EUBUNGAN FAKTOR PERSONAL DENGAN TINGKAT PARTISIPAS1 PETERNAK ANGGOTA KOPERASI PRODUKSI SUSU DAN USARA PETERNAKAN (Kasus di Desa Cilebut Barat, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor)
SKRlPSl HENA RUSKENDAH
JURUSAN SOSlAL EKONOMl INDUSTRI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTlTUT PERTANIAN BOGOR 2000
Hena Ruskendah. 2000. Hubungan Faktor Personal Dengan Tingkat Partisipasi Peternak Angggota Koperasi Produksi Susu dan Usaha Peternakan (Kasus di Desa Cilebut Barat, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor). Pembimbing Utama: Ir. Sutisna Riyanto, MS Pembimbing Anggota: Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS Koperasi sebagai lembaga ekonomi pedesaan diharapkan mampu berperan dalam pembangunan dengan menjadi pusat pelayanan ekonomi di wilayah kerjanya. Koperasi dituntut mampu menggerakkan anggota untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan usaha koperasi karena keberhasilan koperasi tidak hanya ditentukan kemampuannya dalam memberikan pelayanannya tetapi juga tingkat partisipasi aktif anggotanya. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui profil anggota Koperasi Produksi Susu dan Usaha Peternakan, (2) mengetahui tingkat partisipasi anggota koperasi, dan (3) mengetahui hubungan faktor personal dengan tingkat partisipasi anggota dalam kegiatan koperasi. Populasi penelitian meliputi selumh peternak sapi perah anggota Koperasi Produksi Susu dan Usaha Peternakan pada Kelompok Bojong Sempu yang berjumlah 58 peternak. Sampelnya dipilih sebanyak 29 peternak dengan menggunakan metode raiidorn sampling. Peubah bebas yang diukur dalam penelitian ini adalah karakteristik petemak yang meliputi: umur, pendidikan, lama keanggotaan, motivasi, dan skala usaha ternak. Peubah terikatnya adalah partisipasi peternak yang mencakup empat indikator utama yaitu: partisipasi dalam pengambilan keputusan, partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan, partisipasi dalam evaluasi pelaksanaan kegiatan, dan partisipasi dalam menikmati hasil. Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan Khikuadrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (55,2%) peternak bemsia relatif muda (18-32 tahun). Tingkat pendidikan formal pada umumnya rendah, 65,5% hanya berpendidikan SD. Sebagian besar peternak (55,2%) relatif baru menjadi anggota koperasi (2-9 tahun). Motivasi untuk memajukan usaha dan meningkatkan mutu produksi, serta skala usaha yang relatif kecil. Tingkat partisipasi sebagian besar peternak dalam berkoperasi cukup tinggi. Secara keselumhan aspek sebagian besar peternak (593%) menunjukkan tingkat partisipasi yang tinggi. Berdasarkan masing-masing aspek, hanya aspek pelaksanaan kegiatan yang sebagian besar peternak (89,7%) yang pariisipasinya rendah. Pada tiga aspek lainnya yaitu: aspek pengambilan keputusan, aspek evaluasi pelaksanaan kegiatan, dan aspek menikmati hasil sebagian besar peternak partisipasinya termasuk
tinggi. Persentase peternak yang berpartisipasi tinggi pada ketiga aspek tersebut berturut-turut adalah 62,1%, 79,3% dan 86,2%. Secara keseluruhan aspek tidak ada karakteristik peternak yang menunjukkan hubungan yang nyata dengan tingkat partisipasinya dalam kegiatan koperasi. Pada masing-masing aspek partisipasi, umur peternak dan motivasinya berhubungan sangat nyata @S 0,Ol) dengan aspek pengambilan keputusan, tetapi tidak nyata dengan tiga aspek lainnya. Hubungan yang nyata (p<0,05) juga ditunjukkan oleh tingkat pendidikan peternak dengan aspek pengambilan keputusan dan motivasi peternak dengan aspek evaluasi pelaksanaan kegiatan koperasi. Skala usaha ternak dan lama keanggotaan tidak berhubungan nyata dengan tingkat partisipasi peternak, baik secara keseluruhan aspek maupun masing-masing aspek partisipasi. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disarankan agar kegiatan koperasi pada masa yang akan datang lebih terbukaltransparan sehingga dapat diketahui seluruh peternak. Pihak koperasi juga hatus lebih konsisten melaksanakan kegiatan yang sudah direncanakan sambil lebih mendorong peternak untuk meningkatkan partisipasinya dalam kegiatan koperasi. Umur, tingkat pendidikan, dan motivasi peternak dapat dipertimbangkan dalam rangka menumbuhkan partisipasi. Selain itu perlu dicari faktor-faktor lain di luar peternak yang dapat meningkatkan partisipasi peternak anggota koperasi, seperti peningkatan harga susu ke peternak dan manajemen koperasi yang lebih baik.
HUBUNGAN FAKTOR PERSONAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PETERNAK ANGGOTA KOPERASI PRODUKSI SUSU DAN USAHA PETERNAKAN (Kasus di Desa Cilebut Barat, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor)
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan lnstitut Pertanian Bogor
Oleh: Hena Ruskendah DO3495054
JURUSAN SOSIAL EKONOMI INDUSTRI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2000
HUBUNGAN FAKTOR PERSONAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PETERNAK ANGGOTA KOPERASI PRODUKSI SUSU DAN USAHA PETERNAKAN (Kasus di Desa Cilebut Barat, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor)
Oleh: Hena Ruskendah DO3495054
Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 18 November 2000
Pembimbing Utama
,
Y
/'
Ir. Sutisna Riyanto, MS Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Industri Petern Fakultas Peternakan Iustitut Pertanian Bogor
%L.J&Ir. Richard W.E. Lumintang,
~erndirnbingAnggota
Penulis didahirkan di Tasikmalaya pada Tanggal 15 November 1977, sebagai anak pertama dari pasangan Bapak Oyon (Alm) dan lbu Uwi Sumamah. Tahun 1983 penulis masuk di Sekolah Dasar Negeri Rahayu dan lulus Tahun 1989. Penulis kemudian melanjutkan ke Sekolal~Menengah Peltanla Nege~i(SMPN) Cineam.
Tahun 1992 tercatat sebagai siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA)
Pasundan 2 Tasikrnalaya dan lulus pada Tahun 1995. Pada Tahun 1995 penulis dite~ima sebagai mallasiswa di Ju~usan Sosial Ekono~nilndustri Petewakan, Fakultas Petemakan, lnstitut Pertanian Bogor, melalui jalur Ujian Masuk Perguman T i g g i Negeri (UMPTN).
KATA PENGANTAR
AIhamdulillaahi Robbil' aalamiiu, pennlis panjatkan pnji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikall skripsi ini. Pada kescmpatan ini, pennlis mengncapkan terillla kasih kepada: I. Bapak II'. Sutislla Riyanto,MS sebagai pembimbillg utama yang senantiasa sabaI' dalal11 l11embimbing dan mengarahkan pennlis nntuk mencapai suatu hasil yang optimal selta selalu memberikan kritik yang mel11bangun kepada pennlis. 2. Bapak Dr. lr. Rachmat Pambndy,MS sebagai pembimbing anggota, telima kasih atas bimbingannya selal11a ini. 3. Bapak If. Amiruddin Saleh,MS sebagai dosen penilai seminar dan
Ibu
lr. AlIggraini Sukmawati,MM sebagai dosen pallitia seminar, terima kasih atas
saran-saran yang telah diberikan kepada penulis. 4. Bapak II'. Kuknh Budi Satoto, MS dan Bapak Ir. Richard W.E. Lumintang, MSEA sebagai dosell penguji Ujian Sidang Saljalla, terima kasih atas saran-saran dan klitik yang membangnn kepada penulis. 5. Bapak Ahmad Satar sebagai Ketua Kelompok Bojong Sempu, terima kasih atas bantnannya dan informasi yang telah diberikan pada pellulis. 6. Yang tercinta: Mamah, Bapa (AIm), Dede Anri dan 'Da Ade. teJima kasih atas segala jelih payah, dnkungan, dan do' a yang telah dihelikall dengan penuh kasih sayallg. 7. Makasih banyak buat Emi dan Parid atas bantuall dan pengertiannya.
VI
8. Selutuh rekan SEIP 32. 9. Selutuh pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bennanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Desember 2000
Penulis
vii
DAFfAR lSI Halaman RINGKASAN .............................................................................................. . RIWAYAT H1DUP ......................................................................................
v
KATAPENGANTAR ..................................................................................
VI
DAFTAR lSI................................................................................................
VlII
DAFTAR TABEL.........................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ............................. ... ...... ................ .... ...... ..... ... .........
XI
PENDAHULUAN Latar Belakang ..................................................................................... . PelUmusan Masalah...............................................................................
2
Tujuan Penelitian...................................................................................
4
Kegunaan Penelitian ..............................................................................
4
TINJAUAN PUSTAKA Koperasi Petemakan Sapi Perah ................................. ' ......................... .
5
" ' A nggota K operasl. ............................................... '" ............. . P altlslpasl
6
Faktor-faktor yang MempengalUbi Paltisipasi ...................................... .
8
METODE PENELlTIAN Populasi dan Sampel ................................................................ .
1\
Desain Penelitian...................................................................................
II
Data dan InstlUmentasi..........................................................................
II
VIlI
Pengumpulan Data................................................................................
14
Analisis Data.........................................................................................
14
HASIL DAN PEMBAHASAN
Desklipsi Umnm Koperasi Produksi Susu dan Usaha Petemakan..........
15
Karakteristik Petemak..........................................................................
19
Paltisipasi Petcmak ............... ............ ...........................................
23
Hubungan Karakteristik Petemak dengan Tingkat Paltisipasi.... ............
26
KESIMPULAN DAN SARAN Kesi1npula11 ...... ,...................................................................................
33
Saran ...................................................................................................
34
DAFTARPUSTAKA...................................................................................
35
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
37
IX
DAFT AR T ABEL
Halaman
Nomor I. lumlah Anggota Koperasi Produksi Susu dan Usaha Petemakan
Tahun 1996-1999 . ....... ............... ..... ..... .... ..... .... ...... ... .... ........... .... ..........
17
Distlibusi Petelllak Berdasarkan Umur. .... ...... .... ... ....... ..... ...... .... ............
20
3. Distribusi Petemak Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...............................
20
4. Distlibusi Petelllak Berdasarkan Lama Keanggotaan ..... ... ...... ..... .... ........
21
5. Distlibusi Petelllak Berdasarkan Motivasi ...............................................
22
Distribusi Petenlak Berdasarkan Skala Usaha Tenlak..............................
23
7. Distribusi Petelllak Berdasarkan Tingkat Paltisipasi ... .... ..... ..... .... .... .......
24
2.
6.
8. Nilai Koefisien X2 dan Tingkat Signifikansi Hasil Pengujian Hubungan Antara Umur dengan Tingkat Partisipasi. .......... ... .................... ................
26
9. Nilai Koefisien X2 dan Tingkat Signifikansi Hasil Pengujian HlIbllngan Antara Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Paltisipasi.............................
28
10. Nilai Koefisien X2 dan Tingkat Signifikansi Hasil Pengujian Hubungan Antara Lama Keanggotaan dengan Tingkat Paltisipasi .... ...... .... .... .........
29
II. Nilai Koefisien X2 dan Tingkat Signifikansi Hasil Pengujian Hubungan Autara Motivasi dengan Tingkat Paltisipasi... .... ........... ... ..... ..... ........ .....
30
12. Nilai Koefisien X2 dan Tingkat Signifikansi Hasil Pengujian Hubungan Autara Skala Usaha Temakdengan Tingkat Paltisipasi ...........................
x
31
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Nomor
1.
Tabel Hubungan Antara Karakteristik Petemak dengan Tingkat Partisipasinya Pada Kegiatan Koperasi.....................................................
37
2. Tabel Hubungan Antara Umur dengan Tingkat Pal1isipasinya Pada Kegiatan Koperasi...................................................................................
38
3. Tabel Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dellgall Tillgkat Pal1isipasinya
Pada Kegiatan Koperasi ..... ,....................................................................
39
4. Tabel Hubullgall Antara Lama Keallggotaan dengan Tingkat Pal1isipasinya Pada Kegiatan Koperasi ..........................................................................
40
5. Tabel Hubungan Antara Motivasi dengan Tingkat Pal1isipasinya Pada Kegiatan Koperasi..................................................................................
41
6. Tabel Hubungan Antara Skala Usaha Temak dengan Tingkat Pal1isipasinya Pada Kegiatan Koperasi ...... ........................ .............. ......................
42
7. Struktur Organisasi Koperasi Produksi Susu dan Usaha Petemakan Tahun 2000.............................................................................................
Xl
43
PENDAHULlJAN
Latar Belakang
Pembangunan adalah suatu proses perubahan di segala bidang menuju pada keadaan atau tatanan masyarakat yang lebih baik. pembangunan
harus
terencana
supaya
tujuan
Sebagai suatu proses,
pembangunan
mewujudkan kesejahteraan masyarakat luas dapat tercapai.
nasional
dalam
Sub sektor petemakan
sebagai salah satu bagian yang tidak terpisahkan dati pembangunan sektor pettanian, penting dikembangkan untuk menunjang perekonomian masyarakat pedesaan yang membutuhkan penanganan secara efektif dalam pengembangannya. Pengembangan usaha petemakan sapi perah di Kota dan Kabupaten Bogor, tidak lepas dati adanya peranan Koperasi Produksi Susu dan Usaha Petemakan yang merupakan lembaga ekonomi sekaligus
lembaga sosial yang secara langsnng
menjadi.,wadah kegiatan usaha petemakan sapi perah rakyat anggotanya.
Koperasi
terutama berperan menampung dan menjual susu sapi perah dati petemak anggota, memproduksi dan menjual pakan temak, menyediakan peralatan usaha petemakan, pembinaan dan pelayanan teknis petemakan, serta pelayanan jasa angkutal1. Banyak yang diharapkan petemak dati kehadiran koperasi, karena koperasi sebagai badan usaha ekonomi dan sebagai salah satu lembaga yang paling sesuai untuk mewujudkan pembangunan nasional.
Koperasi diharapkan mampu menjadi
pusat kekuatan dan pelayanan ekonomi di wilayah ketjanya, sehingga· petemak termotivasi untuk masuk menjadi anggota koperasi.
Koperasi merupakan suatu lembaga perekonornian yang dibentuk dan dirniliki oleh anggota. anggota.
Artinya, koperasi dijalankan. dikelola, dan diawasi oleh
Partisipasi anggota dalam kegiatan usaha kop era si rnernegang peranan
penting dalam mengernbangkan koperasi.
Mengembangkan usaha-usaha koperasi
yang serna kin maju di satu pihak, tanpa mengembangkan peran serta anggota dalam koperasi
itu
Swasono,1985).
secara
efektif akan
menciptakan
ketimpangan
(Azis
dalam
Koperasi yang dinamis akan ditunjukkan oleh pattisipasi aktif
anggota-anggotanya.
Koperasi hams mampu menunjukkan kegiatan dan kinetja
yang dapat menatik partisipasi anggota. Hal ini dapat dicapai bila kegiatan koperasi sesuai dengan kebutuhan anggota. Oleh karena itu. penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengarnhi pattisipasi anggota dalam herkoperasi.
Perumusan Masalah
Koperasi sebagai salah satu kelembagaan yang dibentuk untuk mengatasi masalah pembangunan pedesaan, memegang peranan penting dalam perekonornian di pedesaan untuk dapat memberikan pelayanan yang baik sesuai dengan kepentingan anggota. Pelayanan yang baik yang dibetikan koperasi kepada anggota dapat terns menumbuhkan motivasi petemak untuk rnenjadi anggota kop era si dan dapat berpartisipasi aktif sebagai attggota.
Sebalikllya, partisipasi anggota yang
semakin baik dapat meningkatkan kualitas pelayanan dati koperasi.
2
Partisipasi anggota merupakan faktor yang sallgat besar perallallllya bagi kemajnall koperasi.
Mellnrut Aziz (dalam Swasono, 1985) relldahnya paltisipasi
allggota koperasi akall menyulitkan perkembangan koperasi itu selldili.
Paltisipasi
allggota koperasi tidak cllkup hallya sebagai pellerima layallall (menikmati hasil) tetapi seyogyanya dapat diwujudkall dengall keikutseltaallllya dalam pengambilall kepntusan, pelaksanaan kegiatan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan koperasi. Tingkat paltisipasi anggota dalam kegiatan koperasi pada kenyataannya bervariasi antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.
Tidak jarang
dalam koperasi hanya sebagian kecil anggota saja yang aktif berpartisipasi, sebagian besar lainnya hanya sebagai anggota pasif
Variasi tesebut ada kaitannya dengan
val;asi antar anggota, baik sebagai individu maupun sebagai anggota koperasi. Oleh karena itu, pengamatan terhadap partisipasi anggota koperasi tidak cukup hanya mengungkapkan tingkat partisipasinya tetapi juga harus menelusUl; faktor-faktor yang terkait, baik yang mendorong maupun menghambat paltisipasi mereka. Berkaitan dengan uraian di atas, ada beberapa masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu: L Bagaimanakah profil anggota koperasi
?
2. Bagaimanakah tingkat partisipasi anggota dalam kegiatan koperasi
?
3. Bagaimanakah huhungan faktor personal anggota koperasi dengan tingkat partisipasi mereka dalam kegiatan koperasi ?
3
Tujuan Penelitian Mellgacu pada ilia salah pellelitiall di atas, maka tlljuau utama penelitian ini adalah untuk mempelajari paltisipasi anggota koperasi beserta faktor-faktor yang terkait di dalamnya.
Secara spesifik, tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai
belikut: I. Mengetahui profil anggota Koperasi Produksi Susu dan Usaha Petemakan .
2. Mengetahui tingkat paltisipasi anggota dalalll kegiatan koperasi. 3. Mengetahui hubungan faktor personal dengan tingkat paltisipasi anggota dalalll kegiatan koperasi.
Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat membelikan beberapa masukan yang beralti
bagi pengembangan
petemakan sapi perah.
Sehubungan
dengan tujuan
yang ingin dicapai llIelalui penelitian ini, maka hasilnya diharapkan dapat berguna: I. Bagi pengembangan Koperasi Produksi Susu dan Usaha Petemakan, dapat menjadi pertimbangan bagi pen gurus dalam llIenynsun sistem pelayanan dan strategi pembangunan koperasi. 2. Bagi penelitian dan ihnu komunikasi pembangunan peltanian untuk menambah khazanah ilmu dan masukan bagi penelitian selanjutnya.
4
TINJAUAN PUSTAKA Koperasi Peternakan Sapi Perah
Koperasi adalah kumpulan orang-orang yang secara bersama-sama atas dasar sukarela bekelja untuk memajukan kepentingan ekonomi bagi anggota-anggotanya dan juga masyarakat di lingkungan keljanya dala1l1 rangka memenuhi kebutuhankebutuhannya (Sastraatmadja dala1l1 Harif, 1987). MenulUt Napitupulu (1987), pada tingkat lokal yang sangat berperan 1l1enangani sektor susu dan petelllakan sapi perah adalah koperasi susu atau KUD Unit Susu.
Diharapkan bahwa siste1l1 tersebut sebagai alat bagi pengorganisasian
1l1asyarakat di pedesaan agar menjadi lebih produktif Secara rinci, Syafradji (dala1l1 Hidayati, 1993) 1l1enge1l1ukakan beberapa 1l1anfaat adanya koperasi bagi petelllak sapi perah. yaitu: (I) ke1l1udahan dala1l1 1l1e1l1asarkan susu; (2) 1l1emperoleh pelayanan dala1l1 1l1enyediakan pakan telllak, pelayanan teknis petelllakan sepelti in se1l1inasi buatan. pengu1l1pulan susu dan kesehatan hewan; (3) memperoleh fasilitas kredit bagi modal usaha sapi perahnya; (4) mendapat jaminan nntuk menanggung resiko kematian atau kegagalan usaha; dan (5)
memberikan kemudahan yang bersifat komplementer seperti kebutuhan akan bahan pokok dan pemberian kursus serta penyuluhan. Brodjo Saputro (1989) 1l1enyatakan bahwa koperasi yang mampu berke1l1bang adalah koperasi yang telah mengala1l1i sukses usahanya menjadi koperasi yang tangguh, yaitu koperasi yang dalam keb.idupannya: (I) mampu memanfaatkan sU1l1ber daya fisik dan Jingkungan; (2) mampu senantiasa meningkatkan pelayanan dan
5
pendapatan anggota; (3) mantap dalam organisasi dan usaha; (4) mampu menjadi wadah perekonomian ral.:yat di pedesaau; dan (5) tidak tergantung pada pihak luar.
Partisipasi Anggota Koperasi Menumt Nasution (1990), pengertian partisipasi secara umum adalah manifestasi dari perilaku seseorang atau sekelolDpok l11asyarakat dalam mewujudkan peranannya sesuai dengan harapan masyarakat yang melakukan tindakan sosial untuk mencapai tujuan teltentu. Mubyalto (dalam Ngadimin, 1998) l11enyatakan bahwa paltisipasi mempakan kesediaan untuk membantu berhasilnya setiap program sesuai dengan kemampuan setiap orang tanpa mengorbankan kepentingan sendiri. Untuk mengetahui alasan seseorang untuk berpaltisipasi, ada beberapa hal yang dikemukakan oleh Goldsmith dan Blustain (dalam Ndraha, 1990) antara lain: (I) paltisipasi itu dilakukan melalui organisasi yang sudah dikenal atau sudah ada di tengah-tengah masyarakat setempat, (2) paltisipasi itu membelikan manfaat langsung kepada dilinya dan masyarakat yang bersangkutan, (3) manfaat yang diperoleh l11elalui paltisipasi itu dapat mel11enuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan (4) dalam proses partisipasi tersebut, tetjamin adanya kontrol yang dilakukan oleh l11asyarakat . Bentuk paltisipasi anggota koperasi dalam kegiatan-kegiatan koperasi dapat dilihat
berdasarkan beberapa
aspek.
Menumt
Cohen
dan
Uphoff (dalam
Abdussamad, 1991) meliputi: (I) keikutseltaan dalam pengambilan keputnsan, (2)
6
keikutsertaan dalam pelaksanaan, (3) keikutseltaaan dalam mellikmati basil, dan (4) keikutseltaan dalam evaluasi. Partisipasi seseorang dapat digerakkan melalui perbaikan kondisi dalam dilinya, baik kondisi sosial, ekonomi, maupun politik, disamping melibatkan dili orang
tersebut
dalam
kegiatan-kegiatan
yang
menumbuhkan
motivasi
dan
llIeningkatkan pengetahuan serta pengalaman (Yulianto dalam Ngadimil1, 1998). Aziz (dalam Ngadimin, 1998) llIenyatakan bahwa ada beberapa indikator untuk mengukur tingkat partisipasi anggota pada kegiatan koperasi, yaitu: (I) llIenyimpan di koperasi, (2) menghadiri setiap rapat yang diadakan, (3) mengetahui llIal1faat koperasi, (4) motivasi menjadi anggota, dan (5) ikut selta dalam kegiatal1kegiatan yang dilaksanakan koperasi. Partisipasi anggota dalam berkoperasi erat kaital1l1ya den gall motivasi menjadi anggota. Berelson dan Steiner (dalam Handayal1il1grat, 1992) llIenyatakal1 bahwa motivasi berasal dari kata "motive" yang beralti suatu pemyataan batin yang belwujud daya kekuatan untuk beltindak atau bergerak baik secara langsung atau melalui saluran perilaku yang mengarah terhadap sasaran. Motivasi beralti dorol1gal1 yang ada dalam diri seseorang uotuk berbuat dalam raogka mencapai tujuannya. Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seoral1g al1ggota orgallisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlial1 atau keterampilan, tenaga dan waktunya, untuk menyelenggarakan berbagai kegiatal1 yang menjadi
tanggung jawabnya,
dan
menunaikall
kewajiballnya
dalam
rangka
pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telab ditentukan sebelumnya (Siagian, 1989).
7
Menurut Gerungall (1988), motif adalah dorongan keillginan, hasrat dan tenaga penggerak lainnya dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbllat sesuatu dan motif tersebut akan membeli tujuan dan arah kepada tingkah laku man usia.
Tillgkah laku manusia dijabarkan ke dalam sesuatu yang dilakukan, cara
melakukan dan alasan melakukan. Sardiman (1986) membedakan motif dengan motivasi.
Motif diartikan Motif
sebagai daya upaya yang mendorong seseorang melakukan sesuatu.
merupakan daya penggerak dali dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tellentll demi tercapainya suatu tujuan. dinamakan motivasi.
Daya penggerak yang telah menjadi aktif
Motif menjadi aktif pada saat-saat tellentu, terutama jika ada
kebutuhan untuk mencapai tujuan yang ingin dilaksanakan. Motivasi mempunyai tingkatan-tingkatan yang mengekspresikan kebutuhan fisiologis. kebutuhan rasa aman, kebutuhall sosial, kebutultan penghargaan. dan kebutuhan aktualisasi dili, dengan demikian dorongan ataupun motivasi dapat timbul dali dalam diri orang itu sendiri ataupun dari luar (Maslow dalam Suit anti, 1996).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi
Faktor-faktor yang dapat mempellgaruhi pallisipasi adalah kebutuhan, motivasi, struktur sosial, dan stratifikasi sosial dalam masyarakat. berp3llisipasi apabila
dapat
memenuhi kebutuhall
akan
Seseorang akan
kepuasan,
mendapat
keuntungan dan meningkatkan statusnya (Tjondronegoro dalam Yuliawati, 1997). Menurut Slamet (dalam Gultom, 1998) syarat-syarat yang diperlukan agar masyarakat berpartisipasi dapat dikelompokkan ke dalam tiga go\ongan, yaitu: (I)
8
adanya kesernpatan untuk membangun atau untuk ikut dalam pembangunan, (2) adanya kemampuan nntuk memanfaatkan kesempatan itu, dan (3) adanya kemauan untnk berpattisipasi. Iqbal (1988) menambahkan bahwa faktor-faktor yang termasuk dalam kesempatan yaitu peluang petani untuk menjadi peserta program dan status keanggotaannya; faktor-faktor yang termasuk dalam kemampuan yaitu pendidikan fonnal dan non formal, pengalaman petani dalam bemsaha tani, usia petani dan luas tanah; sedangkan faktor-fak10r yang termasuk dalam kemau8n yaitu motivasi petani dan jarak temp at tinggal petani dengan lokasi kegiatan. Waluyo (dalam Benni,
1999) betpendapat
bahwa
fa ktor-faktor yang
mempengamhi pattisipasi dibagi menjadi dua bagian. yaitu faktor intental dan faktor ekstental.
Faktor intental terdiri dari usia, pendidikan, pengalaman dan status.
Faktor ekstental terditi dati dinamika kelompok dan fi'ekuensi mengikuti latihan. Sajogyo
(dalam Ajiswannan, 1996) juga mengemukakan bahwa faktor intental
dapat dilihat dati ciri individu yang terditi dati umm. tingkat pendidikan, peketjaan serta aspek sosial ekonomi yang terdiri dati luas penguasaan lahan, tingkat pendapatan, dan tanggungan keluarga. Menumt Sastropoetro (1988), faktor-faktor yang dapat mempengamhi pattisipasi masyarakat terdiri dari tiga hal yaitu: (I) keadaan sosial masyarakat. (2) kegiatan program pembangnnan, dan (3) keadaan alam sekitar. Kemampuan dan tingkat partisipasi seseorang da lam suatu kegiatan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Beberapa pengalaman ernpiris menunjukkan bahwa partisipasi erat kaitannya dengan latar belakang karaktetistik individu bersangkutan. Madrie (1986) menyatakan bahwa tingkat pendidikan, umm, kesesuaian kegiatan
9
dengall kebutuhall mempakan faktor pribadi yang dapat mempengamhi tingkat paltisipasi seseorang dalam melaknkan snatu kegiatan
10
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini meliputi seluruh petemak sapi perah anggota Koperasi Produksi Susu dan Usaha Petemakan pada kelompok Bojollg Sempu, di Desa Cilebut Barat, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor yang beljumlah 58 petemak. Sampel penelitian dipilih sebanyak 29 petemak dati populasi tersebut dengan menggunakan metode ralldom samplillg.
Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai suatu sUlvei yang bersifat deskJiptif
Sebagai
peubah bebas adalah beberapa karaktetistik petemak sedangkan peubah tetikatnya adalah partisipasi petemak dalam kegiatan koperasi.
Data dan Instrumentasi Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terditi dati data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dali wawancara terbuka dengan responden,
sedangkan data sekunder berupa kondisi umum wilayah penelitian dan data pendukung lainnya diperoleh dati instansi-instansi terkait dan bahan-bahan pustaka penunjang lainnya. Peubah-peubah yang diukur dalalll penelitian ini adalah: A. Faktor personal anggota koperasi, yaitu sifat atau eiri yang Illelekat pada diri
anggota koperasi, yang Illeliputi:
11
I. Umur, yaitu usia petemak yang ditetapkan saat penelitian dilakukan yang dinyatakan dalam tahnn dengan pembnlatan ke arah tanggallahir terdekat 2. Pendidikan, yaitu lamanya petemak mengikuti tingkat pendidikan formal yang dibagi ke dalam kategOli pendidikan: SO danlebih dati SO (SLTP,SLTA, dan PT). 3.
Lama keanggotaan, yaitn lamanya petemak menjadi 3nggota koperasi sejak petemak menjadi anggota sampai saat penelitian ini dilakukan yang dinyatakan dalam tahun.
4. Motivasi,
yaitu
alasan-alasan yang melatarbelakangi petemak menjadi
anggota koperasi, yang dikategorikan ke dalam: (I) memajnkan usaha dan meningkatkan mutu
prodnks~
dan (2) memperoleh kemudahan-kemndahan
selta fasilitas yang disediakan koperasi. 5. Skala nsaha temak, yaitn banyaknya sapi perah yang sedang laktasi yang dimiliki petemak saat penelitian dilakukan yang dinyatakan dalam satuan ekor. B. Partisipasi anggota koperasi, yaitu mempakan manifestasi dali pelilakn anggota koperasi dalam menunjukkan sikap selta mewujudkan peranannya terhadap koperasi. Tingkat partisipasi anggota diukur dengan menggunakan "Oimensi Uphoff'
(Ngadimin,1998) yang mencakup empat indikator utama yaitu: (I)
partisipasi dalam pengambilan keputusan, (2) partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan, (3) pattisipasi dalam evalnasi pe1aksanaan kegiatan, dan (4) paltisipasi dalam menikmati hasil. Keempat indikator tersebnt masing-masing dinraikan menjadi beberapa sub-indikator sebagai betikut:
12
1. Paltisipasi anggota dalam pengambilan kepntusan, yaitu keikutseltaan anggota dalam rapat penyusunan rencana-rencana keIja koperasi. 2. Paltisipasi anggota dalam pelaksanaan kegiatan koperasi, yaitu keikutsertaan anggota dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh koperasi, sepelti membeli sarana produksi, membayar simpanan pokok dan simpanan wajib, menjual susu ke koperasi, mengikuti penYJluhan, selta mengikuti peltemuanpeltemuan di forum koperasi. 3. Paltisipasi anggota dalam evaluasi pe1aksanaan kegiatan. yaitll keiklltSeItaan anggota dalam memberikan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan yang disesuaikan dengan program keIja koperasi. 4. Partisipasi anggota dalam menikmati hasil, yaitu keikutseltaan anggota dalam menikmati hasil yang diperoleh selama menjadi anggota koperasi, sepelti peningkatan keterampilan betemak dan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU). Tingkat partisipasi anggota koperasi dalam keempat indikator tersebut di atas diukur dengan skala "Likelt" (Umar, 1999). C. Data lainnya: Selain dikllmpulkan data di atas, dikllmpulkan juga data kllalitatif dan kuantitatif lain yang berkaitan dengan aktivitas responden sebagai petemak dan sebagai anggota koperasi.
Data tersebut dikumpulkall me1alui wawallcara
mendalam dengall berbagai illfonnan kullci baik petemak, pihak masyarakat, maupun pengnruslpengelola koperasi.
13
Instrumentasi Untuk mengumpulkan data, disusun suatu instrumen berupa seperangkat kuesioner yang berisi pemyataan dan peltanyaan bagi responden. Kuesioner terditi dati dua bagian, bagian pettama berisi pertanyaan tentang karaktelistik petemak dan bagian kedna berisi peltanyaan tentang partisipasi petemak.
Pengumpulan Data Penelitian dilaknkan selama satu bnlan, yaitu pada bulan Agustus 2000 di Desa Cilebut Barat, Kecamatan Sukaraja, Kabupatell Bogor.
Data pnmer
dikumpulkan dengan menggunakan knesioner dan wawancara terbuka dengan beberapa orang respollden, sedangkan data seknnder diperoleh dali illstansi-instansi terkait.
Data diknmpnlkall sendili oleh peneliti dengan bantnan tenaga pendamping
di lapangan.
Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode-metode statistik yaitu: I. Analisis statistik deskriptif, untuk melihat rataan dan sebaran petelllak pada berbagai karakteristik anggota koperasi dan tingkat pattisipasi dalam kegiatan koperasi. 2. Analisis hubungan, untuk mengetahui hubungan antara peubah bebas dellgall peubah terikat yang menggunakan Uji Khi-knadrat (Siegel, 1997).
14
BASIL DAN PEMBARASAN Koperasi sebagai lembaga ekonomi pedesaan diharapkan mampu berperan dalam pembangnnan dengan menjadi pusat pelayanan ekonomi di wilayah ketjanya. Koperasi dituntut mampu menggerakkan anggota untuk berpattisipasi aktif dalam kegiatan usaha koperasi karena keberhasilan kop era si tidak hanya ditentukan kemampuannya dalam membetikan pelayanannya tetapi juga tingkat pattisipasi aktif anggotanya.
Deskripsi Umum Koperasi Produksi Susu dan Usaha Peternakan Sejarah Singkat Koperasi Tanggal 21 Oktober 1970, sebanyak 24 orang petel11ak sapi perah di Bogor l1Iendirikan Koperasi Produksi Susu dan Petel11akan Sapi Perah dengan badan hukul1l No. 4654/BHlIX-9. Lokasi koperasi sejak berditi sal1lpai tahun 1984 berada di Jalan Pel1luda No.13, Bogor. Penditian koperasi tersebut dilatarbelakangi oleh sel1lakin bettal1lbahnya petel11ak sapi perah dan meningkatnya produksi susu di wilayah Bogor akibat adanya sapi perah yang diimpor oleh PN. Perhewani. Kondisi ini beril1lplikasi pada l1Iasalah pemasaran produksi susu yang tidak selUluhnya dapat diserap oleh konsumen. Ditambah lagi dengan adanya kecendemngan monopoli pemasaran susu dan sarana produksi petel11akan oleh para tengkulak susu. Akhilllya til1lbul kesadaran petemak untuk memasarkan produksi susu melalui koperasi sebagai wadah kegiatall bersama. Tanggal 27 Agustus 1984 semua kegiatan koperasi dipindahkan ke Jalali Bam Kedung Badak, Kota Bogor. Selanjutnya pada tanggal 25 Maret 1996, AD/ART
15
/
koperasi mengalami pembahan sehingga badan hnknmnya bembah
met~adi
No. 4654
AlBHlPADIKWK.IO/II1/1996 dan nama Koperasi Prodnksi Snsn dan Pete1l1akan Sapi Perah diubah menjadi Koperasi Produksi Susu dan Usaha Pete1l1akan.
Struktur Organisasi Koperasi Produksi Susu dan Usaha Pete1l1akan memiliki stmktur organisasi yang ditetapkan oleh Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang mempakan kekuasaan tettinggi di koperasi.
Dalam rapat ini pula ditetapkan anggaran pendapatan dan
belanja koperasi, susunan pengums dan pengawas koperasi.
Penetapan masa bakti
pengums dan pengawas berdasarkan AD/ART yaitu tiga tahun dan dapat dipilih kembali. Stmktur organisasi koperasi seperti terlihat pada Lampiran 7 mempunyal tujuan untuk memacu mekanisme ketja yang jelas dengan pembagian tugas dan tanggung jawab dati masing-masing jabatan stmktural, menciptakan efektifitas dan efisiensi ketja melalui sistem dan mekanisme pelaporan yang cepac tepat dan sesuai kebutuhan.
Keanggotaan Koperasi Produksi Susu dan Usaha Petemakan memiliki wilayah kelja di Kota Bogor dan sekitamya setta memiliki 12 kelompok petemak sapi perah. Untuk memperlancar hubungalllkegiatan umpan balik dati anggota ke pihak kop era si dan dati koperasi ke allggota, di setiap kelompok dibentuk Pellgums Kelompok.
Pada
Tabel 1 dijelaskall mellgenai jumlah anggota koperasi yang terdiri dati allggota aktif
16
dim non aktif dati tahuu 1996-1999. lumlalt auggota ak1if dihituug dati jumlah ratarata per bulan petemak yang menyetor susu ke koperasi. Tabel 1. lumlah Anggota Koperasi Produksi Susu dan Usaha Petemakan Tahun 1996-1999 Tahun No
2
Uraian
1996
Anggota aktif
432
58
527
Anggota non aktif
312
42
lumlalt
744
100
1998
%
1999
60.57
367
41
400 44,34
343
39.43
528
59
502 55,66
870
100
895
100
902 100
1997
%
%
%
llnit llsaha Koperasi Koperasi Produksi Susu dan Usalta Petemakan memiliki enam unit usalta yang terditi dati: unit usalta susu mumi, unit usalta produksi pakan temak, unit usalta susu olahan, unit usaha penyediaan peralatan petemakan, unit jasa pelayanan teknis petemakan, dall unit jasa pelayall3n angkutan. I. Unit Usaha Susu Mumi Unit usalta ini metupakan unit usalta pokok yang dijalankan koperasi yang bettujuan untuk membeli atau menampung susu mumi da); petemak anggota maupull lion allggota dan dipasarkan at au dijual kembali ke Industli Pengolaltan Susu (IPS) maupull lion lPS.
17
2. Unit Usaha Produksi Pakall Temak Untuk memenuhi kebutuhall petemak anggotanya, koperasi mendirikan unit usaha produksi pakan temak. Hasi! produksi ini dipasarkan dengan label KPS Feed. Untuk menjaga kualitas pakan temak yang diproduksi dilakukan pengawasan oleh bagian quality control, baik terhadap bahan baku maupun terhadap produk jadi. Pendistribusian KPS Feed diutamakan kepada petemak anggota yang diatur sedemikian
mpa
sehingga
setiap
anggota
mendapatkan pakan telllak yang dibutuhkan.
mendapatkan
kemudahan
dalam
Harga pakan telllak bagi anggota
koperasi lebih murah dibandingkan dengan non anggota.
3. Unit Usaha Susu Olahan
Kegiatan dali unit usaha ini adalah mengolah susu mUllli menjadi susu olahan dalam bentuk susu pasteUlisasi yang dipasarkan ke distlibutor ataupun pengecer, rumah sa kit dan masyarakat umum lainnya.
4. Unit Usaha Penyediaan Peralatan Petelllakan
Untuk melengkapi kebutuhan para petelllak anggota, koperasi menyediakan sarana produksi seperti milk can, ember susu stainless dan lain sebagainya yang tidak mudah dibeli petemak di sembarang temp at.
18
5. Unit Jasa Pelayanan Teknis Petemakan Unit jasa pelayanan teknis petemakan merupakan bagian dati kegiatan usaha koperasi yang menekankan service motive. unit
in~
Keuntungan tidak langsung diambil dati
tetapi melalui unit susu atas peningkatan produksi dan kualitas susu. Bentuk kegiatannya berupa pendataan populasi dan produksi susu, inseminasi
buatan, pengobatan, pemetiksaan kebuntingan, konsultasi, dan lain sebagainya.
6.
Unit Jasa Pelayanan Angkutan Untuk menunjang kelancaran pengangkutan snsu dati petemak ke koperasi
selta pemasaran pakan telllak dan snsn, disediakan lima buah t\Uk dan satu buah t11lk tangki susu berkapasitas 8000 liter.
Karakteristik Peteroak
Karaktetistik petelllak yang digambarkan pada penelitian ini terdili dari: umur, pendidikan, lama keanggotaan, motivasi, dan skala usaha telllak. llmur Umur petemak dibedakan menjadi dua kategoti, yaitu 18-32 tahun dan 33-61 tallUo. Umu!" petemak bervatiasi antara 18-61 tahun dengan rata-rata 32 tahun. Disttibusi petemak berdasarkan umu!" dapat dilihat pada Tabel 2.
19
Tabel 2. Distribusi Petemak Berdasarkau Umur
I.
18-32 tahun
lumlah (orang) 16
2.
33-61 tahun
\3
44,8
lumlah
29
100
No
Kategori Umur
Persentase (%) 55,2
Tabel 2 menjelaskan bahwa dari 29 petemak yang diamati, sebanyak 55,2% belUmur antara 18-32 tahun sedangkan petemak yang belUmur antara 33-61 tahun sebanyak 44,8%.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar usaha tel1lak sapi
perah dilakukan oleh petel1lak yang usianya relatif muda dan secara potensial masih produktifuntuk menjaiankan usahanya. Pendidikan Sebagian besar petel1lak (65,5%) mempunyai tingkat pendidikan formal Sekolah Oasar (SO), sisanya adalah mereka yang beqlendidikan lebih dati SO yang meliputi Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan bahkan PergulUan Tinggi (PT) sepetti yang diperlihatkan pada Tabel 3. Tabel 3. Oistlibusi Petemak Berdasarkan Tingkat Pendidikan lumlah ( orang) 19
Persentase (%) 65,5
SLTP
5
17.2
3.
SLTA
4
13,8
4.
PT
I
3,5
No
Tingkat Pendidikan
I.
SD
2.
lumJah
29
20
100
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal petelllak anggota koperasi yang dilibatkan dalam penelitian ini relatif rendah, hanya sedikit yang berpendidikan lebih dari SO.
Lama Keanggotaan Lama keanggotaan betvatiasi antara 2-22 tahun dengan rataannya 9 tahun. Lama keanggotaan dibedakan menjadi dua kategon, yaitu antara dua sampai dengan sembilan
tahun
dan
10-22
Oisttibusi
tahun.
petelllak
berdasarkan
lama
keanggotaannya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Oisttibusi Petelllak Berdasarkan Lama Keanggotaan No Lama Keanggotaan
lumlah (orang) 16
Persentase
(%)
I.
2-9 tahun
2.
10-22 tahun
IJ
44,8
lumlah
29
100
55,2
Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa sebagian besar petemak (55,2%) telah menjadi anggota koperasi selama dua sampai dengan sembilan tahun, 44,8 persen lainnya telah menjadi anggota selama 10-22 tahun. lni mellunjukkan bahwa sebagian besar petelllak re1atif bam menjadi allggota koperasi meskipun koperasi senditi telah berdiri selama 30 tahun.
Hal ini dikarenakan para anggota tersebut menemskan
keallggotaan orang tllallya yang telah lama melljadi anggota koperasi dati Tahun 70an dan sekarang sudah mellgundurkan diri dan keanggotaannya.
21
Motivasi Motivasi petemak menjadi anggota koperasi pada penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu: (I) untuk memajukan usaha dan meningkatkan mutu produksi dan (2) untuk memperoleh kemudahan-kemudahan selta fasilitas yang disediakan koperasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi sebagian besar petelllak
(79.3%) masuk menjadi anggota koperasi adalah untuk lllemajukan usaha dan llleningkatkan mutu produksi. lllemperoleh
Petelllak lainllya (20,7%) bennotivasi untuk
kemudahan-kemudahan
serta
fasilitas
yang
disediakan
koperasi.
Sebaran petelllak mellumt motivasinya diperlihatkan pada Tabel 5. Tabel 5. Disuibusi Petemak Berdasarkan Motivasi Menjadi Anggota Koperasi No Motivasi I.
Memajukan usaha
2.
Memperoleh fasilitas lumlah
lumlah (orang) 23
Persentase (%) 79.3
6
20.7
29
100
Menulllt Tabel 5, motivasi sebagian besar petelllak menjadi anggota koperasi adalah untuk memajukan usaha dan meningkatkan mutu produksi
karena dengan
lllenjadi anggota akan mendapatkan bimbingan dan penyuluhan petelllakan selta masih banyak keuntungan lainnya yang dapat mendukung kemajnan usahanya.
Skala Usaha Ternak lumlah temak yang diusahakan oleh petemak belvariasi antara 1-12 ekor laktasi dengan rataan empat ekor laktasi. Sebagian besar petemak (75,9%) berskala
22
usalta antara satu sampai dengan empat ekor laktasi sedangkan, petelllak lainnya (24, 1%) sebanyak 5-12 ekor laktasi seperti yang diperlihatkan pada Tabel 6. Tabel6. Distribusi Petemak Berdasarkan Skala Usaha Temak Persentase (%) 75.9
I.
1-4 ekor laktasi
Jumlah (orang) 22
2.
5-12 ekor laktasi
7
24, I
29
100
No Skala Usalta Temak
Jnmlalt
Berdasarkan Tabel 6 di atas, sebagian besar petel11ak mengelola usaha telllak dengan skala usaha yang relatifkecil (1-4 ekor laktasi). Hal ini dikarenakan sebagian besar petemak kurang berusaha mengembangkan skala usalta telllaknya. Karena tidak ada sumber penghasilan lain yang cukup beratti. jika ada kebutultan mendadak yang memerlukan biaya besar petelllak akan segera menjual tel11aknya.
Dengan demikian
jumlah telllak yang dijadikan usahanya akan semakin berkurang.
Partisipasi Peternak
Aspek-aspek yang digunakan sebagai indikator untuk menget.ltui tingkat paltisipasi petelllak terdil; dan: (I) partisipasi dalam pengambilan keputusan. (2) paltisipasi dalam pelaksanaan kegiatan, (3) paltisipasi dalam evaluasi pelaksanaan kegiatan dan (4) paltisipasi dalam menikmati hasil.
Sebaran petel11ak menurut
tingkat partisipasi mereka dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini.
23
Tabel 7. Disttibusi Petemak Berdasarkan Tingkat Paltisipasi Tingkat Pattisipasi (%)
Total
Aspek-aspek Partisipasi
Rendah
Tillggi
(%)
1.
Pengambilan keputusan
37.9
62.1
100
2.
Pelaksanaan kegiatan
89.7
10.3
100
~.
Evaluasi pelaksanaan kegiatan
20.7
79.3
100
4.
Menikmati hasil
13.8
86,2
100
Selumh aspek
40.5
59,5
100
,
Secara keseluruhall, tingkat partisipasi sebagian besar petelllak (59,5%) cukup tinggi
hanya 40,5 persen yang rendah.
Petemak telah berpaltisipasi aktif pada
kegiatan-kegiatan yang ada di koperasi karena mereka tahu bahwaraltisiPasi aktif mereka pada kegiatan-kegiatan di koperasi akan mendukung kemajuan pada koperasi itu sendil; yang sekaligus juga akan membetikan kemajuan pada usaha mereka. Pada masing-masing aspek tingkat paltisipasi sebagian besar petelllak cukup tinggi, hanya pada aspek pelaksanaan kegiatan yang sebagian peseltanya (89,7%) paltisipasinya rendah.
Tingkat partisipasi sebagian besar petelllak pada aspek
pelaksanaan kegiatan koperasi reudah karena untuk saat ini pihak koperasi tidak sepenuhnya melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sehamsnya melibatkan anggota, yang sebenalllya sudah direncanakan oleh koperasi untuk dilaksanakan.
PetemaJ(--
hanya melaksanakan kegiatan-kegiatan yang mempakan kewajiban mereka saja, seperti membayar simpanan pokok dan simpanan wajib selta menjual susu ke koperasi. Kegiatan penyuluhan, rapat-rapat kelompok dengan pengums dan kegiatan
24
lainnya yang sehalUsnya diikuti oleh petemak tidak dilaksanakan karen a semua kegiatan tersebut tidak diaktitkan lagi oleh pihak koperasi.
Oleh karen a petemak
hanya berpattisipasi dalam membayar simpanan-simpanan di koperasi, sehingga petemak
tidak
merasa
berpartisipasi.
Hal
ini
disebabkan
karen a
dalal11
pelaksanaannya tidak langsnng dilakukan oleh petemak tetapi pihak koperasi melakukan pemotongan-pel11otongan dati jumlah susu yang disetorkan petelllak. Pada aspek pengambilan keputusan sebagian besar petelllak (62, 1%) partisipasinya tinggi.
Petelllak cukup aktif berpartisipasi dalam menyusun rencana
kegiatan koperasi, sepetti peningkatan pelayanan paramedis dan mengaktifkan kembali program pel11binaan dan penyuluhan kepada petelllak. Sebagian besar petemak (79,3%) berpattisipasi tinggi pada aspek evalnasi pelaksanaan kegiatan koperasi, seperti menilai pelaksanaan penyuluhan kepada petelllak
dan
l11enginginkan
menilai
pelaksanaan
pelayanan
paral11edis
agar pihak koperasi melaksanakan
rencana
karen a ketja
petelllak
yang sudah
ditetapkan bersama. Pada aspek menikmati hasil, hanya sebagian kecil petelllak (13,8%) yang partisipasinya
rendah,
partisipasi yang tinggi.
sebagian
besar
lainnya
(86,2%)
menunjukkan
tingkat
Banyak manfaat yang dirasakan diperoleh petemak selama
menjadi anggota koperasi, diantaranya yaitu lebih mudah memasarkan susu, lebih tetjamin dalal11 hal pelayanan medis, dan mendapatkan Sisa Hasil Usaha (SHU).
25
Hubungan Karakteristik Peternak dengan Tingkat Partisipasi Karakteristik
petemak
yang
ditentnkan
hubungannya
dengan
tingkat
paltisipasi terdiri dari: umur, pendidikan, lama keanggotaan, motivasi dan skala nsaha temak.
Hubungan Umur dengan Tingkat Partisipasi Penguknran hubungan umur dengan tingkat paltisipasi yang aspek-aspeknya terdid dad: pengambilan keputusan, pelaksanaan kegiatan. evaluasi pelaksanaan kegiatan dan menikmati hasil dilakukan melalui pengujian hubungan dengan prosedur Khi-knadrat seperti yang terlihat pada Tabel 8. Tabel 8. Nilai Koefisien X2 dan Tingkat Signifikansi Hasil Pengujian Hubungan Antara Umur dengan Tingkat Paltisipasi Aspek-aspek Paltisipasi
X'
p
Pengambilan keputusan
9,805**
0,002
2
Pelaksanaan kegiatan
0,645
0,422
3
Evaluasi pelaksanaan kegiatan
1,459
0,227
4
Menikmati hasil
0,050
0,823
Seluruh aspek
0,677
0,411
No
dB
Secara keseluruhan aspek paltisipasi, tidak ada hubungan yang nyata antara nmur petemak dengan semna aspek paltisipasi. Altinya. tidak ada perbedaan tingkat paltisipasi antara petemak yang berusia relatif muda dengan petelllak yang usianya relatiftua karena tingkat paltisipasi sebagian besar petemak cenderung tinggi.
26
Tabel 8 di atas juga menunjukkan bahwa umur berhubungan sangat nyata deugan tingkat partisipasi petemak dalam aspek pengambilan keputusan (p
Petemak yang umumya relatif lUuda tingkat partisipasinya
cendeJUng tinggi karena mereka lebih ktitis dan berantusias dalam membetikan masukannya
terhadap
pembentukan
rencana
kegiatan
yang
terbaik
untuk
dilaksanakan. Tiga aspek pattisipasi yang lainnya tidak berhubungan nyata dengan umur petemak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat pattisipasi dala11l pelaksanaan kegiatan, dalam evaluasi pelaksanaan kegiatan, dan dalam 11lenik11lati hasil
diantara petemak yang berbeda umumya.
Dala11l pelaksanaan kegiatan
sebagian besar petemak menunjukkan tingkat pattisipasi yang rendah, sedangkan dalam evaluasi peiaksanaan kegiatan dan dalam menikmati hasil sebagian besar membetikan menginginkan
tingkat
pat1isipasinya
pelaksanaan
kegiatan
tinggi
karena
sebagian
sesuat
dengan
yang
besar
sudah
petemak
direncanakan
sehiugga mereka aktif membetikan tanggapan.
Hubungall Pendidikan dengan Tingkat Partisipasi Hasil perhitungal1 Khi-kuadrat tentang hubungan pel1didikal1 petemak yang terbagi ke dalam dua kategOli, (SD dan >SD) dengan tillgkat pattisipasinya dapat dilihat pada Tabel 9.
27
Tabel 9. Nilai Koefisien X2 dan Tingkat Signifikansi Hasil Pengujian Hubungan Alltara Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Paltisipasi Aspek-aspek Paltisipasi
Xl
p
Pengambilan keputusall
5,058*
0,025
2
Pelaksanaan kegiatan
1,534
0,215
3
Evaluasi pelaksanaan kegiatan
1,063
0303
4
Menikmati hasil
0,185
0,667
SelulUh aspek
0,815
0,367
No
Secara keselulUhan aspek partisipasi, tingkat
dB
paltisipasi petemak tidak
berhubungan nyata dengan tingkat pendidikan. Hal ini lI1enjelaskan bahwa tidak ada perbedaan tingkat partisipasi dialltara petemak yang berbeda tingkat pendidikannya karena secara keselulUhan tingkat partisipasi sebagian besar petemak cendelUl\g tinggi. Tabel 9 juga lI1engungkapkan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan petemak dengall tingkat paltisipasinya dalall1 pengambilan keplltusan.
Sebaran petemak menulUt tingkat pendidikan dan tingkat paltisipasi
lI1enllnjllkkan bahwa sell1akin tinggi tingkat pendidikan petemak lI1aka sell1akin tinggi pula tingkat partisipasillya dalam aspek tersebut. perbedaan tingkat paltisipasi yang llyata dialltara pendidikannya.
Petemak yang tingkat
Perbedaan ini lI1enyebabkan petemak yang berbeda tingkat
pendidikannya
lebih
tinggi
lI1ell1iliki
pengetahuan yang lebih luas, sehingga lebih mampu untuk lI1ell1beIikan masukannya terhadap pembentukan rencana kegiatan koperasi dibandingkan petemak yang lainnya.
28
Hubungan Lama Keanggotaan dengan Tingkat Partisipasi Hasil penelitian mengenai hubungan antara lama keanggotaan dengan tingkat partisipasinya disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Nilai Koefisien X2 dan Tingkat Signifikansi Hasil Pengujian Hubungan Antara Lama Keanggotaan dengan Tingkat Paltisipasi Aspek-aspek Paltisipasi
X'
p
Pengambilan keputusan
2,535
0.111
2
Pelaksanaan kegiatan
0,645
0,422
3
Evaluasi pelaksanaan kegiatan
0,082
0,775
4
Menikmati hasil
0,050
0,823
Selumh aspek
0,221
0,638
No
dB
Secara keselumhan aspek paltisipasi, lama keanggotaan tidak berhubungan secara nyata dengan paltisipasi.
Altinya, tidak ada perbedaan tingkat paltisipasi
diantara petell1ak yang berbeda lama keanggotaannya. Berdasarkall Tabel 10 juga dapat disimpulkan bahwa, lama keanggotaan tidak berhubungan nyata dengan tingkat paltisipasi petell1ak pada masing-masing aspek paltisipasi. Sebagian besar petell1ak, baik yang sudah lama menjadi anggota maupun yang relatif bam, menunjukkan tingkat paltisipasi yang tinggi pada semua aspek paltisipasi kecuali pada aspek pelaksanaan kegiatan.
29
Hubungan Motivasi dengan Tingkat Partisipasi
Motivasi petemak menjadi anggota koperasi cenderung untuk memajukan usaha dan meningkatkan mutu produksi, dan untuk mengetahui hubungannya dengan tingkat partisipasi diperoleh hasil seperti yang diperlihatkan pada Tabel II. Tabel II. Nilai Koefisien X2 dan Tingkat Signifikansi Hasil Pengujian Hubungan Antara Motivasi dengan Tingkat Partisipasi No
Aspek-aspek Partisipasi
X2
p
I
Pengambilan keputusan
6,624**
0,010
2
Pelaksanaan kegiatan
0,179
0,672
3
Evaluasi pelaksanaan kegiatan
3,961-
0,047
4
Menikmati hasil
2,429
0,1l9
Seluruh aspek
1,994
0,158
dB
Berdasarkan Tabel II di atas, secara keseluruhan aspek tingkat partisipasi tidak berhubungan nyata dengan motivasi peternak. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan motivasi peternak tidak membedakan tingkat partisipasinya dalam berkoperasi. Secara keseluruhan, tingkat partisipasi sebagian besar peternak cenderung tinggi karena mereka menginginkan agar tujuannya dapat tercapai sesuai dengan motivasi mereka masuk menjadi anggota koperasi. Pada Tabel II di atas dapat dilihat bahwa motivasi peternak menjadi anggota koperasi berhubungan sangat nyata dengan
tingkat partisipasinya dalam aspek
pengambilan keputusan (pS;O,OI) dan berhubungan nyata dalam aspek evaluasi pelaksanaan kegiatan koperasi (p<0,05). Hal ini teIjadi karena peternak yang
30
benllotivasi untuk memajukan usaha dan meningkatkan mlltu produksi cenderung lebih aktif dalam membel;kan masnkan terhadap pembentukan rel1cana kegiatan yang merupakan tindak lanjut dal; kegiatan-kegiatan pada tahun sebeluml1ya yang disesuaikan dengan kebutuhan petelllak. Selah! itu, petemak yang lebih belwotivasi juga lebih terdorong Ilntuk memperhatikan koperasinya sehingga mereka lebih aktif paltisipasinya dalam aspek evaluasi pelaksanaan kegiatan. Berbeda dengan petelllak yang benllotivasi untnk memperoleh kemudahan fasilitas yang tingkat paltisipasinya tidak setinggi petelllak lainnya.
Hllbllngan Skala Usaha Ternak dengan Tingkat Partisipasi Pada Tabel 12 di bawah ditampilkan hasil pengujial1 hubul1gan skala llsaha temak dengan til1gkat paltisipasil1ya.
No
Tabel 12. Nilai Koefisien X2 dan Tingkat Sigl1ifikal1si Hasil Penglljian Hublll1gan Antara Skala Usaha Temak dengan Til1gkat Paltisipasi , X· dB Aspek-aspek Paltisipasi P Pengambilan keplltusan
0,343
0,558
2
Pelaksanaan kegiatal1
0,155
0,694
1
J
Evalliasi pelaksanaal1 kegiatan
0,349
0,554
4
Menikmati hasil
1,695
0,193
Seluruh aspek
0,008
0.927
Secara keseluruhan aspek, tidak terdapat hubllngan yang nyata antara skala usaha temak deugan partisipasi.
Hal ini berarti bahwa perbedaan skala usaha sapi
perah tidak membedakan tingkat partisipasinya dalam berkoperasi.
31
Pada Tabel 12 juga dapat dilihat bahwa pada masillg-masillg aspek partisipasi, skala usaha tidak berhubullgall nyata dengan tingkat paltisipasi petemak. Sebagian besar petemak, baik yang berskala usaha kecil maupUll besar. memiliki kesamaan tillgkat partisipasi meskipun skala usaha mereka berbeda. Mereka merasa perlu untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan di koperasi yang direalisasikall pada masingmasing aspek paltisipasi di atas.
32
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: 1.
Petemak bemmur rata-rata 32 tahun dengan tingkat pendidikan fonnal lulusan Sekolah Oasar (SO).
Petemak relatif bam menjadi anggota koperasi dan
maY01itas memiliki skala usaha 1-4 ekor laktasi. allggota
koperasi
sebagian
besar
adalah
Motivasi mereka menjadi
ulltuk
memajukall
usaha
dan
meningkatkan mutu produksi. 2. Tillgkat partisipasi sebagian besar petemak dalam berkoperasi cukup tinggi, baik secara
keselUluhan
maupun
pada
masing-masing
Hanya
aspek.
aspek
pelaksanaan kegiatan yang sebagian besar petemak paltisipasinya rendah. tiga
aspek
lainnya
yaitu:
aspek pengambilan
keputusan,
aspek
Pada
evaluasi
pelaksanaan kegiatan. dan aspek menikmati hasil sebagian besar petemak paltisipasinya tennasuk tinggi. 3. Secara keselumhan aspek tidak ada karaktetistik petemak yang
menUl~ukkan
hubungan yang nyata dengan tingkat paltisipasinya dalam kegiatan koperasi. Pada
masing-masing
aspek
paltisipasi,
Ulnur
petemak
dan
motivasinya
berhubungan sangat nyata dengan aspek pellgambilan keputusan, tetapi tidak dengan tiga aspek lainnya.
Hubungan yang nyata (p
tingkat pendidikall petemak dengan aspek pengambilan keputusan dan motivasi peternak dengan aspek evaluasi pelaksallaan kegiatall koperasi.
Skala usaha
ternak dan lama keanggotaan tidak berhubullgan lIyata dellgall tingkat partisipasi
33
peternak, baik
secara
keseluruhan
aspek
maupun masing-masing aspek
partisipasi.
Saran
Penelitian ini mengungkapkan tingkat partisipasi peternak dalam koperasi beserta faktor-faktor personal yang berhubungan. Berdasarkan hasil penelitian, koperasi hendaknya lebih terbukaltransparan sehingga dapa! diketahui seluruh peternak. Pihak koperasi juga hams lebih konsisten melaksanakan kegiatan yang sudah direncanakan sambil lebih mendorong peternak untuk meningkatkan partisipasinya dalam kegiatan koperasi.
Peningkatan pemahaman anggota tentang
koperasi dan bagaimana berkoperasi akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan motivasi dan partisipasi anggola. Umur dan tingkat pendidikan peternak dapat dipertimbangkan dalam rangka menumbuhkan partisipasi. Disamping itu, perlu dicari faktor-faktor lain di luar peternak yang dapat meningkatkan partisipasi peternak anggota koperasi, seperti peningkatan harga susu ke peternak dan manajemen koperasi yang lebih baik.
34
DAFT AR PUSTAKA
v'f\bdussamad. 1991. Pattisipasi Petani Da1am Kegiatan Penyu1uhan Pertanian. Tesis. Program Pascasatjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Ajiswannan. 1996. Partisipasi Perantau Minang Da1am Pembangunan Desa. Sklipsi. Fakultas Pertanian. hlstitut Pertanian Bogor, Bogor. Benni. 1999. Pattisipasi Perantau Minang Dalam Pembangunan
Desa. Sktipsi.
Fakultas Pertanian. 1nstitut Pettanian Bogor. Bogor. Brodjosaputro. 1990. Beberapa Faktor Utama yang MempengalUhi Keberhasi1an Koperasi Unit Desa. Disertasi. Program Pascasatjana. Institut Peltanian Bogor, Bogor. '-" GelUngan, W.A. 1988. PSikologi Sosiaf. PT. Eresco, Bandung.
c Gu1tom,
M. 1998. Pattisipasi Anggota Koperasi Roti Jakatta Pada Kemitraan Bapak
Angkat. Skripsi. Fakultas Pettanian. Institut Pettanian Bogor, Bogor.
Ii Handayaningrat, S. 1992. Pengafltar Studi
/111111
Adl11illistrasi dall Mallajel11ell. CY.
Haji Masagung, Jakatta. Halif, A. 1987. Hubungan Beberapa Karakteristik dan Motivasi Petel11ak Menjadi Anggota Koperasi. Sklipsi. Fakultas Petel11akan. Institut Peltanian Bogor. Bogor. Hidayati, M.
1993. Peranan KUD Setia Kawan Dalam Pengembangan Usaha
Petel11akan Sapi Perah di Nongkojajar, Kabupaten PasulUan, Jawa Timur. Sklipsi. Fakultas Petel11akan. Institut Peltanian Bogor, Bogor. Iqba~
M. 1988. Partisipasi Petani Tebu Dalam Pelaksanaan Tebu Rakyat Interfikasi. Skripsi. Fakultas Pettanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Madtie. 1986. Beberapa Faktor yang Berhubungan Dengan Pattisipasi Masyarakat Desa
Dalam Pembangunan
Pedesaan.
Diseltasi.
Program
Pascasaljana.
hlstitut Pettanian Bogor, Bogor. Napitupulu, T.E.M. 1987. Sistem Ekonomi Susu dan Petemakan Sapi Perah di Propinsi Jawa
Tengah:
Suatu Telaaltan
Pascasaljana. Institut Pertaruan Bogor, Bogor.
35
Regional.
Disertasi.
Program
-Nasutiou, M. 1990. Keragaan KUD Sebagai Organisasi Ekonomi Pedesaan. Dise.tasi. Program PascasaIjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Ndraha, T. 1990. Pemba/lgu/la/l Masyarakat: Mempersiapkall Masyarakat Tillgga/ La/mas. Rineka Cipta, Jakarta. '/Ngadimin. 1998. Motivasi dan Pa.tisipasi Transmigran Anggota Koperasi Unit Desa (KUD) di Daerah Pemnkiman
Transmigrasi. Tesis. Program Pascasa.jana.
lnstitut Pe.tanian Bogor, Bogor. '/Sardiman, AM. 1986. Illteraksi dan Motivasi Be/ajar Mellgajar. Cv. Rajawali, Jaka.ta. Sastropoetro, S. 1988. Partisipasi, Komu/likasi, Persllasi dall Disiplill Da/alll Pembangunoll. Alumni, Bandung.
vSiagian, S. 1989. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Bina Aksara, Jaka.ta. Siegel, S. 1997. Statistik NOli Parametrik Untuk I/mll-i/mll Sosial. PT. Gramedia. Jaka.ta. Swasono, S.E. 1985. Koperasi di Da/am Orde Ekanomi Illdollesia: Mencari Belltllk, Posisi dOll Realitas. UI. Press, Jak3lta. >/
Suhanti, E. 1996. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Petelllak Dalam Pengambilan Kredit Usaha Petelllakan Itik. Sklipsi. Fakllltas Petelllakall. lnstitut Pertanian Bogor, Bogor. Umar, H. 1999. Metode Pelle/itiall Un/uk Skripsi dOli Tesis Bisllis. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
V YlIliawati, I. 1997. Ana1isis Faktor-faktor yang Diduga Mempengaruhi Tingkat Partisipasi
Petani Dalam Pengelolaan Ja.ingan higasi di Tingkat Tersier.
Sklipsi. Fakultas Pe.tanian. Institut Pe.tanian Bogor. Bogor.
36
LAMPIRAN
LAMPlRAN
Lampiran I. Tabel Hubungan Karakteristik Petelllak Partisipasinya Pada Kegiatan Koperasi. Tingkat Paltisipasi Petelllak No
I
2
3
4
Karakteristik
KategOl;
Total
Rendah
Tinggi
Muda
5
II
16
Tua
6
7
13
Total
II
18
29
Rendah
9
10
19
Tinggi
3
7
10
Total
12
17
29
Lama
Bam
6
10
16
Keanggotaan
Lama
6
7
13
Total
12
17
29
Memajukan
8
15
23
4
2
6
Total
12
17
29
Skala Usaha
Kecil
9
13
22
Ternak
Besar
3
4
7
Total
12
17
29
Umur
Pendidikan
Motivasi
dengan Tingkat
X'
p
0,677
OAII
0,815
0,367
0,221
0,638
1,994
0,158
0,008
0,927
usaha Memperoleh Fasilitas
5
37
Lampiran 2. Tabel Hubungan Vmur dengan Tingkat Paltisipasi Petelllak Pada Kegiatan Koperasi .
No
I
2
~
~
Aspek-aspek Paltisipasi
Tingkat Paltisipasi Petelllak Total
Kategori Rendah
Tinggi
Pengambilan
Muda
2
14
16
keplltllsan
Tua
9
4
13
Total
II
18
29
Pelaksanaan
Mllda
15
I
16
kegiatall
Tua
II
2
13
Total
26
~
~
29
Muda
2
14
16
Tua
4
9
13
Total
6
23
29
Mellikmati
Muda
2
14
16
hasil
Tua
2
II
13
Total
4
25
29
Evaluasi pelaksallaall kegiatall
4
** Sallgat Ilyata pada p
38
X'
p
9.805':'*
0.002
0.645
0.422
1.459
0.227
0.050
0,823
Lampiran 3. Tabel Hubungan Pendidikan dengan Tingkat Paltisipasi Petemak Pada Kegiatan Koperasi .
No
I
2
3
Aspek-aspek Partisipasi
Tingkat Partisipasi Petemak Total
Kateg01i Rendah
Tinggi
Pengambilan
Rendah
10
9
19
keputusan
Tinggi
I
9
10
Total
II
18
29
Pelaksanaan
Rendah
18
I
19
kegiatan
Tinggi
8
2
10
Total
26
3
29
Rendah
5
14
19
Tinggi
I
9
10
Total
6
23
29
Menikmati
Rendah
3
16
19
hasil
Tinggi
I
9
10
Total
4
25
29
Evaluasi pelaksanaan kegiatan
4
* Nyata pada p<0,05
39
X2
p
5,058*
0,025,
1,534
0,215
1,063
0,303
0,185
0.667
Lampiran 4. Tabel Hubungan Lama Keanggotaan dengan Tingkat Partisipasi Petemak Pada Kegiatan Koperasi.
iNo I
2
3
Aspek-aspek Partisipasi
Tingkat Partisipasi Petemak Kategori Rendah
Tinggi
Total
Pengambilan
Barn
4
12
16
keputusan
Lama
7
6
\3
Total
II
18
29
Pelaksanaan
Barn
15
I
16
kegiatan
Lama
II
2
13
Total
26
3
29
Barn
3
\3
16
Lama
3
10
13
Total
6
23
29
Menikmati
Barn
2
14
16
hasil
Lama
2
II
\3
Total
4
25
29
Evaluasi pelaksanaan kegiatan
4
40
X2
p
2,535
0, III
0,645
0,422
0,082
0,775
0,050
0,823
Lampiran 5. Tabel Hubungan Motivasi dengan Tingkat Partisipasi Peternak Pada Kegiatan Koperasi .
0
I
Aspek-aspek Partisipasi
Tingkat Partisipasi Peternak Total
Kategori Rendah
Tinggi
6
17
23
5
1
6
Total
11
18
29
Pelaksanaan
Memajukan
21
2
23
kegiatan
usaha 5
1
6
Total
26
3
29
Penilaian
Memajukan
3
20
23
pelaksanaan
usaha
kegiatan
Memperoleh
3
3
6
Total
6
23
29
Menikmati
Memajukan
2
21
23
hasil
usaha 2
4
6
4
25
29
Pengambilan
Memajukan
keputusan
usaha Memperoleh
X2
p
6,624**
0,010
0,179
0,672
3,961 *
0,047
2,429
0,119
fasilitas
2
Memperoleh fasilitas
3
fasilitas
4
Memperoleh fasilitas Total
* Nyata pada p<0,05 ** Sangat nyata pada p:50, 01
41
Lampiran 6. Tabel Hubungan Skala Usaha Temak del1gan Tingkat Pattisipasi Petemak Pada Kegiatall Koperasi .
No
I
2
3
Aspek-aspek Pattisipasi
Tingkat Partisipasi Petemak Total
KategOli Rendah
Tinggi
Pellgambilan
Kecil
9
13
22
keplItnsan
Besar
2
5
7
Total
II
18
29
Pelaksanaan
Kecil
20
2
22
kegiatan
Besar
6
I
7
Total
26
3
29
Kecil
4
18
22
Besar
2
5
7
Total
6
23
29
Menikmati
Kecil
2
20
22
hasil
Besar
2
5
7
Total
4
25
29
Evalllasi
X2
p
0.343
0.558
0.155
0,694
0.349
0,554
1.695
0.193
pelaksanaan kegiatan
4
42
Lampiran 7. STRVKTVR ORGANISASI KOPERASI PRODUKSI SUSU DAN USAHA PETERNAKAN TAHUN 2000
RAPAT ANGGOTA
I I
PEMBINA
I
I
PENGURUS KELOMPOK
PENGURUS
~ __________________________ j
,,
l
I
I
PENGAWAS
I
I PENGELOLA KUNAK
I
I -
UNITUSAHA SUSUMURNI
~
UNITUSAHA SUSU PASTEURISASI
~
UNITUSAHA PRODUKSI PAKA'i TERNAK
W
UNITPELTEKNAK
BAGIANUMUM DAN BPPU . RUMAHTANGGA - KEPEGAIVAIAN DA'iTU
BAGIAN PETERNAKAN
BAGIAN KEUANGAN - PERKREDITAN - AKUNTANSI
BAGIAN ADMINISTRASI UMUM
~ f--
Keterangan: - - - : Garis Komando dan Pertanggungja' «< : Garis Pengawasan ,
_I.
L
. r_-:._ n __ t..! ____
------- : Garis Koordinasi dan Kerjasama
ban