EFEKTIVITAS KINERJA TIM PENGAMAT PEMASYARAKATAN DALAM PROSES PEMASYARAKATAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II A MAROS
PERFORMANCE EFFECTIVENESS OF SOCIAL OBSERVING TEAM IN SOCIAL PROCESS IN CORRECTIONAL INSTITUTION CLASS IIA MAROS
Abdullah,Nursini2,Muhammad Ashri3 1
Mahasiswa PPW, Program Pascasarjana, Universitas Hasanuddin Makassar 2 Dosen PPW,Program Pascasarjana, Universitas Hasanuddin Makassar 3 Dosen Hukum, Program Pascasarjana, Universitas Hasanuddin Makassar
Alamat Korespondensi : Abdullah Jalan Raya Kariango Km.3 Mandai Kabupaten Maros HP. +6285242867572 Email :
[email protected].
Abstrak : Penelitian ini bertujuan mengetahui dan menganalisis efektivitas kinerja Tim Pengamat Pemasyarakatan dalam proses pemasyarakatan pada Lembaga Pemasyarakatan Klas IIAMaros serta faktor-faktor penghambat yang dapat mempengaruhi kinerja Tim Pengamat Pemasyarakatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptifkualitatif. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, quesioner, observasi, Data dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan tabel, selanjutnya dinarasikan. Efektifitas kinerja Tim Pengamat Pemasyarakatan ditinjau dari aspek produktivitas, kualitas layanan, responsivitas, responsibilitas dan akuntabilitas implementasinya belum terlaksana dengan baik. Tujuan yang diharapkan diantaranya, banyaknya narapaidana yang memperoleh asimilasi dan integrasi di masyarakat seperti PB, CMB, dan CB belum terealisasi secara maksimal.
Kata Kunci: efektivitas, kinerja Tim Pengamat Pemasyarakatan
Absract : The research aimed at investigating and elaborating the perfomance effectiveness of the Social ObservingTeam in the Correctional Institution Class IIA Maros,and the inhibiting factors which could influence the perfomance of the Social Observing Team. The research used a qualitative descriptive method, i.e. by describing and explaining the perfomance of the Social Observing Team in the Correctional Institution Class IIA Maros. Date colletion techniques used were an interviuw, a questionaire, and observation. The date were analysed qualitatively by using tables, they were then narrated. The research result indicates that the perfomance effectiveness of the Social Observing Team viewed from the implementations of the aspects of productivity, service quality, responsiveness, responsibility, and accountability has not been performed well. The objective expected, among others, many prisoners who obtain assimilation and integration in the community such as: PB, CMB, and CB have not been realized maximally.
Key-words: Effectiveness, Perfomance of Social Observing Team.
PENDAHULUAN Pasal 45 ayat (4) Undang-undang Nomor 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan menjelaskan bahwa Tim Pengamat Pemasyarakatan yang terdiridari Pejabat Lembaga Pemasyarakatan, Pejabat Balai Pemasyarakatan atau Pejabat terkait lainnya bertugas:a). Memberikan saran mengenai bentuk dan
program pembinaan,
pengamanan dan
pembimbingan dalam melaksanakan sistem pemasyarakatan, b).Membuat penilaian atas pelaksanaan program pembinaan, pengamanan dan pembimbingan, c).Menerima keluhan dan pengaduan dari warga binaan pemasyarakatan. Selanjutnya dalam pasal 14 Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-Undangan Republik Indonesia Nomor M.02.PR.08.03 tahun 1999 tentang Pembentukan Balai Pertimbangan Pemasyarakatan dan Tim Pengamat Pemasyarakatan diuraikan tugas masingmasing tingkat Tim Pengamat Pemasyarakatan. Pada tingkat daerah bertugas memberikan saran dan pertimbangan pengamatan kepada Kepala Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan. Lebih lanjut dikatakan dalam Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-Undangan Republik Indonesia Nomor : M.02.PR.08.03 Tahun 1999 tentang Pembentukan Balai Pertimbangan Pemasyarakatan dan Tim Pengamat Pemasyarakatan (pasal15), fungsi Tim Pengamat Pemasyarakatan adalah: a). Merencanakan dan melakukan persidangan– persidangan, b). Melakukanadministrasi persidangan, inventarisasi dan dokumentasi. Parameter yang dapat dijadikan ukuran aman atau tertibnya suatu Lembaga Pemasyarakatan atau Rumah Tahanan Negara antara lain tingkat pelarian narapidana atau tahanan,perkelahian, unjuk rasa, pemberontakan, perjudian, perdagangan danpenyelundupan barang-barangterlarang seperti senjata tajam, narkotika dan obat terlarang lainnya.Sedangkan parameter yang dijadikan ukuran berhasil tidaknya proses pembinaan narapidana dalam Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara dapat dilihat dari banyaknya Warga Binaan Pemasyarakatan yang bebas sebelum waktunya yakni mendapatkan Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat, serta banyaknya warga binaan pemasyarakatan mendapatkan Cuti Mengunjungi Keluarga. Dwiyanto dkk (2005), Rendahnya kinerja Tim Pengamat Pemasyarakatan dilihat dari perspektif teori prestasi kerja sangat dipengaruhi oleh faktor motivasi dan kemampuan pegawai. Namun dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada faktor:Tingkat Produktivitas,
Kualitas
Layanan,
Responsivitas,
Responsibilitas,
dan
Akuntabilitas.Winardi (2002), Motivasi yang rendah dapat terjadi sebagai akibat dari rendahnya tingkat pemenuhan kebutuhan dasar pegawai yang ada seperti kebutuhan psykologis dan kebutuhan akan penghargaan, serta kurang memahami tugas dan fungsi
sebagai anggota Tim Pengamat Pemasyarakatan. Berkenaan dengan kinerja perlu dipahami beberapa pengertian tentang kinerja seperti : 1).Amstrong (2000) mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja pegawaiyaitu kemampuan, kompetensi, keterampilan, motivasi dan kepemimpinan serta faktor lingkungan.Faktor kepemimpinan dapat dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi tingkat kinerja karena kepemimpinan yang menentukan kebijakan, arah dan strategi serta iklim organisasi, termasuk kinerja pegawai, 2).Simanjuntak (2005) kinerja adalah tingkat pencapaian hasil ataspelaksanaan tugas tertentu dalam hal ini mencakup kinerja individu, kinerja kelompok,kinerja perusahaan yang dipengaruhi faktor intern dan ekstern. Menurut Furtwengler (2002)kinerja dilihat dari hal kecepatan, kualitas, layanan dan nilai maksudnya kecepatan dalamproses kerja yang memiliki kualitas yang terandalkan dan layanan yang baik dan memilikinilai merupakan hal yang dilihat dari tercapainya kinerja atau tidak, 3).Cetak Biru Pembaharuan Pelaksanaan Sistem Pemasyarakatan (2009), Bagi Negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila, pemikiran mengenai fungsi pemidanaan tidak lagi sekedar penjeraan, tetapi merupakan suatu usaha rehabilitasi dan reintegrasi sosial warga binaan pemasyarakatan yang dilaksanakan secara terpadu antara pembina, yang dibina, dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas warga binaan pemasyarakatan agar menyadari kesalahannya, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi melakukan tindak pidana di masa yang akan datang.Payaman,J.S. (2005), mengemukakan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang yang digolongkan dalam 3 kelompok yaitu a). Kompetensi Individu, b). Dukungan Organisasi, c). Dukungan Manajemen. Adapun tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui dan menganalisis efektifitas kinerja Tim Pengamat Pemasyarakatan serta untuk mengetahui faktor-faktor penghambat yang
dapat
mempengaruhikinerja
Tim
Pengamat
Pemasyarakatandalam
proses
pemasyarakatan pada Lembaga Pemasyarakatan Klas II AMaros.
METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 03 (tiga) bulan mulaiJanuari sampai Maret 2012, berlokasi di Kantor Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Kabupaten Maros.Pemilihan lokasi tersebut oleh penulis dianggap sebagai tempat yang tepat karena sesuai dengan topik penelitian serta sekaligus merupakan tempat bertugas dari peneliti.
Pengumpulan Data Guna mengumpulkan data di lapangan peneliti menggunakan tehnik pengumpulan data berupa : (1)Observasi; yaitu, mengamati gejala yang diteliti dalam hal ini panca indera manusia (penglihatan dan pendengaran) diperlukan untuk menangkap gejala yang diamati. Apa yang ditangkap tadi dicatat dan selanjutnya catatan tersebut dianalisis. Dalam pengamatan yang diamati harus sesuai dengan masalah penelitian.Peneliti melakukan pengamatan melalui penglihatan tentang pelaksanaan kinerja Tim Pengamat Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Maros.Sasaran pengamatan diarahkan kepada pokok permasalahan dalam penelitian, yakni: - kinerja Tim Pengamat Pemasyarakatan, pelaksanaan sidang-sidang,,- sarana dan prasarana sidang, pelayanan terhadap narapidana, -. (2)Wawancara; Untuk memperoleh data keseluruhan, maka peneliti menggunakan tehnik wawancara, tehnik ini untuk melengkapi data yang diperoleh pada tehnik pengamatan. (3) Informan; Informan dalam penelitian ini adalah anggota Tim Pengamat Pemasyarakatan berjumlah 8 (delapan) orang, Kalapas 1 (satu) orang, Kasubag TU (Kepala Sub Bagian Tata Usaha) 1 (satu) orang dan 10 (sepuluh) orang narapidana. Analisis data Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan metode pendekatan kualitatif, artinya peneliti menjelaskan pelaksanaan kinerja Tim Pengamat Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan klas II A Maros.Data yang terkumpul merupakan data mentah. Untuk dapat disajikan data dari lapangan harus diolah dan dianalisa terlebih dahulu.Untuk pengolahan data, setelah data pengamatan dan data hasil wawancara terkumpul, maka peneliti melakukan analisis data.Analisis atau pengolahan data dilakukan dengan mengklasifikasikan data. Klasifikasi data dilakukan dengan mengelompokkan data yang seragam, artinya mengelompokkan data dari hasil wawancara yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Selanjutnya peneliti melakukan analisis berdasarkan kesamaan ciri-ciri data tersebut.
HASIL Dari data jumlah pegawai yang terdapat di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Maros sebanyak 69 orang pegawai,telah ditetapkan anggota Tim Pengamat Pemasyarakatan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Maros Nomor : W15.E8-PL.01.01 Tahun 2012 berjumlah 8 (delapan) orang, yaitu pejabat struktural teknis pemasyarakatan.
Lembaga PemasyarakatanKlas II A Marosberkapasitas 202 orang .Pada akhir Bulan Maret 2012 jumlah warga binaan pemasyarakatan sebanyak 224 orang dengan perincian narapidana pria sebanyak 160 orang wanita 3 orang, sedangkan tahanan pria sebanyak 59 orang dan wanita 2 orang. Sementara itu jika melihat karasteristik warga binaan Lapas Klas II A Maros berasal dari latar belakang kesukuan yang berbeda antara lain: a). Suku Makassar (berasal dari Kabupaten Maros, Gowa, Takalar). b). Suku Bugis berasal dari Kabupaten Bone, Pangkep, Pinrang, Enrekang dan beberapa Kabupaten lainnya yang ada di Sulawesi Selatan ( warga binaan pindahan).
PEMBAHASAN Pelaksanaan kinerja Tim Pengamat Pemasyarakatan di Lapas Klas II A Maros ditinjau dari beberapa aspek atau indikator kinerja sebagaimana diungkapkan oleh Dwiyanto dkk dalam bukunya Reformasi Birokrasi Publik(2008:51)yakni : 1).Produktivitas. Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga efektivitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai rasio antar Input dengan output.Konsep produktivitas dirasa terlalu sempit dan kemudian General Accounting Office (GAO) mencoba mengembangkan satu ukuran produktivitas yang lebih luas dengan memasukkan seberapa besar pelayanan publik itu memiliki hasil yang diharapkan sebagai salah satu indikator kinerja yang penting.2).Kualitas Layanan. Isu mengenai kualitas layanan cenderung menjadi semakin penting dalam menjelaskan kinerja organisasi pelayanan publik.Banyak pandangan negatif yang terbentuk mengenai organisasi publik muncul karena ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas layanan yang diterima dari organisasi publik.Dengan demikian, kepuasan masyarakat terhadap layanan dapat dijadikan indikator kinerja organisasi publik. 3).Responsivitas.Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, dan mengembangkan programprogram pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara singkat responsivitas disini menunjuk pada keselarasan antara program dan kegiatan pelayanan dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.Responsivitas dimaksudkan sebagai salah satu indikator kinerja karena responsivitas secara langsung menggambarkan kemampuan organisasi publik dalam menjalankan misi dan tujuannya, terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, 4) Responsibilitas. Responsibilitas menunjukkan bahwa apakah kegiatan pelayan itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi baik yang eksplisit maupun yang implisit, karena responsibilitas kadangkala dihadapkan pada responsivitas , oleh karena terjadi dinamika
pembinaan yang lebih cepat dari organisasi. Indikator dari responsibilitas diarahkan kepada persyaratan
administrasi
yang
sesuai
dengan
tatanan
administrasi
dan
prosedur
pelaksanaanmenurut kebutuhan.5) Akuntabilitas menunjukan kebijakan dan kegiatan unit kerja sebagai organisasi yang harus mampu mempertanggung jawabkan seluruh akitifitas dan operasionalnya. Ukuran kinerja dari lembaga teknis atau instansi pemerintah secara umum sesuai modul sosialisasi sistem akuntabilitas instansi pemerintah yang meliputi beberapa indikator sebagai berikut: input, output, proses, outcome, benefit, impact.
KESIMPULAN DAN SARAN Efektivitas kinerja Tim Pengamat Pemasyarakatan ditinjau dari aspek produktivitas, kualitas layanan, responsivitas, responsibilitas dan akuntabilitas implementasinya belum sepenuhnya terlaksana, halinidisebabkan karena tujuan yang diharapkan sesuai rencana yang telah ditetapkan diantaranya semakin banyaknya narapaidana yang memperoleh asimilasi dan integrasi di masyarakat seperti PB, CMB, dan CB belum terwujud secara maksimal, sidangsidang TPP belum berjalan dengan baik, serta tugas dan fungsi TPP belum dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.Kompetensi individu, diantaranya
kemampuan dan
keterampilan kerja, motivasi dan etos kerja yang rendah, kurangnya dukungan organisasi dan dukungan
manajemen
dapat
menjadi
faktor
penghambat
kinerja
Tim
Pengamat
Pemasyarakatan. Motivasi dan semangat kerja yang tinggi akan meningkatkan efektivitas kinerja Tim Pengamat Pemasyarakatan, begitu pula sebaliknya. Agar lebih memperhatikan warga binaan pemasyarakatan yang telah memenuhi persyaratan baik administratif maupun substantif untuk diusulkan dan dimasukkan dalam agenda sidang TPP sebagai perwujudan pelaksanaan proses pemasyarakatan dengan menghindari sikap diskriminatif dan pilih kasih terhadap narapaidana.Perencanaan
dan
penyusunan
program
pembinaanhendaknya
lebih
ditingkatkan, peningkatan sumber daya personil pegawai, perhatian akan kebutuhan dan pemberian penghargaan, hendaknya diperhatikan oleh atasan ataupun para penentu kebijakan seperti Kalapas, Kakanwil dan Direktur Jenderal Pemasyarakatan sehingga kinerja pegawai khusunya Tim Pengamat Pemasyarakatan serta kualitas warga bianaan pemasyarakatan dapat semakin meningkat.
DAFTAR PUSTAKA Amstrong, (2002). Perfomance Manajement.Raja Grafindo Persada, Jakarta. Anonim, (1995).Undang-undang Republik Indonesia No.12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (2003) Himpunan Peraturan Pemerintah tentang Kemasyarakatan Buku 1-8, Jakarta: Departemen Kehakiman dan HAM RI. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (2009). Cetak Biru Pembaharuan Pelaksanaan Sistem Pemasyarakatan. Jakarta: Departemen Hukum dan HAM RI. Dwiyanto dkk. (2008). Reformasi Birokrasi Publik,Gajah Mada University Press, Yogyakarta Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia Nomor : M.02.PR.08.03 tahun 1999 tentang Pembentukan Balai Pertimbangan Pemasyarakatan dan Tim Pengamat Pemasyarakatan. Payaman J.S. (2005). Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Fakulatas Ekonomi, UI Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan Salman.D.(2005). Pembangunan Partisipatoris, Modul Konsentrasi Manajemen Perencanaan, Program Studi Manajemen Pembangunan, Unhas Makassar. Winardi. (2002). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen.PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.