Lampiran I Summary FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2013 Cindy Pratiwi NIM 841409080 Program Studi Keperawatan, Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo Abstrak. Kematian akibat tetanus di negara berkembang 135 kali lebih tinggi dibandingkan di negara maju, Salah satu upaya tercapainya eliminasi Tetanus Neonatorum yaitu melalui peningkatan cakupan imunisasi TT ibu hamil. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi Tetanus toksoid di Puskesmas Tabongo Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo Tahun 2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah Survei analitik dengan rancangan Cross Control study. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 36 ibu hamil trimester III yang berkunjung di puskesmas Tabongo, dan populasi berjumlah 140 Ibu hamil di Puskesmas Tabongo yang ditentukan dengan teknik Purposive sampling. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi square menunjukkan variabel yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil yaitu variabel paritas (p=0,006) dan pengetahuan (p=0,020) dan hasil analisis menunjukan variabel yang tidak ada hubungan dengan kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil yaitu pendidikan (p=0,284) di Puskesmas Tabongo Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo. Diharapkan bagi Puskesmas Tabongo untuk dapat melakukan penyuluhan tentang pentingnya imunisasi TT pada ibu hamil dengan pelaksana kegiatan yang optimal. Serta dapat melakukan perbaikan dan peningkatan status kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil.
Kata Kunci : Ibu hamil, Imunisasi, Tetanus Toksoid I. PENDAHULUAN Setiap satu jam, dua ibu melahirkan meninggal dunia. Tingkat kematian ibu saat melahirkan di Indonesia masih sangat tinggi (SDKI, 2011). Angka kematian ibu di Indonesia sebesar 125/100.000 kelahiran hidup sedangkan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia tercatat 26/1000 kelahiran hidup (Kemenkes, 2011).
55
Menurut BKKBN (2011), Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah pendarahan, hipertensi saat kehamilan, dan infeksi. Penyebab kematian bayi ini salah satunya adalah Tetanus dimana pada neonatus lebih dikenal dengan Tetanus Neonatorum (RISKESDAS, 2010). Proporsi infeksi Tetanus Neonatorum (TN) akan semakin besar bila bayi tidak memiliki kekebalan alamiah terhadap Tetanus yang diturunkan melalui ibunya. Kekebalan alamiah ini diperoleh ibu melalui imunisasi Tetanus Toksoid (TT) dengan dosis dan waktu interval minimal tertentu. Imunisasi merupakan salah satu solusi untuk mencegah terjadinya TN. Ibu hamil penting mendapat imunisasi untuk mencegah terjadi Tetanus pada ibu dan bayinya. Meskipun imunisasi tetanus pada ibu hamil dinilai sangat penting sebagai bentuk pencegahan Tetanus pasca persalinan, maupun pada bayi yang dilahirkan sang ibu, pemanfaatan imunisasi TT pada ibu hamil dinilai masih kurang optimal. Keberhasilan Program Imunisasi TT pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tabongo sampai saat ini belum mencapai hasil seperti yang diharapkan. Hal ini tentunya disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku ibu hamil. II. Metode Penelitian Jenis penelitian adalah jenis penelitian survey analitik. Rancangan yang digunakan adalah rancangan penelitian Cross sectional study tentang faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil di Puskesmas Tabongo Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo Tahun 2013.. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Puskesmas Tabongo yang berjumlah 140 Ibu hamil. Sementara jumlah sampel dalam penelitian ini terdiri dari 36 ibu hamil trimester III yang berkunjung di puskesmas Tabongo. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah anailis bivariat menggunakan uji Chi square dengan menggunakan bantuan software SPSS. Hasil uji Chi Square dapat mengetahui ada tidaknya hubungan antara faktor pendidikan, paritas, pengetahuan, dengan kelengkapan Imunisasi TT pada Ibu hamil. Yang menjadi dasar pengambilan keputusan penerimaan hipotesis berdasarkan tingkat signifikan (nilai α) sebesar 95% : a. jika nilai p value ≤ α (0,05) maka hipotesis penelitian (H0) ditolak. b. jika nilai p value > α (0,05) maka hipotesis penelitian (H0) diterima. III. Hasil dan Pembahasan 2.1 Hasil Penelitian Analisis bivariat dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara faktor pendidikan, paritas, pengetahuan, dengan kelengkapan Imunisasi TT pada Ibu hamil di Puskesmas Tabongo Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo. Analisis data secara statistik dilakukan dengan uji chi square, dengan menggunakan bantuan program SPSS. Di katakan ada hubungan jika nilai p value ≤ α (0,05)
55
2.1.1 Hubungan Pendidikan dengan Kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil Hubungan antara Pendidikan dengan Kelengkapan imunisasi TT pada Ibu hamil ditunjukan pada tabel 4.6 di bawah ini: Tabel 4.6 Hubungan antara Pendidikan dengan Kelengkapan imunisasi TT pada Ibu hamil di Puskesmas Tabongo Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 Kelengkapan Imunisasi TT Pendidikan Tidak Lengkap Lengkap Jumlah 2 Responden n % n % n % Rendah 9 42,9 % 12 57,1% 21 100 % Hit=1,990 Tinggi 10 66,7% 5 33,3% 15 100 % p =0.284 Jumlah 19 52,8% 17 47,2% 36 100 % Sumber : Data Primer 2013 Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,284 (p > 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan Ha ditolak, sehingga tidak ada hubungan antara pendidikan dengan kelengkapan Imunisasi TT pada Ibu hamil. 2.1.2 Hubungan Paritas dengan Kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil Hubungan antara paritas dengan kelengkapan imunisasi TT ditunjukan pada tabel 4.7 dibawah ini: Tabel 4.7 Hubungan antara Paritas dengan Kelengkapan imunisasi TT pada Ibu hamil di Puskesmas Tabongo Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 Kelengkapan Imunisasi TT Paritas Tidak Lengkap Lengkap Jumlah 2 Responden 55 n % n % % N Primipara 13 81,3 % 3 18,7 % 16 100 % Hit=9,368 Multipara 6 30,0 % 14 70,0 % 20 100 % p =0.006 Jumlah 19 52,8 % 17 47,2 % 36 100 % Sumber : Data Primer, 2013 Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,006 (p ≤ 0,05) Dengan demikian dapat disimpulkan Ha diterima, sehingga ada hubungan antara paritas dengan kelengkapan Imunisasi TT pada Ibu hamil. 2.1.3 Hubungan Pengetahuan dengan Kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil Hubungan antara pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi TT ditunjukan pada tabel 4.8 dibawah ini:
55
Tabel 4.8 Hubungan antara Pengetahuan dengan Kelengkapan imunisasi TT pada Ibu hamil di Puskesmas Tabongo Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 Kelengkapan Imunisasi TT Pengetahuan Tidak Lengkap Lengkap Jumlah 2 Responden n % N % n % Kurang baik 14 73,7 % 5 26,3 % 19 100 % Baik 5 29,4% 12 70,6 % 17 100 % Hit=7,056 p =0.020 Jumlah 19 52,8 % 17 47,2 % 36 100 % Sumber : Data Primer, 2013 Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,020 (p ≤ 0,05) Dengan demikian dapat disimpulkan Ha diterima, sehingga ada hubungan antara paritas dengan kelengkapan Imunisasi TT pada Ibu hamil. 2.2 Pembahasan 2.2.1 Hubungan Pendidikan dengan Kelengkapan Imunisasi TT Berdasarkan analisis data tentang hubungan pendidikan dengan kelengkapan imunisasi TT bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kelengkapan Imunisasi TT di Puskesmas Tabongo Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo. Hasil penelitian di peroleh pendidikan terakhir ibu hamil sebagian besar memiliki latar pendidikan rendah sebanyak 21 orang (58,3%), Hal ini disebabkan karena walaupun pendidikannya rendah namun mereka sering mengikuti penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil, dan selalu patuh memeriksakan kehamilannya ke petugas kesehatan serta adanya dukungan suami maupun kader untuk melakukan imunisasi TT secara lengkap guna untuk melindungi kesehatan ibu dari infeksi tetanus dan bayinya dari Tetanus neonatorum. Berdasarkan hasil wawancara peneliti, ada responden yang tingkat pendidikannya tergolong tinggi tapi belum mengetahui pentingnya imunisasi Tetanus toksoid, dan sebaliknya responden yang pendidikannya sebagai PNS ini menanyakan pada peneliti apa pentingnya imunisasi TT itu Hal ini juga di sebabkan karena belum optimalnya penyuluhan mendalam tentang imunisasi TT yang dilakukan tenaga kesehatan setempat. Selain itu, tingkat kemampuan masyarakat untuk dapat menerima materi penyuluhan yang cenderung terbatas, karena pada umumnya tingkat pendidikan ibu hamil di wilayah ini masih kurang. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori Notoatmodjo bahwa Tingkat pendidikan akan mempengaruhi tingkat penguasaan responden terhadap derajat kesehatannya, karena dalam pendidikan terjadi proses pembelajaran yang selanjutnya akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam melakukan tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, maka makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut menerima informasi. 2.2.2 Hubungan Paritas dengan Kelengkapan Imunisasi TT Berdasarkan analisis data tentang hubungan paritas dengan kelengkapan imunisasi TT bahwa ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan
55
kelengkapan Imunisasi TT di Puskesmas Tabongo Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo. Hasil penelitian di peroleh paritas ibu hamil sebagian besar adalah pada paritas multipara sebanyak 20 orang (55,6%), hal ini disebabkan karena pada kelompok paritas multipara lebih banyak mengetahui manfaat imunisasi TT terkait dengan pengalamannya terdahulu yang sudah beberapa kali mengalami kehamilan dan persalinan sedangkan paritas terendah terdapat pada paritas primipara 16 orang (44,4%) yang di sebabkan karena belum mengetahui pentingnya imunisasi TT sehingga ada responden yang tidak patuh melakukan imunisasi TT ke tempat pelayanan kesehatan yang terdekat dan persepsi mereka yang salah terhadap resiko yang terjadi setelah melakukan imunisasi TT di mana dari hasil wawancara dari sebagian responden primipara beranggapan bahwa resiko setelah melakukan imunisasi TT yaitu dapat mencegah kehamilan, sehingga ibu ragu untuk melakukan imunisasi TT ke tempat pelayanan kesehatan terdekat. Secara teori, Ibu dengan kehamilan pertama dengan ibu dengan kehamilan kedua atau seterusnya akan memiliki kekhawatiran yang berbeda pada masa kehamilan. Ibu dengan kehamilan pertama akan mengalami krisis maturitas yang dapat menimbulkan stress akan tetapi wanita tersebut akan lebih mempersiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar. Lain halnya ibu dengan kehamilan kedua atau lebih, ibu tersebut akan cenderung kurang memperhatikan kehamilan atau sebaliknya. Hal ini bergantung kepada individu ibu hamil itu sendiri (Bobak, 2004). 2.2.3 Hubungan Pengetahuan dengan Kelengkapan Imunisasi TT Berdasarkan analisis data tentang hubungan pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi TT bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kelengkapan Imunisasi TT di Puskesmas Tabongo Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo. Hasil penelitian di peroleh sebagian besar pengetahuan ibu hamil yang tergolong kurang baik sebanyak 19 orang (52,8%), hal ini di sebabkan karena kurangnya informasi ibu akan pentingnya imunisasi Tetanus Toksoid baik melalui media maupun sosialisasi oleh petugas kesehatan sehingga sebagian ibu hamil beranggapan bahwa jika ibu setelah menikah mendapat imunisasi TT, ia akan terlambat hamil sehingga sulit untuk ibu mempunyai anak setelah menikah. Hal inilah yang menyebabkan masih banyak ibu hamil yang belum lengkap imunisasinya. Selain itu, belum optimalnya pengetahuan ibu hamil di wilayah ini, dikarenakan belum optimalnya penyuluhan mendalam tentang imunisasi TT yang dilakukan tenaga kesehatan setempat. sehingga tingkat kemampuan masyarakat untuk dapat menerima materi penyuluhan yang cenderung terbatas, yang pada umumnya tingkat pendidikan ibu hamil di wilayah ini masih kurang. Penelitian ini sesuai dengan Teori bahwa tingkat pengetahuan ibu yaitu Salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian imunisasi TT dimana tingkat pengetahuan akan mempengaruhi prilaku individu. Semakin banyak pengetahuan ibu tentang pentingnya kesehatan maka akan makin tinggi tingkat kesadaran ibu untuk berperan serta dalam kegiatan posyandu atau imunisasi (Depkes RI, 2007).
55
IV. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil di Puskesmas Tabongo Kabupaten Gorontalo dapat ditarik kesimpulan yaitu tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil, Sebagian besar memiliki pendidikan yang rendah yaitu sebanyak 58,3 %, terdapat hubungan antara paritas dengan kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil, Sebagian besar memiliki paritas multipara yaitu sebanyak 55,6% dan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil, Sebagian besar memiliki pengetahuan kurang baik yaitu sebanyak 52,8 %. Diharapkan bagi instansi terkait khususnya Puskesmas Tabongo, Peneliti menyarankan bagi petugas kesehatan dilakukan tindakan penyuluhan tentang pentingnya imunisasi TT pada ibu hamil dengan melaksanakan kegiatan yang optimal. Serta dapat melakukan perbaikan dan peningkatan status kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA Alimul, Aziz H. 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika Indrayani, 2011. Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Jakarta: Trans Info Media Kementrian Kesehatan RI. 2010. Laporan nasional hasil RISKESDAS. (http://repository. maranatha.edu/1759/) di akses 3 Mei 2013 Kusmiyati,dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya Manuaba, I.B.G, 2009. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Notoatmodjo, S.2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Primanita, Herna. 2009. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status Imunisasi Tetanus Toksoid Pada Ibu hamil Di Puskesmas Mancak Kabupaten Serang Banten. Skripsi FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (http://repository.usu.ac.id) di akses 10 Maret 2013 Puskesmas Tabongo. 2012. Profil Puskesmas Tabongo 2012. Gorontalo : Puskesmas Tabongo
55
55