Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
EVALUASI PRESTASI PROGRAM S2 MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI ITS DENGAN MODEL INDEKS PRESTASI & MASA STUDI KOMULATIF TERBOBOT (IPMSKT) Bustanul Arifin Noer Studio Manajemen dan Sistem Industri - Jurusan Teknik Industri ITS Email:
[email protected],
[email protected]
ABSTRAK Model IPMSKT (indeks prestasi dan masa studi komulatif terbobot) telah digunakan untuk mengukur prestasi 20 jurusan program S1 Reguler dan 12 program S2 yang ada di ITS. Secara khusus artikel ini akan menonjolkan hasil evaluasi program S2 Magister Manajemen Teknologi (MMT) relatif dibandingkan terhadap 11 program S2 lainnya yang ada di ITS. Dari hasil analisa cluster berdasarkan nilai IPMSKT diketahui bahwa program S2 MMT berada pada cluster prestasi terjelek bersama-sama dengan S2 Teknik Informatika dan S2 Fisika. Faktor yang paling krusial adalah masa studi rata-rata 6,5 semester yang lebih jelek dari capaian S2 Teknik Informatika, juga faktor indeks prestasi rata-rata 3,299 yang hanya berada sedikit di atas capaian S2 Fisika. Selanjutnya disiskusikan secara lengkap bagaimana pengaruh faktor-faktor lainnya serta direkomendasikan benchmarking baik yang bersifat internal, kompetitif, maupun fungsional untuk terus meningkatkan prestasi masing-masing program S2. Kata kunci: IPMSKT, cluster, dendogram, benchmarking PENDAHULUAN Artikel ini merupakan penyempurnaan model IPMST sebelumnya, yaitu dengan menggunakan model IPMSKT (Indeks Prestasi & Masa Studi Komulatif Terbobot) yang lebih baik dari aspek praktis maupun teoritisnya dengan mengambil kasus untuk 20 dari 22 jurusan program S1 reguler yang didasarkan kepada nilai IPMSKT, yaitu Fisika, Matematika, Statistika, Kimia, Biologi (kelimanya dari FMIPA), Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Kimia, Teknik Fisika, Teknik Industri, Teknik Material (keenamnya dari FTI), Teknik Sipil, Arsitektur, Teknik Lingkungan, Desain Produk Industri, Teknik Geodesi (kelimanya dari FTSP), Teknik Perkapalan, Teknik Sistem Perkapalan, Teknik Kelautan (ketiganya dari FTK), dan Teknik Informatika (dari FTIf). Cluster berdasarkan model IPMSKT ini juga digunakan untuk mengevaluasi prestasi 12 dari 14 program S2 di ITS, yaitu S2 Fisika, S2 Statistika, S2 Teknik Mesin, S2 Teknik Elektro, S2 Teknik Kimia, S2 Teknik Industri, S2 Teknik Sipil, S2 Arsitektur, S2 Teknik Lingkungan, S2 Teknologi Kelautan, S2 Teknik Informatika, dan S2 Magister Manajemen Teknologi tanpa membedakan antara program reguler atau lainnya. Model IPMST sebelumnya lebih menekankan pembobotan hanya dari aspek masa studi dengan formula berikut: IPMST(j) = IP(j) x MST(j) IPMST(i) = [ ∑ IP(j) ] / JW(i)
(1) (2)
Keterangan: IPMST(j) = nilai IPMST per wisudawan, IP(j) = IP per wisudawan, MST(j) = masa studi terbobot per wisudawan, IPMST(i) = nilai prestasi IPMST tiap jurusan, JW(i) = jumlah wisudawan pada jurusan (i)
ISBN : 979-99735-0-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
Kritik terhadap model tersebut adalah bahwa nilai IPMST baik per wisudawan maupun per jurusan atau program S2 lebih ditentukan oleh masa studi terbobot dan nilai indeks prestasinya saja. Cara pembobotan untuk masa studi ditetapkan dengan ketentuan berikut: lulus dalam 8 semester dibobot 1 (100 persen), lulus 9 semester dibobot 0,975 (97,5%), dan seterusnya turun 2,5% untuk setiap tambahan semester kelulusan. Bila dapat lulus dalam 7 semester maka diberi bobot 1,025 (102,5%). Nilai IPMST maksimum bisa lebih besar dari nilai IP walau cenderung lebih kecil dari nilai IP itu sendiri (dalam maksimum skala 4 untuk indeks prestasi yang diraih setiap mahasiswa). Daya pembeda antar cluster dengan model IPMST dirasakan kurang kuat atau ketat bila hanya digunakan pembobotan pada aspek masa studi saja. METODE PENELITIAN Asumsi yang digunakan untuk pengembangan model IPMSKT adalah bahwa prestasi wisudawan yang ditunjukkan dengan indeks prestasi (IP) dan masa studi (MS) yang sekaligus menjadi ukuran prestasi jurusan merupakan kombinasi dan sinergi semua komponen di jurusan atau program S2 yang bersangkutan. Faktor dosen, karyawan, mahasiswa, kurikulum, fasilitas laboratorium, perpustakaan, karyawan, serta faktor lainnya secara bersama-sama sangat mempengaruhi nilai IPMSKT yang diraih suatu jurusan atau program S2 pada setiap periode wisuda. Pembobotan Indeks Prestasi Untuk Program S1 dan S2 Perlu ditentukan dahulu bagaimana pembobotan untuk indeks prestasi (IP) yang dapat memilah bahwa dengan IP yang tinggi akan diberi nilai terbobot yang lebih tinggi pula. Penentuan indeks prestasi terbobot (IPT) dilakukan dengan formula berikut: IPT(j) = IP(j) / [ ∑ IP(t) ]
(3)
Keterangan: IPT(j) = indeks prestasi terbobot per wisudawan, IP(j) = indeks prestasi per wisudawan. Nilai indeks prestasi komulatif terbobot (IPKT) yang digunakan sebagai nilai konversi untuk indeks prestasi dihitung dengan formula berikut: IPKT(j+1) = IPKT(j) – IPT(j)
(4)
Keterangan: IPKT(j+1) = nilai IPKT untuk kelas/interval masa studi berikutnya dengan ketentuan bahwa nilai IPKT(kelas/interval pertama) = 1, IPT(j) = nilai IPT pada kelas/interval indeks prestasi sebelumnya. Dengan formula 4 ini dapat ditentukan IPKT(j) untuk tiap interval IP amatan pada program S1 – sejumlah 23 kelas interval IP - yang hasilnya dapat diringkas sebagai berikut: Interval IP IPKT(j)
> 3,65
3,60 - 3,64
3,55 - 3,59
3,50 - 3,54
3,45 – 3,49
3,40 – 3,44
3,35 - 3,39
3,30 – 3,34
3,25 – 3,29
1,000
0,954
0,908
0,863
0,819
0,775
0,732
0,689
0,647
Interval IP IPKT(j)
3,20 - 3,24
3,15 - 3,19
3,10 - 3,14
3,05 - 3,09
3,00 – 3,04
2,95 – 2,99
2,90 - 2,94
2,85 – 2,89
2,80 – 2,84
0,606
0,565
0,525
0,486
0,447
0,409
0,371
0,334
0,298
Interval IP IPKT(j)
2,75 - 2,79
2,70 - 2,74
2,65 - 2,69
2,60 - 2,64
2,55 – 2,59
2,50 – 2,54
2,45 - 2,49
< 2,44
0,262
0,227
0,193
0,159
0,126
0,094
0,062
0,031
ISBN : 979-99735-0-3
A-30-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
Sama seperti di atas, dapat pula ditentukan IPKT(j) tiap interval IP amatan pada program S2 (dengan interval IP yang berbeda dengan program S1) – dengan sejumlah 19 kelas interval IP - sebagai berikut: Interval IP IPKT(j)
> 3,85
3,80 - 3,84
3,75 - 3,79
3,70 - 3,74
3,65 – 3,69
3,60 – 3,64
3,55 - 3,59
1,000
0,940
0,881
0,823
0,766
0,710
0,654
Interval IP IPKT(j)
3,50 – 3,54
3,45 - 3,49
3,40 - 3,44
3,35 - 3,39
3,30 – 3,34
3,25 – 3,29
3,20 - 3,24
0,599
0,545
0,492
0,439
0,387
0,336
0,286
Interval IP IPKT(j)
3,15 – 3,19
3,10 - 3,14
3,05 – 3,09
3,00 - 3,04
< 2,99
0,236
0,187
0,139
0,092
0,046
Nilai-nilai IPKT(j) inilah yang digunakan sebagai konversi nilai IP dalam perhitungan indeks prestasi dan masa studi komulatif terbobot (IPMSKT) nantinya. Misalnya seorang wisudawan program S1 lulus dengan IP = 3,23 berarti IPKT-nya adalah 0,606. Contoh lainnya, seorang wisudawan program S2 lulus dengan IP = 3,61 berarti IPKT-nya adalah 0,710 demikian seterusnya dapat disimak nilai koversinya pada hasil di atas. Nilai-nilai IPKT(j) ini dapat saja berubah untuk periode wisuda yang lain tergantung kepada capaian indeks prestasi para wisudawannya. Pembobotan Masa Studi Untuk Program S1 dan S2 Formula 5 adalah masa studi terbobot dimaksud yang dihitung sebagai berikut: MST(j) = [ MS(j) x ( ∑ 1 / MS(j) ] -1
(5)
Keterangan: MST(j) = masa studi terbobot per wisudawan, MS(j) = masa studi per wisudawan Dengan formulasi 5 tersebut dapat dipastikan bahwa masa studi 7 semester (untuk program S1) akan memiliki nilai masa studi terbobot (MST) yang paling besar, sedangkan untuk masa studi yang lebih lama (mulai dari 8, 9, hingga > 16 semester) akan memiliki nilai masa studi terbobot yang lebih kecil. Demikian juga halnya untuk program S2 yang dimulai dari masa studi 3 semester hingga seterusnya. Makin lama masa studi seorang wisudawan makin kecil masa studi terbobotnya, dan sebaliknya makin singkat/cepat masa studinya makin besar nilai terbobotnya. Selanjutnya dihitung masa studi komulatif terbobot (MSKT) dari hasil MST(j) dengan ketentuan bahwa untuk masa studi 7 semester (untuk program S2 dimulai dari 3 semester) dihitung komulatifnya = 1, yaitu dengan formula berikut: MSKT(j+1) = MSKT(j) + MST(j)
(6)
Keterangan: MSKT(j+1) = nilai MSKT untuk kelas/interval masa studi berikutnya dengan ketentuan bahwa nilai MSKT(kelas/interval pertama) adalah 1 (SATU), MST(j) = nilai MST pada kelas/interval masa studi sebelumnya (dari kolom 5) Perhitungan Nilai Indeks Prestasi & masa Studi Komulatif Terbobot (IPMSKT) Dari hasil perhitungan IPKT(j) dan MSKT(j) di atas selanjutnya dapat dihitung Indeks Prestai & Masa Studi Komulatitf Terbobot (IPMSKT). Dengan asumsi bahwa indeks prestasi (IP) dan masa studi (MS) sama pentingnya, maka dapat ditentukan formula perhitungan IPMSKT sebagai berikut: IPMSKT(j) = [ IPKT(j) x MSKT(j) ] / 2
ISBN : 979-99735-0-3
A-30-3
(7)
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
Keterangan: IPMSKT(j) = indeks prestasi & masa studi komulatif terbobot (IPMSKT) per wisudawan, IPKT(j) = indeks prestasi komulatif terbobot per wisudawan (dari tabel 1 atau 2), MSKT(j) = masa studi komulatif terbobot per wisudawan Dengan formula 7 tersebut dapat dihasilkan nilai prestasi jurusan atau program S2 yang sangat memperhatikan secara berimbang kedua aspek yang dimaksud (IP dan MS). Nilai prestasi suatu jurusan atau program S2 adalah rata-rata dari nilai IMPSKT tersebut, yaitu dengan formula berikut: IPMSKT(i) = [ ∑ IPMSK(j) ] / JW(i)
(8)
Keterangan: IPMSKT(i) = prestasi jurusan atau program S2 (i) yang dihitung dari jumlah seluruh nilai IPMSKT(j) wisudawan, JW(i) = jumlah wisudawan per jurusan atau program S2. Formula 8 digunakan untuk menghitung rata-rata IPMSKT suatu jurusan atau program S2. Nilai prestasi seluruh jurusan atau program S2 (yang disebut sebagai prestasi rata-rata ITS) adalah rata-rata dari nilai IMPSKT(j) seluruh total wisudawan pada periode amatan, yaitu dengan formula berikut: IPMSKT(total atau ITS) = [ ∑ IPMSK(j) ] / JW(j)
(9)
Keterangan: IPMSKT(total atau ITS) = prestasi total ITS yang dihitung dari jumlah nilai IPMSKT(j) seluruh wisudawan , JW(j) = jumlah seluruh wisudawan TW(i) pada periode amatan Formula 9 ini dimaksudkan untuk menghitung IPMSKT rata-rata tingkat ITS baik untuk program S1 maupun S2 bukan dengan mencari rata-rata IPMSKT(i), namum dihitung dari IPMSKT(j) untuk seluruh wisudawan di program S1 atau S2. Analisa Cluster Metode Gower (Gower’s Similarity Measure) digunakan untuk mengukur jarak antar subjek yang secara sederhana dirumuskan dengan formula berikut : Sijk = [Xik – Xjk] / Rk
(10)
Keterangan: Sijk = jarak antar subjek i dan j berdasarkan variabel k ; Xik = nilai untuk subjek i berdasarkan variabel k; Xjk = nilai untuk subjek j berdasarkan variabel k ; Rk = rentang nilai maksimum-minimum seluruh subjek berdasarkan variabel k. Dengan formula 10 ini selalu dihasilkan nilai mutlak (positif). Jarak terjauh (dari IPMST tertinggi – terendah) bernilai 1 (SATU) sedangkan jarak terdekat bernilai 0 (NOL). Bila digunakan lebih dari 1 variabel, maka dapat dihitung jarak totalnya yaitu rata-rata dari nilai Sijk. Demikian hal ini dikerjakan secara maraton/bertahap untuk mendapatkan matriks jarak 20 x 20 (untuk 20 jurusan yang dikaji) atau matriks 12x12 (untuk 12 program S2).
ISBN : 979-99735-0-3
A-30-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
HASIL DAN PEMBAHASAN Rekapitulasi Prestasi Program S1 Hasil pengolahan data terhadap 1.493 wisudawan program S1 reguler periode September 2004 dan Maret 2005 dengan mengacu kepada nilai IPKT(j) dan MSKT(j) untuk program S1 - dapat diperoleh rekapitulasi hasil prestasi program S1 seperti tampak pada tabel 1. Dari tabel 1 terlihat jurusan lama yang telah meluluskan jumlah wisudawan program S1 reguler (walau masih harus dikoreksi dengan adanya yang lintas jalur atau pindahan). Jurusan yang paling banyak telah meluluskan sarjana adalah Teknik Elektro dan Teknik Mesin. Jurusan baru yang meluluskan di bawah 80 orang adalah Biologi, Teknik Geodesi, dan Teknik Material. Tercatat hampir 26.000 wisudawan program S1 reguler hingga periode wisuda Maret 2005. Tabel 1: Rekapitulasi Prestasi Jurusan Program S1 Reguler (1) Jurusan
(2) Total Wisudawan Hingga Maret 2005
(3) Jumlah Wisudawan Sep04 dan Mar05
(4) Predikat Sangat Memuaskan dan Cumlaude
(5) Indeks Prestasi (IP)
(6) Masa Studi (MS)
(7) Kelulusan Hingga 9 Semester (L9)
(8) Kelulusan Hingga 10 Semester (L10)
(9) IPMSKT(i)
Fisika
641
52
28,2
2,873
10,6
30,8
53,8
0,442
Matematika
758
36
34,0
3,070
10,0
44,4
69,4
0,561
Statistika
971
74
41,4
2,951
9,0
71,6
86,5
0,569
Kimia
626
55
49,7
3,018
9,7
47,3
81,8
0,548
Biologi
79
42
82,3
3,099
9,6
66,7
78,6
0,580
Teknik Mesin
3698
134
28,6
3,022
11,5
20,1
42,5
0,456
Teknik Elektro
4034
147
31,3
3,044
10,6
27,9
62,6
0,507
Teknik Kimia
2941
115
33,0
3,189
9,6
59,1
85,2
0,613
Teknik Fisika
1629
93
43,0
3,047
10,2
45,2
67,7
0,531
Teknik Industri
994
98
71,0
3,212
8,7
79,6
89,8
0,681
Teknik Material
36
26
94,0
3,094
9,5
46,2
92,3
0,590
Teknik Sipil
3155
109
26,1
3,020
11,4
17,4
41,3
0,460
Arsitektur
2008
72
15,4
2,892
10,0
47,2
76,2
0,484
Teknik Lingkungan Desain Produk Industri
700
62
42,6
3,132
9,7
56,5
83,9
0,593
264
96
72,0
2,958
10,4
36,5
57,3
0,480
Teknik Geodesi
43
29
83,7
3,104
9,6
44,8
82,8
0,577
Teknik Perkapalan Teknik Sistem Perkapalan
1305
54
18,5
2,876
12,7
7,4
14,8
0,343
623
55
41,1
2,962
11
30,9
39,3
0,458
Teknik Kelautan
493
39
47,5
3,019
10,6
35,1
51,3
0,503
Teknik Informatika Total atau Ratarata
819
105
60,8
3,152
11,5
24,5
47,6
0,510
25.827
1.493
34,2
3,044
10,4
40,4
63,5
0,522
Sumber: diolah dari buku Wisuda ITS September 2004 dan Maret 2005
Program S1 yang paling banyak meluluskan sarjana pada periode wisuda September 2004 dan Maret 2005 adalah jurusan Tekik Elektro dan Teknik Mesin (lebih dari 130 orang). Jurusan lain yang meluluskan kurang dari 30 orang adalah Teknik Geodesi dan Teknik Material. Jumlah wisudawan program S1 reguler periode amatan adalah 1.493 orang. Kelulusan hingga 9 semester (L9) adalah persentase wisudawan yang dapat lulus dalam masa studi hingga 9 semester yang tertinggi diraih oleh jurusan Teknik Industri (79,6 persen), sedangkan yang terendah dipegang oleh jurusan Teknik Perkapalan
ISBN : 979-99735-0-3
A-30-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
(hanya 7,4 persen). Persentase kelulusan hingga 9 semester tingkat ITS adalah 40,4 persen. Kelulusan hingga 10 semester (L10) dimaksudkan untuk lebih memperbesar persentase kelulusan dibandingkan dengan L9. Sebagian besar memang berubah nilainya, namun posisi terjelek tetap seperti pada kelulusan hingga 9 semester. Prestasi terbaik untuk L10 diraih oleh jurusan Teknik Material (92,3 persen) disusul Teknik Industri (89,2 persen), Statistika (86,5 persen), dan Teknik Kimia (85,2 persen). Prestasi terjelek dalam hal kelulusan hingga 10 semester tetap dipegang oleh jurusan Teknik Perkapalan (hanya 14,8 persen). Prestasi kelulusan hingga 10 semester tingkat ITS adalah 63,5 persen. Rekapitulasi Prestasi Program S2 Hasil pengolahan data terhadap 427 wisudawan program S2 periode September 2004 dan Maret 2005 dengan mengacu kepada nilai IPKT dan MSKT (tabel 2 dan 4) dapat diperoleh rekapitulasi hasil prestasi program S2 seperti tampak pada tabel 2. Nilai indeks prestasi (IP) program S2 relatif lebih tinggi daripada program S1. Nilai IP rata-rata tertinggi diraih oleh S2 Arsitektur (3,566) disusul oleh S2 Teknik Sipil (3,542), sedangkan yang terendah dipegang oleh S2 Fisika (3,184). Indeks prestasi ratarata program S2 tingkat ITS adalah 3,387. Masa studi rata-rata tercepat diraih oleh S2 Teknik Lingkungan (3,9 semester) sedangkan yang terlama dipegang oleh S2 Magister Manajemen Teknologi (6,5 semester), serta di tingkat ITS adalah 5,1 semester. Persentase kelulusan hingga 4 semester (L4) untuk program S2 terbaik diraih oleh S2 Teknik Lingkungan (97,8 persen) disusul S2 Teknologi Kelautan (90,0 persen), sedangkan yang terjelek dipegang oleh S2 Fisika (hanya 10,0 persen). Prestasi kelulusan hingga 4 semester pada program S2 tingkat ITS adalah 57,1 persen. Tabel 2: Rekapitulasi Prestasi Program S2 (1) Program Studi
(2) Total Wisudawan Hingga Maret 2005
(3) Jumlah Wisudawan Sep04 dan Mar05
(4) Predikat Sangat Memuaskan dan Cumlaude
(5) Indeks Prestasi (IP)
(6) Masa Studi (MS)
(7) Kelulusan Hingga 4 Semester (L4)
(8) IPMSKT(i)
S2 Fisika
18
10
5.5
3.184
5.2
10.0
0,4315
S2 Statistika
102
22
28.4
3.510
4.6
72.7
0,6584
S2 Teknik Mesin
129
20
13.2
3.295
5.8
50.0
0,4897
S2 Teknik Elektro
327
56
23.2
3.352
4.3
64.3
0,6000
S2 Teknik Kimia
115
14
30.4
3.408
4.6
64.3
0,6004
S2 Teknik Industri
271
38
25.8
3.359
4.7
65.8
0,5917
S2 Teknik Sipil
428
59
42.8
3.542
5.0
54.2
0,6473
S2 Arsitektur
297
21
62.0
3.566
6.2
38.1
0,5938
S2 Teknik Lingkungan
154
45
42.2
3.441
3.8
97.8
0,6757
S2 Teknologi Kelautan
148
30
33.8
3.340
4.2
90.0
0,5902
S2 Teknik Informatika S2 Magister Manajemen Teknologi
106 465
17 95
20.8 20.6
3.328 3.299
6.3 6.5
35.3 31.6
0,4633 0.4549
TOTAL atau Rata-rata
2560
427
29.0
3,387
5,1
57,1
0.5690
Sumber: diolah dari buku Wisuda ITS September 2004 dan Maret 2005
Nilai Indeks Prestasi & Masa Studi Komulatif Terbobot (IPMSKT) Fokus perhatian dalam artikel ini adalah pada nilai IPMSKT dan analisa cluster berdasarkan nilai IPMSKT ini. Pada tabel 1 kolom 9 diperoleh nilai IPMSKT untuk tiap jurusan yang ada. Bila diurutkan hasilnya, maka dapat diperoleh peringkat prestasi 20 jurusan/program S1 reguler sebagai berikut: Teknik Industri (0,681), Teknik Kimia (0,613), Teknik Lingkungan (0,593), Teknik Material (0,590), Biologi (0,580), Teknik
ISBN : 979-99735-0-3
A-30-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
Geodesi (0,577), Statistika (0,569), Matematika (0,561), Kimia (0,548), Teknik Fisika (0,531), Teknik Informatika (0,510), Teknik Elektro (0,507), Teknik Kelautan (0,503), Arsitektur (0,484), Desain Produk Industri (0,480), Teknik Sipil (0,460), Teknik Sistem Perkapalan (0,458), Teknik Mesin (0,456), Fisika (0,442), dan Teknik Perkapalan (0,343). Hubungan Antara IPMSKT dengan IP dan MS Apakah nilai IPMSKT dapat mencerminkan prestasi suatu jurusan atau program studi S2 dengan memperhatikan indikator indeks prestasi dan masa studi saja? Uji korelasi antara nilai IPMSKT(j) dan IP(j) untuk seluruh wisudawan program S1 reguler periode amatan diperoleh koefisien korelasi r = 0,895 (sangat signifikan, artinya makin tinggi nilai IP makin tinggi nilai IPMSKT-nya ). Demikian juga dengan hasil uji korelasi antara IPMSKT(j) dengan MS(j) diperoleh r = -0,889 (sangat signifikan, artinya makin lama/molor nilai MS makin kecil nilai IPMSKT-nya). Korelasi antara IP dan MS untuk seluruh wisudawan priode amatan pun diperoleh r = -0,604 (signifikan, artinya makin lama/molor nilai MS makin kecil nilai IP-nya). Hal ini juga berlaku untuk program S2. Indeks Prestasi IP(j)
r = 0,895
r = -0,604
Masa Studi MS(j)
Indeks Prestasi & Masa Studi Komulatif Terbobot IPMSKT(j) r = -0,889
Gambar 1. Hubungan Antara IP, MS, dan IPMSKT Cluster Antar 20 Jurusan Program S1 Hasil cluster 20 jurusan program S1 reguler di ITS dengan jarak minimal 0,068 sehingga terbentuk 7 cluster adalah sebagai berikut: Cluster I hanya diisi jurusan Teknik Industri Cluster II hanya diisi jurusan Teknik Kimia Cluster III diisi oleh 4 jurusan, yaitu Teknik Lingkungan, Teknik Material, Biologi, dan Teknik Geodesi Cluster IV diisi oleh 4 jurusan, yaitu Statistika, Matematika, Kimia, dan Teknik Fisika Cluster V diisi oleh 5 jurusan, yaitu Teknik Informatika, Teknik Elektro, Teknik Kelautan, Arsitektur, dan Desain Produk Industri Cluster VI diisi oleh 4 jurusan, yaitu Teknik Sipil, Teknik Sistem Perkapalan, Teknik Mesin, dan Fisika Cluster VII hanya diisi oleh jurusan Teknik Perkapalan
ISBN : 979-99735-0-3
A-30-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
TI
Teknik Industri
TK
Teknik Kimia
TL
Teknik Lingkungan 0,009
MT
0,107
Teknik Material 0,038
BI
Biologi 0,009
GD
Teknik Geodesi 0,136
ST
Statistika 0,024
MA
Matematika
KI
Kimia
0,038 1,000 0,050 TF
Teknik Fisika
IF
Teknik Informatika 0,009
EL
0,263 batas untuk 7 cluster
Teknik Elektro 0,012
KL
dengan jarak > 0,068
Teknik Kelautan 0,068
AR
Arsitektur 0,012
DS
Desain Produk Industri 0,112
SI
Teknik Sipil
SP
0,006
MS
0,293
Teknik Sistem Perkapalan Teknik Mesin
FI
Fisika
TP
Teknik Perkapalan
0,041
Sumber: diolah dari tabel 3 kolom program S1 (skala seadanya, yang penting adalah batas pemilahannya)
Gambar 2. Dendogram Antar 20 Jurusan Program S1 di ITS Dapat dikatakan bahwa cluster IV merupakan jurusan dengan prestasi moderat (nilai IPMSKT-nya setingkat dengan prestasi rata-rata ITS) yang diraih oleh jurusanjurusan Statistika, Matematika, Kimia, dan Teknik Fisika. Cluster I merupakan jurusan dengan prestasi terbaik (the best department with the best students) yang diraih oleh Teknik Industri. Cluster II adalah jurusan dengan prestasi baik yang diraih oleh Teknik Kimia. Cluster III adalah jurusan dengan prestasi cukup baik (nilai IPMST-nya masih di atas prestasi ITS) yang diraih oleh Teknik Lingkungan, Teknik Material, Biologi, dan Teknik Geodesi.
ISBN : 979-99735-0-3
A-30-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
Cluster V, VI, dan VII merupakan jurusan-jurusan yang prestasinya di bawah prestasi rata-rata ITS. Cluster V adalah jurusan dengan prestasi cukup jelek yang dipegang oleh Teknik Informatika, Teknik Elektro, Teknik Kelautan, Arsitektur, dan Desain Produk Industri. Cluster VI adalah jurusan dengan prestasi jelek yang dipegang oleh Teknik Sipil, Teknik Sistem Perkapalan, Teknik Mesin, dan Fisika. Cluster VII adalah jurusan dengan prestasi terjelek di ITS yang dipegang oleh Teknik Perkapalan. Cluster Antar 12 Program S2 Setelah nilai-nilai IPMSKT(i) untuk program S2 diurutkan dari besar ke kecil (seperti pada tabel 8), maka akan lebih mudah menghitung jarak antar subjeknya, demikian pula halnya dalam pembuatan dendogramnya. Hasil dendogram untuk program S2 seperti yang tampak pada gambar 3. TL
S2 Teknik Lingkungan
ST
S2 Statistika
SI
S2 Teknik Sipil
0,116 0,045 0,234 EL TK
S2 Teknik Elektro 0,002 S2 Teknik Kimia
AR
S2 Arsitektur
0,040 0,015 S2 Teknik Industri
TI
0,650
0,006 KL
batas 5 cluster dengan jarak > 0,096
S2 Teknologi Kelautan
MS
S2 Teknik Mesin
IF
S2 Teknik Informatika 0,034
MMT
0,238
S2 Magister Manajemen Teknologi 0,096
FI
S2 Fisika
Sumber: diolah dari tabel 8 (skala seadanya, yang penting adalah batas pemilahannya)
Gambar 3. Dendogram Antar 12 Program S2 di ITS Hasil cluster untuk program S2 dengan jarak minimal 0,096 adalah sebagai berikut: Cluster I (prestasi terbaik) diraih oleh S2 Teknik Lingkungan Cluster II (prestasi baik) diraih oleh S2 Statistika dan S2 Teknik Sipil Cluster III (prestasi moderat) diraih oleh S2 Teknik Elektro, S2 Teknik Kimia, S2 Arsitektur, S2 Teknik Industri, dan S2 Teknologi Kelautan Cluster IV (prestasi jelek) dipegang oleh S2 Teknik Mesin Cluster V (prestasi terjelek) dipegang oleh S2 Teknik Informatika, S2 Magister Manajemen Teknologi, dan S2 Fisika. Benchmarking Prestasi Jurusan atau Program S2 Jurusan-jurusan yang berada di cluster terjelek dapat belajar dari jurusan yang berada di cluster terbaik (Teknik Industri) dan cluster baik (Teknik Kimia) untuk program S1 serta S2 Teknik Lingkungan untuk program S2. Cara benchmarking internal dapat dilakukan dengan merujuk kepada kedua jurusan dan program S2 tersebut. Sambil
ISBN : 979-99735-0-3
A-30-9
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
terus berjalan, maka jurusan-jurusan yang telah baik prestasinya pun tetap dapat melakukan benchmarking kompetitif maupun fungsional untuk terus meningkatkan prestasi mereka. Nilai indeks prestasi yang tinggi dan sekaligus masa studi yang singkat merupakan target dan puncak tujuan yang harus diraih oleh semua jurusan maupun program S2 yang ada di ITS, juga untuk perguruan tinggi lainnya (PTN atau PTS) seluruh Indonesia. Secara bertahap, perlu juga dilakukan benchmarking kompetitif terhadap prestasi jurusan atau program S2 lain di luar ITS. Persoalan ketepatan waktu/masa studi setiap jenjang program studi perlu mendapat perhatian yang lebih besar lagi dari para manajemen di tingkat jurusan atau institut, sekaligus tetap menjaga capaian indeks prestasi yang makin tinggi pula. Sudah saatnya dikumandangkan slogan ’lulus dengan indeks prestasi yang tinggi sekaligus dalam masa studi yang singkat disertai dengan kemampuan lainnya’ bagi seluruh lulusan program S1 dan program S2 di ITS. KESIMPULAN Dari seluruh rangkaian pembahasan dapat disimpulkan bahwa jurusan-jurusan yang ada di ITS dapat dipilah berdasarkan kelompoknya, yaitu cluster I (prestasi terbaik) diraih oleh jurusan Teknik Industri, cluster II (prestasi baik) diraih oleh jurusan Teknik Kimia, cluster III (prestasi cukup baik) diraih oleh jurusan Teknik Lingkungan, Teknik Material, Biologi, dan Teknik Material. Jurusan pada cluster IV (prestasi moderat) diraih oleh jurusan Statistika, Matematika, Kimia, dan Teknik Fisika. Cluster V adalah jurusan dengan prestasi cukup jelek (di bawah prestasi ITS), yaitu Teknik Informatika, Teknik Elektro, Teknik Kelautan, Arsitektur, dan Desain Produk Industri. Cluster V (prestasi jelek) dipegang oleh jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Teknik Sipil, Teknik Mesin, dan Fisika. Cluster VII (prestasi terjelek) dipegang oleh Teknik Perkapalan. Pemilahan prestasi program S2 diperoleh 5 cluster. Cluster I (prestasi terbaik) diraih oleh S2 Teknik Lingkungan. Cluster II (prestasi baik) diraih oleh S2 Statistika dan S2 Teknik Sipil. Cluster III (prestasi moderat) diraih oleh S2 Teknik Elektro, S2 Teknik Kimia, S2 Arsitektur, S2 Teknik Industri, dan S2 Teknologi Kelautan. Cluster IV (prestsi jelek) dipegang oleh S2 Teknik Mesin. Cluster V (prestasi terjelek) dipegang oleh S2 Teknik Informatika, S2 magister Manajemen Teknologi, dan S2 Fisika. Rekomendasi yang dapat disampaikan adalah upaya benchmarking internal bagi jurusan-jurusan yang jelek prestasinya, yaitu dengan menjadikan jurusan Teknik Industri dan Teknik Kimia (untuk program S1) dan S2 Teknik Lingkungan (untuk program S2) sebagai contoh dan patokan internal untuk berprestasi. Begitu juga, perlu terus dibuka forum komunikasi antar jurusan atau program S2 yang dipandu langsung oleh rektor untuk membicarakan berbagai hal berkenaan dengan proses belajarmengajar, tukar pengalaman, dan diskusi untuk peningkatan efisiensi, kualitas, akuntabilitas, dan transparansi seluruh komponen di ITS. Catatan Akhir Model IPMSKT ini diharapkan dapat mendorong pengembangan model pengukuran prestasi jurusan yang lebih baik lagi di masa mendatang. Model ini juga dapat diujicobakan pada universitas/institut lainnya guna mengevaluasi prestasi tiap jurusan atau program S2 yang ada.
ISBN : 979-99735-0-3
A-30-10
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
DAFTAR PUSTAKA Buku Wisuda ITS periode September 2004 dan Maret 2005. Dunn-Runkin, Peter. 1983. SCALLING METHODS. Lawrence Erlbaum Ass. Inc. New Jersey. Noer, Bustanul Arifin. 2004. Model IPMST untuk Mengukur Prestasi Jurusan. OPTIMA Jurnal Keilmuan & Aplikasi Teknik dan Manajemen Industri. Volume 1. Nomor 1. Nopember 2004. ISSN 0216-0048. Diterbitkan oleh Jurusan Teknik Industri ITS. Noer, Bustanul Arifin. 2005a. Cluster Prestasi 20 Jurusan di ITS dengan Model Indeks Prestasi & Masa Studi Terbobot (IPMST). OPTIMA Jurnal Keilmuan & Aplikasi Teknik dan Manajemen Industri. Volume 1. Nomor 2. Maret 2005. ISSN 0216-0048. Diterbitkan oleh Jurusan Teknik Industri ITS. Noer, Bustanul Arifin. 2005b. Cluster Prestasi 20 Jurusan di ITS dengan Model Indeks Prestasi & Masa Studi Terbobot (IPMST). Seminar Nasional Teknik Industri dan Kongres BKSTI di Palembang, 24-25 Juni 2005. Noer, Bustanul Arifin. 2005c. Cluster Prestasi 12 Program S2 di ITS dengan Model Indeks Prestasi & Masa Studi Terbobot (IPMST). Seminar Nasional Pascasarjana V di Surabaya, 2 Agustus 2005. Watson, Gregory H. 1993. Strategic Benchmarking. John Wiley & Sons. Inc. New York.
ISBN : 979-99735-0-3
A-30-11