EVALUASI SISTEM DRAINASE KAMPUS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Yudi Mardiansyah1 dan A. P. Mulia Tarigan 2 1
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Dr. Mansyur Medan Email:
[email protected] 2 Departemen Teknik Sipil, FT USU, Jl. Almamater Kampus USU Medan Email:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi drainase di Kampus USU Medan di mana sebagian dari saluran yang ada di Kampus USU tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya, baik disebabkan oleh daya tampung yang lebih kecil dari debit yang ada, kurangnya perawatan maupun sistem pengaliran dan pembuangan yang tidak sesuai lagi. Dalam studi ini pengukuran dan pengamatan dilaksanakan di lapangan yang mencakup pengukuran penampang saluran drainase dan kecepatan aliran pada saluran. Sedangkan pengamatan mencakup kejadian pada saat terjadinya limpahan (banjir) di penampang saluran drainase USU. Data-data yang diolah meliputi data drainase Kampus USU, data curah hujan dari BMKG, dan data tata guna lahan. Debit banjir 10 tahun dihitung dengan Metode Rasional. Kapasitas saluran dihitung dengan menggunakan rumus Manning. Saluran yang mendapat perhatian khusus adalah pada kapasitas penampang yang tidak cukup menampung debit 10 tahun. Selanjutnya program HEC-RAS 4,0 digunakan untuk mensimulasi situasi penampang saluran drainase sehingga debit dapat divisualisasi secara 2 dan 3 dimensi. Hasil penelitian dan pengolahan data mengungkapkan bahwa di beberapa saluran drainase limpasan melimpah diakibatkan karena mengecil penampang. Penampang yang bermasalah adalah penampang U3 yang berada di Jalan Universitas depan Pendopo, R0 yang berada di Jalan Baru II depan Perpustakaan USU, P6 dan P7 yang berada di Jalan Pancasila depan Kompas USU serta penampang Z1 di Jalan Prof. T Zulkarnain depan Pintu 4 USU. Saran yang dapat dilakukan adalah perbaikan beberapa saluran penampang drainase, pemeliharaan saluran drainase dari sedimentasi yang besar serta sampahsampah dan pembuatan sumur resapan, biopori, dan embung. Masuknya air dari Sungai Babura pada saat banjir perlu diwaspadai dengan menyediakan pintu klep di outlet saluran drainase. Kata Kunci: drainase, debit, banjir, curah hujan, Kampus USU, dan HEC-RAS 4,0.
84
ABSTRACT
The research background by drainage conditions at USU Campus Field where one part of the channel's existing USU campus no longer functions according to function, either due to the smaller capacity of the existing discharge, lack of maintenance and drainage system and disposal fit again. In this study measurements and observations carried out in the field. The measurements include measurements of cross drainage, and flow velocity in the channel. While the observation includes events at the time of the overflow (flooding) in cross section USU drainage. The data required includes data USU campus drainage, rainfall data from BMKG, and the data of land use. 10-year flood discharge is computed by the Rational Method. Channel capacity is calculated using the formula Manning. Channels are of particular interest when capacity is insufficient to accommodate discharge section 10. Further program HEC-RAS 4.0 is used to simulate situations that cross drainage discharge can be visualized in 2 and 3 dimensions. The results and data processing revealed that in some places or drainage channels in the USU campus overflow caused partly due to the small cross-section, cross-sectional U3 problematic is located in front of the Hall University Road, R0 which is the New Way II front USU Libraries, P6 and P7 located in front of the Pancasila Street and Kompas USU section at Jalan Prof. Z1. T Zulkarnain front door 4 USU. Suggestions to do is repair some lines cross drainage, maintenance of drainage and sedimentation of large trash and recharge wells, biopori, ponds. The entry of water from the river during flood Babura by providing door to look out at the outlet of the drainage valve. Keywords: drainage, discharge, floods, rainfall, USU campus, and HEC-RAS 4.0.
1. PENDAHULUAN Kata drainase berasal dari kata drainage yang artinya mengeringkan atau mengalirkan. Drainase didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan pada suatu kawasan dan sebuah sistem yang dibuat untuk menangani persoalan kelebihan air baik air yang berada diatas permukaan tanah maupun air yang berada di bawah permukaan tanah, Kelebihan air dapat disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi atau akibat dari durasi hujan yang lama (Wesli, 2004). Drainase secara umum menurut Suripin (2004) adalah suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan/lahan, sehingga fungsi kawasan/lahan tidak terganggu dan sistem drainase secara umum adalah serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Guna mewujudkan kelestarian lingkungan khususnya lingkungan Kampus USU Medan. Dalam hal ini pelestarian dimaksud adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya banjir atau genangan yang cukup luas dan tinggi. Pada tanggal 1 April 2011 di Kampus USU telah terjadi banjir atau genangan yang cukup luas dan tinggi sehingga membuat terhentinya pembelajaran akademik di Kampus USU tersebut. Mengingat begitu banyaknya kerugian yang ditimbulkan oleh banjir, maka perlu direncanakan dengan cermat mengenai penanggulangan banjir tersebut. Dengan pemanfaatan tanah di Kampus USU Medan untuk tempat berdirinya bangunanbangunan dan jalan maka diperkirakan air hujan yang jatuh pada bangunan-bangunan dan jalan tersebut akan disalurkan langsung ke saluran pembuangan. Di samping itu sebagaian dari saluran yang telah ada di Kampus USU tidak berfungsi lagi sesuai dengan fungsinya, baik disebabkan oleh daya tampung yang lebih kecil dari debit yang ada, kurangnya perawatan maupun sistem pengaliran dan pembuangan yang tidak sesuai lagi dengan lingkungan dan sebagainya. Akibat dari permasalahan ini pengkajian dilakukan baik secara teknis maupun nonteknis dengan menganalisis kejadian hidrologi dan kejadian hidraulika dan sebagainya. Dengan demikian dikombinasikan menggunakan program HEC-RAS 4.0 yaitu pemodelan yang dilakukan dalam menganalisis profil muka air Saluran Drainase (tersendiri ataupun simultan) di Kampus USU. River Analysis System (RAS), dibuat oleh Hydrologic Engineering Center (HEC) yang merupakan satuan kerja di bawah US Army Corps of Engineers (USACE). HEC-RAS merupakan model satu dimensi aliran permanen maupun tak-permanen (steady and unsteady one-dimensional flow model) (Istiarto, 2011). Program yang digunakan hanya menggunakan kejadian hidrologi dan kejadian hidraulika yang berpengaruh besar pada perhitungan dan dibuat tidak memperhitungkan besarnya evaporasi dan rembesan mengingat kecilnya daerah tinjauan sehingga pengaruh evaporasi dan rembesan diperkirakan sangat kecil. Data perhitungan hidrologi berupa data debit banjir dengan periode ulang tertentu dan yang paling penting untuk melakukan pemodelan ini adalah data geometri daerah kajian dan data perhitungan hidrologi pada lokasi tertentu sebagai syarat batas (boundary condition). Hal-hal tersebutlah yang mendorong saya untuk mengajukan studi ini.
85
2. METODOLOGI Metodologi yang digunakan untuk mengolah data dalam penulisan ini adalah metode kuantitatif deskriptif, yaitu metode perhitungan dan penjabaran hasil pengolahan data lapangan dari tiap lokasi yang ditinjau. Metode yang dilakukan pada studi ini terlebih dahulu melakukan tinjauan lokasi di Kampus Universitas Sumatera Utara Medan. Pendugaan kemungkinan terjadinya banjir atau genangan yang cukup luas dan tinggi di Kampus USU pada 1 April 2011 diakibatkan curah hujan yang tinggi pada daerah tangkapan air (catchment area) yang kecil dan ada kaitannya dengan Sungai Babura berdasarkan referensi dari βPotensi dan Mitigasi Banjir Kota Medanβ (Ginting, 2011). Kemudian mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan sistem jaringan drainase dan menganalisa data curah hujan menggunakan rumus Mononobe (Harto, 1993) sedemikian rupa untuk mendapatkan kesimpulan akhir .Dalam penulisan ini pengolahan data tersebut dianalisis menggunakan rumus Manning (Sosrodarssono,1976) dan Metode Rasional (Suripin, 2004) kemudian pengkombinasian program HEC-RAS 4.0. Sehingga, untuk memperoleh hasil akhirnya harus melalui tahapan kerja tertentu. Tahapan kerja yang dimaksud terdiri dari pemasukan (input), proses (process), dan keluaran (output). Alur pengerjaannya lebih jelas tergambar pada Gambar 1.
Mulai Identifikasi Masalah Studi Pustaka Pengambilan Data
Data Primer: 1. Peta topografi DA.Saluran USU 2. Peta Keadaan DA.Saluran USU 3. Peta denah drainase USU 4. Survei lapangan
Data Sekunder: 1. Data curah hujan BMKG 2. Peta stasiun penakar curah hujan 3. Data tata guna lahan
Pengolahan Data
Analisis Hidrologi
Pemodelan HEC-RAS
Analisis Hidraulika
Analisis dan Evaluasi Saluran Drainase USU
Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 1. Alur pengerjaan dan pelaksanaan Tugas Akhir
86
3. PERSAMAAN DASAR Dalam studi ini, persamaan-persamaan yang dipakai dalam menganalisis pengolahan data diantaranya yaitu: 1.
Analisis Hidrologi Rumus yang dipakai dalam analisis ini adalah: - Rumus Aljabar π π = ππ + ππ + ππ + β¦ ππ§ π§
di mana: R = curah hujan daerah, n = jumlah pos pengamatan, R1 , R 2 , R n = curah hujan tiap pos pengamatan. -
Rumus frekwensi curah hujan dengan 5 metode yaitu Distribusi Normal, Log Normal, Person, Log Person dan Gumbel. Rumus Mononobe π ππ ππ π π= ( )π ππ π di mana: I = intensitas curah hujan (mm/jam), t = lamanya curah hujan (menit), untuk rumus Mononobe dalam (jam), R 24 = curah hujan yang mungkin terjadi berdasarkan masa ulang tertentu (curah hujan maximum dalam 24 jam - mm).
-
Metode Rasional π = π, πππππ π. ππ¬ . π. π di mana: Q = debit dalam m3 / det, A = luasan daerah aliran dalam Ha, I = intensitas curah hujan dalam mm/ jam, C = angka pengaliran, Cs = koefisien tampungan.
2.
Analisis Hidraulika Rumus yang dipakai dalam analisis ini adalah: -
Rumus Manning π = π. π― V=
π π§
ππ/π π π/π
di mana: A = luas tampang basah saluran, R = jari-jari hidrolis = A/P, P = keliling basah, S = kemiringan dasar saluran, n = koefisien kekasaran Manning.
3. PENGOLAHAN DATA Areal Kampus USU Medan ini mempunyai batas-batas sebagai berikut: -
Sebelah Utara berbatasan dengan pemukiman penduduk sepanjang Jalan Sei Padang. Sebelah Timur berbatasan dengan pemukiman penduduk sepanjang Jalan Kapiten Pattimura. Sebelah Barat berbatassan dengan pemukiman penduduk sepanjang Jalan Pembangunan. Sebelah Selatan berbatasan dengan pemukiman penduduk sepanjang Jalan Berdikari
87
Lokasi dan sistem drainase dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3 sebagai berikut:
Gambar 2. Kondisi stasiun dalam Google Earth versi 5.0.11733.9347
ο ο ο
ο
ο
ο
ο
ο
ο
ο ο΄ο ο²ο© ο‘ ο ο²ο ο¬ο΅ ο‘ οͺ
ο
ο
ο
ο
ο
ο
ο ο
ο ο΄ο ο²ο© ο‘ ο ο²ο ο¬ο΅ οͺο‘ ο ο΄ο ο²ο© ο‘ ο ο²ο ο¬ο΅ οͺο‘
ο ο΄ο ο²ο© ο‘ ο ο²ο ο¬ο΅ οͺο‘ ο ο΄ο ο²ο© ο‘ ο ο²ο ο¬ο΅ οͺο‘
οοοοο ο± ο
ο¨ ο
ο
ο
ο
ο
ο
ο ο
ο
ο
ο
ο ο΄ο ο²ο© ο‘ ο ο²ο ο¬ο΅ οͺο‘
ο
ο ο΄ο ο²ο© ο‘ ο ο²ο ο¬ο΅ ο‘ οͺ
ο
ο
ο
ο
οο ο΄ο ο²ο© ο‘ ο ο²ο ο¬ο΅ οͺο‘
ο
ο
ο
ο
ο ο
ο ο΄ο ο²ο© ο‘ ο ο²ο ο¬ο΅ ο‘ οͺ
ο
ο ο΄ο ο²ο© ο‘ ο ο²ο ο¬ο΅ οͺο‘
ο
ο
ο ο΄ο ο²ο© ο‘ ο ο²ο ο¬ο΅ ο‘ οͺ
ο
ο
ο
ο ο ο
ο
ο
ο
ο
ο ο΄ο ο²ο© ο‘ ο ο²ο ο¬ο΅ ο‘ οͺ
ο
ο ο
ο
οοοοο ο²
ο
ο ο
ο
ο
ο
ο
οο
ο
ο
ο ο΄ο ο²ο© ο‘ ο ο²ο ο¬ο΅ ο‘ οͺ
ο
ο
ο
ο΄ο ο²ο© ο‘ ο ο²ο ο¬ο΅ οͺο‘
ο ο
ο
ο ο΄ο ο²ο© ο‘ ο ο²ο ο¬ο΅ οͺο‘ ο ο΄ο ο²ο© ο‘ ο ο²ο ο¬ο΅ οͺο‘
ο ο΄ο ο²ο© ο‘ ο ο²ο ο¬ο΅ οͺο‘ ο ο΄ο ο²ο© ο‘ ο ο²ο ο¬ο΅ οͺο‘
ο
ο
ο
ο
ο ο΄ο ο²ο© ο‘ ο ο²ο ο¬ο΅ ο‘ οͺ
ο
ο
ο
ο ο
ο
ο
ο ο
ο ο
ο
ο ο΄ο ο²ο© ο‘ ο ο²ο ο¬ο΅ ο‘ οͺ
οο οοο οο οο οοοο οοο
ο
ο ο
ο
ο
ο
ο
ο
οοοοο ο³
Gambar 3. Lokasi kampus USU dan sistem daerah tangkapan air Air hujan yang jatuh di daerah Kampus USU dibuang ke Sungai Babura melalui 3 buah saluran pembuang seperti Tabel 1, yaitu: 1. 2.
Saluran pembuang Zona I mulai dari Jalan Dr. Sumarsono sampai Jalan Kapiten Pattimura kemudian melalui gorong-gorong (titi Benggali) ke Sungai Babura. Saluran pembuang Zona II mulai dari Jalan Dr. Sofyan melalui dua buah gorong-gorong masingmasing di Jalan Berdikari dan Jalan Kapiten Pattimura (Titi Rante) sampai ke Sungai Babura.
88
3.
Saluran pembuang Zona III mulai dari Jalan Universitas melalui drainase kemudian goronggorong besar di bawah permukaan Jalan Gg. Medan Area serta memotong Jalan Kapiten Patimura sampai ke Sungai Babura. Tabel 1. Kondisi eksisting saluran pembuang drainase USU.
Zona
Penam pang
h
b
B
f
m
(m)
(m)
(m)
(m)
R
S
(m)
Foto Lapangan
bb 1 O1-1
1.1
2.6
3.0
0.11
0.1818
0.5967
0.0029
O2-1
1.2
1.2
2.0
0.12
0.3333
0.4846
0.0016
O3-1
1.2
1.9
1.9
0.12
0.3333
0.4300
0.00764
2
3
Sumber: (Survei dan Data USU). Dari hasil perhitungan maka diperoleh kesimpulan bahwa untuk masing-masing stasiun yang ada, data yang memenuhi persyaratan sebagian besar adalah hasil metoda distribusi Log Pearson Tipe III. Untuk analisis selanjutnya dipilih hasil analisis frekuensi dari metode Log Pearson Tipe III. Untuk penentuan periode ulang yang digunakan, dilakukan sesuai standar untuk bangunan/ saluran sekunder menggunakan periode ulang 10 tahun (Loebis, 2008 dan Sutanto, 2006). Dapat dilhat dalam Tabel 2 berikut:
Tabel 2. Curah hujan harian maksimum metode Log Pearson Tipe III.
1 2 3
PERIODE ULANG 2 3 5
CURAH HUJAN (mm) 103.0838 115.3235 125.4399
4
10
134.3518
NO.
Sumber: (Analisis dan Pengolahan Data)
89
Perhitungan di beberapa penampang saluran drainase USU di antaranya U3 di Jalan Universitas USU masih memenuhi atau tidak maka perlu dihitung debit yang akan masuk ke masing-masing saluran kemudian dibandingkan dengan kapasitas angkut saluran. Perhitungan Debit Eksisting: 1.
Penampang saluran U3 di Zona 3 (Jalan Universitas USU) Luas Penampang Saluran: A = 0.5220 meter 2 Keliling basah: P = 2.0087 Jari-jari hidrolis: R = A/P = 0.2599 Kemiringan dasar saluran: S = 0,00121 Koefisien kekasaran Manning untuk beton: n = 0.015 π V = . ππ/π . π π/π π§ = 1/0.015. 0.25992/3 . 0.001211/2 = 0.9444 m2/det π = π. π Q = 0,5220. 0,9444 = 0.4929 m3/det
Perhitungan Debit Rasional: 1. Penampang saluran U3 di Zona 3 (Jalan Universitas USU) Luas daerah aliran: A = 10.645 Ha Jarak terjauh dari aliran curah hujan: L = 775 meter Kemiringan daerah aliran: S = 0.00121 Waktu pemasukan kriteria daerah komersil: t oe = 10 menit = 0.16 jam Waktu pengaliran: π π¨π = π, ππππ t of = 0,0195
π
π,ππ
(Honing, 2003)
π¬ 775
0,77
0.00121
= 0.72 jam
Waktu konsentrasi: π π = π π¨π + π π¨π (Sasangko, 1986) t c = 0.16 + 0.72 = 0.88 jam Intensitas Curah Hujan 10 tahun:
I= I=
π ππ ππ π/π ( ) ππ π π
(Harto, 1993)
134.3518 24 2 ( )3 = 50.8491 mm/jam 24 0.88
Dari Tabel 2.5 persentase permukaan yang kedap = 30% didapat koefisien pengaliran C = 0.484 Debit rencana saluran U3: π = π, πππππ π. ππ¬. π. π (Suripin, 2004 dan Hermawan, 1989) Q = 0,00278. 0,484. 1. 50,8491. 10.645 = 0.7283 meter3/det (Tidak Memenuhi)
90
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari pengolahan analisis hidraulika dan analisis hidrologi didapat hasil dan pembahasan bahwa jika Q Eks>Q Ras = Memenuhi, sebaliknya jika Q Eks
Total Q Rasional
Total Q Eksisting
Q% Perbedaan
Keterangan
m3/det 0.89645 1.05221
m3/det 0.4929 1.6473 1.0284
- 45 36.1 - 60.3
Tidak Memenuhi Memenuhi Tidak Memenuhi
2.59056
Jl. Pancasila
2.56316
1.0284
-59.8
Tidak Memenuhi
Jl. Universitas
0.4122
0.4929
16.4
Memenuhi
U2
Jl. Universitas
0.4122
0.4929
16.4
Memenuhi
U3
Jl. Universitas
0.80121
0.4929
-38.4
Tidak Memenuhi
O1-1
Jl. Dr. Mansyur
5.38284
7.003
23.2
Memenuhi
O2-1
Jl. Universitas
1.54042
2.8319
45.6
Memenuhi
O3-1
Jl. Universitas
5.22111
5.7559
9.3
Memenuhi
Penampang Lokasi Zona 3 R0 R1 P7 P6 U1
Jl. Almamater Jl. Almamater Jl. Pancasila
Sumber: (Analisis dan Pengolahan Data)
5. EKSEKUSI HEC-RAS 4.0 Setelah pengolahan geometri saluran drainase dan menginput data cross section serta data debit (steady flow) maka model skema jaringan Saluran Drainase USU selanjutnya akan di eksekusi dengan mengrunkan program tersebut seperti dalam Gambar 4.
Gambar 4. Model skema jaringan saluran drainase USU
Gambar 4. Model skema jaringan saluran drainase USU
Gambar 4. Model skema jaringan saluran drainase USU dengan HEC-RAS 4.0
91
Setelah dilakukan simulasi, hasil yang diperoleh berupa profil muka air diperlihatkan pada gambargambar berikut. Analisis Output Program HEC-RAS 4.0 diantaranya: Gambar 6. dapat dilihat bahwa ketinggian air atau muka air di beberapa penampang saluran masih baik dan juga terdapat saluran drainase yang tidak cukup untuk menampung debit pada saluran Drai nase
Pl an: Pl an 01
05-Aug-12
Das 56 10.0
Legend Energ i Muka Air Tingg i Air
9.5
Dasar Saluran Permukaan Saluran
Elevation (m)
9.0
8.5
8.0
7.5
0
100
200
300
400
500
600
Main Channel Distance (m)
Gambar 6. Hasil profil muka air Gambar 7. dan Gambar 8 terlihat bahwa pada kondisi eksisting ini berdasarkan 2 dimensi dan 3 dimensi di mana saluran ditinjau hanya sebagai beberapa saluran saja (bukan sebagai sistem jaringan) dan menunjukan beberapa kapasitas saluran drainase USU masih cukup dan beberapa perlu diperbaiki. Dra i n a se .015
Pl a n : Pl a n 0 1
0 5 -Au g -1 2
.015
.015
9.8
Legend Energ i Muka Air
9.6
Tingg i Air Dasar Saluran Bank Sta
Elevation (m)
9.4
9.2
9.0
8.8
8.6 -1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
Station (m)
Gambar 7. Profil muka air 2 dimensi di saluran drainase USU Drai nase
Pl an: Pl an 01
05-Aug-12
1
Legend .909090* Tingg i Air
.818181*
Dasar saluran
.727272* .636363*
Bank Sta .545454*
Ground .454545* .363636* .272727* .181818* .090909* 0
Gambar 8. Profil muka air 3 dimensi di saluran drainase USU Gambar 9. dapat dilihat pada kondisi eksisting di mana saluran ditinjau hanya sebagai satu saluran saja (bukan sebagai sistem jaringan) bahwa kapasitas saluran drainase Kampus USU masih cukup dengan asumsi debit yang melewati drainase USU adalah debit kapasitas penuh (bank full capacity). Dra i n a se .015
Pl a n : Pl a n 0 1
0 5 -Au g -1 2
.015
.015
9.8
Legend Energ i Muka Air
9.6
Tingg i Air Dasar Saluran Bank Sta
Elevation (m)
9.4
9.2
9.0
8.8
8.6 -1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
Station (m)
Gambar 9. Profil penanmpang muka air normal di saluran drainase USU
92
Gambar 10. menunjukan pada kondisi eksisting di mana saluran ditinjau sebagai satu sistem jaringan bahwa kapasitas Saluran drainase USU tidak cukup (melimpas). Drai nase .015
Pl an: Pl an 01
05-Aug-12
.015
.015
11.2
Legend
11.0
Muka Air
EG PF 1
Tingg i Air Dasar Saluran
Elevation (m)
10.8
Bank Sta
10.6
10.4
10.2
10.0
9.8 -1.5
-1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
1.5
Station (m)
Gambar 10. Profil penanmpang muka air melimpah di saluran drainase USU
6. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan langsung di lapangan, perhitungan baik secara teknis maupun program pada data yang ada, maka penyusun dapat mengambil beberapa kesimpulan, yaitu: 1.
Penyebab melimpahnya air hujan di beberapa tempat di Kampus USU adalah akibat kekuranganmampuan beberapa saluran untuk mengalirkan air hujan karena kapasitasnya lebih kecil dari debit yang masuk. Penormalisasian saluran drainase Kampus USU terhadap genangan air yang besar dan tinggi merupakan salah satu solusi bagaimana cara memperbaiki penampang saluran yang melimpah sehingga tidak mengalami banjir. Perhitungan debit banjir periodik secara teknis juga dapat dikombinasikan dengan pemodelan HEC-RAS sebagai acuan dalam pemodelan profil muka air saluran drainase di Kampus USU. Banjir atau genangan yang besar dan tinggi yang terjadi di Kampus USU juga dipengaruhi besarnya sedimen yang terjadi saat di lapangan serta kurangnya resapan air pada daerah-daerah terjadi banjir akibat kurang pemeliharaan pada saluran drainase. Dari pengkajian beberapa referensi dan jurnal laporan terhadap banjir atau genangan yang besar dan tinggi yang terjadi pada tanggal 1 April 2011 salah satu penyebab diantaranya adalah melimpahnya air di Sungai Babura yang menyebabkan masuknya air sungai ke saluran drainase Kampus USU hal ini sesuai dengan kesimpulan dari observasi oleh Ginting (2011) dan Kurniawan (2012). HEC-RAS merupakan program aplikasi untuk memodelkan aliran saluran terbuka seperti drainase, sungai, dan penampang saluran terbuka lainnya. River Analysis System (RAS), dibuat oleh Hydrologic Engineering Center (HEC) yang merupakan satuan kerja di bawah US Army Corps of Engineers (USACE). HEC-RAS merupakan model satu dimensi aliran permanen maupun tak-permanen (steady and unsteady one-dimensional flow model).
2.
3. 4.
5.
6.
7. SARAN 1.
2. 3. 4.
Perlu dilakukannya perbaikan beberapa saluran penampang drainase yang melimpah diakibatkan perubah global warming atau perubahan cuaca yang tidak menentu yang mengakibatkan debit curah hujan lebih tinggi Menjaga dan memelihara saluran drainase yang ada dan tidak mengalami pelimpahan air atau tidak banjir dengan cara merawat saluran drainase dari sedimentasi yang berlebihan untuk dikeruk dan serta sampah yang ada untuk dibuang pada tempatnya. Membuat beberapa resapan pada wilayah Kampus USU seperti pembuatan biopori dan lain sebagainya sehingga memperkecil genangan air dipermukaan sehingga lahan tidak terganggu Perlu dibuat beberapa pintu radial atau pintu klap di outlet yang terletak pada hilir saluran drainase USU sebagai alternatife menghindari banjir yang diakibatkan masuknya air Sungai Babura ke drainase Kampus USU ketika sungai melimpah..
93
DAFTAR PUSTAKA Ginting, M. 2011. Potensi dan Mitigasi Baanjir Kota Medan. Pdf. Seminar Nasional-I BMPTTSSI di Universitas Sumatera Utara. Medan, 8 hal. Harto, S. Analisis Hidrologi. 1993. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, 299 hal. Hermawan, Y. 1989. Hidrologi Untuk Insinyur. Erlangga. Jakarta, 469 hal. Honing, J. 2003. Kontruksi Bangunan Air. PT. Pradnya Permata. Jakarta, 229 hal. Istiarto. 2011. Modul Pelatihan HEC-RAS Model Aliran 1-Dimensi Permanen dan Tak- permanen. Pdf, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta, 23 hal. Kurniawan, A. 2012. Analisis Debit Banjir Rancangan Sungai Babura di Hilir Kawasan Kampus USU. Universitas Sumatera Utara. Medan, 113 hal. Loebis, J. 2008. Banjir Rencana Untuk Bangunan Air. Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta, 201 hal. Sasangko, D. 1986. Teknik Sumber Daya Air. Erlangga. Jakarta, 323 hal. Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang berkelanjutan. Penerbit Andi. Jakarta, 384 hal. Sutanto. 2006. Pedoman Drainase Jalan Raya. UI-Press. Jakarta, 477 hal. Sosrodarsono, S. 1976. Hidrologi Untuk Pengairan. Pradnya Paramita. Jakarta, 226 hal. Triatmodjo, B. 2009. Hidrologi Terapan. Beta Offset. Yogyakarta, 360 hal. Wesli. 2008. Drainase perkotaan. Graha Ilmu. Yogyakarta, 126 hal.
94