RUANG KAJIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KOPERASI
Oleh : Abdul Muis
Abstract Cooperatives as a social character of economic organization must be able to stand alone and thrive. But in his journey is still much that needs improvement here and there. For example, managerial factors, there are still many who lack an understanding of the board of Cooperative management, so that the journey often experience various obstacles. In this paper put forward in how to manage a cooperative with an effective and efficient management. Starting from the careful planning and good organization, and direction by management to employees and their members until the issue of control or supervision. Including how the financial management conducted by the board. This need for perseverance, patience and a high fighting spirit and that must be owned by the board. So that the MFI can perceived benefits not only for members but for society at large. Keywords : Cooperatives, Economic Organization, Social Welfare Koperasi sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial harus mampu berkembang dan menjalankan kegiatannya secara seimbang, antara menjalankan kegiatan ekonomi juga diisi dengan kegiatan yang mengandung nilainilai kemasyarakatan. Sebagai badan usaha, koperasi merupakan badan usaha
yang harus mampu berdiri sendiri menjalankan kehidupannya yang lebih sehat dan sejahtera bagi para anggotanya. Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi anggotanya, melalui pembentukan atau pendirian sebuah usaha yang dikelola secara
1.
demokratis. Berikut adalah dua pengertian koperasi sebagai pedoman atau pegangan untuk mengenal apa itu Koperasi secara lebih jauh: Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum yang lemah untuk membela keperluan hidupnya. Untuk mencapai keperluan hidupnya dengan ongkos yang semurah-murahnya, itulah yang dituju pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan (Hatta, 1954). Koperasi adalah suatu perkumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing-masing memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia menanggung risiko serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan. (ILO, 1966 dikutip dari Sumarsono, 2003). Dari kedua pengertian tersebut, maka dapat diketahui bahwa Koperasi setidak-tidaknya memiliki atau terdapat dua unsur yang saling berkaitan satu sama lain. Unsur pertama adalah unsur ekonomi, sedangkan unsur yang kedua adalah unsur sosial. Untuk dapat mencapai kedua unsur tersebut, maka manajemen koperasi merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan atau ditinggalkan untuk dapat mengelola koperasi secara efektif dan efisien. Karena manajemen dapat memecahkan berbagai persoalan yang selama ini sering dihadapi oleh pengurus koperasi di berbagai tempat. Karena seringkali sasaran yang dikehendaki jauh dari apa yang diharapkan. Dengan manajemen kegiatan yang akan dilaksanakan sudah melalui proses perencanaan yang matang, melalui pengorganisasian, melalui pengarahan serta pengawasan yang efektif.
Perencanaan. Perencanaan merupakan penentuan terlebih dahulu apa yang harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan, dimana harus dikerjakan, siapa yang akan mengerjakan, mengapa itu semua harus dikerjakan, dan bagaimana pekerjaan itu dilaksanakan. Dengan perencanaan ini maka akan terlihat bagaimana masalah yang akan dihadapi, seberapa besar hasil yang akan didapat, serta kendala-kendala apa yang akan dihadapi. Ini semuanya sudah dapat diprediksi sebelumnya, yaitu melalui sebuah perencanaan tadi. Dalam perencanaan tadi perlu dirumuskan tujuan dan sasaran apa yang hendak dicapai dari Koperasi. Hal ini penting karena : (a) Tujuan atau sasaran dapat memberikan arah, dengan adanya tujuan dan sasaran tersebut akan membantu para pengurus untuk termotivasi; (b) Dengan tujuan dan sasaran akan dapat lebih fokus bagi pengurus, karena disadari bahwa sumber daya yang ada sangat terbatas, sehingga pengurus dapat lebih memprioritaskan terhadap sejumlah kebutuhan yang ada. (c) Dengan tujuan dan sasaran tadi akan dapat menjadi sebuah pedoman bagi penyusunan rencana, baik yang bersifat strategis maupun bersifat operasional serta berbagai alternative pilihan akan lebih nampak jelas. (d) Tujuan dan sasaran dapat pula membantu para pengurus untuk melakukan evaluasi mengenai kemajuan yang telah dicapai. Pencapaian tersebut dapat dijadikan tolok ukur untuk
45 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2006
pencapaian periode atau tahun berikutnya. Dengan demikian maka perencanaan merupakan suatu prinsip yang harus dilaksanakn dalam menjalani Koperasi. Karena perencanaan merupakan strategi dalam mencapai tujuan organisasi, dan berbagai kegiatan yang akan dilakukan sudah melalui berbagai pertimbangan secara sermat, yaitu seprti : Kekuatan-kekuatan internal koperasi; Kelemahan-kelemahan internal yang dihadapi; Kesempatan atau peluangpeluang usaha yang tersedia yang memungkinkan unuk dapat dilakukan; Hambatan-hambatan apa saja yang mungkin dapat mengganggu untuk menacapai langkah tersebut. Dari paparan di atas, maka jelas bahwa perencanaan merupakan salah satu dari fungsi manajemen sangat mutlak harus dilaksanakan. Karena mengabaikan perencanaan maka akan mendapatkan berbagai kesulitan untuk mencapai suatu tujuan 2.
siapa. Dengan pengorganisasi pula akan dapat mempermudah dalam proses pengambilan keputusan yang dilakukan bagi para pengurus. Karena berbagai hal sudah dikelompokan, baik yang bersifat materi, maupun yang non material.
Pengorganisasian. Tujuan dari pengorganisasi ini adalah untuk mengelompokan kegiatan, sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang dimiliki koperasi agar pelaksanaan dari suatu rencana dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dengan melalui penyusunan sebuah struktur organisasi, sehingga akan terlihat siapa melakukan apa dan siapa bertanggung jawab kepada
3.
Pengarahan Organisasi yang sudah ada, struktur yang sudah ada serta sumber daya manusia yang sudah tersedia tidak mungkin dapat berkerja dengan maksimal, tanpa adanya suatu pengarah. Pengarahan di sini adalah bagaimana para karyawan yang ada dapat bertugas lebih serius dan konsentrasi. Semua karyawan yang ada bekerja dalam suatu arahan, sehingga tidak berjalan sendirisendiri.
4.
Pengawasan Pengawasan merupakan suatu upaya yang sistematis untuk menentapkan standar prestasi dengan sasaran-sasaran. Atau suatu kegiatan untuk mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai dengan rencana semula atau tidak. Pengawasan ini bisa dilakukan oleh para pengurus kepada para karyawannya dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Pengawasan juga dapat dilakukan oleh Badan Pengawas Koperasi kepada para pengurus di dalam menjalankan amanah Rapat Anggota Tahunan (RAT). Dengan adanya pengawasan, maka kegiatan koperasi dapat berjalan seperti yang diharapkan bersama. Jadi pengawasan tersebut adalah, agar lebih dapat memastikan apakah pelaksanaan kegiatan sudah berada pada rel yang sebenarnya atau malah terjadi penyimpangan. Kalaupun ada terjadi suatu
46 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2006
penyimpangan, maka dengan adanya pengawasan diharapkan dapat diketahui sedini mungkin sehingga tidak sampai pada tarap yang sangat membahayakan koperasi. Jadi dengan pengawasan atau pengendalian diharapkan : a. Dapat diketahui atau dipastikan kemajuan yang diperoleh dalam pelaksanaan program-program yang telah dibuat; b. Dapat meramalkan arah perkembangan dan hasil yang akan dicapai; c. Dapat menentukan tindakantindakan pencegahan apa yang diperlukan untuk menghadapi permasalahan-permasalahan yang akan dan sedang dihadapi pengurus koperasi; d. Memberikan masukan yang dapat digunakan untuk dapat memperbaiki perencanaan yang akan datang; e. Mengetahui adanya penyimpangan terhadap pelaksanaan perencanaan sedini mungkin.
dilaksanakan tanpa menerapkan apa yang disebut dengan manajemen. Manajemen Keuangan Pusat perhatian manajemen keuangan, yaitu terhadap pengelolaan berbagai aspek keuangan suatu usaha. Sebagai salah satu sumberdaya strategis untuk menjalankan usaha. Sehingga salah pengelolaan keuangan tersebut, maka akan berdampak sangat luas terhadap keberlangsungan koperasi kedepan. Masalah yang sering terjadi yang berkaitan dengan keuangan yaitu, masalah menentukan berbagai kemungkinan perolehan sumber dana yang bisa diperoleh dengan dana relative murah. Kemudian masalah pengunaan untuk membiayai berbagai kegiatan yang kurang prioritas. Dan kemudian kemampuan pengurus itu sendiri dalam hal ini adalah bendahara yang kurang mempunyai kemampuan dalam mengelola keuangan koperasi. a. Manajemen Modal Kerja Manajemen modal kerja juga merupakan hal yang perlu mendapat perhatian. Karena kebutuhan modal kerja pasti selalu ada dalam setiap koperasi. Misalnya dalam penyelenggaraan usaha, seperti membeli bahan baku, membayar gaji karyawan, membayar hutang, membayar bunga bank serta kegiatan rutin lainnya yang berhubungan dengan modal. b. Manajemen Kas Pusat perhatian manajemen kas adalah pada tercapainya keseimbangan antara kas yang dikeluarkan (cash outflow) dengan kas yang diterima (cash inflow). Kas adalah aktiva yang sifatnya paling likuid. Selain itu kas juga merupakan aktiva yang tidak mempunyai identitas pemilikan yang jelas, karena itu sangat besar kemungkinannya
Dengan demikian, maka jika para pengurus koperasi dapat menerapkan seluruh fungsifungsi manajemen dengan baik, maka tujuan koperasi yaitu untuk dapat mensejahterakan para anggotanya akan dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Sehingga tidak lagi terjadi Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang tertunda, yang selama ini banyak terjadi di berbagai koperasi sekunder maupun primer. Oleh karena kesadaran para pengurus untuk dapat menerapkan manajemen koperasi dengan baik sangatlah penting. Karena tidak mungkin suatu organisasi dapat
47 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2006
c.
d.
menjadi sasaran penyimpangan, sehingga kas harus diarahkan agar tercapainya hal seperti berikut : tersedianya kas dalam jumlah yang cukup untuk membiayai transaksi-transaksi koperasi selama periode berjalan; menghindari terjadinya pengangguran kas koperasi dalam jumlah relative besar; Menghindari terjadinya penyalahgunaan pengunaan kas koperasi. Manajemen Piutang Piutang adalah tagihan kepada pihak-pihak di luar koperasi, yang timbul karena terjadinya penjualan atau penyerahan jasa-jasa koperasi, yang sifatnya ada jangka pendek dan ada yang jangka panjang. Untuk tidak terjadinya piutang lebih besar, maka pelanggan yang mempunyai hutang untuk membayarnya. Namun yang tidak kalah pentingnya adalah terjadinya penyelewengan yang menagihnya atau penagih piutang di dalam koperasi sendiri. Manajemen Persediaan Persediaan adalah barang-barang yang dimiliki oleh koperasi, dengan maksud untuk dijual kembali atau diproses lebih lanjut menjadi produk baru yang mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi. Sesuai dengan jenisnya, maka persediaan dapat dibedakan menjadi persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi. Untuk bahan baku adalah bagaimana pembelian bahan baku dilakukan secara efisien dan tepat waktu. Untuk barang jadi, cenderung memiliki lingkup yang lebih luas. Barang jadi adalah hasil transformasi bahan baku setelah ditambah dengan jasa tenaga kerja dan jasa fasilitas. Karena itu
pengamanan fisik dari terjadinya penyelewengan, maka perlu perhatian manajemen persediaan barang jadi. Sehingga kualitasnya dapat dipertahankan. e. Manajemen Investasi Jangka Pendek Investasi jangka pendek adalah investasi berupa pembelian suratsurat berharga jangka pendek dengan tujuan untuk segera dijual kembali. Hal ini karena adanya kelebihan kas koperasi. Hasilnya berupa bunga, deviden, atau keuntungan selisih kurs transaksi jual beli mata uang asing. Walaupun investasi jangka pendek ini hanya bersifat sementara waktu, tapi juga mengandung risiko, seperti investasi mata uang asing dapat mengalami kerugian karena terjadinya penurunan nilai kurs pada saat menjual kembali. Hal ini harus menjadi perhatian bagi para pengurus koperasi dalam melakukan kegiatan investasi tersebut. Demikianlah sekelumit mengenai manajemen koperasi merupakan salah satu faktor penunjang dalam meningkatkan kemajuan koperasi di Indonesia. Karena manajemen dengan sejumlah fungsifungsinya sudah terbukti kemampuannya dalam menjalankan roda organisasi baik organisasi besar maupun organisasi dalam skup yang kecil. Baik organisasi pemerintah maupun organisasi swasta. Dari hal tersebut sudah barang tentu, yang menjadi pertanyaan mengapa banyak koperasi yang didirikan tetapi tidak banyak yang mengalami kemajuan. Hal ini dikarenakan para pengurus dan pengelola tidak memiliki kemampun manajerial. “how to manage” adalah kalimat yang harus dijawab bagi setiap pengelola koperasi agar tujuan koperasi dapat tercapai. Koperasi sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial harus
48 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2006
mampu berkembang dan menjalankan kegiatannya secara seimbang, antara menjalankan kegiatan ekonomi juga diisi dengan kegiatan yang mengandung nilainilai kemasyarakatan. Sebagai badan usaha, koperasi merupakan badan usaha yang harus mampu berdiri sendiri menjalankan kehidupannya yang lebih sehat dan sejahtera bagi para anggotanya.
merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan atau ditinggalkan untuk dapat mengelola koperasi secara efektif dan efisien. Karena manajemen dapat memecahkan berbagai persoalan yang selama ini sering dihadapi oleh pengurus koperasi di berbagai tempat. Karena seringkali sasaran yang dikehendaki jauh dari apa yang diharapkan. Dengan manajemen kegiatan yang akan dilaksanakan sudah melalui proses perencanaan yang matang, melalui pengorganisasian, melalui pengarahan serta pengawasan yang efektif.
Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi anggotanya, melalui pembentukan atau pendirian sebuah usaha yang dikelola secara demokratis. Berikut adalah dua pengertian koperasi sebagai pedoman atau pegangan untuk mengenal apa itu Koperasi secara lebih jauh: Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum yang lemah untuk membela keperluan hidupnya. Untuk mencapai keperluan hidupnya dengan ongkos yang semurah-murahnya, itulah yang dituju pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan (Hatta, 1954). Koperasi adalah suatu perkumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing-masing memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia menanggung risiko serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan. (ILO, 1966 dikutip dari Sumarsono, 2003). Dari kedua pengertian tersebut, maka dapat diketahui bahwa Koperasi setidak-tidaknya memiliki atau terdapat dua unsur yang saling berkaitan satu sama lain. Unsur pertama adalah unsur ekonomi, sedangkan unsur yang kedua adalah unsur sosial. Untuk dapat mencapai kedua unsur tersebut, maka manajemen koperasi
5.
Perencanaan. Perencanaan merupakan penentuan terlebih dahulu apa yang harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan, dimana harus dikerjakan, siapa yang akan mengerjakan, mengapa itu semua harus dikerjakan, dan bagaimana pekerjaan itu dilaksanakan. Dengan perencanaan ini maka akan terlihat bagaimana masalah yang akan dihadapi, seberapa besar hasil yang akan didapat, serta kendala-kendala apa yang akan dihadapi. Ini semuanya sudah dapat diprediksi sebelumnya, yaitu melalui sebuah perencanaan tadi. Dalam perencanaan tadi perlu dirumuskan tujuan dan sasaran apa yang hendak dicapai dari Koperasi. Hal ini penting karena : a) Tujuan atau sasaran dapat memberikan arah, dengan adanya tujuan dan sasaran tersebut akan membantu para pengurus untuk termotivasi; b) Dengan tujuan dan sasaran akan dapat lebih fokus bagi pengurus, karena disadari bahwa sumber daya yang ada sangat terbatas, sehingga pengurus dapat lebih memprioritaskan terhadap sejumlah kebutuhan yang ada.
49 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2006
c)
d)
Dengan tujuan dan sasaran tadi akan dapat menjadi sebuah pedoman bagi penyusunan rencana, baik yang bersifat strategis maupun bersifat operasional serta berbagai alternative pilihan akan lebih nampak jelas. Tujuan dan sasaran dapat pula membantu para pengurus untuk melakukan evaluasi mengenai kemajuan yang telah dicapai. Pencapaian tersebut dapat dijadikan tolok ukur untuk pencapaian periode atau tahun berikutnya.
agar pelaksanaan dari suatu rencana dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dengan melalui penyusunan sebuah struktur organisasi, sehingga akan terlihat siapa melakukan apa dan siapa bertanggung jawab kepada siapa. Dengan pengorganisasi pula akan dapat mempermudah dalam proses pengambilan keputusan yang dilakukan bagi para pengurus. Karena berbagai hal sudah dikelompokan, baik yang bersifat materi, maupun yang non material. 7.
Pengarahan Organisasi yang sudah ada, struktur yang sudah ada serta sumber daya manusia yang sudah tersedia tidak mungkin dapat berkerja dengan maksimal, tanpa adanya suatu pengarah. Pengarahan di sini adalah bagaimana para karyawan yang ada dapat bertugas lebih serius dan konsentrasi. Semua karyawan yang ada bekerja dalam suatu arahan, sehingga tidak berjalan sendirisendiri.
8.
Pengawasan Pengawasan merupakan suatu upaya yang sistematis untuk menentapkan standar prestasi dengan sasaran-sasaran. Atau suatu kegiatan untuk mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai dengan rencana semula atau tidak. Pengawasan ini bisa dilakukan oleh para pengurus kepada para karyawannya dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Pengawasan juga dapat dilakukan oleh Badan Pengawas Koperasi kepada para pengurus di dalam menjalankan amanah Rapat Anggota Tahunan (RAT). Dengan adanya pengawasan, maka kegiatan koperasi dapat berjalan seperti yang diharapkan bersama.
Dengan demikian maka perencanaan merupakan suatu prinsip yang harus dilaksanakn dalam menjalani Koperasi. Karena perencanaan merupakan strategi dalam mencapai tujuan organisasi, dan berbagai kegiatan yang akan dilakukan sudah melalui berbagai pertimbangan secara sermat, yaitu seprti : -
Kekuatan-kekuatan internal koperasi; Kelemahan-kelemahan internal yang dihadapi; Kesempatan atau peluang-peluang usaha yang tersedia yang memungkinkan unuk dapat dilakukan; Hambatan-hambatan apa saja yang mungkin dapat mengganggu untuk menacapai langkah tersebut. Dari paparan di atas, maka jelas bahwa perencanaan merupakan salah satu dari fungsi manajemen sangat mutlak harus dilaksanakan. Karena mengabaikan perencanaan maka akan mendapatkan berbagai kesulitan untuk mencapai suatu tujuan 6.
Pengorganisasian. Tujuan dari pengorganisasi ini adalah untuk mengelompokan kegiatan, sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang dimiliki koperasi
50 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2006
Jadi pengawasan tersebut adalah, agar lebih dapat memastikan apakah pelaksanaan kegiatan sudah berada pada rel yang sebenarnya atau malah terjadi penyimpangan. Kalaupun ada terjadi suatu penyimpangan, maka dengan adanya pengawasan diharapkan dapat diketahui sedini mungkin sehingga tidak sampai pada tarap yang sangat membahayakan koperasi. Jadi dengan pengawasan atau pengendalian diharapkan : a. Dapat diketahui atau dipastikan kemajuan yang diperoleh dalam pelaksanaan program-program yang telah dibuat; b. Dapat meramalkan arah perkembangan dan hasil yang akan dicapai; c. Dapat menentukan tindakantindakan pencegahan apa yang diperlukan untuk menghadapi permasalahan-permasalahan yang akan dan sedang dihadapi pengurus koperasi; d. Memberikan masukan yang dapat digunakan untuk dapat memperbaiki perencanaan yang akan datang; e. Mengetahui adanya penyimpangan terhadap pelaksanaan perencanaan sedini mungkin. Dengan demikian, maka jika para pengurus koperasi dapat menerapkan seluruh fungsi-fungsi manajemen dengan baik, maka tujuan koperasi yaitu untuk dapat mensejahterakan para anggotanya akan dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Sehingga tidak lagi terjadi Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang tertunda, yang selama ini banyak terjadi di berbagai koperasi sekunder maupun primer. Oleh karena kesadaran para pengurus untuk dapat menerapkan manajemen koperasi dengan baik sangatlah penting. Karena tidak mungkin suatu organisasi dapat
dilaksanakan tanpa menerapkan apa yang disebut dengan manajemen. Manajemen Keuangan Pusat perhatian manajemen keuangan, yaitu terhadap pengelolaan berbagai aspek keuangan suatu usaha. Sebagai salah satu sumberdaya strategis untuk menjalankan usaha. Sehingga salah pengelolaan keuangan tersebut, maka akan berdampak sangat luas terhadap keberlangsungan koperasi kedepan. Masalah yang sering terjadi yang berkaitan dengan keuangan yaitu, masalah menentukan berbagai kemungkinan perolehan sumber dana yang bisa diperoleh dengan dana relative murah. Kemudian masalah pengunaan untuk membiayai berbagai kegiatan yang kurang prioritas. Dan kemudian kemampuan pengurus itu sendiri dalam hal ini adalah bendahara yang kurang mempunyai kemampuan dalam mengelola keuangan koperasi. a. Manajemen Modal Kerja Manajemen modal kerja juga merupakan hal yang perlu mendapat perhatian. Karena kebutuhan modal kerja pasti selalu ada dalam setiap koperasi. Misalnya dalam penyelenggaraan usaha, seperti membeli bahan baku, membayar gaji karyawan, membayar hutang, membayar bunga bank serta kegiatan rutin lainnya yang berhubungan dengan modal. b. Manajemen Kas Pusat perhatian manajemen kas adalah pada tercapainya keseimbangan antara kas yang dikeluarkan (cash outflow) dengan kas yang diterima (cash inflow). Kas adalah aktiva yang sifatnya paling likuid. Selain itu kas juga merupakan aktiva yang tidak mempunyai identitas pemilikan yang jelas, karena itu sangat besar kemungkinannya menjadi
51 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2006
sasaran penyimpangan, sehingga kas harus diarahkan agar tercapainya hal seperti berikut : - tersedianya kas dalam jumlah yang cukup untuk membiayai transaksitransaksi koperasi selama periode berjalan; menghindari terjadinya pengangguran kas koperasi dalam jumlah relative besar; - Menghindari terjadinya penyalahgunaan pengunaan kas koperasi. c. Manajemen Piutang Piutang adalah tagihan kepada pihakpihak di luar koperasi, yang timbul karena terjadinya penjualan atau penyerahan jasa-jasa koperasi, yang sifatnya ada jangka pendek dan ada yang jangka panjang. Untuk tidak terjadinya piutang lebih besar, maka pelanggan yang mempunyai hutang untuk membayarnya. Namun yang tidak kalah pentingnya adalah terjadinya penyelewengan yang menagihnya atau penagih piutang di dalam koperasi sendiri. d. Manajemen Persediaan Persediaan adalah barang-barang yang dimiliki oleh koperasi, dengan maksud untuk dijual kembali atau diproses lebih lanjut menjadi produk baru yang mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi. Sesuai dengan jenisnya, maka persediaan dapat dibedakan menjadi persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi. Untuk bahan baku adalah bagaimana pembelian bahan baku dilakukan secara efisien dan tepat waktu. Untuk barang jadi, cenderung memiliki lingkup yang lebih luas. Barang jadi adalah hasil transformasi bahan baku setelah ditambah dengan jasa tenaga kerja dan jasa fasilitas. Karena itu pengamanan fisik dari terjadinya penyelewengan, maka perlu perhatian manajemen persediaan
barang jadi. Sehingga kualitasnya dapat dipertahankan. e. Manajemen Investasi Jangka Pendek Investasi jangka pendek adalah investasi berupa pembelian suratsurat berharga jangka pendek dengan tujuan untuk segera dijual kembali. Hal ini karena adanya kelebihan kas koperasi. Hasilnya berupa bunga, deviden, atau keuntungan selisih kurs transaksi jual beli mata uang asing. Walaupun investasi jangka pendek ini hanya bersifat sementara waktu, tapi juga mengandung risiko, seperti investasi mata uang asing dapat mengalami kerugian karena terjadinya penurunan nilai kurs pada saat menjual kembali. Hal ini harus menjadi perhatian bagi para pengurus koperasi dalam melakukan kegiatan investasi tersebut. Demikianlah sekelumit mengenai manajemen koperasi merupakan salah satu faktor penunjang dalam meningkatkan kemajuan koperasi di Indonesia. Karena manajemen dengan sejumlah fungsifungsinya sudah terbukti kemampuannya dalam menjalankan roda organisasi baik organisasi besar maupun organisasi dalam skup yang kecil. Baik organisasi pemerintah maupun organisasi swasta. Dari hal tersebut sudah barang tentu, yang menjadi pertanyaan mengapa banyak koperasi yang didirikan tetapi tidak banyak yang mengalami kemajuan. Hal ini dikarenakan para pengurus dan pengelola tidak memiliki kemampun manajerial. “how to manage” adalah kalimat yang harus dijawab bagi setiap pengelola koperasi agar tujuan koperasi dapat tercapai.
52 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2006
Daftar Pustaka : Drucker, F. Peter, 1983, Manajemen, Gramedia, Jakarta. Winardi, 1990, Asas-asas Manajemen, Mandar Maju, Bandung. Hadiistriyatno, Harries, 1995, Pengaruh Faktor Budaya Terhadap Perkembangan Kopersi, LPPM Unisma Bekasi. Kusnandi, Hendar, 1999, Ekonomi Koperasi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Sumarsono, Sonny, 2003, Manajemen Koperasi, Graha Ilmu, Yogyakarta.
53 Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2006