FAKTOR DETERMINAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS TALAGA JAYA KABUPATEN GORONTALO PROVINSI GORONTALO
DETERMINANT FACTORS BREASTMILK PRODUCTION IN PUBLIK HEALTH CENTRE TALAGA JAYA GORONTALO REGENCY GORONTALO PROVINCE
Iramaya Maga, ¹Buraerah H.Abd. Hakim,²Andi.Zulkifli, ³
¹ Jurusan Kebidanan Politekhnik Kesehatan Gorontalo, ²Bagian Biostatistik/KKB Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, ³ Program studi Magister Kesehatan Masayarakat FKM Universitas Hasanuddin, Makassar
Alamat Korespondensi: Iramaya Maga Politekhnik Kesehatan Gorontalo Jl. Taman Pendidikan no 36 Kota Gorontalo. Prov. Gorontalo HP : 085256566369 e-mail :
[email protected]
ABSTRACT Breast milk production as a produced by mammary gland, is the best food for life, growth and development of infants during the first 6 months of life, Breast care less, as well as production disruptions that occur after delivery leads to reduced production resulting a deficiency of various nutrients materials that are needed by the baby during the process of growth and development. This study aims to establish the determinant factor (nutritional status, breast care, lactation counseling, consumption of drugs, the baby's ability to suckle) to the milk production, in health center Talaga Jaya Gorontalo reagency, Gorontalo Province. The study design was a cross sectional study, the observation unit is mothers with infants and children aged 6-24 months, with total number 276 of mothers, drawn by simple random sampling from the population study. Data were analyzed by using univariate, bivariate with Chi-square test, and multivariate by Logistic Regression. The study found four variables (nutritional status, breast care, lactation counseling, and the baby's ability to suckle with a significance value of p <0.05) to determine milk production. Conclusion: variable (nutritional status, lactation counseling, baby's ability to suckle, and treatment of breast) is the determinant of the production of milk, while breast care is a major determinant of the milk production. Keywords:Milk production: nutritional status, lactation counseling, breastfeeding baby capabilities.
ABSTRAK Produksi ASI yang dihasilkan oleh kelenjar susu, adalah makanan terbaik untuk kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan bayi selama 6 bulan pertama kehidupannya yaitu berupa Perawatan payudara kurang baik, serta gangguan produksi yang terjadi pasca persalinan menyebabkan berkurangnya produksi yang berakibat pada defisiensi berbagai bahan nutrien yang sangat dibutuhkan oleh bayi selama proses pertumbuhan dan perkembangannya. Penelitian ini bertujuan menetapkan faktor determinan (status gizi, perawatan payudara, konseling laktasi, konsumsi obat-obatan, kemampuan bayi menyusu)terhadap produksi ASI, di Puskesmas Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo.Desain penelitian adalah Cross Sectional Study,dengan unit observasi ibu menyusui dengan bayi dan anak umur 6-24 bulan, sebanyak 276 ibu, ditarik secara simple random sampling, dari populasi penelitian.Data dianalisis secara univariat, bivariate dengan Chi-square test, dan multivariat dengan uji Regresi Linier Berganda Logistik.Hasil penelitian menemukan 4 variabel (status gizi, perawatan payudara, konseling laktasi, dan kemampuan bayi menyusu dengan nilai signifikansi p < 0,05) menentukan produksi ASI.Kesimpulan:variabel (status gizi, konseling laktasi, kemampuan bayi menyusu, dan perawatan payudara) adalah determinan terhadap produksi ASI, sedangkan perawatan payudara adalah determinan utama terhadap produksi ASI. Kata Kunci :Produksi ASI:status gizi,konseling laktasi, kemampuan bayi menyusu.
PENDAHULUAN Produksi ASI mengalami defisiensi atau kekurangan, maka kondisi ini akan berdampak pada penurunan IQ point. Penelitian yang dilakukan oleh Anderson di Amerika menemukan bahwa anak yang diberi ASI sejak lahir memiliki IQ 5 kali lebih tinggi dari anak yang diberi susu formula.Mereka menemukan bahwa bayi yang menyusu kurang dari sebulan memiliki IQ rata-rata 99,4 sebagai orang dewasa, menyusui selama dua sampai tiga bulan memiliki IQ rata-rata 101,7, sementara mereka yang diberi ASI selama tujuh sampai sembilan bulan dengan skor tertinggi 106. Kelahiran bayi di dunia hanya 36 % yang mendapat ASI eksklusif .UNICEF memperkirakan bahwa pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan dapat mencegah kematian 1,3 juta anak berusia di bawah 5 tahun. Suatu penelitian di Ghana menunjukkan 16 % kematian bayi dapat dicegah dengan pemberian ASI dimulai sejak pertama kelahirannya. Cakupan pencapaian pemberian ASI eksklusif masih dibawah target cakupan Nasional yaitu pemberian ASI eksklusif bayi 0-5 bulan sebesar 27,2 % .( RISKESDAS 2010) , Keberhasilan laktasi dipengaruhi oleh kondisi sebelum dan saat kehamilan.Kondisi sebelum kehamilan ditentukan oleh perkembangan payudara saat lahir dan saat pubertas.Pada saat kehamilan yaitu trimester II payudara mengalami pembesaran karena pertumbuhan dan difrensiasi dari lobuloalveolar dan sel epitel payudara.Pada saat pembesaran payudara ini hormon prolaktin dan laktogen placenta aktif bekerja yang berperan dalam produksi ASI.Banyak faktor yang menyebabkan produksi ASI rendah, diantaranya kurangnya gizi ibu, bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, kurangnya frekuensi menyusui, kelainan endokrin ibu (Maria 2012). Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa target capaian ASI eksklusif di Provinsi Gorontalo masih dibawah target cakupan Nasional, sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui status gizi selama kehamilan, perawatan payudara selama kehamilan, konseling laktasi selama kehamilan, konsumsi obat- obatan selama menyusui dan kemampuan bayi menyusu yangberhubungan dengan produksi ASI diwilayah kerja puskesmas Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo.
BAHAN DAN METODE Lokasi dan Rancangan penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo. Jenis penelitian menggunakan desain cross sectional.
Populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu menyusui yang memiliki bayi umur 6 -24 bulan. Sampel sebanyak 276 yang diambil dengan menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu sampel diambil dari ibu menyusui yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. ( Lemeshow.S., et.all 1997 ) Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data diperoleh dengan cara melakukan wawancara langsung terhadap responden dengan berpedoman pada kuesioner yang telah tersedia yang memuat pertanyaanpertanyaan maupun pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk menggali informasi mengenai variabel-variabel yang akan dianalisis pada penelitian ini yang erat kaitannya dengan produksi ASI. Adapun langkah-langkah yang dilakukan selama pengumpulan data primer adalah melakukan wawancara langsung dengan responden dengan berpedoman pada kuesioner yang telah tersedia baik responden di rumah masing-masing. Analisa Data Data karakteristik, variabel dependen dan variabel independen diolah dengan menggunakan SPSS. Untuk mengetahui faktor determinan produksi ASI pada ibu menyusui di puskesmas Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo digunakan uji univariat, bivariat dengan uji chi – square dan multivariate dengan uji regresi linier berganda logistik.
HASIL Hasil penelitian menemukan dari total 276 ibu menyusui sebagai responden terdapat kelompok umur terbanyak adalah umur 25 – 29 tahun 29,7 %, tingkat pendidikan responden menunjukkan bahwa ibu menyusui yang termasuk dalam sampel berpendidikan SD yaitu 42 % . Sebagian besar responden (ibu menyusui) bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) yaitu sebesar 90,0 %. (lihat tabel 1 ) Hasil penelitian menemukan dari total 276 responden dengan status gizi baik adalah 87,3 %, perawatan payudara dengan kategori baik 79,7 %, mendapatkan konseling laktasi 92,0 %, tidak mengkonsumsi PIL KB 86,6 % , dan kemampuan bayi menyusu dengan kategori cukup 66,3 %. (lihat tabel 2) Hasil penelitian menemukan status gizi ibu dengan hasil uji logsitik regressi nilai B = 1,107, p = 0,009, dengan besar risiko yang dinilai Exp(B) = 3,026,perawatan payudara nilai B = 1,223, dengan nilai p = 0,001, besar risiko yang dinilai melalui Exp(B) = 3,433, konseling laktasi nilai B = 1,432, dengan nilai p = 0,001, Exp(B) = 4,187,komsumsi obat nilai B = 0,393, dengan nilai p = 0,301, (tidak signifikan) dengan besar risiko yang dinilai
melalui Exp(B) = 1,482, kemampuan bayi menyusu dengan nilai B 0,677, p = 0,015 Exp(B) = 1,969. (lihat tabel 3)
PEMBAHASAN Penelitian ini terfokus pada faktor status gizi ibu selama kehamilan, perawatan payudara selama kehamilan, konseling laktasi selama kehamilan, konsumsi obat- obatan selama menyusui,dan
kemampuan bayi menyusu yang berhubungan dengan produksi
ASI.Secara teori bahwa semua variabel memberi kontribusi terhadap produksi ASI. Namun berdasarkan hasil analisa ditemukan bahwa dari 5 variabel determinan, 4 variabel yang berhubungan secara signifikan dengan produksi ASI yaitu : status gizi, perawatan payudara, konseling laktasi, kemampuan bayi menyusu. Status
gizi ibu hamil berarti keadaan sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat – zat gizi sewaktu hamil, zat gizi yang dikonsumsi oleh ibu hamil berfungsi sebagai zat makanan bagi janin dan sebagai komposisi dalam memenuhi kebutuhan produksi ASI . Jumlah produksi ASI bergantung pada besarnya cadangan lemak yang tertimbun selama hamil dan dalam batas tertentu. (Proverawati, 2009) Berbagai hasil penelitian diberbagai Negara memperlihatkan : Picciano pada penelitiannya mengindikasikan bahwa pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat selama kehamilan, akan memberikan pengaruh atau hasil yang baik dalam kehamilan dan masa laktasi.Hasil penelitian yang dilakukan Kumar, et.al memperlihatkan bahwa anemia berat pada ibu hamil akan berdampak negatif terhadap aliran darah ke bayi dan masa menyusui. Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan antara status gizi selama kehamilan dengan produksi ASI (p = 0,018) dengan besar kontribusi (Phi = 1,42 %), demikian juga dengan uji multivariate dengan menggunakan regressi logistic memperlihatkan hasil uji logsitik regressi, dengan nilai B = 1,107, p = 0,009, dengan besar risiko yang dinilai melalui Exp(B) = 3,026, nilai tersebut memberi arti bahwa apabila ibu mengalami status gizi kurang selama kehamilannya, akan memungkinkan terjadinya produksi ASI berkurang secara signifikan (p = 0,009) dengan besarnya risiko 3,026 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak ada mengalami status gizi kurang. Perawatan payudara selama kehamilan adalah salah satu bagian penting yang harus diperhatikan sebagai persiapan menyusui nantinya. Payudara perlu dipersiapkan sejak masa kehamilan sehingga bila bayi lahir dapat segera berfungsi dengan baik pada saat akan menyusui. (Lusa., 2009a). Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan teratur untuk memelihara kesehatan payudara saat menyusui.Perawatan payudara
yang baik dan benar memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan produksi ASI. (Anonim .2012). Berdasarkan hasil penelitian( Nontji 2006 ) pada kelompok ibu yang diberi penjelasan dan demonstrasi ada 60 % yang melakukan perawatan payudara dengan kategori baik dan 60 % yang melakukan perawatan payudara dengan kategori baik dan 40 % dengan kategori kurang. Pada kelompok ibu yang hanya diberikan penjelasan tanpa demonstrasi ada 40 % yang melakukan perawatan payudara dengan kategori baik dan 60 % yang melakukan perawatan payudara dengan kategori kurang. Hasil uji Regressi logistik memperlihatkan nilai B = 1,223, dengan nilai p = 0,001, dengan besar risiko yang dinilai melalui Exp(B) = 3,433, nilai tersebut memberi arti bahwa dengan tidak melakukan perawatan payudara memberi kemungkinan untuk terjadinya produksi ASI secara signifikan (p = 0,001) dengan besarnya risiko untuk mengalami produksi ASI kurang yang dinilai melalui Exp(B) = 3,433 kali lebih besar dibandingkan dengan yang melakukan perawatan payudara. Konseling kehamilan ini di mulai sejak dari kunjungan antenatal dengan menjelaskan kepada ibu tentang pengertian, manfaat, tahapan, tata laksana, dan mitos seputar kehamilan dan persalinan termasuk menyusui dini. Sehingga dengan konseling tersebut, diharapkan ada pengaruh bagi ibu hamil berupa dapat memahami tentang pentingnya kehamilan dan persalinan serta Menyusui Dini dan bersedia melaksanakannya.( Judarwanto, 2010 ). Hasil (Sisk,at.al 2005) pada penelitiannya mengatakan bahwa setelah konseling laktasi 85 % dari responden memberikan ASI eksklusif. Kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan di Pakistan mengatakan bahwa dengan konseling laktasi dapat meningkatkan menyusui dengan eksklusif pada 4-6 bulan. Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan antara pelaksanaan konseling laktasi dengan produksi ASI ibu (p = 0,003) dengan besar kontribusi (Phi) = 1,81 %, demikian juga dengan uji multivariate dengan menggunakan regressi logistik memperlihatkan nilai B = 1,432, dengan nilai p = 0,001, lebih kecil dari nilai α = 0,05, memperlihatkan adanya hubungan secara signifikan dengan besar risiko yang dinilai melalui Exp(B) = 4,187, nilai tersebut memberi arti bahwa dengan melakukan konseling secara maksimal selama kehamilan, memberi peluang terjadinya produksi ASI secara signifikan (p = 0,030). Produksi ASI lebih cepat apabila payudara ibu kosong setelah menyusui.Bayi seharusnya dapat menyesuaikan dengan produksi susu yang diperlukan. Jika bayi menginginkan lebih banyak ASI maka harus lebih sering menyusu.
Menyusui bayi dilakuan secara tidak dijadwal (on demand), karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tidak dijadwalkan sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah banyak masalah yang mungkin timbul (Kristiyanasari, 2009). Hasil penelitian di Amerika Serikat menemukan ibu yang memberikan ASI 8 kali selama 24 jam dapat mempertahankan produksi ASI .( Lusa 2009b). Hasil analisa dengan nilai Betha 0,677, p = 0,015 (signifikan) memberikan arti bahwa apabila kemampuan bayi berkurang untuk mengisap puting susu ibu, dengan besar risiko yang dinilai melalui nilai Exp(B) = 1,969 kali lebih besar dibandingkan dengan apabila bayi memiliki kemampuan mengisap puting susu dengan baik. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dengan mengacu pada rumusan masalah dan hipotesis penelitian, maka
ditarik kesimpulan sebagai berikut :status gizi selama
kehamilan merupakan faktor yang berhubungan dengan produksi ASI, perawatan payudara selama kehamilan merupakan faktor yang berhubungan dengan produksi ASI, konseling laktasi
selama kehamilan merupakan
faktor yang berhubungan dengan produksi ASI,
kemampuan bayi menyusu merupakan
faktor yang berhubungan dengan produksi
ASI,variabel perawatan payudara selama kehamilan adalah variabel paling berhubungan dengan produksi ASI dengan nilai p= 0,001. Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian ini, beberapa saran yang dapat disampaikan bagi Kepada Dinas Kesehatan untuk meningkatkan program pelatihan konseling menyusui bagi petugas kesehatan khususnya bidan.Petugas kesehatan harus mendemonstrasikan perawatan payudara kepada ibu hamil agar payudara telah dipersiapkan untuk proses menyusui. Membimbing dan menasehatkan kepada ibu hamil yang melakukan ANC pada saat konseling laktasi untuk mengkonsumsi gizi menu seimbang agar masa laktasi berjalan normal.
DAFTAR PUSTAKA Anonim . (2012), Pentingnya Merawata Payudara Saat Hamil, (http://www.anakibu.com/ibu/pentingnya-merawat-payudara-saat-hamil/),diakses10 September 2012. Judarwanto Widodo.(2010). "Proses Mekanisme Produksi ASI dan Faktor Yang Mempengaruhi Produksinya", (http://supportbreastfeeding.wordpress.com), diakses 12 September 2012 Kristiyanasari, W. (2009). ASI, Menyusui dan Sadari, Nuha Medika: Yogyakarta. Lusa. (2009a). Anatomi dan Fisiologi Payudara, (http://www.lusa.web.id/anatomi-danfisiologipayudara/),diakses 12 November 2012. Lusa.(2009b).Upaya Memperbanyak ASI, (http://www.lusa.web.id/upaya-memperbanyakasi/),diakses12 November 2012. Maria, (2012), Cara Mudah Merawat Payudara Selama Kehamilan. (http://www.beritaterkinionline.com/2012/04/cara-mudah-merawat-payudaraselamakehamilan.html), diakses 12 November 2012. Nontji,(2006). Pengaruh Metode Demonstrasi Perawatan Payudara Terhadap kelancaran Pengeluaran ASI http://med.unhas.ac.id/index.php?option=com content&view=article7id=283:pengaruh-metode-demonstrasi-cara-perawatan-payudara. diakases pada tanggal 28 Oktober 2012 Paula M. Sisk, PhDa, et.al (2005), Lactation Counseling for Mothers of Very Low Birth Weight Infants: Effect on Maternal Anxiety and Infant Intake of Human Milk, Department of Nutrition and cSchool of Human Environmental Sciences, University of North Carolina, Greensboro, North Carolina; Wake Forest University School of Medicine, Winston-Salem, North Carolina Proverawati, A., Asfuah, S.(2009), Buku Ajar Gizi dan Kebidanan, Nuha Medika: Yogyakarta. Riskesdas,2010. Riset kesehatan Dasar, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI Stanley Lemeshow,et.al. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Terjemahan oleh Dibyo Pramono.(1997). Gadjah Mada University Press.Yogyakarta
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Umum Responden di Puskesmas Telaga Jaya Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo tahun 2013 Karakteristik Umum Kelompok Umur (tahun ) < - 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35- 39 40 - > Pendidikan Tidak Sekolah SD SMP SMA Perguruan Tinggi Pekerjaan PNS Wiraswasta Buruh/ Karyawan URT Sumber : Data Primer
Jumlah ( n )
Persent ( % )
10 63 82 72 40 9
3,6 22,8 29,7 26,1 14,5 3,3
30 116 45 57 28
10,9 42,0 16,3 20,7 10,1
12 12 1 251
4,3 4,3 0,4 90,9
Tabel 2. Distribusi ibu menyusui menurut faktor determinan di Puskesmas Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo tahun 2013 No 1 2
3
4
5
6
Variabel Produksi ASI Status Gizi Ibu
Perawatan Payudara
Konseling Laktasi
Komsumsi Obat
Kemampuan bayi mengisap
Sumber : Data Primer
Kategori Kurang
N 154
% 55,8
Cukup
122
44,2
Kurang
35
12,7
Baik
241
87,3
Kurang
56
20,3
Baik
220
79,7
Tidak ada
22
8,0
Ada
254
92,0
Tidak ada
239
86,6
Ada
37
13,4
Kurang
93
33,7
Cukup
183
66,3
Tabel 3. Hasil uji multivariat faktor determinan terhadap produksi ASI di Puskesmas Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo tahun 2013 95% C.I for Exp(B) Variabel
B
Wald
DF
p
OR
Lower
Upper
Status Gizi ibu
1,107
6,897
1
0,009
3,026
1,324
6,914
Perawatan payudara
1,233
11,159
1
0,001
3,433
1,665
7,079
Konseling laktasi
1,432
4,725
1
0,030
4,187
1,151
15,226
Komsumsi obat
0,393
1,070
1
0,301
1,482
0,703
3,121
Kemampuan bayi menyusu
0,677
5,943
1
0,015
1,969
1,142
3,394
Sumber : Data Primer