Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
EVALUASI KELAYAKAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PT BPRS KARYA MUGI SENTOSA KANTOR CABANG MOJOKERTO Ranieta Ratnasari Fandawati
[email protected]
Maswar Patuh Priyadi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT The evaluation of murabahah financing is an important element in giving the financing to the customers. The activities of granting this financing requires a good and thorough analysis to all funding aspect that can support the process of giving the funding, in order to prevent from the funding given. The purpose of this research is to find out the feasibility of granting financing provided by PT BPRS Karya Mugi Sentosa Branch Office Mojokerto. Type of this research is qualitative research with descriptive approach. The data collection technique is using survey method through documentation and interview. Tha data source is using primary data and secondary data which are taken from 4 customers. From that the data obtained later made an analysis financing by using 5c analysis technique, namely character, capacity, capital, collateral, and condition and as tool feasibility judgment. Based on the financing analysis which has been done, it obtains that the four subjects clients deserve the funding provided by PT BPRS Karya Mugi Sentosa Branch Office Mojokerto. It can be seen from the analysis result of 5C, all of four customers have a good character, and have the ability to pay back the fund being proposed, have sufficient capital, have the collateral which can cover the proposed fund and good condition of business. Keywords : Murabahah Financing, 5C Analysis, Financing Analysis. ABSTRAK Evaluasi pembiayaan murabahah merupakan elemen penting dalam pemberian pembiayaan kepada nasabah. Kegiatan pemberian pembiayaan ini diperlukan suatu analisis yang baik dan seksama terhadap semua aspek pembiayaan yang dapat menunjang proses pemberian pembiayaan, guna mencegah timbulnya suatu resiko dari pembiayaan yang diberikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan pemberian pembiayaan yang diberikan oleh pihak PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpula data yang digunakan adalah metode survey dengan cara dokumentasi dan wawancara. Sumber data yang digunakan merupakan data primer dan data sekunder yang diambil dari 4 nasabah. Dari data tersebut kemudian dibuat suatu analisis pembiayaan dengan menggunakan teknik analisis 5C yaitu character, capacity, capital, collateral, dan condition sebagai alat penilaian kelayakan. Berdasarkan analisis pembiayaan yang dilakukan, diperoleh bahwa ke 4 nasabah yang diteliti layak mendapatkan pembiayaan yang diberikan oleh PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto. Hal tersebut dilihat dari hasil analisis 5C, ke 4 nasabah memiliki karakter yang baik, memiliki kemampuan mengembalikan pembiayaan yang diajukan, memiliki modal yang cukup, agunan yang sudah dapat meng-cover pembiayaan yang diajukan dan kondisi usaha yang baik. Kata kunci : Pembiayaan murabahah, analisis 5C, analisis pembiayaan.
PENDAHULUAN Bank dengan prinsip syariah didirikan berdasarkan pada alasan filosofi maupun praktik. Secara filosofi terdapat adanya larangan terhadap sistem bunga yang dianggap riba dalam transaksi keuangan maupun non keuangan. Salah satu contoh produk dari bank
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
2
syariah adalah Kredit murabahah atau yang sering disebut sebagai pembiayaan ini prinsipnya mirip dengan akad dalam jual beli. Sebelum dimulainya kegiatan pemberian pembiayaan, diperlukan suatu analisis yang baik dan seksama pada semua aspek pembiayaan yang dapat menunjang proses pemberian pembiayaan, guna mencegah terjadinya suatu resiko pembiayaan. Banyak terdapat resiko didalam pembiayaan murabahah walaupun telah dilakukan berbagai analisis secara seksama. Suatu pembiayaan tidak dapat diprediksi akan selalu berjalan dengan baik, banyak faktor yang menyebabkan timbulnya pembiayaan yang bermasalah diantaranya kesalahan penggunaan pembiayaan, manajemen yang buruk, dan kondisi perekonomian mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kesehatan keuangan debitur. Dalam proses mengambil keputusan untuk memberikan pembiayaan, terlebih dahulu harus diperoleh data dengan cara melakukan investigasi dan analisis terhadap debitur. Investigasi dan analisis ini sangat perlu dilakukan untuk dapat memperoleh keyakinan tentang kemauan dan kemampuan debitur dalam membayar kembali pembiayaan yang telah diberikan. Prosedur pembiayaan murabahah terbagi kedalam beberapa tahap yang merupakan suatu kesatuan prosedur. Pemberian pembiayaan yang tidak memperhatikan kebijakan dan prosedur yang ada akan menimbulkan kemungkinan terjadinya resiko dari pembiayaan yang diberikan, semakin jauh pemberian pembiayaan dari pedoman yang telah ditetapkan maka akan semakin besar persentase resiko pembiayaan yang bermasalah. Salah satu hal yang paling penting dalam pemberian pembiayaan yaitu dengan melakukan deteksi dini (evaluasi kembali) atas pembiayaan yang diduga akan bermasalah, sehingga pembiayaan tersebut dapat diselamatkan dan terhindar dari kemacetan. Dari penjelasan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti apakah pemberian pembiayaan murabahah yang dilakukan oleh PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto kepada beberapa debiturnya layak? Hal inilah yang menjadi latar belakang masalah dalam penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan pemberian pembiayaan murabahah yang dilakukan oleh pihak PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto kepada debitur untuk menilai benar-benar layak atau tidak pembiayaan tersebut diberikan. TINJAUAN TEORETIS Bank Syariah Pengertian bank syariah menurut Muhammad (2011:15) bank Islam atau selanjutnya disebut dengan bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga, operasionalnya dan produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur’an dan hadis Nabi SAW. BPR Syariah Pada UU No. 10 Tahun 1998 yang merupakan perubahan atas UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan, disebutkan bahwa BPR syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Firdaus, 2013). Pengertian tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran meliputi tidak menerima simpanan berupa giro yang tunduk pada lalu lintas pembayaran, baik secara tunai maupun dengan surat berharga atau pemindah bukuan. Pembatasan tersebut dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan fungsi BPR yang ditujukan untuk melayani usaha-usaha kecil dan masyarakat di daerah pedesaan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
3
Kegiatan Usaha PBR Syariah Sebagai lembaga keuangan syariah pada dasarnya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dapat memberikan jasa-jasa keuangan yang serupa dengan bank-bank umum syariah. Namun demikian, sesuai UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, BPR Syariah hanya dapat melaksanakan usaha-usaha sebagai berikut : 1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk : a. Simpanan berupa tabungan atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. b. Investasi berupa deposito atau tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 2. Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk : a. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah atau musyarakah. b. Pembiayaan berdasarkan akad murabahah, salam atau istisna’. c. Pembiayaan berdasarkan akad qardh. d. Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah berdasarkan akad ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik. e. Pengambilan untung berdasarkan akad hiwalah. 3. Menempatan dana pada bank syariah lain dalam bentuk titipan berdasarkan akad wadi’ah atau investasi berdasarkan akad mudharabah dan atau akad lain yang yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 4. Memindahkan uang, baik untuk kepetingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah melalui rekening Bnak Pembiayaan Syariah yang ada di bank umum syariah, bank umum konvensional, dan UUS. 5. Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha bank syariah lainnya yang sesuai dengan prinsip syariah berdasarkan persetujuan Bank Indonesia. Sedangkan kegiatan yang dilarang untuk dilakukan oleh BPR syariah berdasarkan UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah : 1. Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah. 2. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran. 3. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, kecuali penukaran uang asing dengan izin Bank Indonesia. 4. Melakukan kegiatan usaha perasuransian, kecuali sebagai agen pemasaran produk asuransi syariah. 5. Melakukan penyertaan modal, kecuali pada lembaga yang dibentuk untuk menanggulangi kesulitan likuiditas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. 6. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada kegiatan usaha yang boleh dilakukan oleh BPRS. Murabahah Menurut fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) murabahah yaitu menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba (Wiroso, 2011:73) Berdasrkan PSAK No. 102 murabahah adalah menjual barang dengan harga jual sebesar harga perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan harga perolehan barang tersebut kepada pembeli (IAI, 2009).
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
4
Rukun dan Ketentuan Murabahah Ketentuan-ketentuan umum dalam melakukan jual beli murabahah adalah sebagai berikut: 1. Orang yang dapat melakukan murabahah diharuskan cakap hukum dan sudah baligh (berakal dan dapat membedakan), jika jual beli dilakukan dengan anak kecil proses jual beli tersebut akan sah apabila proses jual belinya dengan seizin walinya. 2. Objek jual beli, harus memenuhi: (a) Barang yang diperjual belikan haruslah barang halal; (b) Barang yang diperjual belikan harus dapat diambil manfaatnya atau memiliki nilai; (c) Barang tersebut dimiliki oleh penjual; (d) Barang tersebut dapat diserahkan tanpa tergantung dengan kejadian tertentu dimasa depan; (e) Barang tersebut dapat diketahui secara spesifik dan dapat diidentifikasi oleh pembeli; (f) Barang tersebut dapat diketahui kuantitas dan kualitasnya dengan jelas; (g) Harga dari barang tersebut jelas. 3. Bank dan nasabah melakukan akad murabahah yang bebas riba. 4. Bank dapat membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang. telah disepakati kualifikasinya. 5. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendri. 6. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya pembelian dilakukan secara hutang. 7. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli ditambah dengan keuntungan. Dalam hal ini bank harus memberitahukan secara lengkap dan jujur tentang harga pokok barang kepada nasabah berikut dengan biaya yang diperlukan. 8. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati bersama. Terdapat tiga rukun dalam jual beli murabahah rukun yang pertama adalah pihak yang melakukan akad yaitu penjual dan pembeli; yang kedua adalah objek yang diakadkan yaitu barang yang diperjual belikan dan harga dari barang yang diperjual belikan; yang ketiga adalah akad atau shighat yaitu serah (ijab) dan terima (qobul). Menurut Nurhayati dan Wasilah (2011:176) ijab dan qobul dalam rukun murabahah adalah merupakan suatu pernyataan dan ekspresi saling rida atau rela diantara pihak-pihak pelaku akad yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespondensi atau menggunakan cara-cara komunikasi modern. Pembiayaan Di dalam perbankan syariah tidak dikenal istilah kredit, karena bank syariah memiliki skema yang berbeda dengan bank konvensional dalam menyalurkan dananya kepada pihak yang membutuhkan. Pembiayaan merupakan aktivitas bank syariah dalam melakukan penyaluran dana kepada nasabah atau pihak lain yang membutuhkan dana berdasarkan prinsip syariah. Menurut Sumar’in (2012:80) pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan atau yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian jumlah imbalan atau bagi hasil.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
5
Jenis Pembiayaan Jenis-jenis pembiayaan menurut sifat pengunaannya dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: 1. Pembiayaan produktif merupakan suatu pembiayaan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk pemenuhan kebutuhan modal, meningkatkan usaha, baik itu usaha produksi, perdagangan maupun investasi. Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua, (Antonio, 2001:160) yaitu: a. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan; (1) peningkatan produksi baik secara kuantitatif yaitu jumlah produksi, maupun secara kualitatif yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi dan (2) untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang. b. Pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan jangka menengah atau jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal serta fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk pendirian proyek baru, rehabilitas, modernisasi, ekspensi, dan relokasi proyek yang sudah ada. 2. Pembiayaan konsumtif merupakan jenis pembiayaan yang diberikan untuk tujuan diluar usaha dan pada umumnya bersifat perorangan, pembiayaan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi baik digunakan sesaat maupun dalam jangka waktu yang relatif panjang. Analisis Kelayakan Pembiayaan Secara umum proses pembiayaan atau penyaluran dana lembaga keuangan syariah dilakukan dengan prosedur yang umum sebagai berikut: 1. Solisitasi calon nasabah pembiayaan. Bank syariah akan melakukan solisitasi calon nasabah berdasarkan target penyaluran dana yang telah ditetapkan baik sebagai target pasar maupun target sebagai nasabah, namun selain hasil dari solisitasi terdapat pula calon nasabah yang datang sendiri untuk mengajukan permohonan aplikasi pembiayaan. Seluruh calon nasabah yang akan mengajukan permohonan pembiayaan harus menyerahkan data lengkap mengenai aplikasi pembiayaan yang meliputu: a. Aplikasi pembayaran antara lain memuat tentang besarnya penyaluran dana yang diperlukan, tujuan dari penggunaan dana tersebut, jangka waktu penyetoran dana dan sumber pembayaran kembali. b. Identitas perusahaan dan atau identitas diri untuk pemohon perorangan. c. Rancangan kegiatan usaha yang akan dibiayai. d. Serta data-data lain yang diperlukan. 2. Investigasi Proses investigasi ini dilakukan dengan melakukan kunjungan secara langsung ke tempat tinggal atau tempat usaha dari pemohon dan melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan pemohon. 3. Analisa pembiayaan Berdasarkan data dan hasil investigasi yang telah dilakukan, bank syariah melakukan analisa dan penilaian terhadap aplikasi pembiayaan dengan tujuan untuk memperoleh keyakinan tentang kemampuan dan kemauan calon nasabah untuk
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
6
4.
5.
6.
7.
8.
membayar kembali pembiayaan yang telah diberikan, mengantisipasi resiko yang mungkin timbul dari pembiayaan yang diberikan, memperoleh keyakinan bahwa pembiayaan yang diberikan dapat bermanfaat bagi kedua belah pihak dan melakukan analisa dan penilaian terhadap aspek-aspek yuridis dari pemohon. Dalam melakukan analisa pembiayaan petugas pembiayaan bank syariah harus memperhatikan prinsip analisis pembiayaan. Secara umum prinsip analisis pembiayaan didasarkan pada rumus 5C, yaitu (Ismail, 2011:120): a. Character, yaitu penilaian watak atau sifat dari calon nasabah tujuan dilakukannya penilaian ini adalah untuk dapat memperkirakan bahwa calon nasabah yang mengajukan permohonan pembiayaan dapat memenuhi kewajibannya. b. Capital, yaitu penilaian terhadap modal yang dimiliki oleh calon nasabah. c. Capacity, yaitu penilaian atas kemampuan calon nasabah dalam mengelola usahanya dan kemampuan calon nasabah dalam melakukan pengembalian pembiayaan. d. Condition, yaitu penilaian atas situasi sosial ekonomi, politik, dan budaya yang dapat mempengaruhi kondisi perekonomian pada saat tertentu dan mempengaruhi kegiatan usaha calon nasabah. e. Collateral, yaitu penilaian atas jaminan yang dapat disediakan oleh calon nasabah baik menyangkut aspek ekonomi maupun aspek yuridis. Persetujuan pembiayaan Proses persetujuan penyaluran dana dilakukan oleh komite penyaluran dana. Keputusan yang diberikan dapat berupa persetujuan, persetujuan bersyarat atau dapat berupa penolakan. Dokumentasi penyaluran dana Prosedur dokumentasi penyaluran dana merupakan tahap perjanjian pembiayaan yang telah mendapatkan persetujuan. Realisasi penyaluran dana Proses realisasi penyaluran dana dilakukan setelah melakukan pemeriksaan kembali terhadap seluruh dokumen-dokumen dan syarat-syarat penyaluran dana. Setelah semua dokumen dan syarat penyaluran dana dianggap sudah lengkap barulah proses realisasi penyediaan dana dilakukan. Pembinaan dan pengawasan Setelah pembiayaan dilakukan bank syariah wajib melakukan pemantauan secara terus menerus terhadap kinerja nasabah, baik dilakukan secara pasif maupun secara aktif, bank syariah juga wajib melakukan kunjungan secara periodik untuk mendapatkan informasi tentang kegiatan usaha nasabah serta mendapatkan kepastian bahwa nasabah tetap dalam keadaan mampu untuk memenuhi kewajibannya. Penyelesaian penyaluran dana Dalam hal pelunasan harus dilakukan sebelum tanggal jatuh tempo yang telah disepakati. Apabila pada saat proses pelunasan pembiayaan terjadi masalah maka harus segera dilakukan upaya-upaya untuk mengatasi dan menyelesaikan masalah tersebut. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/9/PBI/2011 Tentang perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/18/PBI/2008 Tentang Restrukturisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah. Restrukturisasi Pembiayaan adalah upaya
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
7
yang dilakukan Bank dalam rangka membantu nasabah agar dapat menyelesaikan kewajibannya, antara lain melalui: a. Penjadwalan kembali (rescheduling), yaitu perubahan jadwal pembayaran kewajiban nasabah atau jangka waktunya. b. Persyaratan kembali (reconditioning), yaitu perubahan sebagian atau seluruh persyaratan Pembiayaan tanpa menambah sisa pokok kewajiban nasabah yang harus dibayarkan kepada Bank, antara lain meliputi: 1) Perubahan jadwal pembayaran. 2) Perubahan jumlah angsuran. 3) Perubahan jangka waktu. 4) Perubahan nisbah dalam pembiayaan mudharabah atau musyarakah. 5) Perubahan proyeksi bagi hasil dalam pembiayaan mudharabah atau musyarakah; dan/atau. 6) Pemberian potongan. c. Penataan kembali (restructuring), yaitu perubahan persyaratan Pembiayaan yang antara lain meliputi: 1) Penambahan dana fasilitas Pembiayaan Bank. 2) Konversi akad pembiayaan 3) Konversi Pembiayaan menjadi surat berharga syariah berjangka waktu menengah; dan/atau. 4) Konversi Pembiayaan menjadi penyertaan modal sementara pada perusahaan nasabah, yang dapat disertai dengan rescheduling atau reconditioning. METODA PENELITIAN Jenis Peneltian dan Gambaran Populasi Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari fenomena, perilaku, peristiwa-peristiwa, pengetahuan dan objek studi yang dapat diamati oleh peneliti. Populasi yang akan diambil dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah yang mengajukan pembiayaan di PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto. Sampel yang diambil dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh keterangan mengenai objek-objek penelitian dengan cara mengamati sebagian dari seluruh populasi yang ada. Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah 4 nasabah yang terdiri atas Bapak Supriharjo, Bu Siti Fatmah, Bapak Asmuji Winoto, Bapak Sunaryono. Teknik Pengumpulan Data Teknik penggumpula data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode survey. Ada beberapa cara dalam menggumpulkan data dengan metode survey, yaitu: 1. Wawancara adalah penelitian yang dilakukan secara langsung dengan proses tanya jawab terhadap pihak PT BPRS Kaya Mugi Santosa kantor cabang Mojokerto atau pun dengan pihak debitur yang mengajukan pembiayaan. 2. Dokumentasi adalah cara mencari data atau informasi dari buku-buku, catatan-catatan, transkip, surat kabar, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan lainnya (Soewadji, 2012:160). Dalam penelitian ini data yang akan diambil adalah data dari dokumen-
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
8
dokumen yang dimiliki oleh PT BPRS Kaya Mugi Santosa kantor cabang Mojokerto serta data-data lain yang mendukung. Satuan Kajian Satuan kajian merupakan satuan terkecil obyek penelitian yang diinginkan peneliti sebagai klasifikasi pengumpulan data. Dalam penelitian ini penulis lebih menekankan pada permasalahan tentang layak atau tidaknya pemberian pembiayaan, oleh karena itu penulis menggunakan beberapa alat penilaian, yaitu: 1. Proses investigasi merupakan kegiatan untuk mengenali calon nasabah pembiayaan dengan melakukan wawancara baik itu dengan pihak calon nasabah ataupun dengan pihak lain yang bersangkutan dengan calon nasabah. 2. Analisa pembiayaan merupakan suatu langkah penting dalam proses penilaian terhadap permohonan pengajuan pembiayaan untuk merealisasi pembiayaan. Tujuan dari analisa pembiayaan ini adalah memperoleh keyakinan tentang kemauan dan kemampuan calon nasabah, mengantisipasi resiko pembiayaan yang mungkin terjadi, dan memastikan aspek-aspek yuridis dari calon nasabah. Teknik Analisis Data Teknik yang digunakan dalam menganalisis kelayakan pemberian pembiayaan kepada debitur, yaitu dengan mengunakan teknik analisis berbasis 5C. Tolak ukur yang dipakai dalam kelayakan pemberian pembiayaan debitur adalah: 1. Character: a. Usia dewasa. b. Riwayat hidupnya baik dan memiliki reputasi yang baik. c. Memiliki sikap yang tenang dan terbuka. d. Cara bicara yang kooperatif. e. Sifat pribadinya baik yaitu jujur, bertanggung jawab, bisa dipercaya. f. Mempunyai pekerjaan yang jelas atau tetap. g. Hubungan dengan relasi bisnis harus baik. h. Hasil dari trade checking baik. 2. Capacity: a. Pendidikan yang ditempuh minimal SD. b. Memiliki pengalaman usaha. c. Memiliki prospek pasar yang baik. d. Telah memiliki pelanggan tetap. e. Omset penghasilan usaha yang stabil. f. Kemampuan menjalankan usahanya lancar. 3. Capital: a. Modal yang dimiliki merupakan modal sendiri dan modal pinjaman. b. Usahanya menghasilkan laba. 4. Colleteral: a. Status kepemilikan harta yaitu atas nama sendiri. b. Jaminan harus melebihi pinjaman. c. Kondisi jaminan harus baik. 5. Condition: a. Tidak memiliki banyak pesaing di sekitar lingkungan usahanya. b. Lokasi usahanya berada di tempat yang strategis. c. Pemasaran produk yang baik.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
9
d. Usaha yang dilakukan tidak memberikan dampak gangguan kesehatan dan kerusakan lingkungan. e. Usaha yang dilakukan tidak dilarang oleh agama maupun negara. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penilaian kelayakan pembiayaan menggunakan teknik analisis berbasis 5C digunakan untuk mengetahui Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition seorang pengguna dana. Hasil dari analisis yang dilakukan tersebut dapat dijadikan sebagai dasar pihak bank dalam memberikan keputusan pembiayaan. Dalam pembiayaan murabahah PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto menerapkan margin sebesar 18% sampai dengan 20% pertahun. Agar pembiayaan yang diberikan kepada nasabah sesuai dengan kebutuhan maka bank perlu melakukan perhitungn atas kebutuhan pembiayaan modal kerja, investasi maupun konsumtif. Pertimbangan dalam pemberian pembiayaan modal kerja antara lain menghitung perputaran piutang dagang atau receivable turn over (RTO) yaitu menghitung berdasarkan jumlah piutang untuk melihat lamanya piutang mengendap di perusahaan. Semakin lama piutang mengendap menunjukan semakin jelek kualitas piutang dagang dan semakin besar kebutuhan modal kerja untuk menutup pengendapan piutang dagang tersebut. Perputaran piutang dagang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Piutang dagang×30 hari RTO = Harga pokok penjualan Menghitung perputaran persediaan atau inventory turn over (ITO) yaitu jumlah hari persediaan mengendap dalam perusahaan jika persediaan makin lama mengendap dalam perusahaan maka itu dapat menunjukan barang dagangannya kurang laku untuk dijual sehingga apabila semakin lama persediaan mengendap maka akan semakin besar pula modal kerja yang dibutuhkan. Perputaran persediaan dapat dirumuskan sebagai berikut: Persediaan×30 hari ITO = Harga pokok penjualan Menghitung perutaran utang dagang, perhitungan ini akan menunjukan berapa lama utang dagang akan dibayar. Semakin lama perputaran utang dagang menunjukan bahwa semakin longgar perusahaan dalam membayar utang dagangnya. Perputaran utang dagang disebut juga days in payable (DP) dapat dirumuskan sebagai berikut: Utang dagang×30 hari DP = Harga pokok penjualan Menghitung pembiayaan modal kerja dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan working capital turn over (WCTO) dengan rumus sebagai berikut: WCTO = ITO+RTO-DP Untuk menghitung kebutuhan modal kerja (KMK) dapat menggunakan rumus sebagai berikut: Harga pokok penjualan×WCTO KMK = 30 hari Untuk menghitung tambahan modal kerja (TMK) dapat menggunakan rumus sebagai berikut: TMK = ...%×KMK Sedangkan pertimbangan untuk pembiayaan investasi dan konsumtif dapat menggunakan rumus perhitungan maksimum pembiayaan investasi (MPI) sebagai berikut: Return×30%×Lama pembiayaan dalam bulan MPI = 1+(Margin%×Lama pembiayaan dalam tahun)
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
10
Analisis Data 1. Bapak Supriharjo Adapun hasil survey yang didapat yaitu: a. Character Supriharjo merupakan nasabah baru di PT BPR Syariah Karya Mugi Sentosa Kantor Cabang Mojokerto. Dalam lingkungannya nasabah tidak pernah terlibat dalam perkara hukum serta mempunyai sikap yang baik mempunyai etos kerja yang baik dan bertanggung jawab. Dari hasil BI-Checking (informasi kredit) yang berasal dari Sistem Informasi Debitur (SID) yang telah dilakukan, nasabah belum pernah melakukan pembiayaan pada bank lain. b. Capacity Nasabah dan juga istrinya memiliki latar pendidikian SD. Nasabah saat ini bekerja di PT SMART yang bergerak dalam bidang kerajinan kayu (mebel) mulai tahun 2007 sampai dengan sekarang, dimana pada tahun tersebut nasabah sebagai buruh kerja dan pada tahun 2008 ditunjuk sebagai koordinator finishing yang membawahi ± 90 karyawan. Guna memenuhi kebutuhan pegawainya nasabah juga membuka usaha sampingan yaitu menjual kebutuhan barang rumah tangga, sembako dan kebutuhan barang elektronik. Usaha sampingan ini telah berjalan ± 3 tahun dan menunjukkan tingakat permintaan yang semakin baik. Dari hasil survey dan wawancara yang dilakukan, nasabah tidak memiliki persedian barang dagangan karena nasabah hanya membeli barang dagangannya jika ada permintaan saja, nasabah juga tidak memiliki hutang terhadap siapapun namun nasabah memiliki piutang sejumlah Rp 25.000.000,- ini dikarenakan sistem pembayaran yang mengangsur. Prediksi pendapatan perbulan Rp 15.000.000,Harga pokok penjualan 80% Rp 12.000.000,Prediksi keuntungan kotor Rp 3.000.000,Biaya transportasi Rp 200.000,Keuntungan bersih Rp 2.800.000,Gaji nasabah Rp 1.255.000,Take home pay Rp 4.055.000,Biaya- biaya Biaya rumah tangga Rp 2.000.000,Biaya listrik dan air Rp 150.000,Biaya pendidikan Rp 200.000,Biaya lain-lain Rp 500.000,Total biaya Rp 2.850.000,Surplus per bulan Rp 1.250.000,c. Capital Usaha yang dijalani oleh nasabah dapat menghasilkan keuntungan yang cukup besar. Modal yang dimiliki oleh nasabah merupakan modal milik sendiri. d. Collateral Agunan yang dijadikan jaminan pembiayaan berupa sertifikat tanah atas nama istri nasabah yaitu Bu Marni Nias. Kondisi agunan yang dijadikan sebagai jaminan sangat baik, agunan sudah berupa bangunan rumah. Jaminan memiliki nilai sebesar Rp 32.946.000,-
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
11
e. Condition Usahanya perkembangan dengan baik sampai dengan sekarang. Untuk masalah pemasaran belum mengalami kendala yang berarti bahkan permintaan tidak menutup kemungkinan merambah pada bagian lainnya termasuk para tetangga. Persaingan usaha pasti ada namun nasabah telah mengantisipasi dengan cara selalu menjaga kualitas permintaan dan ketepatan waktu. Adapun data yang didapat dari usulan pembiayaan yang diajukan oleh debitur yaitu: a. Identitas Nama pemohon : Supriharjo Nama istri : Marni Nias Pekerjaan : Swasta Alamat : Desa Japan RT 1 RW 5 Kecamatan Sooko Mojokerto b. Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan: Fasilitas pembiayaan : Murabahah modal kerja Tujuan : Untuk membelian kebutuhan pokok (sembako) dan peralatan rumah tangga (elpiji, kompor gas, kipas angin, magic com dan lain-lain) Jangka waktu : 36 bulan Prediksi pendapatan perbulan Rp 15.000.000,Harga pokok penjualan 80% Rp 12.000.000,Prediksi keuntungan kotor Rp 3.000.000,Persediaan barang Rp 0 Piutang Rp 25.000.000,Hutang Rp 0 Menghitung perputaran persediaan atau inventory turn over (ITO) Persediaan×30 hari ITO = Harga pokok penjualan 0×30 hari = Rp 12.000.000 = 0 hari Mengitung perputaran piutang dagang atau receivable turn over (RTO) Piutang dagang×30 hari RTO = Harga pokok penjualan Rp 25.000.000×30 hari = Rp 12.000.000 = 63 hari Menghitung perputaran utang dagang atau days in payable (DP) Utang dagang×30 hari DP = Harga pokok penjualan 0×30 hari = Rp 12.000.000 = 0 hari Menghitung pembiayaan modal kerja dengan menggunakan working capital turn over (WCTO) WCTO = ITO+RTO-DP = (0 + 63 ) – 0
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
12
= 63 hari Menghitung kebutuhan modal kerja (KMK) Harga pokok penjualan×WCTO KMK = 30 hari Rp 12.000.000×63 hari = 30 hari = Rp 25.200.000,Menghitung tambahan modal kerja (TMK) TMK = ...%×KMK = 60% × Rp 25.200.000 = Rp 15.120.000,Dengan pengajuan pembiayaan sebesar RP 15.000.000,- dan dilihat dari hasil perhitungan kebutuhan modal kerja (KMK) sebesar Rp 25.200.000,- maka PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto masih memungkinkan untuk memberikan tambahan modal kerja (TMK) maksimal 60% dari kebutuhan modal kerja (KMK). Dari hasil tawar menawar yang dilakukan sebelumnya oleh pihak bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli maka disepakati margin atau keuntungan dari pembiayaan murabahah ini adalah sebesar 20% pertahun. Dengan harga beli sebesar Rp 15.000.000,- dengan margin 20% pertahun dan dalam jangka waktu selama 3 tahun maka keuntungan yang akan diperoleh oleh bank adalah sebesar Keuntungan : Rp 15.000.000×20%×3 tahun = Rp 9.000.000,Dari keuntungan yang diperoleh oleh bank yaitu sebesar RP 9.000.000,- maka harga jual yang diberikan oleh bank adalah sebesar Harga jual : Rp 15.000.000 + Rp 9.000.000 = Rp 24.000.000,Dengan harga jual sebesar Rp 24.000.000,- dan dengan jangka waktu yang telah disepakati selama 3 tahun atau 36 bulan maka angsuran yang harus dibayar oleh nasabah setiap bulannya adalah Angsuran perbulan : Rp 24.000.000 : 36 bulan = Rp 666.700,c. Putusan pembiayaan Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat diputuskan bahwa permohonan pembiayaan disetujui atau diterima. 2. Usaha mebel milik Bapak Asmuji Winoto Adapun hasil survey yang didapat yaitu: a. Character Asmuji Winoto merupakan nasabah baru di PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto. Dalam lingkungannya nasabah tidak pernah terlibat dalam perkara hukum, nasabah sangat kooperatif dan mempunyai karakter baik serta memiliki reputasi yang baik di dalam lingkungannya. Dari hasil BI-Checking (informasi kredit) yang berasal dari Sistem Informasi Debitur (SID) yang telah dilakukan, nasabah pernah melakukan hubungan dengan PT. Bank Mega Tbk cabang Mojokerto dan PT Bank Permata dan pembayaran selalu lancar. b. Capacity Nasabah dan istrinya berlatar belakang pendidikan SMA. Nasabah bekerja dibidang mebel sejak tahun 1989 sampai sekarang, saat ini nasabah sebagai kepala tukang di tempat bekerjanya dan membawahi 7 tukang. Upah untuk kepala tukang Rp 600.000,-per minggunya. Sedangkan istri nasabah bekerja di pabrik konveksi pembuatan tas laptop dengan pendapatan tiap minggunya Rp 200.000,-.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
13
Gaji nasabah per bulan Rp 2.400.000,Gaji istri per bulan Rp 800.000,Total pendapatan per bulan Biaya – biaya Biaya rumah tangga Pendidikan Listrik, air Transport dan pulsa Angsuran sepeda Total biaya
Rp 3.200.000,-
Rp 1.000.000,Rp 700.000,Rp 100.000,Rp 300.000,Rp 450.000,Surplus per bulan
Rp 2.550.000,Rp 650.000,-
c. Capital Usaha yang dijalani oleh nasabah dapat menghasilkan keuntungan yang cukup besar. Modal yang dimiliki oleh nasabah merupakan modal milik sendiri. d. Collateral Agunan yang dijadikan jaminan pembiayaan berupa sertifikat tanah atas nama Bapak Asmuji Winoto sendiri. Kondisi agunan yang dijadikan sebagai jaminan berupa sebidang tanah dan bangunan tidak permanen namun lokasi jaminan berada di gang sempit dan tidak bisa dilewati mobil hanya bisa dilalui oleh sepeda motor. Jaminan memiliki nilai sebesar Rp 23.100.000,-. e. Condition Di area tempat nasabah bekerja ada beberapa jenis usaha yang sama seperti yang dilakukan nasabah namun karena lamanya nasabah menggeluti usaha ini pemesanan dan proyek borongan furniture interior kini tidak hanya dari kota Mojokerto dan pulau Jawa saja, ada juga pemesanan dari luar pulau Jawa. Nasabah juga memasarkan produknya kepada pelanggan dari rumah tangga karena nasabah tidak hanya melayani pemesanan dari pemborong saja tetapi juga menerima pemesanan dari rumah tangga sehingga tempat usaha nasabah tidak pernah sepi dari order. Adapun data yang didapat dari usulan pembiayaan yang diajukan oleh debitur yaitu: a. Identitas Nama pemohon : Asmuji Winoto Nama istri : Marni Ningsih Pekerjaan : Tukang mebel Alamat : Desa Mojokarang RT 2 RW 1 Kecamatan Dlanggu Mojokerto b. Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan: Fasilitas pembiayaan : Murabahah investasi Tujuan : Digunakan oleh nasabah untuk membeli alat-alat pembuatan produksi usaha mebel seperti pemotong kayu, bor, trimer, penyerut kayu dan lain-lain. Jangka waktu : 36 bulan Gaji nasabah per bulan Rp 2.400.000,Gaji istri per bulan Rp 800.000,Total pendapatan per bulan Rp 3.200.000,-
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
14
Menghitung maksimum pembiayaan investasi (MPI) Return×30%×Lama pembiayaan dalam bulan MPI = 1+(Margin%×Lama pembiayaan dalam tahun) 3.200.000×30%×36 = 1+(20%×3) 34.560.000 = 1,6 = Rp 21.600.000,Dengan hasil perhitungan maksimum pembiayaan investasi (MPI) sebesar Rp 21.600.000,- maka PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto masih memungkinkan untuk memberikan pembiayaan maksimal sebesar Rp 10.000.000,-. Dari hasil tawar menawar yang dilakukan sebelumnya oleh pihak bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli maka disepakati margin atau keuntungan dari pembiayaan murabahah ini adalah sebesar 20% pertahun. Dengan harga beli sebesar Rp 10.000.000,dengan margin 20% pertahun dan dalam jangka waktu selama 3 tahun maka keuntungan yang akan diperoleh oleh bank adalah sebesar Keuntungan : Rp 10.000.000×20%×3 = Rp 6.000.000.Dari keuntungan yang diperoleh oleh bank yaitu sebesar RP 6.000.000,- maka harga jual yang diberikan oleh bank adalah sebesar Harga jual : Rp 10.000.000 + Rp 6.000.000 = Rp 16.000.000,Dengan harga jual sebesar Rp 16.000.000,- dan dengan jangka waktu yang telah disepakati selama 3 tahun atau 36 bulan maka angsuran yang harus dibayar oleh nasabah setiap bulannya adalah Angsuran per bulan : Rp 16.000.000 : 36 bulan = Rp 444.000,c. Keputusan pembiayaan Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat diputuskan bahwa permohonan pembiayaan disetujui atau diterima. 3. Bapak Sunaryono Adapun hasil survey yang didapat yaitu: a. Character Nasabah merupakan nasabah lama di PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto. Didalam lingkungannya nasabah tidak pernah terlibat dalam perkara hukum serta mempunyai sikap, karakter dan reputasi yang baik di dalam lingkungannya. Dari hasil BI-Checking (informasi kredit) yang berasal dari Sistem Informasi Debitur (SID) yang telah dilakukan, nasabah belum pernah melakukan pembiayaan pada bank lain. b. Capacity Nasabah dan juga istrinya memiliki latar blakang pendidikan SD. Nasabah menekuni usaha sebagai tengkulak yang membeli hasil pertanian dari petani sekitar tempat tinggalnya sejak 20 tahun yang lalu sampai saat ini. Usaha nasabah ini menyediakan hasil pertanian yang diminta oleh konsumen maupun pedagang-pedagang pasar. Dalam menjalankan usahanya nasabah dibantu oleh anaknya dan terkadang dibantu juga oleh keponakannya. Pendapatan per bulan Rp 500.000,- ×30 hari Harga pokok penjualan 80% Laba bersih
Rp 15.000.000,Rp 12.000.000,Rp 3.000.000,-
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
15
Biaya - biaya Biaya rumah tangga Rp 1.000.000,Biaya listrik dan air Rp 150.000,Biaya pendidikan Rp 200.000,Transport dan pulsa Rp 400.000,Total biaya Rp 1.750.000,Surplus per bulan Rp 1.250.000,c. Capital Usaha yang dijalankan nasabah ini dapat menghasilkan keuntungan yang cukup besar. Modal yang dimiliki nasabah merupakan modal milik sendiri. d. Collateral Agunan yang dijadikan jaminan pembiayaan berupa sertifikat tanah atas nama Bapak Sunaryono sendiri. Kondisi agunan yang dijadikan sebagai jaminan berupa tanah dan belum terdapat bangunan. Jaminan memiliki nilai sebesar Rp 22.725.000,-. e. Condition Karena nasabah sudah menggeluti usaha ini selama 20 tahun dan sudah berpengalaman dalam bidang ini tempat usaha nasabah tidak pernah sepi dari permintaan pelanggan. Nasabah juga menerima pemesanan dan melayani permintaan dari konsumen untuk acara pernikahan maupun selamatan. Di area tempat tinggal nasabah belum ada yang mempunyai usaha yang sama seperti yang nasabah lakukan. Adapun data yang didapat dari usulan pembiayaan yang diajukan oleh debitur yaitu: a. Identitas Nama pemohon : Sunaryono Nama istri : Sinta Solikha Pekerjaan : Pedagang Alamat : Desa Kalen Kecamatan Dlanggu Mojokerto b. Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan: Fasilitas pembiayaan : Murabahah investasi Tujuan pembiayaan : Digunakan oleh nasabah untuk merenovasi gudang tempat untuk menaruh stok persediaan dagangannya yang terletak di samping rumah nasabah. Jangka waktu : 24 bulan Pendapatan per bulan Rp 500.000,- × 30 hari Harga pokok penjualan 80% Laba bersih
Rp 15.000.000,Rp 12.000.000,Rp 3.000.000,-
Menghitung maksimum pembiayaan investasi (MPI) Return×30%×Lama pembiayaan dalam bulan MPI = 1+(Margin%×Lama pembiayaan dalam tahun) Rp 3.000.000×30%×24 = 1+(19%×2) Rp 21.600.000 = 1,38 = Rp 15.652.174,-
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
16
Dengan hail perhitungan maksimum pembiayaan investasi (MPI) sebesar Rp 15.652.174,- maka PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto masih memungkinkan untuk memberikan pembiayaan sebesar Rp 15.000.000,-. Dari hasil tawar menawar yang dilakukan sebelumnya oleh pihak bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli maka disepakati margin atau keuntungan dari pembiayaan murabahah ini adalah sebesar 19% pertahun. Dengan harga beli sebesar Rp 15.000.000,dengan margin 19% pertahun dan dalam jangka waktu selama 2 tahun maka keuntungan yang akan diperoleh oleh bank adalah sebesar Keuntungan : Rp 15.000.000×19%×2 = Rp 5.700.000,Dari keuntungan yang diperoleh oleh bank yaitu sebesar RP 5.700.000,- maka harga jual yang diberikan oleh bank adalah sebesar Harga Jual : Rp 15.000.000 + Rp 5.700.00 = Rp 20.700.000,Dengan harga jual sebesar Rp 20.700.000,- dan dengan jangka waktu yang telah disepakati selama 2 tahun atau 24 bulan maka angsuran yang harus dibayar oleh nasabah setiap bulannya adalah Angsuran per bulan : Rp 20.700.000 : 24 bulan = Rp 862.500,e. Putusan pembiayaan Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat diputuskan bahwa permohonan pembiayaan disetujui atau diterima. 4. UD Sumber Mulya Adapun hasil survey yang didapat yaitu: a. Character Nasabah merupakan nasabah lama di PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto. Didalam lingkungannya nasabah tidak pernah terlibat dalam perkara hukum selain itu nasabah dikenal mempunyai sikap, karakter dan reputasi yang baik di dalam lingkungannya. Dari hasil BI-Checking (informasi kredit) yang berasal dari Sistem Informasi Debitur (SID), nasabah juga pernah melakukan peminjaman pada bank BCA dengan pengembalian lancar sedangkan dengan bank Danamon nasabah hanya sekedar menabung. b. Capacity Nasabah memiliki latar belakang pendidikan SMA. Pada awalnya usaha dinamo ini digeluti oleh suaminya pada tahun 1990, Saat itu usaha masih terbatas pada servis dan perbaikan dinamo mobil, sepeda motor dan lain-lain, dan pada bulan Juli 2002 nasabah bercerai dengan suaminya dan usaha tersebut diambil alih oleh nasabah sampai dengan sekarang. Setelah usaha dinamo ini dipegang oleh nasabah, kemajuan dari usaha ini semakin meningkat kini nasabah telah memiliki 3 toko dan memiliki 6 orang karyawan. Nasabah memiliki persediaan barang dagangan sejumlah Rp 90.000.000,- nasabah memiliki hutang sejumlah Rp 22.000.000,- dan sejumlah piutang sebesar Rp 22.000.000,- karena nasabah membolehkan pelanggannya untuk membayar dengan cara mengangsur maksimal satu bulan. Rata-rata penjualan per bulan Rp 55.000.000,Harga pokok penjualan Pembelian barang 75% × Rp 55.000.000,Rp 41.250.000,Biaya tenaga kerja 6 × Rp 800.000,Rp 4.800.000,Biaya jasa Rp. 2.000.000,Total Rp 48.050.000,Keuntungan kotor per bulan Rp 6.950.000,-
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
17
Biaya-biaya Rumah tangga Biaya pendidikan Biaya listrik dan air Biaya transport dan pulsa Lain-lain Total biaya Surplus per bulan
Rp 2.500.000,Rp 1.000.000,Rp 300.000,Rp 400.000,Rp 1.000.000,Rp Rp
5.200.000,1.750.000,-
c. Capital Usaha yang dijalankan nasabah ini dapat menghasilkan keuntungan besar. Modal yang dimiliki merupakan modal milik sendiri. d. Collateral Agunan yang dijadikan jaminan pembiayaan berupa mobil isuzu panther tahun 2000 atas nama Bu Siti Fatimah. Jaminan ini merupakan milik sendiri. Kondisi mobil baik. Jaminan ini memiliki nilai jual pada sekarang masih relatif standart dengan nilai Rp 80.000.000,-. e. Condition Letak tempat usaha nasabah berada di pinggir jalan raya utama kota selain itu usaha nasabah sudah sangat terkenal sehingga pelanggannya tidak bingung untuk melakukan pembelian tembaga dinamo. Untuk kompetitor usaha ini sangat banyak sekali, sehingga dalam penanganannya nasabah perlu melakukan pendekatan kepada setiap pelanggan lama maupun pelanggan baru, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi dalam hal harga, mutu serta emosional namun sejauh ini untuk wilayah disekitar tempat nasabah membuka usaha belum begitu banyak usaha sejenis. Adapun data yang didapat dari usulan pembiayaan yang diajukan oleh debitur yaitu: a. Identitas Nama pemohon : Siti Fatmah “UD Sumber Mulya” Nama suami :Pekerjaan : Penjual kawat dinamo Alamat : Jl. Griya Jetis Mulya No. 81 Jetis Mojokerto b. Dari data-data tersebut diatas maka diusulkan: Fasilitas pembiayaan : Murabahah modal kerja Tujuan pembiayaan : Digunakan oleh nasabah untuk untuk tambahan modal usaha membeli kawat dinamo. Jangka waktu : 12 bulan Rata rata penjualan per bulan Rp 55.000.000,Harga pokok penjualan Pembelian barang 75% × Rp 55.000.000 Rp 41.250.000,Biaya Tenaga kerja 6 × Rp 800.000,Rp 4.800.000,Biaya jasa Rp 2.000.000,Total Rp 48.050.000,Prediksi keuntungan kotor per bulan Rp 6.950.000,Persediaan barang Rp 90.000.000,Tagihan Rp 32.000.000,Hutang Rp 22.000.000,-
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
18
Menghitung perputaran persediaan atau inventory turn over (ITO) Persediaan×30 hari ITO = Harga pokok penjualan Rp 90.000.000×30 hari = Rp 48.050.000 = 56 hari Menghitung perputaran piutang dagang atau receivable turn over (RTO) Piutang dagang×30 hari RTO = Harga pokok penjualan Rp 32.000.000×30 hari = Rp 48.050.000 = 20 hari Menghitung perputaran utang dagang atau days in payable (DP) Utang dagang×30 hari DP = Harga pokok penjualan Rp 22.000.000×30 hari = Rp 48.050.000 = 14 hari Menghitung pembiayaan modal kerja dengan menggunakan working capital turn over (WCTO) WCTO = ITO+RTO-DP = (56 + 20) - 14 = 62 hari Menghitung kebutuhan modal kerja (KMK) Harga pokok penjualan×WCTO KMK = 30 hari Rp 48.050.000×62 hari = 30 hari = Rp 99.303.333,Menghitung tambahan modal kerja (TMK) TMK = ...%×KMK = 11%×Rp 99.303.333 = Rp 10.923.367,Dengan pengajuan pembiayaan sebesar RP 10.000.000,- dan dilihat dari hasil perhitungan kebutuhan modal kerja (KMK) sebesar Rp 99.303.333,- maka PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto masih memungkinkan untuk memberikan tambahan modal kerja (TMK) maksimal 11% dari kebutuhan modal kerja (KMK). Dari hasil tawar menawar yang dilakukan sebelumnya oleh pihak bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli maka disepakati margin atau keuntungan dari pembiayaan murabahah ini adalah sebesar 19% pertahun. Dengan harga beli sebesar Rp 10.000.000,- dengan margin 19% pertahun dan dalam jangka waktu selama 1 tahun maka keuntungan yang akan diperoleh oleh bank adalah sebesar Keuntungan : Rp 10.000.000×19,04%×1 tahun = Rp 1.904.000,Dari keuntungan yang diperoleh oleh bank yaitu sebesar RP 1.904.000,- maka harga jual yang diberikan oleh bank adalah sebesar Harga Jual : Rp 10.000.000 + Rp 1.904.000 = Rp 11.904.000,-
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
19
Dengan harga jual sebesar Rp 11.904.000,- dan dengan jangka waktu yang telah disepakati selama 1 tahun atau 12 bulan maka angsuran yang harus dibayar oleh nasabah setiap bulannya adalah Angsuran per bulan : Rp 11.904.000 : 12 bulan = Rp 992.000,e. Putusan pembiayaan Berdasarkan data-data yang telah ada diatas, maka dapat diputuskan bahwa permohonan pembiayaan disetujui atau diterima. Pembahasan Hasil Analisis Data Analisis kelayakan dilakukan sesuai dengan prosedur yang dimiliki oleh pihak bank selaku pihak penyedia dana. Hasil dari analisis tersebut dapat dijadikan referensi bagi pihak penyedia dana guna mengambil keputusan layak atau tidak pembiayaan diberikan. Keputusan pembiayaan yang diambil membutuhkan suatu pertimbangan dan alasan-alasan yang tepat dalam menentukan layak atau tidak nasabah diberikan pembiayaan oleh penyedia dana. Alasan-alasan dalam menentukan layak atau tidak pembiayaan diberikan kepada penyedia dana dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Bapak Supriharjo Keputusan pemberian pembiayaan pada kasus Bapak Supriharjo oleh bank yaitu memutuskan bahwa permohonan pembiayaannya diterima. Hal ini berdasarkan atas: a. Hasil dari analisis 5C menunjukan bahwa Bapak Supriharjo memiliki karakter yang baik, memiliki kemampuan mengembalikan pembiayaan yang diajukan, memiliki modal yang cukup, agunan yang sudah dapat meng-cover pembiayaan yang diajukan dan kondisi usaha yang baik. b. Evaluasi kembali setelah mendapatkan pembiayaan Kondisi Setelah Pembiayaan : Prediksi omzet perbulan Rp 15.000.000,Harga pokok penjualan 80% Rp 12.000.000,Prediksi keuntungan kotor Rp 3.000.000,Biaya transportasi Rp 200.000,Keuntungan bersih Rp 2.800.000,Gaji nasabah Rp 1.255.000,Take home pay Rp 4.055.000,Biaya- biaya Angsuran BPRS KMS Rp 666.700,Biaya rumah tangga Rp 2.000.000,Biaya listrik dan air Rp 150.000,Biaya pendidikan Rp. 200.000,Biaya lain Rp 500.000,Total biaya Rp 3.516.700,Surplus per bulan Rp 538.300,2. Usaha mebel milik Bapak Asmuji Winoto Keputusan pemberian pembiayaan pada kasus Bapak Asmuji Winoto oleh bank yaitu memutuskan bahwa permohonan pembiayaannya diterima. Hal ini berdasarkan atas: a. Hasil dari analisis 5C menunjukan bahwa Bapak Asmuji Winoto memiliki karakter yang baik, memiliki kemampuan mengembalikan pembiayaan yang diajukan, memiliki modal yang cukup, agunan yang sudah dapat meng-cover pembiayaan yang diajukan dan kondisi usaha yang baik.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
20
b. Evaluasi kembali setelah mendapatkan pembiayaan Kondisi Setelah Pembiayaan : Gaji nasabah per bulan Rp 2.400.000,Gaji istri per bulan Rp 800.000,Total pendapatan per bulan Rp 3.200.000,Biaya – biaya Biaya rumah tangga Rp 1.000.000,Pendidikan Rp 700.000,Biaya listrik dan air Rp 100.000,Transport dan pulsa Rp 300.000,Angsuran BPRS KMS Rp 444.000,Angsuran sepeda Rp 450.000,Total biaya Rp 2.994.000,Surplus per bulan Rp 206.000,3. Bapak Sunaryono Keputusan pemberian pembiayaan pada kasus Bapak Asmuji Winoto oleh bank yaitu memutuskan bahwa permohonan pembiayaannya diterima. Hal ini berdasarkan atas: a. Hasil dari analisis 5C menunjukan bahwa Bapak Sunaryono memiliki karakter yang baik, memiliki kemampuan mengembalikan pembiayaan yang diajukan, memiliki modal yang cukup, agunan yang sudah dapat meng-cover pembiayaan yang diajukan dan kondisi usaha yang baik. b. Evaluasi kembali setelah mendapatkan pembiayaan Kondisi Setelah Pembiayaan : Pendapatan per bulan Rp 500.000,- ×30 hari Rp 15.000.000,Harga pokok penjualan 80% Rp 12.000.000,Laba bersih Rp 3.000.000,Biaya - biaya Biaya rumah tangga Rp 1.000.000,Angsuran BPRS KMS Rp 862.500,Biaya listrik dan air Rp 150.000,Biaya pendidikan Rp 200.000,Transport dan pulsa Rp 400.000,Total biaya Rp 2.612.500,Surplus per bulan Rp 387.500,4. UD Sumber Mulya Keputusan pemberian pembiayaan pada kasus UD Sumber Mulya milik Bu Siti Fatmah oleh bank yaitu memutuskan bahwa permohonan pembiayaannya diterima. Hal ini berdasarkan atas: a. Hasil dari analisis 5C menunjukan bahwa Ibu siti Fatmah memiliki karakter yang baik, memiliki kemampuan mengembalikan pembiayaan yang diajukan, memiliki modal yang cukup, agunan yang sudah dapat meng-cover pembiayaan yang diajukan dan kondisi usaha yang baik. b. Evaluasi kembali setelah mendapatkan pembiayaan Kondisi Setelah Pembiayaan : Rata rata penjualan per bulan Rp 55.000.000,Harga pokok penjualan Pembelian barang 75% × Rp 55.000.000 Rp 41.250.000,-
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
21
Biaya tenaga kerja 6 × Rp 800.000,Rp 4.800.000,Biaya jasa Rp 2.000.000,Total Rp 48.050.000,Keuntungan kotor per bulan Rp 6.950.000,Biaya-biaya Rumah tangga Rp 2.500.000,Angsuran BPRS KMS Rp 992.000,Biaya pendidikan Rp 1.000.000,Biaya listrik dan air Rp 300.000,Biaya transport dan pulsa Rp 400.000,Lain-lain Rp 900.000,Total biaya Rp 6.092.000,Surplus per bulan Rp 858.000,Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa 4 nasabah yang ada dinyatakan layak untuk mendapatkan pembiayaan karena hasil dari semua analisis yang dilakukan dapat memenuhi syarat untuk mendapatkan pembiayaan dengan menggunakan akad murabahah. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil dari analisa data dan pembahasan hasil analisa data pada penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ke 4 nasabah dalam penelitian ini dinyatakan layak untuk mendapatkan pembiayaan murabahah yang diberikan oleh PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto, hal tersebut berdasarkan hasil aspek analisis kualitatifnya dengan menggunakan teknik analisis 5C ke 4 nasabah layak untuk mendapatkan pembiayaan karena ke 4 nasabah memiliki character yang baik, berdasarkan aspek capacity ke 4 nasabah memiliki kemampuan dalam menjalankan usahanya, jika dilihat dari aspek modal atau capital ke 4 nasabah juga memiliki modal yang cukup, lalu jika dinilai dari aspek agunan atau collateral yang diajukan oleh ke 4 nasabah sudah dapat meng-cover pebiayaan yang diajukan, dinilai dari aspek condition ke 4 nasabah tidak memiliki ancaman kompetitor yang serius untuk usaha yang dijalani. Berdasarkan hasil aspek analisis kuantitatifnya, ke 4 nasabah layak mendapatkan pembiayaan, hal ini dilihat dari kondisi keuangan ke 4 nasabah yang tiap bulan masih terdapat surplus walaupun telah dikurangi dengan biaya-biaya kebutuhan nasabah, lalu berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan modal kerja (KMK), tambahan modal kerja (TMK) dan maksimum pembiayaan invenstasi (MPI) ke 4 nasabah memungkinkan untuk diberikan pembiayaan sebesar yang diajukan. Saran Keterbatasan dalam penelitian ini terdapat dalam teknik analisis data yang digunakan. Teknik yang digunakan dalam menganalisis kelayakan pemberian pembiayaan ini hanya pada penggunaan teknik analisis 5C saja, maka diharapkan pada penelitian selanjutnya dengan menggunakan judul yang sama dapat menambahkan teknik analisis pembiayaan yang lain seperti teknik analisis 3P yaitu party, purpose, profitability dan 3R yaitu returns, repayment, risk bearing ability agar data yang diperoleh dalam penelitian selanjutnya dapat lebih valid. Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: (1) Pelaksanaan analisis pembiayaan dengan menggunakan teknik analisis 5C harus
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10 (2013)
22
dilakukan lebih selektif karena analisis pembiayaan ini merupakan langkah awal untuk mengetahui besar kecilnya tingkat resiko yang timbul dari pemberian pembiayaan tersebut; (2) Seringkali nasabah yang mengajukan pembiayaan murabahah khususnya untuk pembiayaan modal kerja dan investasi merupakan nasabah yang memiliki usaha kecil menengah yang kebanyakan tidak memiliki catatan laporan keuangan yang baik sehingga diharapkan PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto lebih berhati-hati dalam melakukan penilaian terhadap aspek keuangan; (3) PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto perlu meningkatkan pengawasan serta monitoring pada saat analisis pembiayaan dilakukan, saat pemberian pembiayaan sampai dengan proses pelunasannya agar pembiayaan tersebut lancar serta dapat kembali sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati. DAFTAR PUSTAKA Antonio, M. S. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Gema Insani. Jakarta. Bank Indonesia (BI). 2011. Peraturan Bank Indoensia Nomor 13/9/PBI/2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/18/PBI/2008 Tentang Restrukturisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah. Jakarta. Firdaus, J. 2013. Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). http://jasrifirdaus.blogspot.com/2013/01/bank-perkreditan-rakyat-syariah-bprs-a.html. Diakses tanggal 2 April 2013. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Salemba Empat. Jakarta. Ismail. 2011. Perbankan Syari’ah. Prenada Media. Jakarta. Muhammad. 2011. Manajemen Bank Syari’ah. Edisi revisi kedua. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Nurhayati, S. dan Wasilah. 2011. Akuntansi syari’ah di Indonesia. Salemba Empat. Jakarta. Soewadji, J. 2012. Pengantar Metodologi Penelitian. Mitra Wacana Media. Jakarta. Sumar’in. 2012. Konsep Kelembagaan Agama Bank Syari’ah. Graha Ilmu. Yogyakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah. Wiroso. 2011. Akuntansi Transaksi Syari’ah. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Jakarta. ●●●