Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-3-8 Purwokerto, 20 Desember2014
Evaluasi Kinerja Program Ipteks Bagi Kewirausahaan (IBK) Dalam Mengembangkan Wirausaha Mahasiswa Universitas Mercu Buana Yogyakarta Awan Santosa1, Hasyim As’ari1, Santi Esterlita Purnamasari2 1 Fakultas Ekonomi, Universitas Mercu Buana Yogyakarta, 2 Fakultas Psikologi, Universitas Mercu Buana Yogyakarta 2 email:
[email protected]) ABSTRAK Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja program Ipteks bagi Kewirausahaan dalam mengembangkan wirausaha mahasiswa di Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Program ini dijalankan karena melihat beberapa permasalahan yang dihadapi para lulusan, di mana waktu tunggu pekerjaan yang cukup lama dan ketidaksesuaian antara pekerjaan dengan bidang keilmuan mereka. Studi ini dilakukan melalui beberapa metode intervensi, di antaranya coaching dan konsultasi bisnis, fasilitasi teknologi, seminar dan pelatihan, fasilitasi pemasaran dan permodalan, serta pengembangan jaringan. Terdapat 20 tenant wirausaha mahasiswa yang terlibat dalam program ini yang menjalankan berbagai jenis usaha berbeda selama program berlangsung. Studi ini menemukan bahwa program Ipteks bagi Kewirausahaan sudah dapat meningkatkan produktivitas, akses pasar, jaringan, dan pendapatan para tenant wirausaha mahasiswa. Dari studi ini juga ditemukan bahwa metode intervensi yang paling efektif dalam mengembangkan wirausaha mahasiswa adalah pendampingan intensif case in case dan pendekatan personal per tenant. Di samping itu, pengembangan komunitas bisnis juga efektif dalam membangun kerjasama antartenant. Kata kunci: evaluasi kinerja, kewirausahaan berbasis pengetahuan, pengembangan wirausaha mahasiswa
PENDAHULUAN Berdasarkan evaluasi pada program studi di lingkungan Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMB Jogja) ditemukenali adanya persoalan lamanya masa tunggu bekerja dan ketidaksesuaian pekerjaan lulusan dengan bidang keilmuannya. Situasi tersebut di samping karena makin terbatasnya lapangan kerja yang tersedia, juga menandakan pengembangan kewirausahaan mahasiswa yang belum memadai. Dalam perspektif lain, maka hal itu menunjukkan rendahnya penguasaan dan kompetensi keilmuan mahasiswa. Kondisi ini mendorong pimpinan universitas untuk menggalakkan pengembangan kewirausahaan baik di kalangan dosen maupun mahasiswa. Pengembangan kewirausahaan di lingkungan kampus ditumpukan pada mata kuliah kewirausahaan 1 dan 2, yang merupakan mata kuliah wajib di setiap fakultas. Selain itu, sejak setahun yang lalu didirikan Pusat Studi Kewirausahaan yang akan difungsikan untuk mengelola potensi kewirausahaan civitas akademika, termasuk melakukan pendampingan wirausaha mahasiswa. Sementara itu di dalam area kampus terdapat sebuah outlet yang dikelola koperasi karyawan, di mana beberapa mahasiswa menitipkan produk seperti aneka olahan ketela. Secara umum potensi besar mahasiswa untuk berwirausaha sesuai keilmuannya masih belum diolah dan manfaatkan sesuai kapasitas yang ada. Dalam upaya memecahkan berbagai permasalahan dan mendayagunakan senap potensi yang ada maka Universitas Mercu Buana Yogyakarta menjalankan program Ipteks bagi Kewirausahaan (IbK) yang sampai dengan tahun ke-3 (2014) telah mendampingi sekurang-kurangnya 20 wirausaha mahasiswa setiap tahunnya. Target luaran program IbK di Universitas Mercu Buana adalah dihasilkannya wirausaha usaha mandiri pada akhir tahun ke-3 sekurang-kurangnya 7 tenant (wirausaha mahasiswa). Sebagai jabarannya maka program IbK di tahun ke-3 diharapkan dapat: 1. Meningkatkan semangat, pengetahuan, dan kemampuan bisnis tenant 2. Memfasilitasi produk tenant sehingga dapat go-nasional maupun go-internasional 3. Meningkatkan penjualan (omset) dan jangkauan pasar tenant 4. Meningkatkan pemanfaatan teknologi oleh tenant, baik dalam hal produksi, pengemasan, maupun pemasaran 5. Meningkatkan kreativitas, inovasi, dan keberlanjutan usaha tenant Mahasiswa di UMBY telah aktif dalam beberapa program kewirausahaan. Pada Tabel 1 terlihat informasi mengenai wirausaha mahasiswa tenant Program IbK UMBY Tahun 2014.
244
Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-3-8 Purwokerto, 20 Desember2014 Tabel 1. Wirausaha Mahasiswa Tenant Program IbK UMBY Tahun 2014 No 1
Usaha dan Nama Tenant Kooperasi Buku (Erna Novitasari/Manajemen)
Potensi bisnis Knowledge based entrepreneurship, captive market tersedia, berkontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, produk memiliki positioning jelas
2
Sekolah Koperasi Gula Kelapa/Kampung Singkong (Dian Novita/Akuntansi)
Sudah ada kemitraan dengan KUBE Sumber Rejeki produsen gula kelapa dan gula semut, pangsa pasar masih luas seiring dengan Indonesia Go Organik, pasar khusus (diet, penderita diabetes, dsb) berpeluang digarap, berpeluang dibuka di daerah sentra gula kelapa lainnya dengan dukungan Pemerintah Daerah
3
Story telling (Shinta Widyaningrum/PBI)
Produk jasa kreatif edukasi bahasa Inggris kepada anak-anak melalui media cerita boneka, terobosan untuk mengenalkan dunia sejak usia dini.
4
Sekolah Pasar Rakyat (Ariyanto/Manajemen)
Gerakan mengajar di pasar rakyat, pertama dan satu-satunya di Indonesia sebagai wahana meningkatkan kapasitas modal manusia dan modal sosial (kelembagaan) pedagang pasar di Indonesia dan potensial dikembangkan hingga ke mancanegara
5
Sekolah Tani Muda (Heryawan/Manajemen)
Salah satu disain social entrepreneurship dalam rangka mengajak anak-anak muda bertani secara modern dan ramah lingkungan, sekaligus memberdayakan petani kecil di desa-desa dampingan.
6
Dapur tempe (Ani Triyani/Psikologi)
Belum banyak dikembangkan, bahan tersedia, rasa khas, pasar sudah mulai terbangun, peluang pemasaran masih sangat terbuka,
7
Skill Media (Syaiful Rohman Hidayat/PBI)
Jasa layanan hardware dan sofware yang sangat dibutuhkan untuk menunjang kinerja civitas akademika di lingkungan kampus, sehingga berpeluang tumbuh berkembang seiring pesatnya kemajuan teknologi informasi
8
Puding kelor (Yonico Martatino/Psikologi)
Produk pangan fungsional berbahan lokal yang sangat dibutuhkan seiring semakin pesatnya dinamika kehidupan sosial-ekonomi yang perlu ditunjang oleh suplemen seperti puding daun kelor ini. Sudah dikenalkan ke luar negeri lewat ajang konferensi.
9
Bantal Lukis (Kholifah TU/Manajemen)
Produk kreatif tematik yang menjadi salah satu ciri khas kota Yogyakarta, sebagai bagian dari kebutuhan sehari-hari yang memiliki nuansa beda dan penuh makna
10
Cocho Moulins (Diwa La Okta/Manajemen)
Keahlian dan alat produksi sudah memadai, produk unik dan atraktif, pasar sudah meluas hingga luar Jawa, sudah go online, sudah memiliki mitra produksi dan distribusi
11
Nata de Coco (Amalia D. Magriz/Komunikasi)
Pasokan banyak ditemukan dari petani kelapa di wilayah perdesaan, sudah ada kemitraan penjualan dengan pabrik produsen nata de coco kemasan di Yogyakarta dan sekitarnya
12
Sunbread (Sri Utaminingsih/Akuntansi)
Melayani pangsa pasar kampus, bahan baku mudah diperoleh, harga terjangkau, citarasa khas dan tidak kalah dengan snack yang sudah populer di pasaran, mitra distribusi tersedia
13
Puspekk (Elisa Sari/Manajemen)
Jasa layanan riset pengukuran dan pengembangan ekonomi kerakyatan dengan positioning yang khas, belum banyak dilakukan oleh pengambil kebijakan sebagai basis pengguna jasa layanan risetnya
14
Aneka snack (Ginsa Adisti/Manajemen)
Ketrampilan olahan pangan memadai, tersedia alat produksi, bahan baku tersedia banyak, sarana pemasaran memadai, permintaan akan meningkat seiring tren olahan produk berbahan lokal.
15
Id Metafora (M. Hafidz/TI)
Jasa pembuatan web yang permintaanya terus tumbuh, sudah memiliki banyak pengalaman mendisain web, teknologi terus dikembangkan, dibutuhkan bagi bisnis online yang makin berkembang
245
Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-3-8 Purwokerto, 20 Desember2014 No 16
Usaha dan Nama Tenant Cyber-Hack & Technology (Hakim/TI
Potensi bisnis Pangsa pasar pengguna computer dan web masih terbuka lebar, jaringan luas, mendisain dan mengelola mercufund.com sebagai portal layanan permodalan civitas akademika Universitas Mercu Buana Yogyakarta
17
Prestige Kaos Lukis (Warda Aji/Manajemen)
Produk inovatif dan bernilai seni tinggi, dibuat secara natural dengan bakat alami, dipasarkan oleh tim manajemen yang didukung role model yang ditopang dengan produk kaos lukis tematik yang masih jarang dijumpai di pasar menengah atas
18
Musicreative dan parfum penyegar sepatu (Adhi Wicaksono/Manajemen)
Jasa manajemen even yang merupakan salah satu andalan kota kreatif, sudah memiliki pengalaman dan relasi dalam bisnis yang digeluti, difersifikasi pada produk parfum sepatu yang unik dan masih jarang ditemui di pasar dengan fungsi yang sesuai bagi mereka yang beraktivitas tinggi
19
Sekarang Craft (Anggoro DS/Psikologi)
Produk kreatif berbahan flanel yang selalu dicari konsumen karena termasuk kebutuhan fungsional yang menunjang berbagai keperluan baik kantor, rumah tangga, maupun kelompok-kelompok khusus, sudah memiliki network yang dapat dimanfaatkan dalam mengoptimalkan saluran pemasaran produk kreatif ini
20
Majast Collection (Cristina Rita A /Manajemen)
Produk merupakan kebutuhan rumah tangga yang permintaannya tinggi, sudah memiliki jaringan reseller di beberapa wilayah di Indonesia, produksi dikerjakan oleh keluarga sehingga ketersediaannya terjaga, sudah dikenal luas melalui portal bisnis online yang dikelola
TUJUAN PENELITIAN Kegiatan ini ditujukan untuk memperoleh beberapa larget luaran program IbK di Universitas Mercu Buana. Target luaran yang dimaksud adalah dihasilkannya wirausaha usaha mandiri pada akhir tahun ke-3 sekurang-kurangnya 7 tenant (wirausaha mahasiswa). Sebagai jabarannya maka program IbK di tahun ke-3 diharapkan dapat: 1. 2. 3. 4. 5.
Meningkatkan semangat, pengetahuan, dan kemampuan bisnis tenant Memfasilitasi produk tenant sehingga dapat go-nasional maupun go-internasional Meningkatkan penjualan (omset) dan jangkauan pasar tenant Meningkatkan pemanfaatan teknologi oleh tenant, baik dalam hal produksi, pengemasan, maupun pemasaran Meningkatkan kreativitas, inovasi, dan keberlanjutan usaha tenant METODE PENELITIAN
Evaluasi dilakukan terhadap beberapa program IbK yang sudah dijalankan selama 3 tahun dari tahun 2012-2014. Evaluasi tidak hanya dilakukan terhadap program, melainkan juga pada luaran program yaitu kinerja usaha mahasiswa sebelum dan sesudah terlibat dalam program IbK. Program IbK Universitas Mercu Buana Yogyakarta diarahkan untuk mengembangkan modalitas usaha mahasiswa yang meliputi modalitas sumber daya manusia (human capital), modalitas material, dan modalitas kelembagaan usaha. Modalitas manusia meliputi pola pikir (mindset), karakter, dan sikap mental kreatif-inovatif, modalitas material meliputi aksesi ke alat-alat dan bahan baku produksi, pengolahan, pemasaran, dan keuangan, sedangkan modalitas kelembagaan usaha meliputi pilihan bentuk dan manajemen usaha (Santosa, 2013b). Sesuai dengan arah dan sistematika pengembangan kewirausahaan di atas, maka metode pendekatan yang akan diterapkan dalam program IbK di lingkungan UMB Jogja adalah sebagai berikut: 1. Penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan/business coaching (MercuSmart) Pelatihan kewirausahaan: MercuSmart” ditujukan untuk memperkuat karakter, pola pikir (midset), dan sikap mental tenant yang pantang menyerah, kreatif, dan inovatif. Di samping itu pelatihan juga ditujukan untuk member bekal dan wawasan yang lebih komprehensif tentang dasar-dasar usaha sepertihalnya produksi, keuangan, dan pemasaran. Pelatihan dilakukan di dalam kampus dengan mengundang pakar pengembangan sumber daya manusia, dan manajemen bisnis.
246
Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-3-8 Purwokerto, 20 Desember2014 2. Pengiriman magang pada industri mitra Untuk menunjang peningkatan skill dan keilmuan bisnis mahasiswa tenant juga dikirimkan untuk magang di perusahaan (mitra) universitas sepertihalnya di perusahaan IT, telekomunikasi, agroindustri, jasa pemasaran, dan klinik layanan psikologi. Kegiatan ini sekaligus dalam rangka penjajagan dan pembuatan MoU produksi, keuangan, SDM, dan pemasaran antara industri mitra dengan usaha tenant dan atau Pusat Studi Kewirausahaan. 3. Pengembangan Klinik Kewirausahaan Mobile/Mobile Business Clinic dan Klinik Bisnis Sosial (MercuShare) Guna mendampingi dan membimbing mahasiswa tenant maka akan dibentuk semacam Klinik Kewirausahaan dan Klinik Bisnis Sosial bekerjasama dengan Pusat Studi Kewirausahaan UMB Jogja. Klinik ini akan berisi tenaga ahli dari berbagai bidang keilmuan yang ada di lingkungan UMB Jogja yang siap untuk membantu pengembangan keilmuan dan pemecahan masalah atau kendala yang dihadapi mahasiswa. Tenaga ahli ini akan disiapkan dan dikelola oleh Tim Program IbK. Klinik Kewirausahaan akan bertempat di ruang Pusat Studi Kewiraushaan UMB Jogja dengan hari dan jam praktek tenaga ahli yang dijadwalkan secara teratur. Pembimbingan tenant dilakukan dengan metode konsultasi berkala sesuai kebutuhan di Klinik Kewirausahaan kepada tim program IbK dan didukung oleh tenaga ahli sesuai bidang keilmuan. Pembantuan teknologi, solusi pembiayaan, dan penyelesaian masalah/kendala tenant juga dilakukan dalam wadah Klinik ini sehingga lebih sistematis dan berkelanjutan. Hal ini karena klinik dikelola dengan dukungan para tenaga ahli di lingkungan UMB Jogja yang memiliki referensi ipteks, jaringan pembiayaan, dan pemasaran. 4. Pengembangan teknologi kreatif tenant Untuk mendukung inovasi produk dan jasa kreatif mahasiswa tenant maka tim program IbK dengan dukungan tenaga ahli Klinik Kewirausahaan di atas akan memberikan dukungan langsung dalam pengadaan dan atau pengembangan teknologi kreatif tersebut. Dukungan ditujukan untuk usaha tenant yang mengaplikasikan teknologi tepat guna yang membawa manfaat bagi kemandirian, kelestarian lingkungan, dan pemberdayaan desa. Telnologi kreatif ini akan menjadi branding unggulan wirausaha mahasiswa UMB Jogja yang akan disebarluaskan dalam lingkup nasional dan internasional. 5. Pengembangan holding promosi Gerai Perubahan Guna membangun brand (branding) dan memasarkan berbagai produk barang dan jasa mahasiswa tenant secara bersama-sama maka akan disiapkan sebuah perusahaan induk (holding) jasa pemasaran produk mahasiswa. Pembentukan holding promosi ini akan dilakukan bekerjasama dengan tim kreatif Pusat Studi Kewirausahaan UMB Jogja, yang bersama dengan para mahasiswa tenant akan turut mengelola berbagai media promosi baik secara langsung maupun virtual (online). Pola ini diharapkan akan menciptakan pasar bersama (common market) mahasiswa tenant yang makin lama dapat makin membesar. 6. Penyelenggaraan Bursa Usaha/Business Fair Dalam upaya mempromosikan gerakan berwirausaha, promosi bersama, pencarian pembiayaan usaha, penciptaan pasar on spot, dan perluasan mitra jaringan mahasiswa tenant maka akan diselenggarakan Bursa Usaha (Business Fai). Program ini akan menjadi ajang “temu bisnis” para mahasiswa tenant, lembaga keuangan, lembaga teknologi, instansi pemerintah, industri mitra, dan mahasiswa umum di lingkungan UMB Jogja. 7. Fasilitasi permodalan tenant (MercuFund) Guna mendukung pengembangan usaha tenant, khususnya dalam hal pembiayaan (investasi) usahanya sudah dijalankan MercuFund dengan mangadopsi secara sederhana prinsip dasar operasional lembaga pembiayaan yang saat ini ada. Dalam sistem ini maka para mahasiswa tenant akan mengirim usulan sesuai kebutuhan dengan mempublikasikan kondisi usaha, rencana pengembangan, dan kebutuhan pembiayaan. Dengan melihat usulan ersebut maka pengelola MercuFund akan dapat membuat keputusan untuk mendukung pembiayaan rencana pengemabangan usaha tenant. 8. Penganugerahan Mercupreneur Award Ajang kompetisi antartenant IbK dan wirausaha mahasiswa UMBY di luar anggota IbK yang dilakukan melalui sistem seleksi profil usaha yang dikumpulkan kepada pengelola IbK. Penilaian dilakukan oleh 3 dewan juri terhadap kreatifitas ide usaha, perjuangan usaha, dan hasil-hasil yang telah dicapai dalam usaha. Pemberian award dilakukan pada upacara wisuda sarjana dan pascasarjana di Universitas Mercu Buana Yogyakarta
247
Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-3-8 Purwokerto, 20 Desember2014 HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan program IbK secara lebih melembaga dengan Gerai Perubahan, sebagai holding pemasaran produk para tenant IbK yang mentransformasikan nilai, jasa, dan produk tenant IbK. Pelaksanaan program berbasis pada pemecahan persoalan dan kebutuhan kongkret yang dihadapi para tenant, yang didekati baik secara kolektif maupun kasus per kasus (case in case). Santosa (2013a) menjelaskan bahwa Program IbK lebih down to tenant, melalui kegiatan yang mendekat ke masing-masing tenant (mobile sistem atau istilah populernya “blusukan”). Penekanan pada Social Entrepreneurship sesuai perencanaan program IbK tahun ke-3 dengan secara langsung melibatkan tenant dalam program bisnis sosial di tengah-tengah masyarakat yang dikelola oleh IbK. Masalah (Kendala) yang dihadapi dalam pengelolaan program IbK diantaranya adalah adwal mengikuti jadwal mahasiswa yang meskipun mereka wirausaha tetapi menyesuaikan jadwal ujian dan liburan. Di samping itu, tingkat urgensi dan kebutuhan bisnis wirausaha pemula masih kurang sehingga dampingan intensif dan motivasi harus selalu diberikan, yang kadang tidak mampu sepenuhnya dilakukan oleh dosen pengampu program. Pada saat yang sama tenant terpisah secara spasial sesuai lokasi kampus yang ada 2 sehingga perlu koordinasi yang lebih ekstra karena keduanya tidak dapat dengan leluasa dipertemukan. Pengembangan usaha tenant tahun ke-3 telah dititikberatkan pemecahan persoalan dan pemenuhan kebutuhan kongkret kasus per kasus (case in case) pada setiap tenant yang sangat beragam (Santosa, 2013c). Inkubasi telah dilakukan dengan penumbuhan komunitas bisnis tenant yang dilakukan secara mobile, melalui konsultasi dan sharing bisnis yang lebih mendekatkan lagi program IbK pada komunitas tenant. Di samping itu, peningkatan kapasitas bisnis melalui coaching & consulting intensif, fasilitasi teknologi kreatif, akses pasar, dan dukungan pembiayaan usaha sesuai keperluan. Sementara peningkatan akses pasar produk tenant pada tahun ke-3 telah juga dilakukan emlalui inisiasi program Gerai Perubahan yang mensirkulasikan produk dan jasa tenant ke target pasar. Pengembangan iklim kewirausahaan baik internal tenant maupun lingkungan mahasiswa UMB Yogyakarta secara keseluruhan dilakukan melalui inisiasi dan penyiapan ajang Mercupreneur Award 2014. Pada tahun 2014 IbK IbK Universitas Mercu Buana Yogyakarta telah mendorong wirausaha mahasiswa go-international dengan memfasilitasi promosi product knwoledge ke Singapura, Bangkok, dan Tokyo dua tenant, yaitu Dian Novita dan Yonico Ingga Martatino, serta promo product knowledge profil bahasa Inggris Sekolah Pasar yang diusahakan tenant aryanto ke lima negara jejaringnya, yaitu India, Filipina, Australia, Taiwan, dan Thailand. Secara spesifik teknologi bisnis yang diterapkan pada masing-masing tenant baik secara perorangan maupun kolektif dapat disarikan dalam tabel di bawah tabel 2. Pada tahun 2014 ini program IbK Universitas Mercu Buana Yogyakarta sudah meluluskan 8 wirausahawan mandiri baru, yaitu Sri Utaminingsih (Sunbread), Adhi Wicaksono (Musicreative), Yonico Ingga Martatino (Puding Daun Kelor), Dian Novita (Sekopgula/Kampung Singkong), Christina Rita Ardila (Majast Collection), Heryawan Pambudi (Sekolah Tani Muda/Selofarm), Anggoro Danang (Sekarang Craft), dan Aryanto (Sekolah Pasar/Aksesoris). Secara spesifik kinerja program IbK dalam mengembangkan usaha tenant dapat dilihat berdasar kondisi tenant sebelum dan sesudah mengikuti program IbK sebagai berikutdalam Tabel 3.
248
Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-3-8 Purwokerto, 20 Desember2014 Tabel 2. Intervensi Teknologi Bisnis kepada Tenant IbK UMBY No
Usaha dan Nama Tenant
Teknologi yang diimplementasikan
1
Kooperasi Buku (Erna Novitasari/Manajemen)
Teknologi pemasaran: Online marketing, viral marketing, word of mouth marketing
2
Sekolah Koperasi Gula Kelapa/Kampung Singkong (Dian Novita/Akuntansi)
Teknologi pengemasan, teknologi pemasaran: online marketing, direct marketing (pameran), promo produk ke luar negeri, disain business plan
3
Story telling (Shinta Widyaningrum/PBI)
Pengembangan bisnis; psyco-coach untuk motivasi tim
4
Sekolah Pasar Rakyat (Ariyanto/Manajemen)
Inovasi produk melalui translasi profil ke bahasa Inggris, pemasaran melalui delivery ke mitra di luar negeri, pengembangan bisnis melalui seminar kreatif
5
Sekolah Tani Muda (Heryawan/Manajemen)
Teknologi produksi untuk project peternakan ayam berupa pakan alternatif
6
Dapur tempe/Aksesoris untuk anak-anak autis (Ani Triyani/Psikologi)
Pengembangan diri melalui seminar, business coaching, dan pemasaran melalui pengiriman ke even pameran
7
Skill Media (Syaiful Rohman Hidayat/PBI)
Pengembangan diri melalui seminar, business coaching, dan pemasaran melalui produksi marketing tools
8
Puding kelor (Yonico Martatino/Psikologi)
Teknologi kemasan produk, teknologi pemasaran melalui direct selling dan online shop, dan promo produk ke luar negeri
9
Bantal Lukis (Kholifah TU/Manajemen)
Teknologi produksi melalui inovasi disain tematik, dan teknologi pemasaran melalui promo produk
10
Cocho Moulins (Diwa La Okta/Manajemen)
Teknologi pemasaran melalui viral marketing
11
Nata de Coco (Amalia D. Magriz/Komunikasi)
Teknologi produksi melalui pengadaan sarana produksi dalam jumlah yang lebih efisien
12
Sunbread (Sri Utaminingsih/Akuntansi)
Teknologi produksi berupa mesin oven dan teknologi pemasaran berupa pendaftaran merek baru ke Dirjen HAKI Kemenkumham RI
13
Puspekk (Elisa Sari/Manajemen)
Teknologi pemasaran melalui promo via surat dan telemarketing
14
Aneka snack (Ginsa Adisti/Manajemen)
Teknologi pengembangan bisnis melalui business coaching dan teknologi kemasan produk makanan ringan
15
Id Metafora (M. Hafidz/TI)
Teknologi produksi berupa pengadaan web sebagai media pemasaran, teknologi pemasaran melalui online marketing, dan pengembangan bisnis melalui pengiriman seminar-seminar bisnis
16
Cyber-Hack & Technology (Hakim/TI
Pengembangan bisnis melalui dukungan permodalan, teknologi pemasaran melalui pembuatan marketing tools
17
Prestige Kaos Lukis (Warda Aji/Manajemen)
Teknologi produksi melalui disain kaos lukis tematik dan teknologi pemasaran melalui online shop dan role model
18
Musicreative dan parfum penyegar sepatu (Adhi Wicaksono/Manajemen)
Teknologi produksi melalui pengadaan bahan baku dan pemasaran melalui pengadaan mini set display
19
Sekarang Craft (Anggoro DS/Psikologi)
Teknologi produksi melalui pengadaan mesin jahit portable, dan teknologi pemasaran melalui viral marketing
20
Majast Collection (Cristina Rita A /Manajemen)
Teknologi pemasaran melalui online shop dan viral marketing, pengembangan bisnis melalui konsultasi
249
Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-3-8 Purwokerto, 20 Desember2014 Tabel 3. Kinerja Usaha Mahasiswa Sebelum dan Sesudah Menjadi Tenant IbK No
Usaha dan Nama Tenant
Sebelum Menjadi Tenant
Setelah Menjadi Tenant
1
Kooperasi Buku (Erna Novitasari/Manajemen)
Usaha masih tahap rintisan awal, masih tidak tertata dan terkelola dengan baik, baru mendistribusikan satu buku dengan jangkauan pasar dan transaksi yang sangat terbatas, sebelumnya di tahun 1 menjadi sekretaris tim kreatif IbK
Mampu menerbitkan 5 buku dengan jaringan distribusi yang meluas, total aset yang dikelola saat ini Rp. 20 juta, usaha lebih tertata dan manajemen pemasaran menjadi lebih baik, menjadi media promosi bersama brand tenant IbK yang lainnya, buku diakses oleh mantan Bupati Bantul dan Gubernur Jawa Tengah, memiliki reseller mahasiswa kelas kewirausahaan
2
Sekolah Koperasi Gula Kelapa/Kampung Singkong (Dian Novita/Akuntansi)
Di tahun 1 baru menjadi bendahara tim kreatif IbK, usaha dalam tahap rintisan dalam pemberdayaan desa melalui Singkong Day
Mendapat dampingan khusus untuk memenangkan hibah bina desa senilai Rp. 45 juta dengan membuka Sekolah Koperasi Gula Kelapa sampai dengan sekarang, mampu mengkreasi produk baru dengan jangkauan pasar yang lebih luas melalui media online dan creative marketing lainnya, sudah menembus promo ke Singapura, produk diakses Gubernur Jawa Tengah, disain Kampung Singkong sudah dirintis bersama pemuda Desa bagelen, Purworejo, difersifikasi ke layanan pembukuan UKM dan sudah mendapat order untuk mengelola database stok dan pembukuan Enclave Craft, Bantul.
3
Story telling (Shinta Widyaningrum/PBI)
Menjalankan program untuk realisasi PKM Pengabdian pada Masyarakat saja, keberlanjutannya belum disiapkan
Melalui serangkaian business coaching maka diperoleh pemahaman soal social business yang akan digunakan untuk mengembangkan usaha berbasis story telling untuk pangsa pasar pengguna jasa yang lebih luas, makin didukung oleh pemerintah desa setempat sebagai role model replikasi di tempat-tempat lain
4
Sekolah Pasar Rakyat (Ariyanto/Manajemen)
Masih sebatas pada inisiatif pribadi dalam melalukan kegiatan pemberdayaan anak di Wonosobo, merintis program pemberdayaan desa dalam skala terbatas
Mulai aktif meengembangkan Sekolah Pasar di jalur pendidikan konsumen, sudah melebarkan sayap hingga ke 9 pasar rakyat di DIY-Jateng, sudah memiliki akses jaringan dengan pegiat sosial lain di Indonesia dan mancanegara, disain Sekolah Pasar sudah menembus mitra di 5 negara di Asia dan Australia, memiliki relasi yang lebih luas dalam social business creative
5
Sekolah Tani Muda (Heryawan/Manajemen)
Selain kuliah juga bekerja di toko batik. Sudah berkeluarga.
Mulai merintis usaha aksesoris dan kerajinan yang dipasarkan di toko tempat bekerja dan IbK UMBY. Sudah dapat menambah penghasilan bulanannya. Pada tahun ketiga ini memulai bisnis sosial dengan terlibat dalam Sekolah Tani Muda dengan mengembangkan usaha agribisnis ternak ayam di Sentolo, Kulon Progo yang dalam tahap pengelolaan. Di samping itu juga intens berbagi pengetahuan dengan para aktivis tani muda di area barat Yogyakarta.
250
Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-3-8 Purwokerto, 20 Desember2014 No
Usaha dan Nama Tenant
Sebelum Menjadi Tenant
Setelah Menjadi Tenant
6
Dapur tempe/Aksesoris untuk anak-anak autis (Ani Triyani/Psikologi)
Berawal dari coba-coba semasa SMK, produksi dengan jumlah terbatas, pemasaran seadanya, usahanya sambil jalan, manajemen ala kadarnya, pengetahuan bisnis sangat minim
Pengetahuan dan ide-ide bisnis berkembang, produksi bertambah, cara dan area pemasaran berkembang, alat-alat produksi bertambah, mulai beroperasi dengan mitra produksi, keyakinan dan semangat usaha makin menyala-nyala, omset usaha meningkat, pemasaran online, relasi bertambah luas. Pada tahun ketiga bermitra dengan rekan di UGM mengembangkan aksesoris kerajianan sebagai media edukasi untuk anak-anak autis.
7
Skill Media (Syaiful Rohman Hidayat/PBI)
Masih memulai usaha reparasi komputer dengan skala sangat terbatas
8
Puding kelor (Yonico Martatino/Psikologi)
Baru uji coba produk dengan kemasan ala kadarnya
Mulai memproduksi dalam jumlah banyak dengan kemasan lebih menarik, area pemasaran meluas, bahkan sampai promo ke Bangkok dan Tokyo dengan keikutsertaannya dslam konferensi dengan membawa produk dan topik yang relevan dengannya. Meraih best paper award di Malaysia dengan topik dan produk yang sama. Memiliki network yang makin luas, dan mulai mengembangkan alternatif usaha lainnya bermitra dengan relasinya.
9
Bantal Lukis (Kholifah TU/Manajemen)
Usaha tadinya jasa laundry yang baru dirintis di sekitar kampus dengan konsumen yang terbatas, omset kecil, pemasaran ala kadarnya dan usaha menarik pelanggan masih kurang serius
Membuka lokasi baru di sekitar areal perumahan dengan jumlah konsumen yang lebih banyak dan potensial, transaksi meningkat, omset bertambah menjadi sekitar Rp. 3 juta/bulan, dapat membiayai kuliah sendiri dan dapat mengirim hasil usahanya sebagian ke orang tua. Mulai menggarap usaha baru jasa layanan bagi pelajar SMP Kesatuan Bangsa di dekat kampus UMBY, sekarang juga bermitra dengan rekannya mengembangkan usaha bantal lukis yang sudah dipasarkan juga ke beberapa wilayah strategis di Yogyakarta.
10
Cocho Moulins (Diwa La Okta/Manajemen)
Pengetahuan bisnis masih minim, manajemen usaha tidak tertata dengan baik, produk terbatas dengan pemasaran yang baru memanfaatkan jaringan sosial media, promosi dengan media lain kurang
Pengetahuan bisnis meningkat, motivasi dan ide-ide untuk mengembangkan dan memperluas usaha bertambah hebat, pencatatan mulai rapi, sudah merekrut asisten untuk produksi, sudah mulai menjual secara offline juga, outlet pasar dan even meluas, omset bertambah. Sudah membuka cafe di Jl Affandi, Sleman dan distro di sebelahnya dengan nama Voyou yang sudah merekrut karyawan untuk operasionalnya. Omset sudah meningkat dari usaha distro tersebut.
Semangat, fokus, dan pengetahuan bisnis meningkat, pemasaran secara online sehingga jangkauan pasar meluas, transaksi meningkat, mulai diversifikasi usaha sosial (social business) sesuai bidang ilmu bahasa Inggrisnya tanpa meninggalkan fokus utama usahanya. Memiliki beberapa marketing tools yang intens digunakan untuk menjangkau pasar civitas akademika UMBY sekitarnya Tabel 3. dan Lanjutan
251
Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-3-8 Purwokerto, 20 Desember2014 No
Usaha dan Nama Tenant
Sebelum Menjadi Tenant
Setelah Menjadi Tenant
11
Nata de Coco (Amalia D. Magriz/Komunikasi)
Awalnya membantu saudara usaha roti bakar dengan pengelolaan yang sekedarnya
Sudah mengembangkan bisnis bermitra dengan rekannya membuat dan memasarkan kue pie khas Bali, sudah mendapat banyak pesanan dari relasi, omset meningkat, dan sekarang sudah menekuni bisnis produksi nata de coco yang disalurkan ke pabrik produsen nata de coco besar di DIY dan sekitarnya, sudah memperoleh penghasilan rutin lebih dari Rp. 1 juta sebulan dari bisnis ini.
12
Sunbread (Sri Utaminingsih/Akuntansi )
Usaha baru dimulai dengan skala dan pangsa pasar sangat terbatas
Memiliki variasi produk yang lebih banyak, pangsa pasar semakin meluas dan memiliki akses ke banyak lembaga/kantor yang memanfaatkan produk snack-nya, termasuk lingkungan UMBY dan UGM. Omset meningkat dari sebelumnya, lebih dari Rp. 3 juta sebulan, dan sekarang difasilitasi IbK sedang proses pendaftaran merk usaha baru For U ke Dirjen HAKI Kemenkumham RI, yang setelah itu promosi akan lebih digencarkan lagi karena sudah memiliki brand yang resmi.
13
Puspekk (Elisa Sari/Manajemen)
Awalnya membantu usaha saudara mengelola PS sebagai tugas perkuliahan
Bersama dosen pengelola IbK merintis sebuah lembaga jasa riset dan pemberdayaan dengan produk knowledge Indeks Demokrasi Ekonomi Indonesia yang sudah disebarluaskan melalui pos dan telemarketing ke beberapa daerah dan lembaga di Indonesia, sudah diminta Bapeda Banyumas untuk tahun depan menggarap roset dan program di daerah mereka.
14
Aneka snack (Ginsa Adisti/Manajemen)
Setelah keluar dari usaha saudara di bidang coklat belum memulai lagi usaha baru
Mulai usaha baru produksi makanan ringan yang sudah ,mulai dipasarkan di lingkungan kampus, mulai merintis produk inovatif baru cokelat emping (cokem) yang sudah tahap ujicoba produksi dan segera dikemas untuk dipasarkan. Mulai muncul semangat dan ide baru dalam mengembangkan usahanya seperti dulu
15
Id Metafora (M. Hafidz/TI)
Baru dirintis dengan pasar di lingkungan jurusan, belum dikelola dengan baik
Mulai menghasilkan beberapa web design sebagai sampel produk, dipasarkan secara lebih luas melalui internet marketing dan social media, mulai ada klien yang memanfaatkan layanan pembuatan web, creative marketing melalui branding dan advertisement mulai dijalankan dengan baik. Sekarang mengelola web UKM dampingan dosen UMBY dan akan mengelola web portal usaha mahasiswa UMBY
16
Cyber-Hack & Technology (Hakim/TI
Baru mulai dengan mendisain web dan mereparasi computer teman-teman dan kenalan dekat
Mulai membuka layanan keluar melalui pemasaran online sehingga klien bertambah, melakukan branding melalui poster dan iklan kreatif di media sosial, saat ini mengerjakan web portal layanan permodalan di kampus; www.mercufund.com
252
Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-3-8 Purwokerto, 20 Desember2014 No
Usaha dan Nama Tenant
Sebelum Menjadi Tenant
Setelah Menjadi Tenant
17
Prestige Kaos Lukis (Warda Aji/Manajemen)
Baru memulai usaha produksi kaos lukis bermitra dengan saudara yang ahli lukis natural
Mulai melakukan online marketing melalui media sosial dan BBM, sudah mendapat banyak pesanan kaos lukis, mulai mengembangkan kaos lukis tematik dengan dukungan IbK, sudah menembus pasar di luar Jawa, dan sudang mendisain berbagai motif lukis yang memiliki pesan-pesan edukatif
18
Musicreative dan parfum penyegar sepatu (Adhi Wicaksono/Manajemen)
Baru menjalankan usaha jasa manajemen even musik dan entertainment bersama dengan rekan-rekannya
Jasa manajemen even musik terus berkembang dengan klien yang bertambah banyak, mulai melalkukan difersifikasi usaha dengan membuat dan memasarkan produk parfum penyegar sepatu, sudah memperoleh tambahan penghasilan dari usaha baru yang didukung IbK ini, mulai melibatkan rekan-rekan lain dalam usahanya.
19
Sekarang Craft (Anggoro DS/Psikologi)
Baru memulai usaha kerajinan flanel dalam skala sangat terbatas
Mulai memproduksi banyak variasi kerajinan flanel, melayani banyak pesanan dari individu maupun kelompok dan perkantoran, area pasar meluas, sudah mampu menghasilkan Rp. 1,5 juta perbulan, merekrut 2 teman sebagai mitra usaha produksi dan pemasaran, mendapatkan kemitraan pesanan produk icon KB dari kantor BKKBN, sehingga potensi berkembangnya semakin terbuka dengan memanfaatkan dan memperluas jaringan.
20
Majast Collection (Cristina Rita A /Manajemen)
Usaha sudah dikelola dengan metode pemasaran konvensional, jangkauan pasar terbatas dan kemitraan belum berkembang luas.
Mulai mengembangkan creative marketing melalui branding, optimalisasi onlineshop. Sudah mempunyai 21 Reseller yang tersebar di beberapa provinsi Indonesia: Makale – SULSEL, Sumatra, Tangerang, Pondok Indah, Jakarta Pusat, Palembang, Jombang, Jateng, Kotabaru Pulau Laut – KALSEL, Mataram – NTB, dan Yogyakarta. Total Cutomer saat ini ada 540 customer data berdasarkan nota penjualan Majast’Collection Jaya untuk semua item penjualan pakaian,seprei,bedcover,korden,dll. Omset bertambah, mulai memproduksi aksesoris hijab, dan berbagai produk yang sedang digemari lainnya, dengan dipasarkan secara online.
KESIMPULAN Berdasar pembahasan di atas maka dapat disimpulan bahwa program IbK Universitas Mercu Buana sudah dapat mendukung pengembangan usaha mahasiswa yang ditunjukkan dengan peningkatan produktivitas, akses pasar, jaringan, dan omset usaha mahasiswa tenant IbK. Kinerja Ibk UMBY tersebut ditopang utamanya melalui program pendampingan intensif tenant secara personal, sesuai dengan persoalan dan kebutuhan eksekusi di lapangan. Kinerja IbK dalam mendukung peningkatan usaha tenant efektif dilakukan melalui penumbuhan komunitas bisnis tenant yang dilakukan secara mobile, melalui konsultasi dan sharing bisnis yang lebih mendekatkan IbK pada komunitas tenant. Di samping itu,IbK UMBY menjadi efektif dalam mengembangkan usaha mahasiswa karena mendorong terjadinya peningkatan kapasitas bisnis melalui coaching & consulting intensif, teknologi kreatif, akses pasar, dan dukungan pembiayaan usaha sesuai keperluan.
253
Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-3-8 Purwokerto, 20 Desember2014 DAFTAR PUSTAKA Santosa, Awan. 2013a. Berpikir Besar untuk yang Kecil, dalam buku 100% Jogja Banget. LOS DIY. Yogyakarta Santosa, Awan. 2013b. Perekonomian Indonesia, Graha Ilmu. Yogyakarta Santosa, Awan. 2013c. Branding Untuk yang Kecil, dalam buku Kecil itu Hebat, Elicha Publish. Yogyakarta
254