EPIDEMIOLOGI DIABETES MELLITUS
Diabetes mellitus, DM diabaínein (bhs yunani): διαβαίνειν,, tembus atau pancuran air Mellitus (bahasa Latin): rasa manis dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing manis Merupakan penyakit kelainan metabolik yang disebabkan oleh banyak faktor, dengan gejala berupa hiperglikemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sebagai akibat dari:
defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau
keduanya defisiensi transporter glukosa. Dua-duanya
WHOmengklasifikasikan bentuk diabetes mellitus berdasarkan perawatan dan gejala : Diabetes tipe 1 :
Disebabkan rusaknya sel beta di dalam pankreas yang
disebabkan atau menyebabkan autoimunitas, dan bersifat idiopatik (tidak khas).
Diabetes tipe 2:
yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali
disertai dengan sindrom resistansi insulin
Diabetes gestasional:
meliputi gestational impaired glucose tolerance, GIGT dan •
gestational diabetes mellitus, GDM. Diabetes tipe lain
manuskrip Mesir di th 1500 SM menyebutkan "pengosongan terlalu besar dari urin". Tabib-tabib India sekitar waktu yang sama mengidentifikasi penyakit dan diklasifikasikan sebagai madhumeha atau "madu urin" , mencatat urin akan menarik semut Istilah "diabetes” pertama kali digunakan pada 230 SM oleh Appollonius dari Yunani Diabetes Tipe 1 dan tipe 2 diidentifikasi sebagai kondisi yang terpisah untuk pertama kalinya oleh Sushruta dokter India dan Charaka di th 400-500 dengan tipe 1 berhubungan dengan pemuda dan tipe 2 dengan kelebihan berat badan Thomas Willis yang pada tahun 1675 menambahkan "mellitus" ke "diabetes" kata sebagai sebutan untuk penyakit ini, ketika ia melihat air seni diabetes memiliki rasa manis Sumber lain mengatakan Istilah "mellitus" atau " dari madu "ditambahkan oleh pembalap Inggris John Rolle di akhir 1700-an untuk memisahkan kondisi dari diabetes insipidus, yang juga dikaitkan dengan sering buang air kecil Frederick Banting dan Charles Herbert mengembangkan insulin pada tahun 1921 dan 1922
Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan Riwayat diabetes dalam keluarga Umur Jenis kelamin
Faktor risiko yang dapat dikendalikan Kegemukan Tekanan darah tinggi Kadar kolesterol Toleransi glukosa terganggu Kurang gerak
Secara global, pada 2010, diperkirakan 285 juta orang menderita diabetes, dengan tipe 2 sekitar 90% dari kasus insiden DM meningkat dengan cepat, dan pada tahun 2030, jumlah ini diperkirakan hampir dua kali lipat. Diabetes mellitus terjadi di seluruh dunia, namun lebih umum (terutama tipe 2) di negara-negara yang lebih maju. Peningkatan terbesar dalam prevalensi, dipekirakan terjadi di Asia dan Afrika, di mana kebanyakan pasien mungkin akan ditemukan pada tahun 2030 Peningkatan kejadian di negara berkembang mengikuti tren urbanisasi dan perubahan gaya hidup. Beberapa juga meyakini adanya faktor lingkungan, tapi masih sedikit pemahaman tentang mekanismenya.
WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. berdasarkan pola pertambahan penduduk, diperkirakan pada tahun 2030 nanti akan ada 194 juta penduduk yang berusia di atas 20 tahun dan dengan asumsi prevalensi DM pada urban (14,7%) dan rural (7,2%) maka diperkirakan terdapat 12 juta penyandang diabetes di daerah urban dan 8,1 juta di daerah rural. Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, menunjukkan : prevalensi nasional DM berdasarkan pemeriksaan gula darah pada penduduk usia >15 tahun diperkotaan 5,7%. Prevalensi nasional Obesitas umum pada penduduk usia >= 15 tahun sebesar 10.3% dan sebanyak 12 provinsi memiliki prevalensi diatas nasional, prevalensi nasional Obesitas sentral pada penduduk Usia >= 15 tahun sebesar 18,8 % dan sebanyak 17 provinsi memiliki prevalensi diatas nasional. prevalensi TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) pada penduduk usia >15 tahun di perkotaan adalah 10.2% dan sebanyak 13 provinsi mempunyai prevalensi diatas prevalensi nasional. proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%. Dan daerah pedesaan, DM menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%.
Sidang Umum PBB mengeluarkan Resolusi Nomor 61/225/2006 yang mendeklarasikan bahwa epidemic Diabetes Melitus merupakan ancaman global dan serius sebagai salah satu penyakit tidak menular yang menitikberatkan pada pencegahan dan pelayanan diabetes di seluruh dunia menetapkan tanggal 14 Nopember sebagai Hari Diabetes Se-Dunia (World Diabetes Day) yang dimulai tahun 2007 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1575 tahun 2005, pembentukan Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular yang mempunyai tugas pokok memandirikan masyarakat untuk hidup sehat melalui pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular, khususnya penyakit DM yang mempunyai faktor risiko bersama
Pilar penatalaksanaan DM 1. Edukasi 2. Terapi gizi medis 3. Latihan jasmani 4. Intervensi farmakologis
Nutrisi : Kurangi total lemak terutama lemak jenuh. Penurunan berat badan ringan atau sedang (5-10
kg) sudah terbukti dapat meningkatkan kontrol diabetes Penurunan berat badandapat diusahakan dicapai dengan penurunan asupan energi yang moderat dan peningkatan pengeluaran energi. Dianjurkan pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 Kkal lebih rendah dari asupan rata-rata sehari.