin), dan tenaga kerja) bernilai
lebih kecil dari taraf signifikansi 10
sama dengan nol yang artinya secara
%. Hal ini berarti bahwa secara
individual parameter tersebut tidak
simultan atau bersama-sama variabel-
berpengaruh atau pengaruhnya tidak
variabel tersebut (produksi calon
signifikan secara statistik terhadap
79
produktivitas
padi.
sebesar 0.0000 atau 0,00 % yang
Hipotesis H1 yang diajukan adalah
lebih kecil dari taraf signifikansi 10
produksi calon benih padi, harga
%. Dari variabel bebas dalam model
calon benih padi, kapasitas pabrik,
penelitian yang memberi pengaruh
jumlah box dryer, jumlah lantai
signifikan secara statisik terhadap
jemur, umur pabrik (mesin), dan
produktivitas
tenaga kerja masing-masing bernilai
adalah produksi calon benih padi
tidak sama dengan nol yang artinya
(GKP) dan kapasitas pabrik (KPBR).
secara individual parameter tersebut
a. Produksi
pengaruhnya
pabrik
benih
signifikan
secara
pabrik
calon
benih
benih
padi
padi
(GKP)
statistik terhadap produktivitas pabrik
Hasi uji t menyatakan bahwa
benih padi.
variabel produksi calon benih padi Hasil uji t masing-masing
berpengaruh
signifikan
variabel penelitian yang meliputi
statistik
produksi calon benih padi, harga
pabrik benih padi dengan angka
calon benih padi, kapasitas pabrik,
koefisien variabel ( b1)
jumlah box dryer, jumlah lantai
artinya
jemur, umur pabrik (mesin), dan
peningkatan produksi calon benih
tenaga
padi
kerja
yang
diuji
dengan
terhadap
secara
tiap
yang
produktivitas
satu
diolah
1.019438 persen
akan
bantuan program komputer Eviews
meningkatkan produktivitas calon
disajikan pada tabel 5.8. Hasil uji t
benih padi sebesar 1.019438 %.
yang
signifikan
secara
statistik
ditunjukkan oleh angka probabilitas
80
artinya
b. Harga calon benih padi (HGKP)
jika
kapasitas
pabrik
Hasil uji t menyatakan bahwa
ditingkatkan sebesar satu persen
variabel harga calon benih padi
maka
tidak signifikan secara statistik
produktivitas pabrik benih padi
mempengaruhi
sebesar -1.022933 %. Hal ini dapat
produktivitas
justru
terjadi
pabrik benih padi. Hal ini dapat
terjadi,
terjadi, karena PT SHS tetap akan
kapasitas pabrik benih tidak secara
memproduksi benih padi yang tiap
optimal
tahun targetnya selalu naik dengan
produktivitas pabrik benih padi
membeli
padi
lebih kecil daripada satu (tabel
berapapun tingkat harga calon
5.6). Jadi, jika pada saat ini saja
benih padi yang terjadi. Tanda
kapasitas terpasang pabrik benih
koefisien regresi harga calon benih
padi tidak dapat dipenuhi, maka
padi
apabila
calon
yang
menjelaskan
benih
positif perilaku
dapat tersebut
statistik
terhadap
Tingkat
pabrik akibatnya
perubahan.
pabrik
signifikan
ini
selama faktor-faktor lain tidak ada
Hasi uji t menyatakan bahwa
berpengaruh
kapasitas
saat
produktivitas pabrik akan turun
c. Kapasitas Pabrik (KPBR)
kapasitas
pada
dimanfaatkan.
ditingkatkan
walaupun tidak berbeda nyata.
variabel
karena
penurunan
d. Box dryer (BDR)
secara
Hasil uji t menyatakan bahwa
produktivitas
variabel box dryer tidak signifikan
pabrik benih padi dengan angka
secara
koefisien variabel
produktivitas pabrik benih padi.
-1.022933,
81
statistik
mempengaruhi
Hal ini terjadi, karena jumlah box
meningkatkan
dryer yang dipunyai PT SHS tidak
benih padi.
beroperasi
secara
penuh.
Dari
kapasitas
pabrik
f. Umur pabrik (mesin) (UPBR)
tanda koefisien regresi box dryer
Hasil uji t menyatakan bahwa
yang positif patut diduga bahwa
variabel umur pabrik (mesin) benih
sebenarnya penambahan jumlah
padi
box dryer tersebut mempunyai
statistik
potensi
produktivitas pabrik benih padi.
untuk
meningkatkan
kapasitas pabrik benih padi.
tidak
signifikan
secara
mempengaruhi
Hal ini terjadi, karena perbaikan dan pemeliharaan terhadap mesin-
e. Lantai Jemur (L JM) Hasil uji t menyatakan bahwa
mesin pengolahan yang ada masih
variabel
tidak
cukup mampu membuat kinerja
statistik
mesin-mesin tersebut tetap baik.
lantai
signifikan mempengaruhi
jemur
secara
produktivitas
Tanda
koefisien
pabrik benih padi. Hal ini terjadi,
pabrik
negatif
karena lantai jemur yang dipunyai
informasi kepada PT SHS bahwa
PT SHS tidak berfungsi secara
umur mesin yang semakin tua akan
penuh. Dari tanda koefisien regresi
cenderung
lantai jemur yang positif patut
produktivitas pabrik benih padi.
diduga juga bahwa sebenarnya
regresi dapat
umur
member
menurunkan
g. Tenaga kerja (TK)
penambahan jumlah lantai jemur
Hasil uji t menyatakan bahwa
tersebut mempunyai potensi untuk
variabel signifikan
82
tenaga
kerja
secara
tidak statistik
mempengaruhi
produktivitas
ditengarahi bahwa tenaga kerja
pabrik benih padi. Keadaan ini
yang ada saat ini banyak yang
terjadi karena jumlah tenaga kerja
memiliki waktu luang.
yang ada masih mampu (cukup)
h. Konstanta (b0)
untuk menangani jumlah calon
Intersep
atau
konstanta
benih yang diolah baik secara
(b0) sebesar -0.356374 artinya
manual
produktivitas pabrik benih padi
mesin
maupun atau
koefisien
menggunakan
peralatan.
menurun
atau
berkurang
sebesar -0.356374 % tanpa adanya
mengindikasikan
pengaruh dari faktor-faktor dalam
bahwa tenaga kerja yang langsung
model penelitian yang meliputi
menangani
pabrik
produksi calon benih padi, harga
(pengolahan benih) saat ini tidak
calon benih padi, kapasitas pabrik,
perlu ditambah karena fasilitas
jumlah box dryer, jumlah lantai
pengolahan benih yang dipunyai
jemur, umur pabrik (mesin), dan
PT SHS tidak bekerja secara
tenaga kerja.
dapat
tenaga
akan
kerja
negatif
regresi
Tanda
kegiatan
optimal. Tanda negatif tersebut
Berdasarkan
besaran
barangkali juga dapat diartikan
konstanta dan koefisien regresi,
bahwa produktivitas pabrik benih
maka model penelitian dengan
padi dapat meningkat jika jumlah
judul
tenaga kerja yang langsung terlibat
Mempengaruhi
kegiatan
Pabrik Benih Padi PT Sang Hyang
dikurangi.
pengolahan
benih
Implikasinya,
83
Faktor-Faktor
yang
Produktivitas
Seri (Persero) dapat ditulis sebagai
mengurangi produktivitas pabrik
berikut :
benih padi.
ln PROVITAS = - 0.356374 + 1.019438 lnGKP + 0.011020 lnHGKP - 1.022933 ln KPBR +(-1.973910) (143.1470)a (0.449941)(-66.16129)a 0.005433 ln BDR + 0.016791 ln LJM - 0.001189 ln UPBR - 0.013747 ln TK (0.282825) (1.627339)(-0.111409) (-1.051521)
2. Dalam kurun lima tahun (20102014),
rata-rata
benih
padi
mengalami
KESIMPULAN DAN SARAN
harga (gkp)
kenaikkan.
calon selalu Harga
calon benih padi (gkp) yang
A. KESIMPULAN
selalu naik tersebut tidak selalu
Berdasarkan hasil penelitian
diikuti
dengan
pengurangan
dan pembahasan terdapat beberapa
produksi gkp. Pada dasarnya,
kesimpulan sebagai berikut :
target produksi benih padi PT
1. Rata-rata pengadaan calon benih
SHS selalu mengalami kenaikkan
padi (gkp) dalam kurun waktu
mengikuti RKAPnya.
lima tahun (2010-2014) di PT SHS
secara
cenderun
3. Dari segi fasilitas pabrik untuk
keseluruhan
menurun.
mendukung produksi benih padi,
Dengan
terdapat perbedaan jumlah untuk
kecenderungan
setiap Kantor Regional, sehingga
penurunan produksi gkp, maka
menentukan kapasitas pabrik dan
produksi benih bersih padi (BB)
target produksinya.
adanya
juga
menurun.
4. Produktivitas pabrik benih padi
Penurunan produksi gkp yang
rata-rata (2010-2014) PT SHS
mengakibatkan
cenderung
produksi
cenderung
benih
penurunan bersih
dapat
menurun.
Tingkat
produktivitasnya di bawah 1 (<1)
84
yang
berarti
benih
padi, kapasitas pabrik, jumlah
kapasitas
box dryer, jumlah lantai jemur,
terpasangnya. Hal ini bersesuaian
umur pabrik (mesin), dan tenaga
dengan
kerja.
padinya
di
produksi bawah
terjadinya
penurunan
produksi calon benih padi (gkp)
6. Dari
hasil
estimasi
dan produksi benih bersih (BB)
dinyatakan
padi pada kurun waktu yang
bersama-sama
sama.
produksi calon benih padi, harga
5. Model yang digunakan dalam menaksir produktivitas
calon
pabrik
bahwa
dapat
benih
secara
variabel-variabel
padi,
kapasitas
pabrik, jumlah box dryer, jumlah
benih padi sudah cukup baik. Hal
lantai
ini dapat dilihat bahwa data atau
(mesin),
variabel yang dimasukkan dalam
berpengaruh
model
statistik terhadap produktivitas
terbebas
dari
unsur
heteroskedstisitas. Nilai koefisien (R2)
determinasi 0,998838 sebesar
atau
dan
umur
pabrik
tenaga
kerja
nyata
secara
pabrik benih padi.
sebesar
adjusted
jemur,
7. Dari
R2
hasil
estimasi
dapat
dinyatakan pula bahwa secara
0,998537 yang berarti
individual
terdapat
2
(dua)
bahwa 99,88 % atau 99,85%
variabel bebas yang memberi
variasi produktivitas pabrik benih
pengaruh
padi
oleh
statistik terhadap produktivitas
variabel-variabel produksi calon
pabrik benih padi (α = 10 %),
benih padi, harga calon benih
yaitu produksi calon benih padi
dapat
dijelaskan
85
signifikan
secara
(gkp)
dan
kapasitas
pabrik.
benih bersihnya minimal sampai
Produksi calon benih padi (gkp)
pada
berpengaruh positif, sedangkan
Pemanfaatan box dryer dan lantai
kapasitas
jemur juga perlu ditingkatkan.
pabrik
berpengaruh
negatif.
2. Umur cukup
B. SARAN Merujuk pada pembahasan
kapasitas
terpasangnya.
pabrik
(mesin)
tua.
Perawatan
perbaikan
mesin
yang
sudah dan telah
hasil penelitian dan kesimpulan di
dilaksanakan selama ini cukup
atas, maka penulis mengajukan
membantu
beberapa
Namun demikian, mesin yang
saran
dipergunakan
yang
sebagai
dapat implikasi
sudah
kebijakan sebagai berikut : 1. Pada
saat
tua
kinerja
tersebut
mesin.
secara
bertahap perlu segera diganti
penelitian
ini
(diperbaharui), karena terdapat
produktivitas pabrik benih padi
indikasi bahwa pada tahun-tahun
PT SHS belum optimal dan ada
mendatang mesin yang sudah tua
kecenderungan terus menurun.
tersebut jika tidak diganti akan
Oleh karena itu, perlu diambil
menurunkan produktivitas pabrik
langkah-langkah tertentu untuk
benih padi.
mengoptimalkan pabrik,
antara
peningkatan
kapasitas
3. Dengan adanya indikasi bahwa
dengan
tenaga kerja masih memiliki
atau
waktu luang dalam satu hari
lain
pengadaan
pembelian calon benih padi (gkp)
kerja
sedemikian sehingga produksi
pengendalian dan pengawasan
86
normal,
maka
perlu
jam
kerja
oleh
bagian
Gaspersz, Vincent, 2000. "Manajemen Produktivitas Total : Strategi Peningkatan Produktivitas Bisnis Global, PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.
sumberdaya manusia atau atasan langsung petugas agar waktu luang dapat dikonversikan untuk
Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Research. Andi. Yogyakarta.
kegiatan yang produktif. 4. Sebagaimana
koefisien
Juliani, Irma. 2005. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Pada PT Sewangi Sejati Luhur, Riau. Tesis. Program Studi Magister Manajemen Agribisnis. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
determinasi (R2) hasil estimasi yang belum menyentuh angka 100 %, maka berarti masih terdapat faktor-faktor lain di luar
Karjadi, Mintaroem. 2003. Analisis Faktorfaktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Industri Kecil Di Wilayah Scgitiga Industri Di Jawa Timur (Surabaya, Sidoarjo dan Gresik). Majalah Ekonomi. Tahun XIII. No 2.
model yang belum dimasukkan dalam analisis. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilanjutkan untuk
dapat
mengidentifikasi Muhidin, Sambas Ali dan Maman Abdurahman. 2011. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. CV Pustaka setia. Bandung.
lebih lanjut faktor-faktor lain yang
dapat
mempengaruhi
produktivitas pabrik benih padi.
Mutiara, Ayu. (2010). Analisis Pengaruh Bahan Baku, Bahan Bakar dan Tenaga Kerja Terhadap Produksi Tempe di Kota Semarang (Studi Kasus di Kelurahan Krobokan). Skripsi. Fakultas Ilmu Ekonomi dan Studi pembangunan, Universitas Diponegoro, Semarang.
DAFTAR PUSTAKA Cahyono, Bambang. 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Badan Penerbit IPWI.
Nazir, Moh. 2003. Metodologi Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta
Fakultas Pasca Sarjana UGM. 1991. Pedoman Penulisan Disertasi. Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta
Nuswardhani, 2011. Pengaruh Kemampuan dan Motivasi terhadap Kinerja 87
Karyawan PT SHS (Persero) KR III. Yogyakarta
Sang Hyang Seri (Persero), PT. 2011. Desain Produk Benih 2011. Jakarta.
Pallant,Julie, 2007. SPSS Survival Manual: A Step by Step Guide to Data Analysis using SPSS for Windows, Third Edition (Berkshire: McGraw-Hill and Open UniversityPress.
Sang Hyang Seri (Persero), PT. 20062010.Laporan Tahunan. Jakarta. Satriawan, I Ketut, 1987. Pengukuran dan Perencanaan Produktivitas Pabrik Minyak Kelapa Sawit Perkebunan Bekri PT Perkebunan X (Persero) Lampung. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Pujotomo, Darminto dan kawan-kawan, 2008. Analisis Pengukuran Produktivitas Pada Cv. Citra Jepara Furniture. Jurnal J@TI Undip, Vol III, No 1, Januari 2008. Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro, Semarang
Sedarmayanti. 2009. Tata Kerja dan Produktivitas Kerja. CV. Mandar Maju, Bandung.
Rahmawati, Rika. 2006. Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Perusahaan (Suatu Kasus Pada Perusahaan Jasa Pelaksana Konstruksi PT MATRIX PRIMATAMA Bandung), Program Pendidikan Ekonomi Dan Koperasi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia.
Sink, D. Scott., (1985), Productivity Management : Planning, Measurement and Evaluation, Control and Improvement. New York : John Wiley & Sons. Sinungan, Muchdarsyah. 2009. Produktivitas : Apa dan Bagaimana. Bumi Aksara. Jakarta. Sukardi dan Wahyu Gumilar, 2008. Kajian Kapasitas Lini Pengolahan Industri Teh Hitam Ortodoks di PT Perkebunan Nusantara VIII Kebun Pasir Nangka, Cianjur. Departemen Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Ravianto, J., 1986. Produktivitas dan Pengukuran. Lembaga Sarana Informasi Usaha dan Produktivitas. Jakarta. Ramadhani, Yuliastuti. 2011. Analisis Efisiensi, Skala dan Elastisitas Produksi Dengan Pendekatan Cobb-Douglas dan Regresi Berganda. Jurnal Teknologi, Volume 4 Nomor 1, Juni 2011, 61-53. Teknik Industri. Fakultas Teknologi industri institut Sains & Teknologi AKPRIND, Yogyakarta. Sang Hyang Seri (Persero), 2010.Company Profile. Jakarta.
Summanth, D.J. (1985). Productivity Engineering and Management. McGraw-Hill. New York. Sunyoto, Danang. 2008. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. MedPress. Yogyakarta.
PT. Surakhmad, Winarno. 1998. Pengantar Penelitian Ilmiah. Tarsito. Bandung
88
Susila, Wayan R, dan Bonar M. Sinaga. 2005. Analisis Kebijakan Industri Gula Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi. Volume 23 No.1, Mei 2005: 30-53 Universitas Gadjah Mada. 1997. Petunjuk Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis. Program Pasca-sarjana Universitas Gadjab Mada, Yogyakarta
89