SKRIPSI
KECENDERUNGAN ISI MAJALAH “MEDIA KOMINFO” SEBAGAI MAJALAH INTERNAL DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Di Susun Oleh : ANNISA PRIHANIATI W. 04201-013 PUBLIC RELATIONS
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN MEMPEROLEH GELAR SARJANA (S-1) ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
JAKARTA 2008
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PUBLIC RELATIONS Annisa Prihaniati W. 04201-013 Analisis Isi Majalah ”Media Kominfo” Sebagai Majalah Internal Departemen Komunikasi dan Informatika. (5 bab + 57 halaman + 7 tabel + 16 Referensi + 39 lampiran + 1 biodata penulis) ABSTRAKSI Penyebaran informasi dalam komunikasi internal pada umumnya dikelola oleh humas/public relations (PR) dari organisasi tersebut. Public relations merupakan fungsi manajemen yang membantu menciptakan dan saling memelihara alur komunikasi, pengertian, dukungan serta kerjasama dari suatu organisasi/perusahaan dengan publiknya yang ikut terlibat dalam menangani masalah-masalah atau isu-isu manajemen. PR membantu manajemen dalam penyampaian informasi dan tanggap terhadap opini publik. PR secara efektif membantu manajemen memantau berbagai perubahan. Media internal merupakan suatu terbitan yang ditujukan untuk publik internal berisi tentang beberapa informasi perusahaan, sifatnya top down maupun bottom up, tujuannya untuk menciptakan kondisi yang well informed dan membina loyalitas antara karyawan dengan perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kecenderungan isi majalah internal ”Media Kominfo” Departemen Komunikasi dan Informatika periode Juli 2006 – September 2007. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode analisis isi dengan sifat deskriptif kuantitatif, yaitu dengan cara menganalisis suatu isi komunikasi dalam suatu majalah guna memperoleh data, sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan menunjukkan bahwa majalah Media Kominfo memiliki kecenderungan isi pesan yang mengarah pada sifat informatif, ini dapat dilihat dari isi komunikasi yang terdapat pada tiap-tiap rubrik yang cenderung menginformasikan kegiatan-kegiatan Departemen Komunikasi dan Informatika.
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim…… Terlebih dahulu penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya telah membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah mendorong dan membantu baik secara moril maupun materil sehingga terwujudlah skripsi ini, khususnya kepada: 1. Yth. Ibu Dra. Tri Diah C, M.si Selaku pembimbing I dalam penulisan skripsi ini, terima kasih atas bimbingannya, kesabaran dan waktu yang telah diberikan dalam membimbing penulis dalam melakukan penyusunan skripsi ini. 2. Yth. Bapak Drs. Agus Bandono, M.Hum selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan perhatiannya untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan petunjuk bagi penulis dalam menyusun skripsi ini. 3. Yth. Ibu Dra Diah Wardhani selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi sekaligus Dosen Pembimbing Akademik terima kasih untuk selalu memberikan dorongan dan semangat kepada penulis. 4. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta Barat, terima kasih atas ilmu pengetahuannya yang pasti akan berguna di kemudian hari.
ii
5. Segenap staf sekretariat Fakultas Ilmu komunikasi Universitas Mercu Buana yang telah memberikan bantuan dan pelayanan kepada penulis selama mengikuti kuliah dan dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Seluruh staf perpustakaan Universitas Mercu Buana yang telah memberikan bantuan, semangat dan pelayanan kepada penulis. 7. Bapak Muslimin Kulle Kepala Humas Departemen Komunikasi dan Informatika, terima kasih atas kesempatannya untuk melakukan riset. 8. Ibu Sri Sutarti dan Bapak Bambang Aprilana, terima kasih atas majalahnya. 9. Yts. Kedua orangtua, Bapak Rio Hartono dan Ibu Sri Mudiati, terima kasih atas segala kasih sayang dan kehalusan budimu sehingga mampu membentukku menjadi manusia yang memiliki kepekaan nurani untuk meniti jalan ke masa depan. 10. Yts. adik-adik, Tomi dan Aya, keluargaku, Ayah dan anak-anak terima kasih atas semangat dan doanya. 11. Teman-teman seperjuangan, Fika, Wati, Eko, Maya, Ndai dan seluruh angkatan 2001 ayo teruslah bersemangat! Kamu pasti Bisa! 12. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu Terima Kasih. Sama seperti peribahasa ”Tak Ada Gading Yang Tak Retak” begitu juga penulis menyadari masih banyak kekurangan yang perlu disempurnakan dalam skripsi ini. Untuk itu dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan masukan dan koreksi yang membangun sehingga dalam kesempatan lain, penulis tidak mengulangi kesalahan yang sama. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Jakarta, Februari 2008 Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ......................................................
i
TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI . .......................................................
ii
PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI .................................................
iii
ABSTRAKSI ...............................................................................................
iv
KATA PENGANTAR .................................................................................
v
DAFTAR ISI.................................................................................................
vii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……………… .......................……………
1
1.2
Pokok Permasalahan………………. ................…………..
7
1.3
Tujuan Penelitian…………………………….. ............…..
7
1.4
Manfaat Penelitian ..........…………………………………
7
1.4.1 Manfaat Akademis ....................................................
7
1.4.2 Manfaat Praktis ..........................................................
8
KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Komunikasi Organisasi .................................................….
9
2.2
Peranan dan Fungsi Humas…………………….................
10
2.3
Media Internal …................................................................
13
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian…………………………………… ............
23
3.2
Metode Penelitian………………………………… ...........
23
3.3
Populasi dan Sampel .....................……………………….
24
3.4
Teknik Pengumpulan Data …..……………………………
25
3.5. Unit Analisis ……. ………………………… ......………..
25
3.6
Definisi dan Kategorisasi Konsep ………………………..
26
3.6.1 Definisi Konsep ........................................................
26
3.6.2 Kategorisasi Konsep ..................................................
27
iv
3.7. Metode Analisa Data...........................................................
27
3.8
Reliabilitas dan Validitas …………………………………
28
BAB IV SEJARAH DEPKOMINFO DAN HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Obyek ...............................................................
31
4.1.1 Sejarah Departemen Komunikasi dan Informatika ...
31
4.1.2 Visi ............................................................................
35
4.1.3 Misi ...........................................................................
35
4.1.4 Susunan Organisasi Depkominfo ..............................
37
4.1.5 Data Pegawai Depkominfo .......................................
38
4.2. Struktur Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat............
39
4.3
Majalah Media Kominfo ....................................................
40
4.3.1 Fungsi Majalah Media Kominfo ...............................
40
4.3.2 Visi dan Misi Majalah Media Kominfo ....................
40
4.3.3 Pengelolaan Majalah Media Kominfo .......................
41
4.4. Hasil Penelitian ...................................................................
42
BAB V
4.4.1 Kecenderungan Isi Majalah Volume I No. 1 – 2006
42
4.4.2 Kecenderungan Isi Majalah Volume I No. 2 – 2006 .
44
4.4.3 Kecenderungan Isi Majalah Volume II No. 1 – 2007
47
4.4.4 Kecenderungan Isi Majalah Volume II No. 2 – 2007
49
4.4.5 Kecenderungan Isi Majalah Volume II No. 3 – 2007
51
4.6. Pembahasan.........................................................................
53
PENUTUP 5.1. Kesimpulan .........................................................................
56
5.2
57
Saran ...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA LAMPIAN-LAMPIRAN
v
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Untuk menjangkau khalayak tertentu dalam rangka mencapai tujuantujuan PR, adakalanya penggunaan media massa melalui pers, radio, atau televisi tidak lagi sesuai, apalagi kalau khalayak tersebut hanya terdiri dari beberapa kelompok kecil saja. Contoh dari khalayak seperti itu adalah para staf atau anggota organisasi sendiri yang mungkin hanya dapat dijangkau melalui media internal. Komunikasi yang dilakukan oleh PR dengan menggunakan media internal seperti yang telah disebutkan sebelumnya disebut komunikasi internal. Komunikasi internal ada tiga macam. Yang pertama adalah komunikasi ke bawah, yakni dari pihak manajemen atau pimpinan perusahaan kepada para pegawai. Yang kedua adalah kebalikannya, yakni komunikasi ke atas, yakni dari pegawai ke pihak manajemen. Adapun yang ketiga adalah komunikasi sejajar, yakni yang berlangsung antara sesama pegawai.
1
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata latin communis yang berarti sama. Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut asal-usul kata komunikasi. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk 1
M. Linggar Aggoro, Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005, hal. 211
1
2
pada cara berbagi hal-hal tersebut seperti dalam kalimat “kita berbagi pikiran”, “kita mendiskusikan makna”, dan “kita mengirimkan pesan”.2 Komunikasi sangat penting digunakan dalam suatu organisasi. Dalam suatu komunikasi organisasi dikenal publik internal dan publik pengelola. Publik internal meliputi publik karyawan, yakni mereka yang bekerja dalam organisasi/lembaga dengan karakteristik kepentingan berupa kesejahteraan, promosi jabatan atau penghargaan prestasi kerja; publik pengelola, yang memiliki kepentingan peningkatan kinerja organisasi/lembaga. 3 Penyebaran informasi dalam komunikasi internal pada umumnya dikelola oleh humas/public relations (PR) dari organisasi tersebut. Public relations merupakan fungsi manajemen yang membantu menciptakan dan saling memelihara alur komunikasi, pengertian, dukungan serta kerjasama dari suatu organisasi/perusahaan dengan publiknya yang ikut terlibat dalam menangani masalah-masalah atau isu-isu manajemen. PR membantu manajemen dalam penyampaian informasi dan tanggap terhadap opini publik. PR secara efektif membantu manajemen memantau berbagai perubahan. 4 Komunikasi humas merupakan suatu proses yang mencakup suatu pertukaran fakta, pandangan, dan gagasan diantara suatu bisnis atau organisasi tanpa laba dengan publik-publiknya untuk mencapai saling pengertian.5
2
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000, hal. 41-42 3 Frida Kusumastuti, Dasar-dasar Humas, Bogor: PT. Ghalia Indonesia, 2004, hal. 17 4 Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-dasar Public Relations, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002, hal. 13 5 H. Frazier Moore, Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005, hal. 86
3
Komunikasi yang menjadi ciri kehumasan adalah komunikasi dua arah yang memungkinkan terjadinya arus informasi timbal balik. Komunikasi timbal balik dalam praktek kehumasan bukan berarti komunikasi yang bersifat langsung, melainkan bersifat tertunda. Untuk itu humas melakukan upaya-upaya yang memungkinkan terjadinya arus timbal balik, misalkan dengan menyediakan sarana/media komunikasi seperti kotak surat, buletin atau majalah internal, suatu forum atau pertemuan yang diformat untuk terjadinya dialog semisal program orientasi bagi karyawan baru, rapat, pertemuan dan forum bebas. 6 Komunikasi timbal balik dalam komunikasi humas bersifat tertunda dikarenakan dalam suatu organisasi terdiri dari banyak karyawan, pihak manajemen, maupun pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap organisasi, untuk itu humas tidak mungkin menjangakau kesemua khalayaknya tersebut tanpa adanya alat bantu atau media. Interaksi yang dilakukan sebuah media tidak dapat langsung terjadi melainkan bersifat tertunda. Variasi perangkat bantu komunikasi sangatlah besar. Namun pada umumnya, setiap organisasi hanya menggunakan sebagian kecil dari sekian banyak metode yang ada. Tentu saja yang dipilih adalah yang paling sesuai. Pemilihan metode komunikasi sangat dipengaruhi oleh karakteristik organisasi, jumlah dan strata personel dan lokasi kerja.
7
Majalah internal yang memiliki format majalah biasanya berukuran A4. Isinya kebanyakan adalah artikel-artikal feature dan ilustrasi. Jurnal itu dicetak
6 7
Frida Kusumastuti, Op. Cit. hal. 15 M. Linggar Anggoro, Op. Cit. Hal. 212
4
biasa saja atau bisa juga melalui teknik yang lebih canggih, seperti teknik litografi dan fotograver.
8
Pengadaan majalah internal dalam suatu perusahaan merupakan suatu bentuk kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh humas dalam rangka menciptakan komunikasi dua arah timbal balik. Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) termasuk salah satu lembaga pemerintah yang menerbitkan majalah internal dalam penyebaran informasi di dalam perusahaan. Dilihat dari banyaknya bagian dan sub bagian kerja yang masing-masing terpisah atau memiliki ruangannya sendiri di tiap-tiap lantai yang berbeda pula. Untuk itu media internal sangat diperlukan untuk menyampaikan informasi tentang kegiatan perusahaan maupun kebijakankebijakan manajemen kepada seluruh karyawan. Sebagaimana diketahui, bahwa Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) merupakan institusi baru di era Kabinet Indonesia Bersatu hasil pemilihan presiden secara langsung pada tahun 2004. Depkominfo yang terbentuk melalui pengintegrasian dari tiga institusi: Kementrian Komunikasi dan Informasi, Lembaga Informasi Nasional dan Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, Departemen perhubungan. Melihat banyaknya pegawai yang berada di bawah naungan Depkominfo yaitu 3447 orang pegawai, dengan rincian sebagai berikut:
8
Ibid. hal. 213
5
Menteri 1 orang, Eselon I 12 orang, Eselon II 42 orang, Eselon III 139 orang, Eselon IV 340 orang, S3 6 orang, S2 181 orang, S1 1017 orang, Akademi 333 orang, SLTA 1687 orang, SLTP 113 orang, SD 110 orang. Dimana mereka memiliki kedudukannya masing-masing dan menempati ruangan yang berbeda-beda satu sama lain, maka diperlukan terbitan khusus untuk menyatukan para pegawai tersebut dengan berkomunikasi melalui media internal. Media internal Depkominfo diterbitkan dalam bentuk majalah. Majalah “Media Kominfo” diterbitkan biro umum dan humas, Departemen Komunikasi dan Informatika. Majalah ini mengemban fungsi menjembatani interaksi sesama pegawai yang tergabung dalam keluarga besar Departemen Komunikasi dan Informatika dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan mitra kerjanya di seluruh Indonesia. Alasan penulis memilih majalah internal Departemen Komunikasi dan Informatika sebagai objek penelitian karena majalah Media Kominfo adalah majalah internal yang diterbitkan oleh instansi pemerintah yang masih baru atau belum lama dibentuk. Dalam hal ini masih banyak perbaikan-perbaikan isi majalah demi ke arah yang lebih baik. Dengan dilakukannya penelitian ini sehingga dapat terlihat apakah majalah Media Kominfo dari kecenderungan isinys dapat memenuhi kebutuhan akan informasi karyawannya, dan apakah majalah Media Kominfo dapat memenuhi fungsinya sebagai jembatan interaksi antar pegawai Departemen Komunikasi dan Informatika.. Analisis isi majalah internal dapat memberikan masukan bagi petugas humas dalam mengelola majalah tersebut serta dapat djadikan suatu bahan
6
masukan dalam menata isi majalah agar dapat membantu kegiatan humas dalam rangka membina hubungan yang harmonis antar karyawan. Seperti halnya yang dikatakan Menteri Komunikasi dan informatika dalam pidatonya yang sangat mendukung dengan diterbitkannya majalah Media Kominfo, mengatakan ”Kehadiran majalah Media Kominfo yang diterbitkan oleh Departemen Komunikasi dan Informatika cq. Biro umum dan humas ini merupakan langkah strategis untuk lebih mempercepat memasyarakatkan program dan peranan Departemen Komunikasi dan Informatika mewujudkan masyarakat informasi yang sejahtera. Keberadaan majalah ini sewajarnyalah kita menfaatkan seefektif mungkin untuk menjabarkan upaya mewujudkan masyarakat informasi sekaligus pula sebagai sarana melakukan konsolidasi didalam jajaran Departemen Komunikasi dan Informatika serta merupakan jembatan penghubung antara Departemen Komunikasi dan Informatika dengan UPT-UPT di daerah serta seluruh mitra kerjanya dimanapun berada”. Majalah ”Media Kominfo” yang diterbitkan awal dengan tujuh rubrik didalamnya masih ada beberapa rubrik yang tidak tetap serta adanya rubrik-rubrik baru yang bermunculan yang diterbitan sebelumnya tidak ada. Ini disebabkan masih adanya pembenahan-pembenahan isi majalah. Mengingat isi pesan atau informasi yang disampaikan melalui majalah internal dapat mengetahui hubungan komunikasi antara karyawan dengan pimpinan, apakah komunikasi berjalan dengan baik atau tidak, demi mendapatkan loyalitas kerja karyawan terhadap perusahaan/ organisasi.
7
Berdasarkan itu peneliti tertarik untuk meneliti “Media Kominfo” ini ke dalam suatu topik penulisan penelitian yaitu: “Analisis Isi Majalah Media Kominfo Sebagai Majalah Internal Departemen Komunikasi dan Informatika”.
1.2. Pokok Permasalahan Permasalahan yang diangkat bagaimanakah kecenderungan isi majalah “Media Kominfo” dilihat dari tiap-tiap paragraph apakah cenderung bersifat informatif, edukatif atau rekreatif.
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian sebagai berikut: Untuk mengetahui kecenderungan isi komunikasi majalah “Media Kominfo” apakah mengarah ke informatif, edukatif atau rekreatif.
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Akademis Untuk mengaplikasikan teori-teori akademis tentang ilmu kehumasan yang berkaitan dengan upaya yang dilakukan oleh humas dalam membina hubungan baik didalam instansi pemerintah antar publik internal. Majalah internal sebagai salah satu sarana yang dipergunakan oleh seorang praktisi humas dalam melaksanakan kegiatannya dalam memberikan informasi kepada publik internalnya.
8
1.4.2. Manfaat Praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan saran yang membangun serta dapat menjadi bahan masukan bagi lembaga yang bersangkutan khususnya Biro Umum dan Humas Departemen Komunikasi dan Informatika dalam merancang isi suatu media komunikasi yang sesuai dengan kebutuhan komunikasi internal karyawan.
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Komunikasi Organisasi Menurut Katz dan Robert Kahn, bahwa komunikasi adalah pertukaran informasi dan penyampaian makna yang merupakan hal utama dari suatu sistem sosial atau organisasi. Jadi komunikasi sebagai suatu proses penyampaian informasi, dan pengertian dari satu orang ke orang lain yang merupakan satusatunya manajemen aktivitas dalam suatu organisasi adalah melalui proses komunikasi. Informasi merupakan sebuah payung besar yang mencakupi konsep yang luas meliputi komunikasi, maka komunikasi adalah salah satu tipe khusus dari bagian informasi. Sedangkan informasi itu sendiri adalah, untuk mengenali polapola dan fungsi komunikasi, untuk menentukan tingkat kemungkinan terjadinya dari sekian banyak informasi yang berkaitan dengan keterangan, pembicaraan, pemberitahuan dan berita atau publikasi lain sebagainya. Fungsi sesungguhnya dari informasi untuk mengurangi ketidakpastian dari suatu sistem komunikasi di suatu lembaga atau organisasi.9
9
Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999, hal. 80
9
10
Organisasi termasuk sistem terbuka yang memungkinkan terjadinya pertukaran bahan, informasi atau energi dengan lingkungan. Sebagai sistem terbuka organisasi harus selalu melakukan penyesuaian kepada perubahan yang terjadi di lingkungannya. Perubahan tersebut dapat terjadi karena faktor politik, kebijaksanaan moneter, peraturan baru tentang eksport atau import, ketentuan mengenai pajak, dan lain sebagainya.10 Definisi komunikasi organisasi secara umum yaitu: -
Komunkasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks
yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal. - Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media. - Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya, hubungannya dan keterampilan/skilnya.
11
2.2. Peranan dan Fungsi Humas Pada dasarnya humas ( hubungan masyarakat) merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial (perusahaan) maupun organisasi non komersial.12 Definisi PR menurut Fraser P. Seitel, dalam bukunya The Practice of Public Relations mengemukakan bahwa Public Relations merupakan fungsi manajemen yang membantu menciptakan dan saling memelihara alur komunikasi, pengertian, dukungan, serta kerjasama suatu organisasi/perusahaan dengan
10
Onong Uchjana Effendy, Human Relations dan Public Relations, Bandung: Mandar Maju, 1993, hal. 3 11 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005, hal. 67 12 M. Linggar, Op. Cit. hal. 1
11
publiknya dan ikut terlibat dalam menangani masalah-masalah atau isu-isu manajemen. PR membantu manajemen dalam penyampaian informasi dan tanggap terhadap opini publik. PR secara efektif membantu manajemen memantau berbagai perubahan. Definisi lainnya; Prof. Byron Christian menyebutkan bahwa PR merupakan suatu usaha yang secara sadar memotivasi agar orang-orang terpengaruh, terutama melalui komunikasi agar timbul pikiran yang sehat terhadap suatu organisasi, memberi rasa hormat, mendukung dan bertahan dengan berbagai cobaan dan masalah. Cutlip, Center dan Brown menyebutkan PR adalah fungsi manajemen secara khusus
yang mendukung terbentuknya saling pengertian dalam
komunikasi, pemahaman, penerimaan dan kerjasama antara organisasi dengan berbagai publiknya.13 Peran humas dalam organisasi memiliki ruang lingkup tugasnya sendiri antara lain meliputi: a. Membina hubungan ke dalam (publik internal) Yang dimaksud publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit/bagan perusahaan/organisasi itu sendiri. b. Membina hubungan keluar(publik eksternal) Yang dimaksud publik eksternal adalah publik umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran yang positif publik terhadap lembaga yang diwakilinya.
13
Soleh Soemirat, Op. Cit. hal. 13-14
12
Sementara Cutlip dan Center mengatakan bahwa fungsi PR meliputi halhal sebagai berikut: 1. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi. 2. Menciptakan
komunikasi
dua
arah
secara
timbal
balik
dengan
menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini publik pada perusahaan. 3. Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan organisasi untuk kepentingan umum. 4. Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan publik, baik internal maupun eksternal. Aktivitas humas internal: a. Menyusun serta mendistribusikan sajian berita (news release), foto-foto dan berbagai artikel untuk komsumsi kalangan media massa. b. Mengorganisir konferensi pers termasuk acara resepsi dan kunjungan kalangan media massa ke organisasi atau perusahaan. c. Menjalankan fungsi sebagai penyedia informasi bagi pihak media massa. d. Mengatur acara wawancara antara kalangan pers, radio dan televisi dengan pihak manajemen atau pimpinan organisasi atau perusahaan. e. Melakukan fungsi fotografi dan membentuk sebuah perpustakaan gambar atau foto. f. Mengedit atau memproduksi majalah-majalah atau surat kabar internal serta mengelola berbagai bentuk komunikasi internal lainnya seperti video, presentasi slide, majalah dinding.
13
g. Mengedit serta memproduksi media-media eksternal untuk konsumsi pihak luar, misalnya saja untuk para distributor, para pemakai jasa perusahaan, konsumen. h. Menulis dan membuat bahan-bahan cetak seperti lembaran informasi yang memuat tentang sejarah perusahaan, laporan tahunan atas hasil kerjanya, media komunikasi antara sesama pegawai, poster-poster yang bersifat mendidik. i. Mengadakan dan mengelola berbagai bentuk instrumen audio-visual seperti presentasi slide dan rekaman video, termasuk melaksanakan distribusi, penyusunan katalog, pameran serta pemeliharaannya. j. Memimpin dan mengatur acara-acara pameran dan eksibisi kehumasan, termasuk juga menyediakan berbagai macam bahannya.
2.3. Media Internal Seorang PR harus mampu berkomunikasi langsung dengan publik internalnya. Yang dimaksud publik internal disini antara lain karyawan dan pemegang saham. Karyawan disini ialah semua pekerja halus maupun pekerja kasar. Hanya dengan demikian timbang rasa, pengertian bersama, dan kepercayaan dari mereka dapat dipelihara dan dibina. Dengan senantiasa berkomunikasi dengan mereka yakni mendatangi mereka dan bercakap-cakap dengan mereka akan dapat diketahui sikap, pendapat, kesulitan, keinginan, harapan dan perasaannya.
14
Sebuah penerbitan internal akan menjadi sebuah medium hubungan batin antara pimpinan dengan karyawan dan karyawan dengan karyawan. Komunikasi dua arah secara timbal balik dalam berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan medium tersebut. Di lain pihak PR sebagai penyelenggara majalah dapat melaksanakan tugasnya untuk membina hubungan yang harmonis dengan semua pihak. Media internal adalah suatu bentuk terbitan dari sebuah perusahaan atau organisasi yang sengaja dibuat dalam rangka mengadakan komunikasi dengan khalayaknya. Bentuk-bentuk media internal: a. Majalah:
memiliki
format
majalah
biasanya
berukuran
A4
(297x210mm). Isinya kebanyakan adalah artikel-artikel, feature dan ilustrasi. Dicetak biasa saja (letterpress) atau bisa juga melalui teknik yang lebih canggih, seperti teknik lithografi atau fotogravure. b. Koran: isinya terdiri dari artikel-artikel berita yang disisipi oleh artikel feature dan ilustrasi. Proses percetakannya biasanya lebih canggih, yakni secara offset-litho atau web-offset-litho. c. Newslettre: jumlah halamannya sedikit, yakni dua hingga delapan halaman, dan ukurannya biasanya A4. Sebagian besar isinya adalah tulisan-tulisan singkat dengan atau tanpa gambar. Percetakannya biasanya letterpress atau lithografi dan bisa juga hanya dengan mesin fotograver..
15
d. Majalah dinding: bentuknya seperti poster kecil yang ditempelkan pada dinding. Ini merupakan suatu medium yang digunakan untuk keperluan internal maupun eksternal.14 Tujuan utama diterbitkannya media internal adalah memberikan informasi kepada
para
karyawan
mengenai
kebijakan
dan
kegiatan
perusahaan,
menstimulasi peningkatan produksi dengan memperkenalkan penampilan individual yang baik dan menekankan kebutuhan akan hasil yang lebih baik oleh para karyawan, serta membantu meningkatkan semangat kerja dan loyalitas.15 Isi dari media internal biasanya meliputi kesesuaian dengan jumlah ruang yang dihasilkan antara lain: a. Berita sosial mengenai para karyawan b. Aktivitas manajemen c. Kemajuan perusahaan d. Program pengembangan manajemen e. Keuntungan karyawan f. Rencana perusahaan g. Penghargaan h. Kesehatan dan keamanan i. Feature mengenai ekonomi nasional j. Keuntungan k. Pengangguran l. Pajak 14 15
M. Linggar Anggoro, Op. Cit. hal. 213 H. Frazier Moore, Op. Cit. hal. 283
16
m. Harga n. Pertumbuhan o. Hubungan luar negeri.16 Hal-hal yang perlu diperhitungkan dalam merancang media internal: a. Cakupan pembaca, hal-hal yang perlu diperhatikan: 1) Siapa saja yang akan membaca media ini? 2) Haruskah masing-masing pembaca, disediakan media khusus misalnya media untuk karyawan berbeda dengan media untuk pimpinan? 3) Bagaimana dengan jangkauan pembacanya? b. Kuantitas Berapa banyak eksemplar yang harus dicetak untuk sekali penerbitan? c. Frekuensi Media harus diterbitkan secara teratur dan memiliki tanggal publikasi yang tetap. d. Kebijakan 1) Tujuan dari diterbitkannya media harus jelas 2) Setiap media memiliki ciri khas yang berkaitan dengan isinya 3) Sebagai wahana komunikasi antara para pegawai atau anggota organisasi. e. Judul 1) Apa nama media perlu mendapatkan perhatian. 2) Judul harus menarik dan mudah di ingat
16
Ibid. hal. 284
17
3) Judul harus dapat mengingatkan pembaca, dari perusahaan di bidang apa media tersebut. f. Gaya dan format 1) Ukuran halaman 2) Jumlah kolom perhalaman 3) Warna yang digunakan. g. Dijual atau dibagikan secara cuma-cuma.17 Gaya dan sistem tata rupa media internal tentunya bergantung atau mengacu kepada filosofi, maksud dan tujuan penerbitan tersebut oleh direksi perusahaan atau lembaga, serta konsep dasar editorial yang telah dirumuskan oleh pimpinan redaksi. Apakah media internal itu harus tampil ilmiah, anggun atau justru ingin tampil lugas dan sederhana, akrab dan menghibur. Tentu saja semua ini bergantung pada materi yang ingin dibawakan, untuk siapa atau lingkungan yang mana dan strategi penyampaiannya. Perangkat tata rupa media internal: 1. Tipografi, seni memilih huruf dan menyusunnya secara efektif dan menarik. Dalam penerbitan media internal, huruf disusun dalam kolomkolom, maksudnya untuk memperlancar pembacaan. Dari kacamata tata rupa, kolom-kolom mempunyai efek dekoratif (hias), yang dimanfaatkan untuk menambah daya tarik serta untuk mengarahkan emosi pembaca. 2. Kisi atau grid, berupa jaringan garis-garis penolong (yang nantinya tidak akan nampak pada hasil cetak), untuk menampilkan ”sistem”
17
St. Maria A. Rumanti, Dasar-dasar Public Relations, Jakarta: PT. Gramedia, 2002, hal. 119
18
perupaan sebagai peletakan unsur-unsur visual, terutama untuk kolomkolom, batas ukuran gambar atau foto, ruang untuk baris judul bila ada, yang berlaku untuk seluruh atau sebagian besar halaman-halaman dalam suatu media internal. 3. Gambar dan foto, mempunyai daya tangkap yang lebih langsung dan lebih segar dibandingkan dengan kata-kata. Gambaran dan foto dapat dicerna, dipahami dan dirasakan dalam waktu yang sangat singkat. Pemakaian foto dipandang lebih praktis, lebih murah. Efek gambarnya lebih nyata sehingga acapkali lebih mudah membangkitkan emosi. 4. Ruang, dalam perancangan tata letak, ruang dibagi: a. Ruang kosong, sering kali dipandang sebagai latar belakang yang cukup aktif, mempunyai efek visual yang potensial. Fungsi desain majalah bukanlah bertujuan membuat produk yang indah menarik saja, akan tetapi haruslah komunkatif. Artinya dapat dicerna dengan baik, dipahami oleh khalayak sasaran dan sedapat mungkin mengesankan. b. Ruang isi (daerah tulisan, gambar, foto).18 Bagian desain media internal yang harus diperhatikan adalah: 1. Kulit (cover): adalah wajah yang harus mampu menarik perhatian, dan membangkitkan keingintahuan calon pembaca. Kulit muka adalah etalase yang harus mampu menggiring minat para pelihat untuk masuk ke dalam
18
Soleh Soemirat, Op-Cit. hal. 43-44
19
halaman-halaman isi di dalam. Oleh karena itu, rancangan kulit haruslah istimewa dan khas. 2. Daftar isi: halaman isi sedapat mungkin dibuat menarik dan mudah ditemukan tempatnya (tidak tersembunyi). 3. Tulisan utama: halaman ini harus dirancang secara efektif, menarik dan bervariasi dari nomor edisi lainnya. 4. Halaman santai: diperlukan untuk bernafas, seringkali justru halaman yang paling dicari oleh pembaca. 5. Halaman tengah: satu-satunya bagian yang tidak terputus, dapat dimanfaatkan untuk perupaan yang unik dan menarik.19 Holsti menempatkan data dalam konteks komunikasi antara pengirim dan penerima pesan dan memandang analisa isi dalam kaitannya dengan tiga tujuan pokok: 1. Mendeskripsikan
karakteristik-karakteristik
komunikasi
dengan
mengajukan pertanyaan apa, bagaimana, kepada siapa sesuatu dikatakan. 2. Membuat inferensi-inferensi mengenai antensenden-antensenden dengan mengajukan pertanyaan kenapa sesuatu dikatakan. 3. Membuat inferensi-inferensi mengenai akibat-akibat komunikasi dengan mengajukan pertanyaan akibat apa yang akan terjadi jika sesuatu dikatakan.20
19
Ibid. hal. 45 Klaus Krippendorf, Analisa Isi (Pengantar Teori dan Metodelogi), Jakarta: PT. Rajawali Press, 1991, hal. 37 20
20
Oleh karena itu, majalah perusahaan harus berfungsi sebagai sumber informasi, pembentukan opini, pembangkit inovasi dan stimulasi serta sebagai suatu forum komunikasi untuk semua pihak berdasarkan kebebasan pendapat. Penerbitan majalah internal biasanya dilakukan oleh humas perusahaan itu sendiri walaupun masih ada dari beberapa perusahaan yang menggunakan jasa Public Relations Consultant untuk mengelola majalah internal perusahaannya. Majalah internal berisi berita-berita yang di dalamnya memuat pesan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat memberikan masukan atau input, baik itu berupa hasil kerja karyawan maupun sebagai wadah komunikasi internal dalam suatu perusahaan/organisasi. Fungsi majalah internal public relations: a. Sebagai media hubungan komunikasi internal, yang diedarkan atau diberikan secara gratis dalam upaya penyampaian pesan-pesan, informasi dan berita, mengenai aktivitas perusahaan, manfaat produk barang atau jasa dan publikasi lainnya yang ditujukan kepada para pemegang saham. b. Sebagai ajang komunikasi khusus antar karyawan, misalnya ucapan selamat ulang tahun, informasi kelahiran bayi dari keluarga karyawan, adanya pegawai baru, wisata, keagamaan, program kesehatan, dan hingga berita duka cita serta kegiatan social lainnya. c. Sebagai saran media untuk “pelatihan dan pendidikan” dalam bidang tulis menulis bagi karyawan, serta seorang PR yang berbakat dan berpotensi sebagai penulis ilmiah popular.
21
d. Terdapat nilai tambah (added value) bagi departemen PR untuk menunjukkan segi kemampuan dalam upaya menerbitkan media khusus yang bermutu, kontinyu, terbit secara berkala dan teratur, dengan penampilan yang professional baik kualitas maupun segi kuantitas berita, lay out, isi halaman, susunan redaktur, gambar yang ditata dengan apik atau lebih menarik dari segi cover dan seninya, serta tata warna dan sebagainya.21 Rubrik yang memuat pesan informatif bertujuan untuk menerangkan kepada pembacanya agar mengetahui kejadian atau peristiwa yang terjadi. Rubrik yang memuat pesan edukatif bertujuan untuk mendidik pembacanya baik mengenai ilmu pengetahuan atau keterampilan-keterampilan lain. Sedangkan rubrik yang memuat pesan rekreatif bertujuan untuk menghibur pembacanya dengan berita/Informasi yang lucu dan menyenangkan. Penyajian yang menarik, sesuai dengan selera dan kepentingan publik yang dituju merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh para redaktur majalah. Jika dikaitkan dengan pokok penulisan skripsi ini, fungsi utama diterbitkannya majalah Media Kominfo adalah sebagai jembatan interaksi sesama pegawai yang tergabung dalam keluarga besar Departemen Komunikasi dan Informatika serta antara Departemen komunikasi dan Informatika dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan mitra kerjanya di seluruh Indonesia.
21
Rosady Ruslan, Op. Cit. hal. 187
22
Untuk itu penulis memilih metode analisis isi, dengan meneliti kecenderungan isi majalah Media Kominfo, dapat disimpulkan apakah majalah Media Kominfo dapat menjalankan fungsinya dengan baik yaitu sebagai jembatan interaksi antar pegawai. Dimana isi sebuah majalah internal tidak hanya sebagai pemberi informasi namun juga dapat memberikan edukasi serta hiburan bagi para pembacanya. Isi majalah internal haruslah dibuat semenarik mungkin sehingga dapat menarik pembaca, dengan banyaknya pegawai yang membaca majalah internal tersebut dengan sendirinya akan terbentuk suatu interaksi secara terus menerus. Secara umum pelaksanaan content analysis (analisis isi) haruslah sistematik dan obyektif. Obyektivitas menurut suatu cara yang memungkinkan bila dilaksanakan oleh orang lain akan menghasilkan hasil yang sama. Sistimatisasi menghendaki penerapan yang taat azas (konsisten) dalam pembuatan kategori-kategori isi. Cara ini menjamin penyelesaian data lebih tepat sehingga pengambilan kesimpulan yang berat sebelah dapat dihindarkan.22
22
Bambang Setiawan, Content Analysis, Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, 1983, hal. 2
BAB III METODOLOGI
3.1. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini tipe yang digunakan adalah tipe penelitian yang bersifat deskriptif kuantitatif. Dimana tipe penelitian deskriptif terbatas hanya membahas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan serta peristiwa sebagaimana adanya, sehingga bersifat mengungkapkan fakta, dimana hasil penelitian tersebut menekankan pada pemberian gambaran secara efektif mengenai keadaan yang sebenarnya dari objek yang akan diteliti.18 Kuantitatif yaitu penelitian dengan menggunakan statistik angka-angka dalam pembuktiannya.19
3.2. Metode Penelitian Pada penelitian ini digunakan metode penelitian yang dikenal sebagai analisis isi. “Content analysis is a research technique for the obyektive, systematic, and quantitative description of the manifest content of communication” (Analisis isi adalah teknik penelitian objektif, sistematis, dan deskripsi kuantitatif dari isi komunikasi yang nyata).20 Secara umum ada kesepakatan para ahli bahwa pelaksaan content analysis haruslah sistematik dan obyektif. Obyektivitas menurut suatu cara yang
18
Muhammad Nazier, Metode Penelitian, PT. Ghalia Indonesia, Jakarta, 1998, hal. 63 Jalaludin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1990, hal. 25 20 Bambang Setiawan, Content Analysis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1983, hal. 1 19
23
24
memungkinkan bila dilaksanakan oleh orang lain akan menghasilkan hasil yang sama. Faktor ini membedakan content analysis dengan pembacaan dokumen sehari-hari. Sistematisasi menghendaki penerapan yang taat azas (konsisten) dalam pembuatan kategori-kategori isi. Cara ini menjamin penyeleksian data lebih tepat, sehingga pengambilan kesimpulan yang berat sebelah dapat dihindarkan.21
3.3. Populasi dan Sampel Populasi adalah himpunan yang lengkap dan sempurna dan semua unit observasi yang mungkin. Istilah yang ”lengkap dan sempurna” mempunyai pengertian bahwa definisi populasi suatu studi kasus harus dinyatakan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan salah pengertian.22 Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap dan dianggap dapat mewakili populasi. 23 Populasi dalam penelitian ini adalah majalah Media Kominfo Departemen Komunikasi dan Informatika selama periode Juli 2006 – September 2007. Jumlah majalah 5 majalah, jumlah rubrik 20 rubrik tetap yakni; rubrik Dari Kami, rubrik Kolom, rubrik Kemitraan dan rubrik Seputar Depkominfo. Dari keseluruhan rubrik yang ada dalam seluruh terbitan majalah terdapat 181 paragraf. Penarikan sampel dimulai setelah menentukan satuan analisis. Metode yang digunakan adalah total sampling, jumlah populasi sama dengan jumlah
21
Ibid. hal. 2 I Gusti Ngurah Agung, Metode Penelitian Sosial, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993 23 M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi: Metode Penelitian dan Aplikasinya, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, 2002, hal. 58 22
25
sampel, dimana total sampling berjumlah 180 paragraf dari 5 majalah yang terbit mulai dari Juli 2006 - September 2007. Tabel 3.1 Isi Majalah Media Kominfo Periode Juli 2006 – September 2007 No.
Terbitan
Rubrik Dari
Kolom
Kemitraan
Kami
Jumlah Seputar
Paragraf
Depkominfo
1.
Volume I No. 1 - 2006
4
10
5
12
31
2.
Volume I No. 2 - 2006
4
14
6
8
32
3.
Volume II No. 1- 2007
5
15
7
5
32
4.
Volume II No. 2 - 2007
5
15
7
12
39
5.
Volume II No. 3 - 2007
5
28
8
5
46
Jumlah
23
82
33
42
180
3.4. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara: 1. Data Primer Data diperoleh dari menganalisis isi majalah Media Kominfo, yang berjumlah 5 majalah yang terdiri dari dari 20 rubrik, 180 paragraf selama periode Juli 2006 - September 2007.
26
2. Data Sekunder Data sekunder didapat dengan mempelajari buku-buku, makalah-makalah, contoh-contoh skripsi yang ada hubungannya dengan hal-hal yang dibahas dalam penelitian.
3.5. Unit Analisis Unit adalah fungsi fakta empiris, tujuan penelitian, dan tuntutan yang dibuat oleh berbagai teknik yang ada. Dalam analisis isi ada tiga jenis yaitu; unit sampling, unit pencatatan, dan unit konteks. Unit yang digunakan dalam penelitian ini adalah unit pencatatan ”bagian khusus dari isi yang dapat dikenalidengan menempatkannya dalam kategori yang ada”. Unit analisis dalam penelitian ini adalah paragraf dari majalah Media Kominfo majalah internal Departemen Komunikasi dan Informatika. Paragraf adalah bagian dari rubrik dalam majalah.
3.6. Definisi dan Kategorisasi Konsep 3.6.1. Definisi Konsep Majalah internal berisi berita-berita yang di dalamnya memuat pesan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat memberikan masukan atau input, baik itu berupa hasil kerja karyawan maupun sebagai wadah komunikasi internal dalam suatu perusahaan/organisasi. Paragraf adalah bagian dari rubrik dalam majalah.
27
Isi pesan yang akan diteliti dalam majalah internal Departemen Komunikasi dan Informatika digolongkan ke dalam tiga jenis, yaitu isi pesan informatif, isi pesan edukatif dan isi pesan rekreatif. Definisi ketiga sifat pesan tersebut adalah: 1. Sifat pesan informatif adalah rubrik yang isinya memuat penyebarluasan pesan disertai penjelasan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada pembacanya yang biasanya merupakan hal atau peristiwa baru. 2. Sifat pesan edukatif adalah rubrik yang isinya memuat hal-hal yang mendidik dan mengajarkan suatu hal pada pembacanya, sehingga pembaca memiliki wawasan dan keterampilan. 3. Sifat pesan rekreatif adalah rubrik yang isinya memuat informasi yang dikemas sedemikian rupa sehingga mengandung unsur menghibur pembacanya. 3.6.2. Kategorisasi Konsep 1. Sifat pesan informatif antara lain: Berita-berita yang aktual, pengumuman-pengumuman, surat keputusan, kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Departemen. 2. Sifat pesan edukatif antara lain: Saran, kritik dan pujian yang membangun dari sebuah peristiwa, menambah keterampilan, memberikan solusi dari suatu masalah yang sedang dihadapi, kutipan pendapat para tokoh. 3. Rubrik rekreatif dapat dikategorikan ke dalam: Cerita panjang/ pendek, teka-teki silang, gambar-gambar kartun.
28
3.7. Metode Analisa Data Metode analisa yang dilakukan adalah deskriptif kuantitatif. Analisis isi lebih dominan bersifat kuantitatif, yaitu peneliti mengelompokkan karakteristikkarakteristik wacana kedalam kategori, menentukan frekuensi masuknya karakteristik-karakteristik yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dalam kategori.24
Reliabilitas dan Validitas Dalam analisis isi sangat diperlukan reliabilitas dan validitas. Suatu instrumen dikatakan valid jika yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas suatu tes yang perlu diperhatikan oleh para peneliti adalah ia hanya valid untuk tujuan tertentu saja. Reliabilitas adalah fungsi dari keseluruhan rancangan studi yang menyangkut prosedur sampling, prosedur perhitungan, prosedur pengkodean, dan reliabilitas kategori.25 Holsti (1969) melaporkan sebuah formula untuk menentukan keandalan nominal data dalam persentase persetujuan. Formula pengukuran reliabilitas; C.R =
3M N1 + N2 + N3
C.R = Coefficient Reliability M
= Jumlah pernyataan yang disetujui oleh dua orang pengkode
N = Jumlah obyek yang dikategori 3 24
= Jumlah coder/ juri
Andi Bulaeng, Metode Penelitian komunikasi Kontemporer, Penerbit Andi Yogyakarta, 2004, hal. 164 25 Ibid, hal. 185
29
Dalam penelitian ini dilakukan koding, yaitu suatu data mentah yang secara sistematis ditransformasikan dan dikelompokkan ke dalam unit-unit yang memungkinkan membuat deskripsi karakteristik isi yang relevan.26 Melalui koder atau juri yaitu orang melakukan koding untuk menguji keandalan kategori yang ada. Dalam menentukan jumlah juri, peneliti memilih menggunakan tiga juri dengan tujuan dapat dijadikan parameter terhadap hasil kategori yang memrlukan suara yang terbanyak sehingga dapat mewakili hasil akhir penilaian. Tiga juri yang telah ditentukan, yaitu: 1. Kepala Humas
: Muslimin Kulle (Pemimpin Redaksi)
2. Staf Humas bagian eksternal
: Bambang Aprilana (Sekretaris Redaksi)
3. Staf Humas
: Sri Sutarti (Wakil Sekretaris Redaksi)
Pemilihan koder atau juri ditentukan berdasarkan keikutsertaannya dalam merancang majalah Media Kominfo yang memiliki korelasi yang sangat kuat terhadap penelitian dan memberikan kontribusi besar terhadap kegiatan pengkodingan. Sehingga pengkodingan tidak memerlukan waktu yang lama untuk proses pemahaman kategorisasi.
26
Ibid, hal. 168
30
Hasil uji reliabilitas dalam proses pengkodinganyang dilakukan tiga koder/ juri adalah sebagai berikut; Koefisien keandalan:
3M N1 + N2 + N3
3.181 181 + 181 +181
543
=
1
543
Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa penilaian yang dihasilkan diantara tiga koder berada pada tingkat keandalan yang tinggi. Sehingga mengacu pada hasil tersebut, analisa yang dilakukan pada bab berikut sudah dapat menunjukkan kebenaran atas kecenderungan isi majalah Media Kominfo Departemen Komunikasi dan Informatika periode Juli 2006 – September 2007.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Obyek 4.1.1. Sejarah Departemen Komunikasi dan Informatika Keberadaan
Departemen
Komunikasi
dan
Informatika
(Kominfo)
ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tanggal 31 Januari 2005 dan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2005. Sedangkan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Komunikasi dan Informatika ditetapkan sesuai Peraturan Menteri Kominfo Nomor: 01/P/M.KOMINFO/4/2005 tanggal 1 April 2005. Tugas dan fungsi utama Departemen Kominfo adalah merumuskan kebijakan
nasional, kebijakan pelaksanaan dan kebijakan teknis di bidang
komunikasi dan informatika yang meliputi pos, telekomunikasi, penyiaran, teknologi komunikasi dan informasi, layanan multimedia dan diseminasi informasi. Untuk merealisasikan tugas dan fungsi tersebut, Departemen Kominfo selaku ”Vocal Point” berusaha melayani, menfasilitasi, memajukan dan bekerjasama dengan semua stakeholders sehingga manfaat di bidang komunikasi dan informatika dapat dirasakan oleh publik serta dapat mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan berbudaya informasi.
31
32
Struktur Organisasi Departemen Kominfo sekarang ini mengintegrasikan sektor Komunikasi dan Informatika (ICT) yang konvergentif dengan aspek diseminasi informasi secara seimbang. Untuk mengimplementasikan tugas dan fungsi Departemen Kominfo yang luas dan kompleks tersebut, diperlukan dukungan sumber daya; anggaran yang cukup, SDM yang berkualitas, kebijakan pembangunan di bidang Kominfo yang komprehensif, regulasi yang tepat dan memberikan kepastian hukum, dan kemampuan dalam hal alih dan penguasaan teknologi. Mengamati kecenderungan masa depan, di sektor komunikasi dan informatika (ICT) dapat dicatat beberapa perkembangan sebagai berikut: 1. Dari isi pengembangan ICT, terjadi evolusi pengembangan dari teknologi komputer (konvensional) menuju teknologi ”super komputer” dengan kecepatan dan kapasitas yang luar biasa. 2. Dari sisi layanan dan karakteristik layanan, terjadi ”konvergensi” ICT yang menghasilkan layanan ”multi media”. 3. Meningkatnya pemanfaatan ICT dalam berbagai aktivitas kehidupan masyarakat. 4. Terdapat upaya masyarakat dunia untuk meningkatkan peran ICT bagi pembangunan nasional setiap negara dalam rangka mewujudkan ”masyarakat informasi global”.
33
Peluang dan Tantangan a. Peluang Terbuka peluang usaha/bisnis baru; Peluang akses yang sama dan lebih luas terhadap informasi dan pengetahuan; Meningkatkan pemberdayaan masyarakat; Mendorong pertumbuhan ekonomi; menciptakan lapangan kerja; Meningkatkan akses masyarakat pada layanan dasar; Telah memiliki institusi yang menangani ICT yang mengantisipasi perubahan lingkungan global; Departemen Kominfo telah memiliki RENSTRA (Rencana Strategis) 2004-2009. b. Tantangan Bagaimana ICT dapat berperan secara optimal untuk mendukung pelaksanaan berbagai program pemerintah; Meningkatkan pertumbuhan ekonomi;
Mengurangi
tingkat
pengangguran;
Mengurangi
tingkat
kemiskinan; Infrastruktur ICT belum menjangkau seluruh pelosok tanah air. Pemerintah belum memiliki Cetak Biru Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan dan Pemanfaatan ICT; Belum mengantisipasi konvergensi teknologi; Belum memenuhi tuntutan sektor; Belum mengantisipasi perubahan lingkungan global; Belum menetapkan peran dan fungsi Regulator yang paling tepat dan efektif; SDM khusus di sektor ICT masih sangat kurang baik dari sisi kompetensi maupun kualitas; Keterbatasan kemampuan negara dalam menyediakan anggaran belanja untuk membiayai pembangunan sektor ICT; Secara nasional belum
34
sepenuhnya
menyadari
bahwa
ICT
adalah
sektor
penting
bagi
pembangunan nasional. Solusi ke Depan 1. Re-orientasi kebijakan dan strategi pengembangan ICT (Information Communication Technology) dengan menempatkan ICT pada tataran penting bagi pembangunan nasional. 2. Konsultasi dengan seluruh stakeholder untuk memperoleh konsensus terhadap tujuan obyektif serta pendekatan yang ditempuh untuk mencapai sasaran dan tujuan obyektif yang telah ditetapkan untuk dicapai. 3. Penetapan ”prioritas” alokasi sumber daya yang ada. 4. Diperlukan dukungan regulasi yang tepat untuk memastikan bahwa kebijakan dan strategi pengembangan ICT yang telah ditetapkan terimplementasi dengan baik. 5. Pemantauan dan pengendalian terhadap kemajuan pelaksanaan dalam rangka evaluasi dan perbaikan ke depan. 6. Segera
menyusun
Cetak
Biru
kebijakan
dan
strategi
nasional
pengembangan ICT. 7. Mendorong peningkatan pemanfaatan ICT oleh masyarakat luas melalui awareness. 8. Menyusun program capacity building dan Rencana Aksi untuk pengembangan SDM ICT nasional yang komprehensif.
35
9. Mengembangakan program-program riset yang antisipatif terhadap perkembangan teknologi, dan hasilnya ditujukan untuk mendukung kinerja institusi. 10. Mengembangkan berbagai skenario pendanaan. 11. Reformasi di bidang pengaturan. 12. Meningkatkan kerjasama internasional. 13. Melibatkan seluruh stakeholder dan membentuk partnership untuk menciptakan sinergi dalam pengembangan ICT.
4.1.2. Visi Terwujudnya
masyarakat
informasi
yang
sejahtera
melalui
penyelenggaraan komunikasi dan informatika yang efektif dan efisien dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4.1.3. Misi 1. Meningkatkan kapasitas layanan informasi dan pemberdayaan potensi masyarakat dalam rangka mewujudkan masyarakat berbudaya informasi; 2. Meningkatkan daya jangkau infrastruktur pos, komunikasi dan informatika untuk memperluas aksesbilitas masyarakat terhadap informasi dalam rangka mengurangi kesenjangan informasi; 3. Mendorong peningkatan aplikasi layanan publik dan industri aplikasi telematika dalam rangka meningkatkan nilai tambah layanan dan industri aplikasi;
36
4. Mengembangkan standarisasi dan sertifikasi dalam rangka menciptakan iklim usaha yang konstruktif dan kondusif di bidang industri komunikasi dan informatika; 5. Meningkatkan kerjasama dan kemitraan serta pemberdayaan lembaga komunikasi dan informatika pemerintah dan masyarakat; 6. Mendorong peranan media massa dalam rangka meningkatkan informasi yang beretika dan bertanggung jawab serta memberikan nilai tambah pembangunan bangsa; 7. Meningkatkan kapasitas SDM bidang komunikasi dan informatika dalam rangka meningkatkan literasi dan profesionalisme; 8. Meningkatkan kualitas dan kapasitas litbang dan industri dalam rangka menciptakan kemandirian dan daya saing bidang telekomunikasi, komunikasi dan informatika; 9. Mendorong pemerataan dan penyebarluasan jangkauan informasi publik kepada masyarakat; 10. Meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam kerangka peningkatan, penyebaran dan pemerataan informasi; 11. Meningkatkan
peran
serta aktif
Indonesia
dalam
berbagai
fora
Internasional di bidang komunikasi dan informatika dalam rangka meningkatkan citra positif bangsa dan negara; 12. Meningkatkan
kualitas
pengawasan
kepemerintahan yang baik (good governance).
menuju
terselenggaranya
37
4.1.4. Susunan Organisasi Departemen Komunikasi dan Informatika Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia Tanggal 31 Januari 2005 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2005 tanggal 7 Februari 2005, Unit Organisasi di bawah Departemen Komunikasi dan Informatika, terdiri dari:
Sekretariat Jenderal
Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi
Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika
Direktorat Jenderal Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi
Inspektorat Jenderal
Badan Penelitian dan Pengembangan SDM
Badan Informasi Publik
Staf Ahli Menteri Bidang Hukum
Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Kemitraan
Staf Ahli Menteri Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat
Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Internasional dan Kesenjangan Digital
Staf Ahli Menteri Bidang Media Massa
38
4.1.5. Data Pegawai Departemen Komunikasi dan Informatika No.
Unit Kerja
Pejabat
Staf
Jumlah
Struktural PUSAT : 1.
Sekretariat Jenderal
129
421
550
2.
Ditjen Postel
94
374
468
3.
Ditjen Aplikasi Telematika
69
105
174
4.
Ditjen SKDI
91
203
294
5.
Inspektorat Jenderal
22
82
104
6.
Badan Litbang SDM
45
186
231
7.
Badan Informasi Publik
57
198
255
8.
Museum Penerangan
4
23
27
9.
Perum Film Negara
-
176
176
10.
Dewan Pers
10
8
18
11.
KPI
10
20
30
12.
Dipekerjakan
-
60
60
DAERAH : 13.
MMTC Yogyakarta
13
175
188
14.
Balai/ Loka Monitor
85
523
608
15.
BPPI
32
215
247
16.
Monumen Pers Solo
3
14
17
664
2.783
3.447
Jumlah Pusat dan Daerah
39
4.2. Struktur Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat
BIRO UMUM DAN HUBUNGAN MASYARAKAT BAGIAN TATA USAHA DEPARTEMEN
BAGIAN HUBUNGAN MASYARAKAT
BAGIAN PERLENGKAPAN
BAGIAN RUMAH TANGGA
SUB BAGIAN TATA USAHA PIMPINAN
SUB BAGIAN PERENCANAAN PERLENGKAPAN
SUB BAGIAN URUSAN DALAM
SUB BAGIAN HUBUNGAN EKSTERNAL
SUB BAGIAN TATA USAHA BIRO
SUB BAGIAN PENGADAAN PERLENGKAPAN
SUB BAGIAN PEMELIHARAAN
SUB BAGIAN HUBUNGAN INTERNAL
SUB BAGIAN PERSURATAN DAN KEARSIPAN
SUB BAGIAN PELAPORAN PERLENGKAPAN
SUB BAGIAN PROTOKOL
SUB BAGIAN DOKUMENTASI DAN PERPUSTAKAAN
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
40
4.3. Majalah Media Kominfo Kehadiran majalah Media Kominfo yang diterbitkan oleh Departemen Komunikasi dan Informatika cq. Biro Umum dan Humas ini merupakan langkah srategis untuk lebih mempercepat memasyarakatkan program dan peranan Departemen Komunikasi dan Informatika mewujudkan masyarakat informasi yang sejahtera. Sebagai media massa yang mengemban tugas dan fungsi Departemen Komunikasi dan Informatika handaknya majalah ini bisa bersikap netral dalam menyerap input dalam rangka pengembangan dan peningkatan kualitas komunikasi dan informasi yang sangat cepat sejalan dengan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat.
4.3.1. Fungsi Majalah Media Kominfo Menjembatani interaksi sesama pegawai yang tergabung dalam keluarga besar Departemen Komunikasi dan Informatika serta antara Departemen Komunikasi dan Informatika dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan mitra kerjanya di seluruh Indonesia.
4.3.2. Visi dan Misi Majalah Media Kominfo Visi: Turut mempercepat terwujudnya masyarakat Informasi Indonesia. Misi: Secara konsisten akan menyajikan informasi, berita, buah pikiran berupa ide-ide dan opini meliputi komunikasi dan informatika, sosial
41
budaya, sosial politik, dan peran hukum dalam berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dalam penyelenggaraan komunikasi melalui berbagai media.
4.3.3. Pengelolaan Majalah Media Kominfo Susunan Redaksi majalah Media Kominfo adalah sebagai berikut: Pengarah: Ashwin Sasongko, Yappi Manafe, Subagio. Penanggung Jawab: Nukman Chalid Sangadji. Pemimpin Redaksi: Muslimin Kulle. Wakil Pemimpin Redaksi: Cicilia Mien Haryati. Sekretaris Redaksi: Bambang Aprilana. Wakil Sekretaris Redaksi: Sri Sutarti. Anggota Redaksi: Maruli Matondang, Ivon Machmud, Maryadi, Syamsudin, Yuni Asmiatun, Nurul Huda, Bambang Nugroho, Karlina Sylfiarni, Siti Suningsih, Sulistiani, Wasiyat Sunarto. Penyunting/Editor: Sarwo Sigit Wiwoho, Imanuel Ginting, Sumadijono, Indra Apriadi. Narasumber: Salimi Achmad, Yusman Nasution, Bram, Windarto. Fotografer: Bambang Danarso, Krisadri Setyarto. Sekretariat Redaksi: Taufik Amin S., Sugiarto, Rohim. Distributor: Wasis, Sidik, Reinar Arman. Keuangan: Sri Sarsini, Hasanusi, Achmad Riza Zainuri. Alamat Redaksi: Jl. Medan Merdeka Barat No. 9 Jakarta 10110.
42
Telp./Fax: (021) 3849536. e-mail:
[email protected]
4.4. Hasil Penelitian Dalam bab ini, penulis membahas hasil penelitian mengenai permasalahan yang telah dirumuskan dalam bab I yaitu mengenai media internal serta karakteristik pesannya
maka penulis melakukan penelitian terhadap majalah
Media Kominfo Departemen Komunikasi dan Informatika selama periode Juli 2006-September 2007. Dalam pembahasan ini, penulis menguraikan hasil penelitian secara deskriptif yang berkaitan dengan kecenderungan isi majalah Media Kominfo yang dilihat dari isi komunikasi dari tiap-tiap rubrik; informatif, edukatif dan rekreatif. Pada bahasan ini, peneliti juga melakukan perbandingan antara majalah dengan edisi yang berbeda sehingga kecenderungan isi komunikasi dapat terlihat dengan jelas.
4.4.1. Kecenderungan isi majalah Media Kominfo Volume 1 No. 1 – 2006 Pada volume I No. 1 tahun 2006-2007 adalah edisi perdana majalah MEDIA KOMINFO isi komunkasi dalam setiap rubrik cenderung bersifat informatif yaitu 77,4% dari keseluruhan paragraf yang diteliti, karena pesan yang dimuat bersifat pengenalan identitas perusahaan, sejarah berdirinya, sebagai sebuah Departemen yang baru saja dibentuk, pengenalan majalah Media Kominfo.
43
Selain itu juga terdapat pemberitaan-pemberitaan tentang kegiatan Departemen Komunikasi dan informatika yang terdapat dalam rubrik Seputar Depkominfo. Tabel 4.1 Analisis Kecenderungan Isi Komunikasi No.
KATEGORI
Frekuensi
Persentase
1.
Informatif
24
77,4%
2.
Edukatif
7
22,6%
3.
Rekreatif
0
0%
Dibawah ini salah satu paragraf yang memiliki kecenderungan isi informatif antara lain: -
Volume I No. 1 – 2006, rubrik Kolom dengan judul “Deppen dan Kominfo Dimana Bedanya?” Paragraf 9 ”Perbedaan kedelapan antara Deppen dan Kominfo adalah mengenai ”public information service” (pelayanan informasi publik). Terlepas dari segala kekurangan dan kejelekannya. Deppen dulu mempunyai kegiatan untuk memberikan informasi kepada publik, misalnya sosialisasi UU baru, atau suatu kebijakan baru pemerintah. Ini yang hanya kurang atau tidak dilakukan Kominfo, padahal Depkominfo ini punya Direktorat Jenderal Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi. Siapa kira-kira di Republik ini yang ”bertanggung jawab” untuk mensosialisasikan bahwa UUD45 sudah 4 kali diamandemen? Mungkin perlu diperjelas, informasi yang bagaimana yang akan di diseminasi oleh Direktorat Jenderal ini. Memang Kominfo pernah melakukan hal ini (kalau ini bisa dianggap diseminasi informasi), yaitu pemasangan iklan layanan masyarakat yang berhubungan dengan kenaikan BBM. Namun, selanjutnya belum terlihat lagi upaya-upaya seperti ini.”
44
Dalam kalimat ini terlihat dengan jelas menginformasikan perbedaan antara Departemen Penerangan dengan Departemen Komunikasi dan Informatika. Kecenderungan isi edukatif juga terdapat dalam majalah Media Kominfo Volume I ini yaitu: -
Volume I No. 1 – 2006, rubrik Kemitraan dengan judul ”Memorandum of Understanding Depkominfo – Microsoft” Paragraf 4 “Membalas sambutan Menkominfo, Presiden Direktur PT. Microsoft Indonesia, Tony Chen menyatakan bahwa membantu pemerintah untuk mewujudkan perekonomian Indonesia yang berbasis pengetahuan merupakan salah satu visi utama Microsoft Indonesia. ”Melalui kerjasama ini, kami akan membantu lembaga pemerintah mengimplementasikan sistem teknologi Microsoft sesuai dengan kebutuhannya.” Diterangkan pada paragraf tersebut, Presiden Direktur PT. Microsoft
Indonesia, Tony Chen setuju untuk bekerjasama dengan Depkominfo dan membalas sambutan Menkominfo dengan mengatakan, ”karena membantu pemerintah dengan mewujudkan perekonomian Indonesia yang berbasis pengetahuan merupakan salah satu visi utama Microsoft Indonesia”.
4.4.2. Kecenderungan isi majalah Media Kominfo Volume I No. 2 - 2006 Pada Volume I No. 2 – 2006, majalah MEDIA KOMINFO banyak mengulas mengenai kegiatan-kegiatan Departemen Komunikasi dan Informatika beserta mitra kerjanya, bersifat informatif yaitu sekitar 62,5%.
45
Tabel 4.2 Analisis Kecenderungan Isi No.
KATEGORI
Frekuensi
Persentase
1.
Informatif
20
62,5%
2.
Edukatif
11
34,4%
3.
Rekreatif
1
3,1%
Salah satu contoh kutipan isi berita yang memiliki kecenderungan isi bersifat informatif antara lain: -
Volume I No. 2 – 2006, rubrik Dari Kami. Paragraf 3
”Keprihatinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terhadap program acara dan isi siaran media elektronik di tanah air yang dewasa ini cenderung menengahkan tayangan kekerasan dan melanggar norma kesusilaan, dapat pula anda baca dalam sajian kami kali ini. Demikian pula artikel-artikel menarik yang ditulis oleh para pakar. Di seputar kegiatan Departemen Komunikasi dan Informatika dalam mewujudkan masyarakat informasi Indonesia, dapat dibaca tulisan, antara lain Musya Asy’arie yang mengulas ’Peran Komunikasi Depkominfo Pasca Reformasi’, Yappi Manafe menjabarkan ’Kecenderungan Regulasi di Bidang ICT’. Ada juga tulisan lepas tentang ’Korupsi’ yang ditulis oleh Chairul Imam.”
Kutipan berita di atas menjelaskan isi majalah Media Kominfo terutama yang berhubungan dengan berita kekerasan tanyangan media elektronik di tanah air. Selain itu juga menginformasikan artikel-artikel yang ditulis oleh para pakar. Salah satu contoh berita yang bersifat edukatif antara lain: -
Volume I No. 2 – 2006, rubrik Kemitraan dengan judul ”MoU Depkominfo dan BPKP”
46
Paragraf 6 ”Menpan Taufik Effendi yang menyaksikan penandatanganan MoU tersebut menyatakan bahwa penandatanganan MoU antara Depkominfo dan BPKP ini merupakan hal positif sehubungan dengan perlunya memberikan paradigma baru bahwa BPKP bukanlah lembaga yang harus ditakuti karena berurusan dengan pencatatan aset. ”BPKP adalah mitra Departemen dan lembaga dalam menciptakan pemerintahan yang bersih,” tegasnya.”
Pada kutipan berita diatas dapat dilihat komentar dari Menpan Taufik Effendi sehubungan dengan MoU penandatanganan kerjasama tersebut. Dari kutipan wawancara diatas dapat dilihat bahwa Menpan sangat mendukung kerjasama tersebut. Selain berita yang bersifat informatif dan edukatif, pada edisi kali ini juga terdapat berita yang bersifat rekreatif, yaitu sebuah gambar kartun yang merupakan kritikan atau disebut juga pojok atau sentilan, yang mewakili 3,1% dari isi majalah. Di bawah ini kutipan dari gambar kartun yang terdapat dalam rubrik Kolom dengan judul ”Korupsi Kebutuhan atau Keserakahan”, yang ditulis oleh Chairul Imam.
47
Dari gambar tersebut terlihat dengan jelas seseorang yang sedang berpidato dengan meneriakan kata-kata ”Jangan Korupsi”, tetapi dia berdiri diatas bungkusan uang yang kemungkinan besar uang tersebut hasil korupsi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa gambar tersebut adalah sebuah kritikan atau sindiran.
4.4.3. Kecenderungan isi majalah Media Kominfo Volume II No. 1 – 2007 Pada majalah MEDIA KOMINFO Volume II No. 1 – 2007, isi pesan masih cenderung bersifat informatif yaitu 72,7%. Ini disebabkan karena dimuatnya pemberitaan-pemberitaan yang menyangkut perusahaan yang antara lain seperti pelantikan pejabat, diklat Depkominfo, forum komunikasi kehumasan, kunjungan Menteri Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang, peluncuran eanouncement. Informasi-informasi yang dimuat pun dilengkapi dengan foto berwarna yang dapat menjelaskan kegiatan lebih detail. Tabel 4.3 Analisis Kecenderungan Isi No.
KATEGORI
Frekuensi
Persentase
1.
Informatif
24
72,7%
2.
Edukatif
9
27,3%
3.
Rekreatif
0
0%
Salah satu contoh berita yang bersifat informatif antara lain: -
Volume II No. 1 – 2007, rubrik Kolom dengan judul ”Cara Sehat jadi Karyawan”
48
Paragraf 12 ”Lauk pauk idealnya berasal dari lebih empat menu di meja makan setiap harinya. Dari menu yang berganti-ganti dari hari ke hari, lebih mendekati kelengkapan menu yang tubuh harus terima setiap hari. Selain itu, utamakan pula sedikitnya 4-5 porsi buah dan sayur mayur yang kaya kandungan mineral, dan vitaminnya. Tak perlu buah impor, karena sejatinya buah lokal jauh lebih menyehatkan. Dan jauhkan jenis menu restoran, atau jajanan diluar, yang selain bahannya belum tentu segar, kandungan penyedap, pengawet, dan pewarna buatan, serta garam dapur berlebihan sisi yang tidak menyehatkan tubuh.” Rubrik Kolom adalah rubrik yang isi beritanya merupakan hasil tulisan dari pembaca majalah Media Kominfo yang biasanya adalah seorang tokoh pemerintahan ataupun pejabat dari Departemen Komunikasi dan Informatika itu sendiri. Untuk edisi kali ini penulis rubrik Kolom adalah seorang dokter, yaitu Dr. Handrawan Nadesul. Ia menulis seputar masalah kesehatan, penyakit yang sering dialami seorang karyawan dan cara penanggulangannya. Setelah melalui proses analisis dapat diketahui bahwa rubrik Kolom dilihat dari isi beritanya bersifat informatif. Salah satu isi paragraf yang bersifat eduaktif antara lain: -
Volume II No. 1 – 2007, rubrik Dari Kami. Paragraf 2
”Dari fakta itu, kami bertekad untuk memperbaiki diri. Berusaha menampilkan sajian yang lebih menarik, mengurangi kesalahan-kesalahan dalam pencetakan, dan bisa memenuhi kebutuhan pembaca. Oleh karena itu, dalam nomor ini, kami sajikan kegiatan dan hasil-hasil yang telah dicapai Depkominfo pada tahun lalu dan beberapa kegiatan yang telah mulai dilaksanakan pada awal tahun 2007 ini.”
49
Mengapa dikatakan bersifat edukatif, dapat terlihat pada contoh paragraf diatas adanya kalimat ”kami bertekad untuk memperbaiki diri”, dari kalimat tersebut jelaslah bahwa redaksi telah memberikan tanggapannya tentang perbaikan isi majalah seperti yang diinginkan oleh para pembaca.
4.4.4. Kecenderungan isi majalah Media Kominfo Volume II No. 2 – 2007 Pada Volume II No. 2 – 2007 majalah MEDIA KOMINFO cenderung bersifat informatif, karena pesan-pesan yang dimuat lebih bersifat menerangakan atau mengumumkan, yaitu berjumlah 66,7%, informasi yang berupa kerjasama antara Departemen Komunikasi dan Informatika dengan mitra kerjanya, workshop rencana kerja 2008, aksi donor darah Depkominfo peduli serta kegiatan-kegiatan lainnya berupa bimbingan teknis pengadaan barang dan jasa pemerintah bagi PNS di Depkominfo, loka monitor Jambi, pembahasan DIM RUU ITE (Daftar Inventarisasi Masalah Rancangan Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik). Tabel 4.4 Analisis Kecenderungan Isi No.
KATEGORI
Frekuensi
Persentase
1.
Informatif
26
66,7%
2.
Edukatif
13
33,3%
3.
Rekreatif
0
0%
50
Pada majalah Media Kominfo Volume II No. 2 - 2007 bersifat Informatif yakni 66,7% dari isi beritanya, kemudian 33,3% bersifat edukatif. Dikatakan bersifat informatif dapat dilihat dari kutipan paragraf di bawah ini: -
Volume II No. 2 – 2007, rubrik Dari Kami. Paragraf 3 ”Kemajuan lainnya dibidang telematika, khususnya kian canggihnya telepon seluler semakin memudahkan para pelaku bisnis dalam menjalankan usahanya. Kemana saja mereka pergi hubungan bisnis tidak terhambat karena fasilitas telepon seluler yang mobile kian mempermudah mereka dalam melakukan kontak bisnis. Namun, penggunaan telepon seluler di dalam pesawat udara dapat menimbulkan bahaya bagi penerbangan yang sedang berlangsung. Bahaya itu berupa terganggunya komunikasi antara pilot dengan menara pengawas di bandara. Dan, lebih fatal lagi, dapat menimbulkan kecelakaan pesawat karena gangguan navigasi. Sejauh mana tingkat gangguan itu, dapat diikuti dalam Media Kominfo kali ini.” Pada paragraf di atas redaksi menuliskan tentang ringkasan isi berita yang
terdapat dalam majalah Media Kominfo terutama yang berhubungan dengan akibat yang akan ditimbulkan dalam menggunakan telepon seluler dalam pesawat. Selain terdapat isi berita informatif juga terdapat isi berita edukatif. Hal tersebut dapat diperjelas melalui kutipan dari paragraf berikut ini: -
Volume II No. 2 – 2007, rubrik Kolom dengan judul ”Cara Akses Internet” Paragraf 1
”Penulis teringat pada satu dialog lima tahun silam, yaitu ketika Kementrian Kominfo baru diresmikan dalam Kabinet Presiden Megawati. Dialog tersebut berkisar seputar internet karena memang salah satu urusan yang diemban Kominfo adalah bidang ICT. Pada dialog tersebut, teman bicara penulis begitu yakin sekali, bahwa akses internet dapat dilakukan hanya dengan menghubungkan komputer ke terminal telepon, selesai. Tidak terpikir olehnya, bahwa gerbang menuju jaringan global tersebut harus melalui provider, harus komputernya terdaftar pada jaringan dengan satu alamat tertentu yang unik, dsb. Pokoknya singkat kata,
51
dengan cara yang diketahuinya itu, akses internet dapat dilakukan. Apalagi mikirin protokol TCP/IP yang menjadi pengatur dalam hubungan jaringan global tersebut. Itu pertanda bahwa dia adalah pure-end-user, pengguna yang sejati atau dalam bahasa sundanya adalah pengguna yang ’basajan’.” Kutipan isi berita diatas dikatakan edukatif karena sebagian besar isinya menceritakan tentang pengalaman hidup sang penulis. Selain itu juga mengajarkan orang dalam cara mengakses internet yang benar.
4.4.5. Kecenderungan Isi Majalah Media Kominfo Volume II No. 3- 2007. Pada majalah Media Kominfo Volume II No. 3-2007 berita-berita yang muncul antara lain adalah tentang peningkatan SDM, juga masih terdapat pembahasan tentang Opensource, pengaruh siaran televisi kepada masyarakat, penandatanganan MoU, serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan Depkominfo seperti; forum diskusi, workshop, diklat pegawai, dan kunjungan ke Balai Monitor Batam. Pada edisi kali ini majalah Media Kominfo bersifat informatif, karena berdasarkan hasil analisis 73,9% rubriknya bersifat informatif, kemudian 26,1% sisanya bersifat edukatif. Tabel 4.5 Kecenderungan Isi Komunikasi No.
KATEGORI
Frekuensi
Persentase
1.
Informatif
34
73,9%
2.
Edukatif
12
26,1%
3.
Rekreatif
0
0%
52
Salah satu contoh berita yang bersifat informatif antara lain: -
Volume II No. 3 – 2007, rubrik Dari Kami. Paragraf 3 ”Siaran televisi yang diyakini memberikan informasi kepada masyarakat, namun masih tetap dianggap berdampak negatif bagi masyarakat. Seminar ”Pengaruh Siaran Televisi Terhadap Masyarakat, Khususnya Adegan Pornografi dan Kekerasan” yang diselenggarakan di Jakarta mengungkapkan siaran televisi dapat mendorong realitas sosial dan fenomena berbagai macam bentuk kekerasan dan kenakalan, seperti tawuran atau perkelahian massal, penggunaan obat-obatan terlarang dan tindakan kriminal lainnya. Karena itu seminar tersebut merekomendasikan agar instansi terkait melakukan langkahlangkah persuasif dalam menyikapi maraknya berbagai tayangan pornografi dan kekerasan melalui televisi.” Terlihat pada paragraf di atas, redaksi menjelaskan isi majalah Media
Kominfo yang berkaitan dengan seminar ”Pengaruh Siaran Televisi Terhadap Masyarakat, Khususnya adegan Pornografi dan Kekerasan”. Berdasarkan kategorisasi isi komunikasi paragraf diatas bersifat informatif. Salah satu contoh paragraf yang bersifat edukatif antara lain: -
Volume
II
No.
3
–
2007,
rubrik
Kemitraan
dengan
judul
“Penandatanganan Nota Kesepahaman Depkominfo Dengan BPKP” Paragraf 5
”Di akhir laporannya, Arie mengatakan kepada Menpan bahwa Depkominfo sejak awal aktif berusaha untuk meningkatkan good corporate governance sebelum masalah inventarisasi dilakukan. Sementara itu Menkominfo Dr. Sofyan A. Djalil, SH, MA, MALD, mengatakan, kerja sama dengan BPKP ini merupakan langkah awal dalam pelaksanaan kegiatan inventarisasi yang akan dilakukan di seluruh lingkungan Depkominfo.”
53
Dari kutipan paragraf 8 di atas dapat dilihat adanya kata-kata ”Menkominfo Dr. Sofyan A. Djalil, SH, MA, MALD, mengatakan” yang menjelaskan bahwa kalimat di atas merupakan pendapat dari Dr. Sofyan A. Djalil, Menkominfo. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa paragraf di atas bersifat edukatif.
4.5. Pembahasan Majalah internal adalah salah satu perangkat komunikasi humas dalam menjangkau khalayak internal dari perusahaan atau instansi dimana humas tersebut berada. Majalah internal itu sendiri dibuat dalam rangka menjembatani interaksi antar pegawai. Dengan menganalisis kecenderungan isi majalah internal Media Kominfo dapat dilihat apakah interaksi yang terjalin antar publik internal dalam Departemen Komunikasi dan informatika berlangsung sesuai harapan. Menurut Onong Uchjana sifat pesan dalam majalah internal memiliki tiga kategori yaitu bersifat informatif, edukatif dan rekreatif. 1. Sifat pesan informatif adalah rubrik yang isinya memuat penyebarluasan pesan disertai penjelasan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada pembacanya yang biasanya merupakan hal atau peristiwa baru. 2. Sifat pesan edukatif adalah rubrik yang isinya memuat hal-hal yang mendidik dan mengajarkan suatu hal pada pembacanya, sehingga pembaca memiliki wawasan dan keterampilan.
54
3. Sifat pesan rekreatif adalah rubrik yang isinya memuat informasi yang dikemas sedemikian rupa sehingga mengandung unsur menghibur pembacanya. Melihat dari tujuan penelitan untuk mengetahui kecenderungan isi majalah Media Kominfo Departemen Komunikasi dan Informatika, peneliti memberikan kategorisasi
yang dapat menjadi arahan para juri dalam menentukan
kecenderungan isi tersebut. Sampai pada bab ini peneliti telah berhasil melewati tahapan penelitian mulai dari pengumpulan data, pengujian reliabilitas terhadap kategorisasi hingga analisa hasil penelitian. Pengujian reliabilitas merupakan faktor penting apakah penelitian ini dapat dilanjutkan atau tidak. Namun semua dapat dilewati hingga peneliti sampai pada bab pembahasan ini. Seperti yang di jelaskan sebelumnya bahwa isi dari majalah internal memiliki tiga sifat pesan yaitu informatif, edukatif dan rekreatif. Hasil penilaian koder menyebutkan bahwa sebagian besar isi pesan majalah Media Kominfo bersifat informatif. Ini berarti majalah Media Kominfo cenderung memberikan informasi yang aktual tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan ataupun kejadian-kejadian baru yang berhubungan dengan perusahaan. Dari kecenderungan isi yang ada dalam penelitian, sebagian besar memiliki kecenderungan isi informatif. Sehingga secara keseluruhan isi majalah, sejauh ini didapati bahwa isi pesan majalah Media Kominfo cenderung informatif. Hasil penellitian ini berkaitan dengan penjelasan peneliti sebelumnya pada kerangka pemikiran bahwa dalam bukunya Teori dan Profesi Kehumasan, Anggoro menyebutkan bahwa tujuan utama diterbitkannya media internal adalah
55
memberikan informasi kepada para karyawan mengenai kebijakan dan kegiatan perusahaan, menstimulasi peningkatan produksi dengan memperkenalkan penampilan individual yang baik dan menekankan kebutuhan akan hasil yang lebih baik oleh para karyawan, serta membantu meningkatkan semangat kerja dan loyalitas.27
27
M. Linggar Anggoro, Op. Cit. Hal. 213
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Sebagai bagian terakhir dari skripsi ini mengenai “Analisis Isi Majalah Media Kominfo Sebagai Majalah Internal Departemen Komunikasi Dan Informatika” periode Juli 2006 – September 2007, Maka dalam bab V ini penulis mencoba mengajukan beberapa hal sebagai kesimpulan dan saran.
5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis isi dan pembahasan, peneliti merumuskan beberapa kesimpulan untuk menjawab permasalahan serta yang jadi tujuan dari penelitian ini. Kesimpulan kecenderungan isi komunikasi majalah Media Kominfo pada periode Juli 2006 – September 2007, sebagai berikut: 1. Kecenderungan isi majalah internal Media Kominfo Departemen Komunikasi dan informatika selama periode Juli 2006 – September 2007 bersifat informatif. Hal ini dapat disimpulkan dari hasil penelitian sebagian besar bersifat informatif. 2. Isi pemberitaan dalam majalah cukup lengkap dalam hal yang bersifat informatif, sehingga para pembacanya tidak akan ketinggalan dalam mengetahui isu-isu yang berkembang yang berhubungan dengan Depkominfo.
56
57
5.2. Saran Dari kesimpulan yang telah diuraikan oleh penulis, maka untuk lebih memberikan suatu masukan bagi perusahaan, maka penulis akan memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Isi pesan dalam rubrik pada majalah Media Kominfo sebaiknya lebih diperhatikan dengan menambah rubrik yang bersifat menghibur atau rekreatif karena diperlukan dalam rangka menghibur para pembaca, sehingga pembaca tidak merasa bosan dengan isi majalah. Redaksi dapat menambah rubrik TTS (Teka-Teki Silang), karena selain menghibur rubrik TTS juga dapat menambah pengetahuan pembaca khususnya karyawan Depkominfo. 2. Lebih spesifik penulis menyarankan agar majalah Media Kominfo menyediakan rubrik surat pembaca dalam menampung aspirasi karyawan terhadap Depkominfo sekaligus dapat menjembatani komunikasi antara atasan dengan bawahan. Dengan demikian penulis berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat serta dapat dilanjutkan oleh kalangan akademis. Saran dari penulis agar hasil penelitian dapat dikembangkan dengan tekhnik penelitian lanjutan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, I Gusti Ngurah, 1993, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Anggoro, M. Linggar, 2001, Teori dan Profesi Kehumasan, Jakarta: PT. Bumi Aksara. Bulaeng, Andi, 2004, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer, Yogyakarta: Andi. Effendy, Onong Uchjana, 1993, Human Relations dan Publik relations, Bandung: Mandar Maju. Hasan, M. Iqbal, 2002, Pokok-pokok Materi: Metode Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia. Krippendorf, Klaus, 1991, Analisa Isi (Pengantar Teori dan Metodologi), Jakarta: PT. Rajawali Press. Kusumastuti, Frida, 2004, Dasar-Dasar Humas, Bogor: PT. Ghalia Indonesia. Moore, H. Frazier, 2005, Humas Membangun Citra dengan Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Muhammad, Arni, 2005, Komunikasi Organisasi, Jakarta: PT. Bumi Aksara. Mulyana, Deddy, 2000, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nazier, Muhammad, 1998, Metode Penelitian, Jakarta: PT. Ghalia Indonesia. Rumanti, St. Maria A. 2002, Dasar-Dasar Public Relations, Jakarta: PT. Gramedia.
vi
Ruslan, Rosady,1999, Manajemen Humas dan Manajemen komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Setiawan, Bambang, 1983, Content Analysis, Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada. Soemirat, Soleh dan Elvinaro Ardianto, 2002, Dasar-Dasar Public Relations, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Wimmer, Roger D. 1987, Mass Media Research, California: Wadswort Publishing Company.
vii