ISSN 2337-6686 ISSN-L 2338-3321
EVALUASI SISTEM STANDAR MUTU PENDIDIKAN KEPELAUTAN INDONESIA PROGRAM STUDI NAUTIKA DI AKADEMI MARITIM DJADAJAT Tukiyo Akademi Maritim Djadajat Jakarta E-mail:
[email protected] Abstrak: Dewasa ini mutu dan daya saing serta indeks prestasi para lulusan akademi Maritime di Indonesia masih rendah. Pemerintah Indonesia pada tahun 2003 telah menetapkan Sistem Standar Mutu Maritim Indonesia untuk diimplementasikan pada pendidikan Maritim di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan mengetahui efektifitas, faktor faktor pendukung, dan penghambat implementasi Sistem Standar Mutu Maritim pada program studi nautika Akademi Maritim Djadajat. Penelitian menggunakan pendekatan evaluasi sistem analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat efektifitas implementasi Sistem Standar Mutu Maritime pada Program Studi Nautika Akademi Maritim Djadajat, secara kuantitatif telah mencapai 83%. (2). Faktor pendukung yaitu: (a) program studi telah memiliki visi, misi, tujuan yang jelas dan realistik (b) memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, dosen yang prosesional dan staf administrasi berpengalaman, (c) menerapkan kurikulum berbasis kompetensi yang diakui secara internasional, (d) lulusannya sangat dibutuhkan pasar kerja di bidang pelayaran dalam dan luar negeri, (e) peluang bekerja dibidang pelayaran niaga sangat terbuka.(3). Faktor penghambat yaitu: (a) Belum seluruh staf memahami visi, misi dan tujuan program studi, dan standar operasional prosedur (SOP) (b) Koordinasi, komunikasi dan kerjasama antar unit kerja belum optimal, (c) pengembangan sumber daya manusia masih terbatas karena keterbatasan sumber dana. Kata kunci: evaluasi, efektifitas, swot analisis, implementasi, sistem standar mutu. Abstract: Nowadays quality and competitiveness as well as an index of the achievements of the graduates the Academy of Maritime in Indonesia is still low. The Government of Indonesia in 2003 has set the standard for quality Maritime System to be implemented in Indonesia's maritime education in Indonesia. This study aims to measure the effectiveness of, and to know the factors supporting factors, and a barrier to the implementation of a standard system of quality Maritime on nautical Maritime Academy courses Djadajat. This research uses evaluation approach to SWOT analysis system. The results showed that: (1) the level of effectiveness of implementation of a standard system of quality Maritime on Nautical Maritime Academy Courses Djadajat, quantitatively has reached 83%. (2) supporting factor, namely: (a) courses have had the vision, mission, goals are clear and realistic and (b) have qualified human resources, faculty and administrative staff are experienced prosesional,(c) implementing competency-based curriculum that is recognized internationally, (d) graduates desperately needed job market in the field of domestic and foreign shipping, (e) opportunities to work in the field of commercial shipping is very open.(3) the factors restricting namely: (a) Not all staff understand the vision, mission and objectives of the program of study, and standard operational procedures (SOP) (b) Coordination, communication and cooperation between work units have not been optimal, (c) the development of human resources is still limited due to the limited funds. Key words: evaluation, effectivity, swot analysis, implementation, quality standard system.
PENDAHULUAN Latar belakang penelitian ini adalah fenomena tentang mutu daya saing serta indeks prestasi lulusan lembaga kependidikan Maritim di Indonesia yang rendah. Dampak mutu lulusan yang rendah ini sangat besar yaitu: (1) meningkatkan terjadinya kecelakaan kapal laut, (2) lemahnya daya saing memperebutkan peluang pasar kerja untuk pengawakan kapal laut oleh perusahaan pelayaran di dalam dan luar negeri, (3) pemberian upah yang rendah, serta (4) meningkatnya pengangguran di sektor kepelautan. Tingkat terjadinya kecelakaan kapal laut di dalam negeri relatif tinggi yaitu rata rata 35 kasus. Menurut hasil penelitian Rudiana (2011) bahwa sejak tahun 2006 Jurnal Ilmiah WIDYA
sampai dengan 2008, Mahkamah Pelayaran telah menyidangkan 104 kasus kecelakaan kapal di dalam negeri, dimana 48% diakibatkan oleh faktor kelalaian manusia. Untuk mengatasi permasalahan di atas serta menghindari dampak yang ditimbulkan maka salah satu langkah strategis yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pendidikan kemaritiman yang memenuhi persyaratan nasional dan internasional, serta memenuhi kebutuhan pasar kerja. Oleh karena itu pada tahun 2003 Pemerintah menetapkan Sistem Standar Mutu Kepelautan Indonesia, yang dituangkan dalam Surat Keputusan Bersama antara Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian 10
Volume 2 Nomor 1 Maret-April 2014
Evaluasi Sistem Standar Mutu Pendidikan Kepelautan Indonesia Program Studi Nautika di Akademi Maritim Djadajat
Tukiyo, 10 - 18
Perhubungan, dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia, Nomor: 05/KB/U/2003, Nomor: Kep-208/MEN/2003, Nomor: 41 Tahun 2003, tanggal 11 September 2003. Dalam hal itu semua pendidikan kemaritiman wajib mengimplementasikan sistem standar mutu kepelautan pada pendidikan kemaritiman di Indonesia, dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan: (1) mutu, (2) daya saing, (3) indek prestasi, dan (4) serapan lulusan oleh perusahaan perusahaan pelayaran di dalam dan luar negeri atau industri jasa Maritim lainnya. Demikian pula dengan meningkatnya kualitas sumber daya manusia di bidang kepelautan ini akan dapat meminimalisir hal-hal sebagai berikut: (1) terjadinya resiko kecelakaan kapal laut yang diakibatkan oleh faktor kesalahan manusia (human error), (2) pemberian upah/gaji yang rendah, dan (3) menurunnya kepercayaan atau permintaan lulusan program studi oleh perusahaan pelayaran asing. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana implementasi sistem standar mutu kepelautan, pada program studi Nautika Akademi Maritim Djadajat Jakarta ditinjau dari beberapa aspek yaitu: (1) tingkat efektifitas, (2) faktor faktor pendukung, dan (3) faktor faktor penghambat. Metode penelitian yang digunakan yaitu studi kasus dan secara deskriptif mengungkapkan objek penelitian, serta menggali informasi secara mendalam. Metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung (observation), pengisian daftar cek (checklist), studi dokumentasi, serta wawancara secara mendalam (In-depth interview) dengan mahasiswa, dosen, karyawan, Ketua program studi.
secara kelompok. Evaluasi aktifitas manusia sebagai individu maupun pada organisasi disebut evaluasi diri. Namun demikian sebuah organisasi atau institusi juga dapat melakukan evaluasi secara internal yang dikenal dengan evaluasi diri. Evaluasi aktifitas manusia dalam kegiatan berkelompok atau organisasi yang memiliki dan melaksanakan program dengan tujuan yang sama, disebut evaluasi program. Program adalah suatu aktifitas yang direncanakan dan harus dilaksanakan pada masa yang relatif lama, sebagai akibat adanya kebijakan. Misalnya program pendidikan, program pengentasan kemiskinan, dan lainnya. Tujuan mengevaluasi sebuah program adalah untuk mengukur beberapa aspek yaitu: (1) efektifitas, (2) efisiensi, (3) faktor pendukung dan (4) penghambatnya, dan selanjutnya diikuti pengambilan keputusan terhadap proyek atau program yang dievaluasi yaitu: (1) dihentikan, (2) didesain ulang, atau (3) dilanjutkan. Evaluasi Hasil Pendidikan Menurut Gronlund dan Linn (1985:5), evaluasi adalah proses yang sistematis, mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan informasi, untuk menentukan sejauh mana tujuan pengajaran yang berhasil dikuasai siswa. Tilaar (2008:43) menyebutkan bahwa evaluasi dalam proses pendidikan, berkaitan dengan kegiatan mengontrol sejauh mana hasil yang telah dicapai, sesuai dengan program yang telah direkayasa dalam kurikulum pendidikan, sedangkan Djaali dan Pudji Mulyono (2008:1) menyebutkan bahwa evaluasi adalah proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan dan sasaran yang ditetapkan, dan selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan dari objek yang dievaluasi. Tujuan evaluasi dibidang pendidikan yaitu: (1) untuk mengukur atau mengetahui secara umum sejauh mana tujuan pendidikan yang direncanakan sesuai dengan tujuan institusi telah dapat dicapai, (2) untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar yang direncanakan telah berhasil dikuasai siswa. Penelitian ini menggunakan model evaluasi sistem analisis (System Analisis Evaluation Model) atau Model Manajemen Evaluasi (Management Evaluation Model) yang menganalisis 5 (lima) aspek yaitu: (1) masukan
PEMBAHASAN Evaluasi Evaluasi merupakan proses sistematis, direncanakan secara matang, memiliki tujuan yang jelas, dilaksanakan melalui kegiatan yang mencakup: (1) pengukuran, (2) penilaian, dan (3) pengambilan keputusan terhadap objek evaluasi. Objek evaluasi mencakup semua kegiatan atau aktivitas manusia sebagai individu dan aktifitas manusia Jurnal Ilmiah WIDYA
11
Volume 2 Nomor 1 Maret-April 2014
Evaluasi Sistem Standar Mutu Pendidikan Kepelautan Indonesia Program Studi Nautika di Akademi Maritim Djadajat
Tukiyo, 10 - 18
(input), (2) proses (process), (3) keluaran (output), (4) dampak (outcome), dan (5) pengaruh (impact). (Rossi dan Freeman dalam Wirawan, 2008:107).
disertai dengan strategi penyelesaian yang mencakup: (1) strategi pengembangan atau perluasan, dan (2) strategi konsolidasi berdasarkan pada faktor-faktor dominan hasil analisis keempat elemen SWOT di atas. Dengan demikian terdapat 4 (empat) strategi yaitu: (1) Strategi Strength Opportunity (SO), (2) Strength Threat (ST), (3) Waekness Opportunity (WO), dan (4) Weakness Threat (WT) sebagaimana terlihat pada desain gambar 2 berikut:
Gambar 1. Desain Model Evaluasi Sistem.
Keterangan: Dalam sistem standar mutu kepelautan termasuk aspek: 1. Input terdiri dari: (a) organisasi dan staf yang terdiri dari 19 butir standar mutu, (b) Sarana dan prasarana belajar, (c) peralatan pembelajaran (equipment). 2. Proses terdiri dari : (a) pembelajaran navigasi pada tingkat operasional, (b) pembelajaran tentang pemuatan dan pembongkaran muatan, (c) olah gerak/pengendalian kapal serta kepedulian atau kerjasama personil diatas kapal. 3. Keluaran (output) yaitu lulusan program studi, indek prestasi, masa studi, hasil penelitian, dan karya ilmiah lainnya. 4. Dampak (Outcomes) mencakup: (a) Kebutuhan tenaga kerja pelaut secara nasional dan internasional dapat dipenuhi, (b) Tingkat pengangguran tenaga kerja terdidik menurun. 5. Pengaruh (Impact) mencakup: (a) meningkatnya kesejahteraan lulusan program studi karena upah/gaji pelaut yang lebih tinggi dibanding lulusan program studi lainnya, (b) meningkatnya jiwa kemandirian lulusan program studi, dalam kehidupan sosial masyarakat.
Gambar 2. Desain Analisis SWOT, dan Prioritas Strategi Pengembangannya.
Sistem Standar Mutu Pendidikan Menurut Cleland dan King ( 1968:10), sistem adalah sebuah keteraturan dari keseluruhan bagian bagian, atau gabungan dari bagian bagian pembentuk sebuah kesatuan yang komplek. Sejalan dengan pendapat tersebut, Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar (2004:5), menyebutkan bahwa sistem adalah kesatuan dari beberapa bagian atau komponen program yang saling terkait, dan bekerja sama satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Pendidikan merupakan sebuah sistem, yang terdiri dari beberapa sub sistem yang memiliki elemen-elemen yang lebih kecil, saling berkait untuk mewujudkan tujuan bersama. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan kesatuan dari beberapa sub sistem yang saling terkait untuk mewujudkan tujuan bersama yang lebih efektif. Sebuah sistem dapat berupa sebuah program, yang didalamnya terdapat sub sub program, dan didalam sub program tersebut, terdapat beberapa unsur atau elemen program, yang saling membentuk ikatan energi yang sinergis. Mutu Menurut Rudi Palilingan (2002), mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau
Analisis SWOT Pendekatan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) atau Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman (KPPA) digunakan untuk mengetahui faktorfaktor kekuatan dan kelemahan yang merupakan faktor internal, sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor eksternal. Dalam penelitian ini analisis SWOT Jurnal Ilmiah WIDYA
12
Volume 2 Nomor 1 Maret-April 2014
Evaluasi Sistem Standar Mutu Pendidikan Kepelautan Indonesia Program Studi Nautika di Akademi Maritim Djadajat
Tukiyo, 10 - 18
Organisasi Maritim Internasional (International Maritime
jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau tersirat. Menurut Sallis (2008:7) bahwa standar mutu mencakup standar produksi dan pelayanan yang dapat diukur dengan kriteria, sesuai dengan spesifikasi, tujuan pembuatan dan penggunaan, tanpa cacat, dan baik sejak awal. Mutu secara operasional ditentukan oleh 2 (dua) faktor yaitu terpenuhinya spesifikasi yang ditentukan sebelumnya, dan memenuhi spesifikasi yang diharapkan pengguna. Djam’an Satori (1999:3) menjelaskan bahwa sebuah sistem jaminan kualitas (quality) adalah sebuah sistem yang secara konsisten mendemontrasikan atau menunjukkan produk dan jasa yang dihasilkan, telah memenuhi standar spesifikasi atau standar kriteria yang ditetapkan dan memenuhi harapan konsumen. Dapat disimpulkan bahwa sistem standar mutu, adalah proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan yang secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga konsumen, dan pihak yang berkepentingan memperoleh kepuasan. Pada pendidikan tinggi, pihak yang berkepentingan adalah mahasiswa, orang tua, dunia kerja, pemerintah, dosen, dan tenaga penunjang lainnya, serta perusahaan pengguna lulusan. Sistem penjaminan mutu atau standar mutu pada bidang pendidikan tinggi harus mempunyai rumusan tujuan yang jelas, untuk menciptakan sinergi dan sasaran. Oleh karena itu untuk mengimplementasikan sebuah sistem standar mutu harus melalui tahapan tahapan yaitu: (1) penetapan kelembagaan penjamin penetapan sistem mutu, (2) menyusun manual mutu, (3) menyusun dokumen pelengkap (manual prosedur, instruksi kerja, borang), (4) sosialisasi standar mutu, kelembagaan, (5) manual kepada stakeholder, dan (6) implementasi standar mutu. Sistem Standar Mutu Kepelautan Indonesia Pendidikan kepelautan merupakan sebuah sistem, bertujuan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi atau kecakapan sebagai pelaut. Seorang pelaut sangat dibutuhkan untuk melaksanakan tugas pekerjaan di atas kapal, sesuai dengan tingkat pendidikan yang ditempuhnya. Sistem standar mutu pendidikan kepelautan Indonesia disusun berdasarkan hasil konvensi internasional, oleh Jurnal Ilmiah WIDYA
Organization atau disingkat IMO). Organisasi tersebut memiliki Sub Komisi Keselamatan Kemaritiman yang telah menghasilkan Konvensi Standar Pendidikan, Pelatihan dan Sertifikasi Dinas Jaga Pelaut tahun 1978 (Standard of Trainning and Certification Watchkeeping for Seafarer’s tahun 1978, disingkat STCW-1978). Pemerintah Indonesia telah meratifikasi konvensi tersebut berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 60 tahun 1986, sehingga sertifikat kepelautan yang diperoleh melalui ujian kompetensi kepelautan diakui secara internasional. Hingga saat ini, STCW 1978 tersebut, telah diamandemen pada tahun 1995, karena perbedaan penafsiran terhadap implementasinya oleh negara anggota IMO. Hal ini menyebabkan bervariasinya mutu lulusan, serta adanya kecenderungan penurunan standar kompetensi lulusan yang dipersyaratkan. Sistem Standar Mutu Kepelautan Indonesia adalah sebuah sistem, yang menjadi pedoman dasar penyelenggaraan semua lembaga pendidikan Maritim di Indonesia, untuk menghasilkan lulusan yang memiliki standar kompetensi sesuai persyaratan yang ditetapkan. Sistem standar mutu kepelautan Indonesia, merupakan alat, yang implementasinya bergantung banyak faktor yaitu: (1) komitmen para stakeholder, (2) ketersediaan sumber daya manusia, (3) ketersediaan sarana dan prasarana, serta (4) dukungan masyarakat luas termasuk pemerintah dan perusahaan pengguna lulusan. Akademi Maritim Djadajat Akademi Maritim Djadajat sebagai sebuah sistem yang terdiri dari sub sub sistem yaitu, Yayasan penyelenggara, Institusi atau Akademi, Pemerintah, Dosen, Karyawan, Perusahaan pengguna lulusan, kurikulum pendidikan, sarana dan prasarana belajar, dan peraturan atau perundangan yang mengatur pendidikan itu, yang kesemuanya itu saling berkait. Oleh karena itu apabila salah satu sub sistem tidak berfungsi dengan baik, maka akan mengganggu dan mempengaruhi pencapaian tujuan sistem. 13
Volume 2 Nomor 1 Maret-April 2014
Evaluasi Sistem Standar Mutu Pendidikan Kepelautan Indonesia Program Studi Nautika di Akademi Maritim Djadajat
Tukiyo, 10 - 18
Hasil Evaluasi Implementasi Sistem Standar Mutu Kepelautan Indonesia pada Program Studi Nautika Akademi Maritim Djadajat Berdasarkan pendekatan model evaluasi sistem analis (system analysis model), yang mencakup aspek aspek input, proses, keluaran, dampak, dan pengaruh, yaitu: 1. Evaluasi aspek Input; Pada dasarnya mengevaluasi tingkat efektifitas, faktor pendukung, dan pengaruh aspek input pada sistem standar mutu kepelautan Indonesia yang mencakup 3 elemen yaitu, (1) organisasi dan staf, (2) sarana dan prasarana pembelajaran (Infrastruktur), (3) peralatan dan bahan pendukung pembelajaran (equipment), Sesuai dengan persyaratan standar mutu yang ditetapkan seperti terlihat pada tabel 1 berikut:
(1) merencanakan, melaksanakan pelayaran dan menentukan posisi kapal, (2) melaksanakan dinas jaga, (3) menggunakan radar dan arpha, (4) melakukan pertolongan di laut, (5) mengenal tanda tanda jarak di laut, (6) komunikasi bahasa Inggris, (7) mengirim dan menerima informasi bahasa isyarat, dan (8) mengolah gerak kapal. Kedelapan standar kompetensi tersebut dijabarkan menjadi 21 matakuliah. Fungsi penanganan dan pengaturan muatan dijabarkan menjadi 2 (dua) kompetensi yaitu: (1) memonitoring pemuatan, pembongkaran, menjaga ABK selama dalam pelayaran, dan (2) memeriksa, mendeteksi kerusakan dan melaporkan kerusakan ruang muat, dan tangki ballast. Kedua standar kompetensi tersebut
Tabel 1. Data Skor Hasil Evaluasi Aspek Input
dijabarkan menjadi 2 matakuliah.
No Aspek Input
Skor Skor Tingkat Perolehan Maksimal Implementasi (%) 1. Organisasi dan Staf 960 1000 96 2. Sarana dan Prasarana 105 130 81,0 Belajar/ITF 3. Peralatan/equipment 1215 1556 78,0 pembelajaran/komputer/ pustaka/VCD Jumlah
2280
2686
Fungsi pengendalian kapal dan kepedulian atau kerjasama di atas kapal, terdiri dari 6 kompetensi yaitu: (1) menerapkan persyaratan pencegahan polusi/ pencemaran di laut, (2) memelihara kelaik lautan kapal, (3) pencegahan dan pemadaman kebakaran di kapal, (4)
84,8
Sumber: Hasil Internal Audit Tahun 2012.
mengoperasikan alat alat keselamatan kapal, (5)
Dari tabel 1 tersebut, dapat diketahui bahwa rata rata tingkat efektifitas implementasi sistem standar mutu kepelautan Indonesia pada program studi nautika di Akademi Maritim Djadajat secara kuantitatif dapat dinyatakan sebesar 84,8%. 2. Evaluasi Proses; bertujuan mengevaluasi keterlaksanaan dan ketuntasan proses pembelajaran. Hal ini dilakukan dengan meneliti realisasi penyampaian materi kompetensi setiap matakuliah, dibandingkan dengan standar minimal yang seharusnya diberikan, sesuai sistem standar mutu kepelautan Indonesia. Evaluasi proses mencakup 3 (tiga) fungsi navigasi pada tingkat operasional yang terdiri dari: (a) fungsi navigasi pada tingkat operasional, (b) fungsi penanganan dan pengaturan muatan, dan (c) fungsi pengendalian/olah gerak kapal dan kepedulian serta kerjasama di kapal. Fungsi navigasi pada tingkat operasional ini dijabarkan menjadi 8 standar kompetensi, yaitu
menerapkan pertolongan pertama di kapal, dan (6)
Jurnal Ilmiah WIDYA
memonitoring ketidak sesuaian dengan persyaratan perundangan. Keenam standar kompetensi tersebut dijabarkan menjadi 9 matakuliah. Berdasarkan uraian tersebut, sesuai persyaratan sistem standar mutu kepelautan Indonesia, jumlah program studi nautika sebanyak 34 matakuliah. Setiap matakuliah dilengkapi silabus perkuliahan, berdasarkan persyaratan kompetensi mahasiswa. Silabus matakuliah diajarkan kepada mahasiswa melalui kegiatan perkuliahan teori atau praktik dengan tuntas. Tingkat efektifitas proses pembelajaran diukur berdasarkan ketuntasan tersebut. Tingkat efektifitas implementasi standar proses, secara kuantitatif dibandingkan antara realisasi silabus yang diajarkan, dengan standar silabus minimal yang ditetapkan maka data skor hasil penelitian Standar Proses seperti terlihat pada tabel 2 berikut:
14
Volume 2 Nomor 1 Maret-April 2014
Evaluasi Sistem Standar Mutu Pendidikan Kepelautan Indonesia Program Studi Nautika di Akademi Maritim Djadajat
Tukiyo, 10 - 18
4. Evaluasi dampak (outcomes); bertujuan untuk mengevaluasi dampak dari sistem standar mutu kepelautan Indonesia terhadap aspek keluaran atau lulusan program studi dalam kehidupan sosial masyarakat. Lulusan program studi, telah dibekali dengan pengetahuan, keilmuan dan keterampilan atau kompetensi agar dapat hidup mandiri di dalam kehidupan masyarakat. Mampu bekerja sesuai dengan profesinya sebagai pelaut profesional, serta dapat mengembangkan dirinya secara optimal. Menurut data di atas bahwa implementasi sistem standar mutu kepelautan telah memberikan dampak positif terhadap lulusan program studi, dalam kehidupan sosial masyarakat yaitu terpenuhinya kebutuhan pelaut, bagi perusahaan pelayaran, instansi pemerintah, dan perusahaan jasa kemaritiman lainnya. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari penyebaran lulusan di berbagai perusahaan/instansi pemerintah, bahkan sebagian bekerja di perusahaan pelayaran asing, seperti yang ditunjukkan pada tabel 4 berikut:
Tabel 2. Data Skor Hasil Penelitian Standar Proses. No
Komponen/Fungi
Skor Skor Tingkat perolehan maksimal Implementasi(%)
1. Navigasi pada tingkap 850 operasional 2. Penanganan dan pengaturan 50 muatan 3. Pengendalian dan 245 pengoperasian kapal dan kepedulian dan kerjasama diatas kapal Jumlah 1045
902
88,6
60
83,3
297
82,4
1259
83.0
Sumber: Hasil Internal Audit 2012
Berdasarkan hasil data penelitian, dari ketiga fungsi tersebut diperoleh rata rata skor sebesar 1045 dari skor maksimal 1259 atau 83,0%. 3. Evaluasi aspek keluaran (output); bertujuan untuk mengevaluasi tingkat produktifitas dan efektifitas keluaran program studi yaitu : (a) jumlah lulusan per tahun, (b) rata rata indeks prestasi kumulatif, (c) produk ilmiah/karya ilmiah dosen, mahasiswa, dan (d) prestasi akademik dan non akademik lainnya. Data hasil penelitian evaluasi keluaran (output) seperti terlihat pada tabel 3 berikut:
Tabel 4. Data Penyebaran Lulusan/Tahun 2010 No Penyebaran Lulusan 1. Perusahaan pelayaran dalam negeri 2. Perusahaan pelayaran luar negeri 3. BUMN 4. Perusahaan Swasta/Lainnya 5. TNI/POLRI/PNS Jumlah
Tabel 3. Data Hasil Evaluasi Keluaran (Output) Tahun 2012. No Aspek Keluaran Jumlah 1. Jumlah lulusan/angkatan 76 2. Rata rata IPK lulusan 2,75 3. Hasil penelitian dosen/tahun 5 4. Produk ilmiah/buku/bahan ajar dosen 20
% 59,2 19,7 13,2 3,9 3,9 100,0
Sumber: Hasil Internal Audit 2012
Sumber: Hasil Internal Audit 2012
Dari tabel 4 di atas, diketahui bahwa lulusan program studi sebagian besar bekerja pada perusahaan pelayaran nasional (59,2%), sedangkan mereka yang bekerja di perusahaan asing baru sebesar (19,7%), bekerja pada BUMN ( Biro Klasifikasi Indonesia, Pertamina, Angkutan Sungai Danau Dan Penyeberangan/ASDP, dan lain lain) sebesar 13,2%, dan sisanya masuk TNI/POLRI/PNS, masing masing 3%. 5. Evaluasi pengaruh (impact); bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh implementasi sistem standar mutu kepelautan Indonesia terhadap lulusan program studi dalam kehidupan sosial masyarakat. Dan bagaimana pengaruh kemandirian dan tingkat kesejahteraan lulusan program studi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para lulusan memiliki kemandirian
Dari tabel 3 di atas, dapat di ketahui(1) lulusan pada tahun akademik 2011/2012 sejumlah 76 dibandingkan dengan jumlah saat masuk 90 orang, maka tingkat kelulusannya sebesar 84%, (2) rata rata Ipk 2,75 perlu ditingkatkan, (3) jumlah hasil penelitian ilmiah dosen pertahun 5 buah, dibandingkan dengan jumlah dosen aktif yang dimiliki program studi 68 orang, maka tingkat produktifitasnya secara kuantitatif hanya sekitar 7,3%. Ditinjau dari kulitasnya semua hasil penelitian dosen belum ada yang masuk ke jurnal ilmiah. (4) produk ilmiah berupa pembuatan bahan ajar, baru tersedia 20 modul bahan ajar, dari jumlah 44 matakuliah. Maka tingkat pemenuhan modul baru mencapai 45% dari jumlah matakuliah. Jurnal Ilmiah WIDYA
Jumlah 45 15 10 3 3 76
15
Volume 2 Nomor 1 Maret-April 2014
Evaluasi Sistem Standar Mutu Pendidikan Kepelautan Indonesia Program Studi Nautika di Akademi Maritim Djadajat
Tukiyo, 10 - 18
yang cukup baik, yang ditunjukkan dengan rata rata hasil penilaian kemandirian oleh perusahaan tempat mereka bekerja sebesar 100% sesuai dengan bidangnya.
3. Perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan di bidang kepelautan seluas luasnya. 4. Minat masyarakat terhadap pendidikan Maritim semakin meningkat. 5. Kondisi bangsa sebagai bangsa maritim akan terus berkembang dengan pesat 6. Perekonomian di dunia sebagian besar memerlukan jasa angkutan laut. Ancaman (Threats) 1. Mahasiswa program studi yang belum memenuhi sistem standar mutu kepelautan Indonesia, tidak diperkenankan mengikuti ujian kompetensi/sertifikasi kepelautan 2. Lulusan program studi yang tidak memiliki sertifikat kompetensi, tidak dapat bekerja di kapal sebagai pelaut. 3. Persaingan kesempatan dengan lulusan program studi Institusi lain untuk mengisi kebutuhan pelaut di dalam dan luar negeri. 4. Adanya kualitas lulusan program studi dari diklat kepelautan luar negeri yang lebih siap.
Analisis SWOT dan Strategi Kekuatan (Strengths) 1. Memiliki visi, misi yang jelas dan realistik untuk mewujudkannya. 2. Memiliki struktur organisasi yang disesuaikan keputusan Menteri nomor 85. 3. Menerapkan sistem seleksi mahasiswa baru, dosen, dan karyawan. 4. Melaksanakan kurikulum berbasis kompetensi yang diakui secara internasional dan disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja kompetensi dan objektif. 5. Melaksanakan sistem pendidikan kredit semester (SKS), beban belajar 120 sks, tatap muka perkuliahan minimal 16 kali. Manerapkan sistem penilaian kompetensi dan objektif. 6. Memiliki sarana dan prasarana pendidikan/pembelajaran berupa laboratorium, pustaka, fasilitas internet. 7. Lulusan sangat dibutuhkan perusahaan pelayaran di dalam dan luar negeri, serta instansi/kementerian teknis lainnya. 8. Upah/gaji rata rata lulusan sebagai pelaut cukup tinggi dibanding lulusan program studi lainnya. Kelemahan (Weakness) 1. Sistem organisasi belum berjalan efektif. 2. Belum semua staf memahami Standar Operasioal Prosedur (SOP) yang berlaku. 3. Koordinasi antara unit dan personil lemah. 4. Implementasi kerjasama belum maksimal. 5. Sumber pendanaan terbatas. 6. Pembinaan SDM terbatas. 7. Belum melaksanakan pengelolaan tamatan (tracer study) secara profesional. Peluang (Opportunities) 1. Merupakan program studi yang langka sehingga berpeluang menjadi besar. 2. Kebutuhan tenaga pelaut di dalam negeri dan luar negeri sangat besar. Jurnal Ilmiah WIDYA
Strategi-strategi 1. Strategi Strength Opportunity (SO); Melakukan perluasan atau pengembangan, dengan menggunakan keunggulan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang dimiliki program studi yaitu: a. Membangun kerjasama dengan intansi atau perusahaan pelayaran pengguna lulusan, untuk peningkatan mutu pelayanan pendidikan. b. Membangun dan mengembangkan sistem manajemen mutu yang handal untuk memperoleh informasi yang akurat dari kebutuhan kebutuhan stakeholder. 2. Strategi Strength Threat (ST); Melakukan konsolidasi dengan menggunakan kekuatan untuk menghindarkan ancaman: a. Mengoptimalkan keunggulan yang dimiliki secara efektif untuk memperoleh status pengakuan akreditasi/approval dari Dirjen Perhubungan Laut. b. Mengoptimalkan penyelenggaraan pengajaran yang bermutu untuk memenuhi kriteria persyaratan kerja yang berkualifikasi internasional. 16
Volume 2 Nomor 1 Maret-April 2014
Evaluasi Sistem Standar Mutu Pendidikan Kepelautan Indonesia Program Studi Nautika di Akademi Maritim Djadajat
Tukiyo, 10 - 18
3. Strategi Weakness Opportunity (WO); Meniadakan kelemahan dan memanfaatkan peluang yaitu: a. Meningkatkan pemahaman visi, misi, organisasi, dan Standar Operasional Prosesur kepada semua lapisan pegawai, dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia b. Meningkatkan pelatihan/diklat bagi semua pegawai/dosen, dan mengoptimalkan implementasi kerjasama dari beberapa yang telah dimiliki. 4. Strategi Weakness Threat (WT); Melakukan konsolidasi dengan meminimalkan kelemahan untuk menghindarkan ancaman: a. Melakukan pelatihan sumberdaya dosen/karyawan, di bidang implementasi sistem standar mutu kepelautan Indonesia. b. Meningkatkan pelatihan kompetensi dan mendorong semua mahasiswa untuk mengikuti ujian keahlian kepelautan, agar dapat diterima pada perusahaan pelayaran didalam dan luar negeri sebagai pekerja kapal.
dan internasional yang mencapai 80.000 orang per tahun. 4. Aspek dampak (outcomes); lulusan program studi telah memberikan dampak positif terhadap kehidupan sosial masyarakat, dengan telah bekerja di berbagai perusahaan pelayaran di dalam dan luar negeri, instansi pemerintah, BUMN/BUMD, TNI/POLRI, konsultan atau wira usaha lainnya. 5. Aspek pengaruh (impact); lulusan program studi telah menunjukkan kemandirian yang tinggi, dengan memperoleh penghasilan atau gaji yang cukup tinggi dibanding lulusan program studi lainnya, pada jenjang pendidikan yang sama yaitu diploma 3. PENUTUP Kesimpulan 1. Efektifitas implementasi Sistem Standar Mutu Kepelautan pada Program Studi Nautika Akademi Maritim Djadajat, secara kuantitatif telah mencapai 83%. 2. Faktor pendukung implementasi sistem standar mutu kepelautan yang telah dimiliki yaitu: (a) program studi telah memiliki visi, misi, tujuan yang jelas dan realistik untuk dapat mewujudkannya, berdasarkan sumber daya yang tersedia, (b) memiliki sumber daya dosen yang berlatar belakang profesi, staf administrasi berpengalaman, (c) menerapkan kurikulum berbasis kompetensi yang diakui internasional, (d) lulusan program studi sangat dibutuhkan pasar kerja dibidang pelayaran didalam dan luar negeri, (e) peluang bekerja dibidang pelayaran niaga sangat terbuka. 3. Faktor penghambat yaitu: (a) Belum seluruh staf memahami visi, misi dan tujuan program studi, (b) Sosialisasi visi, misi, tujuan, dan standar operasional prosedur belum maksimal sehingga koordinasi, komunikasi dan kerjasama antar unit kerja belum maksimal, (c) pengembangan sumberdaya manusia masih terbatas karena keterbatasan sumber dana atau biaya.
Hasil Temuan dan Pembahasan Hasil temuan antara lain dari aspek: 1. Aspek input; (a) telah memiliki visi, misi dan tujuan yang realistik, namun belum semua personil memahami dengan baik, karena sosialisasinya belum maksimal. (b) Telah memiliki sumberdaya dosen, karyawan, sarana dan prasarana walaupun secara keseluruhan belum memenuhi persyaratan minimal yang ditentukan. 2. Aspek proses: (a) secara administratif proses pembelajaran telah dilengkapi dengan kurikulum, silabus, jadual perkuliahan, sistem penilaian atau panduan akademik lainnya, namun belum semua dosen pengampu matauliah melaksanakan secara efektif. (b) pembelajaran simulator navigasi sebagai persyaratan pembelajaran utama belum dimiliki, sehingga pembelajaran dilakukan di tempat lain melalui kerjasama. Hal ini menimbulkan biaya tambahan bagi mahasiswa yang cukup mahal. 3. Aspek keluaran (output); (a) rata rata indek prestasi lulusan hanya sebesar 2,75 dan hal ini dapat menyulitkan lulusan bersaing dalam memperebutkan pasar kerja, (b) rata rata lulusan per tahun 76 orang dinilai masih sangat kecil kontribusinya terhadap kebutuhan pelaut nasional Jurnal Ilmiah WIDYA
Saran-saran 1. Sebaiknya pimpinan dan penyelenggara Akademi Maritim memberikan dukungan penuh, melengkapi sumber daya yang dibutuhkan program studi, agar sistem 17
Volume 2 Nomor 1 Maret-April 2014
Evaluasi Sistem Standar Mutu Pendidikan Kepelautan Indonesia Program Studi Nautika di Akademi Maritim Djadajat
Tukiyo, 10 - 18
standar mutu kepelautan Indonesia secara penuh dapat diimplementasikan secara utuh. 2. Ketua program studi sebaiknya: (a) mengoptimalkan dan mengefektifkan peran dan fungsi seluruh sumber daya yang dimiliki, untuk mewujudkan tujuan pembelajaran yang berkualitas dan menghasilkan lulusan program studi yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan pasar kerja dibidang pelayaran niaga. (b) mengoptimalkan manfaat kerjasama dengan beberapa institusi pendidikan dan perusahaan yang telah dimiliki, untuk meingkatkan kualitas dan efektifitas pembelajaran. 3. Pimpinan akademi perlu terus mengembangkan kompetensi atau kemampuan sumber daya dosen dan tenaga kependidikan lainnya, melalui pelatihan keterampilan dan diklat lainnya.
Jurnal Ilmiah WIDYA
DAFTAR PUSTAKA Cleland, David I dan William R. King, System Analysis, McGraw-Hill Book Company, New York, 1990. Djam’an Satori, Pengembangan Sistem”Quality Assurance”Pada sekolah, Pentaran Kepala Sekolah, Bogor: 23 September - 2 Oktober 1999. Farida Yusup. Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi Untuk Program Pendidikan dan Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 2008. Fitzpatrick, Jodi L., James R. Sander, Blaine R.Worthen, Program Evaluation, 3rdEdition, Pearson Education Inc, New York, 2004 Gronlund, Norman E., dan Robert L.Linn, Measurement and Evaluation in Teaching, 6thEdition, Macmillan Publishing Company, New York, 1990. Moleong, Lexy J, Prof.DR.M.A., Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006. Rudiana, Pengaruh Kedisiplinan Terhadap Kecelakaan Kapal, STIP, Jakarta, 2012. Rudi Palilingan, Saefudin Wijaya, Pelatihan Interpretasi Dokumentasi Sistem Manajemen Mutu ISO, Yogyakarta, 16-19 Desember 2002. Suharsimi Arikunto dan Safruddin, Evaluasi Program Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta , 2008 Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional, Rodakarya, Bandung, 2008. Wirawan, Evaluasi:Teori, Model,Standar,Aplikasi dan Profesi, Rajawali press, Jakarta, 2011.
18
Volume 2 Nomor 1 Maret-April 2014