I
SISTEM EKONOMI SUSU DAN PETERNAKAN
Oleh
TOM EDWARD MARASI NAPITUPULU
FAKULTAS PASCASARJANA INSTITUT PERTANiAN BOGOR
1987
SUMMARY Tom
Edward
Milk
and
Marasi
air;
Napitupulu.
The Economic System of
Cattle Production in the Central Jawa: A
Regional Analysis (Supervisors: Lutfi Ibrahim Nasoetion, Affendi Anwar, Koeswardhono Mudikdjo and Siswadi). I
This study
was
conducted in Central Jawa, for the
base year of 1983.
.
The objective of this study has been to analyse the economic system
of milk and dairy cattle from the macro
and micro viewpoints, including: (1) measure its contribution to
the regional output, income and employment by
multiplier effects, as well as its interdependences with the other domestic
economic sectors, (2) measure resource costs of
foreign
efficiency
exchange
of
saved or
earned, (3) determine the kind of factors which influence milk
production, (4) establish the
dairy farming,
( 5 ) measure
optimal size
of
its contribution to the dairy
7
(6) forecast
farmer income and
regional population of
cattle and milk production for development'planning.
* are:
The methods of analysis Input-Output
Cobb-Douglass
Leontief,
which
used
Domestic
in this study
Resource Costs,
Production Function, Break Even Point and
Markov Chains Models. The results
of macro analysis
were the
following
as: The total supply of milk and dairy cattle sector was
12 792.2 million Rupiahs.
This was composed of 12,330.4
'
million Rupiahs Rupiahs
from
domestic output and 461.8 million
from import
(at c.i.f prices).
The demand
of
that sector consisted of 7,870.84 million Rupiahs domes-
,
tic demand and 4,921.36 million Rupiahs export (at f - o - b prices). Consequently, the was 39.91 per cent of the export is
value of exports from the region
of total output.
fresh milk of household dairy farmers,
at least 17,400 litres per day. sold and in
distributed
Yogyakarta,
'
The fresh milk has been
to IPS (Milk Processing Industry)
Jakarta
oriented product because
The main component
was
and KUD East Jawa.
mostly
The market
exported to.other regions
Central Jawa does not yet have an IPS.
plication is that the induced
effects
leak
The im-
out of the
region and are not captured by the local society. Import of milk and dairy cattle sector reached 3.75 per cent of its total input. q
The gross value added of all sectors in Central Jawa was 6,745,611.06 million Rupiahs or 44.7 per cent of total regional income per
With a population
output.
capita
was
of 26,315,992,
229,097.28 Rupiahs per year (at
current prices). In - -
the aggregate, the greatest component of regio.
nal final
demand was the household sector, amounting to
4,852,344.5
million
Rupiahs or
about 42.92
Demand for fresh milk by household is
per cent.
relatively at low
level (only 0.008 per
cent
of total household coqsump-
tion). The milk
and
which
of type I and I1 income multipliers of
values
dairy cattle were 2.61 and 2.91 respectively,
constituted the third highest among
This value
22
sectors.
indicated that an injection of investment in
that sector
gave
a higher contribution to increase the
social income in comparison with 19 other sectors. The
type I and I1 employment
3.20 respectively.
The multipliers
multipliers 2.48 and occupied the
third
rank. This has showed that the ability of the sector was relatively higher in final demand changes. Therefore, if the economic development strategy of the region aimed to accelerate income
growth and equity, the milk and dairy
cattle sector should get much attention in allocation of resources. The values of indirect backward and forward linkages of the
milk and dairy
cattle sector were
2.23
(first
rank) and 1.08 (20'~ rank) respectively. The and
above
phenomena are consistent with
backward
forward power dispersions of that sector, amounting
to 1.53 (at first rank) and 0.74 (at 2oth rank). This development strategy for dairy cattle as an import substitution effort was efficient.
This was
indi-
cated by a domestic resource of foreign exchange savings coefficient of 0.93.
The results of micro as: Among
the
analysis were the following
six variables in the model of the dairy
cattle productive system, four were shown to have a siginfluence (at a = 0.05).
nificant number of
female cattle
and medicine (X,).
Those variables are:
(X,), bran (X3), cassava (X5),
Conversely, the other two variables,
namely concentrate (X4) and labor (X,) had no at that significant level. put
influence
The total elasticity of out-
(Chi)of all input variables was 1.18. The
sum of
the input cofficients has been taken as an indication of the increasing returns to scale. The value
of break
even point of
milk and
dairy
farming was obtained at 3 . 4 2 heads. The average price of fresh milk was 220 Rupiahs per litre
at
farm gate level or 73.43 per cent of IPS pay-
ment (308 Rupiahs per litre).
The marketing margin was
distributed among KUD and MT/GKSI
(Indonesian Union of
Dairy ~ooperHtives), as 30 Rupiahs per litre and 58 Rupiahs
per litre
respectively.
The favorable price at
farm gate level was estimated 267.1.8Rupiahs per litre. The
revenue-cost
than fourheads of (1).
This
ratio of dairy farming with less
female cattle was less
means that the dairy farmer was
than one (R/C still --defi-
citary about 205,440 - 324,570 Rupiahs per year. By
assuming
the average level of milk consumption
to be 2.64 litres per capita
per year (equivalent fresh
milk), the projections of demand for milk of Central Jawa in 1983 and 1988 are estimated at about 69.47 million litres and 74.92 million
litres (the growth rate of PO-
*
pulation was 1.52 per cent per year). On the other hand, local milk
production in these two years will reach the
amount of 1 4 . 9 3 million litres and 4 2 . 3 9 million litres. Consequently, the gap between supply and demand for milk should be reduced by increasing the
cattle population.
Based on the regional carrying capacity, there is still a potential
available to absorb
animal units.
the amount of
690,343
RINGKASAN *
Tom Edward
Marasi
Napitupulu.
Sistem Ekonomi Susu dan
Peternakan Sapi Perah di Propinsi Jawa Tengah: Suatu Telaahan Regional (Di bawah bimbingan Lutfi Ibrahim Nasoetion sebagai Ketua, Affendi Anwar, Koeswardhono Mudikdjo
dan Siswadi sebagai Anggota). Penelitian ini dilakukan di Propinsi Jawa Tengah pada 27 Kabupaten/Kotamadya dengan tahun dasar 1983. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menelaah sistem ,
ekonomi usahatani susu
dan
peternakan
aspek makro dan aspek mikro. telaah: (1) kontribusi
sapi perah dari
Dalam aspek lpakro akan di-
sektor susu dan
peternakan sapi
perah terhadap tingkat output, pendapatan dan kesempatan kerja rnelalui nya dengan
efek
m&bJJs
serta saling keterkaitan-
sektor-sektor ekonomi
lainnya, (2) menelaah
kelayakan usahatani susu dan perternakan
sapi perah di-
tinjau dari pegi efisiensi pemanfaatan sumberdaya domestik.
Dalam aspek mikro akan ditelaah: (1) faktor-faktor
yang
mempengaruhi tingkat produks2 susu sapi perah, (2)
sumbangan usahatani
susu dan peternakan sapi perah ter-
hadap pendapatan keluarga peternak, (3) skala usaha minimal yang layak bagi --
usaha peternakan sapi-perah dan (4)
-
mem3uat proyeksi produksi susu sapi perah bagi keperluan perencanaan pengembangan. Pendekatan tersebut
adalah
analisis yang
dilakukan
menggunakan
Model-Model
untuk
maksud
Input-Output
Leontief, Biaya
Sumberdaya Domestik, Fungsi
Produksi
Cobb-Douglass, Titik Impas dan Rantai Markov. i
Upaya pengembangan usahatani susu dan peternakan sapi perah
berpengaruh terhadap sistem perekonomian wila-
yah baik secara makro maupun secara mikro. Analisis
dari
aspek makro menunjukkan bahwa nilai
(NTB) seluruh sekdor wilayah Jawa Tengah
tambah
bruto
adalah
sebesar Rp 6 745 621.06
dari total
output wilayah.
juta atau
persen
44.7
Dengan penduduk
sejumlah
26 315 992 jiwa, maka pendapatan per kapita adalah sebe-
sar Rp 229 097.28 per tahun atas harga berlaku.
Nilgi
ini lebih rendah dari pendapatan nasional per kapita sebesar Rp 427 237.54.
nakan
Kontribusi sektor susu
sapi perah terhadap
atau 0.05
dan peter-
NTB sebesar Rp 3 170.4
persen (peringkat 19 dari 22 sektor).
juta
Secara
regional kontribusi sektor ini terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah relatip kecil, akan tetapi secara lokal mem7
berikan peran yang cukup berarti terutama
pada
sentra-
sentra produksi . Penawaran sektor susu dan peternakan sapi perah sebesar Rp 12 792.2 juta terdiri dari Rp 12 330.4 juta output domestik dan Rp 461.8 juta impor. ini terdiri
dari Rp 7 870.84
Permintaan sektor
juta permintaan
do-mestik
dan Rp 4 921.36 juta ekspor. Nilai ekspor ini tal
menunjukkan 39.91 persen dari to-
outputnya. Komponen utama
ekspor tersebut
adalah
susu segar yang dialokasikan ke IPS Yogyakarta, Jakarta, 1
dan KUD Jawa Timur yang bersifat oligopsonistik. Sampai tahun 1983 orientasi dari pemasaran lah untuk
susu segar ini ada-
diekspor ke luar wilayah karena belum ada in-
dustri pengolahan susu di Jawa Tengah. Implikasinya, timbul kebocoran wilayah ( r e ~ i w a b&ages)sehinsga , in-
duc.ed leffec&nya
tidak dapat
ditangkap oleh masyarakat
lokal. Nilai impor sektor susu dan peternakan mencapai 3.75 persen dari total
sapi perah
inputnya, yang meliputi
pengadaan bibit sapi perah sebagai komponen terbesar serta peralatan. Secara agregat komponen terbesar dari permintaan akhir adalah juta
konsumsi rurnah
atau 42.92 persen.
tangga, yaitu Rp 4 852 344.5
Konsumsi rumah tangga terhadap
produk sektor susu dan peternakan sapi perah sangat rendah, yaitu sebesar 0.008 persen. 7
Nilai Pengaruh Ganda Pendapatan (PGP) tipe I dan I1 sektor susu dan peternakan sapi perah masirig-masing sebesar 2.61 dan 2.91 atau 22 sektor.
ketiga dari
Nilai ini merupakan indikasi bahwa penanaman
investasi di sektor tip
menduduki peringkat
tersebut memberikan sumbangan rela-
lebih tinggi terhadap peningkatan-pendamban masya-
rakat dibanding 19 sektor lainnya. Nilai sebesar
Pengaruh Ganda
2.48 dan
tipe I 1
Tenaga Kerja sebesar
viii
(PGTK) tipe
I
3.20, masing-masing
menduduki peringkat tiga.
Ini menunjukkan bahwa kemampu-
an sektor yang bersangkutan dalam meningkatkan penggunaI
an tenaga kerja yang dibutuhkan relatip besar untuk setiap perubahan peningkatan satu unit output pada permintaan akhir.
Oleh karena itu, apabila strategi pembangun-
an ekonomi Jawa Tengah menginginkan pemerataan pendapatan yang cepat, maka sektor susu dan
peternakan sapi pe-
rah harus mendapat perhatian yang cukup di dalam pengalokasian investasi wilayah. Sektor ini mempunyai nilai Pengaruh Kaitan Tak Langsung ke Belakang (PKTLB) relatip
tinggi di dalam struk-
tur perekonomian wilayah, yaitu sebesar 2.23 1).
(peringkat
Berbeda dengan Pengaruh ke Depannya (PKTLD), sektor
ini menduduki peringkat ke-20 dengan nilai 1.08. Dan dapat diduga bahwa faktor penyebab lemahnya pengaruh kaitan ke depan
ini disebabkan sebagian besar outputnya di-
ekspor ke luar , wilayah. dalam bentuk susu segar. Berdasarkan ke
konsep kaitan ini maka sektor tersebut temasuk
dalam kelompok yang menduduki prioritas sektoral ke-
dua. Nilai
Daya Penyebaran ke Belakang (DPB) dan ke De-
pan (DPD) sektor ini masing-masing sebesar 1.53 (peringkat 1) dan-simsar
0.74 (peringkat 20), yang merupakan
dampak relatip dari peningkatan output sektor ini terhadap peningkatan output sektor-sektor lainnya.
Kebijaksanaan pengembangan usahatani susu dan peternakan sapi perah
sebagai upaya substitusi impor merupa-
I
kan strategi yang menguntungkan secara ekonomi.
Hal di-
indikasikan oleh nilai BSD sebesar 0.93. Analisis pada tingkat mikro enam peubah yang masuk
menunjukkan bahwa dari
dalam model sistem produksi susu
sapi perah, ternyata hanya empat peubah yang pengaruh nyata
memberikan
pada taraf 5 persen ( a = 0.05).
Peubah-
peubah tersebut adalah jumlah induk sapi perah (XI), dedak (X3), ketela pohon (X5) dan obat-obatan (XI), sedangkan dua
peubah lainnya
yang meliputi "konsentrat" (X4)
serta tenaga kerja tidak menunjukkan pengaruh nyata pada taraf tersebut. Jumlah nilai
elastisitas output ( L : b i )dari
peubah adalah sebesar 1.18.
semua
Nilai ini merupakan indika-
si bahwa proses produksi berada pada tahap skala produksi menaik.
Dengan demikian apabila semua faktor produk7
si dilipatgandakan, misalnya dua
kali, maka produksinya
akan berlipat lebih besar dari dua kali.
.
Nilai titik impas (BEP) usahatani sapi perah adalah sebesar 3.42 ekor (dibulatkan menjadi 4 ekor) induk sapi perah. --
Rata-rata harga susu segar yang diterima oleh peternak sebesar Rp 220 per liter atau 73.43 persen dari harga yang dibayar IPS (Rp 308 per liter). ga sebesar
Marjin tatania-
Rp 88 (28.57 persen) didistribusikan
ke KUD
Kebijaksanaan pengembangan usahatani susu dan peter*
nakan sapi perah
sebagai upaya substitusi impor merupa-
kan strategi yang menguntungkan secara ekonomi.
Hal di-
indikasikan oleh nilai BSD sebesar 0.93. Analisis pada tingkat mikro enam peubah yang masuk
menunjukkan bahwa dari
dalam model sistem produksi susu
sapi perah, ternyata hanya empat peubah yang pengaruh nyata
memberikan
pada taraf 5 persen ( a = 0.05).
Peubah-
peubah tersebut adalah jumlah induk sapi perah (XI), dedak (X3), ketela pohon (X5) dan obat-obatan (X,), kan dua
peubah lainnya
sedang-
yang meliputi "konsentrat" ( X 4 )
serta tenaga kerja tidak menunjukkan pengaruh nyata pada taraf tersebut. Jumlah nilai
elastisitas output
peubah adalah sebesar 1.18.
(
Z b i ) dari
semua
Nilai ini merupakan indika-
si bahwa proses produksi berada pada tahap skala produksi menaik.
Dengan demikian apabila semua faktor produk?
si dilipatgandakan, misalnya dua
kali, maka produksinya
akan berlipat lebih besar dari dua kali.
.
Nilai titik impas (BEP) usahatani sapi perah adalah sebesar 3.42 ekor (dibulatkan menjadi 4 ekor) induk sapi perah. -
Rata-rata harga susu segar yang diterima oleh peternak sebesar Rp 220 per liter atau 73.43 persen dari harga yang dibayar ga sebesar
IPS (Rp 308 per liter).
Marjin tatania-
R p 88 (28.57 persen) didistribusikan
ke KUD
sebesar
.
Rp 30 dan ke
MT/GKSI sebesar Rp 58 per liter.
Perkiraan harga susu segar yang layak pada tingkat peternak adalah sebesar Rp 267.18 per liter. Nilai R/C rata-rata peternak sampai dengan pemilikan induk sapi tiga ekor masih berada di bawah
< 1).
satu (R/C
Ini berarti bahwa secara finansial peternak bera-
da dalam keadaan rugi.
Memang di dalam
perhitungan ini
balas jasa tenaga kerja yang dicurahkan oleh anggota keluarga peternak sudah termasuk dalam biaya produksi. Dengan asumsi
kebutuhan susu
rata-rata per kapita
2.64 liter per tahun (setara susu segar), maka kebutuhan
susu di Jawa Tengah pada tahun 1983 dan 1988 adalah sebesar 69.47 juta liter
dan 74.92 juta liter
penduduk 1.52 persen per tahun). da kedua tahun dan 41024
dan permintaqn
Produksi susu lokal pa-
tersebut baru mencapai
juta liter.
(pertambahan
14.93 juta liter
Untuk mengisi rumpang
penawaran
susu tersebut, wilayah Jawa Tengah
tahun 1983 masih
mampu menampung
pada
sejumlah 690 343 unit
ternak (UT) berdasarkan daya dukung wilayahnya. Kebijakan pengembangan sapi perah pada berbagai subI
sub wilayah di Jawa Tengah belum berlandaskan kepada aspek efisiensi lokasional. Perkembangan
sektor susu dan peternakan,sapi perah
tidak bisa lepas dari KUD persusuan yang sekaligus merupakan alat pengorganisasian masyarakat pedesaan.
KATA PENGANTAR Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih, karena atas segala berkat dan bimbinganNya dapat diselesaikan disertasi ini dengan judul: SISTEM EKONOMI SUSU
DAN PETERNAKAN SAP1 PERAH
DI PROPINSI
JAWA TENGAH: SUATU TELAAHAN REGIONAL. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa te-
rima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr Ir H.
Lutfi
Ibrahim Nasoetion
saran, bimbingan dan
sebagai penasihat
utama, atas
bantuan yang diberikan mulai dari
awal hingga akhir penelitian ini. Kepada Bapak Prof. Dr Ir H. Affendi Anwar
sebagai anggota
penasihat, penulis
.
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pula atas segala saran dan bimbingan yang diberikan selama proses penyelesaian studi ini. Demikian pula kepada Bapak Dr Ir Koeswardhono Mudikdjo
dan Bapak
Dr Ir Siswadi sebagai
anggota penasihat diucapkan rasa terima kasih rang sebe7
sax-besarnya atas saran dan bimbingan yang telah diberikan di dalam penyelesaian studi ini. Kepada Bapak Rektor Institut Pertanian
Bogor serta
Pimpinan Fakultas Pascasarjana Institut Pertanian Bogor disampaikan
banyak
terima
kasih atas kesempatan studi
yang diberikan kepada penulis.
Kepada pimpinadan staf
Departemen Pertanian, khususnya Proyek
Agricultural De-
velopment Planning and Administration, disampaikan terima
kasih
atas
kesempatan
dan bantuan pembiayaan yang
.
diberikan kepada penulis untuk melanjutkan studi Bogor.
Demikian
pula
disampaikan ucapan terima
di IPB kasih
kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen
Ko-
perasi, atas kerjasama dalam pelaksanaan penelitian ini. Ucapan terima kasih penulis
sampaikan pula kepada
berbagai instansi pemerintah di Propinsi Jawa Tengah serta Direktorat Jenderal Peternakan di Jakarta, atas kesediaannya memberikan data yang diperlukan dalam penelitian ini. Penulis juga menyampaikan
terima kasih kepada Ir
Muaz Djunaedi a t a s bantuan dan jerih payah di dalam peng-
olahan data penelitian ini melalui fasilitas komputer pada Lembaga Pendidikan dan Swadaya Koperasi di Bogor. Dan kepada pimpinan lembaga tersebut disampaikan terima
ka-
sih atas bantuan fasilitasnya. Demikian pula disampaikan terima kasih
kepada Ir Heru Wijono dan kepada Ir Satrio
atas bantuan yang diberikan di dalam pengolahan data pe7
Tidak lupa pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
kepada Bapak Ir T. Hanafiah, MA dan rekan-
relJian bidang keahlian Perencanaan Pembangunan Wilayah *
dan Pedesaan terutama kepada Ir M Jafar Hafsah, Ir Harry Santosa, Drs M. Arief Sawidak, MS dan Ir Sugeng Budiharsono, serta
semua pihak yang belum disebutkan satu-per-
satu dalam kesempatan ini, atas segala bantuan dan kerjasama yang diberikan selama studi ini.
Khusus kepada istri penulis, Ir Victoria PAP br Simanungkalit
disampaikan
rasa terima
kasih yang
dalam
s
atas bantuan, dorongan serta
doa yang diberikan
hingga
akhir penyelesaian disertasi ini. Teristimewa kepada orang tua penulis disampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga atas segala jerih payahnya dalam membimbing penulis sejak dari awal pendidikan.
Demikian pula
kepada segenap keluarga
disampaikan
terima kasih atas segala bantuannya kepada penulis selama masa pendidikan. Akhirnya penulis berharap dengan segala yang ada semoga disertasi ini
berbagai hasil
kekurangan
yang diungkapkan
dapat bermanfaat bagi upaya
ilmu pengetahuan di masa mendatang.
dalam
pengembangan
SISTEM EKONOMI SUSU DAN PETERNAKAN SAP1 PERAH
DI PROPINSI JAWA TENGAH: SUATU TELAAHAN REGIONAL *
Oleh Tom Edward Marasi Napitupulu
Disertasi sebagai salah satu syarat untuk gemperoleh gelar Doktor pada Fakultas Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
FAKULTAS PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR B O G O R 1987
Judul disertasi
I
:
SISTEM SOSIAL EKONOMI SUSU DAN PETERNAKAN SAP1 PERAH DI JAWA TENGAH:
e
SUATU TELAAHAN REGIONAL Nama rnahasiswa
:
TOM EDWARD MARAS1 NAPITUPULU
Nomor pokok
:
82538 PWD
Menyetujui
(Dr Ir H. Lutfi Ibrahim Nasoetion) Ketua
cL
(Prof. Dr 1r H. Affenai m r j
-
Anggota
'I-
-,
(Dr Ir Koeswakdhono Mudikdjo)
,(Dr Ir Siswadi)
Anggota
Anggota
L
Ketua Bidang Keahlian
an Fakultas asar jana
,rdja) b
y
Tanggal lulus: ~
&
&
~
&
,
~
~
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 3 Mei 1952 di Dolok Merangir, Kabupaten Simalungun, Propinsi Sumatera Utara. Penulis adalah anak dari St. B.T. Napitupulu dan S br Siregar (almarhumah). Pada tahun 1970 penulis lulus dari Sekolah Menengah
I11 di Pematang Siantar, Propinsi
Atas Negeri Utara.
Sumatera
Kemudian pada tahun 1971 terdaftar sebagai maha-
siswa Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.
Lulus Sarjana Pertanian, jurusan Ilmu Tanah pa-
da tahun 1976. Pada bulan September 1981 terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor, pro-
gram Magister Sains, bidang ngunan Wilayah dan Pedesaan.
keahlian Perencanaan PembaKemudian pada bulan.Septem-
ber 1982 terdaftar sebagai mahasiswa program Doktor pada bidang keahlian yang sama. 9
Sejak tahun pada Direktorat
1977 sampai
sekarang penulis
bekerja
Bina Program Tanaman pangan, Departemen
Pertanian, di Jakarta. Penulis menikah dengan Ir Victoria PAP br Simanungkalit.
DAFTAR IS1 Halaman I
SUMMARY . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
i
RINGKASAN
........................................
vi
PENGANTAR
.........................................
xii
.......................................
xviii
DAFTAR IS1
DAFTAR TABEL
.....................................
.................................... I . PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR GAMBAR
I1 .
xxi xxiv 1
1.
Latar Belakang
1
2.
Permasalahan
9
3.
Tujuan dan Manfaat Studi
19
4.
Organisasi Studi
.............. ......................
21
KEADAAN UMUM WILAYAH DAN PERKEMBANGAN PETERNAKAN SAP1 PERAH . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
23
........................ ..........................
1.
Keadaan Umum Wilayah
..................
23
2.
Perkembangan Usahatani Susu dan Peternakan Sapi Perah .................
25
?
.........
39
............ ....... 2 . Pemilihan Model . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . IV . METODOLOGI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 . Metodologi Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 . Metode Pengumpulan Data . . . . . . . . . . . . . . .
39
I11 .
KERANGKA TEORITIS PEMILIHAN MODEL 1.
3. 4.
Kerangka Pemikiran
:'
............... Penetapan Lokasi Contoh . . . . . . . . . . . . . . .
Metode Penarikan Contoh
46 69
69 78 80 81
Halaman
V.
TABEL 1-0 JAWA TENGAH: SUATU TEMUAN EMPIRIS ...................................
82
.......................
82
...................
86
*
1.
Tabel Transaksi
2.
Koefisien Teknologi
.............. . 4. Ketergantungan Antar Sektor ........... VI . STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH JAWA TENGAH . 1 . Penawaran dan Permintaan .............. 2 . Nilai Tambah Bruto . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 . Permintaan Akhir ...................... 3.
4. VII .
Komposisi Perdagangan Antar Wilayah: Ekspor dan Impor . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
KONTRIBUSI SEKTOR SUSU DAN PETERNAKAN SAP1 PERAH TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH .......
........
1.
Kontribusi Terhadap Pendapatan
2.
~ontribhsiTerhadap Penyediaan Kesempatan Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.
Pengaruh Kaitan Ke Depan dan Ke Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.
Daya Penyebaran Ke Depan dan Ke Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4
VIII .
Biaya dan Nilai Produksi
?
HUBUNGAN INPUT DAN OUTPUT : 'TELAAHAN MIKRO SISTEM USAHATANI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1.
Faktor-Faktor Yang Mempengamhi Produksi Susu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.
Skala ~sahataniSapi Perah
............ 3 . Pemasaran Produksi Susu . . . . . . . . . . . . . . . 4 . Pendapatan Peternak . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
87 110 116 116
120
^
Halaman
IX.
PERSPEKTIP PENGEMBANGAN USAHATANI SUSU DAN PETERNAKAN SAP1 PERAH .................
180
I
1.
E f i s i e n s i Pemanfaatan Sumberdaya Domestik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
180
........
182
...................
183
............... 5 . Kendala Pengembangan .................. X . PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 . Ulasan Makro ..........................
185
.......................... XI . KESIMPULAN. IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN.SARAN . 1 . Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 . I m p l i k a s i Kebijakan . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
202
2.
P r o y e k s i P o p u l a s i dan Produksi
3.
Daya Dukung Wilayah
4.
2.
3.
Perspektip Pengembangan
Ulasan Mikro
194 194
219 219 220
Saran-Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
223
...................................
225
........................................
231
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
190
DAFTAR TABEL Halaman
Nomor #
T%bs Populasi Sap: Perah di Wilayah Kabupaten Propinsi Jawa Tegah, Tahun 1978-1983 ........
27
Perkembangan Produksi Susu di Propinsi Jawa Tengah, Tahun 1979-1983 .....................
29
3.
Produksi Susu Sapi Perah di Wilayah Kabupaten Propinsi Jawa Tengah, Tahun 1983 ............
30 -
4.
Pemasaran Susu Segar di Jawa Tengah, Tahun 1978-1982 ...................................
33
Perkembangan KUD Unit Persusuan, Perkreditan dan Pemasaran Susu di Jawa Tengah, Tahun 1979-1982 ...................................
37
..........................
50
1.
2.
5.
6. Tabel Input-Output
7. Ketergantungan Penjualan dan Pembelian Sektor Susu dan Peternakan Sapi Perah di Jawa Tengah, Tahun 1983 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
111
Penawaran dan Perrnintaan Atas Dasar Harga Produsen, Tahun 1983 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
117
Nilai Bruto Nilai Bruto
Tambah Bruto, Persentase Nilai Tambah Terhadap Output Sektor, Persentase Tambah Bruto Terhadap Nilai Tambah Regional, Tahun 1983 . . . . . . . . . . . . . . . . . .
121
Komponen Nilai Tambah Bruto (MTB) Wilayah Jawa Tengah, Tahun 1983 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
122
11.
Pertumbuhan NTB Jawa Tengah, Tahun 1979-1983.
123
12.
Pertumbuhan Pendapatan Regional Per Kapita Jawa Tengah, Tahun 1979-1983 ................
124
.......
125
14. Komposisi Permintaan Akhir Berdasarkan Sektor di Jawa Tengah, 1983 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
127
8. 9.
10.
13.
Struktur Permintaan Akhir, Tahun 1983 -
15.
--
Nilai Ekspor dan Impor Jawa Tengah, Tahun 1983 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
132
Halaman 16. #
17. 18.
19.
20. 21.
Nilai Pengaruh Ganda Pendapatan (PGP) Sektor Perekonomian Jawa Tengah, Tahun 1983 ........
138
Nilai Pengaruh Ganda Tenaga Kerja (PGTK) Sektor Perekonomian Jawa Tengah, Tahun 1983 .
142
Pengaruh Kaitan Langsung Ke Depan (PKLD) dan Ke Belakang (PKLB) Sektor-sektor Perekonomian Jawa Tengah, Tahun 1983 ........
146
Pengaruh Kaitan Tidak Langsung Ke Depan (PKTLD) dan Ke Belakang (PKTLB) Sektor Perekonomian Jawa Tengah, Tahun 1983 ........
149
Kaitan Sebagai Arahan Penentuan Prioritas Sektoral ....................................
152
Nilai Daya Penyebaran Ke Depan (DPD) dan Ke Belakang (DPB) Sektor Perekonomian Jawa Tengah, Tahun 1983 .....................
156
..........
22.
Peubah Dugaan Fungsi Produksi Susu
23.
Harga Susu Rata-rata di Jawa Tengah, Tahun 1983 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
172
Biaya Pengelolaan Susu di KUD dan MT, Tahun 1983 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
174
Perkiraan Harga Susu Yang Layak di Tingkat Peternakan Rakyat di Jawa Tengah, Tahun 1983.
176
Nilai Rata-rata Penerimaan Total, Biaya Total dan R/CTUsahatani Sapi Perah, Tahun 1983 ....
178
Koefisien BSD, Nilai Finansial dan Ekonomi Biaya dan Penerimaan Usahatani Sapi Perah di Jawa Tengah, Tahun 1983 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
181
Proyeksi Populasi dan Produksi Susu Sapi Perah di Jawa Tengah, Tahun 1984-1988 . . . . . . .
183
Populasi Sapi Perah Dari Rumah Tangga dan Perusahaan, Tahun 1979 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
231
Dampak Perkembangan Peternakan Sapi Perah di Indonesia, Tahun 1978-1982 . . . . . . . . . . . . . . .
232
24. 25. 26. 27.
28.
1. 2.
163
Halaman
..
233
Koefisien Teknologi Sektor-sektor Penyusun Perekonomian Propinsi Jawa Tengah, Tahun 1983 ..................................
238
Produksi dan Faktor-faktor Produksi Dalam Usahatani Sapi Perah, Tahun 1983 ............
240
Nilai Penerimaan Total, Biaya Total dan R/C Usahatani Sapi Perah, Tahun 1983 ........
244
Matriks Kebalikan Leontief ( I-A)-' Model Terbuka Sektor-Sektor Penyusun Perekonomian Propinsi Jawa Tengah, Tahun 1983 ............
254
Model Matriks Kebalikan Leontief ( I-A)-' Tertutup Dengan Memasukkan Rumah Tangga Ke Dalam Sektor Antara .......................
258
Matriks Kebalikan Leontief Model Tertutup Dengan Memasukkan Tenaga Kerja Ke Dalam Sektor Antara . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
262
Nama dan Lokasi KUD Unit Persusuan di Propinsi Jawa Tengah, Tahun 1983 . . . . . . . . . . . .
266
Daya Dukung Ternak di Jawa Tengah, Tahun 1983 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
267
Komponen Biaya Produksi dan Penerimaan Dalam Analisis Ekonomi Usahatani Susu dan Peternakan Sapi Perah di Jawa Tengah, Tahun 1983 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
268
Parameter Proyeksi Populasi dan Produksi Susu Sapi Perah di Jawa Tengah, Tahun 1983
269
Tabel Input-Output Jawa Tengah, Tahun 1983
..
DAFTAR GAMBAR Halaman
................... Produksi Dalam Negeri ..
1.
Peta Propinsi Jawa Tengah
24
2.
Jalur Pemasaran Susu
32
3.
Kedudukan Sektor Susu dan Peternakan Sapi Perah Dalam Pembangunan Wilayah Jawa Tengah
4.
5.
.
42
Bagan Hubungan-Hubungan Antar Kelompok Dalam Populasi Sapi Perah ...................
68
.................
158
Hubungan Antara DPD dan DPB