DAMPAK PERNIKAHAN DINI TERHADAP KEHIDUPUAN KELUARGA DI DESA TABONGO TIMUR KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO
JURNAL
OLEH BUDIMAN Y. HASAN NIM. 121 409 003
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH 2015
1
2
DAMPAK PERNIKAHAN DINI TERHADAP KEHIDUPUAN KELUARGA DI DESA TABONGO TIMUR KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO Budiman Y. Hasan, Misran Rahman, Halim K. Malik1 ABSTRAK Budiman Y. Hasan, 2015. Nim. 121 409 003. Dampak Pernikahan Dini Terhadap Kehidupan Keluarga Di Desa Tabongo Timur Kecamatan Tabongo. Skripsi. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I: Dr. Misran Rahman, M.Pd. Pembimbing II: Halim K. Malik, S.Pd, M.Pd. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah Bagaimana Dampak Pernikahan Dini Terhadap Kehidupan Keluarga Di Desa Tabongo Timur Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo. Tujuan penelitian untuk mengetahui Dampak Pernikahan Dini Terhadap Kehidupan Keluarga Di Desa Tabongo Timur Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo. Jenis Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumen. Tekhnik analisis data yang digunakan adalah mengumpulkan semua data yang diperoleh, serta memisahkan berdasarkan jenis data, membuat penafsiran data dari hasil wawancara dan pengamatan untuk mendeskripsikan Dampak Pernikahan Dini Terhadap Kehidupan Keluarga Di Desa Tabongo Timur Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Dampak Pernikahan Dini Di Desa Tabongo Timur Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo sangat berpengaruh terhadap kehidupan keluarga yang berdampak pada perceraian, ekonomi, resiko penyakit kangker rahim pada wanita, dan psikis dan mental. Kesimpulannya bahwa Dampak Pernikahan Dini Terhadap Kehidupan Keluarga Di Desa Tabongo Timur Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo adalah dampak yang timbul dari perkawinan usia dini meliputi dampak pada suami istri yaitu terjadinya pertengkaran dan percekcokan kecil dalam rumah tangga sehingga berujung pada perceraian, faktor ekonomi dimana tingginya ketergantungan kepada orang tua baik untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga karena belum mapan secara ekonomi maupun mencari rasa aman, tidak stabilnya pertumbuhan kejiwaan (psikis dan mental) istri karena harus hamil dan mengasuh anak dalam kondisi yang belum siap, tidak memiliki pemahaman/pengetahuan terhadap pola asuh anak, kondisi keluarga deperesi, dan terjadinya resiko penyakit kanker rahim pada wanita. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diberikan saran. Bagi remaja hendaknya lebih memahami dampak dari perkawinan usia dini sehingga diharapkan tidak akan melangsungkan pernikahan usia tersebut. Bagi para remaja diharapkan lebih memperdalam agama agar segala bentuk peristiwa mengenai pergaulan dan kenakalan remaja mampu dibendung dengan pemahaman agama yang kuat. Kata Kunci: Dampak Pernikahan Dini, Kehidupan Keluarga 1
Budiman Y. Hasan, Jurusan PLS Universitas Negeri Gorontalo, Dr. Abd. Hamid Isa, M.Pd, dan Dr. Misran Rahman, M.Pd, selaku Dosen Jurusan PLS Universitas Negeri Gorontalo 3
Latar Belakang Pada saat ini, generasi muda khususnya remaja, telah diberikan berbagai disiplin ilmu sebagai persiapan mengemban tugas pembangunan pada masa yang akan datang, masa penyerahan tanggung jawab dari generasi tua ke generasi muda. Sudah banyak generasi muda yang menyadari perananan dan tanggung jawabnya terhadap negara di masa yang akan datang, tetapi dibalik semua itu ada sebagian generasi muda yang kurang menyadari tanggung jawabnya sebagai generasi penerus bangsa. Di sisi lain remaja berusaha berlomba-lomba dan bersaing dalam menimba ilmu, tetapi dilain pihak remaja menghancurkan nilai-nilai moralnya. Memang tingkah laku mereka hanyalah merupakan masalah kenakalan remaja, tetapi lamakelamaan menuju suatu tindakan yang sangat meresahkan. Kenakalan remaja tersebut harus diatasi, dicegah dan dikendalikan sedini mungkin agar tidak berkembang menjadi tindakan yang dapat merugikan diri sendiri, lingkungan masyarakat dan masa depan bangsa. Salah satu dampak dari kenakalan remaja adalah seks bebas yang sering berakibat pada pernikahan dini. Rumah
tangga
merupakan
benteng
pertama
dan
utama
dalam
menanggulangi permasalahan kehidupan dimasyarakat dewasa. Berawal dari keluargalah permasalahan yang ada dimasyarakat dapat terselesaikan dengan baik dan efektif. Disamping itu keluarga merupakan bagian terkecil dari lingkungan masyarakat yang keduanya saling mempengaruhi serta keterkaitan satu sama lain. Pernikahan merupakan jawaban atas permasalahan hidup yang sedang dihadapi dan harus dipersiapkan secara matang, pernikahan bukan hanya suatu akad yang terjadi antara seorang laki-laki dan perempuan yang menjadi halal untuk melakukan hubungan seks, akan tetapi akibat hukum dari perkawinan itu memunculkan hak dan kewajiban yang menjadi tanggung jawab diantara keduanya. Pernikahan yang merupakan cikal bakal terciptanya keluarga sebagai tahap pertama dalam pembentukannya dengan tujuan untuk mewujudkan keluarga yang bahagia, damai, sejahtera lahir dan batin, sebuah rumah tangga yang penuh limpahan rahmat dan kasing sayang (keluarga sakinah mawaddah warahmah).
4
Dimana pada setiap orang yang hendak melaksanakannya berangan-angan bahwa keluarga merupakan surga dunia yang dapat menyejukan hati di dalamnnya. Di samping itu pernikahan merupakan perjanjian yang sangat suci, sehingga untuk mencapai tujuannya memerlukan sebuah aturan, namun bukan berarti adanya peraturan untuk mengekang umatnya, akan tetapi lebih kepada kemaslahatan. (Hilman Hadikusuma, 1990: 170). Berbicara masalah perkawinan di usia muda, secara otomatis timbul berbagai asumsi yang cenderung berupa pandangan negatif, tidak terlepas dari maraknya tren perkawinan di usia muda yang lekat dengan istilah kawin cerai, hal tersebut mengesankan semakin berkurangnya nilai kesakralan perkawinan. Akan tetapi faktanya dalam kehidupan masyarakat Tabongo Timur walaupun mayoritas masyarakatnya melakukan perkawinan di usia muda jarang terjadi konflik dan perceraian seperti yang telah dikhawatirkan oleh kebanyakan orang saat ini, sehingga asumsi tentang kawin cerai seperti itu perlu dikaji ulang, agar tidak terjadi kesimpang siuran antara asumsi dan realita yang telah ada dalam kehidupan masyarakat Tabongo Timur. Tingginya ketergantungan kepada orang tua merupakan salah satu jalan bagi pelaku pernikahan dini untuk mencukupi kebutuhan ekonomi maupun kebutuhan rumah tangga lainnya untuk mencari rasa aman. Perkawinan usia muda di Desa Tabonga Timur mengakibatkan dampak yang memepengaruhi hubungan antara mereka sendiri, terhadap anak-anak maupun keluarga mereka masingmasing terutama masalah ekonomi. Sering terjadi perselisihan yang menyangkut masalah keuangan dalam rumah tangga juga karena keduanya belum mepunyai pekerjaan tetap dan pendidikannya masih rendah. Resiko penyakit kanker rahim pada wanita juga ada kaitannya dengan pelaku pernikahan dini karena wanita yang menikah di bawah umur 20 tahun sangat rentan atau beresiko terkena penyakit kanker leher rahim. Pada usia remaja, sel-sel leher rahim belum matang sehingga bila terpapar Human Papiloma Virus (HPV) pertumbuhan sel menyimpang menjadi kanker. Gejala awal perlu di waspadai, keputihan yang berbau, rasa gatal, nyeri dan pendarahan pada saat berhubungan intim.
5
Kesiapan psikis (mental) baik laki-laki maupun mental perempuan tidak kalah penting dibandingkan dengan persiapan fisik. Mengingat kehidupan ini tidak selalu ramah bahkan terkadang kejam, belum lagi menghadapi perangai atau tingkah laku suami istri yang terkadang tidak selalu sesuai dengan keinginan masing-masing. Untuk menghadapi permasalahan yang muncul akibat nikah di usia dini, diperlukan kesiapan mental yang dapat ditujukan dengan sebuah kedewasaan, cara berfikir dan bertindak untuk menyelesaikan masalah. Di pihak laki-laki, tidak hanya mental yang benar-benar harus dipersiapkan, fisikpun harus menjadi sebuah pertimbangan yang cukup matang dalam menghadapi pernikahan. Artinya laki-laki harus lebih siap dibanding wanita, karena laki-laki dituntut untuk mencukupi kebutuhan istri dan anakanaknya dari kebutuhan sandang, pangan, papan dan menjadi pelindung keluarga (Rahmat Hakim, 2009: 140). Pernikahan di usia muda sangat rentan ditimpa masalah karena tingkat pengendalian emosi belum stabil. Dalam sebuah perkawinan akan dijumpai berbagai permasalahan yang menuntut kedewasaan dalam penanganannya sehingga sebuah perkawinan tidak dipandang sebagai kesiapan materi belaka, tetapi juga kesiapan mental dan kedewasaan untuk mengarunginya. Biasanya kondisi dimana pasangan yang tidak sanggup menyelesaikan serta menanggulangi permasalahan yang terjadi dapat menimbulkan berbagai masalah lainnya yang dapat mengarah pada perceraian keluarga. Masalah pernikahan dini, merupakan masalah yang sangat populer di masyarakat Indonesia pada umumnya, dan masih terdapat daerah yang masyarakatnya masih melakukan pernikahan di bawah usia. Masalah pernikahan dini juga menjadi masalah yang sangat memprihatinkan di Kecamatan Tabongo salah satunya adalah Desa Tabongo Timur. Di Desa Tabongo Timur banyak ditemukan kasus pernikahan di usia dini, yaitu perempuan nikah di bawah 16 tahun dan laki-laki nikah di bawah usia 19 tahun. Dari hasil observasi di lapangan didapatkan bahwa selama dua tahun terakhir jumlah pasangan pelaku pernikahan dini cenderung meningkat pada tahun 2012 pasangan pelaku pernikahan dini
6
sebanyak 9 pasangan. Pada tahun 2013 mengalami peningkatan terdapat 11 pasangan pelaku pernikahan dini. Terkait dengan kondisi tersebut yang menarik perhatian penulis adalah bukan hanya sekedar pada terjadinya pernikahan dibawah usia yang dilakukan masyarakat Desa Tabongo Timur Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo saja, tetapi lebih jauh dari itu penulis tertarik untuk mengkaji dampak pernikahan dini itu sendiri dalam kehidupan keluarga. Dari latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji permasalahan ini dengan mengadakan penelitian dalam sebuah skripsi yang berjudul “Dampak Pernikahan Dini Terhadap Kehidupan Keluarga di Desa Tabongo Timur Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo”.
Metode Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumen. Tekhnik analisis data yang digunakan adalah mengumpulkan semua data yang diperoleh, serta memisahkan berdasarkan jenis data, membuat penafsiran data dari hasil wawancara dan pengamatan untuk mendeskripsikan Dampak Pernikahan Dini Terhadap Kehidupan Keluarga Di Desa Tabongo Timur Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo.
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Dampak Pernikahan Dini Di Desa Tabongo Timur Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo sangat berpengaruh terhadap kehidupan keluarga yang berdampak pada perceraian, ekonomi, resiko penyakit kangker rahim pada wanita, dan psikis dan mental.
7
Pembahasan Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Pasal 1, Nikah adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Sedangkan pernikahan ialah suatu akad atau ikatan untuk menghalalkan atau memperbolehkan bergaul antara seorang laki-laki dengan seorang wanita dalam rangka mewujudkan kebahagiaan hidup keluarga yang diliputi rasa ketentraman, saling tolong menolong antar keduanya, menentukan batas hak dan kewajiban serta saling menyayangi dengan cara yang diridhai Tuhan. Pernikahan Dini (dibawah umur) adalah pernikahan yang dilakukan seorang laki-laki dan seorang perempuan di mana umur keduanya masih dibawah batas usia minimal yang diatur oleh undang-undang dan kedua calon tersebut belum siap secara lahir dan batin serta kedua calon mempelai tersebut belum mempunyai mental yang matang dan juga ada kemungkinan belum siap dalam hal materi. Masalah pernikahan dini ini adalah masalah yang sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat, banyak remaja yang terpaksa melakukan pernikahan diusia yang masih mudah atau dibawah umur. Desa tabongo timur merupakan salah satu desa yang masyarakatnya masih melakukan pernikahan di bawah umur dan bahkan dalam setahun terakhir kurang lebih ada sebelas pasangan pelaku pernikahan di usia yang masih dikatakan belum dewasa karena masih belum sampai pada waktu yang telah di tetapkan oleh undang-undang pernikahan. Pernikahan dini sangat rentan ditimpa masalah karena tingkat pengendalian emosi belum stabil. Dalam sebuah perkawinan akan dijumpai berbagai permasalahan yang menuntut kedewasaan dalam penanganannya sehingga sebuah perkawinan tidak dipandang sebagai kesiapan materi belaka, tetapi juga kesiapan mental dan kedewasaan untuk mengarunginya. Biasanya kondisi dimana pasangan yang tidak sanggup menyelesaikan serta menanggulangi permasalahan yang terjadi dapat menimbulkan berbagai masalah lainnya yang dapat mengarah pada perceraian keluarga. Sehingga banyaknya perkawinan dini ini juga berbanding lurus dengan tingginya angka perceraian. Banyaknya kasus perceraian ini merupakan dampak dari mudanya usia pasangan bercerai ketika memutuskan untuk menikah. Namun dalam
8
alasan perceraian tentu saja bukan karena alasan menikah muda, melainkan masalah ekonomi dan sebagainya, tetapi masalah tersebut tentu saja sebagai dampak dari perkawinan yang dilakukan tanpa kematangan diri dari segala aspek. Hal ini disebabkan oleh pengambilan keputusan menikah yang terlalu ringkas dan kurang pertimbangan demi efisiensi waktu sehingga bukan menyelesaikan masalah tetapi menumpuk masalah dengan masalah lainnya. Sehingga tanpa kita sadari ada banyak dampak lain dari pernikahan dini. Ada yang berdampak dari kesehatan, ada pula yang berdampak bagi psikis dan mental keluarga khususnya pada pasangan pelaku pernikahan dini tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa dampak dari pernikahan dini tersebut yang lebih dominan terjadi itu ada empat indikator yaitu perceraian, ekonomi (kemiskinan), resiko penyakit kangker (pada wanita), dan gangguan psikis dan mental. Berkaitan dengan urain di atas peneliti melakukan kajian tentang Dampak Pernikahan Dini Terhadap Kehidupan Keluarga di Desa Tabongo timur kecamatan tabongo kabupaten gorontalo yang dikaji melalui aspek perceraian, ekonomi (kemisikinan), resiko penyakit kangker (pada wanita), dan gangguan psikis dan mental. Dalam pengumpulan data dan informan digunakan tekhnik pengumpulan data yakni observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan informan yang dipilih adalah pelaku pernikahan dini, tokoh masyarakat, tokoh agama serta orang tua dari pelaku pernikahan dini.
Saran Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diberikan saran yaitu sebagai berikut: 1.
Bagi remaja hendaknya lebih memahami dampak dari perkawinan usia dini sehingga diharapkan tidak akan melangsungkan pernikahan usia tersebut.
2.
Bagi pasangan yang belum menikah sebaiknya lebih memperhatikan dampak yang akan timbul akibat perkawinan pada usia dini dengan mengikuti pelatihan, seminar dan pembelajaran tentang perkembangan psikologis anak dan kesehatan mental generasi muda terhadap pernikahan usia dini.
9
3.
Bagi para remaja agar lebih memperdalam agama agar segala bentuk peristiwa mengenai pergaulan dan kenakalan remaja mampu dibendung dengan pemahaman agama yang kuat.
DAFTAR PUSTAKA Amini, Ibrahim, 1999, Principles Of Marriage Family Ethics,Terj. Alwiyah Abdurrahman, “Bimbingan Islam Untuk Kehidupan Suami Istri’’. Bandung: Al-Bayan. Arikunto, 2002. Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Ahmadi, 1991. Sosiologi Keluarga. Yogyakarta: Liberty Ahid, 2010. Rumah Tangga Bahagia Dan Problematikanya. Indonesia: Maktab Dakwah Dan Bimbingan Juliyat Rabwah. Basri Hasan, 1996. Merawat Cinta Kasih. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bernard, 2009. Keluarga Masa Depan. Yogyakarta: Kanisius Buku Pintar Keluarga Muslim, 1989. BKKBN, 1994. Model Keluarga Bahagia. Jakarta: Visimedia Dariyo, 2000. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Daradjat, Zakiah, 1995. Ilmu Figh. Jilid 2, Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta. Danuari, 1999. Bentuk-bentuk Kehidupan Keluarga. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Departemen Agama RI, 1997. Keluarga Sakinah. Jakarta: Balai Pustaka Dokumentasi Sekretaris Desa, 2012-2013 (Diakses Tanggal 20 September 2013) Drajat, Zakiyah. 1975. Ketenangan Dan Kebahagiaan Dalam Keluarga. Jakarta. Bulan Bintang. Dlori, Muhammad. 2005. Dicinta Suami (Istri) Sampai Mati. Jogjakarta: Katahati.
10
Elizabet, B. Hurlock, 1994. Psikologi Perkebangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Anggota IKAPI Furhmann, 2004. Pendidikan Dalam Keluarga. Yogyakarta: Mizan Pustaka Gunarsah, Singgih D & Yulia Singgih D. Gunarsa. 1991. Psikologi Praktisi Anak Remaja Dan Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia. Hawari, 2004. Model Kehidupan Keluarga Dalam Keharmonisan Rumah Tangga. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Hamid, Zahry. 1978. Pokok-pokok Hukum Perkawinan Islam Dan Undangundang Perkawinan Indonesia. Yogyakarta: Bina Cipta. Hawari, Dadang, 2006. Marriage Counseling (Konsultasi Perkawinan). Jakarta: Fakultas Kedokteran UI Hamid, Zahry, 1978. Pokok-pokok Hukum Perkawinan Islam Dan Undangundang Perkawinan Diindonesia. Yogyakarta: Bina Cipta Hilman Hadikusuma, 1990. Hukum Perkawinan Indonesia. Bandung: Mandar Maju. Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Jalaludin, Dkk. 2010. Sosiologi Keluarga. yogyakarta: Liberty Kawakib, 2009. Kesehatan Reproduksi Remaja. Jogjakarta: EGC KBBI Online 2010 Meichati, 2004. Komunikasi Yang Baik Antar Anggota Keluarga. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Moleong J. Lexy, 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Nadhif, 2003. Makalah Pernikahan Dini Dalam Perspektif UU Perkawinan No 1 Tahun 1974. Nursalam & Pariana, 2000. Konsep Pengetahuan. Jakarta: Rineka Cipta. Rahmat Hakim, 2009. Hukum Perwakilan Islam. Bandung: Pustaka Setia. Ramulyo, Moh Idris. 1996. Hukum Perkawinan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
11
Ramulyo, Mohammad Idris. 1987. Hukum Perkawinan dan Hukum Kewarisan, Jakarta: Sinar Grafika. Sarlito Wirawan Sarwono. 1982. Menuju Keluarga Bahagia. Jakarta: Bathara Karya Aksara. Sarwono, W. Sarlito. 1994. Perkawinan Remaja. Jakarta: Sinar Harapan. Sri Mulyati. 2000. Relasi Suami Istri Dalam Islam. Jakarta: Prenada Mulia. Sugiono, 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sudarsono, 2004. Pendidikan & Keluarga Sakinah. Medan: C.V. Jabel Tim Penyusuan Kamus. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Undang-undang No. 10 Tahun 1992 Pasal 3 Ayat 2 Tentang Keluarga Sejahtera Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Bab 1 Pasal 2 Ayat 1 Tentang Pernikahan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Pasal 1 Tentang Perkawinan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Pasal 6 Tentang Syarat-syarat Perkawinan Walgito Bimo, 2000. Bimbingan Dan Konseling Perkawinan. Jogjakarta: Yayasan Penerbitan Fak. Psikologi. UGM. Yunus Mahmud, 1990. Hukum Perkawinan Dalam Islam. Jakarta: PT. Hidakarya Agung. Cet. 2.
12