FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI PENGGELAPAN PAJAK Yosi Safri Yetmi, Yeasy Darmayanti, Resti Yulistia Muslim Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta Email :
[email protected] ABSTRAK Tax evasion is a minimize taxes scheme that payable by the way if the conditions of taxation (illegal). For example by not reporting some sales or increase the costs by way of fictitious. This research aims to find out what factors which against perception tax payer about tax evasion. In this research, researcher used primer data include questionnaires, which shares to personal obligation tax. This research was done though convenience sampling method. The sample on this research, is done by visiting the research object directly. It shared 100 questionnaires, but only 84 sheet were able to be proceed. Data analysis was done by using multiple regression analysis by using SPSS. The research result that people tax fairness and tax system significantly influence the perception of the tax payers about tax evasion, mean while the factors quality of tax service, tax sanction and the possibility of fraud detected do not effect significantly on the perception of the taxpayers about tax evasion. keywords : Tax Fairness, Quality of tax Service, Tax System, Tax Sanction, The possibility of fraund detection, Tax Payer Perception about Tax Evasion
disebabkan faktor kelemahan penegakan
IPENDAHULUAN
hukum maupun tingkat kesadaran yang
1.1 Latar Belakang Sumber
penerimaan
Negara
Indonesia yang paling potensial adalah penerimaan pajak. Penerimaan pajak akan digunakan untuk membiayai pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Kejahatan pajak sepertinya takkan pernah habis di Negara Indonesia ini, sehingga
terus
memunculkan
kasus
pengelapan pajak baik dari wajib pajak maupun pihak fiskus sendiri.Hal ini terjadi
lemah dari kelompok masyarakat maupun dari pihak suatu perusahaan.Dalam hal ini ada banyak modus yang dilakukan untuk menghindar dari pembayaran wajib pajak. Secara umum modus tindak kejahatan pajak dibagi dalam dua cara yaitu dalam bentuk legal dan illegal. Cara legal dilakukan
dengan
menghindari
pembayaran pajak melalui pembukuan penjualan yang dibuat tidak sebagaimana mestinya.Hal
ini
umumnya dilakukan
perusahaan-perusahaan
besar
yang
memiliki sumber daya yang capable dalam hal
mensiasati
perpajakan.
kelemahan
pajak, kualitas pelayanan pajak, sistem
untuk
modus
dengan
cara
kemungkinan terdeteksinya kecurangan
penyelundupan atau tidak melaporkan
mempunyai pengaruh terhadap persepsi
penjualannya. Hal itu bisa dilakukan
wajib
dengan cara membuat invoice palsu.
pajak.Pada penelitian terdahulu terdapat
(abbner-abbnerblog.blogspot.com).
persamaan dan perbedaan hasil penelitian.
illegal,
Sementara
peraturan
Beberapa faktor seperti keadilan
dilakukan
perpajakan,
sanksi
pajak
perpajakan
mengenai
dan
penggelapan
Penggelapan pajak terjadi sebelum
Beberapa penelitian mengenai keadilan
SKP (Surat Ketetapan Pajak) dikeluarkan,
pajak telah dilakukan, Rahman (2013),
hal ini merupakan pelanggaran terhadap
Suminarsasi dan Supriyadi (2011) , Ayu
undang-undang
maksud
dan Hastuti (2009) menunjukan bahwa
melepaskan diri dari pajak/mengurangi
keadilan pajak berpengaruh signifikan
dasar
cara
positif terhadap penggelapan pajak, namun
dari
penelitian yang dilakukan Murni et al
penghasilannya.Ini dapat terlihat dengan
(2013) menyatakan keadilan pajak tidak
munculnya kasus Gayus Tambunan 3
berpengaruh terhadap persepsi mengenai
tahun lalu yakni pada tahun 2010.Gayus
penggelapan
boleh dibilang menjadi ikon kasus pajak di
dilakukan oleh Murni et al (2013), Ayu
Indonesia. Ingatan kita selalu terlintas
dan Hastuti (2009) menyatakan kualitas
nama Gayus, Mantan pegawai pajak
pelayanan pajak berpengaruh signifikan
golongan
menerima
negatif terhadap persepsi wajib pajak
gratifikasai dan suap, lalu disimpan di safe
mengenai penggelapan pajak. Sementara
deposit box miliknya, sebesar Rp 74 miliar
untuk Sistem perpajakan yang diteliti oleh
kemudian muncul nama-nama baru seperti
Rahman
Dhana Widyatmika pegawai Direktorat
Supriyadi (2011) dan Nickerson (2009)
Jendral Pajak golongan IIIC yang menjadi
menunjukkan
pegawai Dinas Pajak DKI itu, menjadi
berpengaruh signifikan negatif terhadap
tersangka
korupsi
penggelapan pajak. Sanksi perpajakan
penggelapan pajak dan kasus Bahasyim
yang diteliti oleh Latuperrisa (2009)
yang ditetapkan sebagai tersangka atas
menunjukkan
kasus pencucian uang dan korupsi sejak 9
positif
april 2010(www.anneahira.com).
Penelitian
dengan
penetapan
pajak
menyembunyikan
IIIA
dengan
sebagian
ini
kasus
diduga
dugaan
pajak.
(2013),
Penelitian
Suminarsasi
sistem
hasil
terhadap
yang
dan
perpajakan
yang berpengaruh penggelapan
mengenai
pajak.
terdeteksinya
kecurangan yang diteliti oleh Murni et al
(2013), Rahman (2013), Ayu dan Hastuti
atau tindakan illegal yang dilakukan oleh
(2009)
wajib pajak.
menemukan
hasil
yang
berpengaruh signifikan dengan koefisien
2.2 Keadilan Pajak
negatif terhadap penggelapan pajak.
keadilan
pajak
adalah
sifat
(perbuatan atau perlakuan) yang tidak
1.2 Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang diatas,
sewenang wenang atau tidak berat sebelah
maka rumusan masalah dalam penelitian
atas sistem perpajakan yang berlaku (Pris,
ini adalah sebagai berikut:
2010).
1. Apakah keadilan pajak berpengaruh
2.3 Kualitas pelayanan pajak
terhadap
persepsi
wajib
pajak
mengenai penggelapan pajak? 2. Apakah
kualitas
Kualitas pelayanan menurut Fitria (2010) adalah suatu kondisi dinamis yang
pelayanan
pajak
berhubungan
dengan
produk
jasa,
berpengaruh terhadap persepsi wajib
manusia, proses dan lingkungan yang
pajak mengenai penggelapan pajak?
memenuhi
3. Apakah sistem perpajakan berpengaruh terhadap
persepsi
wajib
pajak
Sanksi
pihak
yang
menginginkannya. 2.4 Sistem Perpajakan
mengenai penggelapan pajak? 4. Apakah
harapan
Sistem perpajakan dapat diartikan
perpajakan
sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari
berpengaruh terhadap persepsi wajib
unsur
pajak mengenai penggelapan pajak?
administration,yang saling berhubungan
5. Apakah kemungkinan terdeteksinya
satu sama lain,bersinergi, bekerja sama
kecurangan persepsi
berpengaruh wajib
pajak
tax
policy,tax
law,dan
tax
terhadap
secara harmonis untuk mencapai tujuan
mengenai
Negara dalam target perolehan penerimaan
penggelapan pajak?
pajak secara optimal.Kualitas administrasi
II Landasan Teori
merupakan faktor yang sama pentingnya
2.1 Penggelapan Pajak
dengan kualitas hukum pajak dan kualitas
Rahayu
(2010)
mendefinisikan
penggelapan pajak (tax evasion) sebagai usaha
untuk
membayar
2.5 Sanksi Perpajakan
yang
MenurutMardiasmo (2011) Sanksi
terhutang sekecil mungkin,dan cenderung
perpajakan merupakan jaminan bahwa
melakukan
ketentuan peraturan perundang-undangan
penyelundupan
pajak
kebijakan perpajakan (Rahayu,2010).
pajak,yang
tentunya melanggar peraturan perundang-
perpajakan
undangan
ini
dituruti/ditaati/dipatuhi. Atau bisa dengan
merupakan tindakan peminimalan pajak
kata lain sanksi perpajakan merupakan alat
perpajakan.Kondisi
(norma
perpajakan)
akan
pencegah
agar
wajib
pajak
tidak
melanggar norma perpajakan.
segala kepentingannya (Ayu dan Hastuti, 2009). Berdasarkan
2.6 Kemungkinan Terdeteksinya (2013)
Kecurangan
penelitian
Rahman
menyimpulkan
keadilan
tindakan
berpengaruh signifikan dengan koefisien
melawan hukum, penipuan berencana, dan
positif terhadap penggelapan pajak,dan
bermakna
juga dengan penelitian Suminarsasi dan
Kecurangan
dapat
adalah
ketidakjujuran.Kecurangan
terdiri
dari
berbagai
bentuk
Supriyadi (2011) serta Ayu dan Hastuti
kejahatan atau tindak pidana kerak putih
(2009)
(white collar crime), antara lain pencurian,
signifikan
penggelapan asset, penggelapan informasi,
terhadap penggelapan pajak.Oleh karena
penggelapan kewajiban, penghilangan atau
itu, hipotesis pertama dalam penelitian ini
penyembunyian
dirumuskan:
fakta,
rekayasa
fakta
keadilan
dengan
koefisien
pajak
negatif
H1
Rahmanti, 2013).
signifikan terhadap persepsi wajib pajak
berpengaruh
mengenai penggelapan pajak.
2.7 Hipotesis 2.7.1 Pengaruh keadilan pajak terhadap persepai wajib pajak mengenai penggelapan pajak Adanya berbagai pemikiran tentang keadilan
bagi
seseorang
termasuk dalam pembayaran pajak juga akan mempengaruhi sikap mereka dalam melakukan pembayaran pajak. Semakin tidak adil sistem pajak yang berlaku menurut pesepsi seorang wajib pajak maka tingkat kepatuhannya akan semakin menurun
Keadilan
berpengaruh
termasuk korupsi (Razaee, 2002 dalam
pentingnya
:
dimana
hal
kecenderungannya
ini
berarti untuk
bahwa
melakukan
penghindaran pajak akan semakin tinggi, karena dia merasa bahwa sistem pajak yang ada belum cukup baik mengakomodir
2.7.2Pengaruh pajak
kualitas
terhadap
pelayanan
persepsi
wajib
pajak mengenai penggelapanpajak Sikap
Wajib
Pajak
dalam
memandang mutu pelayanan petugas pajak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak di dalam membayar pajak.Pelayanan itu sendiri dipandang dalam perpajakan
dapat
sektor
diartikan
sebagai
pelayanan yang diberikan kepada Wajib Pajak oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk membantu
Wajib
kewajiban
Pajak
memenuhi
perpajakannya,sehingga
pelayanan yang baik dapat mengatasi tindak
kecurangan-kecurangan
perpajakan Mangoting,2013).
(Jotopurnomo
dalam dan
Penelitian diatas juga dikemukakan
menyatakan
sistem
perpajakan
oleh Rahayu (2008) dimana kualitas
berpengaruh signifikan negatif terhadap
pelayanan pajak berpengaruh signifikan
tax evasion.Oleh karena itu hipotesa ketiga
terhadap penggelapan pajak, dan didukung
dapat dirumuskan:
oleh penelitian Murni et al (2013) dimana
H3:
kualitas pelayanan pajak berpengaruh
signifikan terhadap Persepsi Wajib Pajak
signifikan
Mengenai penggelapan pajak.
dengan
koefisien
negatif
terhadap penggelapan pajakyang berarti
Sistem
2.7.4Pengaruh
perpajakan
sanksi
berpengaruh
perpajakan
makin tinggi kualitas pelayanan yang
terhadap
diberikan,maka akan dapat mengurangi
mengenai penggelapan pajak
penggelapan
pajak.
diatas,maka
hipotesis
Dari
uraian
kedua
dapat
persepsi wajib pajak
Menurut Jatmiko (2006), Wajib Pajak
akan
memenuhi
kewajiban
dirumuskan:
perpajakannya apabila memandang bahwa
H2: Kualitas pelayanan pajak berpengaruh
sanksi perpajakan akan lebih banyak
signifikan terhadapPersepsi wajib pajak
merugikannya. Dalam
Mengenai penggelapanpajak.
Latuperrisa (2009) pelaksanaan sanksi
2.7.3Pengaruh
perpajakan
perpajakan atas wajib pajak orang pribadi
persepsi wajib pajak
sudah terealisasi dengan baik,hal ini
sistem
terhadap
terlihat dari indikator Sanksi Perpajakan
mengenai penggelapan pajak Penelitian
Rahman
menyatakan
penelitian
sistem
(2013)
yang
telah
dijelaskan
dengan
perpajakan
menggunakan
garis
kontinum
untuk
berpengaruh signifikan negatif terhadap
menunjukkan
kriteria
terhadap
sanksi
penggelapan pajak,karena semakin baik
perpajakan atas wajib pajak orang pribadi
sistem perpajakan,maka semakin menurun
dan telah memperoleh hasil penelitian
kecenderungan
tax
bahwa mayoritas responden memberikan
sebaliknya.Penelitian
tanggapan setuju pada pernyataan positif,
ini juga mendukung penelitian yang
tidak setuju pada pernyataan negatif dan
dilakukan oleh Nickerson, et al (2009)
telah dilakukan dengan administrasi yang
yang menemukan dimensi skala etis dalam
baik serta melalui aktivitas pemeriksaan
penggelapan pajak, salah satunya adalah
oleh aparat pajak yang berkompeten dan
dimensi sistem perpajakan.Hal yang sama
memiliki integritas tinggi.
untuk
evasion,begitupun
juga
dikatakan
melakukan
dalam
penelitian
Suminarsasi dan Supriyadi (2011) yang
Berdasarkan pemaparan penelitian diatas
hipotesis
keempat
dapat
dirumuskan: H4:
Sanksi
penggelapan pajak. Oleh karena itu, hipotesa kelima dapat dirumuskan: H5:Kemungkinan
perpajakan
berpengaruh
kecurangan
terdeteksinya
berpengaruh
signifikan
signifikan terhadap Persepsi Wajib pajak
terhadap persepsi wajib pajak mengenai
Mengenai penggelapanpajak.
penggelapan pajak.
2.7.5Pengaruhkemungkinan
III METODE PENELITIAN
terdeteksinya kecurangan terhadap persepsi wajib pajak mengenai
Mekanisme pemeriksaan yang baik merupakan tindakan pengawasan atas pelaksanaan sistem self assessment,agar dapat menumbuhkan kepatuhan Wajib Pajak sehingga dapat membentuk suatu yang
mewujudkan
khas
dalam
efektivitas
dan
rangka efesiensi
pemeriksaan (Suandy,2011). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahman (2013) menyatakan bahwa terdapat pengaruh siginfikan negatif secara parsial antara pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dilihat berdasarkan nilai signifikan kurang dari 0,05. Hasil ini juga selaras dengan penelitian Ayu dan Hastuti (2009) dan Murni et al (2013) yang menyimpulkan terdeteksinya
bahwa
kemungkinan
kecurangan
berpengaruh
signifikan negatif terhadap tax evasion.Hal ini membuktikan bahwa semakin tingginya kemungkinan terdeteksinya kecurangan maka
semakin
Penelitian
ini
menggunakan
data
primer. Populasi dalam penelitian ini
penggelapan pajak.
sistem
3.1 Sumber Data, Populasi dan Sampel
menurunkan
tindak
adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Bukittinggi. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan
teknik
convenience
sampling (Sekaran, 2009). 3.2 Definisi Operasional Variabel 1. Penggelapan pajak (Y) Balter
dalam
Rahayu
(2010)
penggelapan pajak adalah sebagai usaha yang dilakukan oleh wajib pajak apakah berhasil atau tidak untuk mengurangi atau sama sekali menghapus utang pajak berdasarkan
ketentuan
yang
berlaku
sebagai pelanggaran terhadap perundangundangan perpajakan. 2. Keadilan Pajak (X1) Mardiasmo (2011) Adil dalam perundang-undangan
diantaranya
mengenakan pajak secara umum dan merata,
serta
kemampuan
disesuaikan
dengan
masing-masing.Sedangkan
adil dalam pelaksanaannya yakni dengan memberikan hak kepada wajib pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam
pembayaran dan mengajukan banding
perundang-undanganperpajakan
kepada Majelis Pertimbangan Pajak.
(Mardiasmo, 2011)
3. Kualitas Pelayanan Pajak(X2)
3.3 Teknik Pengujian Instrumen Data
Kualitas pelayanan merupakan cara melayani,
membantu,
atau
Suatu data dapat dilakukan analisa
seseorang,
faktor bila nilai MSA di atas 0,6 (Ghozali,
sementara itu fiskus merupakan petugas
2011). Reliabilitas diukur dengan uji
pajak (Jatmiko, 2006).
statistik> 0,7.
menyiapkan
mengurus
1. Uji Analisis Data
keperluan
4. Sistem perpajakan (X3)
2.Uji Asumsi Klasik
Sistem perpajakan dapat diartikan
Dalam pengujian normalitas ini
sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari
menggunakan Kolmogorov-smirnov.Nilai
unsur
cutoffyang
tax
policy,tax
law,dan
tax
umum
dipakai
untuk
administration,yang saling berhubungan
menunjukkan adanya multikolinearitas
satu sama lain,bersinergi, bekerja sama
adalah nilaiTolerance< 0.10 atau sama
secara harmonis untuk mencapai tujuan
dengan nilai VIF > 10. Bila nilai
Negara dalam target perolehan penerimaan
tolerance> 0.10 atau sama dengan nilai
pajak secara optimal (Rahayu,2010).
VIF
jaminan
perpajakan
bahwa
merupakan
ketentuan
10,
berarti
tidak
ada
multikolinearitas antar variabel dalam
5. Sanksi Perpajakan (X4) Sanksi
<
model
regresi
(Ghozali,2011).Untuk
peraturan
menguji ada atau tidak heterokedastisitas
perundang-undangan perpajakan (norma
dapat menggunakan uji Glejser dengan
perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi
Alpha diatas 0,05
(Mardiasmo,2011).
3. Uji Regresi Linear Berganda Regresi linear berganda adalah
6. Kemungkinan terdeteksinya kecurangan (X5)
regresi
di
mana
Pemeriksaan adalah serangkaian
dihubungkan/dijelaskan lebih dari satu variabel,
keterangan
seterusnya variabel bebas (X1,X2,X3,…,Xn)
bukti
yang
secara
objektif
dan
dilaksanakan
namun
masih
dua,
terikatnya
kegiatan menghimpun dan mengolah data, dan/atau
mungkin
variabel
tiga,
menunjukkan
dan
diagram
professional berdasarkan suatu standar
hubungan yang linear. Model persamaan
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
regresi untuk menguji hipotesis, dengan
pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau
formulasi sebagai berikut :
untuk
Y = α + β1 x1 + β2x2 + β3x3+ β4x4 +
tujuan
melaksanakan
lain
dalam
ketentuan
rangka peraturan
β5x5+e
Keterangan :
yang mana seluruh variabel dikatakan
Y
= Penggelapan Pajak
valid :
X1
= Keadilan pajak
X2
= Kualitas Pelayanan pajak
X3
= Sistem Perpajakan
Keadilan Pajak
0,790
0,756- 0,879
Valid
X4
= Sanksi Perpajakan
Kualitas
0,795
0,768- 0,887
Valid
Sistem Perpajakan
0,681
0,678- 0,895
Valid
Sanksi Perpajakan
0,590
0,602- 0,824
Valid
Kemungkinan
0,637
0,706 - 0,823
Valid
0,868
0,501 – 0,929
Valid
Hasil Uji Validitas Variabel
KMO
Faktor Loading
Keteran gan
X5
=Kemungkinan terdeteksinya kecurangan
α
= Konstanta
e
= error (variabel bebas lain diluar
Terdeteksinya
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
IV Hasil Dan Pembahasan Gambar
Umum
Kecurangan Penggelapan Pajak
model regresi).
4.1
Pelayanan
Pajak
dan
Objek
4.2.2. Hasil Uji Reliabilitas Suatu
Penelitian
konstruk
atau
variabel
menggunakan
dikatakan reliable jika memberikan nilai
instrumen angket atau kuesioner yang
Cronbach's Alpha ≥ 0,6. Berdasarkan
telah disebar dengan objek penelitian
proses
adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang
dilakukan
terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak
terlihat pada tabel 4.7 dibawah ini :
Penelitian
(KPP)
Pratama
ini
pengolahan
data
diperoleh
yang
telah
ringkasan
hasil
Hasil uji Reliabilitas
Bukittinggi.Waktu Variabel
penelitian ini dimulai dari tanggal 12
Keterangan
Cronbach's Alpha
Februari sampai tanggal 21 Februari 2014. 4.2 Hasil Uji Instrumen Data 4.2.1. Hasil Uji Validitas Untuk mengukur interkorelasi diantara
Keadilan Pajak
0,899
Reliabel
Kualitas
0,885
Reliabel
Sistem Perpajakn
0,816
Reliabel
Sanksi Perpajakan
0,611
Reliabel
Kemungkinan
0,645
Reliabel
0,828
Reliabel
Pelayanan
Pajak
variabel dan kelayakan terhadap analisis
Terdeteksinya
faktor digunakan Kaiser Mayer Olkin
Kecurangan
Measure of Sampling Adequency (Kaiser
Penggelapan Pajak
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
‘s MSA) dari variabel jika berada diatas
Berdasarkan
tabel
4.2
terlihat
0,50 dan faktor loading harus bernilai
bahwa seluruh variabel yang digunakan
besar atau sama dengan 0,40 (Ghozali,
dalam penelitian ini memiliki cronbach
2011). Tabel dibawah ini menunjukkan
alpha
hasil uji validitas yang telah dilakukan,
disimpulkan
diatas
0,6 bahwa
sehingga seluruh
dapat variabel
penelitian yang digunakan memilki tingkat
Perpajakan
Multikolinearitas
Sanksi
kehandalan yang tinggi sehingga layak untuk terus digunakan dalam tahapan
0,730
1,370
Perpajakan
Tidak
Terjadi
Multikolinearitas
Kemungkinan
0,609
1,642
Terdeteksinya
Tidak
Terjadi
Multikolinearitas
Kecurangan
pengujian hipotesis.
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 4.3 Uji Asumsi Klasik
Berdasarkan data 4.8 dapat dilihat
4.3.1 Pengujian Normalitas Data
bahwa variabel keadilan pajak, kualitas
Untuk dapat menormalkan data, maka dilakukan analisis regresi dengan syarat tidak
terjadi
multikolinearitas
heteroskedastisitas 2013).Dimana
dan
(Baroroh,
satu
nilai
kolmogorov
smirnov digunakan untuk seluruh variabel baik indepen maupun dependen. Dibawah ini hasil pengujian normalitas:
Residual
dan
kemungkinan
terdeteksinya kecurangan nilai Tolerance diperoleh masing-masing 0,726, 0,694, 0,616, 0,730, 0,609 sedangkan untuk nilai VIF
diperoleh
1,441,
masing-masing
1,623,
1,370, tidak
0,200
Normal
Keadilan Pajak
Sig
Alpha
0,432
0,05
Berdasarkan hasil uji normalitas yang telah dilakukan, maka tabel diatas menunjukkan
memenuhi berdistribusi
regresi
persyaratan normal
terdapat
Hasil Uji Heterokedastisitas Variabel
analisis
Jadi
4.3.3Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
model
1,642.
multikolinearitas.
Value
bahwa
1,378,
Kesimpulan
Kolmogorov smirnov
Unstandardized
perpajakan,
kesimpulannya
Hasil Uji Normalitas Keterangan
pelayanan pajak, sistem perpajakan, sanksi
sudah
dan
sudah
untuk
semua
Keterangan Tidak Terjadi Heterokedastisitas
Kualitas Pelayanan
0,229
0,05
pajak Sistem Perpajakan
Tidak Terjadi Heterokedastisitas
0,145
0,05
Tidak Terjadi Heterokedastisitas
Sanksi Perpajakan
0,666
0,05
Tidak Terjadi Heterokedastisitas
variabel.Analisis normalitas hasil ini dapat
Kemungkinan
dilihat dari Kolmogorov Smirnov yang
Kecurangan
lebih besar dari 5 % yaitu 0,200.
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
4.3.2 Hasil Uji Multikolinearitas
4.4.4. Hasil Pengujian Hipotesis
Keadilan Pajak
Collinearity
Statistic
Tolerance
VIF
0,726
1,378
Keterangan
Tidak
Terjadi
Multikolinearitas Kualitas
0,694
1,441
Pelayanan pajak Sistem
Tidak
Terjadi
Multikolinearitas 0,616
1,623
Tidak
0,052
0,05
Tidak Terjadi Heterokedastisitas
Setelah melakukan uji asumsi klasik,
Hasil Uji Multikolinearitas Variabel
Terdeteksinya
Terjadi
selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Dibawah ini tabel hasi pengujian hipotesis:
Variabel
ß
Koefisien
t-sig
Alpha
Keterangan
Regresi
Pengaruh kualitas pelayanan pajak Keadilan Pajak
0,434
2,583
0,010
0,05
Ha Diterima
Kualitas
-0,120
-0,433
0,529
0,05
Ha Ditolak
0,475
3,185
0,008
0,05
Ha Diterima
0,119
0,331
0,619
0,05
Ha Ditolak
0,308
0,640
0,304
0,05
Ha Ditolak
terhadap penggelapan pajak
Pelayanan Pajak Sistem Perpajakan Sanksi
Berdasarkan tabel hipotesis kedua (H2) ditolak yaitu 0,529 > 0,05 yang artinya kualitas pelayanan pajak tidak
Perpajakan Kemungkinan
berpengaruh signifikan terhadap persepsi
Terdeteksinya kecurangan Uji R² Adjusted
0.287
Uji F Sig
0,000
wajib pajak mengenai penggelapan pajak. Ketika pelayanan yang diterima
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
oleh wajib pajak tidak sesuai dengan harapan
4.4.5 Hasil dan pembahasan pengaruh
keadilan
persepsi
wajib
keinginannya
disinilah
terjadinya tindakan penggelapan pajak.
pajak pajak
terhadap
Dimana
mengenai
membayarkan
penggelapan pajak Berdasarkan
dan
pihak
wajib kewajiban
pajak
telah
tapi
tidak
mendapatkan kualitas pelayanan yang hasil
tabel
diatas
baik. Oleh karena itulah wajib pajak berani
menunjukkan bahwa variabel keadilan
untuk
pajak
positif
melakukan penggelapan pajak. Semakin
dengan
rendah kualitas pelayanan pajak yang
tingkat signifikan 0,010 sedangkan tingkat
diberikan oleh fiskus maka akan semakin
alpha yang digunakan 5 % (0,05).
tinggi tindakan penggelapan pajak.
berpengaruh
terhadap
signifikan
penggelapan
pajak
melakukan
kecurangan
yaitu
Hasil penelitian ini tidak sesuai Hasil
penelitian
konsisten
dengan penelitian Murni et al (2013), Ayu
dengan hasil penelitian yang dilakukan
dan Hastuti (2009) yang menyatakan
oleh Rahman (2013) dan Nickerson et al
bahwa
(2009) yang menyatakan bahwa keadilan
berpengaruh signifikan negatif terhadap
pajak
persepsi
berpengaruh
terhadap
penggelapan
ini
signifikan pajak.
positif Temuan
kualitas
wajib
pelayanan
pajak
pajak
mengenai
penggelapan pajak.
didalam penelitian ini juga sejalan dengan
Pengaruh sistem perpajakan terhadap
penelitian yang dilakukan sebelumnya
persepsi wajib pajak mengenai
oleh Suminarsasi dan Supriyadi (2011)
penggelapan pajak
yang juga menemukan adanya pengaruh
hipotesis ketiga (H3) diterima yaitu
signifikan positif keadilan pajak terhadap
0,008 < 0,05 artinya sistem perpajakan
penggelapan pajak.
berpengaruh signifikan dengan koefisien
positif terhadap persepsi wajib pajak mengenai penggelapan pajak.
Sanksi
dalam
perpajakan
merupakan alat pencegah agar wajib pajak
Kecurangan yang dilakukan wajib
tidak melanggar norma perpajakan. Dalam
pajak dengan cara menggelapkan pajak
UU KUP perpajakan, sanksi dikenakan
dapat terjadi apabila sistem perpajakan
apabila wajib pajak tidak menyampaikan
yang ada tadi tidak transparan diberikan
surat pemberitahuan tepat waktu sesuai
kepada
sehingga
dengan jangka waktu yang ditetapkan
menimbulkan ketidakpercayaan terhadap
(Rahayu, 2010). Apabila pihak perpajakan
pemerintah yang mengelola pajak dan
mampu memberikan hukuman yang sesuai
terhadap mereka yang menyetorkan pajak.
dan memberikan efek jera kepada wajib
wajib
pajak,
Hasil penelitian ini sesuai dengan
pajak,
maka
kecurangan
terhadap
penelitian yang dilakukan oleh Rahman
perpajakan tidak akan dilakukan oleh
(2013)
wajib
dimana
sistem
perpajakan
pajak.
Namun
yang
berpengaruh signifikan dengan koefisien
dilapangan,
negatif terhadap penggelapan pajak.Hasil
bahwa
Serupa juga ditemukan oleh Suminarsasi
mengatasi
dan Supriyadi (2009), dan juga Nickerson
disebabkan proses dalam pengusutan para
et al (2009) yang menemukan sistem
oknum pajak terlalu berbelit-belit yang
perpajakan
menimbulkan
berpengaruh
signifikan
masyarakat
terjadi
pemerintah
menganggap
belum
tindakkan
mampu
kecurangan.
kesan
lambat
Ini
dimata
terhadap penggelapan pajak.
masyarakat khusunya wajib pajak. Hal ini
pengaruh sanksi perpajakan terhadap
memicu kemarahan publik dan masyarakat
persepsi
menjadi berpikiran negatif terhadap para
wajib
pajak
mengenai
aparatur Negara yang menangani kasus
penggelapan pajak Berdasarkan
Tabel
hipotesis
kelima yaitu sanksi perpajakan (X4)
kecurangan
yaitu
penggelapan
pajak
tersebut.
terhadap persepsi wajib pajak mengenai
Hasil
penelitian
belakang
signifikan 0,619 dan tingkat Alpha 5 %
dilakukan oleh Latuperrisa (2009) dimana
(0,05) dengan demikian hipotesis keempat
sanksi perpajakan berpengaruh signifikan
(H4) ditolak yaitu 0,619 > 0,05 artinya
positif
sanksi
berpengaruh
Dimana pengenaan sanksi tersebut akan
signifikan terhadap persepsi wajib pajak
membuat wajib pajak merasa takut akan
mengenai penggelapan pajak.
ancaman hukuman dalam wajib pajak
tidak
terhadap
terdeteksi
oleh
penelitian
bertolak
penggelapan pajak dengan melihat tingkat
perpajakan
dengan
ini
penggelapan
instansi
pajak
yang
pajak.
dalam
melakukan penyelundupan pajak. Dengan
Hasil
penelitian
ini
bertolak
demikian semakin tinggi sanksi perpajakan
belakang dengan penelitian Murni et al
yang diberikan kepada wajib pajak maka
(2013), Rahman (2013), Ayu dan Hastuti
semakin rendah tindakan penggelapan
(2009) yang menyatakan kemungkinan
pajak begitupun sebaiknya.
terdeteksinya
Pengaruh kemungkinan terdeteksinya
signifikan terhadap penggelapan pajak
kecurangan terhadap persepsi wajib
dimana
pajak mengenai penggelapan pajak
menyatakan
Berdasarkan tabel hipotesis kelima yaitu
kemungkinan
terdeteksinya
kecurangan
penelitian
berpengaruh
Rahman
(2013)
ketakutan
terhadap
kemungkinan kecurangan yang dilakukan ketahuan,
disebabkan
secara
psikologis
kecurangan tidak berpengaruh signifikan
berpengaruh signifikan
terhadap persepsi wajib pajak mengenai
yang mereka lakukan. Tekanan psikologis
penggelapan
tingkat
ini menyebabkan mereka cenderung tidak
signifikan 0,304 tingkat Alpha sebesar 5 %
melakukan penggelapan pajak. Sedangkan
(0,05) dengan demikian hipotesis kelima
penelitian Murni et al (2013) mengatakan
pajak
dengan
(H5) ditolak yaitu 0,304 > 0,05 artinya kemungkinan terdeteksinya kecurangan tidak berpengaruh signifikan terhadap persepsi
wajibpajak
mengenai
Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak perpajakan akan dapat memberikan peluang bagi wajib pajak untuk bekerja sama dengan petugas, karena adanya petugas yang mudah untuk disuap dengan cara melakukan kompromi dan kerja sama antara petugas pajak dan wajib pajak imbalan
tertentu.
Sehingga
kecurangan yang dilakukan oleh wajib pajak akan bisa hilang begitu saja atau tidak terdeteksi lagi oleh pihak perpajakan lainnya.
pemeriksaan
pajak
akan
berpengaruh dalam mendeteksi kecurangan yang dilakukan oleh wajib pajak.
V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
penggelapan pajak.
dengan
kemampuan
terhadap tindakan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara
empiris
pengaruh
variabel
independen terhadap variabel dependen Dengan menggunakan alat uji regresi linear
berganda
ditemukan
hasil
uji
hipotesis sebagai berikut: 1. Pengujian
hipotesis
pertama
ditemukan bahwa keadilan pajak berpengaruh terhadap
signifikan
persepsi
positif
wajib
pajak
mengenai penggelapan pajak 2. Pengujian ditemukan
hipotesis bahwa
kedua kualitas
pelayanan pajak tidak berpengaruh
signifikan terhadap persepsi wajib pajak mengenai penggelapan pajak. 3. Pengujian ditemukan
variabel - variabel lain yang bisa
bahwa
sistem
mempengaruhi
mengenai
penggelapan
tindakan
penggelapan pajak. 3. Informasi
wajib
pajak
untuk
dijadikan sampel tidak sebanding dengan populasi yang ada, sehingga
pajak. 4. Pengujian
hipotesis
keempat
ditemukan
bahwa
sanksi
perpajakan
tidak berpengaruh persepsi
wajib
pajak
mengenai penggelapan pajak. 5. Pengujian ditemukan
28,7 % belum mampu mewakili
ketiga
positif terhadap persepsi wajib
terhadap
Adjusted yang didapat hanya
hipotesis
perpajakan berpengaruh signifikan
pajak
2. R²
hipotesis bahwa
terdeteksinya
kelima
kemungkinan
kecurangan
tidak
berpengaruh signifikan terhadap persepsi wajib pajak mengenai penggelapan pajak.
mempengaruhi total data yang akan diolah. Ini disebabkan adanya wajib pajak
yang tidak bersedia untuk
menjadi responden.
5.3 Saran Berdasarkan
analisis
dan
pembahasan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan , hasil penelitian ini masih memiliki keterbatasan. Untuk itu terdapat beberapa saran yang perlu dikemukan agar penelitianselanjutnya
dapat
memperbaikinya agar lebih baik lagi,
5.2 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yang apabila diatasi pada penelitian selanjutnya dapat memperbaiki hasil penelitian ini. Beberapa keterbatasan
antara lain: 1. Metode pengumpulan data perlu ditambahkan untuk mendapatkan data yang lebih lengkap yaitu bisa
yang dimiliki dalam penelitian ini sebagai
dilakukan dengan cara wawancara
berikut:
agar data yang dihasilkan dapat
1. Penelitian dengan
ini
mengambil
media
data
kuesioner,
lebih valid. 2. Penelitian
selanjutnya
dapat
Penggunaan kuesioner mempunyai
menambahkan
kelemahan yaitu bias perceptual
yang
yaitu perbedaan dalam memandang
sebelumnya
sesuatu, sehingga peneliti tidak dapat
variabel
mengendalikan
intervening dengan tujuan untuk
responden.
jawaban
dari
belum
variabel
lainnya
pernah
diteliti
yaitu
menambah
moderating
atau
mengetahui variabel-variabel lain
yang dapat mempengaruhi variabel dependen. 3. Penelitian
selanjutnya
dapat
menambah dan memperluas jumlah sampel dan juga dapat memastikan responden yang akan dipilih benarbenar tepat untuk dijadikan sebagai sampel, sehingga hasilnya dapat digeneralisasikan
untuk
lingkup
yang lebih luas. DAFTAR PUSTAKA Ajzen, Icek. 1991. The Theory of Planned Behavior.OrganizationalBehaviora ndHumanDecisionProcesses.Vol.5 0.pp.179-211.. Ayu, Dyah dan Rini Hastuti. Persepsi WP: DampakPertentangan Diametral Pada Tax Evasion WP Dalam Aspek Kemungkinan Terdeteksinya Kecurangan, Keadilan, KetepatanPengalokasian, Teknologi Sistem Perpajakan, dan Kecenderungan Personal (Studi WP Orang Pribadi). Kajian akuntansiVol 1 No 1. Baroroh, Ali. 2013. Analisis Multivariat dan Time Series dengan SPSS 21.Jakarta: PT Elex Media Komputindo Fitria, Verisca Dena. 2010. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Kualitas Pelayanan, Pemeriksaan dan Kesadaran Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Meyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT). Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Freud, Sigmund. 2009. Gone Theory. Departement Shippensburg University London. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5. Badan Penerbit
Universitas Semarang.
Diponegoro:
Izza, Nur Ika Alfi dan Ardi Hamzah.2008. Etika Penggelapan Pajak Perspektif Agama: Studi Interpretatif .Simposium Nasional XII Palembang. Jatmiko, Agus Nugroho.2006.Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pada Pelaksanaan Sanksi Denda,Pelayanan Fiskus Dan Kesadaran Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.Tesis Universitas diponegoro. Jotopunomo,Cindy dan Yenni Mangoting. 2013. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan, Lingkungan Wajib Pajak Berada Terhadap Kepatuhan Wajib pajak Orang PribadiDi Surabaya. Tax & Accounting Review Vo1 No 1 Universitas Kristen Putra. Latuperrisa,Wanda.2009.PengaruhPersepsi Wajib pajak Orang Pribadi Atas Pengenaan Sanksi Perpajakan TerhadapMeminimalisasikanTinda kanTax Evasion.Skrispi Universitas Komputer Indonesia. Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: Penerbit Andi. Masri, Indah dan Dwi Martani. 2012. Pengaruh Tax Avoidence Terhadap Cost of Debt. PPJK 20, Tesis Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia. Jakarta.
Murni,Linda Puspa Sari,Tarjo,dan Erfan Muhammad.2013.Pengaruh Keadilan,Kualitas Pelayanan Pajak, dan Kemungkinan Terdeteksinya Kecurangan Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Tax evasion. Jurnal Akuntansi Universitas Trunojoyo Madura. Nickerson, Inge. McGee.
2009. Pleshko Presenting
dan the
Dimensionality of An Ethics Scale pertaining To Tax Evasion, Journal of Legal, Ethical and Regulatory Issues, Volume 12, Number 1. Pris K, Andarini. 2010. Dampak Dimensi keadilan Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang. Rahayu,Siti Kurnia.2008.Analisis Work Climate,Supportive Management, Terhadap work Effort,dan Taxpayer’s Service Quality Yang Mempengaruhi Tax Evasion Di Rahayu,Siti Kurnia.2010.Perpajakan Indonesia.Yogyakarta: Graha Ilmu. Rahman,Irma Suryani.2013.Pengaruh Keadilan,Sistem Perpajakan, Diskriminasi dan Kemungkinan
Terdeteksinya Kecurangan Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan pajak (tax Evasion). SkripsiUniversitas Syarif Hidayatullah. Sekaran, Uma.2009.Research For Business.Jakarta: Empat.
Method salemba
Suminarsasi, Wahyu dan Supriyadi. 2011. Pengaruh Keadilan, Sistem Perpajakan dan Diskriminasi Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Penggelapan Pajak. Tesis Universitas Gajah Mada. Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.