Prosiding Prcsentasi IImiah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan,20-21 ISSN : 0854-4085
Agustus 1996
ENERGI NUKLIR DAN DAMPAKNY A LINGKUNGAN DAN KESEHA T AN MASY ARAKA T
TERHADAP
Haryoto Kusnoputranto· Universitas Indonesia Fak. Kesehatan Masyarakat - Jurusan Kesehatan Lingkungan
ENERGI
NUKLIR
DAN
ABSTRAK DAMPAKNYA TERHADAP
LINGKUNGAN
DAN
KESEHATAN
MASY ARAKA T. Energi nuklir telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai salah satu pilihan uotuk encrgi masa
depan, tcrutama untuk memenuhi kcbutuhan kelistrikan nasional. Kontroversi yang timbul tcrutama disebabkan karena ketidak jelasan infonnasi mcngenai teknologi yang akan digunakan dalam PLIN serta dampak lingkungan dan kcschatan masyarakat yang ditimbulkannya. Nuklir dipertimbangkan sebagai salah satu pilihan encrgi pcrantara (bridging fuel) untuk masa depan, disamping batubara, terutama untuk memenuhi kebutuhan kelistrikan nasional. Terdapat hambatan ekonomi, sosial dan lingkungan dalam pengembangan nuklir, tcrutama kekuatiran akan keamanan pcngopcrasian dan dampak lingkungan dan kesehatan masyarakat yang ditimbulkannya. Upaya pcnelaahan dan pengkajian kemungkinan dampak terhadap lingkungan dan kcsehatan masyarakat pcrlu scgera dilakukan. Pcrhatian terutama ditujukan analisis resiko pcnggunaan energi nuklir, pengkajian konsekucnsi lingkungan dan keschatan masyarakat dari kccelakaan reaktor nuklir serta sistcm manajemen limbah radioaktif.
PENDAHULUAN Energi nuklir telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai salah satu pilihan untuk energi masa depan, terutama untuk memenuhi kebutuhan kelistrikan nasional. Kontroversi yang timbul terutama disebabkan karena ketidak jelasan informasi mengenai teknologi yang akan digunakan dalam PL TN serta dampak linkungan dan kesehatan masyarakat yang ditimbulkannya. Salah satu hal yang penting dan kompleks serta menjadi bahan perdebatan dalam memilih altematif energi yang akan dikembangkan untuk masa depan dari negaranegara yang sedang berkembang termasuk Indonesia adalah apakah akan digunakannya energi nuklir sebagai salah satu sumber energi utama untuk tenaga listrik pada dekade akan datang. Tenaga nuklir telah digembargemborkan sebagai sumber tenaga yang bersih, murah dan telah dikembangkan sebagai sumber energi yang dapat menggantikan energi fossil, dengan jumlah sekitar 1800 PL TN dan berkontribusi sebanyak 21 % dari kebutuhan energi dunia pada tahun 2000 (Miller, 1979). Pengembangan dan pemanfaatan energi diarahkan pada pengelolaan energi secara hemat dan efisien dcngan memperhitungkan peningkatan kebutuhan energi, peluang ekspor, dan kelestarian sumber energi untuk jangka panjang. Sumber energi altematif seperti
batubara, gas alam, tenaga panas bumi, tenaga air, tenaga surya, tenaga biomassa, tenaga nuklir dan sebagainya perlu terus dikembangkan dengan memperhatikan keselamatan masyarakat serta kelestarian kemampuan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Dalam hal jenis energi dikenal pembagian sebagai energi primer yaitu energi yang tersedia di alam dan kedua adalah energi sekunder yaitu energi yang dihasilkan sebagai konversi dari energi primer,. seperti listrik. Energi primer dibedakan atas energi terbaharukan (renewable) dan tidak terbaharukan (nonrenewable). Termasuk dalam kategori energi terbaharukan adalah tenaga air, tenaga surya, tenaga angin, tenaga biomassa, dan lainlain. Sedangkan yang termasuk dalam energi tidak terbaharukan adalah jenis energi fossil (fossil fuels: minyak bumi, gas bumi, batubara) dan tenaga nuklir. Apa\Jila eadangan minyak, gas bumi dan batubara temyata mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi di luar kelistrikan, dan apabila perkembangan teknologi nuklir begitu cepat sehingga diperoleh teknologi yang relatif aman dan lebih murah, maka tenaga nuklir bisa dipandang sebagai surnber energi andalan sebagai energi masa depan. Namun perlu disadari bahwa tenaga nuklir saat ini merupakan pilihan yang sulit karena menyangkut penerirnaan masyarakat (public acceptance) dalam hubungannya dengan resiko
. Kctua Jurusan Kesehatan Lingkungan, FK1\1- ill, Kampus FKM - Ul DEPOK (16424) PSPKR-BATAN
Prosiding Prescnlasi Ilmiah Kesclamatan Radiasi dan Lingkungan, ISSN No. : '0854-4085
20 - 21 Agustus 1996
I
kccclakaan yang fatal, sampah yang bcrbahaya dan perlu penanganan khusus. Juga adanya sementara pendapat mengenai bahaya ketergantungan teknologi dan bahan bakar I
serta mfnghasilkan biaya pembangkitan yang relatif labih tinggi dibandingkan dengan energi alternati f lain. TEKN0LOGIREAKTOR loaiam pengembangan energi nuklir di dunia sampai saat ini dikenal 3 jenis teknologi yang digunakan yaitu Conventional Fission (uraniUlb dan thorium), Breeder Fission (uraniu~ dan thorium) dan Fussion (deutrium dan lithium). Berikut ini hanya dibahas secara singkat mengenai teknologi nuklir fissi mengingat teknologi tersebut saat ini banyak digunaJ
mclepabkan sejumlah energi yang sangat nonnal, besar. Oalam keadaan operasi pembangkit nuklir tidak mengeluarkan zat-zat pencemar udara dan mengeluarkan radiasi yang lebih Recil dibandingkan dengan pembangkit tenaga I batubara. Selain dari pada itu, penambangan dari uranium dalam skala yang jauh lehih kecil, menyebabkan gangguan sistem lahan dan perairan yang lebih ringan dibandingkan dengan baik penambangan batubab atau produksi dan penyulingan dari minyaR: dan gas bumi. Namun demikian pembahgkit nuklir mengeluarkan sejumlah I
bahanlbahan radioaktif dari tingkat yang rendah sampai tinggi dalam bentuk limbah dan
energi yang telah digunakan. Limbah-limbah tersebut tidak bolch mencemari lingkungan, sehingga secara berkala harus dilakukan pemrosesan kembali atau di kelola di tempat pengolahan dan pembuangan limbah. Karena tingkat efisiensinya hanya lebih kurang 25 - 30%, pembangkit tenaga nuklir reaktor air ringan (light-water reactor) saat ini mengeluarkan lebih banyak panas ke udara sekitarnya atau ke badan-badan air per unit tenaga listrik yang dihasilkan dari pada pembangkit energi fossil, sehingga meningkatkan potensi untuk pencemaran panas terhadap badan-badan air. SIKLUS ENERGI
NUKLIR
Oalam mengevaluasi altematif nuklir, kita hams melihat siklus energi nuklir secara keseluruhan serta tingkat radioaktif relatif dari bahan-bahan nuklir pada setiap tahapan, yang mana pembangkit nuklir (nuclear plant) hanya salah satu dari siklus energi tersebut. Siklus tersebut meliputi penambangan, transportasi, pengolahan, penggunaan, pengolahan kembali dan penyimpanan dari berbagai bahan nuklir. Berbeda dengan siklus-siklus kimiawi alamiah, siklus energi nuklir ini sepenuhnya dirancang oleh manusia. Karena mencakup zatzat kimia yang sangat toksik dan mematikan (terutama plutonium-239), siklus tersebut harus dioperasikan dengan tingkat keselamatan yang sangat prima dan mutlak, tanpa adanya kebocoran atau kelemahan pada titik manapun. Siklus energi untuk sebuah reaktor air ringan di mulai dengan bahan tam bang uranium, yang ditambang dan dip roses menjadi bentuk konsentrat dari uranium oksida (U30R) yang mengandung campuran U-238 dan sejumlah kecil U-235. Oksida ini kemudian di ubah menjadi bentuk gas (uranium hexafluorida-UF6) yang kemudian diperkaya dalam "enrichment plant". Oi tempat ini konsentrasi U-235 ditingkatkan dari kondisi awal alam 0,7% menjadi lebih kurang 3% untuk energi reaktor air ringan. Oi dalam pabrik persiapan energi (fuel preparation plant), UF6 diubah menjadi uranium-dioksida (U02), dikemas ke dalam pelet untuk kemudian di masukkan ke dalam tabung energi untuk dikirimkan kepembangkit tenaga (power plant).
I
PSPKR-BATAN 2
- ------Prosiding Presentasi I1miah Keselamatan ISSN No. : 0854-4085
Radiasi dan Lingkungan,
Lebih kurang sepertiga dari clemen energi radioaktif di dalam reaktor diganti setiap tahunnya. Elemen-c1emen sisa bersama dengan bahan-bahan reaktor yang terkontaminasi radioaktif dikeluarkan dan disimpan beberapa bulan untuk proses pendinginan. Kemudian clemen dan bahan tersebut dimasukkan kedalam tempat khusus yang sudah disediakan dan dibawa ke unit pemrosesan kembali (reprocessing plant), dimana di tempat ini uranium dan plutonium dip roses sehingga pulih kembali untuk kemudian dikirim ke pabrik persiapan energi untuk digunakan kembali. Sejumlah besar dari limbah-limbah radioaktif cair dan gas yang berasal dari "reprocessing plant" harus disimpan secara permanen sampai batas waktu tertentu dan/atau diolah pada unit pengolahan limbah radioaktif. Pada setiap tahap dari keseluruhan siklus energi nuklir tersebut dapat diperkirakan tingkat radioaktif dari bahan-bahan nuklir yang berpotensi mencemari lingkungan sekitarnya dari tingkat rendah, sedang sampai berat. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN BERBAGAI TEKNOLOGI NUKLIR Oalam pengembangan dari nuklir sebagai sumber energi utama, dijumpai adanya beberapa kendala atau rintangan antara lain I) kontroversi mengenai apakah tersedia energi uranium yang cukup bahan baku; 2) kekuatiran mengenai kemungkinan terjadinya kecelakaan pembangkit nuklir yang serius dan mungkin fatal. atau adanya sabotase yang dapat menyebabkan manusia terpapar terhadap bahan-bahan radioaktif dalam jangka panjang yang dapat mengancam kehidupan; 3) masalah pengelolaan dan penyimpanan Iimbah radioaktif; 4) kemungkinan terjadinya pembajakan dari pengiriman energi nuklir; 5) kontroversi mengenai keuntungan energi yang dihasilkan lIntuk keseluruhan sistem (net useful energy); 6) kemungkinan proliferasi dari senjata nuklir; dan 7) biaya yang tinggi. Keuntungan teknologi Conventional fission dan Breeder fission adalah bahwa teknologinya sudah dikembangkan dengan baik dan dampak lingkungan yang kecil terhadap lIdara dan air, serta berdampak sedang terhadap lahan bila sistem kese\uruhan berjalan normal. Sedangkan beberapa kerugiannya
PSPKR-BA
\-
20 - 21 Agu~-tus 1996
berkembang (Breeder Fission), bahan bakll uranium bahwa dapat habis dalam bclumJ 40-8 tahun, biaya adalah teknologi sepenuhnya pesat, yang tinggi keuntungan dan cenderung energi menipgkat yang dihasilkan dengan ketatnya rendah (deposit penerapan uranium tingkat berkurat}g kes91amatan dan makin dan baku mutu lingkungan), berpotensi menimbulkan dampak lingkungan yang seril~s dan jangka panjang (ratusan
sampai
ribuan! tahun) bila
terjadiakan kecelakaan atau bahan-balian sabotase yaktorradioaktif nuklir yang melepaskan yang sangat berbahaya atau biia limbahnya baik, untuk serta tidak disimpan/diolah memerlukan air dalam dengan jumlah Ibesar pendingin pembangkit tenaga.
l
dengan i "fission", teknologiOibandingkan "fussion" mempuny, beberapa kelebihan yaitu tersedianya ebergi dalam jumlah hampir tak terbatas bilh fussi dari deuterium dibandingkan dapat dikembangkb, kurang berbahaya dengan "Conventional dan Breeder fission" karena emungkinan terjadinya kecelakaan nuklir yang serius kecil, serta kuantitas Iimbah radi aktif yang dihasilkan lebih sedikit, serta dap t digunakan sebagai sumber tenaga listrik yan hampir tak terbatas dalam g~s hidrogen untuk bahan bakarmenghasilkan kendaraan berniotor sebagai alternatifNamun bahan bakar minyakteknofogi dan bas bumi. sayangnya tersebut sangat sulit dan masih dalam tah1p awal dari pengembangan, sehingga ada tidak akan dikembangkan, dan R~mungkinan bnergi yang sodihasilkan mencukupi untJk masa 100 tahun. tidak Keterbatasan-keterbat1san lainnya
serta yaitu biaya biayaoperasi pengembangannya dan keuntunga14ngat energi tinggi yang dihasilkan belum diketahui, men erlukan air dalam jumlah besar untuk pendinginan pembangkit tenaga, serta mungkiI tergantung pada bahan/elemen yang mahal dan jarang seperti helium dan lithium. PENCEMARAN LINGKUNGAlW DAN EFEK KESEHATAN Emisi zat -zat radioaktif m~ngkin dapat mengakibatkan akibat beroperasinya pencemaran salah satu udara jdari sebagai ketiga jenis teknologi yang digunakan da!lam PLTN. Jcnis zat-zat pcncemar radio~ktif serta
T AN 3
ProsidingJPrcsenUisi ISSN N~I : 0854-4085 I1miah Keselamatan Radiasi dan L:ingkungan, 20 - 21 Agustus 1996
tergan ung pada teknologi yang digunakan potenjnya menimbulkan pencemaran serta hapandalam dari siklus energi nuklir. Potensi dalam menimbulkan pencemardi pe lambangan, panas yang ditimbulkan dalam rangkaian proses nuklir, serta limbah cair ( ntuk Conventional dan Breeder fission). airjterutama berasalenergi dari limbah radioaktif an Sedan kan sistem fussi utamanya nyai potensi dalam menimbulkan panas rlebihan. Kerusakan lahan timbul terutama di daeral namb tanah. ditimb penyi untuk
penambangan sebagai akibat pengan terbuka atau penambangan bawah Disamping itu kerusakan juga dapat lkan karena penggunaan lahan untuk Ipanan limbah-limbah radioaktif (khusus onventional dan Breeder fission). Bencana dalam skala luas
kemu gkinan dapat timbul karena pelepasan zat-za radioaktif sebagai akibat kecelakaan reakto nuklir, sabotase, atau akibat kecclakaan dalam pengirimanftransportasi. Penyanderaan dari engiriman bahan-bahan energi nuklir untuk membuat bom-bom nuklir juga meru kan kemungkinan bencana yang perlu diper tikan secara serius. Pada waktu masyarakat terbayang tentang ditak kkan kecelakaan adalah radiasi. nuklir, Kerusakan hal yang paling tubuh yang terga tubuh pema efek terha berak soma bcrba kcma
ditimbulkan akibat radiasi bervariasi ung dari jenis radioaktivitas dan bagian yang terpapar/terkena. Secara umum, aran terhadap radiasi menimbulkan dua utama ; kerusakan genetik (mutasi ap sistem rcproduksi manusia yang dapat bat terhadap keturunannya) dan efek 'k, yang dapat menycbabkan leukimia, rai jenis kanker, keguguran, katarak, dan ian (Shapiro, 1981). Sebagian besar para ahli sependapat bahw setiap pemaparan terhadap radiasi dapat meni bulkan efek genetik. Tetapi para ahli tidak sependapat apakah pemaparan terhadap dosis radiasi yang sangat rendah dapat meni Ibulkan kcrusakan non-genetik, seperti kank r. Beberapa diantaranya berpendapat bahw dosis radiasi seberapapun tetap berb aya; namun pendapat lain mengatakan bahw dosis tidak selalu berbahaya bila masih diba ah ambang batas tertentu. Namun sejauh ini h bungan antara dosis dan akibat yang
ditimbulkan belum sepenulmya jelas, walaupun pekerja-pekerja reaktor nuklir yang terpapar terhadap dosis sangat rendah mungkin saja mempunyai resiko untuk mendapatkan kanker lebih besar dari rata-rata masyarakat pada umunmya. Dengan demikian, untuk evaluasi resiko-resiko radiasi, pendekatan hati-hati perlu dilakukan dengan asumsi bahwa setiap peningkatan dosis radiasi, seberapapun kecilnya, menghasilkan resiko yang sarna terhadap kerusakan biologis tanpa mcmandang dosis totalnya. Asumsi ini dikenal sebagai "Linear non-threshold model of radiation damage". Dengan kata lain, rcsiko kerusakan berbanding langsung secara "proportional" terhadap dosis, dan bahwa tidak ada dosis sekecil apapun yang tidak menimbulkan resiko biologis. PENANGANAN
LIMBAH
NUKLIR
Jika 1000 gram U-235 mengalami proses fissi, sejumlah 999 gram limbah radioaktif tersisa dalam bentuk campuran padat, cair dan gas yang mana harus disimpan sampai tingkat radioaktivitas nya sudah tidak mcmbahayakan. 1-131 dan Cs-137 terutama berbahaya karena, tidak seperti sebagian besar radioisotop lainnya, zat -zat tersebut dapat menjadi konsentrat dalam rantai makanan. Terdapat 3 met ode yang digunakan untuk membuang limbah radioaktif yaitu: a) Pengenceran dan Penyebaran (Dilute and Disperse) : Limbah dengan konsentrasi rendah dilepas ke udara, air atau tanah untuk diencerkanldilarutkan sampai ketingkat yang aman ; b) Penundaan dan Perusakan (Delay and Decay) : dapat digunakan untuk limbah radioaktif dengan waktu paruh (half lives) relatif singkat. Zat-zat tersebut disimpan dalam bentuk cair atau lumpur di dalam tangki. Setelah 10-20 kali waktu paruhnya, zat -zat tersebut mengalami perusakanfpembusukan ketingkat yang tidak berbahaya untuk kemudian dapat diencerkan dan disebarkan ke lingkungan; dan c) Konsentrasi dan Pengepakan (Concentration and Containment) digunakan untuk limbah radioaktif yang sangat toksik dengan waktu paruh yang panjang. Limbah tersebut harus disimpan dalam puluhan, ratusan bahkan ribuan tahun,
PSPKR-BA TAN 4
Prosiding Pr~s~ntasi I1miah Keselamatan Radia.~i dan L:ingkungan, 20 - 21 Agustus 1996 ISSN No. : 0854-4085
tergantung dari komposisinya. Zat-zat terscbut tidak hanya sangat radioaktif tetapi juga bersuhu yang sangat panas. PENELITIAN TEKNOLOGI
DAN PENGEMBANGAN NUKLIR
Dalam mempertimbangkan pilihan bagi energi alternatif, disamping kecenderungan untuk memanfaatkan gas bumi yang dianggap sebagai energi bersih, pilihan yang menonjol bagi negara-negara yang sedang berkembang adalah antara nuklir dan batubara. Satu sama lain mempunyai kendala yang berbeda. Untuk nuklir sangat erat kaitannya dengan penerimaan masyarakat dan faktor keselamatan reaktor, sedangkan untuk batubara erat hubungannya dengan emisi CO2 yang menycbabkan "global warming". Sampai saat ini belum tersedia energi pengganti masa depan yang dapat diperbaharui yang dapat dimanfaatkan secara praktis, ekonomis dan mendukung aspek pelestarian daya dukung Iingkungan. Hal ini mungkin terkait erat dengan ketergantungan terhadap penemuan dan pengembangan iptek yang dilakukan oleh negara-negara maju. Nuklir dipertimbangkan sebagai salah satu pilihan energi perantara (bridging fuel) untuk masa depan, disamping batubara, terutama untuk memenuhi kebutuhan kelistrikan nasional. Sampai saat ini arah dan kebijaksanaan pemilihan nuklir sebagai pilihan energi mas a depan masih belum jelas. Terdapat hambatan ekonomi, sosial clan lingkungan dalam pengembangan nuklir, terutama kckuatiran akan keamanan pengoperasian dan dampak Iingkungan dan kesehatan masyarakat yang ditimbulkan oleh Iimbah nuklir. Untuk itu, penguasaan teknologi untuk penanggulangan dampak negatif terhadap lingkungandan kesehatan masyarakat yang aman, murah dan bersih perlu terus didorong. Beberapa penelitian pengembangan teknologi nuklir seyogyanya mencakup topiktopik antara lain; a) Perbandingan antara analisa resiko terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat dari penggunaan berbagai jenis energi yang berbeda-beda (nuklir, batubara, minyak bumi) untuk pembangkit Iistrik.
manajemen Iimbah radio ktif terhadap lingkt ngan b) dampaknya Strategi untuk pengemban:,tn kesehatan masyarakat. c)
sistem dan dan
Dampak lingkungan dan bhhan-bahan I kesehatan masyarakat dari transportasi radioaktif.
d) dan Pengkajian konsekuensi kesehatandanmasyarakat dari \lingkungan kecelakaan reaktor nuklir. e)
Inventarisasisumberdaya kualitas dan kuabtitas serta pelatihan manusi~ dibidang energi nuklir.
PENUTUP Dengan melihat permasal han, baik yang mendukung maupun yang n enghambat pembangunan nasional di bidang nergi, dan juga adanya tantangan yang dirasa an dimasa depan, maka perlu disusun strategi, kebijaksanaan dan program dale m rangka pengembangan riset dan teknol gi dalam bidang cnergi utamanya encrgi nukli . Upaya penelaahan dan pengkajian kemungkinan-kemungkinan dampa terhadap lingkungan dan kesehatan masya kat yang timbul, baik jangka pendek mau n jangka panjang, dari pengembangan en gi nuklir dimasa mendatang perlu scgera dilakukan. Perhatian terutama ditujukan terha p analisis pengkajian resiko penggunaan en gi nuklir, pengkajian konsekuensi Iingku an dan kesehatan masyarakat dari kecelak n reaktor nuklir serta sistem manajeme limbah radioaktif. PUST AKA PUST AKA I.
MILLER JR, G. T. : Livil g in the Environment, Belmont, alifomia, Wadsworth Publishing Compan (1979). 2. MUNN, R. E. : Environmen I Impact Assessment, New York, John Wiley & Sons, (1979). 3. SHAPIRO, J.: Radiation Pro ction, A Guide for Scientist and Physicia , London, England, Harvard University Pre s, (1981). 4. BRITISH NUCLEAR NERGY SOCIETY, Environmental Imp' ct Assesment of Nuclear Power, London England, British Nuclear Energy Society, ( 981).
PSPKR-BATAN 5
ProstJing ISSN No. Presentasi : 0854-4085Ilmiah Kesclamatan Radiasi dan L:ingkungan, 20 - 21 Agustus 1996
DISKUSI
Me genai limbah Ru ah Sakit :
Haryoto Kusnoputral1to .-
radioaktif
di
lingkungan
sUPlrmiyati - RS Telogorejo I. pakah HS tanda-tandanya bahwa.ungan RS dioaktif ?
tersebut
ada
di linglimbah zat
2. Apakah larutan developer dan fixer bekas emrosesan film rontgen apabila dialirkan parit juga menimbulkan limbah rlldioaktif ?
I. T nda-tandanva
antara
RS, dlgunakan bahan-bahan radioak"tif misalnya untuk radiologi (diagnosa dan terapi) dan kedokteran nuklir.
•• dalam limbahnya (terutama cair) dapat dideteksi kandungan zat radioaktifuya. 2. Mlmgkin saja. 10
2. Yang pemah adalah elektromagnetik pada kesehatan masyarakat.
mclakukan studi dampak aplikasi efek gelombang S UTET terhadap
Anonim .Apakah PL TN sudah dimasyarakatkan atau diketahui mulai dari daerah pusat sampai kc pelosok di seluruh Indonesia supaya akibatnya (untung dan ruginya) dikctahui oleh masyarakat ?
lain:
Harjoto Kusnoplltranto .• dalam keglatan-keglatan
War
I. FKM-UI belum pemah secara langsung terhadap nuklir.
S - BTKL .-
I. B gaimana memantau dan mengelola p paran radiasi dari Instalasi Nuklir / k giatan yang memakai energi nuklir yang te apar radiasi baik di udara ambient m upun di limbah cair schingga aman bagi k sehatan manusia dan lingkungan. 2. A akah ada data/studi dari paparan radiasi d ri suatu kegiatan yang memakai energi n klir sebclum dan sesudah kegiatan te sebut dan juga dikaitkan dengan penyakit y 19 ada di sekitar kegiatan tesb.
Haryoto Kusl1oputranto .Sudah mulai dimasyarakatkan tcrutama daerah di mana PL TN akan dibangun.
di
Sllsilo Widodo - PSPKR : I. Oi dalam Proteksi Radiasi, ada dua jenis efek yaitu efek stokastik (tanpa dosis ambang) dan efek deterministik (ada dosis ambang). Apakah efck ini juga dikenal untuk limbah non radioaktif? 2. Barangkali Bapak !cbih akrab dengan batasbatas maksimum limbah 8-3, logam berat d\!. yang boleh terlcpas ke lingkungan. Sejak kapan batas-batas maksimum tersebut diperkenalkan? . 3. Oalam hal zat radioaktif, kitajuga men genal MPC (Maximum Permissible Concentration) dan yang terakhir adalah ALl (Annual Limit of Intake). Mana yang lebih dahulu dipcrkcnalkan? Zat radioaktif atau non radioaktif. Mohon sedikit cerita sejarahnya.
Hary to Kusnoplltranto .I. P lu dibuat UPL/UKL (Upaya Pemantauan Li gkungan dan Upaya Pengelolaan Li gkungan) yang rinci, termasuk metodo10 i yang digunakan. 2. Pe ggunaan energi nuklir di Indonesia m sih terbatas, studi tentang hal tersebut sej uh ini belum ada. Oi luar negeri m ngkin ada.
Eri H swara - PSPKR.Apak jurusan Keschatan Lingkungan FKMUI elakukan studi-studi yang berkaitan denga dampak aplikasi nuklir terhadap lingku gan dan kesehatan masyarakat ?
Haryoto Kusnoplltranto .I. Untuk
limbah
non radioaktif,
tidak dikenal
efek stokastik, hampir semua mempunyai Nilai Ambang Batas (NAB). NAB dipcrkenalkan sudah lama, paling tidak Indonesia sudah punya sejak tahun mengacu pada Threshold Limit Values yang dikcluarkan oleh ACGIH Amerika Serikat. 2. Yang lebih dahulu diperkenalkan adalah non radioaktifmulai dari MPC terus ke NAB.
Bunawas - PSPKR .Oalam kajian epidcmiologi masyarakat· awam, metode
yang menyangkut apa yang paling
PSP 6
Prosiding Presentasi Ilmiah KeseJamatan Radiasi dan L:ingkungan, 20 - 21 Agustus 1996 ISSN No. : OS54-4085
mcmungkinkan untuk diterapkan case control) ?
(cohort atau
Haryoto Kusnoputranto : Metode yang tepat untuk Iptek Nuklir adalah Prospcktif/Cohort karena dapat mengamati timbulnya kasus baru (insiden), hanya perlu waktu lama dan biaya mahal.
Haryoto Kusnoputranto : Icbih 2000 jcnis zat, di an tara .ya ada yang I. Di dalam asap rokok terk~dUng kurang bersifat karsinogenik dan radioa if. 2. Tidak tahu persisnya zat apa.
Nazaroh : Bapak sebagai orang yang berkecimpung di bidang kesehatan masyarakat dan juga mcngctahui banyak masalah "energi nuklir dan dampaknya bagi lingkungan dan ksehatan masyarakat, bagaimana pendapat Bapak bila masyarakat menanyakan masalah di atas ? Apakah cenderung positif/negatif ? Haryoto Kusnoputranto: Mungkin cenderung positif, hanya perlu di kaji perbandingan dan analisa risiko terhadap Iingkungan dan kesehatan masyarakat dari bcrbagai jenis energi yang berbeda-beda (batubara, minyak bumi, nuklir, dsb.). Titik W. - RSUD Dr. Soetomo : Apakah dibenarkan bahwa peralatan scperti kursi dll. yang sudah ditempatkan di ruang sinar-X atau ruang yang mengandung radiasi tidak bolch dipindahkan untuk menghindari tcrscbamya paparan radiasi ke lingkungan. Tcrima kasih. Haryoto Kusnoputranto : Mungkin pcrlu dilakukan dekontaminasi tcrlebih dahulu sebclum dipindahkan ke tempat lain. Diah Lestari - BTKL : I. Merokok dapat menycbabkan terkena radiasi yang berakibat kanker paru-paru. Apakah pada rokok mcngandung Cobalt schingga menyebabkan penyakit tersebut lalu radiasi apakah yang ada pada rokok tcrscbut ? 2. Pcngaruh radiasi pada lingkungan biotik khususnya pada ikan, radiasi apakah yang targetnya dapat mempengaruhi kchidupan ikan ?
PSPKR-BATAN 7