FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
EKA SETYAWATI NIM: 208082000002
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M / 1434 H
i
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
Data Pribadi 1.
Nama
:
Eka Setyawati
2.
Jenis kelamin
:
Perempuan
3.
Tempat/tanggal lahir
:
Jakarta/ 07 September 1990
4.
Agama
:
Islam
5.
Alamat
:
Jl. Pangkalan Rt 008/04 No. 16 Pondok Ranggon Kec. Cipayung Jakarta Timur 13860
II.
6.
Telepon
:
085695057805/021-8456670
7.
E-mail
:
[email protected]
Data Pendidikan Formal 1. 1995 - 1996
: TK Fisabilillah
2. 1996 - 2002
: SDN 01 Pagi Pondok Ranggon
3. 2002- 2005
: SMP Negeri 230 Jakarta
4. 2005 - 2008
: SMA Bina Dharma Jakarta
5. 2008 - 2013
: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (Pajak).
vi
FACTORS AFFECTING THE WILLINGNESS TO PAY TAX INDIVIDUAL TAX PAYERS ARE DOING INDEPENDENT ABSTRACT Eka Setyawati
This studyaimed to analyze the effect of paying taxes awareness, knowledge of tax laws, a good perception of the taxation system, and the quality of service to the willingness to pay taxes individual tax payers who do the work free. Sample of 100 respondents was selected by convenience sampling technique in the District of Ciputat Timur. Data obtained by distributing questionnaires. Analysis of the data using linear regression and determine the hypothesis used t test and f test. The results showed that awareness of paying taxes with a beta value of 0.235, knowledge of tax laws with a beta value of 0.217, the perception of a good tax system with a beta value of 0.339, and the quality of the service with a beta value of 0.431 and a significant positive effection the willingness to pay taxes individual tax payers who do the work free.Variables that have the most significant effect on the willingness to pay taxes an individual tax payer who performs is the quality of service. With most of the beta value among the other independent variables of (0.431). Keywords
: Paying tax awareness, Knowledge of tax regulation, a good perception of the taxation system, Quality of service and Willingness to pay taxes.
vii
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS ABSTRAK Eka Setyawati
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Sampel terpilih sebanyak 100 responden dengan teknik convenience sampling di Kecamatan Ciputat Timur. Data diperoleh dengan membagikan kuesioner. Analisis data menggunakan regresi linier berganda, dan untuk menentukan hipotesis digunakan uji t, dan uji F. Hasil analisis menunjukkan bahwa kesadaran membayar pajak dengan nilai beta sebesar 0.235, pengetahuan peraturan perpajakan dengan nilai beta sebesar 0.217, persepsi yang baik atas sistem perpajakan dengan nilai beta sebesar 0.339, dan kualitas pelayanan dengan nilai beta sebesar 0.431 berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.Variabel yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas adalah kualitas pelayanan. Dengan nilai beta yang paling besar diantara variable independen lainnya sebesar (0.431). Kata Kunci
: Kesadaran Membayar Pajak, Pengetahuan Peraturan Perpajakan, Persepsi yang baik atas Sistem Perpajakan, Kualitas Pelayanan, dan Kemauan untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat iman, islam dan karunia-Nya yang telah diberikan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas”. Shalawat beserta salam semoga terus tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabat. Peneliti sangat bersyukur atas selesainya penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama proses penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bimbingan, arahan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya serta tetap menuntun peneliti dijalan yang benar sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 2. Terimakasih kepada Bapak dan Mamah tercinta yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, perhatian, dan do’a yang tak pernah putus-putusnya untuk penulis. Saudara-saudara yang “cetarrrr membahana”, terimakasih Teh Citi, A Misnan, DeAi, A’alip dan keponakanku Shabara atas kisah yang mengharu biru dan kepada segenap keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan moril maupun materiil kepada penulis. 3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA., selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, dan ilmu pengetahuannya kepada peneliti selama penyusunan skripsi hingga akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan.
ix
5. Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, semangat, dan ilmu pengetahuannya kepada peneliti selama penyusunan skripsi hingga akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan. Terimakasih atas segala bimbingan dan konsultasi yang telah diberikan selama ini. 6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat luas kepada peneliti selama perkuliahan. 7. Seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Mas Heri, Mas Azis, Mba Ani dan Mpo Heni yang telah membantu peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain. 8. Terimakasih kepada sahabat-sahabat tercinta yang setia membantu peneliti, Citra yang selalu menginspirasi, Irna yang selalu memotivasi, Alifah yang selalu menyemangati, Afni dan Sallytha yang memberi pelajaran hidup kepada peneliti untuk lebih mendewasakan diri. Sahabat terbaik terimakasih atas bantuan dan do’anya. 9. Teman-teman seperjuangan satu angkatan 2008 khususnya Akuntansi A, Tika, Putri, Mba Ani, Samsiyah, Aya, Iis, Anjani, Anggi, Irma, Silvi, Kiki, Mila, Nike, TehLusi, Ka Dina, Maulana, Helmi, Sandy, Fazlun, Nawang, Fauzan, Muchsin, Rizki yang sama-sama berjuang dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas akhir kuliah. 10. Teman-teman di luar sana yang telah memberi pengalaman berharga kepada peneliti, Dimas, Linda, Yuri, Novita, Iing, Kak Andi, Kak Dimas, Mas Andri, Kiki, Encis. Terimakasih atas perhatian, doa dan bantuannya 11. Terimakasih Mas Taufik dan keluarga atas perhatian, semangat, doa dan kasih sayangnya, setia dan sabar menunggu penulis hingga merampungkan skripsi ini. 12. Dan seluruh pihak yang tidak dapat ditulis satu persatu, terimakasih banyak telah membantu proses penyusunan skripsi ini.
x
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran sangat peneliti harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan. Wassalamu’alaikumWr. Wb.
Jakarta, Mei 2013
Eka Setyawati
xi
DAFTAR ISI
COVER DALAM ..............................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...............................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...................................................
iv
LEMBAR PERNYATAAN ...............................................................................
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...........................................................................
vi
ABSTRACT ......................................................................................................... vii ABSTRAK ......................................................................................................... viii KATA PENGANTAR .......................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang Penelitian ............................................................... 1 B. Perumusan Masalah ......................................................................... 9 C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 10 D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 11
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 13 A. Kajian Teori .................................................................................... 13 1. Definisi Pajak .............................................................................. 13 2. Kemauan Membayar Pajak .......................................................... 20 2.1 Kesadaran Membayar Pajak ................................................. 22 2.2 Pengetahuan Peraturan Perpajakan ....................................... 25 2.3 Persepsi yang Baik atas Efektifitas Sistem Perpajakan ........ 27 2.4 Kualitas Pelayanan ............................................................... 30
xii
3. Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas ... 33 B. Penelitian-penelitian Terdahulu ..................................................... 36 C. Kerangka Berpikir dan Hipotesis ..................................................... 41 1. Keterkaitan Antar Variabel ......................................................... 41 2. Kerangka Pemikiran ................................................................... 47 D. Hipotesis .......................................................................................... 48
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 49 A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 49 B. Metode Penentuan Sampel ............................................................. 49 C. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 51 D. Metode Analisis Data ..................................................................... 52 1. Statistik Deskriptif ..................................................................... 52 2. Uji Kualitas Data ......................................................................... 52 3. Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 54 4. Uji Regresi Linear Berganda ...................................................... 56 5. Uji Hipotesis ............................................................................... 58 E. Operasionalisasi Variabel dan Pengukurannya ................................ 61
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..................................................... 69 A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 69 1. Sejarah Singkat KPP Pratama Serpong ...................................... 69 2. Wilayah Kerja ............................................................................. 70 3. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 72 4. Karakteristik Responden ............................................................. 72 B. Hasil Analisis Data ......................................................................... 74 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ..................................................... 75 2. Hasil Uji Kualitas Data ............................................................... 77 3. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................. 83 4. Hasil Uji Regresi Linear Berganda ............................................. 88 5. Hasil Uji Hipotesis ...................................................................... 92
xiii
BAB V. PENUTUP ........................................................................................... 103 A. Kesimpulan ................................................................................... 103 B. Implikasi ........................................................................................ 105 C. Keterbatasan dan Saran .................................................................. 107 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 109 LAMPIRAN ....................................................................................................... 113
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Penelitian-penelitian Terdahulu ...................................................... 36
3.1
Pengukuran Terhadap Variabel Independen.................................... 65
3.2
Operasional Variabel Penelitian ..................................................... 66
4.1
Wilayah Kerja KPP Pratama Serpong ............................................. 70
4.2
Distribusi Kuesioner Penelitian ...................................................... 72
4.3
Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................. 73
4.4
Data Responden Berdasarkan Usia................................................. 73
4.5
Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ..................... 74
4.6
Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................................... 76
4.7
Hasil Uji Validitas Kesadaran Membayar Pajak ............................. 78
4.8
Hasil Uji Validitas Pengetahuan Peraturan Perpajakan ................... 79
4.9
Hasil Uji Validitas Persepsi yang Baik Atas Efektifitas Sistem Perpajakan ....................................................................................... 80
4.10
Hasil Uji Validitas Kualitas Pelayanan .......................................... 80
4.11
Hasil Uji Validitas Kemauan Membayar Pajak .............................. 81
4.12
Hasil Uji Reliabilitas Data .............................................................. 82
4.13
Hasil Uji Mulitikolonieritas ............................................................ 85
4.14
Hasil Uji Regresi Linier Berganda ................................................. 88
4.15
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................. 91
4.16
Hasil Uji Statistik t ......................................................................... 93
4.17
Hasil Uji Statitik F .......................................................................... 95
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Skema Kerangka Pemikiran .......................................................... 47
4.1
Hasil Uji Normalitas Data (P – P Plot) ......................................... 84
4.2
Hasil Uji Heteroskedestisitas ........................................................ 87
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
Halaman
1
Kuesioner ....................................................................................... 113
2
Data Mentah Kuesioner.................................................................. 121
3
Hasil Olahan Data Penelitian ........................................................ 141
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Pajak merupakan penerimaan negara terbesar. Dominasi pajak sebagai sumber penerimaan merupakan suatu hal yang sangat wajar, terlebih ketika sumber daya alam, khususnya minyak bumi tidak bisa lagi diandalkan. Penerimaan dari sumber daya alam mempunyai umur yang relatif terbatas, suatu saat akan habis dan tidak bisa diperbaharui. Hal ini berbeda dengan pajak, sumber penerimaan ini mempunyai umur yang tidak terbatas, terlebih dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk. Peranan penerimaan perpajakan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan baik secara nominal maupun presentase terhadap seluruh pendapatan negara. Hal ini diiringi dengan meningkatnya APBN dari tahun ke tahun. Ini memberikan tugas kepada Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk senantiasa melakukan usaha untuk meningkatkan jumlah penerimaan pajak (Widayati dan Nurlis, 2010). Kebijakan pemerintah dalam meningkatkan penerimaan dalam negeri dari sektor pajak dimulai dengan melakukan reformasi perpajakan secara menyeluruh pada tahun 1983, yaitu melalui perubahan sistem pemungutan Official Assessment System menjadi Self Assessment System. Official
1
Assessment System adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak, sedangkan Self Assessment System yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang (Resmi, 2007). Agenda aksi Direktorat Jenderal Pajak berupa usaha ekstensifikasi dan intensifikasi pajak, dimana usaha ekstensifikasi dilakukan dengan menggali atau memperluas objek pajak baru melalui perubahan perundang-undangan. Sedangkan
usaha
intensifikasi
ditempuh
melalui
perbaikan
kualitas
pengumpulan dilapangan tanpa harus merubah undang-undang yang berlaku. Usaha intensifikasi lebih murah dan efisien daripada usaha ekstensifikasi. Masih banyak wajib pajak potensial yang belum terdaftar sebagai wajib pajak aktual. Ketidaktaatan dalam membayar pajak tidak hanya terjadi pada lapisan pengusaha saja tetapi juga terjadi pada pekerja professional, sedangkan perkembangan usaha kecil dan menengah sangat dinamis yang barang kali jauh meninggalkan jangkauan pajak. Meskipun jaring pengaman bagi wajib pajak (berupa
Nomor
Pokok
Wajib
Pajak)
agar
melaksanakan
kewajiban
perpajakannya sudah dipasang terutama bagi usaha kecil menengah masih lepas dari jeratan pajak (Hardiningsih dan Yulianawati, 2011). Pemungutan pajak bukan pekerjaan yang mudah disamping peran aktif dari petugas perpajakan, juga dituntut kesadaran dari wajib pajak itu sendiri. Kemauan wajib pajak dalam membayar pajak merupakan hal yang penting. 2
Penyebab kurangnya kemauan membayar pajak antara lain asas perpajakan yaitu bahwa hasil pemungutan pajak tersebut tidak secara langsung dapat dinikmati oleh para wajib pajak. Hal ini terjadi karena masyarakat tidak pernah tahu wujud konkret imbalan dari uang yang dikeluarkan untuk membayar pajak (Hardiningsih dan Yulianawati, 2011). Sangatlah relevan bila menempatkan kesadaran dalam membayar pajak dari para wajib pajak bukan hanya sekedar sebagai wacana, tetapi lebih dari itu, kita seharusnya juga memandang kesadaran dalam membayar pajak sebagai objek sorotan secara objektif. Perlakuan tersebut memang tidak berarti akan menempatkan wajib pajak dipihak yang lebih baik, tetapi harus diakui secara jujur bahwa masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pajak dikarenakan masih sangat minimnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai pajak (Pardi, 2011). Selain itu, wajib pajak juga masih mempersepsikan pajak itu sebagai pungutan wajib bukan sebagai wujud peran serta mereka karena mereka merasa belum melihat dampak nyata pajak bagi negara dan masyarakat, apalagi ditambah persepsi mereka terhadap aparat pajak. Selama ini persepsi wajib pajak terhadap aparat pajak cenderung negatif, terlihat pada pelayanan pada wajib pajak, apalagi disaat terjadi penelitian dan pemeriksaan pajak banyak yang berpendapat bahwa aparat pajakpun yang berkuasa. Kualitas dan profesionalisme aparat pajak telah menjadi pertanyaan besar (Supriyati dan Hidayati, 2008).
3
Pelayanan publik oleh birokrasi publik merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi negara. Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan publik dan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan (Kiswanto, 2008). Secara garis besar instansi-instansi pemerintah biasanya dikembangkan untuk dua hal. Pertama untuk
melaksanakan
kegiatan
yang
berkaitan
dengan
pelaksanaan,
pengadministrasian, dan pengawasan yang berkaitan dengan kewajibankewajiban kenegaraan; dan kedua, untuk memberikan pelayanan umum. Pelanggan memilih untuk meminta pelayanan dari instansi pemerintah, antara lain karena motif-motif yang berkaitan dengan keharusan melaksanakan kewajiban kepada negara hanya melalui instansi pemerintah tertentu saja, misalnya pelayanan untuk pembayaran pajak (Sartika dan Rini 2010). Ketentuan umum dan tata cara peraturan perpajakan telah diatur dalam undang-undang, tak terkecuali mengenai sanksi perpajakan. Sanksi diperlukan untuk memberikan pelajaran bagi pelanggar pajak. Dengan demikian, diharapkan agar peraturan perpajakan dipatuhi oleh para wajib pajak. Wajib pajak akan memenuhi kewajiban perpajakan bila memandang bahwa sanksi perpajakan akan lebih banyak merugikannya (Arum, 2012). Tetapi dilapangan dapat terjadi seorang wajib pajak yang berskala besar dapat melakukan kesepakatan dengan oknum petugas pajak untuk melakukan pengurangan jumlah nominasi pajak sang wajib pajak. Pihak yang diuntungkan adalah wajib 4
pajak dan oknum petugas pajak, sedangkan pihak yang paling dirugikan adalah pihak pemerintah. Semua ini bersumber dari kurangnya kesadaran tentang perpajakan baik dari pihak wajib pajak dan petugas pajak (Widayati dan Nurlis, 2010). Pancawati Hardiningsih dan Nila Yulianawati (2011), melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak dengan menggunakan sampel terpilih sebanyak 94 responden dengan teknik convinien random sampling di Kecamatan Tahunan dan Kecamatan Jepara yang melaporkan SPT 2009. Data diperoleh dengan membagikan kuesioner. Analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil menunjukkan bahwa sikap wajib pajak terhadap kesadaran membayar pajak berpengaruh dan signifikan terhadap kemauan membayar pajak, sikap wajib pajak terhadap pengetahuan peraturan perpajakan tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak, sikap wajib pajak terhadap pemahaman peraturan perpajakan tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak, persepsi efektifitas sistem perpajakan juga tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak, dan untuk kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak. Secara keseluruhan model tersebut fit. Penelitian dari Atiqah dan Verisca Dena Fitria (2010), tentang pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan dan kesadaran terhadap kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan surat pemeberitahuan (SPT). Penelitian ini dilakukan terhadap wajib pajak orang pribadi yang berada di 5
wilayah Jakarta Selatan.Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilakukan muali tanggal 03 Agustus sampai dengan 19 Agustus 2010. Peneliti mengambil sampel sebanyak 4 KPP dari keseluruhan KPP yang berada di Jakarta Selatan. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 100 kuesioner dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 80 kuesioner atau 80%, sehingga yang dapat dioleh berjumlah 80 kuesioner. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini adalah variabel pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan, dan kesadaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT). Penelitian ini menjelaskan semakin besar pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanan, pemeriksaan, dan kesadaran maka akan semakin besar kepatuhan wajib pajak yang akan meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara yang dapat memberikan kesejahteraan rakyat. Variabel yang paling dominan adalah variabel kesadaran wajib pajak. Penelitian lain oleh Tatiana Ratung dan Priyo Hadi (2009), tentang dampak program sunset policy terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak. Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang memiliki usaha yang terdaftar di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Salatiga. Teknik sampling yang digunakan untuk menentukan sampel adalah purposive sampling dengan kriteria sampel merupakan wajib pajak yang mempunyai NPWP. Hasil penelitian menunjukkan 6
bahwa kebijakan sunset policy memberikan pengaruh positif terhadap ketiga faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak. Kebijakan sunset policy direspon secara positif oleh wajib pajak, yaitu dengan semakin meningkatnya kemauan membayar pajak. Hal ini berarti harapan terjadinya penerimaan pajak yang signifikan dari adanya kebijakan ini bukanlah sesuatu yang mustahil. Penelitian Widayati dan Nurlis (2010) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Analisis dalam penelitian ini menggunakan persamaan regresi berganda. Berdasarkan uji parsial faktor kesadaran membayar pajak dan persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap kemauan wajib pajak untuk membayar pajak. Sedangkan faktor pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan pajak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemauan membayar pajak. Penelitian M. Khoiru Rusydi dan Fathoni (2008) dengan judul pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan wajib pajak kendaraan bermotor di Kota Batu. Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak PKB di Kota Batu dan sekitarnya yang menjadi pelanggan di kantor samsat Batu. Penelitian ini menggunakan
metode
judgment
sampling,
yang
mempergunakan
pertimbangan-pertimbangan atau kriteria tertentu dalam pemilihan sampelnya. Penelitian ini mendapatkan hasil yang secara simultan atau secara bersama7
sama variabel
kualitas
pelayanan
yang meliputi
variabel
reliability,
responsiveness, assurance, emphaty, dan tangibles berpengaruh signifikan terhadap kepuasan wajib pajak PKB di kantor samsat Batu. Secara parsial variabel
kualitas pelayanan
yang meliputi
reliability, responsiveness,
assurance, emphaty, dan tangibles mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan wajib pajak PKB di kantor samsat Batu dengan arah hubungan positif atau sifat hubungan searah. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Hardiningsih dan Yulianawati (2011), adapun perbedaan penelitian saat ini dengan penelitian sebelumnya, yaitu: 1.
Pada penelitian Hardiningsih dan Yulianawati menggunakan kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, pemahaman peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan dan kualitas pelayanan sebagai variabel independen. Sedangkan pada penelitian ini adanya perubahan variabel pada penelitian Hardiningsih dan Yulianawati yaitu pada variabel pemahaman peraturan perpajakan. Pada penelitian ini tidak menggunakan variabel tersebut.
2.
Sampel yang digunakan adalah wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas terdaftar di KPP Pratama Serpong khususnya di kecamatan Ciputat Timur, sedangkan penelitian sebelumnya adalah wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas terdaftar di KPP Pratama Jepara
8
khususnya di dua kecamatan yaitu kecamatan Tahunan dan kecamatan Jepara. 3.
Selain itu, penelitian ini dilakukan pada tahun 2013 sedangkan penelitian sebelumnya dilakukan pada tahun 2011. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian
lebih lanjut dengan memberikan judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG
PRIBADI
YANG
MELAKUKAN
PEKERJAAN
BEBAS”.
B.
Perumusan Masalah Masalah yang diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.
Apakah terdapat pengaruh positif secara parsial antara kesadaran membayar pajak terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas?
2.
Apakah terdapat pengaruh positif secara parsial antara pengetahuan peraturan perpajakan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas?
3.
Apakah terdapat pengaruh positif secara parsial anatara persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas?
9
4.
Apakah terdapat pengaruh positif secara parsial antara kualitas pelayanan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas?
5.
Apakah terdapat pengaruh positif secara simultan antara kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas?
6.
Variabel independen manakah yang paling dominan mempengaruhi kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas?
C.
Tujuan Penelitian Dari perumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: a.
Untuk menganalisis pengaruh positif secara parsial antara kesadaran membayar pajak terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.
b.
Untuk menganalisis pengaruh positif secara parsial antara pengetahuan peraturan perpajakan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.
10
c.
Untuk menganalisis pengaruh positif secara parsial antara persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.
d.
Untuk menganalisis pengaruh positif secara parsial antara kualitas pelayanan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.
e.
Untuk menganalisis pengaruh positif secara simultan antara kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.
f.
Untuk menganalisis variabel independen manakah yang lebih dominan mempengaruhi kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.
D.
Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Bagi Akademis Hasil penelitian ini di harapkan akan menambah bahan referensi atau acuan bagi studi tentang faktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak atau penelitian dengan objek yang sejenis. 11
b.
Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong Untuk memberikan evaluasi dan masukan yang dapat berguna mengenai bagaimana tingkat pelayanan terhadap wajib pajak yang telah dilakukan.
c.
Bagi masyarakat atau pembaca Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemauan, kesadaran, kualitas pelayanan dan persepsi yang baik terhadap perpajakan di Indonesia.
d.
Bagi Penulis Dengan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih banyak dan lebih luas mengenai hal-hal yang mempengaruhi kemauan untuk membayar pajak. Selain itu, dapat membandingkan antara yang di pelajari di perkuliahan dengan yang di temukan dalam praktek.
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Kajian Teori 1.
Definisi Pajak Menurut Undang-undang No. 28 Tahun 2007 ( Himpunan UndangUndang Perpajakan, 2010 ) adalah sebagai berikut: “Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh wajib pajak pribadi atau badan yang sifatnya memaksa berdasarkan undangundang dan tidak mendapatkan imbalan secara langsung digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Tentang perpajakan ada beberapa pendapat dari para ahli yang dikutip dari Sukrisno dan Estralita (2009), antara lain: Pajak menurut Andriani adalah sebagai berikut: “Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, langsung dapat ditunjuk, dan berguna untuk membiayai berbagai pengeluaran umum terkait dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”. Menurut Smeets adalah sebagai berikut: “Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui normanorma umum, dapat dipaksakan, tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan secara individual maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah”.
13
Menurut Anderson Herschel M., & Brock Horace R adalah sebagai berikut: “Pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah bukan akibat pelanggaran hukum namun wajib dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan”. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pajak adalah iuran rakyat kepada negara yang dapat dipaksakan tanpa adanya kontraprestasi langsung yang diatur dalam undang-undang yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum negara demi kemakmuran rakyat. a.
Fungsi Pajak Berdasarkan definisi pajak yang telah dijabarkan sebelumnya, secara implisit terlihat ada dua fungsi pajak berdasarkan Resmi (2009), yaitu: 1)
Fungsi Penerimaan (Budgetary) Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. Upaya tersebut ditempuh dengan cara ekstensifikasi maupun intensifikasi
pemungutan
pajak
melalui
penyempurnaan
peraturan berbagai jenis pajak seperti pajak penghasilan (PPh), Pajak pertambahan nilai (PPN) dan Pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), Pajak bumi dan bangunan (PBB).
14
2)
Fungsi Mengatur (Regulator) Pajak
sebagai
alat
untuk
mengatur
atau
melaksanakan
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan. 3)
Fungsi Stabilitas Fungsi ini berhubungan dengan kebijakan untuk menjaga stabilitas harga (melalui dana yang diperoleh dari pajak) sehingga laju inflasi dapat dikendalikan.
4)
Fungsi Retribusi Dalam fungsi retribusi, lebih ditekankan unsur pemerataan dan keadilan dalam masyarakat. Fungsi ini terlihat dari adanya lapisan tarif dalam pengenaan pajak. Contohnya dalam pajak penghasilan, semakin besar jumlah penghasilan maka akan semakin besar pula jumlah pajak yang terutang.
5)
Fungsi Demokrasi Pajak dalam fungsi demokrasi merupakan wujud sistem gotong royong. Fungsi ini dikaitkan dengan tingkat pelayanan pemerintah kepada masyarakat pembayar pajak.
15
b.
Jenis Pajak Menurut Resmi (2009) terdapat berbagai jenis pajak yang dapat dikelompokkan
menjadi
tiga,
yaitu
pengelompokkan
menurut
golongan, menurut sifat, dan menurut lembaga pemungutnya. 1)
Menurut golongannya pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu: (a) Pajak langsung Pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain atau pihak lain. Contoh: Pajak Penghasilan (PPh). PPh dibayar atau ditanggung oleh pihak-pihak tertentu yang memperoleh penghasilan tersebut. (b) Pajak Tidak Langsung Pajak
yang
pada
akhirnya
dapat
dibebankan
atau
dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN). PPN terjadi karena terdapat pertambahan nilai terhadap barang atau jasa. 2)
Menurut sifatnya pajak dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: (a) Pajak Subjektif Pajak yang pengenaanya memerhatikan keadaan pribadi wajib pajak atau pengenaan yang memerhatikan keadaan subjeknya. 16
Contoh: Pajak Penghasilan (PPh). Dalam PPh terdapat subjek pajak (wajib pajak) orang pribadi. (b) Subjek Pajak Objektif Pajak yang pengenaannya memerhatikan objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan atau peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memerhatikan keadaan pribadi subjek pajak (wajib pajak) maupun tempat tinggal. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), serta Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). 3)
Menurut lembaga pemungutnya pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu: (a) Pajak Negara (Pajak Pusat) Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada umumnya. Contoh: PPh, PPN dan PPnBM, PBB, serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). (b) Pajak Daerah Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah baik Daerah Tingkat I maupun Daerah Tingkat II dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing. 17
Contoh: Pajak Daerah Tingkat I (provinsi) antara lain; Pajak Kendaraan
Bermotor,
Bea
Balik
Nama
Kendaraan
Bermotor. c.
Asas Pemungutan Perpajakan Dalam memungut pajak dikenal beberapa asas pemungutan perpajakan yaitu (Mardiasmo, 2009): 1)
Asas domisili (asas tempat tinggal) Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri. Asas ini berlaku untuk wajib pajak dalam negeri.
2)
Asas sumber Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak.
3)
Asas kebangsaan Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara. Berdasarkan asas pemungutan pajak tersebut dapat disimpulkan bahwa
negara
berhak
mengenakan
pajak
atas
seluruh
penghasilan wajib pajak yang bertempat tinggal diwilayahnya dan negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang
18
bersumber diwilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak. d.
Sistem Pemungutan Pajak Dalam memungut pajak dikenal beberapa sistem pemungutan yaitu (Resmi, 2009): 1)
Official Assessment System Adalah
suatu
sistem
pemungutan
pajak
yang memberi
kewenangan aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif serta kegiatan menghitung dan memungut pajak sepenuhnya berada ditangan para aparatur perpajakan. Dengan
demikian,
berhasil
atau
tidaknya
pelaksanaan
pemungutan pajak banyak tergantung pada aparatur perpajakan (peranan dominan ada pada aparatur perpajakan). 2)
Self Assessment System Adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang wajib pajak dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundangundangan perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif serta kegiatan menghitung dan memungut pajak sepenuhnya
19
berada ditangan wajib pajak. wajib pajak diberi kepercayaan untuk: (a) Menghitung sendiri pajak yang terutang, (b) Memperhitungkan sendiri pajak yang terutang, (c) Membayar sendiri pajak yang terutang, (d) Melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang, dan (e) Mempertanggungjawabkan pajak yang terutang. 3)
With Holding System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
2.
Kemauan Membayar Pajak Menurut Devano dan Rahayu (2006), kemauan membayar pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, pelayanan pada wajib pajak, penegakan hukum perpajakan, tarif pajak, dan sistem administrasi perpajakan. Konsep kemuan membayar pajak (willingness to pay tax) dikembangkan melalui dua subkonsep yaitu, konsep kemauan membayar pajak dan konsep pajak. Pertama, konsep kemauan membayar pajak. 20
Kemauan membayar pajak merupakan suatu nilai dimana seseorang rela untuk membayar, mengorbankan atau menukarkan sesuatu untuk memperoleh barang atau jasa (Widaningrum dalam Musyaroqoh, 2010). Kedua, konsep pajak. Menurut Mr. Dr. NJ. Taylor (Waluyo, 2007) pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh negara dan terutang kepada pengusaha (menurut norma-norma yang ditetapkan secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum. Berdasarkan definisi dari kedua subkonsep diatas, maka dapat dikembangkan suatu definisi untuk kemauan membayar pajak. Kemauan membayar pajak dapat diartikan sebagai
suatu nilai
yang rela
dikontribusikan oleh seseorang (yang ditetapkan dengan peraturan) yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum negara dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) secara langsung (Tatiana dan Hari, 2009). Kemauan wajib pajak membayar pajak merupakan perilaku wajib pajak terhadap pajak tersebut. Pandangan atau perasaan disertai oleh kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan ketentuan pajak tersebut. Perilaku tersebut tidak hanya berkaitan dengan respon atau reaksi terhadap stimulus (rangsangan) secara fisiologis, tapi juga melibatkan pengetahuan, keyakinan, dan penalaran. Kemauan membayar pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kondisi sistem administrasi perpajakan suatu negara, 21
pelayanan pada wajib pajak, penegakan hukum perpajakan, dan tarif pajak (Hardiningsih dan Yulianawati, 2011). Untuk mencapai target pajak, perlu ditumbuhkan terus-menerus kemauan wajib pajak untuk memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mengingat kemauan wajib pajak untuk membayar pajak merupakan faktor penting bagi peningkatan penerimaan pajak, maka secara intensif perlu dikaji tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan wajib pajak, dalam hal ini wajib pajak dengan pekerjaan bebas. Adapun penjelasan untuk masing-masing faktor adalah sebagai berikut: 2.1 Kesadaran Membayar Pajak Kesadaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), kesadaran adalah keinsafan, keadaan mengerti akan hal dirasakan atau dialami oleh seseorang. Kesadaran identik dengan kemauan yaitu suatu dorongan dari alam sadar berdasarkan pertimbangan pikiran dan perasaan serta seluruh pribadi yang menimbulkan kegiatan yang terarah tercapainya tujuan tertentu yang berhubungan dengan pribadinya.
Sehingga
kesadaran
perpajakan
adalah
kesadaran
mengetahui atau mengerti perihal pajak (Atiqah dan Fitria, 2010). Kesadaran dan kepedulian sukarela wajib pajak sangat sulit untuk diwujudkan seandainya dalam definisi „pajak‟ tidak ada frase “yang dapat dipaksakan” dan “yang bersifat memaksa”. Bertitik tolak dari frase ini menunjukkan membayar pajak bukan semata-mata 22
perbuatan sukarela atau karena suatu kesadaran. Frase ini memberikan pemahaman dan pengertian bahwa masyarakat dituntut untuk melaksanakan kewajiban kenegaraan dengan membayar pajak secara sukarela dan penuh kesadaran sebagai aktualisasi semangat gotongroyong atau solidaritas nasional untuk membangun perekonomian nasional. Sampai sekarang kesadaran masyarakat membayar pajak masih belum mencapai tingkat sebagaimana yang diharapkan. Umumnya masyarakat masih sinis dan kurang percaya terhadap keberadaan pajak karena masih merasa sama dengan upeti, memberatkan, pembayarannya sering mengalami kesulitan, ketidak mengertian masyarakat apa dan bagaimana pajak. Namun masih ada upaya yang dapat dilakukan sehingga masyarakat sadar sepenuhnya untuk membayar pajak dan ini bukan sesuatu yang mustahil terjadi. Ketika masyarakat memiliki kesadaran maka membayar pajak akan dilakukan secara sukarela bukan keterpaksaan (Susanto, 2012). Menurut
Irianto
(2005), menguraikan beberapa bentuk
kesadaran membayar pajak yang mendorong wajib pajak untuk membayar pajak. Terdapat tiga bentuk kesadaran utama terkait pembayaran pajak. Pertama, kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan negara. Dengan menyadari hal ini, wajib pajak mau membayar pajak karena merasa tidak dirugikan dari pemungutan pajak yang dilakukan. Pajak disadari 23
digunakan
untuk
pembangunan
negara
guna
meningkatkan
kesejahteraan warga negara. Kedua, kesadaran bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak sangat merugikan negara. Wajib pajak mau membayar pajak karena memahami bahwa penundaan pembayaran
pajak dan
pengurangan
beban
pajak
berdampak pada kurangnya sumber daya finansial yang dapat mengakibatkan terhambatnya pembangunan negara. Ketiga, kesadaran bahwa pajak ditetapkan dengan undang-undang dan dapat dipaksakan. Wajib pajak akan membayar karena pembayaran pajak disadari memiliki landasan hukum yang kuat dan merupakan kewajiban mutlak setiap warga negara. Kesadaran membayar pajak ini tidak hanya memunculkan sikap patuh, taat dan disiplin semata tetapi diikuti sikap kritis juga. Semakin maju masyarakat dan pemerintahannya, maka semakin tinggi kesadaran membayar pajaknya namun tidak hanya berhenti sampai disitu justru mereka semakin kritis dalam menyikapi masalah perpajakan,
terutama
terhadap
materi
kebijakan
di
bidang
perpajakannya, misalnya penerapan tarifnya, mekanisme pengenaan pajaknya, regulasinya, benturan praktek di lapangan dan perluasan subjek dan objeknya. Masyarakat di negara maju memang telah merasakan manfaat pajak yang mereka bayar. Bidang kesehatan, pendidikan, sosial maupun sarana dan prasarana transportasi yang 24
cukup maju maupun biaya operasional aparat negara berasal dari pajak mereka. Pelayanan medis gratis, sekolah murah, jaminan sosial maupun alat-alat transportasi modern menjadi bukti pemerintah mengelola dana pajak dengan baik. Dengan digalakannya kesadaran akan pajak ini diharapkan Indonesia akan menuju kesejahteraan yang selama ini diharapkan (Susanto, 2012). Karakteristik wajib pajak yang dicerminkan oleh kondisi budaya, sosial, dan ekonomi akan dominan membentuk perilaku wajib pajak yang tergambar dalam tingkat kesadaran mereka dalam membayar pajak. Penyuluhan pajak yang dilakukan secara intensif dan kontinyu akan dapat meningkatkan pemahaman wajib pajak tentang kewajiban membayar pajak sebagai wujud kegotong royongan nasional dalam menghimpun dana untuk kepentingan pembiayaan pemerintahan dan pembangunan nasional (Suryadi 2006, dalam Hardiningsih dan Yulianawati, 2011). 2.2 Pengetahuan Peraturan Perpajakan Pengetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu yang dapat berwujud barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal, atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat 25
dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
umum
(Mardiasmo,
2009).
Jadi
kesimpulannya
pengetahuan perpajakan adalah kemampuan seorang wajib pajak dalam mengetahui peraturan perpajakan baik itu soal tarif pajak berdasarkan undang-undang yang akan mereka bayar maupun manfaat pajak yang akan berguna bagi kehidupan mereka. Menurut Ruppert (1998) dalam Kertajaya (2007) menerangkan ada tiga cara seseorang untuk mendapatkan informasi sebagai sumber pengetahuan antara lain: a.
Pengetahuan diperoleh melalui belajar. Seseorang memperoleh pengetahuan melalui sebuah proses belajar dengan didampingi seorang atau beberapa orang pengajar.
b.
Pengetahuan diperoleh melalui alat dan teknologi. Seseorang memperoleh pengetahuan melalui media-media sumber informasi seperti media cetak dan elektronik.
c.
Pengetahuan diperoleh melalui pengalaman dan perasaan. Seseorang yang mengalami proses perjalanan dalam hidupnya memiliki informasi lebih luas dibandingkan dengan orang lainnya. Hal ini terjadi karena proses perjalanan yang dijalani berbedabeda.
26
Menurut Carolina dan Simanjuntak (2010), pengetahuan pajak adalah informasi pajak yang dapat digunakan wajib pajak sebagai dasar untuk bertindak, mengambil keputusan, dan untuk menempuh arah atau strategi tertentu sehubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajibannya dibidang perpajakan. Sedangkan menurut (Palil 2005, dalam Carolina dan Meythi, 2010) pengetahuan pajak merupakan persyaratan dasar dalam penerapan self assessment system. Sebagaimana dijelaskan diatas, bahwa pengetahuan perpajakan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang diketahui oleh wajib pajak mengenai perpajakan, yang dapat dijadikan sebagai suatu informasi dalam bertindak dan mengambil keputusan sehubungan dengan hak dan kewajibannya dibidang perpajakan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa seorang wajib pajak atau masyarakat memiliki pengetahuan pajak diperoleh dari media cetak dan media elektronik, mengetahui dan memahami pentingnya membayar pajak, mengetahui sistem perpajakan di Indonesia, memahami dan memiliki kemampuan menghitung besaran nilai pajak, serta mengetahui undanng-undang perpajakan. 2.3 Persepsi yang Baik atas Efektivitas Sistem Perpajakan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), persepsi adalah
proses
seseorang
mengetahui
beberapa
hal
melalui
pancainderanya. Menurut Leavit dalam Pangestuti (2012) persepsi 27
dalam arti sempit adalah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas, persepsi adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Persepsi merupakan fungsi psikis yang dimulai dari proses sensasi,
tetapi
deteruskan
dengan
proses
mengelompokkan,
menggolong-golongkan, mengartikan, dan mengkaitkan beberapa rangsangan sekaligus. Istilah persepsi biasanya digunakan untuk mengungkapkan tentang pengalaman terhadap sesuatu benda ataupun sesuatu kejadian yang dialami. Persepsi juga dapat didefinisikan sebagai proses yang menggabungkan dan mengorganisasikan data-data indera kita (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari disekeliling kita, termasuk sadar akan diri kita sendiri (Shaleh, 2004). Persepsi
dapat
dinyatakan
sebagai
suatu
proses
pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisasi atau individu sehingga merupakan suatu yang berarti dan merupakan aktivitas integrated dalam diri individu. Sedangkan efektifitas memiliki pengertian suatu pengukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah tercapai (Widayati dan Nurlis, 2010).
28
Secara umum persepsi dapat diartikan sebagai proses pemberian arti terhadap rangsangan yang datang dari luar. Menurut Gibson,et,al1997 dalam Dewi, 2011, persepsi berperan dalam penerimaan rangsangan, mengaturnya dan menerjemahkan atau menginterprestasikan rangsangan yang sudah teratur itu untuk mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap, sedangkan yang dimaksud dengan sikap adalah perasaan positif dan negatif atau keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari, dan diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh khusus kepada respon seseorang terhadap orang, objek dan keadaan. Dengan kata lain perilaku seseorang akan dipengaruhi akan persepsi orang tersebut. Oleh karena persepsi selalu diawali dengan pemahaman terhadap objek persepsi, maka konteks persepsi dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai aktualisasi sikap yang dicerminkan dalam pemahaman dan penafsiran dari wajib pajak orang pribadi atas pengenaan pajak penghasilan. Maksudnya adalah, apakah pajak penghasilan yang dikenakan kepada wajib pajak orang pribadi dirasa sudah sesuai dengan kemampuannya (ability to pay) atau belum. Melalui sistem perpajakan baru yang berbasis internet, wajib pajak dapat mendaftar dan mengakses data perpajakannya tanpa batas waktu dan tempat. Dalam penelitian Widayati dan Nurlis (2010) persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan tidak berpengaruh 29
signifikan terhadap kemauan membayar pajak karena wajib pajak masih belum banyak yang menggunakan media online sebagai sarana pembayaran pajak. Namun, apabila wajib pajak sudah memaksimalkan sistem perpajakan yang baru, wajib pajak akan lebih dimudahkan dalam pembayaran pajaknya. Wajib pajak hanya perlu membuka situs Ditjen Pajak dan mengisi kolom ijin yang sudah disediakan. Data SPT wajib pajak juga lebih aman karena tersimpan dalam bentuk elektronik dan ter-enkripsi (memiliki kode kunci). Selain itu, terdapat sistem pelaporan e-SPT dan e-filling yang memudahkan wajib pajak dan lebih cepat dalam melaporkan pajak. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, mengakses internet sudahlah sangat mudah. Wajib pajak sudah dapat membeli modem dan paket internet dari berbagai provider dengan harga yang terjangkau yang ditawarkan. Bahkan beberapa fasilitas umum sudah menyediakan jaringan wifi secara gratis, sehingga mempermudah wajib pajak dalam membayar pajak sehingga akan menimbulkan persepsi yang baik dan kemauan untuk membayar pajak pun semakin meningkat (Handayani, 2012). 2.4 Kualitas Pelayanan Kualitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), adalah tingkat baik buruknya sesuatu, kadar, derajat, ataupun taraf. Pelayanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), adalah 30
perihal atau cara melayani, kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beri barang atau jasa. (Menurut Boediono, 2003) “Pelayanan adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal agar tercipta kepuasan dan keberhasilan.” (Menurut Supadmi, 2009), “Pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dan tetap dalam batas memenuhi standar pelayanan yang dapat dipertanggung jawabkan serta harus dilakukan secara terus menerus.” (Menurut Jatmiko, 2006), “Pelayanan adalah cara melayani (membantu, mengurus, atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan seseorang). Sementara fiskus itu adalah petugas pajak. Sehingga pelayanan fiskus dapat diartikan sebagai cara petugas pajak dalam membantu, mengurus, atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan seseorang (dalam hal ini adalah wajib pajak).” Pelayanan adalah cara melayani (membantu menurus atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan seseorang). Kualitas layanan adalah pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dan tetap dalam batas memenuhi standar pelayanan yang dapat dipertanggung jawabkan serta harus dilakukan secara terusmenerus (Dewi, 2011). Secara sederhana definisi kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pihak yang menginginkannya. Sedangkan pelayanan mengandung pengertian
31
pemberian fasilitas berupa informasi, motivasi dan sarana dengan tujuan agar pihak yang dilayani merasa aman, nyaman, puas, dan dihargai (Atiqah dan Fitria, 2010). Kualitas layanan merupakan faktor yang menjadi pertimbangan terpenting dalam memberikan pelayanan pada masyarakat. Karena kualitas pelayanan yang kurang memuaskan akan membuat pembayar pajak merasa terganggu dan merasa dirugikan dalam hal waktu dan pelayanan (Sukarno dan Nirawati, 2007). Menurut Kotler (dalam Rusydi dan Fathoni, 2008), ada 5 (lima) dimensi kualitas pelayanan, yaitu: a.
Bukti Fisik/Berwujud (Tangibles) Kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada
pihak
eksternal
yang
meliputi
fasilitas
fisik,
perlengkapan, dan peralatan yang digunakan (teknologi), serta penampilan pegawainya. b.
Keandalan (Reliability) Kemampuan perusahaan unutk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.
c.
Ketanggapan (Responsiveness) Suatu kemauan unutk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas. 32
d.
Jaminan (Assurance) Pengetahuan, sopan santun dan kemampuan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh para staf, bebas dari bahaya, risiko atau keraguan.
e.
Empati (Empathy) Meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan para pelanggan. Menurut Gunadi (2006), Pimpinan penyelenggara pelayanan
publik wajib secara berkala mengadakan evaluasi terhadap kinerja penyelenggara pelayanan dilingkungan instansinya masing-masing, dalam upaya mengetahui keberhasilan pelaksanaan pelayanan yang prima kepada masyarakat, perlu dilakukan pengukuran sampai sejauh mana pihak yang kita layani merasa puas atas layanan yang kita lakukan.
3.
Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas Menurut UU No. 28 Tahun 2007 tentang perubahan ketentuan dan tata cara umum perpajakan, salah satu yang dikenai kewajiban untuk menyetorkan pajak adalahwajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Kewajiban pajak ini dikenai atas orang pribadi yang memiliki pekerjaan bebas. Pekerjaan bebas adalah pekerjaan yang 33
dilakukan oleh orang pribadi yang mempunyai keahlian khusus untuk memperoleh penghasilan yang tidak terikat oleh suatu hubungan kerja. Pekerjaan bebas dapat dibagi atas dua kelompok yaitu, pekerjaan bebas yang dilakukan oleh tenaga ahli (liberal profesional service) dan pekerjaan bebas lainnya (other personal service). Pekerjaan bebas yang dilakukan oleh tenaga ahli adalah pekerjaan yang dilakukan oleh pengacara, PPAT, akuntan, dokter, notaris, arsitek, dan konsultan. Sedangkan pekerjaan bebas yang dilakukan diluar tenaga ahli seperti artis, seniman, atlet, penulis, peneliti, penceramah, dan profesional lainnya yang bekerja secara independen, bukan sebagai karyawan (Gatot, 2009). Tata cara penghitungan PPh Orang Pribadi untuk wajib pajak yang melakukan pekerjaan bebas masih diperbolehkan menggunakan norma penghitungan penghasilan netto selama peredaran usahanya selama satu tahun tidak melebihi Rp 4.800.000.000,00 (empat milyar delapan ratus juta rupiah).
Jika
memilih
cara
ini,
maka
orang
tersebut
wajib
menyelenggarakan pencatatan atas peredaran usaha dan penghasilannya (UU No. 28 Tahun 2007). Penghitungan PPh yang terutang (dalam hal ini PPh 21) adalah jumlah kumulatif Penghasilan Kena Pajak (PKP) dalam satu tahun takwim dikalikan tarif pasal 17. PKP diperoleh dari total penghasilan bruto dikali 50%. Adapun tarif pasal 17 adalah: a.
≥ 50 juta : 5%
b.
≤ 50 juta-250 juta : 15% 34
c.
≤ 250 juta-500 juta : 25%
d.
≤ 500 juta : 30% Wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas di
Indonesia harus mengadakan pembukuan yang dapat menyajikan keterangan-keterangan yang cukup untuk menghitung Penghasilan Kena Pajak atau harga perolehan atau penyerahan barang-barang atau jasa, guna penghitungan jumlah pajak yang terhutang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Bagi wajib pajak yang karena kemampuannya belum memadai, dimungkinkan untuk dibebaskan dari kewajiban mengadakan pembukuan, dalam arti bahwa sepanjang kemampuan untuk mengadakan pembukuan belum dimiliki, wajib pajak dibenarkan untuk hanya membuat catatan-catatan sederhana yang memuat data-data pokok yang dapat dipakai untuk melakukan penghitungan pajak yang terhutang bagi wajib pajak yang bersangkutan (Arum, 2012). Menurut data Ditjen Pajak, wajib pajak pribadi umumnya tidak membuat pembukuan atas harta yang dimilikinya. Wajib pajak pribadi juga kerap tidak melakukan pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran atas harta tersebut. Berdasarkan catatan aparat pajak, para wajib pajak pribadi umumnya juga melakukan transaksi secara tunai. Oleh karena itu, banyak transaksi maupun investasi yang sebenarnya terjadi tapi tidak tercatat (Arum, 2012).
35
B.
Penelitian Terdahulu Peneliti merujuk pada beberapa penelitian terdahulu dalam melakukan penelitian, yaitu: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian Terdahulu
Judul Penelitian
Tatiana dan Hari (2009)
Dampak program sunset policy terhadap faktor-faktor yang mempengaru hi kemauan membayar pajak (Studi pada wajib pajak orang pribadi pelaku usaha di wilayah KPP Pratama)
Metode Penelitian Persamaan
Perbedaan
Variabel: Kesadaran membayar pajak, Persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan , Kemauan membayar pajak, Metode: Regresi Berganda
Variabel: Sunset policy, Pemahaman peraturan perpajakan, kualitas pelayanan Sampel Tatiana dan Hadi: WPOP terdaftar di KPP Pratama Salatiga Sedangkan sampel peneliti: Wajib pajak yang melakukan pekerjaan bebas yang terdaftar di KPP Pratama Serpong
Hasil Penelitian Kebijakan sunset policy memberikan pengaruh positif terhadap ketiga faktorfaktor yang mempengaru hi kemauan membayar pajak
Bersambung kehalaman berikutnya
36
Tabel 2.1 ( Lanjutan ) Penelitian Terdahulu
Judul Penelitian
Atiqah dan Fitria (2010)
Pengearuh pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanan, pemeriksaan dan kesadaran terhadap kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan surat pemberitahuan (SPT)
Metode Penelitian Persamaan
Perbedaan
Variabel: Kesadaran membayar pajak, kualitas pelayanan Metode: Regresi Berganda
Variabel: Pengetahuan perpajakan, pemeriksaan, kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan SPT Sampel Atiqah dan Fitria: WP terdaftar di 4 KPP dari keseluruhan KPP yang yang berada di Jakarta Selatan Sedangkan sampel peneliti: WPOP yang melakukan pekerjaan bebas yang terdaftar di KPP Pratama Serpong
Hasil Penelitian Pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan dan kesadaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan SPT
Bersambung kehalaman berikutnya
37
Tabel 2.1 ( Lanjutan ) Penelitian Terdahulu
Judul Penelitian
Widayati dan Nurlis (2010)
Faktor-faktor yang Mempengaru hi Kemauan untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas
Metode Penelitian Persamaan Variabel: Kesadaran membayar pajak, Pengetahuan peraturan perpajakan, Persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, Kemauan membayar pajak Metode: Regresi Berganda
Perbedaan Variabel: Kualitas pelayanan, Pemahaman peraturan Perpajakan Sampel Widayati dan Nurlis: WPOP yang melakukan pekerjaan bebas terdaftar di KPP Jakarta Gambir Tiga Sedangkan sampel peneliti: Wajib pajak yang melakukan pekerjaan bebas yang terdaftar di KPP Pratama Serpong
Hasil Penelitian Pengetahuan dan Pemahaman tentang Peraturan Pajak berpengaruh terhadap Kemauan Membayar Pajak, Kecuali Kesadaran Membayar Pajak dan Persepsi yang Baik atas Efektifitas sistem Perpajakan
Bersambung kehalaman berikutnya
38
Tabel 2.1 ( Lanjutan ) Penelitian Terdahulu
Judul Penelitian
Hardiningsih dan Yulianawati (2011)
Faktor-faktor yang Mempengaru hi Kemauan Membayar Pajak
Metode Penelitian Persamaan Variabel: Kesadaran membayar pajak, Pengetahuan peraturan perpajakan, Persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, Kualitas pelayanan, kemauan membayar pajak Metode: Regresi linier Berganda
Perbedaan Variabel: Pemahaman peraturan perpajakan Sampel Hardiningsih dan yulianawati: WP yang berada di Kecamatan Tahunan dan Kecamatan Jepara Sedangkan sampel peneliti: WPOP yang melakukan pekerjaan bebas yang terdaftar di KPP Pratama Serpong
Hasil Penelitian Kesadaran membayar pajak dan kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak. Variabel pengetahuan, pemahaman, dan persepsi efektifitas sistem perpajakan tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak.
Bersambung kehalaman berikutnya
39
Tabel 2.1 ( Lanjutan ) Penelitian Terdahulu
Judul Penelitian
Handayani (2012)
Faktor-faktor yang Mempengaru hi Kemauan untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas
Metode Penelitian Persamaan Variabel: Kesadaran membayar pajak, Pengetahuan peraturan perpajakan, Persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan ,Kemauan membayar pajak. Metode: Regresi Berganda
Perbedaan Variabel: Pemahaman peraturan perpajakan, hubungan antara tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum, kualitas pelayanan Sampel Handayani: WPOP yang melakukan pekerjaan bebas terdaftar di KPP Pratama Purwokerto Sedangkan sampel peneliti: Wajib pajak yang melakukan pekerjaan bebas yang terdaftar di KPP Pratama Serpong
Hasil Penelitian Pengetahuan dan Pemahaman Perpajakan,ke sadaran membayar pajak dan tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum berpengaruh terhadap Kemauan Membayar Pajak. Persepsi yang Baik atas Efektifitas sistem Perpajakan tidak berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
40
C.
Kerangka Pemikiran 1.
Keterkaitan Antar Variabel a.
Kesadaran Membayar Pajak dengan Kemauan Membayar Pajak Menurut hasil penelitian Tatiana dan Hari (2009) kesadaran membayar pajak berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak. Hasil penelitian Hardiningsih dan Yuliananwati (2011), kesadaran membayar pajak berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak. Kesadaran perpajakan timbul dari dalam diri wajib pajak
sendiri,
tanpa
dilakukannya
pemeriksaan.
Hal
paling
menentukan dalam keberhasilan pemungutan pajak adalah kemauan wajib pajak untuk melakukan kewajiban perpajakannya. Ketidak mauan wajib pajak melakukan kewajiban tersebut adalah asas perpajakan, yaitu bahwa hasil pemungutan pajak tersebut tidak langsung dinikmati oleh para wajib pajak. Keinginan pemerintah untuk meningkatkan jumlah wajib pajak dengan tujuan akhir untuk meningkatkan jumlah penerimaan negara, bukanlah pekerjaan yang ringan. Kesadaran wajib pajak atas perpajakan amatlah diperlukan untuk meningkatkan kemauan membayar pajak (Hardiningsih dan Yulianawati, 2011).
41
b. Pengetahuan Peraturan Perpajakan dengan Kemauan Membayar Pajak Widayati dan Nurlis (2010) hasil penelitiannya untuk variabel pengetahuan
dan
pemahaman
tentang
peraturan
perpajakan
berpengaruh terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2012), menyatakan bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengetahuan tentang pajak mempengaruhi kemauan untuk membayar pajak oleh wajib pajak. Pembayaran pajak oleh wajib pajak dilakukan apabila sanksi pajak dipandang sebagai kekuatan yang dapat memaksa wajib pajak untuk mematuhi undangundang dan peraturan perpajakan. Masyarakat akan membayar pajak apabila sanksi pajak dipandang dapat dilaksanakan secara adil, logis, konsisten, dan dapat menjangkau para pelanggar. Hal ini menunjukkan bahwa responden dalam penelitian tersebut telah mengetahui dan memahami peraturan perpajakan sehingga memiliki kemauan untuk membayar pajak, dikarenakan adanya sanksi yang diterapkan dalam peraturan perpajakan.
42
c.
Persepsi yang Baik atas Efektivitas Sistem Perpajakan dengan Kemauan Membayar Pajak Berdasarkan hasil penelitian Tatiana dan Hari (2009), menunjukkan bahwa wajib pajak mau membayar pajak apabila jumlah pajak yang harus dibayar tidak memberatkan atau menyulitkan wajib pajak. Hal ini pada akhirnya membentuk persepsi yang baik oleh wajib pajak mengenai perpajakan. Hasil penelitian dari Widayati dan Nurlis (2010), hal-hal yang mengindikasikan efektifitas sistem perpajakan yang saat ini dapat dirasakan oleh wajib pajak antara lain: Pertama, adanya sistem pelaporan melalui e-SPT dan e-Filling. Wajib pajak dapat melaporkan pajak secara lebih mudah dan cepat. Kedua, pembayaran melalui eBanking yang memudahkan wajib pajak dapat melakukan pembayaran dimana saja dan kapan saja. Ketiga, penyampaian SPT melalui drop box yang dapat dilakukan diberbagai tempat, tidak harus di KPP tempat wajib pajak terdaftar. Keempat, adalah bahwa peraturan perpajakan dapat diakses secara lebih cepat melalui internet, tanpa harus menunggu adanya pemberitahuan dari KPP tempat wajib pajak terdaftar. Kelima, adalah pendaftaran NPWP yang dapat dilakukan secara online melalui e-register dari website pajak. Hal ini akan memudahkan wajib pajak untuk memperoleh NPWP secara lebih cepat. 43
d. Kualitas Pelayanan dengan Kemauan Membayar Pajak Pengertian kualitas pelayanan menurut American Society for Quality Control dalam Rusydi dan Fathoni (2008) adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari suatu jasa dalam hal kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten. Pada penelitian Hardiningsih dan Yulianawati (2011), kemauan wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak tergantung pada bagaimana petugas pajak memberikan mutu pelayanan yang terbaik kepada wjaib pajak. Fiskus yang bertanggung jawab
dan
mendayagunakan
SDM
sangat
dibutuhkan
guna
meningkatkan kemauan dalam membayar pajak. Para wajib pajak akan mau dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak tergantung pada bagaimana petugas pajak tersebut memberikan pelayanan yang terbaik kepada wajib pajak. Untuk mewujudkan pelayanan yang baik, petugas harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman dibidang perpajakan serta dalam hal perundang-undangan. Sementara itu, menurut Parasuraman et.al. (1985) dalam Rusydi dan Fathoni (2008) memodifikasi menjadi lima dimensi pokok dalam penilaian mereka terhadap kualitas jasa/pelayanan yaitu: tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy.
44
e.
Kesadaran
Membayar
Perpajakan,
Persepsi
Perpajakan,
dan
Pajak, yang
Kualitas
Baik
Pengetahuan atas
Pelayanan
Peraturan
Efektifitas terhadap
Sistem
Kemauan
Membayar Pajak Penelitian yang dilakukan oleh Hardiningsih dan Yulianawati (2011), Handayani (2012), Widayati dan Nurlis (2010), Tatiana dan Hari (2009), serta Atiqah Fitria (2010) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan terhadap kemauan untuk membayar pajak. Kesadaran wajib pajak diharapkan mampu meningkatkan kemauan wajib pajak untuk membayar pajak, dengan didukung oleh pengetahuan wajib pajak terhadap peraturan perpajakan yang berlaku, wajib pajak diharapkan menyetorkan pajaknya dengan jujur dan tepat waktu. Dengan persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan dari wajib pajak diharapkan dapat meningkatkan hal-hal yang bermanfaat dan yang dibutuhkan oleh wajib pajak dari aparat pajak. Dalam kondisi wajib pajak merasa puas atas kualitas pelayanan terhadap wajib pajak yang diciptakan oleh aparat pajak, maka mereka akan cenderung melaksanakan kewajiban membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 45
Selain kemudahan dan kenyamanan untuk membayar pajak, wajib pajak memerlukan pelayanan yang berkualitas sehingga membuat masyarakat membayar
pajak
merasa tidak dirugikan atas kewajiban
tersebut.
Pelayanan
yang
berkualitas
harus
diupayakan dapat memberikan rasa aman, kelancaran, nyaman, dan kepastian hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga diharapkan pemerintah dapat mengurangi kebocoran-kebocoran pajak yang dilakukan oleh petugas kantor pelayanan pajak atau dari pemerintah. Berdasarkan keterkaitan antar variabel dan uraian di atas, maka gambaran menyeluruh tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas adalah seperti pada gambar sebagai berikut:
46
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Judul: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas Variabel Penelitian 1. Kesadaran membayar pajak(X1) 2. Pengetahuan Peraturan Perpajakan (X2) 3. Persepsi yang Baik atas Efektivitas Sistem Perpajakan(X3) 4. Kualitas pelayanan(X4)
Kemauan untuk Membayar Pajak WP OP yang Melakukan Pekerjaan Bebas (Y)
Convinience Sampling Uji Kualitas Data Uji Asumsi Klasik: 1. Multikolonieritas 2. Uji Heteroskedastisitas Uji Regresi Linier Berganda: 1. Uji Regresi Berganda 2. Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji Hipotesis: 1. Uji F 2. Uji t Analisis dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
47
D.
Hipotesis Ha1 :
Kesadaran membayar pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan membayar pajak.
Ha2 :
Pengetahuan peraturan perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan membayar pajak.
Ha3 :
Persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan membayar pajak.
Ha4 : Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan membayar pajak.
Ha5:
Kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan, berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.
48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian di dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh dari kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan terhadap kemauan membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Penelitian ini mengkaji kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas di kecamatan Ciputat Timur.
B.
Metode Penentuan Sampel 1.
Populasi penelitian Populasi menurut Sugiyono (2009), adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan bendabenda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek yang diteliti itu (Sugiyono, 2010)
49
Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas, dalam hal ini pengusaha meubel dan furniture di wilayah kecamatan Ciputat Timur yang terdaftar di KPP Pratama Serpong.
2.
Sampel penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, menarik beberapa populasi untuk menjadi sampel, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2010). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode convinience sampling, yaitu istilah umum yang mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan responden. Convinience sampling berarti unit sampling yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif (Hamid, 2007). Adapun sampel dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas, dalam hal ini pengusaha meubel dan furniture di wilayah kecamatan Ciputat Timur yang terdaftar di KPP Pratama Serpong.
50
C.
Metode Pengumpulan Data 1.
Data Primer Merupakan data yang diperoleh dari pengumpulan langsung dari lapangan (tidak melalui perantara), berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian, atau kegiatan, dan hasil pengujian. Adapun data primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner. Kuesioner merupakan penelitian dengan cara mengajukan daftar pertanyaan langsung kepada responden, yaitu wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas, dalam hal ini pengusaha meubel dan furniture di kecamatan Ciputat Timur yang terdaftar di KPP Serpong. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data dengan memberikan tanggung jawab kepada responden untuk membaca dan menjawab pertanyaan. Metode kuesioner atau angket yang digunakan peneliti, yakni menggunakan instrument cheklist (daftar cocok), untuk melihat kecenderungan responden. Dimana pada jawaban dari setiap pertanyaan yang peneliti berikan telah tersedia pilihan jawabannya. Sehingga responden hanya memberikan tanda cheklist pada kotak jawaban yang ada. Dalam penelitian ini metode yang digunakan peneliti adalah skala likert yang menggunakan ukuran interval sebagai nilai skalanya.
51
2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo, 2008). Sedangkan menurut Supriyanto (2009) adalah data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, yaitu: diolah dan disajikan oleh pihak lain. Dalam hal ini peneliti mendapatkan data yang sudah ada yang dikumpulkan oleh pihak lain, dan juga dari berbagai sumber baik dari buku-buku, jurnal, media internet, maupun studi pustaka lainnya.
D.
Metode Analisis Data 1.
Uji Statistik Deskriptif Memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum (Ghozali, 2009).
2.
Kualitas Data Dalam menganalisis data penelitian ini peneliti menggunakan metode sebagai berikut:
52
a.
Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2009). Pengujian validitas ini menggunakan pendekatan Pearson Correlation. Jika korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0.05 maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid, dan sebaliknya.
b.
Uji Reliabilitas Instrumen Menurut Ghozali (2009), uji reliabilitas dikatakan untuk suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas ini menghasilkan nilai Cronbach Alpha. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengukur koefisien Cronbach’s Alpha. Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,6. Apabila Cronbach Alpha dari suatu variabel > 0,6 maka butir pertanyaan dalam instrumen penelitian tersebut adalah reliabel/dapat diandalkan. Sebaliknya jika nilai Cronbach Alpha <0,6 maka butir pertanyaan tidak reliabel (Ghozali, 2009). 53
3.
Uji Asumsi Klasik Untuk melakukan uji asumsi klasik pada data primer ini, maka peneliti melakukan uji normalitas, uji multikolonieritas, dan uji heteroskedastisitas. a.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu dan residual memiliki distribusi normal. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Jika melihat hanya mellaui histogram, akan kurang meyakinkan untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonal (Ghozali, 2009). Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2009): 54
1)
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2)
Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b.
Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Dikatakan terjadi multikolonieritas jika antar independen ada kolerasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adannya multikolonieritas. Tidak adanya kolerasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen (Ghozali, 2009).
55
c.
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2009).
4.
Uji Regresi Linier Berganda a.
Regresi Linier Berganda Menurut Usman dan Akbar (2006), analisis regresi berganda digunakan apabila kita ingin meramalkan pengaruh variabel dua buah variabel prediktor (X) atau lebih terhadap suatu variabel kriterium (Y) atau untuk membuktikan bahwa terdapat atau tidak terdapatnya hubungan fungsional antara dua buah variabel bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (Y). Analisis ini untuk memprediksikan nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan dan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif dan negatif (Priyatno, 2010) 56
Dalam penelitian ini rumus regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + Ɛ Keterangan: Y : Kemauan untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas α : Konstanta (harga Y, bila X=0) β : Koefisiensi regresi (menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada hubungan nilai variabel independen) X1 : Kesadaran Membayar Pajak X2 : Pengetahuan Peraturan Perpajakan X3 : Persepsi yang baik atas Efektifitas Sistem Perpajakan X4 : KualitasPelayanan ε b.
: error Uji R2 (Koefisien Determinasi) Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai koefisiensi determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan 57
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2009). Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap tamabahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009). Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi. Secara matematis jika nilai R2 = 1, maka adjusted R2 = R2 = 1 sedangkan jika nilai R2 = 0, maka adjusted R2 = (1-k)/(n-k), jika k > 1, maka adjusted R2 akan bernilai negatif (Ghozali, 2009).
5.
Uji Hipotesis a.
Uji signifikansi parameter individual (uji statistik t) Uji statistik t pada dasarnya mengukur seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi dependen. Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut:
58
1)
Quick look: Bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka Ho yang menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.
2)
Membandingkan nilai statistik t dengan titik krisis menurut tabel. Apabila nilai statistik thasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai ttabel, kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa
suatu
variabel
independen
secara
individual
mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2009). Uji hipotesis dilakukan dengan uji t untuk menguji signifikansi koefisien regresi dengan ketentuan sebagai berikut: Hipotesis : Ho : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikasi antara kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Ha : Terdapat pengaruh positif dan signifikasi antara kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas 59
pelayanan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. b.
Uji statistik F (signifikansi simultan) Uji statistik F digunakan untuk menguji apakah semua variabel independen (bebas) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (terikat). Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau; Ho: b1 = b2 =……..= bk = 0 Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau: Ha : b1 ≠ b2 ≠……..≠ bk ≠ 0 Artinya,
semua
variabel
independen
secara
simultan
merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel independen. (Ghozali, 2009). Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: 1) Quick look: Bila nilai F lebih besar dari pada 5 maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua 60
variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2)
Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai Fhitung lebih besar dari pada nilai Ftabel, maka Ho ditolak dan menerima Ha (Ghozali, 2009).
E.
Operasional Variabel dan Pengukurannya Variabel yang terdapat dalam penelitian ini tediri atas variabel independen dan variabel dependen, yaitu: 1.
Variabel Independen (X) a.
Kesadaran Membayar Pajak (X1) Kesadaran identik dengan kemauan yaitu suatu dorongan dari alam sadar berdasarkan pertimbangan pikiran dan perasaan serta seluruh pribadi yang menimbulkan kegiatan yang terarah tercapainya tujuan tertentu yang berhubungan dengan pribadinya. Sehingga kesadaran perpajakan adalah kesadaran mengetahui atau mengerti perihal pajak (Atiqah dan Fitria, 2010). Dalam penelitian ini kesadaran membayar pajak diukur dengan menggunakan indikator yang diperkenalkan oleh Hardiningsih dan Yulianawati (2011), yaitu: 1) Pajak
merupakan
bentuk
partisipasi
dalam
menunjang
pembangunan negara.
61
2) Penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak sangat merugikan negara. 3) Pajak ditetapkan dengan undang-undang dan dapat dipaksakan. 4) Membayar pajak tidak sesuai dengan yang seharusnya dibayar akan merugikan negara. 5) Pemungutan pajak sesungguhnya juga dirasakan oleh mereka sendiri tapi tidak secara langsung dinikmati oleh para wajib pajak. 6) Membayar pajak akan terbentuk rencana untuk kemajuan kesejahteraan rakyat. b. Pengetahuan Peraturan Perpajakan (X2) Pengetahuan pajak adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seorang wajib pajak atau kelompok wajib pajak dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pengetahuan akan pengetahuan perpajakan masyarakat melalui pendidikan formal maupun non formal akan berdampak positif terhadap kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak. Sebagian besar wajib pajak memperoleh pengetahuan pajak dari petugas pajak, selain itu juga ada yang diperoleh dari radio, televisi, majalah pajak, surat kabar, internet, buku perpajakan, konsultan pajak, seminar pajak, dan adapula yang diperoleh dari penelitian pajak. Namun frekuensi pelaksanaan kegiatan tersebut tidak sering dilakukan. Bahkan, pengetahuan tentang pajak belum secara komprehensif menyentuh 62
dunia pendidikan (Supriyati dan Hidayati, 2008). Dalam penelitian ini pengetahuan wajib pajak diukur dengan indikator yang diperkenalkan oleh Supriyati dan Hidayati (2008) yaitu: 1) Pajak dipungut berdasarkan undang-undang 2) Pajak berguna bagi masyarakat 3) Tidak dapat imbalan langsung 4) Adanya sanksi perpajakan 5) Self Assessment System 6) Kepemilikan NPWP c.
Persepsi yang Baik atas efektifitas Sistem Perpajakan (X3) Persepsi
dapat
dinyatakan
sebagai
suatu
proses
pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisasi atau individu sehingga merupakan suatu yang berarti dan merupakan aktivitas integrated dalam diri individu. Sedangkan efektifitas memiliki pengertian suatu pengukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah tercapai (Widayati dan Nurlis, 2010). Dalam penelitian ini persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan diukur dengan indikator yang diperkenalkan oleh Widayati dan Nurlis (2010), yaiut: 1) Pembayaran pajak melalui e-Banking. 2) Pembayaran SPT melalui e-SPT dan e-Filling. 3) Penyampaian SPT melalui drop box. 63
4) Update peraturan pajak terbaru secara online melalui internet. 5) Pendaftaran NPWP melalui e-Register. d. Kualitas Pelayanan Kualitas memberikan
pelayanan
pelayanan
dapat
yang
diukur
memuaskan,
dengan
kemampuan
dapat
memberikan
pelayanan dengan tanggapan, kemampuan, kesopanan, dan sikap dapat dipercaya yang dimiliki oleh aparat pajak. Di samping itu, juga kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik, memahami kebutuhan wajib pajak, tersedianya fasilitas fisik termasuk sarana komunikasi yang memadai dan pegawai yang cakap dalam tugasnya (Supadmi, 2008). Dalam penelitian ini kualitas pelayanan diukur dengan indikator yang digunakan oleh Rusydi dan Fathoni (2008), yaitu: 1) Bukti fisik / Berwujud (Tangibles) 2) Keandalan (Reliability) 3) Ketanggapan (Responsiveness) 4) Jaminan (Assurance) 5) Empati (Empathy) Alat yang digunakan untuk mengukur variabel kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan pajak, persepsi yang baik atas efektivitas sistem perpajakan, kualitas pelayanan dan ketegasan sanksi perpajakan adalah dengan menyebarkan kuisioner. Agar data hasil 64
kuesioner yang terkumpul dapat diolah dan dianalisis diperlukan suatu skala pengukuran atas jawaban setiap reponden. Dalam hal ini skala 5 tingkat
(likert)
untuk
mengukur
kesadaran
membayar
pajak,
pengetahuan peraturan pajak, persepsi yang baik atas efektivitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan yang terdiri dari sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Kelima penelitian ini diberi bobot sebagai berikut: Tabel 3.1 Pengukuran Terhadap Variabel Independen No
2.
Uraian
Skala
1
Sangat Setuju (SS)
5
2
Setuju (S)
4
3
Ragu-ragu (RR)
3
4
Tidak Setuju (TS)
2
5
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
Variabel Dependen (Y) Kemauan
membayar
pajak
sebagai
suatu
nilai
yang
rela
dikontribusikan oleh seseorang (yang ditetapkan dengan peraturan) yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum negara dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) secara langsung (Tatiana dan Hari, 2009). Dalam penelitian ini diukur dengan indikator yang digunakan oleh Hardiningsih dan Yulianawati (2010), yaitu:
65
a.
Konsultasi sebelum melakukan pembayaran pajak.
b.
Dokumen yang diperlukan dalam membayar pajak.
c.
Informasi mengenai cara dan tempat pembayaran pajak.
d.
Informasi mengenai batas waktu pembayaran pajak.
e.
Membuat alokasi dana untuk membayar pajak. Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian
Variabel
Sub Variabel
Indikator
Kesadaran 1. Indikasi Tingkat 1. Pajak merupakan bentuk membayar Kesadaran partisipasi dalam pajak (Tatiana 2. Fungsi Pajak menunjang dan Hadi, pembangunan negara. 2009)(X1) 2. Penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak sangat merugikan negara. 3. Pajak ditetapkan dengan UU dan dapat dipaksakan. 4. Membayar pajak tidak sesuai dengan yang seharusnya dibayar akan merugikan negara. 5. Pemungutan pajak sesungguhnya juga dirasakan oleh mereka sendiri tapi tidak secara langsung dinikmati oleh para wajib pajak. 6. Membayar pajak akan terbentuk rencana untuk kemajuan kesejahteraan rakyat Bersambung ke halaman berikutnya
Skala Pengukuran
Likert
66
Tabel 3.2 (Lanjutan) Variabel Pengetahuan Peraturan Perpajakan (Handayani, 2012)(X2)
Persepsi yang Baik Atas Efektifitas Sistem Perpajakan (Tatiana dan Hari, 2009) (X3)
Sub Variabel 1. Sumber informasi pengetahuan wajib pajak 2. Pemahaman wajib pajak tentang pentingnya membayar pajak 3. Mengetahui sistem perpajakan di Indonesia 4. Kemampuan wajib pajak menghitung besaran nilai pajak 5. Mengetahui undangundang perpajakan Sistem komputerisasi yang memudahkan wajib pajak
Indikator 1. Media untuk mendapatkan informasi 2. Memahami pentingnya fungsi pajak 3. Self assessment system, withholding, dan official assessment system 4. Ketepatan dalam menghitung nilai pajak 5. Mengetahui ketentuan dan tata cara umum perpajakan
Skala Pengukuran
Likert
1. e-SPT 2. e-Filling 3. Situs Ditjen Pajak 4. e-Registration 5. drop box Likert
Bersambung kehalaman berikutnya
67
Tabel 3.2 (Lanjutan) Variabel
Sub Variabel Kualitaas Proses pelayanan bantuan (Hardinigsi melalui h dan kepekaan Yulianawati dan , 2011) (X4) hubungan inter personal guna tujuan keberhasilan
Indikator
1. Fiskus telah memberikan pelayanan pajak dengan baik 2. Dalam menentukan pajak, ketetapan tarifnya telah adil 3. Anda merasa bahwa penyuluhan yang dilakukan oleh Fiskus dapat membantu pemahaman anda mengenai hak dan kewajiban anda selakuWP 4. Fiskus senantiasa memperhatikan keberatan WP atas pajak yang dikenakan 5. Mengarahkan tanpa mempengaruhi Kemauan 1. Dorongan 1. Konsultasi sebelum melakukan Membayar diri Sendiri pembayaran pajak Pajak 2. Peraturan 2. Mendaftarkan diri sebagai Wajib (Widayati Perpajakan Pajak dan Nurlis, 3. Dokumen yang diperlukan dalam 2010)(Y) membayar pajak 4. Informasi mengenai cara dan tempat pembayaran pajak 5. Informasi mengenai batas waktu pembayarn pajak 6. Membuat alokasi dana untuk membayar pajak
Skala Pengukuran
Likert
Likert
68
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum dan objek Penelitian 1.
Sejarah Singkat KPP Pratama Serpong Berdasarkan Peraturan Menteri keuangan Republik Indonesia Nomor: 55/PMK.01/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang bertujuan untuk menerapkan struktur organisasi baru guna mendukung dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi sistem administrasi perpajakan. Implementasi dari proses ini dilakukan dengan memodernisasi Kantor Wilayah DJP Banten
dan
mendirikan kantor pelayanan pajak modern dengan nama Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong yang dahulu bernama KPP Serpong yang berdiri tahun 1994, berkedudukan di Jalan Raya Serpong Sektor VIII Blok 405 Bumi Serpong Damai Tangerang.Menempati area tanah seluas 2000 m2dan gedung seluas 3.743 m2, terdiri atas dua lantai. Adapun visi dan misi yang dimilikin oleh KPP Pratama Serpong adalah menjadi Intitusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi pekerpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya
69
masyarakat dengan integritas dan profesionalisme tinggi. Menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan undang-undang Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan Negara melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien. 2.
Wilayah Kerja Berdasarkan Lampiran III Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 55/PMK.01/2007 tanggal 31 Mei 2007 memiliki wilayah kerja meliputi 4 (empat) kecamatan, yaitu: Kecamatan Pondok Aren, Kecamatan Pamulang, Kecamatan Serpong, dan Kecamatan Ciputat. Seiring dengan adanya pemekaran wilayah Kabupaten Tangerang berdampak terhadap wilayah kerja KPP Pratama Serpong dari 4 kecamatan menjadi 6 (enam) kecamatan, yaitu: Kecamatan Serpong, Kecamatan Serpong Utara, Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan Pamulang, dan Kecamatan Pondok Aren. Pembagian wilayahnya seperti pada tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Wilayah Kerja KPP Pratama Serpong KECAMATAN SERPONG
KELURAHAN BUARAN CIATER SERPONG CILENGGANG RAWA BUNTU LENGKONG GUDANG LENGKONG WETAN RAWA MEKAR JAYA LENGKONG GUDANG TIMUR
WASKON 1 1 2 1 1 1 1 1 1
Bersambung kehalaman berikutnya 70
Tabel 4.1 (lanjutan) KECAMATAN SERPONG UTARA
KELURAHAN JELUPANG PONDOK JAGUNG PAKULONAN PAKUJAYA PAKUALAM LENGKONG KARYA PONDOK JAGUNG TIMUR
WASKON 2 2 2 3 2 2 3
CIPUTAT
CIPAYUNG CIPUTAT SARUA SARUA INDAH JOMBANG SAWAH BARU SAWAH
4 4 4 4 4 4 4
PAMULANG
KEDAUNG BAMBU APUS PONDOK CABE ILIR PONDOK CABE UDIK PAMULANG TIMUR PAMULANG BARAT BENDA BARU PONDOK BENDA
1 1 1 1 1 1 1 1
CIPUTAT TIMUR
PISANGAN PONDOK RANJI CEMPAKA PUTIH CIREUNDEU REMPOA RENGAS
4 4 4 4 4 4
PONDOK AREN
PERIGI PERIGI BARU PONDOK KACANG BARAT PONDOK KACANG TIMUR PONDOK PUCUNG PONDOK AREN JURANG MANGU BARAT JURANG MANGU TIMUR PONDOK KARYA PONDOK BETUNG PONDOK JAYA
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Sumber: KPP Pratama Serpong
71
3.
Tempat dan Waktu Penelitian Berdasarkan data yang terkumpul dalam penelitian ini melalui kuesioner yang dibagikan kepada sebanyak 130 responden yaitu wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Serpong mulai tanggal 3 februari sampai dengan 17 februari 2013 dan kuesioner yang kembali sebanyak 100 responden, sehingga kuesioner yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 100 responden. Rincian distribusi kuesioner dalam penelitian disajikan dalam tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 Distribusi Kuesioner Penelitian Keterangan Kuesioner Penyebaran kuesioner Kuesioner yang terkumpul Kuesioner yang tidak terkumpul Kuesioner yang dapat diolah Sumber: Data Primer yang diolah, 2013
4.
Jumlah 130 100 30 100
Presentase 100% 76,923% 23,077% 76,923%
Karakteristik Profil Responden Responden dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar pada KPP Pratama Serpong. Berikut deskriptif identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia, dan pendidikan terakhir.
72
a.
Deskripsi responden wajib pajak berdasarkan jenis kelamin. Tabel 4.3 Data responden wajib pajak berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Jumlah Pria 77 Wanita 23 Total 100 Sumber: Data Primer yang diolah, 2013
Persentase 77% 23% 100%
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa sekitar 77 orang atau 77% responden didominasi oleh jenis kelamin pria, dan sisanya sebesar 23 orang atau 23% berjenis kelamin wanita. b.
Deskripsi responden Wajib Pajak berdasarkan usia. Tabel 4.4 Data Responden wajib pajak berdasarkan usia Usia
Jumlah 25-30 16 31-40 21 41-50 49 51-60 11 61-70 3 Total 100 Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Persentase 16% 21% 49% 11% 3% 100%
Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa responden didominasi pada usia antara 41 tahun sampai 50 tahun yaitu sekitar 49 orang atau 49%, usia 25-30 sekitar 16 orang atau 16%, usia 31-40 sekitar 21 orang atau 21%, usia 51-60 sekitar 11 orang atau 11%, dan usia 61-70 sekitar 3 orang atau 3%.
73
c.
Deskripsi responden wajib pajak berdasarkan pendidikan terakhir. Tabel 4.5 Data responden wajib pajak berdasarkan pendidikan terakhir Pendidikan Jumlah SD 10 SLTP 25 SMA 50 D3 8 S1 7 Total 100 Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Persentase 10% 25% 50% 8% 7% 100%
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan terakhir SMA dengan jumlah 50 responden atau sebesar 50%. Responden yang berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) berjumlah 7 orang atau sebesar 7%, serta responden yang berpendidikan Diploma Tiga (D3) berjumlah 8 orang atau sebesar 8%, dan reponden yang berpendidikan terakhir SD dan SLTP masingmasing berjumlah 10 orang atau 10% untuk yang lulusan SD, dan 25 orang atau 25% untuk yang lulusan SLTP.
B.
Analisis dan Pembahasan Analisis data dilakukan dengan cara yakni uji statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan model regresi linear berganda, data yang tersedia bagi variabel dependen yaitu kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas dan variabel independen
74
yang terdiri dari kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan. Analisis dilakukan dengan menguji pengaruh keempat variabel independen terhadap variabel dependen kemauan untuk membayar pajak secara simultan melalui uji F, secara parsial melalui uji t dan untuk mengetahui variabel manakah yang lebih dominan mempengaruhi kemauan untuk membayar pajak.
1.
Hasil Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan fenomena atau karakteristik dari data. Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data, yang menggambarkan karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas terdaftar di KPP Pratama Serpong. Analisis ini menjelaskan karakteristik target populasi terutama mencakup mean, nilai ekstrim yaitu nilai minimum dan nilai maksimum serta standar deviasi.
75
Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics Std. N
Minimum
Maximum
Mean
Deviation
Kesadaran Membayar Pajak
100
13.00
30.00
24.8900
3.05470
Pengetahuan Peraturan
100
17.00
33.00
25.6400
3.56334
100
15.00
25.00
20.8300
2.11801
Kualitas Pelayanan
100
18.00
30.00
24.9200
2.14937
Kemauan untuk Membayar
100
23.00
40.00
32.3500
3.61918
Perpajakan Persepsi yang baik atas Efektifitas Sistem Perpajakan
Pajak WP OP yang melakukan Pekerjaan Bebas Valid N (listwise)
100
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Tabel 4.6 menjelaskan pada variabel kesadaran membayar pajak jawaban minimum responden sebesar 13 dan maksimum sebesar 30 dengan rata-rata (mean) total jawaban 24,89 dan standar deviasi 3,054. Variabel pengetahuan peraturan perpajakan jawaban minimum responden 17 dan maksimum sebesar 33 dengan rata-rata (mean) total jawaban 25,64 dan standar deviasi 3,563. Pada variabel persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan minimum jawaban responden sebesar 15 dan maksimum sebesar 25 dengan rata-rata (mean) total jawaban 20,83 dan standar deviasi 2,118. Untuk variabel kualitas pelayanan minimum jawaban responden 18 dan maksimum sebesar 30 dengan rata-rata (mean) total jawaban 24,92 dan standar deviasi 2,149. Variabel kemauan untuk membayar pajak wajib
76
pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas jawaban minimum responden sebesar 23 dan maksimum sebesar 40 dengan rata-rata (mean) 32,35 dan standar deviasi 3,619. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas data dari penelitian ini cukup baik, karena nilai mean lebih besar dari nilai standar deviasi yang mengindikasikan bahwa standar error dari setiap variabelnya kecil.
2.
Hasil Uji Kualitas Data a.
Uji Validitas instrumen Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut
(Ghozali,
2005).
Pengujian
validitas
ini
menggunakan pendekatan Pearson Correlation. Jika korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi dibawah 0.05 maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid, dan sebaliknya.
77
Tabel 4.7 menunjukkan hasil uji validitas instrumen Kesadaran Membayar Pajak terhadap 100 responden. Tabel 4.7 Uji Validitas Instrumen Kesadaran Membayar Pajak Pernyataan
Pearson Sig. Correlation K1 .737** .000 K2 .666** .000 K3 .787** .000 K4 .817** .000 K5 .729** .000 K6 .761** .000 Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.7 terlihat bahwa semua butir pernyataan untuk variabel yang memiliki subvariabel Kesadaran Membayar Pajak (K) berada pada tingkat signifikansi yaitu dibawah 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam penelitian ini valid. Hal ini berarti bahwa semua item pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini mampu mengungkapakan sesuatu yang diukur pada kuesioner tersebut.
78
Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji validitas instrumen Persepsi yang baik atas Efektifitas sistem Perpajakan terhadap 100 responden. Tabel 4.8 Uji Validitas Instrumen Pengetahuan Peraturan Perpajakan Pernyataan
Pearson Sig. Correlation P1 .654** .000 P2 .596** .000 P3 .522** .000 P4 .351** .000 P5 .633** .000 P6 .578** .000 P7 .665** .000 Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.8 terlihat bahwa semua butir pernyataan untuk variabel yang memiliki subvariabel Pengetahuan Peraturan Perpajakan (P) berada pada tingkat signifikansi yaitu dibawah 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam penelitian ini valid. Hal ini berarti bahwa semua item pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada kuesioner tersebut. Tabel 4.9 terlihat bahwa semua butir pernyataan untuk variabel yang memiliki subvariabel Persepsi yang baik atas Efektifitas Sistem Perpajakan (PE) berada pada tingkat signifikansi yaitu dibawah 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam penelitian ini valid.
79
Tabel 4.9 Uji Validitas Instrumen Persepsi yang baik atas Efektifitas Sistem Perpajakan Pernyataan
Pearson Sig. Correlation PE1 .468** .000 PE2 .557** .000 PE3 .667** .000 PE4 .638** .000 PE5 .635** .000 Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid
Hal ini berarti bahwa semua item pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada kuesioner tersebut. Tabel 4.10 terlihat bahwa semua butir pernyataan untuk variabel yang memiliki subvariabel Kualitas Pelayanan (KP) berada pada tingkat signifikansi yaitu dibawah 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam penelitian ini valid. Tabel 4.10 Uji Validitas Instrumen Kualitas Pelayanan Pernyataan
Pearson Sig. Correlation KP1 .658** .000 KP2 .553** .000 KP3 .591** .000 KP4 .656** .000 KP5 .593** .000 KP6 .741** .000 Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid
80
Hal ini berarti bahwa semua item pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada kuesioner tersebut. Tabel 4.11 terlihat bahwa semua butir pernyataan untuk variabel yang memiliki subvariabel Kemauan untuk Membayar Pajak WP OP yang Melakukan Pekerjaan Bebas (KM) berada pada tingkat signifikansi yaitu dibawah 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam penelitian ini valid Tabel 4.11 Uji Validitas Instrumen Kemauan untuk Membayar Pajak WP OP yang Melakukan Pekerjaan Bebas Pernyataan
Pearson Sig. Correlation KM1 .628** .000 KM2 .593** .000 KM3 .531** .000 KM4 .590** .000 KM5 .540** .000 KM6 .714** .000 KM7 .478** .000 KM8 .616** .000 Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Hal ini berari bahwa semua item pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada kuesioner tersebut.
81
b.
Uji Reliabilitas Instrumen Menurut Ghozali (2005), uji reliabilitas dikatakan untuk suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas ini menghasilkan nilai Cronbach Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.06 (Nunnaly, 1967 dalam Ghozali, 2005). Tabel 4.12 menunjukkan hasil uji reliabilitas instrumen terhadap 100 responden yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Serpong. Tabel 4.12 Uji Reliabilitas Variabel
Cronbach Alpha
N of Item
Keterangan
Kesadaran membayar pajak Pengetahuan Peraturan Perpajakan Persepsi yang baik atas Efektifitas Sistem Perpajakan Kualitas Pelayanan Kemauan untuk Membayar Pajak WP OP yang Melakukan Pekerjaan Bebas
0.788 0.734
6 7
Reliabel Reliabel
0.731
5
Reliabel
0.747 0.740
6 8
Reliabel Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah, 2013 Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha> 0,06. Dan sebaliknya reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan tidak baik jika memiliki nilai
82
Cronbach Alpha< 0,60. Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel diatas yaitu tabel 4.11 menunjukkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,06. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.
3.
Hasil Uji Asumsi Klasik a.
Hasil Uji Normalitas Data-data bertipe skala pada umumnya mengikuti asumsi distribusi normal. Namun, tidak mustahil suatu data tidak mengikuti asumsi normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang diperoleh harus dilakukan uji normalitas terhadap data yang bersangkutan. Dengan demikian, analisis statistika yang pertama harus digunakan dalam rangka analisis data adalah analisis statistik berupa uji normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk menguji variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut gambar grafik uji normalitas data pada grafik pp – plot.
83
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Data
Sumber: Data primer yang diolah, 2013 Berdasarkan grafik normal pp - plot pada gamabr 4.1 menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai dalam penelitian ini karena pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal sehingga memenuhi asumsi normalitas. b.
Hasil Uji Multikolonieritas Pengujian multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk mendeteksi adanya problem multikol, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.
84
Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficientsa Collinearity Statistics Tolerance
Model
VIF
(Constant) T.K T.P T.PE T.KP a. Dependent Variable: T.KM 1
.924 .767 .942 .768
1.082 1.304 1.062 1.302
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa masing-masing variabel mempunyai nilai Tolerance mendekati angka 1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) disekitar angka 1. Kesadaran membayar pajak mempunyai nilai tolerance 0.924, pengetahuan peraturan perpajakan mempunyai nilai tolerance 0.767, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan mempunyai nilai tolerance 0.942, dan kualitas pelayanan mempunyai nilai tolerance 0.768. Dan kesadaran membayar pajak mempunyai nilai VIF 1.082, pengetahuan peraturan perpajakan mempunyai nilai VIF 1.304, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan mempunyai nilai VIF 1.062, dan kualitas pelayanan mempunyai nilai VIF 1.302. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi tidak terdapat masalah multikolonieritas karena nilai tolerance di atas 0.10 dan nilai VIF (variance inflation factor) dibawah 10.
85
c.
Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka dapat disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini untuk melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y diprediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized.
86
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data primer yang diolah, 2013 Dari grafik scatterplots pada gambar 4.2 terlihat bahwa titiktitik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga layak dipakai untuk memprediksi kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas berdasarkan masukan variabel
independen
kesadaran
membayar
pajak,
pengetahuan
peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan.
87
4.
Hasil Uji Regresi Berganda a.
Regresi Linier Berganda Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Pada dasarnya analisis regresi digunakan untuk memperoleh persamaan regresi dengan cara memasukkan perubah satu demi satu, sehingga dapat diketahui pengaruh yang paling kuat hingga yang paling lemah. Untuk menentukan persamaan regresi dapat dilihat tabel dibawah ini:
Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Coefficients” Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
Beta
(Constant)
3.134
4.851
T.K
0.235
0.105
0.198
T.P
0.217
0.099
0.214
T.PE T.KP
0.339 0.431
0.150 0.164
0.198 0.256
a. Dependent Variabel: KM
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
88
Berdasarkan tabel 4.14 diatas diketahui bahwa nilai koefisien dari persamaan regresi. Dari output didapatkan model persamaan regresi: Y= α + β1X1 + β 2X2 + β 3X3 + β 4X4 Y = 3,134 + 0,235 X1+ 0,217X2 + 0,339 X3 + 0,431X4 Keterangan: Y
=
kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas
α
=
Konstanta
β1
=
Koefisien regresi kesadaran membayar pajak
β2
=
Koefisien regresi pengetahuan peraturan perpajakan
β3
=
Koefisien regresi persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan
β4
=
Koefisien regresi kualitas pelayanan
X1
=
kesadaran membayar pajak
X2
=
pengetahuan peraturan perpajakan
X3
=
persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan
X4
=
kualitas pelayanan
Hasil persamaan regresi, nilai konstanta sebesar 3,134 artinya kesadaran membayar pajak (X1), pengetahuan peraturan perpajakan (X2), persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan (X3), dan 89
kualitas pelayanan (X4) dianggap konstan maka kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas konstan sebesar 3,134. Koefisien regresi variabel kesadaran membayar pajak (X1) sebesar 0,235 artinya kesadaran membayar pajak mengalami kenaikan 2%, maka kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,235 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. Koefisien regresi variabel pengetahuan peraturan perpajakan (X2) sebesar 0,217 artinya pengetahuan peraturan
perpajakan
mengalami kenaikan 2%, maka kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,217 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. Koefisien regresi variabel persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan (X3) sebesar 0,339 artinya persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan mengalami kenaikan 3%, maka kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,339 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. Koefisien regresi variabel kualitas pelayanan (X4) sebesar 0,431 artinya kualitas pelayanan mengalami kenaikan 4%, maka 90
kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,431 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. b.
Uji Koefisiensi determinasi (R2) Untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen (kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan) secara serentak terhadap variabel dependen (kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas). Ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel dependen, koefisien dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb
Model 1
R
R Square 0.553a
Adjusted R Square
0.306
0.277
Std. Error of the Estimate 3.07822
a. Predictors: (Constant), T.K, T.PE, T.KP, T.KS b. Dependent Variable: T.KM
Sumber: Data primer yang diolah, 2013 Berdasarkan tabel 4.15 Model Summary, diperoleh nilai Adjusted R2 sebesar 0,277. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen (kesadaran membayar
91
pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan) terhadap variabel dependen (kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas) sebesar 27,7%. Atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model (kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan) mampu menjelaskan sebesar 27,7% variansi variabel dependen (kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas). Sedangkan sisanya sebesar 72,3% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini (Ghozali, 2009), seperti variabel pemahaman peraturan perpajakan, sunset policy, dan tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan.
5.
Hasil Uji Hipotesis a.
Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t) Uji statistik t berguna untuk menguji pengaruh dari masingmasing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen dapat dilihat pada tinglat signifikansi 0,05. Hasil uji statistik t dapat dilihat pada
92
tabel 4.16, jika nilai probability t < 0,05, maka Ha diterima, sedangkan jika nilai probability t > 0,05 maka Ha ditolak. Tabel 4.16 Hasil Uji Statistik t Coefficients” Unstandardized Coefficients Model B 1
Std. Error
(Constant)
3.134
4.851
Kesadaran Membayar Pajak
0.235
0.105
Pengetahuan peraturan perpajakan
0.217
Persepsi yang baik atas Efektifitas Sistem Perpajakan Kualitas Pelayanan
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta 0.646
0.520
0.198
2.228
0.028
0.099
0.214
2.191
0.031
0.339
0.150
0.198
2.252
0.027
0.431
0.164
0.256
2.525
0.010
a. Dependent Variabel: T.KM
Sumber : Data primer yang diolah, 2013 Tabel 4.16 diatas dapat diketahui tingkat signifikan untuk masing-masing variabel bebas. Dari keempat variabel bebas tersebut yang dimasukkan dalam model regresi menghasilkan nilai yang signifikan p
value<
0,05. Ini terlihat dari variabel bebas kesadaran
membayar pajak diperoleh t hitung = 2,228 yakni lebih besar dari t tabel = 1,98. Dengan demikian berarti bahwa secara individual kesadaran membayar pajak berpengaruh positif terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan
93
bebas. Demikian pula diperoleh nilai signifikan sebesar 0,028 < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan. Kesimpulannya bahwa Ha1 diterima. Untuk variabel bebas yang kedua pengetahuan peraturan perpajakan diperoleh nilai t hitung = 2,191 > t tabel. Hal ini berarti bahwa secara parsial pengetahuan peraturan perpajakan berpengaruh positif terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Demikian juga hasil signifikan menunjukkan nilai 0,31< 0,05 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan. Kesimpulannya Ha2 diterima. Untuk variabel bebas ketiga yaitu persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan diperoleh nilai t
hitung
= 2,252 > t tabel. Hal
ini berarti bahwa secara parsial persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan berpengaruh secara positif terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Demikian juga hasil signifikan menunjukkan nilai 0,027 < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan. Kesimpulannya Ha3 diterima. Untuk variabel bebas yang keempat kualitas pelayanan diperoleh nilai t
hitung
= 2,525 > t
tabel.
Hal ini berarti bahwa secara
parsial kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan 94
bebas. Demikian juga hasil signifikansi menunjukkan nilai 0,010 < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan. Kesimpulannya Ha4 diterima b.
Hasil Signifikan Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama atau simultan variabel independen terhadap variabel dependen atau terikat. Kriteria yang digunakan adalah apabila probabilitas > 0,05 maka Ho diterima sedangkan sebaliknya jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolah. Tabel 4.17 Hasil Uji Statistik F
Model Regression 1
Residual Total
ANOVAa Sum of Squares Df 396,586 4 900,164 95 1296,750
Mean Square 99,147 9,475
F 10,464
Sig. ,000b
99
a. Dependent Variable: T.KM b. Predictors: (Constant), T.P, T.K, T.PE, T.KP
Sumber: Data primer yang diolah, 2013 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai signifikan sebesar 0,000 atau lebih kecil dari nilai probabilitas (p-value) 0,05 (0,000 < 0,05) ini berarti bahwa variabel independen yaitu kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama (simultan)
95
terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Dengan demikian semakin tinggi kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan maka semakin tinggi pula tingkat kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas tersebut.
Hasil Uji Hipotesis 1: Pengaruh kesadaran membayar pajak terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas Hasil uji hipotesis 1 yang ditunjukkan pada tabel 4.16 nilai t hitung pada variabel kesadaran membayar pajak (X1) adalah 2,228 dengan tingkat signifikansi 0,028. Karena niali t
hitung2,228
lebih besar dari t
tabel
1,98 dan
nilai signifikansinya 0,028 lebih kecil dari probabilitas signifikan α = 0,05. Maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa kesadaran membayar pajak terjadi koefisien bernilai positif dan signifikan 96
antara kesadaran membayar pajak dengan kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas, semakin tinggi tingkat kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak semakin tinggi pula tingkat kemauan membayar pajak. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Hardiningsih dan Yulianawati (2011), yang menyatakan bahwa kesadaran membayar pajak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kemauan untuk membayar pajak. Hal ini menunjukkan sikap wajib pajak tentang kesadaran terhadap perpajakan cukup baik.Artinya kesadaran wajib pajak cukup dimengerti bagaimana masyarakat yang memiliki kewajiban membayar pajak secara berkala guna perkembangan negara khususnya pembangunan masyarakat luas. Selain itu semakin tinggi tingkat kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak maka semakin tinggi pula tingkat kemauan membayar pajak. Hal ini perlu dipertahankan oleh pihak-pihak terkait agar para wajib pajak tetap sadar akan pajak dan mereka telah mempunyai pandangan positif terhadap pajak.
97
Hasil Uji Hipotesis 2: Pengaruh pengetahuan peraturan perpajakan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas Hasil uji hipotesis 2 yang ditunjukkan pada tabel t hitung pada variabel pengetahuan peraturan perpajakan (X2) adalah 2,191 dengan tingkat signifikansi 0,031. Karena nilai t
hitung
2,191 lebih besar dari t
tabel
1,98 dan nilai signifikansinya 0,031 lebih kecil dari probabilitas signifikan α = 0,05. Maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan peraturan perpajakan terjadi koefisien bernilai positif dan signifikan antara pengetahuan peraturan perpajakan dengan kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas, semakin wajib pajak memiliki pengetahuan tentang perpajakan maka akan meningkatkan kemauan wajib pajak untuk membayar pajak. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Handayani (2012), yang menyatakan bahwa pengetahuan peraturan perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap kemauan membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Faktor pengetahuan sangat penting peranannya dalam membantu wajib pajak melaksanakan kewajibannya, khususnya pengetahuan tentang peraturan perpajakan dan sanksi dendanya. Sebagian wajib pajak memperoleh pengetahuan pajak dan petugas pajak, selain itu juga ada yang diperoleh dari radio, televisi, majalah pajak, surat kabar, internet, buku 98
perpajakan, konsultan pajak, seminar pajak dan ada juga yang diperoleh dari pelatihan pajak atau kursus pajak. Tanpa adanya pengetahuan, wajib pajak akan mengalami kesulitan dalam mendaftarkan diri, mengisi SPT dan membayar pajaknya (Supriyati dan Hidayati, 2008). Pembayaran pajak oleh wajib pajak dilakukan apabila sanksi pajak dipandang sebagai kekuatan yang memaksa wajib pajak untuk mematuhi undang-undang dan peraturan perpajakan. Masyarakat akan membayar pajak apabila sanksi pajak dipandang dapat dilaksanakan secara adil, logis, konsisten, dan dapat menjangkau para pelanggar (Handayani, 2012). Hal ini menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini yang mengetahui dan paham tentang peraturan perpajakan memiliki kemauan untuk membayar pajak, dikarenakan adanya sanksi yang diterapkan dalam peraturan perpajakan.
Hasil Uji Hipotesis 3: Pengaruh persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas Hasil uji hipotesis 3 yang ditunjukkan pada tabel 4.16 nilai t hitung pada variabel persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan (X3) adalah 2,252 dengan tingkat signifikansi 0,027. Karena nilai t lebih besar dari t
tabel
hitung
2,252
1,98 dean nilai signifikansinya 0,027 lebih kecil dari
probabilitas signifikan α = 0,05. Maka H0 ditolak dan Ha diterima, 99
sehingga dapat dikatakan bahwa variabel persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan terjadi koefisien bernilai positif dan signifikan dengan kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas, semakin wajib pajak memiliki persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan maka akan meningkatkan kemauan wajib pajak untuk membayar pajak. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Tatiana dan Hari (2009) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan dengan kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Wajib pajak mau membayar pajak apabila jumlah pajak yang harus dibayar tidak memberatkan atau menyulitkan wajib pajak. Penegasan sanksi pajak bagi wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar, dinilai telah memperhatikan unsur keadilan dengan baik. Dengan adanya sistem perpajakan yang baru akan sangat membantu dan memudahkan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Dengan begitu wajib pajak dapat melihat adanya transparansi dalam pengenaan pajak. Hal-hal ini pada akhirnya membentuk persepsi yang baik oleh wajib pajak mengenai perpajakan.
100
Hasil Uji Hipotesis 4: Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas Hasil uji hipotesis 4 yang ditunjukkan pada tabel 4.16 nilai t hitung pada variabel kualitas pelayanan (X4) adalah 2,525 dengan tingkat signifikansi 0,010. Karena nilai t
hitung
2,525 lebih besar dari t
tabel
1,98 dan
nilai signifikansinya 0,010 lebih kecil dari probabilitas signifikan α = 0,05. Maka Ho ditolak Ha diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa kualitas pelayanan nilai positif dan signifikan antara kualitas pelayanan dengan kemauan membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas, semakin baik kualitas pelayanan yang diberikan maka semakin meningkat kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Hal ini menunjukkan sikap wajib pajak cukup memiliki kepercayaan terhadap pelayanan yang berkualitas yang telah dilakukan oleh fiskus, bahwa wajib pajak telah mendapatkan pelayanan yang cukup baik dari aparat pajak dengan selalu memperhatikan keinginan wajib pajak. Maka pelayanan berkualitas tetap dijaga dan diperhatikan oleh Kantor Pajak maupun Ditjen Pajak. Pelayanan yang berkualitas harus diupayakan dapat memberikan 4K yaitu keamanan, kelancaran, kenyamanan, dan kepastian
hukum
yang
dapat
dipertanggung
jawabkan.
Sehingga
101
diharapkan pemerintah dapat mengurangi kebocoran-kebocoran pajak yang dilakukan oleh petugas kantor pelayanan pajak atau dari pemerintah. Penelitian ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh
Hardiningsih dan Yulianawati (2011), Handayani (2012), Tatiana dan Hari (2009), Widayati dan Nurlis (2010), Arum (2012), Atiqah dan Fitria (2010), dan Sartika dan Rini (2010).
102
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.Responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas, dalam hal ini pengusaha meubel dan furniture diwilayah kecamatan Ciputat Timur yang terdaftar di KPP Pratama Serpong. Data yang diambil berdasarkan dari hasil kuesioner yang diisikan kepada para responden dan di analisa dengan menggunakan model regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa kesadaran membayar pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Hal ini mendukung penelitian Hardiningsih dan Yulianawati (2011).
103
2.
Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa pengetahuan peraturan perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Hal ini mendukung penelitian Handayani (2012) dan Widayati dan Nurlis (2010).
3.
Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Hal ini mendukung penelitian Tatiana dan Hari (2009).
4.
Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Hal ini mendukung penelitian Hardiningsih dan Yulianawati (2011).
5.
Kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan, berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2012), Tatiana dan Hadi (2009), Hardiningsih dan Yulianawati (2011), Widayati dan Nurlis (2010).
104
6.
Variabel independen yang paling dominan pada penelitian ini adalah variabel kualitas pelayanan. Dengan nilai beta yang paling besar diantara variabel independen lainnya yaitu sebesar 0,431.
B.
Implikasi Berdasarkan kesimpulan diatas, menunjukkan bahwa variabel kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan kepada pihak terkait yang senantiasa dihadapkan pada usaha ekstensifikasi dan intensifikasi pajak. Perlu disosialisasikan sikap sadar membayar pajak agar masyarakat mau untuk membayar pajak. Sosialisasi ini dapat melalui iklan di televisi, radio maupun surat kabar serta media lainnya. Perlu secara berkala Direktorat Jenderal Pajak mengadakan acara yang mendidik serta menghibur masyarakat agar memiliki kesadaran untuk membayar kewajiban perpajakan. Sosialisasi di acara tertentu dengan cara mengundang tokoh yang disegani oleh kalangan profesional tertentu. Dalam hal ini menunjukkan sikap wajib pajak tentang kesadaran terhadap perpajakan cukup baik. Artinya kesadaran wajib pajak cukup dimengerti bagaimana masyarakat yang memiliki kewajiban membayar pajak secara berkala guna pembangunan negara khususnya pembangunan masyarakat 105
luas. Selain itu semakin tinggi tingkat kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak maka semakin tinggi pula tingkat kemauan membayar pajak. Hal ini perlu dipertahankan oleh pihak-pihak yang terkait agar para wajib pajak tetap sadar akan pajak dan mereka telah mempunyai pandangan positif terhadap pajak. Selain itu, pengetahuan tentang perpajakan juga sangat penting bagi wajib pajak, karena dengan adanya pengetahuan tentang perpajakan maka akan semakin meningkatkan kepdulian wajib pajak terhadap pembangunan negara. Tanpa adanya pengetahuan, wajib pajak akan mengalami kesulitan dalam mendaftarkan diri, mengisi SPT dan membayar pajak sehingga dapat menghambat wajib pajak itu sendiri untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Maka dari itu pengetahuan tentang peraturan perpajakan sangat berdampak bagi kemauan untuk membayar pajak wajib pajak itu sendiri.pengetahuan pajak bisa didapatkan melalui media elektronik maupun media massa. Saat ini sudah sangat mudah mendapatkan informasi tentang perpajakan dan undang-undang tentang perpajakan. Hal ini pada akhirnya membentuk persepsi yang baik oleh wajib pajak mengenai perpajakan. Saat ini sistem perpajakan yang baru sudah berbasis internet sehingga memudahkan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Wajib pajak hanya perlu membuka situs Ditjen Pajak untuk memperoleh informasi mengenai perpajakan. Untuk pembayaran pajaknya sendiri sudah bisa melalui layanan e-banking sehingga memudahkan wajib pajak. Dalam pelaporan SPTpun sudah menjadi lebih efektif dengan adanya e106
SPT, wajib pajak tidak perlu lagi datang ke kantor pajak. Untuk mengetahui peraturan perpajakan terbaru dan pendaftaran NPWP dapat dengan mudah dilakukan melalui website pajak. Selain kemudahan dan kenyaman untuk membayar pajak, wajib pajak memerlukan pelayanan yang berkualitas sehingga membuat masyarakat merasa tidak dirugikan atas kewajiban membayar pajak tersebut. Pelayanan yang berkualitas harus diupayakan dapat memberikan 4K yaitu, keamanan, kelancaran, kenyamanan, dan kepastian hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga diharapkan pemerintah dapat mengurangi kebocorankebocoran pajak yang dilakukan oleh petugas kantor pelayanan pajak atau dari pemerintah.
C.
Keterbatasan dan Saran Penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan maupun kelemahan. Disisi lain, keterbatasan dan kelemahan yang ditemukan dalam penelitian ini dapat menjadi masukan bagi penelitian yang akan datang. Adapun saran dan keterbatasan-keterbatasan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah: 1.
Penelitian ini menggunakan 4 variabel independen yang mempengaruhi kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas, sehingga penulis mengharapkan partisipasi aktif peneliti berikutnya untuk meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi 107
yang melakukan pekerjaan bebas seperti variabel ketegasan sanksi perpajakan, pemahaman peraturan perpajakan, dan lain-lain 2.
Penelitian ini hanya menggunakan sampel pengusaha meubel dan furniture di kecamatan Ciputat Timur yang terdaftar di KPP Pratama Serpong, sehingga diharapkan penelitian selanjutnya dapat memperluas wilayah cangkupan agar diperoleh hasil penelitian yang tingkat generalisasinya lebih tinggi.
3.
Penelitian ini hanya menggunakan sampel 100 responden. Sehingga diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan lebih banyak sampel untuk dapat memperoleh hasil yang lebih akurat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.
108
DAFTAR PUSTAKA
Atiqah dan Verisca Dena Fitria. “Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Kualitas Pelayanan, Pemeriksaan dan Kesadaran Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Menyampaikan SPT”. Akuntabilitas, Vol. 3 No. 1, 2010. Arum, Harjanti Puspa. “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas”. Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 1, No. 1, 2012. Boediono, Drs. “Pelayanan prima perpajakan”. Jakarta: kawulamuda, 1999. Carolina, Verani dan Timbul H.Simanjuntak. “Pengaruh Tax Knowledge dan Persepsi Tax Fairness Terhadap Tax Compliance Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Madya Bandung”. Prosiding Seminar Nasional, Bandung, 2010. Carolina, Verani, Meythi dan Riki Martusa, “Tax Culture: Dasar Pelaksanaan Reformasi Perpajakan Menuju Kepatuhan Sukarela”. Simposium Nasional Perpajakan III, Bandung, 2010. Devano, S dan Siti Rahayu. “Perpajakan: Konsep, Teori, Isu”, Kencana, Jakarta, 2006. Dewi, Mira Riangga. “Persepsi Wajib Pajak atas Pengenaan Pajak Penghasilan: Anteseden dan Konsekuensinya”. Skripsi Uneversitas Diponegoro Semarang, 2011. Gatot Faisal, M. S. “How to be a Smarter Taxpayer: Bagaimana menjadi Wajib Pajak yang Cerdas. Grasindo, Jakarta, 2009. Ghozali, Imam. ”Aplikasi Analisis Multivariat dengan program SPSS”. Universitas Diponegoro Edisi IV, Jakarta, 2009.
109
Gunadi. “Pelaksanaan Pelayanan Prima di Lingkungan Birokrasi”. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Pusdiklat Pegawai Depkeu Magelang, 2006. Handayani, Sapti Wuri. ”Faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas”. Makalah Simposium Nasional Perpajakan, 2012. Hamid, Abdul. ”Buku Panduan Penulisan Skripsi”, FEIS, Jakarta, 2007. Hardiningsih, Pancawati dan Nila Yulianawati. ”Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak”. Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol. 3 No. 1, 2011. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, ”Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen”. BPFE, Yogyakarta, 2008. Irianto, Slamet Edi. ”Politik Perpajakan: Membangun Demokrasi Negara”, UII Press, Yogyakarta, 2005. Jatmiko, Nugroho, Agus. ”Pengaruh Sikap Wajib Pajak pada Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus, dan Kesadaran Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris terhadap wajib pajak orang pribadi di kota Semarang)”. Tesis Universitas Diponegoro, 2006. Kertajaya, Himawan, ”Perilaku Sosial Dalam Ekonomi”. Aksara, Jakarta, 2007. Kiswanto dan M. Wahyuddin. ”Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor di Kantor Samsat UPPD Dipenda Propinsi Jateng Kabupaten Sragen”. Jurnal Daya Saing, 2008. Mardiasmo. “Perpajakan edisi revisi 2009”, Edisi XIV, Andi, Yogyakarta, 2009. Mulyodiwarno, Nuryadi. “Catatan Tentang Kebijakan Sanksi Perpajakan Sejak Undang-undang KUP 2007”. Inside Tax, Jakarta, 2007.
110
Musyaroqoh, Riqah. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesediaan Wajib Pajak dalam Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Pangestuti, Dian Hayyu. “Pengaruh Sosialisasi Pajak, Pengetahuan Pajak, dan Persepsi Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Sewa Atas Tanah dan/atau Bangunan”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012. Pardi. “Faktor-faktor yang mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak dalam Memenuhi Kewajiban Pajak Bumi dan Bangunan di Surabaya”. 2010. Priyatno, Dwi. “Mandiri Belajar SPSS untuk Analisis Data dan Uji Statistik”, PT Buku Kita, Yogyakarta, 2010. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Balai Pustaka, Jakarta, 2002. Resmi, Siti. “Perpajakan: Teori dan Kasus”, Salemba empat, 2009. Rusdyi, M. Khoiru dan Fathoni. “Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor di Kota Batu”. Terakreditasi SK Dirjen Dikti No.43/Dikti/KEP/2008. Santoso, Singgih. “Buku latihan SPSS statistik multivariabel”. Gramedia, Jakarta, 2004. Sartika dan Rini. “Pengaruh Kecerdasan Spiritual, Kinerja Pelayanan Pajak dan Ketegasan Sanksi Perpajakan Terhadap Motivasi Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan” Akuntabilitas, Vol.3 No.1, 2010. Shaleh, Abdul Rahman dan Muhbib Abdul Wahab, “Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam”, Kencana, Jakarta, 2004. Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif”. CV. Alfabeta, Bandung, 2009. Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Cetakan ke-16, Bandung: Alfabeta, 2010. 111
Sukarno, Gendut dan Lia Nirawati. “Kontribusi Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Membayar Pajak”. Jurnal Neo-Bisnis, Vol.1 No.2, 2007. Sukrisno, Agoes dan Estralita Trisnawati. “Akuntansi Perpajakan”, Salemba Empat, 2009. Supadmi, Ni Luh. “Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kualitas Pelayanan”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol.4 No.2, 2009. Supriyati dan Nur Hidayati. “Pengaruh Pengetahuan Pajak dan Persepsi Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak”. Akuntansi dan Teknologi Informasi, Vol.7 No.1, 2008. Supriyanto, “Metodologi Riset Bisnis”, Indeks, Jakarta, 2009. Susanto, Herry, 2012. “Membangun Kesadaran dan Kepedulian Sukarela Wajib Pajak”. http://www.pajak.go.id/content/membangun-kesadaran-dan-kepeduliansukarela-wajib-pajak. Tatiana, Vanessa dan Priyo Hari. “Dampak Program Sunset Policy terhadap Faktorfaktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak”. Makalah Simposium Nasional Perpajakan II, 2009. Undang-Undang No.28 tahun 2007, Tentang Perubahan Ketentuan dan Tata Cara Umum Perpajakan. Waluyo. “Perpajakan Indonesia”. Edisi 8, Salemba Empat, Jakarta, 2008. Widayati dan Nurlis. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas”. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto, 2010.
112
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS
EKA SETYAWATI NIM: 208082000002
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013/1434 H 113
Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner
Jakarta, Februari 2013
Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i Responden Di tempat
Dengan hormat, Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:
Nama
: Eka Setyawati
NIM
: 208082000002
Jurusan/Smt. : Akuntansi / IX Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “FAKTOR-FAKTOR MEMBAYAR
YANG
PAJAK
MEMPENGARUHI
WAJIB
PAJAK
KEMAUAN
ORANG
PRIBADI
UNTUK YANG
MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS”. Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk menjadi respoden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan sebelumnya saya mohon maaf telah mengganggu waktunya. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebagai pendataan di tempat Bapak/Ibu/Saudara/i tinggal, sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian. Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i merupakan faktor kunci untuk mengetahui Pengaruh Kesadaran, Pengetahuan Peraturan Perpajakan, Persepsi yang Baik atas Efektivitas Sistem Perpajakan, dan Kualitas
114
Pelayanan, Terhadap Kemauan Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas. Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan dan pernyataan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku. Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan ini dan sejumlah pertanyaan agak sedikit kontroversial, mungkin anda akan bersifat netral, akan tetapi
usahakan
memilih
rating
yang
lebih
menunjukkan
perasaan
Bapak/Ibu/Saudara/i. Apabila di antara Bapak/Ibu/Saudara/i ada yang membutuhkan hasil penelitian ini, maka Bapak/Ibu/Saudara/i dapat menghubungi saya (telp. dan email tertera di bawah).Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan dan pernyataan dalam penelitian ini, saya sampaikan terima kasih. Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Prof.Dr. Azzam Jasin, MBA
Fitri Damayanti, SE, M.Si
NIP.
NIP. 19810731 200604 2 003
Hormat saya, Peneliti
( Eka Setyawati )
115
A. Deskriptif Responden *) Nama
:
Jenis Kelamin
: Laki-Laki / Perempuan
Usia
:
Pendapatan/tahun
:
Pendidikan Terakhir
:
Pekerjaan
:
Pilihlah salah satu alternatif jawaban untuk setiap pernyataan berdasarkan pendapat anda dengan membubuhkan tanda ( ) atau ( X ). Setiap pertanyaan terdiri dari 5 pilihan jawaban: SS
= Sangat setuju
S
= Setuju
R
= Ragu
TS
= Tidak setuju
STS = Sangat tidak setuju
*boleh tidak diisi
116
B. KESADARAN MEMBAYAR PAJAK No.
Uraian
1
Pajak ditetapkan dengan Undang-Undang (UU) dan
SS S R TS STS
dapat dipaksakan. 2
Pajak merupakan bentuk pengabdian masyarakat kepada negara.
3
Membayar pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan negara.
4
Penundaan pembayaran pajak dan pengurangan pajak dapat merugikan negara.
5
Pembayaran pajak yang tidak sesuai akan berakibat pada kerugian yang akan ditanggung negara.
6
Membayar pajak akan terbentuk rencana untuk kemajuan kesejahteraan rakyat.
C. PENGETAHUAN PERATURAN PERPAJAKAN No.
Uraian
1
Pengetahuan Wajib Pajak tentang pajak dapat dengan
SS S R TS STS
mudah diperoleh dari media massa (seperti televisi, dan radio), spanduk, reklame, dan media cetak lainnya. 2
Masyarakat mengetahui fungsi dan manfaat pajak yang digunakan untuk membiayai pembangunan negara dan sarana umum bagi masyarakat.
3
Masyarakat mengetahui bagaimana cara mengisi SPT dengan benar, membuat laporan keuangan, dan cara membayar pajak dengan benar.
117
No.
Uraian
4
Masyarakat mengetahui bagaimana cara menghitung
SS S R TS STS
jumlah pajak yang ditanggungnya. 5
Masyarakat telah mengetahui bahwa dalam UndangUndang perpajakan, bagi Wajib Pajak yang terlambat atau tidak membayar pajak dapat diberikan sanksi administrasi (denda) dan sanksi pidana (penjara).
6
Pajak bersifat memaksa sehingga apabila terjadi pelanggaran maka akan dikenakan sanksi
7
Saya tidak mendapatkan imbalan secara langsung dari pajak yang saya bayarkan
D. Persepsi Efektifitas Sistem Perpajakan No.
Uraian
1
Pembayaran pajak melalui e-banking mudah, aman,
SS S R TS STS
dan terpercaya. 2
Pelaporan pajak melalui e-SPT dan e-Filling sangat efektif.
3
Penyampaian SPT melalui drop box dapat dilakukan dimana saja dan memudahkan Wajib Pajak.
4
Peraturan pajak terbaru dapat di update melalui internet dengan mudah dan cepat.
5
Pendaftaran NPWP dapat dilakukan melalui e-Registration dari website pajak..
118
E. KUALITAS PELAYANAN No. 1
Uraian
SS S R TS STS
Petugas pajak bersikap ramah dan sopan dalam melayani setiap Wajib Pajak.
2
Petugas pajak cepat tanggap atas keluhan dan kesulitan yang dialami oleh Wajib Pajak.
3
Petugas pajak memberikan informasi dan penjelasan dengan jelas dan mudah dimengerti oleh Wajib Pajak serta memberikan solusi yang tepat.
4
Dalam penyelenggaraan pajak, sejauh ini fiskus berkapasitas untuk mengarahkan tanpa mempengaruhi Wajib Pajak.
5
Fasilitas Call Center atau Kring Pajak adalah salah satu sarana bertanya Wajib Pajak selain datang ke KPP.
6
Kualitas pelayanan yang memuaskan akan membuat Wajib Pajak merasa tertolong dan menguntungkan dalam hal waktu dan pelayanan.
F. KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK No.
Uraian
1
Wajib Pajak menyiapkan dokumen yang diperlukan
SS S R TS STS
untuk membayar pajak. 2
Wajib Pajak berusaha mencari informasi mengenai tempat dan cara membayar pajak.
119
No. 3
Uraian
SS S R TS STS
Wajib Pajak berusaha mencari informasi mengenai batas waktu pembayaran dan penyetoran pajak.
4
Sebelum melalukan pembayaran pajak, Wajib Pajak melakukan konsultasi dengan pihak yang memahami tentang peraturan pajak.
5
Wajib Pajak mendaftarkan sendiri sebagai Wajib Pajak untuk mendapatkan NPWP.
6
Wajib Pajak menyampaikan SPT atas kemauan dan keinginan sendiri.
7
Wajib Pajak mengalokasikan dana untuk membayar pajak.
8
Wajib Pajak membayar pajak sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
120
Lampiran 2: Data Mentah Hasil Jawaban Responden Jawaban Responden Untuk Variabel Kesadaran Membayar Pajak NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
K1 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 4
K2 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 5 4 4 5 4 4 3 4 4 2 5 4 2
K3 5 3 3 3 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 2 5 4 4
K4 5 3 3 3 3 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 2 3 4 4
K5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 3 3 4 4
K6 3 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 5 4 4 5 4 4 3 4 4 2 4 4 4
T.K 25 23 22 22 25 28 25 30 24 25 26 23 28 24 23 23 30 24 24 30 24 24 24 26 26 13 24 24 22
121
NO 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62
K1 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4
K2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 3 4 3 4 2 3 4 5 5 4 4 3 4 4
K3 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3
K4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 3 5 4 4 5 4 5 4 4 3 5 3
K5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 3 3 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 3
K6 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 5 4 5 5 5 4 3 3 3 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 3
T.K 23 24 27 27 26 26 24 24 24 25 26 23 30 30 24 27 30 26 26 22 21 20 26 23 23 27 28 29 25 25 22 25 20 122
NO 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93
K1 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4
K2 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 1 4 5 4 4 5 3 5 5 5 4 4 4 4 4
K3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 2 5 4 4 4 3 5 5 5 4 4 3 5 4
K4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 3 5 5 5 4 4 4 5 4
K5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 2 5 5 5 4 4 4 3 4
K6 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 2 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4
T.K 24 24 30 24 23 24 22 24 24 24 24 30 30 30 24 28 26 20 30 24 25 26 19 30 30 30 25 24 24 25 24
123
NO 94 95 96 97 98 99 100
K1 5 5
K2 5 5
K3 4 5
K4 4 5
K5 4 4
K6 4 4
3 2 2 3 4
4 4 2 4 4
4 4 3 4 3
3 2 3 4 4
4 4 4 5 5
3 4 4 3 3
T.K 26 28 21 20 18 23 23
124
Jawaban Responden Untuk Variabel Pengetahuan Peraturan Perpajakan NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
P1 4 4 4 4 3 4 2 4 4 3 2 4 4 2 3 3 4 3 4 3 4 5 3 4 4 4 4 3 4 3 4
P2 4 4 5 5 5 2 2 2 5 2 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 2 5 4 4 3 3 3
P3 3 2 4 2 4 4 2 4 2 3 4 5 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 2
P4 4 3 4 3 4 5 4 4 3 5 3 5 5 4 4 5 4 3 3 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 2
P5 3 2 3 5 5 3 3 4 4 4 5 5 4 3 4 3 5 4 4 4 4 5 4 2 3 4 4 2 4 3 4
P6 2 4 3 4 3 4 3 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 3 4 3 4
P7 4 4 4 4 5 5 2 4 5 4 4 3 4 4 3 2 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4
T.P 24 23 27 27 29 27 18 26 27 23 26 32 29 24 26 25 31 28 29 26 28 32 25 24 24 29 26 24 25 23 23
125
NO 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
P1 4 4 4 3 1 5 4 2 4 4 4 5 4 4 5 2 4 4 4 1 4 5 4 4 3 4 4 4 1 3 2 3
P2 4 4 4 3 4 5 5 4 3 5 4 2 4 3 4 2 2 4 4 4 5 4 4 3 3 5 4 4 3 4 2 2
P3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 5 4 4 4 2 4 4 5 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4
P4 3 4 3 4 4 5 3 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 5 3 5 3 4 4 4
P5 4 4 3 5 4 2 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 3 2 3 4 3 4 3 4 4 4
P6 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 5 3 4 2 4 4 5 4 3 2 3 4 4 4 3 4 3 3
P7 4 4 3 3 3 2 3 4 3 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 3 2 3 3 5 4 2 4 3 3
T.P 27 28 24 25 24 27 27 26 22 29 30 24 28 27 32 21 26 26 27 25 30 33 25 20 21 29 27 30 19 27 22 23
126
NO 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95
P1 4 4 4 3 3 1 4 3 2 2 3 2 4 4 3 4 2 2 3 4 5 5 4 5 4 4 4 4 3 4 3 4
P2 2 2 4 4 3 5 4 3 3 2 2 2 5 2 4 4 2 3 3 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 3 4
P3 4 2 4 5 4 5 4 4 4 4 2 3 4 2 4 4 4 2 4 3 4 4 5 4 5 4 3 5 4 3 4 4
P4 4 5 4 4 4 4 5 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 2 4 2 5 5 4 4 4 4 4 4 4 2 5 3
P5 4 4 4 5 3 3 4 4 3 2 3 3 4 4 2 4 2 4 2 2 4 4 5 4 3 5 4 3 3 2 3 4
P6 2 4 4 4 3 2 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 3 4 4 4 3 4 3 5
P7 4 5 4 4 3 1 5 2 5 2 3 4 5 4 4 4 2 3 4 4 5 4 5 5 5 4 5 3 3 4 4 5
T.P 24 26 28 29 23 21 30 23 25 17 20 21 29 24 24 28 20 20 25 25 31 31 31 31 28 30 28 27 23 23 25 29
127
NO 96 97 98 99 100
P1 2 2 3 3 4
P2 2 4 2 3 2
P3 3 2 2 3 4
P4 4 3 4 2 4
P5 3 2 2 2 4
P6 3 2 5 4 4
P7 3 2 2 4 4
T.P 20 17 20 21 26
128
Jawaban Responden Untuk Variabel Persepsi yang Baik atas Efektifitas Sistem Perpajakan NO PE1 1 4 2 5 3 5 4 4 5 4 6 4 7 5 8 3 9 5 10 5 11 5 12 5 13 4 14 5 15 5 16 4 17 4 18 5 19 5 20 5 21 4 22 4 23 4 24 3 25 5 26 3 27 4 28 4 29 5 30 4 31 4
PE2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 2 3 4 4 5 5 5 4 4
PE3 3 3 3 3 4 3 4 5 5 4 5 5 3 4 5 4 4 5 5 3 3 4 4 3 5 4 4 4 5 3 4
PE4 3 5 3 3 3 3 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 2 5 5 2 3 4 5 3 4 4 4 4 5 4 4
PE5 4 3 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 5 4 4 4 5 4 4
T.PE 18 20 19 18 20 18 22 21 25 23 23 25 19 22 23 20 18 25 25 18 17 20 19 15 23 19 21 21 25 19 20
129
NO 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
PE1 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 3 4 5 3 4 4 3 4 5 3 5 4 3 4 4 4 5 4 5 4
PE2 5 3 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4
PE3 4 5 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 5 5 4 3 5 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 5 4
PE4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 3 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4
PE5 4 4 4 4 4 3 5 2 3 4 5 5 5 5 5 5 3 5 2 3 5 5 5 3 5 5 5 3 3 4 4 4
T.PE 22 20 22 20 23 22 22 19 20 23 25 22 22 22 23 22 20 22 16 20 23 22 21 19 20 22 22 18 19 19 22 20
130
NO 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95
PE1 5 4 5 4 5 3 5 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4
PE2 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 3 5
PE3 3 5 4 3 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 3 4 5 3 3 4 3 4
PE4 5 5 5 5 3 3 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 3 4 5 4 4 4 3 4 5 5 4
PE5 2 5 4 4 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5
T.PE 19 24 23 21 20 18 20 24 22 22 22 22 21 21 20 20 21 21 20 23 24 20 20 22 20 20 23 18 20 22 20 22
131
NO 96 97 98 99 100
PE1 4 3 3 4 4
PE2 4 4 4 4 5
PE3 3 3 4 2 3
PE4 4 4 5 3 5
PE5 4 3 4 3 4
T.PE 19 17 20 16 21
132
Jawaban Responden Untuk Variabel Kualitas Pelayanan NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
KP1 4 4 5 5 3 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4
KP2 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
KP3 4 4 5 4 5 5 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
KP4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 3 4 5 4 5 4
KP5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2
KP6 4 4 5 5 3 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4
T.KP 24 24 29 26 24 28 22 25 24 23 24 28 24 25 23 24 28 25 24 29 26 30 28 25 25 24 24 24 27 24 28 22
133
NO 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
KP1 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4
KP2 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4
KP3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4
KP4 4 5 4 3 4 3 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
KP5 4 4 5 2 5 4 4 4 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 5 5 2 4 4 3 4 4
KP6 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4
T.KP 25 25 27 21 27 23 26 24 25 28 24 30 22 26 27 24 25 25 24 24 27 23 23 26 26 22 24 28 23 23 24
134
NO 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94
KP1 4 4 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5
KP2 4 4 4 4 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 5 4 4 4
KP3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 5 4 3
KP4 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4
KP5 5 4 4 5 4 3 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 2 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4
KP6 1 4 5 5 3 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
T.KP 22 25 25 26 20 18 22 25 25 24 24 23 27 24 24 24 22 23 24 25 28 26 28 28 28 27 25 27 27 25 25
135
NO 95 96 97 98 99 100
KP1 5
KP2 5
KP3 5
KP4 4
KP5 4
KP6 4
4 4 4 4 5
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 2 3 4 4
4 4 4 4 4
T.KP 27 24 22 23 24 25
136
Jawaban Responden Untuk Variabel Kemauan Membayar Pajak NO KM1 KM2 KM3 KM4 KM5 KM6 KM7 KM8 T.KM 4 4 4 4 3 4 4 4 1 31 4 4 4 3 3 3 4 3 2 28 4 4 3 3 4 5 5 4 3 32 5 5 4 4 4 4 4 4 4 34 5 5 4 4 4 4 5 5 5 36 4 4 4 5 4 5 4 4 6 34 4 4 3 4 4 3 3 3 7 28 5 4 4 4 4 4 4 4 8 33 4 3 4 5 5 4 4 4 9 33 5 5 4 5 5 4 4 4 10 36 4 4 4 4 4 4 4 4 11 32 5 5 5 5 5 12 4 5 5 39 5 5 4 4 4 13 5 5 4 36 5 1 4 5 3 14 2 3 4 27 4 4 4 4 4 15 5 5 5 35 5 5 5 4 4 16 5 4 4 36 5 5 5 5 4 17 5 5 5 39 5 4 5 5 2 2 4 3 18 30 2 2 4 2 4 5 5 4 19 28 5 5 4 5 4 4 4 4 20 35 5 5 3 4 4 4 4 4 21 33 5 5 5 5 5 5 5 5 22 40 4 3 3 4 4 4 3 4 23 29 4 4 4 4 4 4 4 4 24 32 5 5 3 3 4 4 4 3 25 31 4 4 1 3 4 3 4 4 26 27 5 2 5 2 5 3 3 4 27 29 3 4 4 4 4 4 3 4 28 30 5 5 2 4 4 5 4 4 29 33 30 4 3 3 4 4 4 4 4 30 31 5 4 4 5 5 5 5 4 37 32 5 4 4 4 4 4 4 4 33 5 5 4 5 4 4 2 1 30 33
137
NO KM1 KM2 KM3 KM4 KM5 KM6 KM7 KM8 T.KM 4 4 4 4 4 4 4 4 32 34 5 3 4 4 3 4 5 5 33 35 5 5 3 4 4 4 4 3 32 36 5 3 4 5 5 3 4 3 32 37 4 5 4 4 4 5 4 4 34 38 4 4 3 4 4 2 4 4 29 39 4 4 5 4 4 4 3 4 32 40 5 5 2 4 4 4 4 4 32 41 5 4 5 4 5 5 4 4 36 42 5 5 2 5 4 5 4 4 34 43 5 2 4 4 5 5 5 5 35 44 5 5 4 5 5 5 5 5 39 45 5 5 5 5 5 5 4 4 38 46 5 5 4 5 5 5 4 4 37 47 4 3 4 3 3 3 4 3 27 48 5 5 4 4 4 5 4 4 35 49 5 4 4 5 5 5 5 5 38 50 3 3 3 4 3 3 4 3 26 51 5 5 4 5 5 5 5 5 39 52 5 4 5 5 4 5 5 5 38 53 5 5 3 4 4 5 5 3 34 54 4 3 2 4 4 3 2 4 26 55 5 5 3 5 5 5 4 5 37 56 5 5 4 5 4 5 4 4 36 57 5 5 5 2 4 5 4 4 34 58 4 4 3 4 5 3 3 4 30 59 4 4 3 5 4 3 5 3 31 60 4 5 5 5 4 4 3 3 33 61 4 4 3 3 4 4 4 3 29 62 63 4 4 4 4 4 4 4 4 32 64 5 5 4 4 4 2 5 4 33 65 5 5 4 5 4 5 5 4 37 5 4 3 4 5 4 4 4 33 66
138
NO KM1 KM2 KM3 KM4 KM5 KM6 KM7 KM8 T.KM 5 5 3 3 4 4 4 3 31 67 3 2 2 3 4 3 3 3 23 68 3 3 3 3 3 3 3 3 24 69 4 3 3 4 4 3 4 3 28 70 71 72
5 5
5 4
4 3
4 4
5 4
5 4
5 4
4 4
37 32
73 74
4 4
4 5
4 5
4 5
4 3
4 4
4 4
4 4
32 34
75 76 77
5 5 5
5 5 5
3 4 4
4 4 5
3 4 5
4 4 4
3 4 4
3 3 4
30 33 36
78 79
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
32 32
80
4 5
3 4
4 3
4 3
4 3
4 3
4 4
4 3
31 28
4
4
4
4
4
4
4
4
32
83 84
4 5
4 4
4 4
5 5
4 4
4 5
5 5
4 4
34 36
85 86
3 4
3 4
3 4
5 4
5 3
3 4
5 4
3 3
30 30
87 88 89
5 4 4
5 4 4
4 4 3
5 5 3
4 3 4
5 3 4
5 3 5
4 4 3
37 30 30
90 91
4 3
4 3
3 5
4 2
4 4
5 4
5 5
3 3
32 29
92 93 94
4 5 5
5 5 5
3 3 3
4 5 5
4 5 5
4 3 4
3 3 4
3 3 4
30 32 35
95 96
3 3
3 4
3 3
5 3
4 4
5 1
5 5
4 3
32 26
97
4
5
3
3
4
3
4
4
30
81 82
139
NO KM1 KM2 KM3 KM4 KM5 KM6 KM7 KM8 T.KM 5 1 2 5 4 3 3 4 27 98 3 4 3 4 3 3 3 3 26 99 5 5 5 4 4 4 4 4 35 100
140
Lampiran 3: Hasil Penghitungan SPSS 17
HASIL UJI STATISTIK DESKRIPTIF Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Kesadaran Membayar Pajak Pengetahuan Peraturan Perpajakan Persepsi yang baik atas Efektifitas Sistem Perpajakan Kualitas Pelayanan Kemauan untuk Membayar Pajak WP OP yang melakukan Pekerjaan Bebas
100 100
13.00 17.00
30.00 33.00
24.8900 25.6400
3.05470 3.56334
100
15.00
25.00
20.8300
2.11801
100 100
18.00 23.00
30.00 40.00
24.9200 32.3500
2.14937 3.61918
Valid N (listwise)
100
141
HASIL UJI VALIDITAS KESADARAN MEMBAYAR PAJAK Correlations K1 Pearson Correlation
1
K1 Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation K2 Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
K3
K4
K5
K6
,396**
,427**
,609**
,395**
,481**
,737**
,000
,000
,000
,000
,000
,000
100 1
100 ,417**
100 ,378**
100 ,346**
100 ,393**
100 ,666**
,000
,000
,000
,000
,000
100 1
100 ,624**
100 ,472**
100 ,594**
100 ,787**
,000
,000
,000
,000
100 1
100 ,630**
100 ,443**
100 ,817**
,000
,000
,000
,000
T.K
100 ,427**
100 ,417**
,000
,000
100 ,609**
100 ,378**
100 ,624**
,000
,000
,000
100 ,395** ,000
100 ,346** ,000
100 ,472** ,000
100 ,630** ,000
100 1
100 ,516** ,000
100 ,729** ,000
100 ,481**
100 ,393**
100 ,594**
100 ,443**
100 ,516**
100 1
100 ,761**
,000
,000
,000
,000
,000
100 ,737**
100 ,666**
100 ,787**
100 ,817**
100 ,729**
100 ,761**
Sig. (2-tailed)
,000
,000
,000
,000
,000
,000
N
100
100
100
100
100
100
K3 Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation K4 Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation K5 Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation K6 Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation T. K
100 ,396**
K2
,000 100 1
100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
142
HASIL UJI VALIDITAS PENGETAHUAN PERATURAN PERPAJAKAN Correlations P1 Pearson Correlation P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P2
T.P Sig. (2-tailed)
P4
P5
P6
P7
T.KS
,278**
,102
,137
,254*
,332**
,447**
,654**
,005
,312
,173
,011
,001
,000
,000
100 ,278** ,005
100 1
100 ,295** ,003
100 -,092 ,361
100 ,206* ,040
100 ,326** ,001
100 ,261** ,009
100 ,596** ,000
100 ,102 ,312
100 ,295** ,003
100 1
100 ,270** ,007
100 ,285** ,004
100 ,106 ,296
100 ,088 ,382
100 ,522** ,000
100 ,137 ,173
100 -,092 ,361
100 ,270** ,007
100 1
100 ,243* ,015
100 -,049 ,626
100 ,043 ,669
100 ,351** ,000
100 ,254* ,011
100 ,206* ,040
100 ,285** ,004
100 ,243* ,015
100 1
100 ,214* ,033
100 ,350** ,000
100 ,633** ,000
100 ,332** ,001
100 ,326** ,001
100 ,106 ,296
100 -,049 ,626
100 ,214* ,033
100 1
100 ,422** ,000
100 ,578** ,000
100 ,447** ,000
100 ,261** ,009
100 ,088 ,382
100 ,043 ,669
100 ,350** ,000
100 ,422** ,000
100 1
100 ,665** ,000
100 ,654**
100 ,596**
100 ,522**
100 ,351**
100 ,633**
100 ,578**
100 ,665**
100 1
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
100
100
100
100
100
1
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
P3
N 100 100 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
143
100
HASIL UJI VALIDITAS PERSEPSI EFEKTIFITAS Correlations PE1
,468**
,150
,024
,840
,412
,000
100 ,145 ,150
100 1
100 ,276** ,005
100 ,203* ,042
100 ,134 ,185
100 ,557** ,000
100 ,226* ,024
100 ,276** ,005
100 1
100 ,232* ,020
100 ,224* ,025
100 ,667** ,000
100 ,020 ,840
100 ,203* ,042
100 ,232* ,020
100 1
100 ,368** ,000
100 ,638** ,000
100 ,083 ,412
100 ,134 ,185
100 ,224* ,025
100 ,368** ,000
100 1
100 ,635** ,000
100 ,468**
100 ,557**
100 ,667**
100 ,638**
100 ,635**
100 1
Sig. (2-tailed)
,000
,000
,000
,000
,000
N
100
100
100
100
100
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
T.PE
1
Sig. (2-tailed)
N Pearson Correlation PE5
T.PE
,083
N Pearson Correlation PE4
PE5
,020
N Pearson Correlation PE3
PE4
,226*
N Pearson Correlation PE2
PE3
,145
Pearson Correlation PE1
PE2
100
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
144
HASIL UJI VALIDITAS KUALITAS PELAYANAN Correlations KP1 Pearson Correlation KP1
KP2
N Pearson Correlation
100 ,189
Sig. (2-tailed)
,060
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
KP4
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
KP5
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
KP6
1
Sig. (2-tailed)
N Pearson Correlation KP3
KP2
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
T.KP Sig. (2-tailed) N
KP3
KP4
KP5
KP6
T.KP
,189
,200*
,315**
,332**
,468**
,658**
,060
,047
,001
,001
,000
,000
100 1
100 ,721**
100 ,226*
100 -,020
100 ,268**
100 ,553**
,000
,024
,842
,007
,000
100 1
100 ,346**
100 ,033
100 ,199*
100 ,591**
,000
,742
,047
,000
100 1
100 ,240*
100 ,402**
100 ,656**
,016
,000
,000
100 1
100 ,288**
100 ,593**
,004
,000
100 1
100 ,714**
100 ,200*
100 ,721**
,047
,000
100 ,315**
100 ,226*
100 ,346**
,001
,024
,000
100 ,332**
100 -,020
100 ,033
100 ,240*
,001
,842
,742
,016
100 ,468**
100 ,268**
100 ,199*
100 ,402**
100 ,288**
,000
,007
,047
,000
,004
100 ,658**
100 ,553**
100 ,591**
100 ,656**
100 ,593**
100 ,714**
,000
,000
,000
,000
,000
,000
100
100
100
100
100
100
,000
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
145
100 1
100
HASIL UJI VALIDITAS KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK Correlations KM1 Pearson Correlation KM1
KM2
KM2 1
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
100 ,455**
Sig. (2-tailed)
KM3
KM4
KM5
KM6
KM7
KM8
T.KM
,455**
,158
,344**
,295**
,334**
,126
,268**
,628**
,000
,116
,000
,003
,001
,211
,007
,000
100 1
100 ,226*
100 ,323**
100 ,115
100 ,303**
100 ,058
100 ,095
100 ,593**
,024
,001
,255
,002
,567
,345
,000
100 1
100 ,196
100 ,097
100 ,281**
100 ,162
100 ,247*
100 ,531**
,050
,337
,005
,106
,013
,000
100 1
100 ,292**
100 ,250*
100 ,066
100 ,268**
100 ,590**
,003
,012
,514
,007
,000
100 1
100 ,359**
100 ,206*
100 ,370**
100 ,540**
,000
,040
,000
,000
100 1
100 ,367**
100 ,438**
100 ,714**
,000
,000
,000
100 1
100 ,365**
100 ,478**
,000
,000
100 1
100 ,616**
,000 100 ,158
100 ,226*
,116
,024
100 ,344**
100 ,323**
100 ,196
,000
,001
,050
100 ,295**
100 ,115
100 ,097
100 ,292**
,003
,255
,337
,003
100 ,334**
100 ,303**
100 ,281**
100 ,250*
100 ,359**
,001
,002
,005
,012
,000
100 ,126
100 ,058
100 ,162
100 ,066
100 ,206*
100 ,367**
,211
,567
,106
,514
,040
,000
100 ,268**
100 ,095
100 ,247*
100 ,268**
100 ,370**
100 ,438**
100 ,365**
,007
,345
,013
,007
,000
,000
,000
100 ,628**
100 ,593**
100 ,531**
100 ,590**
100 ,540**
100 ,714**
100 ,478**
100 ,616**
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
N 100 100 100 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
100
100
100
100
100
KM3
KM4
KM5
KM6
KM7
KM8
T.K M
,000
146
100 1
100
UJI RELIABILITAS KESADARAN MEMBAYAR PAJAK Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
N of Items
Based on Standardized Items ,788
,897
7
UJI RELIABILITAS PENGETAHUAN PERATURAN PERPAJAKAN Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
N of Items
Based on Standardized Items ,734
,778
7
UJI RELIABILITAS PERSEPSI EFEKTIFITAS Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
N of Items
Based on Standardized Items ,731
,743
5
UJI RELIABILITAS KUALITAS PELAYANAN Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
N of Items
Based on Standardized Items ,747
,811
6
147
UJI RELIABILITAS KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
N of Items
Based on Standardized Items ,740
,814
8
HASIL UJI NORMALITAS
148
HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS Coefficientsa Collinearity Statistics Tolerance
Model
VIF
(Constant) T.K T.P T.PE T.KP a. Dependent Variable: T.KM 1
.924 .767 .942 .768
1.082 1.304 1.062 1.302
149
HASIL UJI HETEROSKEDESTISITAS
HASIL UJI REGRESI BERGANDA Coefficients” Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
Beta
(Constant)
3.134
4.851
T.K
0.235
0.105
0.198
T.P
0.217
0.099
0.214
T.PE
0.339
0.150
0.198
T.KP
0.431
0.164
0.256
b. Dependent Variabel: KM
150
HASIL ANALISIS KOEFISIEN DETERMINASI R2 Model Summaryb
Model
R
R Square 0.553a
1
Adjusted R Square
0.306
Std. Error of the Estimate
0.277
3.07822
a. Predictors: (Constant), T.K, T.PE, T.KP, T.KS b. Dependent Variable: T.KM
HASIL UJI STATISTIK t Coefficients” Unstandardized Coefficients Model B 1
Std. Error
(Constant)
3.134
4.851
Kesadaran Membayar Pajak
0.235
0.105
Pengetahuan peraturan perpajakan
0.217
Persepsi yang baik atas Efektifitas Sistem Perpajakan Kualitas Pelayanan
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta 0.646
0.520
0.198
2.228
0.028
0.099
0.214
2.191
0.031
0.339
0.150
0.198
2.252
0.027
0.431
0.164
0.256
2.525
0.010
b. Dependent Variabel: T.KM
HASIL UJI STATISTIK F Model Regression 1
Residual Total
ANOVAa Sum of Squares df 396,586 4 900,164 95 1296,750
Mean Square 99,147 9,475
F 10,464
Sig. ,000b
99
a. Dependent Variable: T.KM b. Predictors: (Constant), T.P, T.K, T.PE, T.KP
151