PERBEDAAN PENGARUH TERAPI KOMPRES HANGAT DAN TEKNIK SLOWSTROKE BACK MASSAGE TERHADAP PERUBAHAN INTENSITAS NYERI PADA LANSIA YANG MENGALAMI PENYAKIT OSTEOARHRITIS DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA “PUSPAKARMA” MATARAM Eva Marvia, Nia Firdianty, IGA Mirah Adhi Staf Pengajar STIKES Mataram ABSTRAK Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Masalah-masalah kesehatan akibat penuaan terjadi pada berbagai system tubuh adalah penyakit yang paling tinggi prosentasenya adalah osteoartritis. Salah satu cara non farmakologi untuk mengatasi osteoartritis ini adalah dengan pemberian stimulasi kulit dengan tehnik slow-stroke back massage dan kompres hangat. Mekanisme kerja slow-stroke back massage adalah menurunkan intensitas nyeri menggunakan prinsip teori gatecontrol dan teori endorphin sedangkan Kompres hangat merupakan tindakan keperawatan dengan memberikan kompres hangat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman dan mengurangi rasa nyeri. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian pra-eksperimen dengan pendekatan pretest-posttest desain. Data yang terkumpul kemudian dianalisa dengan menggunakan uji hipotesis t tes dan uji hipotesis regresi. Populasinya adalah lansia yang mengalami nyeri osteoarhritis di Panti Sosial Tresna Werdha ”Puspakarma” Mataram. Sampel yang digunakan sebanyak 20 responden dengan teknik pengambilan total sampling. Berdasarkan uji statistic t test dan uji regresi dengan α = 0,05 di dapatkan hasil uji t test pada kompres hangat p value < α (0,01 < 0,05) sedangkan pada slow-stroke back massage p value < α (0,26 < 0,05) dan hasil uji regresi pada kompres hangat p value < α (0,00 < 0,05) sedangkan pada slow-stroke back massage p value > α (0,82 > 0,05). Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kedua terapi tersebut mempunyai pengaruh terhadap nyeri osteoarhritis pada lansia di Panti Sosial Tresna Werda ”PUSPAKARMA” mataram akan tetapi ada perbedaan yang lebih signifiktan antara kedua terapi tersebut.
Kata-kata kunci : kompres hangat, Slow-Stroke Back Massage, Intensitas Nyeri, Osteoartritis, Lansia
PENDAHULUAN Menua atau menjadi tua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahanlahan
kemampuan
jaringan
untuk
memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan
fungsi
normalnya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Ini merupakan proses yang terus-
ditemukan
pada semua makhluk hidup (Bandiyah, 2009).
2010).
Osteoarhritis adalah penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dengan lanjut usia. Secara klinis ditandai dengan nyeri, deformitas,
pembesaran
sendi,
dan
hambatan gerak pada sendi-sendi tangan dan sendi besaryang menanggung beban (ismayadi, 2004).
menerus (berlanjut) secara alami. Ini dimulai sejak lahir dan umumnya dialami
(Misnadiarly,
Hasil
survey
awal
dengan
pengelola panti Sosial Tresna Werdha “Puspakarma“ Mataram didapatkan data Lansia pada tahun 2012 bulan Desember
Di
Indonesia
akan
mengalami
peningkatan jumlah penduduk lanjut usia secara dramatis. Berdasarkan data Biro Pusat Statistic (BPS) tahun 2005 mencatat jumlah penduduk lanjut Usia di Indonesia, terdapat 18.283.107 penduduk Lanjut usia. Jumlah ini akan melonjak hingga kurang
berjumlah 72 orang, dan berumur rata-rata 60 – 90 tahun. Dari jumlah Lansia sebanyak 72 orang itu, didapatkan jumlah lansia
sebanyak
2020-2025, diperkirakan Indonesia akan menduduki
peringkat
Negara
dengan
struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, Amerika Serikat, dengan umur harapan hidup di atas 70 tahun. Peningkatan jumlah lansia yang tinggi tersebut berpotensi menimbulkan berbagai macam permasalahan baik dari aspek sosial, ekonomi, budaya, maupun kesehatan (Nugroho, 2008). Osteoarhritis merupakan penyakit
sendi
yang
paling
mengalami
20
orang
dan
osteoarhritis semuanya
mempunyai keluhan yang sama yaitu nyeri.
lebih 33 juta jiwa orang lanjut usia (12% dari total penduduk), bahkan pada tahun
yang
Pada
osteoarhritis,
nyeri
sendi
adalah gejala yang paling menonjol dan merupakan alasan yang paling sering bagi seorang
penderita
osteoartritis
untuk
mencari pertolongan Dokter. Adanya nyeri sendi membuat penderitanya seringkali takut
untuk
bergerak
sehingga
mengganggu aktifitas sehari-harinya dan dapat menurunkan produktifitasnya. Di samping itu, dengan mengalami nyeri, sudah cukup membuat pasien frustasi dalam menjalani hidupnya sehari-hari
bentuk sering
sehingga dapat mengganggu kualitas hidup pasien. Oleh karenanya, terapi utama
diarahkan untuk menangani nyeri ini
area yang diusap sehingga aktivitas sel
(Potter & Perry, 2004).
meningkat dan akan mengurangi rasa sakit
Kompres
hangat
pada
tubuh
serta menunjang proses penyembuhan
bertujuan untuk meningkatkan perbaikan
luka.
dan pemulihan jaringan. Kompres hangat
meningkatkan
menghasilkan perubahan fisiologi suhu
1999).
jaringan, ukuran pembuluh darah, tekanan
Sensasi
hangat rasa
juga
nyaman
dapat (Reeves,
Berdasarkan fenomena di atas,
darah kapiler, area permukaan kapiler
penulis
untuk pertukaran cairan dan elektrolit, dan
penelitian
metabolisme jaringan (Kozier & Berman,
Pengaruh Terapi Kompres Hangat dan
2009).
Teknik Massage dan sentuhan, merupakan
teknik
integrasi
mempengaruhi
sensori
aktifitas
sistem
Osteoarhritis
individu
mempersepsikan
sentuhan
sebagai
judul
“Perbedaan
Back
Massage
Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri pada
saraf
Apabila
melakukan
Slow-Stroke
Lansia
2004).
untuk
dengan
yang
otonom (Meek, 1993 dalam Potter & Perry,
tertarik
yang
Mengalami di
Panti
Penyakit
Sosial
Tresna
Werdha “Puspakarma” Mataram.
TUJUAN PENELITIAN
stimulus untuk relaks, kemudian akan
Tujuan
umum
adalah
untuk
muncul respon relaksasi. Relaksasi sangat
mengetahui Perbedaan Pengaruh Terapi
penting dalam membantu klien untuk
Kompres Hangat dan Teknik Slow-Stroke
meningkatkan
Back
kenyamanan
dan
Massage
Intensitas
stres akibat penyakit yang dialami dan
Mengalami Penyakit Osteoarhritis di Panti
nyeri yang tak berkesudahan (Potter &
Sosial
Perry, 2004).
Mataram.
massage
satu
adalah
teknik
Tresna
pada
Perubahan
membebaskan diri dari ketakutan serta
Salah
Nyeri
Terhadap
Werdha
Lansia
yang
“Puspakarma”
memberikan
tindakan
massage
METODE PENELITIAN
punggung dengan usapan yang perlahan
Populasi
(Slow-Stroke
Populasi dari penelitian ini adalah semua
Back
Massage).
Usapan
dengan lotion/balsem memberikan sensasi
lansia
hangat dengan mengakibatkan dilatasi
osteoarhritis
pada pembuluh darah lokal (Kenworthyet
Werdha “puspakarma” Mataram yang
al, 2002). Vasodilatasi pembuluh darah
berjumlah 20 orang lansia.
akan meningkatkan peredaran darah pada
yang
mengalami di
Panti
Sosial
penyakit Tresna
Teknik Sampling Dalam
Hasil penelitian teknik
Identifikasi intensitas nyeri Osteoarhritis
sampling yang digunakan adalah total
sebelum diberikan kompres hangat dan
sampling / sampling jenuh yaitu dengan
slow-stroke back massage.
mengambil
penelitian
semua
ini
populasi
Intensitas nyeri pada kelompok
menjadi sampel (Alimul, 2007). Cara ini
lansia sebelum diberikan terapi kompres
dilakukan bila populasinya kecil, seperti
hangat sebagian besar yaitu dalam kategori
sampelnya kurang dari tiga puluh maka
nyeri ringan sebanyak 2 responden (20%),
anggota
populasi
seluruhnya penilitian,
anggota
untuk
tersebut
diambil
nyeri sedang sebanyak 8 responden (80%).
dijadikan
sampel
Pada kelompok lansia sebelum
dalam
diberikan terapi slow-stroke back massage
Sehingga
sample
penelitian ini sebanyak 20 orang lansia.
yaitu dalam kategori nyeri ringan sebanyak
Design Penelitian
1 responden (10%), nyeri sedang sebanyak
Desain yang digunakan dalam penelitian
ini
adalah
Eksperimental
penelitian
dengan
9 responden (90%).
Pra-
Identifikasi intensitas nyeri Osteoarhritis
rancangan
setelah diberikan kompres hangat dan
penelitian “pretest-posttest design” yaitu
slow-stroke back massage.
penelitian ini dilakukan dengan cara
Intensitas nyeri pada kelompok
memberikan pretest (pengamatan awal)
lansia setelah diberikan terapi kompres
terlebih
hangat
dahulu
sebelum
diberikan
dan
teknik
slow-stroke
back
intervensi, setelah itu diberikan intervensi,
massage yaitu pada kelompok lansia yang
kemudian dilakukan posttest (pengamatan
diberi kompres hangat dalam kategori
akhir) (Alimul, 2007).
tidak nyeri sebanyak 1 responden (10%), nyeri ringan sebanyak 5 responden (50%), nyeri sedang sebanyak 4 responden (40%).
Analisa Data Analisa signifikasi
data
untuk
masing-masing
melihat
Pada
kelompok
lansia
yang
kelompok
diberikan teknik slow-stroke back massage
menggunakan uji t test,sedangkan analisa
yaitu dalam kategori nyeri ringan sebanyak
data untuk melihat signifikasi antara
6 responden (60%), nyeri sedang sebanyak
kelompok perlakuan menggunakan uji
4 responden (40%).
regresi.Perhitungan
analisa
data
a. Analisa perbedaan pengaruh terapi
menggunakan bantuan program komputer
kompres hangat dan teknik slow-
dengan program SPSS versi 20.
stroke
back
massage
terhadap
penurunan
intensitas
nyeri
ringan dan 4 responden mengalami nyeri sedang.
Osteoarthritis. Hasil penelitian perbedaan pengaruh
Uji hipotesis
terapi kompres hangat dengan slow-stroke back
massage
sebelum
dan
1) Uji
sesudah
T
Berpasangan
Pengaruh
Terapi Kompres Hanga
diberikan perlakuan terapi kompres hangat dengan slow-stroke back massage terhadap
Hasil analisa statistik dengan uji T
nyeri Osteoarthritis di Panti Sosial Tresna
berpasangan
yang
bertujuan
Werdha ”Puspakarma” Mataram yaitu
mengetahui
pengaruh
terapi
pada pemberian kompres hangat sebelum
hangat diperoleh hasil nilai (=0.001,
diberikan perlakuan yang mengalami nyeri
<0.05). Maka dapat diartikan bahwa ada
ringan sebanyak 0 responden, nyeri ringan
pengaruh terapi kompres hangat terhadap
sebanyak 2 responden dan nyeri sedang
perubahan intensitas nyeri Osteoarthritis
sebanyak
8
diberikan
perlakuan
responden.
Dan
setelah
di
kompres
hangat
”Puspakarma” Mataram.
Panti
Sosial
kompres
Tresna
Werdha
Berpasangan
Pengaruh
ternyata rata-rata responden mengalami
1)
penurunan nyeri dari nyeri sedang menjadi
Terapi Slow-Stroke Back Massage
nyeri
ringan
dan
tidak
nyeri
Uji
T
yaitu Hasil analisa statistik dengan uji T
sebanyak 1 responden yang mengalami tidak nyeri, 5 responden mengalami nyeri ringan dan 4 responden mengalami nyeri
berpasangan
yang
Begitu juga pada pemberian terapi back
massage
sebelum
bertujuan
untuk
mengetahui pengaruh terapi slow-stroke back massage
sedang.
slow-stroke
untuk
diperoleh hasil nilai
(=0.026, <0.05). Maka dapat diartikan bahwa ada pengaruh terapi slow-stroke
diberikan perlakuan yang mengalami nyeri
back
ringan sebanyak 0 responden, nyeri ringan
intensitas nyeri Osteoarthritis di Panti
sebanyak 1 responden dan nyeri sedang
Sosial
sebanyak
9
Mataram.
diberikan
perlakuan
massage
ternyata
responden.
Dan
Tresna
terhadap Werdha
perubahan
”Puspakarma”
back
2)Uji Regresi Perbedaan Pengaruh Terapi
responden
Kompres hangat dan Slow-Stroke Back
slow-stroke rata-rata
setelah
massage
mengalami penurunan nyeri dari nyeri
Massage
sedang
yaitu
a)
Perhitungan Kompres hangat
sebanyak 6 responden mengalami nyeri
b)
Perhitungan
menjadi
nyeri
ringan
Massage
Slow-Stroke
Back
ANOVAb Model 1
(Kenworthy et al, 2002) sehingga masingMean df Square
Sum of Squares
Regression
.081 1
Residual
12.819 8
Total
12.900 9
F
.081 .051 .828
faktor-faktor
mempengaruhi
Hasil analisa statistik dengan uji untuk
nyerinya dengan berbeda pula tergantung pada
b. Dependent Variable: range_konghang
bertujuan
a
1.602
a. Predictors: (Constant), range_massge
regresi
masing individu akan mempersepsikan
Sig.
mengetahui
psikologis
lain
nyeri.
dan
yang
Faktor-faktor
kognitif
berinteraksi
dengan faktor-faktor neurofisiologis dalam
perbedaan pengaruh terapi kompres hangat
mempersepsikan
dan slow-stroke back massage diperoleh
pengalaman masa lalu dengan nyeri, usia,
hasil nilai signifikansi pada kompres
budaya, ansietas, makna nyeri dan gaya
hangat = 0,000, sedangkan hasil nilai
koping (Potter & Perry, 2005).
nyeri,
diantaranya
signifikansi pada terapi slow-stroke back
Secara umum, seorang yang telah
massage = 0,828. Maka dapat diartikan
lanjut usia yang berusia di atas 60 tahun
bahwa ada perbedaan pengaruh terapi
akan terjadi kemunduran fisik akibat dari
kompres hangat dan slow-stroke back
proses
massage terhadap perubahan intensitas
hampir terjadi di semua organ, salah
nyeri Osteoarthritis di Panti Sosial Tresna
satunya adalah organ persendian. Hal ini
Werdha ”Puspakarma” Mataram.
sesuai dengan pendapat Nugroho (2008),
Pembahasan
mengemukakan bahwa pada lansia terjadi
Berdasarkan hasil penelitian di Panti Sosial Tresna Werdha ”Puspakarma” Mataram
pada
20
responden
degenerasi.
Kemunduran
fisik
banyak perubahan fisik pada system tubuh yang bersifat universal.
yang
Sensasi
nyeri
terjadi
ketika
diidentifikasi sebelum dilakukan kompres
merasakan
hangat dan teknik Slow-Stroke Back
terhadap nyeri dengan cara yang berbeda.
Massage. Pada kompres hangat nyeri
Toleransi
ringan 2 orang (20%) dan nyeri sedang 8
merupakan titik yaitu terdapat suatu
orang (80%) dan pada teknik slow-stroke
ketidakinginan
back massage nyeri ringan 1 (10%) dan
dengan tingkat keparahan yang lebih tinggi
nyeri sedang 9 (90%), terlihat bahwa
dan durasi yang lebih lama. Toleransi
responden penelitian merasakan nyeri
bergantung pada sikap, motivasi dan nilai
dengan nilai skala nyeri yang berbeda-
yang diyakini seseorang (Perry & Potter,
beda. Hal ini dimungkinkan karena secara
2005).
alami, nyeri adalah pengalaman yang bersifat
sangat
pribadi/personal
nyeri,
individu
untuk
individu
bereaksi
terhadap
menerima
nyeri
nyeri
Pasien akan menunjukkan berbagai prilaku atau gerakan tubuh yang khas dan
ekspresi wajah yang mengindikasikan
kompres hangat diperoleh hasil nilai
nyeri meliputi: klien terlihat mendesis,
(=0.001, <0.05). Maka dapat diartikan
memegang bagian tubuh yang terasa nyeri
bahwa ada pengaruh terapi kompres
dan ekspresi wajah yang menyeringai
hangat terhadap penurunan intensitas nyeri
tetapi masih dapat menunjukkan lokasi
Osteoarthritis di Panti Sosial Tresna
nyeri serta dapat mendiskusikan rasa nyeri
Werdha ”Puspakarma” Mataram.
yang dialami dan dapat mengikuti perintah
Hasil
penelitian
ini
diperkuat
dengan baik. Nyeri yang dirasakan bersifat
dengan pernyataan Hidayat, (2005) yang
subyektif dan sangat bersifat individual.
mengungkapkan bahwa kompres hangat
Berdasarkan hasil penelitian di Panti Sosial
Tresna
Mataram
pada
Werdha
kompres
hangat
yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan
diidentifikasi setelah dilakukan kompres
rasa nyaman. Tindakan ini dapat dilakukan
hangat
back
pada pasien yang mengalami nyeri, resiko
massage. Pada kompres hangat tidak ada
terjadi infeksi luka, dan kerusakan fisik
nyeri 1 (10%), nyeri ringan 5 orang
(mobilitas), tetapi pada kompres hangat
(50,00%), nyeri sedang 4 orang (40%) dan
digunakan pada permukaan jaringan yang
pada teknik slow-stroke back massage
tertutup
tidak ada nyeri 0 (0), nyeri ringan 6
prinsip steril.
teknik
responden
memberikan
yang
dan
20
”Puspakarma”
merupakan tindakan keperawatan dengan
slow-stroke
(60,00%), dan Nyeri sedang 4 (40,00%).
(bengkak)
Teori
gate
tidak
memerlukan
control
mengatakan
Hasil rata-rata tingkat nyeri sesudah
bahwa
diberikan perlakuan kompres hangat dan
transmisi serabut saraf sensori A-beta yang
teknik Slow-Stroke Back Massage terdapat
lebih besar dan lebih cepat. Proses ini
penurunan tingkat nyeri responden di
menurunkan
bandingkan sebelum diberikan perlakuan.
serabut C dan deta-A berdiameter kecil.
Hasil
bahwa
Gerbang sinap menutup transmisi impuls
kompres hangat dan teknik slow-stroke
nyeri. Kompres menggunakan air hangat
back massage berpengaruh di dalam
akan meningkatkan aliran darah, dan
menurunkan intensitas nyeri yang dialami
meredakan nyeri dengan menyingkirkan
para responden.
produk-produk
tersebut
menunjukkan
stimulasi
kulit
transmisi
mengaktifkan
nyeri
inflamasi,
melalui
seperti
Untuk pemberian terapi kompres
bradikinin, histamin, dan prostaglandin
hangat, berdasarkan hasil analisa statistik
yang menimbulkan nyeri lokal. Panas akan
dengan uji T berpasangan yang bertujuan
merangsang serat saraf yang menutup
untuk
mengetahui
pengaruh
terapi
gerbang sehingga transmisi impuls nyeri
osteoarhritis
akan
menimbulkan
ke medula spinalis dan ke otak dihambat.
pergesekan yang merangsang nyeri.Sendi
Sedangkan Untuk pemberian terapi
adalah salah satu organ yang banyak
slow-stroke back massage, berdasarkan
memiliki reseptor nyeri (Guyton & Hall,
hasil analisa
statistik dengan uji
T
1997). Stimulus nyeri yang mencapai
berpasangan
yang
untuk
ambang nyeri akan menyebabkan aktivasi
mengetahui pengaruh terapi slow-stroke
reseptor dan terjadi penjalaran impuls
back massage
diperoleh hasil nilai
nyeri oleh serabut saraf A delta dan C.
(=0.026, <0.05). Maka dapat diartikan
Adanya impuls ini akan menyebabkan
bahwa ada pengaruh terapi slow-stroke
gerbang nyeri di substansi agelatinosa
back
terbuka.
massage
bertujuan
terhadap
penurunan
Namun
dengan
pemberian
intensitas nyeri Osteoarthritis di Panti
stimulasi kutan berupa usapan punggung,
Sosial
dimana stimulus ini direspons oleh serabut
Tresna
Werdha
”Puspakarma”
A beta yang lebih besar,maka stimulus ini
Mataram. diperkuat
akan mencapai otak lebih dahulu, dengan
dengan pernyataan Potter & Perry, (2004)
demikian akan menutup gerbang nyeri
yang mengungkapkan bahwa Stimulasi
sehingga persepsi nyeri tidak timbul. Di
kutaneus adalah stimulasi kulit yang
samping itu, sistem kontrol desenden juga
dilakukan untuk menghilangkan nyeri,
akan
bekerja dengan cara mendorong pelepasan
endorphin yang merupakan morfin alami
endorfin,sehingga
tubuh sehingga persepsi nyeri tidak terjadi.
Hasil
penelitian
ini
memblok
transmisi
transmisi
serabut
saraf
dengan
Berdasarkan
stimulus nyeri. Cara lainnya adalah dengan mengaktifkan
bereaksi
menggunakan
analisa bertujuan
statistik
dengan
cepat, sehingga menurunkan transmisi
mengetahui perbedaan pengaruh terapi
nyeri melalui serabut C dan A-delta
kompres hangat dan slow-stroke back
berdiameter
menutup
massage diperoleh hasil nilai signifikansi
gerbang sinap untuk transmisi impuls
pada kompres hangat = 0,000, sedangkan
nyeri.
hasil nilai signifikansi pada terapi slow-
sekaligus
regresi
perhitungan
sensori A-beta yang lebih besar dan lebih
kecil
Uji
Hasil
Hasil
melepaskan
untuk
Degenerasi pada kartilago artikuler
stroke = 0,828. Maka dapat diartikan
dan hipertrofi tulang atau pertumbuhan
bahwa ada perbedaan pengaruh terapi
tulang berlebih dalam bentuk taji/tonjolan
kompres hangat dan slow-stroke back
tulang
massage terhadap perubahan intensitas
yang
terjadi
pada
penyakit
nyeri Osteoarthritis di Panti Sosial Tresna
mekanisme untuk penurunan nyerinya
Werdha ”Puspakarma” Mataram.
kompres hangat lebih dekat daripada slow-
Dari hasil perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa kompres hangat lebih
stroke back massage, sehingga kompres hangat lebih berpengaruh.
berpengaruh dalam menurunkan nyeri
Dengan
demikian
pemberian
Osteoarthritis dengan taraf signifikansi
kompres hangat dan stimulasi kutaneus:
0,000 dibandingkan dengan slow-stroke
slow-stroke back massage dapat dijadikan
back massage dengan taraf signifikansi
sebagai
0,828.
menurunkan intensitas nyeri osteoartritis Kompres hangat lebih berpengaruh
dari
slow-stroke
back
massage
alternatif
pilihan
untuk
pada lansia secara non farmakologis yang relatif tidak menimbulkan efek samping.
dikarenakan pada kompres hangat pada saat terjadinya nyeri, air hangat akan
Kesimpulan
meningkatkan aliran darah, dan meredakan
a. Intensitas nyeri osteoarthritis sebelum
nyeri
dengan
produk
menyingkirkan
inflamasi,
histamin,
dan
seperti
produk-
diberikan perlakuan kompres hangat
bradikinin,
dan teknik slow-back stroke massage
prostaglandin
yang
yaitu pada kompres hangat dalam
menimbulkan nyeri lokal. Sedangkan pada
kategori nyeri ringan sebanyak 2
slow-stroke back massage pada saat
responden
terjadinya nyeri
sebanyak
menyebabkan aktivasi
(20%), 8
nyeri
sedang
responden
reseptor dan terjadi penjalaran impuls
(80%)sedangkan pada terapi slow-
nyeri oleh serabut saraf A delta dan C.
stroke back massage yaitu dalam
Adanya impuls ini akan menyebabkan
kategori nyeri ringan sebanyak 1
gerbang nyeri di substansi agelatinosa
responden
terbuka.
sebanyak 9 responden (90%).
Namun
dengan
pemberian
(10%),
nyeri
sedang
stimulasi kutan berupa usapan punggung,
b. Intensitas nyeri osteoarthritis setelah
dimana stimulus ini direspons oleh serabut
diberikan perlakuan kompres hangat
A beta yang lebih besar, maka stimulus ini
dan teknik slow-back stroke massage
akan mencapai otak lebih dahulu, dengan
yaitu pada kelompok lansia yang
demikian akan menutup gerbang nyeri
diberi kompres hangat dalam kategori
sehingga persepsi nyeri tidak timbul. Jadi
tidak nyeri sebanyak 1 responden
kompres
(10%), nyeri ringan sebanyak 5
hangat
lebih
berpengaruh
dikarenakan pada saat terjadinya nyeri
responden
(50%),
lebih
sebanyak
4
cepat
di
blok
karena
proses
nyeri
sedang
responden
(40%)
sedangkan pada kelompok lansia yang diberikan teknik slow-stroke back massage yaitu dalam kategori nyeri ringan sebanyak 6 responden (60%), nyeri sedang sebanyak 4 responden (40%). c. Analisa perbedaan pengaruh kompres hangat dan teknik Slow-Stroke Back Massage
terhadap
penurunan
intensitas nyeri Osteoarhritis yaitu Berdasarkan
Hasil
perhitungan
menggunakan Hasil analisa statistik dengan one-way Anova bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh terapi kompres hangat dan slow-stroke back massage diperoleh hasil nilai signifikansi pada kompres hangat = 0,000,
sedangkan
hasil
nilai
signifikansi pada terapi slow-stroke = 0,828. Maka dapat diartikan bahwa ada
perbedaan
pengaruh
terapi
kompres hangat dan slow-stroke back massage
terhadap
perubahan
intensitas nyeri Osteoarthritis di Panti Sosial Tresna Werdha ”Puspakarma” Mataram.
Daftar Pustaka 1. Alimul, H. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika 2. Bandiyah, S. (2009). Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika.
3. Guyton & Hall. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, editor Bahasa Indonesia Irawati Setiawan Edisi 9, Jakarta: EGC 4. Kenworthy. (2002). Common Foundation Studies in Nursing , Third Edition, Churchill Livingstone, USA 5. Kozier & Berman. (2009). Buku Ajar Praktek Keperawatan Klinis. Ed. 5. Jakarta: EGC 6. Nugroho, W. (2008). Keperawatan Gerontik Dan Geriatrik, Edisi 3. EGC: Jakarta 7. Potter & Perry. (2004). Fundamental Keperawatan Jilid I dan II. Jakarta : EGC