DUKUNGAN SUAMI DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM PEMERIKSAAN ANC
Dinaria* *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya Email :
[email protected] Pendahuluan : Masalah kesehatan ibu dan perinatal merupakan masalah nasional yang perlu mendapat prioritas utama. Berdasarkan survey pendahuluan di Puskesmas Dupak yaitu kunjungan antenatal care mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan suami dan status pekerjaan ibu dengan kepatuhan ibu hamil dalam pemeriksaan Antenatal Care. Metode: Penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian semua ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Dupak bulan Januari-Februari 2015 sebanyak 382 orang. Teknik sampling menggunakan simple random sampling dengan sampel sejumlah 79 ibu hamil. Instrumen penelitian kuesioner dan Buku KIA ibu hamil. Hasil dianalisis dengan uji korelasi Koefisien Contingency (C) dan uji regresi logistic ganda tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil: Hasil analisis didapatkan P value (X1 = 0,003, X2 = 0,003 < 0,05), sehingga H 0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada hubungan dukungan suami dan status pekerjaan ibu dengan kepatuhan ibu hamil dalam pemeriksaan Antenatal Care. Hasil uji regresi logistic diperoleh besar pengaruh dukungan suami=0,171 kali terhadap kepatuhan ibu hamil melakukan pemeriksaan antenatal care dan besar pengaruh status pekerjaan ibu=0,076 kali terhadap kepatuhan ibu hamil melakukan pemeriksaan antenatal care. Diskusi: Semakin rendah dukungan suami dan semakin tinggi status pekerjaan ibu hamil maka semakin rendah kepatuhan ibu hamil dalam pemeriksaan Antenatal Care, oleh karena itu diharapkan petugas kesehatan dapat memberikan pemahaman pada ibu hamil dan keluarganya pentingnya mengetahui apa saja faktor yang memengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam pemeriksaan Antenatal Care Kata Kunci : Dukungan Suami, status Pekerjaan Ibu, Kepatuhan Pemeriksaan Antenatal Care PENDAHULUAN : Kehamilan adalah serangkaian proses yang diawali dari konsepsi atau pertemuan antara ovum dengan sperma sehat dan dilanjutkan dengan fertilisasi, nidasi dan implantasi (Sulistyawati, 2012). ANC adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala untuk menjaga keselamatan ibu dan janin (Saifudddin, 2006). Pemeriksaan ANC adalah suatu program terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medic pada ibu hamil, guna memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang amana dan memuaskan (Wibowo, 2007). Cakupan K1 di Indonesia tahun 2013 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu dari 96, 84% menjadi 95, 25%. Hal yang sama juga terjadi pada cakupan K4 di Indonesia yaitu kembali mengalami penurunan dari 90, 18% menjadi 86, 85% (Kementrian Kesehatan RI, 2014).
Cakupan K1 Provinsi Jawa Timur tahun 2011 adalah 96, 70%, sedangkan target 96 %. Adapun capaian masing-masing Kabupaten/Kota di Jawa Timur masih ada 14 Kabupaten/Kota yang di bawah target Provinsi. Data sekunder yang diperoleh dari Puskesmas Dupak tahun 2014 total ibu hamil di Puskesmas Dupak adalah 910 orang. Berdasarkan data PWS KIA di Puskesmas Dupak tahun 2014 didapatkan jumlah ibu hamil yang melakukan kunjungan Antenatal Care dari masing-masing desa wilayah kerja Puskesmas Dupak yaitu sebagai berikut :
86
Tabel 1 Data Total Jumlah Ibu Hamil yang Melakukan kunjungan Antenatal Care di Puskesmas Dupak tahun 2014 Desa
Ibu Hamil
Sukorame Bujel Mojoroto Pojok Bandar Lor Total
139 114 252 174 231 910
Cakupan K1 Jumlah (%) 129 92,81 116 96,49 239 94,84 167 95,98 220 95,24 865 95,05
Cakupan K4 Jumlah (%) 119 85,61 97 85.09 230 91,27 152 87,36 199 86,15 797 87,58
Sumber: PWS KIA Puskesmas Dupak, 2014
Tabel di atas menjelaskan bahwa data sekunder total ibu hamil yang melakukan kunjungan Antenatal Care di Puskesmas Dupak tahun 2014 yaitu cakupan K1 berjumlah 865 orang (95,05%), dan cakupan K4 berjumlah 797 (87,58%). Sedangkan pada tahun 2014 data sekunder yang diperoleh yaitu cakupan K1 berjumlah 5225 orang (98,20%), dan cakupan K4 berjumlah 4995 orang (93,87%). Hal ini menunjukkan bahwa kunjungan antenatal care yang terjadi di Puskesmas Dupak mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Rendahnya kesadaran ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan kehamilan ini membuat peneliti ingin melakukan penelitian terhadap kepatuhan ibu hamil dalam pemeriksaan Antenatal Care. Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dari 10 orang ibu hamil di Puskesmas Dupak pada tanggal 25 Febuari 2015 diperoleh hasil, dari 10 ibu hamil yang tidak rutin melakukan kunjungan antenatal care ada 6 orang ibu hamil. Beberapa penyebab ibu hamil tidak rutin melakukan kunjungan antenatal care, yang paling banyak adalah karena pekerjaan ibu dan ada 4 ibu hamil yang mengatakan karena kurangnya motivasi dari suaminya seperti tidak mengantar ibu periksa kehamilan ke tenaga kesehatan. Faktor yang memengaruhi pencapaian kunjungan KI dan K4 ibu hamil diantaranya adalah faktor internal (paritas dan usia) dan eksternal (pengetahuan, sikap, ekonomi, sosial budaya, geografis, informasi dan dukungan). Dampak besar dari ibu hamil yang tidak mengikuti Antenatal Care (ANC) adalah meningkatnya angka mortalitas dan morbilitas ibu, tidak terdeteksinya kelainan-kelainan kehamilan dan kelainan fisik yang terjadi pada saat persalinan tidak dapat di deteksi secara dini (Depkes RI, 2008). World Health Organization (WHO) tahun 2009 mengungkapkan bahwa sebanyak 536.000 perempuan meninggal akibat persalinan.
Sebanyak 99% kematian ibu dan bayi akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Resiko kematian ibu dan bayi di negara-negara berkembang merupakan tertinggi dengan 450/100.000 kelahiran hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu dan bayi di 9 negara maju dan 51 negara persemakmuran. Berdasarkan SDKI tahun 2012, rata-rata Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100 ribu. Dalam hal ini, fakta lonjaknya kematian ini tentu sangat mengecewakan pemerintahan yang sebelumnya bertekad akan menurunkan AKI dan AKB hingga 108 per 100 ribu pada 2015 sesuai dengan target MDGs. Sedangkan dampak kecil bagi setiap wanita hamil yang tidak melakukan kunjungan K1 dan K4 yaitu ibu hamil akan menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal. Ibu hamil tersebut harus sering di kunjungi jika terdapat masalah, dan ia hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bilamana ia merasakan tanda-tanda bahaya atau jika ia merasa khawatir (Saifuddin dkk, 2006). Salah satu upaya yang dilakukan Departemen Kesehatan dalam rangka mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi adalah pendekatan pelayan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas, yaitu melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care (ANC) (Depkes 2008). Keberhasilan upaya kesehatan ibu dan anak khususnya pemeriksaan kehamilan selain tergantung kepada petugas kesehatan, ada dukungan suami yang ikut serta dalam mengingatkan pemeriksaan kehamilan. Wanita hamil selama masa kehamilannya mengalami perubahan fisik dan juga psikologis. Hal ini 87
menunjukan bahwa kecemasan yang dialami oleh wanita hamil lebih banyak terdapat pada mereka yang kurang mendapat dukungan sosial. Dari 61,9 % ibu hamil mendapat dukungan dari suami mempunyai motivasi yang tinggi terhadap pemeriksaan Antenatal Care (ANC). Dari dukungan suami dapat mengurangi kecemasan yang terjadi pada wanita hamil adalah adanya dukungan suami yang didapat dari suami, keluarga atau saudara lainnya. Dukungan suami yang didapatkan oleh calon ibu akan menimbulkan perasaan tenang, sikap positif terhadap diri sendiri dan kehamilannya, maka diharapkan ibu dapat menjaga kehamilannya dengan baik sampai saat persalinan Retnowati (2007). Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “Hubungan antara Dukungan Suami dan Status Pekerjaan Ibu dengan Kepatuhan Ibu Hamil dalam Pemeriksaan Antenatal Care di Puskesmas Dupak Tahun 2015”. METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah analitik korelasional. Pemilihan rancangan analitik tersebut berdasarkan atas penyesuaian dengan tujuan penelitian. Berdasarkan tingkat eksplanasi (tingkat penjelasan) penelitian ini termasuk penelitian asosiatif/hubungan yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini menggunakan sampel yaitu ibu hamil di Puskesmas Dupak yang dilaksanakan pada bulan Januari – Februari 2015 sebanyak 382 orang HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Ibu Hamil Hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi dan presentase karakteristik responden berdasarkan usia ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Dupak Tahun 2015. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Dupak Tahun 2015 Umur < 20 20-35 >35
Frekuensi 30 27 22
Persentase 38, 0 34, 2 27, 8
Jumlah
79
100, 0
(Sumber : Data primer diolah, 2015)
Berdasarkan Tabel 2 tersebut dapat diinterpretasikan bahwa karakterisitik responden berdasarkan usia ibu hamil hampir setengahnya (38,0%) dari responden yaitu 30 orang berusia <20 tahun. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu Hamil Tabel 3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Dupak Tahun 2015 Umur SD SLTP SMU Akademik/Perguruan Tinggi Jumlah
Frekuensi 35 15 24 5
Persentase 44, 3 19, 0 30, 4 6, 3
79
100, 0
(Sumber : Data primer diolah, 2015)
Berdasarkan Tabel 3 tersebut dapat diinterpretasikan bahwa karakterisitik responden berdasarkan pendidikan ibu hamil hampir setengahnya (44, 3%) dari responden yaitu 35 orang berpendidikan Sekolah Dasar (SD). Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas Ibu Hamil Tabel 4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Dupak Tahun 2015 Umur Primipara Multipara Grandemultipara
Frekuensi 37 31 11
Persentase 46, 8 39, 2 14, 0
Jumlah
79
100, 0
(Sumber : Data primer diolah, 2015)
Berdasarkan Tabel 4 tersebut dapat diinterpretasikan bahwa karakterisitik responden berdasarkan paritas ibu hamil hampir setengahnya (46, 8%) dari responden yaitu 37 orang Primipara. Karakteristik Responden Berdasarkan Informasi yang Didapat Tabel 5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Informasi yang Didapat Oleh Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Dupak Tahun 2015 Umur Televisi Penyuluhan oleh tenaga kesehatan Jumlah
Frekuensi 35 44
Persentase 44, 3 55, 7
79
100, 0
88
(Sumber : Data primer diolah, 2015)
Berdasarkan Tabel 5 tersebut dapat diinterpretasikan bahwa karakterisitik responden berdasarkan informasi yang didapat oleh ibu hamil sebagian besar (55, 7%) dari responden yaitu 44 orang didapat dari penyuluhan oleh tenaga kesehatan. Karakteristik Responden Berdasarkan Dukungan Suami Tabel 6 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Dukungan Suami pada Ibu Hamil dalam Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas Dupak Tahun 2015 Dukungan Suami Baik Cukup Kurang
Frekuensi 14 27 38
Persentase 17, 7 34, 2 48, 1
Jumlah
79
100, 0
(Sumber: Data Primer diolah, 2015)
Berdasarkan tabel 6 diatas dapat diinterpretasikan bahwa hampir setengahnya (48, 1%) dari responden yaitu 38 orang memiliki dukungan suami yang kurang dalam melakukan pemeriksaan Antenatal Care. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Ibu Hamil
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Dupak Tahun 2015 Status Pekerjaan Frekuensi Ibu Bekerja 42 Tidak Bekerja 37 Jumlah 79 (Sumber: Data Primer diolah, 2015)
Persentase 53, 2 46, 8 100, 0
Berdasarkan tabel 7 diatas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar (53, 2%) dari responden yaitu 42 orang adalah ibu bekerja. Karakteristik Responden Berdasarkan Kepatuhan Ibu Hamil Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care Tabel 8 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Kepatuhan Ibu Hamil Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas Dupak Tahun 2015 Status Pekerjaan Ibu Patuh Tidak Patuh Jumlah
Frekuensi
Persentase
20 59 79
25, 3 74, 7 100, 0
(Sumber: Data Primer diolah, 2015)
Berdasarkan tabel 8 diatas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar (74, 7%) dari responden 59 orang adalah tidak patuh melakukan pemeriksaan Antenatal Care. Analisis Hubungan antara Dukungan Suami dengan Kepatuhan Ibu Hamil Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care di Puskesmas Dupak Tahun 2015
Tabel 9 Tabulasi Silang Hubungan antara Dukungan Suami dengan Kepatuhan Ibu Hamil Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care di Dupak Tahun 2015. Kapatuhan ANC Dukungan Suami
Patuh
Jumlah
Baik
F 6
% 7,6
Tidak Patuh F % 8 10,1
Cukup Kurang
11 3
13,9 3,8
16 35
Jumlah
20
25,3 59 P value = 0,003 α=0,05 r = 0,360
f 14
% 17,7
20,3 44,3
27 38
34,2 48,1
74,7
79
100
(Sumber: Data Primer diolah, 2015)
Berdasarkan tabel 9 diatas dapat diinterpretasikan bahwa hampir setengahnya (48, 1%) dari responden yaitu 38 orang adalah ibu yang memiliki dukungan suami yang kurang dalam melakukan kunjungan antenatal care.
Dari seluruh responden yang memiliki dukungan suami yang kurang hampir setengahnya (44, 3%) yaitu 35 orang tidak patuh melakukan kunjungan antenatal care dan sebagian kecil (3, 8%) yaitu 3 orang patuh melakukan kunjungan antenatal 89
care. Sebagian kecil (17, 7%) dari responden antara hubungan antara dukungan suami dengan yaitu 14 orang adalah ibu yang memiliki kepatuhan ibu hamil melakukan pemeriksaan dukungan suami yang baik dalam melakukan antenatal care di Puskesmas Dupak Tahun 2015. kunjungan antenatal care. Dari seluruh Sedangkan tingkat keeratan hubungan dilihat dari responden yang memiliki dukungan suami yang hasil correlation coeficient = 0,360 artinya baik dalam melakukan kunjungan antenatal care mempunyai keeratan cukup antara dukungan sebagian kecil (10, 1%) yaitu 8 orang tidak patuh suami dengan kepatuhan ibu hamil melakukan melakukan kunjungan antenatal care dan pemeriksaan antenatal care. Adapun arah sebagian kecil (7, 6%) yaitu 6 orang patuh korelasi adalah positif, artinya semakin dekat melakukan kunjungan antenatal care. dukungan suami ibu hamil maka kepatuhan ibu Berdasarkan hasil perhitungan hamil melakukan antenatal care akan semakin menggunakan rumus uji korelasi Koefisien tinggi. Contingency menunjukkan nilai p-value sebesar Analisis Hubungan antara Status Pekerjaan 0,003< α (0,05), karena nilai p-value < 0,05 Ibu dengan Kepatuhan Ibu Hamil Melakukan maka HO ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa Pemeriksaan Antenatal Care di Puskesmas hipotesa alternatif (Ha) yaitu ada hubungan Dupak Tahun 2015 Tabel 10 Tabulasi Silang Hubungan antara Status Pekerjaan Ibu dengan Kepatuhan Ibu Hamil Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care di Puskesmas Dupak Tahun 2015 Status Pekerjaan Ibu
Patuh
Bekerja
F 5
Tidak Bekerja Jumlah
15 20
Kapatuhan ANC Tidak Patuh % F % 6,3 37 46.8
19.0 22 27.8 25,3 59 74,7 P value = 0,003 α=0,05r = 0,312
Jumlah F 42
% 53.2
37 79
46.8 100
(Sumber: Data Primer diolah, 2015)
Berdasarkan tabel 10 diatas dapat 0,003< α (0,05), karena nilai p-value < 0,05 diinterpretasikan bahwa sebagian besar (53, 2%) maka HO ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa dari responden yaitu 42 orang adalah ibu hamil hipotesa alternatif (Ha) yaitu ada hubungan yang bekerja. Dari seluruh responden yang antara hubungan antara status pekerjaan ibu bekerja hampir setengahnya (46, 8%) yaitu 37 dengan kepatuhan ibu hamil melakukan orang tidak patuh melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal care di Puskesmas Dupak antenatal care dan sebagian kecil (6, 3%) yaitu 5 Tahun 2015. Sedangkan tingkat keeratan orang patuh melakukan kunjungan antenatal hubungan dilihat dari hasil correlation coeficient care. Hampir setengahnya (46, 8%) dari = 0,312 artinya mempunyai keeratan cukup responden yaitu 37 orang adalah ibu hamil yang antara status pekerjaan ibu dengan kepatuhan ibu tidak bekerja. Dari seluruh responden yang tidak hamil melakukan pemeriksaan antenatal care. bekerja hampir setengahnya (27, 8%) yaitu 22 Adapun arah korelasi adalah positif, artinya orang tidak patuh melakukan kunjungan semakin dekat status pekerjaan ibu maka antenatal care dan sebagian kecil (19, 0%) yaitu kepatuhan ibu hamil melakukan antenatal care 15 orang patuh melakukan kunjungan antenatal akan semakin tinggi. care. Analisis Hubungan antara Dukungan Suami Berdasarkan hasil perhitungan dan Status Pekerjaan ibu dengan Kepatuhan Ibu menggunakan rumus uji korelasi Koefisien Hamil Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care Contingency menunjukkan nilai p-value sebesar di Puskesmas Dupak Tahun 2015 Tabel 11 Hubungan antara Dukungan Suami dan Status Pekerjaan ibu dengan Kepatuhan Ibu Hamil Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care di Puskesmas Dupak Tahun 2015 Kepatuhan ANC Intercept Dukungan Suami Status Pekerjaan Ibu
B 3.686 -1.767 -2.579
Parameter Estimates S.E. Wald 1.296 8.086 .551 10.285 .821 9.860
Df 1 1 1
Sig. .004 .001 .002
Exp(B) .171 .076
90
(Sumber: Data Primer diolah, 2015)
Hasil uji multivariat diperoleh bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan ibu hamil melakukan pemeriksaan antenatal care adalah dukungan suami (pvalue=0,001<0,05) dan status pekerjaan ibu (pvalue=0,002<0,05), artinya ada hubungan antara dukungan suami dan status pekerjaan ibu dengan kepatuhan ibu hamil melakukan pemeriksaan Antenatal Care di Puskesmas Dupak Tahun 2015. Besar pengaruh variabel dukungan suami dan status pekerjaan ibu dapat dilihat dari nilai ood rasio yaitu dukungan suami memiliki nilai OR=0,171 artinya dukungan suami berpengaruh besar 0,171 kali terhadap kepatuhan ibu hamil melakukan pemeriksaan antenatal care. Status pekerjaan ibu memiliki nilai OR=0,076 artinya status pekerjaan ibu berpengaruh besar 0,076 kali terhadap kepatuhan ibu hamil melakukan pemeriksaan antenatal care. PEMBAHASAN : Dukungan Suami pada Ibu Hamil dalam Melakukan Pemeriksaan Antenatal Caredi Wilayah Kerja Puskesmas Dupak Tahun 2015 Berdasarkan hasil penelitian dapat diinterpretasikan bahwa hampir setengahnya dari responden memiliki dukungan suami yang kurang dalam melakukan pemeriksaan Antenatal Care. Kuntjoro (2002, dalam Fithriany 2011) mengatakan bahwa pengertian dari dukungan adalah informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan, yang nyata atau tingkah laku diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek didalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya atau dukungan adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orangorang yang diandalkan, menghargai dan menyayangi kita. Menurut peneliti bahwa hampir setengah dari responden adalah ibu yang memiliki dukungan suami yang kurang dalam melakukan pemeriksaan Antenatal Care berarti bahwa orang terdekat ketika seorang wanita sedang hamil adalah suaminya yang dalam hal ini kurang memberikan dukungan berupa kehadiran dan halhal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Jika dukungan yang diberikan
kurang maka untuk meningkatkan kesehatan istri yang sedang hamil suami sebagai pasangan yang seharusnya mempunyai peran yang sangat penting malah cenderung kurang dalam memberikan dukungan pada istrinya dan ini berpengaruh dalam meningkatkan kesehatan istri yang sedang hamil. Status Pekerjaan Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Dupak tahun 2015. Berdasarkan hasil penelitian dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar dari responden adalah ibu bekerja. Pekerjaan adalah sesuatu yang dikerjakan untuk mendapatkan nafkah atau pencaharian. Masyarakat yang sibuk dengan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari akan memiliki waktu yang lebih untuk memperoleh informasi (Depkes RI, 2010). Menurut peneiti bahwa sebagian besar responden adalah ibu hamil yang sudah bekerja berarti bahwa responden sudah dapat penghasilan untuk membantu perekonomian keluarga. Setiap orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan ini tidak menutup kemungkinan bagi seorang ibu hamil untuk melakukannya. Kepatuhan Ibu Hamil Melakukan Pemeriksaan Antenatal Caredi Wilayah Kerja Puskesmas Dupak Tahun 2015 Berdasarkan hasil penelitian dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar dari responden adalah tidak patuh melakukan pemeriksaan Antenatal Care. Menurut Mulyono. B yang dikutip oleh Widiawati (2007) Kepatuhan merupakan tindakan yang berkaitan dengan perilaku seseorang. Perilaku manusia hakekatnya merupakan aktivitas dari manusia itu sendiri. Sedangkan menurut Sudarwati yang dikutip oleh Widiawati (2007) tingkat kepatuhan adalah pengukuran pelaksanaaan kegiatan yang sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa kepatuhan merupakan ketaatan seseorang untuk melaksanakan kegiatan atau aktivitas seperti yang disarankan oleh orang lain. Menurut peneliti banyaknya ibu hamil tidak patuh melakukan pemeriksaan Antenatal Care merupakan masalah yang besar bagi kehamilan ibu karena pemeriksaan Antenatal Care berguna untuk mendeteksi secara dini, mencegah komplikasi dalam kehamilan dan memantau 91
perkembangan janin selama kehamilan. Ibu hamil yang tidak patuh melakukan pemeriksaan Antenatal Care perlu mendapatkan perhatian yang serius dari segala pihak baik dari ibu hamil itu sendiri, suami, keluarga ataupun petugas kesehatan setempat agar tidak berdampak buruk pada ibu dan janin baik pada saat kehamilan maupun persalinan. Selain itu Perhitungan tingkat kepatuhan dapat sebagai kontrol bahwa pelaksana program telah melaksanakan program sesuai standar. Hubungan antara Dukungan Suami dengan Kepatuhan Ibu Hamil Melakukan Pemeriksaan Antenatal Caredi Wilayah Kerja Puskesmas Dupak Tahun 2015 Berdasarkan hasil penelitian dapat diinterpretasikan bahwa hampir setengah dari responden yaitu adalah ibu yang memiliki dukungan suami yang kurang dalam melakukan kunjungan antenatal care. Dari seluruh responden yang memiliki dukungan suami yang kurang hampir setengahnya tidak patuh melakukan kunjungan antenatal care dan sebagian kecil patuh melakukan kunjungan antenatal care. Sebagian kecil dari responden adalah ibu yang memiliki dukungan suami yang baik dalam melakukan kunjungan antenatal care. Dari seluruh responden yang memiliki dukungan suami yang baik dalam melakukan kunjungan antenatal care sebagian kecil tidak patuh melakukan kunjungan antenatal care. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus uji korelasi Koefisien Contingency menunjukkan nilai p-value sebesar 0,003< α (0,05), karena nilai p-value < 0,05 maka HO ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesa alternatif (Ha) yaitu ada hubungan antara hubungan antara dukungan suami dengan kepatuhan ibu hamil melakukan pemeriksaan antenatal care di puskesmas Dupak tahun 2015. Sedangkan tingkat keeratan hubungan dilihat dari hasil correlation coeficient = 0,360 artinya mempunyai keeratan cukup antara dukungan suami dengan kepatuhan ibu hamil melakukan pemeriksaan antenatal care. Adapun arah korelasi adalah positif, artinya semakin dekat dukungan suami ibu hamil maka kepatuhan ibu hamil melakukan antenatal care akan semakin tinggi. Suami adalah orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil. Hal ini diyakini karena ada dua kebutuhan utama yang ditunjukkan wanita selama hamil yaitu menerima tanda-tanda bahwa ia dicintai dan dihargai serta
kebutuhan akan penerimaan pasangannya terhadap anaknya (Rukiah, 2015). Partisipasi dan tanggung jawab suami baik secara langsung maupun tidak langsung dalam asuhan kehamilan saat ini masih rendah. Partisipasi suami sangat dibutuhkan untuk dukungan psikis, fisik, sosial dan spiritual. Partisipasi dalam asuhan kehamilan ini merupakan refleksi dari peran suami dalam keluarga (BKKBN, 2003). Menurut peneliti bahwa dukungan suami yang masih kurang terhadap kepatuhan ibu melakukan pemeriksaan antenatal care ini merupakan salah satu faktor yang memengaruhi ibu hamil tidak patuh datang memeriksakan kehamilanya, karena suami yang harusnya sebagai orang terdekat ibu kurang berperan dalam keluarga selama kehamilan, dukungan yang kurang akan membuat ibu hamil merasa tidak mendapatkan perhatian, padahal jika ibu hamil mendapatkan dukungan dari suami misalnya suami menemani ibu periksa kehamilan maka ibu akan merasa nyaman dan aman saat ditemani melakukan antenatal care. Ibu hamil sangat membutuhkan dukungan suami baik itu dukungan psikis, fisik, sosial dan spiritual selama proses kehamilan, karena jika itu semua terpenuhi ibu akan termotivasi untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Hubungan antara Status Pekerjaan Ibu dengan Kepatuhan Ibu Hamil Melakukan Pemeriksaan Antenatal Caredi Wilayah Kerja Puskesmas Dupak Tahun 2015 Berdasarkan hasil penelitian dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar dari responden adalah ibu hamil yang bekerja. Dari seluruh responden yang bekerja hampir setengahnya tidak patuh melakukan kunjungan antenatal care dan sebagian kecil patuh melakukan kunjungan antenatal care. Hampir setengahnya dari responden adalah ibu hamil yang tidak bekerja. Dari seluruh responden yang tidak bekerja hampir setengahnya tidak patuh melakukan kunjungan antenatal care dan sebagian kecil patuh melakukan kunjungan antenatal care. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus uji korelasi Koefisien Contingency menunjukkan nilai p-value sebesar 0,003 < α (0,05), karena nilai p-value < 0,05 maka HO ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesa alternatif (Ha) yaitu ada hubungan antara hubungan antara status pekerjaan ibu dengan kepatuhan ibu hamil melakukan 92
pemeriksaan antenatal care di puskesmas Dupak tahun 2015. Sedangkan tingkat keeratan hubungan dilihat dari hasil correlation coeficient = 0,312 artinya mempunyai keeratan cukup antara status pekerjaan ibu dengan kepatuhan ibu hamil melakukan pemeriksaan antenatal care. Adapun arah korelasi adalah positif, artinya semakin dekat status pekerjaan ibu maka kepatuhan ibu hamil melakukan antenatal care akan semakin tinggi. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi ibu dalam pelaksanaan antenatal care yaitu status pekerjaan ibu hamil (Depkes RI, 2008). Bila seorang ibu ikut membantu penghasilan rumah tangga maka pada saat hamil, mereka lebih banyak mengeluarkan tenaga dan pikiran maka efeknya dapat berpengaruh pada pemeriksaan kehamilan (Mufdillah, 2009). Menurut peneliti bahwa ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Dupak sebagian besar sudah bekerja, hal ini salah satu faktor yang dapat memengaruhi ibu hamil tidak patuh datang periksa antenatal care karena ibu hamil yang sudah bekerja akan memiliki kesibukan dan waktu yang relative sedikit untuk pergi melakukan pemeriksaan antenatal care. Ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Dupak banyak yang bekerja sebagai wiraswasta dan ada yang menjadi PNS, tentu hal tersebut akan membuat ibu banyak menegeluarkan tenaga dan pikirannya bila dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak bekerja sehingga dengan kesibukan ibu bekerja ini ibu tidak patuh memeriksakan kehamilannya sesuai dengan jadwal pemeriksaan antenatal care. Hubungan antara Dukungan Suami dan Status Pekerjaan ibu dengan Kepatuhan Ibu Hamil Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care di Puskesmas Dupak Tahun 2015 Berdasarkan hasil analisis ketiga variabel bahwa P value dukungan suami = 0,001< α (0,05) dan P value status pekerjaan ibu= 0,002< α (0,05) yang berarti bahwa H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa model layak. Besar pengaruh variabel dukungan suami dan status pekerjaan ibu dapat dilihat dari nilai ood rasio yaitu dukungan suami memiliki nilai OR=0,171 artinya dukungan suami berpengaruh besar 0,171 kali terhadap kepatuhan ibu hamil melakukan pemeriksaan antenatal care. Status pekerjaan ibu memiliki nilai OR=0,076 artinya status pekerjaan ibu berpengaruh besar 0,076 kali terhadap kepatuhan ibu hamil melakukan pemeriksaan antenatal care.
Menurut Prianggoro (2008), dengan menemani isteri pada saat pemeriksaan kehamilan, suami akan lebih banyak mendapatkan informasi sehingga lebih siap menghadapi kehamilan dan persalinan isterinya. Selain itu isteri juga lebih merasa aman dan nyaman diperiksa bila ditemani suaminya. Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu dalam memeriksakan kehamilannya. Sebaliknya, adanya dukungan dari lingkungan keluarga akan membuat ibu hamil nyaman dalam melewati kehamilannya. Psikologi ibu hamil sangat unik dan sensitif, oleh karena itu dukungan yang diberikan harus harus serius dan maksimal (Yeyeh, 2009). Menurut Mufdillah (2009), bila seorang ibu ikut membantu penghasilan rumah tangga maka pada saat hamil, mereka lebih banyak mengeluarkan tenaga dan pikiran maka efeknya dapat berpengaruh pada pemeriksaan kehamilan. Menurut peneliti ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Dupak tidak patuh melakukan pemeriksaan antenatal care sesuai dengan jadwal pemeriksaannya ini dipengaruhi oleh dukungan suami yang kurang seperti dukungan psikis, fisik, kebutuhan dan spiritual pada ibu ditambah dengan ibu hamil yang sudah bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Tentu jika kedua faktor tersebut terjadi bersamaan pada ibu hamil maka akan berpengaruh pada jadwal pemeriksaan kehamilan. Ibu hamil yang diperhatikan dan dikasihi oleh pasangannya selama kehamilan akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih mudah melakukan penyesuaian diri selama kehamilan dan sedikit resiko komplikasi persalinan. Ibu hamil yang bekerja dalam kesehariannya tanpa dibatasi atau istirahat yang cukup, hal ini akan mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan janin.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil penelitian hamper setengah dari responden di Wilayah Kerja Puskesmas Dupak Tahun 2015 ibu yang memiliki dukungan suami yang kurang dalam melakukan pemeriksaan ANC, sebagian besar dari responden ibu bekerja dan tidak patuh melakukan pemeriksaan ANC. Saran 93
Diharapkan ibu hamil lebih berperan aktif dalam melakukan pemeriksaan antenatal care dengan cara suami memberikan dukungan yang baik pada ibu hamil dan ibu mengurangi untuk bekerja sehingga ibu akan patuh melakukan pemeriksaan antenatal care . DAFTAR PUSTAKA Abash, Y. 2012. Bab II Tinjauan Pustaka. http://repository.usu.ac.id. Artikel ini diakses 6 Febuari 2015 Ai Yeyeh, Rukiah. 2015. Asuhan Kebidanan Kehamilan Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: TIM. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. BBKS DI PUSKESMAS. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Pemeriksaan Antenatal Care Di Puskesmas Banyu Biru Kabupaten Semarang http://perpusnwu.web.id. Artikel ini diakses 6 Febuari 2015 BKKBN. 2008. Modul Kesehatan Reproduksi Remaja. Yogjakarta : BKKBN Depkes RI. 2008. Panduan Pelayanan Antenatal. Jakarta : Depkes RI ________, 2010. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Depkes RI Dewi, Rika. File Bab II Pdf. http://digilib.unimus.ac.id. Artikel ini diakses 6 Febuari 2015 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2012. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2011. Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Fitriani, S. 2011. Promosi Kesehatan. Cetakan 1.Yogyakarta: Graha Ilmu Handa, Fitri. 7 Bab II Tnjauan Pustaka Antenatal Care. http://digilib.unimus.ac.id. Artikel ini diakses 6 Febuari 2015 Husna, M. 2015. Bab II Tinjauan Pustaka. http://repository.usu.ac.id. Artikel ini diakses 5 Maret 2015 Jannah, Nurul. 2011. Biologi Reproduksi. Yogyakarta: Ar-ruzz Media Kementrian Kesehatan RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI Kumala, Rini. 7 Bab II Tnjauan Pustaka Antenatal Care. http://digilib.unimus.ac.id. Artikel ini diakses 6 Febuari 2015
Kusmiyati, Yuni. 2008. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya Meilani, dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Fitramaya Mochtar Rustam, 2005, Sinopsis Obstetri, Jakarta: EGC Mufdillah. 2009. Antenatal Care Focused. Yogyakarta: Nuha Medika Nasir, Muhith, Ideputri. 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan: Konsep Pembuatan Karya Tulis dan Thesis untuk Mahasiswa Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan ( Teori dan Aplikasi). Jakarta: Rineka Cipta ____________. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nugroho. T., Utama. B. I., 2015, Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta: Nuha Medika Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Prianggoro, H. 2008. Ternyata Peran Suami Saat Istri Hamil Sangat Penting Karena Bisa mempengaruhi Kehamilan Termasuk Janin. http// situs.kesrepro. info/gendervaw02.htm.Dikutip tanggal 5 April 2015 Saifuddin, dkk. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Schott, Judith. 2008. Seri Praktik Kebidanan Kelas Antenatal. Jakarta : EGC Siregar, NS. 2012. Bab II Tinjauan Pustaka. http://repository.usu.ac.id. Artikel ini diakses 5 Maret 2015 Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta Sulistyawati, Ari. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika Yani, Fitriani. 2006. Peranan Perawat pada Saat Kunjungan Antenatal di Ruang Poliklinik Ibu Hamil RSU Dr. Pirngadi dan Klinik Bersalin Theresia Medan. Yeyeh, Ai. 2009. Asuhan Kehamilan I. Jakarta : Trans Info Medika. Yulifah, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika. 94
Warongan,
VA. 2015. Chapter II Pdf. http://repository.usu.ac.id. Artikel ini diakses 6 Febuari 2015 Wiknjosastro, Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga. Jakarta: YBP-SP
95