FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI KADER DALAM KELAS IBU HAMIL DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS FACTORS RELATED TO CADRE’S PARTICIPATION OF PRENATAL CLASS IN SOKARAJA SUBDISTRICT BANYUMAS REGENCY Lu’lu Nafisah, Colti Sistiarani, dan Siti Masfiah Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman INTISARI Salah satu upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak adalah kelas ibu hamil. Kelas ibu hamil merupakan kelompok belajar bersama untuk saling berbagi informasi dan pengetahuan tentang kehamilan. Kelas ibu hamil di Kecamatan Sokaraja sudah dilaksanakan sejak tahun 2012 di masing-masing desa. Persentase kader yang berpartisipasi dalam kelas ibu hamil di Kecamatan Sokaraja sebesar 8,5%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi kader dalam kelas ibu hamil di Kecamatan Sokaraja. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan crosssectional. Populasi penelitian adalah kader kesehatan di Kecamatan Sokaraja sebanyak 443 orang. Sampel ditentukan menggunakan purposive sampling sebanyak 38 kader. Pengumpulan data menggunakan wawancara dengan kuesioner. Analisis data terdiri dari analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan variabel yang berhubungan dengan partisipasi kader dalam kelas ibu hamil yaitu pengetahuan, keikutsertaan dalam organisasi lain, dan motivasi internal. Variabel yang tidak berhubungan yaitu sikap, lama menjadi kader, ketersediaan sarana dan prasarana, dukungan tokoh masyarakat, dan dukungan bidan. Sarannya perlunya kerjasama antara desa dan puskesmas untuk meningkatkan upaya sosialisasi dan pelatihan tentang kelas ibu hamil melalui forum majelis ta’lim guna mendukung kader agar berpartisipasi dengan baik. Kata kunci
: Partisipasi Kader, Kelas Ibu Hamil, Sosialisasi ABSTRACT
One of the efforts to improve the health of mothers and children is a prenatal class. Prenatal class is a group where they can share and discuss any information and knowledge of pregnancy. Prenatal class in Sokaraja Subdistrict have been implemented since 2012 in each village. The percentage of cadres who participated in prenatal class in Sokaraja Subdistrict was 8,5%. The purpose of this study was for knowing the factors related to cadre’s participation of prenatal class in Sokaraja Subdistrict. This study used an analytical observational with crossectional approach. Population was all of cadres in Sokaraja Subdistrict. Samples amount 38 obtained by purposive sampling based on inclusion and exclusion criterion. Data taken by interview with quitionare and used univariate and bivariate with Chi-Square test to analyze. The research results showed that the variables associated with cadre’s
3
participation of prenatal class were knowledge, participation in other organizations, and internal motivation, while the other variable which were attitude, the length of a person to be a cadre, access of infrastructure, the support of community leaders, and support from midwives, have no relationship. As suggestion, cooperation between village and health centers required to hold socialization and training about prenatal class through majelis ta’lim in order to support the cadres to participate in prenatal class. Keywords
: Cadre’s Participation, Prenatal Class, Socialization dalam rahim, 2 kematian perinatal, dan
PENDAHULUAN Derajat kesehatan ibu dan anak di
10
kematian
bayi
(Puskesmas
I
Indonesia masih memprihatinkan dilihat
Sokaraja, 2014). Sedangkan data dari
dari masih tingginya AKI dan AKB.
Puskesmas II Sokaraja menunjukkan
Hasil
dan
pada tahun 2014 terjadi 1 kematian ibu,
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012
1 kelahiran mati, dan 8 kematian bayi
diperoleh
(Puskesmas II Sokaraja, 2014).
dari
Survey Demografi
AKI
359
per
100.0000
kelahiran hidup. Berdasarkan data dari
Salah
satu
program
upaya
Kementerian Kesehatan, 52,6% dari
percepatan penurunan AKI dan AKB
jumlah total kejadian kematian ibu di
dan peningkatan derajat kesehatan ibu
Indonesia berasal dari enam provinsi
dan anak adalah kelas ibu hamil. Kelas
besar, salah satunya adalah Jawa Tengah
Ibu Hamil merupakan sarana untuk
(Kemenkes RI, 2012).
belajar bersama bagi ibu hamil dalam
Kabupeten Banyumas merupakan
bentuk tatap muka dalam kelompok
salah satu kabupaten/kota dengan AKI
yang
yang tinggi di Jawa Tengah. Pada tahun
pengetahuan dan keterampilan ibu hamil
2014 di Kabupaten Banyumas terdapat
mengenai kehamilan (Kemenkes RI,
AKI sebesar 114,7 kasus per 100.000
2011).
kelahiran hidup, masih di bawah target
bertujuan
Program
kelas
meningkatkan
ibu
hamil
di
MDGs yaitu 102 kasus per 100 ribu
Kabupaten Banyumas sudah ada sejak
kelahiran hidup pada tahun 2015. Salah
tahun 2012
satu puskesmas di Kabupaten Banyumas
permasalahan
adalah Puskesmas I dan II Sokaraja.
yaitu waktu pelaksanaan yang tidak
Data
tetap, tidak terlaksana pada setiap desa,
dari
Puskesmas
I
Sokaraja
dan terdapat dalam
pelaksanaannya
menunjukkan bahwa pada tahun 2014
sarana
terjadi 2 kematian ibu, 4 kematian janin
pelaksanaan masih belum rutin, dan
4
prasarana
beberapa
tidak
lengkap,
tidak ada monitoring dan evaluasi
kerja, dan motivasi dengan kinerja kader
program (Winarso dkk, 2014).
kesehatan. Hasil penelitian Suhat dan
Tahapan program
yang
penting
dalam
Hasanah (2014) menyatakan bahwa
ibu
hamil
adalah
terdapat hubungan antara pengetahuan,
kelas
sosialisasi untuk mendapatkan dukungan
pekerjaan,
dari tokoh masyarakat dan stakeholder
keikutsertaan kader dalam organisasi
serta memobilisasi ibu hamil. Elemen
lain dengan keaktifan kader.
masyarakat
yang
berperan
sosialisasi
adalah
kader
dalam
pendapatan,
Berdasarkan
dan
hasil
observasi
kesehatan
pendahuluan diketahui bahwa terdapat
dimana persentase keterlibatan kader
beberapa kendala dalam pelaksanaan
merupakan salah satu indikator penilaian
kelas ibu hamil di Puskesmas I dan II
program kelas ibu hamil (Kemenkes RI,
Sokaraja,
2011).
partisipasi kader dalam kelas ibu hamil
salah
satunya
adalah
Green (1980) dalam Notoatmodjo
yang masih rendah dimana hanya 1
(2007) menyatakan bahwa faktor-faktor
sampai 3 kader yang ikut berpartisipasi
yang
perilaku
dalam sosialisasi kelas ibu hamil di tiap
seseorang untuk berpartisipasi yaitu
desa. Oleh karena itu, peneliti tertarik
faktor predisposisi, faktor pemungkin,
untuk mengetahui faktor-faktor yang
dan faktor penguat. Faktor predisposisi
berhubungan dengan partisipasi kader
meliputi
pendidikan,
dalam sosialisasi kelas ibu hamil di
pengetahuan, sikap, motivasi internal,
Wilayah Kerja Puskesmas I dan II
pekerjaan, budaya, dan lama jam kerja.
Sokaraja.
berhubungan
umur,
dengan
tingkat
Faktor pemungkin meliputi insentif,
METODE PENELITIAN
ketersediaan sarana dan prasarana, dan
Penelitian
keterjangkauan kader terhadap kelas ibu hamil.
Sedangkan
faktor
ini
merupakan
penelitian kuantitatif melalui pendekatan
penguat
cross-sectional.
meliputi dukungan tokoh masyarakat
Populasi
penelitian
adalah kader kesehatan di Kecamatan
dan dukungan bidan.
Sokaraja pada Maret 2015 sebanyak 443
Hasil penelitian Fitriyani (2012)
orang. Teknik pengambilan sampel yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan
digunakan adalah purposive sampling
antara lama menjadi kader, pengetahuan,
sehingga didapatkan sampel sebanyak
persepsi terhadap pekerjaan, supervisi
38
petugas puskesmas, ketersediaan sarana 5
orang.
Kriteria
inklusi
dalam
penelitian ini adalah responden yang
kuesioner oleh responden dan data
bersedian
dan
sekunder yang diperoleh dari Puskesmas
kriteria ekslusi adalah responden yang
I dan II Sokaraja dan bidan desa.
tidak pernah berpartisipasi dalam kelas
Analisis data menggunakan analisis
ibu hamil. Jenis data yang dikumpulkan
univariat dan analisis bivariat (Chi-
dalam penelitian ini terdiri dari data
Square).
untuk
diwawancarai
primer yang diperoleh dari pengisian HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Responden Karakteristik responden berdasarkan umur kader, tingkat pendidikan, dan pekerjaan dapat dilihat pada tabel 1 berikut: Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Variabel Umur
Tingkat Pendidikan
Pekerjaan
Kategori 32-36 37-41 42-46 47-51 52-56 57-61 62-66 Tidak tamat SD SD SMP SMA Diploma IRT/Tidak Bekerja Bekerja
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa responden sebagian
Jumah 4 7 14 10 1 1 1 1 5 10 21 1 18 20
Persentase (%) 10,6 18,4 36,8 26,4 2,6 2,6 2,6 2,6 13,2 26,3 55,3 2,6 47,4 52,6
berpendidikan SMA sebesar 55,3%, dan
bekerja
sebesar
52,6%.
besar berusia 42-46 tahun (36,8%), 2. Hasil Analisis Univariat Hasil analisis univariat variabel penelitian dapat dilihat pada tabel 2 berikut: Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Penelitian Variabel Pengetahuan Sikap Motivasi Internal
1. 2. 1. 2. 1. 2.
Kategori Baik Cukup Baik Kurang Tinggi Rendah
6
Frekuensi 23 15 20 18 29 9
Persentase (%) 60,5 39,5 52,6 47,4 76,3 23,7
Variabel Lama Menjadi Kader
1. 2. Keikutsertaan di Organisasi 1. Lain 2. Ketersediaan sarana dan 1. prasarana 2. 3. Dukungan Tokoh Masyarakat 1. 2. Dukungan Bidan 1. 2. Partisipasi Kader 1. 2.
Kategori ≥ 10 tahun < 10 tahun Ya Tidak Baik Cukup Kurang Baik Kurang Baik Kurang Tinggi Rendah
Berdasarkan tabel 2 diketahui
Frekuensi 29 9 28 10 2 29 7 22 16 24 14 20 18
Persentase (%) 76,3 23,7 73,7 26,3 18,4 76,3 5,3 57,9 42,1 63,2 36,8 52,6 47,4
ketersediaan sarana prasarana cukup
bahwa sebagian besar responden
(76,3%),
dukungan
memiliki pengetahuan baik (60,5%),
masyarakat
baik
sikap
dukungan
baik
internal
(52,6%),
tinggi
motivasi
(76,3%),
lama
Partisipasi
bidan
tokoh
(57,9%)
dan
baik
(63,2%).
responden
dalam
menjadi kader ≥10 tahun (76,3%),
sosialisasi kelas ibu hamil tinggi
mengikuti organisasi lain (73,7%),
sebesar (52,6%).
3. Hasil Analisis Bivariat Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square diperoleh hasil seperti pada tabel 3 berikut ini: Tabel 3. Hubungan antara Pengetahuan dengan Partisipasi Kader Variabel Bebas Pengetahuan Sikap Motivasi Internal Lama Menjadi Kader Keikutsertaan di Organisasi Lain Ketersediaan Sarana dan Prasarana Dukungan Tokoh Masyarakat Dukungan Bidan
Partisipasi Kader Tinggi Rendah Kategori
N
Baik Cukup Baik Kurang Tinggi Rendah ≥10 tahun < 10 tahun Ya Tidak Baik-Cukup Kurang Baik Kurang Baik Kurang
18 2 12 8 19 1 17 3 18 2 18 2 15 5 15 5
7
% 78,3 13,3 60,0 44,4 65,5 11,1 58,6 33,3 64,3 20,0 58,1 28,6 68,2 31,2 62,5 35,7
N 5 13 8 10 10 8 12 6 10 8 13 5 7 11 9 9
% 21,7 86,7 40,0 55,6 34,5 88,9 41,4 66,7 35,7 80,0 41,9 71,4 31,8 68,8 37,5 64,3
Total n
%
23 15 20 18 29 9 29 9 28 10 31 7 22 16 21 14
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
p value 0,000 0,526 0,007 0,260 0,027 0,222 0,055 0,208
Berdasarkan tabel 3 diketahui
65,5%, menjadi kader ≥10 tahun
bahwa variabel yang berhubungan
sebesar 58,6%, ikut serta dalam
(p < α) adalah pengetahuan (0,000),
organisasi
motivasi
dan
memiliki sarana dan prasarana yang
dalam
tersedia dengan baik dan cukup
organisasi lain (p=0,027). Kader
sebesar 58,1%, dukungan tokoh
yang partisipasinya tinggi sebagian
masyarakat baik sebesar 68,2%, dan
besar memiliki pengetahuan baik
dukungan
(78,3%), sikap baik sebesar 60,0%,
62,5%.
internal
keikutsertaan
(0,007),
kader
lain
sebesar
bidan
64,3%,
baik
sebesar
memiliki motivasi internal sebesar Pengetahuan
B. Pembahasan 1. Hubungan Pengetahuan dengan Partisipasi Kader dalam Sosialisasi Kelas Ibu Hamil Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan
partisipasi
analisis
kader.
menunjukkan
responden
yang
Hasil bahwa
memiliki
pengetahuan baik sebagian besar partisipasinya
tinggi
dalam
sosialisasi kelas ibu hamil (78,3%) dan
responden
yang
memiliki
pengetahuan cukup sebagian besar partisipasinya
rendah
dalam
sosialisasi kelas ibu hamil (86,7%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
Suhat
dan
Hasanah
(2014) yang menyatakan bahwa terdapat
hubungan
antara
pengetahuan kader dengan keaktifan kader dalam kegiatan posyandu.
merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan dukungan
diperlukan
dalam
sebagai
menumbuhkan
rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2007). Hasil
penelitian
menunjukkan 100%
bahwa
responden
ini
sebanyak mengetahui
pengertian kelas ibu hamil dan memahami tujuan pelaksanaan kelas ibu
hamil dalam
keterampilan
meningkatkan ibu
hamil.
Pengetahuan kader yang baik ini dapat dipengaruhi dari pemberian informasi mengenai kelas ibu hamil oleh bidan dimana 100% responden menyatakan informasi
bidan
memberikan
mengenai
pentingnya
kelas ibu hamil. Hal tersebut sesuai dengan teori dari WHO dalam 8
Notoatmodjo
yang
atau objek yang sedang diamati,
pemberian
sudah melibatkan faktor pendapat
informasi merupakan salah satu
dan emosi seseorang. Artinya sikap
strategi perubahan perilaku dalam
belum merupakan tindakan, akan
program kesehatan.
tetapi
menyatakan
(2007) bahwa
Menurut Mubarak (2010) ada 7
faktor
pengetahuan
yang
mempengaruhi
tindakan
dari
(Notoatmodjo,
suatu 2007).
Sikap merupakan cerminan persepsi
yaitu
kader posyandu terhadap tugas-
pendidikan, pekerjaan, umur, minat,
tugas yang diembannya. Semakin
pengalaman,
dan
baik sikap kader posyandu maka
memperoleh
akan memiliki persepsi yang positif
kemudahan
seseorang
predisposisi
kebudayaan, untuk
informasi.
terhadap tugasnya sehingga dapat
2. Hubungan Sikap dengan Partisipasi Kader dalam Sosialisasi Kelas Ibu Hamil Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap tidak berhubungan dengan partisipasi kader
dalam
sosialisasi
hamil.
kelas
ibu
Responden yang memiliki sikap baik sebagian besar partisipasinya tinggi dalam sosialisasi kelas ibu hamil (60,0%) dan responden yang memiliki sikap kurang sebagian besar partisipasinya rendah dalam sosialisasi kelas ibu hamil (55,6%). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Sudarsono (2010) yang menunjukkan ada hubungan antara sikap dengan kinerja kader posyandu. Sikap
merupakan
perilaku
tertutup seseorang terhadap stimulus
9
dan meningkatkan kinerja kader (Sudarsono, 2010). Faktor-faktor yang seringkali menjadi acuan bagi munculnya sikap
adalah
pengalaman
media pribadi,
massa, pengaruh
orang lain yang dianggap penting, pengaruh
kebudayaan,
lembaga
pendidikan, lembaga agama, dan pengaruh emosi (Azwar, 2005). Azwar
(2005)
menyatakan
pola reinforcement yang didapatkan dari
masyarakat
dapat
mempengaruhi pembentukan sikap dan perilaku seseorang. Ada atau tidaknya
reinforcement
dari
lingkungan sekitar kader terkait partisipasinya dalam kelas ibu hamil dapat mempengaruhi sikap positif atau negatif yang terbentuk dalam diri kader terhadap kelas ibu hamil.
Teori Green dalam Notoatmodjo
hubungan antara motivasi dengan
(2007) menyatakan bahwa perilaku
peran kader di posyandu.
seseorang salah satunya dipengaruhi
Teori
motivasi
oleh faktor penguat berupa sikap
dalam
dan perilaku tenaga kesehatan dan
menyatakan
tokoh masyarakat yang merupakan
internal
kelompok referensi dari perilaku
pendorong semangat guna mencapai
masyarakat.
hasil yang lebih baik. Pemuasan
3. Hubungan Motivasi Internal dengan Partisipasi Kader dalam Sosialisasi Kelas Ibu Hamil Hasil penelitian menunjukkan bahwa
motivasi
berhubungan
internal
dengan
partisipasi
kader dalam sosialisasi kelas ibu hamil. Responden dengan motivasi internal
tinggi
sebagian
partisipasinya
besar
tinggi
dalam
sosialisasi kelas ibu hamil (65,5%) dan responden dengan motivasi internal
rendah
partisipasinya
sebagian rendah
besar dalam
sosialisasi kelas ibu hamil (88,9%). Motivasi internal dapat berupa keinginan berprestasi, penghargaan, tanggung jawab, dan kesempatan untuk
maju
mendorong bertindak
sehingga
mampu
seseorang
untuk
dan
berpartisipasi
(Notoatmodjo, 2007). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Fatmawati (2012) yang
menyatakan
terdapat
10
Djuhaeni
Herzberg
dkk
(2010)
bahwa
motivasi
merupakan
faktor
terhadap kebutuhan tingkat tinggi (motivation
factor)
lebih
memungkinkan
seseorang
untuk
berbuat lebih baik dibandingkan dengan pemuasan kebutuhan lebih rendah (hygienis factor). Penelitian
Regers
Djuhaeni
dalam
dkk
mengungkapkan seseorang
(2010)
bahwa
sebelum
mengadopsi
perilaku
baru, terjadi proses yang diawali dengan kesadaran terhadap stimulus dalam dirinya. Proses penerimaan perilaku baru akan bersifat langgeng bila
didasari
pengetahuan,
kesadaran, dan sikap positif. 4. Hubungan Lama Menjadi Kader dengan Partisipasi Kader dalam Sosialisasi Kelas Ibu Hamil Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama menjadi kader tidak berhubungan
dengan
partisipasi
kader dalam sosialisasi kelas ibu hamil. Responden yang sudah ≥10 tahun menjadi kader sebagian besar partisipasinya
tinggi
dalam
sosilaisasi kelas ibu hamil (58,6%)
Suhat dan Hasanah (2014)
dan responden yang <10 tahun
menyebutkan bahwa menurunnya
menjadi
kinerja
kader
sebagian
partisipasinya
rendah
besar dalam
sosialisasi kelas ibu hamil (33,3%). Hasil
penelitian
ini
tidak
dan
partisipasi
kader
posyandu disebabkan antara lain gangguan
ekonomi,
kejenuhan
kader karena kegiatan yang rutin,
sejalan dengan penelitian Fitriyani
dan
(2012) yang menyebutkan bahwa
pemerintah setempat serta jarang
ada hubungan antara lama menjadi
dikunjungi petugas.
kader
dengan
kinerja
kader
kurang
Menurut
perhatian
Kartono
(2001),
kesehatan dalam pengobatan massal
aktivitas
filariasis.
dipengaruhi oleh faktor dalam diri
Hasil analisis tabulasi silang menunjukkan
bahwa
responden
bekerja
dari
seseorang
sendiri dan faktor dari luar. Faktor diri
sendiri
meliputi
yang menjadi kader <10 tahun
keterampilan,
bakat,
minat,
sebagian besar memiliki sarana dan
kesehatan,
prasarana yang baik sebesar 66,7%
kepribadian, dan tujuan. Sedangkan
sehingga dapat memudahkan kader
faktor dari luar meliputi lingkungan
untuk
keluarga dan lingkungan tempat
berpartisipasi
dalam
sosialisasi kelas ibu hamil. Sukiarko (2007) dalam Sandiyani (2011)
dalam
motivasi,
psikologi,
kerja.
kader harus didukung dengan sarana
5. Hubungan Keikutsertaan di Organisasi Lain dengan Partisipasi Kader dalam Sosialisasi Kelas Ibu Hamil
dan prasarana yang memadai agar
Hasil penelitian menunjukkan
menyatakan bahwa lama menjadi
penyampaian
dapat
bahwa keikutsertaan di organisasi
tempat
lain berhubungan dengan partisipasi
kegiatan penyuluhan bersih dan
kader dalam sosialisasi kelas ibu
sehat, kursi, meja untuk penyuluhan
hamil. Responden yang ikut serta di
dan pelayanan oleh kader, media
organisasi
penyuluhan, dan kartu konsultasi
partisipasinya
yang berisi pesan kepada ibu yang
sosialisasi kelas ibu hamil (64,3%)
anaknya.
dan responden yang tidak ikut serta
berjalan
informasi
lancar,
seperti
11
lain
sebagian tinggi
besar dalam
di organisasi lain sebagian besar
sosialisasi kelas ibu hamil (80%).
6. Hubungan Ketersediaan Sarana Prasarana dengan Partisipasi Kader dalam Sosialisasi Kelas Ibu Hamil
Hasil penelitian ini sesuai dengan
Hasil penelitian menunjukkan
partisipasinya
penelitian
rendah
Suhat
dan
dalam
Hasanah
bahwa
ketersediaan
sarana
dan
(2014) yang menyatakan bahwa
prasarana
terdapat
dengan partisipasi kader
dalam
keikutsertaan kader pada organisasi
sosialisasi
hamil.
lain dengan keaktifan kader dalam
Responden
kegiatan posyandu.
ketersediaan sarana dan prasarana
hubungan
antara
Menurut Leny dan Suyasa (2006),
keaktifan
berorganisasi
tidak
kelas
memiliki
yang sedang dan partisipasinya rendah dalam sosialisasi kelas ibu hamil
interpersonal
dibandingkan
tersebut.
ibu
yang
dapat mempengaruhi kompentensi orang
berhubungan
(71,4%)
lebih
dengan
besar
responden
Kompetensi interpersonal adalah
dengan ketersediaan sarana dan
kemampuan
prasarana
individu
untuk
yang
baik
dan
melakukan hubungan antarpribadi
partisipasinya
yang efektif dan menuntun ke arah
sosialisasi kelas ibu hamil (58,1%).
komunikasi
secara
berhasil
Hasil
tinggi
penelitian
dalam
ini
tidak
(Nashori, 2000). Kader yang aktif
sesuai dengan penelitian Fitriyani
mengikuti organisasi di masyarakat
(2012) yang menyatakan bahwa
cenderung lebih bertanggung jawab
terdapat
dalam kegiatan organisasi termasuk
ketersediaan sarana kerja dengan
kegiatan posyandu dan memiliki
kinerja kader. Ketersediaan sarana
akses informasi yang lebih banyak
prasarana merupakan salah satu
(Suhat
faktor pendukung tercapainya suatu
dan
Hasanah,
2014).
Organisasi lain yang diikuti oleh
pelayanan
kader dalam penelitian ini antara
mampu
lain pengajian atau majelis ta’lim,
pelayanan
RT,
2007).
dasawisma,
pemberdayaan
dan organisasi perempuan
(srikandi).
kesehatan
antara
sehingga
menunjang
kelancaran
kesehatan
(Muhazam,
Ketersediaan prasarana
12
hubungan
dalam
sarana
dan
penelitian
ini
dilihat dari sarana dan prasarana
besar memiliki partisipasi yang
yang harus tersedia dalam kelas ibu
rendah dalam sosialisasi kelas ibu
hamil dan sarana prasarana yang
hamil (68,8%).
dimiliki oleh kader. Sarana dan
Hasil
penelitian
ini
tidak
prasarana yang harus tersedia dalam
sesuai dengan penelitian Yuliantina
kelas ibu hamil meliputi tempat
(2012) yang menyatakan bahwa
yang memadai, buku pedoman, dan
terdapat hubungan antara peran
media penyuluhan berupa lembar
tokoh masyarakat dengan partisipasi
balik (Kemenkes RI, 2011). Sarana
masyarakat.
dan prasarana yang dimiliki oleh
Dukungan
dari
tokoh
kader untuk memudahkan akses
masyarakat merupakan salah satu
kelas ibu hamil dilihat dari jarak,
faktor penguat yang mempengaruhi
tempat, dan waktu. Selain itu, syarat
seseorang
menjadi kader salah satunya adalah
(Notoatmodjo,
memiliki waktu luang sehingga
disebabkan
kader dapat berperan serta dengan
merupakan
lebih baik (Rahaju, 2005).
disegani
untuk
berperilaku
2007). tokoh
tokoh dan
Hal
ini
masyarakat yang
yang
paling paling
7. Hubungan Dukungan Tokoh Masyarakat dengan Partisipasi Kader dalam Sosialisasi Kelas Ibu Hamil
berpengaruh di wilayah tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan
bentuk motivasi dan semangat bagi
bahwa dukungan tokoh masyarakat
kader Posyandu dalam menjalankan
tidak
tugasnya dalam kegiatan Posyandu
berhubungan
dengan
Dukungan dan anjuran dari tokoh masyarakat merupakan salah satu
partisipasi kader dalam sosialisasi
(Sucipto,
kelas ibu hamil. Responden yang
diungkapkan oleh Widagdo (2006),
memiliki
tokoh
bahwa desa yang kepala desanya
yang baik sebagian
selalu memberikan motivasi pada
besar memiliki partisipasi yang
kegiatan posyandu akan lebih baik
tinggi dalam sosialisasi kelas ibu
kinerja dan kelestarian posyandu
hamil (68,2%) dan responden yang
dibandingkan desa yang kepala
memiliki
desanya
masyarakat
dukungan
dukungan
tokoh
masyarakat yang kurang sebagian
13
motivasi.
2009).
tidak
Hal
serupa
memberikan
8. Hubungan Dukungan Bidan dengan Partisipasi Kader dalam Sosialisasi Kelas Ibu Hamil Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dukungan
berhubungan
bidan
dengan
tidak
partisipasi
kader dalam sosialisasi kelas ibu hamil. Sebesar 62,5% responden memiliki dukungan bidan yang baik dan partisipasinya tinggi dalam sosialisasi
kelas
ibu
hamil
sedangkan 64,3% responden yang memiliki dukungan bidan yang kurang partisipasinya rendah dalam sosialisasi kelas ibu hamil. Hasil
penelitian
ini
tidak
sesuai dengan penelitian Yuliantina (2012) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara peran tenaga kesehatan dengan partisipasi masyarakat.
Dukungan
tenaga
kesehatan merupakan salah satu faktor penguat yang mempengaruhi perilaku seseorang. Dukungan ini dapat berupa ada tidaknya informasi kesehatan dari petugas kesehatan, salah
satunya
Pemberian
adalah
bidan.
informasi
sendiri
merupakan salah satu strategi yang dicanangkan mengubah
oleh
WHO
perilaku
untuk
seseorang
(Notoatmodjo,
2007).
Upaya
meningkatkan
partisipasi
kader
posyandu perlu adanya konsultasi seperti
mendengarkan
feedback,
keluhan dan lain-lain (Herritage, 2009).
Upaya
meningkatkan
partisipasi kader juga membutuhkan peran aktif praktisi seperti petugas kesehatan puskesmas yang berperan mengelola partisipan (Budi, 2011).
SIMPULAN DAN SARAN
tokoh
A. Simpulan
dukungan bidan baik (63,2%), dan
Responden
sebagian
besar
berpendidikan
(55,3%),
bekerja
baik
(57,9%),
partisipasi tinggi (52,6%).
termasuk kategori umur 42-46 tahun (36,8%),
masyarakat
Variabel
SMA
dengan
yang
partisipasi
berhubungan kader
dalam
(52,6%),
sosialisasi kelas ibu hamil adalah
pengetahuan baik (60,5%), sikap baik
pengetahuan, motivasi internal, dan
(52,6%), motivasi internal (76,3%),
keikutsertaan
menjadi kader
≥10 tahun (76,3%),
Variabel yang tidak berhubungan
ikut serta dalam organisasi lain
adalah sikap, lama menjadi kader,
(73,7%), ketersediaan sarana dan
ketersediaan sarana dan prasarana,
prasarana cukup (76,3%), dukungan
14
di
organisasi
lain.
dukungan tokoh masyarakat, dan
Fitriyani, D. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Kader Kesehatan dalam Pengobatan Massal Filariasis di Kota Pekalongan Tahun 2012. Tesis. Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat. Universitas Diponegoro. Semarang.
dukungan bidan. B. Saran Bagi
Kader
Kesehatan
diharapkan meningkatkan koordinasi dengan bidan desa, pemerintah desa, dan puskesmas, mengikuti kegiatan
Herritage, Z. 2009. Community Participation and Empowerment in Healthy Cities. Journal Health Promotion International.Vol.24 No.S1.
penyuluhan, pelatihan, dan sosialisasi khususnya
tentang
melaksanakan kegiatan
bagaimana
perannya
kelas
ibu
dalam
hamil,
dan
meningkatkan
partisipasi
dalam
memberikan
motivasi
pada
Kartono, K. 2001. Pemimpin dan Kepemimpinan. PT Raja Grafindo. Jakarta. Kementerian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA. Jakarta.
masyarakat agar mau mengikuti kelas ibu hamil. Bagi Puskesmas I dan II Sokaraja, perlunya sosialisasi tentang
Leny dan Suyasa, P.T. 2006. Keaktifan Berorganisasi dan Kompetensi Interpersonal. Jurnal Phronesis. Vol.8 (01): 71-99.
kelas ibu hamil kepada kader, tokoh masyarakat, memberikan
dan
stakeholder,
pemahaman
kepada
Mubarok, W.I. 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Teori dan Aplikasi. Salemba Medika. Jakarta.
kader mengenai peran kader dalam pelaksanaan kelas ibu hamil, dan meningkatkan
koordinasi
Muhazam, F. 2007. Memperkenalkan Sosiologi Kesehatan. UI Press. Jakarta.
dengan
bidan desa dan pemerintah desa terkait pelaksanaan kelas ibu hamil.
Nashori, F. 2000. Hubungan Antara Konsep Diri dengan Kompetensi Interpersonal Mahasiswa. Jurnal Anima. Vol.16 (01): 32-40.
DAFTAR PUSTAKA Budi, I.S. 2011. Manajemen Partisipatif: Sebuah Pendekatan dalam Meningkatkan Peran Serta Kader Posyandu dalam Pembangunan Kesehatan di Desa. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. Vol 2 (03) November 2011.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta: Jakarta. Puskesmas I Sokaraja. 2014. Profil Kesehatan Puskesmas I Sokaraja
15
Edisi 2014. Sokaraja (Data Tidak Dipublikasikan).
Pelaksanaaan Kelas Ibu Hamil di Kabupaten Banyumas. Jurnal Ilmiah Kebidanan. 5(2) Desember 2014: 79-84.
Puskesmas II Sokaraja. 2014. Profil Kesehatan Puskesmas II Sokaraja Edisi 2014. Sokaraja (Data Tidak Dipublikasikan).
Yuliantina, D. 2012. Hubungan Peran Petugas Kesehatan, Tokoh Masyarakat dan Partisipasi Masyarakat (D/S) dalam Pelaksanaan Posyandu Di Kabupaten Pandeglang Propinsi Banten. Tesis. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Rahayu, B. 2006. Buku Pegangan Kader Posyandu. Dinkes Propinsi Jawa Timur. Sandiyani, R.A. 2011. Lama Menjadi Kader, Frekuensi Pelatihan, Pengetahuan Gizi, dan Sikap Kader Posyandu dengan Perilaku Penyampaian Informasi Tentang Pesan Gizi Seimbang. Artikel Penelitian. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. Sudarsono. 2010. Hubungan Sikap dan Motivasi dengan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Talun Kabupaten Blitar. Tesis. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Suhat dan Hasanah, R. 2014. Faktor – faktor yang Berhubungan dengan Keaktifan Kader dalam Kegiatan Posyandu (Studi Di Puskesmas Palasari Kabupaten Subang). Jurnal Kesehatan Masyarakat. 10 (1) (2014) 73 – 79. Widagdo, L. 2006. Kepala Desa dan Kepemimpinan Pedesaan :Persepsi Kader Posyandu Di Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara Jawa Tengah 2000. Makara Kesehatan, Vol.10, No. 2;54-59. Winarso, SP., Puji Hastuti dan Fitria Z. 2014. Evaluasi Proses 16