ANALISIS PERHITUNGAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ABC DALAM MENENTUKAN TARIF JASA BONGKAR MUAT INTERNASIONAL PADA TERMINAL PETI KEMAS PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) SEMARANG Faizal Satria Desitama, Poniman, Rustono Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Semarang ABSTRACT Calculation of the cost of goods at first applied in manufacturing companies, but in its development calculation of the cost of service has been adapted by the service company, which is called the cost of services. The cost service have a very important role in determining the price of services.If calculation the cost of services is too low indeed will attract consumers, but led to the sale of services can not cover the cost of production of services, and otherwise, if the cost of services is too high, then the resulting selling price is too expensive, it will result in product and services less attractive to consumers. This study aims to determine differences in rates Unloading International Container if calculated by the conventional method and the Activity based costing system method, The conventional method imposes a costs arising from rates International loading unloading using the basic costs allocation of volume services production. while the ABC method is a method of determining the cost of using the activity and cost driver as a means to calculate the cost of International loading unloading. The research result for Unloading unloading International Container FCL 20’ and Container 20' using Conventional methods are respectively $ 80.68 and $ 60.69. Whereas calculations using the ABC method has a tariff of $ 74.80 and $ 56.27, while rates by the company is also around $ 80 and $ 60. The results Shows, Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) does not charge rates too far from the cost, which means that although TPKS has been using its own method in determining the service rates loading unloading of containers, but it already covers the entire needs of the cost of loading unloading. However, by using the ABC method, TPKS can appropriately plan budget in detail. ABC method can also provide information of production costs that is more accurate and informative. Key Words : Conventional method, Activity based costing system (ABC) method, rates of loading unloading International Container. manajemen. Kondisi ini menjadikan manajer yang bertanggungjawab untuk menentukan
PENDAHULUAN
strategi perusahaan, sehingga manajer sangat
Perkembangan dunia usaha akhir – akhir
memerlukan informasi yang akurat sebagai
ini mengalami persaingan global yang sangat ketat,
dimana
perusahaan
tidak
landasan
hanya
kebijaksanaan,
menghadapi pesaing lokal tetapi juga pesaing
penentuan
internasional, hal ini telah menciptakan perubahan
dalam
model
dan
dalam
mengambil terutama
harga
berbagai
pokok
kebijaksanaan produksi.
Perhitungan harga pokok pada awalnya
praktek
diterapkan dalam perusahaan manufaktur, 51
JOBS (JURNAL OF BUSINESS STUDIES) ISSN: 2461-0704 & e-ISSN: 2476-8790
perkembangannya
Terminal petikemas semarang (TPKS) dalam
perhitungan harga pokok telah diadaptasi
melakukan pentarifan, terdiri dari 3 segemen
oleh perusahaan jasa, perusahaan dagang,
Usaha,
dan sektor nirlaba. Harga pokok mempunyai
Internasional dan Domestik, Lapangan dan
peranan
gudang / CFS (Container Freight Station).
akan
tetapi
dalam
yang
sangat
penting
dalam
yaitu,
Bongkar
/
Muat
baik
Berdasarkan hasil survey dengan pihak
menentukan harga jual produk/jasa.
manajemen
Penetapan biaya yang lebih tepat akan
penetapan
tarif
yang
di
menghasilkan harga pokok produksi / jasa
diterapkan di Terminal Petikemas Semarang
yang
berdasarkan kesepakatan anggota Asosiasi
lebih
akurat.
perusahaan
harus
Oleh
karena
benar-benar
itu,
INSA
serius
(Indonesia
National
Shipowners
menangani harga pokok produksi / jasanya.
Association) dan pihak manajemen TPKS
Inilah yang mendasari dikembangkannya
dengan memperhatikan pendekatan Harga
metode Activity Based Costing System
jual jasa / pentarifan dari 2 (dua) pesaing
(ABC). Activity Based Costing (ABC) telah
utamanya,
menjadi
Surabaya (TPS) dan Jakarta Internasional
ungkapan
popular
untuk
yaitu
Terminal
Petikemas
Terminal Container (PT JITC).
mendeskripsikan teknik-teknik baru dalam
Batasan masalah dalam penelitian ini
akuntansi manajemen.
dipusatkan
Berdasarkan hasil survey dengan pihak
pada
perhitungan
tarif
jasa
di
Bongkar / Muat (Loading – Discharging)
diterapkan di Terminal Petikemas Semarang
FCL (Full Container Load) Petikemas 20’
berdasarkan kesepakatan anggota Asosiasi
(dua puluh feet) dan tarif Petikemas kosong
INSA
Shipowners
(Empty Container) 20’ (dua puluh feet) tahun
Association) dan pihak manajemen TPKS
2015. Produk jasa tersebut dipilih karena jasa
dengan memperhatikan pendekatan Harga
Bongkar / Muat (Loading – Discharging)
jual jasa / pentarifan dari 2 (dua) pesaing
FCL Petikemas 20’ dan petikemas kosong
utamanya,
Petikemas
20’ merupakan produk jasa unggulan dan
Surabaya (TPS) dan Jakarta Internasional
merupakan ukuran standar dari petikemas.
Terminal Container (PT JITC).
Ukuran standart petikemas dimulai dari
manajemen
penetapan
(Indonesia
yaitu
tarif
National
Terminal
yang
Semarang
panjang 20 feet, maka 1 petikemas 20’
merupakan salah satu cabang PT Pelabuhan
dinyatakan dalam 1 TEUS (Twenty Foot
Indonesia III (Persero) yang memberikan
Equivalent
pelayanan jasa bongkar muat petikemas.
dinyatakan dalam 2 TEUS.
Terminal
Petikemas
52
Units)
dan
petikemas
40’
JOBS (JURNAL OF BUSINESS STUDIES) ISSN: 2461-0704 & e-ISSN: 2476-8790
Tujuan
yang
ingin
dicapai
dalam
(2007:281), harga adalah “jumlah uang
penelitian ini adalah : 1.
(ditambah beberapa produk kalau mungkin)
Untuk mengetahui besarnya tarif /
yang
harga jual jasa khusus bongkar/ muat
sejumlah kombinasi dari barang beserta
(Loading - Discharging) internasional
pelayananya”.
yang telah diterapkan saat ini (tahun
untuk
mendapatakan
Menurut mulyadi (2005), harga jual
2015 yang sudah berlaku sejak tahun
adalah
2013)
pendekatan
dibebankan ke konsumen yang diperoleh atau
penawaran harga pesaing, kemudian
dihitung dari biaya produksi ditambah biaya
menghitungnya
metode
nonproduksi”, dan menurut Alimisyah dan
Based
padji (2003:301), “harga jual meliputi biaya
berdasarkan
konvensional
2.
dibutuhkan
dengan dan
Activity
“Besarnya
akan
yang
Untuk mengetahui adakah perbedaan
distribusi,
tarif / harga jual jasa khusus jasa
diinginkan”. Menurut Tjiptono (2007:151),
bongkar /muat (Loading Discharging)
“harga merupakan satuan moneter atau
internasional yang telah diterapkan
ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa
perusahaan
berdasarkan
lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh
pendekatan penawaran harga pesaing,
hak kepemilikan atau penggunaan suatu
dengan
barang atau jasa”.
ini
perhitungan
metode
konvensional dan perhitungan metode
ditambah
Krismiaji
Activity Based Costing (ABC).
untuk
yang
Costing (ABC).
saat
dikeluarkan
harga
&
produksi
dengan
Aryani
laba
dan yang
(2011:325)
menyatakan bahwa pendekatan umum dalam penentuan harga jual adalah menambahkan angka perkiraan laba (markup) pada harga
TINJAUAN PUSTAKA
pokok. Markup adalah selisih antara harga
Harga Jual Krismiaji
dan
(2011:326)
jual dan harga pokok produk. Markup
menyatakan harga jual adalah upaya untuk
biasanya berupa persentase tertentu dari
menyeimbangkan
untuk
harga pokok produk. Pendekatan ini disebut
memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari
dengan cost-plus pricing karena persentase
perolehan
markup
pendapatan
Anni
keinginan
yang
tinggi
dan
yang
telah
ditentukan
dimuka
penurunan volume penjualan jika harga jual
ditambahkan pada angka harga pokok untun
yang dibebankan ke konsumen terlalu mahal,
menentukan harga jual.
sementara menurut Murti dan Soeprihanto
53
JOBS (JURNAL OF BUSINESS STUDIES) ISSN: 2461-0704 & e-ISSN: 2476-8790
mengalokasikan overhead ke output. Oleh
Harga Pokok Produksi Harga pokok produk menurut Putikadea
karena itu, sistem tradisional juga disebut
(2011), menyatakan penjumlahan dari biaya
dengan sistem berbasis unit (unit-based
yang dibagikan ke produk untuk tujuan
system).
tertentu. Harga pokok produk merupakan
Sistem Penentuan Biaya Berdasarkan
salah satu hal penting yang perlu di
Aktivitas (ABC)
perhatikan oleh perusahaan baik perusahaan
Hongren (2009: 101), mendefinisikan
maupun
ABC (Activity Based Costing) sebagai suatu
perusahaan dagang. Penetapan harga pokok
sistem pendekatan perhitungan biaya yang
produk yang
tepat akan memberikan
dilakukan
manfaat
perusahaan
sendiri,
yang ada di perusahaan. Sistem ini dilakukan
sementara menurut Mulyadi (2009: 22)
dengan dasar pemikiran bahwa penyebab
menyatakan
timbulnya
manufaktur,
perusahaan
bagi
“istilah
jasa
harga
itu
pokok
juga
berdasarkan
biaya
adalah
aktivitas-aktivitas
aktivitas
yang
digunakan untuk menunjukkan pengorbanan
dilakukan dalam suatu perusahaan, sehingga
sumber ekonomi dalam pengolahan bahan
wajar bila pengalokasian biaya-biaya tidak
baku menjadi produk jadi”.
langsung dilakukan berdasarkan aktivitas
Sistem Akuntansi Konvensional
tersebut. Sedangkan menurut Blocher, et al
Mengenai
Metode
/
(2011:222), menyatakan bahwa fokus utama
Tradisional Kholmi dan Yuningsih (2004:27)
Activity Based Costing adalah aktivitas.
menjelaskan bahwa sistem akuntansi biaya
Sedangkan menurut Simamora (2012: 96 ),
tradisional hanya memusatkan pada ukuran
sistem penentuan biaya pokok berbasis
output aktifitas yang didasarkan pada volume
aktivitas (Activity Based Costing system)
produksi.
ialah sistem akuntansi yang terfokus pada
Pendekatan
konvensional
tradisional
mengasumsikan bahwa semua biaya dapat
aktivitas-aktivitas
diklasifikasikan sebagai biaya tetap dan
menghasilkan produk atau jasa.
variabel sesuai dengan perubahan unit atau
Bongkar / Muat Internasional
yang
dilakukan
untuk
volume produk yang diproduksi. Sedangkan
Menurut sudjatmiko (1997:384) bongkar
menurut Carter terjemahan Krista (2009:532)
muat adalah sesuatu pemindahan barang dari
menjelaskan bahwa sistem perhitungan biaya
suatu tempat ketempat lain, dan bisa juga
tradisional ditandai oleh penggunaan ukuran
dikatakn pembongkaran barang dari kapal ke
yang berkaitan dengan volume atau ukuran
dermaga lalu kegudang dan juga sebaliknya
tingkat
dari gudang ke dermaga kemudian diangkat
unit
sebagai
dasar
untuk
54
JOBS (JURNAL OF BUSINESS STUDIES) ISSN: 2461-0704 & e-ISSN: 2476-8790
ke kapal. penyediaan jasa bongkar muat
kerja pelabuhan dari lambung kapal ke
adalah perusahaan yang melakukan kegiatan
Main
bongkar muat ( stevedoring, cargodoring, dan
/lapangan
receiving and delivery ).
sebaliknya.
Ruang Lingkup pentarifan bongkar /
Container
yard
penumpukan
(CY
01)
01
atau
Kerangka Pemikiran Teoritis
muat (Loading – Discharging) yang hanya dikhususkan untuk kapal internasional atau antarbangsa dengan menggunakan mata uang Dollar ($) Amerika Serikat di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) cabang Terminal Petikemas Semarang kegiatannya meliputi : 1. Loading : adalah aktifitas pergerakan Container dari Main Container yard (CY 01)/ lapangan penumpukan 01 menuju
dermaga
ke
kapal
untuk
dimuat. 2. Unloading/discharge : adalah aktifitas pergerakan
Container
dari
kapal
menuju ke Main Container yard (CY 01)/lapangan penumpukan 01 untuk di stack. 3. Lift on : adalah pekerjaan mengangkat Container dari tempat penumpukan ke atas
chasis
dengan
menggunakan
transtainer/top loader atau alat lain. 4. Lift off : adalah pekerjaan mengangkat Container dari atas chasis ke tempat penumpukan
dengan
menggunakan Sumber : Terminal Petikemas Semarang (2015)
transtainer / top loader atau alat lain. 5. Trucking / haulage : adalah pekerjaan mengangkut
petikemas
dengan
menggunakan chasis dalam daerah
55
JOBS (JURNAL OF BUSINESS STUDIES) ISSN: 2461-0704 & e-ISSN: 2476-8790
Data
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
dilaksanakan
di
primer
dikumpulkan
PT
adalah
sendiri
oleh
data
yang
peneliti
dari
PELINDO III (Persero) cabang Terminal
sumber pertama (Suliyanto, 2009: 131).
Petikemas Semarang (TPKS) yang terletak
Data ini diperoleh dari hasil wawancara
Jl. Coaster No. 10A Semarang Jawa Tengah,
dengan pihak responden di PT Pelabuhan
Indonesia.
Indonesia III (Persero) Cabang Terminal
Teknik Pengumpulan Data
Petikemas Semarang (TPKS) hasil dari
a. Wawancara
wawancara ini berupa perhitungan Tarif jasa
Menurut Dantes (2012:85) “Wawancara
bongkar muat internasional, daftar aktivitas
ialah tanya jawab antara petugas dengan
yang berkaitan dengan perhitungan Tarif
responden,
membawa
bongkar muat internasional, rata – rata gaji
pertanyaan untuk diisi dengan keterangan
Operator CC dan Operator RTG, rata – rata
yang diperoleh dengan wawancara”.
gaji Planner, rata – rata gaji Foreman kapal
b. Dokumentasi
pada PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)
biasanya
Merupakan
petugas
teknik
penelitian
Cabang
yang
digunakan untuk memperoleh data informasi
(TPKS).
yang relevan dengan cara pengumpulan data
b.
Terminal
Petikemas
Semarang
Data Sekunder Data Sekunder yaitu data yang diperoleh
yang lalu yang ada dalam perusahaan (Suprapto, 1997:7).
dari perusahaan dalam bentuk dokumentasi
c. Studi Pustaka
seperti
sejarah
berdirinya
perusahaan,
struktur organisasi, kegiatan perusahaan, data
Menurut Supardi (2005:62) “Studi pustaka mencermati,
arus petikemas Internasional dan domestik
mengenali dan mengurai bahan bacaan
Tahun 2014 / 2015, data biaya gaji tally
(pustaka)”. Dalam
kapal,
adalah
kegiatan
membaca,
metode ini,
peneliti
tally
lapangan,
foreman,
data
membaca, mengkaji serta mempelajari buku-
pemeliharaan CC, Head Truck, RTG, Main
buku dari perpustakaan Politeknik Negeri
CY (CY 01), data Konsumsi Listrik pada CC,
Semarang, serta buku-buku referensi dari
data konsumsi energi BBM pada RTG dan
sumber pustaka lain yang sesuai dengan
Head Truck dan data kelengkapan lainnya.
materi Skripsi.
Teknis Analisis
Jenis Data
Teknik Analisis yang digunakan dalam
a.
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Data Primer
56
JOBS (JURNAL OF BUSINESS STUDIES) ISSN: 2461-0704 & e-ISSN: 2476-8790
1. Mengetahui
penetapan
tarif
yang
Jumlah
Rp169.033.561.820,23
berlaku di perusahaan saat ini (Tahun
Sumber : Data sekunder diolah, Juli 2014 s/d
2015) yang sudah berlaku sejak tahun
Juni 2015
2013.
Biaya Bongkar / Muat Khusus Petikemas 20’ Metode Konvensional.
2. Melakukan perhitungan Tarif dengan
Biaya bongkar / muat khusus petikemas
sistem Konvensional.
20’ periode Juli 2014 s/d Juni 2015 diketahui
3. Melakukan perhitungan Tarif dengan
dengan cara mengkalikan total biaya bongkar
Metode Activity Based Costing. 4. Melakukan
perbandingan
/ muat periode Juli 2014 s/d Juni 2015
antara
perhitungan Tarif yang berlaku di
dengan
perusahaan
dengan
petikemas Internasional 20’ periode Juli 2014
perhitungan sistem Konvensional dan
s/d Juni 2015 (baik Petikemas FCL dan
perhitungan Metode Activity Based
Empty) dan total produksi petikemas periode
Costing.
Juli 2014 s/d Juni 2015, atau dapat ditulis
saat
ini,
perbandingan
rasio
produksi
formulasi sebagai berikut : ???????
HASIL DAN PEMBAHASAN
=Rp169.033.561.820,23×
???????
Perhitungan Metode Konvensional
= Rp169.033.561.820,23× 0,36317
Total Biaya Bongkar Muat Periode Juli
= Rp 61.389.055.704,62
2014 sampai Juni 2015 dijelaskan dalam
Penentuan Harga Pokok Jasa Metode
tabel 1.
Konvensional
Tabel 1 Total Biaya Bongkar / Muat Periode Juli 2014 s/d Juni 2015 Metode Konvensional No
Jenis Biaya
1
Biaya Planner
2
Biaya Handling CC
Penentuan Harga Pokok Jasa Bongkar / Muat Internasional Petikemas FCL 20’ dan
Total
Petikemas Empty 20’ metode konvensional
Rp1.064.756.675
adalah dengan membagi total biaya khusus Rp 43.032.381.697
Bongkar /Muat Internasional periode Juli
3
Biaya Haulage
Rp 26.400.573.920
2014 s/d Juni 2015 dibagi dengan satu unit
4
Biaya LOLO
Rp 48.806.657.162
cost driver, yaitu jumlah produksi Bongkar
5
Biaya Tally
Rp 537.304.500
Muat Internasional periode Juli 2014 s/d Juni
6
Biaya Foreman Kapal
2015 :
Rp 1.248.000.000
7
Biaya CY 01
Rp102.151.780,23
8
Biaya Lain - lain
Rp 47.841.736.086
=
??????????????????? ?????? ??????? ??
= Rp 453.387,02 tiap petikemas
57
JOBS (JURNAL OF BUSINESS STUDIES) ISSN: 2461-0704 & e-ISSN: 2476-8790
Perhitungan metode Konvensional baik harga
pokok
jasa
bongkar
/
Tabel 2
muat
Tarif Bongkar Muat Internasional Metode
Internasional petikemas FCL 20’ dan Empty
Konvensional
20’ sama dikarenakan tingkat konsumsi biaya yang
sama,
dan
perhitungan
metode
Petikemas FCL 20’
Petikemas Empty 20’
$ 80,68
$ 60,69
konvensional hanya menggunakan satu unit cost driver saja.
Perhitungan Tarif Metode Activity Based
Penentuan Tarif Metode Konvensional
Costing (ABC) Perhitungan Tarif jasa bongkar / muat
Tarif Petikemas FCL 20’ = Harga Pokok Jasa + mark up 126%
Internasional dengan metode activity based
= Rp453.387,02 + (Rp453.387,02 × 126%)
costing system dilakukan dengan langkah –
= Rp453.387,02 + (Rp571.267,64)
langkah sebagai berikut: 1. Pengidentifikasian aktivitas
= Rp1.024.654,66 Tarif Petikemas FCL 20’ dalam Dollar
Aktivitas – aktivitas yang ada pada
Amerika Serikat ($),
pelayanan
=
??????????????
jasa
Bongkar
muat
Internasional di Terminal Petikemas
?? ??????
Semarang (TPKS) Dijelaskan dalam
= $ 80,68
tabel 3.
Tarif Petikemas Empty 20’ = Harga Pokok
Tabel 3
Jasa + mark up 70%
Identifikasi Aktivitas
= Rp453.387,02 + (Rp453.387,02 × 70%)
No
AKTIVITAS
= Rp453.387,02 + (Rp317.370,91)
1
Aktivitas Admin
= Rp770.757,93
2
Aktivitas Handing CC
3
Aktivitas Pemeliharaan CC
4
Aktivitas Haulage
5
Aktivitas Pemeliharaan HT
6
Aktivitas Lift On dan Lift Off
7
Aktivitas Pemeliharaan RTG
8
Aktivitas Pemeliharaan CY 01
9
Aktivitas Penunjang Lainnya
Tarif Petikemas Empty 20’ dalam Dollar Amerika Serikat ($), =
???????????? ?? ??????
= $ 60,69
Penentuan tarif jasa metode Konvensional dapat dijelaskan dalam tabel 2
Sumber
:
Terminal
Semarang, 2015
58
Petikemas
JOBS (JURNAL OF BUSINESS STUDIES) ISSN: 2461-0704 & e-ISSN: 2476-8790
2. Pembebanan Biaya dari aktivitas –
aktivitas dan penentuan Cost Driver.
Cost
Aktivitas
Driver
Pemeliha
Biaya Gaji
Rp
Jumlah
Planner
1.008.000.000
Produksi
raan HT
dalam 1 tahun Biaya Penyusutan Aktivitas Admin.
Rp 19.701.875
Fasilitas Ruang
Aktivitas
Rp37.054.800
LOLO
tahun Rp
BBM
8.098.837.500
Mesin HT
Rp9.690.731.00
Jam Kerja
Pemeliharaan HT
0
Mesin HT
Biaya Penyusutan
Rp
Jam Kerja
alat HT
5.156.250.000
Mesin HT
Biaya Operator
Rp6.336.000.00
Jumlah
RTG
0
Produksi
Rp
Jumlah
Operator CC
5.184.000.000
Produksi
tahun Jam Kerja
Listrik CC
2.333.464.272
Mesin CC
Biaya Penyusutan
Rp 2.037.500
Jumlah
Fasilitas Ruang
00
Mesin RTG
Produksi
CC
dalam 1
Produksi
Operator RTG
dalam 1
Rp5.503.324.66
Jam Kerja
2
Mesin
Pemeliha
RTG
RTG
raan
Biaya Penyusutan
Rp
Jam Kerja
RTG
alat RTG
22.137.500.000
Mesin
Biaya
Rp
Jumlah
Pemeliharaan CY
99.651.780,23
Produksi
01
dalam 1 tahun
Pemeliha raan CY 1
tahun
Biaya Penyusutan
Rp2.500.000
Produksi
Tally
dalam 1
Jumlah
Fasilitas
Produksi
Inventaris CY 01
dalam 1 tahun
Jumlah
Fasilitas ruang
Jumlah
Pemeliharaan
Aktivitas
Jumlah
Handling
Rp2.870.000
Fasilitas Ruang
RTG
tahun
Rp2.812.500
BBM
Biaya
dalam 1
Rp534.492.000
Jam Kerja
Aktivitas
Produksi
Operator CC
Rp14.826.962.5
tahun
dalam 1
Rp
Biaya Konsumsi
Biaya Penyusutan
Produksi
Biaya Gaji
Jam Kerja
Biaya
Jumlah
tahun
Biaya Penyusutan
dalam 1
tahun
dalam 1
Biaya Gaji Tally
Produksi
dalam 1
dalam 1
Listrik Planner
Aktivitas
0
Jumlah
tahun
Biaya Konsumsi
Operator HT
Produksi
Planner
Biaya Konsumsi
Jumlah
Biaya Konsumsi
Driver Jumlah Biaya
Mesin CC
Rp3.454.755.42
Haulage
Pembebanan Biaya dan Penentuan Cost
Jenis Biaya
31.156.250.000
Biaya Gaji
Aktivitas
Tabel 4
Aktivitas
Alat CC
Jumlah Aktivitas lain - lain
tahun
Biaya Lain - lain
Rp
Produksi
47.841.736.086
dalam 1 tahun
Biaya Gaji
Rp1.248.000.00
Jumlah
Foremen Kapal
0
Produksi
Sumber : Terminal Petikemas Semarang, 2014 /
dalam 1
2015
tahun
Aktivitas
Biaya
Rp
Jam Kerja
Pemeliha
Pemeliharaan CC
4.356.629.925
Mesin CC
raan CC
Biaya Penyusutan
Rp
Jam Kerja
59
JOBS (JURNAL OF BUSINESS STUDIES) ISSN: 2461-0704 & e-ISSN: 2476-8790
Tabel 6 Penentuan Tarif Kelompok dengan metode ABC
3. Alokasi Perhitungan Metode ABC Pengalokasian Pemicu Biaya dari setiap
Cost Pool I
Jenis Petikemas Internasional dapat dijelaskan
Biaya Gaji Planner
Rp 1.008.000.000
dalam tabel 5.
Biaya Penyusutan Fasilitas
Rp 19.701.875
Ruang Planner Biaya Konsumsi Listrik
Tabel 5
Planner
Pengalokasian Ukuran Pemicu Biaya Bongkar / Muat Petikemas Internasional Metode ABC Jenis Pemicu Biaya Jenis
Jumlah
Peti
Produk
Kemas
si (Box)
20’
111887
Jam
Jam
Kerja CC
Kerja HT
(Jam)
(Jam)
5901,21
44399,60
Kerja RTG (Jam)
C
23735,
L
E
40’
192019
10127,58
76198,02
45’
1980
104,43
785,71
20’
23514
1240,19
9330,95
35
2906,5 5
P
3245,8
T Y
40’
26259
1384,97
10420,24
45’
791
41,72
313,89
356450
18800,10
44060,57
Total
Biaya Penyusutan Fasilitas
Rp 2.037.500
Biaya Gaji Tally
Rp534.492.000
Biaya Gaji Foremen Kapal
Rp1.248.000.000
Biaya Penyusutan Fasilitas
Rp2.812.500
Biaya Gaji Operator HT
Rp3.454.755.420
Biaya Gaji Operator RTG
Rp6.336.000.000.
Biaya Penyusutan Fasilitas
Rp2.870.000.
Ruang Operator RTG
244,75
M
Rp 5.184.000.000
ruang Tally
13830, 28
Biaya Gaji Operator CC
Ruang Operator CC
Jam
F
Rp 37.054.800
Biaya Pemeliharaan CY 1
Rp 99.651.780,23
Biaya Penyusutan Fasilitas
Rp 2.500.000
Inventaris CY 01
6 97,78
Biaya Lain - lain
Rp 47.841.736.086
Total Biaya
Rp65.773.611.961, 23
141448 Jumlah Produksi (Box
,41
372.824 Box
Petikemas)
Sumber : Terminal Petikemas Semarang, 2014 / 2015
Pool Rate I (Total Biaya
4. Penentuan Tarif Kelompok
Rp 176.420,01
: Jumlah Produksi)
Penentuan Tarif Kelompok / Cost Pool
Cost Pool II
dengan cara membagi total biaya kelompok
Biaya Konsumsi Listrik
aktivitas dibagi dengan pemicu biaya yang
CC
sama. Tarif kelompok dapat dijelaskan dalam tabel 6.
Biaya Pemeliharaan CC
Rp 4.356.629.925
Biaya Penyusutan Alat CC
Rp 31.156.250.000
Total Biaya
Rp37.846.344.197
Jumlah Jam Kerja Alat
18.742 Jam
CC (Jam)
60
Rp 2.333.464.272
JOBS (JURNAL OF BUSINESS STUDIES) ISSN: 2461-0704 & e-ISSN: 2476-8790
Pembebanan biaya ke produk jasa
Pool Rate II (Total Biaya : Jumlah Jam Kerja Alat
Rp 2.019.333,27
Petikemas FCL 20’ dijelaskan dalam tabel
CC)
7. Cost Pool III
Biaya Konsumsi BBM HT
Rp8.098.837.500.
Biaya Pemeliharaan HT
Rp9.690.731.000.
Biaya Penyusutan alat HT
Rp 5.156.250.000.
Total Biaya
Rp22.945.818.500
Jumlah Jam Kerja Alat
153.477 Jam
Tabel 7 Pembebanan Biaya ke Produk Metode ABC 1 Petikemas FCL 20’
Head Truck (Jam) Pool Rate III (Total Biaya : Jumlah Jam
Rp 149.506,56
Pool
Jumlah
Alokasi
Rate
(A)
(B)
Pool
Rp
Rate I
176.420,01
Pool
Rp
Rate II
2.019.333,2
11.916.509.686,2
7
6
Kerja Alat HT) Cost Poll IV Biaya Konsumsi BBM
Rp 14.826.962.500.
RTG Biaya Pemeliharaan RTG
Rp 5.503.324.662.
Biaya Penyusutan Alat
Rp 22.137.500.000
RTG Total Biaya
Rp 42.467.787.162
Jumlah Jam Kerja Alat
67.209 Jam
111.887
Jumlah (A×B)
,87 5.901,21
Pool
Rp
Rate III
149.506,56
Pool
Rp
Rate IV
631.876,49
Rp19.739.105.658
44.399,60
Rp
Rp 6.638.031.461,38
13.830,28
Rp 8.739.028.782,12
Total Biaya B/M internasional
Rp
Petikemas FCL 20’ periode juli
47.032.675.588,6
2014 s/d juni 2015
2
Jumlah Petikemas yang diproduksi
111.887
(box)
RTG (Jam)
Harga Pokok Produk Jasa (HPP)
Pool Rate IV (Total Biaya : Jumlah Jam
B/M Petikemas FCL 20’ periode
Rp631.876,49
Rp 420.358,72
juli 2014 s/d juni 2015 Per Box
Kerja Alat RTG)
Sumber : Terminal Petikemas Semarang, 2014 /
Sumber : Terminal Petikemas Semarang, 2014
2015
/ 2015
b. Petikemas Empty 20’
5. Pembebanan Biaya ke Produk.
Pembebanan biaya ke produk jasa
Membebankan biaya ke produk dengan
Petikemas FCL 20’ dijelaskan dalam tabel
cara mengkalikan tarif masing – masing Cost
8.
Pool
Tabel 8 Pembebanan Biaya ke Produk Metode ABC 1
dengan
Ukuran
Pemicu
Biaya,
pembebanan biaya ke produk dijelaskan pada tabel di bawah :
Petikemas Empty 20’
a. Petikemas FCL 20’
Pool
Jumlah (A)
Rate Pool
61
Alokasi
Jumlah (A×B)
(B) Rp
23.514
Rp 4.148.340.115,14
JOBS (JURNAL OF BUSINESS STUDIES) ISSN: 2461-0704 & e-ISSN: 2476-8790
Rate I
176.420,01
Pool
Rp
Rate II
2.019.333,27
Pool
Rp
Rate III
149.506,56
Pool
Rp
Rate IV
631.876,49
= Rp 714.609,89 1.240,19
Rp 2.504.356.928,12
9.330,95
Rp 1.395.038.236,03
2.906,55
Tarif Petikemas dalam Dollar Amerika Serikat (AS), ?????????? ??????
= ????????? ????????????????????? ?????????
Rp 1.836.580.612,01
=
Total Biaya B/M internasional
Rp
Petikemas Empty 20’ periode juli
?? ?????????? ???????
9.884.315.891,30
2014 s/d juni 2015 Jumlah Petikemas yang diproduksi (box)
= $ 56,27 23.514
Perhitungan Tarif metode ABC di atas dapat
Harga Pokok Produk Jasa (HPP)
disajikan dengan tabel 9.
B/M Petikemas Empty 20’ periode
Rp 420.358,76
Tabel 9
juli 2014 s/d juni 2015 Per Box
Tarif Petikemas Metode ABC
Sumber : Terminal Petikemas Semarang, 2014 / 2015
6. Perhitungan
Tarif
Petikemas
Petikemas FCL 20’
Petikemas Empty 20’
$ 74,80
$ 56,27
dan
Penentuan Mark up Metode ABC
Perbandingan
Penetapan
Tarif
Jasa
Petikemas FCL 20’ = HPP Jasa petikemas
Bongkar / Muat sistem Penentuan Tarif
+ Mark up 126%
oleh Perusahaan, Metode Konvensional
= Rp 420.358,72 + (Rp 420.358,72 ×
dan Metode Activity Base Costing.
126%)
Perbandingan Penentuan ke tiga Tarif,
= Rp 420.358,72 + Rp 529.651,98
Tarif Oleh Perusahaan, Perhitungan metode
= Rp 950.010,70
Konvensional dan Metode ABC dijelaskan
Tarif Petikemas dalam Dollar Amerika
dalam tarif sebagaimana Tabel 10.
Serikat (AS),
Tabel 10 Perbandingan Penetapan Tarif Ketiga Metode
?????????? ??????
=????????? ????????????????????? ????????? =
?? ??????????
Metode Penetapan Tarif B/M
Jenis
???????
Petikemas
= $ 74,80
Petikemas Empty 20’ = HPP Jasa
Internasional Perusahaan
Konvensional
ABC
FCL 20’
$ 80
$ 80,68
$ 74,80
Empty 20’
$ 60
$ 60,69
$ 56,27
petikemas + Mark up 70% = Rp 420.358,76 + ((Rp 420.358,76 ×
KESIMPULAN
70%)
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian,
= Rp 420.358,76 + Rp 294.251,13
maka dapat diambil beberapa kesimpulan :
62
JOBS (JURNAL OF BUSINESS STUDIES) ISSN: 2461-0704 & e-ISSN: 2476-8790
bongkar
1. Penetapan tarif oleh PT Pelindo III
atau
muat
internasional
(Persero) cabang TPKS untuk jasa
“Petikemas FCL 20 feet” sebesar $ 5,20
bongkar
dan untuk produk jasa “petikemas Empty
atau
muat
Internasional
20 feet” dengan selisih $ 3,73.
“Petikemas FCL 20 feet” sebesar $ 80
6. Dari hasil perhitungan Tarif metode
dan “Petikemas Empty 20 feet” $ 60 2. Hasil
perhitungan
tarif
konvensional
Metode
dibandingkan
dengan
Konvensional untuk produk jasa bongkar
metode Activity Based Costing system
atau muat internasional “Petikemas FCL
maka metode Activity Based Costing
20 feet” sebesar $ 80,68 dan “petikemas
system memberikan hasil yang lebih
Empty 20 feet” sebesar $ 60,69.
kecil untuk kedua produk jasa. Dengan
3. Hasil perhitungan tarif Metode ABC
selisih untuk jasa bongkar atau muat
untuk produk jasa bongkar atau muat
internasional “petikemas FCL 20 feet”
internasional “Petikemas FCL 20 feet”
sebesar $ 5,88 dan “petikemas empty 20
sebesar $ 74,80 dan “petikemas Empty
feet” sebesar $ 4,42. Perbedaan yang
20 feet” sebesar $ 56,27.
terjadi antara perhitungan tarif secara konvensional dengan metode Activity
4. Hasil Penetapan tarif oleh PT Pelindo III (Persero) cabang TPKS dibandingkan
Based
dengan metode Konvensional, maka
karena adanya distorsi dari pembebanan
metode konvensional memberikan hasil
biaya
yang lebih besar untuk kedua jenis jasa
konvensional yang dialokasikan atas
Petikemas, dengan selisih untuk produk
dasar satu unit cost driver saja, yaitu
jasa bongkar atau muat internasional
jumlah
“Petikemas FCL 20 feet” sebesar $ 0,68
sedangkan TPKS memiliki perbedaan
dan untuk produk jasa “petikemas Empty
aktivitas dalam produksi jasa yang
20 feet” dengan selisih $ 0,69.
alokasi biayanya tidak hanya didasarkan pada
5. Hasil Penetapan tarif oleh PT Pelindo III
Costing
Bongkar
produksi
ukuran
system,
atau
Muat
jasa
jumlah
disebabkan
secara
petikemas,
produksi
jasa
(Persero) cabang TPKS dibandingkan
petikemas saja. Sehingga dalam metode
dengan metode Activity Based Costing
Activity Based Costing system telah
system, maka metode Activity Based
mampu mengalokasikan kelompok biaya
Costing system memberikan hasil yang
aktivitas ke setiap Petikemas secara
lebih kecil untuk kedua jenis petikemas,
tepat.
dengan
selisih
untuk
produk
jasa
63
JOBS (JURNAL OF BUSINESS STUDIES) ISSN: 2461-0704 & e-ISSN: 2476-8790
ditawarkan oleh Terminal Petikemas
7. Perhitungan tarif menggunakan metode Activity
Based
Costing
Semarang (TPKS).
system
menghasilkan tarif atau harga jual jasa
SARAN
yang lebih akurat dibandingkan dengan
Berdasarkan
penelitian
yang
penetapan tarif oleh Terminal Petikemas
dilakukan pada PT Pelabuhan Indonesia III
Semarang
(Persero)
(TPKS)
dengan
cabang
Terminal
Petikemas
memperhatikan pendekatan tarif pesaing,
Semarang (TPKS), sebaiknya perusahaan
dan
secara
menerapkan metode activity based costing
konvensional. Karena biaya pelayanan
system dalam perhitungan tarif atau harga
jasa bongkar atau muat Internasional
jual jasanya, walaupun selama ini Terminal
pada
Petikemas
perhitungan
masing
–
tarif
masing
petikemas
Semarang
menggunakan
dibebankan pada banyak pemicu biaya /
metodenya sendiri dalam menentukan tarif
cost driver, sehingga pembebanan biaya
bongkar / muat petikemas, namun hal
ke setiap produk jasa tepat sesuai
tersebut
konsumsi masing – masing kelompok
kebutuhan biaya bongkar / muat. Hanya saja,
aktivitasnya. Hasil perhitungan tarif
dengan menggunakan metode Activity Based
menggunakan metode Activity Based
Costing
Costing
jika
Semarang dapat merencanakan anggaran
dibandingkan dengan penetapan tarif
secara tepat, terperinci, dan terprogram.
oleh perusahaan dan perhitungan secara
Metode activity based costing system juga
konvensional. Tarif atau harga jual jasa
dapat memberikan Informasi biaya produksi
yang
tanpa
jasa yang lebih akurat dan informatif.
mengurangi laba yang diinginkan oleh
Tingkat akurasi ini sangat penting bagi
Perusahaan, akan membuat pengguna
perusahaan dalam menetapkan keputusan
jasa setia terhadap produk jasa yang
yang
ditawarkan oleh Terminal Petikemas
perusahaan
Semarang (TPKS), dan menjadi bahan
penetapan harga jual jasanya. Selain itu, Jika
perhitungan bagi pengguna jasa lain
menerapkan metode Activity Based Costing
yang belum menggunakan jasa dari
system dalam penentuan tarifnya, Terminal
Terminal Petikemas Semarang (TPKS)
Petikemas
agar menggunakan jasa yang telah
keuntungan dalam jangka panjang, yaitu
system
lebih
lebih
murah
kecil
tetapi
sudah
system,
berkaitan
mencakup
Terminal
dengan
khususnya
Semarang
keseluruhan
Petikemas
manajemen
pentarifan
akan
atau
memperoleh
dengan menetapkan harga jual jasa yang
64
JOBS (JURNAL OF BUSINESS STUDIES) ISSN: 2461-0704 & e-ISSN: 2476-8790
tahun 2010. Skripsi. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya. Rudianto. 2006. Akuntansi Manajemen. PT. Grasindo. Jakarta. Simamora, Henry. 2012. Akuntansi Manajemen. Edisi ke-3. Star Gate Publisher. Riau. Soemarso S.R . 2007. Akuntansi Suatu Pengantar .Jilid 1.Rineka Cipta. Jakarta.
lebih murah maka TPKS dapat memperbesar pangsa pasar, dan akan lebih beratahan dalam menghadapi
persaingan
yang
semakin
sempurna.
DAFTAR PUSTAKA Aliminsyah dan Padji, 2003. Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan, Bana Widya, Bandung. Blocher, Edward J., Stout, David E., Cokins, Gary. 2011. Manajemen Biaya (Penekanan Strategis). Salemba Empat. Jakarta. Carter, William K. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 14. Salemba Empat. Jakarta. Harnanto. 1992. Akuntansi Biaya dan Untuk Perhitungan Harga Pokok Produk. Penerbit dan Percetakan BPFE: Yogyakarta. Horngren, Charles T., Harrison, Wallter T. 2008. Acounting. Pearson Prentice Hall. Jakarta. ----------------------------.2009.Pengantar Akuntansi Manajemen. Edisi 7. Erlangga. Jakarta. Kholmi, Masiyah, dan Yuningsih. 2004. Akuntansi Biaya. Malang: UMM Press. Krismiaji. 2002. Dasar – Dasar Akuntansi Manajemen. Edisi 1. UPP STIM YKPN, Yogyakarta. -----------, Y Anni Aryani. 2011. Akuntansi Manajemen. Edisi 2. UPP STIM YKPN, Yogyakarta. Mulyadi. 2005.”Akuntansi Biaya“. Edisi ke-5 Cetakan ke-8 Aditya Media.Yogyakarta. -----------. 2009. Akuntansi Biaya. Penerbit Aditya Media. Yogyakarta. Putikadea. 2011. Penentuan harga pokok penjualan kamar “deluxe”dengan menggunakan metode Activity Based Costing pada resort G-Land Joyo Camp
65
JOBS (JURNAL OF BUSINESS STUDIES) ISSN: 2461-0704 & e-ISSN: 2476-8790
66