EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI POSTER ”PESAN KEAMANAN PANGAN” DARI BADAN POM RI
Oleh : ARI SAPTARINI F 24101054
2005 DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI POSTER ”PESAN KEAMANAN PANGAN” DARI BADAN POM RI
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh : ARI SAPTARINI F 24101054
2005 DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSITUT PERTANIAN BOGOR EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI POSTER ”PESAN KEAMANAN PANGAN” DARI BADAN POM RI SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh : ARI SAPTARINI F 24101054 Dilahirkan pada tanggal 9 September 1983 Di Pekalongan Tanggal Lulus : 12 Oktober 2005 Menyetujui, Bogor , 15 November 2005
Prof.Dr.Ir.Winiati Pudji Rahayu, M.S.
Dra. Endang Susigandhawati MM
Pembimbing I
Pembimbing II Mengetahui
Dr. Ir. Dahrul Syah, MSc. Ketua Departemen ITP
Ari Saptarini. F24101054. Efektivitas Media Promosi Poster ”Pesan Keamanan Pangan” dari Badan POM RI. Dibawah Bimbingan Prof. Dr. Ir Winiati Pudji Rahayu, M.S. dan Dra. Endang Susigandhawati, MM. (2005). RINGKASAN Keamanan pangan menjadi isu hangat seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap keamanan pangan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, produsen dan konsumen, karena itu upaya penyebarluasan informasi tentang keamanan pangan perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Perlu dilakukan proses edukasi secara terus menerus dan berkelanjutan kepada masyarakat agar informasi tentang keamanan pangan ini bisa tersebar ke seluruh pelosok tanah air. Program Promosi Keamanan Pangan dimaksudkan agar cakupan penyebarluasan informasi dapat lebih luas dan menjangkau setiap golongan masyarakat. Dalam melaksanakan atau melakukan penyebarluasan informasi dan edukasi keamanan produk pangan perlu memperhatikan metode, media, komponen yang ada di masyarakat dan kelompok sasaran yang dituju agar informasi yang disampaikan dapat dimengerti dan diterima dengan jelas. Skripsi ini membahas tentang kegiatan magang yang dilakukan selama empat bulan di Badan POM RI dan Penelitian survei efektivitas media promosi poster “Pesan Keamanan Pangan”. Kegiatan magang dilakukan dengan pengumpulan dan pembuatan materi promosi keamanan pangan, identifikasi alamat kantor media massa, pembuatan poster percakapan dalam bentuk kartun untuk sasaran audience anak-anak, melaksanakan survei poster di Supermarket Jakarta, mengkoordinir penyebaran poster kepada himpunan dan senat mahasiswa Teknologi Pangan serta pembuatan konsep software untuk melacak penyebaran poster. Untuk melakukan survei, sebelumnya dilakukan pengambilan data sekunder berupa jumlah penduduk Kota dan Kabupaten Bogor, jumlah mahasiswa IPB serta jumlah pusat perbelanjaan dan rumah makan yang ada di kota Bogor. Kemudian dilakukan penyebaran poster di daerah lingkar kampus IPB, lima supermarket, tiga restaurant franchise dan satu toko kimia di Bogor. Latar belakang dipilihnya lokasi diatas karena di daerah lingkar kampus IPB banyak mahasiswa pendatang, ditunjang data tahun 2001 bahwa daerah lingkar kampus IPB masih rendah kondisi sanitasinya. Sedangkan latar belakang dipilihnya lokasi supermarket dan rumah makan karena banyak dikunjungi orang sehingga tujuan market share poster keamanan pangan bisa tercapai. Data primer didapat dengan pengamatan langsung di lapangan dan pengisian kuesioner. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive dan bersifat acidental sampling. Data yang dihasilkan dalam penelitian berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Teknik statistik Nonparametris yang digunakan untuk menguji hipotesa penelitian dan menganalisa data adalah Chi Kuadrat dan koefisien kontingensi, dilanjutkan dengan uji korelasi Spearment bagi hubungan yang mempunyai nilai koefisien kontingensi agak kuat. Responden berjumlah 160 orang, 70% adalah mahasiswa, sebanyak 56% usia responden antara 20-25 tahun, sebanyak 68.8% responden mempunyai tingkat pendidikan lulusan sekolah lanjutan/sederajat, tingkat pengeluaran
perbulan responden terbesar adalah kurang dari 1.5 juta sebanyak 77.5% dan jenis kelamin responden 59% adalah wanita. Sebanyak 79% responden telah mengetahui tugas Badan POM RI untuk mempromosikan keamanan pangan, 75% mengetahui poster dikeluarkan Badan POM RI. Sejumlah 44% responden menyatakan ilustrasi bisa menarik mereka untuk tahu lebih banyak tentang isi keseluruhan poster, 49% menyatakan jenis tulisan yang digunakan menarik dan bisa dilihat dengan jelas, 56% menyatakan isi pesan menarik karena tema yang diangkat cukup dekat dengan masalah keseharian dan 52% menyatakan bahwa susunan/tata bahasa poster bisa dipahami. Sebanyak 56% responden meyakini bahwa pesan yang tertulis adalah benar, akan tetapi belum bisa melaksanakannya dengan alasan terbesar adalah karena kondisi tempat dimana mereka biasanya membeli pangan/bahan pangan yang tidak memungkinkan. Sebanyak 61% menyatakan bahwa keamanan pangan sangat penting karena menyangkut kualitas generasi muda dan masa depan bangsa karena itu sebanyak 91% responden akan menyampaikan pesan yang dibacanya kepada orang lain. Mereka memilih cara promosi yang sebaiknya dilakukan adalah dengan secara terus menerus melakukan publikasi melalui media massa. Saran responden untuk poster adalah adanya penambahan jumlah dan dilakukan publikasi di tempat-tempat umum seperti stasiun, terminal, rumah sakit, pusat perbelanjaan, rumah makan dan lain sebagainya. Pengukuran efektivitas dilakukan berdasarkan sikap responden terhadap keberadaan poster. Poster dapat dianggap sebagai suatu produk sedangkan responden adalah konsumen yang akan bertindak dengan adanya produk berupa poster. Intensi perilaku merupakan gambaran lebih nyata dari sikap, dan lebih mudah untuk memprediksikan perilaku responden. Berdasarkan hasil survei efektivitas, diambil kesimpulan faktor yang paling berpengaruh terhadap kesadaran responden untuk merubah sikap dan tindakan setelah mendapatkan informasi mengenai pesan keamanan pangan adalah berdasarkan golongan ekonominya, baru kemudian dipengaruhi oleh jenis pekerjaan dan usia mereka. Kategori jenis kelamin tidak berpengaruh secara signifikan dengan sikap, sedangkan tingkat pendidikan saling bergantung namun demikian sifatnya lemah. Untuk perbaikan dimasa yang akan datang, perlu dilakukan segmentasi penerima pesan berdasarkan golongan ekonomi dan tetap melakukan semua kegiatan sesuai dengan strategi promosi, termasuk peningkatan publikasi melalui media massa. Selain itu kerjasama dengan mahasiswa yang dapat dimanfaatkan sebagai pelaksana teknis dalam mempromosikan keamanan pangan perlu ditingkatkan. Adanya pendekatan personal (mekanisme lobby) dengan pimpinan perusahaan swasta atau BUMN lain, serta memperluas keanggotaan Jejaring Promosi kepada agency iklan. Kerjasama dengan majalah anak-anak dapat dilakukan dengan pengisi rubrik/kolom di majalah berupa cerita seri bergambar. Kerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat yang berbasis sosial kemasyarakatan dapat dilakukan untuk memperluas penyebaran pesan keamanan pangan di masyarakat.
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Pekalongan, 9 September 1983. Merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Ibu Sri Maryati dan Bapak Afiyanto. Penulis mengawali jenjang pendidikannya di TK Aisyiyah Pekajangan pada tahun 1987-1989, dilanjutkan SD Muhammadiyah Pekajangan 03 pada tahun 1989-1995, Jenjang sekolah lanjutan ditempuh penulis di SLTP Muhammadiyah Pekajangan pada tahun 1995-1998 dan SMU Negeri I Pekalongan dari tahun 1998-2001. Penulis lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2001 dan terdaftar pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian. Selama di bangku perkuliahan penulis aktif di keanggotaan HIMITEPA tahun 2002-2003, pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan tahun 2004-2005 pada Divisi Sosial Kemasyarakatan. Juga aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa TAPAK SUCI IPB sebagai Bendahara I tahun 2002-2004, Mitra Desa IPB, dan sebagai Ketua Bidang IPTEKS Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Kab./Kota Bogor sekaligus distributor Compack Disk AL-Manar yang diterbitkan Komunitas Digital Library Yogyakarta untuk wilayah Bogor dan sekitarnya. Penulis pernah menempuh pendidikan kepenulisan di Jakarta School yang diselenggarakan Agromedia Group. Melakukan Praktek Lapang di KPBS Pangalengan selama 2 bulan dengan topik ”Mempelajari Proses Produksi dan Penerapan Sanitasi pada Susu Kemasan Cup di Milk Treatment Koperasi Peternakan Bandung Selatan”. Saat ini penulis mendapatkan kesempatan melakukan kerja magang pada posisi Staff Riset & Development CV. Citra Pangan Mandiri Bogor. Untuk mendapatkan gelar sarjana Teknologi Pertanian pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, penulis melakukan kegiatan magang selama 4 bulan di Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, pada Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan dengan laporan akhir pembuatan skripsi (karya tulis) dengan judul ”Efektivitas Media Promosi Poster Pesan Keamanan Pangan dari Badan POM RI”.
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat yang diberikan-Nya sehingga tugas akhir penulisan skripsi ini bisa terselesaikan. Karya tulis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Teknologi Pertanian. Dalam skripsi ini ditulis mengenai kegiatan magang yang dilakukan selama empat bulan di Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) RI serta kegiatan survei efektivitas penyebaran media promosi poster di Bogor. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun bobot materi yang ditulis dalam skripsi ini. Namun penulis berharap tulisan ini tetap bisa memberikan manfaat bagi yang membacanya. Tak lupa penulis juga mengucapkan Terimakasih bagi pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam kegiatan magang dan penyusunan skripsi ini. Terimakasih yang sebanyak-banyaknya penulis ucapkan kepada : 1.
Bapak dan Ibu di rumah yang tak pernah putus selalu memberikan do’a, semangat dan dukungan baik materiil dan juga moril selama ini.
2.
Prof. Dr. Ir Winiati Pudji Rahayu, MS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, evaluasi dan motivasi.
3.
Dra. Endang Susigandhawati, MM selaku dosen pembimbing magang yang telah memberikan bimbingannya selama penulis melakukan magang.
4.
Bapak Thahja Muhandri, STP. MT. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan evaluasi.
5.
Ine, Nur, Arsus dan Tami selaku rekan magang di Badan POM atas semua masukan, evaluasinya serta kerjasama dan kekompakannya selama magang.
6.
Bapak Didik, Bapak Fahmi, Ibu Anita, Ibu Devi dan semua pegawai di kantor Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan.
7.
Kakak dan adik-adikku Nisa, Wisnu, Rio, Ibnu, Indri, yang selalu memberikan semangat dan dukungannya. Juga untuk kakak baruku Rossi.
8.
Teman-teman satu perjuangan di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Kab./Kota Bogor angkatan 38 yang tak akan terlupakan Nia, Nunik, Tito, Thorik, Mimi, Meka, Fikri. Kakak dan adik satu perjuangan semua yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
9.
Anak-anak Wisma Ayu : Dian, Irma, Reti, Nelly, Ika, Gamma, Rina, Ani, Lycha, Deti, Wina, Phia, Eny, Dewi, Nuke, Vera dan Yu ni.
10. Teman-teman di Unit Kegiatan Mahasiswa ”TAPAK SUCI” Putra Muhammadiyah Cabang Khusus IPB. Semoga tetep eksis di IPB. 11. Teman-teman di TPG 38 semuanya, teman-teman Golongan B, terutama B5 (Anna, Winni, Endar). Kakak dan adik kelas TPG angkatan 36, 37, 39, 40, 41 dan 42 atas semua kebersamaan, bimbingan dan motivasinya. Rina dan Yayah selaku adik bimbingan. Nur dan Anita selaku teman satu bimbingan. 12. Teman-teman IMAPEKA (Ikatan Mahasiswa Pekalongan-Batang) semua angkatan. Semoga Persaudaraan yang terjalin selama di Bogor tidak luntur dan tetap ada ikatan silaturahmi. 13. Teman-teman Jakarta School ”kelas kamis malam” untuk semangat dan motivasi menulisnya, terutama buat Mas Supreh, Lulu dan Aulia (selamat bukunya diterbitkan) semua pengajar Agromedia Sholarship Program, terimakasih semua ilmunya. 14. Teman-teman HIMITEPA IPB yang telah membantu menempel poster sepanjang Bara-Bateng-Balio.
KMTPHP UGM (Ima), HMTP Unpas
(Dian dan Galih), HIMATETAN UNPAD (Delfi), HIMABIO UNY (Lisle), Senat Mahasiswa FKM UI (Ferdi), HIMATETA UNSOED, Senat Mahasiswa Tek Pangan Univ sahid, Senat Mahasiswa Tek Pangan Univ Djuanda (Tita), HMJ GIZI Univ Indonusa Esa Unggul (Yanti), MITRA DESA IPB (Reni), yang telah membantu mensosialisasikan poster Pesan Keamanan Pangan di lingkungan kampus masing-masing. Masukan dan saran sangat penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini. Semoga Karya tulis ini bisa memberikan manfaat dan sumbangan yang berarti bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Bogor, 15 November 2005 Penulis
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR .........................................................................
i
DAFTAR ISI .......................................................................................
iii
DAFTAR TABEL ...............................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................
vi
I
PENDAHULUAN .....................................................................
1
II
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................
3
A. KONDISI KEAMANAN PANGAN DI INDONESIA ........
3
B. KOMUNIKASI DAN EDUKASI KEAMANAN PANGAN
5
C. STRATEGI PROMOSI .........................................................
7
D. AWARENESS CAMPAIGN KEAMANAN PANGAN .......
12
E. POSTER KEAMANAN PANGAN ......................................
13
F. EVALUASI KEGIATAN PROMOSI ...................................
16
G. LANDASAN TEORI PELAKSANAAN SURVEI EVEKTIFITAS PROMOSI POSTER PESAN III
VI
V
KEAMANAN PANGAN .....................................................
16
METODOLOGI PENELITIAN ................................................
20
A. KEGIATAN MAGANG .......................................................
20
B. SURVEI POSTER PESAN KEAMANAN PANGAN..........
21
HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................
26
A. KEGIATAN MAGANG .......................................................
26
B. SURVEI POSTER PESAN KEAMANAN PANGAN..........
29
C. KORELASI ANTARA DUA VARIABEL...........................
44
D. EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI POSTER ....................
53
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................
56
A. KESIMPULAN .....................................................................
56
B. SARAN .................................................................................
57
DAFTAR PUSTAKA
58
LAMPIRAN ........................................................................................
61
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Tabel 2.
Tingkat Perubahan Perilaku dan Strategi Komunikasi yang Sebaiknya Dilakukan ……………………………..
9
Poster Keamanan Pangan yang Telah Dikeluarkan Badan POM RI………………………………………......
14
Tabel 3.
Penentuan Kriteria Nilai Korelasi ………………………
Tabel 4.
Data Lokasi, Jumlah Poster dan Jenis Poster yang Dilihat
19 23
Tabel 5.
Hasil Uji Validitas Kuesioner dengan Metode One Shot .
Tabel 6.
Bentuk Program Promosi yang Diselenggarakan Badan POM RI ................................................................
39
Saran Responden untuk Poster Keamanan Pangan Selanjutnya .......................................................................
43
Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12
Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk Jenis Kelamin …………………………………………… Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk Usia …………………………………………………
44 45
Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk Tingkat Pendidikan .........................................................
46
Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk Jenis Pekerjaan ………………………………………….
48
Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk Pengeluaran Perbulan .......................................................
50
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.
Profil Pekerjaan Responden .........................................
31
Gambar 2.
Keamanan Pangan Menurut Responden ......................
32
Gambar 3.
Pendapat Responden tentang Penempatan Gambar, Jenis Tulisan dan Gambar Illustrasi Poster ..................
34
Gambar 4.
Pendapat Responden tentang Isi Pesan, Tingkat Pemahaman dan Kemudahan Memahami Susunan Kalimat serta Tata Bahasa Poster ................................
36
Kondisi Responden, Tindakan yang Dilakukan serta Faktor yang Mempengaruhi Responden Menyikapi Poster Keamanan Pangan ...........................................
38
Intensitas Responden Mengakses Sumber-Sumber Media Promosi dari Badan POM RI ............................
41
Gambar 5.
Gambar 6.
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1.
Tampilan Poster Pesan Keamanan Pangan .................
61
Lampiran 2.
63
Lampiran 3.
Contoh Kuesioner yang Telah Valid dan Reliabel, Siap Digunakan untuk Pencarian Data ...................... Tahapan Penelitian Survei ..........................................
Lampiran 4.
Naskah Iklan Bahaya Jajan Sembarangan …………
67
Lampiran 5.
Identifikasi Media Massa di Jakarta .........................
73
Lampiran 6.
Poster Pesan Keamanan Pangan dalam Bentuk Percakapan Animasi (Kartun) ....................................
76
Lampiran 7.
Laporan Hasil Survei di Supermarket Jakarta ............
77
Lampiran 8.
Penyebarluasan Poster oleh Himpunan dan atau Senat Mahasiswa (Daftar Kontak Person) ………......
79
Lampiran 9.
Tampilan Halaman Muka Software Penyebarluasan Poster ………………………………………………
82
Lampiran 10. Hasil Identifikasi Rumah makan, Pusat Perbelanjaan dan Toko Kimia di Kota Bogor .................................
83
Lampiran 11. Kontak Person dan Alasan Pihak Manajemen Belum Bisa Menempelkan Poster pada Outlet Pertokoannya
85
Lampiran 12. Tabel Nilai r untuk α 0.05 .........................................
86
Lampiran 13.
Hasil Keluaran Program SPSS untuk Uji Validitas dan Reliabilitas ...........................................................
Lampiran 14. Hasil Evaluasi Responden Terhadap Poster ....... Lampiran15.
Deskrispsi Kegiatan yang Dilaksanakan Direktorat SPKP untuk Kegiatan Mempromosikan Keamanan Pangan .......................................................................
66
87 91 93
Daftar Lampiran (Lanjutan) Halaman Lampiran 16. Hasil Perhitungan Chi square dengan SPSS untuk Gender .......................................................................
97
Lampiran 17. Hasil Perhitungan Chi square dengan SPSS untuk Usia Responden .........................................................
101
Lampiran 18. Hasil Perhitungan Chi square dengan SPSS untuk Tingkat Pendidikan …………………………………
105
Lampiran 19. Hasil Perhitungan Chi square dengan SPSS untuk Jenis Pekerjaan ……………………………………
109
Lampiran 20. Hasil Perhitungan Chi square dengan SPSS untuk Pengeluaran Bulanan ………………………………
114
Lampiran 21. Hasil Perhitungan Korelasi dengan SPSS .................
119
I PENDAHULUAN Masa depan bangsa hanya mungkin dipertahankan apabila didukung upaya pembangunan yang intinya adalah memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup masa depan yang lebih baik dari masa kini. Untuk mencapai tujuan mewujudkan kesejahteraan setiap warga negara Indonesia, keluarga dan generasi muda, GBHN telah menggariskan suatu kebijakan pengembangan dan peningkatan Sumber Daya Insani (SDI) yang menyangkut kegiatan dalam empat bidang yaitu kesehatan, gizi pangan, pendidikan dan ketenagakerjaan. Persediaan makanan penting untuk kelangsungan hidup, masalah yang timbul dengan berlipatnya jumlah kenaikan penduduk Indonesia adalah pada ketersediaan dan keamanan pangan karena adanya perkembangan teknologi baik dari segi teknologi pengolahan maupun proses produksi bahan baku pangan (Hutabarat, 1973). Keamanan pangan bukan hanya merupakan isu dunia, tetapi juga menyangkut kepedulian individu. Jaminan akan keamanan pangan adalah hak asasi konsumen. Pangan termasuk kebutuhan dasar terpenting dan sangat essensial dalam kehidupan manusia. Walaupun pangan itu menarik, nikmat, tinggi gizinya jika tidak aman dikonsumsi, praktis tidak ada nilainya sama sekali (Anonim2, 2003). Selama ini kesadaran penduduk Indonesia terhadap keamanan pangan masih rendah karena kurangnya pengetahuan serta rendahnya kemampuan daya beli untuk produk pangan yang bermutu. Keamanan pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan kerusakan akibat cemaran biologis, kimia dan fisika (Winarno, 1997). Prinsip dasar Pendidikan Keamanan Pangan untuk Produsen dan Konsumen adalah menanamkan pemahaman bahwa penyakit karena pangan disebabkan oleh adanya tiga bahaya dalam pangan yaitu : bahaya biologis (biologycal hazard), bahaya fisik (phisical hazard) serta bahaya kimia (chemical hazard). Dengan edukasi keamanan pangan yang terus menerus dilakukan diharapkan target sasaran dapat memahami bagaimana cara menghindari, mencegah dan mengelola bahaya tersebut (Fardiaz, 2004). Masalah yang dihadapi adalah bagaimana meningkatkan kemampuan produsen pangan (UKM / IRT khususnya) dalam menghasilkan pangan yang lebih baik mutunya dan lebih aman
untuk dikonsumsi atas dasar kesadarannya terhadap keamanan pangan, bagaimana meningkatkan kesadaran konsumen akan keamanan pangan sehingga mereka dapat menggunakan haknya dalam memperoleh pangan yang lebih baik mutunya dan lebih aman untuk dikonsumsi serta bagaimana menyebarkan pesan keamanan pangan yang tepat seluas mungkin melalui berbagai cara promosi ke seluruh negeri (Fardiaz, 2004). Untuk menilai efektif atau tidaknya suatu kegiatan promosi, diperlukan evaluasi. Kegiatan magang dilakukan untuk mengevaluasi sejauhmana kegiatan penyebaran poster Pesan Keamanan Pangan oleh Badan POM RI sebagai alat bantu dalam kegiatan promosi keamanan pangan. Untuk mengetahui efektivitas media promosi yang digunakan, diperlukan pengujian terhadap poster-poster yang dikeluarkan oleh Badan POM RI. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah bahasa, gambar, tulisan pada poster sudah menarik menurut responden dan apakah isi pesan yang disampaikan mudah dipahami. Kegiatan survei efektivitas kali ini dibatasi hanya pada kegiatan yang bersifat market share dan secara khusus untuk mengetahui efektivitas media promosi poster serbagai salah satu alat bantu yang digunakan untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan pangan. Diharapkan dengan adanya pesan keamanan pangan melalui media poster, orang yang telah membaca mulai menyadari bahwa sikapnya seharusnya berubah, karena memperhatikan faktor keamanan pangan merupakan salah satu kunci untuk hidup sehat dan bahagia.
II TINJAUAN PUSTAKA
A. KONDISI KEAMANAN PANGAN DI INDONESIA Pangan adalah salah satu penentu kualitas Sumber Daya Insani (SDI) karena pangan sangat menentukan derajat kesehatan seseorang. Keamanan pangan telah menjadi isu pembangunan yang sangat strategis. Sehingga dikenal slogan dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat, pikiran yang sehat dan kemampuan optimal untuk beraktivitas. Akan tetapi karena berbagai sebab, masih banyak orang tidak memperhatikan mutu keamanan pangan yang dikonsumsinya. Selama ini ada anggapan bahwa kelompok masyarakat yang tidak peduli pada keamanan pangan adalah mereka yang secara ekonomis tidak mampu memperoleh pangan yang terjamin mutu keamanannya, kini anggapan itu harus dibuang jauh-jauh karena kelompok masyarakat menengah keataspun tanpa sadar lebih memilih mengkonsumsi makanan yang tidak aman sebagai konsekuensi dari gaya hidup modern yang mereka anut. Terjaminnya kondisi keamanan pangan di Indonesia berarti telah memenuhi hak-hak masyarakat Indonesia untuk memperoleh pangan yang bermutu tinggi dan aman bagi kesehatan. Kondisi keamanan pangan yang kurang baik akan membawa dampak bagi rendahnya status kesehatan masyarakat. Disamping itu kondisi keamanan pangan yang kurang baik juga dapat menyebabkan kerugian negara karena ditolaknya produk pangan di arena perdagangan internasional. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran untuk melaksanakan good practices dapat diamati dari data keracunan pangan yang terdapat di Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (Badan POM RI). Bagi masyarakat Indonesia yang sebagian besar masih memiliki pendapatan dan tingkat pendidikan yang rendah, maka kemampuan dan kesadaran mereka sebagai konsumen masih sangat kurang. Mereka biasanya termasuk keluarga kurang mampu untuk membeli makanan yang bermutu dan memenuhi persyaratan yang seharusnya, hal ini disebabkan karena harganya yang masih di luar jangkauan daya beli mereka. Karena pendidikan keluarga
tersebut juga masih tergolong rendah maka mustahil mereka dapat mengetahui secara sadar akan bahaya serta pengaruh-pengaruh negatif lainnya yang diakibatkan oleh konsumsi makanan. Bagi sebagian besar dari mereka, kuantitas makanan yang dikonsumsi masih lebih penting dibandingkan kualitas (Winarno, 1997). Data tahun 2004 menunjukkan bahwa penyebab utama kasus keracunan pangan adalah karena mikrobiologi (14%) dan cemaran bahan kimia (12%). Selanjutnya data Badan POM RI juga menunjukkan bahwa sebanyak 13% dari kasus keracunan makanan yang terjadi ternyata disebabkan oleh makanan olahan pabrik atau industri pangan. Hal ini mengindikasikan bahwa pengolahan pangan di industri pangan masih belum memenuhi standar keamanan pangan (Anonim2, 2003). Data dari Badan POM RI juga menunjukkan bahwa 19% dari sejumlah 4501 sampel yang diuji masih tidak memenuhi syarat penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP). BTP yang paling banyak digunakan secara tidak memenuhi syarat adalah pemanis Siklamat (5%), Sakarin (3.9%), dan Na-Benzoat (3.9%), dari total 4501 sampel yang diuji, terdapat juga yang dilarang penggunaanya dalam bahan pangan seperti Boraks (1.7%), Formalin (2%) dan Rhodamin-B (0.6%) yang terdapat pada 4501 sampel yang diuji (Anonim3, 2004). Pada bulan Februari – Maret 2004 dilakukan pengujian terhadap 575 sampel pangan jajanan untuk anak-anak, dan hanya 218 sampel yang memenuhi syarat, diantara sampel yang tidak memenuhi syarat sebanyak 326 sampel menggunakan Sakarin dan Siklamat, 11 sampel menggunakan Benzoat berlebih, penggunaan bahan berbahaya Rhodamin-B 79 sampel, Boraks 27 sampel dan teridentifikasi mengandung mikroba sebanyak 198 sampel (Rahayu, 2005). Data-data diatas menunjukkan adanya kebutuhan untuk lebih mengkomunikasikan pentingnya good practices pada berbagai mata rantai produksi pangan. Mengacu pada konsep keamanan pangan terpadu form farm to table, maka penerapan good practices perlu dikomunikasikan, disosialisasikan
dan
dipraktekkan
mulai
dari
tahap
produksi
(pertanian, perikanan dan peternakan) sampai ke tingkat konsumsi
(rumah tangga). Diperlukan desain program komunikasi yang efektif untuk bisa menyampaikan pesan mengenai pentingnya penerapan good practices dalam keamanan pangan. Diharapkan dengan program komunikasi yang didesain dengan baik maka dapat memotivasi pelaku bisnis pangan baik rumah tangga, industri kecil, pedagang makanan jajanan, pengusaha katering dan lain-lain untuk menerapkannya, sehingga kasus keracunan pangan, penggunaan BTP yang tidak sesuai, kasus penolakan eksport bisa semakin berkurang. Program komunikasi yang efektif diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kepedulian konsumen tentang keamanan pangan. B. KOMUNIKASI DAN EDUKASI KEAMANAN PANGAN Komunikasi, Informasi dan Edukasi adalah suatu strategi untuk menyampaikan pesan tertentu kepada sasaran yang tepat sehingga tujuan komunikasi dapat tercapai. Komunikasi dapat dikatakan sebagai proses penyampaian pesan diantara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi dengan memberdayakan sumber komunikasi, pesan, saluran komunikasi dan penerima. Informasi adalah pesan yang akan disampaikan oleh sumber kepada penerima. Sedangkan edukasi adalah proses pembelajaran dalam komunikasi untuk memantapkan pencapaian tujuan komunikasi, untuk mendidik dan merubah perilaku penerima ke arah yang diinginkan dalam proses komunikasi. Perubahan yang diharapkan terjadi meliputi perubahan aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan). Begitu strategisnya peran pangan yang berkualitas dalam mencetak Sumber Daya Insani (SDI) yang unggul, maka segala sesuatu yang berkaitan dengan upaya menghasilkan, menghindari dan memilih pangan yang aman perlu dikomunikasikan ke segenap lapisan masyarakat. Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah agar masyarakat memiliki kesamaan pemahaman tentang pentingnya aspek keamanan pangan yang pada gilirannya akan menciptakan masyarakat yang mau dan mampu mengolah pangan yang aman serta masyarakat yang mau dan mampu memilih serta mengkonsumsi pangan yang aman (Anonim1, 2002).
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari sumber kepada penerima pesan, sehingga terjadi suatu kesamaan makna tentang pesan yang disampaikan antara sumber dan penerima pesan, dapat disimpulkan bahwa setiap kegiatan komunikasi minimal harus menghasilkan adanya kesamaan makna. Pengertian minimal ini karena disetiap kegiatan komunikasi terkandung makna informatif, persuasif dan aktif. Informatif artinya bahwa setiap kegiatan komunikasi menyampaikan informasi yang menyebabkan penerima mengetahui segala sesuatu yang dikomunikasikan. Persuasif artinya kegiatan komunikasi dilakukan secara persuasif yang memungkinkan seseorang bersedia menerima dan meyakini kebenaran, menguasai informasi yang telah disampaikan. Aktif mengandung makna bahwa seseorang yang telah menerima suatu informasi dari orang lain bersedia menerapkannya dalam bentuk tindakan yang kongkrit dalam kehidupannya (Anonim1, 2002). Komunikasi yang menghasilkan kesamaan makna adalah komunikasi yang efektif. Proses komunikasi setidaknya melibatkan empat unsur yaitu sumber komunikasi, pesan yang disampaikan, saluran komunikasi dan penerima pesan komunikasi. Keempat unsur itulah yang menentukan efektif tidaknya suatu proses komunikasi. Penyusunan pedoman komunikasi keamanan pangan dilatar belakangi selain karena pangan yang berkualitas adalah salah satu penentu kualitas SDI sebagai aset penting pembangunan Indonesia secara keseluruhan, juga mutu keamanan sebagian pangan masih rendah sebagai akibat ketidaktahuan, keterbatasan modal dan teknologi dari para penghasil/pengolah, pangan yang bermutu rendah masih mendominasi di Indonesia sebagi akibat masih rendahnya pengetahuan para penanggungjawab pemasaran pangan tentang persyaratan keamanan pangan, rendahnya pengetahuan konsumen, pengusaha, para tokoh masyarakat formal dan non-formal tentang keamanan pangan yang kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat serta belum adanya koordinasi yang sinergis dari berbagai pihak yang berperan penting dalam pengadaan dan pemasaran pangan yang aman. Belum adanya mekanisme kontrol yang efektif di setiap elemen masyarakat untuk menciptakan dan mendukung terciptanya pangan yang
aman. Pemahaman keamanan pangan belum secara optimal didiseminasikan melalui berbagai jenis media, metoda dan sumber, pesan keamanan pangan yang dikomunikasikan kepada masyarakat belum tersusun secara spesifik, rinci dan mendalam. Saluran-saluran modern potensial di masyarakat tradisional maupun modern belum dimanfaatkan secara optimal dalam mengkomunikasikan pesan keamanan pangan serta belum adanya metode evaluasi aplikatif untuk mengukur keberhasilan kegiatan komunikasi keamanan pangan. C. STRATEGI PROMOSI Mengacu pada empat unsur penentu efektivitas komunikasi, maka strategi komunikasi keamanan pangan juga disusun berdasarkan keempat unsur tersebut. Menurut Effendi (1994) ada tiga tujuan utama strategi komunikasi yang ingin dicapai yaitu : (1) memastikan bahwa penerima pesan memahami isi pesan yang diterimanya; (2) memantapkan penerimaan pesan dari dalam diri sasaran; dan (3) memotivasi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan implikasi pesan. Prinsip-prinsip strategi komunikasi terdiri dari beberapa kegiatan yaitu : menetapkan dan mengenal khalayak sasaran, mendesain pesan, menetapkan metoda atau saluran komunikasi, menetapkan dan menseleksi media serta menetapkan sumber pesan. 1. Menetapkan dan Mengenal Khalayak Sasaran Langkah pertama yang harus dilakukan dalam merancang suatu kegiatan komunikasi adalah mengidentifikasi masalah, data dan fakta. Khalayak sasaran dalam komunikasi adalah penerima pesan. Menemukan dan mengenali khalayak sasaran bagi sumber pesan adalah sangat penting dalam menyusun strategi komunikasi yang terkait dengan isi pesan, penentuan metode penyampaian pesan dan pemilihan saluran pesan yang sesuai dengan isi pesan. Pengenalan khalayak sasaran akan tergantung pada tujuan komunikasi yang hendak dicapai, yaitu apakah sekedar membuat khalayak mengetahui tentang sesuatu yang akan disampaikan
atau dimaksudkan agar khalayak melaksanakan tindakan tertentu sesuai pesan. Pengenalan
khalayak
dilakukan
dengan
memperhatikan
:
(1) kerangka referensi; (2) faktor situasi; (3) faktor kondisi. Kerangka referensi terbentuk didalam diri seseorang sebagai hasil pengamatan, pendidikan, norma, status sosial, dan sebagainya yang dimiliki individu. Faktor situasi adalah situasi komunikasi yang dialami oleh khalayak sasaran pada saat menerima pesan yang disampaikan oleh sumber. Faktor kondisi adalah state of pesonality (keadaan fisik dan psikis) khalayak pada saat menerima informasi tentang sesuatu (Anonim1, 2002). Seorang pelaku promosi harus mempunyai gambaran yang jelas tentang siapa sasarannya. Menurut Kotler (1995), Ada enam kondisi khalayak setelah mendapatkan informasi tentang suatu pesan : (1) sadar (aware) tentang keberadaan pesan, merupakan kondisi awal yang perlu ditumbuhkan pada khalayak; (2) tahu atau paham (know) tentang objek mungkin tidak atau belum dimiliki audiens walaupun telah sadar; (3) jika audiens telah memiliki pemahaman tentang objek, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana feel mereka terhadap obyek (suka atau tidak suka); (4) audiens telah menyukai objek, tapi mungkin tidak memilihnya. Hanya dijadikan salah satu dari sekian pilihan yang ada; (5) setelah audiens menentukan pilihan ada kemungkinan mereka masih belum yakin akan pilihannya (karena itu perlu dilakukan proses meyakinkan khalayak akan kebenaran isi pesan); (6) audiens telah yakin dengan pilihannya akan tetapi belum mengambil tindakan selanjutnya, dimungkinkan menunggu informasi
tambahan
tentang
pilihannya,
menyusun
rencana
dan
sebagainya. Setelah khalayak sasaran ditetepkan maka sumber komunikasi perlu mengetahui khalayak sasaran dalam hal : 1. ciri-ciri personal seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah keluarga, frekuensi penggunaan media dan sebagainya. 2. mengenal sistem sosial dan budaya penerima meliputi bahasa yang digunakan, persepsi mereka tentang sesuatu yang dikomunikasikan,
sikap mereka terhadap perubahan, ketergantungannya terhadap tokoh-tokoh panutan, sistem pengambilan keputusan dalam keluarga dan sebagainya. 3. cara dan kebiasaan komunikasi masyarakat lebih banyak menggunakan media atau komunikasi tatap muka (langsung). 4. minat penerima terhadap inovasi. 5. status penerima (mandiri atau berkelompok). 6. tingkat motivasi (dari dalam diri atau dari luar). 7. tingkat pengetahuan penerima terhadap isi pesan. 8. seseorang melakukan perubahan perilaku sesuai dengan tingkatannya yaitu
:
(1)
prekontemplasi
(perilaku
yang
ideal
belum
dipertimbangkan); (2) kontemplasi (perilaku yang ideal sudah mulai dipertimbangkan); (3) persiapan (perilaku yang ideal siap dilakukan); (4)
aksi
(perilaku
yang
ideal
benar-benar
dilakukan)
dan
(5) pemeliharaan (perilaku yang ideal dipelihara agar tetap dilakukan). Berdasarkan tingkat perubahan perilaku tersebut dapat disusun strategi komunikasi seperti dapat dilihat pada Tabel 1 : Tabel 1. Tingkat Perubahan Perilaku dan Strategi Komunikasi yang Sebaiknya Dilakukan Tingkat perubahan perilaku Prekontemplasi Kontemplasi Persiapan dan aksi Pemeliharaan
Strategi komunikasi Menciptakan kepedulian dan minat Mengubah persepsi Menciptakan situasi dan kondisi yang mendukung terjadinya perilaku yang diharapkan Membantu terbentuknya situasi yang mendorong agar perilaku yang diharapkan dapat dilakukan terus menerus.
Pengetahuan tidak selalu menyebabkan terjadinya perubahan perilaku, beberapa persepsi individual dapat menghambat seseorang melakukan perilaku yang diharapkan yaitu : (1) kognitif (kepercayaan, keyakinan, pendapat pribadi, resiko yang disarankan dan norma-norma);
(2) emosional (kemampuan pribadi dan respon emosional); (3) Interaksi sosial (pengaruh sosial dan anjuran kepada teman). Pada prinsipnya menyususn strategi komunikasi berdasarkan karakteristik khalayak berarti merekayasa atau merancang sedemikian rupa sehingga proses komunikasi sesuai dengan kondisi khalayak penerima (Anonim1, 2002). 2. Mendesain Pesan Sumber perlu mendesain pesan agar mampu membangkitkan minat dan perhatian penerima terhadap perubahan. Ada empat syarat yang harus dipenuhi agar pesan keamanan pangan yang disampaikan dapat diterima yaitu : (1) pesan disusun, direncanakan dan disampaikan secara menarik; (2) pesan harus menggunakan simbol-simbol yang didasarkan pada kesamaan pengalaman antara sumber dan penerima dalam memahami simbol tersebut; (3) pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi penerima dan mampu memberi saran tentang cara untuk mencapai kebutuhan; (4) pesan harus bisa memberikan alternatif bagi penerima untuk memenuhi kebutuhan secara layak baik untuk kepentingan individu maupun sesuai dengan situasi kelompok (Anonim1, 2002). Secara psikologis seseorang lebih senang menyerap hal-hal yang positif atau bersifat ganjaran bukan menakut-nakuti atau menghukum. Oleh kerena itu pesan keamanan pangan akan lebih mudah diterima dengan menampilkan keuntungan-keuntungan yang akan diterima jika khalayak
sasaran
menerapkannya,
meskipun
penerapan
itu
juga
mengandung resiko tertentu dibandingkan dengan yang bersifat paksaan (Anonim1, 2002). 3. Menetapkan Metode Komunikasi Metode adalah cara mendekatkan sumber atau komunikasi dengan khalayak sasaran. Metode komunikasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu menurut cara pelaksanaannya dan menurut bentuk isi pesannya. Menurut cara pelaksanaannya dikenal dua metode yaitu metode redudancy dan
metode canalizing. Metode redudancy adalah cara mempengaruhi khalayak sasaran dengan jalan mengulang-ulang pesan yang sama, penyampaian pesan dilakukan secara kontinu, cara penyampaian menarik agar tidak membosankan (Anonim1, 2002). Keuntungannya adalah khalayak akan lebih memperhatiakan pesan dan tidak mudah lupa, kekurangannya dapat terjadi kebingungan pada sasaran karena proses pengulangan yang berlebihan. Metode canalizing adalah cara mengubah pengetahuan, pemikiran, pendapat dan sikap mental khalayak ke arah yang kita kehendaki secara perlahan-lahan, karena pada dasarnya pengetahuan, pemikiran, pendapat dan sikap seseorang dipengaruhi oleh kerangka referensi dan pengalaman seseorang yang telah mengkristal selama bertahun-tahun. Sedangkan metode komunikasi berdasarkan bentuk isinya dapat dibedakan menjadi bentuk informatif, persuasif, edukatif dan kursif. (1)
informatif
berupa
kegiatan
penerangan,
penyampaian
pesan
berdasarkan data, fakta yang benar; (2) persuasif difokuskan pada pengubahan kesadaran atau sikap mental seseorang, khalayak dalam keadaan tersugesti terlebih dahulu; (3) edukatif mengubah perilaku khalayak secara sengaja, teratur dan terencana, isi pesan berupa pendapat, fakta
dan
data
serta
dipertanggungjawabkan
pengalaman
kebenaranya;
(4)
seseorang kursif
yang adalah
dapat metode
komunikasi yang mempengaruhi khalayak sasaran dengan cara memaksa, pesan yang disampaikan berisi pendapat dan ancaman misalnya Peraturan Pemerintah
(PP),
perintah
dan
intimidasi
golongan
tertentu
(Anonim1, 2002). 4. Menyeleksi dan Menetapkan Media Biasanya digunakan saluran komunikasi yang paling banyak penerimanya dan murah biayanya, paling besar dampaknya, cocok dengan tujuan serta pesan yang disampaikan. Saluran apa yang cocok dengan isi pesan, serta saluran komunikasi yang paling sesuai dengan ketersediaan dana dan kemampuan mengoperasionalkannya (Anonim1, 2002).
5. Menetapkan Sumber Pesan Peran sumber komunikasi sebagai perencana dan sekaligus pelaksana strategi komunikasi sangat penting dalam menumbuhkan proses komunikasi efektif. Sumber atau komunikator adalah orang atau lembaga yang merumuskan dan berusaha menyampaiakan kepada orang lain. Berbagai peran dilakukan dalam suatu sistem yang saling mendukung. Dengan keseluruhan peran itu, komunikator menyampaikan pesan kepada khalayak (Effendi, 1994). Berlo (1960) menyebutkan beberapa aspek yang mempengaruhi kualitas sumber untuk menghasilkan komunikasi yang tepat yaitu : (1) kemampuan sumber komunikasi; (2) sikap; (3) tingkat pengetahuan dan (4) posisi sosial budaya. D. AWARENESS CAMPAIGN KEAMANAN PANGAN Program
komunikasi
dan
promosi
untuk
mengkampanyekan
pengertian ”Keamanan Pangan” telah dilakukan oleh Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Badan POM RI dengan memperluasnya melalui Jejaring Promosi. Mengkampanyekan suatu istilah agar masyarakat mengerti atau membangun kesadaran tentang pangan aman bukan hal yang mudah karena kondisi masyarakat yang belum sadar dan istilah keamanan pangan merupakan sesuatu yang tidak berwujud (Herlina, 2004). Dalam mengkomunikasikan istilah ”Keamanan Pangan” sampai terwujudnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan pangan memerlukan proses komunikasi yang berkesinambungan dan terintegrasi dalam suatu strategi. Kesadaran akan ”Keamanan Pangan” harus ditanamkan di benak audiens baik kalangan menengah ke bawah maupun kalangan menengah atas melalui upaya promosi dan komunikasi secara komprehensif, berkesinambungan dan terintegrasi. Kegiatan promosi dilakukan baik yang bersifat above the line (iklan terbuka) dan bellow the line (iklan terselubung). Pendekatan kampanye yang dilakukan Badan POM RI menggunakan Awareness Campaign Strategy (ACS) yang dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu : (1) capturing market
share, kegiatan kampanye dan promosi diarahkan untuk menangkap, menyebarkan dan atau menanamkan pesan kepada sebanyak-banyaknya audiens; (2) capturing mind share, kegiatan kampanye atau promosi dengan sasaran utamanya adalah mengedukasi target audiens dengan cara mengolah rasio atau pikiran; (3) capturing hearth share, kegiatan yang memfokuskan pengolahan emosi agar diperoleh image atau citra sesuai tema kampanye, membangun loyalitas terhadap pesan yang dikampanyekan (Herlina, 2004). Masing-masing strategi disusun dengan kegiatan-kegiatan yang spesifik sesuai dengan tujuanya, semuanya bersinergi dalam satu strategi kampanye kesadaran akan keamanan pangan. Strategi pesan yang digunakan adalah yang positif, memfokuskan kepada manfaat yang diperoleh dibandingkan bahayanya serta tidak terkesan mengajari. Kegiatan yang di laksanakan diantaranya adalah desain strategi komunikasi keamanan pangan, pelatihan strategi komunikasi keamanan pangan, jejaring promosi keamanan pangan, pengadaan bahan pustaka, penerbitan buletin keamanan pangan, pembuatan dan pencetakan materi promosi keamanan pangan, distribusi compact disc (CD) poster keamanan pangan, pembuatan komik dan buku saku bergambar mengenai keamanan pangan, pembuatan kalender keamanan pangan, pameran keamanan pangan, promosi keamanan pangan melalui radio, majalah dinding, penyuluhan keamanan pangan bagi guru sekolah serta pengadaan seminar-seminar. E. POSTER KEAMANAN PANGAN Poster merupakan salah satu media yang digunakan Badan POM RI sebagai alat bantu dalam promosi keamanan pangan. Merupakan media promosi yang menjangkau semua lapisan masyarakat. Poster sangat efektif terutama untuk menjangkau kalangan muda dan usia dewasa yang sangat aktif (Jefkins, 1997). Penyampaian pesan yang singkat, bahasa yang sederhana disertai gambar-gambar yang menarik serta warna-warna pendukung dapat menambah daya tarik media poster sehingga lebih komunikatif terhadap sasaran audiensnya. Penempatan poster harus strategis agar diakses oleh lebih
banyak orang sehingga lebih ekonomis dibandingkan penempelan poster pada tempat-tempat yang tidak terjangkau audiens. Penyebaran poster oleh Badan POM RI melalui Balai-balai POM yang tersebar di seluruh Indonesia sampai saat ini belum ada evaluasi tingkat efektivitas media poster sebagai alat bantu dalam mempromosikan pesan keamanan pangan. Penyebaran poster belum optimal khususnya pada wilayah terjadinya keracunan misalnya kampus, pabrik, rumah sakit dan lain-lain. Frekuensi penyebaran poster belum gencar dan bersifat sambil lalu. Padahal kampanye yang gencar dalam kurun waktu pendek akan lebih meninggalkan kesan pada audiens dibandingkan dengan kampanye dalam kurun waktu lama (Restikawati, 2004). Poster Keamanan Pangan yang telah dihasilkan oleh Badan POM RI dan penempatannya yang sesuai dapat dilihat pada Tabel 2. Sedangkan tampilan poster Pesan Keamanan Pangan dapat dilihat pada Lampiran 1. Tabel 2. Poster Keamanan Pangan yang Telah Dikeluarkan Badan POM RI No Judul poster 1 Jangan menjual bahan berbahaya ini untuk pangan 2 Waspada!!! 3 4 5 6 7
Cegah kontaminasi mikroba dari karyawan Baca label!!! Sebelum anda membeli produk pangan dalam kemasan Awas pencemaran melalui serangga dan hewan kotor lainnya Jangan gunakan bahan tambahan yang dilarang untuk pangan Perlakukan tempat sampah dengan benar
Cocok ditempatkan di Toko kimia, toko bahan baku pembuat kue Rumah makan, rumah sakit, hotel, puskesmas Rumah makan, industri pangan, supermarket Supermarket, toko yang menjual bahan pangan dalam kemasan Rumah makan Toko kimia, industri pangan Rumah makan, sekolah, di dekat tempat pembuangan sampah
Tabel 2. Poster Keamanan Pangan yang Telah Dikeluarkan Badan POM RI (Lanjutan) No Judul poster 8 Perhatian suhu pada saat menyimpan pangan 9 Waspada!!! Pangan menjadi tidak aman dikonsumsi karena cemaran berbahaya 10 Gunakan BTP (Bahan Tambahan Pangan) dengan takaran yang tepat 11 Salah!!! Jauhkan bahan makanan yang mentah dengan yang matang 12 Jauhkan serangga, hewan peliharaan dan hewan liar dari makanan 13 Hindari produk pangan dalam kemasan dari serangan tikus dan hewan lainnya 14 Simpan produk susu pada suhu yang benar 15 16
Tangani telur secara hati-hati dan masak sampai matang pada suhu yang benar Persyaratan Pelabelan untuk industri rumah tangga pangan
17
Bakteri!!! Musuh tak terlihat
18
Menjaga kebersihan adalah cara paling utama untuk menghindari bakteri Kendalikan bakteri dengan aplikasi suhu dan waktu yang benar
19
20
Dinginkan pangan secepat mungkin untuk menghindari tumbuhnya bakteri
Cocok ditempatkan di Rumah makan, industri pangan Rumah makan, industri pangan Toko kimia, industri pangan Rumah makan, posyandu, puskesmas Rumah makan, sekolah (TK/SD) posyandu, puskesmas Supermarket, industri pangan (gudang), toko yang menjual bahan pangan dalam kemasan Supermarket, toko yang menjual bahan pangan dalam kemasan puskesmas, posyandu Supermarket, toko yang menjual produk telur, puskesmas, posyandu Supermarket, toko yang menjual bahan pangan dalam kemasan, industri pangan Rumah makan, sekolah (TK/SD), posyandu, puskesmas Rumah makan, rumah sakit sekolah, posyandu, puskesmas Rumah makan, supermarket, toko toko yang menjual bahan pangan dalam kemasan, industri pangan Rumah makan, supermarket, toko toko yang menjual bahan pangan dalam kemasan, industri pangan
F. EVALUASI KEGIATAN PROMOSI Evaluasi mencakup penilaian terhadap proses berlangsungnya kegiatan promosi dan dampak komunikasi yang dilakukan. Beberapa aspek yang perlu dievaluasi selama komunikasi berlangsung antara lain adalah ada atau tidaknya gangguan selama proses komunikasi berlangsung. Evaluasi
terhadap
dampak
komunikasi
dilakukan
dengan
menggunakan pedoman sebagai berikut : (1) audience coverage, menggali pertanyaan yang mencakup aspek jenis dan seberapa luas khalayak yang dapat dicapai dan apakah mereka mewakili khalayak yang dituju; (2) audience response, menggali pertanyaan yang mencakup unsur pengaruh dari isi pesan yang disampaikan kepada khalayak, apakah isi pesan menguntungkan dan menarik perhatian khalayak; (3) communication impact, menggali pertanyaan tentang efek atau akibat yang terjadi pada khalayak setelah proses komunikasi terjadi, apakah efeknya positif atau negatif; (4) process of influence, menggali pertanyaan dengan mencakup aspek proses komunikasi yang dapat mempengaruhi khalayak (Anonim1, 2002). G. LANDASAN
TEORI
PELAKSANAAN
SURVEI
EVEKTIFITAS
PROMOSI POSTER PESAN KEAMANAN PANGAN 1. Metode Pengambilan Sampel Menurut Supranto (2003), metode pengambilan contoh dibagi menjadi dua, yaitu metode penarikan contoh probabilitas atau acak dan metode penarikan contoh non probabilitas. Metode pengambilan contoh probabilitas atau acak adalah suatu teknik sampling dimana pemilihan objek atau elemen dari populasi yang akan dimasukkan dalam sampel didasarkan atas nilai probabilitas. Setiap unsur dalam populasi mempunyai kesampatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel, sedangkan metode penarikan contoh non probabilitas/non acak adalah teknik sampling dimana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu.
2. Uji Kuesioner Sebelum daftar kuesioner disebarkan kepada responden, kuesioner diuji terlebih dahulu. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah pertanyaan tertentu perlu ditambahkan atau dihilangkan, apakah responden dapat mengerti arti pertanyaan tersebut, apakah urutan pertanyaan perlu diubah dan apakah pertanyaan yang sensitif dapat diperhalus dengan mengubah bahasa. 3. Uji Validitas dan Reliabilitas Dua hal yang diuji adalah validitas dan reliabilitas kuesioner. Uji validitas berfungsi mengetahui hubungan atau korelasi antara pertanyaan dengan skor total, sedangkan uji reliabilitas mengujikan sekelompok pertanyaan apakah saling berhubungan dan konsisten dalam mengukur suatu konsep pertanyaan. Terdapat enam golongan validitas, yaitu validitas konstruk,
isi,
prediktif,
eksternal,
rupa
dan
validitas
Budaya
(Singarimbun dan Effendi, 1989). Pada penelitian ini jenis validitas yang digunakan adalah validitas konstruk (construct validity). Dari jenis pertanyaan yang diajukan di dalam kuesioner, maka validitas dan reliabilitas yang akan diuji pada penelitian ini dibatasi hanya pada penyusunan skala sikap (pendapat) responden terhadap poster. Menurut Pratisto (2004) uji validitas dan reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : (1) Repetitive measurement (pengukuran secara berulang). Prinsipnya adalah dengan membandingkan hasil pengukuran pertama dengan hasil pengukuran kedua; (2) One shot (sekali ukur) sistem ini sering disebut juga dengan pengujian internal. 4. Uji Chi-Kuadrat Menurut Siegel (1997), uji Chi-kuadrat merupakan suatu uji yang digunakan untuk menetapkan signifikasi perbedaan-perbedaan antar dua kelompok yang independen.
Hipoteses dapat diuji dengen formula sebagai berikut : χ2
= Σ (Oij – Eij)2 Eij
Dimana : χ2
= nilai Chi-kuadrat, r = jumlah baris, k = jumlah kolom
Oij
= frekuensi pengamatan pada sel kolom ke-i dan baris ke-j
Eij
= frekuensi harapan pada sel kolom ke-i dan baris ke-j
Untuk
mendapatkan
frekuensi
yang
diharapkan
bagi
masing-masing sel (Eij), jumlah total baris dan total kolom pada sel tertentu dikalikan, kemudian hasilnya dibagi dengan jumlah sampel (N). Hipoteses yang digunakan adalah Ho = kedua peubah bersifat bebas, H1 = kedua peubah saling berhubungan. Hipotesis nol ditolak jika nilai χ2 yang diperoleh lebih dari atau sama dengan nilai kritis Chi-kuadrat dari tabel dan sebaliknya diterima bila nilai χ2 kurang dari nilai kritis Chi-kuadrat tabel. Derajat bebas (db) yang digunakan dihitung dengan rumus db = (k-1) (r-1) dan digunakan selang kepercayaan 95% (Wahid, 2003). 5. Koefisien Kontingensi Koefisien kontingensi (θ) digunakan untuk mengatur kekuatan hubungan antar variabel (Rangkuti, 1997). Untuk menentukan kuat lemahnya korelasi digunakan batasan Champion yaitu : (1) 0.00-0.25 menunjukkan hubungan lemah; (2) 0.26-0.50 menunjukkan hubungan yang agak lemah; (3) 0.51-0.75 menunjukkan hubungan yang agak kuat; (4) 0.76-1.00 menunjukkan hubungan yang kuat. 6. Korelasi Spearment Korelasi adalah salah satu teknik statistika yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih yang sifatnya kuantitatif dan kualitatif, juga untuk menguji apakah hubungan antara dua variabel tersebut bersifat berbanding lurus atau berbanding terbalik, atau bahkan tidak mempunyai hubungan sama sekali (Sulaiman, 2002).
Untuk kriteria penggolongan nilai korelasi dapat dilihat pada Tabel 3, berdasarkan Young, 1982 dalam Sulaiman, 2002. Tabel 3. Penentuan Kriteria Nilai Korelasi* No 1 2 3 4
Kriteria
Interval < 0.20 0.20 – < 0.40 0.40 – < 0.70 0.70 – 1.00
Dapat diabaikan Korelasi rendah Hubungan substansial Derajat asosiasi tinggi
Ket * Young 1982 : 317 dalam Sulaiman 2002.
III METODOLOGI
A. KEGIATAN MAGANG Kegiatan
magang
oleh
penulis
dilakukan
selama
4
bulan
(Februari - Mei 2005) pada Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan pangan (SPKP) Badan POM RI. Kegiatan yang dilakukan antara lain : 1. Pengumpulan dan Penyusunan Materi Promosi Keamanan Pangan. Materi promosi keamanan pangan yang disusun antara lain berupa tanya jawab untuk siaran di radio dan televisi. Materi diperoleh dari kliping berita koran, internet maupun bahan pustaka yang ada di perpustakaan Direktorat SPKP. 2. Penyusunan Alamat Kantor Media Massa. Penyusunan alamat kantor media massa dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan kerjasama dengan media massa dalam rangka kegiatan promosi keamanan pangan dimasa yang akan datang. Sebelumnya terlebih dahulu dilakukan identifikasi nama, alamat, nomor telpon dan faksimail media massa dengan memeriksa dokumen arsip dan pencarian melalui internet. 3. Pembuatan Poster Percakapan tentang Keamanan Pangan. Poster percakapan tentang keamanan pangan dibuat dalam bentuk kartun, yang berisikan pesan-pesan keamanan pangan dengan sasaran audience anak-anak. 4. Pemantauan Penempelan Poster. Pemantauan penempelan dilakukan untuk mengetahui keberadaan poster yang telah dikirimkan ke tiga lokasi supermarket di Jakarta (masing-masing 100 poster). Pemantauan dilakukan melalui telpon
(untuk kantor pusat supermarket yang berlokasi jauh dari kantor Badan POM RI) dan mengadakan kunjungan langsung ke lokasi (bagi kantor pusat supermarket yang berlokasi tidak terlalu jauh dari kantor Badan POM RI) . 5. Mengkoordinasi Penyebarluasan Poster Pesan Keamanan Pangan. Koordinasi penyebarluasan poster Pesan Keamanan Pangan dilakukan dengan partisipasi beberapa senat dan himpunan mahasiswa Teknologi Pangan, agar poster bisa disosialisasikan dan disebarluaskan dalam lingkungan kampus masing-masing. 6. Pembuatan Konsep software untuk Melacak Lokasi Penyebaran Poster. Sebagai pengendali di Direktorat SPKP diperlukan data base telah sejauh mana poster, sebagai salah satu sarana (alat bantu) dalam mempromosikan keamanan pangan terdistribusi di masyarakat. Pembuatan data base dapat dilakukan dengan software yang dirancang secara khusus, untuk memasukkan data, operator hanya mengetik data (entri) dan secara otomatis data telah masuk ke daftar data base penyebaran poster. Sehingga dibuatlah konsep software pelacakan lokasi penyebaran poster bersama seorang programer di kantor Direktorat SPKP. B. SURVEI EFEKTIVITAS POSTER PESAN KEAMANAN PANGAN 1. Teknik Pengumpulan Data Sumber data dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil survei kepada responden poster pesan keamanan pangan menggunakan kuesioner dan pengamatan langsung di lapangan. Lokasi pengambilan sampel di kota Bogor dengan terlebih dahulu dilakukan penyebaran dan penempelan poster sebelum dilakukan survei.
Data sekunder yang diperlukan adalah jumlah penduduk Desa Babakan, jumlah total mahasiswa IPB yang berdomisili di lingkar kampus IPB, jumlah penduduk kota Bogor, jumlah supermarket dan rumah makan. Data sekunder dapat diperoleh dari kantor kelurahan Desa Babakan, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota dan Kabupaten Bogor, Kantor Deperindag Kota Bogor serta kantor Administrasi dan Jaminan Mutu Pendidikan (AJMP) Institut Pertanian Bogor (IPB). 2. Kuesioner Kuisioner yang diajukan kepada responden merupakan jenis kuisioner Structured-Non Disguised, yaitu daftar pertanyaan yang telah tersusun rapi dengan tujuan yang jelas bagi responden dan sifatnya tidak tersembunyi (Supranto, 2001). Daftar pertanyaan ada yang bersifat tertutup berbentuk Multiple Choice. Pertanyaan tertutup artinya responden tidak diberikan kesempatan untuk memberikan jawaban selain dari pilihan yang telah disediakan pada kuisioner tersebut (Singarimbun dan Effendi 1989). Contoh kuesioner yang digunakan untuk survei efektivitas media promosi poster “Pesan Keamanan Pangan” ini dapat dilihat pada Lampiran 2. 3. Pengujian Kuesioner Kuisioner diukur validitasnya, validitas menunjukkan sejauhmana kuisioner mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian validitas dilakukan dengan melakukan wawancara kepada 30 orang responden mengenai kuisioner yang telah diisi. Pengujian kuisioner menggunakan Test-retest sehingga dapat diukur reliabilitasnya. Test retest yaitu melakukan uji coba dua kali pengisian kuisioner dalam waktu yang tidak terlalu lama untuk menjamin kondisi tidak berubah (Bagusco, 2001). Melalui cara ini, kuisioner yang baik akan mendapatkan jawaban konsisten dari responden yang terlibat dalam uji coba.
Menurut
Singarimbun dan Effendi (1989) reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan.
Indeks reliabilitas dihitung menggunakan teknik pengukuran ulang dengan selang waktu 14 hari. 4. Penetapan dan Sampling Pengambilan sampel dilakukan secara purposive non probability sampling. Jumlah responden ditentukan berdasarkan kisaran rumus Slovin, yaitu salah satu teknik penentuan jumlah contoh untuk penelitian sosial dengan tingkat kesalahan 10% (Umar, 2000). Ukuran sampel dihitung dengan rumus n = N / (1 + N. e2 ), dimana n ukuran contoh; N ukuran populasi; e adalah persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir atau diinginkan. Dalam studi ini nilai e adalah 0.01. Jumlah kuesioner yang disebarkan adalah 160 buah dengan perincian 60 kuesioner disebarkan di lingkungan kampus (di kantin-kantin di dalam kampus) dan sebanyak 100 kuesioner disebar di lingkar kampus, supermarket serta rumah makan yang ada di Kota Bogor dengan ketentuan responden berusia antara 15-55 tahun serta tidak buta aksara. Responden dibatasi hanya bagi mereka yang pernah melihat serta membaca poster Pesan Keamanan Pangan. Orang tertentu mengisi kuesioner setelah melihat poster tertentu. Jumlah poster, lokasi dan jenis poster yang dilihat responden dapat dilihat pada Tabel 4. Beberapa responden diwawancarai secara lisan pendapat mereka terhadap poster yang tertempel dilokasi. Tabel 4. Data Lokasi, Jumlah Poster dan Jenis Poster yang Dilihat Responden. No 1 2 3 4 5
Lokasi Kampus Kantin Stevia Kantin Sapta Kantin PAU IPB Depan sekretariat HIMITEPA Dekat Ruang Kuliah PAU Sub Total
Poster nomor * 17, 20 2, 3, 8, 9 1,7 6, 13, 14
Σ Poster 2 4 2 3
Σ Responden 15 15 10 20
17
1
10
12
70
Tabel 4. Data Lokasi, Jumlah Poster dan Jenis Poster yang Dilihat Responden (Lanjutan) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Lokasi Lingkar Kampus Warung bakso Favorit Swalayan Al Amin Warung bakso Bantolo Rumah makan Yunani Rumah makan Bang Ucok Rumah makan Askil Rumah makan Bahari Rumah makan sunda Rumah makan di dekat pangkalan angkot Kampus dalam Warung bakso Leisus
Poster nomor *
Σ Poster
Σ Responden
17, 18 13, 14 1 12, 17 17
2 2 1 2 1
5 3 5 5 5
17, 18 17 9 2, 3, 5, 7, 11
2 1 1 5
5 4 2 8
9
1 18
3 50
Poster nomor * 1, 6
Σ Poster 2
Σ Responden 5
4, 14, 15, 16, 20
5
8
13, 14, 15, 20
4
3
14, 15, 16, 20
4
5
17, 19, 20
3 2 6
5 4 10
26
40
56
160
Sub Total No 1 2 3 4 5 6 7
Lokasi Kota Bogor Toko kimia Bratachem Merdeka Hero Pasar Swalayan jalan Padjajaran Bogor Matahari Cabang Taman topi Superindo Jembatan Merah KFC Tugu Kujang CFC Taman Topi Yogyakarata Cabang Plaza Bogor Indah
17, 20 5, 13, 14, 15, 16, 20
Sub Total TOTAL
* Keterangan nomor poster dapat dilihat pada Lampiran 1. Poster nomor 10 tidak dipasang karena persediaan di Badan POM RI habis.
Uji efektivitas dilakukan berdasarkan audience coverage dan audience responses dimana media/alat bantu promosi poster pesan keamanan pangan dilihat sejauh mana jangkauan penyebarannya dan pengaruh isi pesan baik layout, tulisan, gambar ilustrasi, bahasa/kalimat, isi dan tingkat pemahaman responden terhadap poster tertentu yang
diamatinya. Selain itu juga akan dilihat secara singkat sejauh mana efektivitas berdasarkan comunication impact dan process of influence yang akan melihat efek/akibat dari proses komunikasi serta tindak lanjut yang dilakukan responden, apakah poster akan mempengaruhi dan merubah tingkah lakunya terhadap keamanan pangan. 5. Analisis Data Data yang dihasilkan berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan gambar sedangkan data kuantitatif berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Selanjutnya dilakukan uji statistik untuk mendapatkan kesimpulan dari data yang didapatkan. Uji yang digunakan antara lain adalah Uji kebebasan (Chi Square), dengan melihat nilai koefisien kontingensi untuk mengetahui kekuatan hubungan antara dua variabel yang berbeda, serta dilanjutkan dengan uji korelasi
untuk
variabel
yang
mempunyai
kekuatan
hubungan
(nilai koefisien kontingensi) sangat tinggi, uji korelasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat ketergantungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya. Secara lengkap tahapan survei dapat dilihat pada Lampiran 3.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang selama empat bulan di Direktorat SPKP Badan POM RI menghasilkan antara lain adalah sebagai berikut ini : 1. Pengumpulan dan Penyusunan Materi Promosi Keamanan Pangan. Penyusunan materi promosi keamanan pangan meliputi artikel tanya jawab untuk bahan siaran di radio dan televisi serta naskah skenario iklan keamanan pangan. Selama magang telah terkumpul sejumlah 4 artikel untuk bahan tanya jawab siaran di radio dengan topik : 1. Minuman berenergi dan minuman bersoda 2. Food suplement 3. Penyakit Antraks dan Mad Cow Disease (MCD) 4. Air minum dalam kemasan (AMDK) Satu topik artikel tanya jawab yang disiapkan telah digunakan untuk siaran rutin mingguan di D’Radio 103,4 FM pada tanggal 12 April 2005, dengan topik “Air Minum Dalam Kemasan” (AMDK). Telah disusun sejumlah 8 artikel tanya jawab untuk siaran di televisi dengan topik sebagai berikut : Bahan-bahan berbahaya di sekitar kita Air minum dalam kemasan (AMDK) Bahan tambahan pangan “Pemanis buatan” Tips penggunaan makanan kaleng Cara menghindari penyakit karena pangan Pentingnya menyimpan pangan yang benar Pentingnya membaca label pangan Keracunan pangan : Penyebab dan pencegahannya Serta disusun satu materi promosi keamanan pangan dalam bentuk naskah skenario iklan dengan sasaran anak-anak dengan judul “Bahaya Jajan Sembarangan”. Contoh naskah skenario iklan dapat dilihat pada Lampiran 4.
2. Penyusunan Alamat Kantor Media Massa. Alamat kantor media massa yang tergabung dalam koalisi media Indonesia yang telah disusun dapat dilihat pada Lampiran 5. Arsip alamat ini sebagai dokumentasi dan dapat digunakan untuk mengundang media massa jika ada acara-acara Direktorat SPKP yang perlu disebarluaskan atau akan mengadakan konferensi pers. Diharapkan media massa bisa menjadi public relation Badan POM RI untuk mensosialisasikan pentingnya edukasi dan komunikasi keamanan pangan bagi masyarakat luas. 3. Pembuatan Poster Percakapan tentang Keamanan Pangan. Poster percakapan dalam bentuk tokoh kartun dengan pesan keamanan pangan untuk sasaran anak-anak sebanyak 6 buah dapat dilihat pada Lampiran 6. Promosi yang ditujukan untuk anak-anak, selain harus mempunyai teknik penyampaian yang efektif diperlukan juga format dan penyajian yang atraktif untuk menarik khalayak sasarannya. Berdasarkan hasil penelitian Noviana (1991) bahwa ternyata kegiatan promosi cukup berperan dalam mempengaruhi anak untuk memiliki atau menuruti produk yang diiklankan. Anak-anak menyukai promosi produk anak-anak selain karena memang menyukai produknya, juga menyukai jingle lagu, tokoh yang berperan serta tampilan visual media promosi tersebut. Pada tahun 2003, data Nielsen Media Research menunjukkan bahwa rating tertinggi tayangan televisi untuk kategori tipe program anak-anak adalah seri tayangan animasi. Tayangan animasi sangat dekat dengan dunia anak-anak, penggunaan tokoh kartun pada poster pesan keamanan pangan yang ditujukan untuk sasaran anak-anak diharapkan dapat menarik minat dan perhatian mereka.
4. Pemantauan Penempelan Poster. Laporan hasil survei ke tiga lokasi supermarket di Jakarta dapat dilihat pada Lampiran 7.1. Dari ketiga supermarket, hanya PT Matahari Putra Prima yang melakukan distribusi penyebaran poster ke kantor cabangnya, seperti dapat dilihat pada Lampiran 7.2, informasi dari PT Matahari Putra Prima ini dikirimkan melalui faksimail. Berdasarkan wawancara via telepon, dua perusahaan lainnya belum melakukan penyebaran poster dengan alasan poster tidak diketahui keberadaannya sejak diserahkan dari pihak Badan POM RI ke perusahaan. Adapun kontak person yang dihubungi pada saat dilaksanakannya survei dapat dilihat pada Lampiran 7.3. 5. Mengkoordinasi Penyebarluasan Poster Pesan Keamanan Pangan. Penyebarluasan poster melalui beberapa senat dan himpunan mahasiswa
dimaksudkan
untuk
memperluas
jejaring
keterlibatan
mahasiswa yang peduli dengan kondisi keamanan pangan, dalam hal ini mahasiswa dapat berfungsi sebagai pelaksana teknis proses sosialisasi kepada masyarakat luas tentang pentingnya pendidikan keamanan pangan. Sambutan positif mahasiswa ditandai dengan kunjungan rekan mahasiswa Indonusa Esa Unggul Jurusan Gizi Masyarakat ke Badan POM RI untuk mengetahui lebih banyak tentang poster pesan keamanan pangan. Kontak person dan alamat baik himpunan/senat mahasiswa yang dapat dihubungi dapat dilihat pada Lampiran 8.1 Adapun dokumentasi penyebaran poster pesan keamanan pangan oleh mahasiswa dapa dilihat pada Lampiran 8.2. 6. Pembuatan Konsep software untuk Melacak Lokasi Penyebaran Poster. Tampilan halaman muka software untuk melacak sejauh mana distribusi poster pesan keamanan pangan telah tersebar yang konsepnya dibuat bersama seorang programer di kantor Direktorat SPKP dapat dilihat pada Lampiran 9.
B. SURVEI POSTER PESAN KEAMANAN PANGAN 1. Penyebaran Poster Sebelum dilakukan penyebaran poster terlebih dahulu dilakukan identifikasi pusat perbelanjaan, rumah makan dan toko kimia yang ada di Kota Bogor. Hasil identifikasi berdasarkan data sekunder dari Deperindag Bogor dapat dilihat pada Lampiran 10. Penyebaran poster dilakukan di 5 lokasi supermarket yang ada di Bogor (PT Matahari, Plaza Ekalokasari, Yogyakarta Departement Store, Superindo, PT Hero Swalayan); 3 lokasi rumah makan francise (KFC, CFC, Hoka-Hoka Bento); dan 1 lokasi toko kimia (PT Bratachem). Lokasi pusat perbelanjaan, rumah makan dan toko kimia yang dipilih sebagai tempat penempelan poster serta alasan pihak manajemen dapat dilihat pada Lampiran 11. Pada umumnya semua rumah makan dan supermarket menyambut baik kerjasama penempelan poster Pesan Keamanan Pangan dari Badan POM RI, karena pesan keamanan pangan yang disampaikan juga bermanfaat untuk memberikan informasi kepada pengunjung/pelanggan rumah makan dan atau supermarket demi kepuasan mereka, bahwa salah satu tujuan dari manajemen rumah makan ataupun supermarket adalah menjamin kepuasan pelanggan. Namun berhubung tidak adanya tempat atau ruang kosong pada rumah makan ataupun supermarket yang bersangkutan pihak manajemen belum bisa menempelkan poster Pesan Keamanan Pangan untuk bisa diakses responden secara langsung. Dari beberapa pihak manajemen rumah makan yang ditemui meyatakan bahwa selama ini hanya poster promosi produk mereka sajalah yang mendapat prioritas utama untuk ditempel pada gerai promosi yang tersedia di setiap outlet rumah makan. Sedangkan menurut pihak manajemen supermarket Matahari Plaza Ekalokasari yang ditemui menyatakan bahwa kendala tempat pemasangan poster yang membuat mereka sampai saat ini menyatakan belum bisa menempel poster Pesan Keamanan Pangan pada tempat strategis yang bisa diakses pengunjungnya.
2. Hasil Pengujian Kuesioner Pengujian kuesioner meliputi uji validitas dan reliabilitas. Uji coba dilakukan kepada tigapuluh responden yang pernah melihat dan membaca poster Pesan Keamanan Pangan. Nilai korelasi (r) dihitung menggunakan metode one shot (pengukuran hanya sekali) (Pratisto, 2004). Pengujian kuesioner menghasilkan nilai r sebagai berikut, seperti dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini : Tabel 5. Hasil Uji Validitas Kuesioner dengan Metode One Shot No pertanyaan 6 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20
R hitung
R table
Validitas*
0.4921 0.7000 0.3647 0.3970 0.5371 0.4554 0.7531 0.4346 0.3986 0.7822 0.4911
0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Dari hasil wawancara langsung dan perhitungan statistik untuk uji validitas menggunakan program SPSS versi 11 for windows, selanjutnya akan diketahui apakah ada kesesuaian antara jawaban responden dengan jawaban yang diharapkan. Secara statistik, angka korelasi yang diperoleh harus dibandingkan dengan angka r untuk α 0.05 (Pratisto, 2004). Adapun nilai r untuk α 0.05 dapat dilihat pada Lampiran 12. Cara melihat angka kritik adalah dengan melihat baris N-2, dengan jumlah responden 30 orang maka derajat bebasnya adalah 30-2 = 28. untuk taraf signifikansi 0.05 maka nilai r adalah 0.361. Apabila didapat nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel maka kuesioner dianggap valid. Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa semua nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel (0.361) artinya pertanyaan diatas dinggap valid.
Untuk uji reliabilitas dilakukan dua kali pengujian, dengan menggunakan Alpha Cronbach, SPSS 11 for Windows didapatkan nilai r sebesar 0.968 Nilai probabilitas Sig. (2-tailed) adalah 0.000 (< 0.05), hal ini berarti bahwa tingkat ketepatan dan korelasi antar pertanyaan dengan konsep cukup tinggi atau dapat dikatakan reliabel dan siap digunakan untuk pencarian data. Hasil keluaran program SPSS untuk uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 13. Selama penyebaran kuesioner juga dilakukan wawancara kepada responden tentang tata bahasa dan kalimat yang digunakan pada poster serta diidentifikasi sejauh mana tingkat pemahaman mereka. Hasil evaluasi responden terhadap poster Pesan Keamanan Pangan yang ditempel di beberapa tempat dapat dilihat pada Lampiran 14. 3. Profil Responden Deskripsi profil responden yang meliputi jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan dan tingkat pengeluaran perbulan diuraikan berikut ini : a. Jenis Kelamin dan Usia Dari total 160 responden, 41% (66 orang) adalah laki-laki dan jumlah responden wanita 59% (94 orang). Berdasarkan usia, 56% (90 orang) responden adalah golongan usia 20-25 tahun, 18% (28 orang) responden berusia dibawah 20 tahun dan 18% (28 orang) responden dengan rentang usia 26-40 tahun, sisanya 8% (14 orang) responden berusia antara 41-50 tahun. Sebagian besar responden adalah wanita (59%) dengan rentang usia antara 20-25 tahun (18%). b. Tingkat Pendidikan Dari segi tingkat pendidikan, sebanyak 2.5% (4 orang) merupakan lulusan SD atau sederajat, 68.8% (110 orang) lulusan sekolah lanjutan atau sederajat, 22.5% (36 orang) lulusan sarjana-diploma dan sisanya sebanyak 6.3% (10 orang) berjenjang pendidikan pasca sarjana.
c. Jenis Pekerjaan dan Tingkat Penghasilan Responden yang disurvei sebanyak 70% (114 orang) adalah mahasiswa, 11% (15 orang) responden adalah pegawai swasta, 12.8% (12 orang) Pegawai Negeri Sipil (PNS), 2.1% (2 orang) adalah pelajar 3.2% (3 orang) kader posyandu, 4.3% (4 orang) ibu rumah tangga, 6.4% (6 orang) pedagang/ritel, serta kategori lain-lain sebanyak 4.3% (4 orang). yang terdiri diantaranya profesi humas, resepsionist, satpam, manager toko dan guru. Berdasarkan
tingkat
pengeluaran
perbulan,
sebanyak
77.5%
(124 orang) responden tergolong masyarakat kelas menengah kebawah (mempunyai tingkat pengeluaran perbulan kurang dari 1.5 juta). Sebanyak 16.3% (26 orang) responden tergolong masyarakat kelas menengah (mempunyai tingkat pengeluaran perbulan antara 1.5 – 3.5 juta 5.6% (9 orang) responden termasuk golongan masyarakat kelas menengah
keatas
(mempunyai
tingkat
pengeluaran
perbulan
(antara 3.5 - 5.5 juta) dan 1 orang responden tergolong masyarakat golongan ekonomi tinggi dengan tingkat pengeluaran perbulan > 5.5 juta. Sebaran pekerjaan responden dapat dilihat pada Gambar 1. Sebagian besar responden adalah mahasiswa dengan tingkat pengeluaran perbulan kurang dari 1,5 juta rupiah. Hal ini berkaitan karena lokasi sampling dilakukan di daerah lingkar kampus. 3; 2% 4; 3% 6; 4%
Pekerjaan Responden 4; 3% 2; 1%
15; 9% 12; 8%
114; 70%
pelajar mahasisw a PNS Sw asta pedagang/ritel ibu rumah tangga kader posyandu lain-lain
N : 160 Gambar 1. Profil Pekerjaan Responden
4. Pendapat Responden tentang Badan POM RI dan Keamanan Pangan Dari 160 orang responden, 75% responden mengetahui tentang tugas Badan POM RI sebagai institusi yang juga berperan dalam mengkampanyekan keamanan pangan di Indonesia dan diantaranya 25% belum mengetahui. Sebanyak 79% responden mengetahui bahwa poster Pesan Keamanan Pangan yang ditempel di tempat-tempat tertentu sebagai sarana mengkampanyekan kesadaran akan keamanan pangan dikeluarkan oleh Badan POM RI sedang 21% responden yang lain tidak mengetahui bahwa institusi yang mengeluarkan poster adalah Badan POM RI. Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui pendapat responden tentang keamanan pangan secara umum. Sebanyak 61% responden menyatakan bahwa keamanan pangan sangat penting karena menyangkut kualitas generasi muda dan masa depan bangsa, 33% responden menyatakan penting, akan tetapi masih ada hal lain yang jauh lebih penting dari pada hanya mengurusi masalah keamanan pangan sedangkan 6% responden menyatakan keamanan pangan tidak penting. Pendapat responden tentang keamanan pangan dipengaruhi oleh faktor obyektif dan subyektivitas dirinya masing-masing. Keam anan Pangan m enurut responden
9; 6% 49; 33%
92; 61%
Tidak penting, karena sejauh ini masih sehat-sehat saja Penting, tapi masih ada hal yang lebih penting lagi Sangat penting karena menyangkut kualitas generasi
Gambar 2. Keamanan Pangan Menurut Responden Faktor obyektif menyatakan bahwa keamanan pangan sangat penting karena menyangkut kesehatan bangsa, kerugian negara, kualitas generasi muda, daya saing bangsa dan produktivitas organisasi. Faktor subyektif responden didukung oleh fakta bahwa walaupun mengkonsumsi pangan yang kurang aman akan tetapi masih tetap hidup sampai sekarang, masih lebih penting menyelesaikan masalah pengangguran, kemiskinan, konflik dan korupsi di Indonesia daripada Keamanan Pangan (Rimbaatmaja, 2004). Diperlukan pengetahuan terhadap kondisi khalayak sasaran sebelum mendapatkan informasi tentang keamanan pangan, untuk
menghindarinya
tumpang tindih informasi bagi mereka yang telah benar-benar memahami pentingnya keamanan pangan dengan responden yang sama sekali belum sadar manfaat dan pentingnya keamanan pangan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam memberikan pemahaman kepada khalayak sasaran tentang kesadaran keamanan pangan perlu memperhatikan kondisi karakteristik sasaran, dan strategi promosi yang dirancangpun dibedakan sesuai dengan kondisi dan sikap khalayak sasaran (Anonim1, 2002). 5. Pendapat Responden terhadap Poster Keamanan Pangan dan Kondisi Mereka Setelah Melihat Poster Berdasarkan Gambar 3, dari 160 orang responden 52% menyatakan bahwa penempatan gambar pada poster menarik, 40% responden menyatakan cukup dan hanya 8% responden yang menyatakan bahwa penempatan gambar pada poster tidak menarik. Dari jawaban responden yang menyatakan tidak menarik memberikan alasan bahwa terlalu banyak gambar, seperti pada poster nomor 2 yang berjudul ”WASPADA!!!” Dan penuh dengan tulisan berisi pesan persuasif, contohnya ajakan untuk mencuci tangan dengan sabun sebelum makan.
Masih pada Gambar 3, pendapat responden mengenai jenis tulisan yang ada pada poster, sebanyak 49% responden menyatakan menarik, 43% menyatakan tulisan pada poster biasa saja dan 8% responden menyatakan jenis tulisan pada poster tidak menarik. Tulisan pada poster hanya terdiri dari satu font saja dan semuanya seragam. Tulisan yang berseni dan berbentuk ”tulisan indah” akan lebih menarik perhatian khalayak, jenis, bentuk dan ukuran tulisan bisa dijadikan faktor daya tarik dalam suatu media poster untuk menarik perhatian orang yang mengamatinya (Soehout, 2003). Juga pada Gambar 3, pendapat responden mengenai illustrasi (gambar perumpamaan) pada poster, 44% menyatakan menarik, 37% menyatakan cukup dan 19% menyatakan tidak menarik. Responden yang menyatakan gambar perumpamaan tidak menarik beralasan bahwa gambar terlalu kaku dan ilmiah. Seperti misalnya gambar pada poster nomor 6 yang berjudul ”Jangan Gunakan Bahan Tambahan yang Dilarang untuk Pangan” menggunakan illustrasi gelas piala yang hanya dikenal golongan tertentu. Perumpamaan bakteri digambarkan seperti pada contoh poster nomor 17 membuat orang tertarik membaca pesan yang disampaikan, sebelum membaca pesan yang disampaikan kebanyakan responden tidak mengetahui maksud dari gambar. Soenarjo (1983) dalam Restikawati (2004) menyatakan bahwa poster kadang dihiasi dengan gambar-gambar supaya menarik perhatian orang, sehingga pesan yang ditulis di dalam poster diketahui dan diperhatikan.
Jenis Tulisan
Penem patan Gam bar 13; 8%
Gam bar Perum pam aan (illustrasi)
13; 8%
30; 19%
71; 44%
79; 49% 64; 40%
83; 52%
Menarik Biasa/ckp Tidak menarik
59; 37%
68; 43%
Menarik Biasa/ckp Tidak menarik
Menarik Biasa/ckp Tidak menarik
Gambar 3. Pendapat Responden tentang Penempatan Gambar, Jenis Tulisan dan Gambar Illustrasi Poster
Isi pesan poster dapat berupa pengumuman, perhatian atau anjuran kepada publik. Dapat dilihat pada Gambar 4, dari 160 responden sebanyak 56% menyatakan isi pesan poster menarik, 41% menyatakan biasa dan 3% menyatakan isi pesan poster kurang menarik. Tidak semua bahasa yang digunakan pada poster Pesan Keamanan Pangan bisa dipahami semua kalangan, karena tiap jenis poster mempunyai segmen sasaran khusus. Penempatan poster harus disesuaikan dengan pesan yang disampaikannya, misalnya poster nomor 1 yang berjudul Jangan Menjual Bahan Berbahaya Ini untuk Pangan, sebaiknya ditempatkan di toko bahan kimia yang menjual bahan kimia, karena penempatan poster ini pada supermarket dan warung makan tidak sesuai sasaran. Masih berdasarkan Gambar 4, sebanyak 6% responden menyatakan tidak mengerti bahasa poster, 52% responden menyatakan bahasa poster mudah dimengerti dan 42% menyatakan cukup dalam arti tidak terlalu sulit. Penggunaan bahasa-bahasa ilmiah dan istilah asing seperti pada poster nomor 14 dan 19 istilah ”susu steril” dan ”susu pasteurisasi” tidak semua orang bisa mengartikannya. Sedangkan tingkat pemahaman responden terhadap pesan, juga dapat dilihat pada Gambar 4, 70% responden menyatakan bisa memahami, 26% menyatakan cukup dan 4% responden tidak bisa memahami pesan yang disampaikan. Seperti pada contoh kasus poster nomor 15 terdapat tulisan ”Bakteri Salmonella enteritidis” hanya golongan masyarakat tertentu yang bisa memahami bahwa bakteri ini sangat berbahaya dan bisa menyebabkan foodborne disease. Kata-kata ”panaskan sampai pada suhu 72oC” juga tergolong rancu karena pada umumnya masyarakat tidak menggunakan termometer pengukur suhu pada waktu memasak, sehingga pesan yang disampaikan dengan bahasa ilmiah seperti diatas tidak bisa dipahami responden. Istilah-istilah lain yang hanya bisa dipahami golongan khalayak tertentu adalah HTST, susu pasteurisasi, kondisi steril, nama-nama bakteri patogen dan nama-nama kimia untuk bahan tambahan pangan.
Menurut Soehoet (2003) bahwa hal-hal yang perlu diperhatiakn dalam pembuatan poster adalah : (1) bahasa yang mudah dipahami semua lapisan masyarakat; (2) bahasa yang singkat, padat dan tepat untuk mewujudkan motif komunikasi; (3) dapat disertai dengan gambar dan lambang yang serasi; (4) ditulis, dilukis atau dicetak dengan huruf dan gambar yang jelas kelihatan dari jauh dan (5) menggunakan warna yang sesuai dengan isi pesan yang menarik perhatian. Menurut Jefkins, (1997) bahwa keunggulan media poster adalah : (1) dari segi ukuran dan dominasi cukup besar dan menarik perhatian; (2) corak warna-warna tertentu memudahkan untuk diingat; (3) pesan singkat yang ditulis dalam huruf besar dan mencolok sehingga menimbulkan kesan jangka pendek pada khalayak; (4) penempatan yang strategis dan bisa diakses banyak orang sehingga sedikit lebih ekonomis. Sedangkan kelemahan media poster adalah ketidakmampuannya memuat banyak pesan, rentan terhadap vandalisme atau cuaca, hanya dilihat sambil lalu dan membutuhkan waktu cukup lama untuk merancang, mencetak dan menyebarkannya. Tingkat Pemahaman
Isi Pesan 66; 41%
4; 3%
Kemudahan memahami susunan kalimat dan tata bahasa poster 10; 6%
7; 4% 41; 26%
67; 42%
Menarik Biasa/ckp Tidak menarik
82; 52%
112; 70%
90; 56%
Bisa memahami Cukup Tidak mengerti
Mudah Sedang Tidak
Gambar 4. Pendapat Responden tentang Isi Pesan, Tingkat Pemahaman dan Kemudahan Memahami Susunan Kalimat/Tata Bahasa Poster. Dapat dilihat dari Gambar 5, setelah melihat poster pesan keamanan pangan dari 160 responden, sebanyak 9% menyatakan baru menyadari ada poster keamanan pangan, 29% responden baru mengetahui bahwa poster tersebut dikeluarkan oleh Badan POM RI, 16% responden mulai tertarik untuk
membaca isi pesan pada poster, 18% tahu dan memahami pesan yang disampaikan dan 28% responden menyatakan yakin bahwa pesan yang disampaikan media poster tersebut benar adanya. Usaha mengubah perilaku khalayak terhadap suatu pesan yang disampaikan melalui tahapan kesiapan responden, tahapan kesiapan responden dalam menerima suatu pesan menurut Kotler (1997) digolongkan dalam enam kategori kondisi yaitu : (1) kesadaran ; (2) pengetahuan/pemahaman; (3) menyukai; (4) pemilihan; (5) keyakinan pada pilihan dan (6) tindakan. Sebagian besar responden baru mengetahu jika poster pesan keamanan pangan tersebut dikeluarkan oleh Badan POM RI dan yakin bahwa pesan yang disampaikan adalah benar. Mengkampanyekan suatu istilah agar masyarakat mengerti atau membangun kesadaran akan pangan aman bukanlah hal yang mudah, karena kondisi masyarakat Indonesia yang berpendapat yang penting perut kenyang, untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari saja banyak yang tidak mampu, alasan kedua adalah karena keamanan pangan merupakan istilah yang tidak berwujud (Herlina, 2004). Setelah mengetahui pesan keamanan pangan yang disampaikan poster, dari 160 responden sebanyak 6% tidak merubah tindakan mereka dan masih tetap pada kondisi semula, 56% meyakini bahwa keamanan pangan penting akan tetapi belum dapat menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari dikarenakan beberapa faktor, dan hanya 38% yang melakukan tindakan sesuai dengan apa yang tertulis pada poster. Analisis ketepatan media mencakup aspek daya tarik media, pemahaman terhadap gambar, penerimaan istilah atau kata yang menyinggung serta keterlibatan perasaan yang dialami setelah melihat atau membaca media. Efektivitas pesan atau materi dapat meliputi kelima hal berikut : menarik atau tidaknya pesan, kemudahan dimengerti, penerimaan responden, mengajak ikut serta dan bersifat membujuk (Anonim1, 2002). Adapun faktor-faktor yang menjadi penyebab responden belum dapat mengikuti pesan keamanan pangan antara lain disebabkan karena kondisi yang tidak memungkinkan seperti kondisi lokasi berjualan, kendala keterbatasan keuangan, keterbatasan waktu atau terburu-buru dan faktor kemalasan karena
alasan repot. Sebanyak 47% responden menyatakan alasan tidak bisa melaksanakan pesan keamanan pangan adalah karena faktor kondisi tempat yang tidak memungkinkan, 34% responden menyatakan faktor kemalasan, 15% responden menyatakan karena adanya keterbatasan waktu dan hanya 4% yang menjawab karena terbatasnya kondisi keuangan. Sebagain besar responden adalah mahasiswa yang tinggal di lingkar kampus IPB dengan kondisi sanitasi warung makan yang kurang bersih (Perdani, 2001), sehingga alasan kondisi tempat yang tidak memungkinkan bisa diterima. Persepsi individual yang dapat menghambat seseorang melakukan perilaku yang diharapkan antara lain : (1) kognitif (kepercayaan, keyakinan dan pendapat pribadi); (2) emosianal (kemampuan pribadi dan respon emosional); (3) interaksi sosial (pengaruh sosial, anjuran kepada teman). Kondisi responden setelah melihat Poster 45; 28%
Faktor yang mempengaruhi responden
14; 9%
Tindakan responden setelah melihat poster
6; 4%
9; 6% 23; 15%
61; 38%
70; 47%
47; 29% 28; 18% 26; 16% Menyadari ada poster Pesan Keamanan Pangan Mengetahui Poster tersebut dikeluarkan oleh Badan POM RI Tertarik untuk membaca Tahu dan memahami maksudnya
90; 56%
51; 34%
Keuangan terbatas Terburu-buru (keterbatasan waktu) Merepotkan (faktor kemalasan)
Meyakini bahwa yang tertulis benar Kondisi yang tidak memungkinkan
Tetap seperti sedia kala, pesan yang disampaikan tidak berpengaruh Meyakini bahwa pesan itu benar tapi belum bisa melaksanakan Melakukan tindakan seperti yang tertulis pada poster
Gambar 5. Kondisi Responden Setelah Melihat Poster, Tindakan yang Dilakukan dan Faktor yang Mempengaruhinya Sebanyak 91% responden menyatakan akan menyampaikan pesan keamanan pangan yang dibacanya dari poster kepada orang lain, hanya 9% yang menyatakan tidak. Mengingat sebagain besar responden adalah mahasiswa yang tergolong dalam usia produktif dengan tingkat frekuensi interaksi dengan masyarakat tinggi. Pesan keamanan pangan merupakan peran persuasif karena itu sebaiknya disampaikan dengan memaparkan keuntungan
yang diperoleh jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dengan demikian khalayak akan tergugah untuk menyadari pentingnya keamanan pangan. 6. Media Promosi yang Sering Diakses, Cara Promosi yang Diinginkan dan saran Untuk Poster Keamanan Pangan Selanjutnya Faktor yang juga mempengaruhi efektifitas komunikasi adalah unsur kepercayaan khalayak terhadap sumber, pesan yang sama kemudian disampaikan dengan metode dan sumber yang berbeda belum tentu menghasilkan efek yang sama. Setiap sumber mempunyai daya tarik yang berbeda antara satu dengan lainnya. Hal inilah yang menyebabkan khalayak tertentu mempunyai sumber pesan yang diposisikan sebagai favoritnya. Begitu fanatiknya
khalayak
terhadap
sumber
pesan
tertentu,
terkadang
mengakibatkan khalayak hanya melihat siapa yang menyampaikan dan kurang mempedulikan bagaimana isi pesan itu sendiri. Bentuk program promosi yang diselenggarakan Badan POM RI telah dirancang dengan satu strategi kampanye kesadaran keamanan pangan, dilakukan dengan tiga pendekatan yaitu : penguasaan pasar, mengubah pemikiran dan kegiatan komunikasi interpersonal. Masing-masing dari tiga pendekatan ini mempunyai kegiatan yang berbeda karena tujuan jangka pendek yang akan dicapainya berbeda, walaupun secara keseluruhan mengacu pada satu tujuan jangka panjang yang sama. Kegiatan promosi dilakukan secara terbuka maupun terselubung, sifat promosi terbuka biasanya menekankan pada tercapainya tujuan jangka pendek, menekankan pada persuasi, iming-iming atau bujukan yang diolah lebih ke aspek emosi dibandingkan aspek rasio; sifat promosi terselubung lebih menekankan pada tercapainya tujuan jangka panjang, biasanya mengandung tema. Media yang digunakan dan kegiatan yang dilakukan oleh Badan POM RI untuk kegiatan promosi keamanan pangan yang disusun dalam suatu strategi kampanye kesadaran, mempunyai tema/jargon kampanye ”Keamanan Pangan Kunci Hidup Sehat dan Sejahtera” dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Bentuk Program Promosi yang Diselenggarakan Badan POM RI Kode
Media
Jenis Program Promosi
A
Siaran di radio tanya jawab tentang keamanan pangan rutin setiap minggu. Saat ini dilakukan siaran secara rutin tiap hari Selasa pukul 09.30 – 11.00 di D’Radio 103.4 FM Jakarta B Televisi Tanyangan talk show di Metro TV, TV 7 dan liputan tentang Keamanan Pangan secara insidental di beberapa stasiun Televisi. C Poster Setiap tahun dikeluarkan 10 judul poster Pesan Keamanan Pangan yang didistribusikan melalui Balai POM di seluruh Indonesia dan bekerjasama dalam Jejaring Promosi Keamanan Pangan untuk pendistribusiannya. D Majalah Majalah-majalah tertentu sering memuat berita tentang keamanan pangan baik yang bersifat tetap maupun insidental. Tabel 6. Bentuk Program Promosi yang Diselenggarakan Badan POM (Lanjutan) Kode E
Radio
Media Buletin
Jenis Program Promosi Buletin Keamanan Pangan rutin diterbitkan setiap enam bulan sekali sejak tahun 2002, saat ini telah diterbitkan sebanyak 6 edisi buletin Keamanan pangan. F Leafleat/sele Leafleat secara rutin dibuat setiap tahun sebanyak 10 baran judul dan disebarkan pada acara pameran. Terkoordinasi dalam kegiatan Participatory Multi Level G Compact Food Safety Campaign kampanye tentang Keamanan Disk Pangan yang dirancang dengan melalui penggalangan partisipasi setiap orang, instansi, industri, asosiasi dan stakeholder lainnya untuk bersama mendiseminasikan pesan keamanan pangan dari Badan POM RI H Internet Badan POM RI mempunyai situs resmi http: // www. Badan POM.go.id yang memberikan berita dan informasi terkini tentang program-program Badan POM RI untuk mewujutkan kesadaran akan keamanan pangan di Indonesia. I Pameran Pameran secara rutin dilaksanakan, membuka stand pada saat pameran dan memberikan informasi. J Pemberian Penganugerahan Piagam Bintang 1, 2, 3 Keamanan penghargaan Pangan kepada Industri Rumah Tangga Pangan. Sumber : Laporan Tahunan Direktorat SPKP Tahun 2004 Deskrispsi kegiatan yang dilaksanakan Direktorat SPKP untuk kegiatan mempromosikan Keamanan Pangan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 15. Kategori media promosi radio, majalah dan leafleat atau selebaran masih jarang diakses responden dan lebih banyak responden
menyatakan tidak pernah untuk program promosi yang disebarluaskan melalui media Buletin Keamanan Pangan, Compact disk (CD), internet, pameran dan perlombaan. Responden menyatakan sering untuk kategori media promosi poster dikarenakan penelitian survei kali ini memang telah dikhususkan pada efektivitas market share media promosi poster, jadi pada saat dilaksanakan survei poster telah terlebih dahulu di sebarkan di lokasi. Sebanyak 61% responden memilih cara promosi yang paling baik adalah dengan pemberitahuan lewat media massa baik cetak maupun visual. Sebanyak 32% responden memilih mengenalkan secara langsung produk yang tergolong bahaya dan aman pada acara-acara arisan, seminar dan sebagainya, sisanya sebanyak 7% responden menyatakan pemberian hadiah cukup efektif untuk mempromosikan keamanan pangan, misalnya adanya penghargaan kepada toko atau warung yang turut mendukung program kampanye keamanan pangan dan sebagainya.
Intensitas akses responden terhadap media promosi yang dikeluarkan Badan POM RI 90 81,87
80
Frekuensi (%)
70
63,7 57,5
60 50,63
48,7
50 40
38,12 35
46,25
46,87
43,75
38,7
42,5 39,37
44,38 33,8
33,75
35
30
30
23,75
21,25
20
45
19,37
26,3
15,63
13,13
8,75
8,75
10
3,13
2,5
2,5
0 A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
Jenis media promosi Sering
Jarang
Tidak pernah
Keterangan : A s/d J merupakan kode media promosi yang dilakukan oleh Badan POM RI seperti dapat dilihat pada Tabel 6.
Gambar 6. Intensitas Responden Mengakses Sumber-sumber Media Promosi dari Badan POM RI.
Intensitas akses responden terhadap media promosi tersebut dapat dilihat pada
Gambar 6. Setiap organisasi seharusnya memeriksa gaya,
kebutuhan dan kesempatan komunikasinya serta mengembangkan suatu program komunikasi yang efektif dengan publik eksternal seperti wartawan, pihak pemerintah dan masyarakat finansial (penanam modal). Selain itu juga harus berkomunikasi efektif dengan publik internal, khususunya anggota dewan, manajemen menengah serta pekerja profesional. Organisasi harus tahu cara mengkomunikasikan dirinya dengan kelompok yang bervariasi agar mendapatkan dukungan dan hubungan yang baik (Kotler, 1995). Media massa koran harian bisa memberikan informasi yang up to date karena frekuensi terbitnya setiap hari, sehingga informasi yang disampaikan adalah peristiwa yang saat itu sedang hangat dibicarakan publik. Menurut Simamora (2002) salah satu pendekatan yang secara langsung dapat mempengaruhi sikap konsumen tanpa perlu mengubah kepercayaan terhadap suatu hal adalah melalui iklan yang ditayangkan televisi. Televisi merupakan media komunikasi massa yang memiliki kemampuan yang besar untuk mengantarkan dan menyebarkan pesan pembangunan. Sikap audience terhadap promosi dapat dipengaruhi beberapa faktor yang meliputi isi pesan, pengaruh suasana hati dan emosi pada saat mendapat informasi keamanan pangan (Simamora, 2002). Televisi sebagai salah satu media komunikasi mempunyai potensi cukup besar untuk menghasilkan efek. Hal ini dimungkinkan karena sifatnya yang audiovisual. Penyampaian pesan yang disertai gambar dapat bergerak mempunyai daya tarik sangat kuat dan dapat memberikan kesan yang mendalam, sehingga memungkinkan untuk menghasilkan efek cukup besar. Merril dan Lowenstein (1971) menyatakan bahwa efek dapat berupa bertambahnya pengetahuan, sikap dan bahkan sampai merubah perilaku. Berkesan atau tidaknya isi pesan yang disampaikan akan mempengaruhi tindakan mereka selanjutnya dan hal tersebut bergantung dengan kondisi dan suasana hati mereka saat menerima pesan. Masing-masing media promosi mempunyai sasaran target tertentu dan sesuai dengan tujuan jangka pendek yang dicapainya untuk terwujudnya
kesadaran masyarakat Indonesia seluruhnya akan pentingnya edukasi keamanan pangan. Jenis-jenis program promosi yang dilaksanakan Badan POM RI merupakan satu kesatuan yang telah terintegrasi dalam suatu strategi promosi. Penelitian ini hanya dibatasi pada survei efektivitas poster pesan keamanan pangan, pada Tabel 7 dapat dilihat saran dari responden untuk perbaikan cara promosi menggunakan media poster. Sebanyak 76.25% responden memilih jumlah yang disebar lebih ditingkatkan dan lebih banyak dilakukan publikasi pada tempat-tempat umum. Tempat umum yang dimaksud adalah tempat yang banyak dikunjungi orang/tempat berkumpulnya banyak orang seperti stasiun, rumah sakit, supermarket, rumah makan, terminal, lobi hotel dan sebagainya. Hanya 17.5% responden yang memilih perbaikan ukuran poster. Tabel 7. Saran Responden untuk Poster Keamanan Pangan Selanjutnya Keterangan Jumlah yang disebarluaskan lebih banyak Publikasi dilakukan di tempat– tempat umum Perbaikan bahasa poster Tema-tema terbaru sesuai dengan berita/Issu keamanan pangan yang saedang berkembang Perbaikan isi pesan Perbaikan gambar Perbaikan warna Perbaikan layout Perbaikan jenis tulisan Perbaikan ukuran poster
Jumlah Frekuensi Persentase responden Responden (%) 160
122
76.25
160
122
76.25
160
92
57.50
160
85
53.13
160 160 160 160 160 160
84 76 59 54 49 28
52.50 47.50 36.88 33.75 30.63 17.50
C. KORELASI ANTARA DUA VARIABEL YANG BERBEDA Alat uji yang dipakai dalam pengujian korelasi dua variabel yang berbeda ini adalah uji Chi Square, koefisien kontingensi dan uji korelasi spearment. Hasil uji Chi Square dan nilai koefisien kontingensi untuk variabel bebas jenis kelamin dengan 10 pertanyaan yang berhubungan dengan sikap
responden dapat dilihat pada Tabel 8 sedangkan hasil keluaran SPSSnya dapat dilihat pada Lampiran 16. Dapat dilihat bahwa untuk kategori jenis kelamin bila dibandingkan dengan sepuluh pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat responden mengenai poster dan sikap mereka setelah melihat dan membaca poster hampir sebagian besar menyatakan tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan variabel pertanyaan yang diujikan, hanya dua variabel yang menyatakan adanya hubungan ketergantungan antara keduanya, namun demikian nilai koefisien kontingensi mengindikasikan hubungan yang sangat lemah. Tabel 8. Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk Jenis Kelamin Pertanyaan Kegiatan promosi keamanan pangan yang paling diminati responden Pengetahuan responden tentang tugas BADAN POM RI mempromosikan KP Pengetahuan responden tentang kampanye penempelan poster Tingkat pemahaman responden terhadap poster Kondisi responden setelah melihat dan membaca poster Mudah atau tidaknya pesan keamanan pangan dilaksanakan responden Tindakan yang dilakukan responden setelah membaca pesan Faktor yang mempengaruhi responden belum bisa melaksanakan pesan KP Penyampaian pesan Keamanan pangan kepada orang lain Pendapat responden tentang keamanan pangan
Jenis kelamin Chi Square Koef Kontingensi Hit Tbl Kep Nil Hub 3.058 5.99 Terima 0.138 Sangat Ho lemah 0.419
3.84
Tolak Ho
0.051
Sangat lemah
2.287
3.84
Terima Ho
0.119
Sangat lemah
0.579
5.99
0.060
12.017
9.49
Terima Ho Tolak Ho
Sangat lemah Lemah
3.366
5.99
Terima Ho
0.144
Sangat lemah
4.326
5.99
Terima Ho
0.162
Sangat lemah
5.184
7.81
Terima Ho
0.177
Sangat lemah
2.635
3.84
Terima Ho
0.127
Sangat lemah
4.433
5.99
Terima Ho
0.164
Sangat lemah
0.264
Keterangan (*) Terima Ho yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara kedua variable
Tolak Ho yang berarti bahwa ada hubungan antara kedua variable Ho = Tidak ada hubungan antara dua variable yang diuji H1 = Ada hubungan antara dua variable yang diuji
Hasil uji Chi Square dan nilai koefisien kontingensi untuk variabel bebas usia dengan 10 pertanyaan yang berhubungan dengan sikap responden dapat dilihat pada Tabel 9 sedangkan hasil keluaran SPSSnya dapat dilihat pada Lampiran 17. Kategori usia bila dibandingkan dengan sepuluh pertanyaan yang berkaitan dengan sikap responden terhadap poster hampir sebagian besar menyatakan ada hubungan saling ketergantungan antara usia dengan sikap responden. Tabel 9. Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk Usia Pertanyaan Kegiatan promosi keamanan pangan yang paling diminati responden Pengetahuan responden tentang tugas BADAN POM RI mempromosikan KP Pengetahuan responden tentang kampanye penempelan poster Tingkat pemahaman responden terhadap poster Kondisi responden setelah melihat dan membaca poster Mudah atau tidaknya pesan keamanan pangan dilaksanakan responden Tindakan yang dilakukan responden setelah membaca pesan Faktor yang mempengaruhi responden belum bisa melaksanakan pesan KP Penyampaian pesan Keamanan pangan kepada orang lain Pendapat responden tentang keamanan pangan
Usia Chi Square Hit Tbl Kep 24.382 12.59 Tolak Ho
Koef Kontingensi Nil Hub 0.364 Lemah
30.307
7.81
Tolak Ho
0.399
Lemah
23.915
7.81
Tolak Ho
0.361
Lemah
44.785
12.59
0.468
Lemah
59.764
21.00
Tolak Ho Tolak Ho
0.521
10.844
12.59
Terima Ho
0.252
Agak kuat Korelasi 0.302 (rendah) Lemah
29.161
12.59
Tolak Ho
0.393
Lemah
14.160
16.92
Terima Ho
0.319
Lemah
5.323
7.81
Terima Ho
0.179
Lemah
23.552
12.59
Tolak Ho
0.358
Lemah
Keterangan (* ) dapat dilihat pada Tabel 8
Dilihat dari nilai koefisien kontingensinya hanya hubungan antara usia dengan kondisi responden setelah melihat dan membaca poster yang mempunyai hubungan agak kuat dengan nilai korelasi Spearment positif sebesar 0.302 menandakan semakin tinggi tingkat usia akan semakin tinggi kondisi penerimaan terhadap poster, tidak hanya sekedar menyadari bahwa poster itu ada, akan tetapi meyakini dan mempercayai kebenaran isi pesan yang disampaikan dan berusaha untuk menjalankannya. Hal ini didorong dengan semakin tingginya usia, semakin banyak ilmu yang dipelajarinya diikuti tingkat perkembangan pemahamannya tentang suatu hal. Nilai positif menyatakan hubungan yang terjadi adalah searah. Hasil uji Chi Square dan nilai koefisien kontingensi untuk variabel bebas tingkat pendidikan dengan 10 pertanyaan yang berhubungan dengan sikap responden dapat dilihat pada Tabel 10 sedangkan hasil keluaran SPSSnya dapat dilihat pada Lampiran 18. Tabel 10. Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk Tingkat Pendidikan Pertanyaan Kegiatan promosi keamanan pangan yang paling diminati responden Pengetahuan responden tentang tugas BADAN POM RI mempromosikan KP Pengetahuan responden tentang kampanye penempelan poster Tingkat pemahaman responden terhadap poster Kondisi responden setelah melihat dan membaca poster Mudah atau tidaknya pesan keamanan pangan dilaksanakan responden Tindakan yang dilakukan
Tingkat pendidikan Chi Square Koef Kontingensi Hit Tbl Kep Nil Hub 31.869 12.59 Tolak 0.408 Lemah Ho 8.848
7.81
Tolak Ho
0.229
Lemah
7.276
7.81
Terima Ho
0.209
Lemah
23.461
12.59
0.358
Lemah
25.139
21.00
Tolak Ho Tolak Ho
0.368
Lemah
22.054
21.00
Tolak Ho
0.348
Lemah
23.999
21.00
Tolak
0.361
Lemah
responden setelah membaca pesan Faktor yang mempengaruhi responden belum bisa melaksanakan pesan KP Penyampaian pesan Keamanan pangan kepada orang lain Pendapat responden tentang keamanan pangan
Ho 12.446
16.92
Terima Ho
0.269
Lemah
30.340
7.81
Tolak Ho
0.399
Lemah
13.029
12.59
Tolak Ho
0.274
Lemah
Keterangan ( * ) dapat dilihat pada Tabel 8
Pada Tabel 10 dan Lampiran 18 dapat dilihat bahwa untuk kategori tingkat pendidikan bila dibandingkan dengan sepuluh pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat responden mengenai poster dan sikap mereka setelah melihat dan membaca poster hampir sebagian besar menyatakan ada hubungan saling ketergantungan antara tingkat pendidikan dengan variable pertanyaan yang diujikan. Hanya dua pertanyaan yang menyatakan tidak ada hubungan antara keduanya. Namun demikian nilai koefisiien kontingensi mengindikasikan tingkat hubungan yang lemah. Crowter (2002) dalam Gloria.net (2002) menyatakan bahwa pendidikan adalah hal yang efektif untuk mengetahui tingkat keamanan Pangan. Beberapa faktor yang mempengaruhi efektifitas penyampaian informasi keamanan pangan kepada konsumen selain frekuensi penyampaian yang berulang, juga retorika penyuluh ketika menyampaikan pesan, suasana tempat diadakan penyuluhan dan alat peraga yang digunakan sebagai media pendukung atau sarana untuk mempermudah penyampaian pesan. Crowter (2002), dalam acara seminar Food Safety Education in Decentralization mengatakan bahwa penting di Indonesia dilakukan kampanye keamanan pangan oleh tenaga kesehatan (Gloria.net, 2002). Bahwa kondisi audience setelah mendapatkan informasi dipengaruhi oleh kondisi psikologis, usia dan tingkat pendidikan mereka (Kotler, 1995). Hasil uji Chi Square dan nilai koefisien kontingensi untuk variabel bebas jenis pekerjaan dengan 10 pertanyaan yang berhubungan dengan sikap responden dapat dilihat pada Tabel 11 sedangkan hasil keluaran SPSSnya dapat dilihat pada Lampiran 19.
Pada Tabel 11 dan Lampiran 19 dapat dilihat bahwa untuk kategori jenis pekerjaan bila dibandingkan dengan sepuluh pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat responden mengenai poster dan sikap mereka setelah melihat dan membaca poster semua menyatakan ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan variable pertanyaan yang diujikan. Adanya diferensiasi jenis pekerjaan tertentu akan mempengaruhi pilihan dan kondisi mereka setelah melihat dan membaca poster. Profil responden berdasarkan jenis pekerjaannya dapat dilihat pada Gambar 1. Tabel 11. Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk Jenis Pekerjaan
Pertanyaan Kegiatan promosi keamanan pangan yang paling diminati responden Pengetahuan responden tentang tugas BADAN POM RI mempromosikan KP Pengetahuan responden tentang kampanye penempelan poster Tingkat pemahaman responden terhadap poster Kondisi responden setelah melihat & membaca poster Mudah atau tidaknya pesan keamanan pangan dilaksanakan responden Tindakan yang dilakukan responden setelah membaca pesan Faktor yang mempengaruhi responden belum bisa melaksanakan pesan KP Penyampaian pesan Keamanan pangan kepada orang lain Pendapat responden tentang keamanan pangan
Jenis pekerjaan Koef Chi Square Kontingensi Hit Tbl Kep Nil Hub 109.67 23.7 Tolak 0.638 Agak 9 Ho kuat
Korelasi Nil 0.487
Ktr Substan sial
49.797
14.07
Tolak Ho
0.487
Lemah
-
-
52.825
14.07
Tolak Ho
0.498
Lemah
-
-
78.829
23.7
0.575
41.3
89.596
23.7
Agak kuat Agak kuat Agak kuat
0.461
82.523
Tolak Ho Tolak Ho Tolak Ho
Substan sial Substan sial Rendah
61.400
23.7
Tolak Ho
0.527
Agak kuat
0.506
Substan sial
39.823
32.7
Tolak Ho
0.446
Lemah
-
-
48.676
14.07
Tolak Ho
0.483
Lemah
-
-
36.711
23.7
Tolak Ho
0.432
Lemah
-
-
Keterangan (* ) dapat dilihat pada Tabel 8
0.583 0.599
0.533 0.364
Golongan mahasiswa paling banyak adalah pada posisi mengetahui bahwa ada poster dari Badan POM RI yang berisi pesan keamanan pangan, mereka mengetahui bahwa poster tersebut dari Badan POM RI setelah membaca pesannya. Golongan PNS sebagian besar telah meyakini kebenaran isi yang disampaikan pada poster, begitu juga dengan kader posyandu, ibu rumah tangga dan produsen/ritel. Golongan mahasiswa menyatakan pesan pada poster mudah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, sedang dari golongan PNS dan pegawai swasta kebanyakan menjawab sedang saja, demikian juga untuk golongan produsen/ritel, ibu rumah tangga dan kategori lain-lain (humas, receptionist dan guru). Tiga orang responden kader posyandu mengatakan bahwa pesan pada poster susah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh motivasi dan pengetahuan yang dimiliki, rasa ingin tahu atau keinginan untuk mengetahui lebih banyak tentang suatu ilmu merupakan bagian dari dorongan motivasi manusia (Crowter, 2002). Kader posyandu adalah mereka yang secara langsung berhubungan dengan kesehatan keluarga, mereka mempunyai motivasi untuk mengetahui lebih banyak tentang keamanan pangan sebelum mereka melakukan tindakan. Hasil uji Chi Square dan nilai koefisien kontingensi untuk variabel bebas pengeluaran perbulan dengan 10 pertanyaan yang berhubungan dengan sikap responden dapat dilihat pada Tabel 12 sedangkan hasil keluaran SPSSnya dapat dilihat pada Lampiran 20. Pada Tabel 12 dan Lampiran 20 dapat dilihat bahwa untuk kategori pengeluaran perbulan bila dibandingkan dengan sepuluh pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat responden mengenai poster dan sikap mereka setelah melihat dan membaca poster semua menyatakan ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan variable pertanyaan yang diujikan. Nilai korelasi positif menyatakan bahwa hubungan bersifat searah, artinya semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang akan semakin baik penerimaanya terhadap pesan keamanan pangan yang tertulis pada poster. Klasifikasi substansial menyatakan bahwa bertambahnya tingkat pengeluaran seseorang, akan bertambah pula pemahamannya secara bertahap. Sedangkan
klasifikasi tinggi menyatakan bahwa bertambahnya tingkat pengeluaran perbulan tidak mengubah sikap penerimaanya responden terhadap poster. Semakin tinggi tingkat pengeluaran perbulan tidak mempengaruhi pilihan responden mengenai pendapat mereka tentang cara mempromosikan keamanan pangan, juga tidak mempengaruhi pengetahuan responden mengenai tugas Badan POM RI mempromosikan keamanan pangan dan menyebarluaskan poster. Tingkat pemahaman responden bergantung terhadap pengeluaran bulanan dengan tingkat ketergantungan tinggi, tidak substansial. Tabel 12. Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk Pengeluaran Perbulan
Pertanyaan Kegiatan promosi keamanan pangan yang paling diminati responden Pengetahuan responden tentang tugas BADAN POM RI mempromosikan KP Pengetahuan responden tentang kampanye penempelan poster Tingkat pemahaman responden terhadap poster Kondisi responden setelah melihat dan membaca poster Mudah atau tidaknya pesan keamanan pangan dilaksanakan responden Tindakan yang dilakukan responden setelah membaca pesan Faktor yang mempengaruhi responden belum bisa melaksanakan pesan KP Penyampaian pesan Keamanan pangan kepada orang lain Pendapat responden tentang keamanan pangan
Pengeluaran perbulan Koef Chi Square Kontingensi Hit Tbl Kep Nil Hub 204. 12.59 Tolak 0.7 Agak 98 Ho 49 kuat
Nil 0.7 33
139. 35
7.81
Tolak Ho
0.6 82
Agak kuat
0.9 27
143. 78
7.81
Tolak Ho
0.6 88
Agak kuat
0.9 47
208. 7
12.59
Tolak Ho
0.7 52
Agak kuat
0.8 39
126. 39
21.0
Tolak Ho
0.6 64
Agak kuat
0.6 99
Derajat asosias Tinggi Derajat asosias Tinggi Substan sial
200. 45
12.59
Tolak Ho
0.7 46
Agak kuat
0.6 34
Substan sial
75.3 89
12.59
Tolak Ho
0.5 66
Agak kuat
0.6 55
Substan sial
47.6 28
16.92
Tolak Ho
0.4 79
Lemah
-
-
117. 61
7.81
Tolak Ho
0.6 51
Agak kuat
0.6 43
Substan sial
26.4 14
12.59
Tolak Ho
0.3 76
Lemah
-
-
Keterangan (* ) dapat dilihat pada Tabel 8
Korelasi Ktr Derajat asosias Tinggi Derajat asosias Tinggi
Dapat dilihat pada Lampiran 20, bahwa responden golongan ekonomi tinggi dan menengah keatas kurang mengetahui adanya kampanye poster yang dilakukan Badan POM RI. Lokasi sampling yang jauh dari Badan POM RI berpengaruh, hal ini berarti penyebarluasan pesan keamanan pangan belumlah meluas dan bisa dijangkau oleh semua masyarakat, atau masyarakatlah yang kurang peduli terhadap informasi mengenai keamanan pangan sehingga terkesan tidak peduli pada informasi yang diberikan, karena anggapan subyektivitas mereka bahwa ”Toh sampai sekarang masih hidup?” Golongan masyarakat yang termasuk kelas menengah kebawah sebanyak 112 orang bisa memahami poster, hal ini bisa dilihat karena responden yang termasuk dalam golongan ini sebagain besar adalah mahasiswa yang notabene mempunyai akses tinggi dengan informasi dan berita terbaru dengan tingkat analitis dan daya nalar cukup baik. Sebagian besar golongan ekonomi menengah kebawah menyatakan bahwa pesan pada poster mudah dijalankan dalam kehidupan sehari-hari, golongan masyarakat menengah keatas dan tinggi menyatakan tidak mudah. Hal ini berkaitan dengan gaya hidup mereka yang modern dan waktu yang terbatas. Misalnya untuk poster mengenai pemisahan penyimpanan bahan mentah dan bahan matang di dalam almari es, jika kondisi waktu tidak memungkinkan untuk memisahkannya, maka mereka akan menjawab tidak mudah untuk melaksanakan pesan yang tertulis. Semakin tinggi tingkat pengeluaran perbulan responden,
mereka
akan lebih tahu tentang tugas Badan POM RI untuk mempromosikan keamanan pangan, hal ini berkaitan dengan akses informasi yang diperoleh oleh golongan masyarakat dengan tingkat penghasilan tinggi yang lebih luas dibandingkan golongan masyarakat dengan tingkat penghasilan menengah kebawah dan rendah. Golongan masyarakat dengan tingkat penghasilan tinggi lebih mengetahui tentang kampanye penempelan poster yang dilakukan Badan POM RI, mengingat kebanyakan responden dengan penghasilan tinggi adalah manajer toko swalayan yang berhubungan langsung dengan barang dagangan yang dijajakan, karena itu mereka mempunyai pengetahuan yang cukup tentang Badan POM RI sebagai lembaga yudikatif yang mengatur peredaran
pangan dan obat-obatan di Indonesia dan melalui manajer tokolah izin kerjasama penyebaran poster keamanan pangan di lakukan sebelumnya. Korelasi Spearment Uji korelasi Spearment untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan saling ketergantungan antara dua variabel hanya dilakukan untuk pertanyaan yang mempunyai nilai koefisien kontingensi agak kuat. Hasil uji korelasi untuk pertanyaan yang mempunyai nilai koefisien kontingensi agak kuat dapat dilihat pada Lampiran 21. Berdasarkan Lampiran 21 dapat dilihat pengujian korelasi untuk variabel bebas usia hanya dilakukan untuk 1 variabel pertanyaan. Pada variabel bebas jenis pekerjaan dilakukan untuk 5 variabel pertanyaan, sedangkan untuk variabel bebas tingkat pengeluaran perbulan dilakukan dikorelasikan 8 variabel pertanyaan. Untuk kategori variabel bebas jenis kelamin dan tingkat pendidikan tidak dilakukan pengujian korelasi, karena nilai koefisien kontingensi untuk semua variabel pertanyaan dari keduanya menunjukkan hubungan yang lemah (seperti dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 10).
D. EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI POSTER Dinilai berdasarkan audience coverage, banyak poster yang telah tersebar belum tertempel di tempat-tempat yang bisa diakses banyak orang. Responden tidak mengalami kesulitan dalam mengintepretasikan gambar perumpamaan, isi dan susunan kalimat pada poster, sehingga hambatan penerimaan pesan dari segi substansi poster (bahasa, gambar, tulisan) bisa dianggap kecil. Tingkat pengujian efektivitas poster berdasarkan audience response, communication impact dan process of influence dapat diketahui melalui penentuan sikap setelah melihat dan mengamati poster. Sikap dibentuk dari apa yang diketahui oleh audience, serta apa yang disukai dan yang tidak disukai. Menurut Taylor (1991), sikap adalah persepsi individu berdasarkan pengetahuan dan proses orientasi tindakan dengan tujuan objek atau kejadian.
Sikap hanya merupakan salah satu pengaruh pada perilaku. Sikap menurut Schiffman, et al (1994), adalah ekspresi perasaan yang menggambarkan preferensi seseorang atau ketidaksukaan seseorang pada suatu obyek. Obyek sikap didefinisikan sebagai produk, kategori produk, jasa, kepemilikan, kegunaan produk, harga, media dan atau pengecer. Dalam hal ini poster dapat dianggap sebagai suatu produk sedangkan audience adalah konsumen yang akan bertindak dengan adanya produk berupa poster. Komponen sikap adalah kepercayaan (cognitive), perasaan (affective), dan intensi perilaku (conative). Kepercayaan meliputi apa yang dipercayai dan diketahui seseorang sehingga membentuk persepsi terhadap obyek poster. Perasaan meliputi perasaan seseorang mengenai perilaku obyek, lebih berdasar emosi seseorang. Intensi perilaku meliputi aksi atas perilaku seseorang menuju perilaku obyek. Penentu dasar dari sikap adalah kepercayaan dan perasaan, sedangkan intensi perilaku merupakan gambaran lebih nyata dari sikap, sehingga perilaku audience lebih mudah diprediksi melalui intensi perilaku. Sikap dapat Beberapa sifat penting dari sikap adalah kepercayaan dalam memegang sikap dan sifat dinamis sehingga dapat berubah bersama waktu. Sikap dapat berbeda dalam beberapa dimensi, antara lain valensi, yang menunjuk apakah sikap itu positif, negatif atau netral. Selain itu dapat pula berbeda pada ekstremisitas, yaitu intensi menyukai yang menunjukkan derajat kesukaan, lalu resistensi sikap yaitu derajat dimana sikap sulit untuk berubah dan persistensi yaitu sikap yang terhapus secara lambat akibat perubahan waktu. Persepsi adalah pandangan atau sikap seseorang terhadap suatu hal, yang menumbuhkan motivasi atau kekuatan, dorongan atau tekanan yang menyebabkan
seseorang
melakukan
atau
tidak
melakukan
sesuatu
(Rakhmat, 1991). Berdasarkan data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa faktor profil responden yang paling berpengaruh terhadap sikap mereka adalah dari tingkat pengeluaran perbulan. Artinya perbedaan golongan ekonomi yang ada di masyarakat akan sangat mempengaruhi sikap dan tindakan mereka setelah mendapat informasi tentang keamanan pangan maupun membaca pesan keamanan pangan pada poster. Hal ini berkaitan dengan gaya hidup yang
berbeda yang ditunjukkan oleh masyarakat dengan tingkat perekonomian yang berbeda (Kotler dan Amstrong, 1997). Ada asumsi bahwa pangan yang aman hanya dapat diperoleh oleh orang-orang yang dari segi ekonomi sangat baik. Kebanyakan penyalahgunaan bahan berbahaya pada pangan dilakukan oleh masyarakat yang kurang mendapat pengetahuan dan dari segi ekonomi tidak dapat menjangkau harga bahan tambahan food grade yang lebih mahal jika dibandingkan harga bahan tambahan pangan yang tidak aman. Pelanggaran terbesar untuk penyalahgunaan bahan tambahan adalah pada
makanan
jajanan,
terutama
makanan
jajanan
anak
sekolah
(Winarno, 1997). Makanan jajanan yang juga dikenal sebagai street food adalah jenis makanan yang dijual di kaki lima, pinggiran jalan, di stasiun, dipasar, tempat pemukiman serta lokasi yang sejenis dengan banyak jenis serta bervariasi dalam bentuk, ukuran, keperluan dan harga (Winarno, 1997). Pada dasarnya konsumen berkecenderungan untuk mendapatkan jumlah makanan sebanyak-banyaknya dengan harga serendah mungkin (murah meriah). Agar dapat menjual makanan jajanan yang mereka buat, para pengusaha harus dapat memenuhi kebutuhan para pembeli atau konsumen, sebaliknya, penjual harus mendapatkan keuntungan yang cukup, bila mereka ingin terus berjualan dan menghidupi keluarganya. Hal itu menjadi ”lingkaran setan”, ketika harga bahan makanan lebih tinggi dari harga yang konsumen sanggup atau rela membayar, maka akibatnya penjual terdesak untuk membuat makanan jajanan dengan jumlah yang besar dan sama dengan mutu yang lebih rendah, terjadilah pemalsuan atau penggantian sebagian bahan mentah dengan bahan lain yang lebih murah harganya. Fenomena pemalsuan (adulteration) yang terjadi pada kasus produsen makanan jajanan dengan sasaran konsumen masyarakat kelas ekonomi menengah kebawah ini dilatarbelakangi dengan kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan untuk memproduksi pangan jajanan yang bermutu tinggi dengan harga mahal. Agar tidak kehilangan konsumen, mereka terpaksa menurunkan harga dengan konsekuensi menyebabkan turunnya mutu produk yang dihasilkan (Winarno, 1987). Bagi masyarakat Indonesia yang sebagian
besar masih memiliki pendapatan dan tingkat pendidikan yang rendah, maka kemampuan dan kesadaran mereka sebagai konsumen masih sangat kurang. Mereka biasanya termasuk keluarga kurang mampu untuk membeli makanan yang bermutu dan memenuhi persyaratan yang seharusnya, hal ini disebabkan karena harganya yang masih di luar jangkauan daya beli mereka.
V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Responden berjumlah 160 orang, 70% adalah mahasiswa, sebanyak 56% usia responden
antara 20-25 tahun, sebanyak 68.8% responden
mempunyai tingkat pendidikan lulusan sekolah lanjutan/sederajat, tingkat pengeluaran perbulan responden terbesar adalah kurang dari 1.5 juta sebanyak 77.5% dan jenis kelamin responden 59% adalah wanita. Dinilai berdasarkan audience coverage, banyak poster yang telah tersebar belum tertempel di tempat-tempat yang bisa diakses banyak orang. Responden tidak mengalami kesulitan dalam mengintepretasikan gambar perumpamaan, isi dan susunan kalimat pada poster, sehingga hambatan penerimaan pesan dari segi substansi poster (bahasa, gambar, tulisan) bisa dianggap kecil. Tingkat pengujian efektivitas poster berdasarkan audience response, communication impact dan process of influence dapat diketahui melalui penentuan sikap setelah melihat dan mengamati poster. Berdasarkan hasil survei efektivitas, dapat diambil kesimpulan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap sikap dan tindakan responden setelah mendapatkan informasi mengenai pesan keamanan pangan adalah berdasarkan golongan ekonominya. Baru kemudian dipengaruhi oleh jenis pekerjaan dan usia mereka. Kategori jenis kelamin tidak berpengaruh secara signifikan dengan sikap. Segmentasi pemberian informasi dan edukasi keamanan pangan baik cara atau metodenya yang paling utama sebaiknya menggunakan segmentasi berdasarkan penggolongan tingkat ekonomi. Cara pemberian informasi dan edukasi yang ditujukan untuk masyarakat kelas menengah kebawah seharusnya dibedakan dengan cara penyampaian informasi mengenai Keamanan Pangan yang dilakukan dengan segmentasi masyarakat golongan ekonomi kelas menengah keatas.
B. SARAN 1. Perlu dilakukannya segmentasi penerima pesan keamanan pangan berdasarkan golongan ekonomi. 2. Kegiatan market share sebagai salah satu strategi dalam kampanye kesadaran akan keamanan pangan masih perlu ditingkatkan lagi dengan publikasi seluas-luasnya melalui berbagai media baik cetak, elektronik maupun visual. 3. Perlu dilakukan survei lanjutan program-program promosi keamanan pangan di Badan POM RI berdasarkan startegi promosi yang mengubah pemikiran (mind share) dan pendekatan hati (heart share) 4. Perlu ditingkatkan lagi kerjasama dengan institusi kampus termasuk kerjasama dengan mahasiswa yang bisa terlibat sebagai pelaksana teknis, misalnya himpunan atau senat mahasiswa di kampus yang bisa digerakkan untuk mengadakan seminar-seminar tentang keamanan pangan. Sehingga penyebarluasan informasi tentang KP bisa lebih meluas, terutama di daerah kampus mengingat kampus adalah salah satu tempat yang rawan terjadinya keracunan pangan. 5. Perlu ditingkatkan lagi kerjasama dan kegiatan yang dikoordinasikan dalam program Jejaring Promosi Keamanan Pangan (JPKP), dan adanya pendekatan personal (mekanisme lobby) dengan pimpinan-pimpinan baik perusahaan BUMN, swasta, atau media yang terlibat dalam keanggotaan JPKP agar memaksimalkan fungsi mereka masing-masing. 6. Perlu memperluas keanggotaan JPKP kepada biro-biro atau agency iklan yang biasa melakukan pembuatan scriptwriter iklan di media televisi. Kerjasama dengan majalah anak-anak dapat dilakukan dengan secara kontinu menjadi pengisi rubrik/kolom di majalah baik berupa cerita seri bergambar atau poster animasi percakapan. Kerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat yang berbasis sosial kemasyarakatan bisa dilakukan dengan merekrut mereka turut serta bergabung dalam tenaga penyuluh keamanan
pangan,
sehingga
pesan-pesan
keamanan
pangan
dan
pengetahuan mengenai pentingnya keamanan pangan semakin meluas diketahui masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA Anonim1. 2002. Pedoman Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Keamanan Pangan. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta. _______2. 2003. Analisis Kondisi Keamanan Pangan di Indonesia dan Kebutuhan Komunikasinya dalam Laporan Strategi Komunikasi Keamanan Pangan. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta. _______3. 2004. Laporan Pelaksanaan Pengembangan Strategi Komunikasi Keamanan Produk Pangan Tingkat Pusat. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta. _______4. 2004. Laporan Tahunan Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta. _______5. 2005. http : //www. kotabogor.go.id/fasilitas/pusatperbelanjaan/ Bagusco. 2001. Buku yang akan Mengantarkan Anda Menjadi Peneliti Sukses dalam 10 Jam.
[email protected]. Berlo, D.K. 1960. The Process of Communication : An Introduction to Theory and Practise. Holt, Rinehart and Winstom, Inc. New York. Badan Pusat Statistik. 2001. Data Demografi Bogor. Badan Pusat Statistik. 2002. Data Demografi Kabupaten Bogor. Effendy, O. U. 2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Citra Aditya Bakti. Bandung. Effendi. 1994. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Fardiaz, D. 2004. Kebijakan Promosi Keamanan Pangan Badan POM RI dalam Laporan Pelaksanaan Pengembangan Strategi Komunikasi Keamanan Produk Pangan Tingkat Pusat. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta. Gloria.net. 2002. Gloria Cyber Ministries (Gloria.net). Copyright Harian Kompas.
Herlina, L. 2004. Strategi dan Program Promosi Keamaan Pangan dalam Laporan Pelaksanaan Pengembangan Strategi Komunikasi Keamanan Produk Pangan Tingkat Pusat. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta. Hutabarat, S.S. 1973. Masalah Pertambahan Penduduk. Lembaga Penelitian Pendidikan Kependudukan, IKIP. Bandung Jefkins, F. 1997. Periklanan. Edisi ketiga. PT. Erlangga. Jakarta. Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 1991. Principles of Marketing 5th Edition. Prentice Hall International. Kotler, A. 1995. Strategi Pemasaran untuk Organisasi Nirlaba. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Myers, James H. dan William H. Reynolds. 1967. Consumer Behavior and Marketing Managenent. Houghton Mifflin Company. Boston. Nuraida. L. 2000. Mikroba Patogen pada Makanan dan Sumber Pencemarannya. Dalam Analisa Bahaya dan Pencegahan Keracunan Pangan. Hardinsyah dan Rimbawan (Ed). Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan Bekerjasama dengan PATPI, PDGMI, Persagi dan Dikti. Perpustakaan Nasional. Jakarta. Noviana, I. R. 1991. Atensi Anak Usia 6-12 Tahun terhadap Penyajian Iklan di Televisi Swasta TV3 Malaysia [Skripsi]. Universitas Indonesia, Depok. Perdani, S. 2001. Pengkajian Aspek Keamanan Pangan pada Warung Makan di Lingkungan Kampus IPB Darmaga Bogor [Skripsi]. Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Elex Media Computindo. Jakarta. Rahayu, W.P. 2005. Jejaring Promosi Keamanan Pangan dan Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah Pangan dalam Laporan Pelaksanaan Jejaring Promosi Keamanan Pangan. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta Rakhmat, J. 1991. Psikologi Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Rangkuti, F. 1997. Riset Pemasaran. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Restikawati, D. 2004. Pengembangan Media Promosi Keamanan Pangan [Skripsi]. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Rimbaatmaja, R. 2004. Kondisi Keamanan Pangan dan Kebutuhan Komunikasinya dalam Laporan Pelaksanaan Pengembangan Strategi Komunikasi Keamanan Produk Pangan Tingkat Pusat. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta. Singarimbun, M dan S. Efendi. 1989. Metode Penelitian Survei. LP3ES, Jakarta. Siegel, S. 1997. Statistik Non Parametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Zanzawi Suyuti, Landung Simatupang, Penerjemah. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Terjemahan dari : Nonparametric Statistics for The Behavioral Sciences. Simamora, B. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Schiffman, et al .1994. Consumer Behavior, 5th edition, Prentice Hall, Englewood Cliffs. Sulaiman, W. 2002. Statistik Non Parametrik. Contoh Kasus dan Pemecahannya dengn SPSS. Penerbit Andy. Yogyakarta. Soehout, Hoeta, A.M. 2003. Media Komunikasi. Yayasan Kampus Tercinta-IISIP. Jakarta Supranto, J. 2001. Teknik Riset Pemasaran dan Ramalan Penjualan. Rineka Cipta, Jakarta. Taylor James R dan Thomas C Kinnear. 1991. Marketing Research And Applied Approach 4th International Edition. Mc Graw Hill Int. Yarnest. 2004. Paduan Aplikasi Statistik untuk SPSS Versi 11.0. Penerbit Dioma, Malang. Widjaja, HAW. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Rineka Cipta. Jakarta. Winarno, FG. 1997. Kumpulan Tulisan Naskah Akademis Keamanan Pangan. Pusat Studi Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Poster Keamanan Pangan yang Dikeluarkan Badan POM RI
Poster 1
Poster 2
Poster 3
Poster 4
Poster 5
Poster 6
Poster 7
Poster 8
Poster 9
Poster 10
Laampiran 1. Poster Keamanan Pangan yang Dikeluarkan Badan POM RI (Lanjutan )
Poster 11
Poster 12
Poster 13
Poster 14
Poster 15
Poster 16
Poster 17
Poster 18
Poster 19
Poster 20
Lampiran 2. Kuesioner yang Telah Valid dan Reliabel, yang Digunakan untuk Pengumpulan Data KUISIONER PENELITIAN SURVEI EFEKTIVITAS KESADARAN RESPONDEN Terhadap MEDIA PROMOSI POSTER “PESAN KEAMANAN PANGAN” DARI BADAN POM RI
Lingkarilah jawaban yang menurut Anda PALING Benar! (Anda hanya boleh memilih SATU jawaban saja) Responden yang terhormat, dimohon kesediaannya untuk mengisi data kuisioner penelitian ini dengan sebenar-benarnya. Bahwa data hasil kuisioner ini nantinya akan dipergunakan benar-benar untuk keperluan data primer skripsi (Tugas Akhir) mahasiswa yang bersangkutan, dan tidak untuk kepentingan yang merugikan pihak manapun.
Bagian Umum
1. Jenis Kelamin Anda : a. Laki-laki b. Perempuan 2. Usia Anda saat ini : a. < 20 tahun b. 20 – 25 tahun c. 26 – 40 tahun d. 41 – 50 tahun d. > 50 tahun 3. Pekerjaan Anda sebagai : a. Pelajar b. Mahasiswa c. Pegawai Negeri Sipil (PNS) d. Swasta e. Lainnya (sebutkan) ……………… 4. Tingkat pendidikan terakhir Anda : (Berdasarkan ijazah terakhir yang telah diperoleh) a.Tidak lulus SD b.Sekolah Dasar (SD) atau sederajat c. Sekolah Lanjutan (SLTP, SLTA) atau sederajat d.Pendidikan Tinggi (Diploma, S1) atau sederajat e.Pasca sarjana (S2, S3)
Pengetahuan Keamanan P
5. PENGELUARAN Anda per bulan a. < Rp. 1.5 juta b. Rp. 1.5 juta – 3.5 juta c. Rp. 3.5 juta – 5.5 juta d. > Rp. 5.5 juta 6. Menurut pendapat Anda, kegiatan penyebarluasan tentang pentingnya Keamanan Pangan sebaiknya dilakukan dengan kegiatan seperti apa? a. Pemberitahuan kepada masyarakat, berita-berita tentang pentingnya menjaga keamanan pangan melalui koran, radio atau televisi secara terus menerus. b. Mengenalkan secara langsung produk yang aman dan tidak aman untuk dikonsumsi, peragaan pada acara arisan atau pertemuan sejenisnya c. Ajakan untuk menjaga keamanan pangan dengan adanya lomba dan pemberian hadiah bagi yang melaksanakannya 7. Alat/sarana yang digunakan untuk penyebaran informasi tentang pentingnya keamanan pangan yang manakah yang paling sering anda lihat/dengar.
61
Lingkarilah Jawaban Anda pada angka yang disediakan di depan jawaban dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Sering 2. Jarang 3. Tidak pernah (1/2/3) (1/2/3) (1/2/3) (1/2/3) (1/2/3) (1/2/3) (1/2/3) (1/2/3) (1/2/3) (1/2/3)
Acara tanya jawab di Radio Acara tanya jawab di TV Poster yang ditempel di tempat-tempat tertentu Berita/artikel keamanan pangan di Majalah Buletin Keamanan Pangan yang diterbitkan Badan POM Selebaran Kaset Video/rekaman Teknologi Informasi yang bisa dilihat di Warnet (Internet) Acara Pameran Perlombaan
8. Apakah Anda mengetahui bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia mempunyai kegiatan untuk melakukan penyebarluasan pentingnya Keamanan Pangan kepada masyarakat? a. ya b. tidak 9. Apakah Anda mengetahui bahwa Badan POM RI melakukan kegiatan penyebarluasan itu melalui penempelan poster ”Pesan Keamanan Pangan” di Tempat-tempat umum? a. ya b. tidak Berdasarkan Pengamatan Anda terhadap Poster “Pesan Keamanan Pangan”
10. Menurut anda, apakah Letak penempatan gambar pada poster menarik? a. Menarik b. Biasa/cukup c. Tidak menarik 11. Menurut anda, apakah Jenis tulisan yang digunakan pada poster menarik? a. Menarik b. Biasa/cukup c. Tidak menarik
12. Menurut anda, apakah Isi pesan yang disampaikan mudah dimengerti? a. Mudah b. Cukup c. Sulit dimengerti 13. Menurut anda, apakah Gambar perumpamaan yang digunakan pada poster menarik? a. Menarik b. Biasa/cukup c. Tidak menarik 14.Apakah anda Memahami pesan yang dimaksudkan dari poster tersebut? a. Bisa Memahami b. Cukup c. Tidak mengerti 15. Setelah melihat poster tersebut, anda akan… (Anda hanya boleh memilih satu jawaban saja!!) a. Sadar bahwa ternyata ada Poster Pesan Keamanan Pangan yang ditempel pada tempat-tempat tertentu b. Tahu bahwa Poster Pesan Keamanan Pangan itu dikeluarkan oleh Badan POM RI dalam rangka melaksanakan kegiatan penyebarluasan pentingnya Keamanan Pangan c. Tertarik untuk membaca Pesan Keamanan Pangan yang tertulis pada poster tersebut hanya sekilas saja (sambil lalu) d. Tahu dan memahami apa yang harus dilakukan sesuai dengan Pesan Keamanan Pangan, tetapi belum bisa mengikutinya. e. Meyakini bahwa apa yang tertulis pada Poster Pesan Keamanan Pangan adalah benar dan itulah yang seharusnya dilakukan.
64
16. Apakah menurut anda pesan yang tertulis pada poster ”Pesan Keamanan Pangan” yang anda lihat mudah untuk dikerjakan? a. Mudah b. Sedang c. Tidak 17. Setelah anda mengetahui tindakan yang seharusnya dilakukan sesuai dengan ”Pesan Keamanan Pangan” anda akan,…
c. Sangat penting karena menyangkut kualitas generasi muda dan daya saing bangsa 21. Apa saran Anda untuk media poster “Pesan Keamanan Pangan” yang dikeluarkan badan POM agar lebih baik dan efektif? Berilah tanda silang pada kotak di depan jawaban yang Anda anggap perlu :
a. Tetap seperti sedia kala, Pesan Keamanan Pangan yang disampaikan tidak berpengaruh
Perbaikan Warna
b. Meyakini bahwa Pesan Keamanan Pangan yang tertulis adalah benar, tapi dengan alasan tertentu belum bisa mengikuti dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Perbaikan Penempatan Gambar
c. Melakukan tindakan seperti yang tertulis pada Pesan Keamanan Pangan, melaksanakan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Perbaikan Jenis Tulisan
18. Apa alasan anda jika tidak mengikuti ”Pesan Keamanan Pangan" yang disampaikan? Karena,... a. Keuangan terbatas (pas-pasan) b. Terburu-buru sehingga tidak mempedulikan apa yang seharusnya dilakukan c. Merepotkan jika harus mengikuti Pesan Keamanan Pangan d. Kondisi tempat yang tidak memungkinkan 19. Apakah anda akan menyampaikan pesan-pesan Keamanan Pangan yang anda ketahui melalui poster ”Pesan Keamanan Pangan” ini kepada orang-orang terdekat anda (teman atau keluarga Anda) a. ya b. tidak 20. Keamanan pangan menurut Anda? a. Tidak penting karena sejauh ini saya masih sehat-sehat saja b. Penting, tapi masih ada hal-hal yang jauh lebih penting
Perbaikan Gambar
Perbaikan Isi Pesan Perbaikan Bahasa Poster
Perbaikan Ukuran Poster Jumlah yang disebarluaskan lebih banyak Publikasi di tempat-tempat umum Tema-tema terbaru sesuai dengan berita Keamanan Pangan yang berkembang di masyarakat Bila anda bersedia diketahui identitasnya, silahkan mengisi formulir berikut ini : Nama Responden Tanggal / Hari Alamat No telpon
: : : :
Keterangan : Orang tertentu mengisi kuesioner ini setelah melihat poster pesan keamanan pangan dengan nomor tertentu Badan POM RI telah mengeluarkan sebanyak 20 poster pesan keamanan pangan dan pada survei efektivitas poster saat ini dilakukan terhadap 19 poster yang ada di Badan POM RI. 65
Lampiran 3. Tahapan Penelitian Survei Penentuan tujuan
Studi pustaka
Pembuatan kuisioner
Penyebaran poster dari Badan POM RI
Uji coba kuisioner
Reliabel dan valid?
Belum reliabel dan valid
Sudah reliabel dan valid
Pengambilan data
Tabulasi data
Analisis data
Kesimpulan dan Rekomendasi
66
Lampiran 4. Contoh Skenario Iklan ”Bahaya Jajan Sembarangan”
“BAHAYA JAJAN SEMBARANGAN” Cerita/Skenario Deskripsi Etiologis : Penyebab
: Intoksikasi Staphylococcus aureus
Gejala
: pusing, muntah, kram usus, sakit perut bagian bawah, diare berdarah dan berlendir pada beberapa kasus, sakit kepala, kram otot, berkeringat, demam, menggigil, detak jantung lemah dan pembengkakan saluran nafas.
Inkubasi
: antara 1 - 7 Jam ( Biasanya antara 2 – 4 jam)
Sumber
:
(1) Bahan pangan : makanan dingin yang didiamkan terlalu lama, produk susu yang menggunakan bahan baku susu mentah. Pada kondisi penyimpanan yang sesuai dengan pertumbuhan, toksin akan berkembang. (2) Pekerja : merupakan sumber potensial kontaminasi S aureus, dari kulit dan hidung pekerja dapat berpindah ke makanan, bakteri ini juga banyak terdapat di tanah Pencegahan : (1) Hindari kontaminasi dengan sanitasi yang baik (2) Hindari pekerja yang terkena infeksi (3) Penghambatan pertumbuhan dengan cara makanan beku dan tidak ditempatkan diudara terbuka (4) Pengasaman atau penambahan senyawa bakteri statik (5) Eliminasi bakteri dengan cara pasteurisasi
67
Deskripsi Tokoh / Pemeran dan Latar : Tokoh / pemeran Setting Rumah
Deskripsi tokoh dan latar Perumahan tipe 32, bercat warna putih, berlantaikan keramik, ada
Banu
taman kecil di halaman, lingkungan perumahan tidak terlalu ramai
Setting Sekolah
Sekolah SD di tengah kota, dekat dengan pasar dan jalan raya
Banu Banu
Siswa kelas 2 SD umur 7 tahun, rambut hitam, lurus cepak, tinggi 90 cm berat 30 kg, berkulit sawo matang
Rio
Siswa kelas 2 SD umur 7 tahun, rambut hitam, ikal , tinggi 100 cm berat 35 kg, berkulit sawo matang
Ibu Banu
Ibu rumah tangga, berumur 35 tahun, berambut panjang sebahu
Bapak Banu
Karyawan swasta, berumur 38 tahun, berambut cepak
Cici (Adik Banu)
Anak perempuan berusia 4 tahun, rambut di ekor kuda
Bibi
Perempuan tua, berumur 55 tahun yang bekerja dirumah Banu, dengan kebaya dan rambutnya yang dikonde
Bapak Guru
Bapak guru Banu, berumur 45 tahun, berkacamata, rambut cepak
Ibu Guru
Ibu guru UKS Banu, berumur 38 tahun, berambut pendek
Tukang es cendol Laki-laki, berumur 45 tahun, memakai topi, membawa handuk kecil, kulit kehitaman Pemeran
(1) Ibu penjual kue warna-warni; (2) Tukang gorengan,; (3)
tambahan
Satpam Sekolah; (4) Tukang Ojek; (5) Petugas puskesmas (1orang laki-laki dan 1 orang perempuan); (6) Dokter Teman-teman Banu : (1) Rio; (2) Linda; (3) Beni; (4) Nisa dan teman-teman sekolah banu, 20 orang siswa kelas II SD Negeri
Properti
Gerobak es, motor roda 2, sapu lantai, serbet, meja makan, gelas, cangkir, sendok, tas kerja, kapur, lokasi sekolah SD Banu
68
Naskah Iklan Episode ”Jangan Jajan Sembarangan” Ta ke 01
02
Kondisi
Percakapan
Rumah Banu, pagi hari jam 6 : 45
Banu, berpakaian seragam merah-putih berjabat tangan dengan ibunya sebelum berangkat sekolah. Ibu membawakan tas dan tempat nasi (untuk bekal banu di sekolah). Ibu berdiri dihadapan Banu, membuka retsliting tas Banu dan memasukkan bekal makan siang untuk Banu, katanya: “Banu belajar yang benar ya, dengerkan apa yang diucapkan pak guru” “Ini bekal makan siangnya! Nanti dimakan, jangan jajan sembarangan ya,...” “Baik bu, (sahut Banu sambil mencium tangan ibunya dan berlalu pergi) “Sampai Nanti bu,... Banu pergi dulu ya,... “Assalamualaikum,... (Ucap Banu sambil berlari membuka pintu pagar) “Waalaikumsalam,... (sahut Ibu) “Jangan lari-larian! Hati-hati nanti jatuh”
Di kelas Banu, pak guru sedang mengajar
Pak guru di depan kelas, mengajar matematika, dengan memegang kapur yang digunakannya untuk menulis di papan tulis sesekali dia berbicara kepada murid-muridnya, lalu berbalik melihat buku bacaan yang terletak terbuka (tergeletak) diatas meja guru. “Baik anak-anak, sekarang bapak kasih tugas dan kumpulkan sekarang juga ya,...
Visua lisasi
Sementara pak guru menuliskan tugas, terjadi percakapan antara Banu dan Rio di meja belakang “Banu,... Rio laper ni,... (sambil tangan kanan Rio menepuk-nepuk perutnya sendiri) “n’tar jajan es cendol yuk,... di abang depan!” (Banu yang sedari tadi sedang menulis tugas dari Pak Guru) menyahut “Enggak ah, tadi Ibu udah bawain banu bekal buat makan kok” TEEEEETTT (bel berbunyi tanda waktu istirahat tiba) Pak guru berbalik ke murid-muridnya (Shut jam dinding kelas menunjukkan pukul 09 : 00) “Baik anak-anak, tugas ini kalian kumpulkan besok, sekarang silahkan istirahat dulu,...” 03
Linda dan Banu mulai membuka bekal makan siang yang Halaman dibawanya, duduk di tempat duduk depan ruang kelas depan ruang kelas mereka, sementara Rio berlari Ke halaman,...
69
Banu, Istirahat Makan siang
“Rio jajan dulu ya,... (sambil berlari) “Kita makan bareng-bareng aja yuk,... (ajak banu ke Rio) masakan Ibu enak lho,...” Tapi Rio tidak menanggapi, dan tetap berlari ke tukang es
04
Halaman depan sekolah, di dekat gerobak es cendol
Tukang es berdiri di dekat gerobak esnya, Rio mendekati dan berkata “Beli satu gelas pak” Tukang es sibuk meracik es dalam plastik besar, (tukang es menggaruk-garuk hidungnya, Shut pada bagian tangan tukang es dan hidung) setelah selesai dia menutup ujungnya dengan karet gelang dan menyerahkannya kepada Rio “Seribu Nak! Ini sedotannya,... (sambil menyerahkan sedotan dan seplastik es warna merah kepada Rio) Shut pada bagian tangan tukang es dan sedotan yang diserahkan kepada Rio dengan tangan
05
Halaman depan sekolah, dekat jalan raya
Setelah Rio berlalu pergi, berseliweran kendaraan di jalanan, tukang ojek yang mendapatkan penumpang dan menyalakan mesinnya kencang sehingga asap kendaraanpun membuat tukang es batuk-batuk (dalam kondisi beberapa toples tempat es yang dijajakan terbuka)
06
Lapanan basket sekolah
Rio berlari dari halaman depan sekolah melalui pintu gerbang sekolah. Lalu meminum es cendolnya “ Hmm mmm segarnya!!” kata Rio
07
Di depan Banu dan Linda sedang menikmati bekal makan siang ruang kelas mereka, Rio datang sambil menyedot es Cendol yang tadi di belinya. “Ada yang mau enggak?” tawarnya ke Banu dan Linda *** Cut : Rehat sampai akhirnya siswa kelas II SD pun masuk kembali ke ruang kelas mengikuti mata pelajaran (Shut pada jam dinding, menunjukkan pukul 11 : 45)
08
Di ruang kelas
Ketika ibu guru sedang mengajar di depan kelas, tiba-tiba Rio merasa pusing kepalanya (sambil menahan sakit) “Aduh,... (mulut Rio cengar-cengir menahan sakit kepalanya)” “Rio, Kamu kenapa?” (bisik Banu, sambil mencondongkan mukanya ke kepala Rio yang duduk di depannya) “Aduh,... kepalaku pusing,... aku ingin muntah rasanya,...
09
Kamar
Pelajaran usai, Banu masih terheran-heran karena Rio
70
mandi Sekolah
yang sedari tadi Izin ke belakang belum juga kembali ke ruang kelas. Banu mengajak 3 orang temannya yang lain (Linda, Beni, Nisa) untuk mengecek ke Kamar mandi. Ditengah jalan mereka berempat bertemu Rio Banu berlari menghampiri Rio (yang berjalan sendirian, tertatih menahan sakit), disusul ketiga temannya yang lain. “Kita ke UKS aja yuk,...! (ajak Banu ke Rio) Mereka berempatpun ramai-ramai membawa Rio ke ruang UKS, Nisa dan Linda mengikuti di belakang mereka, sementara Beni dan Banu memapah tangan Rio
10
Ruang UKS
Kebetulan ada Guru jaga di UKS “Kenapa nak,...?” tanya Ibu Guru Jaga UKS kepada Banu dan kawan-kawan “Ini bu,... Tubuh Rio lemas,... lemah dan lesu, sepertinya akan pingsan (Linda menjawab pertanyaan Bu guru) Lalu Ibu Gurupun menanyai Rio. “Tadi waktu Istirahat, Rio Jajan apa?” “Es Cendol di Abang es depan bu,... “Ooo,..” (sahut bu Guru) Hmmm, Ibu Guru masih dengan bijak dan sabar menanyai Rio, sambil mengoleskan minyak kayu putih pada tubuh Rio. Rio dalam kondisi berbaring ke tempat perawatan UKS. Sementara Banu dan kawan-kawan dipersilahkan untuk masuk kembali ke ruang kelas “Wah,... bahaya ni (pikir Ibu Guru) ... jangan-jangan Rio keracunana es cendol yang disantapnya waktu istirahat tadi? (gumam bu Guru) “Rio, diantar Pak Ade ya,... Ke puskesmas, biar sembuh!” Ibu guru berjalan keluar ruangan dan memanggil pak Ade (satpam sekolah) yang sedang duduk membaca koran. “Pak,... Minta tolong ya! Ada siswa yang sakit dan perlu dibawa ke Puskesmas” “Baik bu,... “ (Pak Satpam segera bergegas menyiapkan sepeda motornya) Ibu Guru kembali untuk menjemput Rio di ruang UKS
11
Di Puskesms
12
Di rumah Rio
Pak dokter memeriksa Rio, menanyakan beberapa pertanyaan, menulis resep dan memberikannya ke Pak Satpam Pak Satpam mengantar Rio ke Rumahnya dan memberitahukan apa yang terjadi kepada Ibu Rio “Maaf bu, anak Ibu tadi di sekolah sakit dan saya membawanya ke rumah sakit,... kata Dokter sebaiknya Rio dirawat dulu di rumah,... sudah saya izinkan ke Ibu Guru”
71
Ibu Rio langsung meminta Rio Istirahat, (dengan raut muka khawatir tapi penuh kasih sayang) Rio terbaring lemas di tempat tidur, badannya lemah, lesu. Ibu Rio merawat dengan penuh kasih sayang, mengompres jidat Rio yang mulai demam. 13
Ruang kelas, hari berikutnya
Pak Guru melihat Rio tidak masuk hari ini, melalui surat izin yang tergeletak di atas meja. Pak Guru kemudian bercerita kepada anak-anak. *** “Baik anak-anak, Bapak kemarin mendengar dari Pak satpam bahwa teman kita Rio sekarang harus istirahat di rumah, karena sakit diare dan badannya demam!” “Kata Dokter yang kemarin memeriksa Rio, kemungkinan Rio mengalami sakit karena jajan es cendol di tempat yang tidak bersih” “Karena itu, Bapak meminta kalian supaya kalau jajan harus memperhatikan kebersihan juga ya,... jangan jajan di tempat yang kotor, berdebu dan dekat tempat pembuangan sampah, karena itu bisa menjadi sumber penyakit. “Kalau kalian melihat makanan yang dihinggapi lalat, sebaiknya mengingatkan penjualnya untuk menutup! Karena bakteri yang menempel pada kaki lalat kemungkinan akan berpindah ke tubuh kita dan menyebabkan sakit” “Kalian mengerti?” (Tegas pak Guru) (Anak-anak tampak antusias mendengarkan penjelasan Pak Guru, karena mereka tahu sendiri apa yang terjadi pada Rio kemaren) “Mengerti Pak” (ucap mereka serempak) Baik, lain kali,... kalau jajan makanan atau minuman harus lebih hati-hati,... karena kalau sakit seperti Rio sekarang, siapa yang akan menanggung? Kalian sendiri bukan?” (lanjut pak Guru) *** “Coba Bapak lihat PR yang kemaren!!?” “Ada yang tidak mengerjakannya?” (suasana kelaspun kembali seperti biasa,...) meja Rio kosong karena sekarang Rio terbaring lemah di rumahnya ***
72
Lampiran 5. List Beberapa Media Massa yang Ada di Indonesia No Nama Media
Alamat
1
TVRI
Jalan Gerbang Pemuda Senayan Jakarta 10002
2
Jalan Raya Perjuangan Kebon Jeruk, Jakarata Barat
3
RCTI (Teguh JuwarnoHumas) SCTV
4
Metro TV
5
Trans TV
6
TV 7
7
Lativi
8
INDOSIAR
9
Global TV
10
TPI
11
AN TV
12
Kompas
13
Suara Pembaharuan Gamma
14
15
Bisnis Indonesia
16
Gatra
Gedung Mitra Lt.12 Jalan Gatot Subroto Kav.21 Jakarta Selatan Jalan Mas Pilar Raya kav. A-D Kedoya Kebon Jeruk, Jakarta Barat Jalan Mampang Prapatan Kav. 12 Jakarta Selatan Gedung Darmala Sakti Lt.3 Jalan Jen. Sudirman Kav. 3234 Jakarta Pusat Jalan Rawa Ternate II No:2 Kawasan Pulo Gadung, Jakarta Timur Jalan Damai No. 11 Daan Mogot Jakarta 11510 Kompleks RCTI jalan raya perjuangan Kebon jeruk Jakarta barat 11530 Jalan pintu II taman mini Indonesia Indah Pondok gede Jakarta Timur 13810 tpi.co.id Bagian Humas Andalas Televisi Indonesia Jalan Palmerah Selatan 26-28 Jakarta Jalan Dewi sartika 136-D Jakarta 13630 Graha Bressindo Lt.2 Jalan Kemang Utara A No.3 (Jalan Bangka XII) Jakarta Selatan 12730 Wisma Bisnis Indonesia Lt.5-6 Jalan S Parman Kav. 12-13 Slipi Jakarta 12740 Gedung Gatra, Jalan Kalibata Timur IV No.15
Telp
Fax
(021) 570472040 (021) 5731833 (021) 5303540 (021) 5303550 ekt - 1904 (021) 5225555
(021) 573312219
(021) 58300077 (021) 58302138 ext – 2500 (021) 79177000
(021) 58302139
(021) 5709777
(021) 5708008-9
(021) 4613545
(021) 4616253
(021) 5672222 (021) 5688888 (021) 5360601
(021) 5672223
(021) 8412473
(021) 8412470
021-5327189 021-5320906 021-5493862 (021) 5220102
(021) 79184558
(021) 5360602
(021) 5490666 (021) 5347720 (021) 8014077
-
(021) 7183549
(021) 5486085 (021) 5483581 (021) 8007262 (021) 8016131 (021) 7183485
(021) 7183486-7 (021) 5304016
(021) 7183485 (021) 5305869
(021) 7973535
(021) 79196941
73
Lampiran 5. List Beberapa Media Massa yang Ada di Indonesia (Lanjutan) No Nama Media 17
18
19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Forum
Alamat
Griya Forum Jalan Sultan Iskandar Muda 90 Arteri Pondok Indah, Jakarta 12240 Media Komplek Delta Kedoya Indonesia Jl. Pilar Raya kav. A-D Kedoya Selatan Kebon Jeruk Jakarta barat Warta Kota Jalan Hayam wuruk 122 Jakarata 11180 Majalah Swa Jalan Tanah Abang III / 23 Jakarta 10160 Suara karya Jalan Bangka Raya no.2 Kebayoran Baru Jakarta 12041 Majalah/ Gedung Tempo Koran tempo Jalan Proklamasi No. 72 Jakarta, 10320 Kebayoran center Blok A 11 – A 15 Jalan Kebayoran Baru Mayestik Jakarta 12440 Sinar Jalan fachrudin No.06 Jakarta Harapan 10250 Ekonomi Jalan Cimandiri 24 Jakarta neraca 10330 Ethical Wisma Gading permai tower C Digest Lt. 11/6 Jalan boulevard raya Kelapa gading JakUt14240 Business Jalan Abdul Muis no.70 News Jakarta 10160 Tabloid Nova Jalan Palmerah Barat 33-37 Jakarta Barat Human Jalan pakubuwono VI Blok E Health 1 No. 69 Jakarta selatan 12120 Investor Jalan Padang No.21 manggarai Daily Jakarta Selatan Tokoh Wisma pandawa Lt.2 jalan Indonesia. Dewi Sartika No : 71 jakarta Com 13040 rakyat Jalan Raya Kebayoran lama merdeka no. 17 Jakarta 12210 Jalan matraman No. 11 jakarta Info TImur 13150 Konsumen
[email protected] Indonesia
Telp
Fax
(021) 7262010
(021) 7227762
(021) 5812088
(021) 7227762
(021) 2600818
(021) 6266023
(021) 3523839
(021) 345738
(021) 7191352 (021) 7192656 (021) 3916 160
(021) 71790784 (021) 71790746 (021) 3921947
(021) 7255625
(021) 7255645
(021) 3912360
(021) 3912370
(021) 3102174 (021) 3107831 (021) 45855196
(021) 31907229
(021) 3454143
(021) 3454280
(021) 5481176
(021) 5481109
(021) 7245115
(021) 7200602
(021) 8311326 / 27 83701736 (021) 8009169
(021) 8310939
(021) 53673762 (021) 53699533 (021) 85911383
83671716 (021) 5349217 (021) 85911383
(021) 45855209
83701736 (021) 8009169
74
Lampiran 5. List Beberapa Media Massa yang Ada di Indonesia (Lanjutan) No Nama Media 33
Info Bisnis
34
Holistic
35
39 40
Tabloid Kontan Ekonomi neraca Suara Metro 911 Emergency assistance Majalah SWA Merdeka Radio Sonora
41
Pos Kota
42
Majalah Trust
43
Majalah Terbit Tabloid Nakita Majalah Bobo
36 37
38
44 45
46 47 48
Tabloid Fantasi Penerbit Agromedia Pustaka Majalah Annida
49
Majalah Muslimah
50
Tabloid Keren Beken
Alamat
Telp
Jalan tegal Parang Selaan 17 Mampang- Jakarta Jalan Barito II No. 33A Kebayoran baru, Jakarta Kebayoran lama
(021) 79184846
Fax -
(021) 7269888
(021) 7210951
(021) 5657636
Sama
Jalan Cimandiri 24 Jakarta 10330 Biro Operasi Lt.4 Polda Metro Jaya jalan Jend. Sudirman No.55 Jakarta
(021) 3102314
(021) 31907229
Jalan Tanah abang III/23 Jakarta 10160 Jalan Kebon sirih No.65 Jalan Kebahagiaan No. 4-14
(021) 3523839
Jalan gajah mada No.100 jakarta Jalan Sultan Iskandar Muda No. 222 Arteri Pondok Indah Jakarta 12240 Jalan polo gadung No. 15 Kawasan Industri Jakarta Jalan Palmerah Selatan No.3 Jakarta 10270 Gedung Gramedia Majalah jalan panjang No : 8A Jakarta 11530 Kotak Pos 1293 JKB 10270 Jalan Prof Dr Satrio. Kav 3-5 Jakarta 12940 Jlaan pesona Depok Estate II Blok AK No. 18 Depok 16411
[email protected] Jalan Mede No. 42 Utan Kayu Jakarta Timur 13120
(021) 6337735
(021) 3149562 (021) 2601373 (021) 6340646 (021) 6340314
(021) 7228981
(021) 7260288
(021) 4603973
(021) 4603970
(021) 5483008
(021) 5304046
(021) 5330150 ext 33201 bobonet@grame dia_majalah.com (021) 5276325
(021) 5320627
Sikom Amsterdam Blok B Kota Wisata Jalan Transyogy Km. 6 Cileungsi 16968 Jalan Salemba Tengah No. 58 Jakarta Pusat 10440
-
(021) 6340641
(021)70816988 0816705495 (021) 7705606 (021) 8193242 annida@ummigr oup.co.id majalah_muslim
[email protected]
-
(021) 3457338
(021) 5276323 (021) 5255775 (021) 7705606 (021) 8580569 -
-
-
75
Lampiran 6. Contoh Poster Percakapan Kartun tentang Keamanan Pangan
76
Lampiran 7. Laporan Hasil Survei ke Supermarket di Jakarta Lampiran 7. 1. Survei ke Tiga Lokasi Supermarket di Jakarta Keterangan
Lokasi
Berhubung banyaknya lokasi toko dan terbatasnya poster yang PT Matahari disebarkan (hanya 100 eksemplar) sehingga poster baru bisa ditempel Departement pada bagian internal perusahaan. Belum bisa menindaklanjuti tawaran untuk memperbanyak poster tersebut, akan tetapi bersedia membantu Store penyebaran jika Badan POM RI menyediakan posternya. Seratus poster dari Badan POM RI yang telah diserahkan pada tanggal PT Carrefour 14 Pebruari 2005 tidak diketahui keberadaanya. Indonesia 100 poster Keamanan pangan yang telah diserahkan pada tanggal 14 PT Intraco Pebruari 2005 kepada PT Indomarco (selaku kantor pusat toko Indonesia Indomaret di seluruh Indonesia) tidak diketahui keberadaanya. Lampiran 7. 2. Lokasi Penyebaran Poster oleh PT Matahari Department Store No 1 2 3
Store Grand Mall Bekasi Tempat training di kantor pusat
Jumlah poster 10 10
Cilandak 20
4
Singosaren Solo
5
Karawang
6
Supermall pakuwon
20 20 20
Alamat Jl Jend Sudirman Kranji Menara Matahari Lt. 22 Jl Boulevard raya No & karawaci JL TB Simatupang Kav 17 Cilandak Barat Jakarta 12430 Jl Gatot Subroto No 27-28 Solo Jl Tuparev No 8 Karawang Jl Darmo Boulevard Surabaya
Nomor telpon 88954726/ 88954751-53 5469333 75920309 S1 : 75920392 (0271) 663977/4011 sm 664288 (0267) 412723/ (0267) 415434 (031) 7390222
77
Lampiran 7. 3. Survei ke Tiga Lokasi Supermarket di Jakarta]
Lokasi PT Matahari Departement Store
PT Carrefour Indonesia
PT Intraco Indonesia
Waktu Penyerahan poster 14 Pebruari 2004 Pengecekan 28 April 2005 Penyerahan poster 14 Pebruari 2004 Pengecekan 28 April 2005 Kunjungan ke kantor 3 Mei 2005 Penyerahan poster 14 Pebruari 2004 Pengecekan 28 April 2005
Cp Sanjaya (Humas) 08158046388 (021) 5469333 fax (021) 5475477 Dekariyono W Ibu Olive (Humas) (021) 27585871 fax (021) 27585838 Anton (Marketing) (021) 6909400 ext 639
Keterangan Via telephone dan faks Survei langsung ke Kantor pusat Carrefour di Lebak Bulus juga dilakukan kontak via telephone Via telephone
78
Lampiran 8. Identifikasi Penyebaran Poster Melalui HIMPUNAN dan SENAT Mahasiawa Lampiran 8. 1. Alamat dan Kontak Person Himpunan dan Senat Mahasiswa No
Nama
1.
Ferdi IB (Universitas Indonesia)
2.
Samsul Hadi (Institut Pertanian Bogor)
3.
Dian Hardian (Universitas pasundan) Ni’matul Azizah (Universitas Gajah Mada) Anisah Indri Astuti (Universitas Negeri Yogyakarta)
4.
5.
6. 7.
8.
9.
Yanti (Indonusa Esa Unggul) Humas (Universitas sahid) Delfi (Universitas Padjajaran)
ZuhRus (Universitas Soedirman) 10. Rio (ketua HMJ) Universitas Djuanda
Alamat Humas Senat Mahasiswa Fak Kesehatan Masyarakat (FKMUI) Kampus Baru UI Depok 16424 Lobby Gedung A lantai 1 Ketua Himpunan Mahasiswa Teknologi Pangan dan Gizi (HIMITEPA-IPB) Lantai Dasar Kampus FATETA IPB Darmaga PO. Box 220 Staff Litbang HMTP Unpas, Jalan Dr. Setia Budi No : 193 Bandung. KMTPHP UGM Jl. Sosio Yustica 1 Bulak Sumur, Sleman Yogyakarta 55281. HIMABIO Universitas Negeri Yogyakarta, Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Kompleks Ormawa FMIPA UNY Karang Malang Yogyakarta Kampus Emas Indonusa Esa Unggul, Grogol Jakarta Jurusan Gizi Masyarakat Senat Mahasiswa Tek Pang Univ Sahid Jl Prof Dr Soepomo SH No : 84 Jakarta 2870 Himpunan Mahasiswa Tek Pang (HIMATETAN UNPAD) Kampus Jatinangor, Jl. Raya Bandung Sumedang Km 21, Jatinangor, Sumedang HIMATETA UNSOED Senat Mahasiswa Teknologi Pangan dan Gizi Fakultas Teknologi Pertanian Univ Djuanda. Jl Tol Ciawi No : 1
No Phon
Jumlah
(021) 78887021
[email protected] CP : Ferdi
14
(0251) 625205 CP : Samsul 08567880277
[email protected] (022) 2013090 / Fak (022) 2019339 CP : Dian 081317674462
[email protected] (0274) 549650 CP : Ima 08562862802 Rere 08157949693 CP : Lisle rini 08132824881 Indri 081578794862
50
[email protected] CP : Yanti 08561622087
20
(021) 8312815 ext 206 Faks (021) 8554763
10
(022) 2503271 - 2503277 Fax. 2501977 CP : Delfi
10
CP : Zuh Rus 081542968669
10
(0251) 243357/240773 Fak (0251) 240985 CP : Rio
10
20 20
10
79
Lampiran 8. 2. Contoh Aktivitas Penempelan Poster di Beberapa Tempat
Penempelan Poster di Jalan Bara
Penempelan Poster di Rumahmakan
Penempel Poster dari HIMITEPA IPB
80
Lampiran 8. 3. Contoh Poster yang Telah Tertempel di Lokasi
Poster yang Tertempel di Rumah makan
Poster yang Tertempel di Kantin
Poster yang Tertempel di Supermarket
Poster yang Tertempel di Rumah makan
81
Lampiran 9. Tampilan Awal Software Penyebarluasan Poster
82
Lampiran 10. Identifikasi Supermarket / Toko kimia / Rumah makan / Kafe di Kota Bogor No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 No 1
Nama Supermarket Superindo Cab Jembatan Merah Matahari Cab. Taman Topi Yogya Supermarket Cab Plaza Bogor Indah Hero supermarket Cab Jalan Padjajaran Bogor Plaza Ekalokasari Ramayana Cab. Plaza Jambu dua Robinson Cab. Plaza Bogor Pangrango Plaza Ada Swalayan Borobudur Plaza Toserba Prisna Merdeka Restaurant/Cafe Hoka-hoka Bento California Fried Chicken
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Kentuky Fried Chicken Saung mirah Oh lala A&W Es teler 77 Sederhana Pia apple pie Salak Sunset Spektrum Bakmi golek Warung taman Dedaunan Martabak air mancur Dunkin Donnuts Trio Wxelso Mc Donald
Lokasi Jalan Merdeka Jalan Merdeka Jalan Baru Jalan Padjajaran Jalan Padjajaran Warung jambu Jalan baru Jalan Padjajaran Jalan Padjajaran Pasar anyar Jalan Merdeka Lokasi Jalan Padjajaran Jalan Merdeka (dekat Taman Topi)/ warung jambu dll Jalan Padjajaran (sebelah Tugu Kujang) Jalan Padjajaran Jalan Padjajaran Jalan Merdeka Plaza Ekalokasari Jalan H Djuanda Hotel Pangrango Surya Kencana Jalan Padjajaran Plaza ekalokasari Taman kencana Kebun Raya Bogor Jalan A Yani Jalan Padjajaran Jalan Padjajaran Plaza Ekalokasari Jalan Padjajaran, Plaza Ekalokasari dll
83
Lampiran 10. Identifikasi Supermarket / Toko kimia / Rumah makan / Kafe di Kota Bogor (Lanjutan) Restaurant/Cafe
No 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 No 1 2 3
Texas Chicken Galuga Hartz Chicken Buffet Pizza Hut Gumati cafe Vigos Bogor permai Mira sari Larisa Lafonta Macaroni panggang Bakmi japos Saungkuring Bambu kuring Simpang raya Popeye’s Nama toko bahan kimia Setia Guna Bratachem Toko Alat-alat dan Bahan Kimia
Lokasi Warung Jambu, Plaza Pangrango Jalan Sindang Barang (Dekat Terminal Bubulak) Jalan A Yani (deket air mancur) Jalan Padjajaran / Warung Jambu Surya Kencana Jalan Padjajaran Jalan Jenderal Sudirman Jalan Merdeka Jalan Padjajaran Jalan Baru Jalan Saleh (Taman kencana) Tugu kujang Jalan Padjajaran Jalan Padjajaran Sebelah terminal Baranang siang Plaza ekalokasari Lokasi Jalan Dewi sartika (Pasar anyar) Jalan Dewi sartika (Pasar anyar) Jalan Dewi sartika (Pasar anyar)
84
Lampiran11. Kontak Person dan Jenis Poster yang Diserahkan ke Penanggung jawab Usaha Lokasi
CP
KFC Bogor
Ibu Golda
324036
CFC Bogor
Ibu Rossi
08128392 076
Hoka-hoka Bento Bogor PT. Matahari Putra Prima
Ibu Dewi
310266/ 310267
Bapak Taufiq
338634 Cabang Taman Topi 353277 Bambang 08159360 027 316313
PT. HERO Bapak Swalayan Ahamad Bogor yani & Bambg Superindo Bapak Cabang Leon Saut Jembatan Merah Jogjakarta Bapak Departmnt Toni Store PT. Triyanti Bratachem Endah Wahyuni Plaza Market Place Matahari Ekalokasri Rumah makan
No Phon / Hp
382092 321783
Bapak Galih
362887
-
-
Keterangan 3 poster yang disebarkan nomor 17, 19 dan 20. Sangat menyambut baik kerjasama penyebarluasan informasi keamanan pangan, tetapi tidak ditempel. 2 poster yang disebarkan nomor 17 dan 20. Tidak ditempel dengan alasan : diperlukan konsultasi dengan pimpinan cabang yang berlokasi di Plaza Jambu Dua. 3 poster disebarkan nomor 20, 19 dan 17. Tidak ditempel karena hanya poster promosi produk hoka-hoka bento yang bisa dipasang di Outlet toko. 4 jenis poster yang disebarkan nomor 13, 14, 15, 20. Mendapat respon baik dari pihak manajemen, tetapi tidak ditempel. 6 poster yang disebarkan ke PT Hero Swalayan mendapat sambutan sangat baik dari pihak pimpinan, tetapi tidak ditempel karena keterbatasan tempat. Poster yang disebarkan nomor 5, 13, 14, 15, 16, dan 20. 4 poster yang disebarkan nomor 14, 15, 16, dan 20. Tidak ditempel dengan alasan keterbatasan tempat dan dikhawatirkan akan mengganggu kenyamanan pelanggan sewaktu memilih barang. 6 poster yang disebarkan nomor 5, 13, 14, 15, 16, dan 20, telah ditempel di bagian samping dari kasir. 2 poster yang ditempelkan nomor 1 dan 6, mereka sangat menyambut baik kerjasama penyebaran informasi keamanan pangan dan sampai saat ini masih ditempel. 5 poster yang disebarkan nomor 5, 13, 14, 15, 16. Poster ditempel dibagian internal toko, tempat pegawai dan karyawan. Tidak ditempel di bagian yang bisa diakses pengunjung karena tidak adanya papan tempat menempel. 5 poster disebar merata pada lima lokasi rumah makan, yaitu poster nomor 7, 11, 12, 17 dan 18. Rumah makan makan A, B, C, D, E di pasar Anyar Bogor. Poster langsung ditempel pada saat itu juga.
Keterangan : untuk keterangan nomor-nomor poster, dapat dilihat pada Lampiran 1
85
Lampiran 12. Nilai r untuk α 0.05 dapat dilihat pada Tabel 22. Angka kritik nilai r untuk α 0.05 dan 0.01 Derajat kebebasan (df) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
5%
1%
0.997 0.950 0.878 0.811 0.754 0.707 0.666 0.632 0.602 0.576 0.553 0.532 0.497 0.497 0.482 0.486 0.456 0.444 0.433 0.423 0.413 0.404 0.396 0.338 0.381 0.374 0.367 0.361 0.355 0.349
1.000 0.990 0.959 0.917 0.874 0.834 0.798 0.765 0.735 0.708 0.684 0.661 0.623 0.623 0.606 0.590 0.575 0.561 0.549 0.537 0.526 0.515 0.505 0.495 0.485 0.478 0.463 0.463 0.456 0.449
Ket * Singarimbun Hal 146
86
Lampiran 13. Hasil Keluaran Program SPSS untuk Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 13.1. Hasil Keluaran Program SPSS untuk Uji Validitas dan Reliabilitas nomor 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1
nomor 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2
nomor 11 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1
nomor 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2
nomor 13 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1
nomor 14 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1
nomor 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
nomor 16 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 3 2 2 2 1 1 2 1 2 1 3 2 2 2
nomor 17 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2
nomor 18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
87
nomor 20 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
Lampiran 13.2. Daftar Tabulasi Jawaban Uji Reliabilitas Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Hasil pengujian pertama 24 30 21 23 22 26 27 29 21 24 23 25 27 32 30 22 21 24 23 22 24 25 27 29 30 22 27 24 25 23
Hasil pengujian kedua 23 30 20 24 22 25 27 28 21 24 23 25 26 30 30 22 21 24 22 22 24 24 28 30 30 22 25 24 26 23
88
Lampiran 13.3. Uji Validitas Kuesioner dengan Program SPSS *** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ***R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. NOMOR6 1,4000 ,4983 30,0 2. NOMOR10 1,5000 ,5085 30,0 3. NOMOR11 1,4333 ,5040 30,0 4. NOMOR12 1,2000 ,4068 30,0 5. NOMOR13 1,4667 ,5074 30,0 6. NOMOR14 1,3667 ,4901 30,0 7. NOMOR15 1,5333 ,5074 30,0 8. NOMOR16 1,6333 ,6149 30,0 9. NOMOR17 2,3667 ,4901 30,0 10. NOMOR18 2,7333 1,3880 30,0 11. NOMOR20 2,8000 ,4068 30,0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 19,4333 17,2195 4,1496 11
Item-total Statistics Scale Mean if Item Deleted NOMOR6 NOMOR10 NOMOR11 NOMOR12 NOMOR13 NOMOR14 NOMOR15 NOMOR16 NOMOR17 NOMOR18 NOMOR20
18,0333 17,9333 18,0000 18,2333 17,9667 18,0667 17,9000 17,8000 17,0667 16,7000 16,6333
Reliability Coefficients N of Cases = 30,0 Alpha = ,8194
Scale Variance if Item Deleted 15,0678 14,2713 15,5172 15,7713 14,8609 15,2368 14,0931 14,7862 15,4437 8,8379 15,4816
Corrected ItemTotal Correlation ,4921 ,7000 ,3647 ,3970 ,5371 ,4554 ,7531 ,4346 ,3986 ,7822 ,4911
Alpha if Item Deleted ,8056 ,7893 ,8148 ,8134 ,8020 ,8084 ,7851 ,8095 ,8124 ,8011 ,8078
N of Items = 11
89
Lampiran 13.4. Uji Reliabilitas Kuesioner Correlations
Spearman's rho
pengujian I
pengujian II
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
pengujian I pengujian II 1,000 ,975** , ,000 30 30 ,975** 1,000 ,000 , 30 30
**. Correlation is significant at the .01 level (2-tailed).
Keterangan : Dari Tabel hasil uji reliabilitas repetitive measurement diatas dapat dilihat bahwa besarnya korelasi antara pengukuran pertama dengan pengukuran kedua adalah 0.975. Nilai probabilitas Sig (2 tailed) adalah 0.000 (< 0.05), berarti alat abney level yang digunakan reliabel dan siap untuk digunakan pada kegiatan pengambilan data.
90
Lampiran 14. Hasil Evaluasi Responden terhadap Poster No Judul poster 1 Jangan menjual bahan berbahaya ini untuk pangan 2
Waspada!!!
3
Cegah kontaminasi mikroba dari karyawan Baca label!!! Sebelum anda membeli produk pangan dalam kemasan Awas pencemaran melalui serangga dan hewan kotor lainnya Jangan gunakan bahan tambahan yang dilarang untuk pangan Perlakukan tempat sampah dengan benar Perhatikan suhu pada saat menyimpan pangan
4 5 6 7 8
9 10 11
12
Waspada!!! Pangan menjadi tidak aman dikonsumsi karena cemaran berbahaya Gunakan BTP (Bahan Tambahan Pangan) dengan takaran yang tepat Salah!!! Jauhkan bahan makanan yang mentah dengan yang matang Jauhkan serangga, hewan peliharaan dan hewan liar dari makanan
Evaluasi Istilah ilmiah yang digunakan pada poster hanya dipahami golongan tertentu (5 responden) Terlalu banyak tulisan dan gambar, ukuran tulisan sangat kecil, tidak bisa dilihat dari jarak jauh (3 responden) Kombinasi warnanya terlalu sederhana (3 responden) Illustrasi gambar terlalu sederhana (5 responden) Illustrasi gambar bahan pangan kurang jelas (1responden) tapi dari tulisan pesan bisa dipahami maksudnya. Istilah kimia kurang bisa dipahami ( 2 responden) Bagus dan menarik (3 responden) Suhu yang tertulis menggunakan derajat Celsius (oC) sementara pada proses pemasakan makanan jarang sekali produsen yang menggunakan termometer (4 responden) Gambar terlalu ilmiah, kurang menarik dan hanya dapat diketahui oleh golongan orang tertentu (4 responden) Terlalu banyak kata-kata (pesan tidak singkat), gambar kecil dan kurang jelas (1 responden) Istilah kimia yang digunakan kurang tepat, sebaiknya BTP menggunakan nama umum yang dikenal dipasaran (2 responden) Illustrasi gambar kurang jelas menggambarkan kalau bahan pangan, sebaiknya diberi keterangan dengan tulisan bahan pangan apa (1 responden) Warna terlalu terang (kuning cerah), tapi gambar menarik dan pesan telah tersirat dari gambar (7 responden) Penggunaan tanda silang membingungkan responden, penggunaan tulisan ”SALAH” lebih mudah dipahami (1responden)
91
Lampiran 14. Hasil Evaluasi Responden terhadap Bahasa dan Tingkat Pemahaman Responden terhadap Poster (Lanjutan) No Judul Evaluasi poster 13 Hindari produk pangan dalam Sebaiknya diberi keterangan dimana kemasan dari serangan tikus sebaiknya menyimpan produk pangan dan hewan lainnya dalam kemasan tersebut, dan kenapa contoh produk hanya susu (1 responden) 14 Simpan produk susu pada Tidak memahami istilah “susu steril” dan suhu yang benar “susu pasteurisasi” (8 responden) 15 Tangani telur secara hati-hati Adanya penggunaan nama ilmiah, bakteri dan masak sampai matang Salmonella banyak responden tidak pada suhu yang benar mengetahui bahaya dari bakteri tersebut dapat menimbulkan foodborne disease. Adanya batasan suhu (oC) sangat sulit menerangkan sampai seberapa lamakah telur dimasak untuk mencapai suhu 72oC (8 responden) 16 Persyaratan untuk industri Penggunaan gambar illustrasi produk rumah tangga pangan dodol, mengesankan bahwa dodol saja yang termasuk produk IRTP, padahal banyak produk IRTP lainnya. Pihak supermarket menanyakan kenapa menyebutkan nama produk ”dodol” apakah sarana promosi suatu produk dodol (1 responden) 17 Bakteri!!! Musuh tak terlihat 18 Menjaga kebersihan adalah cara paling utama untuk menghindari bakteri Suhu dalam derajat Celsius (oC), 19 Kendalikan bakteri dengan aplikasi suhu dan waktu yang penggunaan istilah susu steril dan susu benar pasteurisasi tidak dipahami (8 responden) Penggunaan freezer, refrigerator tidak 20 Dinginkan pangan secepat mungkin untuk menghindari dipahami (4 responden) tumbuhnya bakteri
92
Lampiran 15. Deskrispsi Kegiatan yang Dilaksanakan Direktorat SPKP untuk Kegiatan Mempromosikan Keamanan Pangan Lampiran 15.1. Deskrispsi Kegiatan yang Dilaksanakan Direktorat SPKP untuk Kegiatan Mempromosikan Keamanan Pangan 1. Pengadaan Bahan Pustaka Bahan-bahan pustaka tersebut diperoleh dengan pembelian untuk buku atau berlangganan serta tukar menukar untuk buletin dan jurnal. Jumlah pustaka Keamanan Pangan di Direktorat SPKP yang tercatat berjumlah 156 judul buku dan sekitar 140 judul buku lainya belum terdaftar di perpustakaan Direktorat SPKP. Telah menerbitkan sebanyak 47 judul buku dan terdapat 12 jenis kategori jurnal dan majalah. Nama judul buku yang diterbitkan dan jurnal yang terdapat pada perpustakaan Direktorat SPKP dapat dilihat pada Lampiran 15.2 2. Penerbitan Buletin Keamanan Pangan Buletin Keamanan Pangan diterbitkan dengan pesan utama berupa keamanan pangan secara berkesinambungan setiap enam bulan sekali sejak tahun 2002. 3. Pembuatan dan Pencetakan Materi Promosi Keamanan Pangan Sudah dicetak sebanyak 20 judul poster dan 20 judul leaflet. Poster dan leaflet tersebut didistribusikan ke instansi terkait seperti Balai Besar / Balai POM, instansi pemerintah daerah, Puskesmas, ritel, serta masyarakat umum pada saat pameran. 4. Pembuatan Komik Mengenai Keamanan Pangan Direktorat SPKP dengan dukungan dana dari WHO telah membuat 4 buah buku komik bergambar untuk anak-anak. 5. Pembuatan Kalender Keamanan Pangan Kalender tahun 2005 dengan pesan keamanan pangan telah dibuat sebagai suplemen dalam buletin keamanan pangan pada akhir tahun 2004. 6. Distribusi Compact Disc (CD) Poster Keamanan Pangan Participatory Multi Level Food Safety Campaign adalah suatu kegiatan kampanye tentang Keamanan Pangan dalam bentuk CD yang dirancang dengan melalui penggalangan partisipasi setiap orang, instansi, industri, asosiasi dan stake holder lainnya untuk bersama-sama mendiseminasikan pesan keamanan pangan. 7. Desain Strategi Komunikasi Keamanan Pangan Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, dengan bantuan tenaga ahli : (1) Yanefri Bachtiar; (2) Risang Rimbaatmaja dan (3) Lien Herlina, telah mengembangkan konsep mengenai Strategi Komunikasi Keamanan Pangan dalam rangka mengefektivkan program promosi keamanan pangan.
93
8. Pelatihan Strategi Komunikasi Keamanan Pangan Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan telah melakukan upaya peningkatan kompetensi petugas dalam melakukan promosi keamanan pangan. Pelatihan ini diikuti petugas Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen (SERLIK) dari Balai Besar/Balai POM serta peserta dari pusat/Badan POM. 9. Jejaring Promosi Keamanan Pangan Jejaring Promosi Keamanan Pangan yang merupakan sarana komunikasi antar instansi terkait dibidang Pengawasan Keamanan Pangan (PKP) mempunyai aktivitas menindak lanjuti hasil-hasil kajian komunikasi resiko dalam kaitannya dengan monitoring keamanan pangan terpadu. Sekretariat JPKP berlokasi di Badan POM dan terbentuk sejak tanggal 17 Februari 2004. 10. Pameran Keamanan Pangan Selama tahun 2004 Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan telah berpartisipasi dalam 8 (delapan) kali pameran yang berkaitan dengan keamanan pangan, pameran tersebut umumnya diadakan 2-6 hari. 11. Promosi Keamanan Pangan melalui Radio Pada tahun 2004 Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan merintis upaya promosi keamanan pangan melalui siaran di radio yang membahas topik-topik yang berkaitan dengan keamanan pangan. Siaran radio yang dilakukan antara lain di radio SPFM (Suara Pembangunan FM), PRO 2 FM Jakarta, dan secara rutin di D’Radio 103. 4 FM. 12. Majalah Dinding Majalah dinding yang memuat informasi keamanan pangan telah terbit sejak bulan Juni 2004 di panel majalah dinding yang terletak di Gedung F lantai 2. Majalah dinding ini diterbitkan setiap bulan sebagai sarana tukarmenukar informasi, terutama di kalangan Deputi III, dan juga bagi tamu yang hadir di lingkungan Deputi III. 13. Penyuluhan Keamanan Pangan bagi Guru Sekolah Penyuluhan keamanan pangan juga dilakukan kepada guru sekolah mengingat mereka mengajar, berinteraksi dan menjadi teladan bagi murid-muridnya. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan telah melakukan penyuluhan di beberapa sekolah di DKI. 14. Seminar – seminar Staf Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan juga telah berperan serta aktif sebagai pembicara/instruktur di luar lingkup Badan POM RI. Partisipasi ini adalah sebagai upaya promosi keamanan pangan sekaligus mensosialisasikan kegiatan Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan di luar Badan POM RI.
94
Lampiran 15. 2. Judul Buku yang Diterbitkan Direktorat dan Jurnal Langganan yang ada di Perpustakaan Judul
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Kebijakan dan Program Nasional Keamanan Pangan Industri Rumah Tangga Pengetahuan Bahan Pangan Mikrobiologi Pangan Prinsip Pengawetan dan Pengolahan Pangan Pengemasan, Penyimpanan, dan Pelabelan Higiene dan Sanitasi Pengolahan Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Industri Rumah Tangga Tujuh Alat Bantu untuk Program Peningkatan Mutu Teknologi Pengolahan Pangan Contoh Kasus Keberhasilan Program Perbaikan Mutu Mikroba Patogen Pengeringan Bahan Pangan Sistem Jaminan Mutu Pangan Mutu Pangan Analisis Mutu Pangan Perencanaan, Pengadaan, Peningkatan Mutu Teknik Presentasi Manajemen dan Evaluasi Pelatih Klasifikasi Bahan Pangan Berdasarkan Risiko Pangannya Pengendalian Keamanan Pangan Pengetahuan Bahan Pangan Hewani Keamanan Pangan Good Practice dalam Rantai Pangan Sertifikasi Produksi Pangan Pedoman Pemeriksaan Sarana Produksi IRTP Peraturan di Bidang Pangan Bahan Tambahan Pangan Dasar Komunikasi dan Penyuluhan Pengembangan Usaha Keputusan Kepala Badan No. HK.00.05.5.1639 Keputusan Kepala Badan No. HK. 00.05.5.1640 Keputusan Kepala Badan No. HK. 00.05.5.1641 insip Analisis Risiko insip Kajian Risiko Mikrobiologis secara Kualitatif insip Kajian Risiko Mikrobiologis secara Kuantitatif Kajian Kuantitatif terhadap Risiko Mikrobiologis : Listeria monocytogenes pada Ikan Asap
95
Kajian Kuantitatif terhadap Risiko Mikrobiologis : Kontaminasi Silang Campylobacter jejuni pada Pangan Siap Santap Melalui Permukaan Peralatan Pengolahan Lampiran 15. 2. Judul Buku yang Diterbitkan Direktorat dan Jurnal Langganan yang ada di Perpustakaan (Lanjutan) Judul
No
Kajian Risiko Bahan Tambahan Pangan : Studi Kasus Penggunaan Pemanis Aspartam plikasi Kajian Risiko. Keamanan Pangan 41 42 43 44 45 46 47 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bahaya Jajan Sembarangan Higiene Karyawan Pemberantasan Hama, Sanitasi, Tempat, dan Peralatan Penanganan dan Penyimpanan Bahan Pangan Piagam Bintang Satu untuk Keamanan Pangan Piagam Bintang Dua untuk Keamanan Pangan Piagam Bintang Tiga untuk Keamanan Pangan Nama Jurnal dan Buletin yang ada di Perpustakaan Direktorat SPKP Info Konsumen (majalah) Food Industri Asia pasific Food Pasific Manufacturing Food Ingredients Food Industry Food and baverage Farmacia International Food Ingredients Jurnal Teknologi Pangan Jurnal Mikrobiologi Indonesia Tekno Pangan Agroindustri Seameo Tromed RCCN – UI
96
Lampiran 16. Hasil Perhitungan Chi square dengan SPSS untuk Gender Lampiran 16. 1. Output hasil uji Chi Square jenis kelamin responden dengan pendapat mereka mengenai kegiatan promosi yang sebaiknya dilakukan GENDER * KEG Crosstabulation
GENDER laki-laki
2
Total
Chi-Square Tests
KEG Mengenalkan secara Pemberitahua Ajakan untuk langsung, n melalui menjaga KP peragaan media massa dengan pada acara2 secara terus pemberian tertentu menerus hadiah Count 38 26 3 % within GENDER 56,7% 38,8% 4,5% % of Total 23,8% 16,3% 1,9% Count 60 25 8 % within GENDER 64,5% 26,9% 8,6% % of Total 37,5% 15,6% 5,0% Count 98 51 11 % within GENDER 61,3% 31,9% 6,9% % of Total 61,3% 31,9% 6,9%
Value 3,088a 3,115
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Total 67 100,0% 41,9% 93 100,0% 58,1% 160 100,0% 100,0%
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) ,214 ,211
1
,713
df
,136 160
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,61.
Symmetric Measures
Nominal by NomContingency Coef N of Valid Cases
Value Approx. Sig ,138 ,214 160
a.Not assuming the null hypothesis. b.Using the asymptotic standard error assuming the
Lampiran 16. 2. Output hasil uji Chi Square jenis kelamin responden dengan pengetahuan mereka akan keberadaan badan pengawas obat dan makanan Republik Indonesia GENDER * TAHU Crosstabulation
Chi-Square Tests
TAHU ya GENDER
laki-laki
2
Total
Count % within GENDER % of Total Count % within GENDER % of Total Count % within GENDER % of Total
tidak
52 77,6% 32,5% 68 73,1% 42,5% 120 75,0% 75,0%
Total
15 22,4% 9,4% 25 26,9% 15,6% 40 25,0% 25,0%
67 100,0% 41,9% 93 100,0% 58,1% 160 100,0% 100,0%
Pearson Chi-Square a Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value ,419b ,214 ,423
,417
1 1 1
Asymp. Sig. (2-sided) ,517 ,644 ,516
1
,519
df
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
,581
,323
160
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16,75.
Symmetric Measures
Nominal by Nominal N of Valid Cases
Contingency Coefficient
Value ,051 160
Approx. Sig. ,517
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Lampiran 16. 3. Output hasil uji Chi Square jenis kelamin dengan pengetahuan adanya kampanye penyebarluasan poster KP Chi-Square Tests
GENDER * TEMPEL Crosstabulation TEMPEL ya tidak GENDER laki-laki Count 57 10 % within GENDE 85,1% 14,9% % of Total 35,6% 6,3% 2 Count 70 23 % within GENDE 75,3% 24,7% % of Total 43,8% 14,4% Total Count 127 33 % within GENDE 79,4% 20,6% % of Total 79,4% 20,6%
Total 67 100,0% 41,9% 93 100,0% 58,1% 160 100,0% 100,0%
Pearson Chi-Squa a Continuity Correcti Likelihood Ratio Fisher's Exact Tes Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 2,287b 1,728 2,352
df
2,273
1 1 1
1
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (2-sided) (2-sided) (1-sided) ,130 ,189 ,125 ,166 ,093 ,132
160
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected 13,82.
Symmetric Measures
Nominal by Nominal N of Valid Cases
Contingency Coefficient
Value ,119 160
Approx. Sig. ,130
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
97
Lampiran 16. 4. Output hasil uji Chi Square jenis kelamin responden dengan tingkat pemahaman mereka terhadap pesan yang disampaikan pada poster GENDER * PAHAM Crosstabulation
Chi-Square Tests
PAHAM
GENDER
laki-laki
2
Total
Count % within GENDER % of Total Count % within GENDER % of Total Count % within GENDER % of Total
bisa memahami 47 70,1% 29,4% 65 69,9% 40,6% 112 70,0% 70,0%
cukup 18 26,9% 11,3% 23 24,7% 14,4% 41 25,6% 25,6%
tidak mengerti 2 3,0% 1,3% 5 5,4% 3,1% 7 4,4% 4,4%
Value ,579a ,601
Total 67 100,0% 41,9% 93 100,0% 58,1% 160 100,0% 100,0%
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) ,749 ,740
1
,768
df
,087 160
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,93.
Symmetric Measures
Nominal by Nominal N of Valid Cases
Value ,060 160
Contingency Coefficient
Approx. Sig. ,749
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Lampiran 16. 5. Output hasil uji Chi Square jenis kelamin responden dengan kondisi mereka setelah melihat poster Pesan Keamanan Pangan GENDER * KONDISI Crosstabulation
sadar GENDER
laki-laki
2
Total
Count % within GENDER % of Total Count % within GENDER % of Total Count % within GENDER % of Total
tahu
1 1,5% ,6% 13 14,0% 8,1% 14 8,8% 8,8%
19 28,4% 11,9% 30 32,3% 18,8% 49 30,6% 30,6%
KONDISI tertarik 13 19,4% 8,1% 13 14,0% 8,1% 26 16,3% 16,3%
memahami 17 25,4% 10,6% 11 11,8% 6,9% 28 17,5% 17,5%
meyakini 17 25,4% 10,6% 26 28,0% 16,3% 43 26,9% 26,9%
Contingency Coefficient
67 100,0% 41,9% 93 100,0% 58,1% 160 100,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
Nominal by Nominal N of Valid Cases
Total
Value ,264 160
Approx. Sig. ,017
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 12,017a 13,643 2,898
4 4
Asymp. Sig. (2-sided) ,017 ,009
1
,089
df
160
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,86.
Lampiran 16. 6. Output hasil uji Chi Square jenis kelamin responden dengan pendapat mereka mengenai mudah atau tidaknya pesan keamanan itu dilaksanakan GENDER * DILAKUKN Crosstabulation
GENDER
laki-laki
2
Total
Count % within GENDER % of Total Count % within GENDER % of Total Count % within GENDER % of Total
mudah 30 44,8% 18,8% 52 55,9% 32,5% 82 51,3% 51,3%
Chi-Square Tests
DILAKUKN sedang 34 50,7% 21,3% 34 36,6% 21,3% 68 42,5% 42,5%
tidak 3 4,5% 1,9% 7 7,5% 4,4% 10 6,3% 6,3%
Total 67 100,0% 41,9% 93 100,0% 58,1% 160 100,0% 100,0%
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 3,366a 3,377 ,680
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) ,186 ,185
1
,410
df
160
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,19.
Symmetric Measures
Nominal by Nominal N of Valid Cases
Contingency Coefficient
Value ,144 160
Approx. Sig. ,186
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
98
Lampiran 16. 7. Output hasil uji Chi Square jenis kelamin responden dengan umpan balik mereka setelah mengintepretasikan poster pesan keamanan pangan GENDER * UMPBLK Crosstabulation
tetap seperti sedia kala GENDER laki-laki Count 1 % within GENDER 1,5% % of Total ,6% 2 Count 8 % within GENDER 8,6% % of Total 5,0% Total Count 9 % within GENDER 5,6% % of Total 5,6%
UMPBLK meyakini benar tapi belum melaksan akan 37 55,2% 23,1% 53 57,0% 33,1% 90 56,3% 56,3%
Chi-Square Tests
melakukan tindakan 29 43,3% 18,1% 32 34,4% 20,0% 61 38,1% 38,1%
Total 67 100,0% 41,9% 93 100,0% 58,1% 160 100,0% 100,0%
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 4,326a 4,961 2,980
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) ,115 ,084
1
,084
df
160
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,77.
Symmetric Measures
Nominal by Nominal N of Valid Cases
Contingency Coefficient
Value ,162 160
Approx. Sig. ,115
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Lampiran 16. 8. Output hasil uji Chi Square jenis kelamin responden dengan alasan mereka tidak bisa menjalankan apa yang tertulis dalam poster Chi-Square Tests
GENDER * ALASAN Crosstabulation ALASAN keuangan merepotkan terbatas terburu-buru (malas) 1 6 22 1,5% 9,0% 32,8% ,6% 3,8% 13,8% 5 17 30 5,4% 18,3% 32,3% 3,1% 10,6% 18,8% 6 23 52 3,8% 14,4% 32,5% 3,8% 14,4% 32,5%
GENDER laki-laki Count % within GENDE % of Total 2 Count % within GENDE % of Total Total Count % within GENDE % of Total
kondisi tidak memungkink an 38 56,7% 23,8% 41 44,1% 25,6% 79 49,4% 49,4%
Total 67 100,0% 41,9% 93 100,0% 58,1% 160 100,0% 100,0%
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 5,184a 5,499 4,803
Contingency Coefficient
Value ,177 160
Asymp. Sig. (2-sided) ,159 ,139
1
,028
160
a. 2 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,51.
Symmetric Measures
Nominal by Nominal N of Valid Cases
3 3
df
Approx. Sig. ,159
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
99
Lampiran 16. 9. Output hasil uji Chi Square jenis kelamin responden dengan sikap mereka menyebarluaskan pesan keamanan pangan kepada orang lain GENDER * PROMOSI Crosstabulation
GENDER
laki-laki
2
Total
Chi-Square Tests
PROMOSI ya tidak 64 3 95,5% 4,5% 40,0% 1,9% 82 11 88,2% 11,8% 51,3% 6,9% 146 14 91,3% 8,8% 91,3% 8,8%
Count % within GENDER % of Total Count % within GENDER % of Total Count % within GENDER % of Total
Total 67 100,0% 41,9% 93 100,0% 58,1% 160 100,0% 100,0%
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 2,635b 1,795 2,841
2,619
1 1 1
Asymp. Sig. (2-sided) ,105 ,180 ,092
1
,106
df
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
,156
,088
160
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,86.
Symmetric Measures
Nominal by Nominal N of Valid Cases
Value ,127 160
Contingency Coefficient
Approx. Sig. ,105
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Lampiran 16. 10. Output hasil uji Chi Square jenis kelamin responden dengan pendapat mereka tentang Keamanan Pangan GENDER * PENDPAT Crosstabulation
GENDER
laki-laki
2
Total
Count % within GENDER % of Total Count % within GENDER % of Total Count % within GENDER % of Total
tidak penting 1 1,5% ,6% 8 8,6% 5,0% 9 5,6% 5,6%
PENDPAT masih ada hal yang lebih penting 19 28,4% 11,9% 30 32,3% 18,8% 49 30,6% 30,6%
sangat penting 47 70,1% 29,4% 55 59,1% 34,4% 102 63,8% 63,8%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 4,433a 5,073 3,570
Total 67 100,0% 41,9% 93 100,0% 58,1% 160 100,0% 100,0%
Symmetric Measures
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) ,109 ,079
1
,059
df
160
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,77.
Nominal by Nominal N of Valid Cases
Contingency Coefficient
Value ,164 160
Approx. Sig. ,109
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
100