PENGETAHUAN, SIKAP IBU HAMIL DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU HAMIL DALAM KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS KOTA METRO LAMPUNG 1)
Ranny Septiani1) Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang e-mail :
[email protected]
Abstract : Knowledge, Attitude Pregnant women About Pregnancy Class and Husband’s Support With Participation In Antenatal Class at Primary Healthcare Centers In Metro City Lampung. Antenatal class is one of the efforts to accelerate the decline in maternal mortality by improving the knowledge, skills pregnant women about pregnancy, childbirth and postpartum. This study aims to analyze the correlation between knowledge, attitudes and husband;s support with pregnant women participating in a antenatal class and see what factors most affect the participation of pregnant women in a antenatal class. This research is analytic correlations, using a case-control design. Sampling using multi-stage random sampling in pregnant women who participated and did not participate in antenatal class in the health centers working area of Metro City from of 29 January to 29 February 2013. The sample size in each group totaled 104 people. Chi squre test results show that there is a significant relationship between knowledge (p <0.001 OR = 96.91 95% CI 36.04 to 260.6), the attitude of pregnant women (p <0.001 OR = 16.17, 95% CI 8.133 - 32 and the support of her husband (p <0.001 OR = 2601 95% CI 359.44 to 18821.1) with the participation of antenatal class of pregnant women. From the results of multivariable analysis with logistic regression showed a risk has affected the participation of pregnant women in antenatal clas.is knowledge (p = 0.010 OR = 37.72 95% CI 2.39 to 594.62), attitude (p = 0.035 OR = 13.17 95% CI 1.37 to 127.08), husband's support (p = 0.000 OR=1330,57 95% CI 82.5 to 21455.2 1330.57). Concluded that the higherknowledge, attitudes about class pregnant women pregnant women, and the husband's support can improve the participation of pregnant womenin a class of pregnant women. Support from husband became the most dominant factor influence participation of pregnant womenin a class of pregnant women. Keywords: knowledge;attitude;husband support;participation in antenatal class. Abstrak : Pengetahuan, Sikap Ibu Hamil Dan Dukungan Suami dengan Keikutsertaan Ibu Hamil dalam Kelas Ibu hamil di Puskesmas Kota Metro Lampung. Kelas ibu hamil merupakan salah satu upaya percepatan penurunan AKI dengan meningkatkan pengetahuan, keterampilan ibu hamil mengenai kehamilan, persalinan dan nifas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor pengetahuan, sikap ibu hamil serta dukungan suami dengan keikutsertaan ibu hamil dalam kelas ibu hamil serta melihat faktor apa yang paling mempengaruhi keikutsertaan ibu hamil dalam kelas ibu hamil. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi analitik, dengan menggunakan rancangan kasus kontrol. Pengambilan sampel mengunakan multi stage random sampling pada ibu hamil yang ikutserta dan tidak ikutserta dalam kelas ibu hamil di Puskesmas wilayah kerja Kota Metro sejak tanggal 29 Januari-29 Februari 2013. Ukuran sampel pada masing-masing kelompok berjumlah 104 orang. Hasil uji chi squre menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan (p<0,001 OR=96,91 IK 95% 36,04-260,6), sikap ibu hamil (p<0,001 OR= 16,17 IK 95% 8,133-32 dan dukungan suami (p<0,001 OR=2601 IK 95% 359,44-18821,1) dengan keikutsertaan ibu hamil dalam kelas ibu hamil. Dari hasil analisis multivariabel dengan regresi logistik ganda menunjukkan risiko yang memengaruhi keikutsertaan ibu hamil dalam kelas ibu hamil.adalah pengetahuan (p=0,010 OR= 37,72 IK 95% 2,39-594,62), sikap (p=0,035 OR=13,17 IK95% 1,37127,08), dukungan suami (p=0,000 OR=1330,57 IK 95% 82,5-21455,2). Disimpulkan bahwa semakin tinggi pengetahuan, sikap ibu hamil tentang kelas ibu hamil, dan dukungan suami semakin tinggi keikutsertaan ibu hamil dalam kelas ibu hamil. Dukungan suami menjadi faktor yang paling dominan mempengaruhi keikutsertaan ibu hamil dalam kelas ibu hamil. Kata kunci : pengetahuan, sikap, dukungan suami, keikutsertaan kelas ibu hamil
408
Septiani, Pengetahuan, SikapIbu Hamil dan Dukungan Suami dalam Kelas Ibu 409
Proses kehamilan dan persalinan merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi seorang wanita karena pada masa ini adalah masa meningkatnya kewaspadaan dan terjadinya perubahan besar baik pada ibu hamil tersebut maupun pada keluarga terutama suami. Meskipun demikian tidak semua wanita mengalami kehamilan yang berjalan baik dan diakhiri dengan persalinan yang aman sehingga mengantarkan ibu dalam keadaan sehat pasca persalinan dan memiliki bayi yang lahir dengan sehat. Perawatan yang dimulai sejak masa kehamilan akan mempunyai kontribusi dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yang mencapai 228 per 100.000 (DepKes RI, 2008). Salah satu upaya terobosan dan terbukti mampu meningkatkan percepatan penurunan AKI akibat kehamilan, persalinan dan nifas, serta meningkatan derajat kesehatan ibu terutama ibu hamil dengan tujuan meningkatkan pengetahuan, serta keterampilan ibu hamil mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan masa nifas dan perawatan bayi baru lahir adalah penyelenggaraan kelas ibu hamil. Program kelas ibu hamil dicanangkan oleh pemerintah pusat sejak Nopember tahun 2006 lalu, sedangkan Provinsi Lampung melalui kepala dinas provinsi telah mencanangkan pelaksanakan program kelas ibu hamil sejak tahun 2009. Kenyataannya,saat ini program kelas ibu hamil tidak berjalan dengan baik. Hal ini ditandai dengan tidak adanya laporan data yang menyangkut pelaksanaan kelas ibu hamil di tingkat Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. Berdasarkan penelusuran data awal dari 14 Kabupaten di Provinsi Lampung, data pelaksanaan kelas ibu hamil secara berkesinambungan hanya didapat di Kota Metro (Di nas K esehatan Pemeri ntah Provi nsi Lampung, 2006) . Sejak dicanangkan pelaksanaan kelas ibu hamil di Kota Metro mengalami kecendrunganpenurunandalam keikutsertaan ibu hamil. Hal itu tergambar dari prevalensi kehadiran ibu hamil di seluruh wilayah Kota Metro dari bulan Januari hingga Mei 2012 yang rata-rata hanya sekitar 30, 76 %, sedangkan data di tahun 2010 menyatakan bahwa keikutsertaan ibu hamil dalam
pelaksanaan kelas ibu hamil yang rata-rata 65 % dari seluruh ibu hamil diwilayah Kota Metro pada masing-masing periode tersebut (Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Metro, 2010). Rendahnya keikutsertaan Kelas ibu hamil tergambarkan dalam setiap pelaksanaan kelas ibu hamil dihadiri rata-rata hanya 5-6 orang setiap bulannya sedangkan rata-rata jumlah ibu hamil di satu kelurahan mencapai 30 orang ibu hamil. Hal ini menandakan pemanfaatan kelas ibu hamil yang belum maksimal. Padahal kehadiran dalam kelas ibu hamil sangat penting dalam meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan prilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, persalinan, nifas, KB pasca persalinan termasuk perawatan bayi baru lahir. Keikutsertaan dalam kegiatan kelas ibu hamil sangat dipengaruhi berbagai faktor dari diri ibu hamil itu sendiri seperti pengetahuan dan sikap ibu terhadap kelas ibu hamil maupun faktor yang berasal dari luar diri ibu seperti sikap dan dukungan suami terhadap keikutsertaan istrinya. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap ibu hamil dan dukungan suami dengan keikutsertaan ibu hamil dalam kelas ibu hamil, serta mengetahui faktor apa diantara pengetahuan, sikap dan dukungan suami yang paling berhubungan dengan keikutsertaan ibu hamil dalam kelas ibu Hasil penelitian ini secara ilmiah diharapkan dapat memperlihatkan adanya berbagai peran/faktor yang termasuk dukungan suami dengan keikutsertaan ibu hamil dalam kelas ibu hamil selain itu secara praktik diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi dasar dalam mengubah perilaku masyarakat Kota Metro dalam keikutsertaan kelas ibu hamil. METODE Penelitian ini dilakukan dengan metode Korelasi analitik, dengan menggunakan rancangan kasus kontrol. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang ada di kota Metro propinsi Lampung, sedangkan populasi terjangkau adalah seluruh ibu hamil yang ikutserta dan tidak ikutserta dalam Kelas Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kota Metro selama periode penelitian.
410 Jurnal Kesehatan, Volume IV, Nomor 2,Oktober 2013, hlm 408-415
Cara pengambilan sampel penelitian ini dengan probability sampling hal ini karena karakteristik subjek penelitian tersebut adalah homogen, maka peneliti menggunakan cluster sampling. Unit clusternya adalah kelas ibu hamil. Pemilihan cluster dengan menggunakan simple random sampling, setelah semua cluster terpilih secara random, maka semua subjek yang berada pada cluster sebut harus diambil sebagai sampel dalam penelitian ini. Dari 22 Kelas ibu hamil di seluruh wilayah kerja Dinas Kesehatan di Kota Metro sebagai sampel akan digunakan 18 kelas ibu hamil dan setiap ibu hamil yang menjadi peserta di 18 kelas ibu hamil tersebut menjadi responden. Subjek dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang ikutserta dan tidak ikutserta dalam kelas ibu hamil di Kota Metro pada periode penelitian sejak tanggal 29 Januari-29 Februari 2013 dengan ukuran total sampel 208 orang responden dengan ukuran sampel masingmasing kelompok berjumlah 104 orang. Menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner. Penelitian ini menggunakan analisis univariabel dengan ukuran statistiknya adalah distribusi frekuensi dan persentase masingmasing variabel yang diteliti, dari data yang didapat dilakukan juga analisis bivariabel dengan chi square dan analisis multivariabel dengan regresi logistik ganda.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Sebelum mengetahui antara pengetahuan, sikap ibu hamil dan dukungan suami terhadap keikutsertaan ibu hamil dalam kelas ibu hamil antara kelompok kasus dan kelompok kontrol, maka perlu untuk melihat karakteristik latar belakang kedua kelompok karena kemungkinan terjadi bias. Variabel yang dipilih yang telah ditemukan berhubungan dengan keikutsertaan ibu hamil dalam kelas ibu hamil dalam studi sebelumnya adalah usia ibu, pendidikan, pekerjaan dan status gravid ibu hamil. Seperti terlihat pada Tabel 1, pada kedua kelompok usia ibu hamil terbanyak diusia 2030 tahun, dengan tingkat pendidikan paling banyak pada kelompok kasus adalah pendidikan rendah dan pendidikan menengah pada kelompok kontrol. Pada karakteristik pekerjaan ibu hamil terbanyak adalah ibu rumah tangga (IRT). Status gravid terbanyak pada kelompok kasus dan kontrol adalah multigravida. Dari hasil analisa bivariat didapat hasil bahwa karakteristik (usia, pendidikan, pekerjaan, status gravid ) tidak ada hubungan yang bermakna dengan keikutsertaan ibu hamil dalam kelas ibu hamil.
Tabel 1: Karakteristik Responden pada Keikutsertaan Ibu Hami dalam Kelas Ibu Hamil di Kota Metro Ikutserta Kelas Ibu Variabel
Tidak (n=104) N %
Ya (n=104) N %
11 83 10
10,6 79,8 9,6
6 82 16
5,8 78,8 15,4
0,239
53 44 7
51,0 42,3 7
39 54 11
37,5 51,9 10,6
0,133
2,14 (0,69-6,79) 1,28 (0,41-4,04) 1,0
89 15
85,6 14,4
85 19
81,7 18,3
0,453
1,33 (0,63 – 2,78)
38 66
36,5 63,5
44 60
42,3 57,7
0,395
0.785 (0,45 – 1,37)
p-v
OR (IK 95%)
Umur -
< 20 tahun 20-30 tahun > 30 tahun
1,81 (0,58-5,81) 1,0 0,62 (0,24-1,55)
Pendidikan -
Rendah Menengah Tinggi
Pekerjaan -
Tidak bekerja/IRT Bekerja
Gravid -
Primi Multi
Septiani, Pengetahuan, SikapIbu Hamil dan Dukungan Suami dalam Kelas Ibu 411
Hasil uji chi square pada tabel 2 tergambar bahwa pengetahuan ibu hamil mempunyai hubungan yang bermakna dengan keikutsertaan ibu hamil dalam kelas ibu hamil. p<0,05. Pengetahuan ibu yang rendah memperbesar kemungkinan ibu hamil untuk tidak ikutserta dalam kelas ibu hamil dengan OR 96,9; IK95% 36,04-260,6. Sikap ibu hamil tentang kelas ibu hamil mempunyai hubungan bermakna dengan keikutsertan ibu hamil dalam kelas ibu hamil. terlihat dalam hasil p<0,05.
Sikap ibu hamil yang negatif tentang kelas ibu hamil memperbesar kemungkinan ibu hamil untuk tidak ikutserta dalam kelas ibu hamil OR 16,17 IK 95% 8,13-32,15. Dukungan suami mempunyai hubungan yang bermakna dengan keikutsertaan ibu hamil dalam kelas ibu hamil, p<0,05. Ibu hamil yang tidak mendapatkan dukungan dari suami memperbesar kemungkinan ibu hamil untuk tidak ikut dalam kelas ibu hamil dengan OR 2601 IK 95% 359,4418821,16.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Variabel Bebas dan Variabel Perancu pada Keikutsertaan Ibu Hamil Dalam Kelas Ibu Ikutserta Kelas Ibu Tidak Ya (n=104) (n=104) n % n %
Variabel Pengetahuan - Rendah - Tinggi Sikap - Negatif - Positif Dukungan Suami - Tidak Mendukung - Mendukung
p-v
OR
IK95%
89 15
85,6 14,4
6 98
5,8 94,2
<0,001
96,9
36,04-260,6
79 25
76 24
17 87
16,3 83,7
<0,001
16,17
8,13-32,15
102 2
98,1 1,9
2 102
1,9 98,1
<0,001
2601
359,44-18821,16
Pada Tabel 3 tergambar dari terlihat bahwa OR dukungan suami yang paling besar nilainya. Dengan demikian diantara variabel yang memiliki hubungan dengan keikutsertaan
ibu hamil dalam kelas ibu hamil, variabel dukungan suami merupakan variabel yang paling berpengaruh dengan OR 13330,57.
Tabel 3. Analisis Multivariabel terhadap Keikutsertaan Ibu Hamil Dalam Kelas Ibu Hamil berdasarkan analisis regresi logistik ganda (Model Akhir) Koefisien (β)
SE (B)
Nilai p
OR
IK 95%
Pengetahuan
3,630
1,407
0,010
37,72
2,39-594,62
Sikap
2,578
1,378
0,035
13,17
1,37-127,08
Dukungan Suami
7,193
1,419
0,000
1330,57
82,5-21455.2
Variabel
Konstanta
-20,936
Keterangan: Akurasi model = 98,6,7%
412 Jurnal Kesehatan, Volume IV, Nomor 2,Oktober 2013, hlm 408-415
Pembahasan Karakteristik Ibu Hamil Hasil penelitian ini menyatakan umur, pendidikan, pekerjaan dan status gravid ibu hamil tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan keikutsertaan ibu hamil dalam kelas ibu hamil. Pada variabel umur, pendidikan dan pekerjaan ibu hamil, hasil tersebut berbeda denganhasil sebuah penelitian di Australia yang menunjukkan ada hubungan bermakna antara umur, pendidikan dan pekerjaan ibu hamil dengan keikutsertaan ibu hamil dalam kelas ibu hamil. Penelitian ini menyatakan bahwa ibu hamil yang tidak ikutserta dalam kelas ibu hamil lebih cendrung berusia dibawah 25 tahun Lumley dan Brown, 1993). Jumlah ibu hamil yang tidak menghadiri kelas ibu hamil terbanyak adalah ibu hamil yang belum menyelesaikan pendidikan menengah (Lumley dan Brown, 1993). Penelitian di Swedia juga menunjukkan bahwa rendahnya tingkat pendidikan, pekerjaan dan berpenghasilan rendah berpeluang paling besar untuk ibu hamil dalam kelas ibu hamil. Pada variabel umur hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan teori Notoatmodjo yang menyatakan semakin bertambah umur seseorang maka akan semakin banyak pengalaman yang dimilikinya, serta semakin banyak informasi dan pengetahuan (Notoatmodjo, 2010). Pada variabel pendidikan hasil penelitian ini bertentangan dengan teori yang menyatakan makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Mubarak, 2006). Perbedaan hasil penelitian pada variabel umur dan status gravid, kemungkinan dikarenakan ibu yang cukup umur dan multigravida diduga mempunyai pengalaman kehamilan sehingga ibu hamil tidak merasa perlu mengikuti kelas ibu hamil, sedangkan yang berumur muda seorang primigravida tidak menghadiri kelas ibu hamil karena belum berpengalaman dan tidak mendapat informasi yang jelas dan benar tentang kelas ibu hamil sehingga masih terpengaruh oleh kebiasaan atau perilaku orangtua dan lingkungan disekitarnya yang juga tidak mengetahui tentang tujuan dan manfaat kelas ibu hamil.
Perbedaan hasil penelitian pada variabel pendidikan kemungkinan disebabkan oleh pengetahuan dan informasi tentang kelas ibu hamil tidak hanya dapat diperoleh melalui pendidikan formal, tetapi juga melalui keluarga, teman dan masyarakat. Ibu hamil yang mempunyai pendidikan tinggi bisa mendapatkan pengetahuan tentang kehamilan, persalinanan lain-lain seputar kesehatan reproduksi seperti terdapat pada materi kelas ibu hamil dari sumbersumber lain seperti majalah, buku-buku kesehatan serta pencarian di dunia maya/internet. Perbedaan hasil penelitian pada variabel pekerjaan ini kemungkinan disebabkan karena pelaksanaan kelas ibu hamil dilakukan pada pagi hari sehingga menjadi hambatan kehadiran seorang ibu hamil yang bekerja terutama disektor formal. Sebagian ibu yang bekerja akan lebih memilih tetap bekerja, karena dengan bekerja ibu hamil mampu mendapatkan penghasilan sedangkan jika mengikuti kegiatan kelas ibu hamil waktunya akan tersita sehingga mengurangi penghasilannya. Ketidakikutsertaan ibu hamil yang tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga disebabkan oleh kesibukan mengurus keluarga atau menjaga anak-anaknya Faktor Pengetahuan Ibu Hamil Kemaknaan dalam penelitian ini didukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dyah Historyati bahwa pengetahuan mempunyai hubungan yang bermakna terhadap partisipasi ibu hamil dalam kelas ibu hamil (thitung = 3,364 > 2,04 dan sig = 0,001 < 0,005) dengan R= 0,771 (Historyati, 2003). Hasil penelitian ini semakin memperkuat teori yang menyatakan pengetahuan yang dimiliki oleh individu merupakan salah satu faktor yang menentukan untuk mencari dan memanfaatkan pelayanan kesehatan terutama pelayanan kesehatan yang bersifat preventif dan promotif seperti kegiatan-kegiatan yang berisi tentang pendidikan kesehatan, pengetahuan lebih tentang manfaat serta akibat/dampak yang ditimbulkan oleh suatu tindakan akan menyebabkan individu mengalami perubahan perilaku diantaranya berusaha mencari upaya pencegahan dan mengatasi dampaknya. Ibu hamil yang mengetahui dan menyadari manfaat dari mengikuti kelas ibu hamil akan berusaha secara aktif untuk ikutserta dalam kelas ibu hamil.
Septiani, Pengetahuan, SikapIbu Hamil dan Dukungan Suami dalam Kelas Ibu 413
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori perubahan perilaku yang menyatakan bahwa perubahan perilaku dipengaruhi beberapa faktor yaitu pengetahuan, sikap dan motivasi individu terhadap perilaku tersebut. Pengetahuan merupakan salah satu pendorong seseorang untuk merubah perilaku atau mengadopsi perilaku baru (Green danKreuter, 1991). Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang kelas ibu hamil yang meliputi pengertian, tujuan, manfaat dan pelaksanaan serta materi yang diajarkan dalam kelas ibu hamil akan memperbesar kemungkinan seorang ibu hamil mengikuti kelas ibu hamil di wilayahnya.hal tersebut sejalan dengan penelitian Dyah Historyati yang menyatakan pengetahuan ibu tentang manfaat dari kelas ibu hamil akan membuat seorang ibu hamil mencari informasi dan pelayanan kesehatan untuk menjaga kesehatan dirinya dan kehamilannya (Historyati, 2003). Pengetahuan tentang kelas ibu hamil yang tinggi pada ibu hamil disebabkan diantaranya kemudahan mendapatkan informasi tentang kelas ibu hamil, informasi tersebut bisa didapat dari sumber yang kompeten dan mengerti tentang kelas ibu hamil seperti bidan.Ibu hamil yang mempunyai pengetahuan rendah disebabkan banyak hal seperti kurangnya informasi yang didapat tentang tujuan dan manfaat dari pelaksanaan kelas ibu hamil atau mendapatkan penjelasan yang salah tentang kelas ibu hamil dari orang yang tidak tepat. Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu karena semakin tingi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya dan semakin rendah tingka pendidikan maka semakin rendah juga tingkat pengetahuannya (Notoatmodjo, 2010). Dengan demikian pendidikan tinggi membantu seseorang untuk menerima atau mencari informasi yang berhubungan dengan peningkatan kesehatannya termasuk informasi tentang kelas ibu hamil.proses penerimaan dan pencarian ini akan lebih cepat jika ibu berpendidikan tinggi. Faktor Sikap Ibu Hamil Sikap ibu hamil yang baik/positif tentang kelas ibu hamil merupakan faktor yang berpengaruh terhadap keikutsertaan ibu hamil dalam kelas ibu hamil. Hasil penelitian ini sesuai
dengan hasil penelitian Dyah Historyati yang menyatakan adanya hubungan signifikan antara sikap ibu hamil dengan partisipasi ibu hamil dalam kelas ibu hamil. Dengan t= 3,251 > 2,04 dan p< 0,05. dengan R= 0,771 (Historyati, 2003). Hal ini memperkuat teori bahwa sikap dibentuk oleh tiga struktur yang saling menunjang yaitu komponen kognitif, afektif dan komponen konatif. Komponen kognitif merupakan representase apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional, dan komponen konatif merupakan aspek kecendrungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang.The Theory of Palanned Behaviour juga menyatakan bahwa sikap bisa menunjukkan kearah suatu perilaku tertentu dalam mengevaluasi sesuatu baik yang positif maupun negatif (Azwar. 2007). Sikap ibu yang positif tentang kelas ibu hamil pada penelitian disebabkan ibu mendapatkan informasi atau pengetahuan yang baik tentang manfaat kelas ibu hamil dan mengetahui bahwa kegiatan tersebut bermanfaat bagi dirinya oleh karenanya ibu hamil tersebut akan berusaha mencari pelayanan/kegiatan dan turut serta dalam kelas ibu hamil. Katz menyatakan, salah satu fungsi dari sikap adalah fungsi manfaat dimana Fungsi ini menyatakan, individu dengan sikapnya berusaha untuk memaksimalkan hal-hal yang diinginkan dan meminimalkan hal-hal yang tidak diinginkan (Azwar, 2007). Dengan demikian individu akan membentuk sikap positif terhadap hal-hal yang dirasakannya akan mendatangkan keuntungan dan membentuk sikap negatif terhadap hal-hal yang dirasakan akan merugikan dirinya. Ketidakikutsertaan seorang ibu hamil dalam kelas ibu hamil kemungkinan disebabkan oleh pandangan ibu hamil bahwa pengetahuan atau informasi yang didapat di kelas ibu hamil merupakan informasi yang juga disampaikan oleh tenaga kesehatan pada saat pemeriksaan kehamilan dan juga ada dalam buku KIA sehingga ibu dapat membaca sendiri tanpa harus mengikuti kelas ibu hamil. Informasi yang disampaikan tentang kelas ibu hamil kepada ibu hamil turut berperan sebagai salah satu faktor yang diharapkan merubah sikap dan pandangan ibu hamil terhadap kelas ibu hamil sehingga akan turut mempengaruhi ibu hamil untuk ikutserta dalam kelas ibu hamil. Informasi yang tepat
414 Jurnal Kesehatan, Volume IV, Nomor 2,Oktober 2013, hlm 408-415
tentang kelas ibu hamil, dan komunikasikan dengan baik serta diberikan oleh orang yang tepat menjadi salah satu faktor yang paling mendukung dalam perubahan sikap ibu hamil. Dalam penelitian ini sebagian besar ibu hamil dalam kelompok kasus tidak mendapatkan informasi tentang kelas ibu hamil jika pun ada informasi yang didapat tidak tepat atau tidak lengkap hal ini disebabkan sebagian besar informasi tentang kelas ibu hamil didapat dari orang-orang yang tidak kompeten sebagai penyampai informasi, sehingga menyebabkan penyampaian informasi tentang kelas ibu hamil tidak sesuai dengan yang seharusnya. Padahal perubahan sikap individu dapat dilakukan dengan pendekatan persuasi dimana pendekatan persuasi umumnya meliputi beberapa unsur yaitu sumber(source), Komunikator /pembawa pesan (massage-comunication).orang yang akan diubah sikapnya (audience). Jika unsur-unsur ini tidak terpenuhi maka perubahan sikap yang diharapkan dari sikap negatif menjadi sikap positif kemungkinan tidak akan tercapai. Dalam penelitian ini Aspek-aspek inilah yang diduga menyebabkan tidak adanya perubahan sikap ibu hamil terhadap kelas ibu hamil yang berdampak dengan ketidak ikutsertaan ibu hamil dalam kelas ibu hamil. Faktor Dukungan Suami Penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan bermakna antara dukungan suami dengan keikutsertaan ibu hamil dalam kelas ibu hamil. Peneliti belum menemukan penelitian yang sama dengan peneliti lakukan sehinga tidak dapat dibandingkan dengan penelitian terkait, namun peneliti menemukan padanan dari teori dan penelitian lain terkait dengan penelitian ini yaitu dukungan dan peran suami dalam kehamilan, dimana disebutkan dukungan suami pada masa kehamilan sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan. Peran suami dalam kelas ibu hamil sangat diperlukan tidak hanya dalam bentuk memberikan informasi tentang kelas ibu hamil, mengantar ibu hamil ke tempat pelaksanaan atau pemenuhan materi yang mendukung dalam kelas ibu hamil. Dalam kelas ibu hamil suami seharusnya dapat ikut serta dalam kelas ibu hamil yang diadakan seperti yang tertulis dalam buku pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil. Dalam penelitian ini ditemukan sebagian besar kelompok kontrol yaitu
ibu hamil yang ikut serta dalam kelas ibu hamil tidak pernah didampingi suami dalam mengikuti kelas ibu hamil. Berbeda dengan penelitian di Turki yang menyatakan bahwa pendidikan antenatal harus di ikuti oleh suami/pendamping karena berdampak positif baik peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku yang terkait dengan kesehatan reproduksi (Turan, 2001). Friedman menyatakan bahwa dukungan keluarga dapat diberikan dalam bentuk dukungan informasi, emosional, penilaian dan dukungan instrument..Dukungan suami dalam penelitian ini adalah bentuk dukungan informasi yang berupa informasi dan nasehat-nasehat yang disampaikan suami kepada ibu hamil tentang pelaksanaan kelas ibu hamil termasuk nasehat untuk mengikuti kelas ibu hamil sehingga akan membentuk kemauan ibu hamil untuk ikut dalam kelas ibu hamil. Dukungan emosional berupa dorongan dan saran untuk mengikuti kelas ibu hamil, untuk dukungan suami dalam penilaian dilakukan suami dengan penghargaan atau dorongan menyelesaikan setiap pertemuan dalam pelaksanaan kelas ibu hamil. Dukungan instrument dalam bentuk memfasilitasi ibu untuk datang ke kelas ibu hamil.baik dengan mengantar, menemani hingga pemenuhan materi yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan kelas ibu hamil. Peran suami dalam kelas ibu hamil sangat diperlukan tidak hanya dalam bentuk memberikan informasi tentang kelas ibu hamil, mengantar ibu hamil ke tempat pelaksanaan atau pemenuhan materi yang mendukung dalam kelas ibu lebih dari itu didalam kelas ibu suami dari ibu hamil seharusnya dapat ikut serta dalam kelas ibu hamil yang diadakan seperti yang tertulis dalam buku pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil. Dalam penelitian ini ditemukan ibu hamil yang ikut serta dalam kelas ibu hamil tidak pernah didampingi suami saat mengikuti kelas ibu hamil. Berbeda dengan penelitian yang menyatakan pendidikan antenatal harus di ikuti oleh suami/pendamping karena berdampak positif baik peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku yang terkait dengan kesehatan reproduksi (Turan, 2001). Faktor pendukung ketidakhadiran suami dalam kelas ibu antara lain faktor dari suami dan faktor dari istri / ibu hamil sendiri. Faktor suami diduga dikarenakan pelaksanaan kelas ibu hamil yang diadakan pada waktu kerja suami sehingga suami tidak dapat mendampingi selain itu juga dikarenakan suami tidak mengetahui manfaat dari mengikuti kelas ibu hamil.
Septiani, Pengetahuan, SikapIbu Hamil dan Dukungan Suami dalam Kelas Ibu 415
Faktor ketidakhadiran suami yang disebabkan dari diri ibu hamil dikarenakan ibu tidak menginginkan kehadiran suaminya untuk mendampingi, hal ini tampak dari sikap ibu yang tidak setuju suaminya ikut mendampingi dalam kelas ibu hamil. Sikap tidak ingin didampingi suami ini tidak saja tampak pada kelompok kasus tetapi juga pada kelompok kontrol. Partisipasi suami sangat dibutuhkan untuk dukungan psikis, fisik, sosial dan spiritual. Ibu hamil yang mendapatkan dukungan kehamilannya akan termotivasi untuk menjaga kehamilannya dengan baik dan berpeluang lebih besar untuk bertindak mencari kegiatan yang bermanfaat untuk kehamilannya. Faktor Dominan yang Mempengaruhi Dukungan Keikutsertaan Ibu Hamil dalam Kelas Ibu Hamil. Hasil analisis multivariabel menunjukkan diantara 3 variabel sikap, pengetahuan dan dukungan suami, faktor dukungan suami menjadi faktor yang paling dominan.Peneliti tidak menemukan penelitian yang sama dengan peneliti, namun peneliti menemukan padanan teori dari dukungan suami yaitu dukungan suami dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan dan pemeriksaan kehamilan. Hasil penelitian Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa dukungan sosial didapat ibu hamil dari tiga pihak, yaitu suami, keluarga dan tenaga kesehatan, tetapi pengaruh dukungan yang paling besar adalah dukungan dari suami.
Di Indonesia suami dalam keluarga mempunyai peran yang dominan terutama untuk mengambil keputusan dalam hal apapun termasuk dalam kesehatan reproduksi. Kurangnya kesadaran pria dalam hal kesehatan reproduksi tidak terjadi begitu saja salah satunya disebabkan faktor budaya yang menempatkan pria sebagai pemegang kekuasaan dalam pengambilan keputusan dan menganggap wanita atau istri adalah pendamping sehingga seorang wanita tidak dapat menentukan keinginannya sendiri. Dalam konteks kesehatan reproduksi suami merupakan teman untuk mencapai kesehatan yang lebih baik. Dukungan dan peran suami dalam masa kehamilan terbukti bermanfaat misalnya meningkatkan kesiapan ibu hamil menghadapi persalinan, hingga meningkatkan keberhasilan proses menyusui. SIMPULAN Terdapat hubungan antara Pengetahuan sikap ibu hamil tentang kelas ibu hamil dan dukungan suami dengan keikutsertaan ibu hamil dalam kelas ibu hamil. Faktor paling berhubungan dengan keikutsertaan ibu hamil dalam kelas ibu hamil adalah faktor dukungan suami. Disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan rancangan kohort dan melibatkan variabel lain. Meningkatkan penyampaian informasi tentang kelas ibu hamil dan melibatkan peran serta suami dalam kelas ibu hamil.
Historyati, Dyah. 2003. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Tentang Kelas Ibu Azwar S. 2007. Sikap Manusia Teori dan Hamil dengan Partisipasi dalam Kelas Ibu Pengukurannya. Ed 2. Yogyakarta: Pustaka Hamil Di wilayah Kerja Puskesmas Pelajar. Tembelang. Solo: Thesis UNS. DAFTAR RUJUKAN
Departemen Kesehatan RI. 2008. Millenium Lumley,J. Brown,S. 1993. Attenders and Development Goals 2015. Jakarta. nonattenders at childbirth education classes in Australia: How They and Their Di nas K esehat an Pemer i ntah Pr ovinsi Birth Differ? Birth. Australia. Lampung. 2006. Profil Kesehatan Provinsi Lampung. Lampung. Notoatmodjo, S. 2010. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Dinas Kesehatan Kota Metro. 2010. Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2010. Metro Mubarak, W.H. 2006. Pengantar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta. Sagung seto. Green LW. Kreuter MW. 1991. Health Promotion Planing: An Educational and Turan JM, Nalbant H,. Including expectant Environmental Approach (Second Ed.). fathers in antenatal education programmes Montain View, Cal: Mayfield. in Istambul, Turkey. Reprod Health Matters