EFEKTIVITAS KOMUNIKASI BANK INDONESIA SEBAGAI MEDIA PUBLIKASI EKSTERNALDALAM MENYAMPAIKAN INFORMASI TENTANG CIRI-CIRI UANG ASLI
SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata ( S-1) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh : Nama
: Reni Rosvita
NIM
: 04202 – 072
Jurusan
: Public Relations
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
PROGRAM STUDI PUBLIC RELATIONS FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JUDUL : Efektivitas Komunikasi Bank Indonesia sebagai media publikasi Eksternal Bank Indonesia dalam menyampaikan informasi tentang ciri-ciri uang asli. (82 halaman, 8 lampiran; Bibilografi 41 buku)
ABSTRAK Dengan teknologi yang semakin canggih, terutama teknologi komunikasi elektronik, dunia menjadi semakin kecil. Sistem komunikasi satelit, sistem siaran langsung, videotext, surat elektronik, komputer mini, internet dan banyak lagi produk mutakhir yang tidak mungkin diabaikan oleh Humas dalam melakukan kegiatannya. Oleh karena itu, perlu sejak dini mempersiapkan untuk memahami dan menguasai serta memanfaatkan demi kepentingan organisasi.DemikianjugadenganBankIndonesia, dalamkegiatankehumasanmenggunakanteknologi internet, terutama untuk menyampaikan informasi ciri-ciri uang asli. Yang menjadi permasalahan yaitu sebagian besar masyarakat belum menggunakan internet sebagai media komunikasi. Tetapi dilain pihak Bank Indonesia akan terus menggiatkan sosialisasi uang palsu melalui poster atau iklan di berbagai media. Dengan sosialisasi tersebut masyarakat dapat memahami ciri-ciri keaslian uang rupiah dan cara memperlakukan uang secara baik. Sehingga masyarakat dapat berperan dalam mencegah peredaran uang palsu. Dalam konteks tersebut penelilti ingin mengatahui efektivitas komunikasi Bank Indonesia melalui media publikasi eksternal dalam menyampaikan informasi ciri-ciri uang asli.Konsep utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah efektivitas komunikasi dengan menggunakan konsep efektifitas komunikasi Andre Hardjana yang berisikan 6 (enam) variabel yaitu siapa penerima atau pemakai (receiver or user), isi pesan (content), ketepatan waktu (timing), media komunikasi (media), format (format), dan sumber pesan (source). Penelitian ini metode menggunakan metode survey dengan kuesioner. Responden penelitian ini adalah masyarakat yang mengakses website BI dengan jumlah responden sebanyak 98 orang yang dipilih melalui teknik accidental sampling yaitu secara kebetulan saja yang mengakses website BI. Pengukuran terhadap jawaban menggunakan skala Likert.Hasil penelitian menyatakan bahwa Humas BI sebagai sumber pesan (source) telah melakukan sosialisasi (41,8% menjawab sangat setuju), secara persuasif (49,0% setuju), dan dapat meyakinkan masyarakat (28,8% setuju). Media komunikasi (internet/website) yang dipergunakan BI mudah diakses (50,0% setuju), dan sering dilihat responden (55,1% setuju). Ketapatan waktu (timing) dalam menyampaikan pesan dapat cepat diterima oleh masyarakat (33,7% setuju). Format desain Website BI menarik (72,4% setuju) dan responden tertarik melihat untuk mengetahui ciri-ciri uang asli (46,9% setuju), sehingga masyarakat dapat mengerti/paham (46,9% setuju). Masyarakat sebagai penerima/pemakai pesan (receiver/user) menyatakan bertambah pengetahuannya (27,6% sangat setuju dan 31,5% setuju) dan dapat membedakan uang asli dan uang palsu (57,1% sangat setuju), serta peduli terhadap bentuk fisik uang (66,3% sangat setuju). Efektifitas komunikasi Bank Indonesia melalui Media Online (website) www.bi.go.id dalam menyampaikan pesan mengenai ciri-ciri uang asli kepada masyarakat dapat dilihat dalam hasil penerlitian bahwa pesan yang disampaikan Bank Indonesia dapat dipahami dan menjadikan pengetahuan masyarakat untuk dapat membedakan uang asli dengan uang palsu, serta peduli terhadap bentuk fisik uang sehingga masyarakat memperlakukan uang secara baik dan benar.
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Judul
: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI BANK INDONESIA SEBAGAI MEDIA
PUBLIKASI
MENYAMPAIKAN
EKSTERNAL
INFORMASI
TENTANG
DALAM CIRI-CIRI
UANG ASLI Nama
: Reni Rosvita
NIM
: 04202 – 072
Bidang Studi
: Public Relations
Jakarta, Februari 2009
Mengetahui, Pembimbing I
Pembimbing II
(Rosady Ruslan, MM)
(A. Rahman, M.Si)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama
: Reni Rosvita
NIM
: 04202 – 072
Bidang Studi
: Public Relations
Judul
: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI BANK INDONESIA SEBAGAI MEDIA
PUBLIKASI
MENYAMPAIKAN
EKSTERNALDALAM
INFORMASI
TENTANG
CIRI-CIRI
UANG ASLI
Jakarta, Februari 2009
Ketua Sidang Nama : Marhaeni Fajar Kurniawati, S.Sos, M.Si
(...............................)
Penguji Ahli Nama : Farida Hamid, M.Si
(...............................)
Pembimbing I Nama : Rosady Ruslan, MM
(...............................)
Pembimbing II Nama : A. Rahman, M.Si
(...............................)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
LEMBAR PERBAIKAN SIDANG SKRIPSI Nama
: Reni Rosvita
NIM
: 04202 – 072
Bidang Studi
: Public Relations
Judul
: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI BANK INDONESIA SEBAGAI MEDIA
PUBLIKASI
MENYAMPAIKAN
EKSTERNAL
INFORMASI
TENTANG
DALAM CIRI-CIRI
UANG ASLI
Jakarta, Februari 2009
Disetujui dan Diterima Oleh,
Pembimbing I
Pembimbing II
(Rosady Ruslan, MM)
(A. Rahman, M.Si)
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
(Dra. Diah Wardhani, M.Si)
Ketua Bidang Studi
(Marhaeni Fajar Kurniawati, S.Sos, M.Si)
MOTTO
“Banyak hal dalam hidup ini yang bisa ditangkap dengan mata, tapi hanya segilintir yang bisa ditangkap dengan hati, kejarlah yang itu.” Michael Nolan
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim. Assalammu ‘ alaikum Wr.Wb Allhamdulilaahirobil ‘ aalamin . Pertama-tama penulis ingin mengucapkan segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam karena atas seiziinnya dan kehendak-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi.
Penulis juga tidak lupa ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihakpihak yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan support , bimbingan dari awal pembuatan skripsi hingga sampai skripsi di antaranya adalah :
1. Bapak Rosady Ruslan selaku dosen pembimbing pertama terima kasih atas waktu yang diberikan untuk penulis dan membimbing penuh kesabaran 2. Bapak Rahman selaku dosen pembimbing kedua terima kasih atas waktu yang diberikan untuk penulis dan membimbing penuh kesabaran 3. Ibu Marhaeni selaku ketua sidang skripsi saya dan ketua bidang studi Public Relations FIKOM Universitas Mercu Buana 4. Bapak Faris Hamid selaku penguji ahli sidang skripsi saya teriama kasih atas masukkannya. 5. Orang tua penulis Bapak Muhidin Mulyana dan Mama Nani Djuhaeni yang mencurahkan kasih sayangnya, dan telah memberikan support, nasehat bantuan baik moril maupun materil, dan skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua yang ter cinta 6. Kepada Aa Budi, Teh Ina, Teh Irin, Teh Irma terima kasih atas doanya dan sportnya. 7. Keponakkan-keponakkan ku Rafly,Irbah,Fandika,Hani,Zidane,Manda,Astrid,Una terima kasih atas doanya dan senyumannya.. 8. Seluruh Staff Pengajar di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Muana yang telah banyak membagikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama di bangku kuliah. 9. Bapak Budi Mulya . SE.MSC selaku Direktur PSHM ( Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat ) Bank Indonesia kantor pusat. 10. Bapak Rizal A .Djaafara .SE.MA selaku Kepala Biro Humas Bank Indonesia.
11. Ibu Iris sebagai Ketua Tim Relasi Eksternal dan Ibu Ince sebagai Sekretarisnya. 12. Bapak Suprianto.SH.MH. Selaku Deputi Kepala Bagian Biro Humas Bank Indonesia yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melaksanakan penelitian 13. Kepada Mbak Naniek ,Mbak Indri dan Mas Miftah di bagian Kelompok Relasi Komunitas , terima kasih atas bantuannya dan bimbingannya selama penelitian. 14. Kepada Bapak Iing dan Bapak Dandy di bagian Kelompok Relasi Lembaga Publik . 15. Kepada Bapak Jeffri , Bapak Edhi dan Mas Aswin di bagian Kelompok Relasi Media. 16. Ibu Dewi selaku Ketua Tim Relasi Internal dan Publikasi dan Mbak Lia sebagai sekretarisnya. 17. Bapak Tutut , Bapak Djoko ,Mas Sonny dan Mbak Santhy sebagai Staff Tim Relasi Internal dan Publikasi. 18. Bapak Hestu dan Stafnya di bagian Tim Riset dan Analisis Kehumasan . 19. Ibu Tita dan Staf di bagian SDM 20. Seluruh karyawan PSHM Bank Indonesia yang tidak dapat disebutkan satu persatu . Penulis ucapkan terima kasih banyak atas rasa kekeluargaan dan kerjasamanya selama ini. 21. Sahabat – sahabat ku tercinta Iis, Sekar, Yera, Tutut, Hersa dan Endun, Yani, Tari dan teman-teman Fakultas Public Relations angkatan 2002 terima kasih sarannya, nasehatnya dan dukungannya, semoga kita tetap kompak. I LOVE YOU Penulis Juga menyadari bahwa sebagai manusia biasa , penulis tidak luput dari kekurangan . Khususnya pada penulisan skripsi ini .Oleh karena itu penulis mohon maaf kepada semua pihak apabila terjadi ke khilafan . Demi kemajuan penulis dan skripsi ini maka penulis membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin memberikan saran dan kritik .
Terakhir Penulis berharap semoga skripsi ini jauh dapat bermanfaat untuk kekayaan
informasi
bagi
penulis
sendiri
khususnya
dan
bagi
pembaca
lainnya.Amin.Semoga Allah SWT selalu memberi keberkahan dalam hidup kita Amiin . Sekian.
Wassalammu ‘ alaikum Wr.Wb
Jakarta,
February 2009
Reni Rosvita
DAFTAR ISI BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang Masalah……………………………………………………………….1 1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………….8 1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………………………...9 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Akademis…………………………………………………………...................9 1.4.2. Manfaat Praktis .................................................................................................9 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komunikasi 2.1.1. Pengertian Komunikasi ....................................................................................10 2.1.2. Proses Komunikasi............................................................................................13 2.2. Hubungan Masyarakat (Public Relations) 2.2.1. Pengertian Humas.............................................................................................14 2.2.2. Fungsi Humas...................................................................................................17 2.2.3. Tugas Humas....................................................................................................18 2.2.4. Khalayak Humas ..............................................................................................20 2.2.5 Media Humas....................................................................................................21 2.3. Publikasi 2.3.1. Pengertian Publikasi..........................................................................................22 2.3.2. Jenis-Jenis Publikasi..........................................................................................25 2.3.3. Media Publikasi.................................................................................................26 2.3.4. Bentuk-Bentuk Media Komunikasi Eksternal .................................................27 2.4. Internet.......................................................................................................................27 2.5. Efektifitas Komunikasi Media Online (Website) sebagai Media Publikasi...............32 2.6. Website Sebagai Media Publikasi Humas …… …………………………………..35 2.7 Pengertian Informasi..................................................................................................37 2.8.Uang...........................................................................................................................39 2.81.Pengertian Uang.................................................................................................40 2.8.2.Fungsi Uang.......................................................................................................41 2.8.3.Syarat-syarat Uang.............................................................................................41 2.8.4.Jenis Uang..........................................................................................................42 2.8.5.Menurut Bahan Pembuatannya..........................................................................43 2.8.6.Menurut Nilainya...............................................................................................43
2.8.7.Uang Dalam Ekonomi.............................................................................................43 2.8.8.Ciri-Ciri Uang Asli.......................................................................................44 2.8.9.Ciri-Ciri Uang Palsu.....................................................................................45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian ...........................................................................................................47 3.2. Metode Penelitian ......................................................................................................48 3.3. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................................48 3.4. Populasi dan Sampel 3.4.1. Populasi..............................................................................................................49 3.4.2. Sampel................................................................................................................49 3.5. Teknik Penarikan Sampel ..........................................................................................50 3.6. Definisi Konsep..........................................................................................................50 3.7. Operasionalisasi Konsep.............................................................................................52 3.8. Teknik analisa data.....................................................................................................55 BAB IV GAMBARAN UMUM DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum 4.1.1Sejarah Bank Indonesia...................................................................................... 57 4.1.2 Status dan Kedudukkan Bank Indonesia………………………………………58 4.1.3 Visi dan Misi dan Sasaran Strategis Bank Indonesia………….........…………59 4.1.3.1 Visi Bank Indonesia.................................................................................60 4.1.3.2 Misi Bank Indonesia................................................................................ 60 4.1.3.3 Sasaran Strategis Bank Indonesia……………………………………….60 4.1.4 Tujuan dan Tugas Bank Indonesia…………………………………………………60 4.1.4.1 Tujuan Tunggal…………………………………………………………..60 4.1.4.2 Tugas Bank Indonesia……………………………………………………61 4.1.5. Pimpinan Bank Indonesia………………………………………………..………..61 4.2.Hasil Penelitian………………………………………………………………………62 4.2.1.Sumber Pesan (Humas BI)…………….……………………………………….66 4.2.2.Isi Pesan (Ciri-Ciri Uang Asli)…………………………………………………67 4.2.3.Media Komunikais (Internet/Website)………………………………………....70 4.2.4.Ketepatan Waktu (Timing)..….....……………………………………………...71 4.2.5.Format..........................................................................…………………………71 4.2.6.Penerima/Pemakai Pesan (Receiver User)……………………………………...73 4.3 Analisis Data Responden …………………………………………………………...76
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………..81 5.2 Saran…………………………………………………………………………………83 Daftar Pustaka Lampiran
LAMPIRAN – LAMPIRAN
•
Logo Bank Indonesia
•
Surat Pengantar dari Universitas Mercu Buana
•
Surat Dari Bank Indonesia
•
Struktur Organisasi Bank Indonesia
•
Struktur PSHM Bank Indonesia
•
Gambar Ciri-Ciri Uang Asli
•
Lembaran Siaran Pers
•
Lembaran Quesioner
•
CV
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi membawa konsekuensi terhadap profesionalisme dalam melakukan suatu pekerjaan dan selalu meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi. Karena komunikasi sangat penting dalam aspek kehidupan manusia, karena dimanapun berada selalu terdapat aktivitas komunikasi dengan orang lain. Pengertian komunikasi adalah pengiriman informasi dan menciptakan saling pengertian antara seseorang dengan orang lain. Komunikasi dapat dilakukan oleh seseorang atau sekelompok untuk membawa kepentingan organisasi dan instansi yang disampaikan kepada masyarakat, dengan menggunakan sarana komunikasi yang semakin berkembang dan canggih. Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi atau perusahaan, oleh karena itu bagi para pemimpin perusahaan dan para komunikator dalam perusahaan perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan berkomunikasi. Perkembangan masyarakat dan kemajuan teknologi dalam prosesnya berjalan seiring dan saling mempengaruhi. Masyarakat berkembang karena pengaruh kemajuan teknologi, dan perkembangan teknologi maju dengan pesat disebabkan oleh masyarakat yang semakin cerdas. Dalam situasi itu, kegiatan hubungan masyarakat mempunyai peran penting untuk menjalankan dan melancarkan segala kegiatan komunikasi organisasi, baik pada perusahaan swasta maupun instansi pemerintah. Dengan teknologi yang semakin canggih, terutama teknologi komunikasi elektronik, dunia menjadi semakin kecil. Sistem komunikasi satelit, sistem siaran langsung, videotext, surat elektronik, komputer mini, internet dan banyak lagi produk mutakhir yang tidak mungkin diabaikan oleh Humas dalam melakukan kegiatannya. Oleh
karena itu, perlu sejak dini mempersiapkan untuk memahami dan menguasai serta memanfaatkan demi kepentingan organisasi. Di dalam berkomunikasi terjadi proses penyampaian dan penerimaan informasi atau pesan, dan kadangkala proses tersebut dapat menimbulkan dampak positif dan negatif. Padahal aktivitas Humas (Public Relations) adalah senantiasa berusaha untuk untuk menciptakan citra positif dari perusahaan atau organisasi yang diwakilinya. Selain itu, untuk dapat menciptakan hubungan timbal balik yang positif dan harmonis dengan dilakukan dengan komunikasi yang baik dan benar. Setiap organisasi, perusahaan atau instansi menginginkan dikenal masyarakat dengan citra positif. Agar tujuan tersebut terlaksana maka perusahaan atau instansi harus menggunakan publikasi, karena publikasi merupakan salah satu cara yang efektif dan dapat dipercaya dalam menyampaikan berita dan informasi kepada khalayak sasaran yang sesuai dengan kepentingannya. Publikasi juga merupakan saluran komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan pesan atau informasi dari individu atau organisasi kepada khalayak sasaran. Publikasi
merupakan
tugas
seorang
Humas
(Public
Relations)
dalam
menceritakan atau menyampaikan informasi sebanyak mungkin mengenai kegiatan perusahaan atau instansi kepada masyarakat luas, dengan kata lain publikasi merupakan bagian terbesar dan terpenting, atau ujung tombak daripada Humas (Public Relations). 1 Media yang digunakan untuk publikasi kepada masyarakat menggunakan media komunikasi eksternal. 2 Dengan adanya penemuan internet yang merupakan revolusi teknologi amat bermanfaat bagi Humas dalam menyampaikan informasi secara cepat dan tepat. Internet merupakan media komunikasi yang bersifat pribadi dan individual, dapat terjangkau wilayah tanpa batas dan tidak mengenal waktu.
1 2
Ton Kertapati, Bunga Rampai Azas-azas Penerangan dan Komunikasi, Jakarta: Bina Aksara, 1988, hal 2. Frank Jefkins, Public Relations, 4th ed, Jakarta: Erlangga, 1996, hal 62.
Internet telah merasuk ke segala sisi kehidupan dan telah menciptakan kemudahan dalam berkomunikasi. Internet merupakan
perkawinan antara teknologi
komputer dan teknologi komunikasi. Sesuatu yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Berapa jumlah pengguna internet di seluruh dunia? Berapa kenaikannya per tahun hingga tahun 2007? Menurut Comscore Networks, Inc 2007, hingga Januari 2007 ada 746.934.000 di seluruh dunia. Naik sekitar 10% dari Januari 2006. Media komunikasi eksternal atau jurnal eksternal yang dipakai untuk publikasi suatu perusahaan atau instansi pemerintah yang sangat efektif sekarang ini adalah media internet yakni berupa website atau situs mengenai perusahaan atau instansi yang bersangkutan. Dengan berkomunikasi dengan media internet, perusahaan atau instansi dapat memegang peran sentral dalam transformasi. Selain itu, juga media internet sangat mempengaruhi dan mengubah cara masyarakat dalam melakukan komunikasi. Dengan adanya internet, masyarakat tidak selalu tergantung pada sarana telepon atau fax, karena internet ini sudah meliputi multimedia, informasi dan fungsi-fungsi elektronik lainnya, dimana media internet berfungsi untuk menyebarkan informasi dengan cepat yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan public internal dan eksternal. Di dalam pembuatan suatu website perusahaan atau instansi pemerintah di internet, hal yang perlu diperhatikan adalah isi materi dan design tampilan sehingga dapat membuat pihak eksternal tertarik untuk melihat dan membacanya. Bank Indonesia adalah salah satu lembaga yang telah menggunakan media website untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Bank Indonesia merupakan Bank Sentral Negara Republik Indonesia yang mengatur suku bunga bank dan yang mengatur sirkulasi uang di seluruh wilayah Indonesia. Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai
rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter; mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran; serta mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia. Ketiganya perlu diintegrasikan agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dalam menjalankan perannya di bidang moneter, Bank Indonesia menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, mengelola cadangan devisa, dan berperan sebagai lender of the last resort. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai lender of the last resort,
Bank Indonesia dapat
memberikan kredit atau pembiayaan kepada bank yang mengalami kesulitan likuditas jangka pendek yang disebabkan oleh terjadinya mismatch dalam pengelolaan dana dengan tetap memperhatikan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam UU Nomor 23 Tahun 1999. Dalam penyelenggaraan sistem pembayaran, Bank Indonesia memiliki peranan dalam memperluas, mempelancar, dan mengatur lalu lintas pembayaran giral dan menyelenggarakan kliring antar bank. Bank Indonesia juga memiliki tugas yang hanya dapat dilakukan oleh Bank Indonesia, yaitu mengeluarkan uang sebagai alat pembayaran yang sah di Indonesia dengan mencetak uang, mengedarkan serta mengatur jumlah uang beredar. Di sini Bank Indonesia memiliki hak tunggal dalam mengeluarkan uang kertas dan uang logam. Bank Indonesia harus tetap menjaga uang selalu tersedia dalam jumlah yang cukup, dalam komposisi pecahan yang sesuai, pada waktu yang tepat, dan dalam kondisi yang baik sesuai dengan kebutuhan.
Dalam menjalankan tugas pokoknya yang ketiga yaitu mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia, Bank Indonesia berperan dalam menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan atau kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan atas bank, dan mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai upaya membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan dan perekonomian Indonesia, Bank Indonesia telah menempuh langkah restrukturisasi perbankan yang komprehensif. Langkah ini mutlak diperlukan guna memfungsikan kembali perbankan sebagai lembaga perantara yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi, disamping sekaligus meningkatkan efektivitas pelaksanaan kebijakan moneter. Restrukturisasi perbankan tersebut dilakukan melalui upaya memulihkan kepercayaan masyarakat, program rekapitalisasi, program restrukturisasi kredit, penyempurnaan ketentuan perbankan, dan peningkatan fungsi pengawasan bank. Dalam melaksanakan tugas pokok di bidang pengedaran uang, Bank Indonesia selalu berupaya agar uang yang dikeluarkan dan diedarkan memiliki ciri-ciri dan unsur pengaman yang cukup mudah dikenali oleh masyarakat namun di pihak lain dapat melindungi uang dari unsur pemalsuan. Keaslian uang dapat dikenali melalui ciri-ciri yang terdapat baik pada bahan yang digunakan untuk membuat uang (kertas, plastik atau logam), disain dan warna masing-masing pecahan uang, maupun pada teknik pencetakan uang tersebut. Dalam penetapan ciri-ciri uang dianut suatu prinsip bahwa semakin besar nilai nominal uang maka semakin banyak unsur pengaman (security features) dari uang tersebut sehingga aman dari usaha pemalsuan. Selama 2003, rasio uang palsu dengan uang beredar hanya tujuh berbanding satu juta. Jumlah uang beredar pada 2003 mencapai 3,137 miliar lembar senilai Rp 106,897 miliar dan uang palsu mencapai 24.656 lembar senilai Rp 1,06 juta. Bank Indonesia hingga akhir November 2004 mengeluarkan dan mengedarkan uang sebanyak 3,53 miliar
lembar atau Rp 118,2 miliar. Sedangkan jumlah uang palsu hingga Desember 2004 mencapai 42.498 lembar dengan nilai Rp 1,4 miliar. Tahun 2003, Bank Indonesia menemukan sebanyak 12 dari satu juta bilyet (lembar) uang rupiah palsu. Pemalsuan uang masih didominasi pecahan Rp 50 ribu. Selama 2004, uang palsu pecahan Rp 50 ribu mencapai 18.936 atau 44,56 persen dari total uang palsu. Pemalsuan pecahan Rp 100 ribu makin meningkat, karena pada 2003 lebih rendah. Pemalsuan uang di Indonesia biasanya dilakukan secara berkelompok. Namun, kelompok itu tidak saling mengenal. Sedangkan alat pemalsuan yang sering digunakan adalah cetak offset. Disusul, printer terus disablon, dan fotokopi. Selain itu, masyarakat kurang memperlakukan uang secara baik, karena siapa pun akan kesulitan membedakan uang palsu dan asli dalam keadaan lusuh. Kurang pahamnya masyarakat itu bisa jadi akibat minimnya informasi tentang ciri-ciri uang asli. Masyarakat pun tersentak ketika kasus uang palsu muncul. Bank Indonesia mengakui banyak keluhan tentang uang palsu. Bank Indonesia akan terus menggiatkan sosialisasi uang palsu melalui poster atau iklan di berbagai media. Dengan sosialisasi tersebut masyarakat dapat memahami ciri-ciri keaslian uang rupiah dan cara memperlakukan uang secara baik. Sehingga masyarakat dapat berperan dalam mencegah peredaran uang palsu. Agar tersampainya publikasi dan informasi-informasi yang jelas, maka Humas Bank Indonesia mengunakan media online, karena dengan media online atau website diharapkan publik dapat mengetahui kegiatan yang dilakukan Bank Indonesia dan tidak mendapatkan informasi tidak dari satu pihak saja tapi langsung dari Bank Indonesia dengan nama situsnya http.www.bi.go.id Situs media online atau website Bank Indonesia terdiri dari 87 halaman yang semuanya saling dihubungkan dengan hiperlink seperti tinjauan kebijakan Indonesia, Moneter perbankan, Sistem pembayaran, Stabilitas keuangan, Peraturan, Data dan Informasi Bisnis, Riset, Survey dan Publikasi, Data Statisitik, Siaran Pers, Dari Dewan
Gubernur, Pengumunan, Info Penting, Publikasi dan Alamat Bank, Tentang Bank Indonesia, BI dan Produk. Tujuannya untuk mempermudah masyarakat yang membuka website Bank Indonesia. Tujuan dari Bank Indonesia menggunakan media online (website) adalah menyajikan informasi yang berkaitan dengan perusahaan. Dengan demikian pengguna media online (website) ini berusaha menarik publik eksternal dan publik internal untuk datang melihat dan menggunakan jasa atau kebijakan yang ditawarkan oleh perusahaan. Adapun isi dari media online (website) tersebut yaitu : Tinjauan kebijakan yang isinya terdiri dari Inflation targeting. Ind. Moneter perbankan yang isinya terdiri dari BI Rate, Inflasi, Kurs BI, Suku Bunga, Indikator Moneter, Indikator Perbankan, Sistem Pembayaran, Stabilitas keuangan yang isinya terdiri dari Stabilitas, Sistem keuangan, Publikasi, Riset dan Seminar, Implementasi Basel II, Peraturan, Data dan Informasi yang isinya terdiri dari informasi rasional, regional, Riset, Survey dan publikasi, Data Statistik, Siaran Pers. Bank Indonesia selama 2 minggu sejak tanggal 24 Februari hingga 5 Maret 2004 melakukan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah kepada masyarakat di tempat umum seperti pasar, terminal pusat perbelanjaan dan kantor pemerintah disekitar wilayah Jakarta. Sosialisasi merupakan kegiatan rutin yang secara berkesinambungan dilakukan sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia dibidang pengedaran uang. ”Sosialisasi antara lain bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap ciri-ciri keaslian uang rupiah serta memerlakukan uang dengan baik”, demikian penjelasan Lucky Fathul A.H, Deputi Direktorat Pengedaran Uang di Jakarta yang dikutip dari siaran pers pada tanggal 26 Febuari 2006 oleh Bapak Rusli Simanjuntak Kepala Biro Humas Bank Indonesia. Agar masyarakat dapat mempahami bentuk fisik uang palsu dengan uang asli dengan 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang)
Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti mengangkat permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana Humas Bank Indonesia mempergunakan media online (website) www.bi.go.id sebagai media publikasi kepada masyarakat untuk menyampaikan informasi tentang ciri-ciri keaslian uang? Apakah media informasi tersebut efektif dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat membedakan uang asli dan uang palsu?. 1.2 Pokok Permasalahan atau Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, permasalahan yang diangkat adalah Sejauhmana efektivitas Komunikasi Bank Indonesia melalui media publikasi eksternal dalam menyampaikan tentang ciri-ciri uang asli kepada masyarakat?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas komunikasi Bank Indonesia sebagai media publikasi untuk menyampaikan informasi tentang ciri-ciri keaslian uang kepada masyarakat dapat efektif sehingga masyarakat dapat membedakan uang asli dan uang palsu.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Akademis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber kajian ilmu komunikasi baik bersifat umum maupun khusus di bidang Media Online (website) untuk menyampaikan informasi melalui internet.
1.4.2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan profesi kehumasan. Memberikan masukkan dan sumbangan saran bagi Humas Bank Indonesia terhadap efektivitas komunikasi sebagai media publikasi melalui internet secara efektif.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komunikasi 2.1.1. Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan sesuatu yang paling penting dan menjadi dasar bagi segala aktivitas kehidupan manusia. Karena dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain, begitu juga dengan suatu lembaga atau organisasi . Adanya komunikasi yang baik pada suatu lembaga atau organisasi akan mempelancar kegiatankegiatan yang dilaksanakan oleh lembaga atau organisasi akan dapat membantu untuk mempelancarkan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh lembaga atau organisasi tersebut dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut etimologi, asal kata komunikasi berasal dari kata bahasa latin communication yang berart “pemberitahuan” atau “pertukaran pikiran” asal kata dari communis, jadi secara garis besarnya, dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran atau pengertian, antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan). 3 Sedangkan menurut Carl I Hovland mendefinisikan komunikasi sebagai berikut : “The Proces by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify the behavior of other individuals (communicates)”. (Proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain). 4 Definisi Hovland menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap public (public attitude).
3 4
Onong Uchjana Effendi, Dinamika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992, hal.29 A.W .Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta : Bumi aksara, 1993, hal 8.
Bernard Barelson dan Garry A. Steiner dalam karyanya yang berjudul “Human Behaviour” mendefinisikan komunikasi sebagai berikut: “Communication: the transmission of information, ideas, emotions, skills, etc., by the use of symbols- words, pictures, figures, graphs, etc. It is the act or process of transmission that is usually called communication.” (Komunikasi : penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan lain-lain, dengan menggunakan lambing-lambang - kata-kata, gambargambar, bilangan, grafik dan lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaianlah yang biasanya dinamakan komunikasi).” 5 Sedangkan Gode 6 menyatakan bahwa Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih. Dari definisi tersebut, setiap pengertian memberikan tekanan arti yang berbeda. Menurut Barelson dan Steiner, komunikasi adalah proses penyampaian. Hal ini disampaikan adalah informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan lain-lain, sedangkan cara penyampaiannya melalui penggunaan simbol-simbol. Simbolsimbol yang dimaksud dapat berbentuk kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lainlain. Definisi dari Gode memberi penekanan pada proses penularan pemilikan, yakni dari yang semula (sebelum komunikasi) hanya dimiliki satu orang kemudian (setelah komunikasi) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih. Kata penularan ini lebih tepat dipergunakan dalam konteks definisi ini dibandingkan dengan distribusi atau pembagian. Karena, apa yang dimiliki seseorang (sebelum komunikasi) tidak akan menjadi berkurang baik kualitasnya ataupun kuantitasnya setelah dikomunikasikan kepada orang-orang lainnya.
5
sebagaimana dikutip oleh Onong Uchjana Effendi, Hubungan Masyarakat- Suatu Studi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, hal.48. 6 sebagaimana dikutip oleh Sasa Djuarsa Senjaja, Dkk, Pengantar Komunikasi (Universitas Terbuka, 1999), hal 7-9.
Dengan demikian yang dimaksud dengan komunikasi adalah : “Suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi dalam diri seseorang dan atau diantara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu “ 7. Definisi di atas memberikan beberapa pengertian pokok sebagai berikut. Pertama, komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan. Setiap pelaku komunikasi akan melakukan empat tindakan : membentuk, menyampaikan, menerima dan mengolah pesan. Kedua, pesan merupakan produk utama komunikasi. Pesan disini berupa lambang-lambang yang menjelaskan ide atau gagasan, sikap, perasaan, praktek atau tindakan. Ketiga, komunikasi dapat terjadi dalam diri seseorang, antara dua orang, diantara beberapa orang atau banyak orang. Kempat, komunikasi mempunyai tujuan tertentu. Artinya komunikasi yang dilakukan sesuai dengan keinginan dan kepentingan para pelakunya. Untuk memahami pengertian komunikasi, seringkali mengutip paradigma yang dikemukakan Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society.
8
Lasswell menyatakan bahwa cara yang baik untuk
menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni : -
Komunikator (communicator, source, sender)
-
Pesan (message)
-
Media (channel, media)
-
Komunikan (communicant, communicatee, receiver, recipient)
-
Efek (effect, impact, influence)
7 8
Sasa Djuarsa Senjaja, Ibid. Sebagaimana dikutip oleh Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi-Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, hal.10.
Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Gambar 1 Proses Komunikasi
MEDIA KOMUNIKATOR
PESAN
KOMUNIKAN
FEEDBACK/EFEK
2.1.2. Proses Komunikasi Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder. Yang dimaksud, proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambing (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Sedangkan yang dimaksud proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Komunikator menggunakan media kedua dalam menyampaikan pesan kepada komunikan yang jumlahnya banyak dan berada di tempat yang relative jauh. Media yang sering dipergunakan adalah surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi film, dan internet (website). Pentingnya peranan media sekunder ini dikarenakan oleh efisiensinya dalam mencapai komunikan, sebagai contoh televisi dan internet. Efisien karena dengan
menyebarkan pesan satu kali saja, sudah dapat tersebar luas kepada khalayak yang sangat banyak jumlahnya.
2.2. Hubungan Masyarakat (Public Relations) 2.2.1. Pengertian Humas Pada dasarnya, Hubungan Masyarakat (Humas) merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi yang bersifat komersial maupun organisasi yang nonkomersial. Kebutuhan akan kehadiran Humas tidak bisa dicegah, terlepas dari kita menyukainya atau tidak, karena Humas merupakan salah satu elemen yang menentukan kelangsungan organisasi secara positif. Menurut Tondowijodjo Humas adalah hubungan yang terbuka dengan masyarakat. Humas memasyarakatkan kebijaksanaan untuk mempengaruhi pendapat masyarakat atau suatu penyebaran pengaruh secara sadar dan terencana. 9 Bahwa hubungan yang dilakukan Humas dengan masyarakat harus dilakukan secara terbuka, dalam memberikan informasi mengenai lembaga yang diwakilinya tidak boleh membohongi masyarakat. Humas (Public Relations) merupakan satu bentuk spesialisasi dari ilmu komunikasi yang bertujuan untuk menumbuhkan saling pengertian dan kerjasama antar public dengan jalan komunikasi timbal balik untuk mencapai tujuan bersama atas saling saling mengutungkan. Kegiatan komunikasi Humas adalah untuk menjalin hubungan baik antara organisasi atau perusahaan dengan publiknya. Humas bertindak sebagai jembatan dalam komunikasi antara organisasi dan public, sehingga organisasi mengetahui aspirasi dari public, baik public internal maupun public eksternal sehingga mampu meningkatkan kualitas perusahaan. 9
John Tondowijodjo, Dasar dan Arah Public Relations, Grassindo, Jakarta, 2002, hal 7
The British Institute Of Public Relations memberikan definsi sebagai beikut : “Public Relations pratice is the deliberate planned and sustained effort to establish and maintain mutual understanding between an organizations and its public” (upaya yang sungguh-sungguh terencana dan berkesinambungan untuk menciptakan dan membina saling pengertian antara organisasi dan publiknya). 10
Pengertian Humas mengacu kepada segenap kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi atau lembaga, khususnya oleh suatu organisasi khusus di dalamnya yang terdiri dari Public Relations Officer. Dalam rangka mengorganisasikan segala sesuatu guna mencapai saling pengertian yang lebih baik antara organisasi dengan publik yang dituju, yakni sejumlah orang
dengan siapa organisasi yang dimaksud ingin melakukan
hubungan. Pengertian hubungan masyarakat yang sifatnya umum sebagaimana dipaparkan diatas perlu ditegaskan dalam bentuk definisi, sehingga dengan batasan-batasan dalam perumusannya akan lebih jelas pengertiannya, lebih terang ruang lingkupnya, dan lebih nyata dalam operasionalisasinya. Karena banyaknya definisi Public Relations itu, maka para pelaku
Public
Relations dari berbagai negara diseluruh dunia, yang terhimpun dalam organisasi yang bernama “The Internasional Public Relations Associations” (IPRA), bersepakat untuk merumuskan sebuah definisi dengan harapan dapat diterima dan dipraktekkan bersama. Definisinya adalah sebagai berikut : “Public Relations is a management function, of a continuing and planned character, through which public and private organizations and institutions seek to win an retain the understanding, syampathy, and support of those with whom they are or my be concerned-by evaluating public opinion about themselves, in order to correlate, as fat as possible, their own policies and procedures, to achieve by planned and widespread information more productive co-operation and more efficient fulfillment of their common interest”. (Hubungan masyarakat adalah fungsi manajemen dari sikap budi yang berencana dan bersinambungan, yang dengan itu organisasi-organisasi dan lembagalembaga yang bersifat umum dan pribadi berupaya membina pengertian, 10
Danan Djaja, Peran Humas Dalam Perusahaan, Penerbit Alumni, Bandung, 1985, hal.12
simpati, dan dukungan dari mereka yang ada kaitannya atau yang mungkin ada hubungannya-dengan jalan menilai pendapat umu diantara mereka, untuk mengorelasikan, sedapat mungkin, kebijaksanaan dan tata cara mereka, yang dengan informasi yang berencana dan tersebar luas, mencapai kerjasama yang lebih produktif dam pemenuhan kepentingan bersama yang lebih efisien). 11
Definisi IPRA tersebut dapat dinilai sebagai definisi yang lengkap, yang menunjukkan ciri khas dan meliputi faktor-faktor yang memang harus ada. Defenisi ini disepakati oleh anggotanya dari seluruh dunia pada tahun 1960 dan terus dipraktekkan dan dikembangkan. Dari definisi IPRA tersebut dapat dirumuskan secara lebih sederhana dengan menitikberatkan pada kegiatannya sebagai berikut : “Hubungan masyarakat adalah komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama dan pemenuhan kepentingan bersama.” 12
2.2.2.Fungsi Humas Sebelum menjelaskan mengenai arti humas maka perlu diketahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan fungsi. Fungsi berasal dari bahasa latin function artinya : penampilan pembuatan pelaksaan atau kegiatan. Menurut Edward L. Bernays, dalam bukunya Public Relations menyatakan Humas mempunyai 3 (tiga) fungsi : 1. Memberikan penerangan kepada masyarakat 2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung. 3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan masyarakat dan sebaliknya. Sementara itu, menurut Howard Stephenson (1971) bahwa tugas hubungan masyarakat adalah: 1. Menarik perhatian ( to win attention ) 2.Memperoleh kepercayaan ( to win belief )
11 12
Onong Uchjana Effendy, op.cit. hal.20-21 ibid
3.Memperoleh pengertian ( to impart understanding ) 4.Mencapai tujuan ( to reach agoal ) 13 Jadi fungsi dari mereka yang bergerak dalam bidang Humas adalah menumbuhkan, memupuk dan mendorong sikap dan perilaku yang dapat membantu tercapainya mutual understanding. Fungsi utama Humas adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antar lembaga atau organisasi dengan publiknya, intern maupun ekstern dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptkan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga atau organisasi. Fungsi Humas merupakan fungsi manajemen dalam melakukan upaya yang berencana itu harus didasarkan pada pernyataan kebijakan yang mapan dan disetujui, yang mencerminkan prinsip-prinsip dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, organisasi atau kelompok. Dalam aspek ini, humas adalah operasionalisasi konsep atau filsafat bisnis dari manajemen. 14
2.2.3. Tugas Humas Tugas Humas sehari-hari di dalam perusahaan atau organisasi adalah : 1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi atau pesan secara lisan,tertulis atau melalui gambar (visual) kepada public, sehingga public mempunyai pengertian yang benar tentang hal ikhwal perusahaan atau lembaga, segenap tujuan serta kegiatan yang dilakukan. 2. Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum atau masyarakat.
13 14
Astrid S.Susanto, Op.cit, hal.26 Onong Uchjana Effendy, Op.cit, hal.41.
3. Mempelajari dan melakukan analisis reaksi public terhadap kebijakan perusahaan atau lembaga ataupun segala macam pendapat (public acceptance dan non acceptance). 4. Menyelenggarakan hubungan baik dengan masyrakat dan media massa untuk memperoleh public favour, public opinion dan perubahan sikap. Humas di perusahaan mempunyai 2 tugas untuk menjalankan fungsi sebagai Humas yaitu : a. Tugas Humas Internal 1. Membina sikap mental karyawan agar dalam diri mereka tumbuh ketaatan, kepatuhan, dan dedikasi terhadap lembaga atau perusahaan dimana mereka kerja. 2. Mendorong tumbuhnya kesadaran dan rasa tanggung jawab untuk memajukan lembaga atau perusahaanya. 3. Menumbuhkan semangat korp atau kelompok yang sehat dan dinamis. 4. Menambah sikap kesadaran perlunya kegiatan Humas kepada para karyawan dan pimpinan. 5. Memperoleh tugas dan wewenang yang jelas dan sekaligus membatasi tugasnya yang mudah sekali mencampuri dan memasuki bidang orang lain. 6. Memperoleh kepercayaan dan kerja sama dari teman sejawat. 7. Menambah prinsip-prinsip serta program kerja organisasi atau instansi kepada para karyawan dan teman sejawat demi realisasi tujuan organisasi. 8. Memberi bantuan dan pelayanan kepada departemen atau bagian-bagian lain dalam instansi, menunjang jenjang wewenang yang dikenal sebagai fungsi staf maupun fungsi garis hiraki. 9. Meningkatkan keinginan dan hasrat kerja sama serta partisipasi. 10. Mengadakan dan menyebarkan ide kesadaran bermasyarakat kepada para karyawan dan semua pihak dalam lingkungan kerjanya.
b. Tugas Humas Eksternal Tugasnya adalah mengadakan komunikasi dua arah yang sifatnya informative dan persuasive kepada public luar. Informasi yang harus diberikan dengan jujur, berdasarkan fakta dan harus diteliti, karena public mempunyai hak untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya tentang sesuatu yang menyangkut kepentingannya. Komunikasi keluar dengan masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara : 1. Melalui Kontak Pribadi (personal contact) Pekerjaan
Humas
memikirkan
dan
memperhatikan
kepentingan
publik.
Berhasilnya seorang Humas dalam melakukan hubungan dan interaksi dengan orang lain (publiknya) ditentukan oleh sikapnya yang ramah, sopan, hormat, menaruh penghargaan kepada orang lain. Pekerjaan
Humas
memikirkan
dan
memperhatikan
kepentingan
public.
Berhasilnya seorang Humas dalam melakukan hubungan atau interaksi dengan orang lain (publiknya) ditentukan oleh sikapnya yang ramah, sopan, hormat, menaruh penghargaan terhadap orang lain. 2. Melalui media massa seperti: a. Press release b. Hubungan dengan pers (press relations) c. Publisitas (publicity) d. Melalui media komunikasi lain. Salah satu kegiatan Humas yang penting adalah menyelenggarakan hubungan dengan media massa, karena media massa terutama pers, mempunyai peranan penting dalam penyebaran informasi atau berita kepada masyarakat juga kepada pemerintah, dan dalam pembentukkan pendapat umum.
2.2.4. Khalayak Humas Seorang Humas (Public Relations) harus mampu menciptakan hubungan baik dengan pihak atau khalayak internal dan khalayak eksteral perusahaaan. Menurut definisi yang dirumuskan oleh IPR (Institute of Public Relations) yang dikutip oleh Frank Jefkins dalam bukunya “Public Relations”, istilah khalayak sengaja dituangkan dalam istilah bermakna majemuk, yaitu public. Hal ini dikarenakan, kegiatan-kegiatan Public Relations tidak diarahkan kepada khalayak dalam pengertian yang seluas-luasnya (masyarakat umum). Dengan kata lain, kegiatan-kegiatan Public Relations tersebut khusus diarahkan kepada khalayak khusus diarahkan kepada khalayak terbatas atau pihak-pihak tertentu yang berbeda-beda, dan masing-masing dengan cara yang berlainan pula. Khalayak Public Relations yang utama diidentifikasikan ada delapan (The 8 Basic Publics of Public Relations), yaitu : a) b) c) d) e) f) g) h)
Community (Masyarakat umum) Potential employees ( Calon Pegawai) Employess ( Pegawai) Suppliers (Pemasok) Money market (Investor atau pemegang saham) Distributor (Distributor) Consumers (Konsumen) Opinion Leaders (Pemimpin pendapat umum) 15
2.2.5. Media Humas Untuk menjalankan peran dan fungsinya, Public Relations officer memerlukan media sebagai sarana guna mencapai tujuan yang dikehendaki. Media dalam Humas (Public Relations) merupakan elemen-elemen yang tidak pernah lepas dari aktivitas Humas sebagaimana dinyatakan oleh Jaishri N.Jetthwaney, dkk: “PR is 3 (three) importance elements, message, media and audience”. 16 (Tiga elemen penting dalam PR adalah pesan, media, dan khalayak). Sedangkan Frank Jefkins berpendapat bahwa
15 16
LCCI Examinations Board, How to Pass Public Relations, third level, 1st ed, 1999, hal 40 Jaishri N.Jethwaney,et,al, Concept,Tools and Methode of PR (Singapore : Mubaruk, 1991), hal 71
“Media PR adalah sebagai sarana untuk menjangkau khalayak tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan Humas”. 17 Sedangkan menurut Rosady Ruslan : a. “Media PR adalah media yang secara khusus untuk keperluan PR campaign dan digolongkan sebagai : media umum (telepon, facsimile, dan lain-lain), media massa, media khusus (advertising), media internal. b. “Media PR adalah saluran atau sarana komunikasi yang sering dipergunakan oleh praktisi Public Relations untuk menyampaikan pesan kepada publiknya dan sekaligus mampu meningkatkan citra”. 18 Berdasarkan
pengertian
di
atas,
bahwa
untuk
mempelancar
proses
penyelenggaraan komunikasi timbal balik, Humas membutuhkan media. Pemilihan media ini harus betul-betul cermat disesuaikan dengan tujuan dan khalayaknya serta kemampuan media itu mencakup kegiatan internal dan eksternal. Disinilah dibutuhkan kemampuan Humas dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mendukung pencapaian tujuan organisasi.
2.3. Publikasi 2.3.1. Pengertian Publikasi Salah satu tugas seorang Humas (Public Relations) untuk melakukan kegiatan perusahaannya adalah melakukan publikasi ke publiknya, agar kegiatannya perusahaan dapat didengar oleh publiknya dan kegiatannya dalam berjalan dengan efektif. Maka seorang (Public Relations) harus tahu tentang pengertian publikasi secara luas. Bahwa publikasi dapat dilihat dari beberapa definisi sebagai berikut : menurut Philip Lesley dan Herbert M.Baus dalam bukunya “Preparations for Communications“, seperti dikutip oleh Ton Kertapati menyatakan bahwa : “Publikasi merupakan tugas seorang Public Relations (PR) dalam menceritakan atau menyampaikan informasi sebanyak mungkin mengenai kegiatan perusahaan kepada masyarakat luas, dengan kata lain publikasi
17 18
Frank Jefkins, Op.cit, hal 127 Rosady Ruslan, Kampanye PR, Jakarta Raya Grafindo, 1997, hal 21-23
merupakan bagian tersebar dan terpenting atau ujung tombak dari pada Public Relations “. 19 Sedangkan Richard D Irwin menyatakan bahwa publikasi juga merupakan suatu pemberitaan tentang seseorang, produk atau jasa yang akan tampil dalam media cetak atau media elektronik 20 Menurut Lawrence W. Nolte, APR dan Dennis L.Wilcox Ph.D, APR dalam bukunya “Effective Publicity” : “Publikasi merupakan bentuk komunikasi massa yang tidak bayar dan tidak dapat dikendalikan dengan memberikan informasi, serta dapat mempengaruhi sikap dan dapat pula mendorong pada suatu tindakkan yang bermanfaat (Positif) atau merugikan sesuai dengan apa yang dipublikasikan “. 21
Dalam pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa publikasi adalah bentuk penyebaran informasi baik berita, laporan, pendapat atau opini mengenai produk atau jasa yang disebarluaskan melalui media massa, dan publikasi juga tidak dapat dikendalikan, berati tugas seorang publisis adalah hanya menyiapkan materi yang layak untuk diberitakan yang akan digunakan untuk keperluan media massa. Media yang digunakan untuk mempublikasikan kegiatannya majalah, koran, televisi dan radio agar masyarakat luas tahu tentang kegiatan perusahaan. Untuk memutuskan digunakannya atau tidak sebuah materi diserahkan kepada gatekeeper, dalam hal ini yaitu: reporter, editor, penyiar berita dan program director. Demikian pula dengan berita yang baru yang akan diterbitkan atau disiarkan adalah tanggung jawab publisis, dan kesimpulannya adalah publikasi disini merupakan sesuatu yang diputuskan oleh seseorang atau gatekeeper media massa yang akan dicetak atau disiarkan . 19
Ton Kertapati, Bunga Rampai Azas-azas Penerangan dan Komunikasi (Jakarta, PT.Bina Aksara 1998), hal 2 20 Richard D Irwin ,Introductions To Advertising and promotion an Integrated Marketing Communications Perspective Inc,1990 21 Lawrence W.Nolte and Dennis L.Wilcox,”Effective Publicity”How to reach the public by John willey and sons, Inc 1984, hal 12
Bahwa publikasi terdiri berapa macam bentuk, umumnya yaitu pada berita-berita atau artikel yang dipublikasikan atau disiarkan secara rutin. Hal tersebut bisa dalam bentuk pengumuman pertemuan, konferensi pers, pameran seni (art exhibits), kegiatan seni (art event), dan lainnya. Publikasi pada dasarnya tidak dibayar, tidak ada media manapun baik media cetak atau media elektronik mengenakan biaya atas pemberitaan publikasi, maka itu melangar kode etik wartawan. Tujuan dari publikasi adalah menyampaikan informasi kepada masyarakat atau publiknya. Oleh karena itu, setiap upaya menyampaikan informasi harus fokus kepada ide atau gagasan yang akan disampaikan kepada masyrakat atau publiknya. Dalam melakukan publikasi haruslah jujur, akurat dapat dimengerti, aturan ini berlaku untuk publikasi baik positif atau publikasi negatif, apabila tidak menurut aturan akan merugikan perusahaan. Pada dasarnya untuk mencapai suatu publikasi yang efektif, hal-hal yang harus diperhatikan antara lain : 1. Publikasi haruslah benar-benar jujur dan sesuai fakta Publikasi hanya dapat memberikan informasi dan membujuk, dan harus didasarkan pada kebaikan. Apapun yang akan dipublikasikan harus merupakan sesuatu yang dapat diterima oleh khalayak luas. 2. Publikasi harus dapat dipercaya (credible) dan khalayak luas harus dapat mempercayainya . 3. Publikasi haruslah tepat apa yang dipublikaskan harus sesuai dengan persepsi khalayak (publik). 22
2.3.2 Jenis-Jenis Publikasi Public Relations harus mengenal jenis-jenis publikasi agar mereka tahu jenis-jenis publikasi mana yang sesuai dengan kegiatan perusahaannya. Jenis publikasi yang digunakan oleh Public Relations (PR) dalam suatu organisasi atau perusahaan melalui media komunikasi ada empat macam publikasi, yaitu:
22
ibid
1. Pure Publicity (Publikasi Murni). Pemanfaatan ruang untuk publikasi dalam peliputan peristiwa biasa yang mempunyai nilai berita. 2. Paid Publicity (Publikasi yang Dibayar). Penyampaian publikasi dalam bentuk berita atau jenisnya dalam media massa dengan cara membayar atau menyewa waktu siaran atau ruangan dalam media elektronik atau cetak. 3. Free Ride Publicity (Publikasi yang Menunggangi). Kegiatan publikasi yang berkepentingan, tidak banyak usaha tetapi sudah dapat perhatian dari media massa. 4. Tie-in Publicity (Publikasi Luar Biasa). Kegiatan publikasi yang mempergunakan suatu peristiwa penting yang menggambarkan masyarakat luas atau sesuatu yang berkembang popular dikalangan masyarakat. 23 Dapat disimpulkan dari semua jenis publikasi di atas, bahwa Public Relations didalam menyampaikan informasi bisa menggunakan salah satu jenis publikasi yang ada di atas tersebut. Di mana salah satunya diantaranya ada publikasi yang murni (Pure Publicity) oleh Public Relations agar dapat peluang untuk menyampaikan infomasi suatu perusahaan kepada publik. Publikasi dapat membantu perusahaan atau organisasi dalam menyebaran informasi baik berita, laporan, pendapat, atau opini mengenai suatu kegiatan, produk atau jasa yang disebarkan melalui media massa yang selalu menggunakan media cetak dan media elektronik, seperti: majalah, tabloid, koran, televisi dan radio, agar masyarakat atau publik tahu tentang kegiatan yang akan diselenggarakan oleh perusahaan, sehingga perusahaan dapat meningkatkan citra perusahaannya.
2.3.3. Media Publikasi Media merupakan alat untuk menyampaikan pesan atau sebagai mediator antara komunikator dengan komunikan. Media merupakan salah satu yang digunakan oleh perusahaan atau organisasi untuk mempublikasikan acaranya, dan media yang digunakan cukup banyak dan dapat digolongkan sebagai berikut :
23
Iman Slamet , Diktat Azas-azas Publicity, Grafika Bandung, hal 38
Media Publikasi Public Relations Sarana komunikasi yang sering digunakan oleh pratisi Public Relations untuk menyampaikan publikasi ke internal untuk kalangan terbatas dan non komersial, diantaranya : a. House journal merupakan media internal yang dipergunakan oleh Public Relations untuk keperluan publikasi yang ditujukan pada kalangan terbatas seperti karyawan, relasi bisnis, biasanya berbentuk : 1. Newsletter 2. Megazine 3. Tabloid 4. Bulletin 5. Company Profile 6. Annual Report 7. Prospectus
b. Priented materials yaitu barang cetakan yang merupakan media yang dipergunakan oleh Public Relations dalam menyampaikan pesan dari publikasi yang berbentuk : 1. Booklets 2. Pamphlet 3. Leaflet 4. Kop Surat 5. Kartu Nama 6. Kalender c. Media pertemuan seperti : 1. Seminar 2. Rapat 3. Forum Komunikasi 4. Dialog dengan opinion Leader
d. Spoken and Visual Word , seperti : 1. Audio Visual 2. Video Recard 3. Tape Recorder 4. Slide Film
2.3.4. Bentuk-Bentuk Media Komunikasi Eksternal Media komunikasi eksternal yang dapat digunakan oleh suatu organisasi menurut F.Rachmadi, meliputi: a) Media berita (news media), seperti surat kabar, majalah, brosur, dan lain-lain. b) Media siaran (broadcast),seperti radio dan televise c) Media komunikasi tatap muka (komunikasi tradisional) Media Komunikasi
eksternal yang dinilai paling efektif saat ini untuk
mempublikasikan sesuatu adalah media online (website) melalui penggunaan internet. Internet dikatakan efektif karena kemampuannya untuk menjangkau semua khalayak dan tanpa batas apapun.
2.4. Internet Internet berasal dari kata interconnection networking yang mempunyai arti hubungan berbagai computer dengan berbagai tipe yang membentuk suatu system jaringan yang mencangkup seluruh dunia (jaringan global) dengan melalui jalur komunikasi. Menurut Deb Cameron “Internet is Information highway, mean a physical infrastructure with potensial to provide network acces to the majority of populations”. 24 (Internet adalah jalur cepat informasi, makasudnya adalah prasarana fisik dengan potensi menyediakan jaringan akses kesebagian besar populasi). 24
Deb Cameron,The Internet:A Global Business Opportunity, 1994, hal 10
Sedangkan menurut A’isha Ajayi “Internet is the “official”name for an international network of computer network to provide and share information and resourses about seemingly limitless numbers of topic” 25. (Internet adalah nama resmi untuk jarinngan internasional dari jaringan penghubung computer untuk menyediakan dan berbagai informasi tentang bermacam-macam topic yang tidak terbatas jumlahnya). Komunikasi yang membedakan internet dan jaringan global lainnya dari teknologi komunikasi tradisional, ungkap La Quey dalam bukunya yang berjudul “Sahabat Internet” terjemahan J. Wosparkit adalah tingkat interaksi dan kecepatan yang dapat dinikmati pengguna untuk menyiarkan pesannya. Tak ada medium yang memberi setiap pengunanya kemampun untuk berkomunikasi secara seketika dengan ribuan orang. 26 Karakteristik Medium Internet : a. Komunikator dapat terdiri dari satu orang ataupun organisasi. b. Kecepatan yang tinggi dalam pengiriman pesan. c. Proses Komunikasinya berjalan dua arah (two ways) antara komunikator dan komunikan. Sehingga komunikan dapat memberikan respon langsung (direct feedback). d. Kemampuan menjangkau khalayak yang luas, tersebar, anonim, dan heterogen. e. Arus informasinya mampu menembus ruang dan waktu serta letak geografis. f. Adanya kelenturan (Fleksibilitas) dalam bentuk, isi pesan, dan penggunaan medium tergantung dari tujuan pelaku komunikasi. g. Efek yang ditimbulkan umumnya pada tahap kognisi. Yang menjadi karakteristik utama dari khalayak internet adalah memiliki pengetahuan yang cukup untuk dapat mengakses internet, memiliki keterbatasan waktu
25
A’isha Ajayi, Understanding Electronic Communication, (graphic Arts Technical Foundation, 1998), hal 114 26 Soleh Soemirat,op cit, hal 90
sehingga memilih internet untuk mencari informasi yang dibutuhkan dengan cepat, dan yang utama memiliki akses ke internet. 27 Karakteristik dari khalayak internet inilah yang harus diperhatikan oleh tiap praktisi Public Relations sebelum memutuskan untuk menggunakan internet sebagai medium komunikasinya. Hal ini agar pengolahan materi dalam internet tersebut sesuai dengan kebutuhan dari target khalayaknya (customized), sehingga tujuan komunikasi yang dilakukan melalui internet dapat tercapai dengan efektif. Fasilitas-fasilitas internet yang dapat dimanfaatkan, diantaranya website, e-mail, newsgroup, dan lain-lain. Ada banyak fasilitas internet yang kini banyak dimanfaatkan, salah satunya website yaitu fasilitas hiperteks untuk menampilkan data berupa teks, gambar, bunyi, animasi dan data multimedia lainnya, yang diantara data tersebut saling berhubungan satu sama lain. 28 Pengertian lain dari website adalah hubungan berbagai computer diseluruh dunia yang mempunyai berbagai koleksi dokumen-dokumen yang tersimpan diinternet dokumen dan file yang mana dapat saling bertukar melalui penggunaan HTTP (Hypertext Transfer Protocol). 29 Sekarang ini, website merupakan suatu fasilitas yang paling banyak digunakan dalam mengakses informasi yang tersedia diinternet. Dibandingkan dengan kegunaan medium komunikasi tradisional, kehadiran website menawarkan beberapa keuntungan, antara lain: a. Kecepatan dalam penggambilan data dan komunikasi instant pada penghujung website diseluruh dunia. b. Membuat warna, teks, graphic, gambar, suara dan video untuk diterapkan. c. Biaya hampir tidak diperlukan untuk mengupdate informasi dengan system yang tepat. 27
Deb Cameron, op cit, hal 15 Kurweni Ukar, op.cit, hal 2 29 Kim Harrison, Strategic Public Relation a Pratical Guide to Success 2nd edition, (Vineyerd Publishing PtyLtd, 2001), hal 294 28
d. Akses instant untuk mencari informasi dari seluruh dunia. e. Kemampuan instant untuk menjual barang, jasa,dan lain-lain. Salah satu keunggulan yang ditawarkan oleh teknologi komunikasi seperti website adalah kemungkinan bagi receiver (members) untuk lansung mengendalikan pesan-pesan yang ditransmisikan. Kini komunikan lebih dapat menentukan pilihan yang diinginkan atau dibutuhkannya (selectivity), memperoleh informasi tentang apa yang diinginkannya serta kapanpun memerlukannya. 30 Selain beberapa keuntungan di atas, website biasa yang digunakan untuk cakupan yang lebih luas dari komunikasi, transaksi dan kegunaan informasi, termasuk : a. Newsletter untuk para pemegang saham seperti investor dan konsumen. b. Komunikasi dari manajemen untuk kebijakan dan informasi lainnya kemampuan interaktif. c. Informasi keuangan. d. Visi organisasi, pernyataan misi dan tujuan. e. Produk baru dan peluncuran jasa. f. Fasilitas pemesanan konsumen. g. Pemberitaan public untuk penjualan dan tanpa biaya, dan lain-lain. 31 Dari penjelasan mengenai pengertian-pengertian dan keuntungan dari website diatas, dapat disimpulkan bahwa website adalah salah satu fasilitas internet yang dapat digunakan oleh praktisi public relations untuk dapat mencari informasi dan menyebarluaskan pesan organisasi atau perusahaan kepada publiknya, khususnya public eksternal. Manfaat media internet bagi para pelaku Humas (Public Relations) diantaranya adalah: 30
IISIP Jakarta, berita menurut Hoeta Soehoet, Jurnal Kampus Tercinta Bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, no 10 tahun III April-Agustus 1999, hal 71 31 Kim Harisson, op.cit, hal 270
1. Komunikasi konstan yakni, internet bagaikan satpam atau sekretaris yang tidak pernah tidur selama 24/7 (24 jam x 7 hari) dengan potensi target public seluruh dunia. 2. Respons yang cepat artinya internet memungkinkan anda merespon secara cepat dan serta mata semua permasalahan dan pertanyaan dari para prospek dan pelanggan. 3. Pasar Global, bahwa internet telah menutup jurang pemisah geografis (kecuali psikologis) setelah anda terhubung ke dunia online dan dapat langsung berkomunikasi dengan seluruh dunia dengan biaya yang minim. 4. Interaktif, sangat interaktifnya internet membuat anda dapat memperoleh feedback dari pelanggan atau penghujung situs web anda. Dengan demikian, anda bisa tahu keinginan mereka sehingga tidak perlu lagi menebak-nebak. 5. Komunikasi dua arah, dengan komunikasi antara organisasi anda dan public merupakan tujuan utama aktivitas E-Public Relations karena aktivitas ini akan membantu anda dalam membangun hubungan yang kuat dan saling bermanfaat yang tidak dapat dilakukan langsung oleh media offline. 6. Hemat, karena Humas (Public Relations) dalam dunia fisik dianggap lebih dapat mempengaruhi tanggapan dan respon pasar. Pengeluarannya pun lebih hemat dibanding pengeluaran iklan. 32 2.5. Efektifitas Komunikasi MediaOnline (Website) sebagai Media Publikasi Suatu publikasi dapat dikatakan efektif jika publikasi tersebut dapat mencapai tujuan yang diharapkan, atau dapat juga dikatakan bahwa publikasi yang efektif adalah merupakan hasil dari suatu perencanaan yang telah dirumuskan secara baik sehingga tercapainya tujuan. Jadi efektif adalah menggandung arti terjadinya suatu akibat atau efek yang dikehendaki dan begitu juga dengan perbuatan efektif dimana perbuatan yang mengakibatkan sebagaimana dikehendaki oleh orang tersebut. Efektivitas berasal dari kata efek, yang dapat diartikan sebagai dampak atau semua jenis perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah menerima sesuatu pesan dari suatu sumber. Perubahan yang dimaksud dapat meliputi perubahan sikap, perubahan pengetahuan, dan perubahan perilaku nyata. 33 Untuk efektifitas komunikasi yang digunakan adalah siapa penerima
32 33
Bob Julius Onggo, Cyber Public Relations, Jakart:Elex Media Komputindo, 2004, hal 5-6 Andre Hardjana, Audit Komunikasi,Teori dan Praktek, Jakarta:Grasindo, 2000, hal 23
atau pemakai (receiver or user), isi pesan (content), ketepatan waktu (timing), media komunikasi (media), format (format), dan sumber pesan (source). 34 Selain itu, efektifitas itu sendiri berhubungan dengan apakah tujuan perusahaan yang telah ditetapkan telah berhasil atau tidak dan memberikan dampak atau perubahan yang signifikan atau tidak. Dengan kata lain, efektifitas adalah derajat keberhasilan suatu organisasi atau kelompok dalam usahanya mencapai apa yang menjadi tujuan organisasi atau kelompok tersebut. 35 Komunikasi efektif adalah komunikasi yang dilancarkan sedemikian rupa sehingga menimbulkan efek kognitif, afektif dan konatif pada komunikasi sesuai dengan tujuan komunikasi. Efektif adalah mempunyai pengaruh, efek atau akibat, memberikan hasil yang memuaskan. Efek bukan sekedar umpan balik dan reaksi penerima (komunikasi) terhadap pesan yang dilontarkan oleh komunikator, melainkan oleh efek dalam komunikasi merupakan panduan sejumlah “kekuatan” yang bekerja dalam masyarakat, dimana komunikator hanya dapat menguasai satu kekuatan saja,yaitu pesan-pesan yang dilontarkan. Oleh karena itu dapat menyatakan, bahwa efek terjadi pada individu-individu dan kemudian menjadi sikap masyarakat. Dan efek suatu komunikasi pada umumnya terhadap individu secara konkret dapat diklafikasikan kedalam tingkatan-tingkatan sebagai berikut: a) Menerima,melaksakan dan menganjurkan kepada orang lain, b) Bisa menerima dan melaksanakan (tanpa merumuskan pengajurannya). c) Ide diterima akan tetapi masih dipikirkan pelaksanaannya d) Ide tidak diterima. e) Ide ditolak bahkan memikirkan kemungkinan mengambil saran atau anjuran.
34 35
Op.cit, Audit Komunikasi,Teori dan Praktek, hal 23 The Liang Gie, Effisiensi Kerja Bagi Pembangunan Negara, UGM Pers, Yogjakarta, 1981, hal 25
Agar tujuan efektivitas media online Humas (Public Relations) berhasil harus menggunakan ukuran untuk mengetahui keberhasilan kegiatannya. Cara mengukur efektivitas program Humas (Public Relations), yaitu : 1. Menghitung jumlah orang yang mengunjungi dan memberikan informasi rinci mengenai dirinya pada website tersebut. 2. Laporan penjualan bulanan dari pengecer resmi. 3. Mengukur tingkah laku khalayak, dengan mengukur dampak dari kegiatan internet dapat dilihat dari perilaku khalayak. 4. Memantau liputan media, dengan beberapa studi kasus membuktikan bahwa penggunaan website untuk media relations dapat meningkatkan tingkat liputan dimedia massa. 5. Memantau penambahan database, karena sifat internet yang “one to one” memungkinkan PRO untuk mendapatkan informasi rinci tentang khalayak sasaran yang tidak dapat diperoleh dari tatanan komunikasi yang lain yang konvesional. 36 Menurut Shel Holtz (1999), dalam bukunya Public Relations on The Net, dapat disimpulkan bahwa penggunaan internet dalam kegiatan Public Relations telah terbukti efektif dan menekan biaya operasional seminim mungkin dan mampu mendekatkan perusahaan dengan publiknya. 37 Dunia Public Relations dalam internet telah membuka perspekif (paradigma) baru dalam bidang hubungan masyarakat. Keberhasilan dari suatu media publikasi tergantung dari keseluruhan hal yang ada pada media publikasi tersebut, mulai dari rancangan media publikasi itu, seperti sifat dan isi Media Online (website), nama Media Online (website), frekuensi, serta gaya dan format Media Online (website), hingga sasaran publikasinya Efektivitas suatu publikasi melalui media terkait erat dengan tujuan dari program hubunngan pengguna, untuk itu dapat dikatakan bahwa efektifitas media publikasi dapat dilihat dari pencapaian program hubungan pengguna, apakah media publikasi itu dapat : 1. Menentukan apakah para pengguna memikirkan dan membicarakan kebijaksanaan, tindakkan, produk atau pelayanan perusahaan.
36
Soleh Soemirat, dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2002, hal 199-200 37 Op.cit, hal 200
2. Menyebarluaskan
informasi
kepada
public
pengguna
tentang
produk,
pelayanan,kebijaksanaan,dan public perusahaan 3. Menjawab pertanyaan penguna yang berhubungan dengan perusahaan, produk dan pelayanan, serta manfaatnya. 4. Memberikan informasi dan mendidik para pengguna mengenai pengetahuan untuk memenuhi kebutuhannya. 5. Mempersiapkan dan menyebarluaskan petunjuk dan informasi tentang penggunaan produk sehingga para pengguna akan memperoleh kepuasan maksimal dalam pemakaian produk.
2.6. Website Sebagai Media Publikasi Humas (Public Relations) Dalam tugas Humas (Public Relations) yakni dapat menyediakan berbagai informasi kepada khalayak mengenai kebijakan organisasi, kegiatan, produk, jasa dan personalia selengkap mungkin demi untuk menciptakan suatu pengetahuan yang maksimal dalam rangka menjangkau pengertian publik. 38 Bahwa tugas Humas (Public Relations) dituntut untuk memiliki kemampuan dalam mengolah dan menyampaikan informasi tersebut secara lengkap, cepat dan tepat pada sasaran agar dapat bermanfaat bagi publiknya maupun bagi organisasi atau perusahaan itu sendiri. Dengan majunya perkembangan teknologi komunikasi multimedia seperti internet salah satunya, mempunyai banyak fasilitas yang dapat mempermudah aktivitas Public Relations dalam menyebarkan dan memperoleh informasi dari public. Adanya media internet dapat membantu tugas Humas (Public Relations) biasanya disebut Cyber Public Relations. Bahwa Cyber Public Relations kini semakin terkenal, dimana bidang Humas (Public Relations) ini sangat terkait dengan perkembangan teknologi muktahir (terutama 38
Frank Jefkins, Public Relations, Edisi IV, Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama, 1994, hal 19
munculnya media online atau internet). 39 Penggunaan media internet mempunyai peran luas dalam tugas Humas dibandingkan dengan Humas didunia fisik. Karena media internet telah menjadi gerakan revolusi dasar di seluruh dunia, yang di dalamnya termasuk perubahan dalam penggunaan teknik-teknik komunikasi di bidang Humas. Keuntungan Humas (Public Relations) dalam menggunakan internet: 1. Informasi cepat sampai public. 2. Bagi Humas (Public Relations) internet dapat berfungsi sebagai iklan, media, sarana penyebaran informasi dan promosi. 3. Siapapun dapat mengakses internet. 4. Tidak terbatas oleh ruang dan waktu. 5. Internet dapat membuka kesempatan melakukan hubungan komunikasi dalam bidang pemasaran secara langsung. 40 Ada beberapa hal yang dapat dilakukan praktisi Public Relations (Humas) melalui penggunaan internet: 1. Public Relations (Humas) harus menyadari bahwa khalayak atau public dapat mengakses semua press release atau news release yang dikirimkan melalui internet, dengan menggunakan kata-kata yang mudah dicari dan dipahami khalayak. 2. Publik dapat mengakses Press Release dalam website yang ada di Word Wide Web (bila instansi atau perusahaan websiternya). 3. Public Relations (Humas) dapat membuat mailing list dari publiknya. Mailing list merupakan perangkat elektronik yang dapat menyebarkan press release kepada publiknya melalui kontrak email. 41
Fasilitas-fasilitas internet yang dapat dimanfaatkan, diantaranya website, email, news, news group, dan lain-lain. Banyaknya fasilitas internet yang kini dimanfaatkan salah satunya adalah website. Dengan internet pula, annual report (laporan tahunan) yang dibuat divisi Humas (Public Relations) dapat dimaksudkan kedalam situs atau web
39
Elvinaro Ardiyanto, Public Relations Suatu Perdekatan Praktis, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, hal 138 Soleh Soemirat, Dasar-Dasar Public Relations, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003, hal 192 41 Astrid Susanto, Komunikasi Massa, Bandung : Rosdakarya.1996, hal 60 40
perusahaan jasa dan tidak perlu pengiriman lewat via pos. Sekarang ini website merupakan fasilitas yang paling banyak digunakan dalam mengakses informasi yang tersedia diinternet. Website merupakan hubungan berbagai komputer di seluruh dunia yang mempunyai berbagai koleksi dokumen-dokumen yang tersimpan diinternet. Dokumen dan file yang mana dapat saling tukar menukar melalui penggunaan HTTP (Hypettext Transfer Protocol). 42 Dapat dikatakan bahwa melalui website setiap seorang akan mendapatkan informasi dengan cepat dan actual serta data yang dinginkannya.
2.7. Pengertian Informasi Salah
satu
tantangan
berat
dalam
berkomunikasi
adalah
bagaimana
menyampaikan informasi keseluruh baik itu kepada bagian organisasi perusahaan atau masyrakat luas. Pengertian informasi adalah pengelolaan data dalam suatu bentuk kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan
untuk pengambilan
keputusan. 43 Sumber informasi adalah data. Data adalah kenyataaan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Maksudnya kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu kalau kesatuan nyata (fact) adalah berupa suatu objek nyata seperti tempat, membedakan orang yang betul-betul ada dan terjadi. Informasi pengumpulan data (scorekeeping information) yang berupa akumulasi atau pengumpulan data untuk menjawab pernyataan, informasi pengarahan perhatian (attention directing information) merupakan informasi untuk membantu perusahaan memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang menyimpang, ketidakefisienan dan
42 43
Kim Harrison, op. cit, hal 60 Jogiyanto Hartono, Pengenalan Komputer Dasar Ilmu Komputer dan Sistem Informasi, Andi Yogjakarta, 2001, hal 692
kesempatan-kesempatan yang dapat dilakukan, informasi pemecahan masalah (problem solving information). 44
Sebuah perusahaan yang akan mengeluarkan keputusan sangat membutuhkan informasi yang berguna untuk mendukung keputusan. Setiap tingkatan perusahaan dibutuhkan informasi dengan karakteristik informasi
misalnya kepadatan informasi,
cakupan informasi, frekuensi informasi, waktu informasi, akses informasi dan sumber informasi. Kualitas dari suatu informasi tergantung tiga hal yaitu informasi harus akurat, tepat pada waktunya dan relevan. 1. Akurat : Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai kepenerimaan informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tesebut. 2. Tepat pada waktunya: Informasi yang datang pada publik tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena Informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi. 3. Relevan: Informasi mempunyai manfaat untuk publik. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda. Misalnya informasi mengenai sebab musabab kerusakkan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya informasi mengenai harga pokok produksi yang kurang relevan, tetapi relavan untuk akuntan. 45
Informasi tidak sekedar ”sesuatu” yang menerangkan ”sesuatu”. Informasi mengandung makna yang didalamnya ada karakteristik seperti properti, unsur, fungsi, dimensi dan koneksi atau segala fakta adalah informasi, meskipun harus ditanggapi dengan pengetahuan dan kebijakan.
44 45
Ibid hal 700 Ibid. hal 690
2.8. Uang 2.8.1. Pengertian Uang Uang 46 dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran. Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah daripada barter yang lebih kompleks, tidak efisien, dan kurang cocok digunakan dalam sistem ekonomi modern karena membutuhkan orang yang memiliki keinginan yang sama untuk melakukan pertukaran dan juga kesulitan dalam penentuan nilai. Efesiensi yang didapatkan dengan menggunakan uang pada akhirnya akan mendorong perdagangan dan pembagian tenaga kerja yang kemudian akan meningkatkan produktifitas dan kemakmuran. Pada awalnya di Indonesia, uang (dalam hal ini uang kartal)
diterbitkan oleh
pemerintah Republik Indonesia. Namun sejak dikeluarkannya UU No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat 1, hak pemerintah untuk mencetak uang dicabut. Pemerintah kemudian menetapkan Bank Sentral, Bank Indonesia, sebagai satu-satunya lembaga yang berhak menciptakan uang kartal. Hak untuk menciptakan uang itu disebut dengan hak oktroi.
46
http://id.wikipedia.org/wiki/uang
2.8.2. Fungsi Uang Secara umum, uang memiliki fungsi sebagai perantara untuk pertukaran barang dengan barang, juga untuk menghidarkan perdagangan dengan cara barter. Secara lebih rinci, fungsi uang dibedakan menjadi dua: fungsi asli dan fungsi turunan. Fungsi asli uang ada tiga, yaitu sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung, dan sebagai penyimpan nilai. 1. Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat mempermudah pertukaran. Orang yang akan melakukan pertukaran tidak perlu menukarkan dengan barang, tetapi cukup menggunakan uang sebagai alat tukar. Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang. 2. Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) karena uang dapat digunakan
untuk
menunjukan
nilai
berbagai
macam
barang/jasa
yang
diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk menentukan harga barang/jasa (alat penunjuk harga). Sebagai alat satuan hitung, uang berperan untuk memperlancar pertukaran. 3. Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta) karena dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang. Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk digunakan membeli barang dan jasa di masa mendatang. Selain ketiga hal di atas, uang juga memiliki fungsi lain yang disebut sebagai fungsi turunan. Fungsi turunan itu antara lain uang sebagai alat pembayaran, sebagai alat pembayaran utang, sebagai alat penimbun atau pemindah kekayaan (modal), dan alat untuk meningkatkan status sosial.
2.8.3. Syarat-syarat Uang Suatu benda dapat dijadikan sebagai "uang" jika benda tersebut telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Pertama, benda itu harus diterima secara umum (acceptability). Agar dapat diakui sebagai alat tukar umum suatu benda harus memiliki nilai tinggi atau setidaknya dijamin keberadaannya oleh pemerintah yang berkuasa. Bahan yang dijadikan uang juga harus tahan lama (durability), kualitasnya cenderung sama (uniformity), jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat serta tidak mudah dipalsukan (scarcity). Uang juga harus mudah dibawa, portable, dan mudah dibagi tanpa mengurangi nilai (divisibility), serta memiliki nilai yang cenderung stabil dari waktu ke waktu (stability of value).
2.8.4. Jenis Uang Uang yang beredar dalam masyarakat dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu uang kartal (sering pula disebut sebagai common money) dan uang giral. Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual-beli sehari-hari. Sedangkan yang dimaksud dengan uang giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito) yang dapat ditarik sesuai kebutuhan. Uang ini hanya beredar di kalangan tertentu saja, sehingga masyarakat mempunyai hak untuk menolak jika ia tidak mau barang atau jasa yang diberikannya dibayar dengan uang ini. Untuk menarik uang giral, orang menggunakan cek. 2.8.5. Menurut Bahan Pembuatannya Uang menurut bahan pembuatannya terbagi menjadi dua, yaitu uang logam dan uang kertas. Uang logam adalah uang yang terbuat dari logam; biasanya dari emas atau perak karena kedua logam itu memiliki nilai yang cenderung tinggi dan stabil, bentuknya mudah dikenali, sifatnya yang tidak mudah hancur, tahan lama, dan dapat dibagi menjadi
satuan yang lebih kecil tanpa mengurangi nilai. Dinar dan Dirham, dua contoh mata uang logam. Uang logam memiliki tiga macam nilai: 1. Nilai intrinsik, yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk mata uang. 2. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga yang tertera pada mata uang. Misalnya seratus rupiah (Rp. 100,00), atau lima ratus rupiah (Rp. 500,00). 3. Nilai tukar, nilai tukar adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan suatu barang (daya beli uang). Misalnya uang Rp. 500,00 hanya dapat ditukarkan dengan sebuah permen, sedangkan Rp. 10.000,00 dapat ditukarkan dengan semangkuk bakso). Ketika pertama kali digunakan, uang emas dan uang perak dinilai berdasarkan nilai intrinsiknya, yaitu kadar dan berat logam yang terkandung di dalamnya; semakin besar kandungan emas atau perak di dalamnya, semakin tinggi nilainya. Tapi saat ini, uang logam tidak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai nominalnya. Nilai nominal adalah nilai yang tercantum atau tertulis di mata uang tersebut. Sementara itu, yang dimaksud dengan "uang kertas" adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas).
2.8.6. Menurut Nilainya Menurut nilainya, uang dibedakan menjadi uang penuh (full bodied money) dan uang tanda (token money). Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai yang
tertera di atas uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang digunakan. Dengan kata lain, nilai nominal yang tercantum sama dengan nilai intrinsik yang terkandung dalam uang tersebut. Jika uang itu terbuat dari emas, maka nilai uang itu sama dengan nilai emas yang dikandungnya. Sedangkan yang dimaksud dengan uang tanda adalah apabila nilai yang tertera diatas uang lebih tinggi dari nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang atau dengan kata lain nilai nominal lebih besar dari nilai intrinsik uang tersebut. Misalnya, untuk membuat uang Rp1.000,00 pemerintah mengeluarkan biaya Rp750,00.
2.8.7. Uang Dalam Ekonomi Kebijakan moneter bertujuan untuk mengatur persediaan uang, inflasi, dan bunga yang kemudian akan mempengaruhi output dan ketenagakerjaan. Inflasi adalah turunnya nilai sebuah mata uang dalam jangka waktu tertentu dan dapat menyebabkan bertambahnya persediaan uang secara berlebihan. Interest rate, biaya yang timbul ketika meminjam uang, adalah salah satu alat penting untuk mengontrol inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Bank sentral seringkali diberi tanggung jawab untuk mengawasi dan mengontrol persediaan uang, interest rate, dan perbankan. Krisis moneter dapat menyebabkan efek yang besar terhadap perekonomian, terutama jika krisis tersebut menyebabkan kegagalan moneter dan turunnya nilai mata uang secara berlebihan yang menyebabkan orang lebih memilih barter sebagai cara bertransaksi. Keberadaan uang sebagai alat tukar juga dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggungjawab dengan melakukan pemalsuan uang dan menggandakan serta menyebarkan uang palsu.
2.8.8 Ciri-Ciri Uang Asli Dalam melaksanakan tugas pokok dibidang pengedaran uang,Bank Indonesia juaga melakukan sosialisasi yang intensif kepada masyarakat
untuk menyampaikan
informasi mengenai ciri-ciri uang asli. Karena Bank Indonesia selalu berupaya agar uang yang dikeluarkan dan diedarkan memiliki ciri-ciri dan unsur pengaman yang cukup, mudah dikenali oleh masyrakat serta untuk melindungi uang dari pemalsuan. Keaslian uang dapat dikenali melalui ciri-ciri yang terdapat baik pada bahan yang digunakan untuk membuat
uang (kertas,plastik atau logam),desain dan warna
masing- pecahan uang, maupun pada teknik percetakkan uang tersebut. Dalam penetapan ciri-ciri uang dianut suatu prinsip bahwa semakin banyak unsur pengaman (security features) dari uang tersebut sehingga aman dari usaha pemalsuan. Sosialisasi untuk mengenai uang asli
menggunakan motto 3D yaitu dilihat,
diraba, diterawang. Ciri-ciri uang asli dapat dilihat dari warna tertentu,desain grafis dan benang emas untuk uang kertas.Khusus uang kertas apabila uang diterawang akan terlihat garis air dan gambar pahlawan untuk menandaan.
2.8.9 Ciri-Ciri Uang Palsu Bila ada uang palsu yang ditemukan maka masyarakat merasa dirugikan. Untuk itu masyarakat perlu mengetahui lebih banyak mengenali ciri-ciri uang asli dan palsu. Sesunggunhnya secara fisik keberadaan uang palsu dan asli dapat dibedakan dengan kejelian dan keteltian dengan konsep dilihat, diraba dan diterawang. Ciri-ciri uang palsu dapat dilihat dari bahan yang digunakan untuk membuat uang, desain, warnanya yang berbeda dengan uang asli, tidak adanya benang pengaman dan gambar pahlawannya diterawang tidak kelihatan sedangkan gambar pahlawan di uang asli dapat terlihat apabila diterawang.
Gambar Pesan tentang Ciri-ciri Uang Asli
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian yang bersifat deskriftif mempunyai tujuan
mengumpulkan
informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala-gejala yang ada, mengindentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi, dan menentukan apa yang akan dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu akan datang. 47 Adapun Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Alat analisis yang bersifat kuantitatif adalah alat analisis yang menggunakan model-model, seperti model matematika (misalnya fungsi multivariate), model statistik dan ekonometrik. Hasil analisis disajikan dalam bentuk angka-angka kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam suatu uraian. 48
3.2. Metode Penelitian Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode survey adalah metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi yang menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang kuat. Metode survey, selain merupakan metode pengumpulan data secara primer juga merupakan komunikasi langsung antara peneliti
47 48
Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998, hal 25. Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003, hal 93.
dan responden. Data peneliti berasal dari subjek yang menyatakan opini, sikap, pandangan, pengalaman dan penelitian karakteristik tertentu baik secara individual maupun kelompok. 49
3.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu : 1. Data primer Dilakukan dengan menyebarkan kuesioner, yaitu berupa pertanyaan ilustrasi yang disusun secara tertulis, dengan menggunakan daftar pertanyaan guna memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari pada responden. 50 Melakukan wawancara dengan cara mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada Humas Bank Indonesia berkaitan dengan media online (website). Wawancara ini dilakukan untuk hanya melengkapi data. 2. Data sekunder Adalah data yang didapat dan dipergunakan untuk melengkapi seluruh data primer dengan melakukan studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan data-data penting yang ada hubungannya dengan pembahasan penelitian ini.
3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi Pengertian populasi menurut Sugiyono, adalah wilayah generalisasi yang terdiri objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulan.
49 50
Rosady Ruslan, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2003, hal 22. Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta:Gramedia, 1994, hal 173.
Populasi yang dimaksud disini adalah jumlah objek yang diteliti dengan melihat dari jumlah pengunjung situs Bank Indonesia sebanyak 4000 orang periode tahun 20062007.
3.4.2 Sampel Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya. Peneliti menggunakan rumus yamane di dalam menuntukan jumlah sampel pada penelitian ini. Presisi ditetapkan diantara + 10 % dengan tingkat kepercayaan 90% Rumusnya : n = ____N___ Nd2 + 1 Keterangan : n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi d 2 = nilai presisi n = ____4000 __ (4000).(0,1)2+ 1
n = ____4000 __ (4000).(0,01) + 1 n = 97.560976 orang = 98 orang Berdasarkan dengan hasil perhitungan rumus diatas, maka jumlah sampel yang diteliti dalam penelitian ini adalah 98 orang.
3 .5 Teknik Penarikan Sampel Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah accidental sampling, yang secara kebetulan saja, yaitu siapa saja atau responden yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu representatif.
51
Dimana responden tidak memiliki kesempatan yang sama untuk
dijadikan sampel, mengingat pengguna situs ini tersebar luas di Jakarta Barat.
3.6 Definisi Konsep Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah disusun, penulis
melakukan
penelitian terhadap efektivitas komunikasi Indonesia dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat mengenai ciri-ciri uang asli sehingga masyarakat dapat membedakan uang asli dan uang palsu. Untuk efektivitas komunikasi, penulis menggunakan konsep efektifitas komunikasi Andre Hardjana 52 yang berisikan 6 (enam) variabel yaitu siapa penerima atau pemakai (receiver or user), isi pesan (content), ketepatan waktu (timing), media komunikasi (media), format (format), dan sumber pesan (source). Dari konsep di atas, peneliti menyusun kembali urutan enam variabel tersebut menjadi sebagai berikut yaitu : 1) Sumber Pesan (Source) : Humas Bank Indonesia Humas Bank Indonesia sebagai sumber pemberi pesan harus melakukan kerja yang optimal dalam mencapai efektivitas komunikasi. Untuk itu, Humas Bank Indonesia harus melakukan : a) Sosialisasi kepada masyarakat guna memberikan pengetahuan tentang ciri-ciri uang asli.
51 52
Sugiono, Statistik untuk Penelitian, Bandung:Alfabeta, 2003, hal 60 Andre Hardjana, Audit Komunikasi – Teori dan Praktek, Jakarta : Grasindo, 2007, hal 23-24.
b) Menyampaikan pesan secara persuasif untuk mengubah sikap dan perilaku masyarakat. c) Meyakinkan masyarakat mengenai ciri-ciri uang asli. 2) Isi Pesan (Content) : Ciri-ciri Uang Asli Isi pesan yang disampaikan Humas Bank Indonesia adalah Informasi ciri-ciri uang asli. Pesan tersebut harus memenuhi : a) Pesan yang disampaikan harus tepat dan akurat. b) Pesan harus disampaikan harus secara jujur dan dapat dipercaya. c) Pesan yang disampaikan harus dapat dimengerti dan mudah dipahami. 3) Media Komunikasi : Internet (website) Penggunaan media komunikasi eksternal untuk melakukan publikasi dapat sangat efektif dengan menggunakan media online (Internet/Website) karena memiliki kemampuan untuk menjangkau semua khalayak dan tanpa batas. Untuk itu, media komunikasi tersebut harus : a) Dapat dengan mudah mengakses data. b) Seberapa sering (frekuensi) melihat dan membaca informasi tentang ciri-ciri uang asli yang disampaikan oleh BI. 4) Ketepatan Waktu (timing) Media komunikasi harus dapat mengirim isi pesan dengan cepat dan tepat waktu sampai ke masyarakat. 5) Format (format). Format media komunikasi eksternal harus didesain secara menarik sehingga masyarakat tertarik untuk melihat, membaca dan mempelajarinya isi pesan yang disampaikan. Sehingga masyarakat mengetahui informasi mengenai ciri-ciri uang asli. Yang akhirnya masyarakat mengerti/paham mengenai informasi ciri-ciri uang asli.
6) Penerima/Pemakai (receiver or user) : Masyarakat Masyarakat sebagai penerima pesan yang disampaikan Humas Bank Indonesia. a) Bertambah pengetahuan masyarakat tentang ciri-ciri uang asli. b) Masyarakat bisa membedakan uang asli dan uang palsu. c) Masyarakat menjadi sangat peduli terhadap bentuk fisik uang (uang tidak sobek, lecek, kumal, atau kotor).
3.7 Operasionalisasi Konsep. Operasionalisasi konsep adalah memberi definisi konseptual dan definsi yang lebih operasional terhadap konsep-konsep yang diteliti. Bahwa operasional konsep dari tahap konsep yang dapat dinilai atau diberi penilaian atau indikator.
Tabel 1 Operasionalisasi Konsep Variabel Efektivitas BI dalam menyampaikan informasi tentang ciri-ciri uang asli melalui Media Online (website) kepada masyarakat.
Dimensi 1. Sumber Pesan (Humas Bank Indonesia)
Indikator
Skala 1. 2. 3. 4. 5.
sangat setuju skor 5 setuju skor 4 ragu-ragu skor 3 tidak setuju skor 2 sangat tidak setuju skor 1
Humas BI menyampaikan pesan secara persuasive kepada masyarakat.
1. 2. 3. 4. 5.
sangat setuju skor 5 setuju skor 4 ragu-ragu skor 3 tidak setuju skor 2 sangat tidak setuju skor 1
Humas BI meyakinkan masyarakat tentang ciri-ciri uang asli.
1. 2. 3. 4. 5.
sangat setuju skor 5 setuju skor 4 ragu-ragu skor 3 tidak setuju skor 2 sangat tidak setuju skor 1
1.
Telaksananya Humas BI melakukan sosialisasi mengenai ciriciri uang asli.
2.
3.
2. Isi Pesan (Ciri-ciri Uang Asli)
3. Media Komunikasi (Internet/ Website)
1.
Terciptanya pesan tentang ciri-ciri uang asli yang tepat dan akurat.
2.
Terciptanya pesan tentang ciri-ciri uang asli secara jujur dan dapat dipercaya.
3.
Terciptanya pesan tentang ciri-ciri uang asli yang dapat dimengerti dan mudah dipahami
1. Media (Internet/ Website) yang dipakai Humas BI harus mudah diakses datanya
2. Seberapa sering (frekuensi) melihat dan membaca pesan tentang ciri-ciri uang asli yang disampaikan oleh BI? 4. Ketepatan Waktu (timing)
5. Format
1. 2. 3. 4. 5.
sangat setuju skor 5 setuju skor 4 ragu-ragu skor 3 tidak setuju skor 2 sangat tidak setuju skor 1
1. 2. 3. 4. 5.
sangat setuju skor 5 setuju skor 4 ragu-ragu skor 3 tidak setuju skor 2 sangat tidak setuju skor 1
1. 2. 3. 4.
sangat setuju skor 5 setuju skor 4 ragu-ragu skor 3 tidak setuju skor 2 5. sangat tidak setuju skor 1
1. sangat setuju skor 5 2. setuju skor 4 3. ragu-ragu skor 3 4. tidak setuju skor 2 5. sangat tidak setuju skor 1
1. 2. 3. 4. 5.
sangat setuju skor 5 setuju skor 4 ragu-ragu skor 3 tidak setuju skor 2 sangat tidak setuju skor1
Media Humas BI yang menyampaikan pesan harus dengan cepat dan tepat waktu diterima masyarakat
1. sangat setuju skor 5 2. setuju skor 4 3. ragu-ragu skor 3 4. tidak setuju skor 2 5. sangat tidak setuju skor 5
1. Media yang dipakai Humas BI harus memiliki desain format yang menarik
1. sangat setuju skor 5 2. setuju skor 4 3. ragu-ragu skor 3 4. tidak setuju skor 2 5. sangat tidak setuju skor 1
2. Masyarakat tertarik melihat dan mengetahui pesan tentang
1. sangat setuju skor 5 2. setuju skor 4 3. ragu-ragu skor 3
ciri-ciri uang asli yang disampaikan BI. 3. Masyarakat mengerti informasi ciri-ciri uang asli yang disampaikan BI.
4. tidak setuju skor 2 5. sangat tidak setuju skor 1
1. 2. 3. 4. 5.
sangat setuju skor 5 setuju skor 4 ragu-ragu skor 3 tidak setuju skor 2 sangat tidak setuju skor1
6. Penerima/ Pemakai Pesan (receiver / user
1. Bertambah-nya 1. sangat setuju skor 5 pengetahuan 2. setuju skor 4 uang asli 3. ragu-ragu skor 3 4. tidak setuju skor 2 5. sangat tidak setuju skor 1 2. Bisa membedakan uang asli dan uang palsu
1. 2. 3. 4. 5.
sangat setuju skor 5 setuju skor 4 ragu-ragu skor 3 tidak setuju skor 2 sangat tidak setuju skor 1
3. Peduli terhadap bentuk fisik uang (uang tidak sobek, lecek/kumal, atau kotor).
1. 2. 3. 4. 5.
sangat setuju skor 5 setuju skor 4 ragu-ragu skor 3 tidak setuju skor 2 sangat tidak setuju skor 1
3.8Teknik Analisa Data Analisa data proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif artinya semua data yang dihimpun dan disusun secara sistematis, cermat diolah menjadi data deskriptif kuantitatif, yang bertujuan untuk membuat gambaran, deskriptif atau lukisan secara sistematis, factual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta fenomena-fenomena yang diselidiki.
Skorsing Jawaban
1
2
3
4
5
6
5
4
3
2
1
7
5
4
3
2
1
8
5
4
3
2
1
9
5
4
3
2
1
10
5
4
3
2
1
11
5
4
3
2
1
12
5
4
3
2
1
13
5
4
3
2
1
14
5
4
3
2
1
15
5
4
3
2
1
16
5
4
3
2
1
17
5
4
3
2
1
18
5
4
3
2
1
19
5
4
3
2
1
20
5
4
3
2
1
item Pertanyaan
Skala ini terdiri dari sejumlah pertanyaan yang meminta reaksi responden, reaksi itu harus diungkapkan dari setingkat setuju sekali sampai tidak setujuh sekali. Setiap respons diberi nilai paling tinggi. Respons negatif diberi nilai paling rendah. Nilai sikap responden adalahg jumlah nilai dari seluruh pernyataan. Skala jumlah yang paling umum adalah skala likert. 53 Maka pada penelitian ini analisa data dapat dilakukan setelah data yang dibutuhkan telah selesai terkumpul dan kemudian diolah melalui tahap berikut: •
Jumlah pertanyaan sebanyak 15 (pertanyaan no.6 sampai 20 )
•
Jumlah skor tertinggi, apabila semua pertanyaan dijawab angka dengan skor 5 sehingga total skor 75
53
Jalaluddin Rakmat, Metode Penelitian Komunikasi, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung 2002, hal 94
•
Jumlah skor terendah, apabila semua pertanyaan dijawab angka 5 dengar skor 1 sehingga total skor 15
•
Apabila Semua jawaban angka 1 dengar skor 5 jumlah skor 75 (Maksimal) Semua jawaban angka 2 dengar skor 4 jumlah skor 60 Semua jawaban angka 3 dengan skor 3 jumlah skor 45 Semua jawaban 4 dengan skor 2 jumlah skor 30 Semua jawaban 5 dengan skor 1 jumlah skor 15 (Minimal)
Penilaian berdasarkan pendapat seorang responden terhadap efektifitas penyampaian informasi tentang ciri-ciri uang asli yang disampaikan oleh Humas BI melalui Media online (website) :
1) jumlah skor antara 60 – 75 penilaian sangat efektif 2) jumlah skor antara 45 – 59 penilaian efektif 3) jumlah skor antara 30 – 44 penilaian kurang efektif 4) jumlah skor antara < 30 tidak efektif
BAB IV GAMBARAN UMUM DAN HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum 4.1.1. Sejarah Bank Indonesia Bank Indonesia sebagai Bank Sentral, lahir pada 1 Juli 1953 didasarkan pada UU Pokok Bank Indonesia atau UU Nomor 11 Tahun 1953. Lahirnya Bank Indonesia ini merupakan hasil nasionalisasi dari De Javasche Bank, sebuah bank Belanda yang pada masa kolonial diberi tugas oleh Pemerintah Belanda sebagai bank sirkulasi di Hindia Belanda. Jadi, De Javasche Bank inilah yang menjadi cikal bakal dari lahirnya Bank Indonesia. Kalau melihat dari usia De Javasche Banknya sudah lebih dari 179 tahun, karena didirikan pada tahun 1828 dan dahulu berfungsi sebagai bank sirkulasi selain juga melakukan kegiatan komersial. De Javasche Bank kemudian ditetapkan menjadi bank sentral pada tahun 1949 berdasarkan hasil Konperensi Meja Bundar. Pada tahun 1953, De Javasche Bank dinasionalisasi menjadi BANK INDONESIA yang juga ditetapkan sebagai Bank Sentral. Tapi, seperti juga bank sebelumnya, Bank Indonesia juga tetap melakukan kegiatan komersial. Dengan peran ganda yang dilakukan oleh Bank Indonesia pada masa itu tentu saja mengakibatkan perkembangan moneter yang tidak sehat bagi perkembangan perekonomian. Atas dasar keadaan tersebut, pada tahun 1968 melalui UU No 13 tahun 1968 tentang Bank Sentral, peran Bank Indonesia diubah lagi dan didudukkan secara murni sebagai Bank Sentral. Hal ini berarti Bank Indonesia tidak melakukan kegiatan komersial lagi selain menjalankan tugas dan fungsi yang telah ditetapkan. Dalam perkembangan selanjutnya, UU No. 13 Tahun 1968 dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan yang terjadi. Beberapa ketentuan dalam undang-undang tersebut dalam kenyataannya belum memberikan jaminan yang cukup untuk
terselenggaranya fungsi suatu bank sentral yang independen. Penetapan status dan kedudukan Bank Indonesia sebagai pembantu Pemerintah misalnya, membuka peluang terjadinya campur tangan dari pihak luar yang pada gilirannya menyebabkan kebijakan yang diambil menjadi kurang bahkan tidak efektif. Dengan latar belakang tersebut, maka pada tanggal 17 Mei 2000 lahirlah Undangundang No. 23 Tahun 1999 sebagai pengganti UU No. 13 Tahun 1968 yang memberikan status dan kedudukan kepada Bank Indonesia sebagai suatu bank sentral yang independen dan bebas dari campur tangan pihak luar termasuk Pemerintah. Jadi, walaupun ada kata "Bank" pada Bank Indonesia, namun Bank Indonesia tidak melakukan kegiatan komersial seperti yang dilakukan oleh bank pada umumnya baik itu Bank Umum ataupun Bank Perkreditan Rakyat. Hal ini berarti, Bank Indonesia tidak bisa menerima tabungan, giro, dan deposito dari masyarakat umum. Selain itu masyarakat umum juga tidak bisa secara langsung meminta kredit ke Bank Indonesia. 4.1.2. Status dan Kedudukan Bank Indonesia Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dimulai ketika sebuah undang-undang baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999. Undang-undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara yang independen dan bebas dari campur tangan Pemerintah ataupun pihak lainnya. Sebagai suatu lembaga negara yang independen, Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut. Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun juga. Untuk lebih menjamin independensi tersebut, undang-undang ini telah memberikan kedudukan khusus kepada Bank Indonesia dalam struktur ketatanegaraan
Republik Indonesia. Sebagai Lembaga negara yang independen kedudukan Bank Indonesia tidak sejajar dengan Lembaga Tinggi Negara. Disamping itu, kedudukan Bank Indonesia juga tidak sama dengan Departemen, karena kedudukan Bank Indonesia berada diluar Pemerintah. Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien. Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar pengadilan. 4.1.3. Visi, Misi dan Sasaran Strategis Bank Indonesia 4.1.3.1. Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil. 4.1.3.2. Misi Bank Indonesia Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan nasional jangka panjang yang berkesinambungan. 4.1.3.3. Sasaran Strategis Bank Indonesia Untuk mewujudkan Misi, Visi dan Nilai-nilai Strategis tersebut, Bank Indonesia menetapkan sasaran strategis jangka menengah panjang, yaitu : 1. Memelihara Kestabilan Moneter; 2. Memelihara Kondisi Keuangan Bank Indonesia yang Sehat dan Akuntabel;
3. Meningkatkan Efektivitas Manajemen Moneter; 4. Meningkatkan Sistem Perbankan yang Sehat dan Efektif serta Sistem Keuangan yang Stabil; 5. Memelihara Keamanan, Kehandalan, dan Efisiensi Sistem Pembayaran; 6. Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Good Governance; 7. Memperkuat Institusi Bank Indonesia melalui Penciptaan Sinergi antara SDM, Informasi Pengetahuan, dan Rancangan Organisasi dengan Strategi Bank Indonesia. 8. Mengarahkan dan Memantau Efektivitas Perubahan Strategis Bank Indonesia 4.1.4. Tujuan dan Tugas Bank Indonesia 4.1.4.1. Tujuan Tunggal Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah. 4.1.4.2. Tugas Bank Indonesia Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia. Ketiganya perlu diintegrasi agar
tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien. 4.1.5. Pimpinan Bank Indonesia Sebagaimana layaknya sebuah lembaga, maka dalam menjalankan tugasnya Bank Indonesia juga memiliki pimpinan. Pimpinannya pun tentu berbeda dengan bank- bank pada umumnya. Sesuai dengan UU No. 23 Tahun 1999 pimpinan Bank Indonesia disebut dengan Dewan Gubernur. Susunan Dewan Gubernur ini terdiri dari seorang Gubernur, seorang Deputi Gubernur Senior, dan sekurang-kurangnya 4 (empat) dan sebanyak banyaknya 7 (tujuh) orang Deputi Gubernur. Keberadaan Gubernur Bank Indonesia bukan merupakan anggota kabinet. Yang menarik di sini adalah sesuai dengan independensi yang dimiliknya berdasarkan Undangundang Nomor 23 Tahun 1999, Bank Indonesia tidak lagi memberikan laporan pertanggungjawabannya kepada Presiden sebagaimana undang-undang terdahulu, melainkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat. 4.2. Hasil penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survey. Hasil penelitian diperoleh berdasarkan daftar pertanyaan atau kuesioner diisi oleh responden. Responden dalam penelitian adalah masyarakat yang mengunjungi Website Bank Indonesia, Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2008 engan responden pelajar, mahasiswa, pegawai swasta dan pegawai negeri. Jumlah responden yang tercatat sebanyak 98 orang. Penelitian menggunakan metode purpose sampling (sampling bertujuan) dengan menentukan responden atau publik sebagai kriteria dari populasi. Karakteristik dari responden adalah sebagai berikut:
responden dengan jenis
kelamin laki-laki dan perempuan, usia <17 tahun, 17-20 tahun, 21-25 tahun, 26-30 tahun dan >30 tahun, tingkat pendidikan yaitu SMP/setingkat, SMU/setingkat, perguruan
tinggi/setingkat, sarjana/lulus PT, dan tidak sekolah. Wilayah Jakarta Barat meliputi Kebon Jeruk, Meruya Selatan, Kemanggisan, Joglo, dan Kedoya. Untuk mendukung data yang diperoleh dalam penyebaran kuesioner, penulis juga melakukan wawancara dengan PSHM Bank Indonesia untuk mendapatkan data mengenai jumlah publik yang membuka website pada tahun 2006 – 2007 jumlah yang mengirimkan respon langsung (direct feedback) dalam bentuk e-mail yang berisikan kritik, saran dan pertanyaan melalui website Bank Indonesia. Hasil penelitian dikategorikan menurut kelompoknya masing- masing dengan penyajiannya dalam bentuk tabel sebagaimana di bawah ini. Tabel 1 Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Responden laki-laki Perempuan Total Sumber kusioner no.1
Frequency 41 57
Percent 41.8 58.2
98
100.0
Berdasarkan hasil penelitian bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 41,8% dari jumlah responden sebanyak 41 responden, sedangkan responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 58,2% dari jumlah responden sebanyak 57 responden. Komposisi keterwakilan jenis kelamin laki-laki dan perempuan sudah mendekati perimbangan. Tabel 2 Status
1 2
Status Responden Menikah Belum menikah
Total Sumber kusioner no.2
Frequency 17
Percent 17.3
81
82.7
98
100.0
Komposisi mengenai status responden pada table di atas menjelaskan bahwa mayoritas responden sebesar 82,7% mempunyai status belum menikah dari jumlah rsesponen sebanyak 81 responden dan sisanya sebesar 17,3 % berstatus menikah berjumlah 17 responden. Tabel 3 Umur
1 2 3 4 5
Umur Responden <17 tahun 17-20 tahun 21-25 tahun 26-30 tahun >30 tahun
Frequency
Total Sumber Kusioner no. 3
Percent 2 13 61 14 8
2.0 13.3 62.2 14.3 8.2
98
100.0
Responden yang terdapat pada penelitian ini mempunyai beberapa tingkatan usia. Berdasarkan hasil penelitian mengenai usia responden terdapat 2.0% responden berusia di bawah 17 tahun dengan jumlah 2 responden, sedangkan untuk usia responden 17-20 tahun terdapat 13,3 % dari jumlah 13 responden dan untuk usia 26 -30 tahun terdapat 14,3 % dari jumlah 14 responden dan sebanyak 8,2 % untuk usia responden di atas 30 tahun. Mayoritas responden (62,2%) berusia 21 – 25 tahun. Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden yang membuka website Humas Bank Indonesia adalah kalangan muda. Tabel 4 Pendidikan
Pendidikan Responden 1 SMU/Setingkat
Frequency
Percent 4
4.1
2
Perguruan tinggi/Setingkat
55
56.1
3
Sarjana/Lulus PT
39
39.8
Total
98
100.0
Sumber Kuesioner no.4
Tingkat pendidikan responden paling banyak adalah 56,1% merupakan mahasiswa (perguruan tinggi/setingkat) dengan jumlah responden sebanyak 55 responden dan sebanyak 39,8 % adalah sarjana/lulus Perguruan Tinggi dengan jumlah responden 39 responden, dan unutuk SMU/setingkat hanya 4,1% dengan jumlah responden 4, sehingga dapat disimpulkan bahwa responden yang membuka website Bank Indonesia sebagian besar adalah dari kalangan perguruan tinggi/setingkat. Tabel 5 Wilayah
1 2 3 4 5
Wilayah Kebon Jeruk Meruya Selatan Kemanggisan Joglo Kedoya
Total Sumber kuesioner no.5
Frequency 67 8 15 3 5
Percent 68.4 8.2 15.3 3.1 5.1
98
100.0
Berdasarkan tabel di atas bahwa responden yang diperoleh dalam penelitian berada di 5 (lima) wilayah di lingkungan Jakarta Barat menggambarkan bahwa 68,4 % responden adalah di wilayah Kebon Jeruk dengan jumlah responden sebanyak 67 responden, sedangkan 8,2 % adalah wilayah Meruya Selatan dengan jumlah 8 responden. Responden di wilayah Kemanggisan sebanyak 15,3% dengan jumlah 15 responden, sementara 3,1 % adalah
responden wilayah Joglo dengan jumlah 3 responden.
Responden di wilayah Kedoya sebesar 5.1% dengan jumlah responden sebesar 5 responden. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang membuka website Bank Indonesia di wilayah Jakarta Barat adalah di Kebon Jeruk.
4.2.1 Sumber Pesan (Humas Bank Indonesia) Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Bank Indonesia melakukan sosialisasi intensif kepada masyarakat untuk menyampaikan informasi mengenai ciri-ciri uang asli yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Sosialisasi dilakukan melalui media cetak (surat kabar, majalah dan poster) dan melalui media elektronik (televisi, radio dan internet). Penyampaian informasi tersebut dilakukan oleh Bagian Hubungan Masyarakat Bank Indonesia. Salah satu media yang dipergunakan Bank Indonesia adalah media online (website) dengan nama situsnya http.www.bi.go.id. Humas BI mempunyai peran penting dalam mengelola situs tersebut guna melakukan publikasi mengenai penyampaian informasi tentang Bank Indonesia dan kegiatan yang dilakukan, sehingga masyarakat bertambah pengetahuannya tentang ciri-ciri uang asli. Tabel 6 Peran Humas Bank Indonesia dalam menyampaikan Informasi tentang Ciri-ciri Uang Asli (N=98) Humas BI melakukan sosialisasi mengenai ciriciri uang asli
F
Humas BI menyampaikan pesan secara persuasive kepada masyarakat
%
F
%
Humas BI meyakinkan masyarakat tentang ciri-ciri uang asli
F
%
Sangat Setuju
41
41.8
29
29.6
26
26.5
Setuju
39
39.8
48
49.0
38
38.8
Ragu-ragu
18
18.4
20
20.4
34
34.7
Tidak Setuju
0
0
1
1.0
0
0
Sangat Tidak Setuju
0
0
0
0
0
0
Total 98 100.0 98 Sumber : jawaban kuesioner nomor 6, 7 dan 8.
100.0
98 100.0
Berdasarkan jawaban responden menjelaskan bahwa 41,8 % responden menjawab sangat setuju, sedangkan 39,8 % adalah responden menjawab setuju, dan hanya 18,4% responden menjawab ragu-ragu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Humas BI berperan
penting dalam melakukan sosialisasi guna menyampaikan pesan tentang ciri-ciri uang asli sehingga masyarakat bertambah pengetahuannya. Mayoritas responden menyatakan bahwa Humas BI telah menyampaikan pesan secara persuasive dan dapat
meyakinkan masyarakat mengenai ciri-ciri uang asli.
Berdasarkan tabel diatas jawaban responden menjelaskan bahwa 29,6% responden menjawab sangat setuju, sedangkan 49,0% adalah responden menjawab setujuh dan hanya 20,4% dan responden yang menjawab tidak setuju 1,0%. Semantara itu jawaban responden mengenai Humas Bi meyakinkan masyrakat tentang ciri-ciri uang asli bahwa 26,5 % responden menjawab sangat setujuh dan untuk jawaban setujuh 38,8% responden menjawabnya, sedangkan untuk 34,7% responden menjawab ragu-ragu.
4.2.2 Isi Pesan (Ciri-ciri Uang Asli) Bank Indonesia menyampaikan pesan mengenai ciri-ciri uang yang dikeluarkan dan diedarkan memiliki unsur pengaman yang cukup mudah dikenali oleh masyarakat. Dalam penetapan ciri-ciri uang dianut suatu prinsip bahwa semakin besar nilai nominal uang maka semakin banyak unsur pengaman (security features) dari uang tersebut sehingga aman dari usaha pemalsuan. Sosialisasi mengenai uang asli menggunakan moto Tiga “D” yaitu “Dilihat, Diraba, Diterawang”sebagaimana pesan yang disampaikan Bank Indonesia di bawah ini.
Gambar Pesan tentang Ciri-ciri Uang Asli
Ciri-ciri uang asli dapat dilihat dari warna tertentu, desain grafis dan benang emas untuk uang kertas. Khusus untuk uang kertas, apabila diraba terasa kasar karena dicetak secara khusus. Apabila uang diterawang, akan terlihat garis air dan gambar pahlawan. Untuk mengetahui pesan yang disampaikan oleh Bank Indonesia kepada masyarakat, apakah tepat, akurat, dapat dipercaya dan mudah dimengerti dapat dilihat tabel di bawah ini.
Tabel 7 Isi Pesan disampaikan Humas Bank Indonesia tentang ciri-ciri uang asli dari (N=98) tepat dan akurat
F
jujur dan dapat dipercaya
%
F
%
mudah dimengerti dan dipahami
F
%
Sangat Setuju
25
25.5
39
39.8
36
36.7
Setuju
51
52.0
29
29.6
38
38.8
Ragu-ragu
22
22.4
30
30.6
24
24.5
Tidak Setuju
0
0
0
0
0
0
Sangat Tidak Setuju
0
0
0
0
0
0
98
100.0
98
100.0
Total
98 100.0
Sumber : jawaban kuesioner nomor 9, 10 dan 11.
Dilihat dari jawaban responden pada tabel di atas terlihat bahwa
mayoritas
responden menyatakan bahwa pesan atau informasi tentang ciri-ciri uang asli yang disampaikan Humas BI sangat tepat dan akurat. Berdasarkan jawaban responden menjelaskan bahwa 25,5% responden menjawab sangat setuju dan untuk 52,0% responden menjawab setuju, sedangkan untuk jawaban sebesar 22,4% responden menjawab ragu-ragu. Mayoritas responden juga menjawab bahwa pesan dan informasi disampaikan secara jujur dan dapat dipercaya. Begitu pula informasi yang disampaikan Humas BI mudah dimengerti dan dipahami oleh masyarakat. Berdasarkan tabel diatas menjelaskan responden menjawab 39,8% menjawab sangat setuju dan untuk jawaban setuju responden menjawab 29,6% , sedangkan responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 30,6% responden. Begitu pula informasi yang disampaikan Humas BI mudah dimengerti dan dipahami oleh masyarakat. Berdasarkan tabel di atas menggambarkan 36,7% responden menjawab sangat setuju dan untuk 38,85 responden menjawab setuju, sedangkan 24,5% responden menjawab ragu-ragu.
4.2.3 Media Komunikasi (Internet/Website) Bagian Hubungan Masyarakat Bank Indonesia melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui media cetak dan media elektronik. Salah satu media yang dipergunakan adalah media online (website) dengan nama situsnya http.www.bi.go.id.
Tabel 8 Media Komunikasi Bank Indonesia dalam menyampaikan pesan tentang ciri-ciri uang asli (N=98) Mudah diakses
F
%
Sering melihat Website BI
F
%
Sangat Setuju
21
21.4
4
4.1
Setuju
49
50.0
54
55.1
Ragu-ragu
18
18.4
38
38.8
Tidak Setuju
10
10.2
2
2.0
0
0
0
0
98
100.0
98
100.0
Sangat Tidak Setuju Total
Sumber : jawaban kuesioner nomor 12, dan 13.
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan bahwa mayoritas responden menjawab sangat setuju (21,4%), setuju (50,0%), dan ragu-ragu (18,4%) menyimpulkan bahwa website milik BI dapat mudah diakses datanya. Sementara responden sebanyak 10,2 % menyatakan tidak setuju terhadap kemudahan dalam mengakses data dari website BI. Sementara itu mayoritas responden menyatakan sering melihat dan membaca pesan tentang ciri-ciri uang asli yang disampaikan oleh BI melalui media internet sebagaimana tabel menjelaskan bahwa 4,1 % responden menjawab sangat setuju, sedangkan 55,1 % setuju, 38,8 % ragu-ragu. Namun hanya 2,0 % menjawab tidak setuju.
4.2.3 Ketepatan Waktu (timing) Media online (website) Bank Indonesia merupakan salah satu strategi dalam menyampaikan informasi ciri-cri uang asli secara sistematik melalui tahapan yang
realistik dan terukur. Media komunikasi BI yang dipakai untuk publikasi sangat efektif adalah media internet yakni berupa website atau situs mengenai perusahaan atau instansi yang bersangkutan. Dengan melakukan sosialisasi melalui dengan media internet, BI dapat memegang peran penting dalam mencerdaskan masyarakat berkaitan dengan keaslian uang. Tabel 9 Ketepatan Waktu dalam menyampaikan pesan melalui Website BI (N=98) Cepat diterima oleh masyarakat
F
%
Sangat Setuju
31
31.6
Setuju
33
33.7
Ragu-ragu
30
30.6
Tidak Setuju
4
4.1
Sangat Tidak Setuju
0
0
98
100.0
Total
Sumber : jawaban kuesioner nomor 14.
Mayoritas responden berpendapat bahwa media yang dipakai Humas BI dapat sampai dengan cepat diterima masyarakat dengan jawaban responden31,6% menjawab sangat setuju dan responden yang menjawab setuju sebanyak 33,7% responden, meskipun ada 4.1% menyatakan tidak setuju terhadap kecepatan data.
4.2.4 Format Unsur terpenting dari sebuah tampilan yang efektif website di internet adalah isi yang selalu baru (up to date) serta ditulis dengan baik, jelas, dan singkat guna dapat mempermudah masyarakat luas untuk memahaminya. Media online juga harus mudah diakses. Suatu informasi yang dipublikasikan pada media online di internet hendaknya dilakukan bersamaan dengan publikasi yang ada di media-media lain.
Tabel 10 Pendapat Masyarakat tentang Format Website Bank Indonesia (N=98) Desain format yang menarik
F
Tertarik melihat dan mengetahui ciri-ciri uang asli
%
F
mengerti/ paham tentang ciri-ciri uang asli
%
Sangat Setuju
11
11.2
29
29.6
42
42.9
Setuju
71
72.4
46
46.9
46
46.9
Ragu-ragu
12
12.2
23
23.5
10
10.2
Tidak Setuju
4
4.1
0
0
0
0
Sangat Tidak Setuju
0
0
0
0
0
0
98
100.0
98
100.0
Total
98 100.0
Sumber : jawaban kuesioner nomor 15, 16 dan 17.
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan media yang dipakai Humas BI indonesia memiliki desain format yang menarik, dengan jumlah 11,2 % responden menjawab sangat setuju dan untuk jawaban setuju jumlah responden sebesar 72,4%, sedangkan untuk jawaban ragu-ragu responden yang
menjawab
sejumlah
12,2%
dan
hanya
sebagian
kecil
menyatakan
ketidaksetujuannya dengan jumlah 4,175 responden yang menjawab.. Tabel di atas menggambarkan bahwa 29,6 % responden menjawab sangat setuju, sedangkan 46,9% adalah responden menjawab setuju, dan 23,5% adalah responden menjawab ragu-ragu. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa masyarakat tertarik untuk melihat dan mengetahui informasi tentang ciri-ciri uang asli yang disampaikan BI. Masyarakat (responden) juga berdasarkan tabel di atas menyatakan setelah tertarik melihat dan membaca pesan tersebut sehingga menjadi mengerti dan paham dengan informasi tentang ciri-ciri uang asli yang disampaikan oleh BI. Dengan jumlah responden yang menjawab sangat setuju 42,9%, jawaban responden untuk setujuh sebesar 46,9% responden menjawab, sedangakn untuk ragu-ragu 10,2% responden menjawab.
Menjadi suatu kewajiban bagi Bank Indonesia untuk memberikan penjelasan ciriciri uang asli dan unsur pengaman yang mudah dikenali oleh masyarakat. Keaslian uang dapat diketahui oleh masyarakat awam melalui ciri-ciri uang asli yang sangat mudah dipahami.
4.2.5 Penerima/Pemakai Pesan (receiver/user) Bank Indonesia menggiatkan sosialisasi ciri-ciri uang asli melalui berbagai media, termasuk website (internet). Dengan sosialisasi tersebut, diharapkan masyarakat dapat memahami ciri-ciri keaslian uang rupiah dan cara memperlakukan uang secara baik, sehingga masyarakat dapat berperan aktif untuk membantu dalam mencegah peredaran uang palsu. Efek yang diharapkan dari pesan (message) yang disampaikan Humas Bank Indonesia mengenai ciri-ciri uang asli, sehingga masyarakat dapat
bertambah
pengetahuannya terhadap ciri-ciri uang asli. Oleh karena memiliki pengetahuan tentang uang asli, maka masyarakat bisa membedakan uang asli dan uang palsu. Diharapkan juga masyarakat menjadi sangat peduli terhadap bentuk fisik uang (uang tidak sobek, lecek, kumal, atau kotor) sehingga masyarakat dapat paham terhadap uang asli dan mudah untuk membedakan dengan uang palsu.
Tabel 11 Efek Responden terhadap informasi ciri-ciri uang asli yang disampaikan oleh Bank Indonesia (N=98) bertambah pengetahuan responden
F
dapat membedakan uang asli dan uang palsu
%
F
peduli terhadap bentuk fisik uang
%
f
%
Sangat Setuju
27
27.6
56
57.1
65
66.3
Setuju
31
31.6
28
28.6
22
22.4
Ragu-ragu
37
37.8
14
14.3
11
11.2
Tidak Setuju
3
3.1
0
0
0
0
Sangat Tidak Setuju
0
0
0
0
0
0
Total 98 100.0 98 Sumber : jawaban kuesioner nomor 18, 19 dan 20.
100.0
98 100.0
Efek responden terhadap informasi ciri-ciri uang asli yang disampaikan oleh Bank Indonesia menyatakan bahwa mayoritas responden merasa bertambah pengetahuannya sebagaimana tabel di atas menjelaskan 27,6 % responden menjawab sangat setuju, 31,6 % responden menjawab setuju, 37,8 % adalah responden menjawab ragu-ragu. Hanya sebagian kecil responden (3,1 %) menjawab tidak setuju. Sedangkan efek bagi responden yang dapat membedakan uang asli dan uang palsu, berdasarkan tabel di atas menjelaskan bahwa 57,1 % menjawab sangat setuju, 28,6 %
setuju, 14,3 % ragu-ragu. Dapat disimpulkan bahwa seluruh responden menyatakan dapat membedakan uang asli dan uang palsu karena informasi ciri-ciri uang asli yang disampaikan
oleh Bank Indonesia. Berdasarkan tabel di atas menjelaskan bahwa 66,3 % responden menjawab sangat setuju, 22,4 % setuju, 11,2 % ragu-ragu, bahwa responden sangat peduli terhadap bentuk fisik uang yaitu uang tidak sobek, lecek, kumal, dan kotor. Responden memperlakukan fisik uang secara baik, karena siapa pun akan kesulitan membedakan uang palsu dan asli dalam keadaan lusuh atau rusak.
Responden bertambah pengetahuannya mengenai ciri-ciri uang asli, sehingga dapat membedakan apabila mendapatkan uang palsu. Pengertian uang palsu adalah uang yang dicetak atau dibuat oleh perseorangan maupun perkumpulan/sindikat tertentu dengan tujuan uang palsu hasil cetakannya dapat berlaku sesuai nilainya dengan sebagaimana mestinya. Untuk mendeteksi, mengidentifikasi dan melihat perbedaan antara uang yang asli dengan uang palsu alias upal diperlukan teknik analisis yang cukup sederhana dan bisa dilakukan siapa saja dengan mudah. Langkah cara 3 D tersebut ialah: 1. Dilihat Lihatlah uang yang anda miliki, apakah warnanya pudar, kusam, pucat, luntur, patahpatah, atau masalah lainnya. Pastikan uang yang anda periksa tadi memiliki warna, corak dan gambar yang baik serta memiliki tanda-tanda uang asli seperti tanda air yang menggambarkan pahlawan-pahlawan nasional, bahan kertas serta benang tali pengaman yang berada di dalam uang tersebut. Uang-uang pecahan besar biasanya memiliki tanda keaslian lain seperti corak gambar dengan warna yang mencolok dan sulit ditiru penjahat. Pastikan uang itu benar-benar asli. 2. Diraba Usaplah uang tersebut apakah uang itu terasa kasar atau lembut. Uang yang asli biasanya agak kaku dan tebal bahan kertasnya. Di samping itu pada angka atau gambar uang biasanya sengaja dicetak agak menonjol dan akan terasa jika diusapusap. Rabalah uang anda apakah sudah asli atau belum. 3. Diterawang Langkah yang terakhir adalah menerawangkannya ke sumber cahaya kuat seperti matahari dan lampu. Setelah diterawang lihatlah bagian tali pengaman dan tanda mata air apakah dalam kondisi baik atau tidak. Langkah-langkah tambahan yang dapat dilakukan mengunakan Alat Deteksi. Saat ini sudah ada alat yang dapat memeriksa apakah secarik uang itu asli atau palsu yaitu
dengan menggunakan alat yang memendarkan sinar ultra violet untuk menentukan itu asli atau palsu. Alat deteksi uang palsu/upal tersebut dapat diperoleh di banyak tempat. Dengan menyalakan alat tersebut dan mendekatkan bagian tertentu dengan uang yang diperiksa maka uang yang asli akan menampilkan sesuatu yang memendar cahaya.
4.3. Analisis Data Responden Analisis data dapat dilakukan setelah data-data yang dibutuhkan
yang telah
selesai terkumpul dan kemudian diolah berdasarkan jawaban responden terhadap 15 pertanyaan. Responden berjumlah 98 orang telah menjawab seluruh pertanyaan. Hasil jawaban responden telah diolah berdasarkan setiap pertanyaan yang diajukan, selanjutnya jawaban responden juga diolah berdasarkan perorangan responden yang dijumlah berdasarkan skor yang telah ditentukan. Penilaian yang berdasarkan pendapat seorang responden terhadap efektifitas penyampaian informasi tentang ciri-ciri uang asli yang disampaikan oleh Humas BI melalui Media online (website) dijumlah skornya dan ditentukan penilaiannya sebagaimana di bawah ini :
1) jumlah skor antara 60 – 75 penilaian sangat efektif 2) jumlah skor antara 45 – 59 penilaian efektif 3) jumlah skor antara 30 – 44 penilaian kurang efektif 4) jumlah skor antara < 30 tidak efektif
Tabel 10 Skor Skala Likert berdasarkan Jawaban Responden (N=98) Resp
6
7
8
9
10
11
Pertanyaan 12 13 14
15
16
17
18
19
20
JML
1
4
4
3
5
5
5
4
4
3
4
5
3
4
4
5
62
2
5
3
5
5
5
4
5
3
5
5
5
5
5
5
5
70
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
75
4
5
4
5
5
5
5
4
5
5
4
3
2
3
5
5
65
5 6 7
3 3 3
4 3 3
3 3 3
5 4 3
5 4 3
3 3 3
5 3 3
4 3 3
4 3 3
4 3 3
5 3 3
3 3 3
4 3 3
4 3 3
5 3 3
61 47 45
8
4
5
4
5
5
4
5
4
5
5
5
4
5
5
5
70
9
5
5
4
5
5
3
4
5
3
3
3
2
3
5
5
60
10 11 12
4 3 4
4 3 4
4 3 4
4 3 4
4 3 4
4 3 4
4 3 4
4 3 4
4 3 4
4 3 4
4 3 4
4 3 3
4 3 4
4 3 4
4 5 4
60 47 59
13
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
73
14
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
75
15 16 17
5 4 4
5 5 5
5 3 3
5 3 3
5 3 3
5 3 3
5 5 5
5 3 3
5 3 3
5 3 3
5 4 4
4 3 3
4 4 3
5 5 5
5 5 5
73 56 55
18
4
4
3
3
4
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
66
19 20
5 4
5 3
5 4
5 3
5 3
5 4
5 3
5 4
5 5
5 3
5 5
4 4
5 3
5 5
4 5
73 58
21
5
4
3
5
5
4
5
5
5
4
5
3
3
4
5
65
22
5
4
3
5
4
4
5
5
2
4
4
3
3
4
5
60
23 24 25
5 5 5
4 4 4
3 3 3
5 5 5
4 3 3
4 4 4
5 5 5
5 3 3
2 2 2
4 4 4
4 4 4
3 4 4
3 4 3
4 4 4
5 5 5
60 59 58
26
5
4
3
5
3
4
4
3
3
4
4
4
5
4
5
60
27 28 29 30 31 32 33
5 5 5 3 3 3 4
4 4 4 4 4 4 3
3 3 3 3 5 5 5
5 5 5 4 4 4 3
5 5 5 5 5 3 3
4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 3 3
3 3 5 5 5 5 5
3 3 3 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 3 3 3 5
4 4 3 3 3 3 3
4 4 4 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4
5 3 3 3 3 3 3
61 59 59 57 59 57 58
KET Sangat efektif Sangat efektif Sangat efektif Sangat efektif Sangat efektif Efektif Efektif Sangat efektif Sangat efektif Sangat efektif Efektif Efektif Sangat efektif Sangat efektif Sangat efektif Efektif Efektif Sangat efektif Sangat efektif Efektif Sangat efektif Sangat efektif Sangat efektif Efektif Efektif Sangat efektif Sangat efektif Efektif Efektif Efektif Efektif Efektif Efektif
34 35 36
4 4 4
3 3 3
5 5 5
3 3 3
3 3 3
4 5 5
2 2 2
5 5 4
4 4 4
4 5 5
5 5 5
3 3 3
3 3 3
4 5 5
3 3 3
55 58 57
37
3
4
5
3
4
5
2
4
4
5
5
4
3
5
5
61
38
3
4
4
4
4
5
2
4
4
5
5
4
5
5
4
62
39
3
4
4
4
4
5
5
4
4
5
5
4
5
5
4
65
40
3
4
4
4
4
5
5
4
4
4
5
4
5
5
4
64
41
4
4
4
4
4
5
5
4
4
3
5
4
5
5
4
64
42
4
4
4
4
4
5
5
4
4
3
5
4
5
5
4
64
43
4
4
4
4
4
5
3
4
4
3
5
4
4
5
4
61
44
4
4
4
4
4
5
3
4
4
3
5
4
4
5
4
61
45
4
5
4
4
3
5
3
4
4
3
5
4
4
5
4
61
46 47 48 49 50
4 4 4 5 5
5 5 5 5 5
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
3 3 3 3 3
5 3 3 3 3
3 3 3 4 4
4 3 3 3 3
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
5 5 5 5 5
4 4 4 4 4
3 3 2 2 2
5 5 5 5 5
4 4 4 4 4
61 58 57 59 59
51
5
3
4
4
3
3
4
3
4
4
5
4
5
5
4
60
52
5
3
4
4
3
3
4
3
4
4
5
4
5
5
4
60
53 54
5 5
3 3
4 4
5 4
3 3
3 3
4 4
3 3
4 4
4 4
5 5
4 4
5 5
4 4
4 4
60 59
55
5
5
4
4
3
4
4
3
4
5
5
3
5
4
4
62
56
5
5
4
5
3
5
2
3
4
5
5
3
4
4
4
61
57 58 59 60
3 3 3 3
5 5 4 4
5 5 5 5
5 3 3 3
4 4 4 4
5 5 5 5
2 2 2 2
3 3 3 3
4 4 4 4
5 5 5 5
5 5 5 5
3 3 3 3
4 4 4 3
4 3 3 3
5 5 5 5
62 59 58 57
61 62
3 3
4 4
5 5
3 3
4 4
5 3
3 3
5 4
4 4
5 5
5 5
3 3
3 3
3 5
5 5
60 59
63
4
4
5
3
4
5
3
4
4
5
3
3
3
5
5
60
64
4
4
5
3
4
5
3
4
4
5
4
3
3
5
5
61
65
4
4
5
3
4
5
3
4
4
5
4
3
3
5
5
61
66
4
4
3
5
5
5
4
4
4
5
4
3
3
5
5
63
67
4
4
3
5
5
5
4
4
4
5
4
3
3
5
5
63
68
4
4
3
4
5
5
4
4
4
5
4
3
3
5
5
62
Efektif Efektif Efektif Sangat efektif Sangat efektif Sangat efektif Sangat efektif Sangat efektif Sangat efektif Sangat efektif Sangat efektif Sangat efektif Sangat efektif Efektif Efektif Efektif Efektif Sangat efektif Sangat efektif Sangat efektif Efektif Sangat efektif Sangat efektif Sangat efektif Efektif Efektif Efektif Sangat efektif Efektif Sangat efektif Sangat efektif Sangat efektif Sangat efektif Sangat efektif Sangat efektif
69
4
4
3
4
5
5
4
4
4
5
4
4
3
4
5
62
70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5
4 4 5 5 5 5 3 3 3 3 5 5
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 3 3 3 5 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
61 56 57 57 57 59 58 55 55 55 58 58
82
5
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
5
5
65
83
5
5
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
5
66
84
5
5
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
5
66
85
5
5
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
5
66
86
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
5
60
87
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
5
5
65
88
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
5
5
65
89
5
4
4
4
5
5
4
5
4
4
4
4
5
5
5
67
90
5
4
4
4
5
5
4
5
4
4
4
4
5
5
5
67
91
5
4
4
4
5
3
4
5
4
4
4
4
5
5
5
65
92
5
4
4
4
5
3
4
5
4
4
4
4
5
5
5
65
93
4
3
4
4
5
3
4
5
4
4
4
4
4
5
5
62
94 95 96 97
4 4 4 4
3 2 3 3
4 4 4 4
4 4 3 3
5 5 5 5
3 3 3 3
4 4 4 4
3 3 3 3
4 4 4 4
4 4 4 4
4 4 4 4
4 4 4 4
4 4 4 4
5 5 5 5
5 5 5 5
60 59 59 59
98
4
4
4
3
5
3
5
3
4
4
4
4
4
5
5
67
Sangat efektif Sangat efektif Efektif Efektif Efektif Efektif Efektif Efektif Efektif Efektif Efektif Efektif Efektif Sangat efektif Sangat efektif Sangat efektif Sangat efektif Sangat efektif Sangat efektif Sangat efektif Sangat efektif Sangat efektif Sangat efektif Sangat efektif Sangat efektif Sangat efektif Efektif Efektif Efektif Sangat efektif
Dari 98 responden, sebanyak 57 orang menjawab seluruh pertanyaan dan memiliki jumlah skor antara 60-70, sehingga berdasarkan penilaian di atas, 57 responden menyatakan sangat efektif pesan yang disampaikan BI melalui media Online. Sementara sebanyak 41 responden memiliki jumlah skor antara 45-59 dapat dinyatakan penilaian efektif.
Berdasarkan data beberapa tabel di atas dan analisis berdasarkan skor Likert maka dapat disimpulkan bahwa Humas BI sebagai komunikator sudah melakasanakan tugasnya dan pesan yang disampaikan berupa ciri-ciri uang asli telah mencapai sasarannya yaitu kepada masyarakat (komunikan) sehingga dapat diterima secara baik dan cepat melalui media internet. Pesan yang dipahami masyarakat menjadikan pengetahuan untuk dapat membedakan uang asli dan uang palsu, dan masyarakat sangat peduli terhadap bentuk fisik uang sehingga memperlakukan uang secara baik. Efek inilah yang dirasakan oleh masyarakat sebagaimana harapan Bank Indonesia.
BAB V PENUTUP
Hasil yang ingin diketahui sejauhmana Bank Indonesia menggunakan Media Online (website) untuk menyampaikan pesan tentang ciri-ciri uang asli kepada masyarakat. Berdasarkan pembahasan dan analisa data yang diuraikan bab sebelumnya mengenai aktifitas Media Online (website) dan seterusnya, maka dapat ditarik kesimpulan dan saran- saran sebagai berikut. 5.1 Kesimpulan 1. Media Online (website) dapat membantu secara optimal dalam mencapai efektifitas komunikasi sebuah perusahaan. Media Online (website) melalui internet melengkapi peranan media cetak/elektronik lain menjadi salah satu media penting dalam menyebarkan informasi. Hal yang terpenting dari sebuah tampilan Media Online (website) adalah isi pesan dan desain yang menarik. Media Online (website) mengembangkan isi atau materi yang jelas dan singkat sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi yang mudah diakses masyarakat. 2. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektifitas komunikasi Bank Indonesia melalui media publikasi eksternal. Berdasarkan efektifitas komunikasi dapat dilihat dari minat responden terhadap media online (website) BI dengan menggunakan 6 variabel konsep efektifitas komunikasi, yaitu: siapa penerima atau pemakai (receiver or user), isi pesan (content), ketepatan waktu (timing), media komunikasi (media), format (format), dan sumber pesan (source). 3. Humas BI sebagai sumber pesan (source) telah melakukan sosialisasi (41,8% menjawab sangat setuju), secara persuasif (49,0% setuju), dan dapat meyakinkan masyarakat (28,8% setuju). Media komunikasi (internet/website) yang dipergunakan BI mudah diakses (50,0% setuju), dan sering dilihat responden (55,1% setuju).
Ketapatan waktu (timing) dalam menyampaikan pesan dapat cepat diterima oleh masyarakat (33,7% setuju). Format desain Website BI menarik (72,4% setuju) dan responden tertarik melihat untuk
mengetahui ciri-ciri uang asli (46,9% setuju),
sehingga masyarakat dapat mengerti/paham (46,9% setuju). Masyarakat sebagai penerima/pemakai pesan (receiver/user) menyatakan bertambah pengetahuannya (27,6% sangat setuju dan 31,5% setuju) dan dapat membedakan uang asli dan uang palsu (57,1% sangatsetuju), serta peduli terhadap bentuk fisik uang (66,3% sangatsetuju). 4. Bank Indonesia telah melakukan sosialisasi tentang ciri-ciri uang asli secara baik, karena pesan yang disampaikan berhasil menyakinkan responden atau masyarakat. Pesan yang disampaikan Bank Indonesia menurut responden sudah tepat dan akurat disampaikan secara jujur dan dipercaya sehingga dapat dimengerti dan mudah dipahami serta
memudahkan masyarakat mengetahui ciri-ciri uang asli yang
disampaikan oleh Humas Bank Indonesia melalui Media Online (website). 5. Efektifitas Media Online (website) dalam menyampaikan pesan dan informasi kepada masyarakat dapat dilihat dan dirasakan bahwa pesan dapat dipahami masyarakat dan menjadikan pengetahuan untuk dapat membedakan uang asli dan uang palsu, serta peduli terhadap bentuk fisik uang sehingga masyarakat memperlakukan uang secara baik dan benar. 5.2 Saran Dari pembahasan yang telah dilakukan dan kesimpulan yang telah diambil, maka kiranya penulis
dapat
memberikan
saran-saran
yang
memungkinkan
perkembangan perusahaan dan bagi penulis selanjutnya.
bermanfaat
bagi
Adapun sar an-saran sebagai berikut: 1. Saran Akademis Membuat suatu wawasan baru bagi akademisi mengenai Efektivitas Media Online (Website) sebagai media publikasi eksternal dalam menyampaikan informasi ciri-ciri uang asli. Hal tersebut dapat meningkatkan image Bank Indonesia di mata publik/masyarakat. 2.Praktis Dari hasil penelitian ini, Humas Bank Indonesia dapat menyampaikan kebijakan kepada publik dan mampu menyerap dan menyampaikan aspirasi atau harapan publik kepada Bank Indonesia. Sehingga pada gilirannya akan timbul saling pemahaman dan pengertian bersama antara Bank Indonesia dengan publik. Masyarakat akan memiliki pengetahuan dan informasi terhadap suatu kebijakan yang sedang dan akan dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan Bank Indonesia akan mengetahui ekspektasi atau harapan publik terhadap pelaksanaan tugas Bank Indonesia, sehingga Media Online (website) Bank Indonesia lebih dapat berkembang dan melakukan publikasi ke masyarakat. Dengan adanya publikasi tentang ciri-ciri uang asli melalui website dapat membantu masyarakat mengenal baik tentang uang asli, karena di website BI dijelaskan cara untuk untuk mengenal uang asli dan uang palsu dengan program 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang) dengan program itu masyarakat dapat mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari dalam mengenal ciri-ciri uang asli.
DAFTAR PUSTAKA Ardianto Elvinaro dan Soemirat Soleh. Dasar – Dasar Public Relations. PT.Remaja Rosdakary, Bandung,2002. Ardianto Elvinaro. Public Relations Suatu Perdekatan Praktis, Bandung Pustaka Bani Quraisy. Ajaji A’isha. Understanding Electronic Communication (Graphis Arts Technical Foundition),1998. Cameron Deb. The Internet A Global Business Opportunity, 1994 Djaja Danan.. Peran Dalam Perusahaan , Penerbit Alumni Bandung,1995. Effendy
Uchjana
Onong..Ilmu,Teori
dan
Filsafat
Komunikasi,PT.Citra
Aditya
Bakti,Bandung,2003 . EffendyUchjanaOnong.HubunganMasyarakat,Suatu
Studi
Komunikologis.PT.Remaja
Rosdakarya,Bandung, 2006. Effendy Uchjana Onong. Human Relations dan Public Relations,Penerbit Mandur Maju, Bandung,1993. Effendy
Uchjana
Onong..Ilmu
Komunikasi
Teori
dan
Praktek,
PT.Remaja
Rosdakarya,Bandung,2005. EffendyUchjanaOnong..DinamikaKomunikasi, PT.Remaja Rosdakarya,Bandung,1992 Gie Liang The..Effisiensi Kerja bagi Pembnagunan Negara, UGM Pers, Yogjakarta,1981. Hardjana,Andre. Audit Komunikasi Teori dan Praktek , Grasindo,Jakarta,2002 Harnison Kim. Strategis Public Relations A Pratical Guide To Succes, 2nd edition Lineyerd Publishing Pty Ltd,2001 . Hasan Iqbal. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,Ghalia Indonesia, Jakarta,2003. Hartono Jogiyanto.Pengenalan Komputer Dasar Ilmu Komputer dan Sistem Informasi. Yogjakarta,2001.
Irwin,Richard D. Introductions to Advertising and Promotion an Integrated Marketing Communications Perspective, Inc, 1990,1993 dan 1995. Moleong,Lexy J.Metodologi Penelitian Kualitatif , PT.Remaja Rosdakarya,Bandung Jefkins, Frank ..Public Relations,Erlangga,Jakarta, 1995 Jethwaney.N.Jaishri.et.al.. Methode Of PR, Singapore Wuhanuk, 1991. Kasali,
Rhenald.
Manajemen
Public
Relations
Konsep
dan
Aplikasinya
di
Indonesia,Pustaka Utama Grafiti , Jakarta, 1994. Kertapati, Ton . Bunga Rampai Azas-azas Penerangan dan Komunikasi , PT. Bina Aksara , Jakarta, 1988. Koentjaraningrat..Metode – Metode Penelitian Masyarakat,Gramedia,Jakarta, 1994. Kriyantono rachmad. Teknis Praktis Riset Komunikasi Disertai Contoh Praktis Riset Media,
Public
Relations,
advertising,
Komunikasi
Organisasi,
Komunikasi
Pemasaran,Kencana Pranada Media Group, 2007. Onggo Julius Bob. Cyber PR, Elexmedia Komputindo.Jakarta, 2004. Rachmadi F. Public Relations dalam Teori dan Praktek , Gramedia Pustaka Utama , Jakarta, 1994. Rahmat,Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi, PT.Rosdakarya, Bandung, 1984. Ruslan, Rosady. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, PT.Raja Grafindo Persada, 1987. Ruslan,Rosady. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi ( Konsep dan Aplikasi ), PT.Raja Grafindo Persada, 1999. Ruslan,Rosady..Metodologi Penelitian, PT.Raja Grafindo Persada,Jakarta, 2003. Rogert,Everette M , and Shoemaker F.Communications of Inovation ,New York ,The Press, 1971 . Salim , Peter,Modern English Press, Jakarta, 1996.
Sunario-SusantoS.Astrid..Globalisasi dan Komunikasi,Pustaka Sinar Harapan,Jakarta, 1995. Tondowijodjo. Dasar dan Arah PR, Grassindo,Jakarta, 2002. Widjaja,A,W. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat , Bumi Aksara, Jakarta, 1993. W. Nolte, Lawrence and L Wilcox Dennis.. I”Effective Publicity” How To Reach nc, 1984 .
Lain – Lain: Corporate Bank Indonesia Makalah – Makalah Bank Indonesia http:www.bi.go.id http://id.wikipedia.org/wiki/uang
CURRICULUM VITAE
Nama
: Reni Rosvita
Tempat/Tgl lahir
: Jakarta, 25 Mei 1983
Alamat
: Komp. DPR RI 2 No. 47 RT 010 RW 02 Kebun Jeruk Jakarta Barat 11530
No.Tlp
: 021-5331757 Hp:081318794373
Kebangsaan
: ndonesia
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status
: Belum Menikah
Latar Belakang Pendidikan: 1. SD
: SDN 11 Pagi Percontohan Kebun Jeruk Jakarta Barat
2. SLTP
: SLTP 229 Kebun Jeruk Jakarta Barat
3. SMK
: SMK Ibu Pertiwi 2 Slipi Jakarta Barat
4. Universita
: Universitas Mercu Buana Meruya Selatan Jakarta Barat, Fakultas Ilmu Komunikasi, Jurusan Public Relations
Keterangan yang terdapat di daftar riwayat hidup ini benar
Hormat Saya,
Reni Rosvita