l{0t{[ttErr$t
Orsponsoi Oleh
.
'
,r'
.
PErROX|mta GnESIX
bankiat@/ m n
REGIOI{A|j
.= .esEmEit
^ dp
NDOI|ESt
auaarfTa
ffiffi{$ffi}lu
Co.Hosi, Perouruan ftnggr Pendr,kung.
@"'t"",o
@eOr*
'+
"..0t#5;S
-
(JO
Member
Deperteoer
Falultls .. oveErias
arrrrra*i
IAWA
lt
un ll(atao
Ekooomi
Alaut o hdonesia
WiLoyab Jawa
K.alljujruhon Matary
of
ffiii*m:,
Tirnur
DAF'TARISI CD PROCEEDING KRA II TAI{UN I. TEAM EDITOR KRA II TAHUhI2OI5 ]. SAMBLTTAN KETUA IAI KAPD JATIM
J. DAFTARISI 4. PENDAHULUAN
A. tatar Belakang B. Tema Kegiatan C. Bidang Kajian D. peserta KRA II Talun 2015 Malang E. Waktu dan Tempat pelaksanaan F. Daftar Artikel Lolos Seleksi B/rzd.Revrew G.
KRA II Tahun
Susunan Acara
20 t 5 Malang
j **NANpAn*^.J',ffi#1il;trffi, H. Jadwal
presentasi
Artik
5. FOLDERARTIKEL FOLDER SEKTOR PRTVATE
A. Atuntansi Manajemen dan Keprilakuan (AKMP) B. Akuntansi Keuangan dan pasar Modal (AKpM) C. Akuntansi Syariah (AKSR) D. Corporate Govemance, CSR dan Fraud & Forensic Accounting (CG) E. Pendidikan Akunansi (pAlQ
F. G.
perpajakan
@pJK) Sistem Infonnasi, pengauditan, dan Etika profesi (SIAEp) FOLDER SEKTOR PUBLIK
-.
A. Akuntansi Keuangan (ASpAK) B. Akuntansi Manajemen (ASPAM) C. Cood Govemance (ASpGc) D. Sistem Informasi dan Auditing
(ASpSIA)
FOLDERPENDUKTINGACARA
2OT5
@
D@rlqtlao Ahdansi
Member
AWA TTUR
Ftoooni Univ€rsit&s Krduluhe Maleg F8kuttas
5t-
58
ASPAI,J(X)6
ASPAMOOT
of
rk*ltr Ahutau h&aesia Wilayah J.ri.a Timl!
I inple mentdsi Green Accounti n g oleh Pemerintah Daerah (Studi Komparasi Pemerintah Daerah di Jawa dan Madura dengan di Luar Jawa dan Madural
Pengaruh KomDetensi, Kebljakan dan Modal Operasional Ekonomi terhadap Tarif Retribusi Jasa Pemberangkatan Bus di
Teminal
ASPAMOOS
terhadap Pencapaian Mutu pendidikan pada Lembaga Pendidikan Se-Wilayah Kota Madiun
60
ASPAMO(D
Soko Wikardojo
Universitas
Trunojolo Madura
Universibs Merdeka Malang
Bus di Jawa Timur
Dampak Sotcfteting Anggaran pendidikan
59
Yuni Bimawati
Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial melalui Psychologicdl Copifo, dan persepsi terhadap lno/asl (Penelitian Emplris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di provinsi
Zuriah Apriliantin dan YAnni Aryani
Ngadiman, Nurainun Bangun
UnlversiB Sebelas Maret Surakarta
Universitas
Tarumanegara Jakarta
DKI Jakarta)
51
ASPAMOlO
Pe6epsi Pengguna Layanan pengadaan Barang dan Jasa terhadap lmplementasiEProcurement di Kabupaten pamekasan
Luciana Anggi Ramadhani,
H.Mohammad Djasuli dan 6ita Arasy Harwida
Universitas
Trunoioyo Madura
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Sisa Lebih
62
ASPAMO1l
Perhitungan Anggaran, Dana Alokasi Umum, dan Jumlah Anggota Dewan terhadap
Sri Rustiyaningsih
Perilaku Oportunistik Dalam penyusunan
Anggaran
63
64
ASPAMO12
ASPGGOO1
Pengaruh Remunerasi terhadap Kinerja Organisasi Sektor publik Melalui (epuasan Kerja (Studi pada Kpp pratama Surabaya)
Strategi Percepatan Tra nsformasi Ekonomi Jawa Timur Melalui Penguatan lnstrumen Fiskal dan Moneter Menghadapi Masyarakat
lqbal Andri Firmansyah dan
Universitas Airlangga
Habiburrochman
lmam Sumardjoko
Universitas Airlangga
Ekonomi ASEAN
ASPGGOO3
Fakto!.-Faktor yang Mempengaruhi lndependensi Aplp (studi pada Aparat Pengawas lntern pemerintah Kabupaten Se
Madura)
Yahya Rochman, Bambang Haryadi
dan Prasetyono
Universitas
Trunojoyo Madura
Co-HosyPe€uruan]_intgtpendlkung: Akuttansi Universlles di Jawa Timur, STtESla surabafa, Univ. Negeri Sur.baya. univ. Airtangga SIIE perbanas Surebaya, potitekni& 'umal lvtalan6 sTl€ Malan€lucecward Malang, ulN Maulana Malik lbrahi; Mahng, Negeri iniv. 17 Agusars 194s Su6baya, univ. glr*tjat,a Mat ng, lJniv. Gputc su6baya, univ. Gaiayane Maran& unrv. Jember, univ. Katorik wity" m"na-"b surabaya, univ. Medeka un; Muhammadiyah Malan& Untu. Negerl Malang, un?v. sur.baya, Univ. Trunoioyo Madun, upx veteran ratim, univ. Muhammactiyah surabaya.
i;;r!&
-
@
JAWA!!
LxpdrteorcD Aru&nsi Fakultas Ek@oai Ulirersitas K.ojuruhaa Malaog
74
75
ASPStAC05
ASP5|4006
UR
@
Membe.
of
llcon Akmtan ladoesh Wihyah J.wa Tiotlr
Anteseden Dan Konsekwensi lmplementasi Sistem Akruai Basis (studi Empiris pada Satuan Ke!'ja Perangkat Daerah Provins! Lampung)
Lego Waspodo
Prinsip-Prinsip Perilaku Apip dan (ualitas
Adi Juniar50 dan Y
Universitas Sebelas
Audit
Anni Aryani
Maret Surakarta
lrutia Effendi, Syaiful Hifni dan Lili Safrida
Unive6itas
Nur Maulidya, Novita W.R dan Lilisafrida
Universitas
Pengaruh Skeptisme Profesional, Keahlian,
76
ASPSrA007
lndependensi dan Reduki (ualitas Audit
terhadap Kualitas Audit (Studi pada BpK
Rt
Perwakilan Provinsi Kalimantan S€latan)
TI
ASPStAmS
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi (ualitas Audit Pengawas lnternal pemerintah (Studi Empiris pada lnspektorat Kalimantan Selatan)
78
ASPStA0o9
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Minat Pegawai Negeri Sipil {PNS) Untuk Melakukan Tindakan Whistle8rowing (Studi pada pNS
Rizki Bagustiamo
dan Nurkholis
UniveRitas
lampung
Lambung
Mangkurdt
Lambung
Mangkurat
BPK
dan Universitas Bfawljaya
BPK Ri).
79
cG004
cG00s
Evaluation Ol @rporate Environmenta! Repofting AnC disclosure (Cose Study in pf . Unilever lndonesia, Tbk! Peran Partisipan lntemal Perusahaan dalam Program Anti Fraud terhadap pencegahan dan Pendeteksian KecuGngan Laporan Keuangan (Perspektif Staf Keuangan pT
Rr Marthina
Briliana dan Basuki
Nur Alfisyah Juliani, Bambang Haryadi dan Anita Carolina
Unlvefsitas Airlangga
Universltas
Trunoioyo Madura
Pelindo tlt) Analisis Penerapan Komponen pengendalian lnternal terhadap Kecenderungan 81
cG007
Kecurangan Pengadaan Barang dan Jasa (Studi Kasus pada Pemerintah Kabupaten
Sumenep)
Hadiyansih, Muhammad Syam l(usufi dan Adi Darmawan Ervanto
UniveRitas
Trunojoyo Madura
Co- Hosl/ Per8uruan Tintgt Pendrkun8: Jumal Atuntanri UnrveBitas di Jawa Timur, STlESla Surabye, Unlv. [eged Sur.b6yd, univ. Airlangga, SnE perbanas Su6b6ya, politeknik tleSeri lvlarang, srE Marangk.eiwara Maran& urir irraurana Marik rbnhi; Mahng, in;r. ,.2 Asururs rins srrau"v", un . e[a;ja,a Univ. cBrtra suraba!,a, Untu. Garardna Malan& Univ. lember, univ. xatolik witya t'lanjab surab6rd, Univ. Me.deka lv#"c, U"i; Muhamft.diFh Malan& univ. l{eBeti Malan& univ. Surdbaya, univ. Trunoioyo tutaaurd, upl{ vaeran tatim, univ. Muhammadirdh su6baya.
t{"Lii
6 @ w
Member
of
At"*.< IWAtrsUi Ikdao Alontao Irdotr€sia Fakult s Ekoorni ltrrilayahJauaTinur universitsKrojuuhaolv{rldg D.purt*
Pengaruh lox For'rness dan Sistem Perpajakan terhadap Tindakan Ior Eyasrbn (Studi Kasus pada Wajib Pajak Resioran di Kabupaten Sidoarjo)
Nur Amsiyah, Gita
Universitas
Alasy Haiwida dan Mohamad Djasuli
Trunojo-vo Madura
Universitas
Tri Rahmadiyani
136
PPJKOOT
L37
PPJKO1O
Analisls Tdx Avoidonce dan Mekanisme Ccrporote Governonce terhadap Kualitas Laba
Ardian Putra Subarjo Yasti Maesarah, Siti
PPJKOll
Pengaruh (arakteristik Perusai,aan dan Corporote Socid I Responsi birr? terhadap Penghindaran Pajak
138
Analisis Beban Pajak Tangguhan, Aktiva Pajak Tangguhan, dan Akrual sebagai Prediktor 139
PPJKO12
'
Manajemen laba pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode
2009-20rt
7N
PPJKOl4
Pengaruh (omplekitas Peraturan Perpajakan, Kualitas Layanan, Sanksi Perpajakan dan Pemerjkaan terhadap Kepatuhan Pajak (Studi pada Wajib Pajak Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Singosari) Pengaruh Profesionalisrne Auditor dan Etika Profesi terhadap Pertimbangan Tingkat
L47
742
SIAEPOO2
SIAEP(x)5
Materlalitas Dalam Proses Pemerikaan Laporan Keuangan { Studi pada Auditor di Kantor Akuntan Publik diSurabaya) Pengharuh Etika Profesi, Pengalaman, Tekanan Anggaran Waktu Audit, dan Pemahaman dilema Etika terhadap Standar Profesi dan Akuntabilitas Profesi Akuntan Publik (Studi pada Akuntan Publik pada KAP
Atikah, Wahidatul Husnaini
Andarumi Mustikaning Perwita dan Titiek Puji Astuti
Mataram Universitas Ulataram
Universitas Setia Budi
STIE
l-lartini dan Wiyarni
Malangkucecwara
Malang
lmelda Dian Rahmawati dan Siti
Mardiyah
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Djuni Farhan dan Abdul Halim
Gaiayana Malang
Universitas
di Jatim)
StAEPOO6
Mengurai Profes,'on al Judgement Auditor Dalam Proses Audit Laporan Keuangan (Studi lnterpretif Fenomenologi pada KAP Paimin dan Paijo)
Agus Sahifuddin,
Bambang Haryadi dan Rahmat zuhdi
Universitas
Trunojoyo Madura
Co- HosV PeGuruan linggi Pendubng: Jumal Aluntansi Unlve.sitas di Jawa Timur, SnESlA Su6baya, U.iv. Negen Surabaya, lJniv. Ai.langga, SnE Perbanas SuGbaya, politeknlk NeAeri Malan& STIE Mala€kuc.cxrara Malao& UIN Maulana Malik lbrihim Mahn& Unfu. 17 Agus&s t945 SurabaF, t niv. &aMjaya Malan& Uolv. Gput6 Su.abafa, Untu. Gajayana Malang, untu. ,emb€., Univ. Iatollk Wdya Maodala Surabaya, Univ. Merdeka Mahn& Univ. Ituhamrndifdh Mahn& t riv. XeAed Matan& t niv. SurdbaF, Univ. Ttunoisyo Madua, UPN Veteran ,er6m. Univ. Muharnmadifah Surabard.
.,-a(#$
E & F
F
rE[)
ww
&
,,alvA
rrepan@en Af,unhllsi
flttuR
PakulEs Ekonomi Udv€rsitas KaDjunfi e Mal,og
-g-*b**ffi& Wilayah Jaura
'
Timr
RUANG
Dete'minao MiEa! Mdlasiswa Menilh tralon]ie:llrasi Akrubnsi dln Keurnean Syariah Penganh PeWuDgk peo ,rr€
kcnol Cq d Melalui
hdat
Sad
tuluvi Ninesih
de Achmrd Zaky Web
P€asenbauge K6dk LilBr s€tagai r{reCia Fembelaj&n AtuaEn3i SMK l,{eeri MengafflisG Dohnneo 'I6ls rksi pada Siswa SMK Neseri 2 Tuban RUANG
RUANG
,iddp.F CC,004
2
cG005
bahati@t dtsclosne
OJ Cotpdde Enyiftm@dal Beporti,E Ard (Caee Sndy inYl. Unilever Indooesiq Tbk)
P€Iatr Panisipm htem.l Ferusahre datam progrED Ami Fnud terhadap ftrcegahen datr pendetekiaq Kecur6Dgan L.3por!tr Kaianta (Perspckrr:Saf Kcuaneatr pT Fctiodo
trD
3
ccno7
cco35
Co- Hos!/ Perguruan Tinggi
Rr l,{irrN,$a BfiaM Basuki
rr'
de
Nur Alfisyah Juliadi, Banbotrg Haryadi dan Anita
Calolirla
UniveBites Airlaoeg6 Srluba}1a
Unive6itas Trunojoyo Madura
Ardisis Pen€rqm Komponen Pengendalian tnl€rnal tertadap Kecenderuogan Krcutanga pengadaan Baralg d& Ja6a ($udi Ks$s F6da Perneridah Kab{lded
I{adiyansr'h,
Syan Kusuf dan Adi DarmawaD Ervanlo
Urdi€rsitas Tnmojoyo
Narsisme Bahrsa D6da Pelaporan Kegiatan CSR Melalui Pendekatar Semiotik D6lao Sustainability Repon pI pLN (Pe$€ro)
Grdis Puri Rahayu dah Tjiptohadi SacBjuwono
Udversitas Air-langa
Suoen@)
4
. , Pitrtrr'
Pendul
Motrmmad
MadsB
Surabaya
nE:
Jlmal A*untansi universLls di Jawa Timur, sTlEslA surabaya u6iv, Neg€ri suratDya, univ. Airtangga, snE pe*)anas s{rrdbaya, potiteknik Negerilt4alan& srlE MaiaflSkuceo,ara M.laft8, Ulil Maulana Malik lbGhim Mehn& univ. 17 Agustus t94s sunbava, univ. go;jaya MaL;g Univ ciputra s{rrabaya, univ. Gajavana Malan& univ. Jember, univ, Katolik widya uand_ala surabaya, Univ. Merdeka ttir;"& Uri; Muhammadivah Malan& uoiv. Negeri MalanB unlv surabaF, univ. Trunoioyo Madura, uPti veteran Jatim, univ. Muhammrdiyah su6;ard.
t P;R,,
li4emirel
Ii. :&r!l i (!o.l,itt ' Depaflemen Akunlansi
f{kuhas Ekono*ri Unilcrsitas Keqiuruh:m !l*ial)g
I
of
lkatan Akunlao lrdolresi?. \1.Iilal,ah JaIra 'l
iuur
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPEN6ARUi{I INDEPENDENSI APIP {STUD! PADA APARAT
PENGAWAS INTERN PEMERII\IIAH INSPEKTOMT KABUPATEN SE fVtADURA}
Yahya Rochman, Bambang Haryadi, Prasetyono (Universitas Trunojoyo Madura) Email; yahyarochmanS5@gnrai!.com
ABSTRACT
The purpose of this stuciy was to analyze the effect of competerrcy, obbedience pressures and auditor's experience to the independency. The pop lation in this study is i;rternal audi-ior ol gDvern;nent which working in four inspektorat kabupaten throughout frledura lslind,
Sampling used is the census" Questionnaires that anahr,zeC as much as 60. Dala analysi-! conducted with linear regressio!'t method. Th€ hypcthesis testeci are revealed as ,thet
competency. obbedience oresst!!"es and auditor ernerience have dir.ert inflllence
rr
independer,cy Kevwords: independency, competency, obfredience pressures and auditor's experience. PENDAHUTUAN Dalam lingkup pernerintahan daerah- independensi auditor internal sangat
dibutuhkan untuk menjalankan fungsi pengawasan serta evaluasi terhadap kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPDI. Karena dengan adanya ctonomi daerah, pemerintah daerah mempunyai wet/i enang untuk rnerrgurus dan mengatur urusan pemerintahannya sendiri. Untuk mengawasi daft mengawal jalannya roda penterintahan yang bersih dan akuntabel diperlukan lembaga pengawasan internai pada peme!.intah daerah. pengawasan lnternal pemerintah daerah drlakukan oleh Aparat PengawJs lnterir Pemerintah (APIP). peran dan fungsi inspektorat kabupaten secara umum diatur dalam ilasal a peraturan Menteri naiars i\,ege.! I\:. 64 fahun ?0C1. djn'r'aiakarr ,lahi,va daiarr: i-yreialis;nakaE tugas pengawasarj urusaal peme!'intahan, inspeldorat kabupaten mempunya! fungsi perencanaar progiam pengawasai,i.
perrrusar-r krlijakan d;ln fasilita'ri pengaliiasait, penreriksaan {audit}, pengusfitan, penguiia!i dan penilaian tuBas penBa\i,/asan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEPENDENSI APIP (Studi Pada Aparat Pengawas Intern Pemerintah Kabupaten Se Madura)
Yahya Rochman Bambang Haryadi Prasetyono (Universitas Trunojoyo Madura)
ABSTRACT The purpose of this study was to analyze the effect of competency, obbedience pressures and auditor’s experience to the independency. The population in this study is internal auditor of government which working in four inspektorat kabupaten throughout Madura Island. Sampling used is the census. Questionnaires that analyzed as much as 60. Data analysis conducted with linear regression method. The hypothesis tested are revealed as that competency, obbedience pressures, and auditor experience have direct influence to independency. Keywords: independency, competency, obbedience pressures and auditor’s experience.
PENDAHULUAN Dalam lingkup pemerintahan daerah, independensi auditor internal sangat dibutuhkan untuk menjalankan fungsi pengawasan serta evaluasi terhadap kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Karena dengan adanya otonomi daerah, pemerintah daerah mempunyai wewenang untuk mengurus dan mengatur urusan pemerintahannya sendiri. Untuk mengawasi dan mengawal jalannya roda pemerintahan yang bersih dan akuntabel diperlukan lembaga pengawasan internal pada pemerintah daerah. Pengawasan internal pemerintah daerah dilakukan oleh Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP). Peran dan fungsi
1
inspektorat kabupaten secara umum diatur dalam pasal 4 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 64 Tahun 2007, dinyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas pengawasan urusan pemerintahan, inspektorat kabupaten mempunyai perencanaan
fungsi
program pengawasan, perumusan kebijakan dan fasilitasi
pengawasan, pemeriksaan (audit), pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan. Independensi merupakan salah satu komponen dari etika yang harus senantiasa dijaga oleh auditor internal di inspektorat kabupaten. Dalam menjalankan tugasnya, seorang auditor internal bertanggung jawab untuk dapat mempertahankan independensinya dalam kondisi apapun, sehingga pendapat, kesimpulan, pertimbangan, serta rekomendasi dari hasil pemeriksaan yang dilakukan tidak memihak dan
dipandang tidak memihak terhadap
pihak
manapun. Dengan terjaganya independensi seorang auditor, maka segala macam temuan kecurangan di lapangan dapat diungkap dengan obyektif oleh auditor tersebut. Temuan kecurangan yang terungkap pada obyek pemeriksaan akan membuat Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya di masa yang akan datang dan tidak menimbulkan bias. Penelitian tentang independensi auditor telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Wurangian dan Anshori (2003) menemukan bahwa kualitas auditor berpengaruh terhadap tingkat independensinya dalam penugasan audit. Rimawati (2011) menemukan bahwa pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor berpengaruh negatif dan signifikan terhadap independensi auditor. Penggantian auditor ini disebabkan oleh ketidakpuasan klien terhadap kualitas auditor dalam melakukan audit. Lebih lanjut Rimawati juga
2
menunjukkan bahwa intervensi manajemen klien berpengaruh negatif dan signifikan terhadap independensi auditor. Cristina dan Subroto (2003) mengungkapkan lamanya hubungan audit berpengaruh terhadap independensi auditor. Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu seperti; Wurangian dan Anshori (2003), Rimawati (2011), Cristina dan Subroto (2003), Kasidi (2007), Triana (2010), Prabowo dan Deni (2009). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penambahan satu variabel independen yaitu tekanan ketaatan. Pemilihan variabel tersebut dikarenakan APIP inspektorat adalah Pegawai Negeri Sipil yang dalam pekerjaannya harus tunduk dan taat terhadap peraturan perundangan yang berlaku, taat pada atasan dan pimpinan tertinggi di pemerintahan. Segala macam tekanan berupa ketaatan yang dihadapi oleh APIP dalam melakukan tugas pengawasan atau audit, menjadi bahan yang menarik untuk diteliti lebih jauh pada penelitian ini. Pertanyaan penelitian ini adalah apakah faktor kompetensi, tekanan ketaatan dan pengalaman auditor berpengaruh secara signifikan terhadap independensi auditor internal (APIP)?. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk memberi bukti dan menganalisis pengaruh kompetensi, tekanan ketaatan dan pengalaman auditor terhadap independensi.
LANDASAN TEORI Teori Motivasi Menurut Gibson et.,al (1996) menjelaskan motivasi dapat dikatakan sebagai suatu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan dan
3
mencapai tujuan. Menurut Robbins dan Judge (2008) motivasi dikelompokkan kedalam tiga elemen utama, yaitu intensitas, arah dan ketekunan berhubungan dengan seberapa giat seseorang berusaha. Samsudin (2005) dalam Idris (2012) menyatakan motivasi adalah kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan agar terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi. Motivasi merupakan konsep dasar pendorong utama bagi auditor internal dalam melakukan audit. Keberhasilan dari suatu audit memerlukan motivasi yang lebih pada auditor untuk mencapai tujuan organisasi dan tujuan audit yang baik. Auditor internal yang memiliki motivasi kuat dalam dirinya tidak akan mudah terpengaruh dan cenderung lebih dapat mempertahankan independensinya. Hal ini sesuai dengan apa yang telah dijelaskan oleh Gibson et.,al (1996) terkait dengan motivasi sebagai unsur kekuatan yang ada pada individu untuk melakukan sesuatu tanpa terpengaruh oleh yang lain.
Independensi Independensi menurut Mulyadi (2002:26-27) dapat diartikan sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Dalam kenyataannya auditor seringkali menemui kesulitan dalam mempertahankan sikap mental independen. Sawyer (2006: 35-36) membagi 3 (tiga) mengenai independensi, yaitu; 1) independensi dalam verifikasi; 2) independensi dalam program audit; 3) independensi dalam pelaporan yang dapat
4
diperuntukkan bagi akuntan publik atau auditor eksternal, tetapi konsep yang sama dapat diterapkan untuk auditor internal dalam bersikap objektif. Herty (2010) mengatakan bahwa independensi merupakan suatu syarat yang penting yang harus dimiliki oleh tiap auditor dengan tujuan agar dapat menilai kewajaran suatu informasi yang disajikan manajemen untuk para pemakai informasi yang terdiri dari pemakai internal dan eksternal. Independen berarti auditor tidak dapat dipengaruhi. Auditor internal tidak dibenarkan memihak kepentingan siapapun. Dari beberapa penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa independensi auditor adalah sesuatu yang harus tetap dipertahankan oleh auditor walaupun menghadapi kendala-kendala dalam melakukan audit, kendala tersebut seperti, perasaan dari dalam diri auditor yang sering diliputi dilema atau konflik batin, fasilitas maupun tekanan dari entitas yang diperiksa, atasan auditor yang berusaha menekan untuk tujuan tertentu dan pihak lain yang berkepentingan.
Kompetensi Matondang (2010) menjelaskan bahwa keahlian professional auditor dapat dengan mudah mencegah dan mendeteksi adanya fraud pada penyajian laporan keuangan. Seseorang dapat dikatakan mempunyai keahlian professional jika memiliki tiga kriteria seperti mempunyai keahlian dalam melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya, melaksanakan tugas atau profesinya dengan menetapkan standar baku di bidang profesinya tersebut dan menjalankan profesinya dengan mematuhi kode etik profesinya. Kepercayaan masyarakat akan meningkat jika kualitas kinerja auditor tetap terjaga dan bahkan lebih baik pada
5
masa yang akan datang. Kualitas auditor tersebut dapat dikembangkan dengan terus menjaga independensinya.
Tekanan Ketaatan Cressey (1953) dalam Tuanakotta (2012:207) menyimpulkan bahwa kecurangan secara umum mempunyai tiga sifat umum yang lebih dikenal dengan sebutan fraud triangle, terdiri dari tiga kondisi yang umumnya hadir pada saat fraud terjadi yaitu pressure, opportunity, dan rationalization. Putri (2013) menjelaskan bahwa tekanan dapat berasal dari klien atau pimpinan dapat saja menekan auditor untuk melanggar standar profesi auditor. Hal ini tentunya akan menimbulkan tekanan pada diri auditor untuk menuruti atau tidak menuruti dari kemauan klien maupun pimpinannya. Oleh sebab itu, seorang auditor seringkali dihadapkan kepada situasi dilema penerapan standar profesi auditor dalam pengambilan keputusannya.
Pengalaman Auditor Menurut
Hilmi
(2011)
menjelaskan
bahwa
pengalaman
adalah
pengetahuan, keahlian atau kejadian yang dialami sendiri atau orang lain yang terjadi melalui peristiwa dan kejadian nyata. Pengalaman kerja dapat memperdalam dan memperluas kemampuan kerja. Semakin sering seseorang melakukan pekerjaan yang sama, semakin terampil dan cepat menyelesaikan pekerjaan tersebut, dan semakin banyak macam pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang, maka pengalaman kerjanya semakin kaya, luas serta meningktakan kinerja auditor. Begitu pula dengan banyaknya jumlah penugasan yang telah
6
dilakukan oleh auditor dapat meningkatkan pengetahuan karena adanya kompleksitas transaksi keuangan perusahaan yang diaudit. Pengalaman berdasarkan lama bekerja dan banyaknya jumlah penugasan saling berkaitan erat, karena semakin lamanya seseorang menjadi auditor, tentunya jumlah penugasan lebih banyak. Berdasarkan tinjauan teori di atas dapat digambarkan rerangka penelitian sebagai berikut:
Kompetensi
Independensi
Tekanan Ketaatan
Pengalaman Auditor
Gambar 1 Rerangka Penelitian dan Hipotesis Penelitian
Hubungan Kompetensi dengan Independensi Di dalam teori motivasi dijelaskan bahwa suatu proses yang menjelaskan intesitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Ketekunan seorang auditor dapat dilihat dari usahanya untuk meningkatkan kemampuannya baik kemampuan formal maupun informal di dalam dirinya. Kemampuan dalam berkomunikasi, kreatifitas, kemampuan bekerjasama dengan orang lain dan kepercayaan pada keahlian yang dimiliki juga termasuk hal yang menjadi usahanya dalam mencapai kinerja yang baik. Karakter psikologis yang melekat pada diri auditor dapat membuatnya tidak mudah terpengaruh atau tergoda bujukan untuk mengubah keputusannya. Independensinya terhadap pelaksanaan audit dapat dipertahankan
7
berbekal kemampuan psikologis dan formal audit yang terus ditingkatkan. Wurangian dan Anshori (2003) menganalisis hubungan antara kualitas auditor dengan tingkat independensi auditor. Dalam penelitiannya ditemukan bahwa kualitas auditor berpengaruh terhadap tingkat independensinya dalam penugasan audit. Rimawati (2011) menemukan bahwa pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor berpengaruh negatif dan signifikan terhadap independensi auditor. Penggantian auditor ini disebabkan oleh ketidakpuasan klien terhadap kualitas auditor dalam melakukan audit. Prabowo dan Deni (2009) mengungkapkan bahwa pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor. Cristina dan Subroto (2003) menemukan bahwa kompetisi antar KAP tidak berpengaruh terhadap independensi auditor. Persaingan tersebut adalah persaingan dalam menggaet pelanggan dengan cara memperbaiki kualitas audit mereka dan dengan meningkatkan kualitas para auditor mereka sendiri agar bisa bersaing dengan auditor di KAP lain. Berdasarkan ulasan di atas, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: H1 : Kompetensi berpengaruh terhadap independensi
Hubungan Tekanan Ketaatan dengan Independensi Motivasi sebagai konsep yang menguraikan kekuatan yang ada dalam diri seseorang yang akan memulai atau mengarahkan perilakunya. Motivasi dapat mempengaruhi hasil kinerja seseorang baik secara positif atau negatif tergantung pada keadaan yang dihadapi oleh orang yang bersangkutan. Kondisi dimana seorang auditor dihadapkan pada tekanan ketaatan dari senior, atasan, maupun pihak lain yang berkepentingan atas hasil audit yang dilaksnakan, dapat mendorong konflik batin auditor apakah akan bertindak independen atau sebaliknya. Tekanan ketaatan dari atasan
8
ataupun senior yang mengharuskan auditor berbuat menyimpang dari prosedur audit yang telah ditetapkan akan membuat auditor tidak independen lagi jika mematuhi perintah atasan tadi. Sebaliknya jika auditor menentang perintah atasan, senior dan pihak lain yang berkepentingan, maka auditor tetap menjaga independensinya dalam pelaksanaan audit. Triana (2010) membuktikan bahwa tekanan klien dan tekanan peran secara simultan maupun signifikan berpengaruh terhadap independensi auditor. Rimawati (2011) menunjukkan bahwa intervensi manajemen klien berpengaruh negatif dan signifikan terhadap independensi auditor. Hal yang sama juga ditemukan oleh Prabowo dan Deni (2009) mengungkapkan bahwa tekanan manajemen klien berpengaruh positif dan signifikan terhadap independensi auditor. Sebaliknya, Wurangian dan Anshori (2003) yang mengungkapkan tekanan ketaatan terhadap ketentuan yang berlaku tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap independensi auditor. Berdasarkan ulasan di atas, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: H2 : Tekanan ketaatan berpengaruh terhadap independensi
Hubungan Pengalaman Auditor dengan Independensi Di dalam teori motivasi, dikatakan bahwa motivasi sebagai proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan agar terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi. Kondisi atau energi yang didapat oleh auditor dapat juga berasal dari pengalamannya dalam melakukan sesuatu. Pengalaman yang didapat auditor dari seringnya terlibat dalam penugasan audit membuat dirinya tidak gampang terpengaruh oleh rekannya, atasan, ataupun pihak lain yang mencoba mengintervensi
9
keputusannya dalam mengangkat sebuah temuan audit. Dapat disimpulkan bahwa independensi auditor terjaga karena tingkat pengalaman auditnya yang tinggi. Cristina dan Subroto (2003) mengungkapkan lamanya hubungan audit berpengaruh terhadap independensi auditor. Rimawati (2011) menemukan bahwa lamanya hubungan klien dengan auditor berpengaruh negatif dan signifikan terhadap independensi auditor. Sebaliknya, Wurangian dan Anshori (2003) mengungkapkan lamanya hubungan audit tidak berpengaruh terhadap independensi auditor. Kasidi (2007) menemukan bahwa lamanya hubungan audit dengan klien tidak berpengaruh terhadap independensi. Berdasarkan ulasan di atas, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: H3 : Pengalaman auditor bepengaruh terhadap independensi
METODE PENELITIAN Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah auditor internal yang ada di inspektorat kabupaten seluaruh Pulau Madura. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sensus. Dengan demikian seluruh populasi yaitu seluruh auditor/pemeriksa inspektorat kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep dijadikan sampel Sumenep (tabel populasi dapat dilihat pada lampiran 1).
Operasional Variabel 1. Variabel independen a) Kompetensi Kompetensi adalah komponen keahlian, karakteristik psikologis, kemampuan berfikir, strategi penentuan keputusan dan kemampuan analisis tugas (Ziengenfuss,
10
2008). Kompetensi pada penelitian ini dapat diukur dari lima kriteria keahlian di atas. Instrumen pengukuran variabel ini mengadopsi instrumen variabel yang digunakan oleh Siregar (2011), serta beberapa pernyataan modifikasi dari peneliti. b) Tekanan ketaatan menjelaskan Tekanan ketaatan adalah tekanan yang diterima oleh auditor junior dari auditor senior atau atasan dan entitas yang diperiksa untuk melakukan tindakan
yang menyimpang
dari
standar
etika, prosedur audit dan
profesionalisme (Indira dan Anugerah, 2011). Instrumen pengukuran variabel ini mengadopsi instrumen variabel yang digunakan Indira dan Anugerah (2011) serta beberapa pernyataan modifikasi dari penulis. c) Pengalaman Auditor Pengalaman auditor adalah pengalaman auditor dalam melakukan audit yang dilihat dari lamanya bekerja sebagai auditor dan banyaknya tugas pemeriksaan yang telah dilakukan (Sukriah dkk, 2009). Pada penelitian ini pengalaman auditor dapat diukur melalui lamanya seorang auditor bekerja sebagai auditor dan banyaknya tugas pemeriksaan atau audit yang telah dilakukan. Instrumen pengukuran variabel ini mengadopsi instrumen variabel yang digunakan oleh Sukriah dkk. (2009) serta beberapa pernyataan modifikasi dari penulis.
2. Variabel dependen a) Independensi Independensi adalah dari sikap dalam diri auditor yang tidak mudah terpengaruh dan berbuat jujur (Matondang, 2010). Independensi pada penelitian ini dapat diukur dengan sikap dalam diri auditor yang tidak mudah terpengaruh, bagaimana auditor mengahadapi gangguan independensi berupa hubungan pertemanan atau sedarah
11
dengan obyek pemeriksaan, fasilitas yang diberikan oleh obyek pemeriksaan serta atasan auditor sendiri dan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan tertentu atas hasil audit yang dilakukan. Instrumen pengukuran variabel ini mengadopsi instrumen variabel yang digunakan oleh Sukriah dkk. (2009) dan Matondang (2010) serta beberapa pernyataan modifikasi dari penulis.
Metode Analisis Data Tahap-tahap dalam menganalisis data adalah melakukan uji statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis dengan analisis regresi linier berganda. Persamaannya adalah sebagai berikut:
Keterangan : : Independensi : Nilai intersep (konstan) x1..x3 : Koefisien arah regresi : Kompetensi X2 : Tekanan ketaatan X3 : Pengalaman auditor e1 : error
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Responden Penelitian ini dilakukan pada auditor/pemeriksa di inspektorat kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Auditor/pemeriksa yang berpartisipasi
12
dalam penelitian ini meliputi pengawas, ketua dan anggota tim pemeriksa yang terlibat dalam tugas dan fungsi pokok pemeriksaan. Data distribusi sampel penelitian dan demografi responden dapat dilihat pada lampiran 2.
Uji Validitas Di dalam uji validitas ini dapat menunjukkan tingkat ketepatan penggunaan alat ukur tersebut terhadap gejala yang ingin diukur. Untuk mengetahui suatu instrumen dikatakan valid, dilakukan pengujian dengan menggunakan teknik korelasi pearson product moment, yaitu dengan membandingkan nilai signifikansi korelasi pearson product moment dengan taraf kesalahan sebesar 0,05 (α = 5%). Jika signifikansi hasil korelasi kurang dari 0,05 maka butir-butir pernyataan tersebut dinyatakan valid dan begitu pula sebaliknya. Untuk hasil uji validitas dapat dilihat pada lampiran 3.
Uji Reliabilitas Data Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menguji skor antara item dengan menggunakan Alpha Cronbach yaitu dengan membandingkan koefisien alpha dengan 0,7. Apabila koefisien alpha (r hitung) lebih besar dari 0,7 maka item tersebut reliabel. Tetapi apabila koefisien alpha (r hitung) lebih kecil dari 0,7 maka item tersebut tidak reliabel. Untuk hasil uji reliabilitas data dapat dilihat pada lampiran 4.
Uji Asumsi Klasik Pada analisis regresi linier berganda, diharapkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinieritas (hubungan linier antar variabel-variabel bebas), yaitu kompetensi, tekanan ketaatan dan pengalaman auditor. Untuk mendeteksi multikolinieritas adalah dengan menggunakan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF > 10 maka menunjukkan adanya multikolinieritas. Dan
13
apabila sebaliknya VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas (hasil pengujian statistik dapat dilihat pada lampiran 5).
2. Heteroskedastisitas Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel-variabel model regresi memiliki ragam (variance) residual sama atau tidak. Model regresi yang baik
adalah model yang memiliki
ragam
residual
homogen (bersifat
homoskedastisitas). Cara untuk menguji homoskedastisitas adalah dengan melihat plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) (ZPRED) dengan residualnya (SDRESID). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit, mengumpul pada suatu titik tertentu), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas (asumsi tidak terpenuhi). Sedangkan, jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar secara merata di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (asumsi non heteroskedastisitas terpenuhi). Hasil pengujian statistik dan diagram scatterplot dapat dilihat pada lampiran 5.
3. Normalitas Pada analisis regresi linier berganda, data yang digunakan adalah data yang berdistribusi normal. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian adalah: H0 : Sebaran data berdistribusi normal Ha : Sebaran data tidak berdistribusi normal Untuk menguji asumsi ini, digunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengujian yang digunakan adalah tolak H0 jika nilai signifikansi < 0,05, dan sebaliknya terima H0 jika nilai signifikansi > 0,05. Hasil pengujian statistik
14
dan gambar chart histogram dapat dilihat pada lampiran 5. Berdasarkan pengujian Kolmogorov-Smirnov, diperoleh signifikansi sebesar 0,662, dimana nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar daripada α = 0,05. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar daripada α = 0,05 maka diputuskan terima H0 dan disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, yaitu asumsi normalitas telah terpenuhi.
Hasil Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui pengaruh variabel kompetensi, tekanan ketaatan dan pengalaman auditor terhadap independensi maka dilakukan analisis regresi linier berganda dengan bantuan spss 15 (hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada lampiran 6). Dari tabel 8 pada lampiran 6 dapat disimpulkan bahwa : a.
Dari nilai Adjusted R Square menunjukkan nilai sebesar 0,550 atau 55,0%. Artinya bahwa Independensi (Y1) dipengaruhi sebesar 55,0% oleh kompetensi (X1), tekanan ketaatan (X2), dan pengalaman auditor (X3). Sisanya sebesar 45,0% dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel bebas yang diteliti.
b.
Persamaan regresi standardize: ZY1 = 0,268 ZX1 + 0,262 ZX2 + 0,387 ZX3
c. Dari nilai thitung menunjukkan bahwa : 1) Variabel kompetensi (X1) memiliki nilai thitung sebesar 2,246 dengan probabilitas sebesar 0,029. Karena |thitung| > ttabel (2,246 > 2,003) atau sig t < 5% (0,029 < 0,05) maka variabel kompetensi (X1) berpengaruh signifikan terhadap independensi (Y1). Karena koefisien path bertanda
15
positif (0,268) mengindikasikan semakin tinggi kompetensi maka mengakibatkan semakin meningkatkan independensi. 2) Variabel tekanan ketaatan (X2) memiliki nilai thitung sebesar 2,015 dengan probabilitas sebesar 0,049. Karena |thitung| > ttabel (2,015 > 2,003) atau sig t < 5% (0,049 < 0,05) maka variabel tekanan ketaatan (X2) berpengaruh signifikan terhadap independensi (Y1). Karena koefisien path bertanda positif (0,262) mengindikasikan semakin positif tekanan ketaatan maka mengakibatkan semakin meningkatkan independensi. 3) Variabel pengalaman auditor (X3) memiliki nilai thitung sebesar 3,750 dengan probabilitas sebesar 0,000. Karena |thitung| > ttabel (3,750 > 2,003) atau sig t < 5% (0,000 < 0,05) maka variabel pengalaman auditor (X3) berpengaruh signifikan terhadap independensi (Y1). Karena koefisien path bertanda positif (0,387) mengindikasikan semakin positif pengalaman auditor maka mengakibatkan semakin meningkatkan independensi.
Pengaruh Kompetensi terhadap Independensi Hipotesis pertama menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh terhadap independensi. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa besar pengaruh kompetensi terhadap independensi adalah sebesar 0,268. Nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value sebesar 0,029. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap independensi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wurangian dan Anshori (2003) yang memperoleh hasil penelitian, bahwa kualitas auditor berpengaruh terhadap tingkat independensinya dalam penugasan audit. Penelitian ini juga mendukung dengan apa yang ditemukan oleh Rimawati (2011) bahwa pemutusan hubungan kerja dan
16
penggantian auditor karena kemampuan auditnya yang rendah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap independensi auditor. Sebaliknya, penelitian ini menolak apa yang telah ditemukan oleh Prabowo dan Deni (2009) bahwa pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor. Cristina dan Subroto (2003) menemukan bahwa kompetisi antar KAP tidak berpengaruh terhadap independensi auditor. Dalam penelitian ini kompetensi berpengaruh signifikan terhadap independensi disebabkan pendidikan formal yang dimiliki oleh auditor, keahlian yang diperoleh melalui pelatihan berkelanjutan dan komponen pengetahuan lain yang berasal dari dalam diri auditor tersebut memberikan motivasi kuat dan tidak mudah terpengaruh dalam melaksanakan audit. Keputusan yang diambil oleh seorang auditor internal inspektorat tidak mudah diintervensi oleh pihak lain karena keahlian audit yang mumpuni yang terbentuk dari pengalaman yang memadai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap independensi dari seorang auditor.
Pengaruh Tekanan Ketaatan terhadap Independensi Hipotesis kedua menyatakan bahwa tekanan ketaatan berpengaruh terhadap independensi. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa besar pengaruh tekanan ketaatan terhadap independensi adalah sebesar 0,262. Nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value sebesar 0,049. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan ketaatan berpengaruh signifikan terhadap independensi. Hal ini sejalan dengan penelitian Triana (2010) yang membuktikan bahwa tekanan klien dan tekanan peran secara simultan maupun secara individual berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor. Penelitian ini juga mendukung penelitian Rimawati (2011) yang menunjukkan bahwa intervensi manajemen klien berpengaruh
17
negatif dan signifikan terhadap independensi auditor. Prabowo dan Deni (2009) menemukan bahwa tekanan manajemen klien berpengaruh positif dan signifikan terhadap independensi auditor. Sebaliknya, penelitian ini menolak penelitian Wurangian dan Anshori (2003) yang mengungkapkan bahwa tekanan ketaatan terhadap ketentuan yang berlaku tidak berpengaruh terhadap independensi auditor. Pada penelitian ini tekanan ketaatan berpengaruh signifikan terhadap independensi disebabkan karena auditor inspektorat berhasil menghadapi dan mengatasi tekanan berasal dari seniornya, atasan, objek pemeriksa dan pihak lain yang berkepentingan. Tekanan tersebut dapat mengancam independensi auditor apabila tidak dihindari dan cenderung dituruti oleh auditor tersebut dalam proses pelaksanaan audit. Dalam tugas audit seringkali atasan ikut campur dalam program kerja audit dan mengintervensi keputusan yang dibuat auditor, sehingga berpengaruh terhadap independensi auditor tersebut. Objek yang diperiksa menggunakan segala macam cara untuk menekan dan mempengaruhi auditor dalam mengangkat sebuah temuan fraud, apabila auditor tersebut menuruti keinginan obyek terperiksa maka independensi auditor terancam hilang. Tetapi, apabila tekanan tersebut dapat diatasi dengan baik maka akan membuat auditor tetap menjaga independensinya.
Pengaruh Pengalaman Auditor terhadap Independensi Hipotesis ketiga menyatakan bahwa pengalaman auditor berpengaruh terhadap independensi. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa besar pengaruh pengalaman auditor terhadap independensi adalah sebesar 0,387. Nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman auditor berpengaruh signifikan terhadap independensi. Hal ini sejalan Cristina dan Subroto (2003) mengungkapkan lamanya hubungan
18
audit berpengaruh terhadap independensi auditor. Rimawati (2011) menemukan pengalaman auditor yang ditunjukkan dengan lamanya hubungan klien dengan auditor berpengaruh negatif dan signifikan terhadap independensi auditor. Sebaliknya, penelitian ini menolak penelitian Wurangian dan Anshori (2003) mengungkapkan lamanya hubungan audit tidak berpengaruh terhadap independensi auditor. Kasidi (2007) juga menemukan bahwa lamanya hubungan audit dengan klien tidak berpengaruh terhadap independensi. Pada penelitian ini pengalaman auditor berpengaruh signifikan terhadap independensi disebabkan karena auditor inspektorat yang berpengalaman dan sering melakukan audit terhadap objek audit yang sama, dapat menciptakan lamanya hubungan auditor dengan objek audit tersebut terjalin kuat. Semakin lama seorang auditor berinteraksi dengan objek audit akan menyebabkan auditor merasa sudah mengenali karakter obyek auditnya yang meliputi kinerja operasional, lingkungan pengendalian, dan seluk beluk pengelolaan anggarannya. Kondisi ini memungkinkan auditor memiliki kecenderungan untuk mendengarkan pendapat dan memihak objek audit sehingga menjadi kurang independen, akan tetapi apabila auditor dapat mengendalikan faktor kedekatan tersebut secara profesional, maka auditor tidak akan kehilangan independensinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengalaman auditor berpengaruh signifikan terhadap independensi.
SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis, maka simpulan peneliti adalah; 1) kompetensi berpengaruh signifikan terhadap independensi; 2) tekanan ketaatan berpengaruh signifikan terhadap independensi; 3) pengalaman auditor berpengaruh signifikan
19
terhadap independensi.
Keterbatasan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diajukan saran, antara lain: 1. Hasil penelitian ini sebagai bahan acuan untuk pemimpin daerah agar lebih mendukung dan mempertegas tugas dan fungsi pokok inspektorat kabupaten sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007. 2. Hasil penelitian ini juga sebagai bahan renungan dan cambuk bagi aparat auditor internal yang ada di inspektorat untuk selalu meningkatkan kompetensinya, pengalaman audit, serta memupuk kemampuan dalam menghadapi tekanan yang ada dengan baik agar di masa yang akan datang dapat tetap menjaga independensinya dalam melakukan audit. 3. Peneliti juga menyarankan untuk penelitian selanjutnya agar memperluas objek penelitian pada Aparat Pengawas Intern Pemerintah di inspektorat kabupaten/kota se-Provinsi Jawa Timur sehingga hasilnya dapat digeneralisasi
20
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Muslich dan Sri Iswati, 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Bahan Ajar. Surabaya: Fakultas Ekonomi, Universitas Airlangga. Cristina dan Subroto, (2003). “Faktor-faktor yang mempengaruhi independensi Penampilan akuntan publik”, Universitas Brawijaya. Malang Gibson, James L., Ivancevich, John M., Donnelly Jr, James H., 1996. ”Organisasi: Perilaku, Struktur, dan Proses”, Edisi ke 5, Jilid 1, Penerbit Erlangga, PT. Glora Aksara Pratama, Jakarta. Gibson, James L., Ivancevich, John M., Donnelly Jr, James H., 1996. ”Organisasi: Perilaku, Struktur, dan Proses”, Edisi ke 5, Jilid 2, Penerbit Erlangga, PT. Glora Aksara Pratama, Jakarta Hilmi, Fakhri, (2011). “Pengaruh Pengalaman, Pelatihan Danskeptisisme Profesional Auditor Terhadap Pendeteksian Kecurangan”, Univestias Islam Negeri Jakarta, Jakarta. Herty, Safitri YunintaSari, 2010. “Pengaruh Independensi Dan Profesionalisme Auditor Internal Dalam Upaya Mencegah Dan Mendeteksi Terjadinya Fraud”. Univestias Islam Negeri Jakarta, Jakarta. Idris, Seni Fitriyani, (2012). “Pengaruh tekanan ketaatan, Kompleksitas tugas, pengetahuan Dan persepsi etis terhadap audit Judgement (Studi Kasus Pada Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta)”, Universitas Diponegoro, Semarang. Indira dan Anugerah, (2011). “Analisis Faktor-Faktor yang BerpengaruhTerhadap Audit Judgment (Studi Pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Tengah)”, Universitas Diponegoro, Semarang. Kasidi, (2007). “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Independensi Auditor: Persepsi Manajer Keuangan Perusahaan Manufaktur di Jawa Tengah”, Universitas Diponegoro, Semarang. Mulyadi, Puradiredja, Kanaka. (2002). Auditing. Jilid 1. Edisi 6. Salemba Empat, Jakarta. Prabowo dan Samsudin Deni, (2009). “Pengaruh tekanan manajemen klien dan audit time budget pressure terhadap independensi auditor”, Universitas Diponegoro, Semarang Rimawati, Nike, (2011). “Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Independensi Auditor”, Universitas Diponegoro, Semarang
21
Robbins, S.P., T.A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi, edisi 12. Jakarta: Salemba Empat. Sawyer, B, Lawrence, 2006. Dittenhofer A, Mortimer, dan Scheiner H, James. “Internal Auditing”. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Sukriah, Ika, Akram dan Biana Adha Inapty, (2009). “Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas,Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan”. Makalah.Simposium Nasional Akuntansi 12. Tuanakotta, Theodorus M, 2012. “Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif Edisi 2”, Jakarta: Salemba Empat Triana, Happy, (2010). “Pengaruh tekanan klien dan tekanan peran terhadap independensi auditor dengan kecerdasan spritual sebagai variabel moderating” , Univestias Islam Negeri Jakarta, Jakarta. Wurangian dan Anshori, (2003). “Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Eksternal Terhadap Independensi Auditor (Studi pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya)”. Jurnal Akreditasi No.49/DIKTI/Kep/2003, ISSN 1411-0393.
Peraturan Perundang-Undangan: Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi Dan Kabupaten/Kota
22