BEBERAPA FAKTOR RISIKO TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI PADA PEKERJA DI PABRIK PAKAN TERNAK ANDHIKA FEEDMILL KECAMATAN CIKONENG KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2014
ERIK JANUAR YULDAN FATURAHMAN SRI MAYWATI Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Kesehatan Lingkungan Universitas Siliwangi (
[email protected]) Dosen Pembimbing Bagian Kesehatan Keselamatan dan Keselamatan Kerja Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi (
[email protected])(
[email protected])
ABSTRAK Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskuler yang erat kaitannya dengan peningkatan tekanan darah dari keadaan normal yaitu 120/80. Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi salah satu diantaranya adalah umur, riwayat keluarga, status obesitas, kebiasaan merokok dan shift kerja malam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian Hipertensi pada pekerja di pabrik pakan ternak Andhika Feedmill kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis. Metode yang digunakan adalah case-control dengan sampel 21 kasus dan 21 kontrol dari 63 populasi. Hasil uji statistik menunjukan tidak ada hubungan antara variabel status obesitas (P value = 1,000), shift kerja malam (P value = 0,757) sementara Ada hubungan yang bermakna antara variabel umur (P value = 0,013), riwayat keluarga (P value =0,031), kebiasaan merokok (P value = 0,029) dengan kejadian Hipertensi. Untuk itu disarankan mengurangi kebiasaan merokok serta untuk senantiasa rutin memeriksa tekanan darah secara berkala agar bila terdapat kejadian hipertensi agar segera bisa ditangani sedini mungkin.
Kata kunci
: Hipertensi,faktor-faktor risiko,
Kepustakaan
: 24 (1990-2010)
SOME RISK FACTORS OF HYPERTENSION EVENTS IN FACTORY WORKERS IN ANIMAL FEED ANDHIKA FEEDMILL Cikoneng DISTRICT DISTRICT CIAMIS 2014
ERIK JANUAR YULDAN FATURAHMAN SRI MAYWATI Students of the Faculty of Health Sciences Environmental Health Specialisation Siliwangi University (
[email protected]) Supervisor Safety and Health Division of Safety Siliwangi University Faculty of Health Sciences (
[email protected])(
[email protected])
ABSTRACT Hypertension is a cardiovascular disease that is closely associated with an increase in blood pressure than normal is 120/80. Many factors affect the incidence of hypertension, one of them are age, family history, obesity status, smoking habits and work the night shift. This study aims to determine the factors associated with the incidence of hypertension in animal feed factory workers in the sub-district Andhika Feedmil Cikoneng Kudat district. The method used is the case-control sample of 21 cases and 21 controls from 63 population. Statistical test results showed no association between obesity status variables (P value = 1.000), night shift work (P value = 0.757) while There is a significant relationship between the variables of age (P value = 0.013), family history (P value = 0.031) , smoking (P value = 0.029) with the incidence of hypertension. It is suggested to reduce smoking and to continuous routine blood pressure check periodically that when there are events that hypertension can be treated as early as possible immediately. Keywords
: Hypertension, risk factors,
Library
: 24 (1990-2010)
PENDAHULUAN Perubahan gaya hidup terutama di kota-kota besar menyebabkan meningkatnya prevalensi penyakit, salah satunya penyakit kardiovaskuler (Gunawan, 2005). Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab nomor satu di dunia begitu juga di Indoneia, baik untuk laki – laki maupun perempuan, sekitar 17,5 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskuler atau 30 persen dari kematian dunia (Yufita, 2009). Salah satu penyakit kardiovaskuler tersebut adalah hipertensi atau yang sering dikenal dengan penyakit darah tinggi. Penyakit darah tinggi merupakan suatu kondisi diamana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal. yaitu 120/80mmHg. Menurut World Health Organization (WHO), batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg. Bila tekanan darah sudah lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan hipertensi (batasan tersebut untuk orang dewasa di atas 18 tahun). Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu hipertensi primer atau esensial (90% kasus hipertensi) yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder (10%) yang disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, gangguan ginjal (Indrayani, 2009). Faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan atas yang tidak dapat dikendalikan (seperti keturunan, jenis kelamin, dan umur) dan yang dapat dikendalikan (seperti kegemukan, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam). Penderita hipertensi yang sangat heterogen membuktikan bahwa penyakit ini bagaikan mosaik, diderita oleh orang banyak yang datang dari berbagai subkelompok berisiko didalam masyarakat. Hal tersebut juga berarti bahwa hipertensi dipengaruhi oleh faktor resiko ganda, baik yang bersifat endogen seperti neurotransmitter, hormon dan genetik maupun yang bersifat eksogen seperti rokok, nutrisi dan stress (Sigarlaki, 1995). Faktor lain yang bisa memicu perubahan tekanan darah yaitu Kebisingan dan shift kerja. Kebisingan
juga dapat mempengaruhi tekanan darah serta prestasi kerja (Gunawan, 1992 dalam Rusli, 2009). Berdasarkan hasil interview dan dilakukan tes tekanan darah kepada 13 orang pekerja diperoleh data bahwa 6 orang (46%) mengalami hipertensi ringan, 4 orang (30%) hipertensi sedang dan sisanya dinyatakan normal. Belum ada penelitian yang dilakukan mengenai faktor resiko kejadian hipertensi pada pekerja di pabrik pakan ternak Andhika Feedmill, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Beberapa Faktor Risiko Kejadian Hipertensi pada Pekerja di Pabrik Pakan Ternak Andhika Feedmill Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis Tahun 2014”. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah case control yaitu studi epidemiologi yang mempelajari hubungan antara paparan (faktor penelitian) dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok control berdasarkan ciri paparannya. Variabel yang diteliti adalah kejadian Hipertensi dengan indikator tekanan darah diatas tekanan darah normal. Faktor – faktor yang mempengahuri kejadian hipertensi yaitu umur, riwayat keluarga, status obesitas, kebiasaan merokok dan shift kerja malam. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja Andhika Feedmill kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis sebanyak 63 orang. Sampel dalam penelitian ini yaitu pekerja yang mengalami Hipertensi sebanyak 21 orang dalam kasus dan untuk kasus kontrol menggunakan sampel yang tidak mengalami Hipertensi sebanyak 21 orang. Analisis data menggunakan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan 0,05.
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat
Tabel 1 Gambaran Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Pada Pekerja di Pabrik Pakan Ternak Andhika Feedmill Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis Tahun 2014 No Faktor Risiko F % 1 Umur a. ≤ 50 tahun 23 54,8 b. >50 tahun 19 45,2 2 Riwayat Keluarga a. Ada 20 47,6 b. Tidak ada 22 52,4 3 Status Obesitas a. Obesitas 11 26,2 b. Non Obesitas 31 72,8 4 Kebiasan Merokok a. Merokok 24 57,1 b. Tidak merokok 18 42,9 5 Shift kerja malam a. Bekerja (Shift kerja 20 47,6 malam) b. Tidak bekerja (Shift 22 52,4 kerja pagi) Analisis Bivariat a. Hubungan umur dengan kejadian Hipertensi Tabel 2 Hubungan Umur Terhadap Kejadian Hipertensi Pada Pekerja di Pabrik Pakan Ternak Andhika Feedmill Kabupaten Ciamis 2014 Kategori Responden Total No Umur Kasus Kontrol F % f % N % 1 ≤ 50 tahun 16 76,2 7 33,3 23 100.0 2 > 50 tahun 5 23,8 14 66,7 19 100.0 Jumlah 21 50,0 21 50,0 42 100.0 ρ-value = 0,013 OR= 6,400 Cl= 1,654-24,770
Hasil analisis hubungan antara variabel umur dengan kejadian hipertensi diketahui bahwa nilai p=0,013 (p value kurang dari 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara umur dengan kejadian Hipertensi. Hasil perhitungan Odds ratio (OR) menunjukkan bahwa responden yang berumur dibawah 50 tahun 6,4 kali untuk menjadi penderita hipertensi (95% CI 1,654-24,770). Menurut Wiryowidagdo (2005) secara umum prevalensi pada usia lebih dari 50 tahun berkisar 10% - 20%. Tekanan darah akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur seseorang. Frekuensi hipertensi semakin tinggi bila semakin lanjut usia seseorang. Jantung mempunyai fungsi mendistribusikan darah bersih (darah yang mengikat O2) ke seluruh tubuh dan menarik darah kotor dari tubuh untuk dibersihkan paru – paru. Pekerjaan ini terus menerus tanpa henti sehingga kondisi badan ini akan menurun. Penurunan ini disebabkan kondisi jantung itu sendiri. kondisi pembuluh darah yang sudah banyak mengalami penebalan sebagai akibat pengendapan lemak – lemak di dinding pembuluh darah bagian dalam.
b. Hubungan riwayat keluarga dengan kejadian Hipertensi
Tabel 3 Hubungan Riwayat Keluarga Terhadap Kejadian Hipertensi Pada Pekerja di Pabrik Pakan Ternak Andhika Feedmill Kabupaten Ciamis 2014 Kategori Responden Total Riwayat No Kasus Kontrol Keluarga F % F % N % 1 Ada 14 66,7 6 28,6 20 100.0 2 Tidak Ada 7 33,3 15 71,4 22 100.0 Jumlah 21 50,0 21 50,0 42 100.0 ρ-value = 0,031 OR= 5,000 Cl= 1,347-18,555 Hasil analisis hubungan antara variabel riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi diketahui bahwa nilai p=0,031 (p value kurang dari 0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian Hipertensi. Hasil perhitungan Odds ratio (OR) menunjukkan bahwa responden yang keluarganya memiliki riwayat hipertensi 5,000 kali untuk menderita hipertensi (95% CI 1,347-18,555). Menurut penelitian – penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan hipertensi juga banyak ditemui pada kembar monozigot (satu telur) apabila salah satunya adalah penderita hipertensi. Hal ini sesuai dengan penelitian Sidabutar (1998) yang menyebutkan bahwa ada hubungan riwayat keluarga positif hipertensi terhadap kejadian hipertensi pada generasi selanjutnya. Sesuai literatur dikatakan bahwa 70 – 80 % kasusu hipertensi didapatkan hipertensi di dalam keluarga. Apabila dalam keluarga didapatkan kedua orang tua mengalami hipertensi, maka dugaan hipertensi akan lebih besar.
c. Hubungan status obesitas dengan kejadian Hipertensi Tabel 3 Hubungan Status Obesitas Terhadap Kejadian Hipertensi Pada Pekerja di Pabrik Pakan Ternak Andhika Feedmill Kabupaten Ciamis 2014 Kategori Responden Total No Status Obesitas Kasus Kontrol F % F % N % 1 Obesitas 6 38,6 5 23,8 11 100.0 2 Tidak Obesitas 15 71,4 16 76,2 31 100.0 Jumlah 21 50,0 21 50,0 42 100.0 ρ-value = 1,000 Hasil analisis hubungan antara variabel status Obesitas dengan kejadian hipertensi diketahui bahwa nilai p=1,000 (p value lebih dari 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian Hipertensi. Untuk mengetahui seseorang memiliki berat badan lebih atau tidak dapat dilihat dari perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT). Menurut Utoyo (1996) dalam Suryati 2005, hubungan tekanan darah dengan berat badan lebih nyata untuk tekanan sistolik daripada tekanan diastolik
d. Hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian Hipertensi Tabel 4 Hubungan Kebiasaan Merokok Terhadap Kejadian Hipertensi Pada Pekerja di Pabrik Pakan Ternak Andhika Feedmill Kabupaten Ciamis 2014 Kategori Responden Total Kebiasaan No Kasus Kontrol Merokok F % F % N % 1 Merokok 16 76,2 8 38,1 24 100.0 2 Tidak merokok 5 23,8 13 61,9 18 100.0 Jumlah 21 50,0 21 50,0 42 100.0 ρ-value = 0,029 OR= 5.200 Cl= 1,367-19,774 Hasil analisis hubungan antara variabel kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi diketahui bahwa nilai p=0,029 (p value kurang dari 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian Hipertensi. Hasil perhitungan Odds ratio (OR) menunjukkan bahwa responden yang merupakan perokok
5,200 kali untuk menderita
hipertensi (95% CI 1,367-19,774). Nikotin pada perokok secara tidak langsung akan meningkatkan tekanan darah bahkan pada pecandu sekalipun. Merokok 20 himgga lebih dari 20 batang perhari berhubungan erat dengan peningkatan tekanan darah dan hipertrofi ventrikel kiri. Responden yang merokok lebih dari 30 tahun mempunyai risiko 2,98 kali dibanding yang merokok kurang dari 10 tahum (www.depkes.co.id) Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Rayhani (2005) didapatkan 80% dari penderita hipertensi mempunyai riwayat kebiasaan merokok. Hasil ini juga didukung oleh hasil penelitian Julianty P (2001) yang menyatakan responden yang berprilaku tidak sehat (merokok, minum minuman keras, kurang olahraga) mempunyai risiko 1,53 kali menderita hipertensi dibandingkan dengan responden yang berprilaku sehat.
e. Hubungan shift kerja malam dengan kejadian Hipertensi Tabel 5 Hubungan Shift Kerja Malam Terhadap Kejadian Hipertensi Pada Pekerja di Pabrik Pakan Ternak Andhika Feedmill Kabupaten Ciamis 2014 Kategori Responden Total No Shift Kerja Kasus Kontrol F % f % N % Shift Kerja 1 9 42,9 11 52,4 20 100.0 Malam 2 Shift Kerja Pagi 12 57,1 10 47,6 22 100.0 Jumlah 21 50,0 21 50,0 42 100.0 ρ-value = 0,757 Hasil analisis hubungan antara shift kerja malam dengan kejadian hipertensi diketahui bahwa nilai p=0,757 (p value lebih dari 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian Hipertensi.
PENUTUP Simpulan 1. Ada hubungan variabel umur (P value = 0.013 dan OR = 6,400), variabel riwayat keluarga (P value = 0,031 dan OR = 5,000) dan kebiasaan merokok (P value = 0,029 dan OR = 5,200) dengan kejadian Hipertensi. 2. Tidak ada hubungan variabel status obesitas (P value = 1,000) dan shift kerja malam (P value = 0,757) dengan kejadian hipertensi Saran 1. Bagi pekerja untuk senantiasa memeriksa tekanan darahnya secara berkala agar bilamana terjadi hipertensi bisa segera ditangani sejak dini. Serta untuk pekerja yang memiliki kebiasaan merokok untuk disarankan berhenti atau seminimal mungkin dikurangi kebiasaan merokok secara bertahap untuk kebaikan diri sendiri dan kebaikan bersama.
2. Bagi perusahaan untuk membuat schedule dalam pemeriksaan tekanan darah secara berkala serta diadakannya olaraga bersama yang diharapkan menjadi salah satu cara untuk meminimalisir terjadinya hipertensi 3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan pengembangan tentang faktor risiko lain yang erat kaitannya dengan kejadian Hipertensi yang belum terbahas dalam penelitian ini untuk dibahas dan dilakukan uji hubungan dengan didukung pustaka yang lengkap dalam penelitian selanjutnya.,
DAFTAR PUSTAKA Bustam, Epidemiologi Penyakit tidak menular, Rineka Cipta, Jakarta, 1997 Corwin, E. Buku Saku Patofisiologi. EGC. Jakarta, 2000 Gray HH, Dawkins KD, Morgan JM & Simpson IA. Lecture Notes : Kardiologi (4rd ed). Jakarta : Penerbit Erlangga; 2005.57-62 Gunawan, Lani. Hipertensi. Kanisius. Yogjakarta, 2005. Hull Allison, Penyakit Hipertensi dan Nutrisi, Bumi Aksara, Jakarta, 1996 Joint National Commitee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Pressure, The Sixth Report of the Joint on Prevention, Detection, Evaluation, and
NationalCommitteeon Treamentof
High
Blood
Pressure, National Institutes of Health, 1997; 98-4080 Kristanti, Handriani. Waspada 11 Penyakit Berbahaya. Citra Pustaka. Yogjakarta, 2009 Lameshow S, & Hosmer D w. Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan. Gajah Mada University Press. Yogjakarta, 2009 National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH), Occupational Noise Exposure, Cincinnati-Usa, 1998 Nur Indriani, Widian. Deteksi Dini Kolesterol, Hipertensi dan Stroke. Millestone. Yogjakarta, 2009
Puspitorini, Mira. Hipertensi. Cara Mudah Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. Imagew Press. Yogjakarta, 2008 Sani, Aulia. Hypertension Current Perspective. Medya. Jakarta, 2001 Sigarlaki, H. J. O. 1995. Faktor-faktor resiko penderita hipertensi di RSU FK-UKI. Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta. 1995: 52 – 53 Susalit E, Kapojos JE & Lubis HR. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam II. Jakarta : Balai penerbit FKUI; 2001. Sutanto. Awas 7 Penyakit Degeneratif. Paradigma Indonesia. Yogjakarta, 2010 WHO Global Database on Body Mass Index an interactive surveillance tool for monitoring nutrition transition. Word Health Organization 2006.