Strategy Update
ELECTION DRIVEN MARKET Jakarta, 4 Juni 2014
Agenda
1. Ringkasan Pertimbangan Investasi
2. Election Update p
3 Ekonomi Masih Melambat 3.
4 Sectoral Update 4.
Ringkasan Pertimbangan Investasi •
Hanya muncul dua kandidat pasangan capres‐cawapres, yakni Jokowi‐JK dari poros PDIP (PDIP, Nasdem, PKB dan Hanura) dan Prabowo‐Hatta dari Gerindra (Gerindra, PAN, PKS, PPP, PBB, dan Golkar), sedangkan Demokrat bersikap netral dalam Pilpres. Alhasil, Pilpres 9 Juli mendatang hanya berlangsung 1 putaran sehingga presiden baru yang terpilih dapat lebih cepat bekerja memimpin negara di Oktober 2014. 2014
•
Kedua capres‐cawapres mengusung program kerja yang hampir mirip dengan masih fokus pada bidang infrastruktur, energi, swasembada pangan, hukum, pendidikan, kesejahteraan sosial dan pemerintahan. Namun pasangan Jokowi Jokowi‐JK JK lebih mendapatkan sentimen positif dari investor, terutama asing.
•
Jika pasangan Jokowi‐JK menang dalam Pilpres maka sesuai dengan ekspektasi pasar, IHSG berpotensi menuju ke level 5.500 (PER 18x). Jika pasangan Prabowo‐Hatta menang maka kami melihat adanya ketidakpastian p sehingga gg IHSG cenderungg lebih volatile dan berpotensi p terjadi j koreksi hingga gg level 4.300 berdasarkan PER 14x.
•
Perekonomian Indonesia masih mengalami perlambatan yang dikontribusikan oleh potensi melebarnya defisit anggaran gg hingga gg 3% terhadap p GDP,, efek naiknya y BI rate di 7,5% , di 2H13,, dimulainya y kebijakan j larangan ekspor mineral mentah dan bencana banjir di sejumlah daerah sehingga arus distribusi barang terganggu dan terhentinya proyek pembangunan infrastruktur. Sebagai langkah antisipasi, Pemerintah mengajukan RAPBN 2014 melalui pemangkasan anggaran belanja di sembilan kementerian yakni: Kementerian PU, PU Transportasi, Transportasi Pertahanan dan Kesehatan sebesar Rp 100 triliun. triliun
•
Sektoral yang diuntungkan adalah Infrastruktur related, Banking, Consumer. Top Pick kami adalah BMRI, BBTN, SMGR, JSMR, ADHI, WSKT, RALS dan LPPF.
3
Agenda
1. Ringkasan Pertimbangan Investasi
2. Election Update p
3 Ekonomi Masih Melambat 3.
4 Sectoral Update 4.
The Election Update The Election Update Hasil Pileg 9 April (%) Hasil Pileg 9 April (%)
19 0 19.0
11.8 10.2 9.0 7.6
6.8
6.7
6.5 5.3
Sumber: KPU
0.9
PKPI
PBB
Hanura H
PPP
Naasdem
PKS
PAN
PKB
Dem mokrat
1.5
Geerindra
Untuk memenuhi kriteria presidential threshold tersebut Partai peserta pemilu kemudian membentuk tersebut, koalisi, yakni poros PDIP (PDIP, Nasdem, PKB dan Hanura) dan poros Gerindra (Gerindra, PAN, PKS, PPP, PBB, dan Golkar) sedangkan Demokrat memilih bersikap netral;
14.8
Golkar G
•
Pada 9 Mei 2014, KPU mengumumkan hasil Pileg 9 April lalu yang tidak memunculkan satu partai pun yang mencapai presidential threshold sesuai UU No.42 Tahun 2008 yaitu 2008, it memperoleh l h suara minimal i i l 25% dari d i suara sah nasional atau minimal 20% dari jumlah kursi DPR;
PDIP
•
•
Pada 20 Mei 2014, hanya ada dua pasangan capres‐cawapres yang didaftarkan ke KPU, yakni koalisi PDIP mengusung pasangan Joko Widodo‐Jusuf Kalla (Jokowi‐JK) dan koalisi Gerindra mengajukan pasangan Prabowo b Subianto‐Hatta b Rajasa (Prabowo‐Hatta); ( b )
•
Di saat terakhir pendaftaran capres‐cawapres, partai Golkar akhirnya merapat ke Gerindra, sehingga peta kekuatan koalisi pun berubah dan memicu kekhawatiran investor atas tidak terpilihnya pasangan favorit pasar Jokowi‐JK; J k i JK
5
The Election Update – cont The Election Update cont’d d 47.5
•
Koalisi Partai (%) 40.9
Sisi positif dari adanya dua pasang capres‐cawapres yang terdaftar, Pilpres akan dilangsungkan satu putaran – mempersingkat masa pemilu ‐ dan presiden baru yang t ilih dapat terpilih d t lebih l bih cepatt bekerja b k j memimpin i i negara, yaitu it pada Oktober 2014;
10.2
•
•
•
Pasca Golkar merapat ke Gerindra, timbul pertanyaan apakah pasangan Jokowi‐JK Joko i JK yang ang menjadi favorit fa orit pasar dapat dengan mudah memenangi Pilpres? Karena jumlah suara koalisi Gerindra dalam Pileg adalah 48% sedangkan koalisi PDIP hanya sebesra 41%; Dilihat dari sisi parlemen, poros Gerindra menguasai mayoritas kursi DPR dengan 292 kursi atau 52%, sedangkan koalisi PDIP menguasai 207 kursi atau 37% sedangkan Partai Demokrat yang memperoleh 61 kursi dari total 560 kursi DPR memilih netral; Seiring dengan pecahnya suara kader Golkar dimana banyak petinggi Golkar terutama kalangan Purn TNI yang memilih untuk mendukung Jokowi‐JK, kami berkesimpulan bahwa kekuatan kedua poros diatas kertas sementara ini cenderung sama kuat. kuat
Poros Gerindra
Poros PDIP
Demokrat
Jumlah Kursi Koalisi DPR 292
207
61 61
Poros Gerindra
Poros PDIP
Demokrat
6
Market Reaction – IHSG YTD Market Reaction IHSG YTD
Euforia deklarasi Jokowi sebagai Capres dari PDIP pada 14 Maret 14, IHSG naik 3,2%.
Ekspektasi JK sbg cawapres Jokowi mendorong rally IHSG; sedangkan merapatnya Golkar ke Gerindra langsung direspon negatif oleh market.
10 April 14, Hasil Quick Count g 9 April p 14: PDIP p partai Pileg pemenang, namun perolahan suara nya kurang dari 20% dan tidak sesuai ekspektasi pasar.
Sumber: LOTS
7
Jokowi‐JK
Jokowi‐JK berniat membangun 2000km jalan, 10 bandara dan pelabuhan baru dan merenovasi yang lama. Program Jokowi‐JK lebih mengarah pada pemerataan infrastruktur antar pulau dengan kapal laut pemerataan infrastruktur antar pulau dengan kapal laut ukuran besar sebagai prioritas transportasi
Dengan mengurangi impor minyak, Jokowi‐JK tidak secara eksplisit menyatakan akan mengurangi subsidi BBM. Batubara dan gas menjadi prioritas sumber energi listrik sambil mengembangkan energi energi listrik sambil mengembangkan energi terbarukan
Prabowo‐Hatta Prabowo‐Hatta terlihat lebih agresif dengan rencana g g pembangunan 3000km jalan dan 4000km rel dengan kereta api sebagai prioritas transportasi
Jokowi‐JK
Paangan
Rencana membuka 1 juta hektar lahan baru
Prabowo‐Hatta P b Prabowo‐Hatta tampil agresif dengan rencana H tt t il if d membuka 2 juta hektar lahan baru
EENERGY
Jokowi‐JK
Hukum, Pendidikan, So osial & Pemeerintahan
INFRA ASTRUCTU URE
Program Kerja Capres Program Kerja
Prabowo‐Hatta Prabowo‐Hatta tegas menyatakan akan mengurangi g y g g subsidi BBM hanya kepada orang kaya, melakukan renegosiasi kontrak pertambangan dan migas serta memprioritaskan kontrak yang telah berakhir untuk entitas nasional. Program inilah yang membuat investor cemas dan dipenuhi ketidakpastian.
Jokowi‐JK & Prabowo‐Hatta Kedua kandidat capres ini memiliki program yang kurang lebih sama, namun kami lihat bahwa Prabowo‐Hatta mengumbar janji yang terlihat lebih menggiurkan dimata awam dan rakyat kecil menggiurkan dimata awam dan rakyat kecil.
8
Outlook Pasca Pilpres Outlook Pasca •
•
Jika pasangan Jokowi‐JK menang dalam Pilpres 9 Juli 2014 maka sesuai dengan ekspektasi pasar, melihat hasil jajak pendapatan dari berbagai lembaga survei dengan perbedaan yang signifikan; Survei LSI pada 1‐9 Mei 2014 memperlihatkan elektabilitas Jokowi‐JK sebesar 35,9%, lebih tinggi daripada Prabowo‐Hatta (22,3%). Namun demikian, jumlah voter yang belum menentukan pilihanannya cukup besar yakni 41,8% sehingga keadaan masih sangat dapat berubah pada Pilpres nantinya;
Jajak Pendapat (%) Jokowi‐JK
Prabowo‐Hatta
35.9
22.3
Belum B l tentukan pilihan
41.8
Sumber: LSI
•
Survei tersebut membuat peluang kemenangan Prabowo‐Hatta masih terbuka. Jika pada akhirnya pasangan ini menang dan dipercaya rakyat maka kami melihat adanya sentimen pasar akan berbalik menjadi negatif karena: 1 1. Program kerja 5 tahun Program kerja 5 tahun dianggap ambisius dan tidak realistis dengan kondisi perekonomian domestik dan global yang tengah melambat. Isu nasionalisasi aset juga menjadi penyebab utama kekhawatiran investor; 2. Pos‐pos kementerian strategis diduga akan ditempati oleh orang‐orang politik non teknokrat 3. Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie, selain memiliki track record yang kurang populer dimata investor, posisinya sebagai “Menteri Utama” juga menyimpan ketidakpastian karena tidak dikenal dalam sistem presidensial. Konsep Trisula yang diusung oleh ARB pun menyimpan kekhawatiran tersendiri karena kewenangan dan kekuasaan mungkin bisa terlalu besar ditangan seorang menteri 9
Outlook Pasca Pilpres Outlook Pasca •
Terdapat banyak ketidakpastian seandainya Prabowo Prabowo‐Hatta Hatta menang pemilu yang membuat investor akan bersikap wait & see sehingga berpotensi memicu terjadinya profit taking pada sebagian besar saham yang harganya telah priced‐in dengan ekspektasi hasil Pemilu Legislatif 9 April. Potensi koreksi IHSG mengacu pada asumsi PE14x adalah hingga level 4.300;
•
Namun jika pasangan Jokowi‐JK yang kemudian muncul sebagai pemenang Pilpres, pasar akan membuat ekspektasi baru yang positif dan berpotensi mengangkat IHSG menuju level 5.500 berdasarkan asumsi PE 18x. 6,500
6, 000
1.84
6,000
20x
PEMILU 2009
5,500
PEMILU 2004 18x
5 000 5,000
4 000 4,
1 46 1.46
Sentimen S ti positif itif di bursa bila Jokowi RI1
4,500
16x 14x 12x 10x
4,000
3,500
2, 000
1.08
3,000
2,500
Ketidakpastian di 0.70 bursa bila Prabowo RI1
8x 2,000
-
1,500
1,000
500 29-Dec-05
30-Oct-06
16-Aug-07
19-Jun-08
22-Apr -09
16-Feb-10
10-Dec-10
6-Oct-11
20-Jul -12
17-M ay-13
14-M ar -14
(2, 000) 2-Jan-01
0.32 4-Jun-02
4-Nov-03
27-A pr -05
29-Sep-06
13-M ar -08
24-A ug-09
31-Jan-11
28-Jun-12
4-Dec-13
10
Agenda
1. Ringkasan Pertimbangan Investasi
2. Election Update p
3 Ekonomi Masih Melambat 3.
4 Sectoral Update 4.
Ekonomi Masih Melambat •
Berdasarkan RAPBN‐P 2014 yyangg diajukan j ke DPR,, defisit anggaran membengkak menjadi 2,5% terhadap GDP dari asumsi sebelumnya 1,7%; Jika pemangkasan anggaran Rp 100 T tidak dilakukan, defisit diperkirakan tembus batas maksimal 3% terhadap GDP;
•
Pemerintah menyatakan bahwa defisit neraca berja‐ lan (CAD) di 2Q14 berpotensi membengkak menjadi 3% terhadap GDP dari perkiraan 2% di 1Q14. Pembengkakan CAD ini jika dilihat dari historikalnya memang selalu terjadi di 2Q. Hal ini diindikasikan oleh trade balance April yang kembali mengalami defisit sebesar USD1,97 miliar;
•
Pada 4Q10, ekonomi Indonesia mampu tumbuh 6,9%. Sejak itu tercatat penurunan pertumbuhan ekonomi yang konsisten dan mencapai level terendahnya pada 1Q14 sebesar 5,21% sebagai akibat dari 1) naiknya suku bunga bank sentral di 7,5% yang telah terjadi sejak 2H13 lalu; 2) dimulainya kebijakan larangan ekspor mineral mentah sejak 12 Januari 2014; 3) terjadinya bencana banjir disejumlah daerah yang mengakibatkan kib k terganggunya arus distribusi di ib i dan d terhentinya proyek pembangunan infrastruktur;
Sumber: BPS
Sumber: BPS
12
Ekonomi Masih Melambat •
•
Harapan pelaku pasar untuk diturunkannya BI rate sulit dilakukan karena 1) Indonesia masih dalam masa stabilisasi ekonomi dimana tekanan terhadap neraca berjalan masih cukup besar; 2) membengkaknya d fi it anggaran membutuhkan defisit b t hk pengurangan atau t bahkan penghapusan subsidi BBM secepatnya oleh pemerintahan yang baru sehingga inflasi berpotensi kembali meningkat; g dan 3)) antisipasi p berakhirnya y kebijakan moneter super longgar oleh The Fed sehingga tekanan atas nilai tukar rupiah akan meningkat;
Namun investor asing masih melakukan aksi beli secara konsisten sejak awal tahun 2014. Nilai pembelian bersih investor asing hingga 20 Mei 2014 (YTD) tercatat sebesar Rp41,2 triliun. Jumlah tersebut merupakan dua kali lipat dari besarnya dana asing yang keluar bursa pada tahun lalu, lalu yaitu Rp20,6 Rp20 6 triliun. Hal ini dengan jelas menunjukkan tingginya ekspektasi investor atas hasil Pemilu 2014 yang diharapkan dapat membawa perubahan kebijakan secara struktural.
Sumber: BPS dan BI
Sumber: BEI
13
IHSG •
Secara historikal, IHSG bergerak dalam kisaran PER antara 8x – 18x, kecuali saat terjadi krisis sub prime AS tahun 2008 dimana PER HSG mencapai 8x. Saat ini, pergerakan IHSG berada di kisaran PER 15x – 16x dan siklus IHSG berada di average;
6, 500
6, 000
20x
5,, 500
18x
5, 000
4, 500
16x 14x 12x 10x
4, 000
3, 500
3, 000
2, 500
8x 2, 000
1, 500
1, 000
500 29-Dec -05
30-Oc t -06
16-A ug-07
19-J un-08
22-A pr -09
16-Feb-10
10-Dec -10
6-Oc t -11
20-J ul -12
17-M ay -13
14-M ar -14
14
Agenda
1. Ringkasan Pertimbangan Investasi
2. Election Update p
3 Ekonomi Masih Melemah 3.
4 Sectoral Update 4.
IHSG – Sectoral Performance IHSG •
•
•
Momen Pemilu 2014 menjadi katalis utama laju rally IHSG YTD dimana keseluruhan sektoral indeks tercatat kompak mengalami kenaikan cukup signifikan; Sektoral properti, finance dan infrastruktur menguat cukup signifikan meski terdapat beberapa p p pengetatan g regulasi g oleh p pemerintah seperti aturan LTV, DP minimal, naiknya BI rate, aturan LDR‐GWM, pemangkasan anggaran belanja infrastruktur dalam RAPBN 2014 serta kembali melemahnya l h R i h Rupiah; Sektoral yang berbasis komoditas seperti perkebunan dan pertambangan juga terkerek naik. Sektoral perkebunan didongkrak oleh rally harga CPO dan musim elnino sedangkan sektoral pertambangan lebih disebabkan oleh mulai meningkatnya permintaan batubara dari China dan India (harga batubara mulai meningkat), larangana ekspor bahan mentah tambang mineral dan adanya ketegangan di UKraina (harga nikel meningkat) meningkat).
Sektoral Performance YTD Property
28.2%
Finance
23.6%
Infrastructure
18.0%
C Consumer
14.1%
Trade
11.3%
Manufaktur
11.3%
Basic industry
10.5%
Mining
10.3%
Agriculture Misc industry
9.5%
7.6%
Sumber: BEI Sumber: BEI
16
Sectoral Update Update ‐ Banking •
Kenaikan BI rate sepanjang 2H13 sebesar 175 bps ke 7.5% karena 1) kenaikan inflasi yang signifikan akibat kenaikan BBM subsidi di Juni 2013; 2) rupiah yang masih melemah hingga ke level Rp 12 rb; 3) defisit transaksi berjalan cukup besar akibat tingginya konsumsi BBM, turunnya produksi minyak dan pelemahan harga komoditas;
•
Laju kredit tahun 2014 melambat, hanya diproyeksikan bertumbuh sekitar 15% YoY – 17% YoY;
•
Dengan ada kebijakan aturan LTV dan DP minimal 30%, kredit segmen KPR atau KPA akan mengalami perlambatan yang paling signifikan;
•
Tahun ini, BI rate masih akan ditahan pada level 7,5%, namun demikian ada potensi untuk kenaikan BI rate sebesar 50 bps dengan kembali melebarnya defisit anggaran dan pelemahan kurs rupiah;
•
Target inflasi pemerintah 5% +/‐1% sulit tercapai akibat kenaikan TDL yang bertahap sampai 65%, kenaikan harga LPG naiknya kuota BBM subsidi sehingga berpotensi terjadi kenaikan CoF DPK 128 bps;
•
Dengan g aturan BI LDR‐GWM max 92%,, Bank akan fokus untuk menjaga j g tingkat g likuiditasnya y dan kualitas assetnya pada level yang sehat;
•
Bank dengan CASA tinggi, LDR dibawah aturan dan NPL rendah cenderung tidak mengalami kontraksi NIM peningkatan g NPL ((seperti p BBCA,, BMRI dan BBNI), ), sedangkan g bank dengan g CASA rendah,, LDR tinggi gg dan p kinerjanya akan mengalami kontraksi NIM dan peningkatan NPL (seperti BTPN dan BBTN);
•
Netral rating dengan Top pick BMRI dan BBTN.
17
Sectoral Update Update ‐ Banking Big Cap ‐ BMRI Key Investment: 1) Bank dengan aset terbesar; 2) Stable NIM; 3) cost of fund rendah sejalan dengan CASA ratio yang tinggi 65% menawarkan bunga 1%‐2%; 4) Asset quality yang baik (NPL‐gross dijaga di bawah level 2%); ); 5)) DPR 30% dengan g dividen yyield 2,7%; , ; 6)) ROE diatas industry. y Small Cap ‐ BBTN Keyy Investment: 1)) Fokus p pada p perbaikan asset q quality, y, NPL‐gross g 2014 ditargetkan g turun hingga gg dibawah 3%; 2) penurunan LDR lewat penghimpunan DPK berbiaya murah (CASA) terutama giro (pemerintah dan corporate); 3) DPR 25% dengan dividend yield 3,9%; 4) valuasi PBV 14F 0.86x paling murah dibanding dengan industry 2.18x.
18
Sectoral Update Update ‐ Banking
Sectoral Coverage
Company Ticker
BBanksk Bank Central Asia Bank Mandiri (Persero) Bank Rakyat Indonesia (Persero)* B kNNegara Indonesi Bank d ia (P(Persero)) Bank Tabungan Pensiunan Nasional Bank Tabungan Negara (Persero) Industry average
BBCA BMRI BBRI BBNI BTPN BBTN
Current Mar Cap Target Potential Recomm Revenue (Rp billion) Net Profit (Rp bil ion) 2014F 2015F 2014F 2015F Price (Rp billion) Price (Rp) Gain (Loss)
11,250 10,200 10,350 4,905 4 905 4,215 1,055
274,595 235,620 252,773 90,557 90 557 24,371 11,035 888,950
11,250 10,500 10,825 4,850 4 850 4,500 1,250
0% 3% 5% ‐1% 1% 7% 18%
NEUTRAL NEUTRAL NEUTRAL NEUTRAL NEUTRAL BUY
29,483 38,359 61,403 21,539 2 39 7,923 6,527 165,233
33,945 45,216 69,405 25,685 2 68 9,120 7,825 191,195
16,727 21,454 23,903 9,729 9 29 2,365 1,727 75,905
18,688 26,354 26,789 11,936 936 2,786 1,981 88,534
EPS Growth (%) 2014F 2015F
17.35 17.86 9.84 7.45 7 45 10.98 10.57 12.91
11.72 22.84 12.37 22.68 22 68 17.78 14.70 17.06
PER (x) 2014F 2015F
16.58 11.09 10.68 9.39 9 39 10.41 6.45 10.77
14.84 9.03 9.50 7.66 7 66 8.83 5.62 9.25
PBV (x) 2014F 2015F
3.60 2.30 2.64 1.67 1 67 2.01 0.86 2.18
3.03 1.93 2.19 1.44 1 44 1.69 0.77 1.84
EV/EBITDA (x) 2014F 2015F
NA NA NA NA NA NA NA
NA NA NA NA NA NA NA
RoE (%) Dividend Yield (%) 2014F 2015F 2014F 2015F
21.73 20.75 27.00 17.81 17 81 19.27 13.40 19.99
20.43 21.37 25.10 18.76 18 76 19.10 13.72 19.74
1.44 2.70 2.53 3.19 3 19 1.92 3.88 2.61
*) Bloomberg Consensus Closing price as of 3 June 2014 Source: Bloomberg and Lautandhana Research
Notes The definitions of Lautandhana Research for Investment Ratings: ‐ BUY : +15% and above, over the next 12 months ‐ Neutral : ‐15% to +15%, over the next 12 months SELL ::‐15%andworse,overthenext12months 15% and worse, over the next 12 months ‐SELL
19
1.61 3.32 2.79 3.92 3 92 2.26 4.45 3.06
Sectoral Update Update – Infrastructure Related Infrastructure Related • • • • •
•
Momen Pemilu 2014 baik dalam Pileg dan Pilpres dongkrak peningkatan alokasi belanja infrastruktur; UU No 2 Th 2012 tentang Pengadaan Lahan untuk Kepentingan Publik beserta Juklaknya diharapkan mampu mempercepat proses pembebasan lahan; PP pembebasan b b l h untuk lahan t k proyekk infrastruktur i f t kt yang mangkrak; k k MP3EI masih menjadi katalis untuk pertumbuhan sektor infrastruktur dimana 45% alokasi dana diperuntukkan bagi proyek pembangunan jalan dan sektor energy; Konsumsi semen diproyeksikan tumbuh 6% YoY tahun ini dari 58 juta ton mnjadi 61 juta ton dimana konsumsi di luar Jawa diperkirakan dapat bertumbuh signifikan seiring dengan mulai pulihnya harga komoditas, seperti CPO, Nikel dan Timah serta dirangsang momen Pemilu; g ratingg dengan g Top p Pick: Overweight ‐ Cement: SMGR Key Investment: 1) Market share 44%; 2) didukung jaringan distribusi yang luas; 3) pembangunan 2 pabrik semen baru dengan total kapasitas 6 juta ton; 4) dividend yield yang tinggi sebesar 2,6%. ‐ Toll Road: JSMR Key Investment: 1) leader konsensi usaha jalan tol (market share 75%); 2) aturan kenaikan tariff toll 2 tahun p signifikan g di 2014;; sekali berdasarkan inflasi;; 3)) defensive sector;; 4)) kenaikan tariff toll di 4Q13 berdampak 5) kenaikan tariff toll bandara dan Cikampek di Mei 2014; 5) menawarkan dividen yield 1,7%.
‐ Untuk konstruksi pilihan saham kami adalah ADHI (PER 2014F paling murah) dan WSKT (potensi upside 17% dan PBV 2014F paling murah). murah) 20
Sectoral Update Update – Infrastructure Related Infrastructure Related Current Mar Cap Mar Cap Target Potential Recomm Price (Rp billion) Price (Rp) Gain (Loss)
Revenue (Rp billion) Revenue (Rp billion) Net Profit (Rp billion) Net Profit (Rp billion) 2014F 2015F 2014F 2015F
EPS Growth (%) EPS Growth (%) 2014F 2015F
PER (x) PER (x) 2014F 2015F
PBV (x) PBV (x) 2014F 2015F
EV/EBITDA (x) EV/EBITDA (x) 2014F 2015F
RoE (%) RoE (%) 2014F 2015F
Dividend Yield (%) Dividend Yield (%) 2014F 2015F
Sectoral Coverage
Company Ticker
Cement Semen Indonesia (Persero) Indocement Tunggal Prakasa Holcim Indonesia* Semen Baturaja (Persero)* Industry average
SMGR INTP SMCB SMBR
15,050 23,150 2,670 420
89,269 85,221 20,460 4,132 174,490
18,000 23,100 2,695 485
20% BUY 27,306 0% NEUTRAL 20,569 1% NEUTRAL 10,936 15% BUY 1,442 60,253
6,001 5,632 1,195 399 13,227
6,498 6,058 1,341 463 14,360
11.75 12.42 26.85 27.76 13.11
8.28 7.55 14.81 16.05 8.36
14.88 15.13 16.97 10.37 14.34
13.74 14.07 14.78 8.94 12.88
3.68 3.37 2.15 1.49 2.67
3.18 2.90 2.00 1.32 2.35
9.61 9.88 8.79 4.53 8.20
8.66 8.50 7.57 3.50 7.06
24.77 22.29 12.70 14.70 18.61
23.15 20.64 13.40 15.10 18.07
3.03 2.31 2.42 1.90 2.41
3.28 2.49 2.82 2.38 2.74
Construction* Wijaya Karya (Persero) Wijaya Karya (Persero) Adhi Karya (Persero) Pembangunan Perumahan (Persero) Waskita Karya (Persero) Total Bangun Persada Wijaya Karya Beton Industry average
WIKA ADHI PTPP WSKT TOTL WTON
2,310 2 310 3,055 1,840 685 830 765
14,188 14 188 5,503 8,910 6,605 2,830 6,667 44,704
2,635 2 635 3,595 2,165 845 945 875
14% NEUTRAL 13,925 13 925 16,394 16 394 699 18% BUY 11,739 14,066 426 18% BUY 14,687 17,715 526 23% BUY 11,611 13,906 405 14% NEUTRAL 2,361 2,899 201 14% NEUTRAL 3,431 4,359 299 57,754 69,339 2,556
865 538 667 512 240 383 3,205
23.36 23 36 8.07 22.55 10.99 2.63 20.43 13.42
24.00 24 00 28.41 27.70 25.00 20.85 25.53 26.30
20.16 20 16 12.54 17.28 16.16 14.19 22.97 17.22
16.26 16 26 9.77 13.53 12.92 11.74 18.30 13.75
3.87 3 87 2.94 3.77 2.44 3.35 3.19 3.26
3.30 3 30 2.38 3.12 2.12 2.93 2.83 2.78
9.44 9 44 4.84 6.75 7.79 7.89 9.91 7.77
7.56 7 56 3.82 5.18 6.43 4.70 9.72 6.23
20.10 20 10 24.50 23.40 15.70 26.20 21.10 21.83
20.30 20 30 25.50 24.60 17.20 26.10 16.80 21.75
1.24 1 24 1.96 1.45 1.68 3.95 1.28 1.93
1.50 1 50 2.11 1.74 1.64 3.86 1.53 2.06
Toll Road Jasa Marga (Persero) Industry average
JSMR
5,950 40,460 7,350 40,460
24%
BUY
28,863 23,325 12,280 1,705 66,173
8,616 8,808 1,610 1,923 20.47 19.47 25.13 21.04 3.90 3.47 13.07 11.55 15.51 16.49 1.59 1.90 8,616 8,808 1,610 1,923 20.47 19.47 25.13 21.04 3.90 3.47 13.07 11.55 15.51 16.49 1.59 1.90
*) Bloomberg Consensus Closing price as of 3 June 2014 Source: Bloomberg and Lautandhana Research
Notes The definitions of Lautandhana Research for Investment Ratings: ‐ BUY : +15% and above, over the next 12 months ‐ Neutral : ‐15% to +15%, over the next 12 months ‐ SELL : ‐15% and worse, over the next 12 months SELL : 15% and worse over the next 12 months
21
Sectoral Update Update – Retail •
IKK bulan April turun 3.64% ke level 113,9 dari level 118,2 akibat lemahnya persepsi terhadap kondisi ekonomi saat ini yang diperkirakan ketidakpastian politik, turunnya indeks ketersediaan lapangan kerja yang mencapai 4,6% MoM, serta minimnya optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi 6 bulan mendatang dengan adanya tekanan kenaikan harga seiring dgn tingginya demand selama bulan puasa dan persiapan lebaran, puncak kenaikan harga 7M14
•
Indeks Penjualan Riil selama 3M14 naik 6,4% dari 148,1 pada 2M14 menjadi 157,5 didorong kuatnya permintaan pada kelompok barang lainnya dan kelompok peralatan informasi dan komunikasi
•
Pemberat margin perusahaan ritel tahun ini antara lain kenaikan TDL bertahap hingga 65% yang juga akan menyeret biaya sewa toko semakin mahal, terutama untuk MAPI dan LPPF yang mayoritas gerainya berada di dalam mall dan fully rented. Untuk RALS yang mayoritas konsumennya adalah masyarakat menengah ke bawah yang rentan terhadap kondisi ekonomi, ketidakpastian di tahun politik ini menjadi tantangan untuk meraih pertumbuhan pendapatan yang tinggi. tinggi Terlebih target inflasi pemerintah 5%+/‐ 5%+/ 1% tahun ini sulit tercapai dengan adanya kenaikan TDL, naiknya kuota BBM subsidi serta kenaikan harga LPG.
•
Neutral rating dengan Top Pick: RALS ‐ Key investment: 1) risiko kredit rendah (debt‐free), 3) berfokus pada konsumen menengah ke bawah, yang persentasenya masih tinggi di Indonesia LPPF ‐ Key investment: 1) jaringan departement store terbesar di Indonesia dengan produk private label yang dikenal luas, 2) percepatan pembayaran utang yang dilakukan perseroan dengan target zero debt yang akan menurunkan risiko kredit dan suku bunga serta memperbaiki margin laba 3) ekspansi yang agresif dan konsisten (target 15‐20 toko baru setiap tahun, tahun untuk tahun 2014‐2016). 2014 2016) 22
Sectoral Update Update – Retail
Sectoral Coverage
Company Current Mar Cap Target Potential Recomm Revenue (Rp bil ion) Net Profit (Rp bil ion) 2014F 2015F 2014F 2015F Ticker Price (Rp bil ion) Price (Rp) Gain (Loss)
Retail Matahari Putra Prima * Matahahari Department Store RamayanaLestariSentosa Ramayana Lestari Sentosa Mitra Adiperkasa Modern International * Industry average
MPPA LPPF RALS MAPI MDRN
3,195 14,325 1,1270 270 5,075 645
17,183 41,799 9,9012 012 8,425 2,682 79,101
2,990 15,980 1,1400 400 6,270 675
‐6% 12% 10% 24% 5%
NEUTRAL NEUTRAL NEUTRAL BUY NEUTRAL
14,850 7,930 6,6843 843 5,505 1,651 36,779
18,420 9,795 7,7717 717 6,676 2,385 44,993
448 1,557 482 316 65 2,867
562 1,989 576 465 102 3,694
EPS Growth (%) 2014F 2015F
(11.05) 35.32 23.234545 (3.67) 31.72 2.24
34.95 27.75 19.194545 47.22 57.70 39.91
PER (x) 2014F 2015F
43.28 26.85 18.186969 26.68 41.37 31.37
32.07 21.02 15.156565 18.12 26.23 22.62
PBV (x) 2014F 2015F
7.04 132.64 2.25757 3.13 2.48 29.57
6.28 24.87 2.23535 2.72 2.07 7.66
EV/EBITDA (x) 2014F 2015F
21.96 17.49 10.100000 8.81 14.21 14.49
16.83 13.90 8.82020 7.28 10.16 11.27
RoE (%) Dividend Yield (%) 2014F 2015F 2014F 2015F
7.86 493.97 13.137474 11.74 16.31 108.73
6.31 118.29 15.150000 14.98 11.88 33.29
0.79 0.00 2.21818 0.64 0.40 0.80
*) Bloomberg Consensus Closing price as of 3 June 2014 Source:BlBloomberg Source: ombergandLautandhanaResearch and Lautandhana Research
Notes The definitions of Lautandhana Research for Investment Ratings: ‐ BUY : +15% and above, over the next 12 months ‐ Neutral : ‐15% to +15%, over the next 12 months SELL ::‐15%andworse,overthenext12months 15% and worse, over the next 12 months ‐SELL 23
1.02 0.00 2.26969 0.62 0.54 0.97
Sectoral Update Update – Property • •
•
•
Saat ini kami masih Netral terhadap sektor property karena 1) adanya potensi kenaikan tingkat bunga kembali, 2)) Kebijakan LTV untuk membatasi pemberian kredit untuk rumah kedua perumahan. Kontrol pemerintah yang lebih ketat pada kredit perumahan membuat pertumbuhan harga jual rata‐rata property akan melambat dan marketing sales juga menurun. Hal ini membuat potensi para developer akan membatasi peluncuran proyek‐proyek baru. baru Industri property masih akan bertumbuh di tahun mendatang sekitar 10%, walaupun tidak sebesar rata2 pertumbuhan tiga tahun terakhir yang sebesar 30%. Berdasarkan proyeksi Fitch rating, populasi usia muda Indonesia sekitar 50% dari total penduduk Indonesia (Usia di bawah 30 tahun) dapat memberikan dukungan terhadap permintaan perumahan di Indonesia. Disamping itu berdasarkan observasi Ficth tentang rasio keterjangkauan (harga/pendapatan) pada 2012, rasio untuk Jakarta sebesar 12.64 lebih rendah dibanding Manila (14.69), Mumbai (13.61), Hanoi (29.46). S h pilihan Saham ilih kami: k i PWON ‐ Key Investment: 1) Developer mall terbesar di Indonesia terutama di Surabaya dan market share retail terbesar kedua di Jakarta; 2) Menitik beratkan pada pengembangan investment properties, properties dimana salah satu kebijakannya menyewakan maksimum 35% dari perkantoran strata; 3) minimnya resiko atas suku bunga yang tinggi dan aturan LTV didukung oleh recurring income yang besar; 4) Cash flow yang stabil sehingga dapat menopang capex dan akuisisi landbank. DILD ‐ Key Investment: 1) Beberapa proyek di landed house, mixed use & high rise, dan industrial estate yang telah terencana sampai dengan 2018; 2) PBV terendah di sektornya.
24
Sectoral Update Update – Property Sectoral Coverage
CCompany Ticker
Property P k J ti Pakuwon Jati Intiland Development Ciputra Property Summarecon Agung AgungPodomoro Land* Agung Podomoro Land Alam Sutera Realty* Bumi serpong Damai* Ciputra Development* Lippo Karawaci* Industry average
PWON DILD CTRP SMRA APLN ASRI BSDE CTRA LPKR
CCurrentt Mar Cap M C T t Potential Target P t ti l Recomm R Price (Rp billion) Price (Rp) Gain (Loss)
389 496 735 1,210 269 494 1,545 1,090 1,025
18,734 18 734 5,141 4,520 17,456 5,515 5 515 9,707 28,385 16,531 23,655 129,644
431 849 1,302 1,301 319 700 1,920 1,256 1,184
11% 71% 77% 8% 19% 42% 24% 15% 16%
NEUTRAL BUY BUY NEUTRAL BUY BUY BUY BUY BUY
RRevenue (Rp billion) (R billi ) Net Profit (Rp billion) N t P fit (R billi ) 2014F 2015F 2014F 2015F
3,673 3 673 2,687 2,435 4,780 5,937 5 937 4,128 5,808 7,704 9,509 46,660
4,785 4 785 3,775 2,750 5,512 5,697 5 697 4,579 6,723 8,868 10,618 53,306
1,614 1 614 403 897 1,229 941 1,435 2,044 1,207 1,562 11,331
2,424 2 424 670 1,132 1,756 946 1,595 2,341 1,484 1,703 14,051
EPS Growth (%) EPSG th(%) 2014F 2015F
42.46 42 46 24.49 112.69 12.18 11.68 11 68 67.86 (25.76) 23.53 33.41 23.82
50.22 50 22 66.30 26.24 42.85 0.47 0 47 11.19 15.51 22.69 0.74 23.50
PER (x)( ) PER 2014F 2015F
11.61 11 61 12.76 5.04 14.20 5.80 5 80 6.60 13.53 13.79 14.24 10.84
7.73 7 73 7.67 3.99 9.94 5.77 5 77 5.93 11.71 11.24 14.14 8.68
PBV (x)) PBV( 2014F 2015F
3.42 3 42 1.13 0.85 3.10 0.83 0 83 1.48 2.35 2.30 1.76 1.91
2.48 2 48 1.01 0.72 2.48 0.74 0 74 1.24 2.03 2.00 1.60 1.59
EV/EBITDA (x)( ) EV/EBITDA 2014F 2015F
8.70 8 70 6.99 4.46 8.86 2.77 2 77 4.81 10.78 7.07 8.88 7.03
5.66 5 66 3.94 3.62 6.16 2.70 2 70 4.41 9.45 5.98 8.36 5.59
RRoE (%) E (%) 2014F 2015F
29.45 29 45 8.87 16.89 21.82 13.04 13 04 26.91 15.24 12.35 11.02 17.29
32.12 32 12 13.16 18.15 24.99 13.12 13 12 29.91 17.45 15.20 12.01 19.57
DiDividend Yield (%) id dYi ld (%) 2014F 2015F
1.28 1 28 1.96 4.34 1.49 3.22 3 22 3.13 1.89 1.78 1.52 2.29
*) Bloomberg Consensus Closing price as of 3 June 2014 Source: Bloomberg and Lautandhana Research
Notes The definitions of Lautandhana Research for Investment Ratings: ‐ BUY : +15% and above, over the next 12 months ‐ Neutral : ‐15% to +15%, over the next 12 months ‐ SELL : SELL : ‐15% 15% and worse, over the next 12 months and worse over the next12 months
25
1.93 1 93 3.26 5.48 2.13 3.72 3 72 3.79 1.73 2.10 1.92 2.89
Sectoral Update Update – Telecommunication •
•
•
•
•
Maraknya smart phone (android dan blackberry) dimana terdapat aplikasi internet, transaksi online, konsumsi konten, media sosial, membuat arah industri telekomunikasi di tahun mendatang akan ke arah layanan data & internet. Dan dengan penetrasi layanan data yang masih 50% dibandingkan penetrasi kartu seluler sekitar 100% membuat masih adanya ruang pertumbuhan yang besar pada layanan data di tahun mendatang. mendatang Kompetisi antar operator akan semakin ketat seiring dengan aturan perdagangan bebas ASEAN, dimana hambatan utama seperti proteksi negara tertentu terhadap masuknya operator telekomunikasi asing tidak ada lagi. Berdasarkan Riset Akamai Technologies pada Q3 2013, kecepatan koneksi internet rata‐rata di Indonesia yang terendah di ASEAN (1.5 Mbps), dimana Singapura (7.8 Mbps), malaysia (3.2 Mbps), Vietnam (2Mbps), & Filipina (1.8 Mbps). Sehingga peningkatan kecepatan, stabilitas, dan keandalan koneksi internet akan menjadi nilai il i tambah t b h pada d operator, t disamping di i memaksimalkan k i lk kapasitas k it jaringan j i d infrastruktur dan i f t kt telekomunikasi t l k ik i serta menambah pada daerah yang belum terjangkau. Pangsa pasar telekomunikasi masih menjanjikan dimana menurut “Business Monitor International”, jumlah pelanggan seluler diperkirakan mencapai 343 juta di 2018 (2013: 301 juta). Dan menurut survei We Are Social pada Januari 2014, pengguna internet mencapai 72.7 juta. Saham pilihan kami: TLKM ‐ Key Investment: 1) Kapitalisasi pasar terbesar di sektornya; 2) Komposisi pendapatan terbesar pada layanan data & internet, dibandingkan dengan kompetitornya (ISAT & EXCL) yang masih besar di selular; 3) Infrastruktur jaringan telekomunikasi yang lebih luas dibanding kompetitornya; 4) Balance sheets yang kuat sehingga hi d t menopang capex yang besar dapat b ( / Rp.10 (+/‐ R 10 triliun). t ili ) 26
Lautandhana Valuation Matrix Lautandhana Valuation Matrix Sectoral Coverage
Company Ticker
Banks Bank Central Asia Bank Mandiri (Persero) Bank Rakyat Indonesia (Persero)* Bank Negara Indonesia (Persero) Bank Tabungan Pensiunan Nasional Bank Tabungan Negara (Persero) Industry average
EPS Growth (%) 2014F 2015F
PER (x) 2014F
PBV (x) 2014F
EV/EBITDA (x) 2014F 2015F
RoE (%) 2014F 2015F
Dividend Yield (%) 2014F 2015F
Target Price (Rp)
BBCA BMRI BBRI BBNI BTPN BBTN
11,250 10,200 10,350 4,905 4,215 1,055
274,595 235,620 252,773 90,557 24,371 11,035 888,950
11,250 10,500 10,825 4,850 4,500 1,250
0% 3% 5% ‐1% 7% 18%
NEUTRAL NEUTRAL NEUTRAL NEUTRAL NEUTRAL BUY
29,483 38,359 61,403 21,539 7,923 6,527 165,233
33,945 45,216 69,405 25,685 9,120 7,825 191,195
16,727 21,454 23,903 9,729 2,365 1,727 75,905
18,688 26,354 26,789 11,936 2,786 1,981 88,534
17.35 17.86 9.84 7.45 10.98 10.57 12.91
11.72 22.84 12.37 22.68 17.78 14.70 17.06
16.58 11.09 10.68 9.39 10.41 6.45 10.77
14.84 9.03 9.50 7.66 8.83 5.62 9.25
3.60 2.30 2.64 1.67 2.01 0.86 2.18
3.03 1.93 2.19 1.44 1.69 0.77 1.84
NA NA NA NA NA NA NA
NA NA NA NA NA NA NA
21.73 20.75 27.00 17.81 19.27 13.40 19.99
20.43 21.37 25.10 18.76 19.10 13.72 19.74
1.44 2.70 2.53 3.19 1.92 3.88 2.61
1.61 3.32 2.79 3.92 2.26 4.45 3.06
Telecommunication Telekomunikasi Indonesia (Persero) Industry average
TLKM
2,550
257,040 257,040
2,600
2%
NEUTRAL
92,359 92,359
96,304 96,304
16,170 16,170
15,905 15,905
10.47 10.47
(1.63) (1.63)
15.90 15.90
16.16 16.16
3.84 3.84
3.43 3.43
5.89 5.89
5.56 5.56
24.17 24.17
21.25 21.25
3.15 3.15
3.09 3.09
Retail Matahari Putra Prima * Matahahari Department Store Ramayana Lestari Sentosa Mitra Adiperkasa Modern International * Industry average
MPPA LPPF RALS MAPI MDRN
3,195 14,325 1,270 5,075 645
17,183 41,799 9,012 8,425 2,682 79,101
2,990 15,980 1,400 6,270 675
‐6% 12% 10% 24% 5%
NEUTRAL NEUTRAL NEUTRAL BUY NEUTRAL
14,850 7,930 6,843 5,505 1,651 36,779
18,420 9,795 7,717 6,676 2,385 44,993
448 1,557 482 316 65 2,867
562 1,989 576 465 102 3,694
(11.05) 35.32 23.45 (3.67) 31.72 2.24
34.95 27.75 19.45 47.22 57.70 39.91
43.28 26.85 18.69 26.68 41.37 31.37
32.07 21.02 15.65 18.12 26.23 22.62
7.04 132.64 2.57 3.13 2.48 29.57
6.28 24.87 2.35 2.72 2.07 7.66
21.96 17.49 10.00 8.81 14.21 14.49
16.83 13.90 8.20 7.28 10.16 11.27
7.86 493.97 13.74 11.74 16.31 108.73
6.31 118.29 15.00 14.98 11.88 33.29
0.79 0.00 2.18 0.64 0.40 0.80
1.02 0.00 2.69 0.62 0.54 0.97
Cement Semen Indonesia (Persero) Indocement Tunggal Prakasa Holcim Indonesia* Semen Baturaja (Persero)* Industry average
SMGR INTP SMCB SMBR
15,050 23,150 2,670 420
89,269 85,221 20,460 4,132 174,490
18,000 23,100 2,695 485
20% 0% 1% 15%
BUY NEUTRAL NEUTRAL BUY
27,306 20,569 10,936 1,442 60,253
28,863 23,325 12,280 1,705 66,173
6,001 5,632 1,195 399 13,227
6,498 6,058 1,341 463 14,360
11.75 12.42 26.85 27.76 13.11
8.28 7.55 14.81 16.05 8.36
14.88 15.13 16.97 10.37 14.34
13.74 14.07 14.78 8.94 12.88
3.68 3.37 2.15 1.49 2.67
3.18 2.90 2.00 1.32 2.35
9.61 9.88 8.79 4.53 8.20
8.66 8.50 7.57 3.50 7.06
24.77 22.29 12.70 14.70 18.61
23.15 20.64 13.40 15.10 18.07
3.03 2.31 2.42 1.90 2.41
3.28 2.49 2.82 2.38 2.74
Construction* Wijaya Karya (Persero) Adhi Karya (Persero) Pembangunan Perumahan (Persero) Waskita Karya (Persero) Total Bangun Persada Wijaya Karya Beton Industry average
WIKA ADHI PTPP WSKT TOTL WTON
2,310 3,055 1,840 685 830 765
14,188 5,503 8,910 6,605 2,830 6,667 44,704
2,635 3,595 2,165 845 945 875
14% 18% 18% 23% 14% 14%
NEUTRAL BUY BUY BUY NEUTRAL NEUTRAL
13,925 11,739 14,687 11,611 2,361 3,431 57,754
16,394 14,066 17,715 13,906 2,899 4,359 69,339
699 426 526 405 201 299 2,556
865 538 667 512 240 383 3,205
23.36 8.07 22.55 10.99 2.63 20.43 13.42
24.00 28.41 27.70 25.00 20.85 25.53 26.30
20.16 12.54 17.28 16.16 14.19 22.97 17.22
16.26 9.77 13.53 12.92 11.74 18.30 13.75
3.87 2.94 3.77 2.44 3.35 3.19 3.26
3.30 2.38 3.12 2.12 2.93 2.83 2.78
9.44 4.84 6.75 7.79 7.89 9.91 7.77
7.56 3.82 5.18 6.43 4.70 9.72 6.23
20.10 24.50 23.40 15.70 26.20 21.10 21.83
20.30 25.50 24.60 17.20 26.10 16.80 21.75
1.24 1.96 1.45 1.68 3.95 1.28 1.93
1.50 2.11 1.74 1.64 3.86 1.53 2.06
Heavy Equipment United Tractors Industry average
UNTR
22,350
83,369 86,519
22,000
‐2%
NEUTRAL
52,518 52,518
50,699 50,699
4,839 4,839
4,054 4,054
5.92 5.92
(16.24) (16.24)
17.23 17.23
20.57 20.57
1.49 1.49
1.44 1.44
6.03 6.03
5.78 5.78
13.92 13.92
10.98 10.98
2.32 2.32
1.94 1.94
Toll Road Jasa Marga (Persero) Industry average
JSMR
5,950
40,460 40,460
7,350
24%
BUY
8,616 8,616
8,808 8,808
1,610 1,610
1,923 1,923
20.47 20.47
19.47 19.47
25.13 25.13
21.04 21.04
3.90 3.90
3.47 3.47
13.07 13.07
11.55 11.55
15.51 15.51
16.49 16.49
1.59 1.59
1.90 1.90
Property Pakuwon Jati Intiland Development Ciputra Property Summarecon Agung Agung Podomoro Land* Alam Sutera Realty* Bumi serpong Damai* Ciputra Development* Lippo Karawaci* Industry average
PWON DILD CTRP SMRA APLN ASRI BSDE CTRA LPKR
389 496 735 1,210 269 494 1,545 1,090 1,025
18,734 5,141 4,520 17,456 5,515 9,707 28,385 16,531 23,655 129,644
431 849 1,302 1,301 319 700 1,920 1,256 1,184
11% 71% 77% 8% 19% 42% 24% 15% 16%
NEUTRAL BUY BUY NEUTRAL BUY BUY BUY BUY BUY
3,673 2,687 2,435 4,780 5,937 4,128 5,808 7,704 9,509 46,660
4,785 3,775 2,750 5,512 5,697 4,579 6,723 8,868 10,618 53,306
1,614 403 897 1,229 941 1,435 2,044 1,207 1,562 11,331
2,424 670 1,132 1,756 946 1,595 2,341 1,484 1,703 14,051
42.46 24.49 112.69 12.18 11.68 67.86 (25.76) 23.53 33.41 23.82
50.22 66.30 26.24 42.85 0.47 11.19 15.51 22.69 0.74 23.50
11.61 12.76 5.04 14.20 5.80 6.60 13.53 13.79 14.24 10.84
7.73 7.67 3.99 9.94 5.77 5.93 11.71 11.24 14.14 8.68
3.42 1.13 0.85 3.10 0.83 1.48 2.35 2.30 1.76 1.91
2.48 1.01 0.72 2.48 0.74 1.24 2.03 2.00 1.60 1.59
8.70 6.99 4.46 8.86 2.77 4.81 10.78 7.07 8.88 7.03
5.66 3.94 3.62 6.16 2.70 4.41 9.45 5.98 8.36 5.59
29.45 8.87 16.89 21.82 13.04 26.91 15.24 12.35 11.02 17.29
32.12 13.16 18.15 24.99 13.12 29.91 17.45 15.20 12.01 19.57
1.28 1.96 4.34 1.49 3.22 3.13 1.89 1.78 1.52 2.29
1.93 3.26 5.48 2.13 3.72 3.79 1.73 2.10 1.92 2.89
520,174
580,817
128,506
145,725
11.52
9.61
17.85
15.62
6.10
3.07
8.93
7.58
30.01
20.14
2.14
2.33
1,700,906
Recomm
Net Profit (Rp billion) 2014F 2015F
Mar Cap (Rp billion)
Total Universe
Potential Gain (Loss)
Revenue (Rp billion) 2014F 2015F
Current Price
2015F
2015F
*) Bloomberg Consensus Closing price as of 3 June 2014 Source: Bloomberg and Lautandhana Research
Notes The definitions of Lautandhana Research for Investment Ratings: ‐ BUY : +15% and above, over the next 12 months ‐ Neutral : ‐15% to +15%, over the next 12 months ‐ SELL : ‐15% and worse, over the next 12 months
27
Never invest in any ideas you can’t illustrate with a crayon
DISCLAIMER This report has been prepared by PT. Lautandhana Securindo on behalf of itself and its affiliated companies and is provided for information purposes only. Under no circumstances is it to be used or considered as an offer to sell, or a solicitation of any offer to buy. This report has been produced independently and the forecasts, opinions, and expectations contained herein are entirely those of PT. Lautandhana Securindo. While all reasonable care has been taken to ensure that information contained herein is not untrue or misleading at the time of publication, PT. Lautandhana Securindo makes no representation as to its accuracy or completeness and it should not be relied upon as such. This report is provided solely for the information of clients of PT. Lautandhana Securindo who are expected to make their own investment decisions without reliance on this report. Neither PT Lautandhana Securindo nor any officer or employee of PT Lautandhana Securindo accept any liability whatsoever for any direct or consequential loss arising from any use of this report or its contents. PT Lautandhana Securindo and/or persons connected with it may have acted upon or used the information herein contained, or the research or analysis on which it is based, before publication.