ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI UNTUK MINAT MENGGUNAKAN E-FILING (Studi Empiris Pada WP OP yang Terdaftar di KPP Semarang Tengah Satu)
SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Universitas Negeri Semarang
Disusun oleh: MUTIARA SINDI PRICILIA NIM 7211412090
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto Jika kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu (QS Al Isra ayat 7). Keadaan paling dekat dengan seorang hamba dari RabbNya adalah ketika dia dalam keadaan sujud, maka perbanyaklah doa (HR.Muslim). Jika ingin dikasihi Allah, kasihilah orang lain, jika ingin ditolong Allah, tolonglah orang lain, jika ingin dimaafkan Allah, maafkanlah orang lain dan jika ingin dimudahkan Allah, mudahkanlah orang lain.
Persembahan Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT, penyusun mempersembahkan skripsi ini untuk: 1.
Orang tuaku (alm) Bapak Budi Utomo,BA dan (almh) Ibu Sri Indah yang telah menjadi semangatku disetiap hariku.
2.
Kakakku Syafier Sindu Septianto,S.Kom dan Catur Septiana yang senantiasa mendoakan, memberikan dorongan semangat maupun materi dan kasih sayangnya.
3.
Budheku Anna Indriati dan pakdhe Samino yang senantiasa berperan sebagai orang tuaku yang selalu mendoakan dan memberi dorongan semangat maupun materi.
4.
Kakekku tersayang Hj.Haroen Alrasyid yang tiada hentinya mendoakanku dan menasehatiku untuk selalu taat beribadah.
5.
Sahabat-sahabatku Ivan, Evi, Nurfiani, Auliya, Intan, Fitria, Yunan, Bastian, Ghanang, Adnan, Sarwo dan Panji selalu menghibur, membantu dan memotivasi.
v
yang
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah AWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat mendapat bimbingan dan kemudahan dalam menyelesaikan penyusuna skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Wajib Pajak Orang Pribadi untuk Menggunakan E-filing” walaupun penulis sadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Segala rintangan tidak akan mampu dilalui tanpa jalan terang yang ditunjukkan dan digariskan-Nya. Maksud dan tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh studi strata 1 di Universitas Negeri Semarang guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Penulis telah menerima banyak bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung, bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak dalam penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan kali ini, dengan segenap kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan menyelesaikan pendidikan dan penelitian 2. Dr. Wahyono, M.M., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan dalam segala urusan yang berhubungan dengan penyusunan skripsi. 3. Drs. Fachrurrozie, M.Si., Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.
vi
SARI Pricilia, Mutiara Sindi. 2016. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Wajib Pajak Orang Pribadi untuk Menggunakan E-filing”. Skripsi. Jurusan Akuntansi, Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing. Drs. Kusmuriyanto, M.Si. Kata Kunci: Pengalaman Wajib Pajak, Kompleksitas, Keamanan dan Kerahasiaan, Kepatuhan Wajib Pajak, Kesiapan Teknologi Informasi, Minat Wajib Pajak Orang Pribadi untuk Menggunakan E-filing. Minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing yaitu ketertarikan wajib pajak untuk mau menggunakn e-filing dalam pelaporan pajak. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh pengalaman wajib pajak, kompleksitas, kemanan dan kerahasiaan, kepatuhan wajib pajak dan kesiapan teknologi informasi terhadap minat wajib pajak orang pribadi untuk menggunakan e-filing. Sampel yang digunakan sebanyak 107 wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Semarang Tengah Satu. Penelitian ini menggunakan data primer berupa kuesioner (angket) yang disebar tanggal 16-22 Maret 2016. Pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis regresi linier berganda, dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS windows 21. Hasil penelitian ini berdasarkan analisis deskriptif, diperoleh minat wajib pajak pada kriteria berminat, pengalaman wajib pajak pada kriteria kurang berpengalaman, kompleksitas pada kriteria rumit, keamanan dan kerahasiaan pada kategori terjamin, kepatuhan wajib pajak pada kriteria patuh, sedangkan kesiapan teknologi informasi pada kriterian cukup siap. Pengujian hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara pengalaman wajib pajak, kompleksitas, dan kesiapan teknologi informasi dengan minat wajib pajak orang pribadi untuk menggunakan e-filing. Sedangkan tidak terdapat pengaruh signifikan antara keamanan dan kerahasiaan serta kepatuhan wajib pajak terhadap minat wajib pajak orang pribadi untuk menggunakan e-filing. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua variabel yang tidak mempengaruhi minat wajib pajak orang pribadi untuk menggunakan e-filing, yaitu keamanan dan kerahasiaan serta kepatuhan wajib pajak. Saran yang berkaitan dengan penelitian yaitu peluadanya peningkatan dari sistem e-filing, berkaitan dengan peningkatan kapasitas, fitur dan penyederhanaan cara pelaporan melalui e-filing. Selain itu juga diperlukannya penyesuaian dengan perangkat yang mayoritas dimiliki wajib pajak orang pribadi. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk peneliti selanjutnya sesuai dengan topik ini dengan menambahkan berbagai variasi.
viii
ABSTRACT Pricilia, Mutiara Sindi. 2016. "Analysis of Factors that InfluencesInterest of Individual Taxpayers to use E-Filing ". Thesis. Department of Accounting, Economics, State University of Semarang. Supervisor. Drs. Kusmuriyanto, M.Sc. Keyword : Taxpayer Experience, Complexity, Security and Secrecy, Taxpayer Compliance, Readiness of Information Technology, Interest of individual Taxpayer to use E-Filing. Interest of individual taxpayer to use e-filing is Interest of individual taxpayer to use e-filing as a device to report their tax The purpose of this research is to analyze the effect of taxpayer experience, complexcity, security and secrecy, taxpayer compliance, readiness of information technology tointerest of individual taxpayer to use E-Filing. The sample is 107 individual taxpayer that registered in Tax Office (KPP) Semarang Tengah Satu. This research use primary data by using questionnaire that were deployed on March 16 to 22, 2016. Processing and data analysis that is used is descriptive statistic analysis and multiple linear regression analysis using SPSS Windows 21 Application. According to descriptive analysis, obtained that interest of taxpayer is on interest criteria, taxpayer experience is on unexperience level, complexity is on the complicated criteria, security and secrecy is on the guaranted level, taxpayer compliance is on obedient criteria, and readiness of information technology is on quite ready level. Partial hypothesis testing shows that there is influence between the taxpayer experience, complexity and readiness of information technology with the personal interest of taxpayers to use e-filing. Meanwhile, there is no significant effect between security and confidentiality as well as tax compliance against the interest of individual taxpayers to use e-filing. Based on the results, it can be concluded that there are two variables that do not affect the interests of individual taxpayers to use e-filing, which is the security and confidentiality as well as tax compliance. Suggestion in this research is the E-filing information technology need to be upgraded, including capacity upgrading, fitur and simplication of the E-filing reporting. There is also the need of adjustment in the device which is majority owned individual taxpayers. The results of this study can be used as consideration for further research in accordance with this topic by adding variety.
ix
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i HALAMAN PESETUJUAN PEMBIMBING ...................................................ii PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................iii HALAMAN PERNYATAAN ...........................................................................iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN .....................................................................v KATA PENGANTAR .......................................................................................vi SARI...................................................................................................................viii ABSTRAK .........................................................................................................ix DAFTAR ISI ......................................................................................................x DAFTAR TABEL ..............................................................................................xv DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xvii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xviii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1 1.1 Latar Belakang .......................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................13 1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................14 1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................15 BAB II TELAAH TEORI................................................................................16 2.1 Landasan Teori .......................................................................................16 2.1.1 Theory of Reasoned Action ...........................................................16 2.1.2 Theory of Acceptance Model ........................................................17 2.1.3 Teori Kewajiban Pajak Mutlak/Teori Bakti..................................20
x
2.2 Administrasi Perpajakan ........................................................................20 2.3 Pendaftaran Wajib Pajak dan Pelaporan ................................................23 2.3.1 Pendaftaran Wajib Pajak ...............................................................23 2.3.2 Pelaporan Pajak .............................................................................26 2.4 Pelaporan Pajak Menggunakan E-filing .................................................27 2.5 Minat Wajib Pajak..................................................................................29 2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Wajib Pajak ........................31 2.6.1 Pengalaman Wajib Pajak ..............................................................37 2.6.2 Kompleksitas ................................................................................38 2.6.3 Keamanan dan Kerahasiaan ..........................................................40 2.6.4 Kepatuhan Wajib Pajak ................................................................41 2.6.5 Kesiapan Teknologi Informasi......................................................43 2.7 Penelitian Terdahulu ..............................................................................44 2.8 Perumusan Hipotesis ..............................................................................50 2.8.1 Pengaruh Pengalaman Wajib Pajak terhadap Minat Wajib Pajak untuk Menggunakan E-filing ..............................................50 2.8.2 Pengaruh Kompleksitas terhadap Minat Wajib Pajak untuk Menggunakan E-filing ........................................................52 2.8.3 Pengaruh Keamanan dan Kerahasian terhadap Minat Wajib Pajak untuk Menggunakan E-filing ..............................................54 2.8.4 Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Minat Wajib Pajak untuk Menggunakan E-filing ..............................................56
xi
2.8.5 Pengaruh Kesiapan Teknologi Informasi terhadap Minat Wajib Pajak untuk Menggunakan E-filing....................................58 2.9 Kerangka Berfikir...................................................................................60 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................61 3.1 Jenis dan Desain Penelitian ....................................................................61 3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .............................61 3.3 Variabel Penelitian .................................................................................64 3.3.1 Minat Wajib Pajak ........................................................................64 3.3.2 Pengalaman Wajib Pajak ..............................................................65 3.3.3 Kompleksitas ................................................................................66 3.3.4 Keamanan dan Kerahasiaan ..........................................................66 3.3.5 Kepatuhan Wajib Pajak ................................................................66 3.3.6 Kesiapan Teknologi Informasi......................................................67 3.4 Teknik Pengumpulan Data .....................................................................68 3.5 Pengujian Instrumen Penelitian..............................................................68 3.5.1 Uji Validasi ...................................................................................68 3.5.2 Uji Reliabilitas...............................................................................70 3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...................................................71 3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif ..........................................................71 3.6.2 Analisis Regresi Linier Berganda .................................................79 3.6.2.1 Uji Asumsi Klasik.............................................................80 3.6.2.1.1 Uji Normalitas ..................................................80 3.6.2.1.2 Uji Multikolinieritas .........................................81
xii
3.6.2.1.3 Uji Heteroskedastisitas .....................................81 3.6.2.2 Uji Hipotesis Penelitian ....................................................83 3.6.2.2.1 Uji Statistik F....................................................83 3.6.2.2.2 Uji Statistik t .....................................................83 3.6.2.2.3 Koefisien Determinasi ......................................84 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................85 4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................85 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian ...........................................................85 4.1.2 Hasil Deskripsi Responden ...........................................................86 4.1.3 Hasil Statistik Deskriptif Variabel ................................................90 4.2 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda .................................................100 4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik.........................................................................102 4.3.1 Hasil Uji Normalitas .....................................................................103 4.3.2 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................105 4.3.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................107 4.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian ................................................................109 4.4.1 Hasil Uji Statistik F.......................................................................109 4.4.2 Hasil Uji Statistik t........................................................................110 4.4.3 Hasil Koefisien Determinasi (R2) .................................................113 4.5 Pembahasan ............................................................................................114 4.5.1 Pengaruh Variabel Pengalaman Wajib Pajak terhadap Minat Wajib Pajak untuk Menggunakan E-filing....................................114
xiii
4.5.2 Pengaruh Variabel Kompleksitas terhadap Minat Wajib Pajak untuk Menggunakan E-filing ........................................................115 4.5.3 Pengaruh Variabel Keamanan dan Kerahasiaan terhadap Minat Wajib Pajak untuk Menggunakan E-filing .........................116 4.5.4 Pengaruh Variabel Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Minat Wajib Pajak untuk Menggunakan E-filing....................................118 4.5.5 Pengaruh Variabel Kesiapan Teknologi Informasi terhadap Minat Wajib Pajak untuk Menggunakan E-filing .........................120 BAB V PENUTUP............................................................................................122 5.1 Simpulan.................................................................................................122 5.2 Saran ......................................................................................................123 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................124 LAMPIRAN......................................................................................................127
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penerimaan SPT Tahunan PPH OP Tahun Pajak 2014 hingga 31 Maret 2015 ...................................................................................6 Tabel 1.2 Penerimaan SPT Tahunan PPH OP KPP Semarang Tengah Satu Tahun 2013-2015 ..............................................................................7 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulua........................................................................45 Tabel 3.1 Ringkasan Hasil Uji Validasi ...........................................................69 Tabel 3.2 Ringkasan Hasil Uji Realibilitas ......................................................70 Tabel 3.3 Kategori Jawaban Variabel Minat Wajib Pajak ...............................73 Tabel 3.4 Kategori Jawaban Variabel Pengalaman Wajib Pajak ......................74 Tabel 3.5 Kategori Jawaban Variabel Kompleksitas ........................................75 Tabel 3.6 Kategori Jawaban Variabel Keamanan dan Kerahasiaan ..................76 Tabel 3.7 Kategori Jawaban Variabel Kepatuhan Wajib Pajak ........................77 Tabel 3.8 Kategori Jawaban Variabel Kesiapan Teknologi Informasi..............78 Tabel 4.1 Hasil Pengumpulan Data ..................................................................85 Tabel 4.2 Data Statistik Responden ..................................................................87 Tabel 4.3 Rangkuman Statistik Deskriptif ........................................................90 Tabel 4.4 Kategori Varibel Minat Wajib Pajak untuk Menggunakan E-filing..91 Tabel 4.5 Kategori Varibel Pengalaman Wajib Pajak .......................................93 Tabel 4.6 Kategori Varibel Kompleksitas ........................................................95 Tabel 4.7 Kategori Varibel Keamanan dan Kerahasiaan ..................................96 Tabel 4.8 Kategori Varibel Kepatuhan Wajib Pajak .........................................98
xv
Tabel 4.9 Kategori Varibel Kesiapan Teknologi Informasi ..............................99 Tabel 4.10 Nilai Koefisien Regresi ...................................................................100 Tabel 4.11 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov.......................................................105 Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinieritas...............................................................106 Tabel 4.13 Hasil Uji Glejser..............................................................................108 Tabel 4.14 Hasil Uji-F .......................................................................................109 Tabel 4.15 Hasil Uji Statistik t ..........................................................................110 Tabel 4.16 Rekapitulasi Pengujian Hipotesis ....................................................112 Tabel 4.17 Hasil Koefisien Determinasi ...........................................................113
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir .........................................................................60 Gambar 4.1 Uji Grafik P-Plot...........................................................................103 Gambar 4.2 Uji Grafik Histogram ....................................................................104 Gambar 4.3 Uji Scatterplot...............................................................................107
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian .....................................................................................127 2. Data Statistik Responden ..............................................................................133 3. Hasil Jawaban Responden .............................................................................138 4. Hasil Uji Instrumen .......................................................................................141 5. Hasil Uji Asumsi Klasik................................................................................146 6. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................................149 7. Data WPOP di KPP Pratama Semarang Tengah Satu ..................................150 8. Surat Izin Penelitian ......................................................................................151 9. Surat Persetujuan Izin Penelitian ..................................................................152
xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Menurut Pasal 1 Undang-undang Nomor 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang tercantum dalam Undangundang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya, pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak memberikan imbalan secara langsung digunakan untuk keperluan negara sebesar-besarnya bagi keperluan rakyat. Pajak telah menjadi sumber penerimaan negara, terutama pada negara-negara maju maupun negara berkembang yang menganut asas demokrasi dalam sistem pemerintahannya. Pajak juga dapat menjadi tolok ukur untuk mengetahui seberapa jauh dan sebesar apakah kepedulian serta jiwa patriotisme masyarakat sebagai warga negara kepada bangsa dan negaranya. Guna peningkatan sumber penerimaan negara melalui pajak, Direktorat Jendral Pajak telah melaksanakan upaya ekstensifikasi salah satunya dengan peningkatan jumlah wajib pajak sedangkan upaya intensifikasi dengan peningkatan penerimaan pajak. Menurut Sumitro (1990) dikutip dari Prasedyawati (2013) ekstensifikasi pajak adalah upaya memperluas subjek dan objek pajak serta penyesuaian tarif yang dapat ditempuh melalui, perluasan wajib pajak, penyempurnaan tarif, dan perluasan wajib pajak. Intensifikasi adalah peningkatan intensitas pemungutan terhadap subjek dan 1
2
objek yang potensial namun belum terjaring pajak serta memperbaiki kinerja pemungutan pajak. Upaya intensifikasi ini dapat ditempuh dengan cara penyempurnaan administrasi perpajakan dan peningkatan mutu pegawai dan petugas pemungut. Salah satu upaya intensifikasi ditempuh melalui penyempurnaan administrasi perpajakan yaitu dengan modernisasi administrasi perpajakan yakni dengan diterapkannya sistem informasi dan teknologi. Perkembangan zaman yang pesat ini telah mempengaruhi pengelolaan administrasi, baik itu administrasi pemerintah maupun bisnis. Perpajakan di Indonesia juga memanfaatkan sistem informasi dan teknologi informasi dalam pengelolaan administrasi perpajakan, baik untuk keperluan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) maupun masyarakat atau wajib pajak. Pengelolaan pajak sebelumnya dilakukan secara manual yang membutuhkan banyak waktu dan kertas kemudian dikembangkan dengan menggunakan sistem informasi dan teknologi yang mana hal ini bertujuan untuk memudahkan wajib pajak dalam pelaporan pajak. Sistem informasi dan teknologi dalam pengelolaan administrasi perpajakan tidak hanya mengenai bagaimana masyarakat atau wajib pajak melaksanakan kewajiban perpajakan, melainkan dengan adanya sistem informasi dan teknologi tersebut dapat melakukan perubahan penekanan dalam sistem pemenuhan kewajiban perpajakan, yaitu yang semula official assessment system kini menjadi mengedepankan self assessment system. Menurut Pandiangan (2014) official assessment system merupakan sistem
3
pemenuhan kewajiban perpajakan di mana wajib pajak melaksanakan kewajiban perpajakannya setelah adanya penetapan pajak dari kantor pajak. Self assessment system sistem pemenuhan kewajiban perpajakan di mana wajib pajak melaksanakan sendiri kewajiban perpajakannya sesuai dengan data dan informasi yang ada padanya serta berdasarkan ketentuan perundangundangan perpajakan yang berlaku. Official assessment system Direkrorat Jenderal Pajak yang aktif menetapkan pajak agar masyarakan atau wajib pajak melaksanakan kewajiban pajaknya. Self assessment system, masyarakat atau wajib pajak sendiri yang aktif dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya, sementara DJP hanya melakukan fungsi pelayanan dan pengawasan. Sistem informasi dan teknologi dalam pengelolaan administrasi perpajakan ini dapat mendorong pelaksanaan self assessmen system menjadi lebih baik lagi karena dengan sistem elektronik ini wajib pajak akan mempunyai kewajiban penuh untuk memenuhi kewajiban membayar pajaknya sendiri sehingga wajib pajak akan
memiliki
kesadaran
untuk
melaksanakan
hak
dan
kewajiban
perpajakannya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-41/Pj/ 2015 tentang Pengamanan Transaksi Elektronik Layanan Pajak Online menyebutkan bahwa sistem elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan informasi elektronik. Layanan Pajak Online adalah
4
sistem elektronik yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak atau pihak lain yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak (DJP) yang digunakan oleh wajib pajak untuk melakukan transaksi elektronik dengan Direktorat Jenderal Pajak meliputi DJP online dan Penyedia Layanan SPT Elektronik. Sistem elektronik pajak ini memudahkan wajib pajak untuk melaporkan pajak karena wajib pajak tidak diharuskan untuk mendatangi secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya atau dengan mengirimnya melalui Kantor Pos secara tercatat atau ketentuan lain sesuai dengan Undang-undang. Salah satu sistem elektronik yang dibuat oleh DJP untuk memudahkan wajib pajak yaitu dapat melaporkan pajak yang sudah dapat dilakukan secara online melalui program e-filing dengan e-SPT sehingga WP tidak harus datang ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Berdasarkan yang dijelaskan pada situs DJP di www.pajak.go.id (19 April 2016) menyebutkan bahwa e-filing merupakan suatu cara penyampaian SPT Tahunan PPh secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui internet pada website Direktorat Jenderal Pajak atau Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP). ASP yang telah ditunjuk oleh DJP adalah www.spt.co.id, www.pajakku.com, www.eform.bri.co.id, dan pada www.online-pajak.com. E-filing sudah diterapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sejak tahun 2005 dengan adanya Keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor KEP-05/PJ/2005. Saat itu e-filing harus dilakukan melalui ASP (Application Service Provider) atau perusahaan penyedia jasa aplikasi, namun sejak bulan Februari 2012,
5
DJP telah menyediakan layanan e-filing gratis untuk SPT PPh OP 1770 S dan 1770 SS. Untuk saat ini, SPT yang dapat diunggah pada loader e-SPT DJP Online adalah SPT Tahunan PPh Orang Pribadi 1770 Formulir Tahun 2014, SPT Masa PPh Pasal 21/26 Formulir Tahun 2014, SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Formulir Tahun 2009 dan SPT Tahunan PPh Badan Formulir 1771. Penyampaian SPT menggunakan e-filing memiliki banyak kelebihan yaitu penyampaian SPT dapat dilakukan kapansaja, tidak mengeluarkan biaya yang mahal, praktis, serta memiliki perhitungan yang akurat dan lengkap kerena perhitungannya menggunakan sistem. Layanan e-filing Direktorat Jendral pajak dapat diakses melalui www.efiling.pajak.go.id dan telah terintegrasi dalam layanan DJP online (www.djponline.pajak.go.id). Wajib Pajak juga tidak perlu khawatir tidak dapat menggunakan aplikasi e-filing tersebut, karena tata cara pengisiannya pun telah disediakan untuk membimbing Wajib Pajak dalam pengisian. Saat ini, penyampain SPT menggunakan e-filing masih belum diwajibkan oleh DJP atau masih bersifat optional, sehingga wajib pajak masih bisa memilih untuk penyampaian SPT secara manual atau melalui e-filing. Hal ini menunjukkan perlunya penelitian mengenai faktor-faktor yang dapat menarik minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing daripada melalui manual. Berdasarkan data pada sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dalam artikel berita di www.pajak.go.id (03 Mei 2016) menyebutkan bahwa, penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2014 melalui efiling mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan periode yang sama di
6
tahun sebelumnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa penyampaian SPT PPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2014 melalui e-filing mengalami pertumbuhan. Seiring dengan meningkatnya penggunaan e-filing, penyampaian SPT Orang Pribadi Tahun 2014 secara manual mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Tabel 1.1 Penerimaan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2014 hingga 31 Maret 2015 Uraian
Tahun 2014
Manual 6,429,925 e-filing 2,496,397 Total 8,926,322 Sumber: www.pajak.go.id , 2016
Pertumbuhan 2013
6,510,408 1,081,164 7,591,572
-1.24% 130.90% 17.58%
Berita tersebut dapat menjadi salah satu bukti bahwa fitur yang terdapat dalam e-filing secara umum sudah dapat menarik minat wajib pajak di Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari adanya peningkatan jumlah penyampaian surat pemberitahuan (SPT) tahunan PPh orang pribadi dari tahun 2014 ke 2015 melalui e-filing. Kenyataannya masih terdapat banyak berita yang menunjukkan bahwa wajib pajak lebih menyukai melaporkan pajak secara manual dibandingkan dengan menggunakan e-filing. Artikel yang ditulis oleh Afriyadi di m.liputan6.com/bisnis/ tahun 2014 (03 Mei 2016) yang berisi wawancaranya dengan beberapa wajib pajak, yang mana wajib pajak tersebut masih belum percaya dan yakin untuk menggunakan e-filing, mereka beranggapan jika lewat manual mereka dapat langsung menyampaikan keluhan dan selain itu mereka juga masih meragukan apabila melalui e-filing manakala sisten e-filing bisa saja sewaktu-waktu
dapat terganggu.
7
Tahun 2015 pun masih terdapat artikel-artikel berita yang menunjukkan kurangnya minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing. Menurut Ariyanti di m.liputan6.com/bisnis/ pada tahun 2015(03 Mei 2016), yang berisi wawancara dengan wajib pajak yang mengungkapkan bahwa masih banyak wajib pajak
yang memiliki kekhawatiran
mengenai keamanan
dan
kerahasiaan data mereka apabila melaporkan pajak menggunakan e-filing, mereka masih merasa aman melaporkan secara manual. Ada wajib pajak yang berpendapat bahwa repot melaporkan pajak melalui e-filing karena harus membuat e-FIN terlebih dahulu, sehingga harus datang ke KPP. Seakan sesuai dengan artikel-artikel tersebut, kondisi yang sama juga terdapat pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Semarang Tengah Satu juga masih banyak wajib pajaknya yang belum melaporkan pajak melalui e-filing. Berdasarkan data yang penulis peroleh, wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Semarang Tengah Satu masih banyak wajib pajak orang pribadi yang belum menggunakan e-filing. Berikut data wajib pajak orang pribadi yang menggunakan e-filling dan secara manual di KPP Semarang Tengah Satu: Tabel 1.2 Penerimaan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi KPP Semarang Tengah Satu Tahun 2013-2015 Uraian
Tahun 2013 2014 2015 Manual 4.165 3.926 4.280 e-filing 5 425 502 Sumber: Penerimaan SPT Tahunan SIDJP, MasterfileLokal KPP
Wajib pajak orang pribadi yang menggunakan e-filing setiap tahun mengalami peningkatan, namun jumlah tersebut masih menunjukkan lebih besar wajib pajak orang pribadi yang memilih melaporkan SPT tahunannya
8
secara manual. Meningkat atau menurunnya penggunaan e-filing ini dapat terbentuk dari suatu ketertarikan atau minat dari wajib pajak untuk menggunkan e-filing dalam penyampaian surat pemberitahuan (SPT). Berdasarkan artikel dan kondisi pada KPP Pratama Semarang Tengah Satu tersebut, penulis beranggapan perlunya mengatahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi wajib pajak khususnya orang pribadi dalam menggunakan efiling. Ketertarikan seorang wajib pajak orang pribadi untuk menggunakan efiling dapat ditentukan oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya diantaranya keamanan dan kerahasiaan, pengalaman yang dimiliki wajib pajak, wajib pajak menilai e-filing memiliki kompleksitas atau tidak, kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan pajak, serta kesiapan dari sistem teknologi. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat tersebut berasal dari bagaimana seorang wajib pajak mempersepsikan suatu sistem perpajakan (efiling) berkaitan keamanan dan kerahasiaan, dan kompleksitas. Seberapa banyak pengalaman yang dimiliki serta seberapa patuh wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban pajaknya, selain itu juga dapat berasal dari kesiapan teknologi informasi itu sendiri. Kurang tersediannya peraturan yang mengharuskan wajib pajak untuk menggunakan e-filing yang masih belum tegas
dapat
menjadi
pendorong ketidakminatan wajib pajak
untuk
menggunakan e-filing. Banyak peraturan yang masih tersedia sekarang yaitu untuk mengharuskan wajib pajak badan untuk menggunakan sistem elektronik untuk melaporkan pajaknya sedangkan orang pribadi belum
9
tersedia, namun pengaruh yang lebih besar bersumber dari dalam diri wajib pajak itu sendiri tentang bagaimana ia mempersepsikan akan kebermanfaatan e-filing dibandingkan dengan kekurangannya. Analisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing telah cukup banyak dilakukan penelitian. Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya masih menunjukkan hasil yang tidak sama sehingga masih diperlukannya penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi minat wajib pajak untuk menggunakan efiling. Faktor yang ditemukan peneliti yang masih terdapat perbedaan hasil pada penelitian sebelumnya adalah pengalaman dan kompleksitas. Faktor pengalaman pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Lai dan Choong (2010) dan Wowor,dkk (2014) bertentangan dengan hasil yang ditemukan oleh Sugihanti (2011), sedangkan kompleksitas pada hasil penelitian Desmayanti dan Zulaikha (2012) menunjukkan pertentangan terhadap hasil penelitian dari Sugihanti (2011). Berdasarkan research gap di atas pada penelitian ini penulis mengangkat kembali dua faktor tersebut dengan menggunakan indikator pengukuran yang di modifikasi oleh penulis sehingga berbeda dari peneliti sebelumnya. Selain itu, mengingat semakin berkembangnya sistem teknologi dan ilmu pengetahuan di zaman modern sekarang ini mengharuskan wajib pajak untuk berkembang dan memiliki penguasaan dalam penggunaan sistem teknologi, serta pemahaman yang baik dalam penggunaan e-filing. Semua itu bisa didapat apabila wajib pajak memiliki pengalaman dalam penggunaan sistem
10
informasi khususnya sistem pajak online (e-filing) sebelumnya. Wajib pajak yang memiliki pengalaman akan memiliki minat yang baik terhadap pengguanan e-filing, karena ia merasa akan mudah menggunakannya dengan pengalaman yang ia miliki. Pengalaman wajib pajak dalam penggunaan teknologi juga dapat berpengaruh terhadap minat wajib pajak dalam penggunaan e-filing. Tidak hanya pengalaman saja yang dapat mempengaruhi minat untuk menggunakan e-filing, melainkan juga tingkat kerumitan dari sistem e-filing tersebut juga berpengaruh. Wajib pajak cenderung tidak menyukai sesuatu yang rumit dan berbelit-belit apabila tata cara pelaporan kewajiban pajak dalam e-filing rumit maka akan membuat masyarakat tidak minat menggunakannya, selain itu efektifitas waktu penggunaan e-filing yang tidak lebih cepat dari yang manual maka bisa saja masyarakat akan lebih memilih melaporkan kewajiban pajaknya melalui Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Selain pengalaman dan kompleksitas, faktor keamanan dan kerahasiaan serta kesiapan teknologi informasi juga masih diyakini sebagai faktor yang dapat mempengaruhi minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing. Fenomena dan kasus-kasus yang sedang terjadi di Indonesia sekarang ini sering sekali terjadi kejahatan yang memanfaatkan sistem teknologi informasi (cyber crime) membuat wajib pajak memiliki krisis kepercayaan akan teknologi infomasi ini, mereka memiliki ketakuatan apabila data-data yang mereka input atau yang mereka laporkan bisa saja disalah gunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Hal ini membuat wajib pajak merasa tidak
11
aman untuk menggunakan sistem e-filing dan khawatir akan bocor kerahasiaannya, oleh karena itu tingkat kepercayaan wajib pajak terhadap keamanan dan kerahasiaan suatu informasi menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi minatnya terhadap penggunaan e-filing. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Carter et,. al,.(2011), Desmayanti dan Zulaikha(2012), Wibisino dan Toly (2014), serta Wowor,dkk (2014) yang menunjukkan bahwa keamanan dan kerahasiaan dapat mempengaruhi minat wajib pajak dalam menggunkan e-filing. Keamanan dan kerahasiaan seharusnya merupakan faktor yang dapat berpengaruh terhadap minat wajib pajak dalam menggunakan e-filing, kerana sistem teknologi yang semakin berkembang sesuai zaman tidak hanya diharuskan memiliki sistem yang canggih melainkan akan dituntut pula jaminan akan keamanannya. Wajib pajak diharuskan untuk memilki kesiapan untuk menerima ilmu pengetahuan dan teknologi baru di zaman yang modern sekarang ini untuk dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman yang semakin pesat. Menurut Desmayanti dan Zulaikha (2012) dalam Wibisono dan Toly (2014) kesiapan teknologi pada dasarnya dipengaruhi oleh individu itu sendiri, apakah dari dalam diri individu siap menerima teknologi khususnya dalam hal ini e-filing. Wajib pajak yang tidak memiliki kesiapan akan membuat ia kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan dunia yang semakin berkembang. Kesiapan wajib pajak dalam menerima hal baru dalam hal ini sistem e-filing dapat mendorong
12
minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing, wajib pajak yang telah siap akan dengan mudah menerapkan e-filing. Kesiapan dari sistem e-filing itu sendiri juga menjadi pengaruh mau atau tidaknya wajib pajak untuk menggunakan e-filing. Sistem e-filing tersebut masih memiliki kesiapan yang belum baik sehingga sering terjadinya gangguan koneksi, maka akan membuat wajib pajak tidak mau menggunakan e-filing. Artikel berita yang ditulis oleh Prianggono di jateng.tribunnews.com/ tahun 2016 (03 Mei 2016) yang menunjukkan bahwa sistem e-filing mengalami gangguan sehingga batas waktu pelaporan SPT tahunan diperpanjang. Ditjen Pajak Mekar Sari Utama menyampaikan permintaan maaf terkait dengan kendala teknis tersebut. Desmayanti dan Zulaikha (2012) menyimpulkan berpengaruh
bahwa
Kesiapan
signifikan
positif
Teknologi terhadap
Informasi
Intensitas
Wajib
Perilaku
Pajak Dalam
Penggunaan e-filing. Selain keempat faktor tersebut peneliti menambahkan satu variabel lainnya yang diyakini peneliti belum pernah diteliti oleh peneliti lain sebelumnya untuk mempengaruhi minat wajib pajak dalam menggunakan efiling yaitu kepatuhan wajib pajak. Wajib pajak yang dikatakan taat atau patuh tidak sama dengan wajib pajak yang memiliki predikat pembayar pajak dalam jumlah besar. Wajib pajak yang memberikan kontribusi yang besar belum tentu memandakan bahwa ia taat dalam membayar pajak. Patuh atau tidaknya wajib pajak dapat diukur dari ketepatannya dalam pelaporan pajak, kepemilikan NPWP,
serta tidak mempunyai tunggakan pajak. Seseorang
13
khususnya wajib pajak yang memiliki tingkat kepatuhan akan pelaporan kewajiban pajak yang tinggi akan memiliki minat yang tinggi pula untuk menggunakan e-filing, karena dengan adanya e-filing akan memudahkan wajib pajak untuk melaporkan pajaknya sehingga dapat membuat wajib pajak dapat membayarkan kewajiban pajaknya tepat waktu. Wajib pajak yang patuh pasti sudah terbiasa untuk membayar pajak tepat waktu, sehingga dengan kepatuhannya akan membayaran pajak secara tepat waktu tersebut akan membuat wajib pajak tertarik menggunakan e-filing. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk meneliti mengenai “Analisis Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi untuk Minat Menggunakan E-filing”.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana minat wajib pajak orang pribadi untuk menggunakan e-filing? 2. Apakah pengalaman berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk mengguanakan e-filing? 3. Apakah kompleksitas berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk mengguanakan e-filing? 4. Apakah keamanan dan kerahasiaan berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk mengguanakan e-filing? 5. Apakah kepatuhan wajib pajak berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk mengguanakan e-filing?
14
6. Apakah kesiapan teknologi informasi berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk mengguanakan e-filing?
1.3.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui minat wajib pajak orang pribadi dalam menggunakan efiling. 2. Menganalisis pengalaman berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk mengguanakan e-filing. 3. Menganalisis kompleksitas berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk mengguanakan e-filing. 4. Menganalisis keamanan dan kerahasiaan berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk mengguanakan e-filing. 5. Menganalisis kepatuhan wajib pajak berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk mengguanakan e-filing. 6. Menganalisis kesiapan teknologi informasi berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk mengguanakan e-filing.
15
1.4.
Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini :
1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi para akademisi dalam mengembangkan penelitian dimasa yang akan datang. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi khususnya dibidang akuntansi mengenai minat wajib pajak dalam menggunakan e-filing. 2. Manfaat praktis a.
Bagi Direktorat Jendral Pajak (DJP) i.
Hasil penelitian ini dapat diharapkan dapat memberikan umpan balik untuk meningkatkan pelayanan terutama bagian sistem informasi dan pemeliharaan sistem informasi perpajakan.
ii.
Menjadi dasar pertimbangan untuk Direktorat Jendral Pajak (DJP) dalam melakukan pembinaan, pengawasan, pengelolaan dan tindak lanjut terhadap sistem perpajakan.
b.
Bagi Akademisi Hasil yang diharapkan dari tujuan penelitian dapat digunakan sebagai
informasi
dan
wawasan
kepada
akademisi
untuk
mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat wajib pajak orang pribadi untuk menggunakan e-filing sehinnga dapat dijadikan acuan apabila ingin melakukan penelitian lebih lanjut.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Theory of Reasoned Action (TRA) Awalnya Theory of Reasoned Action (TRA) dicetuskan oleh Ajzen pada tahun 1975 (Jogiyanto,2007) dalam Susanto (2011). Asumsi dasar yang disusun pada teori ini adalah bahwa manusia berperilaku dengan cara yang sadar dan mempertimbangkan segala informasi yang tersedia. TRA ini, dilakukan atau tidaknya suatu perilaku ditentukan oleh niat seseorang. Lebih lanjut, Ajzen mengemukakan bahwa niat melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu dipengaruhi oleh dua penentu dasar, yang pertama berhubungan dengan sikap (attitude towards behavior) dan yang lain berhubungan dengan pengaruh sosial yaitu norma subjektif (subjective norms). Penelitian ini menggunakan TRA sebagai landasan untuk berfikir mengenai bagaimana seseorang mempertimbangkan segala informasi yang ada untuk membentuk minat atau ketertarikan terhadap sesuatu. Kaitannya dengan e-filing, penerimaan pengguna untuk menggunakan e-filing ditentukan oleh minat sedangkan minat itu sendiri dibentuk dari sikap dan norma subjektif. Sikap yang dapat membentuk minat dapat muncul dari bagaimana ia berperilaku, dalam hal ini bagaimana perilaku wajib pajak yang telah bertahuntahun atau terbiasa untuk menggunakan sistem teknologi. Perilakunya yang sudah memiliki kebiasaan tersebut yang nantinya dapat mendorong minatnya untuk menggunakan e-filing dan dapat memudahkan ia dalam beradaptasi 16
17
menggunakan e-filing. Setelah mempertimbangkan sikap tersebut akan muncul norma-norma subjektif yang berasal dari kepercayaan wajib pajak akan kebermanfaatan yang diberikan e-filing lebih tinggi dari cara pelaporan pajak manual. Sikap pada penelitian ini diartikan sebagai sikap yang biasa ia lakukan berdasarkan kebiasaannya yang dapat berasal dari pengalaman. Teori TRA ini digunakan untuk mendasari variabel pengalaman. 2.1.2 Theory of Acceptance Model (TAM) Teori ini pertama kali dikenalkan oleh Davis pada tahun 1986. Teori ini diadopsi dari Theory of Reasoned Action oleh Ajzen (1975). Davis, Bagozzi dan Warshaw (1989) mengusulkan TAM ini untuk menjelaskan individu menerima atau menolak untuk penggunaan teknologi informasi (Park, 2009). Model TAM berasumsi bahwa seseorang mengadopsi suatu teknologi pada umumnya ditentukan oleh proses kognitif dan bertujuan untuk memuaskan pemakainya atau memaksimalkan kegunaan teknologi itu sendiri (Adiwibowo dkk, 2009). Teori ini menjelaskan bagaimana faktor eksternal dapat mempengaruhi sikap, niat dan kepercayaan individu. Menurut TAM, penggunaan teknologi dapat dipengaruhi secara langsung maupun tidak langsung oleh niat, perilaku pengguna, persepsi pengguna akan manfaat sistem teknologi dan persepsinya tentang kemudahan dari sistem tersebut. Tujuan dari TAM adalah menjelaskan faktor penentu penerimaan teknologi berbasis informasi dan menjelaskan perilaku pengguna teknologi informasi dengan variasi
yang
cukup
luas
populasi
penggunanya
(Siregar,
2011).
18
Teori model penerimaan (TAM) ini dapat digunakan untuk identifikasi mengapa suatu sistem dapat diterima atau tidak diterima. Model TAM menunjukkan bahwa ketika pengguna disajikan dengan teknologi baru, ada sejumlah
faktor yang
dapat mempengaruhi keputusan mereka tentang
bagaimana dan kapan mereka akan menggunakannya. Model TAM ini memiliki dua faktor utama untuk menilai penerimaan suatu teknologi yaitu Perceived Usefulness (PU) dan Perceived Ease of Use (PEOU). Faktor Perceived Usefulness (PU) pada penelitian ini digunakan untuk melandasi variabel keamanan dan kerahasiaan serta kesiapan teknologi informasi. Keamanan dan kerahasiaan disini diartikan bagaimana wajib pajak memiliki persepsi bahwa sistem e-filing mampu menjaga keamanan dan kerahasiaan data yang wajib pajak isikan dalam sistem, dengan adanya persepsi tersebut akan memunculkan persepsi kebermanfaan dari sistem e-filing itu sendiri. Persepsi kebermanfaat muncul karena dengan tingkat keamanan dan kerahasiaan yang baik, akan membuat wajib pajak menilai bahwa e-filing memiliki manfaat yang lebih. Minat untuk menerima teknologi dalam hai ini menggunakan e-filing akan muncul setelah persepsi kebermanfaatan. Variabel kesiapan teknologi informasi diartikan bahwa sejauh mana wajib pajak siap untuk menerima teknologi baru yakni e-filing selain itu, efiling juga harus memiliki kesiapan untuk mendukung kesiapan dari wajib pajak supaya pelaporan pajak dapat berjalannya dengan baik sesuai dengan harapan DJP. Hal ini dapat dikaitkan dengan faktor utama pada teori TAM yakni Perceived Usefulness (PU) atau persepsi kebermanfaatan yang mana
19
sistem (e-filing) diluncurkan pastilah karena memiliki manfaat untuk wajib pajak, yaitu untuk memudahkan wajib pajak dalam pelaporan pajak. Persepsi kebermanfaatan ini muncul ketika e-filing telah memiliki kesiapan yang baik sehingga dapan membuat wajib pajak menilai bahwa e-filing memiliki kesiapan yang dapat memberikan ia manfaat yang lebih dari pada manual, sehingga persepsi ini akan mendorong keinginan wajib pajak untuk mau menggunakan e-filing. Faktor utama yang kedua yang digunakan untuk menilai penerimanaan suatu teknologi pada teori TAM ini adalah Perceived Ease of Use (PEOU) atau persepsi kemudahan untuk menggunakan. Penelitian ini, faktor Perceived Ease of Use (PEOU) digunakan untuk mendasari variabel kompleksitas, yang mana wajib pajak akan mau atau minat menggunakan e-filing apabila e-filing memiliki kemudahan atau tidak memiliki kompleksitas dalam tata cara pelaporan pajaknya. Kompleksitas berkaitan dengan e-filing ini yang nantinya akan membentuk persepsi wajib pajak akan kemudahan dalam menggunakan. Wajib pajak akan menilai e-filing memiliki kemudahan untuk menggunakan apabila tatacara pelaporan pajak melalui e-filing tidak memiliki kompleksitas. Setelah persepsi kemudahan penggunaan terbentuk yang dilihat dari kompleksitasnya, maka persepsi itu yang akan berdampak pada minat wajib pajak
untuk
mau
menggunakan
e-filing
dalam
pelaporan
pajaknya.
20
2.1.3 Teori Kewajiban Pajak Mutlak atau Teori Bakti Teori ini mendasarkan pada paham Organische Staatsleer yang mana paham ini mengajarkan bahwa karena sifat suatu negara maka timbullah hak mutlak untuk memungut pajak. Orang-orang tidaklah berdiri sendiri dengan tidak adanya persekutuan tidaklah akan ada individu, oleh karenanya persekutuan (yang menjelma menjadi negara) berhak atas satu sama lain. Akhirnya setiap orang menginsyafi bahwa menjadi suatu kewajiban asli untuk membuktikan tanda baktinya terhadap negara dalam bentuk pembayaran pajak (Resmi,2005). Teori ini digunakan sebagai landasan berfikir bahwa setiap warga negara memiliki suatu kewajiban yakni untuk membayar pajak. Wajib pajak tidak hanya diharuskan untuk membayar pajak saja, melainkan ia juga diharuskan untuk patuh dalam melaporkan kewajiban pajaknya serta melaporkan pajak sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia. Kepatuhan wajib pajak tersebut itulah yang menjadi tanda bakti wajib pajak sebagai warga negara kepada bangsa dan negara.
2.2. Administrasi Perpajakan Pajak merupakan salah satu kewajiban masyarakat sebagai wajib pajak kepada negara yang bersifat memaksa, sehingga apabila wajib pajak tidak atau belum melaksanakan kewajiban perpajakan sebagaimana mestinya, maka negara akan
melakukan penagihan pajak yang bersifat memaksa sesuai
undang-undang bahkan dapat mengakibatkan wajib pajak dikenakan sanksi
21
perpajakan. Perpajakan adalah keseluruhan dari suatu proses atau suatu kegiatan yang berkaitan dengan pajak, mulai dari pendaftaran, perhitungan, pembayaran,
serta
pelaporan
pajak
(Pandiangan,2014).
Pengelolaan
perpajakan tersebut harus dilakukan dengan baik dan benar oleh wajib pajak sesuai dengan ketentuan perundanga-undangan perpajakan yang berlaku agar terhindar
dari
pengenaan
sanksi
perpajakan.
Wajib
pajak
harus
memperjatikan sistem perpajakan yang berlaku agar pengelolaannya dapat dilakukan secara efektif, efisien, dan optimal. Pajak dapat dijadikan tolok ukur untuk mengetahui seberapa besar kepedulian dan jiwa patriotisme masyarakat sebagai warga negara kepada bangsa dan negaranya. Hal pokok yang harus dilakukan wajib pajak dalam melaksanakan kegiatan mengelola pajak(Pandiangan,2014): a. Pendaftaran sebagai wajib pajak Subjek pajak (baik orang pribadi maupun badan) yang telah memenuhi kriteria sebagai wajib pajak sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan perpajakan, wajib mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak. Pendaftaran dilakukan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal/tempat kedudukan/tempat kegiatan usaha/ lokasi wajib pajak menurut keadaan sebenarnya dengan membawa dokumen yang dipersyaratkan. Pendaftaran dapat dilakukan dengan kesadaran sendiri (voluntary compliance) dengan mendaftar sendiri (self assesment system) atau secara jabatan oleh KPP (official assesment
system).
22
b. Penghitungan pajak Ada 3 pihak yang dapat melakukan perhitungan pajak yaitu dilakukan sendiri oleh wajib pajak (self assesment system), dilakukan oleh KPP KPP (official assesment system), dan dilakukan oleh pihak ketiga yang melakukan pembayaran (withholding system). Rumus perhitungan pajak dengan ketiga tersebur pada dasarnya sama yaitu tarif pajak dikalikan dengan dasar pengenaan pajak. c. Pemotongan atau pemungutan pajak Salah satu kewajiban WP yang adadaam sistem perpajakan adalah melakukan pemotongan atau pemungutan pajak atas setiap pembayaran atau pengeluaran yang dilakukan kepada pihak lain yang menimbulkan pajak terutang. d. Pembayaran pajak Pajak yang terutang harus dibayar atau disetor ketempat pembayaran pajak. Tempat pembayaran pajak dilakukan di bank persepsi dan kantor pos, jadi bukan di kantor pajak. e. Pelaporan pajak Kewajiban perpajakan yang telah dilaksanakan wajib pajak harus dilaporkan ke kantor pajak. Pelaporan pajak terutama menyangkut pajak yang telah disetor atau dipotong atau dipungut yang menjadi kewaibannya. Pelaporan pajak dilakukan setiap masa pajak dan ada juga hanya setahun sekali. Sarana yang digunakan untuk melaporkan pajak adalah
Surat
Pemberitahuan
(SPT).
23
2.3. Pendaftaran Wajib Pajak dan Pelaporan 2.3.1 Pendaftaran Wajib Pajak Menurut Pandiangan (2014) terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendaftarkan diri yaitu: 1. Secara langsung ke KPP/KP2KP. Tata cara pendaftaran atau pelaporan usaha : i.
WP mengisi formulir permohonan pendaftaran WP atau formulir permohonan pengukuhan PKP secara lengkap, benar dan jelas serta ditandatangani.
ii.
WP
menyerahkan
formulir
permohonan
kepada
petugas
pendaftaran WP. iii.
Jika formulir permohonan belum diisi secara lengkap, maka petugas akan mengembalikan formulir permohonan kepada pemohon untuk dilengkapi.
iv.
Jika formulir permohonan sudah diisi lengkap demikian juga dengan dokumen yang dipersyaratkan, WP akan menerima Bukti Penerimaan Surat (BPS).
2. Melalui Pojok Pajak, Mobil Pajak, dan sejenisnya yang ada di tempattempat keramaian. Pendaftaran NPWP yang diberikan Pojok Pajak dan Mobil Pajak hanyalah kepada WP Orang Pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha.
Berikut
tata
caranya:
24
i.
WP menyerahkan persyaratan pendaftaran NPWP orang pribadi kepada petugas.
ii.
Apabila persyaratan tidak lengkap maka permohonan pendaftaran ditolak dan dikembalikan kepada WP.
iii.
Jika persyaratan sudah lengkap, maka WP akan menerima NPWP.
3. Mengirimkan permohonan melaui pos atau melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir. WP dapat menyampaikan permohonan pendaftaran WP atau pengukuhan PKP yang telah diisi lengkap dan jelas dengan mengirimkannya melalui kantor pos atau melalui jasa ekspedisi atau jasa kurir. Tanda terima pengiriman dari kantor pos, atau perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dianggap sebagai tanda terima permohonan dari KPP. 4. Secara online (e-registration) Pertama, WP mengajukan permohonan pendaftaran secara elektronik dengan mengisi formulir pendaftaran wajib pajak di aplikasi eregistration pada laman Direktorat Jenderal Pajak di www.pajak.go.id. Setelah itu mengirimkan dokumen yang disyaratkan ke KPP, dengan cara mengunggah salinan digital dokumen melalui e-registration. Dokumen yang disyaratkan telah diterima secara lengkap, KPP akan menerbitkan BPS secara elektronik. Berikut tata cara pendaftaran NPWP/ pengukuhan PKP secara online melalui internet : i. Membuka situs DJP dengan alamat www.pajak.go.id ii. Memilih menu sistem e-registration
25
iii. Membuat account dengan melakukan login pada sistem e-registration. iv. Login ke sistem e-registration dengan mengisi username dan password yang telah dibuat. v. Memilih menu “permohonan pendaftaran NPWP atau pengukuhan PKP”. vi. Memilih jenis WP yang sesuai (orang pribadi, badan atau bendahara) vii. Mengisi formulir permohonan pada layar komputer dengan lengkap dan benar viii. Memilih tombol “daftar” untuk mengisi formulir permohonan pendaftaran NPWP/ pengukuhan PKP. ix. Mencetak formuir permohonan yang sudah diisi secara lengkap dan SKTS melalui aplikasi e-registration. x. Menerima SKT,NPWP, atau SPPKP dari KPP dimana WP terdaftar. 5. Melalui pemberi kerja (swasta) atau bendahara (instansi pemerintah atau kembaga negara) secara massal. Langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu: i. Membuat daftar normatif ii. Mengumpulkan fotokopi KTP/identitas diri sesuai dengan daftar normatif sesuai kelompok-kelompoknya iii. Mengisi e-NPWP sesuai dengan daftar normatif dan identitas diri. iv. Menyampaikan daftar normatif dan data isian e-NPWP dalam bentuk media beserta fotokopi KTP/ identitas diri dan fotokopi NPWP kepada KPP
lokasi,
dengan
surat
pengantar.
26
v. Meneruskan kartu NPWP yang diterima dari KPP lokasi kepada masing-masing WP OP dengan dilengkapi rekapitulasi dan tanda terima NPWP. vi. Mengembalikan tanda terima NPWP yang telah ditandatangani oleh WP OP ke KPP lokasi. vii. Memberikan keterangan, data, dan dokumen lainnya yang diperlukan kepada petugas pendataan WP dalam hal pemberi kerja/bendahara tidak merespon surat permintaan data dalam jangkat waktu yang ditetapkan. 2.3.2. Pelaporan Pajak Pelaporan pajak yang dilakukan dengan menggunakan SPT ke Direktorat Jenderal Pajak (DJP) ada 2 (Pandiangan,2014) yaitu: 1. Secara Manual a. Langsung ke KPP atau KP2KP WP atau PKP dapat langsung datang ke KPP atau KP2KP tempatnya terdaftar. Tempat penyampaian SPT yaitu di Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) sebagai front office pelayanan perpajakan kepada masyarakat, apabila setelah diteliti terbukti SPT itu telah lengkap sesuai ketentuan, maka petugas TPT akan memberikan BPS kepada WP.
27
b. Melalui tempat khusus Pelaporan pajak melalui tempat khusus ini sama seperti penyampaian secara langsung ke KPP diatas, apabila SPT sudah lengkap maka WP akan diberikan BPS oleh KPP. c. Dikirim melalui pos atau jasa ekspedisi atau jasa kurir WP dapat mengirimkan SPT yang talh lengkap dan benar melalui pos atau jasa ekspedisi atau jasa kurir. WP harus meminta bukti pengiriman surat yang ditujukan ke KPP tempat WP terdaftar. Bukti itu nantinya menjadi bukti resmi dalam penyampaiaan SPT yang harus disimpan WP. 2. Secara Elektronik (online) Direktorat Jenderal Pajak (DJP) juga memanfaatkan perkembangan teknologi sebagai salah satu cara penyampaian SPT. Penyampaiannya dilakukan secara online yang dikenal dengan e-filing. Sementara ini, belum semua SPT dapat menggunakan e-filing, SPT yang tersedia masih terbatas formulir SPT tahunan 1770 S atau formulir tahunan 1770 SS dan SPT Masa PPN.
2.4. Pelaporan Pajak Menggunakan E-filing E-filing merupakan salah satu sistem yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP). E-filing adalah suatu cara penyampaian SPT yang dilakukan dengan sistem on-line dan real time melalui media internet pada website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) maupun Penyedia Jasa Aplikasi (Pandiangan,2014). Wajib pajak dapat menyampaikan SPT secara
28
elektronik (e-filing) melalui satu atau beberapa Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) yang ditunjuk oleh DJP. Menurut Susanto (2011) Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP) adalah perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi yang telah ditunjuk oleh DJP sebagai perusahaan yang dapat menyalurkan penyampaian SPT secara elektronik ke DJP. Perusahaan penyedia jasa aplikasi harus memenuhi syarat sebagai berikut : 1. Berbentuk badan, 2. Memiliki izin usaha penyedia jasa aplikasi (ASP) 3. Mempunyai NPWP dan telah dikukuhkan sebagai PKP dan 4. Menandatangani perjanjian dengan DJP E-filing dapat berupa Surat Pemberitahuan (SPT) Masa atau SPT tahunan yang berbentuk elektronik dengan media komputer. Wajib pajak yang menyampaikan e-SPT harus memenuhi syarat yaitu memiliki Elektronic Filling Identification Number (e-FIN),dan memperoleh sertifikat (digital certificate) dari DJP. Menurut Direktorat Jendral Pajak pada laman www.pajak.go.id (20 April 2016) Elektronic Filling Identification Number (eFIN) adalah nomor identitas yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar kepada wajib pajak yang mengajukan permohonan untuk menyampaikan SPT secara elektronik (e-filing). Penyampaian SPT secara elektronik dapat dilakukan selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu dengan standar Waktu Indonesia Bagian Barat. SPT yang disampaikan secara elektronik pada akhir batas waktu penyampaian SPT yang jatuh pada hari libur, dianggap disampaikan tepat waktu. Tatacara
29
pelaporan dengan menggunakan e-filing dilakukan oleh wajib pajak seperti berikut ini: 1. SPT yang telah diisi dengan benar, jelas dan lengkap disampaikan secara elektronik melalui suatu perusahaan ASP oleh WP ke DJP 2. Atas SPT yang disampaikan secara elektronik melalui perusahaan ASP yang telah ditunjuk oleh DJP diberikan Bukti penerimaan secara elektronik apabila SPT telah lengkap. 3. SPT yang tidak lengkap, oleh kepala KPP diberitahukan kepada wajib pajak secara elektronik.
2.5. Minat Wajib Pajak Menurut Suryabrata (1988 : 109)
dalam www.sarjanaku.com (05
Februari 2016) minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertatik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek. Menurut Crow dalam Killis, (1988 : 26) minat adalah pendorong yang menyebabkan seseorang memberi perhatian terhadap orang, sesuatu, aktivitas-aktivitas tertentu. Menurut Munabari dan Aji (2014) mendefinisikan minat adalah suatu kecenderungan yang tinggi terhadap suatu hal atau aktivitas tanpa adanya paksaan, dengan kata lain minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa adanya paksaan dari pihak lain. Diantara faktor-fakotr yang memepengaruhi yaitu dari (1) Faktor dorongan dari dalam (2) Faktor motif sosial dan (3) Faktor emosional. Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah
30
ketertarikan seseorang akan sesuatu hal dibandingkan dengan hal yang lainnya, yang menurut persepsinya hal tersebut memiliki keunggulan daripada yang lainnya, sehingga dapat menggerakkan perilaku atau mendorong seseorang untuk memilihnya. Dorongan tersebut dapat timbul karena adannya perhatian, rasa senang serta pengalaman dari seseorang. Dorongan tersebut nantinya dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menentukan keputusan dalam berperilaku. Perilaku seseorang dapat ditentukan oleh kombinasi dua kekuatan yaitu kekuatan internal (internal forces) dan kekutatan eksternal (external forces). Kekuatan internal (internal forces) yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti persepsi seseorang terhadap sesuatu, pengalaman
yang dimiliki seseorang, kepatuhan seseorang terhadap
pertauran, serat bagaimana kesiapan dari orang tersebut menanggapi suatu hal baru. Kekutatan eksternal (external forces) yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri seseorang yang mana faktor tersebut berada diluar kendalinya, seperti kesulitan akan suatu pekerjaan, atau keberuntungan seseorang, serta pengaruh dari lingkungan kerja. Minat wajib pajak adalah ketertarikan dari wajib pajak dalam penggunaan sistem pelaporan kewajiban pajak secara online (e-filing). Ketertarikan wajib pajak disini didefinisikan sebagai ketertarikan dari dalam diri wajib pajak akan adanya sistem e-filing. Faktor-faktor dari dalam diri wajib pajak sangat berpengaruh dalam menerima atau penentuan keputusan wajib pajak dalam beperilaku dalam hal ini menggunakan e-filing daripada
31
faktor dari luar, apabila faktor dari luar telah sangat baik dalam mempengaruhi keputusan atau ketertarikan wajib pajak namun dari dalam diri wajib pajak tidak mendukung, maka faktor dari luar tersebut tidak dapat mendorong wajib pajak untuk memilih menggunakan e-filing. Hal ini dikarenakan dorongan seseorang dalam berperilaku berasal dari kombinasi dua kekuatan yaitu kekuatan internal (internal forces) dan kekutatan eksternal (external forces) namun yang paling utama berasal dari dalam diri wajib pajak. Minat wajib pajak yang berasal dari kekuatan internal seperti bagaimana ia memiliki persepsi terhadap penggunaan e-filing, misalnya persepsi akan keamanan dan kerahasiaan dari sistem e-filing serta persepsi tentang kompleksitas sistem e-filing. Minat wajib pajak lainnya berasal dari pengalaman yang dimiliki wajib pajak dalam penggunaan teknologi, selain itu, kepatuhan wajib pajak dan kesiapan diri wajib pajak dalam menerima teknologi informasi juga menjadi pengaruh dari ketertarikan wajib pajak untuk menggunakan e-filing dalam pelaporan kewajiban pajaknya.
2.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Wajib Pajak Minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing merupakan ketertarikan wajib pajak terhadap e-filing yang muncul ketika wajib pajak menemukan kelebihan dari e-filing setelah membandingkan dengan cara manual. Terdapat faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi
minat
wajib
pajak
untuk
menggunakan e-filing. Menurut Carter et al,. (2011) faktor-faktor yang dapat
32
mempengaruhi minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing adalah sebagai berikut: 1. Harapan usaha (EE) Harapan usaha terdapat tiga konstruksi yang membuat konsep harapan usaha
yaitu
persepsi
kemudahan
penggunaan,
kompleksitas,
dan
kemudahan penggunaan. E-filing diharapkan mudah untuk digunakan dan mudah dinavigasi, apabila sistem terlalu rumit atau membutuhkan usaha yang berlebihan maka warga akan memanfaatkan alternatif pilihan lain. 2. Harapan kinerja (PE) Terdapat lima indikator yang dapat membangun harapan kinerja yaitu kegunaan
yang
dirasakan,
motivasi
ekstrinsik,
sesuai
pekerjaan,
keuntungan relatif, dan harapan akan hasil dari suatu sistem. Penyedia jasa sistem dan opemerintah perlu menekankan manfaat dari e-filing, karena setelah warga memahami bagaimana berguna dan menguntungkannya efiling maka mereka akan memiliki minat untuk menggunakan e-filing. 3. Pengarus sosial (SI) Pengaruh sosial adalah sejauh mana seorang individu merasakan bahwa orang lain yang ia anggap penting membuat mereka percaya bahwa ia harus menggunakan sistem (Venkatesh et al., 2003). Seseorang lebih mungkin untuk mengambil keuntungan dari suatu pilihan apabila oarang lain
yang
disekitarnya
juga
menggunakannya.
33
4. Persepsi Manfaat (WSSE) Kepercayaan adalah suatu kepercayaan akan kemampuan diri sendiri terhadap suatu teknologi yang diperlukan untuk keberhasialan dalam berinteraksi dengan situs web tertentu. 5. Persepsi Keamanan (PSC) Persepsi keamanan adalah pengguna harus memiliki kepercayaan bahwa mekasisme yang berada di sistem untuk menjaga elektronik aman. Persepsi ini dipengaruhi oleh pemahaman pengguna dari mekanisme keamanan ditempatnya, kehadiran fitur keamanan, otentifikasi dan kebijakan pada situs web. 6. Kepercayaan pada perantara independen (TII) Warga harus memiliki kepercayaan pada pihak ketiga atau penyedia jasa elektronik, karena mereka akan menyerahkan data-data hasil keuntungan mereka yang berkaitan dengan pelaporan pajak elektronik. Semakin tinggi tingkat kepercayaan warga terhadap perantara independen atau pihak ketiga penyedia jasa elektronik makan akan meningkatkan minat ia untuk menggunakan suatu sistem. Menurut Sugihanti (2011) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing adalah sebagai berikut: 1. Ekspektasi kinerja Ekspektasi kinerja didefinisikan sebagai tingkat dimana seorang individu meyakini
bahwa
meningkatkan
menggunakan
sistem
akan
membantu
dalam
kinerjanya.
34
2. Ekspektasi usaha Ekspektasi usaha sebagai tingkat kemudahan yang dihubungkan dengan penggunaan suatu sistem informasi. 3. Komplesitas Kompleksitas (Complexity) adalah ukuran kemampuan pengguna yang mempersepsikan suatu sistem itu mudah dipahami atau sulit dipahami. 4. Kesukarelaan Penggunaan e-filling, kesukarelaan merupakan bentuk persepsi pengguna (user) untuk memutuskan menggunakan e-filling tanpa paksaan dari luar. 5. Pengalaman Pengalaman dapat didefinisikan sebaagai bentuk pengetahuan pengguna (user) yang diperolehnya ketika pengguna telah pernah menggunakan TI tersebut sebelumnya. 6. Keamanan dan kerahasiaan Isu keamanan dan kerahasiaan menjadi isu yang paling diperhatikan oleh pengguna dalam penggunaan SI. 7. Kecepatan Kecepatan didefinisikan sebagai sejauh mana atau seberapa lama waktu yang digunakan dalam mengakses sesuatu sistem atau hal.
35
Menurut Wibisono dan Toly (2014) faktor yang dapat mempengaruhi minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing adalah sebagai berikut: 1. Keamanan dan kerahasiaan Keamanaan dan kerahasian yang dimaksud adalah seberapa kuatnya perangkat teknologi untuk menjaga keamaanan dan kerahasiaan data Wajib Pajak. Hal ini berkaitan dengan keamaanan data yang dilaporkan oleh Wajib Pajak bahwa hanya orang yang bersangkutan yang dapat mengakses data tersebut. Indikator keamanan dan kerahasiaan meliputi 3 hal yaitu resiko pengguna berkaitan dengan resiko terhadap pihak luar (hacker), penyimpanan data berkaitan dengan resiko terhadap pihak dalam (pegawai pajak) dan kemampuan e-filing berkaitan dengan kemampuan sistem dalam mengantisipasi masalah-masalah terkait data. 2. Kesiapan teknologi informasi Kesiapan Teknologi Informasi yang dimaksud adalah sekumpulan sumber daya informasi organisasi, peran penggunaannya, serta manajemen yang menjalankannya apakah sudah kompeten di bidangnya. Kesiapan teknologi informasi juga di pengaruhi dengan adanya perkembangan media internet mengingat bahwa media internet adalah sarana utama dalam menggunakan system e-filing, sedangkan tidak semua Wajib Pajak dapat mengakses media internet. Indikator kesiapan teknologi informasi meliputi 3 hal yaitu pemahaman Sumber Daya Manusia berkaitan dengan penerimaan, penggunaan dan penggolahan data menggunakan teknologi, keandalan internet
berkaitan
dengan
kemampuan
internet
sebagai
sarana
36
menggunakan sistem e-filing, dan keandalan software dan hardware komputer berkaitan dengan kemampuan komputer sebagai sarana menggunakan sistem e-filing. 3. Persepsi kegunaan Persepsi kegunaan didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakannya. Indikator persepsi kegunaan meliputi 3 hal yaitu peningkatan kinerja berkaitan dengan peningkatan kinerja, produktivitas, efektifitas dan kualitas hasil pekerjaan, membuat pekerjaan jadi lebih mudah berkaitan dengan pekerjaan dilakukan kapan saja, menjadi lebih cepat, lebih prakis dan lebih efisien dan bermanfaat berkaitan dengan waktu tidak terbuang percuma, menghemat biaya dan menghemat kertas. 4. Persepsi kemudahan Persepsi Kemudahan didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana sebuah system dapat dengan mudah di pahami dan digunakan. Indikator persepsi kemudahaan meliputi 3 hal yaitu sistem mudah digunakan berkaitan dengan sistem sesuai dengan kebutuhan, fleksibel digunakan, tidak rumit, tidak melakukan kesalahan dan tidak membutuhkan usaha yang keras. Tampilan jelas berkaitan dengan tampilan jelas, mudah dibaca dan tidak mengalami kebingungan. Mudah di pelajari berkaitan dengan mudah menguasai software dan hardware computer dan mudah mempelajari cara menggunakan
e-filing.
37
Berdasarkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing yang telah diteliti dari berbagai peneliti tersebut, maka penulis akan meneliti pengalaman wajib pajak, kompleksitas, keamanan dan kerahasiaan, kepatuhan wajib pajak serta kesiapan teknologi informasi. Penelitian ini menggunakan indikator pengukuran minat wajib pajak yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya minat wajib pajak diukur dengan menggunakan indikator pengukuran yang menilai seseorang minat setelah ia sudah menggunakan e-filing, namun dalam penelitian ini penulis menggunakan indikator pengukuran minat yang akan muncul sebelum ia menggunakan. Selain itu penulis menambahkan pula variabel kepatuhan wajib pajak, yang diyakini penulis memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap munculnya ketertarikan seseorang untuk menggunakan e-filing dalam pelaporan pajaknya.
2.6.1. Pengalaman Wajib Pajak Menurut Wikipedia pengalaman ialah hasil persentuhan alam dengan panca indra manusia. Berasal dari kata peng-alam-an. Pengalaman memungkinkan seseorang menjadi tahu atau mengerti dan hasil tahu ini kemudian disebut pengetahuan. Hasil yang disebut pengetahuan ini diperoleh dari keterlibatan dari seseorang yang mengerjakan suatu hal selama periode tertentu. Pengalaman yang dianggap bernilai merupakan faktor yang turut membuat minat pada diri individu. Pengalaman dapat memberikan dorongan serta kekuatan pada diri individu untuk melakukan sesuatu. Kebanyakan,
38
pengalaman berisi tentang cara mengetahui sesuatu atau pengetahuan akan prosedural daripada dengan pengetahuan proporsisional. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami oleh seseorang tentang apa yang ia pernah kerjakan atau ia lalui selama suatu periode yang membuat ia memiliki ketrampilan hasil pengalamannya tersebut. Pengalaman yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengalaman seseorang yang pernah menggunakan sistem informasi. Pengalaman akan sistem informasi tersebut yaitu sistem informasi administrasi perpajakan modern yang mana didalamnya terdapat e-filing. Pengalaman wajib pajak adalah ketrampilan yang telah dimiliki oleh wajib pajak akibat dari suatu pengalaman dimasa yang lalu akan penggunakan sistem teknologi dalam hal ini administrasi perpajakan modern yaitu penyampaian kewajiban pajak menggunakan e-filing.
2.6.2. Kompleksitas Susanto (2011) mendefinisikan complexity sebagai tingkat harapan pengguna bahwa teknologi bebas dari usaha. Thomson, et al. (1991) dalam Gardner (2004) dikutip dari Desmayanti dan Zulaikha (2012) menemukan bahwa semakin kompleks (rumit) suatu inovasi, maka semakin rendah tingkat penyerapannya. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kompleksitas adalah seberapa tinggi persepsi yang dimiliki seseorang terhadap suatu inovasi baru dalam bidang teknologi, apakah inovasi tersebut lebih banyak memberikan kebermanfaatan dan kemudahan atau tidak. Persepsi kompleksitas ini akan muncul apabila teknologi yang menjadi
39
inovasi baru memiliki tingkat kerumitan yang tinggi dalam penggunaannya atau teknologi tersebut malah dapat menyita banyak waktu penggunannya, sehingga pengguna akan berfikir atau memiliki persepsi bahwa sistem tersebut memiliki kompleksitas. Inovasi baru yang telah diluncurkan oleh Direktorat Jenderal Pajak adalah modernisasi administrasi perpajakan. E-filing menjadi salah satu sistem yang dibuat untuk memudahkan wajib pajak untuk penyampaian pajaknya. Perubahan dari sistem perpajakan tersebut dapat memunculkan persepsi akan kompleksitas e-filing tersebut. Persepsi kompleksitas yang dapat timbul karena adanya perubahan dari sistem informasi, yaitu sistem tersebut mengandung ketidaksederhanaan, ketidaknormalan dan bisa juga karena ketidakbiasaan dari pengguna. Proses perubahan tersebut terdapat dampak positif dan negatif. Sistem perpajakan yang tadinya menggunakan sistem manual yang beralih dengan sistem yang memanfaatkan teknologi akan membuat wajib pajak membandingkan antara kedua metode tersebut. Pembandingan tersebut nantinya akan mempengaruhi dalam bagaimana wajib pajak berperilaku terhadap pembaruan sistem ini, dan memutuskan untuk menggunakan sistem e-filing tersebut, bila sistem yang baru (e-filing) dinilai tidak memiliki kompleksitas yang lebih rumit daripada sistem pembayaran manual maka wajib pajak akan tertarik untuk beralih menggunakan e-filing. Sehingga kompleksitas ini juga dapat dijadikan sebagai suatu ukuran yang dapat menilai seberapa minat wajib pajak pada suatu
sistem
(e-filing).
40
2.6.3. Keamanan dan Kerahasiaan Menurut Desmayanti dan Zulaikha (2012), keamanan sistem informasi adalah manajemen pengelolaan keamanan yang bertujuan mencegah, mengatasi, dan melindungi berbagai sistem informasi dari resiko terjadinya tindakan ilegal seperti penggunaan tanpa izin, penyusupan, dan perusakan terhadap berbagai informasi yang di miliki. Hal ini berkaitan dengan keamaanan data yang dilaporkan oleh Wajib Pajak bahwa hanya orang yang bersangkutan yang dapat mengakses data tersebut. Kerahasiaan/secrecy dikutip dari Wibisono dan Toly (2014) adalah praktik pertukaran informasi antara
sekelompok
orang,
bisa
hanya
sebanyak
satu
orang,
dan
menyembunyikannya terhadap orang lain yang bukan anggota kelompok tersebut. Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keamanan dan kerahasiaan adalah seberapa tingkat jaminan keamanan dan kerahasiaan dari suatu sistem informasi untuk menjaga keamanan dan kerahasiaan data yang dilaporkan wajib pajak. Jaminan akan keamanan dan kerahasiaan ini dapat dinilai dari bagaimana wajib pajak memiliki persepsi akan sistem informasi. Hal ini berkaitan dengan isu keamanan dan kerahasiaan yang terjadi dimasyarakat menjadi isu yang paling diperhatikan oleh pengguna dalam penggunaan sistem informasi. Isu-isu ini dapat mempengaruhi persepsi dari seseorang akan keamanan dan kerahasiaan suatu sistem informasi. Persepsi keamanan dan kerahasiaan adalah bagaimana wajib pajak memiliki persepsi akan suatu sistem informasi apakah aman dan terjamin kerahasiaan datanya. Wajib pajak
41
memiliki persepsi keamanan dan kerahasiaan yang baik maka ia akan tertarik atau terdorong untuk menggunakan e-filing karena ia memiliki perasaan tenang dan senang dalam menggunakannya. Menurut Dewi(2009) dalam Desmayanti dan Zulaikha (2012) suatu sistem informasi dapat dikatakan baik jika keamanan sistem tersebut dapat diandalkan. Keamanan sistem ini dapat dilihat melalui data pengguna yang aman disimpan oleh suatu sistem informasi. Data pengguna ini harus terjaga kerahasiaannya dengan cara data disimpan oleh sistem sehingga pihak lain tidak dapat mengakses data pengguna secara bebas.
2.6.4. Kepatuhan Wajib Pajak Konsep dasar kepatuhan, menurut Mahon (2001) dalam Adiasa (2013) mengungkapkan bahwa kepatuhan adalah sebuah sikap yang rela untuk melakukan segala sesuatu, yang di dalamnya didasari kesadaran maupun adanya paksaan, yang membuat perilaku seseorang dapat sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Undang-undang Nomor 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Wajib Pajak dibagi menjadi 2, antara lain: 1. Wajib Pajak Orang Pribadi, adalah setiap orang pribadi yang memiliki penghasilan di atas pendapatan tidak kena pajak. Di Indonesia, setiap orang
42
wajib mendaftarkan diri dan mempunyai nomor pokok wajib pajak (NPWP), kecuali ditentukan dalam undang-undang. 2. Wajib Pajak Badan, adalah setiap perusahaan yang didirikan di Indonesia dan sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) serta mempunyai hak dan kewajiban yang ditetapkan dalam ketentuan peraturan pajak yang berlaku di Indonesia. Pengertian badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap, dan bentuk badan Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 544/KMK.04/2000 dalam Devano dan Rahayu (2006:112) yang dikutip dari Adiasa (2013), menyatakan bahwa Kepatuhan perpajakan adalah tindakan Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu negara. Wajib pajak dapat dilatakan patuh apabila : a. Tepat waktu dalam menyampaikan surat pemberitahuan untuk semua jenis pajak
dalam
dua
tahun
terakhir.
43
b. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali telah mempunyai izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak. c. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan dalam jangka waktu sepuluh tahun terakhir. d. Dua tahun pajak terakhir menyelenggarakan pembukuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP), dan dalam hal terhadap wajib pajak pernah dilakukan pemeriksaan, koreksi pada pemeriksaan yang terakhir untuk tiap-tiap jenis pajak yang terutang paling banyak 5%. e. Wajib pajak yang laporan keuangannya untuk dua tahun terakhir diaudit oleh akuntan public dengan pendapat wajar tanpa pengecualian atau pendapat dengan pengecualian. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepatuhan wajib pajak adalah suatu keadaan yang mengharuskan wajib pajak untuk tunduk atau patuh pada peraturan yang berlaku. Perpajakan, aturan yang digunakan adalah aturan perpajakan. Kepatuhan wajib pajak ini dapat dinilai dari bagaimana wajib pajak dalam mentaati peraturan dalam pelaporan kewajibannya.
2.6.5. Kesiapan Teknologi Informasi Menurut Wibisono dan Toly (2014) kesiapan teknologi informasi adalah sekumpulan sumber daya informasi organisasi, peran penggunaannya, serta manajemen yang menjalankannya apakah sudah kompeten di bidangnya.
44
Kesiapan
teknologi
informasi
juga
di
pengaruhi
dengan
adanya
perkembangan media internet mengingat bahwa media internet adalah sarana utama dalam menggunakan system e-filing, sedangkan tidak semua Wajib Pajak dapat mengakses media internet. Kesiapan teknologi informasi pada penelitian ini adalah sejauh mana seseorang telah siap dalam menerima perkembangan teknologi inormasi. Kesiapan tersebut bersumber dari dalam diri seseorang dan dari luar atau dari teknologi informasi itu sendiri. Kesiapan teknologi informasi yang berasal dari dalam diri seseorang dalam hal ini yaitu seberapa siap orang tersebut dalam menerima perkembangan teknologi informasi. Kesiapan teknologi dinilai berdasarkan kesiapan dari wajib pajak untuk menerima pembaruan sistem perpajakan yakni e-filing. Kesiapan yang bersumber dari luar diri seseorang yaitu tentang seberapa siapnya teknologi informasi itu sendiri. Seberapa siap fitur-fitur yang ada di dalamnya untuk mendukung kelancaran suatu sistem (e-filing).
2.7. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai minat wajib pajak menggunakan e-filing sudah cukup banyak dilakukan, baik di Indonesia maupun di luar Indonesia. Penelitian dari Indonesia yaitu Wibisono dan Toly (2014), Wowor,dkk (2014), Adiasa (2013), Desmiyanti dan Zulaikha (2012) dan Sugihanti (2011), sedangkan dari luar Indonesia yaitu Carter et al., (2011) dan Lymer et al.,(2012). Ringkasan penelitian terdahulu baik dari daam maupun luar Indonesia
dapat
diihat
pada
Tabel
2.1
berikut
ini:
45
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No 1
Judul Penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Wajib Pajak Dalam Penggunaan EFiling Di Surabaya
Peneliti Lisa Tamara Wibisono dan Agus Arianto Toly (2014)
Variabel Variabel dependen : minat wajib pajak dalam penggunaan e-filing di Surabaya Variabel independen : Keamanan dan kerahasiaan, Kesiapan teknologi Informasi, Persepsi kegunaan, Persepsi Kemudahan
Hasil Penelitian 1. Keamanan dan kerhasiaan secara individual mempengaruhi minat Wajib Pajak dalam menggunakan e-filing di Surabaya 2. Kesiapan teknologi informasi secara individual mempengaruhi minat Wajib Pajak dalam menggunakan e-filing di Surabaya 3. Persepsi kegunaan secara individual mempengaruhi minat Wajib Pajak dalam menggunakan e-filing di Surabaya 4. Persepsi kemudahan secara individual mempengaruhi minat Wajib Pajak dalam menggunakan e-filing di Surabaya 5. Variabel keamanan dan kerahasiaan, kesiapan teknologi informasi, persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan secara besama-sama mempengaruhi minat wajib pajak dalam menggunakan e-filling di Surabaya.
46
No 2
3
Judul Penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Wajib Pajak Untuk Menggunakan E-Filling
Pengaruh Pemahaman Peraturan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Preferensi Risiko Sebagai Variabel Moderating
Peneliti Ricky Alfiando Wowor, Jenny Morasa, Inggriani Elim (2014)
Variabel Variabel dependen : minat perilaku penggunaan e-Flling. Variabel independen : X1 : Persepsi pengalaman X2 : Persepsi keamanan dan pengalaman X3 : Persepsi kecepatan
Nirawan Adiasa (2013)
Hasil Penelitian 1. Persepsi pengalaman berpengaruh terhadap perilaku penggunaan eFilling pada wajib pajak badan di Kota Manado. 2. Keamanan dan kerahasiaan berpengaruh terhadap perilaku penggunaan eFilling pada wajib pajak badan di Kota Manado 3. Persepsi kecepatan tidak berpengaruh terhadap perilaku penggunaan e-Filling pada wajib pajak badan di Kota Manado.
Variabel dependen : Kepatuhan Wajib Pajak
1. Pemahaman peraturan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
Variabel independen : X: Pemahaman tentang Peraturan Pajak Moderating: Preferensi Risiko
2. Preferensi risiko tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. 3. Preferensi risiko tidak memoderasi hubungan antara variabel pemahaman peraturan perpajakan dengan kepatuhan wajib pajak
47
No
4
Judul Penelitian
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Fasilitas EFilling Oleh Wajib Pajak Sebagai Sarana Penyampaian Spt Masa Secara Online Dan Realtime
Peneliti
Esy Desmayanti ,Zulaikha (2012)
Variabel
Variabel dependen : Intensitas Perilaku dalam Penggunaan E-filling Variabel independen : X1 : Persepsi Kegunaan X2 : Persepsi Kemudahan X3: Kerumitan X4 : Keamanan dan Kerahasiaan X5 : Kesiapan teknologi informasi wajib pajak
Hasil Penelitian
1. Persepsi Kegunaan secara signifikan dapat berpengaruh tehadap intensitas perilaku dalam penggunaan efilling. 2. Persepsi kemudahan secara signifikan dapat berpengaruh tehadap intensitas perilaku dalam penggunaan efilling. 3. Kerumitan secara signifikan dapat berpengaruh negatif tehadap intensitas perilaku dalam penggunaan e-filling. 4. Keamanan dan kerahasiaan secara signifikan dapat berpengaruh tehadap intensitas perilaku dalam penggunaan efilling. 5. Kesiapan teknologi informasi wajib pajak secara signifikan dapat berpengaruh tehadap intensitas perilaku dalam penggunaan efilling.
48
No 5
Judul Penelitian Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Minat perilaku wajib pajak untuk Menggunakan e-filling
Peneliti Winna Titis Sugihanti (2011)
Variabel Variabel dependen : minat perilaku penggunaan e-Flling. Variabel independen : X1 : Ekspektasi Kinerja X2 : Ekspektasi Usaha X3 : Kompleksitas X4 : Kesukarelaan X5 : Pengalaman X6 : Keamanan dan Kerahasiaan X7 : Kecepatan
Hasil Penelitian 1. Ekspektasi kinerja efilling secara signifikan dapat berpengaruh terhadap minat penggunaan e-filling. 2. Ekspektasi usaha secara signifikan dapat berpengaruh terhadap minat penggunaan efilling 3. Kompeksitas e-filling tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat menggunakan efilling. 4. Semakin besar tingkat kesukarelaan untuk menggunakan efilling maka semakin besar minat untuk menggunakan e-filling tersebut. 5. Pengalaman tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat perilaku penggunaan e-filling. 6. Tidak adanya jaminan keamanan dan kerahasiaan yang diberikan oleh pihak ASP pada sistem efilling, wajib pajak kurang berminat untuk menggunakan e-filling. 7.Tidak diminatinya penggunaan e-filling tidak terkait langsung dengan kecepatan pembayaran pajak dengan e-filling
49
No
Judul Penelitian
Peneliti
Variabel
Hasil Penelitian
6
The role of security and trust in the adoption of online tax filing
Lemuria Carter,Lud wig Christian Shaupp,Jeff rey Hobbs, Ronald Campbell (2011)
Variabel dependen : minat untuk menggunakan e-Flling. Variabel independen : X1 : Harapan Usaha X2 : Harapan Prestasi X3 : Pengaruh Sosial X4 : Kepercayaan Pelayanan X5 : Kompetensi diri X6 : Keamanan
1.Harapan Usaha variabel yang signifikan dalam diusulkan Model niat efile 2.Harapan prestasi adalah faktor penting dalam memprediksi efile niat 3.Pengaruh sosial memainkan peran penting dalam niat efile pembayar pajak. 4.Kepercayaan pelayanan signifikan terhadap niat dalam penggunaan e-filling 5.Kompetensi diri berpengaruh terhadap niat pembayar pajak untuk menggunakan sistem e-filling. 6.Keamanan merupakan prediktor signifikan niat pembayar pajak untuk menggunakan e-filing sistem
7
Motivators, Barriers and Concern in Adoption of Electronic Filling System : Survey Evidence from Malaysian Profesional Accountants
Ming Ling Lai and Kwai – Fatt Choong (University Teknology MARA, Shah Alam, Malaysia), 2010
Y : Minat menggunakan e-filing
1.Gender tidak berpengaruh terhadap minat penggunaan efiling 2. Pengalaman berpengaruh terhadap minat penggunaan efiling 3.Keamanan dan kerahasiaan berpengaruh terhadap minat penggunaan efiling
X1 : Gender X2 : Pengalaman X3 : Keamanan dan kerahasiaan
50
2.8. Perumusan Hipotesis Penelitian 2.8.1.Pengaruh
Pengalaman
Terhadap
Minat
Wajib
Pajak
untuk
menggunakan e-filing Penelitian yang dilakukan oleh Lai dan Choong (2010), menunjukkan bahwa pengalaman berpengaruh terhadap minat penggunaan e-filing. Hasil penelitian
yang berbeda ditunjukkan oleh
Sugihanti
(2011)
yang
menunjukkan bahwa pengalaman tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
minat
perilaku
penggunaan
e-filing.
Sugihanti
(2011)
mendefinisikan pengalaman sebaagai bentuk pengetahuan pengguna (user) yang diperolehnya ketika pengguna telah pernah menggunaakan TI tersebut sebelumnya. Pengguna yang berpengalaman dan yang tidak berpengalaman menunjukkan bahwa ada korelasi yang kuat antara minat menggunakan suatu teknologi dan perilaku penggunaan (behavioral usage) suatu teknologi bagi pengguna yang berpengalaman. Setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang mana pengalaman tersebut dapat digunakan/mempengaruhi seseorang dalam bersikap/menanggapi hal yang baru. Begitu pula dengan pengalaman wajib pajak dalam penggunaan teknologi juga dapat berpengaruh terhadap minat wajib pajak dalam penggunaan e-filing. Wajib pajak yang yang memiliki pengalaman dalam penggunaan teknologi akan memudahkan wajib pajak dalam menggunakan e-filing sehingga dapat mempengaruhi minat dari wajib pajak untuk menggunakan e-filing. Hal ini disebabkan wajib pajak
51
yang sudah memliki pengalaman dalam menggunakan teknologi akan senang menggunakan e-filing karena ia sudah terbiasa menggunakan teknologi sehingga akan memudahkan ia dalam pelaporan pajaknya. Ketika seorang wajib pajak memiliki pengalaman akan teknologi sedikit maka akan membuat ia tidak tertarik untuk menggunakan e-filing karena ia menganggap e-filing hanya akan menambah pekerjaannya sehingga ia harus melakukan penyesuaian yang lebih untuk dapat memahami tatacara pelaporan dengan e-filing. Penyesuaian tersebut pastilah membutuhkan waktu untuk memahaminya. Hal tersebut diperjelas oleh Theory of Reasoned Action (TRA) yang menjelaskan bahwa penerimaan pengguna untuk menggunakan e-filing ditentukan oleh minat, dimana minat itu dibentuk dari sikap dan norma subjektif. Wajib pajak orang pribadi akan berminat untuk menerima suatu teknologi dalam hal ini yaitu e-filing ketika wajip pajak telah biasa menyikapi atau berhadapan dengan suatu teknologi, sehingga dengan pengalamannya terhadap teknologi tersebut dapat memudahkan ia untuk beradaptasi menggunakan e-filing. Norma subjektif akan muncul ketika wajib pajak yang memiliki pengalaman tersebut telah percaya akan kelebihan dari e-filing. Berdasarkan uraian tersebut serta hasil penelitian sebelumnya yang belum konsisten, maka penulis menduga hipotesis sebagai berikut: H1: Pengalaman berpengaruh terhadap Minat Wajib Pajak untuk menggunakan
e-filing
52
2.8.2.Pengaruh
Kompleksitas
Terhadap
Minat
Wajib
Pajak
untuk
menggunakan e-filing Menurut Sugihanti (2011) kompleksitas adalah ukuran kemampuan penguna mempersepsikan suatu sistem itu mudah dipahami atau sulit dipahami. Penelitian Sugihanti (2011) tersebut tidak berhasil menunjukkan bahwa kompleksitas berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing. Hasil tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Desmayanti dan Zulaikha (2012), menunjukkan bahwa kompleksitas berpengaruh terhadap intensitas perilaku dalam menggunakan e-filing. Desmayanti dan Zulaikha (2012) menjelaskan bahwa kerumitan akan muncul, jika Wajib Pajak belum bisa menerima sebuah teknologi baru dalam pelaporan pajaknya (e-filing) dengan alasan belum terbiasa dan mereka menginterpretasikan bahwa teknologi yang baru ini dapat menyita waktu dalam mempelajarinya atau bahkan sulit untuk dipahami, sehingga Wajib Pajak enggan untuk menggunakan e-filing. Menurut Suhiganti (2011) kompleksitas
muncul
ketika
wajib
pajak
mempersepsikan
bahwa
penggunaan e-filing dapat menyita waktu, sulit untuk dipadukan dengan pekerjaan, dan dapat membahayakan data wajib pajak. Kompleksitas
dari
suatu
teknologi
akan
mempengaruhi
ketertarikan/minat seseorang dalam penggunaan teknologi tersebut. Begitu pula dengan sistem e-filing ini, sistem yang awalnya dirancang oleh DJP untuk memudahkan wajib pajak dalam pelaporan kewajiban pajak sehingga
53
nantinya dapat meningkatkan pendapatan negara melalui pajak ini dapat berubah menjadi menyulitkan bagi wajib pajak apabila sistem e-filing memiliki kompleksitas yang tinggi dalam tata cara pelaporanya. Selain dalam tata cara pelaporannya, kompleksitas sistem ini dapat dinilai dari bagaimana cara awal untuk memenuhi persyaratan untuk menggunakan efiling, apabila persyaratan yang diperlukan dinilai wajib pajak tidak memudahkannya maka ia tidak akan tertarik untuk menggunakannya, karena orang akan enggan untuk menggunakan sesuatu yang tidak memberikan
ia kemudahan, sehingga kompleksitas e-filing ini dapat
mempengaruhi minat wajib pajak dalam menggunakan e-filing, karena wajib pajak yang merasa kesulitan dan lebih memilih langsung melaporkan kewajiban pajaknya di Kantor Pelayanan Pajak tempat ia terdaftar sebagai wajib pajak. Theory of Acceptance Model (TAM) menjelaskan bahwa untuk menilai penerimaan dari suatu teknologi adalah dari persepsi kemudahaan untuk menggunakan. Persepsi kemudahan untuk menggunakan ini dapat dilihat ketika suatu teknologi mudah dipelajari, mudah dikuasai, mudah digunakan dan mudah dipahami oleh pengguna. Sehubungan dengan teori ini yang menilai penerimaan teknologi dari persepsi kemudahan menggunkannya, ketika
teknologi
(e-filing)
dipandang
oleh
wajib
pajak
memiliki
kompleksitas maka hal tersebut membuat wajib pajak tidak mau menerima teknologi (e-filing). Berdasarkan uraian dan hasil penelitian serta perbedaan hasil peneliti sebelumnya maka penulis menduga bahwa kompleksitas
54
memiliki pengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing, sehingga hipotesa yang dibangun adalah : H2 : Kompleksitas berpengaruh terhadap Minat Wajib Pajak untuk menggunakan e-filing
2.8.3.Pengaruh Keamanan dan Kerahasiaan Terhadap Minat Wajib Pajak untuk menggunakan e-filing Keamanan berarti bahwa penggunaan sistem informasi itu aman, resiko hilangnya data atau informasi sangat kecil, dan resiko pencurian rendah. Kerahasiaan berarti segala hal yang berkaitan dengan informasi pribadi pengguna terjamin kerahasiaannya,
tidak ada orang
yang
mengetahuinya (Sugihanti,2011). Sugihanti (2011) juga menyebutkan bahwa isu mengenai keamanan dan kerahasiaan menjadi isu yang paling diperhatikan oleh pengguna dalam penggunaan sisnten informasi. Menurut Wowor, dkk (2014) menyatakan bahwa dalam hal penggunaan e-filing, kebanyakan pengguna (user) tidak memahami betul resiko keamanan dan kerahasiaan dari e-filing. Hasil penelitian yang dilakukan Wowor, dkk (2014), menunjukkan bahwa keamanan dan kerahasiaan dapat berpengaruh terhadap perilaku penggunaan e-filing. Keamanan dan kerahasiaan dalam penelitian ini yang dimaksud adalah persepsi seorang wajib pajak akan keamanan dan kerahasiaan dari sistem efiling. Persepsi akan keamanan dan kerahasiaan ini akan berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing dalam pelaporan
55
kewajiban pajak. Ketika wajib pajak memiliki persepsi keamanan dan kerahasiaan wajib pajak terhadap e-filing baik, maka persepsi tersebut akan mempengaruhi minatnya untuk menerima dan menggunakan sistem tersebut. Ketika wajib pajak memiliki persepsi yang buruk mengenai keamanan dan kerahasiaan dari e-filing maka akan menurunkan minat wajib pajak dalam menggunakan e-filing. Melihat perkembangan zaman saat ini banyak terjadi kejahatan yang memanfaatkan teknologi informasi yang sering disebut dengan cyber crime yang dapat membuat wajib pajak ragu untuk menggunakan teknologi dalam pelaporan pajaknya, karena pelaporan pajak tersebut menyangkut data-data pribadinya termasuk aset yang ia miliki, akan sangat berbahaya apabila data tersebut disalah gunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab,sehingga keamanan dan kerahasiaan sistem e-filing dapat menjadi pengaruh dalam keputusan wajib pajak untuk menggunakannya. Persepsi akan keamanan dan kerahasiaan tersebut akan membuat wajib pajak memiliki persepsi akan kebermanfaatan dari e-filing, karena ketika wajib pajak memandang e-filing aman dan dapat menjaga kerahasiaan maka e-filing dianggap dapat digunakan karena dapat memberikan manfaat yang lebih. Hal tersebut sesuai dengan Theory of Acceptance Model (TAM) yang menunjukkan bahwa ketika pengguna disajikan dengan teknologi baru, ada sejumlah faktor yang dapat mempengarui keputusan mereka untuk menggunakan teknologi baru, penerimaan tersebutdinilai dari persepsi kebermanfaatan
56
pengguna akan teknologi. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang dibangun adalah : H3: Keamanan dan Kerahasiaan berpengaruh terhadap Minat Wajib Pajak untuk menggunakan e-filing
2.8.4.Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Minat Wajib Pajak untuk menggunakan e-filing Kepatuhan wajib pajak mengarah pada James, et al dalam Santoso (2008) dikutip dari Adiasa (2013), menjelaskan bahwa kepatuhan pajak (tax compliance) adalah kesediaan wajib pajak untuk memenuhi kewajiban pajaknya sesuai dengan aturan yang berlaku tanpa perlu diadakannya pemeriksaan, investigasi seksama, peringatan, ataupun ancaman dan penerapan sanksi baik hukum maupun administratif . Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 544/KMK.04/2000 dalam Devano dan Rahayu (2006:112) dikutid dari Adiasa(2013), menyatakan bahwa kepatuhan perpajakan adalah tindakan Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu negara. Kepatuhan dari wajib pajak akan memberi pengaruh pada minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing, karena wajib pajak yang memiliki kepatuhan yang tinggi pasti akan patuh pula untuk menggunakan atau menerapkan efiling yang mana sistem ini telah diberikan oleh DJP sesuai dengan peraturan. Wajib pajak yang patuh akan mematuhi aturan-aturan yang
57
berlaku dalam perpajakan termasuk dalam menerima penggunaan e-filing dalam pelaporan pajak. E-filing dirancang untuk memudahkan wajib pajak dalam pelaporan pajaknya selain itu diharapkan dapat meminimalkan keterlambatan dalam pelaporan karena pelaporannya tidak harus datang langsung ke Kantor Pelayanan Pajak untuk melaporkan kewajiban pajaknya. Wajib pajak dapat dimana saja dan kapan saja melaporkan wajib pajaknya sehingga keterlambatan pelaporan pajak dapat dihindari, oleh karena itu kepatuhan wajib pajak akan memiliki pengaruh terhadap minat wajib pajak untuk mau menggunakan e-filing, wajib pajak yang patuh akan memiliki minat untuk menggunakan e-filing karena wajib pajak yang patuh terbiasa untuk melaporkan pajaknya tepat waktu. Hal tersebut diperjelas dengan teori kewajiban mutlak atau teori bakti yang menjelaskan bahwa bukti tanda bakti seorang terhadap negaranya yakni dengan pembayaran pajak. Pelaporan pajak tepat waktu dapat menjadi tanda jika wajib pajak memiliki kepatuhan untuk membayar pajak, pelaporan tepat waktu bisa terjaga apabila wajib pajak juga patuh untuk mau menggunakan e-filing sebagai tanda baktinya terhadap negara. Berdasarkan uraian dan teori tersebut maka penulis menduga bahwa kepatuhan wajib pajak memiliki pengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing, sehingga hipotesa yang dibangun adalah : H4 : Kepatuhan Wajib Pajak berpengaruh terhadap Minat Wajib Pajak untuk menggunakan e-filing
58
2.8.5.Pengaruh Kesiapan Teknologi Informasi Terhadap Minat Wajib Pajak untuk menggunakan e-filing Menurut Wibisono dan Toly (2014) faktor yang mempengaruhi kesiapan teknologi informasi yaitu teknologi itu sendiri yaitu internet dan komputer yang merupakan sarana dalam menggunakan pajak berbasis internet. Tidak semua wajib pajak menggunakan akses internet dalam menjalankan kegiatan bisnisnya karena itulah internet juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi penggunaan pajak berbasis internet. Kesiapan teknologi tersebut juga dapat dilihat dari kemampuan Sumber Daya Manusia dalam menggunakan teknologi informasi, tersedianya koneksi internet dan fasilitas software dan hardware yang baik, dapat memproses transaksi dengan tepat, setiap saat dan sesuai dengan kebutuhan. Kesiapan teknologi informasi wajib pajak berarti bahwa individu dalam hal ini siap menerima perkembangan teknologi yang ada termasuk dengan munculnya sistem e-filing (Desmayanti dan Zulaikha,2012). Selain dari software dan hardware yang dimiliki oleh wajib pajak yang harus memadai, sistem e-filing itu sendiri juga harus sudah miliki tingkat kesiapan yang tinggi untuk mendukung kelancaran dalam pelaporannya. Sistem e-filing ini apabila tidak memiliki kesiapan maka akan dapat menghambat wajib pajak dalam pelaporan pajaknya, sehingga kesiapan teknologi informasi dapat mempengaruhi minat wajib pajak untuk mau menggunakan e-filing. Ketika sistem e-filing telah memiliki kesiapan yang
59
baik, akan membuat wajib pajak bekerja lebih cepat dalam pelaporan pajaknya, dan dapat mempermudah tugas wajib pajak hal ini memandakan bahwa kegunaan dari sistem e-filing telah baik, dengan begitu dapat membuat wajib pajak menerima e-filing. Melihat hal tersebut sesuai dengan Theory of Acceptance Model (TAM) yang menjelaskan bahwa seseorang mau menggunakan suatu teknologi dapat dipengaruhi secara langsung maupun tidak langsung oleh persepsi pengguna akan manfaat yang diberikan sistem tersebut. Berdasarkan uraian tersebut maka diperoleh hipotesis sebagai berikut: H5 : Kesiapan Teknologi Informasi berpengaruh terhadap Minat Wajib Pajak untuk menggunakan e-filing
60
2.9. Kerangka Berfikir Berdasar dari teori dan rumusan hipotesis yang telah dikembangkan, penelitian ini memiliki kerangka pemikiran bahwa minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing dipengaruhi oleh lima faktor, antara lain pengalaman, komplesitas, keamanan dan kerahasiaan, kepatuhan wajib pajak dan kesiapan teknologi informasi. Secara sederhana, penelitian ini dapat dilihat dalam Gambar 2.1 berikut ini:
Gambar 2.1 Kerangka berfikir
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Desain Penelitian Jenis
penelitian
ini
menggunakan
pendekatan
kuantitatif
yang
menguantitifikasikan data yang diperoleh peneliti. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada sejumlah narasumber yang berasal dari wajib pajak orang pribadi yang telah mencoba menggunakan e-filing maupun yang belum. Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau pihak yang diteliti.
3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi penelitian ini yaitu wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Semarang Tengah Satu. Wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Semarang Tengah Satu pada tahun 2015 yaitu 7.493. Alasan penelitian ini dilakukan di KPP Semarang adalah untuk mengetahui minat wajib pajak orang pribadi di wilayah Semarang, terutama pada KPP Semarang Tengah Satu wajib pajak orang pribadi yang terdaftar masih banyak yang menggunakan cara lama yaitu manual daripada menggunakan cara baru yaitu sistem e-filing. Sampel yang digunakan adalah Wajib Pajak Orang Pribadi wilayah Semarang Tengah Satu yang telah menggunakan atau menerapkan sistem perpajakan e-filing maupun
61
62
yang belum menerapkannya. Sampel adalah cuplikan yang diambil dari populasi yang akan mewakili populasi (Wahyudin,2015). Menurut Wahyudin(2015) teknik pengukuran sampel penelitian dapat ditentukan dengan dua cara yaitu dengan cara statistik dan non statistik. Penentuan ukuran sampel dengan cara statistik yaitu dengan menggunakan suatu formula-formula yang telah dirancang khusus untuk mendapatkan ukuran sampel minimum yang dapat mewakili populasi, sedangkan ukuran sampel non statistik, peneliti mempertimbangkan-faktor-faktor yang diluar statistik. Penelitian ini peneliti menggunakan penentuan ukuran sampel statistik, yakni dengan menggunakan rumus Slovin sebagai formula penentuan ukuran sampelnya, sebagai berikut: n=
N 1 + ����2
Keterangan : n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = persentase kelonggaran ketidaktelitian kerena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir yaitu 10%. Rumus tersebut dimasukan angka-angka yang sesuai dengan data penelitian maka akan didapatkan jumlah sampel yang dibutuhkan. Besarnya sampel wajib pajak orang pribadi KPP Semarang Tengah Satu yang dibutuhkan
yaitu:
63
n=
N 1 + ����2
n=
7.493 1 + 7.493(0.1)2
=
7.493 1 + 74,93
=
7.493 75,93
= 98,682
Jumlah sampel yang dibutuhkan tersebut dibulatkan menjadi 99 responden, kuesioner disebarkan mulai tanggal 16 Maret 2016 sampai dengan 22 Maret 2016. Wajib pajak orang pribadi yang datang ke KPP Pratama Semarang Tengah Satu untuk menyampaikan atau melaporkan pajak setiap harinya sedikit, oleh karena itu penulis membuat rata-rata penyebaran kuesioner setiap harinya sebanyak 20-25 kuesioner. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan metode Accidental Sampling atau teknik sampel seadanya, atau secara sembarangan asalkan yang bersangkutan meliki data atau informasi yang dibutuhkan peneliti, yakni dengan menghampiri setiap orang yang berada dalam lokasi yang sama yang kebetulan dijumpai oleh peneliti. Pemilihan sampel ini dilakukan karena pertimbangan banyaknya populasi dalam penelitian serta kemudahan akses yang dapat dijangkau oleh peneliti. Berdasarkan teknik dan keadaan KPP Pratama Semarang Tengah Satu tersebut peneliti mendapatkan sampel sebanyak 120 sampel, namun dari 120 kuesioner yang kembali hanya 107 kuesioner yang dapat diolah, hal ini dikarenakan ada kuesioner yang belum terisi dengan lengkap oleh responden.
64
3.3. Variabel Penelitian Variabel penelitian menjelaskan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini terdiri atas satu variabel dependen yang dinotasikan dengan Y dan lima variabel independen yang dinotasikan dengan X dijelaskan sebagai berikut : 3.3.1. Minat Wajib Pajak (Y) Minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing, yaitu suatu ketertarikan seseorang khususnya wajib pajak dalam penggunaan sistem pelaporan kewajiban pajak secara online (e-filing). Minat wajib pajak dalam penelitian ini adalah sebagai variabel dependen. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen, variabel ini bersifat terikat. Variabel mainat wajib pajak ini diukur menggunakan skala likert 5 poin (5-point likert scale) dimulai dari poin 1 sangat tidak setuju (STS), poin 2 tidak setuju (TS), poin 3 ragu-ragu (R), poin 4 setuju (S), poin 5 sangat setuju (SS). Indikator pengukuran : 1. Keinginan untuk mencari informasi e-filling 2. Persepsi kemudahaan akan penggunaan e-filling 3. Keinginan unuk menggunakan (diadopsi dari Susanto (2011) dengan modifikasi penulis)
65
3.3.2. Pengalaman Wajib Pajak (X1) Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami sebelumnya terutama pengalaman pernah menggunakan
teknologi sebelumnya.
Variabel pengalaman wajib pajak diukur menggunakan skala likert 5 poin
(5-point likert scale) dimulai dari poin 1 sangat tidak setuju (STS), poin 2 tidak setuju (TS), poin 3 ragu-ragu (R), poin 4 setuju (S), poin 5 sangat setuju (SS). Indikator pengukuran: 1. Penguasaan pengguna akan sistem informasi (diadopsi dari Susanto (2011) dengan modifikasi penulis) 2. Pemahaman pengguna akan e-filing 3. Kebermanfaatan telah menggunakan e-filing 3.3.3. Kompleksitas (X2) Komplestitas adalah suatu ukuran yang digunakan untuk menilai sesuatu benda/sistem tersebut apakah mudah dipahami atau tidak, memiliki kerumitan yang tinggi atau tidak. Komplesitas disini yang dimaksud adalah bagaimana cara wajib pajak dalam mempersepsikan dan menilai kemudahan atau kesulitan dari e-filing. Variabel kompleksitas diukur menggunakan skala likert 5 poin (5-point likert scale) dimulai dari poin 1 sangat tidak setuju (STS), poin 2 tidak setuju (TS), poin 3 ragu-ragu (R), poin 4 setuju (S), poin 5 sangat setuju (SS). Indikator pengukuran : 1. Tata cara pelaporan
66
2. Efektifitas waktu dalam penggunaan (diadopsi dari Susanto (2011) dengan modifikasi penulis) 3. Persepsi pengguna (diadopsi dari Susanto (2011) dengan modifikasi penulis) 3.3.4. Keamanan dan Kerahasiaan (X3) Keamanan dan kerahasiaan adalah bagaimana seseorang memiliki persepsi akan suatu sistem informasi yang memiliki keamaan dan kerahasiaan yang baik. Variabel keamanan dan kerahasiaan diukur menggunakan skala likert 5 poin (5-point likert scale) dimulai dari poin 1 sangat tidak setuju (STS), poin 2 tidak setuju (TS), poin 3 ragu-ragu (R), poin 4 setuju (S), poin 5 sangat setuju (SS) Indikator pengukuran : 1. Jaminan Keamanan (diadopsi dari Desmayanti dan Zulaikha (2012) dengan modifikasi penulis) 2. Kepercayaan akan jaminan kerahasiaan (diadopsi dari Desmayanti dan Zulaikha (2012) dengan modifikasi penulis) 3. Persepsi akan isu mengenai sistem teknologi 3.3.5. Kepatuhan Wajib Pajak (X4) Kepatuhan adalah bagaimana sikap/perilaku seseorang untuk tunduk atau patuh pada suatu aturan yang telah berlaku. Kepatuhan wajib pajak adalah sikap wajib pajak dalam taat atau patuh dalam melaporkan kewajiban pajaknya dan patuh pada peraturan perpajakan yang berlaku. Variabel Kepatuhan wajib pajak diukur menggunakan skala likert 5 poin
67
(5-point likert scale) dimulai dari poin 1 sangat tidak setuju (STS), poin 2 tidak setuju (TS), poin 3 ragu-ragu (R), poin 4 setuju (S), poin 5 sangat setuju (SS). Indikator pengukuran : 1. Membayar pajak tepat waktu (diadopsi dari Handayani (2009) dalam Muliari dan Setiawan dengan modifikasi penulis) 2. Memiliki NPWP 3. Tidak memiliki tunggakan pajak 3.3.5. Kesiapan Teknologi Informasi (X5) Kesiapan adalah tingkat kemampuan seseorang untuk menerima sesuatu hal baru atau ilmu pengetahuan seiring perkembangan zaman. Kesiapan teknologi informasi wajib pajak berarti bahwa wajib pajak dalam hal ini siap menerima perkembangan teknologi yang ada termasuk dengan munculnya
sistem
e-filing.
Variabel
kesiapan
teknologi
diukur
menggunakan skala likert 5 poin (5-point likert scale) dimulai dari poin 1 sangat tidak setuju (STS), poin 2 tidak setuju (TS), poin 3 ragu-ragu (R), poin 4 setuju (S), poin 5 sangat setuju (SS). Indikator pengukuran : 1. Tersedianya software dan hardware yang memadai (diadopsi dari Desmayanti dan Zulaikha (2012) dengan modifikasi penulis) 2. Tersedianya koneksi internet (diadopsi dari Desmayanti dan Zulaikha (2012) dengan modifikasi penulis) 3. Kesiapan teknologi wajib pajak
68
3.4. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Angket (Kuesioner). Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respon sesuai permintaan pengguna (Arikunto, 2007:102 dalam Adiasa,2013). Penelitian ini menggunakan konsep sebagai berikut, variabel bebas yang datanya berasal dari kuesioner adalah pemahaman wajib pajak orang pribadi tentang e-filing. Dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang disajikan sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang (√) pada kolom atau tempat yang sesuai (Arikunto, 2007:101 dalam Adiasa, 2013). Kuesioner yang digunakan diperoleh dari hasil mengadopsi dari beberapa sumber peneliti terdahulu yang meneliti variebel yang sama, dengan menyesuaikannya kembali sesuai kebutuhan peneliti.
3.5 Pengujian Instrumen Penelitian 3.5.1 Uji Validasi Uji Validasi digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dalam kuesioner mampu untuk mengunkapkan sesuatu yang di ukur dengan
69
menggunakan kuesioner tersebut (Ghozali,2013). Pengujian ini dapat dilakukan dengan bantuan SPSS v.21. Pengujian data dinyatakan valid apabila r-hitung > r-tabel.
Tabel 3.1 Ringkasan Hasil Uji Validitas
Sumber:Data Primer diolah,2016
Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden penelitian, peneliti telah meakukan uji coba validitas. Uji coba tersebut dilakukan dengan memberikan kuesioner pada sampel kecil yakni 30 orang wajib pajak untuk kemudian hasil kuesioner dari sampel kecil tersebut diuji apakah tiap butir pernyataan yang digunakan sudah valid atau belum, dengan cara membandingkan nilai Correlated Item–Total Correlation dengan hasil perhitungan r tabel. Berdasarkan Tabel 3.2 dapat disimpulkan bahwa semua butir pernyataan yang digunakan adalah valid, karena nilai Correlated Item–Total Correlation tiap butir pernyataan lebih besar dari r tabel=0,3610.
70
3.5.2
Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal apabila jawaban seseorang tersebut terhadap pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu(Ghozali,2013). Alat uji yang digunakan dalam penelitian ini untuk uju reliabilitas adalah uji sekali pengukuran (one shot measure). Kriteria yang digunakan adalah suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Nunnally, 1994 dalam Ghozali 2013). Tabel 3.2 Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Cronbach’s Alpha Based on Standardized Item
Keterangan
Minat
0,948
Reliable
Pengalaman
0,933
Reliable
Kompleksitas
0,79
Reliable
Keamanan dan kerahasiaan
0,905
Reliable
Kepatuhan wajib pajak
0,944
Reliable
Kesiapan teknologi informasi
0,87
Reliable
Variabel
Sumber: Data primer diolah,2016 Berdasarkan Tabel 3.2 tersebut dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha Based on Standardized Item masing-masing variabel lebih besar dibandingkan dengan nilai standar yang dibentuk yaitu 0,70 sehingga dapat disimpulkan kelima variabel dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.
71
3.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Penelitian ini peneliti menggunakan dua teknik analisis yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan model regresi linier berganda dan bantuan SPSS sebagai alat analisisnya. Teknik yang dipilih harus sesuai dengan variabel yang akan diteliti. Analisis data dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendiskripsikan profil variabel penelitian atau data yang telah dikumpulkan oleh peneliti. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai profil dari responden yang diteliti yang dapat dilihat pada hasil kuesioner yang telah disebar peneliti. Data tersebut kemudian dikelompok-kelompokan agar tersaji secara baik. Menurut Ghozali (2013) statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata(mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness. Analisis deskriptif pada penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu analisis deskripsi responden dan analisis deskriptif variabel dependen penelitian. a.
Analisis Deskripsi Responden Deskripsi responden ini digunakan untuk menjelaskan dan memberikan
informasi mengenai reponden yang yang menjadi objek penelitian, sesuai dengan data yang diperoleh berdasarkan kuesioner yang telah kembali. Data responden ini yaitu jenis kelamin, usia responden, tingkat pendidikan,
72
pekerjaan, kepemilikan usaha serta keterangan pernah atau belum pernah menggunakan e-filing. b.
Analisis Deskripsi variabel Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata(mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (Ghozali,2013). Penelitian ini hanya
menggunakan
nilai
rata-rata(mean),
standar
deviasi,
varian,
maksimum, minimum, dan menggunakan frekuensi sebagai pengukuran deskriptif dari variabel minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing, guna mengetahui seberapa minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing dalam pelaporan pajaknya. Analisis ini digunakan dengan memberi skor jawaban angket yang telah diisi oleh responden. Hasil penjumlahan masing-masing item dikategorikan dalam beberapa jenjang kategori variabel. Berikut adalah langkah untuk menentukan tabel kategori: 1. Menentukan rentang, yaitu skor data terbesar dikurangi skor data terkecil. 2. Menentukan banyak kelas interval yang diperlukan yaitu 5. 3. Menentukan panjang kelas interval. p=
Rentang + 1 Banyak Kelas
4. Pilih ujung bawah kelas sebagai interval pertama. Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif untuk menjelaskan seberapa besar tingkatan variabel penelitian ini terhadap responden yang telah menjadi
sampel.
Berikut
deskripsi
variabel:
73
1. Analisis Deskriptif Variabel Terikat Minat Wajib Pajak (Y) Langkah yang harus dilakukan untuk menentukan tabel kategori adalah: i.
Menentukan rentang, yaitu skor data terbesar dikurangi skor data terkecil. Skor terbesar = 10 x 5 = 50 Skor terkecil = 10 x 1 = 10 = 50 – 10 = 40
Rentang ii.
Menentukan banyak kelas interval yang diperlukan yaitu 5.
iii.
Menentukan panjang kelas interval. Rentang + 1 Banyak Kelas 40 + 1 = 8,2 = 9 p= 5 p=
iv.
Pilih ujung bawah kelas sebagai interval pertama. Kategori total jawaban responden terhadap pertanyaan variabel
minat wajib pajak sebagai berikut: Tabel 3.3 Kategori Variabel Minat Wajib Pajak No
Interval Skor
Kategori
1
46-54
Sangat Minat
2
37-45
Minat
3
28-36
Kurang Minat
4
19-27
Tidak Minat
5
10-18
Sangat Tidak Minat
Sumber: data primer diolah, 2016
74
2. Analisis Deskriptif Variabel Pengalaman Wajib Pajak (X1) Langkah yang harus dilakukan untuk menentukan tabel kategori adalah: i. Menentukan rentang, yaitu skor data terbesar dikurangi skor data terkecil. Skor terbesar = 9 x 5 = 45 Skor terkecil = 9 x 1 = 9 Rentang
= 45 – 9 = 36
ii. Menentukan banyak kelas interval yang diperlukan yaitu 5. iii. Menentukan panjang kelas interval. Rentang + 1 Banyak Kelas 36 + 1 = 7,4 = 8 p= 5 p=
iv. Pilih ujung bawah kelas sebagai interval pertama. Kategori total jawaban responden terhadap pertanyaan variabel pengalaman wajib pajak sebagai berikut: Tabel 3.4 Kategori Variabel Pengalaman Wajib Pajak No
Interval Skor
Kategori
1
44-52
Sangat Berpengalaman
2
35-43
Berpengalaman
3
26-34
Kurang Berpengalaman
4
17-25
Tidak Berpengalaman
5
9-16
Sangat Tidak Berpengalaman
Sumber: data primer diolah , 2016
75
3. Analisis Deskriptif Variabel Kompleksitas (X2) Langkah yang harus dilakukan untuk menentukan tabel kategori adalah: i. Menentukan rentang, yaitu skor data terbesar dikurangi skor data terkecil. Skor terbesar = 3 x 5 = 15 Skor terkecil = 3 x 1 = 3 = 15 – 3 = 12
Rentang
ii. Menentukan banyak kelas interval yang diperlukan yaitu 5. iii. Menentukan panjang kelas interval. Rentang + 1 Banyak Kelas 12 + 1 = 2,6 = 3 p= 5 p=
iv. Pilih ujung bawah kelas sebagai interval pertama. Kategori
total
jawaban
responden
terhadap
pertanyaan
kompleksitas sebagai berikut: Tabel 3.5 Kategori Variabel Kompleksitas No
Interval Skor
Kategori
1
15-17
Sangat Rumit
2
12-14
Rumit
3
9-11
Cukup Rumit
4
6-8
Tidak Rumit
5
3-5
Sangat Tidak Rumit
Sumber: data primer diolah, 2016
variabel
76
4. Analisis Deskritif Variabel Keamanan dan Kerahasiaan (X3) Langkah yang harus dilakukan untuk menentukan tabel kategori adalah: i. Menentukan rentang, yaitu skor data terbesar dikurangi skor data terkecil. Skor terbesar = 7 x 5 = 35 Skor terkecil = 7 x 1 = 7 Rentang
= 35 – 7 = 28
ii. Menentukan banyak kelas interval yang diperlukan yaitu 5. iii. Menentukan panjang kelas interval. Rentang + 1 Banyak Kelas 28 + 1 = 5,8 = 6 p= 5 p=
iv. Pilih ujung bawah kelas sebagai interval pertama. Kategori total jawaban responden terhadap pertanyaan variabel keamanan dan kerahasiaan sebagai berikut: Tabel 3.6 Kategori Variabel Keamanan dan Kerahasiaan No
Interval Skor
Kategori
1
31-36
Sangat Terjamin
2
25-30
Terjamin
3
19-24
Kurang Terjamin
4
13-18
Tidak Terjamin
5
7-12
Sangat Tidak Terjamin
Sumber: data primer diolah, 2016
77
5. Analisis Deskriptif Variabel Kepatuhan Wajib Pajak (X4) Langkah yang harus dilakukan untuk menentukan tabel kategori adalah: i. Menentukan rentang, yaitu skor data terbesar dikurangi skor data terkecil. Skor terbesar = 9 x 5 = 45 Skor terkecil = 9 x 1 = 9 Rentang
= 45 – 9 = 36
ii. Menentukan banyak kelas interval yang diperlukan yaitu 5. iii. Menentukan panjang kelas interval. Rentang + 1 Banyak Kelas 36 + 1 = 7,4 = 8 p= 5 p=
iv. Pilih ujung bawah kelas sebagai interval pertama. Kategori total jawaban responden terhadap pertanyaan variabel kepatuhan wajib pajak sebagai berikut: Tabel 3.7 Kategori Variabel Kepatuhan Wajib Pajak No
Interval Skor
Kategori
1
44-52
Sangat Patuh
2
35-43
Patuh
3
26-34
Kurang Patuh
4
17-25
Tidak Patuh
5
9-16
Sangat Tidak Patuh
Sumber: data primer diolah, 2016
78
6. Analisis Deskripsi Variabel Kesiapan Teknologi Informasi (X5) Langkah yang harus dilakukan untuk menentukan tabel kategori adalah: i. Menentukan rentang, yaitu skor data terbesar dikurangi skor data terkecil. Skor terbesar = 9 x 5 = 45 Skor terkecil = 9 x 1 = 9 Rentang
= 45 – 9 = 36
ii. Menentukan banyak kelas interval yang diperlukan yaitu 5. iii. Menentukan panjang kelas interval. Rentang + 1 Banyak Kelas 36 + 1 = 7,4 = 8 p= 5 p=
iv. Pilih ujung bawah kelas sebagai interval pertama. Kategori total jawaban responden terhadap pertanyaan variabel kesiapan teknologi informasi sebagai berikut: Tabel 3.8 Kategori Variabel Kesiapan Teknologi Informasi No
Interval Skor
Kategori
1
44-52
Sangat Siap
2
35-43
Siap
3
26-34
Cukup Siap
4
17-25
Tidak Siap
5
9-16
Sangat Tidak Siap
Sumber: data primer diolah, 2016
79
3.6.2
Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
dan
menunjukkan
arah
hubungan
variabel
independen
mempengaruhi variabel dependen juga. Peneliti menggunakan analisis model regresi linear berganda untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini. Model regresi berganda diformulasikan sebagai berikut: �= α + ��1. �1 + ��2. �2 + ��3. �3 + ��4. �4 + ��5. �5 + 𝑒 Keterangan : Y = Minat Wajib Pajak untuk Menggunakan e-filling α = konstanta β1 = koefisien regresi keamanan dan kerahasiaan β2 = koefisien regresi pengalaman β3 = koefisien regresi kompleksitas β4 = koefisien regresi kepatuhan wajib pajak β5 = koefisien regresi kesiapan teknologi informasi �1 = Keamanan dan kerahasiaan �2 = Pengalaman X3 = Kompleksitas X4 = Kepatuhan Wajib Pajak X5 = Kesiapan Teknologi Informasi e = Kesalahan (error) Persamaan tersebut kemudian dianalisis menggunakan SPSS 21 dengan tingkat signifikansi 5% (α = 0,05)
80
3.6.2.1 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan agar dapat diketahui apakah model regresi yang digunakan merupakan model regresi yang baik atau tidak (ghozali,2001 dalam Malikha,2010). Menurut Desmayanti(2012) menjelaskan bahwa uji asumsi klasik dilakukan agar data sampel yang diolah benar-benar dapat mewakili populasi secara keseluruhan. Penelitian ini menggunakan pengujian uji normalitas,uji multikolonieritas, dan uji heteroskedastisitas. 3.6.2.1.1 Uji Normalitas Uji normalitas ini untuk menguji apakah varibel-variabel yang gunakan dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Normalitas suatu variabel tidak selalu diperlukan dalam analisis akan tetapi hasil uji statistik akan lebih baik jika semua vriabel terdiatribusi normal, bila variabel tidak terdistribusi normal maka hasil uju statistik akan terdegradasi. Normalitas suatu variabel umumnya dapat di deteksi dengan analisis grafik atau uji statistik. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, dan uji grafik baik melalui histogram maupun normal Probability Plot (P-P Plot). Menurut Desmayanti 2012, uji Kolmogorov-Smirnov dilakukan dengan melihat nilai probabilitas signifikansi, apabila nilai probabilitas signifikansi kurang dari nilai α = 0,05 maka data tidak terdistribusi normal. Sebelumnya perlu ditentukan hipotesis terlebih dahulu, yaitu: Hipotesis Nol (H0)
: data terdistribusi normal
Hipotesis Alternatif (Ha)
: data tidak terdistribusi normal
81
Uji grafik baik melalui histogram, grafik histogram berada ditengahtengah atau tidak. Posisi histrogram sedikit menceng ke kiri atau kanan, maka data tidak terdistribusi normal. Grafik normal Probability Plot (P-P Plot) apabila terlihat titik-titik menyebar disekitas garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka menunjukkan pola distribusi secara normal. 3.6.2.1.2 Uji Multikolonieritas Menurut Ghozali (2013) uji multikolinieritas untuk menguji apakah dalam model regresi yang digunakan terdapat kolerasi/hubungan antar variabelnya. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independennya, apabila variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan cara yaitu dengan memeriksa nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF) pada saat tiap variabel independen menjadi variabel dependen dan diregres dengan variabel independen lainnya. Multikolinieritas terjadi apabila nilai tolerance ≤ 0,10 atau nilai VIF ≥ 10. 3.6.2.1.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan apabila berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi
82
heteroskedastisitas (Ghozali,2013). Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau
tidaknya
heteroskedastisitas.
Menentukan
ada
tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan mengamati grafik plot serta melakukan uji Glejser. Uji heteroskedastisitas dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID, yakni dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual yang telah di-studentized. Dasar Analisis: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur
(bergelombang,
melebar
kemudian
menyempit),
maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedatisitas. Uji Glejser dilakukan yakni dengan meregresikan semua variabel independen dengan nilai absolut Residual (AbsUt) sebagai variabel dependennya, dimana U dapat dihitung dengan cara (Y-Ŷ), apabila probibalitas signifikansinya diatas 5% maka model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas.
83
3.6.2.2 3.6.2.2.1
Uji Hipotesis Penelitian Uji Statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali,2013). Kriteria untuk pengambilan keputusan sebagai berikut : 1. Signifikan jika r value <α (0,05) maka menerima hipotesis alternatif. 2. Tidak signifikan jika r value >α (0,05) maka menolak hipotesis alternatif. 3.6.2.2.2 Uji Statistik t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen atau terikat (Ghozali,2013). Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut : a. Membandingkan nilai t hitung dengan t titik kritis menurut tabel. 1. Nilai t-hitung > t-tabel, maka kita menerima Ha yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. 2. Nilai t-hitung < t-tabel, maka kita menolak Ha yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. b. Berdasarkan probabilitas dengan dasar pengambilan keputusan: 1. Signifikan jika r value <α (0,05) maka menerima hipotesis alternatif. 2. Tidak signifikan jika r value >α (0,05) maka menolak hipotesis alternatif.
84
3.6.2.2.3. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel independen amat terbatas. Nilai yang mendekati variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali,2013). Nilai yang digunakan bukanlah R2 melainkan Adjusted R Square.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Penelitian
4.1.1
Deskripsi Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi (WPOP)
yang terdaftar di wilayah Semarang Tengah Satu. Berdasarkan data yang diperoleh jumlah WPOP yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Semarang Tengah Satu pada tahun 2015 sebanyak 7.493. Sampel yang digunakan adalah WPOP yang pernah mencoba atau belum menggunakan e-filing. Kuesioner yang disebar peneliti bulan Maret 2016 yaitu dari tanggal 16 Maret 2016 sampai 22 Maret 2016 dengan rata-rata penyebaran kuesioner 20-25 sehari di KPP Pratama Semarang Tengah satu yang beralamat di Gedung Keuangan Negara (GKN) jalan Pemuda No.2 lantai 1 dan 2 Semarang. Jumlah kuesioner yang berhasil diperoleh peneliti adalah sebanyak 120 kuesioner namun tidak semua dapat diolah oleh peneliti. Tabel 4.1 berikut ini merupakan hasil pengumpulan data: Tabel 4.1 Hasil Pengumpulan Data Keterangan Kuesioner yang diperoleh Kuesioner yang tidah bisa diolah Kuesioner yang bisa diolah Sumber: Data primer diolah,2016
85
Jumlah
Persentase
120
100 %
( 13 )
10,8 %
107
89,2%
86
Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dari semua kuesioner yang disebar terdapat 13 kuesioner yang tidak bisa diolah. Hal ini dikarenakansetelah peneliti meneliti tiap kuesioner
terdapat beberapa
kuesioner yang tidak terisi dengan lengkap oleh responden. Peneliti hanya menggunakan kuesioner yang terisi dengan lengkap, maka kuesioner yang dapat diolah sebanyak 107 kuesioner (89,2%). 4.1.2 Hasil Deskripsi Responden Hasil deskripsi responden ini berdasarkan data informasi responden yang sudah terisi dikuesioner. Deskripsi ini akan memberikan informasi demografi responden penelitian seperti yang tercantum di kuesioner yaitu jenis kelamin, usia responden, tingkat pendidikan dari responden, pekerjaan, kepemilikan usaha, serta keterangan reaponden pernah mencoba atau menggunakan e-filing atau tidak. Data tersebut dimaksudkan untuk menjelaskan latarbelakang dari wajib pajak yang menjadi sampel pada penelitian ini, sehingga dapat mendukung hasil penelitian. Terdapat 107 responden yang terdiri dari wajib pajak orang pribadi yang dapat mewakili. Data mengenai karakteristik responden ditampilkan pada Tabel 4.2 sebagai berikut:
87
Tabel 4.2 Data Statistik Responden Keterangan 1 Jenis Kelamin a. Pria b. Wanita 2 Usia a. < 20 tahun b. 21-30 tahun c. 31-40 tahun d. 41-50 tahun e. > 51 tahun 3 Tingkat Pendidikan a. SMU b. Sarjana c. Lainnya 4 Pekerjaan a. PNS b. Swasta c. Lainnya 5 Kepemilikan usaha a. Ya b. Tidak 6 Pernah menggunakan e-filing a. Ya b. Tidak Sumber: Data primer diolah, 2016
Jumlah
Persentase
69 38 107
64,50% 35,50% 100,00%
4 55 25 16 7 107
3,74% 51,40% 23,37% 14,95% 6,54% 100,00%
39 61 7 107
36,45% 57% 6,55% 100,00%
8 96 3 107
7,48% 89,72% 2,80% 100,00%
0 107 107
0% 100% 100%
41 66 107
38,32% 61,68% 100,00%
88
Tabel 4.2 data statistik responden tersebut, menunjukkan bahwa dari 107 responden wajib pajak orang pribadi, didapati responden yang berjenis kelamin pria menunjukkan hasil sebanyak 69 orang atau 64,50% dan 38 orang atau 35,50% merupakan responden wanita. Berdasarkan hasil kuesioner yang diperoleh kategori jenis kelamin ini, dapat diketahui bagaimana minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing dilihat dari penggolongan jenis kelamin, karena biasanya wajib pajak yang berjenis kelamin pria lebih memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap hal baru. Hasil data responden berdasarkan usia, yang memiliki usia dibawah atau 20 tahun sebanyak 4 orang atau 3,74%, usia 21 sampai 30 tahun sebanyak 55 orang atau 51,40%, usia 31 tahun sampai 40 tahun sebanyak 25 orang atau 23,37%, usia 41 tahun sampai dengan 50 tahun sebanyak 16 orang atau 14,95% dan responden yang miliki usia di atas 51tahun sebanyak 7 orang atau 6,54%. Responden yang memiliki usia 40 tahun keatas biasanya kurang memiliki ketertarikan untuk menggunakan e-filing, hal ini diduga karena wajib pajak dengan usia tersebut belum memiliki pengalaman akan sistem teknologi tidak seperti wajib pajak dengan usia yang masih muda. Hasil data statistik responden berdasarkan tingkat pendidikan, terdapat 39 orang atau 36,45% memiliki tingkat pendidikan terakhir SMU/sederajat, dan sebanyak 61 orang atau 57% responden bertingkat pendidikan terakhir sarjana. Lainnya sebanyak 7 orang atau 6,55% memiliki tingkat pendidikan selain SMU dan sarjana. Seorang wajib pajak yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan mendorong keinginannya untuk menggunakan e-filing, hal ini diduga karena dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan membuka wawasannya akan
89
kebermanfaatan dari sistem e-filing ini. Pekerjaan yang dimiliki responden terdapat 8 orang atau 7,48% responden sebagai pegawai negeri sipil (PNS) dan 96 orang atau 89,72% reponden sebagai pegawai swasta, serta yang lainnya memiliki pekerjaan lainnya yang tidak ingin disebutkan oleh responden. Pekerjaan yang dimiliki responden ini telah terbiasa menggunakan teknologi, maka akan memudahkan wajib pajak untuk beradaptasi dengan e-filing. Berdasarkan dari kepemilikan usaha dari 107 responden, semua responden tidak menjalankan atau memiliki usaha. Responden yang datang di KPP Semarang Tengah Satu mayoritas adalah karyawan atau pegawai negeri sipil sehingga data tersebut menunjukkan bahwa tidak ada responden yang memiliki usaha. Kesimpulannya yaitu wajib pajak yang tidak memiliki usaha telah memiliki ketertarikan untuk menggunakan e-filing dalam pelaporan pajaknya. Data statistik responden menunjukkan bahwa responden yang pernah mencoba menggunakan e-filing hanya sebesar 38,32% atau sebanyak 41 orang sedangkan 61,68% atau 66 orang belum atau tidak menggunakan e-filing. Berdasarkan pada data yang diterima oleh peneliti, hal ini disebabkan karena memang wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Semarang Tengah Satu sampai pada tahun 2015 masih banyak yang melaporkan pajak secara manual dari pada melaporkan pajak melalui e-filing. Wajar apabila responden yang diperoleh peneliti mayoritas belum pernah menggunakan, mereka hanya mengetahui secara umum saja mengenai e-filing, oleh karena itu responden dapat mengisi kuesioner berdasarkan dari persepsinya akan e-filing.
90
4.1.3
Analisis Statistik Deskriptif Variabel Analisis statistik deskriptif variabel dilakukan untuk memberikan
gambaran secara umum suatu data yang dilihat dari mean,standar deviasi, maksimum, minimum dan sum. Variabel yang diukur ialah semua variabel penelitian, baik variabel dependen yaitu minat wajib pajak untuk menggunakan efiling maupun variabel independen. Minat ini diukur dengan tujuan agar mengetahui seberapa minat wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Semarang Tengah Satu terhadap e-filing, dan variabel independen yaitu pengalaman wajib pajak, kompleksitas, keamanan dan kerahasiaan, kepatuhan wajib pajak, dan kesiapan teknologi. Berikut ini hasil deskripsi tiap variabel: Tabel 4.3 Rangkuman Descriptive Statistics Std. Mean
Deviation
Minat Wajib Pajak
38,79
4,783
Pengalaman
33,13
4,493
Kompleksitas
11,41
1,572
Keamanan dan kerahasiaan
25,74
4,34
Kepatuhan Wajib pajak
38,6
4,056
Kesiapan teknologi informasi
32,76
4,756
Variabel
Sumber: Data Primer diolah,2016 Rangkuman statistik deskriptif pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa minat wajib pajak mempunyai nilai rata-rata sebesar 38,79 dengan standar deviasi sebesar 4,783. Pengalaman mempunyai nilai rata-rata sebesar 33,13 dengan standar deviasi sebesar 4,493. Kompleksitas mempunyai nilai rata-rata sebesar
91
11,41 dengan standar deviasi sebesar 1,572. Keamanan dan kerahasiaan mempunyai nilai rata-rata sebesar 25,74 dengan standar deviasi sebesar 4,340. Kepatuhan wajib pajak mempunyai nilai rata-rata sebesar 38,60 dengan standar deviasi sebesar 4,056. Kesiapan teknologi informasi mempunyai nilai rata-rata sebesar 32,76 dengan standar deviasi sebesar 4,756. Standar deviasi untuk variabel-variabel tersebut
lebih rendah dibanding mean hal ini menunjukkan
bahwa varians data tidak jauh berbeda atau hampir sama, dengan kata lain sebaran data untuk variabel kecil.. 1.
Minat Wajib Pajak Berdasarkan Tabel 4.3, menunjukkan bahwa variabel minat wajib pajak
untuk menggunakan e-filing memiliki rata-rata sebesar 38,79. Sesuai dengan Tabel 3.3 mengenai kategori total jawaban dari minat wajib pajak, diketahui bahwa nilai rata-rata tersebut masuk pada kategori minat. Nilai rata-rata tersebut dapat menunjukkan bahwa wajib pajak orang pribadi di Semarang Tengah Satu memiliki keminatan untuk menggunakan e-filing, meskipun dari data yang terdaftar di KPP Pratama Semarang Tengah Satu pada tahun 2015 masih banyak wajib pajak yang menggunakan sistem manual daripada e-filing, namun pada tahun 2016, sudah banyak wajib pajak yang memiliki keminatan untuk menggunakan e-filing. Diharapkan akan terjadi peningkatan wajib pajak orang pribadi yang menggunakan e-filing di tahun 2016. Berikut ini adalah rangkuman hasil distribusi kategori jawaban responden untuk pertanyaan dari variabel minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing, dapat dilihat dalam Tabel 4.4 berikut ini:
92
Tabel 4.4 Kategori Variabel Minat Wajib Pajak untuk Menggunakan Efiling No
Interval Skor
Frekuensi
Persentase
Kategori
1
46-54
10
9%
Sangat Minat
2
37-45
64
60%
Berminat
3
28-36
31
29%
Kurang Minat
4
19-27
2
2%
Tidak Minat
5
10-18
0
0%
Sangat Tidak Minat
Sumber: Data primer yang diolah, 2016 Berdasarkan Tabel 4.4 tersebut menunjukkan bahwa 60% dari 107 responden penelitian telah berminat untuk menggunakan e-filing atau sebanyak 64 orang wajib pajak orang pribadi yang menjadi sampel telah memiliki ketertariakn untuk menggunakan e-filing dalam pelaporan pajaknya. Wajib pajak OP sudah memiliki keinginan untuk mencari informasi mengenai e-filing, dengan mencari informasi tersebut wajib pajak dapat membandingkan manfaat atau kelebihan yang diberikan oleh e-filing dibandingkan dengan cara manual. Setelah mengetahui manfaat yang akan diperoleh inilah yang dapat memunculkan keinginan wajib pajak untuk menggunakan e-filing. Hal ini diharapkan dapat membuat wajib pajak orang pribadi pada tahun pajak 2016 yang melaporkan SPT menggunakan e-filing akan meningkat, terutama di KPP Pratama Semarang Tengah Satu.
93
2.
Pengalaman Wajib Pajak Berdasarkan Tabel 4.3, menunjukkan bahwa variabel pengalaman wajib
pajak memiliki rata-rata sebesar 33,13. Sesuai dengan Tabel 3.4 mengenai kategori total jawaban dari pengalaman wajib pajak, diketahui bahwa nilai ratarata tersebut masuk pada kategori kurang berpengalaman, sehingga dari nilai ratarata tersebut dapat disimpulkan bahwa wajib pajak orang pribadi di Semarang Tengah Satu kurang memiliki pengalaman dalam penggunaan sistem informasi terutama untuk menggunakan e-filing. Berikut ini adalah rangkuman hasil distribusi kategori jawaban responden untuk pertanyaan dari variabel pengalaman wajib pajak, dapat dilihat dalam Tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.5 Kategori Variabel Pengalaman Wajib Pajak No
Interval Skor
Frekuensi
Persentase
Kategori
1
42-52
2
2%
Sangat Berpengalaman
2
35-43
46
43%
Berpengalaman
3
26-34
54
50%
Kurang berpengalaman
4
17-25
5
5%
Tidak berpengalaman
5
9-16
0
0%
Sangat Tidak berpengalaman
Sumber: Data primer yang diolah, 2016 Berdasarkan Tabel 4.5 tersebut menunjukkan bahwa 50% dari responden penelitian memiliki pengalaman yang kurang cukup dalam menggunaan teknologi informasi atau sebanyak 54 orang wajib pajak orang pribadi yang menjadi sampel.
94
Hal tersebut dikarenakan penguasaan responden akan sistem informasi kurang atau masih sedikit. Penguasaan yang masih sedikit membuat responden memiliki pemahaman akan e-filing pun juga terbatas. Pemahaman tersebut membuat responden kurang mengetahui akan kebermanfaatan dari sistem e-filing, meskipun pengalaman wajib pajak masih berada pada kategori kurang berpengalaman, sudah banyak wajib pajak yang memiliki ketertarikan untuk mau mencoba untuk menggunakan e-filing. 3.
Kompleksitas Berdasarkan Tabel 4.3, menunjukkan bahwa variabel kompleksitas
memiliki rata-rata sebesar 11,41. Sesuai dengan Tabel 3.5 mengenai kategori total jawaban dari variabel kompleksitas, diketahui bahwa nilai rata-rata tersebut masuk pada kategori tinggi, sehingga dari nilai rata-rata tersebut dapat disimpulkan bahwa wajib pajak orang pribadi di Semarang Tengah Satu memiliki persepsi bahwa untuk menggunakan e-filing memiliki kompleksitas yang tinggi, oleh karena itu masih banyak wajib pajak orang pribadi yang memilih untuk melaporkan pajak secara manual yaitu dengan datang langsung ke KPP. Berikut ini adalah rangkuman hasil distribusi kategori jawaban responden untuk pertanyaan dari variabel kompleksitas untuk menggunakan e-filing, dapat dilihat dalam Tabel 4.6 berikut ini:
95
Tabel 4.6 Kategori Variabel Kompleksitas
No
Interval Skor
Frekuensi
Persentase
Kategori
1
15-17
4
4%
Sangat Rumit
2
12-14
60
56%
Rumit
3
9-11
40
37%
Cukup Rumit
4
6-8
3
3%
Tidak Rumit
5
3-5
0
0%
Sangat Tidak Rumit
Sumber: Data primer yang diolah, 2016 Berdasarkan Tabel 4.6 tersebut menunjukkan bahwa 56% dari responden penelitian memiliki persepsi bahwa menggunakan atau sistem e-filing memiliki kompleksitas yang tinggi. Sebanyak 60 orang wajib pajak orang pribadi yang menjadi sampel memiliki persepsi bahwa tatacara pelaporan pajak menggunakan e-filing masih memiliki tingkat kerumitan atau membingungkan.kerumitan tersebut dilihat dari fitur-fitur layanan yang ada pada sistem e-filing menurut responden belum memudahkan. Selain itu banyak dari responden yang beranggapan jika menggunakan e-filing belum efektif untuk meringankan pekerjaan mereka dan penggunaan e-filing belum dapat meningkatkan performa pelaporan pajak responden.
96
4.
Keamanan dan kerahasiaan Berdasarkan Tabel 4.3, menunjukkan bahwa variabel minat wajib pajak
untuk menggunakan e-filing memiliki rata-rata sebesar 25,74. Sesuai dengan Tabel 3.6 mengenai kategori total jawaban dari keamanan dan kerahasiaan, diketahui bahwa nilai rata-rata tersebut masuk pada kategori tinggi, sehingga dari nilai rata-rata tersebut dapat disimpulkan bahwa wajib pajak orang pribadi di Semarang Tengah Satu memiliki persepsi mengenai keamanan dan kerahasiaan sistem e-filing yang tinggi dengan kata lain responden percaya bahwa sistem efiling dapat memberikan jaminan akan keamanan dan kerhasiaan data mereka. Berikut ini adalah rangkuman hasil distribusi kategori jawaban responden untuk pertanyaan dari variabel minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing, dapat dilihat dalam Tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4.7 Kategori Variabel Keamanan dan Kerahasiaan No
Interval Skor
Frekuensi
Persentase
Kategori
1
31-36
13
12%
Sangat Terjamin
2
25-30
56
52%
Terjamin
3
19-24
34
32%
Kurang Terjamin
4
13-18
4
4%
Tidak Terjamin
5
7-12
0
0%
Sangat Tidak Terjamin
Sumber: Data primer yang diolah, 2016 Berdasarkan Tabel 4.7 tersebut menunjukkan bahwa 52% dari responden penelitian memiliki kepercayaan dalam penggunaan e-filing, mereka memiliki
97
kepercayaan akan keamanan dan kerahasiaan data mereka dapat dijamin oleh efiling atau sebanyak 56 orang wajib pajak orang pribadi yang menjadi sampel. Jaminan keamanan yang diberikan pada e-filing dianggap responden sudah tinggi sehingga dapat menangani masalah-masalah berkaitan dengan kemanan data. Hal tersebut membuat responden memiliki kepercayaan akan jaminan keamanan, apabila jaminan keamanan sudah baik, jaminan kerahasiaannya pun juga baik. Selain itu isu-isu mengenai masalah yang berkaitan dengan keamanan dan kerahasian data tidak membuat mayoritas responden ragu dan khawatir menggunakan e-filing. Hal ini dapat mendorong minat wajib pajak orang pribadi dalam penggunaan e-filing untuk pelaporan pajak tahun selanjutnya. 5.
Kepatuhan Wajib Pajak Berdasarkan Tabel 4.3, menunjukkan bahwa variabel kepatuhan wajib
pajak untuk menggunakan e-filing memiliki rata-rata sebesar 38,60. Sesuai dengan Tabel 3.7 mengenai kategori total jawaban dari kepatuhan wajib pajak, diketahui bahwa nilai rata-rata tersebut masuk pada kategori patuh, sehingga dari nilai rata-rata tersebut dapat disimpulkan bahwa wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Semarang Tengah Satu memiliki tingkat kepatuhan yang sudah baik. Responden memiliki kesadaran yang cukup tentang kewajibannya untuk membayar pajak. Berikut ini adalah rangkuman hasil distribusi kategori jawaban responden untuk pertanyaan dari variabel kepatuhan wajib pajak untuk menggunakan
e-filing,
dapat
dilihat
dalam
Tabel
4.8
berikut
ini:
98
Tabel 4.8 Kategori Variabel Kepatuhan Wajib Pajak No
Interval Skor
Frekuensi
Persentase
Kategori
1
44-52
23
22%
Sangat patuh
2
35-43
75
70%
Patuh
3
26-34
9
8%
Kurang patuh
4
17-25
0
0%
Tidak patuh
5
9-16
0
0%
Sangat Tidak patuh
Sumber: Data primer yang diolah, 2016 Berdasarkan Tabel 4.8 tersebut menunjukkan bahwa 70% dari responden penelitian memiliki tingkat kepatuhan dalam membayar pajak yang baik atau sebanyak 75 orang wajib pajak orang pribadi yang menjadi sampel. Kepatuhan ini berada pada kategori patuh dikarenakan responden mau dan memiliki kesadaran untuk membayar dan melaporkan pajak tepat waktu. Kesadaran akan kewajiban memiliki NPWP juga telah dipahami oleh responden, sehingga mayoritas responden memiliki NPWP sebagai identitas wajib pajak. Selain itu, tidak terdapat responden yang memiliki tunggakan pajak, dan apabila responden memiliki tunggakan pajak maka ia akan membayar denda dengan tepat waktu. 6.
Kesiapan teknologi Informasi Berdasarkan Tabel 4.3, menunjukkan bahwa variabel kesiapan teknologi
informasi memiliki rata-rata sebesar 32,76. Sesuai dengan Tabel 3.8 mengenai kategori total jawaban dari kesiapan teknologi informasi, diketahui bahwa nilai rata-rata tersebut masuk pada kategori sedang, sehingga dari nilai rata-rata
99
tersebut dapat disimpulkan bahwa wajib pajak orang pribadi di Semarang Tengah Satu beranggapan bahwa sistem teknologi informasi sekarang ini masih pada tingkatan sedang dengan kata lain belum benar-benar memiliki kesiapan. Hal ini menunjukkan bahwa responden belum mempercayai akan kesiapan teknologi informasi. Berikut ini adalah rangkuman hasil distribusi kategori jawaban responden untuk pertanyaan dari variabel kesiapan teknologi informasi, dapat dilihat dalam Tabel 4.9 berikut ini: Tabel 4.9 Kategori Variabel Kesiapan Teknologi Informasi No
Interval Skor
Frekuensi
Persentase
Kategori
1
44-52
1
1%
Sangat Siap
2
35-43
38
36%
Siap
3
26-34
60
56%
Cukup Siap
4
17-25
7
6%
Tidak Siap
5
9-16
1
1%
Sangat Tidak Siap
Sumber: Data primer yang diolah, 2016 Berdasarkan Tabel 4.9 tersebut menunjukkan bahwa 56% dari responden penelitian memiliki beranggapan bahwa kesiapan teknologi informasi masih pada tingkatan sedang atau sebanyak 60 orang wajib pajak orang pribadi yang menjadi sampel. Mayoritas responden menilai kesiapan teknologi informasi sekarang ini masih belum benar-benar siap atau masih pada tingkatan sedang, ini dapat dilihat dari bagaimana ketersediaan dari software dan hardware sudah memadahi atau belum, karena sistem e-filing merupakan pelaporan pajak secara online maka ketersediaan koneksi internet juga dijadikan penilai kesiapan teknologi informasi.
100 100
Selain dari kesiapan sistem atau kesiapan teknologinya, kesiapan teknologi dari wajib pajak juga harus mendukung, apakah wajib pajak telah siap menerima perkembangan sistem teknologi. 4.2 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda bertujuan untuk mengetahui apakah faktor pengalaman wajib pajak, kompleksitas, keamanan dan kerahasiaan, kepatuhyan wajib pajak dan kesiapan teknologi informasi dapat mempengaruhi variabel terikatnya yaitu minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing. Nilai koefisien regresi dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut: Tabel 4.10 Nilai Koefisien Regresi Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant)
Std. Error
11,625
3,937
PWP
,547
,122
K
,864
KK KWP
1
KTI
Beta 2,953
,004
,514
4,479
,000
,323
,284
2,676
,009
,050
,094
,045
,529
,598
,126
,086
,106
1,466
,146
-,212
,088
-,211
-2,394
,019
a. Dependent Variable: MWP
Sumber: data primer diolah, 2016 Berdasarkan Tabel 4.10 tersebut, maka diperoleh persamaan regresi dari faktor pengalaman wajib pajak, kompleksitas, keamanan dan kerahasiaan, kepatuhyan wajib pajak dan kesiapan teknologi informasi dapat mempengaruhi variabel terikatnya yaitu minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing sebagai berikut:
101 101
�= 11,625 + 0,547�1 + 0,864�2 + 0,050�3 + 0,126�4 − 0,212� 5+𝑒 Nilai dari ℯ = √1 − ��² = √1 − 0,495 = √0,505 = 0,91. Nilai ℯ sebesar 0,91 merupakan variance variabel pengalaman, kompleksitas, keamanan dan kerahasiaan,
kepatuhan
wajib
pajak
dan
kesiapan
teknologi
informasi.
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diatas menunjukkan konstanta sebesar 11,625. Nilai koefisien regresi pengalaman wajib pajak (X1) sebesar 0,547 menyatakan bahwa jika setiap peningkatan variabel pengalaman wajib pajak sebesar satu persen maka akan menyebabkan kenaikan minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing 0,547 persen ditambah konstanta sebesar 11,625 dengan catatan varibel kompleksitas (X2), keamanan dan kerahasiaan (X3), kepatuhan wajib pajak (X4) dan kesiapan teknologi informasi (X5) tetap. Koefisen regresi kompleksitas (X2) sebesar 0,864 menyatakan apabila terjadi peningkatan satu persen maka akan menyebabkan minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing meningkat sebesar 0,864 ditambah konstanta sebesar 11,625dengan catatan variabel pengalaman wajib pajak (X1), keamanan dan kerahasiaan (X3), kepatuhan wajib pajak (X4) dan kesiapan teknologi informasi (X5) tetap. Koefisien regresi keamanan dan kerahasiaan (X3) sebesar 0,050 menyatakan apabila setiap peningkatan variabel keamanan dan kerahasiaan sebesar satu persen maka akan menyebabkan kenaikan minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing sebesar 0,050 ditambah konstanta sebesar 11,625 dengan catatan apabila variabel pengalaman wajib pajak (X1), kompleksitas (X2), kepatuhan wajib pajak (X4) dan kesiapan teknologi informasi (X5) tetap. Koefisen regresi kepatuhan wajib pajak (X4) sebesar 0,126 menyatakan apabila terjadi
102 102
peningkatan kepatuhan wajib pajak satu persen maka akan menyebabkan minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing meningkat sebesar 0,126 ditambah konstanta sebesar 11,625dengan catatan variabel pengalaman wajib pajak (X1), kompleksitas (X2), keamanan dan kerahasiaan (X3) dan kesiapan teknologi informasi (X5) tetap. Koefisen regresi kesiapan teknologi informasi (X5) sebesar 0,212 menyatakan apabila terjadi peningkatan variabel kesiapan teknologi informasi sebesar satu persen maka akan menyebabkan minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing mengalami penurunan sebesar 0,212 ditambah konstanta sebesar 11,625dengan catatan variabel pengalaman wajib pajak (X1), kompleksitas (X2), keamanan dan kerahasiaan (X3) dan kepatuhan wajib pajak (X4) tetap. Sebelum dilakukan analisis lebih lanjut, maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu uji asumsi klasik.
4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan terlebih dahulu untuk memenuhi persyaratan analisis data. Uji ini dimaksudkan untuk melihat apakah model regresi penelitian merupakan model yang baik atau tidak. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolonieritas dan uji heteroskedastisitas. Alasan peneliti tidak menggunakan uji autokolerasi yaitu karena penelitian ini menggunakan data silang waktu (cross section) bukan runtut waktu (time series). Menurut Ghozali (2013) pada data cross section masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari individu atau kelompok yang berbeda.
103 103
4.3.1 Hasil Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji grafik, baik melalui histrogam maupun normal Probability Plot (P-P Plot). Uji ini bertujuan untuk melihat apakah model dalam penelitian terdistribisi normal atau tidak. Model tidak terdistribusi normal atau mendekati normal maka, hasil uji statistik akan terdegradasi. Berikut ini adalah hasil uji normalitas data dengan menggunakan uji grafik dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2:
Gambar 4.1 Hasil Uji Grafik Normal Probability Plot (P-P Plot) Prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat persebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Berdasarkan uji grafik Normal Probability Plot (P-P Plot), hasil output memperlihatkan bahwa residual berdistribusi secara normal. Hal ini karena grafik tersebut memperlihatkan titik – titik yang menyebar disekitar garis diagonal dan
104 104
titik-titik tersebut mengikuti arah garis diagonal pada grafik, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model analisis regresi berganda pada penelitian ini telah memenuhi asumsi dari uji normalitas.
Gambar 4.2 Hasil Uji Histogram Berdasarkan hasil uji grafik melalui histogram menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena tidak terlihat menceng ke kanan maupun ke kiri, meskipun terlihat sedikit menceng ke kanan namun masih bisa dikatakan mendekati normal, dikarenakan hasil ini berdasarkan dari pengamatan seseorang, yang mana pengamatan tiap orang dapat berbeda-beda dan dapat menimbulkan bias, oleh karena untuk memastikan hasil yang lebih akurat peneliti menggunakan uji statistik. Guna
mendukung uji
grafik
tersebut
peneliti
memutuskan
untuk
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov yang mana hasilnya berupa angka statistik bukan dari pengamatan semata sehingga hasil yang diberikan tidak menimbulkan
105 105
bias.
Perhitungan dari rumus Kolmogorov-Smirnov menggunakan SPSS for
windows release 21.00 dapat dilihat pada Tabel 4.11 sebagai berikut: Tabel 4.11 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual 107
N Normal Parametersa b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
,0534212 3,40033094
Absolute
,089
Positive
,089
Negative
-,061
Kolmogorov-Smirnov Z
,919
Asymp. Sig. (2-tailed)
,367
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: data primer diolah, 2016 Berdasarkan hasil dari analisis uji statistik menunjukkan bahwa besarnya nilai Kolmogorov Smirnov Z dengan minat wajib pajak untuk menggunakan efiling sebagai variabel dependen yaitu sebesar 0,919 dan signifikansinya adalah sebesar 0,367 yang berarti bahwa nilainya berada di atas kriteria signifikansi yaitu 0,05 (5%), sehingga dapat dikatakan bahwa data residual berdistribusi normal, karena telah memenuhi syarat asumsi normalitas.
4.3.2 Uji Multikolinieritas Penelitian ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas menggunkan cara yaitu dengan memeriksa nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apa ada
106 106
hubungan atau korelasi antar variabelnya. Hasil uji multikolinierietas dapat dilihat pada Tabel 4.12 sebagai berikut: Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinierietas Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B 11,625
3,937
PWP
,547
,122
K
,864
KK KWP
(Constant)
1
Std. Error
KTI
t
Sig.
Collinearity Statistics
Beta
Tolerance
VIF
2,953
,004
,514
4,479
,000
,380
2,632
,323
,284
2,676
,009
,444
2,251
,050
,094
,045
,529
,598
,687
1,457
,126
,086
,106
1,466
,146
,948
1,055
-,212
,088
-,211
-
,019
,646
1,548
2,394 a. Dependent Variable: MWP
Sumber: data primer diolah, 2016 Berdasarkan dari hasil uji multikolonieritas pada Tabel 4.12 tersebut, dapat dilihat dari besaran nilai Tolerance dan VIF. Nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 menunjukkan adanya multikolonieritas. Hasil output SPSS diatas, hasil perhitungan nilai Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance ≤ 0.10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan nilai VIF juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF ≥ 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi pada penelitian ini.
107 107
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan kepengamatan yang lain. Cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat Grafik Plot anatara nilai prediksi terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Berikut ini hasil uji scatterplot:
Gambar 4.3 Hasil Uji Scatterplot
Grafik Scatterplot pada Gambar 4.3 terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing berdasarkan masukan variabel independen pengalaman wajib pajak, kompleksitas, keamanan dan kerahasiaan, kepatuhyan wajib pajak dan kesiapan teknologi
108 108
informasi. Guna mendukung uji scatterplot tersebut diperlukan uji statistik yang lebih menjamin keakuratan hasil. Uji statistik yang digunakan yaitu uji glejser yakni dengan melihat tingkat signifikansi dari hasil regresi nilai absolut residual terhadap variabel independennya. Hasil uji glejser dapat dilihat pada Tabel 4.13 sebagai berikut: Tabel 4.13 Hasil Uji Glejser Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B
Std. Error
(Constant)
7,109
2,600
PWP
-,077
,081
K
-,089
KK
1 KWP KTI
Beta 2,734
,007
-,149
-,952
,343
,213
-,061
-,419
,676
-,028
,062
-,053
-,455
,650
,007
,057
,013
,127
,900
-,019
,058
-,039
-,325
,746
a. Dependent Variable: absUT
Sumber: Data primer diolah, 2016 Berdasarkan hasil uji glejser pada Tabel 4.13 menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang probabilitas signifikansinya dibawah 0,05 atau 5%, semua variabel memiliki signifikansi diatas 0,05 atau 5% sehingga menunjukkan bahwa penelitia ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini konsisten dengan hasil uji Scatterplots.
109 109
4.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian 4.4.1 Uji Statistik F Uji Statistik F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen. Pengujian ini dilakukan melalui bantuan komputer program SPSS for windows 21.0. Hasil uji statistik F ditunjukan seperti pada Tabel 4.14 sebagai berikut : Tabel 4.14 Hasil Uji-F ANOVAa Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
1200,947
5
240,189
Residual
1224,529
101
12,124
Total
2425,477
106
F 19,811
Sig. ,000b
a. Dependent Variable: MWP b. Predictors: (Constant), KTI, KWP, KK, K, PWP
Sumber: data primer diolah,2016 Uji ANOVA atau F-test didapat nilai F hitung sebesar 19.811 dengan probabilitas 0.000 , karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0.05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing atau dapat dikatakan bahwa variabel pengalaman wajib pajak, kompleksitas, keamanan dan kerahasiaan, kepatuhyan wajib pajak dan kesiapan teknologi informasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing.
110 110
4.4.2
Uji Statistik t
Uji statistik T digunakan untuk mengetahui atau mengukur seberapa jauh pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji statistik t dapat dilihat pada Tabel 4.15 sebagai berikut: Tabel 4.15 Hasil Uji Statistik t Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant)
Std. Error
11,625
3,937
PWP
,547
,122
K
,864
KK KWP
1
KTI
Beta 2,953
,004
,514
4,479
,000
,323
,284
2,676
,009
,050
,094
,045
,529
,598
,126
,086
,106
1,466
,146
-,212
,088
-,211
-2,394
,019
a. Dependent Variable: MWP
Sumber: data primer diolah,2016 Berdasarkan hasil uji statistik t tersebut maka dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut: 1. Variabel pengalaman wajib pajak Hasil uji statistik pada variabel pengalaman wajib pajak (PWP) diperoleh nilai thitung sebesar 4,479 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 , artinya bahwa Ho ditolak dan menerima Ha, sehingga Ha yang berbunyi “pengalaman berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing” diterima.
111 111
2. Variabel kompleksitas Hasil uji statistik pada variabel kompleksitas (K) diperoleh nilai thitung sebesar 2,676 dengan nilai signifikansi 0,009 < 0,05 , artinya bahwa Ho ditolak dan menerima Ha, sehingga Ha yang berbunyi “kompleksitas berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing” diterima. 3. Variabel keamanan dan kerahasiaan Hasil uji statistik pada variabel keamanan dan kerahasiaan (KK) diperoleh nilai thitung sebesar 0,529 dengan nilai signifikansi 0,598 > 0,05 , artinya bahwa Ho diterima dan menolak Ha, sehingga Ha yang berbunyi “keamanan dan kerahasiaan berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing” ditolak. 4. Variabel kepatuhan wajib pajak Hasil uji statistik pada variabel kepatuhan wajib pajak (KWP) diperoleh nilai thitung sebesar 1,466 dengan nilai signifikansi 0,146 > 0,05 , artinya bahwa Ho diterima dan menolak Ha, sehingga Ha yang berbunyi “kepatuhan wajib pajak berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing” ditolak. 5. Variabel kesiapan teknologi informasi Hasil uji statistik pada variabel kesiapan teknologi informasi (KTI) diperoleh nilai thitung sebesar -2,394 dengan nilai signifikansi 0,019 < 0,05 , artinya bahwa Ho ditolak dan menerima Ha, sehingga Ha yang berbunyi “kesiapan teknologi informasi berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing” diterima.
112 112
Berdasarkan pengujian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga faktor independen yang dapat berpengaruh terhadap variabel dependen (minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing) adalah pengalaman wajib pajak, kompleksitas, dan kesiapan teknologi inofrmasi. Tabel 4.16 berikut ini merupakan hasil rekapitulasi pengujian hipotesis pada penelitian ini: Tabel 4.16 Rekapitulasi Pengujian Hipotesis Hipotesis H1
H2
H3
H4
H5
Pernyataan
Hasil
Pengalaman berpengaruh terhadap minat wajib
Hipotesis
pajak untuk menggunakan e-filing
Diterima
Kompleksitas berpengaruh terhadap minat wajib
Hipotesis
pajak untuk menggunakan e-filing
Diterima
Keamanan dan kerahasiaan berpengaruh terhadap
Hipotesis
minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing
Ditolak
Kepatuhan wajib pajak berpengaruh terhadap
Hipotesis
minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing
Ditolak
Kesiapan teknologi informasi berpengaruh
Hipotesis
terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-
Diterima
filing Sumber: data primer diolah, 2016
113 113
4.4.3
Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Untuk uji ini dilakukan dengan melihat besarnya nilai koefisien determinasi Adjusted R2 karena dianggap tidak bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model berbeda dengan hanya koefisien determinasi yang mampu menimbulkan efek bias. Hasil koefisien determinasi dapat dilihat pada Tabel 4.17 sebagai berikut: Tabel 4.17 Hasil Koefisien Determinasi Model Summaryb Model
1
R
,704a
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,495
,470
3,482
Durbin-Watson
1,655
a. Predictors: (Constant), KTI, KWP, KK, K, PWP b. Dependent Variable: MWP
Sumber: data primer diolah, 2016 Tampilan output SPSS Model Summary besarnya Adjusted R Square adalah 0.470, hal ini berarti 47% variasi minat wajib pajak dapat dijelaskan oleh variasi dari kelima variabel independen yaitu pengalaman wajib pajak, kompleksitas, keamanan dan kerahasiaan, kepatuhyan wajib pajak dan kesiapan teknologi informasi, sedangkan sisanya (100%-47% = 53%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain di luar model penelitian ini.
114 114
4.5
Pembahasan
4.5.1 Pengaruh Variabel Pengalaman Wajib Pajak terhadap Minat Wajib Pajak untuk Menggunakan E-filing Hipotesis pertama pada penelitian ini menyatakan bahwa pengalaman wajib pajak berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing. Berdasarkan hasil uji statistik pada Tabel 4.15, diperoleh nilai thitung sebesar 4,479 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara pengalaman wajib pajak dengan minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing. Hipotesis yang berbunyi “pengalaman berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing” diterima. Arah hubungan antara pengalaman wajib pajak dengan minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing positif. Arah hubungan tersebut menunjukkan bahwa apabila seorang wajib pajak memiliki pengalaman yang lebih banyak maka semakin tinggi pula keinginannya untuk menggukan e-filing. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Theory of Reasoned Action (TRA) yang menjelaskan bahwa niat seseorang untuk mau melakukan sesuatu dipengaruhi oleh dua penentu dasar yakni sikap dan norma subyektif. Penelitian ini mendefinisikan penentu dasar sikap sebagai bagaimana sikap seseorang akan mempengaruhi niat untuk melakukan sesuatu atau tidak. Sikap yang biasa ia telah lakukan berdasarkan kebiasaannya yang dapat berasal dari pengalaman. Pengalaman seseorang dalam penggunaan teknologi informasi akan dapat mempengaruhi bagaimana ia akan memiliki niat untuk menggunakan teknologi. Seseorang dengan pengalaman dalam penggunaan teknologi informasi yang
115 115
cukup banyak akan mempengaruhi niatnya yang semakin besar untuk mau menggunakan e-filing. Hasil pada penelitian ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Lai dan Chong (2010) dan Wowor,dkk (2014) yang menyatakan bahwa pengalaman berpengaruh terhadap perilaku penggunaan e-filing. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sugihanti (2011) yang menunjukkan bahwa pengalaman tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat perilaku penggunaan e-filing.
4.5.2 Pengaruh Variabel Kompleksitas terhadap Minat Wajib Pajak untuk Menggunakan E-filing Hipotesis kedua pada penelitian ini menyatakan bahwa kompleksitas berpengaruh terhadap
minat wajib pajak untuk menggunakan
e-filing.
Berdasarkan hasil uji statistik pada Tabel 4.15, diperoleh nilai thitung sebesar 2,676 dengan nilai signifikansi 0,009 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara kompleksitas dengan minat wajib pajak untuk menggunakan efiling. Hipotesis yang berbunyi “kompleksitas berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing” diterima. Arah hubungan antara kompleksitas dengan miant wajib pajak untuk menggunakan e-filing positif. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Theory of Acceptance Model (TAM) yang berasumsi bahwa seseorang mengadopsi suatu teknologi pada umumnya ditentukan oleh proses kognitif dan bertujuan untuk memuaskan pemakainya atau memaksimalkan kegunaan teknologi itu sendiri (Adiwibowo, dkk (2009)).
116 116
Persepsi akan kompleksitas dari suatu sistem dapat mempengaruhi pengguna teknologi untuk mau mererima penggunakan teknologi dalam hal ini menggunakan suatu sistem (e-filing). Suatu sistem yang dianggap memiliki kerumitan yang tinggi akan membuat penggunannya enggan dan kesulitan dalam menggunakannya, sehingga persepsi orang akan kompleksitas e-filing ini dapat menjadi pengaruh niatnya untuk menggunakan e-filing, yang mana persepsi ini bisa timbul dari apa kata orang yang ada disekitarnya yang pernah mencoba untuk menggunakan atau juga bisa dari ia mencoba sistem itu sendiri. Hasil pada penelitian ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Desmayanti dan Zulaikha (2012) yang menyatakan bahwa kerumitan atau kompleksitas berpengaruh
terhadap intensitas perilaku dalam penggunaan e-
filing. Arah yang dihasilkan penelitian ini positif berbeda dengan yang dilakukan oleh Desmayanti dan Zulaikha (2012) yang menyatakan memiliki pengaruh yang negatif. Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Sugihanti (2011) yang menunjukkan bahwa kompleksitas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat perilaku penggunaan e-filing.
4.5.3 Pengaruh Variabel Keamanan dan Kerhasiaan terhadap Minat Wajib Pajak untuk Menggunakan E-filing Hipotesis ketiga pada penelitian ini menyatakan bahwa keamanan dan kerahasiaan berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing. Berdasarkan hasil uji statistik pada Tabel 4.15, diperoleh nilai thitung sebesar 0,529 dengan nilai signifikansi 0,598 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara keamanan dan kerahasiaan dengan minat wajib pajak untuk
117 117
menggunakan e-filing. Hipotesis yang berbunyi “keamanan dan kerahasiaan berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing” ditolak. Keamanan dan kerahasian ini diartikan bahwa wajib pajak memiliki persepsi dan kepercayaan bahwa e-filing mampu menjamin keamanan data mereka serta dapat menjamin kerahasiaannya, sehingga apabila mereka menggunakan e-filing untuk melaporkan pajaknya, data yang mereka berikan tidah bocor dan disalah gunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Berdasarkan Tabel 4.7 tentang kategori variabel keamanan dan kerahasiaan, yang menunjukkan bahwa 56 responden atau 52% dari 107 yang menjadi responden memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi akan keamanan dan kerahasiaan sistem e-filing. Mayoritas responden tidak memiliki kekhawatiran mengenai isu-isu kejahatan yang memanfaatkan teknologi informasi, hal ini ditunjukkan dengan hasil kategori tersebut. Alasan hipotesis ketiga ini ditolak yaitu karena meskipun dari 107 responden terdapat 56 responden yang memiliki tingkat kepercayaan akan keamanan dan kerahasiaan e-filing yang tinggi belum dapat mempengaruhi minat wajib pajak untuk beralih menggunakan e-filing. Hal ini diduga karena persepsi seseorang mengenai keamanan dan kerahasiaan ketidaksiapan dari e-filing berbeda-beda, meskipun mayoritas sudah memiliki tingkat kepercaayan namun masih terdapat 38 responden yang meragukan. Selain itu, masih sering terjadi masalah atau eror terutama ketika memasuki batas waktu pelaporan dapat membuat wajib pajak tidak percaya kemanan dan kerahasiaan datanya dapat dijamin oleh sistem yang sering eror.
118 118
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori Theory of Acceptance Model (TAM) yang berasumsi bahwa seseorang mengadopsi suatu teknologi pada umumnya ditentukan oleh proses kognitif dan bertujuan untuk memuaskan pemakainya atau memaksimalkan kegunaan teknologi itu sendiri (Adiwibowo dkk, 2009), yang mana apabila wajib
pajak memiliki persepsi keamanan dan
kerahasiaan yang baik akan meningkatkan persepsinya akan kebermanfaat dari efiling sehingga dapat meningkatkan minatnya. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Wibisono dan Toly (2014), Wowor dkk (2014), Desmayanti dan Zulaikha (2012), Sugihanti (2011), serta Carter et al,. (2011) yang menyimpulkan bahwa keamanan dan kerahasiaan berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan efiling, sedangkan pada penelitian ini keamanan dan kerahasiaan tidak berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakn e-filing.
4.5.4 Pengaruh Variabel Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Minat Wajib Pajak untuk Menggunakan E-filing Hipotesis keempat pada penelitian ini menyatakan bahwa kepatuhan wajib pajak berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing. Berdasarkan hasil uji statistik pada Tabel 4.15, diperoleh nilai thitung sebesar 1,466 dengan nilai signifikansi 0,146 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara kepatuhan wajib pajak dengan minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing. Hipotesis yang berbunyi “kepatuhan wajib pajak berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing” ditolak.
119 119
Berdasarkan hasil kategori variabel kepatuhan wajib pajak pada Tabel 4.8 sebanyak 75 orang responden atau 70% memiliki tingkat kepatuhan yang sudah baik dalam pe rpajakan. Kesadaran akan kapatuhan tersebut tidak bisa dijadikan jaminan untuk dapat mempengaruhi minat responden untuk menggunakan efiling. Alasan hipotesis keempat ini ditolak diduga karena terdapat faktor lain yang dapat mendorong atau membuat seorang wajib pajak yang patuh untuk mau menggunakan e-filing dalam pelaporan pajaknya. Wajib pajak tidak bisa dinilai patuh atau tidak patuh hanya dari cara pelaporannya yang menggunakan e-filing saja, karena wajib pajak yang melaporkan pajak melalui manual pun bisa dikatakan patuh. Bukan berarti wajib pajak yang sudah melaporkan pajak menggunakan e-filing tersebut dikatakan patuh, masih terdapat pengukuran lain yang menilai kepatuhan wajib pajak. Hal ini menjadi salah satu penyebab yang diduga menjadi alasan mengapa kepatuhan wajib pajak tidak berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing. Selain itu, wajib pajak yang patuh pasti akan mempertimbangkan resiko apabila menggunakan e-filing, yang mana e-filing masih sering terjadi eror, jika e-filing mengalami eror pastilah membuat pelaporan pajaknya menjadi mundur atau bermasalah. Wajib pajak yang patuh akan lebih memilih melaporkan pajak secara manual yang sudah jelas keamanannya. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori Bakti atau teori Kewajiban Pajak Mutlak. Kewajiban mutlak sebagai warga negara yang baik adalah dengan patuh membayar pajak. Kepatuhan tersebut juga diartikan mematuhi peraturan
120 120
perpajakan yang berlaku, dan untuk saat ini peraturan yang berlaku yaitu untuk melaporkan pajak dengan menggunakan e-filing. Kenyataannya, peraturan tersebut belum mewajibkan wajib pajak untuk menggunakan e-filing, sehingga wajib pajak masih bisa atau diperbolehkan menggunakan cara manual untuk melaporkan pajaknya, oleh karena itu, wajib pajak yang melaporkan pajak menggunakan cara manual tidak bisa dikatakan tidak patuh dan wajib pajak yang patuh pasti akan tertarik atau minat untuk menggunakan e-filing, sehingga tingkat kepatuhan dari wajib pajak bukan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi seorang wajib pajak untuk tertarik dalam menggunakan e-filing guna melaporkan pajaknya. 4.5.5 Pengaruh Variabel Kesiapan Teknologi Informasi terhadap Minat Wajib Pajak untuk Menggunakan E-filing Hipotesis kelima pada penelitian ini menyatakan bahwa kesiapan teknologi informasi berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing. Berdasarkan hasil uji statistik pada Tabel 4.20, diperoleh nilai thitung sebesar -2,394 dengan nilai signifikansi 0,019 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara kesiapan teknologi informasi dengan minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing. Hipotesis yang berbunyi “kesiapan teknologi informasi berpengaruh terhadap minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing” diterima. Arah hubungan antara kesiapan teknologi informasi dengan minat wajib pajak untuk menggunakan e-filing negatif. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Theory of Acceptance Model (TAM) yang berasumsi bahwa seseorang mengadopsi suatu teknologi pada umumnya
121 121
ditentukan oleh proses kognitif dan bertujuan untuk memuaskan pemakainya atau memaksimalkan kegunaan teknologi itu sendiri (Adiwibowo dkk , 2009). Persepsi akan kesiapan teknologi informasi yang telah tersedia dapat mempengaruhi pengguna untuk mau menggunakan teknologi. Pengguna akan menggunakan sistem teknologi informasi yang telah memiliki kesiapan yang baik, sehingga nantinya teknologi tersebut benar-benar akan memudahkannya dalam bekerja bukannya malah menghambat atau menambah pekerjaannya. Kesiapan teknologi informasi ini juga berasal dari pengguna itu sendiri, apakah ia memiliki kemampuan untuk dapat menerima suatu teknologi, apakah ia memiliki teknologi untuk mendukung penggunaan e-filing. Hasil pada penelitian ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Wibisono dan Toly (2014) yang menyatakan bahwa kesiapan teknologi informasi secara individual mempengaruhi minat wajib pajak dalam menggunakan e-filing. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Desmayanti dan Zulaikha (2012) yang menunjukkan bahwa kesiapan teknologi informasi wajib pajak secara signifikan dapat berpengaruh terhadap intensitas perilaku dalam penggunaan efiling.
BAB V PENUTUP 5.1
Simpulan Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Semarang Tengah Satu, dengan responden wajib pajak orang pribadi yang telah terdaftar di KPP Pratama Semarang Tengah Satu. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah pengalaman wajib pajak, kompleksitas, keamanan dan kerahasiaan, kepatuhan wajib pajak, kesiapan teknologi informasi serta minat wajib pajak orang pribadi untuk menggunakan e-filing. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara pengalaman wajib pajak terhadap minat wajib pajak orang pribadi untuk menggunakan e-filing dalam pelaporan pajaknya. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kompleksitas terhadap minat wajib pajak orang pribadi untuk menggunakan e-filing dalam pelaporan pajaknya. 3. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara keamanan dan kerahasiaan terhadap minat wajib pajak orang pribadi untuk menggunakan e-filing dalam pelaporan pajaknya. 4. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kepatuhan wajib pajak terhadap minat wajib pajak orang pribadi untuk menggunakan e-filing dalam pelaporan pajaknya.
122
123 123
5. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kesiapan teknologi informasi terhadap minat wajib pajak orang pribadi untuk menggunakan e-filing dalam pelaporan pajaknya.
5.2
Saran
Memperimbangkan hasil penelitian dan melihat kondisi yang terjadi, maka saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut: 1. Diharapkan Direktorat Jendral Pajak maupun pihak ASP dapat membuat fiturfitur tahapan cara pelaporan menggunakan e-filing menjadi lebih sederhana lagi, sehingga dapat memudahkan wajib pajak orang pribadi untuk menggunakannya karena mayoritas wajib pajak orang pribadi di KPP Semarang Tengah Satu memiliki persepsi bahwa e-filing rumit. 2. Diharapkan Direktorat Jendral Pajak maupun pihak ASP dapat lebih mengefektifkan cara pelaporan menggunakan e-filing, sehingga wajib pajak orang pribadi tidak perlu lagi mendatangi KPP secara langsung terlebih dahulu karena masih banyak wajib pajak yang menganggap e-filing belum efektif. 3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk peneliti yang selanjutnya apabila ingin meneliti sesuai topik pada penelitian ini dengan penambahan berbagai variasi.
124 124
DAFTAR PUSTAKA Adiasa, Nirawan. 2013. “Pengaruh Pemahaman Peraturan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Moderating Preferensi Risiko”. Dalam Accounting Analysis Journal 2. Universitas Negeri Semarang. Adiwobowo, dkk. 2009. “Analisis Perilaku Pengguna Teknologi Informasi Pada Perguruan Tinggi Berstatus SHMN”. Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia. Ariyanti, Fiki. 2015. Wajib Pajak Masih Takut Lapor SPT Pakai E-Filing. http://m.liputan6.com/bisnis/read/2195350/wajib-pajak-masih-takut-laporspt-pakai-e-filing. (diunduh tanggal 30 Januari 2016) Afriyadi, Achmad Dwi. 2014. Masyarakat Belum Terbiasa Setor Pajak Lewat eFiling. http://m.liputan6.com/bisnis/read/2030402/masyarakat-belumterbiasa-setor-pajak-lewat-e-filing. (diunduh tanggal 30 Januari 2016) Desmayanti, Esy dan Zulaikha. 2012. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Fasilitas E-Filling Oleh Wajib Pajak Sebagai Sarana Penyampaian Spt Masa Secara Online Dan Realtime”. Diponegoro Journal of Accounting, Vol.1, No.1, Tahun.2012,Hal.1-12. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Uneversitas Diponegoro Semarang. Direktorat Jenderal Pajak. 2013. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor 35 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Ekstensifikasi. Direktorat Jenderal Pajak. 2013. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor 36 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-47/Pj/2008 Tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Dan Penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan Secara Elektronik (E-Filing) Melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). Direktorat Jenderal Pajak. 2014. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak No.Per1/PJ/2014 Tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Menggunakan Formulir 1770s Atau 1770ss Secara E-Filing Melalui Website Direktorat Jenderal Pajak. Direktorat Jenderal Pajak. 2015. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER41/PJ/2015 Tentang Pengamanan Transaksi Elektronik Layanan Pajak Online.
125 125
Direktorat Jenderal Pajak. 2015. Sambut Baik e-Filing, Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Meningkat 14,34%. http://www.pajak.go.id/content/article/ (diunduh tanggal 12 Maret 2016) Carter,Lemuria, dkk. 2011. “The role of security and trust in the adoption of online tax filing”.Transforming Goverment:people Process and Policy,Vol.5, No.4, pp.303-318. Fidel. 2010. Cara mudah & Praktis memahami masalah-masalah perpajakan mulai dari konsep dasar sampai aplikasi. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Lai, Ling Ming dan Kwai Fatt Choong. 2010. “Motivators, Barriers and Concerns in Adoption of Electronic Filing System: Survey Evidence from Malaysian Professional Accountants”. American Journal Of Applied Sciences, ISSN 1554-3641, Vol. 7, Iss. 4, pp. 562-567. Menteri Keuangan Republik Indonesia. 2012. Peraturan Menteri Keuangan No.74/PMK.03/2012 Tentang Tata Cara Penetapan dan Pencabutan Penetapam Wajib Pajak dengan Kriteria tertentu dalam Rangka Pengembalian Pedahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak. Muliari, Ni Ketut dan Putu Ery Setiawan. “Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur”. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Muljono, Djoko. 2008. Ketentuan Umum Perpajakan lengkap dengan UndangUndang No.20/2007. Yogyakarta : CV.Andi Offset. Munabari, Fadheil Wiza dan Andri Waskita Aji. 2014.“Analisis Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Persepsi tentang Konsultan Pajak, dan Persepsi tentang Account Representative terhadap Minat Dalam Menggunakan Jasa Konsultan Pajak Pada Wajib Pajak Badan Di KPP Pratama Bantul”. Jurnal Akuntansi, Volume.2, Nomor.3. Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Pandiangan, Liberti. 2014. Administrasi Perpajakan. Jakarta:Penerbit Erlangga. Park, Sung Youl. 2009. “An Analysis of the Technology Acceptance Model in Understanding University Students’ Behavioral Intention to Use eLearning”. Department of Educational Technology, Konkuk University, Seoul, South Korea.
126 126
Prasedyawati, Lintan Gupita. 2013. “Analisis Penerimaan Pajak Reklame Di Kota Semarang Tahun 1990-2011”. Skripsi. Semarang:Universitas Diponegoro. Prianggono. 2016. Server Error, Pengisian E-Filling Diundur Hingga 30 April. http://jateng.tribunnews.com/2016/03/31/server-error-pengisian-e-fillingdiundur-hingga-30-april (diunduh tanggal 15 April 2016) Resmi,Siti.2005. Perpajakan:Teori dan Kasus Edisi 2. Jakarta : Salemba Empat Siregar, Khairani Ratnasari. 2011. “Kajian Mengenai Penerimaan Teknologi dan Informasi Menggunakan Technology Accaptance Model (TAM)”. Volume.4, Nomor.1. Telkom Institute of Management. Sugihanti,Winna Titis. 2011. “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minta perilaku wajib pajak untuk menggunaan e-filing”. Skripsi tidak dipublikasikan. Semarang: Universitas Diponegoro. Suryarini, Trisni dan Tarsis Tarmuji. 2012. Pajak Indonesia Edisi Pertama. Yogyakarta:Graha Ilmu. Susanto, Nugroho Agung.2011. “Analisis Perilaku Wajib Pajak Terhadap Penerapan Sistem E-Filing Direktorat Jenderal Pajak”. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia. Undang-undangRepublik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 06 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Wahyudin, Agus. 2015. Metodologi Bisnis dan Pendidikan. Semarang:Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Wibisono,Lisa Tamara dan Agus Arianto Toly. 2014. “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat wajib pajak dalam penggunaan e-filing di Surabaya”. Dalam Jurnal Tax&Accounting Review, Volume.4, No.1. Universitas Kristen Petra Surabaya. Wowor, Ricky Alfiando, dkk. 2014. “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku wajib pajak untuk menggunaan e-filing”. Jurnal EMBA, Vol.2, No.3, September 2014,Hal.1341-1349. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado. Yasin, Sanjaya. 2014. Pengertian Minat Menurut Para Ahli Artikel Definisi Minat, Faktor, Macam Fungsi, Peukuran, Proses. http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-minat-menurut-paraahli.html. (diunduh tanggal 02 Februari 2016).
127 127
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PENGANTAR
Yth. Bapak/ Ibu/ Saudara/i Wajib Pajak Orang Pribadi di wilayah Semarang Tengah Satu
Responden yang saya hormati, Bersama ini saya sampaikan bahwa saya adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang sedang menyusun skripsi. Kuesioner ini digunakan dalam rangka penulisan Skripsi di Universitas Negeri Semarang. Penelitian ini menggunakan topik Minat Wajib Pajak Orang Pribadi dengan mengangkat judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Wajib Pajak Orang Pribadi Untuk Menggunakan E-filing”. Sehubungan hal tersebut, saya mohon kesediaan Anda untuk ikut berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini. Anda bebas memilih jawaban atas persepsi yang anda miliki setelah anda menggunakan sistem e-filing. Disini tidak ada jawaban yang benar atau salah. Jawaban terbaik adalah yang paling sesuai dengan persepsi anda mengenai pertanyaan yang diajukan. Terima kasih atas partisipasi dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner peneitian skripsi ini. Setiap jawaban yang diberikan merupakan bantuan yang tak ternilai harganya bagi peneliti ini. Atas bantuan dan perhatiannya saya sampaikan terima kasih.
Mutiara Sindi Pricilia NIM.7211412090
128 128
A. Petunjuk Pengisian a.
Mohon lengkapi data responden pada tempat yang disediakan
b. Pada isian data responden, berikan tanda (√) pada setiap kotak nilai yang dikehendaki atau garis bawahi pada pihan Misalnya : Jenis kelamin : c.
Pria
Wanita
Pada isian kuesioner, berikan tanda check (√) pada setiap kotak nilai yang dikehendaki.
Misalnya :
1 2 3 4 5 √
B. Skala Penelitian 1 : Sangat Tidak Setuju (STS) 2 : Tidak Setuju (TS) 3 : Ragu-ragu (R) 4 : Setuju (S) 5 : Sangat Setuju (SS)
C. Data Responden Jenis Kelamin
:
Pria
Wanita
Usia
: ............. tahun
Tingkat Pendidikan
:
SMU
Sarjana
Lainnya ......................
Pekerjaan
:
PNS
Swasta
Lainnya .....................
Kepemilikan usaha
:
Ya
Tidak
Pernah menggunakan atau mencoba menggunakan e-filing
Ya
Tidak
129 129
D. DAFTAR PERNYATAAN KUESIONER Minat Wajib Pajak OP menggunakan e-filing 1
Saya berkehendak untuk mencari informasi berkaitan dengan penggunaan e-filing
2
Saya mengikuti perkembangan informasi mengenai pelaporan pajak menggunakan efiling
3
Informasi yang mengenai e-filing lebih baik dibanding secara manual
4
Mudah bagi saya menggunakan e-filing
5
Secara umum e-filing mudah digunakan
6
Penggunaan e-filing dapat menyederhanakan proses pelaporan pajak saya
7
Saya selalu mencoba menggunakan e-filing untuk melaporkan pajak
8
Saya mengharapkan penggunaan e-filing akan terus berlanjut dimasa yang akan datang
9
Saya berencana untuk terus menggunakan efiling
10
Saya merasa nyaman berinteraksi dengan efiling
untuk
2
3
R
S
SS
STS TS
R
S
SS
beradaptasi
Keamanan dan Kerahasiaan
1
STS TS
Layanan pelaporan pajak menggunakan efiling dapat memberikan tingkat jaminan keamanan yang tinggi bagi saya Sistem e-filing memiliki kemampuan untuk mengantisipasi masalah-masalah berkaitan dengan keamanan data Saya merasa aman untuk menggunakan efiling dalam proses pelaporan pajak saya
130 130
Keamanan dan Kerahasiaan 4
Saya percaya bahwa e-filing dapat menjaga kerahasiaan data-data saya
5
Sistem penyimpanan data dalam e-filing dapat menjamin kerahasiaan data saya
6
Saya tidak memiliki rasa kekhawatiran berkaitan dengan masalah keamanan e-filing
7
Isu mengenai sistem teknologi dalam menggunakan e-filing tidak mempengaruhi saya dalam memanfaatkan sistem e-filing
Pengalaman Wajib Pajak 1
2
3
Saya telah bertahun-tahun menggunakan sistem informasi
terbiasa
Saya menguasai penggunaan sistem informasi sehingga dapat mudah beradaptasi dengan efiling E-filing mudah di pelajari berkaitan dengan mudahnya untuk menguasai software dan hardware computer
4
Saya sudah sangat memahami tata cara pelaporan pajak menggunakan e-filing
5
Saya sudah tidak memiliki kesulitan dalam mengaplikasikan tata cara pelaporan pajak menggunakan e-filing
6
Saya sudah terbiasa dan paham dengan fiturfitur yang ada dalam e-filing
7
Menggunakan e-filing membuat pelaporan pajak mudah bagi saya
8
Menggunakan e-filing saya dapat menghemat biaya dan tidak membuang waktu
9
Kebermanfaat e-filing lebih tinggi daripada menggunakan sistem pelaporan pajak secara manual
STS TS
R
S
SS
STS TS
R
S
SS
131 131
Kompleksitas 1
Fitur-fitur yang ada pada e-filing secara umum memiliki tahapan cara pelaporan yang mudah
2
Menggunakan e-filing meringankan pekerjaan saya karena e-filing efektif digunakan
3
Penggunaan e-filing dapat meningkatkan performa pelaporan pajak saya
Kepatuhan Wajib Pajak 1
Sebagai wajib pajak saya harus membayar pajak tepat waktu
2
Sebagai wajib pajak saya harus menjaga tata tertib administrasi perpajakan
3
Sebagai wajib pajak saya harus melaksanakan kewajiban perpajakan
4
Wajib Pajak harus melaporkan pajak tepat waktu
5
Wajib pajak harus mendaftar NPWP
6
Sebagai wajib pajak saya harus memiliki NPWP sebagai identitas wajib pajak
7
Sebagai wajib pajak saya memiliki NPWP sebagai pemenuhan hak dan kewajiban wajib pajak
8
Sebagai wajib pajak saya tidak memiliki tunggakan pajak
9
Apabila saya terlambat membayar pajak, saya akan membayar denda tepat waktu
STS TS
R
S
SS
STS TS
R
S
SS
132 132
Kesiapan Teknologi Informasi 1
Keandalan software dan hardware komputer saya memadai
2
Saat ini software dan hardware teknologi informasi telah tersedia cukup baik
3
Saya bisa dengan mudah menggunakan peralatan manapun untuk menggunakan sistem e-filing sesuai cara saya
4
Koneksi internet mudah didapatkan dimana saja
5
Kualitas koneksi internet yang saya akses cukup baik
6
Saya dapat menangani ganggunan yang dapat terjadi bila menggunakan komputer atau internet dirumah
7
Saya dapat menerima dan mengikuti perkembangan teknologi dibidang perpajakan
8
Saya tidak memiliki keraguan untuk menggunakan e-filing guna melaporkan pajak
9
Saya mampu menggunakan sistem e-filing walaupun tidak ada orang lain yang membantu
STS TS
R
S
SS
133 133
Lampiran 2 Data Statistik Responden
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Jenis Kelamin Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Wanita Pria Pria Pria Wanita
Usia 36 tahun 41 tahun 47 tahun 38 tahun 32 tahun 35 tahun 26 tahun 22 tahun 35 tahun 21 tahun 33 tahun 30 tahun 33 tahun 25 tahun 28 tahun 29 tahun
Tingkat Pendidikan SMU SMU SMU SMU SMU S1 SMU SMU S1 SMU SMU S1 SMU SMU SMU D3
Pekerjaan Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta PNS
Kepemilikan Usaha Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Menggunakan Efiling Ya Tidak Ya Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya Ya Tidak Ya Tidak Tidak Ya Ya
134 134
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Pria Pria Wanita Pria Pria Pria Pria Pria Pria Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Pria Pria Pria Pria Wanita Pria Pria Wanita Pria
65 tahun 34 tahun 32 tahun 45 tahun 37 tahun 29 tahun 22 tahun 52 tahun 26 tahun 43 tahun 26 tahun 25 tahun 22 tahun 23 tahun 48 tahun 24 tahun 24 tahun 24 tahun 30 tahun 23 tahun 24 tahun 25 tahun 41 tahun
SMU S1 S1 S1 SMU S1 SMU S1 S1 S1 S1 S1 SMU S1 D3 S1 S1 S1 S1 S1 S1 SMU S1
Lainnya Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta PNS Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya
135 135
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62
Pria Pria Pria Wanita Wanita Wanita Wanita Pria Pria Pria Wanita Pria Wanita Pria Pria Pria Pria Wanita Wanita Wanita Pria Wanita Pria
24 tahun 23 tahun 53 tahun 23 tahun 32 tahun 28 tahun 20 tahun 36 tahun 32 tahun 42 tahun 22 tahun 54 tahun 38 tahun 40 tahun 28 tahun 45 tahun 36 tahun 32 tahun 23 tahun 30 tahun 30 tahun 41 tahun 49 tahun
SMU SMU S1 S1 S1 S1 SMU S1 SMU S1 S1 S1 D3 S1 S1 S1 SMU S1 SMU S1 S1 S1 S1
Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta PNS Swasta Swasta
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya Ya Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak
136 136
63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85
Wanita Wanita Wanita Pria Pria Pria Pria Wanita Pria Wanita Pria Pria Pria Wanita Pria Wanita Pria Pria Wanita Wanita Wanita Pria Pria
21 tahun 25 tahun 19 tahun 27 tahun 28 tahun 50 tahun 36 tahun 32 tahun 40 tahun 24 tahun 27 tahun 47 tahun 21 tahun 28 tahun 39 tahun 30 tahun 28 tahun 35 tahun 24 tahun 26 tahun 25 tahun 23 tahun 22 tahun
SMU SMU SMU SMU S1 S1 SMU S1 SMU S1 SMU S1 SMU S1 SMU S1 SMU S1 S1 S1 S1 S1 S1
Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Lainnya Swasta
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Tidak Ya Ya Tidak Ya Ya Tidak
137 137
86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107
Pria Pria Wanita Pria Pria Wanita Pria Pria Pria Wanita Pria Pria Pria Pria Wanita Wanita Wanita Wanita Pria Pria Pria Pria
20 tahun 46 tahun 23 tahun 40 tahun 29 tahun 31 tahun 33 tahun 24 tahun 23 tahun 31 tahun 43 tahun 33 tahun 27 tahun 41 tahun 55 tahun 27 tahun 21 tahun 19 tahun 23 tahun 46 tahun 53 tahun 56 tahun
SMU S1 SMU S1 S1 S1 SMU D3 SMU S1 S1 SMU S1 S1 S1 S1 D1 D1 S1 S1 SMU Lainnya
Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Lainnya Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta PNS PNS Swasta PNS CPNS Swasta PNS PNS Swasta
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Tidak
138 138
Lampiran 3 Hasil Jawaban Responden
No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
mwp 38 41 48 40 43 40 38 43 34 27 35 40 46 47 40 43 33 32 42 36 31 37 43 40 40 33 40 40 39 42 44 40 35 40
pwp 29 37 40 30 40 37 30 36 32 30 32 36 36 37 36 35 34 30 32 29 26 32 32 36 36 30 36 27 39 35 38 36 31 31
Variabel k 10 12 13 11 14 13 10 13 10 8 11 12 12 15 12 12 7 10 11 10 10 12 10 12 12 10 12 9 11 12 11 12 12 12
kk 28 29 29 28 31 30 27 28 25 21 26 24 31 34 28 21 28 21 21 20 27 25 24 28 23 22 28 28 20 21 26 28 22 28
kwp 42 38 44 36 37 36 45 36 37 34 36 40 36 43 36 38 36 36 36 45 45 35 35 34 36 42 36 36 36 45 37 36 36 44
kti 25 38 38 36 38 36 32 36 33 30 33 34 35 32 34 32 34 29 35 35 36 33 29 33 35 32 36 34 41 34 39 36 36 36
139 139
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
43 40 35 40 43 40 41 40 36 31 37 43 40 40 40 32 31 35 42 36 40 37 49 36 38 39 43 45 48 36 30 34 50 32 40 37 34 35 37 37 40
34 34 25 36 35 36 39 36 38 31 31 36 24 27 35 30 30 32 36 31 36 33 45 27 36 32 30 39 38 32 22 31 44 27 36 27 32 29 34 30 39
9 11 9 14 12 12 12 12 13 12 12 12 10 9 12 9 12 11 12 12 12 12 15 9 12 11 11 14 14 11 8 12 15 9 12 9 12 9 12 9 13
27 23 17 26 22 28 28 28 26 24 28 28 19 21 28 21 26 19 31 27 34 25 28 19 32 22 33 33 33 30 25 28 35 24 28 21 23 26 28 22 35
41 36 45 44 36 36 45 36 35 35 34 45 34 33 36 45 40 34 40 36 45 36 45 41 37 36 45 43 36 35 35 36 45 35 36 41 34 35 30 42 45
29 30 20 31 36 35 38 31 39 23 34 36 20 28 36 41 31 28 36 33 31 36 43 18 31 32 36 37 34 34 28 36 45 27 36 30 31 30 33 31 39
140 140
76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107
47 43 46 47 40 44 36 39 40 40 38 34 37 43 41 40 37 32 35 34 34 39 40 34 46 24 39 36 30 40 45 39
40 24 29 42 35 38 32 35 33 36 27 34 30 35 36 32 31 33 30 32 28 31 36 30 39 29 35 33 18 36 36 32
15 9 11 12 12 13 12 11 12 12 12 9 11 13 12 12 12 12 11 11 10 12 11 12 13 9 12 12 9 12 12 12
20 14 20 29 24 28 23 22 31 32 28 22 28 27 26 27 28 24 28 25 21 27 27 28 28 25 19 14 16 26 28 28
40 37 38 43 36 45 42 36 40 42 45 45 32 40 36 39 42 45 34 44 33 38 36 36 45 36 45 37 36 36 36 36
28 25 16 25 33 35 33 34 32 38 32 31 26 32 34 28 30 35 34 34 28 33 29 30 39 31 34 32 32 36 36 32
141 141
Lampiran 4 UJI INSTRUMEN 1. Uji Realibilitas a. Minat Wajib Pajak untuk menggunakan e-filing Reliability Statistics Cronbach's
Cronbach's
Alpha
Alpha Based on
N of Items
Standardized Items ,945
,948
10
b. Pengalaman Wajib Pajak Reliability Statistics Cronbach's
Cronbach's
Alpha
N of Items
Alpha Based on Standardized Items ,929
,933
9
c. Kompleksitas Reliability Statistics Cronbach's
Cronbach's
N of Items
Alpha
Alpha Based on Standardized Items ,785
,790
3
d. Keamanan dan Kerahasiaan Reliability Statistics Cronbach's
Cronbach's
Alpha
Alpha Based on
N of Items
Standardized Items ,905
,905
7
142 142
e. Kepatuhan Wajib Pajak Reliability Statistics Cronbach's
Cronbach's
Alpha
Alpha Based on
N of Items
Standardized Items ,940
,944
9
f. Kesiapan Teknologi Informasi Reliability Statistics Cronbach's
Cronbach's
Alpha
Alpha Based on
N of Items
Standardized Items ,871
,870
9
2. Uji Validitas a. Minat Wajib Pajak untuk menggunakan e-filing Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Squared
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Multiple
Alpha if Item
Correlation
Correlation
Deleted
mwp1
33,50
44,121
,664
,629
,945
mwp2
33,87
42,740
,801
,690
,938
mwp3
33,33
44,299
,696
,513
,943
mwp4
33,40
42,662
,829
,855
,936
mwp5
33,40
44,800
,845
,862
,937
mwp6
33,10
46,093
,736
,582
,941
mwp7
33,47
41,706
,807
,810
,938
mwp8
33,00
45,793
,739
,609
,941
mwp9
33,10
42,990
,859
,801
,935
33,13
45,154
,814
,758
,938
mwp10
143 143
b. Pengalaman Wajib Pajak Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Squared
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Multiple
Alpha if Item
Correlation
Deleted
Correlation pwp1
28,30
33,045
,618
,742
,929
pwp2
28,47
32,120
,795
,842
,917
pwp3
28,47
32,809
,857
,813
,915
pwp4
28,73
29,306
,871
,860
,912
pwp5
28,80
32,717
,642
,779
,928
pwp6
28,87
30,740
,830
,755
,915
pwp7
28,23
34,392
,776
,828
,921
pwp8
27,93
35,582
,661
,692
,926
pwp9
28,20
33,683
,717
,816
,922
c. Kompleksitas Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Squared
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Multiple
Alpha if Item
Correlation
Correlation
Deleted
k1
7,33
1,471
,680
,462
,653
k2
6,93
1,720
,630
,401
,703
k3
7,13
2,120
,595
,359
,753
144 144
d. Keamanan dan kerahasiaan
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Squared
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Multiple
Alpha if Item
Correlation
Correlation
Deleted
kk1
21,00
14,069
,795
,729
,882
kk2
21,13
15,637
,658
,741
,897
kk3
21,03
14,999
,820
,792
,879
kk4
20,97
15,068
,810
,769
,880
kk5
21,10
15,334
,759
,662
,886
kk7
21,00
15,862
,613
,701
,902
kk8
20,97
16,309
,580
,703
,905
e. Kepatuhan Wajib Pajak Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Squared
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Multiple
Alpha if Item
Correlation
Correlation
Deleted
kwp1
33,27
17,513
,872
,882
,928
kwp2
33,33
16,713
,853
,816
,929
kwp3
33,27
18,271
,801
,791
,933
kwp4
33,23
17,564
,831
,739
,930
kwp5
33,20
18,372
,824
,856
,932
kwp6
33,27
17,857
,714
,842
,937
kwp7
33,27
16,478
,791
,810
,934
kwp8
33,27
17,375
,742
,831
,936
kwp9
33,37
18,792
,604
,591
,942
145 145
f. Kesiapan Teknologi Informasi Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Squared
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Multiple
Alpha if Item
Correlation
Correlation
Deleted
kti1
28,67
25,954
,618
,700
,856
kti2
28,47
27,361
,527
,777
,863
kti3
28,77
25,151
,690
,784
,849
kti4
28,83
28,351
,386
,769
,875
kti5
28,90
26,852
,533
,806
,863
kti6
29,27
25,720
,530
,476
,865
kti7
29,07
23,789
,738
,674
,843
kti8
28,90
24,990
,769
,670
,842
kti9
28,87
25,430
,676
,671
,850
146 146
Lampiran 5 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Perhitungan rumus Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual 107
N Normal Parametersa b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
,0534212 3,40033094
Absolute
,089
Positive
,089
Negative
-,061
Kolmogorov-Smirnov Z
,919
Asymp. Sig. (2-tailed)
,367
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Hasil uji normalitas data dengan uji grafik:
147 147
2. Uji Multikolonieritas Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
11,625
3,937
PWP
,547
,122
K
,864
KK KWP
(Constant)
KTI
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
2,953
,004
,514
4,479
,000
,380
2,632
,323
,284
2,676
,009
,444
2,251
,050
,094
,045
,529
,598
,687
1,457
,126
,086
,106
1,466
,146
,948
1,055
-,212
,088
-,211 -2,394
,019
,646
1,548
a. Dependent Variable: MWP
148 148
3. Uji Heteroskedastisitas Hasil uji Scatterplots.
asil uji glejser
Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B
Std. Error
(Constant)
7,109
2,600
PWP
-,077
,081
K
-,089
KK KWP KTI
Beta 2,734
,007
-,149
-,952
,343
,213
-,061
-,419
,676
-,028
,062
-,053
-,455
,650
,007
,057
,013
,127
,900
-,019
,058
-,039
-,325
,746
a. Dependent Variable: absUT
149 149
Lampiran 6 Uji Hipotesis 1. Uji Statistik F ANOVAa Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1200,947
5
240,189
Residual
1224,529
101
12,124
Total
2425,477
106
F
Sig. ,000b
19,811
a. Dependent Variable: MWP b. Predictors: (Constant), KTI, KWP, KK, K, PWP
2. Uji Statistik t Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B 11,625
3,937
PWP
,547
,122
K
,864
KK KWP
(Constant)
1
Std. Error
KTI
t
Sig.
Collinearity Statistics
Beta
Tolerance
VIF
2,953
,004
,514
4,479
,000
,380
2,632
,323
,284
2,676
,009
,444
2,251
,050
,094
,045
,529
,598
,687
1,457
,126
,086
,106
1,466
,146
,948
1,055
-,212
,088
-,211 -2,394
,019
,646
1,548
a. Dependent Variable: MWP
3. Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb Model
1
R
,704a
R Square
,495
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate ,470
a. Predictors: (Constant), KTI, KWP, KK, K, PWP b. Dependent Variable: MWP
3,482
Durbin-Watson
1,655
150 150
Lampiran 7 Data WPOP di KPP Pratama Semarang Tengah Satu
Jumlah WP OP Terdaftar KPP Pratama Semarang Tengah Satu Tahun 2013-2015
Jumlah WP OP
2013
2014
2015
6.635
7.077
7.493
SPT Tahunan PPH OP KPP Pratama Semarang Tengah Satu Tahun 2013-2015
2013
2014
2015
E-filing
5
425
502
Manual
4.165
3.926
4.280
Sumber : Penerimaan SPT Tahunan SIDJP Masterfile Lokal KPP
151 151
152 152
Lampiran 9 Surat Persetujuan Ijin Penelitian