Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
DAMPAK PERNIKAHAN DINI TERHADAP PERKEMBANGAN EMOSI ( Studi di Desa Temon Kecamatan Arjosari)
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan Konseling FKIP UNP Kediri
OLEH : DIDIK HARIYANTO NPM: 11.1.01.01.0423
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015
DIDIK HARIYANTO 11.1.01.01.0423
simki.unpkediri.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING
1|
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
DIDIK HARIYANTO 11.1.01.01.0423
simki.unpkediri.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING
2|
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
DIDIK HARIYANTO 11.1.01.01.0423
simki.unpkediri.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING
3|
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
DAMPAK PERNIKAHAN DINI TERHADAP PERKEMBANGAN EMOSI ( Studi di Desa Temon Kecamatan Arjosari) DIDIK HARIYANTO NPM: 11.1.01.01.0423
[email protected] FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING Dra. EKO WARSI TRIKORANI R, M.Pd
Dra. ENDANG RAGIL WP,M.Pd
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Fenomena terjadinya pernikahan dini yang masih sangat tinggi. Hal tersebut terlihat dari maraknya pernikahan dini pada kalangan remaja, yang kini tidak hanya terjadi di pedesaan tetapi juga kota-kota besar di Indonesia. Fenomena pernikahan dini ini tampaknya merupakan “mode” yang terulang. Dahulu, pernikahan dini dianggap lumrah. Tahun berganti, makin banyak yang menentang pernikahan dini namun fenomena ini kembali lagi. Dalam pernikahan dini sulit membedakan apakah remaja laki-laki atau remaja perempuan yang biasanya mudah mengendalikan emosi dalam psikologi, dikatakan sebagai usia dewasa muda atau lead edolesen. Pada masa ini, biasanya mulai timbul transisi dari gejolak remaja ke masa dewasa yang lebih stabil. Maka, kalau pernikahan dilakukan di bawah 20 tahun secara emosi si remaja masih ingin bertualang menemukan jati dirinya. Adapun permasalahan penelitian ini adalah apakah dampak pernikahan dini terhadap meningkatnya perkembangan emosi remaja? Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif dengan subyek penelitian remaja desa temon yang menikah pada usia dini. Penelitian ini dilaksanakan dengan bantuan beberapa instrumen, antara lain: 1) observasi; 2) kuesioner; 3) wawancara; dan 4) dokumentasi. Kesimpulan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pernikahan dini mampu meningkatkan perkembangan emosi. Secara kalkulatif, pernikahan dini lebih banyak memberikan peningkatan perkembangan emosi (60,61%) Berdasarkan simpulan hasil penelitian ini direkomendasikan beberapa hal, yakni: 1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi pihak KUA Kecamatan Arjosari, karena selama ini Bimbingan dan Konseling pranikah tidak berjalan sebagaimana semestinya. ; 2) Orang tua sebaiknya lebih intens dalam mengontrol , mengawasi, dan memberikan bimbingan . Selain itu, orang tua sebaiknya juga aktif memberikan pengertian tentang dampak pernikahan dini bagi anaknya yang masih berstatus lajang atau yang masih dibawah umur. .
Kata kunci: pernikahan dini, emosi.
DIDIK HARIYANTO 11.1.01.01.0423
simki.unpkediri.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING
4|
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
LATAR BELAKANG MASALAH Pada saat ini generasi muda khususnya
satu
dampak
dari
telah diberikan
kenakalan remaja adalah seks bebas
ilmu
sebagai
yang
mengemban
tugas
pernikahan di usia dini. Fenomena
pembangunan pada masa yang akan
pernikahan dini masih sangat tinggi.
datang,masa
Hal tersebut terlihat dari maraknya
berbagai
remaja,
Salah
disiplin
persiapan
penyerahan
tanggung
sering
berakibat
jawab dari generasi tua ke generasi
pernikahan
muda. Sudah banyak generasi muda
remaja, yang kini tidak hanya terjadi
yang menyadari peranan dantanggung
di pedesaan tetapi juga kota-kota besar
jawabnya terhadap negara di masa
di Indonesia.
yang akan
datang,
dini
semua itu
ada
muda
yang
tetapi dibalik
sebagian generasi kurang
menyadari
ini
dini
pada
Fenomena pernikahan tampaknya
“mode” yang pernikahan
pada kalangan
merupakan
terulang.
dini
Dahulu,
dianggap lumrah.
tanggungjawabnya sebagai generasi
Tahun berganti, makin banyak yang
penerus
menentang pernikahan
bangsa.
Disatu
pihak
remaja berusaha berlomba-lomba dan
fenomena
bersaing dalam menimba ilmu, tetapi
dahulu
dilain pihak remaja
menikah
menghancurkan
ini
dini
kembali
orang
namun
lagi.
tua ingin
Jika agar
muda dengan berbagai
nilai-nilai moralnya. Memang tingkah
alasan, maka kini tidak sedikit remaja
laku mereka hanyalah
sendiri, bukan hanya remaja pedesaan
masalah
kenakalan
lama-kelamaan
merupakan remaja, tetapi
menuju
suatu
tetapi juga remaja di kota
dikota
besar yang ingin menikah muda.
tindakan yang sangat meresahkan.
Pernikahan
dini
hanyalah
Kenakalan remaja itu harus diatasi,
sepenggal realitas sosial yang dihadapi
dicegah dan
masyarakat saat ini. Pada kalangan
dikendalikan
mungkin
agar tidak
menjadi
tindakan
sedini
berkembang yang
merugikan
dirinya
lingkungan
masyarakat
dan
depan bangsa.
dapat
remaja, pernikahan sebagai
jalan
dini dianggap keluar
untuk
sendiri,
menghindari seks bebas. Ada juga
masa
yang melakukannya karena terpaksa dan karena hamil di luar nikah.
DIDIK HARIYANTO 11.1.01.01.0423
simki.unpkediri.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING
5|
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Pendapat
tersebut
mungkin ada
benarnya, namun pernikahan tentunya
usia muda bila bekal moril maupun materil belum cukup?
bukan hanya sekedar menyatukan diri dalam
suatu
perkawinan
sebagai
jawaban atas permasalahan yang
sedang dihadapi.
hidup
Berdasarkan
survei
data
kependudukan indonisia tahun 2007 (http:koran
indonisia.com,2008)
Pernikahan
terkait pernikahan dini, diberbagai
merupakan suatu bekal hidup yang
daerah tercatat sepertiga dari jumlah
harus dipersiapkan
pernikahan
Dorongan tinggi
dengan
seksual karena
matang
terdata
dilakukan
remaja
yang
pasangan usia dibawah 16 tahun . di
didorong
oleh
Jawa Timur angka pernikahan dini
lingkungan pergaulan remaja yang
mencapai
mulai
(suka
selatan 35,48%, Jambi 30,63%, dan
dan
jawa barat 36%. Charoters (dalam
permisif
memperbolehkan/mengizinkan)
39,43%,
kalimantan
nyaris tanpa batas. Pada akhirnya,
kertamuda, 2009)
secara fisik anak bisa terlihat lebih
bahwa dampak dari seseorang yang
cepat matang dan dewasa, namun
melahirkan diusia muda memiliki
psikis,
perasaan
sangat
maupun bentuk kemandirian lainnya
anak
yang
belum
membangun
Furstenberg ( dalam kertamuda,2005
komunitas baru bernama keluarga.
) melaporkan bahwa remaja yang
Untuk membentuk suatu keluarga,
menjadi
pasangan suami
menghadapi lingkungan yang tidak
ekonomi, agama, sosial,
tentu
mampu
istri memerlukan
mengemukakan
mendalam
dilahirkannya.
orang
tua
kesiapan moril dan materil untuk
nyaman
karena
mereka
mengarungi
sebagai
orang
tua
kepada
dan
pasangan
berbagi
sering
berperan
dan
juga
harus
bertanggung jawab untuk memenuhi
cukup dewasa, sehat jasmani rohani
segala kebutuhan, padahal mereka
dan
tidak mempunyai pendididikan yang
serta
tercinta,
apapun
pada
sudah
mempunyai
kemampuan untuk mencari nafkah.
cukup
dan
tidak
bekerja.
jika
Jadi bagaimana akan menikah di
pasangan tersebut bukan pasangan dengan usia yang lebih muda sebab
DIDIK HARIYANTO 11.1.01.01.0423
simki.unpkediri.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING
6|
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
dengan melakukan pernikahan maka
dini
banyak menimbulkan resiko
dan masalah
datang
baik
dari
pada
situasi
normal.
Sebaiknya,
sebelum ada masalah lebih baik diberi prevensi
daripada
mereka
diberi
dalam maupun luar. Pernikahan dini
arahan setelah menemukan masalah.
rentan ditimpa
karena
Biasanya orang mulai menemukan
tingkat pengendalian emosi belum
masalah kalau dia punya anak. Begitu
stabil.
punya anak, berubah 100 persen.
masalah
Depresi berat atau neoritis
Kalau berdua tanpa anak, mereka
depresi akibat pernikahan dini ini, bisa
masih
terjadi pada kondisi kepribadian yang
keduanya berasal dari keluarga cukup
berbeda.
mampu,
Pada
pribadi
introvert
bisa
enjoy,
apalagi
keduanya
menikmati
menarik diri dari pergaulan. Dia
bersenang-senang meski terikat dalam
menjadi pendiam, tidak mau bergaul,
tali pernikahan.
menjadi
seorang
yang
Usia
remaja
bisa
(tertutup) akan membuat si remaja
bahkan
masa
masih
kalau
masih
schizoprenia atau dalam bahasa awam
banyak
keputusan
yang
berdasar
emosi
dikenal
orang
adalah
gila.
terlalu yang
dengan
muda, diambil
atau
mungkin
Sedang depresi berat pada pribadi
mengatasnamakan
cinta
yang
ekstrovert (terbuka) sejak kecil, si
membuat
salah
dalam
remaja terdorong melakukan hal-hal
bertindak. Meski tak terjadi Married
aneh untuk melampiaskan amarahnya.
By Accident (MBA) atau menikah
Seperti, perang piring, anak dicekik
karena
dan sebagainya. Dengan kata lain,
pernikahan pasti berpengaruh besar
secara psikologis kedua bentuk depresi
pada remaja. Oleh karena itu, setelah
sama-sama berbahaya.
dinikahkan remaja tersebut jangan
Dalam pernikahan dini sulit
mereka
"kecelakaan",
kehidupan
dilepas begitu saja.
membedakan apakah remaja laki-laki
Sibuknya
seorang
remaja
atau remaja perempuan yang biasanya
menata dunia yang baginya sangat
mudah mengendalikan emosi. Situasi
baru dan sebenarnya ia belum siap
emosi mereka jelas labil, sulit kembali
menerima perubahan ini. Positifnya, ia
DIDIK HARIYANTO 11.1.01.01.0423
simki.unpkediri.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING
7|
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
mencoba bertanggung jawab atas hasil
dewasa. Masa remaja, boleh di bilang
perbuatan yang dilakukan bersama
baru berhenti pada usia 19 tahun. Dan
pacarnya. Hanya satu persoalannya,
pada usia 20 - 24 tahun dalam
pernikahan usia dini sering berbuntut
psikologi,
perceraian. Mampukah remaja itu
dewasa muda atau lead edolesen. Pada
bertahan? Ada apa dengan cinta?
masa ini, biasanya mulai timbul
Mengapa pernikahan yang umumnya
transisi dari gejolak remaja ke masa
dilandasi rasa cinta bisa berdampak
dewasa yang lebih stabil. Maka, kalau
buruk, bila dilakukan oleh remaja?
pernikahan dilakukan di bawah 20
Pernikahan dini atau menikah dalam
tahun secara emosi si remaja masih
usia muda, memiliki dua dampak
ingin
cukup berat. Dari segi fisik, remaja itu
dirinya.
belum kuat, tulang panggulnya masih terlalu
kecil
bertualang
sebagai
menemukan
usia
jati
Bayangkan kalau orang seperti
bisa
itu menikah, ada anak, si istri harus
proses
persalinan.
melayani suami dan suami tidak bisa
itu
pemerintah
ke mana-mana karena harus bekerja
mendorong masa hamil sebaiknya
untuk belajar tanggung jawab terhadap
dilakukan pada usia 20 - 30 tahun.
masa
Dari segi mental pun, emosi remaja
menyebabkan gejolak dalam rumah
belum stabil.
tangga sehingga terjadi perceraian, dan
membahayakan Oleh
karena
sehingga
dikatakan
Kestabilan emosi umumnya
depan
keluarga.
Ini
yang
pisah rumah
terjadi pada usia 24 tahun, karena pada saat itulah orang mulai memasuki usia
METODE Pendekatan Dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah
ditentukan maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif, karena sumber data
DIDIK HARIYANTO 11.1.01.01.0423
simki.unpkediri.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING
8|
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
langsung berupa tata situasi alami
relative terbatas dari kasus-kasus yang
dan penelitian adalah instrumen
relative besar jumlahnya. Menjalankan
kunci.
metode
2. Jenis Penelitian
para
melakukan
untuk
remaja dengan
penelitian
deskriptif
kualitatif, yaitu penelitian
yang
cenderung menggambarkan apa suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah
secara
mengutamakan
boleh
berupa
penyebaran angket, yang bertujuan
Mengetahui bagaimana tanggapan
survey
teratur,
obyektifitas,
dan
dilakukan secara cermat. Salah satu bentuk penelitian deskriptif kualitatif adalah metode survei (angket), bentuk peneltian pengumpulan data yang
mengumpulkan
tentang
variabel.
informasi
Angket
pertanyaan-pertanyaan
berisi tentang
rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian. Survei di lakukan kepada minimal 30% dari jumlah populasi. Penelitian deskriptif kualitatif juga dapat
dikembangkan
penelitian
ke
arah
naturalisticyang
menggunakan kasus spesifik melalui deskriptif mendalam
atau dengan
penelitian setting alami fenomenologis
. HASIL DAN KESIMPULAN Data Pernikahan Dini Pernikahan
dini
pada
diawali
dengan
melakukan
remaja di Desa Temon memiliki
klasifikasi berdasarkan umur dan
pola
pendidikannya.
yang
bervariasi.
Pada
penelitian ini, pola pernikahan dini
DIDIK HARIYANTO 11.1.01.01.0423
simki.unpkediri.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING
9|
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
umur
14 tahun
15 tahun
16 tahun
Klasifikasi Pernikahan dini Berdasarkan umur
18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
SD SMP SMA/SMK
SD
SMP
SMA/SMK
Klasifikasi Pernikahan dini Berdasarkan pendidikannya
Berdasarkan Gambar 4.1 di
15 tahun , 11 remaja menikah pada
atas, diketahui bahwa terdapat 19
usia 16 tahun, 3 remaja menikah
Remaja yang menikah pada usia
pada
DIDIK HARIYANTO 11.1.01.01.0423
umur 14 tahun. Sementara simki.unpkediri.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING
10 |
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
itu,
jika
ditinjau
pendidikannya,
dari
segi
1. Hasil Kuisioner
berdasarkan
Kuisioner ini diberikan
gambar 4.2 diatas bahwa remaja
kepada 33 remaja didesa temon
yang sudah menikah kebannyakan
yang
dari lulusan SMP , lalu disusul
muda.
dari lulusan SD dan SMA yang
Kuisioner
kebanyakan
pada Tabel 4.3 di bawah ini.
tidak sampai lulus.
Yang dikarenakan dari
sudah
menikah
Rekapitulasi
diusia jawaban
remaja disajikan
faktor
hamil diluar nikah. Jumlah No
Jawaban
Buti r
Ya
tidak
Jenis
No
Pertanyaa
Buti
n
r
Jumlah
Jenis
jawaban
Pertanyaa
tida Ya
n
k
PERNIKAHAN DINI 1
33
0 positif
22
24
9 positif
2
33
0 positif
23
8
25 negatif
3
32
1 positif
24
29
4 positif
4
32
1 positif
25
20
13 positif
5
33
0 positif
26
32
1 positif
6
33
0 positif
27
17
16 positif
7
33
0 positif
28
33
0 positif
8
33
0 positif
29
33
0 positif
9
12
21 negatif
30
32
1 positif
10
30
3 negatif
31
10
23 negatif
11
28
5 positif
32
16
17 negatif
12
21
12 positif
33
30
3 positif
13
8
25 negatif
34
5
28 negatif
14
2
31 negatif
35
28
5 positif
DIDIK HARIYANTO 11.1.01.01.0423
simki.unpkediri.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING
11 |
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
15
33
0 positif
36
22
11 positif
16
28
5 positif
37
18
15 positif
17
16
17 negatif
38
17
16 positif
18
25
8 positif
39
6
27 negatif
40
30
3 positif
EMOSI 19
30
3 negatif
41
26
7 positif
20
25
8 negatif
42
19
14 negatif
21
30
3 negatif
43 19
14
negatif
Rekapitulasi Jawaban Kuisioner Remaja Pada tahap selanjutnya, data
negatif, jawaban yang dianalisis jawaban
“tidak”.
yang digunakan dalam penelitian
adalah
ini ditentukan berdasarkan jenis
Selanjutnya,
pernyataan Kuisioner. Pada butir
Kuisioner di atas dapat diketahui
Kuisioner positif, jawaban yang
dampak Pernikahan dini terhadap
dianalisis adalah jawaban “ya”,
perkembangan emosi, sebagaimana
berdasarkan
hasil
sedangkan pada butir Kuisioner 25
20
20 13
15 10 5 0
Pernikahan dini Emosi
Tinggi-tinggi
Tinggi-Rendah
Dampak Pernikahan Dini terhadap Perkembangan Emosi
Berdasarkan Gambar atas,
dapat
diketahui
di
dampak
Pernikahan perkembangan
DIDIK HARIYANTO 11.1.01.01.0423
dini emosi
terhadap remaja.
simki.unpkediri.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING
12 |
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Secara detail, bahwa
pernikahan
remaja dengan persentase sebesar
dini memberikan dampak positif terhadap
perkembangan
2. Paparan
dan
60,61%.
emosi kematangan
Analisis
fisik
3)
Aspek
financial dan 4) Peran orang tua,
Pernikahan Dini Pada penelitian ini, analisis
paparan dan analisis data pada
Pernikahan dini didasarkan pada
keempat aspek di atas diuraikan
hasil Kuisioner dan wawancara.
sebagai berikut:
Pernikahan
dini
yang dianalisis
a. Hasil Kuisioner
pada penelitian ini adalah remaja desa
Temon
.
Adapun
Pernikahan dini
Hasil jawaban subyek
aspek
pada Kuisioner Pernikahan dini
yang dianalisis
disajikan dalam Gambar 4.3 di
terdiri dari empat aspek, yakni: 1) Pergaulan bebas
bawah ini.
2) Mencapai
35 3333 3232 33333333
31 28
30
33 28
25
25
21
25
21
20
17
15 10 3
5 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718
Jawaban Kuisioner Remaja Tentang pernikahan Dini
Keterangan: Butir 1 : Subyek
Butir 2 : Subyek sering
berpacaran ditempat
sembunyi-sembunyi menemui pacar
sering
yang gelap Butir 3 : Subyek
Sewaktu
pacaran, berciuman dengan DIDIK HARIYANTO 11.1.01.01.0423
pasangan
simki.unpkediri.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING
13 |
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
karena
salah
satu
Butir 10 : Subyek
sangat
tanda kasih sayang,
boros
dan itu hal yang
mengatur keuangan
biasa dilakukan .
keluarga.
Butir 4 : Subyek berpegangan
dalam
Butir 11 : Subyek
tangan dengan pacar
Pengeluarannya
karena
lebih
hal
merupakan yang
wajar
pada
dilakukan
dari
pendapatan
keluarga
Butir 5 : Subyek
sudah
mengalami tumbuh rambut disekitar
banyak
bulannya. Butir 12 : Subyek
pubik
sudah
mempunyai rencana
kemaluan
dan ketiak. Butir 6 : Subyek sudah
untuk
melakukan
usaha
mencari
nafkah
Mengalami
untuk
keluarga.
menstruasi. Butir 7 : Subyek
tiap
Butir 13: sudah
Subyek sudah
mempunyai rencana
mengalami
untuk
melakukan
bertambah besarnya
usaha
mencari
payudara.
nafkah
Butir 8 : Subyek
sudah
untuk
keluarga.
mengalami
Butir 14: Subyek tetap
bertambah besarnya
meminta uang
pinggul
bulanan kepada
Butir 9 : Subyek menyisihkan belanja
orang tua. uang
Butir
untuk
ditabung.
DIDIK HARIYANTO 11.1.01.01.0423
15:
Orang
Tua
mendukung pernikahan ini.
simki.unpkediri.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING
14 |
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Butir 16: Secara suka rela, orang
tua
masih
akan
butir yang penjawabnya berada
membantu
di bawah rata-rata adalah buitr
keuangan keluarga Butir 17:
16 dan butir 18. Sementara itu,
Orang tua selalu
9, butir 10, butir 12, dan butir 17,. Dengan demikian, dapat
ikut campur urusan
ditarik
keluarga
berikut:
Butir 18:
Orang Tua masih meragukan
Berdasarkan
sebagai
a) Subyek sering sembunyi-
dalam
mengurus anak.
kesimpulan
sembunyi menemui pacar. b) Subyek sering berpacaran
Gambar
4.3 di atas, diketahui terdapat
ditempat yang gelap . c) Subyek
empat belas butir Kuisioner
sudah
mencapai
kematangan fisik
yang penjawabnya berada di
d) Subyek sudah mempunyai
atas rata-rata. Keempat belas
rencana untuk melakukan
butir tersebut adalah butir 1,
usaha
butir 2, butir 3, butir 4, butir 5,
e) Secara suka rela, orang tua
butir 6, butir7, butir 8, butir 11,
akan
butir 13, butir 14, butir 15, butir
keuangan keluarga
terhadap
tiga
membantu
secara langsung, tetapi dilakukan
b. Hasil Wawancara Wawancara
masih
dilakukan remaja
yang
untuk mencari data baru sebagai pembanding data hasil Kuisioner.
mempunyai jumlah skor Kuisioner
Selanjutnya,
tinggi,
tentang Pernikahan Dini diuraikan
sedang,
rendah.Wawancara
ini
dan bertujuan
sebagai berikut:
untuk mencari informasi tentang
1. Subyek
kebenaran jawaban Kuisioner yang
hasil
dengan
skor
Kuisioner tinggi
diberikan remaja. Namun demikian,
Pada penelitian ini,
wawancara ini tidak dilakukan untuk
peneliti
mengklarifikasi jawaban Kuisioner
wawancara
DIDIK HARIYANTO 11.1.01.01.0423
wawancara
melakukan dengan
tiga
simki.unpkediri.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING
15 |
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
subyek
penelitian
yang
sedang kerja atau ngak ada
mempunyai skor Kuisioner
dirumah. Bahkan subyek
tinggi. Ketiga subyek itu
dengan
adalah FTR (perempuan),
mengaku dalam berpacaran
TTK (perempuan), dan TSR
sering melakukan adegang
(perempuan). Secara umum,
yang
hasil
wawancara
dilakukan
ketiga
subyek
dengan di
atas
diuraikan sebagai berikut. Subyek
kategori
tidak
pelajar.
selayaknya
oleh
seorang
Bahkan
mereka
pernah
penelitian
ini
melakukan
hubungan layaknya suami
yang melakukan pernikahan
istri.
dini
skor
mereka hamil diluar nikah
adalah
dan ahirnya keluar dari
mempunyai
Kuisioner
tinggi
remaja yang berumur 16
pernah
duduk
berakibat
sekolah.
tahun. Yaitu mereka yang dulu
Sehingga
Ditinjau
dari
kematangan
fisiknya,
dibangku SMA. Sehingga
subyek yang bersangkutan
kalau ditinjau dari aspek
sudah
pergaulan
kematangan
fisik.
tersebut
berdasarkan
bebas
cenderung
bebas
mereka dalam
mencapai Hal
pergaulanya, mereka sering
pengakuannya dan terlihat
membolos
dari
untuk
sekolah
ketemuan
demi dengan
segi
penampilanya.misalnya
sang pacar. Bahkan mereka
seperti bertambah besarnya
–
payudara dan pinggulnya
tempat yang sepi dan aman.
beserta tumbuhnya bulu-
Misalnya seperti disemak-
bulu disekitar pubik dan
semak
ketiaknya.
berpacaran
ditempat
pinggir
pantai,
homestay bahkan dirumah
Jadi
subyek
tersebut bisa dikategorikan
sendiri ketika orang tua DIDIK HARIYANTO 11.1.01.01.0423
simki.unpkediri.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING
16 |
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
sudah
mencapai
bisa dikatakan pernikahan
kematangan fisiknya. Ditinjau
dari
finansial,
subyek
kategori
ini
mengalami
dulu
sisi
yang
masih
dalam
pada
pengawasan
orang
tua.
mengaku
Dikarenakan
umur
yang
peningkatan
kurang dari
pengeluaran menikah
semi dini. Yaitu pernikahan
setelah
Sehingga peran orang tua
perbandinganya
sebelum
20 tahun.
masih sangat
menikah
misalnya
dibutuhkan, dalam
hal
untuk satu bulan dia cukup
pemenuhan
mengeluarkan uang kurang
rumah tangga, pengawasan
lebih Rp 150.000,00. Tapi
dalam merawat anak
setelah menikah dia harus
sebagai penasehat
mengeluarkankan
rumah tangga.
uang
minimal Rp 300.000,00 jadi
2. Subyek
peningkatan
kebutuhan
dan dalam
dengan
skor
Kuisioner sedang
pengeluarannya
sangat
Pada penelitian ini,
drastis. Untungnya mereka
peneliti
sudah
wawancara
mendapatkan
pekerjaan
yang
layak.
subyek
melakukan dengan
penelitian
tiga yang
Seperti kerja di konter,
mempunyai skor Kuisioner
butik dan toko kelontong.
sedang. Ketiga subyek itu
Sehingga
dapat
adalah RRN (perempuan),
membantu
mencukupi
EN (perempun), dan AY
kebutuhan
keluarganya.
(perempuan). Secara umum,
Bahkan
hal
ini
sampai
menyisihkan
bisa
hasil
wawancara
uang
ketiga
subyek
belanjaanya untuk ditabung. Ditinjau dari aspek peran orang tua, subyek ini DIDIK HARIYANTO 11.1.01.01.0423
dengan di
atas
diuraikan sebagai berikut. Subyek
penelitian
yang melakukan pernikahan simki.unpkediri.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING
17 |
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
dini
mempunyai
Kuisioner remaja
skor
sedang yang
adalah rata-rata
memanfaatkan waktu untuk
memadu
itu
kasih
dengan pacarnya tersebut.
memiliki umur 15 tahun.
Kalau
Yang mana mereka adalah
penampilan dan kepolosan
lulusan dari SMP, bahkan
anak seusia SMP itu. Kita
masih ada sebagian dari
hampir tidak percaya kalau
mereka yang masih duduk
dalam berpacaran mereka
di bangku sekolah tingkat
sudah melakukan adegang-
pertama itu. Sehingga kalau
adegan yang begitu fulgar
ditinjau
bak orang dewasa. Bahkan
dari
sisi
dilihat
dari
pergaulannya, untuk ukuran
dari
anak setingkat SMP itu
pernah
masih sangat labil dan rasa
berhubungan
pengen
suami istri. Dari situlah
tahu
dan
rasa
pengakuanya
segi
sudah
berulang
kali
layaknya
penasarannya yang begitu
ahirnya
besar.
Sehingga
baru baginya, yaitu hamil
berdasarkan pengakuannya,
diluar nikah atau sebagian
setiap
ada
kali
selalu
pacaran
nurut
dia pada
lebih
dewasa.
Dia
yang
masalah
kena
grebek
masyarakat.
pasanganya yang berumur jauh
timbul
Ditinjau kematangan
dari fisiknya,
kalau pacaran lebih suka
subyek yang bersangkutan
ditempat-tempat yang sepi,
sudah
dan
kematangan
fisik.
dimalam hari dia sering
tersebut
berdasarkan
keluar
pengakuannya dan terlihat
gelap,
pacarnya,
kususnya
rumah
bersama
dengan
mengerjakan
alasan
tugas
di
warnet, padahal dia Cuma DIDIK HARIYANTO 11.1.01.01.0423
dari
mencapai
segi
Hal
penampilanya.
misalnya seperti bertambah besarnya
payudara
dan
simki.unpkediri.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING
18 |
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
pinggulnya
beserta
tumbuhnya
bulu-bulu
disekitar
pubik
ketiaknya.
Jadi
orang
tua. Dalam hal
kebutuhan
dan
bahan
makanan,
subyek
pengawasan
dalam merawat anak
tersebut bisa dikategorikan
sebagai penasehat
sudah
rumah tangga.
mencapai
kematangan fisiknya. Ditinjau financial,
subyek
kategori
ini
mengalami
3. Subyek
dari
sisi
peningkatan setelah
menikah bahkan
dan dalam
dengan
skor
Kuisioner rendah
pada
mengaku
pengeluaran
pokok
Pada penelitian ini, peneliti
melakukan
wawancara subyek
dengan
penelitian
tiga yang
sebagian
mempunyai skor Kuisioner
dari mereka hanya bisa
rendah. Ketiga subyek itu
mengandalkan pendapatan
adalah NR (perempuan), ID
suami. Itupun kadang tak
(perempuan),
menentu pendapatan dari
(perempuan). Secara umum,
sang suami yang rata- rata
hasil
wawancara
bekerja
sebagai
ketiga
subyek
buruh
itu. dan sebagai
seorang
dan
IND
dengan di
atas
diuraikan sebagai berikut.
seorang istri hanya bisa
Subyek
penelitian
membantu bekerja dikebun
yang melakukan pernikahan
dan
dini
bercocok
tanam
di
sawah.
mempunyai
Kuisioner Ditinjau dari aspek
remaja
rendah yang
skor adalah rata-rata
peran orang tua, subyek ini
memiliki umur 14 tahun,
masih belum bisa dikatakan
dan dari segi pendidikannya
mandiri
tua.
mereka hanya lulusan SD.
Karena masih banyak sekali
Yang terus bekerja sebagai
mengharapkan bantuan dari
pembantu
dari orang
DIDIK HARIYANTO 11.1.01.01.0423
rumah tangga
simki.unpkediri.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING
19 |
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
dikota. Sehingga ditinjau
besarnya
dari sisi pergaulan bebas
pinggulnya
beserta
subyek ini
tumbuhnya
bulu-bulu
kategori
masih dalam
wajar
berpacaran
.
dalam maksudnya
payudara
disekitar
pubik
ketiaknya.
Jadi
dan
dan subyek
dalam berpacaran mereka
tersebut bisa dikategorikan
hanya
sudah
sekedar
berdua,
jalan
berpegangan
tangan
dan
mencapai
kematangan fisiknya.
berciuman
Sedangkan dari sisi
merupakan hal yang wajar
financialnya,
mereka
mengakui masih
lakukan
pasangan saling
sebagai
kekasih
yang
mengalami
mencintai.
Dan
dalam
subyek
ini
merasa kesulitan
mencari
uang.
menurut pengakuanya dia
Ditambah
tidak
belum bisa mendapatkan
berani
melakukan
lagi
mereka
adegang yang terlalu fulgar,
pekerjaan yang tetap
dikarenakan faktor
layak
dan polos dan
lugu
didukung
pasanganya
yang
untuknya.
suaminyalah mereka
dan
Hanya
yang
bisa
andalkan.
menghargai sebagai wanita
untungnya mereka masih
yang baik-baik.
menumpang kepada kedua
Ditinjau
dari
kematangan
fisiknya,
orang
Jadi
kebutuhan rumah tangganya
subyek yang bersangkutan
masih
sudah
tuanya.
mencapai
tuanya.
terkatrol
orang
kematangan
fisik.
Hal
Ditinjau dari aspek
tersebut
berdasarkan
peran orang tua, subyek ini
pengakuannya dan terlihat
masih belum bisa dikatakan
dari
mandiri
segi
penampilanya.
misalnya seperti bertambah DIDIK HARIYANTO 11.1.01.01.0423
dari orang
tua.
Karena masih banyak sekali simki.unpkediri.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING
20 |
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
mengharapkan bantuan dari
dalam merawat anak
orang
sebagai penasehat
tua. Dalam hal
kebutuhan
bahan
makanan,
pokok
dalam
rumah tangga.
pengawasan subyek
c. Validasidata
dengan
Berdasarkan
data
Kuisioner
Kuisioner
dan
pergaulannya
wawancara kepada ketiga
begitu fulgar
subyek
tidak
hasil
dan
di
atas,
dapat
skor sedang
pun
sudah
dan sudah
selayaknya
lagi
disimpulkan bahwa peneliti
dilakukan
memperoleh
seusia SMP tersebut. dan
data
yang
valid. Hal ini disebabkan
subyek
adanya
kuisioner
kesesuaian
yang
data
peneliti
peroleh
dua
tahap
melalui
anak
dengan
skor
rendah
dalam
pergaulanya
masih
memiliki batas kewajaran
pengumpulan data di atas.
dan selayaknya berpacaran yang normal.
d. Analisis data Berdasarkan data hasil Kuisioner
untuk
dan
b) Ditinjau dari kematangan
wawancara
fisiknya dari perbandingan
kepada subyek di atas, peneliti
ketiga
dapat menarik simpulan sebagai
semuanya
berikut:
subyek yang bersangkutan
a) Ditinjau pergaulan dengan
dari
aspek
bebas, subyek skor
Kuisioner
skor
sudah
tersebut,
sama
yaitu
mencapai
kematangan
fisik.
Hal
tersebut
berdasarkan
tinggi, pergaulannya dalam
pengakuannya dan terlihat
berpacaran terlalu
bebas
dari
dan
batas
misalnya seperti bertambah
melebihi
segi
kewajaran untuk kategori
besarnya
remaja seusia 16 tahun.
pinggulnya
DIDIK HARIYANTO 11.1.01.01.0423
penampilanya.
payudara
dan
beserta
simki.unpkediri.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING
21 |
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
tumbuhnya
bulu-bulu
disekitar
pubik
ketiaknya.
Jadi
tinggi peran orang
dan
masih sangat
subyek
misalnya
tua
dibutuhkan, dalam
hal
tersebut bisa dikategorikan
pemenuhan
sudah
rumah tangga, pengawasan
mencapai
kematangan fisiknya.
dalam merawat anak
c) Ditinjau dari segi finansial, subyek
dengan
kebutuhan
sebagai penasehat
skor
rumah
dan dalam
tangga.
Skor
Kuisioner tinggi dan sedang
kuisioner sedang pun juga
mengaku
mengalami
hampir sama yaitu masih
pengeluaran
membutuhkan peran orang
menikah, namun
tua sebagai fasilitator dalam
peningkatan setelah mereka
sudah
bisa
rumah
mendapatkan
pekerjaan
subyek
yang
walaupun
mampu hidup mandiri tanpa
hasilnya kurang mencukupi
bantuan orang tua. Subyek
kebutuhanya
dengan skor rendah peran
layak
.subyek
tangga. Mengingat sendiri
belum
dengan skor sedang mereka
orang tua
masih sangat
hanya
dibutuhkan
dalam
mengandalkan
pendapatan dari suami dan
berbagai
belum bisa mendapatkan
berhubungan
pekerjaan
rumah tangga. Mengingat
yang
mereka
hal
yang dengan
harapkan. subyek dengan
subyek
skor Kuisioner rendah juga
menumpang kepada kedua
masih
orang tuanya.
mengandalkan
pendapatan dari suami dan orang tuanya.
3. Paparan
dengan
tuanya, skor
dan
masih
Analisis
Perkembangan Emosi
d) Ditinjau dari sisi peran orang
sendiri
subyek Kuisioner
DIDIK HARIYANTO 11.1.01.01.0423
Pada penelitian ini, analisis emosi
Perkembangan remaja didasarkan simki.unpkediri.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING
22 |
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
pada hasil Kuisioner dan
analisis
wawancara.
aspek
Aspek
perkembangan
emosi yang
data di
pada
atas
kedua
diuraikan
sebagai berikut:
dianalisis terdiri dari enam
a.
Hasil Kuisioner
aspek perasaan emosi, yakni:
Hasil jawaban subyek
1) amarah; 2) kesedihan; 3)
pada Kuisioner perkembangan
kebahagiaan; 4) cinta; 5)
emosi
jengkel;
6)
dalam Gambar 4.4 di bawah
Selanjutnya,
paparan
malu. dan
remaja
disajikan
ini.
35 30 25 20 15 24 25 10 5 0
33 33 32
32
29 20
30 28 28 23
17
27 22
17
30
18 17
26 1614
8 3
3
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
Jawaban Kuisioner Remaja tentang perkembangan emosi remaja
Keterangan: Butir 19 : Subyek sering marah –
marah
memukul/ melempar
ketika
benda
suami telat pulang kerja
disekelilingnya Butir 21 : Subyek
sangat
Butir 20 : Ketika
sedang
marah ketika suami
marah,
Subyek
masih menghubungi
sering membanting/ DIDIK HARIYANTO 11.1.01.01.0423
mantan pacarnya simki.unpkediri.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING
23 |
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Butir 22 :
Subyek
sangat
pekerjaan yang saya
marah ketika suami tidak
memenuhi
harapkan Butir 30: Subyek
bahagia
kebutuhan
dengan
pernikahan
pribadinya
ini
Butir 23 : Subyek
marah
Butir 31 : Subyek
selalu
ketika suami pergi
bahagia
ketika
tanpa pamit
bersama suami.
Butir 24 : Subyek
marah
Butir 32: Subyek bahagia saat
ketika
suami
suami
menolak
untuk
surprise kejutan di
menemani belanja. Butir 25 : Subyek sedih ketika suami
hari ulang tahunnya Butir 33 :
masih
membahas lalunya
bahagia semua
kebutuhanya
bersama
dikabulkan
mantan pacarnya
oleh
suami.
Butir 26 : Subyek sedih ketika
Butir 34 : Subyek
mertua
bahagia
ketika mendapatkan
sakit
pujian dari suami
Butir 27 : Subyek ketika
Subyek ketika
masa
mendengar
memberikan
sedih di
Butir 35 : subyek
omelin
sangat
mencintai
mertua.
pasanganya
Butir 28 : Subyek sedih ketika
Butir
Subyek
tidak
suami kerja diluar
mendapatkan
cinta
kota
dan
kasih
yang
di
Butir 29 : subyek sedih karena belum
bisa
36:
sayang harapkan
dari pasangan.
mendapatkan
DIDIK HARIYANTO 11.1.01.01.0423
simki.unpkediri.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING
24 |
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Butir 37 : Subyek
selalu
merayakan
hari
jadi
38:
Subyek
TKW,
Jualan gorengan dll
jadian pacaran dulu Butir
PRT,
Berdasarkan
Gambar
merasa
4.4 di atas, diketahui terdapat
jengkel ketika suami
dua belas butir Kuisioner yang
selalu
penjawabnya berada di atas
mengulangi
kesalahannya. Butir 39 :Subyek
rata-rata.
Kesepuluh
butir
merasa
tersebut adalah butir 23, butir
jengkel ketika suami
24, butir 26, butir 28, butir 29,
masih genit terhadap
butir 30, butir 33, butir 34,
wanita lain.
butir 35 , butir 39, butir 40 dan
Butir 40 : Subyek
merasa
butir 41. Sementara itu, butir
jengkel ketika suami
yang penjawabnya berada di
malas bekerja.
bawah rata-rata adalah buitr 19,
Butir 41: Subyek merasa malu
butir 20, butir 21, butir 22, butir
ketika
perutnya
25, butir 27, butir 31, butir 32,
mulai
membuncit
butir 36, butir 37, butir 38, butir
karena hamil.
42, butir 43. Dengan demikian,
Butir 42 : subyek malu ketika
dapat
ditarik
harus ikut kumpul
sebagai berikut:
dengan
a) Subyek
ibu-ibu
kesimpulan
mempunyai
arisan yang rata-rata
perasaan
umurnya
belum bisa mendapatkan
jauh
diatasnya Butir 43 : Subyek malu ketika
sedih
pekerjaan yang merasa harus
ketika
mereka
harapkan b) Subyek merasakan jengkel
bekerja yang tidak
ketika
sesuai
bekerja.
dengan
suaminya
malas
harapanya. Misalnya
DIDIK HARIYANTO 11.1.01.01.0423
simki.unpkediri.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING
25 |
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
c) Dan
kebanyakan
subyek
dari
merasakan
kebahagiaan
dengan
pernikahannya. b. Hasil Wawancara Wawancara terhadap
dilakukan
tiga remaja yang
mempunyai
jumlah
skor
subyek
penelitian
mempunyai skor Kuisioner tinggi. Ketiga subyek itu
Kuisioner tinggi, sedang, dan
adalah
rendah.
ini
(perempuan),
mencari
(perempuan),
informasi tentang kebenaran
(perempuan).
jawaban
umum,
Wawancara
bertujuan
untuk
Kuisioner
diberikan
yang
siswa.
Namun
adalah
dilakukan
berikut.
Kuisioner
jawaban
secara
TSR Secara
wawancara
diuraikan
sebagai
Ditinjau dari aspek perasaan emosi
amarah ,
tetapi dilakukan untuk mencari
subyek
dengan
perasaan
data baru sebagai pembanding
emosi
tinggi cenderung
data
beranggapan
hasil
langsung,
dan
dengan ketiga subyek di atas
mengklarifikasi
FTR TTK
hasil
demikian, wawancara ini tidak untuk
yang
Kuisioner.
bahwa
Selanjutnya, hasil wawancara
sangat
tentang perkembangan emosi
suaminya tidak memenuhi
remaja
semua
diuraikan
sebagai
berikut:
marah
dia
ketika
kebutuhannya.
Sementara itu, ditinjau dari
1. Subyek
dengan
skor
Kuisioner tinggi
wawancara
sedih, subyek
dengan perasaan
Pada penelitian ini, peneliti
perasaan
melakukan dengan
tiga
DIDIK HARIYANTO 11.1.01.01.0423
tinggi
emosi
cenderung
merasakan
sedih
ketika
suaminya masih membahas simki.unpkediri.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING
26 |
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
masa lalunya. ditinjau dari
sedih,
perasaan bahagia, subyek
perasaan
dengan
cenderung
perasaan emosi
tinggi
merasakan
kebahagiaan
sedih
dengan
emosi sedang merasakan
ketika mendengar
dari
dengan
dengan
mertuanya sakit. ditinjau
pernikahaan ini. 2. Subyek
subyek
skor
Kuisioner sedang
perasaan
bahagia,
subyek dengan
perasaan
emosi sedang merasakan
Pada penelitian ini,
bahagia ketika suaminya
melakukan
memberikan kejutan dihari
peneliti wawancara subyek
dengan
penelitian
tiga yang
ulang tahunnya 3. Subyek
mempunyai skor Kuisioner
adalah
RRN
(perempuan), (perempun),
dan
skor
Kuisioner rendah
sedang. Ketiga subyek itu adalah
dengan
Pada penelitian ini, peneliti
melakukan
EN
wawancara
AY
subyek
dengan
penelitian
tiga yang
(perempuan). Secara umum,
mempunyai skor Kuisioner
hasil
wawancara
rendah. Ketiga subyek itu
ketiga
subyek
dengan di
atas
adalah NR (perempuan), ID
diuraikan sebagai berikut.
(perempuan),
Ditinjau dari aspek perasaan
(perempuan). Secara umum,
emosi
hasil
wawancara
ketiga
subyek
amarah , subyek
dengan perasaan sedang
emosi
cenderung
beranggapan
bahwa
dan
IND
dengan di
atas
diuraikan sebagai berikut.
dia
Ditinjau dari aspek
akan marah ketika suami
perasaan emosi
amarah ,
menolak untuk menemani
subyek
perasaan
belanja.
Sementara
emosi
ditinjau
dari
itu,
perasaan
DIDIK HARIYANTO 11.1.01.01.0423
dengan rendah
beranggapan
cenderung bahwa
dia
simki.unpkediri.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING
27 |
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
akan
marah
ketika
sebelumnya,
telat
pulang
bahwa
suaminya kerja.
Sementara
ditinjau sedih,
dari
perasaan
subyek
dengan
perasaan
perkembangan
emosi
remaja.
Lebih
lanjut,
dini
mampu
pernikahan
meningkatkan
diomelin
perkembangan
ditinjau
dari
emosi
remaja sebesar 60,61% .
perasaan bahagia, subyek dengan
dini
meningkatkan
merasakan
ketika
mertua..
pernikahan
mampu
emosi rendah
cenderung sedih
itu,
diketahui
Pada
perasaan emosi
bagian
ini,
pembahasan
lebih
rendah merasakan bahagia
difokuskan
pada
ketika
peningkatan perkembangan
selalu bersama
suaminya.
emosi remaja. Selanjutnya,
c. Validasidata
pembahasan ini dilakukan
Berdasarkan
data
berdasarkan
Kuisioner
dan
perkembangan
hasil
emosi.
wawancara kepada ketiga
subyek yang diklasifikasi
subyek
menjadi
di
atas,
dapat
perkembangan
disimpulkan bahwa peneliti
emosi
tinggi,
memperoleh
perkembangan
emosi
data
yang
valid. Hal ini disebabkan
sedang, dan perkembangan
adanya
emosi rendah.
yang melalui
kesesuaian
data
peneliti
peroleh
dua
tahap
pengumpulan data di atas. A.
kategori
4.
Subyek Perkembangan
Emosi
tinggi Berdasarkan
InterpretasidanPembahan Berdasarkan
dengan
paparan
paparan dan analisis data di
data dan analisis yang telah
atas,
peneliti
subyek
lakukan
DIDIK HARIYANTO 11.1.01.01.0423
diketahui ini
bahwa cenderung
simki.unpkediri.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING
28 |
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
mengalami
peningkatan
perkembangan
emosi
dengan
dini.
tinggi
akibat pernikahan Implementasinya, ini
perasaan bahagia, subyek
subyek
yang
sangat
merasakan
kebahagiaan
mengalami perubahan
emosi
perasaan emosi
pernikahaan ini. 5.
Subyek
dengan
signifikan,
seperti halnya
Perkembangan
perasaan
emosi marah,
sedang
sedih , bahagia, jengkel, dan malu. Pada
kategori
dengan
Emosi
Berdasarkan paparan
ini
dan analisis data di atas,
subyek yang bersangkutan
diketahui bahwa subyek ini
sering sekali marah-marah
cenderung
misalnya dalam hal ketika
peningkatan perkembangan
Ditinjau dari aspek perasaan
emosi
emosi
pernikahan
amarah , subyek
dengan perasaan tinggi
emosi
cenderung
beranggapan sangat
bahwa
marah
dia
ketika
mengalami
akibat
dari dini.
Implementasinya, ini sulit
subyek
sekali untuk
mengendalikan Ditinjau
emosinya
dari
aspek
suaminya tidak memenuhi
perasaan emosi
amarah ,
semua
subyek
perasaan
kebutuhannya.
dengan
Sementara itu, ditinjau dari
emosi
perasaan
beranggapan
sedih, subyek
dengan perasaan tinggi merasakan
sedang cenderung bahwa
dia
emosi
akan marah ketika suami
cenderung
menolak untuk menemani
sedih
ketika
belanja.
Sementara
suaminya masih membahas
ditinjau
dari
perasaan
masa lalunya. ditinjau dari
sedih,
subyek
dengan
perasaan sedang
emosi cenderung
DIDIK HARIYANTO 11.1.01.01.0423
merasakan
sedih
itu,
ketika
mendengar mertuanya sakit. simki.unpkediri.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING
29 |
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
ditinjau
dari
perasaan
bahagia,
subyek
perasaan emosi
ini cenderung pasif,
dengan
sehingga yang
sedang
bersangkutan hanya
merasakan bahagia ketika
melakukan kegiatan yang
suaminya
monoton. Misalnya saja
kejutan
memberikan dihari
ulang
Ditinjau dari aspek perasaan
tahunnya
emosi amarah , subyek
Ditinjau dari peran orang
tua,
mengaku
subyek bahwa
ini
rendah cenderung
orang
beranggapan bahwa dia
tuanya selalu mendukung
akan marah ketika suaminya
pernikahan ini . Namun
telat pulang kerja.
demikian, orang tua subyek
Sementara itu, ditinjau
dengan
perkembangan
emosi sedang.
Simpulan
juga ikut
Berdasarkan paparan
serta mengawasi perubahan
dan analisis data pada bab
perkembangan
emosinya.
sebelumnya, dapat disimpulkan
tersebut
bahwa pernikahan dini mampu
dampak
meningkatkan
Agar
perubahan
tidak membawa yang negatif 6.
dengan perasaan emosi
Subyek
emosi dengan
perkembangan
remaja,
remaja
khususnya
yang
memiliki
perkembangan
emosi
Berdasarkan paparan dan
dan
Sementara itu,
analisis data di atas,
bagi remaja yang sejak awal
diketahui bahwa subyek ini
telah memiliki perkembangan
cenderung tidak mengalami
emosi rendah , pernikahan dini
peningkatan perkembangan
tidak
emosi akibat dari
peningkatan
pernikahan dini.
emosinya.
Perkembangan Emosi rendah
sedang.
berpengaruh
tinggi
pada
perkembangan
Implementasinya, subyek DIDIK HARIYANTO 11.1.01.01.0423
simki.unpkediri.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING
30 |
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Goleman,
DAFTAR PUSTAKA
Daniel,2004.
Emitional
Abdul Shaheed. 2007. Tinjauan Fiqih
Intelegence Kecerdasan Emosional
Pernikahan Dini. Yogyakarta: Gaul
Mengapa EQ Lebih Penting Daripada IQ. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Amiur Nurudin dan Azhari Akmal Tarigan : Hukum Perdata Islam di Indonesia (Studi kritis Perkembangan Hukum Islam dari Fikih, UU No 1/1974 sampai KHI). Jakarta : Prenada Media 2004
Utama. Hapsaryanti,
D.
Kecerdasan
(2006). Emosional
Hubungan dengan
Penyesuaian diri dalam Perkawinan pada pasangan yang baru menikah selama tiga tahun. Skripsi (tidak
Ahmadi, Abu. Psikologi
diterbitkan).
Perkembangan.Rineka Cipta, 2015.
Depok:
universitas
Gunadarma.136
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pengantar Praktik). Jakarta: PT Rineka Cipta. Azwar,
Saifuddin.
Penelitian.
2001.
Metode
Yogyakarta:
Pustaka
Pelajar Offset. Desmita.
Psikologi
Perkembangan.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
DIDIK HARIYANTO 11.1.01.01.0423
simki.unpkediri.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)BIMBINGAN KONSELING
31 |