SKRIPSI
EFEKTIVITAS WEBSITE DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA SEBAGAI MEDIA INFORMASI PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT (www.depkominfo.go.id)
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Skripsi Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh : Nama
:
Nur Awaliyah
Nim
:
04201-081
Bidang studi
:
Public Relations
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2006
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JAKARTA
ABSTRAKSI Nur Awaliyah Efektivitas Website Departemen Komunikasi Dan Informatika Sebagai Media Informasi Pengembangan E-Government (www.depkominfo.go.id) X + 76 + 40 lampiran + bibliografi 33 acuan (tahun 1979 – tahun 2006) Web melalui internet dapat melengkapi media cetak dan menjadi satu media yang berfungsi menyebarkan informasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana efektivitas website Departemen Komunikasi dan Informatika sebagai media informasi pengembagan e-government (www.depkominfo.go.id). Efektivitas adalah suatu keberhasilan organisasi dalam usahanya mencapai apa yang menjadi tujuan organisasi tersebut. Jika publik membaca/melihat suatu peristiwa atau pemberitaan baik tulisan maupun gambar dalam media maka akan menimbulkan efek kongnitif. Efek kongnitif adalah dampak dari suatu kegiatan komunikasi melalui website sebagai media informasi . Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Populasi dalam penelitian ini adalah para pengguna website, yaitu sebanyak 4000 orang. Penelitian menggunakan rumus yamane didalam menentukan jumlah sampel. Maka jumlah sampel 98 orang. Pengolaan data dan analisa data dilakukan melalui tabulasi dengan melihat angka-angka yang menunjukkan frekuensi penyebaran data. Dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa jumlah responden laki-laki lebih banyak dari pada perempuan yaitu 74%, mengenai tingkatan usia responden, 74% berusia 20-30 tahun. Profesi penggunaan website 41% adalah pegawai negeri, Frekuensi penggunaan website 20 kali dalam sebulan. Mengenai durasi membuka website,diketahui 16 jam dalam sebulan. Design website Depkominfo 44% menyatakan menarik, Warna website Depkominfo 44% menyatakan menarik. Penilaian publik terhadap berita aktual 49% responden menjawab setuju, hal ini menunjukkan efektivitas website ini mengenai selalu diperbaharuinya isi informasi dalam website, Publik mencari informasi atau berita yang diinginkan dengan mudah ditemukan 44% responden menjawab mudah, Pemahaman responden terhadap berita perkembangan e-government di website 49% responden menjawab paham, kelengkapan isi informasi mengenai pengembangan egovernment 44% responden menyatakan cukup, Bahasa yang digunakan dalam website 45% responden menjawab cukup mengerti, Informasi memenuhi kebutuhan 58% responden menjawab cukup sesuai, Kejelasan Menyampaikan Informasi 44% menjawab cukup jelas. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa website Departemen Komunikasi dan Informatika cukup efektif dalam menjalankan fungsinya sebagai media informasi pengembangan e-governmen.
Dalam hidup, tekadang kita lebih banyak mendapatkan apa yang tidak kita inginkan. Dan ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, akhirnya kita tahu bahwa yang kita inginkan terkadang tidak dapat membuat hidup kita menjadi lebih bahagia.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’aalamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, karunia serta hidayah-Nya kepada penulis berupa kesehatan dan petunjuk, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: “Efektivitas website Departemen Komunikasi dan Informasi sebagai media informasi pengembangan egovernment (www.depkominfo.go.id)” dengan baik. Penyusunan skripsi ini dilakukan guna memenuhi tugas akhir dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana. Mengingat hanya Allah SWTlah yang Maha Sempurna, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis menharapakan saran, kritik serta masukan untuk perbaikan pemikiran dan penyusunan yang lebih baik lagi. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan bantuan, semangat, dan bimbingan, serta petunjuk dalam penulisan skripsi ini, khususnya kepada: 1. Ibu Dra. Diah Wardhani M.Si selaku
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
sekaligus sebagai pembimbing pertama, atas bimbingannya dan masukanmasukan yang diberikan kepada penulis selama ini sehingga penulis dapat belajar, mengerti dan memahami masalah yang penulis teliti.
2. Bapak Amir SS.M.Si selaku pembimbing kedua, atas bimbingannya selama ini kepada penulis, sehingga penulis dapat belajar, mengerti dan memahami masalah yang penulis teliti. 3. Ibu Irmulan Sati T. SH.M.Si selaku ketua Bidang Studi Humas Universitas Mercu Buana. 4. Dra. Ida Anggraeni. SS, M.si, selaku pembimbing akademik yang memberi saran dan masukan selama saya masuk kuliah. 5. Ir. Hadwi S, selaku Kepala Pusat Data Departemen Komunikasi dan Informatika, yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis dalam mengumpulkan data skripsi. 6. Ibu lastri selaku staf Departemen Komunikasi dan Informatika, yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis dalam mengumpulkan data skripsi. 7. Bapak Lukman selaku Humas Departemen Komunikasi dan Informatika, yang telah
memberikan
kesempatan
dan
bantuan
kepada
penulis
dalam
mengumpulkan data skripsi. 8. Kedua Orang Tuaku yang telah memberikan pengorbanan, kebaikan baik bersifat moral maupun materil dan doa serta semangat yang mereka berikan. Semoga kelak saya dapat memberikan harapan-harapan yang Bapak dan Ibu inginkan dan membuat mereka bangga. 9. Untuk KK ku yang telah menjadi inspirasi terbesar dan tak pernah lelah meluangkan waktu untuk memberikan bantuan, doa, semangat serta dukungannya. Thanks You.......
10. Untuk Prasetyo yang telah memberikan bantuan,
semangat serta
dukungannya. Thanks....... 11. Untuk teman-temanku, Bouty, Tia, Nisa, Puji, Susi, Nining, Mimin, Dewi, Duwi, Irma, Vka, Emi, Wenny, Darma, Andri, Izha, yang telah memberikan semangat dan memberikan masukan. Thanks, thanks and thanks....! 12. Untuk petugas perpustakaan M’ Arif, Romi, P’ Nandi, P’ Jamal, B’ Winy, B’ Pipit, B’ Ria, P’ Miky dan P’ Ugie, terima kasih telah membantu dan memberikan semangat untuk tidak putus asa. Thanks you very much Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam membuat skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis sendari pada khususnya.
Jakarta, Desember 2006
Nur Awaliyah
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................
i
LEMBAR KELULUSAN SIDANG.........................................................
ii
LEMBAR REVISI. ..................................................................................
iii
ABSTRAKSI ............................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ..............................................................................
v
DAFTAR ISI ............................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................
vii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah……………….........……………
1
1.2 Rumusan Permasalahan………………............…………..
7
1.3 Tujuan Penelitian…………………………….. ........... …..
7
1.4 Manfaat Penelitian ......... …………………………………
8
KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian Komunikasi ........................................... ..….
9
2.2 Proses Komunikasi…………………… ............................
10
2.3 Fungsi, Peranan dan Media Humas…...............................
14
2.3.1 Fungsi Humas ……………………... .....................
14
2.3.2 Peranan Humas………………...............................
15
2.3.3 Media Humas .................………………………….
16
2.4 Khalayak Public Relations……………………….............
18
2.5 Efek Media ............ ………………..…………………….
20
2.6 Efektivitas Komunikasi .. …………………………………
23
2.7 E - Government ……………............................................
24
2.8 Media Informasi...............................................................
30
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian…………………………………… ...........
34
3.2 Metode Penelitian………………………………… ..........
35
3.3 Teknik Pengumpulan Data .......... ……………………….
36
3.4 Populasi…..…………………………………. ............ …..
37
3.5. Sampel……. ………………………… ............... ………..
37
3.5 Teknik Penarikan Sampel……………………….. ............
38
3.7. Definisi Konsep dan Oprasionalisasi Konsep ...................
39
3.7.1 Definisi Konsep............……………………………
39
3.7.2 Oprasionalisasi Konsep..…………………..............
40
3.8 Analisa Data........... ………………………………………
43
BAB IV SEJARAH DEPKOMINFO DAN HASIL PENELITIAN 4.1. Sejarah Depkominfo.........................................................
45
4.2. Visi Dan Misi Depkominfo ..............................................
47
4.3 Tugas Dan Fungsi Depkominfo........................................
49
4.4. Website Depkominfo........................................................
51
4.5. Hasil Penelitian ................................................................
54
4.6. Pembahasan .....................................................................
69
PENUTUP 5.1. Kesimpulan ......................................................................
73
5.2 Saran................................................................................
74
BAB V
DAFTAR PUSTAKA LAMPIAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
4.1
Jenis Kelamin Responden ...............................................................
55
4.2
Usia Responden..............................................................................
56
4.3
Tingkat pendidikan.........................................................................
57
4.4
Profesi
...........................................................................
58
4.5
Frekuensi Membuka Website..........................................................
59
4.6
Durasi Membuka Website...............................................................
60
4.7
Design Website Depkominfo ..........................................................
61
4.8
Warna Wabsite Depkominfo...........................................................
62
4.9
Isi Informasi Website Selalu Diperbaharui......................................
63
4.10
Kemudahan Mendapatkan Informasi...............................................
64
4.11
Pemahaman Responden Terhadap Isi Berita Diwebsite...................
65
4.12
Kelengkapan Isi Informasi Diwebsite .............................................
66
4.13
Bahasa Yang Digunakan Dalam Website Mudah Dimengerti..........
67
4.14
Pemahaman Terhadap Isi Berita Website ........................................
68
4.15
Informasi memenuhi kebutuhan......................................................
69
4.16
Kejelasan dalam isi berita ...............................................................
70
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Setiap organisasi mempunyai tujuan dan menunjukkan arah bagi seluruh
anggotannya. Di dalam pencapaian suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan terdapat dua pihak yang saling berhubungan, Pihak-pihak tersebut adalah pihak pengelola perusahaan atau sering disebut dengan management dan publiknya baik itu bersifat internal (karyawan) maupun eksternal (supplier, distributor, press, masyarakat). Diantara dua pihak tersebut berdirilah apa yang dinamakan Public Relations yang berguna membangun keselarasan dengan lingkungan lewat saling pengertian yang berdasarkan pada kebenaran dan kelengkapan informasi antara organisasi dengan publiknya. Hubungan antara kedua organisasi dengan publiknya dapat menciptakan citra yang positif bagi organisasi perusahaan dan diharapkan dengan citra positif tersebut suatu organisasi dapat membangun kepercayaan, sehingga membuat tercapainya suatu tujuan organisasi atau perusahaan. Citra positif tidak hanya diciptakan pada produk maupun jasa yang kita jual namun juga organisasi atau perusahaan atau korporasi termasuk didalamnya sejarah atau riwayat hidup perusahaan, keberhasilan dibidang keuangan yang pernah diraihnya, keberhasilan ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah yang besar, memelihara lingkungan
kerja yang nyaman dan mengutamakan keselamatan kerja, kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial, komitmen mengadakan riset dan sebagainya.
Merupakan tugas seorang Public Relations untuk mengelola dan mengatur hal-hal tersebut melalui media, pengaturan dan penyelenggaraan suatu event, melakukan
promosi,
sponsor, menyelenggarakan suatu eksebisi, hal yang
merancang dan tulis menulis, kesempatan berbicara kepada publik, hal yang menyangkut kepentingan organisasi dan pemerintah serta hal-hal penanggulangan krisis komunikasi didalam korporasi. Usaha-usaha tersebut dapat dikatakan efektif jika pengelolaan alat-alat tersebut dapat menciptakan sebuah win-win situation antara organisasi dengan publiknya. 1 Keserasian diantara manajemen dengan publiknya dapat diciptakan dan dijaga melalui proses komunikasi yang baik. Komunikasi selain merupakan bagian dari kegiatan Public Relations, komunikasi juga merupakan cara untuk mendapatkan umpan balik mengukur keefektivan komunikasi Public Relations atas usaha-usahanya menggunakan media Public Relations. Komunikasi dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi secara tidak langsung dapat difasilitasi dengan berbagai macam media yaitu media cetak, elektronik, baik audio maupun audio visual dan yang terbaru adalah internet. Penggunaan internet sebagai media yang digunakan Public Relations berkembang seiring perkembangan teknologi internet dan penggunaannya di masyarakat luas, di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, hampir seluruh perusahaan dengan segala tingkatan dan berbagai jenis usaha telah menggunakan internet untuk memperkenalkan nama perusahaan, jenis usaha dan prodak yang
1
Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1992, hal 18
mereka jual. Bahkan banyak diantara mereka membangun dan menjalakan usahanya dengan transaksi online. Alasan mereka karena dampak yang diciptakan oleh internet yang mendunia tak terbatas oleh waktu dan teritori. ketidak jelasan hukum dunia maya (cyberlaw) atas kriminalitas virtual (cyber Crime).
Minimnya perlindungan
konsumen dan merajalelanya kejahatan komputer masih membayang-bayangi keamanan dan kenyamanan penggunaan internet sebagai salah satu alternatif media komunikasi usaha sekarang ini.2 Meluasnya internet sebagai media baru memberikan banyak peluang bisnis dari jumlah pengguna internet dimana diperkirakan 45 Juta bahkan lebih organisasi mengakses wab setiap harinya.3 Jumlahnya dengan mudah akan bertambah (sedikitnya) setengah dari jumlah tersebut setiap tahun. Pengguna internet tidak dibatasi oleh usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, pekerjaan, budaya maupun geografi, selama mereka dapat menggunakan komputer secara sederhana dan mempunyai akses internet, mereka setidaknya dapat melihat-lihat website internet dengan berbagai informasi. Jennifer Leclaire dalam tulisannya “Leveraging The Web’s Public Relations Power” menjelaskan bahwa internet berkembang pesat sejak ditemukannya World Wide Web yang diyakini akan menciptakan cara komunikasi yang belum pernah ada sebelumnya. Ketika bisnis e-commerce menjamur ecommunities pun berkembang pesat. Praktisi Public Relations memulai untuk 2 3
www.mediaonline.or.id Levine, Michael, Guerrilla PR, Wired USA : Mc Qraw-Hall. 2001. hal 16
menggunakan World Wide Web untuk penyebaran informasi dan mempengaruhi khalayak yang lebih luas. Hal yang sangat penting adalah internet memungkinkan berkomunikasi secara langsung dan dengan biaya yang tidak banyak. Professional Public Relations menyambut internet sebagai pendekatan terintegrasi untuk menyiasati komunikasi. Hal ini merupakan sebuah tantangan untuk mengerti peran unik sebuah web dan bagaimana untuk mempengaruhi kekuatan dari suatu media mengantarkan informasi anda pada organisasi yang hendak dituju dalam waktu yang singkat dan kesempatan yang tepat.4 Dimulai dengan e-mail, banyak fasilitas internet lain seperti web korporasi, e-newsletter, from, reputation manager, chats dan mailing list pada umumnya digunakan Public Relations. Sebetulnya internet sudah ditemukan pada akhir tahun 60an namun lahirnya World Wide Web atau www atau sering kita kenal web pada tahun 1990 membantu perkembangan penggunaan internet secara luas di masyarakat dengan menggunakan format HTML, sebuah dokumen dapat memuat teks dan gambar dalam bentuk multimedia (grafik, animasi, suara, audio), sehingga website dapat mengadopsi kebutuhan perusahaan atau organisasi secara kreatif dan praktis dalam menyuguhkan secara virtual kombinasi bentuk-bentuk media untuk Public Relations yang biasanya dikemas dalam bentuk cetak, elektronik, audio dan audio visual saja. Prosesnya sendiri lebih singkat, cepat dengan pengolahan data (word 4
Le Claive, Jennifer, Leveraging the web’s Public Relations power. Http//www.vainteractive.com/inbusiness/editorial/sales/article/leveraging.html. 2000
processor) yang dilengkapi dengan kemampuan HTML (hypertext markup language) dan ditetapkan pada web server, saat ini juga dokumen dapat dibaca oleh orang-orang yang memiliki akses ke internet diseluruh penjuru dunia. Contohnya website uang diperuntukan publik eksternal di internet yang dikelola oleh Public Relations yang berguna menjembatani hubungan dengan para konsumen, investor, distributor, regulator, dan masyarakat, tanpa melalui proses cetak yang rumit serta melalui proses editing maupun revisi yang mudah, suatu informasi dapat di distribusikan kepada publik tanpa membutuhkan banyak waktu, tenaga, dan uang. Web melalui internet melengkapi peranan media cetak sebagai salah satu media yang menyebarkan informasi seperti brosur produk, buletin internal, company profile, press release dan lain-lain. Apalagi jika perusahaan yang diwakilinya mempunyai tuntutan untuk menyampaikan informasi sebanyakbanyaknya kepada publik eksternalnya yang tersebar diberbagai teritori seperti hanya Departemen Komunikasi dan Informatika. Keberadaan
Departemen
Komunikasi
dan
Informatika
(kominfo)
ditetapkan berdasarkan peraturan presiden Nomor 9 Tahun 2005 tanggal 31 Januari 2005 dan peraturan presiden Nomor 15 Tahun 2005. Departemen Komunikasi dan Informatika adalah salah satu perusahaan/organisasi Pusat Informasi. Departemen Komunikasi dan Informatika menyajikan informasi sebagai pusat layanan informasi publik yang berkaitan dengan kebijakan, undangundang dan e-government kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Maka sejak tahun 2002 Departemen Komunikasi dan Informatika telah mengembangkan
sebuah situs yang berisikan data dan informasi yang berkaitan dengan kebijakan Departemen Komunikasi dan Informatika. Perkembangan website sejak tahun 2002 sampai 2006 sangat pesat karena setiap harinya mereka selalui memperbaharui berita dan mengubah design setiap 3 tahun sekali sehingga menarik publik untuk melihat lebih jauh beritanya.
Situs tersebut memiliki
Domain http://www.depkominfo.go.id. Situs website Departemen Komunikasi dan Informatika terdiri dari 27 halaman yang semuanya saling dihubungkan dengan hiperlink seperti profil Depkominfo, berita Depkominfo, informasi publik, organisasi Depkominfo, panduan Depkominfo, regulasi.
Tujuannya untuk mempermudah masyarakat
yang membuka website Departemen Komunikasi dan Informatika. Adapun tujuan Departemen Komunikasi dan Informatika menggunakan website (media online) adalah menyajikan informasi yang berkaitan dengan perusahaan. Dengan demikian penggunaan website (media online) ini berusaha menarik publik internal dan publik eksternal untuk datang dan menggunakan jasa atau kebijakan yang ditawarkan oleh perusahaan. Adapun isi dari website (media online) tersebut yaitu a). profil Depkominfo terdiri dari tujuan dan fungsi, visi dan misi, struktur organisasi dll b) organisasi Depkominfo terdiri dari secretariat jendral, inspektorat jendral, ditjen postel, dll c) berita Depkominfo d) informasi publik, e) panduan Depkominfo terdiri dari infrastruktur portal, situs web pemda, dll f) artikel , g) peta Indonesia h) kamus istilah lain-lain.5
5
Profile Situs Depkominfo
Alasan penulis memilih judul ini adalah melalui website ini publik dapat melihat isi, desain, yang dilakukan oleh Departemen Komunikasi dan Informatika dan dapat memberikan kritik saran mengenai apa yang disajikan didalam website sehingga terjalin komunikasi yang timbal balik. Opini publik merupakan efek komunikasi dalam bentuk pernyataan yang bersifat kontroversial dari sejumlah orang sebagai pengekspresian sikap terhadap masalah sosial yang menyangkut kepentingan umum6. Penulis menggambil periode Mei dan Juli 2006 dikarenakan memudahkan pengambilan data
dan pada bulan tersebut data yang penulis
inginkan ada semua dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Adapun penulis memilih berita mengenai pengembangan e-government dikarenakan Indonesia harus mempercepat pengembangan dan akses informasi, sedikitnya pada tahun 2015 nanti 50 persen penduduk Indonesia harus mendapat akses informasi melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Penerapan e-governemnet
sudah
semestinya
dilakukan
di
Indonesia,
mengingat
perkembangan teknologi informasi global terus berlanjut.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan
latar
belakang
yang
telah
diuraikan,
maka
pokok
permasalahan yang diangkat oleh penulis di dalam penelitian ini adalah Sejauhmana efektivitas website Departemen Komunikasi dan Informatika sebagai media informasi pengembangan e-government (www.depkominfo.go.id)?
6
Onong Uchjana Effendy, Op Cit, Hal 88
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan rujukan dari latar belakang dan yang telah diuraikan dalam
pokok permasalahan di atas maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana efektivitas website Departemen Komunikasi dan Informatika sebagai media informasi pengembangan e-government (www.depkominfo.go.id).
1.4.
Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk perkembangan ilmu komunikasi, terutama di bidang Public Relations, khususnya mengenai media informasi. Hasil penelitian ini nantinya juga dapat digunakan sebagai rujukan bagi penelitian serupa.
1.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi Departemen Komunikasi dan Informatika untuk mengukur bagaimana efektivitas website Departemen Komunikasi dan Informatika sebagai media informasi pengembagan egovernment untuk publik internal dan publik eksternal. Hasil penelitian ini juga dapat memberikan masukan kepada Departemen Komunikasi dan Informatika tersebut untuk meningkatkan kualitas pelayanan website tersebut.
BAB II KERANGKA TEORI
2.1
Pengertian Komunikasi Pengertian
kata
komunikasi
berasal
dari
bahasa
latin
yaitu,
“communication” yang memiliki arti pemberitahuan atau pertukaran pikiran dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Secara garis besar, dalam suatu proses komunikasi harus terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran atau pengertian antara komunikator dengan komunikan.7 Komunikasi menurut Hovland, Janis dan Kelley yaitu suatu proses melalui seseorang (komunikator menyampaikan stimulus dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak). Sedangkan Gabner, komunikasi adalah “sebuah tindakan terhadap orang lain, sebuah interaksi dengan orang lain dan sebuah reaksi terhadap orang lain”. Maksudnya adalah suatu kegiatan pemindahan informasi, gagasan, sikap dari seorang kepada orang lain. Mengenai tujuan komunikasi, Onong Uchjana Effendi menyatakan ada empat hal yaitu : social change/social participations, attitude change, opini change, behaviour change.8 Komunikasi dalam konteks masalah ini adalah suatu proses penyampaian isi pesan berupa informasi atau hiburan lewat media internal dalam bentuk sistem
7 8
Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1992, hal 48 Ibid, hal 49
penyiaran langsung maupun tidak langsung. Adanya kegiatan komunikasi maka akan dapat merubah adanya perubahan sosial/partisipasi sosial, dapat terlihat perubahan
tingkah
laku
seseorang
atau
kelompok,
adanya
perubahan
pendapat/hasil pikiran seseorang dan juga dapat merubah sikap.
2.2
Proses komunikasi Proses komunikasi dapat diartikan sebagai transfer informasi atau pesan-
pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikasi dalam proses komunikasi tersebut bertujuan adanya (feedback) untuk mencapai saling pengertian (mutual Understanding) antara kedua belah pihak. a. Proses Komunikasi Secara Primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kiat, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan perasaan komunikator kepada komunikan. Wilbur Schramm, seorang ahli komunikasi kenamaan dalam karyanya, “Communication Research in the United States”, menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of ference). Menurut Schramm, bidang pengalaman (fied of experience) merupakan faktor yang penting dalam komunikasi. Umpan balik memainkan peranan yang amat penting dalam komunikasi sebab ia menentukan berlanjutnya komunikasi atau berhentinya komunikasi yang dilancarkan oleh komunikator. Umpan balik bersifat positif, dapat pula bersifat negatif. Umpan balik positif adalah tanggapan atau response atau reaksi komunikan yang menyenangkan komunikator sehingga komunikasi berjalan lancar. Sebaliknya, umpan balik negatif adalah tanggapan
komunikan yang tidak menyenangkan komunikatornya sehingga komunikator enggan untuk melanjutkan komunikasinya. 9
b. Proses Komunikasi Secara Sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Umpan balik dalam komunikasi bermedia, terutama media massa, biasanya dinamakan umpan balik tertunda (delayed feedback), karena sampainya tanggapan atau reaksi khalayak kepada komunikator memerlukan tenggang waktu. Bagaimana pun dalam proses komunikasi bermedia, misalnya dengan surat, poster, spanduk, radio, televisi, atau film, umpan balik akan terjadi. Dengan lain perkataan, komunikator mengetahui tanggapan komunikan – jika komunikasinya sendiri selesai secara tuntas. Pentingnya peran media dalam proses komunikasi disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai komunikan, misalnya surat kabar, radio, televisi, internet merupakan media yang efisien dalam mencapai komunikan dalam jumlah yang amat banyak. Efisien karena dengan menyiarkan sebuah pesan satu kali saja sudah dapat tersebar luas kepada khalayak yang begitu banyak jumlahnya. Dari pemahaman proses komunikasi di atas, dapat ditarik unsur pokok yang berpijak pada “paradigmatic komunikasi” yang terkenal dan ditampilkan oleh Horold D. Lasswell yang berbunyi,”who says what in which channel to whom with what effect”. Komponen-komponen komunikasi tersebut di atas berkorelasi secara fungsional dan kalau dijabarkan unsur-unsurnya sebagai berikut : Who says (siapa mengatakan), says what ( mengatakan apa), message (pesan), in which channel (melalui saluran apa), to whom (kepada siapa), with what effect (dengan efek apa) Model ini menunjukkan bahwa pihak pengirim pesan (komunikator) mempunyai keinginan untuk mempengaruhi pihak penerima (komunikan) karenanya komunikasi harus dipandang sebagai upaya persepsi.
9
Onong Uchjana E, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung. PT Remaja Rosdakarya, 1994. hal 10
Setiap upaya penyampaian pesan dianggap akan menghasilkan akibat baik positif maupun negatif. 10 Pendapat Lasswel ini dikenal juga dengan model proses komunikasi S-MC-R-E. Apabila digambarkan dalam model proses komunikasi Lasswel adalah sebagai berikut : Model Proses Komunikasi S-M-C-R-E11
Source (Sumber)
Message (pesan)
Channel (Media)
Receiver (Penerima)
Effects (efek)
Jika dijabarkan kedalam kegiatan Public Relations. 1. PR sebagai komunikator menyampaikan pesan-pesan organisasi atau perusahaan, yang sekaligus bertindak sebagai moderator antara perusahaan dengan publik. Misalnya mempersuasif publik, memberikan pemahaman, pengetahuan, wawasan dan menjadikan publik percaya pada organisasi atau perusahaan. 2. Pesan merupakan suatu yang disampaikan komunikan melalui teknikteknik komunikasi dan media yang dipilih yang berupa ide, gagasan, informasi, kegiatan tertentu agar diketahui, dipahami dan dimengerti. 3. Media merupakan alat untuk menyampaikan pesan atau sebagai mediator antara komunikator antar komunikator dengan komunikannya. Beberapa media PR yang lazim digunakan adalah sebagai berikut (1) media pres 10
Onong Uchjana E, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung. PT Remaja Rosdakarya, 1994. hal 22 11 Ibid. hal 63
(press), surat kabar, majalah dan media cetak lainnya yang beredar umum maupun dikalangan khusus (2) audio-visual, slide, kaset video atau berupa film-film dokumentor (3) radio, baik yang berskala lokal maupun nasional (4) Televisi (5) Pameran merupakan media yang umum digunakan dalam melaksanakan suatu program atau kampanye PR dan juga untuk memperkenalkan suatu produk baru (6) Barang-barang cetakan dan lainlain. 4. Komunikan publik yang menjadikan sasaran dalam komunikasi secara langsung atau tidak. 5. Efek (dampak) merupakan respon atau reaksi setelah proses komunikasi tersebut berlangsung yang bisa menimbulkan umpan balik yang berbentuk positif atau sebaliknya negatif. Hal tersebut tergantung dari kolerasi logis dari bauran komponen komunikasi. Misalnya berhasil atau tidaknya komunikator dalam menyampaikan pesan kepada komunikan dalam menyampaikan pesan kepada komunikan melalui media yang sudah dipilih dan diseleksi. Jika berhasil, maka kegiatan komunikasi PR dapat mencapai tujuannya. Misalnya pemahaman publik sasarannya. Jika tujuannya tidak tercapai, mungkin salah satu komponen tidak bekerja dengan baik.
2.3
Fungsi, Peranan dan Media Humas
2.3.1. Fungsi Humas Humas didalam suatu organisasi atau perusahaan sangat berperan penting dalam mempertahankan atau meningkatkan citra perusahaan. Aktivitas Humas
merupakan bagian tersendiri didalam disiplin komunikasi terapan kehumasan. Humas menjalankan fungsi dan peranan dijajaran masing-masing lembaga atau organisasi. Peranan Humas dalam struktur organisasi yang lebih luas, memberinya kesempatan yang lebih besar untuk bertindak sesuai dengan fungsinya. Fungsi utama Humas adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga atau organisasi dengan publiknya, baik publik intern maupun publik ekstern dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga atau organisasi.12 Menurut pakar Humasl, Cultip & Canter and Canfield fungsi dari Humas itu dapat dirumuskan sebagai berikut : 1.
Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga atau organisasi).
2.
Membina hubungan yang harmonis antara badan atau organisasi dengan pihak publiknya, sebagai khalayak sasarannya.
3.
Mengidentifikasi yang menyangkut opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan atau organisasi yang mewakili atau sebaliknya.
4.
Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan yang diwakilinya atau sebaliknya.
12
Racmadi F, Public Relation dalam Teori dan Praktek, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama 1994 hal 21
5.
Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan atau organisasi ke publiknya atau terjadi sebaliknya demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.13
Dilihat dari fungsi humas diatas, maka sasaran yang diambil adalah menciptakan opini public yang menguntungkan dari kedua belah pihak, baik perusahaan maupun menerima jasa, mereka menjalin hubungan yang harmonis agar tercapai tujuan yang telah direncanakan.
2.3.2 Peranan Hubungan Masyarakat Untuk menjalin komunikasi yang harmonis antara organisasi dengan publik bukanlah sesuatu yang mudah, karena itulah peranan Humas didalam suatu wadah seperti perusahaan atau organisasi, dalam rangka menciptakan kerjasama yang baik yang didasari oleh hubungan yang harmonis, mencakup kepada arti : 1. Humas harus menciptakan kerjasama diantara publik yang mempunyai kepentingan. 2. Humas harus dapat menumbuhkan saling pengertian diantara pihak yang mempunyai kepentingan. 3. Humas harus dapat menciptakan tumbuhnya rasa kepuasan bersama diantara publik yang berkepentingan14
13 14
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations, Grafindo Jakarta 1999, hal 20 Rosady Ruslan, Kampanye PR, Jakarta, Raja Grafindo, 1997, hal 11
Didalam aktivitasnya, Humas melaksanakan dua fungsi, yaitu fungsi internal dan eksternal. Humas eksternal mempengaruhi khalayak atau publik agar mereka melakukan apa yang menjadi tujuan komunikator (Humas) dan mempertahankan citra perusahaan dimata khalayak terutama khalayak ekstern. Sedangkan Humas intern berfungsi untuk menciptakan hubungan yang harmonis di lingkungan kerja atau perusahaan, membangkitkan gairah kerja dan dapat menggugah loyalitas kerja dalam diri karyawan.
2.3.3 Media Public Relations Untuk menjalankan peran dan fungsinya, Public Relations memerlukan media dan sarana guna mencapai tujuan yang dikehendaki. Agar kegiatan komunikasi ini berjalan sesuai dengan alurnya, seorang Public Relations memerlukan alat komunikasi. Alat komunikasi inilah yang disebut dengan media Public Relations. Media dalam Public Relations merupakan elemen-elemen yang tidak pernah terlepas dari aktivitas Public Relations. Menurut Frank Jefkins “Media PR adalah sebagai sarana untuk menjangkau khalayak tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan Humas”.15 Menurut Rosady Ruslan “Media PR adalah media yang secara khusus untuk keperluan Public Relations campaign dan digolongkan sebagai media umum (telepon, faksimili, dll.), media massa, media khusus (advertising), media
15
Fank Jefkins, Public Relations, Jakarta, Gramedia 1998, hal 145
internal” dan Media PR adalah saluran atau sarana komunikasi yang sering dipergunakan oleh praktisi public relations untuk menyampaikan pesan kepada publiknya dan sekaligus mampu menciptakan citra.16 Berdasarkan
definisi
di
atas,
dapat
disimpulkan
bahwa
untuk
memperlancar proses penyelenggaraan komunikasi timbal balik, seorang Public Relations membutuhkan media. Pemilihan media ini harus betul-betul cermat sesuai dengan tujuan dalam aktivitas Public Relations baik internal maupun eksternal. Untuk mendukung tujuan tersebut, dalam hal ini dikenal berbagai macam media yang dapat digunakan dalam kegiatan Public Relations, antara lain: a. Media Internal adalah 1. Majalah (Magazine) 2. Company Profile 3. Annual report financial 4. Publication report 5. Tabloid Perusahaan 6. Buletin Perusahaan 7. Newsletter 8. Press release 9. Photo press17 16
Rosady Ruslan, Kampanye PR, Jakarta, Raja Grafindo, 1997, hal 21-23
b. Media Eksternal adalah 1. Media Cetak, termasuk di dalamnya house jurnal, surat kabar, majalah dan sebagainya. Bagi PR berita lewat media informasi seperti di atas sangat penting dan banyak berhubungan dengan kegiatannya. Maka, sangat penting, artinya pemilihan secara akurat bagi setiap media secara teratur perlu diadakan pertemuan dengan pers sehingga tetap mengetahui perkembangan dari masing-masing media tersebut. 2. Broadcasting media, termasuk di dalamnya radio, televisi dan internet/website. 3. Special Event 4. Media luar ruang, termasuk didalamnya spanduk, papan reklame, poster, dan lain-lain.18
2.4
Khalayak Public Relations Khalayak adalah kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan
suatu organisasi, baik secara internal maupun eksternal. Khalayak Public Relations ada dua yaitu : a. Khalayak Internal Adalah setiap kelompok atau individu yang berada di dalam perusahaan yang memiliki peran dalam menentukan keberhasilan perusahaan, seperti
17
Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi, Jakarta, Raja Grafindo, 1994, hal 186 18 Sk Bonar, Hubungan Masyarakat modern, Jakarta, Bumi aksara 1983, hal 43-44
pemegang saham, manajemen dan Top Executive, karyawan dan keluarga karyawan.19 Yang termasuk dalam kategori khalayak internal yaitu: 1. Pemegang saham, seseorang yang memberikan bantuan dana atau menanamkan dana ke sebuah perusahaan. 2. Manajer atau top executive, seseorang yang mempunyai keahlian dalam mengelola sebuah perusahaan. Biasanya mempunyai latar belakang pendidikan yang memadai. 3. Karyawan, adalah orang-orang di dalam perusahaan yang tidak memegang jabatan struktural, serta berada di bawah komando supervisor atau kepala seksi. 4. Keluarga karyawan, yaitu anggota keluarga karyawan yang bekerja di suatu perusahaan. b. Khalayak Eksternal Unsur-unsur yang berada di luar kendali perusahaan. Yang termasuk khalayak eksternal yaitu: 1. Konsumen, raja yang mempunyai hak untuk memilih barangnya sendiri, konsumen diperebutkan oleh banyak produsen. 2. Pemerintah, penentu kebijakan, sedikit sekali produsen yang bisa membujuk
pemerintah
untuk
mengeluarkan
peraturan
yang
menguntungkan baginya.
19
Frank Jefkins, Public Relations Edisi ke 4, alih bahasa Drs Haris Munandar, Erlangga Jakarta 1995, hal 80
3. Penyalur, menguasai jaringan distribusi dan hanya mau menyalurkan barang-barang yang dikehendaki konsumen. 4. Pemasok, pemasok akan mudah berpindah apabila transaksinya tidak memuaskan. 5. Pers, semakin kuat pengaruh pers di masyarakat semakin besar kemungkinan mereka akan menjaga jarak dari pengaruh bisnis.20 Kegiatan Public Relations khusus diarahkan kepada khalayak terbatas atau pihak-pihak tertentu yang berbeda-beda dan masing-masing cara yang berlainan pula. Setiap perusahaan memiliki sendiri khalayak khususnya. Kepada khalayak yang terbatas itulah, Public Relations senantiasa menjalin komunikasi baik secara internal maupun eksternal agar dapat memperoleh dukungan baik secara materi maupun dukungan moril terhadap perusahaan.
2.5
Efek Media Penelitian mengenai efek media mengalami perubahan dari masa ke masa.
Berbagai pendapat dan hasil penelitian diungkapkan untuk menjelaskan bagaimana pengaruh media terhadap masyarakat. Dan apabila kita membicarakan teori efek media pada masyarakat berarti kita berbicara tentang bagaimana media dapat mengubah masyarakat. Media secara sengaja ataupun tidak sengaja mempengaruhi dan mengubah cara berfikir masyarakat.21 Efek media merupakan sikap perubahan yang terjadi didalam diri penerima. Karena menerima pesan-pesan dari suatu sumber. Perubahan ini 20
A.W, Widjaya, Komunikasi (Komunikasi dan Hubungan Masyarakat), Bumi Aksara, Cetaka Kedua, 1984 Hal. 66-75 21 George Gerbner Series. www.ucalgary.ca
meliputi perubahan pengetahuan, sikap dan prilaku nyata. komunikasi dinyatakan efektif apabila menghasilkan efek-efek perubahan sebagai yang diharapkan oleh sumber, seperti pengetahuan, sikap dan prilaku. Perubahan dipihak penerima ini diketahui dari tanggapan yang diberikan sebagai umpan balik. Seperti dinyatakan Donald K. Robert dalam (Schramm dan Roberts, 1977:359), ada yang beranggapan bahwa efek hanyalah “perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan.” Karena fokusnya pesan, maka efek haruslah berkaitan dengan pesan yang disampaikan media. Ini perpanjangan diri kitatimbul karena skala baru yang dimaksudkan pada kehidupan kita oleh perluasan diri kita atau teknologi baru. Media adalah pesan karena media membentik dan mengandalikan skala serta bentuk hubungan dan tindakan manusia.22 Menurut Melvin L. Defleur dan Sandra Ball R, bahwa apa yang disebut dengan efek kognitif adalah perubahan yang terjadi terhadap mental. Hal ini yang menjadi pusat perhatian dalam memberbincangkan masalah persuasi psikologi. Efek ini berbeda dengan kelakuan, meskipun keduanya ada keterkaitan satu dengan yang lainnya. Sedangkan efek efektif adalah proses yang mengarah pada berbagai perasaan dan emosi tertentu. Manusia suka atau tidak suka, mereka selalu merasakan benci, cinta dan senang yang semuanya itu dapat dilihat dari mukannya.23 Jika kita membaca atau melihat suatu peristiwa atau pemberitaan baik tulisan maupun gambar didalam media, dalam hal ini website tentu bisa menimbulkan efek yang berupa kognitif. 22 23
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hal 220 Melvin L Defleur dan Sandra Ball R, Theories of mass communication (third edition), New York and London, 1975, hal 263
Efek Kognitif, (Pengetahuan), yaitu tahap pengenalan atau pencarian informasi. Dalam tahap ini komunikator menyampaikan atau memperkenalkan suatu informasi kepada komunikan/penerima. Dengan adanya informasi ini komunikan akan mengenal bahkan diharapkan memahami sekaligus akan merubah pengetahuannya yang semula tidak atau belum tahu menjadi tahu/paham. Tujuan atau efek dalam tahap ini disebut dengan perubahan pengetahuan.24 Pesan yang disampaikan kepada komunikan akan senantiasa menimbulkan efek, sehingga persoalan utama dalam komunikasi efektif adalah sejauhmana motif dari komunikasi komunikator terwujud dalam diri komunikannya. Apabila motif komunikasi website sebagai tujuan komunikasi, maka dapat dinyatakan bahwa (1) apabila hasil yang didapat sama dengan tujuan yang diharapkan, dapat dikatakan bahwa komunikasi berlangsung efektif. (2) apabila hasil yang didapat lebih kecil dari pada tujuan yang diharapkan, dikatakan komunikasi tidak atau kurang efektif.
2.6
Efektivitas komunikasi Efektivitas adalah suatu keberhasilan dalam organisasi atau kelompok
dalam usahanya mencapai apa yang menjadi tujuan organisasi atau kelompok tersebut.
25
Secara etimologis efektivitas berasal dari akar kata efek, yang dapat
diartikan sebagai dampak atau semua jenis perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah menerima suatu pesan dari suatu sumber.
24
Perubahan
yang
Mastoni Sani, Sumarto Prayitno, Dasar-dasar komunikasi penyuluhan, Universitas Terbuka, 1994, hal 9-10 25 The Liang Gie, Efesiensi kerja Bagi Pembangunan Negara, Jogjakarta, UGM Press, 1981, hal 23
dimaksud dapat meliputi perubahan sikap, perubahan pengetahuan, dan perubahan prilaku nyata26. Efek bukan sekedar umpan balik dan reaksi penerima (komunikasi) terhadap pesan yang dilontarkan oleh komunikator, melainkan oleh efek dalam komunikasi merupakan panduan sejumlah “kekuatan” yang bekerja dalam masyarakat, dimana komunikator hanya dapat menguasai satu kekuatan saja, yaitu pesan-pesan yang dilontarkan. Oleh karena itu kita dapat menyatakan, bahwa efek terjadi pada individuindividu dan kemudian menjadi sikap masyarakat. Dan efek suatu komunikasi pada umumnya terhadap individu secara konkret dapat diklasifikasikan ke dalam tingkatan-tingkatan sebagai berikut : a) menerima ide, melaksanakan dan menganjurkan kepada orang lain. b) bisa menerima dan melaksanakan (tanpa merumuskan penganjurannya). c) ide diterima akan
tetapi masih dipikirkan
pelaksanaannya. d) ide tidak diterima. e) ide ditolak bahkan memikirkan kemungkinan mengambil saran atau anjuran.27 Dalam kaitannya dengan penelitian ini bahwa komunikasi dua arah yang efektif harus dipandang sebagai satu-satunya alat manajemen oleh Publik Relations yang dimanfaatkan dalam mengembangkan organisasi. Bagi PR, umpan balik lewat opini publik yang diciptakan akan membawa perbaikan, perubahan dan perkembangan sebagai efeknya. Dengan kata lain dapat dikatakan pula bahwa efektivitas website sebagai media informasi dapat dilihat dari pencapaian tujuan kegiatan yang diselenggarakan oleh Public Relations itu sendiri.
26 27
Andre Hardjana, Audit Komunikasi, PT. Grasindo, Jakarta, 1992. hal 2 Ibid Audit Komunikasi, hal 3
2.7
Konsep E-Government Era globalisasi yang dating lebih cepat dari yang diperkirakan telah
membuat isu-isu semacam demokratisasi, hak asasi manusia, hukum, transportasi, korupsi, civil society, good corporate governance, perdagangan bebas, pasar terbuka dan lain-lain menjadi hal-hal utama yang harus diperhatikan oleh setiap bangsa jika yang bersangkutan tidak ingin diasingkan dari pergaulan dunia. Dalam format ini pemerintah harus mengadakan reposisi terhadap peranannya di dalam sebuah negara, dari yang bersifat internal dan fokus terhadap kebutuhan dalam negeri, menjadi lebih berorientasi kepada eksternal dan fokus kepada bagaimana memposisikan masyarakat dan negaranya di dalam pergaulan global. Kemajuan teknologi informasi terjadi sedemikian pesatnya sehingga data, informasi dan pengetahuan dapat diciptakan dengan teramat sangat cepat dan dapat segera disebarkan ke seluruh lapisan masyarakat di berbagaibelahan di dunia dalam hitungan detik. Hal ini berarti bahwa setiap individu di berbagai negara di dunia dapat saling berkomunikasi secara langsung kepada siapapun yang dikehendaki tanpa dibutuhkan perantara apapun. Tentu saja sebuah teknologi ini akan sangat mempengaruhi bagaimana pemerintah di masa moderen harus bersikap dalam melayani masyarakatnya, karena banyak aspek-aspek dan fungsifungsi pemerintah konvensional yang secara tidak langsung telah mengambil alih oleh masyarakatnya sendiri karena adanya teknologi. Meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat di dunia tidak terlepas dari semakin membaiknya kinerja industri swasta dalam melakukan kegiatan
ekonominya. Keintiman antara masyarakat dengan pelaku ekonomi telah membuat terbentuknya sebiah atandar pelayanan yang semakin membaik dari waktu ke waktu. Secara tidak langsung tuntutan masyarakat agar pemerintah meningkatkan kinerjanya semakin tinggi; bahkan jika terbukti terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam pengelolaan uang rakyat, masyarakat tidak segan-segan untuk mengevaluasi kinerja pemerintah melalui demonstrasi atau jalur-jalur lainnya. Government Relations adalah mengutus hubungan baik dengan instansi pemerintah yang bersangkutan dengan soal-soal perusahaan.28 pengertian lainnya Government Relations adalah hubungan harmonis antara pemerintah dengan masyarakat, cara-cara melaksanakan hubungan yang baik itu dengan adanya humas pemerintah yang melakukan tugas-tugasnya dengan baik.29 Menurut Onong Uchjana mendefinisikan Government Relations adalah mengakrabkan diri dengan instansi pemerintahan setempat, setidak-tidaknya dengan humas instansi yang bersangkutan. Tujuan pembinaan itu ialah, di satu pihak melancarkan hubungan kerja bilamana suatu ketika diperlukan, memperlicin permohonan kalau sewaktu-waktu diajurkan, mempermudah pemecahan masalah jika suatu saat terjadi salah pengertian.30 Salah satu unsur stakeholders yang berada diluar kendali perusahaan (External stakeholders) adalah pemerintahan. Dalam kegiatan Public Relations, pemerintah dianggap penting bukan saja karena pemerintah adalah pengatur
28
Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations (Konsep dan Aplikasinya) Jakarta, Pustaka Utama Grafiti, 2003, Hal 64 29 Ibid, Hal 89 30 Onong Uchjana, Op Cit, Hal 118
negara dan pembuat keputusan penting, tetapi lebih dari itu, pemerintah terdiri atas orang-orang yang mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat dan kegiatan bisnis. Pemerintah pusat, propinsi, atau walikota madya, dewasa ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap industri besar maupun kecil, mulai dari industri pertanian, elektronik, tekstil, jasa, transportasi sampai pada energi dan industri untuk ekspor. Negara Inggris misalnya melihat perkawinan antara pemerintah dengan teknologi informasi melahirkan sebuah konsep yang diistilahkan sebagai Electronic Delivery (ESD), yaitu bagaimana melalui media elektronik dan digital, pemerintah dapat menyediakan jasa dan menjadi cikal bakal dari e-government, yaitu mekanisme dimana pemerintah menggunakan teknologi informasi (terutama internet) sebagai sarana utama yang menghubungkan dirinya dengan para stakeholder, yaitu basyarakat umum dan sector publik lainnya. Kasali dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Public Relations” mengambul contoh bahwa di Amerika Serikat tempat orang sangat percaya kepala ekonomi pasar, bahkan perusahaan besar tetap perlu marasa berdekatan dengan pemerintah. Demikian pula dengan perusahaan transnasional yang membuka jaringan pemasaran di Amerika Serikat. Mereka menempatkan seseorang Government Relations yang berkedudukan di Washington DC. Menurut Al Gore dan Tony Blair telah secara jelas menggambarkan manfaat yang diperoleh adalah :
a.
Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholdernya terutama dalam hal kinerja efektivitas dan efisiensi di berbagai bidang kehidupan bernegara.
b.
Meningkatkan transparansi, kontrol dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah dalam rangka penerapan konsep Good Corporate Governance.
c.
Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi yang dikeluarkan pemerintah maupun stakeholdernya untuk keperluan aktivitas sehari-hari.
d.
Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan global dan trend yang ada serta
e.
Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokrasi.31 Dengan kata lain, negara-negara maju memandang bahwa implikasi e-
government yang tepat akan secara signifikan memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat di suatu negara secara khusus, dan masyarakat dunia secara umum. Frezer P. Sietel, “The Practice of Public Relations”’ 5th Edition, dalam bukunya Rhenald Kasali menyatakan bahwa pejabat pemerintahan ditempatkan di pusat pemerintahan Amerika dengan tujuan : 1.
Meningkatkan komunikasi dengan pejabat pemerintah dan lembaga tinggi Negara
31
Richardus Eko Indrajit, E-Government (strategi pembangunan dan pengembagan system pelayanan publik), Andi Yogyakarta 2002, Hal 5
2.
Memantau lembaga pembuat keputusan dan peraturan pada area yang mempengaruhi bidang usaha mereka
3.
Mendorong partisipasi para
pemilih
(rakyat)
pada
setiap
lapisan
pemerintahan 4.
Mempengaruhi undang-undang yang berdampak pada ekonomi rakyat dan pelaksanaanya
5.
Meningkatkan kesadaran dan pemahaman para pembuat keputusan. Selain itu pendekatan untuk pemerintah dilakukan untuk:
6.
Mengurandi ketidak pastian karena tidak dapat membaca tanda-tanda peraturan
7.
Mempercepat keluarnya keputusan yang berkaitan dengan izin operasi perusahaan, seperti izin investasi, izin eksploitasi hasil alam dan sebaliknya
8.
Meningkatkan pemahaman satu dengan lainnya
9.
Mendapatkan
perlindungan
dan
pembelian
pada
saat
perusahaan
menghadapi krisis32 H.A Widjaja menyatakan bahwa “Tujuan dari Government Relations adalah untuk mengatur dan memelihara dengan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah juga lembaga / instansi resmi yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan”.33 Fungsi dari Government Relations adalah 1.
32 33
Mengamankan kebijaksanaan pemerintah
Rhenald Kasali, Op Cit, Hal 117-119 H.A Widjaja, Komunikasi (Komunikasi Hubungan Masyarakat), Bumi Aksara, 1986, Hal 74
2.
Memberikan
pelayanan
dan
menyebarluaskan
pesan
mengenai
kebijaksanaan hingga program kerja secara nasional kepada masyarakat 3.
Menjadi komunikator sekaligus sebagai moderator proaktif dalam menjembatani kepentingan instansi pemerintahan disatu pihak menampung aspitasi serta memperhatikan keinginan-keinginan publiknya dilain pihak
4.
Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi mengamankan stabilitas dan keamanan publik perkembangan nasional, baik jangka pendek maupun jangka panjang.34 Kasali menyatakan bahwa fungsi Government Relations adalah ”Memantau
secara berkala kebijakan pemerintah (baik yang membatasi maupun yang memberikan peluang tertentu), membina hubungan baik dengan pejabat pemerintah dan melakukan lobi untuk mempercepat dan mempermudah suatu perizinan”.35
2.8
Media Informasi Informasi adalah pengelolaan data dalam suatu bentuk kejadian-kejadian
(event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan36. Sumber
informasi
adalah
data.
Data
adalah
kenyataan
yang
menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Maksudnya kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat yang tertentu kalau
34
Rosady Ruslan, Op Cit, Hal 313 Rhenald Kasali, Op Cit, Hal 117 36 Jogiyanto Hartono, Pengenalan Komputer Dasar Ilmu Komputer dan Sistem Informasi, Andi Yogyakarta, 2002, hal 692 35
kesatuan nyata (fact) adalah berupa suatu objek nyata seperti tempat, bendadan orang yang betul-betul ada dan terjadi. Informasi pengumpulan data (scorekeeping information) yang berupa akumulasi atau pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan, informasi pengarahan perhatian (attention directing information) merupakan informasi untuk membantu perusahaan memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang menyimpang, ketidak efesienan dan kesempatankesempatan yang dapat dilakukan, informasi pemecahan masalah (problem solving information). Untuk mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh perusahaan, maka perusahaan membutuhkan informasi yang berguna. Untuk tiap-tiap tingkatan perusahaan dibutuhkan informasi dengan karakteristik informasi misalnya kepadatan informasi, luas informasi, frekuensi informasi, waktu informasi, akses informasi dan sumber informasi. Komunikasi yang terjadi dalam organisasi antara lain berfungsi mengalihkan informasi/pesan untuk mencapai tujuan komunikasi. Kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal yaitu informasi harus akurat, tepat pada waktunya dan relevan. 1. Akurat. Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai kepenerimaan informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut..
2. Tepat pada waktunya. Informasi yang datang pada publik tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi. 3. Relevan. Informasi mempunyai manfaat untuk publik. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda. Misalnya informasi mengenai sebab musabab kesusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahi teknik perusahaan. Sebaliknya informasi mengenai harga pokok produksi untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi relevan untuk akuntan.37 Informasi tidak sekedar “sesuatu” yang menerangkan “sesuatu”. Informasi mengandung makna yang didalamnya ada karakteristik seperti properti, unsur, fungsi, dimensi dan koneksi atau segala sesuatu dari suatu fakta adalah informasi, meskipun harus ditanggapi dengan pengetahuan dan kebijakan. Media informasi yang sistematis, terpadu dan sederhana akan menjadi kunci sukses dalam membangun relasi dengan para publik. Sistem informasi merupakan kesatuan elemen-elemen dalam perusahaan yang sangat berinteraksi secara sistematis dan teratur untuk meningkatkan dan membentuk aliran informasi yang
37
akan mendukung pembuatan keputusan dan melakukan kontrol terhadap
Ibid. hal 696
jalannya perusahaan. Sistem informasi seharusnya juga mengandung keunggulan kompetitif, seperti singkatnya alur, lengkapnya data dan prosedur, kecepatan respon, kemudahan transaksi dan kemudahan untuk diperbaharui, baik prosedur, data maupun model penyajiannya.38 Media informasi dalam organisasi digunakan oleh PR sebagai alat untuk menyampaikan informasi-informasi yang diperlukan publik internal dan publik eksternal. Media yang digunakan PR bermacam bentuk, adapun berita yang ditampilkan harus memuat nilai-nilai antara lain : 1. Nilai informasi : Berfungsi informasi apabila materi tulisan menambah pengetahuan bagi para pengguna/user 2. Nilai Edukasi : Berfungsi edukasi apabila materi tulisan memperkenalkan kepada kepada pembaca tentang cara baru untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu masalah. 3.
Nilai Rekreasi : Berfungsi menghibur apabila memberikan hiburan bagi para user/pengguna media cyber PR.39
38
John P Simanjuntak, Budi Sutejo, Public Relations, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2003, hal 185
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif.
merupakan penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi dan suatu sistem pemikiran atau suatu kelas ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual mengenai fakta, sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.40 Penjelasan lain didapat dari buku Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Adapun tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasikan
suatu
masalah,
membuat
comparing
atau
evaluasi,
menentukan apa yang ditentukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan di waktu yang akan datang.41
40 41
Nazir, Moh, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988, Hal. 63 Sumanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Andi Ofset, Jakarta, 1990, Hal. 6
Jadi penelitian deskriptif bukan saja menjabarkan (analitis) tetapi juga memadukan (sintetis).42 Dalam penelitian deskriptif suatu data yang diperoleh tidak dalam bentuk angka melainkan dalam bentuk kata, kalimat, pernyataan dan konsep. Penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.43 Tipe penelitian ini disesuaikan dengan perolehan data di dalam penelitian yang didapat dari bentuk kalimat, pernyatan dan dalam bentuk angka.
3.2
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Metode
penelitian survei merupakan metode penelitian yang mengambil sampel dari salah satu populasi yang menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Survei adalah pengamatan atau penyelidikan secara krisis untuk mendapatkan keterangan yang tepat terhadap suatu persoalan dan objek tertentu, didaerah kelompok komunitas atau lokasi tertentu akan ditelaah.44 Menurut
Irawan
Soehartono,
penelitian
survei
adalah
penelitian
pengamatan yang berskala besar pada kelompok-kelompok manusia. Yang dimaksud dengan pengamatan disini, tidak terbatas pada pengamatan penglihatan, tetapi data yang dikumpulkan secara tidak sengaja ditimbulkan oleh peneliti. Jadi 42
43 44
Rachmat, Jalalduddin, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosdakarya, bandung, 2002, Hal. 22 Ibid, 24 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, Jakarta, Grafindo Persada, 2003, Hal 21
bahan-bahan yang dikumpulkan dalam survei adalah data yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari berjalan secara wajar.
3.3
Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut : 1. Data Primer a. Dilakukan dengan menyebarkan kuesioner, yaitu berupa pertanyaan ilustrasi yang disusun secara tertulis, dengan menggunakan daftar pertanyaan guna memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari para responden.45 b. Wawancara ialah dengan cara mengajukan pertanyaan berkaitan dengan website (media online) kepada Kepala Pusat Data Departemen Komunikasi dan Informasi, yaitu Ir Hadwi S 2. Data Sekunder Studi Pustaka yaitu mengumpulkan data dari buku-buku perpustakaan, majalah,
tulisan-tulisan
atau
literatur-literatur
dari
website
yang
berhubungan dengan masalah penelitian, guna melengkapi data-data yang sudah ada.
45
Koentjaranigrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta, Gramedia, 1994, hal 173
3.4
Populasi Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis yaitu objek yang akan
diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah para pengunjung situs depkominfo pada periode Mei sampai Juli 2006 yaitu sebanyak 4000 orang 46
3.5
Sampel Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang
dianggap dapat menggambarkan populasinya. Pengambilan sampel Penelitian menggunakan
rumus Yamane47, jika
populasi 4000 konsemen, presisi ditetapkan ± 10 % dengan tingkat kepercayaan ± 90 %, maka sampel yang diperlukan adalah 98 konsumen (orang). n=
n=
4000 (4000) (10)2 + 1
n=
4000 (4000 x 0.01) + 1
n=
n=
46 47
N Nd 2 + 1
4000 41
97.560976 orang
98 orang
Wawancara Hadwi S, Kepala Pusat Data, Depkominfo Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Sosial, Rosdakarya, Bandung. 1999. hal 82
Keterangan : n = Jumlah sampel N=
Jumlah populasi
d = Kelonggaran ketidaktelitian yang dikarenakan kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir, yaitu 10 % Berdasarkan dengan hasil perhitungan rumus di atas, maka jumlah sampel yang diteliti dalam penelitian ini berjumlah ± 98 orang.
3.6
Teknik Penarikan Sampel Sampel yang ditetapkan secara sengaja oleh peneliti berdasarkan teknik
pengambilan sampel secara purposive sampling yang merupakan salah satu teknik penarikan sampel non probabilitas (Non Probability Sampling), jika tidak melalui proses pemilihan sebagaimana yang dilakukan dengan teknik random sampel.48 Teknik sample ini digunakan oleh peneliti yang lebih mengutamakan tujuan penelitian yaitu pengunjung website. Penelitian dalam menentukan sample berdasarkan atas membawa website organisasi sehingga peneliti dapat mengetahui efektivitas website.
48
Faisal, sanafiah, Format-format Penelitian Sosial, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2003, hal 67
3.7
Definisi Konsep dan Oprasionalisasi Penelitian
3.7.1
Definisi Konsep 1. Efektivitas Efektivitas adalah Suatu keberhasilan organisasi atau kelompok dalam usahanya mencapai apa yang menjadi tujuan organisasi atau kelompok tersebut. Tujuan dibuatnya website agar publik yang membuka website organisasi dan membacanya mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak tentang e-government, undang-undang dan kebijakan perusahaan. Efek Kognitif berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi. Terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau persepsi karyawan. 2. Website (Media Online) Merupakan media eksternal yang menggunakan internet sebagai media dalam menyampaikan segala bentuk informasi yang ingin disampaikan oleh suatu badan usaha, instansi maupun perorangan. Website ini merupakan media yang sangat efektif dari segi waktu dan jangkauannya karena dapat dilihat setiap saat diseluruh dunia. 3. Media Informasi Media informasi dalam organisasi digunakan oleh PR sebagai alat untuk menyampaikan informasi-informasi yang diperlukan publik internal dan publik eksternal. Unsur informatif berfungsi informasi apabila
materi
tulisan
menambah
pengetahuan
bagi
para
pengguna/user, unsur edukasi berfungsi edukasi apabila materi tulisan
memperkenalkan kepada kepada pembaca tentang cara baru untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu masalah. unsur rekreasi : Berfungsi menghibur apabila memberikan hiburan bagi para user/pengguna media cyber PR
3.7.2 Oprasionalisasi Konsep Konsep
Dimensi
Indikator
Efek
Kognitif
1. Sangat Efektif bila
(Pengetahuan
pembaca sangat
Terhadap
sering membuka
Informasi)
dan membaca (2124 kali) dalam sebulan
Option Jawaban
a. Sangat Efektif 21-24 kali/bulan b. Efektif 17-20 kali/bulan c. Cukup Efektif 13-16 kali/bulan d. Kurang Efektif 9-12 kali/bulan e. Tidak Efektif ≤ 8 kali/bulan
a. Sangat Efektif 21-24 2.
Sangat Efektif bila pembaca membuka Website dilakukan sebanyak 21-24 jam dalam
kali/bulan b. Efektif 17-20 kali/bulan c. Cukup Efektif 13-16 kali/bulan
sebulan
d. Kurang Efektif 9-12 kali/bulan e. Tidak Efektif ≤ 8 kali/bulan
3.
Efektif bila Design
a. Sangat Menarik
website
b. Menarik
Departemen
c. Cukup Menarik
Komunikasi dan
d. Tidak Menarik
Informasi dapat
e. Sangat Tidak
menarik perhatian
Menarik
pembaca
4.
Efektif bila Warna
a. Sangat Menarik
website
b. Menarik
Departemen
c. Cukup Menarik
Komunikasi dan
d. Tidak Menarik
Informasi menarik
e. Sangat Tidak Menarik
menarik perhatian pembaca
5. Efektif bila publik menilai berita
a. Sangat Setuju b. Setuju
dalam Website Depkominfo dapat
c. Netral
menambah
d. Tidak setuju
wawasan
e. Sangat Tidak Setuju
6. Efektif bila publik membaca keseluruhan isi
a. Sangat Mengetahui b. Mengetahui c. Biasa Saja
website d. Tidak Mengetahui e. Sangat Tidak Mengetahui
7. Efektif bila publik
a. Sangat Mudah
dengan mudah mendapat informasi yang di butuhkan
b. Mudah c. Cukup Mudah d. Tidak Mudah e. Tidak Sama Mudah
8. Efektif bila publik paham terhadap berita informasi di e-
a. Sangat Paham b. Paham c. Cukup Paham
government d. Tidak Paham e. Sangat Tidak Paham
a. Sangat Lengkap 9. Efektif bila Informasi di e-
b. Lengkap
government lengkap
c. Cukup Lengkap
sesuai dengan kebutuhan publik
d. Tidak Lengkap
e. Sangat Tidak Lengkap
10. Efektif bila Bahasa yang digunakan di website bisa mudah
a. Sangat Mudah Mengerti b. Mudah Mengerti
dimengerti c. Cukup d. Tidak Mudah Mengerti e. Sangat tidak mudah Mengerti
11. Efektif bila informasi yang di
a. Sangat Jelas b. Jelas
sampaikan dan diterima dengan jelas
c. Cukup Jelas d. Tidak Jelas e. Sangat Tidak Jelas
12. Efektif bila
a. Sangat Sesuai
Informasi
b.Sesuai
memenuhi
c. Cukup Sesuai
kebutuhan publik
d.Tidak Sesuai e. Sangat Tidak Sesuai
3.8
Analisa Data Analisa adalah penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah
untuk dibaca dan diinterprestasikan. Karena metode yang digunakan adalah metode survey, dengan pendekatan kuantitatif artinya setelah semua data dihimpun dan disusun secara sistematis, cermat untuk kemudian dipelajari dan dianalisis secara deskritif. Maka pada penelitian ini, analisa data dapat dilakukan setelah data-data yang dibutuhkan telah selesai terkumpul dan kemudian diolah melalui tahaptahap:
1. Data yang diolah dari jawaban para responden yang telah masuk, setelah kuesioner dibagikan dan ditunggu jawabannya (dikumpulkan ditempat penelitian berlangsung) 2. Menyederhanakan data dalam bentuk tabel terlebih dahulu dengan membuat codeing sheet, hal ini dilakukan untuk memudahkan pembuatan tabel tunggal. 3. Kemudian data dianalisa, secara kuantitatif dengan melihat angka-angka yang menunjukkan frekuensi penyebaran data. Seperti table berikut ini
No.
Pemahaman responden terhadap isi berita di website
F
%
1
Sangat Paham
11
11%
2
Paham
48
49%
3
Cukup Paham
33
34%
4
Tidak Paham
6
6%
5
Sangat Tidak Paham
0
0%
98
100%
Jumlah
Ukuran efektivitas akan dilihat dari pertanyaan pada setiap indikatornya : 1.
Efektif apabila mengarah pada jawaban sangat paham dan paham.
2.
Cukup Efektif apabila mengarah pada jawaban cukup paham
3.
Kurang Efektif apabila mengarah pada jawaban tidak paham dan sangat tidak paham
BAB IV SEJARAH DEPKOMINFO DAN HASIL PENELITIAN
4.1
Sejarah Depkominfo Departemen komunikasi dan informasi (Kominfo) merupakan instansi
baru di era kabinet Indonesia Bersatu hasil pilihan presiden secara langsung pada tahun 2004. Departemen Komunikasi dan Informasi yang terbentuk melalui pengintegrasian dari 3 (tiga) instansi : Kementrian Komunikasi dan Informasi, Lembaga Informasi Nasional dan Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, Departemen
Perhubungan.
Berdasarkan
kondisi
tersebut
maka
kinerja
Departemen komunikasi dan Informasi sangat dipengaruhi oleh sumberdaya yang tersedia (SDM, asset dan anggaran) yang berasal dari ketiga instansi yang digabung/diintegrasikan
dengan
segala
keterbatasaannya.
Keterbatasan
sumberdaya tersebut belum sepenuhnya dapat mendukung tuntutan tugas oprasional Departemen Komunikasi dan Informasi yang semakin kompleks sehingga berpengaruh kepada kinerja Departemen Kominfo. Diwaktu lalu, ketika organisasi kelembagaan yang menangani fungsi komunikasi dan informasi masih berbentuk kementerian, tugas dan fungsinya hanya bersifat fasilitasi dan kordinasi saja. Dengan struktur baru sebagai “Departemen” maka tugas dan fungsinya juga berubah menjadi lebih luas dan semakin kompleks, karena mencakup infrastruktur telekomunikasi, penyiaran, konten
dan aplikasi, serta diseminasi informasi. Peran yang dimiliki menjadi
semakin luas, karena berperan sebagai Pembuat Kebijakan (policy Making), pengatur (regulator), fasilitator dan implementator (agen pembangunan khususnya untuk program-program pembangunan komunikasi di pedesaan/USO, dan komunikasi di daerah perbatasan). Struktur organisasi Departemen komunikasi dan informatika sekarang ini mengintegrasikan sektor komunikasi dan informasi (ICT) yang konvergentif dengan
aspek
diseminasi
informasi
secara
seimbang.
Untuk
mengimplementasikan tugas dan fungsi departemen Kominfo yang luas dan kompleks tersebut, diperlukan dukungan dan sumber daya (anggaran yang cukup, SDM yang berkualitas, kebijakan pembangunan dibidang kominfo yang komprehensif, regulasi yang tepat dan memberikan kepastian hokum dan kemampuan dalam hal penguasaan teknologi). Pengalaman yang dijadikan pembelajaran adalah ketika pengintegrasian fungsi-fungsi komunikasi dan informatika yang terpisah: Ditjen Postel/Dep. Perhubungan, Lembaga Informasi Nasional, dan Kementrian Komunikasi dan Informasi, pada tahun 2005 yang lalu. Berdasarkan peraturan presiden No. 9, No 10 dan No. 15, tanggal 31 Januari, tahun 2005, maka komunikasi dan informatika yang semula terpisah tersebut digabungkan dan berada dibawah satu wadah yaitu dibentuknya Departemen Komunikasi dan Informatika. Implikasi dari penggabungan, pengintegrasi tersebut terutama dari “sisi perencanaan”, ditemukenali beberapa permasalahan sebagaimana berikut: ternyata proses perencanaan (penyusunan, pembahasan,
pelaksanaan program,
kegiatan, penganggaran dan pemantauan)
berjalan kurang efektif dan alokasi sumber daya yang ada menjadi tidak efisien, oleh karena banyak program kegiatan masing-masing satuan kerja saling tumpang tindih, tahun 2005 penganggaran yang telah mulai beralih kesistem anggaran yang terintegrasi dan berbasis kinerja (berdasarkan UU No. 17 Tahun 2003) dan hampir semua pejabat dan staf yang menangani proses penganggaran belum sepenuhnya memahami prosedur penganggaran berdasarkan UU. No 17 tahun 2003;3.
4.2 Visi dan Misi Departemen Komunikasi dan Informatika 1. Visi Terwujudnya
masyarakat
informasi
yang
sejahtera
melalui
penyelenggaraan komunikasi dan informatika yang efektif dan efisien dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia 2. Misi Meningkatkan kapasitas layanan informasi dan pemberdayaan potensi masyarakat dalam rangka mewujudkan masyarakat berbudaya informasi. a. Meningkatkan daya jangkau infrastruktur pos, komunikasi dan informatika untuk memperluas aksesibilitas masyarakat terhadap informasi dalam rangka mengurangi kesenjangan informasi. b. Mendorong peningkatan aplikasi layanan publik dan industri aplikasi telematika dalam rangka meningkatkan nilai tambah layanan dan industri aplikasi. c. Mengembangkan menciptakan
standardisasi
iklim
dan
sertifikasi
dalam
rangka
usaha yang konstruktif dan kondusif di bidang
industri komunikasi dan informatika. d. Meningkatkan kerjasama dan kemitraan serta pemberdayaan lembaga komunikasi dan informatika pemerintah dan masyarakat. e. Mendorong peranan media massa dalam rangka meningkatkan informasi yang beretika dan bertanggung jawab serta memberikan nilai tambah pembangunan bangsa. f. Meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan dalam rangka menciptakan kemandirian dan daya saing bidang komunikasi dan informatika. g. Meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) bidang komunikasi dan informatika dalam rangka meningkatkan literasi dan profesionalisme. h. Meningkatkan peran serta aktif Indonesia dalam berbagai fora internasional di bidang komunikasi dan informatika dalam rangka meningkatkan citra positif bangsa dan negara. i. Meningkatkan
kualitas
pengawasan
menuju
terselenggaranya
kepemerintahan yang baik (good governance).
4.3
Tugas
&
Fungsi
Departemen
Komunikasi
dan
Informatika
1. Tugas : Membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika.
2. Fungsi : Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan teknis di bidang komunikasi dan informatika yang meliputi pos, telekomunikasi, penyiaran, teknologi informasi dan komunikasi, layanan multimedia dan diseminasi informasi; 1. Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya; 2. Pengelolaan
barang
milik/kekayaan
negara
yang
menjadi
tanggungjawabnya; 3. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya; 4. Penyampaian hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden. Peranan dan Fungsi Depkominfo
Ruang Lingkup
Struktur Organisasi Departemen Komunikasi dan Informatika
Departemen Komunikasi dan Informatika terdiri dari: a. Sekretariat Jenderal b. Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi c. Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika d. Direktorat Jenderal Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi e. Inspektorat Jenderal f. Badan Penelitian dan Pengembangan SDM g. Badan Informasi Publik h. Staf Ahli Menteri Bidang Hukum i. Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Kemitraan j. Staf Ahli Menteri Bidang Sosial, Budaya dan Peran Masyarakat k. Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Internasional dan Kesenjangan Digital
l. Staf Ahli Menteri Bidang Media Massa
4.4
Website Departemen Komunikasi dan Informatika Website pemerintah merupakan salah satu strategi didalam melaksanakan
pengembangan e-government secara sistematik melalui tahapan yang realistik dan terukur. website pemerintah merupakan tingkat pertama dalam pengembangan eGovernment di Indonesia dengan sasaran agar masyarakat Indonesia dapat dengan mudah memperoleh akses kepada informasi dan layanan pemerintah , serta ikut berpartisipasi di dalam pengembangan demokrasi di Indonesia dengan menggunakan media internet. Berdasarkan sifat transaksi informasi dan pelayanan publik yang disediakan oleh Pemerintah
melalui jaringan informasi, pengembangan e-
government dapat dilaksanakan melalui 4 (empat) tingkatan, yaitu : Tingkat 1 – Persiapan -
Pembuatan situs web sebagai media informasi dan komunikasi pada setiap lembaga.
-
Sosialisasi situs web untuk internal dan publik.
Tingkat 2 – Pematangan -
Pembuatan situs web informasi publik yang bersifat interaktif.
-
Pembuatan antar muka keterhubungan dengan lembaga lain.
Tingkat 3 – Pemantapan -
Pembuatan situs web yang bersifat transaksi pelayanan publik.
-
Pembuatan interoperabilitas aplikasi dan data dengan lembaga lain.
Tingkat 4 – Pemanfaatan -
Pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat Government to Government (G2G), Government to Business (G2B), Government to Consumers (G2C). Website departemen Komunikasi dan Informatika launcing pada tanggal
28 Oktober 2002 pada saat Presiden Megawati ada perubahan kabinet dan adanya kementerian komunikasi dan informasi. Sudah dua kali website departemen komunikasi dan informatika merubah desain, yang pertama pada tahun 2002 dan kedua pada tahun 2005 isinya pun relatif. Contens berita selalu di update setiap harinya termasuk dengan peraturan, perundangan-undangan dan kebijakan. Data yang dimasukkan Departemen komunikasi dan informatika lebih bersifat Statis karena untuk membangun data dinamis itu sangat sulit karena mencari data yang sangat sulit dan kedua data atau isi berita minimal setiap hari mesti di update jadi data yang lebih banyak masuk diwebsite departemen komunikasi dan informatika adalah data statis. Data statis itu seperti ada perubahan undang-undang maka selalu ditambah. Pengunjung website
Departemen Komunikasi dan Informatika
berlangganan/ sering
menggunakan website Depkominfo sejak akhir tahun 2005 dikarenakan pada tahun tersebut isi berita dan disain menarik perhatian pengguna website hingga sekarang, dan pada tahun 2007 website Depkominfo akan mengganti situs web dengan portal Depkominfo, dengan situs baru ini diharapkan pihak pengelola dan publik dapat secara langsung berinteraktif seperti situs yahoo dan detik.com
4.5
Hasil Penelitian Penelitian
dilakukan dengan menggunakan metode survey. Hasil
penelitian diperoleh berdasarkan daftar pertanyaan atau kuesioner yang diisi oleh responden. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2006 dibeberapa mahasiswa, pegawai swasta dan pegawai negeri, jumlah responden yang tercatat sebanyak 98 orang. Penelitian menggunakan metode purposive sampling (samping bertujuan) dengan menentukan responden atau publik sebagai kriteria dari populasi. Karakteristik dari responden adalah sebagai berikut : publik dengan jenis kelamin: laki-laki dan perempuan, usia > 40 tahun, 31-40 tahun dan 20-30 tahun, tingkat pendidikan terakhir: S1, D3, SMU, SMP, profesi atau pekerjaan: pegawai negeri, pegawai swasta, wiraswasta, pelajar dan mahasiswa. Untuk mendukung data yang diperoleh dalam penyebaran kuesioner, penulis juga melakukan wawancara dengan kepala pusat data dan kepala biro umum dan humas Bpk Ir Hadwi S, pada tanggal 03 Oktober 2006 untuk mendapatkan data mengenai jumlah publik yang membuka website pada bulan Mei sampai Juli 2006 dan jumlah yang mengirimkan respon langsung (direct feedback) dalam bentuk e-mail yang berisikan kritik, saran dan pertanyaan melalui website Departemen Komunikasi dan Informatika. Hasil data yang diperoleh setelah mengkategorikan menurut kelompoknya masing-masing, penyajiannya dalam bentuk tabel secara rinci dibawah ini.
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden F
%
1 Laki-Laki
72
74%
2 Perempuan
26
26%
98
100%
No.
Jenis Kelamin Responden
Jumlah Sumber: kuesioner no. 1
Berdasarkan tabel 4.1 mengenai jenis kelamin responden, menjelaskan bahwa mayoritas responden sebesar 74 % berjenis kelamin laki-laki dan sisanya sebesar 26 % berjenis kelamin perempuan. Berikut ini tabel mengenai usia responden.
Tabel 4.2 Usia Responden F
%
1 > 40 Tahun
4
4%
2 31-40 Tahun
21
22%
3 20-30 Tahun
73
74%
98
100%
No.
Usia Responden
Jumlah Sumber: kuesioner no. 2
Responden yang terdapat pada penelitian ini mempunyai tingkatan usia. Berdasarkan tabel 4.2 mengenai usia responden terdapat 4 % responden berusia > 40 tahun, 22 % berusia 31-40 tahun dengan tingkat pendidikan 4 responden S1 pekerjaan
wiraswasta terdiri dari 6 responden, 12 responden S1 dengan jenis
pekerjaan pegawai swasta terdiri dari 9 reponden dan 34 responden dengan pendidikan S1 profesi pegawai negeri terdiri dari 6 responden dan sisanya sekitar 74 % berusia 20-30 tahun. Dengan tingkat pendidikan S1 34 pegawai negeri, 25 pegawai swasta, 15 mahasiswa. Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa khalayak umum yang membuka website Departemen Komunikasi dan Informatika yaitu kalangan muda (youth people). Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan No.
Tingkat Pendidikan
F
%
1
S1
50
51%
2
Diploma
7
7%
3
SMU
41
42%
4
SMP
0
0%
5
Lain-lainnya
0
0%
Jumlah Sumber, kuesioner no 3
98
100%
Berdasarkan tabel 4.3 mengenai tingkat pendidikan responden, menjelaskan bahwa 51 % responden adalah S1 yang terdiri dari 12 responden pegawai swasta, 34 reponden pegawai negeri, 4 responden wiraswasta, 7 % adalah Diploma, dan 41 % adalah SMU. Terdapat 13 responden mahasiswa, 6 responden pegawai negeri, 22 responden pegawai swasta dan 6 responden wiraswasta
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden yang membuka website Departemen Komunikasi dan Informatika 50% lebih dari kalangan sarjana. Tabel 4.4 Profesi Profesi
No.
F
%
1
Pegawai Negeri
40
41%
2
Pegawai Swasta
34
35%
3
Wiraswasta
9
9%
4
Pelajar
0
0
5
Mahasiswa
15
15%
98
100%
Jumlah Sumber; kuesioner no. 4
Berdasarkan tabel 4.4 mengenai profesi pekerjaan dari responden, terdapat bahwa 41 % adalah pegawai negeri, dengan tingkat pendidikan 34 reponden S1 dengan usia 20-30 terdapat 34 responden, 6 responden SMU, 35 % adalah pegawai swasta, 12 responden tingkat pendidikan S1 dengan usia 20-30 terdapat 25 responden, 22 responden SMU, 9 % wiraswasta dan 15 % adalah mahasiswa. Berdasarkan tabel 3.4 dapat diketahui bahwa target responden dalam penelitian ini yaitu dari kalangan pegawai negeri dengan asumsi kalangan ini yang lebih banyak berhubungan langsung dengan Departemen Komunikasi dan Informatika.
4.6
Pengetahuan publik terhadap website Departemen komunikasi dan informatika Kognitif terjadi bila ada perubahan mental, yang semula tidak atau belum
tahu menjadi tahu/paham. Hal ini yang menjadi pusat perhatian dalam memperbincangkan masalah persuasi psikologi. Hasil penelitian mengenai pengetahuan terhadap website pada Departemen Komunikasi dan Informatika seperti pada table berikut ini.
Tabel 4.5 Frekuensi penggunaan website No.
Value Table
F
%
1
Sangat Efektif 21-24 kali dalam sebulan
6
7%
2
Efektif 17-20 kali dalam sebulan
29
30%
3
Cukup Efektif 13-16 kali dalam sebulan
20
20%
4
Kurang Efektif 9-12 kali dalam sebulan
21
21%
5
Tidak Efektif ≤ 8 kali dalam sebulan
22
22%
Jumlah Sumber; kuesioner no. 5
98
100%
Berdasarkan tabel 4.5 mengenai Frekuensi penggunaan website, diperoleh data bahwa responden sering membuka website Departemen Komunikasi dan Informatika, responden menentukan jawaban sekitar 7% hingga 30%, maka
frekuensi penggunaan website adalah efektif. Berikut ini tabel mengenai Durasi penggunaan website.
Tabel 4.6 Durasi penggunaan website No.
Value Table
F
%
1
Sangat Efektif 21-24 kali dalam sebulan
22
22%
2
Efektif 17-20 kali dalam sebulan
11
11%
3
Cukup Efektif 13-16 kali dalam sebulan
24
25%
4
Kurang Efektif 9-12 kali dalam sebulan
23
24%
5
Tidak Efektif ≤ 8 kali dalam sebulan
18
18%
Jumlah Sumber; kuesioner no. 6
98
100%
Berdasarkan tabel 4.6 mengenai durasi membuka website, bahwa responden sering membuka website Departemen Komunikasi dan Informatika, responden menentukan jawaban sekitar 22% hingga 25%, maka durasi penggunaan website adalah Cukup efektif.
Tabel 4.7 Design website Depkominfo Value Table
No.
F
%
1
Sangat Menarik
15
15%
2
Menarik
43
44%
3
Cukup Menarik
38
39%
4
Tidak Menarik
2
2%
5
Sangat Tidak Menarik
0
0%
Jumlah Sumber; kuesioner no. 7
98
100%
Berdasarkan tabel 4.7 mengenai Design website Depkominfo bagi responden, bahwa design website Departemen Komunikasi dan Informatika menarik, responden menentukan jawaban sekitar 15% hingga 44%, design website itu menarik maka dapat dikatakan menarik.
Tabel 4.8 Warna website depkominfo
Value Table
No.
F
%
1
Sangat Setuju
12
12%
2
Setuju
43
44%
3
Netral
41
42%
4
Tidak Setuju
2
2%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Jumlah Sumber; kuesioner no. 8
98
100%
Berdasarkan tabel 4.8 mengenai warna website depkominfo bagi responden, bahwa warna didalam website Departemen Komunikasi dan Informatika menarik, responden menentukan jawaban sekitar 12% hingga 44%, pilihan frame warna website menarik maka dapat dikatakan efektif.
Tabel 4.9 Penilaian publik terhadap berita aktual N=98 Value Table
No.
F
%
1
Sangat Setuju
11
11%
2
Setuju
48
49%
3
Netral
33
34%
4
Tidak Setuju Tidak
6
6%
5
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Jumlah Sumber; kuesioner no. 9
98
100%
Berdasarkan tabel 4.9 mengenai penilaian publik tentang berita dalam website Depkominfo sangat aktual, responden menentukan jawaban sekitar 11% hingga 49%, maka dapat dinyatakan bahwa berita dalam website Depkominfo selalu diperbaharui setiap hari untuk menambah wawasan adalah efektif
Tabel 4.10 Publik dengan mudah mendapat informasi yang di butuhkan melalui fasilitas search di website n = 98 No.
Value Table
F
%
1
Sangat Mudah
13
13%
2
Mudah
43
44%
3
Cukup Mudah
34
35%
4
Tidak Mudah
7
7%
5
Sangat Tidak Mudah
1
1%
Jumlah Sumber; kuesioner no. 10
98
100%
Berdasarkan tabel 4.10 mengenai Publik dengan mudah mendapat informasi yang di butuhkan melalui fasilitas search di website, responden menentukan jawaban sekitar 13% hingga 44%, maka dapat dinyatakan efektif.
Tabel 4.11 Pemahaman responden terhadap berita informasi di e- government n=98 No.
Value Table
F
%
1
Sangat Paham
11
11%
2
Paham
48
49%
3
Cukup Paham
33
34%
4
Tidak Paham
6
6%
5
Sangat Tidak Paham
0
0%
98
100%
Jumlah Sumber: kuesioner No. 11
Berdasarkan tabel 4.11 mengenai Pemahaman responden terhadap berita informasi di e- government, responden menentukan jawaban sekitar 11% hingga 49%, maka pemahaman responden terhadap berita perkembangan e-government dapat dinyatakan efektif
Tabel 4.12 Kelengkapan informasi mengenai Informasi di e- government n=98 No.
Value Table
F
%
1
Sangat Lengkap
15
15%
2
Lengkap
32
33%
3
Cukup Lengkap
43
44%
4
Tidak Lengkap
8
8%
5
Sangat Tidak Lengkap
0
0%
Jumlah Sumber: kuesioner No. 12
98
100%
Berdasarkan tabel 3.12 mengenai Kelengkapan informasi mengenai Informasi di e- government, responden menentukan jawaban 15% hingga 44%, maka kelengkapan isi informasi tentang pengembangan e-government dapat dinyatakan cukup efektif.
Tabel 4.13 Bahasa yang digunakan dalam website bisa mudah dimengerti n=98 No.
Value Table
F
%
1
Sangat Mengerti
11
11%
2
Mengerti
41
42%
3
Cukup Mengerti
44
45%
4
Tidak Mengerti
2
2%
5
Sangat Tidak Mengerti
0
0%
Jumlah Sumber: kuesioner No. 13
98
100%
Berdasarkan tabel 4.10 mengenai pengertian bahasa yang digunakan dalam website mudah dimengerti, responden menentukan jawaban 11% hingga 45%, maka bahasa yang digunakan dalam website dapat dinyatakan cukup efektif.
Tabel 4.15 Isi berita yang diinformasikan memenuhi kebutuhan publik pada umumnya n=98 Value Table
No.
F
%
1
Sangat Sesuai
8
8%
2
Sesuai
30
31%
3
Cukup Sesuai
57
58%
4
Tidak Sesuai
3
3%
5
Sangat Tidak Sesuai
0
0%
Jumlah Sumber: kuesioner No. 14
98
100%
Berdasarkan tabel 4.15 mengenai kesesuaian informasi untuk memenuhi kebutuhan responden, bahwa responden menentukan jawaban 8% hingga 58%, maka dapat dinyatakan cukup efektif.
Tabel 4.16 Kejelasan Menyampaikan isi berita No.
Value Table
F
%
1
Sangat Jelas
15
15%
2
Jelas
32
33%
3
Cukup Jelas
43
44%
4
Tidak Jelas
8
8%
5
Sangat Tidak Jelas
0
0%
Jumlah Sumber: kuesioner No. 16
98
100%
Berdasarkan tabel 4.16 mengenai Kejelasan informasi di website, responden menentukan jawaban 15% hingga 44%, maka dapat dinyatakan cukup efektif
4.9
Pembahasan Media website pemerintah merupakan salah satu strategi didalam
melaksanakan pengembangan e-government secara sistematik melalui tahapan yang realistik dan terukur. Unsur terpenting dari sebuah tampilan yang efektif website di internet adalah isi (content) dan disain yang baik serta menarik. website mengembangkan isi yang selalu baru serta ditulis dengan baik, jelas, dan singkat yang memenuhi kebutuhan masayarakat luas, serta mudah diakses. Suatu informasi mutakhir yang dipublikasikan pada website di internet hendaknya bersamaan dengan publikasi yang ada di media lain. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat data hasil penyebaran kuesioner kepada masyarakat (responden)
berdasarkan indikator yang mempengaruhi efektivitas website dalam membangun citra Departemen Komunikasi dan Informatika. Dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa jumlah responden laki-laki lebih banyak dari pada perempuan yaitu 74 % responden berjenis kelamin lakilaki dan sisanya sebesar 26 % berjenis kelamin perempuan. Hal ini tidak mempengaruhi apa-apa, karena penggunaan website ini tidak dikhususkan lakilaki atau perempuan. Data selanjutnya mengenai tingkatan usia responden, bahwa 4 % responden berusia > 40 tahun, 22 % berusia 31-40 tahun dan sisanya sekitar 74 % berusia 20-30 tahun. mengenai profesi pekerjaan dari responden, diketahui bahwa 41 % adalah pegawai negeri, 35 % adalah pegawai swasta, 9 % wiraswasta dan 15 % adalah mahasiswa. Untuk mengetahui efektivitas suatu website harus melakukan perencanaan yang baik mengenai Frekuensi penggunaan website, diketahui bahwa mayoritas responden sebesar 30 % frekuensi penggunaan website 20 kali dalam sebulan. Mengenai durasi membuka website, diketahui bahwa mayoritas responden sebesar 25 % durasi penggunaan website selama 16 Jam dalam sebulan. Tentang pengetahuan responden terhadap Design website Depkominfo. Dari data yang diperoleh 44 % responden menjawab menarik, hal ini menunjukkan efektivitas website ini
mengenai Design menarik bagi responden, mengenai
warna website depkominfo. Dari data yang diperoleh 44 % responden menjawab setuju, hal ini menunjukkan efektivitas website ini mengenai pemilihan warna menarik bagi responden, mengenai berita dalam Website Depkominfo sangat aktual.
Dari data yang diperoleh 49 % responden menjawab setuju, hal ini
menunjukkan efektivitas website ini
mengenai selalu diperbaharuinya isi
informasi dalam website, hal ini menunjukkan efektivitas website dalam berita yang up to date bagi responden, mengenai kesesuai dengan tujuan yang diinginkan publik yaitu menelusur artikel dengan mudah dan cepat melalui fasilitas search di website. Dari data yang diperoleh 44 % responden menjawab mudah, hal ini menunjukkan efektivitas website ini mudah dicari oleh responden, mengenai pemahaman responden terhadap isi berita di website, diketahui 49 % responden menjawab paham, hal ini menunjukkan bahwa responden paham terhadap isi berita. Mengenai kelengkapan isi berita di website, diketahui bahwa 44 % responden menyatakan cukup. Mengenai bahasa yang digunakan dalam website mudah dimengerti, diketahui bahwa 45 % responden menjawab cukup mengerti. Mengenai publik Mengetahui keseluruhan isi artikel yang ditulis di website, diketahui bahwa 44 % responden menjawab mengetahui. Mengenai isi berita yang diinformasikan memenuhi kebutuhan publik pada umumnya, bahwa 58 % responden menjawab cukup sesuai. Mengenai kejelasan menyampaikan isi berita, bahwa 44 % responden menjawab cukup jelas. Secara keseluruhan website Departemen komunikasi dan Informasi dapat dikatakan cukup efektif dalam menyampaikan informasi.
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan Website dapat membantu optimalisasi dalam mencapai efisiensi dan
efektivitas perusahaan. Website melalui internet melengkapi peranan media cetak sebagai salah satu media yang menyebarkan informasi Unsur terpenting dari sebuah tampilan yang efektif website di internet adalah isi (content) dan disain yang baik serta menarik. website mengembangkan isi yang selalu baru serta ditulis dengan baik, jelas, dan singkat yang memenuhi kebutuhan masayarakat luas, serta mudah diakses. Tujuan penelitian untuk mengetahui sejauhmana efektivitas website Departemen Komunikasi dan Informatika sebagai media informasi pengembagan e-government (www.depkominfo.go.id). Berdasarkan hasil penelitian mengenai efektivitas website Departemen Komunikasi dan Informatika sebagai media informasi e-government, dapat dilihat dari minat responden terhadap website Departemen Komunikasi dan Informatika, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dari 98 responden 74% berjenis kelamin laki-laki, sedangkan tingkat usia 20-30 tahun sebesar 74%, tingkat pendidikan S1 51%, profesinya 41% pegawai negeri. Hasil penilaian terhadap website dalam Frekuensi responden megunjungi website sebesar 30% menjawab sering, maka dapat disimpulkan efektif, derasinya membuka website 25% cukup lama sekitar 13-16 jam. Hasil penilaian terhadap design website
Depkominfo
sebesar 44 % responden menjawab menarik,
mengenai warna pada website sebesar 44 % responden menjawab setuju maka dapat dikatakan pemilihan warna menarik bagi responden, mengenai isi informasi website Depkominfo selalu diperbaharui sebasar 49 % menjawab setuju, maka dapat disimpulkan bahwa responden merasa menarik terhadap isi informasi, website dalam mendapatkan kemudahan informasi sebesar 44% responden menjawab mudah, mengenai pemahaman responden terhadap isi berita 49% menjawab paham maka dapat disimpulkan efektif. Kelengkapan mengenai isi informasi diwebsite diketahui bahwa 44% menjawab cukup lengkap maka dapat disimpulkan cukup efektif. Mengenai bahasa yang digunakan dalam website 45% menjawab cukup mengerti dapat disimpulkan cukup efektif. Pemahaman responden terhadap keseluruhan isi website 44% responden menjawab cukup sesuai maka dapat disimpulkan cukup efektif. Informasi memenuhi kebutuhan sebesar 58% responden cukup sesuai. Megenai kejelasan menyampaikan informasi sebesar 44 % cukup jelas. Secara keseluruhan website Departemen Komunikasi dan Informatika dapat disimpulkan cukup efektif dan cukup sesuai untuk responden.
5.2
Saran Dari pembahasan yang telah dilakukan dan kesimpulan yang telah diambil,
maka kiranya penulis dapat memberikan saran-saran yang memungkinkan bermanfaat bagi perkembangan perusahaan dan bagi penulis selanjutnya. Adapun saran-saran sebagai berikut
5.2.1 Saran Praktis Dari hasil penelitian dan berdasarkan kesimpulan yang sudah didapat, maka penulis menyarankan beberapa hal yang mungkin bisa dipertimbangkan bagi bahan masukan bagi Departemen Komunikasi dan Informatika Jakarta penulis menyarankan yang pertama pihak pusat data harus tahu tujuan dibuatnya website itu sendiri. Yang kedua dalam bentuk design berguna untuk mengemas isi agar terlihat lebih menarik dan membuat isi lebih mudah dibaca. Design website yang baik selalu bertujuan pada kepentingan pengunjung termasuk didalamnya adanya index isi, konsistensi design, pemilihan warna, pemilihan ukuran font, menggunakan software umum pada file-file yang dilampirkan dan lain-lain. Yang ketiga isi website sebagai media korporasi humas untuk publik eksternal, Isi merupakan hal yang penting dalam website karena disinilah pesan korporasi kita diolah untuk mengerti oleh target audience kita. Dalam design, pengaturan isi pesan yang baik ikut membantu bagaimana pesan mudah dicapai, dibaca dan diserap
5.2.2 Saran Akademis Pada akhir kesimpulan disini, penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat pada pengembangan ilmu komunikasi, khususnya dibidang fungsi manajemen dalam organisasi. Penelitian ini juga dapat dijadikan penelitian dasar (Base Line Research) yang terkadang dipandang sebelah mata oleh para peneliti atau akademisi bahkan diabaikan oleh mereka tetapi kenyataannya base
line research itu sendiri merupakan modal dasar seorang peneliti dan akademisi untuk mendukung penelitian selanjutnya. Penelitian ini juga bisa digunakan sebagai tolak ukur bahwa website adalah sebagai mediator atau penghubung antara organisasi dengan publiknya dan bentuk corporate image yang berarti menciptakan citra bagi organisasinya.
DAFTAR PUSTAKA
A.W, Widjaya, Komunikasi (Komunikasi dan Hubungan Masyarakat), Bumi Aksara, Cetaka Kedua. 1984 Black, Sam and Sharpe, Melvin L, Ilmu Humas Praktis, Intermasa Jakarta 1988 Bonar, Sk, Hubungan Masyarakat modern, Jakarta, Bumi aksara 1983 Cutlip and Center and Broom, Effective Public Relations, Prentice Hall, USA, 1999 F, Racmadi, Public Relation dalam Teori dan Praktek, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama 1994 Gie, Liang, The, Efesiensi kerja Bagi Pembangunan Negara, Jogjakarta, UGM Press, 1981 Hardjana, Andre, Audit Komunikasi, PT. Grasindo, Jakarta, 1992 Holiz, She, Public Relations On The Net, Amacom, USA Jefkins, Fank, Public Relations, Jakarta, Gramedia 1998 Julius O, Bob, Cyber Public Relations, Elex Media Kompulindo, Jakarta 2002 Koentjaranigrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta, Gramedia, 1994 Mulyana, Deddy, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, Ghalia, 2004 Moore, H Frazier, Humas Membangun Citra dalam Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2004 Nazir, Moh., Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988 Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu, Metodologi Penelitian, Jakarta, Bumi Aksara, Cet. Kelima, 2003 Newland Hill, Laura & White, Candace, Public Relations Practitioners perception of the www as a communication tool, PR Review 20, Elsevier Science
Rachmat, Jalalduddin, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosdakarya, bandung, 2002 Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations, Grafindo Jakarta 1999 Ruslan, Rosady, Kampanye PR, Jakarta, Raja Grafindo, 1997 Ruslan, Rosady, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi, Jakarta, Raja Grafindo, 1994 Ruslan, Rusady, Metode Penelitian PR dan Komunikasi, Jakarta, Grafindo Persada 2004. Riduwan & Akdon, Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistik, Alfabeta. 2006
Bandung,
Sugiarto, Dergibson S, Lasmono Tri S, Deny S. Teknik Sampling. Jakarta, Gramedia Pustaka. 2003 Simanjuntak, John P, Budi Sutejo, Public Relations, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2003 Singarimbun, Masrin dan Effensi, Sofia, Metode Penelitian Survei, Jakarta, LP3ES, 1989 Siregar, Ashadi & pasaribu, Rondang, Bagaimana Mengelola Media KorporasiOrganisasi, Yogyakarta, LP3Y, 2000 Soehartono, Irawan, Metode Penelitian Sosial. Bandung. Rosdakarya. 2002 Sulistyo&Basuki, Dasar-dasar Teknologi Informasi, Universitas Terbuka 1998 Susanto, Public Relations, Bandung, Mandar maju 1979 Sumanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Andi Ofset, Jakarta, 1990 Subana, M. dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung, Pustaka Setia, 2005 Treadwell, Donal, jill B, Treadwell, Public Relation Writing, Sage Publications, California 2005 Uchjana Effendy, Onong, Rosdakarya, 1992
Hubungan Masyarakat, Bandung, Remaja
Uchjana Effendy, Onong, Humans Relation dan Public relations, Mandar Maju Bandung 2002
Yunus Antonius, Kemus, Pengantar Content Managemen System, Kuliah Umum Ilmu Komputer.com. 2002 SUMBER LAIN : Razalie, Donny A. Pengamat dan Praktisi Sistem informasi. (www. Informasi.com) Wright, Donal K Corporate Communication Policy Concerning the Website 1998. (www.instituteforpr.com) www. Bjoconsulting.com www. PR-Online.com
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR: 01/P/M.KOMINFO/4/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
: bahwa sebagai pelaksanaan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005, dipandang perlu untuk menetapkan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Komunikasi dan Informatika;
Mengingat
: 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 187 /M Tahun 2004 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 8/M Tahun 2005; 2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor: 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia; 3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor: 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005;
Memperhatika n
: Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dalam Surat Nomor: B/598/M.PAN/3/2005, tanggal 31 Maret 2005;
MEMUTUSKAN
Menetapkan
MENTERI KOMUNIKASI : PERATURAN INFORMATIKA TENTANG ORGANISASI DAN KERJA DEPARTEMEN KOMUNIKASI INFORMATIKA.
DAN TATA DAN
Ditetapkan di : J A K A R T A Pada tanggal : 1 April 2005.
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,
Dr. SOFYAN A. DJALIL, SH.,MA., MALD.
Tembusan Yth: 1. Presiden Republik Indonesia; 2. Wakil Presiden RI; 3. Kepala Badan Pemeriksa Keuangan RI; 4. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara; 5. Menteri Keuangan; 6. Kepala Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan; 7. Kepala Badan Kepegawaian Negara; 8. Para Pejabat Eselon I di lingkungan Departemen Komunikasi dan Informatika.
1 PENDAHULUAN
Pada saat ini manajemen informasi cenderung kearah publikasi elektronis dan meninggalkan pelayanan secara analog (non elektronik). Kehadiran teknologi media online
menyebabkan perlunya seorang eksekutif yang menangani
manajemen secara keseluruhan pada tingkat tertinggi. Situs web yang efektif merupakan salah satu strategi yang harus dijalankan oleh organisasi yang bergerak di bidang media online.
Manajemen situs web pemerintah daerah akan lebih baik dan lebih lugas jika terdapat keterpaduan antara penerbitan elektronik dengan unit-unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah, yang materinya disajikan melalui situs web bersangkutan. Di dalam strategi penyelenggaraan situs web, penting untuk memastikan bahwa berbagai tugas manajemen yang diperlukan bagi pengelolaan situs web yang efektif telah ter-identifikasi, dan tanggungjawab pelaksanaan telah teralokasi serta dipahami dengan jelas oleh para pengelola.
Suatu hal penting yang harus disadari bahwa keberadaan situs web pemerintah daerah yang dibuat, merupakan suatu bagian integral dari organisasi pemerintahan. Semua unit yang ada pada organisasi, hendaknya memperhatikan bagaimana
mereka
dapat
menggunakan
internet
sebaik-baiknya
untuk
berkomunikasi dengan kelompok-kelompok masyarakat pengguna internet. Instansi Pemerintah Daerah harus membantu perkembangan tingkat kesadaran dan pemahaman yang tinggi, bagi seluruh aparat Pemerintah Daerah mengenai pemanfaatan internet pada organisasi pemerintahan. Kemampuan internet untuk memberi dan menerima informasi perlu dipahami sebagai suatu keterampilan inti dari informasi dan komunikasi. Diharapkan sebanyak mungkin aparat pemerintah daerah dapat membaca situs web yang dibuat oleh pemerintah daerah setempat.
Terdapat lima masalah yang perlu diperhatikan di dalam membangun dan mengimplementasi-kan strategi publikasi melalui media online, yaitu :
kegunaan – untuk keperluan apa suatu situs web pemerintah daerah dibuat ?
tanggung jawab – siapa pemilik situs web dan siapa yang bertanggung jawab ?
manajemen situs – bagaimana cara pemberian dan permintaan layanan ?
isi – bagaimana materi disediakan, dipelihara, dan dipresentasikan dalam bentuk media online ?
pemutakhiran
dan pemeliharaan
–
bagaimana
cara
melakukan
pemantauan (penggunaan dan pe-nampilan) dan pemutakhiran informasi pada situs web pemerintah daerah ?
Pada suatu organisasi kecil yang masih menggunakan aturan webmaster tradisional, mungkin hanya diperlukan satu orang sebagai penanggungjawab untuk menangani persoalan stratejik dan implementasi praktis situs web pemerintah daerah. Hal tersebut sudah harus diubah cara pena-nganannya. Adanya kompleksitas pada publikasi secara elektronik melalui media online, dan bertambahnya kepen-tingan pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota untuk memberikan informasi kepada masyarakat, maka diperlukan adanya persyaratan standar struktur organisasi yang akan menjadi pegangan bagi penanggungjawab situs web pemerintah daerah di dalam melakukan pengawasan dan pemantauan.
Adapaun organisasi manajemen situs web pemerintah daerah sebaiknya terdiri atas : -
Pelindung (Gubernur/Bupati/Walikota)
-
Penanggungjawab Situs Web Pemerintah Daerah (eselon tertinggi pada organisasi struktural Pemerin-tahan Daerah)
-
Manajer Situs (eselon satu tingkat dibawah eselon tertinggi pada organisasi struktural Pemerintahan Daerah)
-
Tim Pengelola (sejumlah pegawai Pemerintah Daerah yang mampu, serta mempunyai
standar
kompetensi
di
bidang
teknologi
informasi).
Melakukan tugas operasional situs web, pemantauan dan pemeliharaan standar-standar situs web, terutama tanggungjawab pemasukan informasi yang tersebar luas di dalam organisasi pemerintah daerah. -
Tim Asistensi (para eselon satu tingkat dibawah eselon tertinggi pada organisasi struktural pemerintah daerah, mewakili unit-unit kedinasan yang ada di daerah)
Struktur organisasi, ukuran, dan jumlah tim yang terlibat pada suatu pengelolaan situs web pemerintah daerah akan bervariasi tergantung pada kebutuhan organisasinya.
Seorang Manajer Situs bertanggung jawab atas manajemen secara keseluruhan dari situs-situs web pemerintah daerah yang bersama-sama membentuk sajian secara online dari organisasi pemerintahan. Mereka hendaknya bekerja sama dengan bagian-bagian lain dari organisasi pemerintahan untuk memastikan adanya keterpaduan proses-proses online. Diperlukan sebuah tim yang melakukan pemantauan pemeliharaan standar-standar situs web pemerintah daerah, terutama tanggungjawab pemasukan informasi yang tersebar luas di dalam organisasi pemerintahan.
2 TUGAS STRATEJIK
Tugas-tugas stratejik yang perlu
dilakukan di dalam pembuatan
dan
pengembangan situs web pemerintah daerah adalah : -
identifikasi pengunjung dan non pengunjung situs web, jika dimungkinkan dapat dilakukan melalui riset atau dialog dengan kelompok pengunjung;
-
identifikasi keinginan sejumlah pengunjung situs web untuk dapat memenuhi kebutuhan-nya pada situs web pemerintah daerah yang dibuat;
-
memberi pemahaman dan respon yang memuaskan kepada pengunjung situs web (baik melalui penilaian umpan balik maupun riset penggunaan situs web);
-
penyediaan sumberdaya manusia, khususnya untuk pelaksana dengan keterampilan dan kemampuan sesuai standar kompetensi untuk tim situs web;
-
keterpaduan situs web dengan proses bisnis yang berhubungan publikasi elektronik dan publik, seperti cara pengunjung mengakses situs web, publikasi informasi yang disampaikan, masalah manajemen yang berhubungan dengan
penyimpanan, informasi, dokumen, pengetahuan,
serta cara rekrutmen dan konsultasi; -
keterpaduan situs web kedalam strategi organisasi untuk melaksanakan pemerintahan yang terbuka dan kemudahan memperoleh informasi;
-
pemantauan pengembangan situs web dan keberhasil-annya sebagai alat untuk memenuhi tujuan-tujuan organisasi pemerintahan;
-
perancangan stratejik online untuk masa depan orga-nisasi termasuk kebutuhan bisnis;
-
identifikasi posisi situs web di dalam stratejik organi-sasi secara keseluruhan termasuk strategi komunikasi;
-
keterpaduan antara situs web internet dengan orga-nisasi intranet yang ada di kantor pemerintah daerah serta sistem lainnya;
-
kesesuaian dengan strategi e-government secara ke-seluruhan.
3 MANAJEMEN PENGELOLAAN
Manajer Situs harus memperhatikan hal-hal yang berhubung-an dengan : a) Koordinasi Pengelola yang meliputi antara lain tugas pengelolaan arsitektur informasi secara menyeluruh, perencanaan dan penilaian kemampuan pemakaian (usability), perencanaan isi, yang dapat membantu pengembangan pengalaman pengguna situs web yang memenuhi tujuan pembuatan situs web.
b) Spesifikasi Teknis yang mendukung pencapaian tujuan pembuatan situs web, termasuk spesifikasi persyarat-an server, spesifikasi disain situs web secara keselu-ruhan, pemeliharaan, dan persyaratan keamanan (security). c) Pengadaan dan Manajemen Pemasok, termasuk pene-tapan tender, pemilihan dan manajemen tingkat layanan pemasok, penetapan panitia tender, kejelasan mengenai hak-hak kekayaan intelektual, pemantauan dan kontrol kualitas para kontraktor, serta waktu penyerahan. d) Membangun tim dan hubungannya dengan organisasi. Manajer Situs harus menjadi pimpinan dalam meng-identifikasi ‘staf kunci’ yang mempunyai tanggung-jawab atas pemeliharaan situs web, isi, disain, pener-bitan standar pengembangan situs web bersangkutan. Harus ada hubungan organisasi yang jelas dan efektif dengan o Penanggungjawab situs web pemerintah daerah; o Sumberdaya editorial; o Pers/publikasi off-line; o Pusat Informasi; o Tim pembuat kebijakan; o Penulis dan penyedia informasi; o Staf yang menyediakan layanan publik; o Penanggungjawab sistem, jaringan, dan intranet; o Penanggungjawab pelatihan. e) Bantuan online. Manajer Situs adalah penanggung jawab pengaturan suatu layanan dan bantuan online bagi pengunjung situs web, serta kemampuan akses melalui hubungan pada homepage situs web. f) Promosi Situs Web. Manajer Situs bertanggungjawab atas deskripsi dan hubungan dengan situs web instansi dari situs-situs web yang sesuai (situs direktori, mesin pencari, subyek dari spesifik situs web), penggunaan notifikasi e-mail yang baik, serta mendorong penem-patan media tradisional pada URL (Uniform Resource Locator) pada setiap kesempatan (brosur, poster, laporan tercetak, dan sebagainya).
Manajer Situs harus memastikan adanya peraturan-peraturan yang berkaitan dengan:
-
penghubung dengan penanggungjawab server;
-
pemutakhiran situs web;
-
penambahan, pemeliharaan, dan penghapusan infor-masi;
-
pelaksanaan kontrol kualitas dari materi yang disajikan pada situs web;
-
disain teknis dan spesifikasi;
-
registrasi dan testing mesin pencari (search engine);
-
pemrograman dan pembuatan naskah;
-
penerimaan dan respon terhadap permintaan e-mail dan formulir web.
4 PENGELOLA ISI SITUS
Haruslah ada pengertian yang jelas di dalam organisasi mengenai hal-hal : -
dimana letak tanggungjawab atas penyediaan isi untuk situs web;
-
pemeliharaan kemutakhiran dan keakuratan informasi sepanjang waktu, seperti persyaratan waktu tampilan rekaman informasi yang berkaitan dengan pengunjung situs web, penyimpanan dan pemeliharaan rekaman informasi pada situs web, transaksi berbasis web atau bisnis lainnya;
-
dalam bentuk apa isi situs web diberikan kepada tim web.
Idealnya harus ada suatu tingkat keterpaduan yang tinggi antara produksi isi dalam bentuk publikasi elektronik dan kegiatan organisasi publikasi analog (non elektronik).
Pada kondisi apapun, suatu tim situs web perlu dilengkapi dengan sejumlah personil sehingga Tim Situs Web Pemerintah Daerah mempunyai kemampuan di dalam hal : -
menyediakan dukungan teknis bagi kreatifitas isi publi-kasi elektronik;
-
memelihara standar pemutakhiran dan koreksi bahan informasi situs web;
-
menciptakan format-format baru situs web untuk disampaikan kepada yang bertanggung-jawab atas penyediaan isi situs web;
-
menetapkan standar-standar kreatifitas, disain, dan implementasi yang jelas;
-
menegakkan ketataan standar yang dibuat;
-
memantau secara teratur dan cermat mengenai bahan situs web yang harus selalu baru;
-
memastikan bahwa standar-standar penerbitan yang ditetapkan pada paduan ini selalu diikuti, dan setiap peningkatan teknis yang dilakukan sesuai dengan standar yang ada.
Tim situs web perlu mempunyai seorang penasehat hukum untuk dapat memastikan kesesuaian informasi dengan semua peraturan yang telah berlaku, baik dari sisi publikasi non elektronik maupun dari sisi publikasi elektronik.
5 AUDIT DAN PEMELIHARAAN
Sifat lingkungan internet yang selalu dinamis membuat pentingnya pelaksanaan pemantauan kinerja situs web pemerintah daerah dan penggunaannya secara terus menerus. Diperlukan juga laporan tertulis yang dibuat secara teratur dan bertanggungjawab tentang tampilan dan penggunaan situs web pemerintah daerah kepada Penang-gungjawab Situs Web Pemerintah Daerah.
Seorang Manajer Situs haruslah memastikan adanya pengaturan-pengaturan untuk analisis yang bila diperlukan dapat digunakan untuk pemeliharaan standar kinerja yang baik. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi : (a) standar penilaian kinerja atas koneksi modem low-end (diperkirakan 9,6 kbps) pada jalur terbuka dan melalui ISP, hal ini dimaksudkan untuk menyamakan peng-aksesan dari pengguna; (b) pemeriksaan penggunaan browser dan resolusi layar yang berbeda, serta fitur-fitur (features) seperti nas-kah dan gambar; (c) pemeriksaan terhadap penggunaan alat evaluasi ak-ses; (d) pemeriksaan apakah informasi yang terbaca pada situs web pemerintah daerah dapat dicetak melalui printer berwarna maupun hitam putih (termasuk printer laser, inkjet, dan dot matriks); (e) pemeliharaan jaringan yang meliputi : o hubungan jaringan internal maupun eksternal harus diperiksa masa berlakunya secara bulan-an;
o isi
yang
telah
berubah
lokasi
pada
situs web
harus
mempertahankan URL lama melalui kemungkinan pemindahan hubungan kembali; o lebih disukai dengan pemberitahuan pemindah-an paling tidak untuk jangka waktu 6 (enam) bulan; o jaringan yang rusak harus diperbaiki dalam waktu satu hari kerja. (f) penyimpanan dan pemantauan server secara statistik; (g) pemantauan pesan-pesan yang salah; (h) analisis lalu lintas pemakaian situs dengan memusat-kan pada waktu puncak (untuk penilaian persyaratan bandwidth) dan waktu situs dimatikan (waktu singkat untuk masa pemeliharaan); (i) analisis file server log.
Informasi minimum statistik yang diwajibkan untuk hosts adalah : -
pencetakan halaman (berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencetak halaman yang diminta, termasuk semua bentuk grafis/citra yang terdapat di halaman bersangkutan. Mengukur hanya dengan “hits” saja tidak akan memberikan analisis penggunaan yang benar;
-
permintaan-permintaan yang berhasil;
-
permintaan-permintaan yang tidak berhasil (berman-faat untuk mengetahui berapa persen file yang mem-punyai masalah dan tidak bisa keluar);
-
halaman-halaman yang paling sering dikunjungi (dapat menunjukan usaha-usaha yang dilakukan dengan baik di dalam pemasaran internal);
-
halaman-halaman yang paling sedikit dikunjungi (dapat digunakan untuk mengevaluasi di dalam mem-buang sejumlah halaman);
-
halaman yang dikunjungi pertama kali (dapat me-nunjukan bagaimana pengunjung datang ke halaman di dalam situs web);
-
halaman yang paling banyak dirujuk (melihat apakah pengunjung datang ke situs web dari mesin pencari atau dari situs web lainnya);
-
istilah-istilah untuk pencarian yang digunakan di dalam mengindentifikasi bagaimana pengguna situs web mencari suatu pokok isi (hal ini dapat membantu khususnya di dalam penyempurnaan metadata).
Data dan informasi statistik tersebut diatas dapat digunakan untuk : -
mengidentifikasi isi situs web yang paling terkenal dan banyak dikunjungi oleh pengunjung;
-
meninjau sistem navigasi;
-
meninjau situs-situs web rujukan;
-
melakukan audit terhadap respon yang telah diberikan oleh pengunjung;
-
melakukan penilaian terhadap kinerja server;
-
mengetahui jumlah dokumen yang diminta oleh pe-ngunjung;
-
mengetahui distribusi pengunjung situs web pemerin-tah daerah;
-
mengetahui jumlah pengunjung dan platform yang digunakan oleh pengunjung, termasuk browser dan resolusi layar.
6 CONTENT MANAGEMENT SYSTEM (CMS)
Berdasarkan cara pemutakhiran data dan informasinya, terdapat dua model situs web pemerintah daerah yaitu : -
situs web dengan model statis (tradisional)
-
situs web dengan model dinamis
Situs web dengan model statis adalah web yang cara pemutakhirannya dilakukan secara manual, yaitu mengganti dan menambah halaman web dengan secara langsung pada halaman bersangkutan, sedang situs web model dinamis melakukan pemutakhirannya secara otomatis dengan dukung-an suatu aplikasi yang dikenal sebagai Content Management System (CMS).
CMS adalah suatu aplikasi yang memberikan kemudahan di dalam proses distribusi informasi. Pada organisasi pengelolaan situs web pemerintah daerah, secara internal implementasi-nya dapat dalam bentuk intranet, sedang secara eksternal implementasinya dilakukan melalui internet dengan meng-gunakan website.
Didalam pengelolaan situs web pemerintah daerah, peng-gunaan aplikasi CMS dimaksudkan untuk mempermudah di dalam : a) manajemen data, karena CMS mempunyai basisdata sehingga semua isi yang terdapat di setiap halaman situs web dapat tersimpan dengan baik, mudah dicari, serta dapat dibuat indeks; b) melakukan perubahan secara langsung isi situs web yang diinginkan melalui grup pengguna. Perubahan yang dilakukan tidak secara manual, melainkan dengan cara memasukan perubahan data yang diinginkan melalui interface khusus pada browser; c) melakukan pemutakhiran dan pemeliharaan dengan menggunakan “template based” yang memisahkan data isi dan disain tampilan. Jika terdapat perubahan, hanya file bersangkutan yang diganti tanpa mengganti semua halaman satu persatu; d) melakukan standarisasi isi dan tampilan karena antara data dan tampilan terpisah, sehingga secara visual setiap halaman dapat dikontrol secara mudah.
(Contoh struktur CMS website kominfo.go.id)
Pengaturan Menu Dinamis pada CMS
No Responden
Efektivitas Website Departemen Komunikasi dan Informasi Sebagai Media Informasi Pengembangan E-Government (www.depkominfo.go.id))
KUESIONER Petunjuk Pengisian : 1. Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti 2. Pilihlah salah satu jawaban dengan memberi tanda silang ( x ) pada jawaban 3. Mohon diisi semua pertanyaan tanpa terkecuali
I.
IDENTITAS RESPONDEN 1. Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan 2. Usia a. > 40 Tahun b. 31 - 40 Tahun c. 20 - 30 Tahun
3. Tingkat Pendidikan Terakhir a. Strata 1 (S1) b. Diploma c. SMU d. SMP e. Lainnya
4. Profesi a. Pegawai Negeri b. Pegawai Swasta c. Wiraswasta d. Pelajar e. Mahasiswa
II.
KOGNITIF (Pengetahuan) 5. Dalam satu bulan berapa kali anda membuka (browsing) website Departemen Komunikasi dan Informasi ? a. 21-24 kali/bulan b
17-20 kali/bulan
c.
13-16
d.
9-12 kali/bulan
e.
≤ 8 kali/bulan
kali/bulan
6. Berapa lama anda membuka website dalam sebulan ? a. 21-24 kali/bulan b
17-20 kali/bulan
c.
13-16
d.
9-12 kali/bulan
e.
≤ 8 kali/bulan
kali/bulan
7. Design website Departemen Komunikasi dan Informasi ? a. Sangat Menarik b. Menarik c. Netral d. Tidak Menarik e. Sangat Tidak Menarik
8. Warna pada website Departemen Komunikasi dan Informasi ? a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 9. Isi informasi didalam website Departemen Komunikasi dan Informasi selalu diperbaharui ? a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 10. Apakah anda mendapatkan kemudahan dalam mencari informasi di website Departemen Komunikasi dan Informasi ? a. Sangat Mudah b. Mudah c. Cukup Mudah d. Tidak Mudah e. Tidak Sama Mudah
11. Apakah anda paham terhadap isi berita e-gavernmen Departemen Komunikasi dan Informasi ? a. Sangat Paham b. Paham c. Cukup Paham d. Tidak Paham
e. Sangat Tidak Paham
12. Apakah menurut anda informasi yang diberikan sudah lengkap ? a. Sangat Lengkap b. Lengkap c. Cukup Lengkap d. Tidak Lengkap e. Sangat Tidak Lengkap
13. Apakah Bahasa yang digunakan dalam website/situs Departemen Komunikasi dan Informasi ? a. Sangat Mudah Dimengerti b. Mudah Dimengerti c. Cukup d. Tidak Mudah Dimengerti e. Sangat Tidak Dimengerti
14. Apakah anda paham terhadap keseluruhan isi dari website Departemen Komunikasi dan Informasi a. Sangat paham b. Paham c. Cukup Paham d. Tidak Paham a. Sangat Tidak Paham
15.
Apakah informasi memenuhi kebutuhan anda ? a. Sangat Sesuai b. Sesuai c. Cukup d. Tidak Sesuai
e. Sangat Tidak Sesuai
16.
Apakah Departemen Komunikasi dan Informasi menyampaikan informasi dengan jelas ? b. Sangat Jelas c. Jelas d. Cukup e. Tidak Jelas f. Sangat Tidak Jelas
RIWAYAT HIDUP
♦ Data Pribadi : 1.
Nama lengkap
: Nur Awaliyah.
2.
Tempat, tanggal lahir
: Jakarta, 11 Maret 1982.
3.
Alamat
: Jl. Ulujami Raya Pesanggrahan Jakarta Selatan.
5.
No Telepon
: 021-7376031.
6.
Jenis kelamin
: Perempuan.
♦ Pendidikan formal : 1.
1989 – 1995
: MI Darunnajah Jakarta Selatan.
2.
1995 – 1998
: MTS N 13 Ulujami Jakarta Selatan.
3.
1998 – 2001
: SMEA Makarya Jakarta Selatan.
4.
2001 – Sekarang
: Mahasiswa Komunikasi
Jurusan
Humas
Universitas
Fakultas
Mercu
Buana
Jakarta.
♦ Pengalaman Organisasi : 1. Anggota Pasukan Paskibraka di MTS N 13 Ulujami Jakarta Selatan. 2. Ketua Palang Merah Remaja (PMR) dan Anggota Palang Merah Remaja Cabang Jakarta Selatan, Tahun 1998 - 2002. 3. Bagian Humas MPM (Majelis Permusyawaratan Mahasiswa) Univertas Mercu Buana, Tahun 2004.