SOSIALISASI PERATURAN KEPALA BADAN POM BIDANG PANGAN 2011 DIREKTUR STANDARDISASI PRODUK PANGAN BADAN POM RI
1 Maret 2012 1
LIST PERATURAN 1. Peraturan Kepala Badan POM No.HK.03.1.23.11.11.09605 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala BPOM No.HK.00.06.51.0475 Tahun 2005 tentang Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan 2. Peraturan Kepala Badan POM No.HK.03.1.23.11.11.09909 Tahun 2011 tentang Pengawasan Klaim Dalam Label Dan Iklan Pangan Olahan 3. Peraturan Kepala Badan POM No.HK.03.1.23.11.11.09657 Tahun 2011 Tentang Persyaratan Penambahan Zat Gizi Dan Zat Non Gizi Dalam Pangan Olahan 4. Pangan Produk Rekayasa Genetik 2
1. Peraturan Kepala BPOM No. HK.03.1.23.11.11.09605 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala BPOM No. HK.00.06.51.0475 Tahun 2005 tentang Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan
Informasi Nilai Gizi
11
FORMAT UMUM : INFORMASI NILAI GIZI Takaran saji ……. (URT) ......... (g/ml) Jumlah Sajian per Kemasan : …….
Format Tabular/Horizontal
JUMLAH PER SAJIAN Energi Total … kkal
Energi dari Lemak ... kkal Energi dari Lemak jenuh ... kkal
Lemak Total Lemak Jenuh Lemak tidak jenuh tunggal Lemak tidak jenuh ganda Lemak trans Kolesterol Protein Karbohidrat Total Serat pangan Serat pangan larut
…. g …. g …. g …. g …. g …. mg …. g …. g …. g …. g
% AKG * …….. % ……… %
…….. ....….. …….. ……..
% % % %
Serat pangan tidak larut …. g Gula …. g Gula alkohol …. g Karbohidrat lain .... g Natrium Kalium Vitamin A Vitamin C Vitamin lain Kalsium Zat Besi Mineral lain
…. mg …. mg
Takaran saji … (g ) Jumlah saji per kemasan:.. Energi Total .. kkal Energi dari lemak . …..kkal
Vitamin A Vitamin B6 Kalsium Magnesium
…% …% …% …%
Jumlah persajian %AKG* Karbohidrat total ...g ...% Serat …g ...% Gula ….g Natrium …mg ...% Vitamin C …% Vitamin D …% Besi …% Iodium …%
*Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2000 kkal. Kebutuhan energi anda mungkin lebih tinggi atau lebih rendah.
…….. % …….. % …….. …….. …….. …….. …….. ……..
% % % % % %
•Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2000 kkal. Kebutuhan energi anda mungkin lebih tinggi atau lebih
12
INFORMASI NILAI GIZI
Jumlah per sajian %AKG* Lemak Total … g …% Lemak jenuh…g ...% Kolesterol…mg ...% Protein …g ...%
Informasi Nilai Gizi
Format linier INFORMASI NILAI GIZI Takaran saji : ... sachet, Jumlah saji per kemasan :.. : JUMLAH PER SAJIAN : Energi total …kkal, Energi dari lemak ….kkal, Lemak Total …g (….% AKG), Lemak Jenuh ….g ( …% AKG ), Kolesterol …g ( ….% AKG), Protein …..g (...% AKG), Karbohidrat total …..g ( ...% AKG), Serat …g (…% AKG), Gula ….g, Natrium …g (…% AKG), Kalium …g (…% AKG), Vitamin A (….% AKG), Vitamin C (….%AKG), Vitamin D (….%AKG), Kalsium (…% AKG), Besi (….% AKG). Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2000 kkal. Kebutuhan energi anda mungkin lebih tinggi atau lebih rendah.
Pencantuman ING tidak wajib, tetapi jika:
Disertai pernyataan bahwa pangan mengandung vitamin, mineral, klaim
dipersyaratkan berdasarkan ketentuan: Fortifikasi wajib Pangan tertentu
Informasi Nilai Gizi
13
Peraturan ini Merupakan sebelumnya.
amandemen
dari
peraturan
Materi yang direvisi : Format Informasi Nilai Gizi dan Informasi Nilai Gizi untuk Formula Bayi.
Materi yang ditambahkan : Batas Toleransi Hasil Analisis Zat Gizi.
Informasi Nilai Gizi
14
Batas Toleransi Hasil Analisis Zat Gizi
Batas toleransi hasil analisis zat gizi adalah nilai kisaran yang dapat diterima dari hasil analisis zat gizi dibandingkan dengan nilai yang dicantumkan pada informasi nilai gizi. Nilai pada label (ING) Batas toleransi
Informasi Nilai Gizi
15
Persyaratan 1.
Untuk semua pangan: energi, lemak, lemak jenuh, kolesterol, asam lemak trans, gula dan natrium, tidak boleh lebih dari 120% dari nilai yang tercantum pada informasi nilai gizi. Batas atas Lemak jenuh : 6 g/100 g (ING)
contoh:
Hasil analisa: - 8 g/100 g TMS (133%) - 7 g/100 g MS (116%) Informasi Nilai Gizi
16
Persyaratan 2.
Pangan Olahan Wajib Fortifikasi, Pangan Olahan yang Mencantumkan Klaim dan Pangan Olahan Tertentu Hasil analisis zat gizi sekurang-kurangnya sama dengan nilai yang tercantum dalam informasi nilai gizi (≥ 100%). Kecuali diatur dalam Peraturan lain.
contoh: Kalsium : 100 mg/saji (ING) Takaran saji 100 g
Hasil analisa: -120 mg/100 g MS (120%) - 90 mg/100 g TMS (90%) Informasi Nilai Gizi
17
Persyaratan 3. Pangan olahan yang mencantumkan ING secara sukarela Hasil analisis zat gizi sekurang-kurangnya 80% dari nilai yang tercantum dalam informasi nilai gizi. contoh:
Vitamin C : 60 mg/100 g (ING)
Hasil analisa: - 50 mg/100 g MS (83%) - 45 mg/100 g TMS (75%)
Informasi Nilai Gizi
18
Grace Period
Pangan Olahan yang telah beredar harus menyesuaikan dalam waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak Peraturan ini diundangkan.
Informasi Nilai Gizi
19
2. Peraturan Kepala Badan POM No. HK.03.1.23.11.11.09909 Tahun 2011 tentang Pengawasan Klaim Dalam Label Dan Iklan Pangan Olahan
Klaim
20
Revisi dari Peraturan Kepala Badan POM Nomor HK. HK.00.05.52.0685 Tahun 2005 tentang Ketentuan Pokok Pengawasan Pangan Fungsional Jenis klaim yang diizinkan untuk digunakan pada label dan iklan pangan terdiri dari: klaim kandungan gizi klaim perbandingan zat gizi klaim fungsi zat gizi Klaim fungsi lain klaim penurunan risiko penyakit klaim indeks glikemik
Klaim
21
Penetapan klaim pada label dan iklan pangan memperhatikan : a. jenis, jumlah dan peranan zat gizi atau komponen pangan; b. jenis pangan; c. jumlah pangan yang wajar dikonsumsi sehari; d. pola konsumsi gizi seimbang; e. keadaan kesehatan masyarakat.
Produk pangan yang mencantumkan klaim, per saji harus memenuhi persyaratan tidak lebih dari 13 g lemak total, 4 g lemak jenuh, 60 mg kolesterol atau 480 mg natrium. Klaim
22
Klaim kandungan zat gizi dan klaim perbandingan zat gizi yang diizinkan adalah yang terkait dengan energi, protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral, serta turunannya yang telah ditetapkan dalam Acuan Label Gizi (ALG).
Pangan yang secara alami rendah atau bebas dari zat gizi atau komponen pangan tertentu tidak boleh memuat klaim yang terkait dengan zat gizi atau komponen pangan tersebut. Klaim
23
Klaim Indeks Glikemik Definisi Indeks Glikemik (IG) : Nilai yang mencerminkan laju peningkatan kadar glukosa darah setelah mengonsumsi pangan yang mengandung karbohidrat. Semakin tinggi IG maka semakin tinggi kadar glukosa darah setelah pangan dikonsumsi. Kenaikan kadar glukosa darah tidak semata ditentukan oleh IG tetapi juga oleh jumlah karbohidrat yang dikonsumsi (beban glikemik/glycemic load).
Klaim
24
Klaim Indeks Glikemik
Kategori indeks Nilai Indeks glikemik glikemik tinggi > 70 sedang (intermediate) 55-70 rendah < 55
Klaim
25
Klaim Indeks Glikemik Persyaratan : Pangan harus memenuhi : mengandung karbohidrat tersedia sekurang-kurangnya 40 gram per saji. jenis karbohidrat tersedia tidak termasuk serat pangan.
Nilai indeks glikemik pangan harus dibuktikan dengan dokumen hasil analisis.
Dokumen hasil analisis diterbitkan oleh institusi yang terakreditasi.
Klaim
26
Klaim Indeks Glikemik Subjek penelitian
Pangan yang diperuntukkan bagi penyandang diabetes. Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui indeks glikemik pangan pada penyandang diabetes melitus tipe 2.
Pangan yang diperuntukkan bagi orang normal. Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui indeks glikemik pangan pada orang normal.
Klaim
27
Larangan
Pangan untuk bayi tidak boleh mencantumkan klaim.
Pangan untuk anak usia 1-3 tahun tidak boleh mencantumkan klaim fungsi lain dan klaim penurunan risiko penyakit. (hanya boleh mencantumkan klaim kandungan, klaim perbandingan zat gizi dan klaim fungsi zat gizi)
Klaim
28
Larangan
Klaim tidak boleh : memuat pernyataan bahwa konsumsi pangan tersebut dapat memenuhi kebutuhan semua zat gizi esensial, dan/atau; memanfaatkan ketakutan konsumen. menyebabkan konsumen mengkonsumsi suatu jenis pangan secara berlebihan, dan/atau; menggambarkan bahwa suatu zat gizi atau komponen lain dapat mencegah, mengobati atau menyembuhkan penyakit. Klaim
29
Sejalan dengan perkembangan Iptek, Komponen /Klaim Baru akan muncul.
Komponen dan/atau klaim baru dapat diajukan kepada Kepala Badan untuk dilakukan pengkajian.
Pengkajian dilakukan oleh Badan POM dan Tim Pakar, Kajian Dit. SPP.
Klaim
30
Grace Period
Pangan Olahan yang telah beredar harus menyesuaikan dalam waktu paling lama 18 (delapan belas) bulan sejak Peraturan ini diundangkan.
Klaim
31
3. Peraturan Kepala Badan POM No. HK.03.1.23.11.11.09657 Tahun 2011 Tentang Persyaratan Penambahan Zat Gizi Dan Zat Non Gizi Dalam Pangan Olahan
Zat Gizi dan Non Gizi
32
Revisi dari Peraturan Kepala Badan POM Nomor HK.00.05.1.52.3572 Tahun 2008 tentang Penambahan Zat Gizi dan Non Gizi Dalam Produk Pangan.
Zat Gizi dan Zat Non Gizi yang diatur terdiri atas: a. Asam Dokosaheksaenoat (Docosahexaenoic Acid/DHA); b. Asam Arakidonat (Arachidonic Acid/ARA); c. Lutein; d. Sphingomyelin; dan e. Gangliosida Zat Gizi dan Non Gizi
33
PERSYARATAN Sumber Bahan baku DHA dan ARA :
1. minyak ikan, berupa: a. Sediaan Minyak DHA; dan b. Sediaan Serbuk DHA. 2. minyak sel tunggal, berupa: a. Sediaan Minyak DHA; dan b. Sediaan Minyak ARA.
Informasi tentang kandungan DHA dan ARA hanya dapat dicantumkan dalam label pada bagian Informasi Nilai Gizi. Harus memenuhi spesifikasi bahan baku yang ditetapkan. Misal:
- karakteristik umum - kandungan - karakteristik kimia - cemaran
Harus dibuktikan dengan sertifikat hasil analisis yang diterbitkan oleh laboratorium pengujian yang terakreditasi. Zat Gizi dan Non Gizi
34
Larangan
menambahkan Lutein, Sphingomyelin, dan Gangliosida pada Formula Bayi dan Formula Lanjutan; dan/atau
mencantumkan dan mengiklankan klaim gizi dan klaim kesehatan tentang DHA dan ARA pada Formula Bayi dan Formula Lanjutan;
Zat Gizi dan Non Gizi
35
Grace Period
Pangan Olahan yang telah beredar harus menyesuaikan dalam waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak Peraturan ini diundangkan.
Zat Gizi dan Non Gizi
36
4. PANGAN PRODUK REKAYASA GENETIK
40
Undang-Undang
Peraturan Pemerintah
Peraturan Presiden
• No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan • Nomor 21 Tahun 2004 tentang Pengesahan Cartagene Protocol on Biosafety to The Convention on Biological Diverity • No. 36 Tahun 2010 tentang Kesehatan • Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan • Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan • Nomor 21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik • Nomor 39 Tahun 2010 tentang Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik (KKH PRG)
30
Keputusan Bersama
• Keputusan Bersama Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan dan Perkebunan, Menteri Kesehatan dan Menteri Negara Pangan dan Hortikultura Nomor 998.1/Kpts/OT.210/9/99; 790.a/Kpts/IX/1999; 1145A/MENKES/SKB/IX/1999; 015A/NmenegPHOR/09/1999 tentang Keamanan Hayati dan Keamanan Pangan Produk Pertanian Hasil Rekayasa Genetik
31
Peraturan Kepala Badan POM
Keputusan Ketua Komisi Keamanan Hayati
• Nomor : HK.00.05.23.3541 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengkajian Keamanan Pangan Produk Rekayasa Genetik
• Nomor : KEP-01/KKH/11/2011 tentang Penetapan Tim Teknis Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik
32
Status
Pangan Produk Rekayasa Genetik yang telah mendapatkan izin edar berjumlah 11 komoditas, yang terdiri dari kedelai (2), jagung (7), tebu (1) dan bahan tambahan pangan (1). Peraturan terkait pelabelan pangan PRG sedang dalam tahap pengesahan (>5%, berdasarkan persentase kandungan Asam Deoksiribonukleat (Deoxyribo Nucleic Acid/DNA) PRG terhadap kandungan Asam Deoksiribonukleat non PRG untuk masing-masing pangan PRG, wajib dilabel). Revisi Pedoman Pengkajian Keamanan Pangan PRG sedang dalam tahap pengesahan.
Keputusan Izin Peredaran Pangan PRG 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.04.1.52.02.11.01383 Tahun 2011 tentang Izin Peredaran Pangan Komoditas Jagung Produk Rekayasa Genetik (PRG) Event MON 89034. (22 Februari 2011) Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.04.1.52.02.11.01384 Tahun 2011 tentang Izin Peredaran Pangan Komoditas Jagung Produk Rekayasa Genetik (PRG) Event NK 603. (22 Februari 2011) Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.04.1.52.04.11.03588 Tahun 2011 tentang Izin Peredaran Pangan Komoditas Kedelai Produk Rekayasa Genetik (PRG) Event GTS 40-3-2. (13 April 2011) Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.04.1.52.04.11.03589 Tahun 2011 tentang Izin Peredaran Pangan Komoditas Kedelai Produk Rekayasa Genetik (PRG) Event MON 89788. (13 April 2011) Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.04.1.52.08.11.07433 Tahun 2011 tentang Izin Peredaran Pangan Komoditas Jagung Produk Rekayasa Genetik (PRG) Event MIR 162. (19 Agustus 2011) Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.04.1.52.08.11.07434 Tahun 2011 tentang Izin Peredaran Pangan Komoditas Jagung Produk Rekayasa Genetik (PRG) Event GA 21. (19 Agustus 2011)
Keputusan Izin Peredaran Pangan PRG 7. Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.04.1.52.09.11.07767 Tahun 2011 tentang Izin Peredaran Pangan Komoditas Jagung Produk Rekayasa Genetik (PRG) Event Bt 11. (12 September 2011) 8. Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.04.1.52.09.11.07768 Tahun 2011 tentang Izin Peredaran Pangan Komoditas Jagung Produk Rekayasa Genetik (PRG) Event MIR 604. (12 September 2011) 9. Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.04.1.5.12.11.10696 Tahun 2011 tentang Izin Peredaran Pangan Produk Rekayasa Genetik (PRG) Ice Structuring Protein (ISP). (30 Desember 2011) 10. Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.04.1.5.12.11.10697 Tahun 2011 tentang Izin Peredaran Pangan Komoditas Tebu Toleran Kekeringan Produk Rekayasa Genetik (PRG) Event NXI-1T. (30 Desember 2011) 11. Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.04.1.5.12.11.10698 Tahun 2011 tentang Izin Peredaran Pangan Komoditas Jagung Produk Rekayasa Genetik (PRG) Event 3272. (30 Desember 2011)
TERIMA KASIH