ISSN l4tt-2140
trl^trAL-FIKR
EIE
JurnalPemikiran lslam
Volume16 Nomor3, September-Desember Tahun2012
PEREMPUAN MUSLIM SASAK DALAM PRAKTIK BUDAYA PERKAWINAN MERARIK; KAIIAN ANTROPOLOGI AGAMA PERSPEKTIFPEREMPUAN Iklilah Muzayyanah Dini Fajriyah
PERTAUTAN GERAKAN WAHDAH ISTAMIYAH DAN GERAKAN TRANSNASIONAL Syarifuddin )urdi
GERAKAN ISLAM NON-MAINSTREA}T DI INDONESIA DAN STUDI TERHADAP IAMAAH AN-NADZIR DI SULAWESI SELATAN Mustaqim
KOMUNITAS MUALLAF YANG TERABAIKAN DALAM PELAYANAN KEAGAMAAN KLALIN, SORONG Abbas
DIALEKTIKA FAHAM DAN PRAKTIK KEAGAMAAN KOMUNITAS KOKODA-PAPUA DALAM BUDAYA DAN KEARIFAN LOKAL Muhammad Rais
El|E
Eltr
AL-FIKR: Jurnal Pemikiran Islam
rssN 1411-2140 Penyunting Ahli Farish Noor (Nanyang Technological University, Singapura) Arskal Salim (Aga Khan University,Inggris) Musafir Pababbari (UIN Alauddin Makassar) Arifuddin Ahmad (UIN Alauddin Makassar) M. Ghalib M. (UIN Alauddin Makassar) Samiang Katu (UIN Alauddin Makassar) Nurman Said (UIN Alauddin Makassar) Ketua Penyunting Muhsin Mahfudz Penyunting Pelafsana Muhammad Saleh Tajuddin Andi Muhammad Ali Amiruddin Muhaemin Latif Penyelaras Bahasa Andi Nurbaethy
AI-Fikr adalah jurnal terakreditasi nasional melalui Surat Keputusan OirJktorat Pendidikan Tinggi Kemendikas RI. Nomor:SUDIKTI/K ep/2}L}tanggal5 |uli 2010. Alamat Penyunting dan Tata Usaha : Fakultas Ushuluddin & Filsafat UIN Alauddin Makassar,Jl. Sultan Alauddin No. 36 Telp. 0411,841879,Fax. 0411"8221400Gowa SulawesiSelatan.Email :
[email protected] Al-Fikr diterbitkan pertama kali bulan fun1996 dengannama |urnal al-Fikr : World Journal for Islamic Studies kemudian berubah pada tahun 2002dengannama al-Fikr: Jurnal Pemikiran Islam. Distribusi: Iurnal al-Fikr dapat diperoleh di : FakultasUshuluddin dan Filsafat,Gedung G, Lt. 1 UIN Alauddin Makassar fLSL AlauddinNo. 36SamataGowa.
KAJIAN TERHADAP PENINGGALAN BUDAYA AWAL KEJAYAAN ISLAM DI TOSORA.WAJO, ABAD XVII-XVIII Akin Duli 568-580 PENGARUH PAHAM KEAGAMAAN TERHADAP KEBERDAYAAN EKONOMI PEDAGANG INFORMAL DI MAKASSAR Baharuddin 581"-591 ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN METRO TV MENGENAI KASUS AMBALAT DAN DAMPAKNYA BAGI HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DENGAN MALAYSIA Husain Abdullah 592-607 TATANAN SOSIAL POLITIK DALAM AJARAN SITTLICHKEIT G.W.F. HEGEL Mustari 608-621 PERAN PEREMPUAN DALAM PENGEMBANGAN SYIAR ISLAM DI MAILIS TAKLIM KECAMATAN TAMALATE Rabina Yunus 622-629 PEMBINAAN MASYARAKAT DALAM PEMIKIRAN TEOLOGI IBNU TAIMTYAH DAN IBNU KHALDUN Nasir A. Baki 630-639 ELABORASI ASPEK SPIRITUAL DALAM SISTEM PELAYANAN KEPERAWATAN Nur Hidayah 640-553 METODE DIALOG DAI(WAH DALAM MASYARAKAT PLURAL DI KOTA MAKASSAR Arifuddin 654-669 PENGAMALAN NILAI-NILAI QADARIAH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DI KAWASAN SULAWESI SELATAN Salehuddin Yasin 67A-687
AkinDuli
BudayaAwal KeiayaanIslsrndi Tosorn KaiianTerhadapPeninNgalqn
KAJIANTERHADAPPENINGGALANBUDAYAAWALKEJAYAAN ISLAM DI TOSORA-WAJO, ABAD XVII-XVIII Akin Duli FakultasllmuBudaya,UniversitasHasanuddin(UNHAS) jl. Perintis Kemerdekaan KM L0' Makassar Email: akinduli@gmail'com AbstracU Tosora is the name of a village serving as the govelrunental center number of Wajo kingdom since the lZth "etttury. In- tlris village, a early.introduction on bearing witness of_lhe of cultural relics keep ^glory of Islamic civilization in the past' of Islam and" the Employing archaeorJgcat and historical approach, this PaPer examines these evideices on the cultural heritage. Accordingly, in Tosora the results of this study signify that f[es_e.culturalrelics areofevidencetothetriumphofWajoKingdomandofits a d o p ti n g l sl a mtobetheofficialr eligiongfthgkin8domand.i ts it is p"opt". Foilowing the analysis regardinS lhis cultural heritage, the in iuitfy ,uurorruble"to concluae tnal the early arrival of Islam regionwasveryaccommod.atingandadaptiveinasocialand in the cultural context'in that religion b"ecamean igent of change socialas well as cultural aspects' KeYwords: Civilization,Islam,religion,heritage'acculturation Abstrak; pusat Tosora adalah nama sebuah desa yang menjadi desaini terdapat pemerintahanKerajaanwajo sejakabadke-1"6.,Di awal tarryuk peninggaian sisa-sisa budaya sgbaga] bukti dan kejayaan peradaban Islam pada masa masuknyi "g"i;zlslam lampau" di" kawasan tersebut. Dengan pendekatan .r:.1t1 bukti-bukti arkeologis dan historis, tulisan ini mengkajl tentang menunjukkan peningfalur, frrauya tersebut. Hasil darf kajian ini budaya banwi ai forotu ierdapat banyak sisa-sisa peninggalan menjadikan sebagaibukti dari kejayaan -k*iuun Wujo y.u"q telah analisis H-1sil Islam ,"bugai ugu1nu"6rmi kerajaal dan. rakyatnya. bah1v1 terhadap p"""i"frg"ran budaya tersebut, dapat.disimpulkan tersebut kawasan pada masa u*'uT masuknya ?g?y" I,slam,di dan budaya, sangat akomodatif dan ad,aptrtidam konteks sosial aspek dalam sehingga agama Islam *"tquai agen perubahan sosialdan budaYa. " Kata Kunci; Peradaban,Islam, Agama' Warisan' Akulturasi
KajianTerhailap PeninggalanBuilaya Awal Kejayaan Islam di Tosora
AkinDuli
L Pendahuluan
Pfu{a**r$,**r*r*ffi lffi'*'*:Ht'"',:
Islam di sulawesi selatan menarik dibicarakan karena agama Islam masuk di kawasan tersebut agakterrambat "t'rtut jika dibandingkan dengan kawasan lainnya, seperti Maruku, Kalimantan selatan dan pesisir utara Jawa'Namun, sekarangIslam justru telah menjadi identitas dua etnik besar di sulawesi selataf,laitu Bugis dan Makassar.r Demikian pula daram proses penyebaran Islam di sulawesi selatary bukan hanya doktin tentang syariat agama Islam yang disebarkary akan tetapi banyak aspek termuat di dalamnya. Aspek-aspek tersebut seperti ide tentang pola kemasyarakatary perdagangary arsitektur dan p"*uku-an. "memuhami Unfuk bagaimana proses Islamisasi di suafu kawasan berlangsung, tenfu harus ditelusuri peninggalan-peninggarannya,di samping iau-iiu yang masih dipakai hingga sekarang. salah satu ide yang sampai sekarangdapat kita jumpai yaitu, sistem pemakaman, dimana aspek ,riu*u dagml keiiatan tersebut yait.., aspek gagasan, berupa rumusan nilai dan simbor "yu,^g berraku dalam suatu masyarakat. secara konsepfuar pemakaman dilakukan sebagai bentuk ritus kepercayaan yang selalu *ur,[u.,r kepada ,"i"r"n urput"urrauya uaut hanya menyangkft gus3rur J,rprurraturar saja, melainkan pemakaman hu1y.r pula diperhitun[kut urput sosiarnya' kururru kegiatan tersebut melibatkan banyak oiung aaam berbagai intereaksi dan bahkan berhubungan pura dengan ri-bor-ri*b_ol budlya2 Makam dan sisa budaya yang lain sebagaisalah satu aspek dalam sistlm sosiar budaya. Manakala dikaji secara mendalam dapat memberikan pemahaman yang bernuansa kesejarahan,sosial dan buJaya. Jika. dihubungkan dengan kajian proses -maka Islamisasi di setiap kawasan, sisa buday"atersebut merupakan data yang sangat penting' Budaya makam 'nut.tpukun salah satu perilaku ritual sekaligus perilaku sosiar, karena pemakaman serta medianya merupakan salah satu fenomenayang harus ada di dalam kehidupan manusia. Makam merupakan salah artefak y?g dapat meryiai indikator adanya .satu perubahanyang terjadi secarauertahaf dalam proruJ perkembangan Islam.3 Proses Islamisasi di kawasan sulawesi selatan beluir banyak diungkapkan berdasarkan bukti-bukti arkeologis yang memadai. publikasi tentang budaya Islam di kawasan tersebut, ,"duhugiun buru. masih berupa kajian berdasarkan sumber historis dan tradisi hJan. oleh karena, maka dalam tulisan ini akan dibahas tentang corak perkembangan buaaya irtu,o pada masa awal di rosora sebagaipusat Kerajaan wajo sejak abad ke_17 hingga 18 M. Tujuan dari kajirn ini adarah untuk memberi gambaran tentang corak budaya awal masuknya Isram di rosora dan Kerajaan waio AL-FIKR
AkinDuli
Knjian TerhadnpPeninggalanBudayaAtual Kejayaanlslam di Tosora
pada masa lampau, sehingga dapat pula diketahui bagaimana faktor sosial dan budaya berperandalam prosesIslamisasidi daerahtersebut. Data yang digunakan dalam kajian ini, terdiri dari data arkelogi sebagai data primer dan data sejarah berupa lontara' serta hasil wawancara sebagai data sekunder. Data arkeologi berupa berbagai artefak sebagai peninggalan buday a y arrgdiperoleh melalui survei secarasistematis dengan metode arkeologis. II. Sejarah Singkat Tosora SebagaiPusat Kerajaan Wajo Asal-usul tentang nama Tosora, terdapat beberapa versi menurut ceritera futur masyarakat. Versi yang pertama mengatakan bahwa nama Tosora berasal dari kata to sore(Bugis) yangartinya orang yangbaru datang, baru mendarat atau baru tiba'teritama dltulukan kepida ot:ung yang tib"a melalui perjalanan dengan menggunakan kendaraan air. Versi i*g kedua mengatakan bahwa nama Tosora berasal dari kata sora (Bugis) yang berarti bekas tatto pada kulit lengan, yang biasanya dilakukan oleh keturunan bangsawan pada wanita dari suku Toraja. Hal ini dihubungkan dengan Arung Matowa Wajo XXIII, La Teruilai Tosengngeng kawin dengan putri bangsawan Sangngalla dari Toraja yang memakai sora pada lengannya. Versi yang ketiga mengatakan bahwa nama Tosora berasal dari kata foso artinya melantik dan rn (dari kata ranreng) yaitu gelar seorang raja yang berkuasapada waktu itu. Terlepas dari versi mana yang benar tentang asal mula nama Tosora, namun yang jelas bahwa nama tersebut menurut sumber kronik lontara disebutkan sebagai pusat dari Kerajaan Wajo pada masa lampau, dan sampai sekarangmasih ban;tak bukti-bukti otentik tentang eksistensiTosora masa lampau berupa sisa-sisapeninggalan budaya, seperti makam, masjid tua, musallah,dan lain-lain. Pusat Kerajaan Wajo diperkirakan berpindah dari Cinnottabi ke Tosora pada awal masuknya Islim di Wajo. Sumber sejarah menunjukkan bahwa agama Islam resmi sebagai agama Kerajaan Wajo ketika Arung lvlatowa Wajo XII La Sangkuru Patau Mulajaji memeluk agama Islam pada tahun 1610 dengan gelar Sultan Abdurrahman.a Namury ada yang berpendapat bahwa agama Islam telah masuk ke Tosora dibawa oleh Jamaluddin al-Akbar al-Husaini pada tahun 1320M.5 Kemudian masjid raya pertama kali dibangun pada tahun L6L2 oleh Arung Matowa Wajo XV La Pakallongi To Allinrungi, yang bekas reruntuhaffiya masih dapat kita saksikan di Tosora. Bila sumber tersebut benar adanya, maka hal ini menunjukan bahwa pembangunan masjid sebagai pusat peribadatan, sekaligus sebagai tempat pertemuan antara raja dengan rakyatnya dan sebagai simbol kerajaary menandakan bahwa pusat kerajaan benar-benar telah beradadi tempat tersebut. Peranan Tosora sebagai pusat Kerajaan Wajo seperti disebutkan di atas, diketahui melalui sumber-sumber data tertulis orang Bugis berupa kronik lontara'. Namun masih banyak hal-hal lain yang belum kita ketahui
Kajian Terhailap Pminggalan Builay a Aw al K8 ay aan Islam ili Tosota
AkinDuli
tentang peranan Tosora, seperti bagaimana bentuk budaya ketika- awal masuk"nyaIslam di tempat tersebut, kapatt uguTl lslam mulai masuk dan bagaimina peralran Tosora sebagaipusat syiar.Islam di wilayah-Ifer{p1t tidak Wa'jo pada -uru lampau. Dalam tulitutt yu.,g ringkas ini, sangatlah yang ,rr,t"tgt itt untuk diuraikan keseluruhan masalah-masdalah tersebut' sisa-sisa terb#as hanya ingin menguraikan secara ringkas bagaimana Tosora tinggalan arklologis dapat iremberikan informasi tentang Peranan lampai sebagaipusat syiar Islam Kerajaan Wajo. p"S|masa rpada Untuk dapat meirberikan gambaran tentang peranan Tosora masa lampau, maka dalam tulisan ini akan diuraikan tentang benfuk-bentuk sebagai penirrggatun budaya Islam dan-peranannya pada masa lampau dalam porut!".r,yebaran igu^udan budaya Islam. Datl yTg aif,er.sulatan pihak tulisan ini adatah hJsil penelitian iu"gtelah dilakukan oleh beberapa di kawasan dan hasil pengamatan penulis dalam mengunjungi situs-situs tersebut. dan Peninggalan Budaya Islam III. Keadaan Lingkungan "berada di Desa Tosota, Kecamatan Majauleng, Situs Toslra situs tersebut' Kabupaten wajo, Propinsi sulawesi selatan. untuk mencapai 32 km dan d;p"i ditempuh melalui jalq darat, yrlto dari Paria sekitar km' Sejak 15 iurigrrrr-rgauri totu S""glui"g ibu kota Kabupaten W -aiosekitar dengan melalui dahulu sampai sekitar lahui 1980-an,Tosoia dapat dicapai perahu dari Sengkang lewat Sungai j"1"" alr yaitu dengan menggun*ry "riasuk ke danau-danau yulg_.ada di sekitar Wutunrru" 1Cu*u"Ey terus dan Tosora yatg U"rfrriU,rttgutt langsung de1'an Sungai Walannae' sejak be"rlabuh di siJi balrrtiotoiu. Namun jalan air tersebut, i*grrr.g terusan yang tahin t-990-an sudah tidak dapat lugl dilewati karena Tosora dengan menghubungkan antara danau-datu.t ylttg -ad.adi sekitar menjadi Sun{aiWalainae sudah melgala* p"t'tau"gtalan sehingga danau k;;ft dan dijadikan penduduk sebagala1ealpersawahan' perbukitan Secaratopogrlfis, Tosora terJiri dari dataran rendah dan adalah umumnya dengan ketinggian intara 18-g2 m {n1. Jenis tanah,pada muda, merupakan tanah alluvial yang berwarna coklat tua dan coklat halus..Jenistanah campuran antara t#ah fiat dengan butiran-butiran pasir Perbukitan Tosora tersebut terbentuk dari endap-an sungai walannae' ol"h lima buah danau, yaitu Danau sebagaipusat r"iuluutt Wajo, ak"htittgi-S"pp"ttgttge,. Danau Latanparu' dan Latalibolong, Oanau Lababa, Danau di sebelah barat'' Danau JampuE. Kelima danau tersebut letaknya berada arah utara terdapat selatan dan timur Kampung Tosora. Sedangkan pada perbukitan yang menghlbungkannya dengan Cinottabi' DisekitarT"osoraj"eumengalirbeberapa.sungaikecilyang bermuara ke danau' merupakan urfi Sungai WalXnnae y;"g sebagian ada di sekitar.Tosora' S".uru geologis Jit"tufini bahwa daniu-dinau yang ke arah barat' merupakan sisa dari aliran Sungai walannae yarrg b-ergeser sungai sekarang bahkan dari data sejarah dapal diketahui bahwa aliran q?1
AkinDuIi
KajianTerhadapPeninggalanBudayaAwal KejayaanIslamdi Tosora
yang jaraknya sekitar 2 km dari Tosora, merupakan perpindahan sungai yang disengaja oleh masyarakat Kerajaan Wajo, yaitu pada tahun 1740 Belanda menyerang Wajo lewat sungai, maka rakyat dikerahkan untuk menimbun aliran Sungai Walannae agar Belanda tidak dapat menyerang secaralangsung pusat Kerajaan Wajo di Tosora. Akibat dari penimbunan tersebut maka aliran Sungai Walannae berpindah ke arah barat.6 Temuan arkeologis sebagai bukti kehadiran dan kejayaan Islam yang memberi peran Tosora dalam pentas Sejarah Kerajaan Wajo, dapat disaksikan lewat peninggalan budaya berupa puing-puing dan reruntuhan sisa bangunan, seperti masjid fua, musallah dan makam-makam kuno. A. Peninggalan Masjid Tua Tosora Masjid Tua Tosoramerupakan masjid nyayangpertama dibangun di wilayah Kerajaan Wajo, oleh Arung Matowa Wajo XV La Pakallongi To Allinunrungi, pada tahun -1,621,. Pada waktu masjid tersebut diresmikary dihadiri oleh Raja Gowa, Raja Bone dan Datu Soppeng.T Letak sisa bangunan masjid tersebut adalah berada pada ketinggian 30,6 m dpl, di sebelahselatannyaterdapat alun-alun. Sisa bangunan iung masih tampak adalah bagian mihrab (ceruk) di sisi barat yang masih utuh, sedangkan bagian dinding lainnya tinggal pondasinya. Bentuk bangunan adalah persegi panjang, dengan ukuran panjang 15,84 m, lebar 15,70 m, tinggi tembok 3,70 rn, tebal tembok 0,52 m, dan luas bangunan 249 rn2.Terdapat empat buah pintu masuk, yaitu dari depan (sisi timur), dari sisi kiri-kanan (sisi utara-selatan), dan dari sisi kanan (utara) mihrab. Pada bagian dalam masjid terdapat empat buah umpak batu sebagailandasan tiang penyangga atap (soko guru), pada arah tenggara terdapat kolam sebagai tempat menampung air wudhu dengan ukuran panjang 7,35m,lebar 5,70 rn, dalam 0,76m, dan tebal tembok 0,41 m. Pada arah timur kolam terdapat sumur tua dengan kedalaman 13 m. Di bagian belakang (sisi barat) masjid terdapat beberapa makam-makam kuno, dan yang terkenal adalah makam dari Renreng Bettempola La Gau atau yang bergelar MstinroE ri Masigina.Bahan bangunan masjid tersebut, berasal dari berbagai jenis batu alam seperti batu kapur yang masih lunak, batu pasir dan batu beku dengan ukuran yang tidak seragama. Bahan perekat (spesi) dipergunakan campuran pasir dengan kapur yang terbuat dari moluska yang dibakar. B. Peninggalan Bangunan Musallah Bangunan Musallah tersebut tidak diketahui kapan dan siapa yang membangurmya. Namun ada kemungkinan didirikarr bersamaan dengan bangunan geddongdan gedung bunga setelah masjid tua Tosora lebih dulu dibangun. Letaknya pada ketinggian 20,8 m dpl, berada pada arah barat masjid tua dengan jarak 290 rn, pada arah baratnya terdapat bangunan geddongdan Danau Seppengnge dengan jarak 30 m. Keadaan bangunan adalah dinding bagian barat masih berdiri tegak, sedangkan pada sisi lainnya tinggal pondasinya saja. Bentuk bangunan adalah empat persegi
A.kinDuli
Kalian TerhadapPenin ggalanBu daya Aw al Kepy aanlslam di T osora
Banua, sedangkan pa'besieLopi (mendayung perahu raja) berasal dari daerah Wage, Tampangngeng dan Singkang.e S.Tipe Silindrik, ternasuk di dalarn tipe tersebut adalah bentuk gada, phallus, persegi delapan dan rosetta. Menurut informasi masyarakat, tipe nisan tersebut menyimbolkan orang yang dimakamkan berasal dari kalangan masyarakat biasa. Secara umum, peninggalan budaya Islam di Tosora mencerminkan adanya akulturasi dengan budaya pra Islam. Adanya intrusi budaya pra Islam tersebut dapat dilihat pada bentuk rnakam (irat dan nisan), model dan letak makam. Menhir sejak jaman prasejarah sudah dikenal dengan fungsi sebagai simbol leluhur, adanya makna stratifikasi sosial pada nisan, berbagai motif ragama hias yang sudah dikenal sebelum masuknya Islam, dan letak makam pada umunrnya di tempat yar.g tirgs @ukit). Hal ini menunjukkan bahwa dengan masuknya pengaruh agama Islam, tidak berarti bahwa kebiasaan-kebiasaansebelumnya sudah hilang sama sekali, tetapi terjadi kansformasi budaya dengan pemaknaan lain. III. Penutup Berdasarkan pada data historis dan data arkeologis-ekologis sebagaimanayang telah diuraikan di atas,dapat ditarik kesimpulan bahwa pemilihan Tosorasebagaipusat KerajaanWajo didasari oleh pertimbangan keadaan ekologis yang cocok dan letak geografis yangstrategis. Tampaknya Tosora sudah berperan sebagaipelabuhan dan pusat niaga sejak abad ke-14 M, yaitu masa sebelum Islam menjadi agarna resmi kerajaan, dan ketika Kerajaan Wajo sudah menganut agama Islam maka pusat kerajaan berpindah ke Tosora. Peninggalan arkeologis di Tosora berdasarkan teknologi, bentuk, dan sebaran, mencerminkan keadaan dan situasi Tosora di masa lampau. Secara teknologis, pembangunan kota Tosora sebagaipusat kerajaan dilaksanakan r secara tergesa-gesa terutama dalam menghadapi situasi politik yang berkembang pada masa itu. Selain itu, temuan arkeologis tersebut juga mencerminkan tentang sering dan betapa kejamnya peperangan yang terjadi pada masa itu, seperti yang tercatat dalam kronik-kronik sejarah. Tosora sebagai ibu kota Kerajaan Wajo, berperan sebagai pusat pemerintahan, perekonomian, dan kebudayaan. Agama Islam yarrg telah '1.610, membawa perubahan dalam menjadi agama resmi kerajaaan sejak berbagai aspek kehidupan. Secara kultural tentunya tampak dari peninggalan budaya yang bernuansa Islam, seperti masjid, musallah, dan makam-makam kuno, sebagaisaksi bisu dari kejayaan perdaban Islam masa lampau di daerah tersebut. Dari bentuk-bentuk sisa budayanya mencerminkan bahwa ajaran Islam dapat diterima dengan akomodatifadaptif terhadap budaya yang ada. Dengan demikian, Tosorajuga berperan
Kaj i an Terhail ap Peninggal w Bu ilay t Aw al Kej ay aan I sl am ili Tosor a
AkinDuli
sebagai pusat awal penyebaran dan pengembangan Is{arn di wihyah kekuasaanKerajaanWajo pada masalampau. Endnotes tFadilla, WarisanBudayaBugis Di Pesisir SelatanDenpasarNuansaSeiarahIslam Di PusatPenelitianArkeologiNasional,1999), PendidikanDan Kebudayaan Bali. (Jakarta:Departemen H.99 'Nurhadi,ArknologiKubur Islam di Indonesia".DalamAnalisisHasil PenelitianArkeologiI (Jakarta:Departemen PendidikanDanKebudayaan.Jakarta,l990),h. l4l-142 'Hasan Muarif Ambary, 1991.,"sejnrahPerkenfuangan Pesnntrendi Pulsu Jawn:Dinrcnsi " ProceedingSeminar PesantrenDalam PembangunanNasional (Jakarta: dan Prespektifnyn IAIN Syarif Hidayatullah, 1991),h. 20 iputo*rr, A.R. ouurrg. iqeg. SejarahWajo.(Uiung Pandang : Yayasan Keb. Sulselra, 1983),h. 52 'Idrus, Mubarak. 2011. "Jejak Islam di sulawesi selatan; Menemukan Jeiak /08/29. famaluddin al Husaini". Sumber: maulanusantara.wordpress.com/2011 6DaengPatunru,A.R.,1983.SejarahWajo.IJjungPandang :YayasanKeb.Sulselra. 'Lihat ibid. tA. Zatral Abidin. 1955.Wnjo abadXV - XVil Suatu PenggnlianSejarahTerpendam SulnwesiSelstandai Lontara.(Bandung : Alumni, 1985). tLihat ibid.
DAFTAR PUSTAKA Abidin, A. Zainal. Wnjo abndXV - XVil Suatu PenggalianSejarahTerpendam jfu/tz-czzc=:rr'-2/;z-./2;z.a1z;-22-.zlzzz
Dzz.)zzzgz-'A)zz:zzz>)
7945-
,
I
di Pulau laun: Ambary, Hasan M"urif. "seiarnh..Perkembnigan^Pesnntren Seminar PesantrenDalam Dimensi ir" iirpektifnyn," Proceediig arif Hi d ayatullah' 1991' n"mu ur-,gurrur',N l'i o" ai,J akarta:I AIN by Pemerintahan Kerajaan Duli, Akin. 2010."Peranan Tosora sebagai fuslt wnlsnnnE, VoL 12, wajo Abad xvl - XI". Dalam lirnat Arlceologi No. Z Jun 2010'Makassar: Balai Arkeologi' Nuansn Denp-asar Pesisir.selatan Fadila. Ali, 1ggg."warisan BudnyaBugisDi Dan Kebudayaan sejarahIslam Di BaIi". b"pui"t"*en Pendidikan Pusat Penelitian Arkeolo gi N asional' Jakarta' sulawesi selatan; Menemukan Jejak Idrus, Mubarak. 2011,."Jejaklslam di Sumber: al Husaini"' jamaluddin maul anusantara'w ordpr ess'com / 2011/ 08/..?9 2003' "sejarah Islam di sulauesi Mappangara, suriadi dan Abbas, Irwan. .LamaccaPress'Makassar Selatnn" MakassarDalam sejarah' Bhakti Mattulada . 1982.Menyusuri leiak lQhndiran Baru.
Volume16 Nomor3 Tahun2012
519
AkinDuIi
Kajian TerhadapPeninggalnnBudnyaAwaI KejayaanIslsm di Tosora
Nurhadi. 1990. "Arkeologi Kubur Islsm di Indonesis". DaIam Analisis Hasil Penelitian Arkeologi I. Departemen pendidikan Dan Kebudayaan. Jakarta. Paturuu, A.R. Daeng. 1983. sejarah wajo. ujung pandang : yayasan Keb. Sulselra. Tobing, P-h_o. L. 196'1..Hukum pelayaran dan perdaganganAmanagappa. Makassar: YayasanKebudayaanSulselra. uka Tjandrasasmita. 1977. "Jaman pertumbuhan dan perkembangan Kerajaan Islam di Indonesia". SejarahNasionalIndonesia.Jld. III. Jakarta:Balai Pustaka.