EFEKTIFITAS MEDIASI DALAM PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2012
SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM ISLAM OLEH ARIF RIJAL FADILAH 09350042 PEMBIMBING Drs. H. ABD. MADJID AS, M. SI JURUSAN AL-AHWAL ASY-SYAKHSIYYAH FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALI JAGA YOGYAKARTA 2014
ABSTRAK Mediasi merupakan cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator. Hal ini sebagaimana yang telah dijelaskan dalam PERMA No. 1 Tahun 2008. Mediasi bagi para pihak yang berperkara dalam perceraian di Pengadilan merupakan tahap pertama yang dilakukan seorang hakim dalam menyidangkan suatu perkara yang diajukan kepadanya. Sebuah keputusan yang adil dalam sebuah penyelesaian perkara, akan tercapai, bila seorang hakim telahberusaha menggali dan mendengarkan keterangan dari kedua belah pihak yang bersengketa. Pada dasarnya mediasi ini diterapkan untuk memenuhi asas cepat, biaya ringan dan yang paling pokok ialah mengurangi perkara yang ada di Pengadilan. Dalam kaitannya bila disandarkan pada perkara perceraian ialah perkara tersebut dicabut dari Pengadilan. Tingginya perkara yang diterima Pengadilan Agama Sleman pada tahun 2012 yang berjumlah 1.785 perkara dan ditambah 373 perkara sisa tahun sebelumnya yang belum diselesaikan. Perkara yang harus diselesaikan pada tahun 2012 adalah sebanyak 2.158, dengan rincian perkara cerai talak 475, perkara cerai gugat 1040 dan perkara selain cerai adalah 270. Hal ini yang melatar belakangi penulis ingin meneliti lebih dalam tentang efektifitas mediasi yang dilaksanakan di Pengadilan Agama Sleman dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas mediasi di sana. Dalam penyusunan skripsi ini penulis ingin menjawab rumusan masalah yang berkaitan efektifitas dan faktor yang mempengaruhi mediasi tersebut. Penulis menggunakan jenis penelitian pustaka (library reaseach) yaitu meneliti dokumendokumen tentang mediasi yang diambil langsung dari lokasi penelitian yaitu Pengadilan Agama Sleman Yogyakarta. Sifat penelitiannya adalah deskriptifanalitik, serta menggunakan pendekatan normatif-yuridis. Pengumpulan datanya dengan observasi dan interview langsung terhadap hakim dan pegawai yang ada di Pengadilan Agama Sleman. Data yang telah terkumpul dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan teknik penelitian induktif. Hasil penelitian, menyimpulkan bahwa mediasi atau upaya damai yang dilaksanakan di Pengadilan Agama Sleman dalam perkara perceraian, belum efektif. Hal ini dapat dilihat dari 528 perkara yang dimediasi hanya 1 perkara saja yang berhasil. Hasil yang dicapai kurang maksimal karena berbagai faktor yang mempengaruhinya. Faktor internal yaitu faktor mediator dan faktor pihak yang berperkara. Faktor eksternal yaitu faktor intensitas waktu, faktor pihak keluarga, faktor perasaan dan faktor keterlibatan pengacara.
iii
Drs. H. Abd. Madjid AS, M. Si. Dosen Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI Hal : Skripsi Saudara Arif Rijal Fadilah Kepada Yth. Bapak Dekan Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Di Yogyakarta Assalamu’alaikum wr. wb. Setelah memeriksa dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing skripsi Saudara : Nama
: ArifRijalFadilah
NIM
: 09350042
Jurusan : Al-AhwalAsy-Syakhsiyyah Judul
: Efektifitas Mediasi Dalam Perkara Percaraian DI Pengadilan Agama Sleman Yogyakarta Tahun 2012.
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Syari‟ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Ilmu Hukum Islam. Harapan saya semoga saudara tersebut segera dipanggil untuk mempertanggung jawabkan skripsinya dalam sidang munaqosyah. Demikian atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikumwr.wb. Yogyakarta, 04 RabiulAwal 1435H 06 Januari 2014 M Pembimbing
Drs. H. Abd. Madjid AS, MSi. NIP: 19500327 197903 1 001
iv
PENGESAHAN SKRIPSI Nomor: UIN.02/K.AS-SKR/PP.00.9/364/2014 Skripsi/Tugas Akhir yang Berjudul : “Efektifitas Mediasi dalam Perkara Perceraian di Pengadilan Agama Sleman Yogyakarta Tahun 2012” Yang dipersiapkan dan disusun oleh : Nama : Arif Rijal Fadilah NIM : 09350042 Telah dimunaqasyahkan pada : Hari Rabu Tanggal 15 Januari 2014 Nilai Munaqasyah : ADan dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Syari‟ah dan Hukum Jurusan AlAhwal Asy-Syakhisiyyah Universitas Islam Negeri Yogyakarta.
Tim Munaqasyah Ketua
Drs. H. Abd. Madjid AS, M. SI. NIP: 19500327 197903 1 001 Penguji I Penguji II
Dr. Samsul Hadi, S. Ag., M.Ag. NIP: 19730708 2000031 003
Dra. Hj. Ermi Suhasti S, M. Si. NIP: 19620908 198903 2006
Yogyakarta, Rabu 22 Januari 2014 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Syari‟ah dan Hukum Dekan
Noorhaidi Hasan, M.A., M. Phil., Ph. D. NIP: 19711207 199503 1 002
v
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penelitian skripsi ini berpedoman pada surat keputusan bersama Departemen Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tertanggal 22 Januari 1988 Nomor: 157/1987 dan 0593b/1987 I. Konsonan Tunggal Huruf Arab ا ة ت ث ج ح خ د ذ ر ز ش ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل و ٌ و ِ ء ً
Nama alif ba’ ta’ sa jim h kha’ dal zal ra’ zai sin syin sad dad ta’ za’ ‘ain gain fa’ qaf kaf lam mim nun waw ha’ hamzah ya’
Huruf Latin tidak dilambangkan B T S| J H{ Kh D Z| R Z S Sy S} D} T} Z} …‘… G F Q K L M N W H ‘ Y
Nama tidak dilambangkan Be Te es (dengan titik di atas) Je ha (dengan titik di bawah) ka dan ha De ze (dengan titik di atas) Er Zet Es es dan ye es (dengan titik di bawah) de (dengan titik di bawah) te (dengan titik di bawah) zet (dengan titik di bawah) koma terbalik di atas Ge Ef Qi Ka ‘el ‘em ‘en W Ha Apostrof Ye
II. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap
vi
يتعددّة عدّة
Ditulis Ditulis
muta’addidah ‘iddah
Ditulis Ditulis
H{ikmah Jizyah
III. Ta’ Marbūt}ah di akhir kata a.
bila dimatikan tulis h حكًة جسية
(ketentuan ini tidak diperlukan pada kata-kata arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, salat, dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya) b.
bila diikuti kata sandang ‚al‛ serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h
كراية األونيبء c.
Ditulis
Karāmah al-auliyā’
bila ta’ marbūtah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah, dan dammah ditulis t زكبة انفطر
Ditulis
Zakāt al-fit}ri
IV. Vokal Pendek جدل
Ditulis
جسى
Ditulis
أبيض
Ditulis
A
Jadala I
Jismun U
Abyadhu
V. Vokal Panjang 1.
Fath}ah} + alif جبههية
2.
Fath}ah} + ya’ mati تُسي
3.
Kasrah + yā’ mati كريى
Ditulis
Ā
Ditulis
Jāhiliyyah
Ditulis
Ā
Ditulis
Tansā
Ditulis
Ī
Ditulis
Karīm
vii
4.
D{ammah + wāwu mati فروض
Ditulis
Ū
Ditulis
Furūd
Ditulis Ditulis Ditulis Ditulis
Ai
VI. Vokal Rangkap Fath}ah} + yā’ mati بيُكى Fath}ah} + wāwu mati قول
1. 2.
Bainakum Au
Qaul
VII. Vokal Pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof أأَتى أعدت نئٍ شكرتى
Ditulis Ditulis Ditulis
a’antum u’iddat la’in syakartum
VIII. Kata sandang Alif+Lam a.
Bila diikuti huruf Qamariyyah ٌانقرأ انقيبش
b.
Ditulis Ditulis
al-Qur’an al-Qiyas
Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf
Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)nya انسًبء انشًص
Ditulis Ditulis
as-Sama’ asy-Syams
IX. Penelitian kata-kata dalam rangkaian kalimat Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya ذوى انفروض اهم انسُة
Ditulis Ditulis
viii
Z}awi al-furūd} Ahl as-Sunnah
Motto Sing sopo wonge gelem obah Mongko bakal mamah (barang siapa mau bergerak/bekerja keras maka dia akan makan/menuai hasilnya)
ix
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Bapak dan ibu tercinta (Dudung dan Nunung), yang tidak kenal lelah dalam membesarkan, mengasihi, dan mendidik penulis hingga saat ini. 2. Ibu nyai Hajah Siti Hamnah, yang telah membimbingdalam hal spiritual kepada penulis. 3. Adik-adik
tersayang(Helmi,
Ibnu,
dan
Rofi),
yang
selalu
menghibur dan memberi semangat terhadap penulis. 4. Pondok pesantren Al-Luqmaniyyah, yang telah memberikan makna religius tinggi. 5. Almamater UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta khususnya jurusan Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah.
x
KATA PENGANTAR
بسم اهلل الرمحن الرحيم حىت حنت قلوهبم لنحوه * فمن عظيم شآنو مل حتوه،احلمد هلل الذي قد وفقا * للعلم خري خلقو وللتقى حممد واألل واألصحاب * من أتقن القران،مث الصالة مع سالم الئق * على النيب افصح اخلالئق أما بعد،باإلعراب Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata‟ala yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Shalawat beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada pemimpin para Nabi baginda Nabi Muhammad shallallahu „alaihi wasallam yang telah membawa dari zaman jahiliyya menuju zaman yang terang benderang seperti sekarang ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa kontribusi, motivasi, uluran bantuan, dorongan, arahan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : 1. Prof. Dr. H. Musya Asy‟ari selaku rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. Bapak Noorhaidi Hasan, M. A., M.Phil., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syari‟ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. 3. Dr. Samsul Hadi, S. Ag., M. Ag. dan Drs. Malik Ibrahim, M. Ag. Ketua dan Sekretaris Jurusan al-Ahwal asy-Syakhsiyyah, yang telah memberikan kemudahan pelayanan administratif dalam proses penyelesaian skripsi ini. 4. Hj. Fatma Amilia, S. Ag, M.Si., Selaku Penasehat Akademik (PA) penulis Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah Fakultas Syari‟ah UIN Sunan Kalijaga xi
Yogyakarta
yang telah memberi arahan dan nasihat kepada penulis
dengan penuh kesabaran dan rasa tanggung jawab yang tinggi sehingga penelitian skripsi ini selesai dengan baik. 5. Drs. Abd. Madjid AS, M.Si., selaku pembimbing penulis, yang senantiasa memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan dan juga senantiasa menghendaki penulis membuat sesuatu yang lebih baik. 6. Drs. Marwoto, SH.,MSI., hakim pengadilan Agama Sleman Yogyakarta, yang telah memberikan ulasan tentang isi dari penelitian yang penulis laksanakan. 7. Bapak Ahmad Fatkhurrahman, SH., yang juga memberikan arahannya terhadap penulis dalam kaitannya segala sesuatu yang ada di Pengadilan Agama Sleman Yogyakarta. 8. Seluruh pejabat Pengadilan Agama Sleman Yogyakarta, yang telah melayani penulis dalam melaksanakan penelitian dengan baiak. 9. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Syari‟ah serta karyawan UPT Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah melayani penulis dengan baik. 10. Semua keluarga penulis, Bapak Dudung, Ibu Nunung dan adikku tercinta Helmi, Ibnu Rofi, yang senantiasa mendoakan serta memberi semangat, motifasi dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Segenap keluarga besar PP. al-Luqmaniyyah, wa bi al-khus}u>s} K.H Najib Salimi (alm), Ibu Ny. Hj. Siti Chamnah Najib, dewanasa>tid, jajaran MPO,
xii
DP beserta pengurus PP. al-Luqmaniyyah yang telah memberikan banyak kontribusi keilmuan, sehingga mendukung dalam penelitian ini. 12. Semua sahabat-sahabat kamar tahtim yang selalu memberikan dukungan moril dan doanya kepada penulis. Kebaikan kalian semua tidak akan penulis lupakan. 13. Teman-teman seperjuangan AS angkatan 2009 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas warna dan kebersamaan kalian semua. Atas
semua
bentuk
bantuan
yang
telah
diberikan,
penulis
mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya Jaza>kum Alla>h ah}san al-
jaza>. Semoga Allah membalasnya dengan yang lebih baik.
Yogyakarta, 29 Shafar 1435 H 2 Januari 2014 M Penulis
Arif Rijal Fadilah NIM. 09350042
xiii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i ABSTRAK ............................................................................................................. ii NOTA DINAS ....................................................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................iv PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ................................................. v MOTTO .............................................................................................................. viii HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................................ix KATA PENGANTAR ............................................................................................ x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 B. Pokok Masalah ................................................................................... 6 C. Tujuan dan Kegunaan ....................................................................... 7 D. Telaah Pustaka ................................................................................... 7 E. Kerangka Teoritik ........................................................................... 10 F. Metode Penelitian............................................................................. 15 G. Sistematika Pembahasan ................................................................. 17 BAB II : KETENTUAN UMUM TENTANG MEDIASI A. Pengertian Mediasi .......................................................................... 19 B. Peran dan Fungsi Mediator ............................................................ 22 C. Prosedur Mediasi di Pengadilan ..................................................... 28 1. Ketentuan Umum ....................................................................... 29
xiv
2. Tahap Pra Mediasi ................................................................... 30 3. Tahap-Tahap Proses Mediasi ................................................... 31 D. Mediasi dalam Peraturan Perundang-Undangan ......................... 35 E. Mediasi dalam Hukum Islam.......................................................... 37 BAB III : MEDIASI DALAM PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SLEMAN YOGYAKARTA A. Sejarah Pengadilan Agama Sleman Yogyakarta .......................... 43 B. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Sleman .......................... 52 C. Perkara yang di Terima Oleh Pengadilan Agama Sleman Tahun 2012 ....................................................................................... 54 D. Data Perkara yang Diputus Pengadilan Agama Sleman Tahun 2012 ....................................................................................... 56 E. Laporan Perkara Mediasi Pengadilan Agama Sleman Tahun 2012 ...................................................................................... 57 F. Faktor Penyebab Perceraian di Pengadilan Agama Sleman Tahun 2012.......................................................................... 59 G. Faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Penerapan Mediasi di Pengadilan Agama Sleman ........................................... 60 a. Faktor Internal ........................................................................... 60 b. Faktor Eksternal ........................................................................ 62 BAB IV : ANALISIS TERHADAP EFEKTIFITAS MEDIASI DALAM PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2012 A. Efektifitas dalam Praktik Mediasi Perkara Perceraian di Pengadilan Agama Sleman Tahun 2012 .................................... 65 B. Hal-hal yang Mempengaruhi Efektifitas Mediasi Perkara Perceraian di Pengadilan Agama Sleman Tahun2012 .. 70 a. Faktor Internal ........................................................................... 70
xv
b. Faktor Eksternal ........................................................................ 72 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................ 76 B. Saran-Saran............................................................................... 77 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
Surat rekomendasi pelaksanaan riset ....................................... I
Surat ijin penelitian ...................................................................II
Surat bukti wawancara ........................................................... III
Surat keterangan melaksanakan riset ................................... IV
Contoh surat pernyataan mediasi ............................................ V
Data laporan mediasi di PA Sleman ...................................... VI
Data faktor-faktor penyebab perceraian di PA Sleman ..... VII
Data laporan perkara yang di terima di PA Sleman ......... VIII
Data laporan yang di putus di PA Sleman ............................ IX
Pedoman wawancara ................................................................. X
xvi
ABSTRAK Mediasi merupakan cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator. Hal ini sebagaimana yang telah dijelaskan dalam PERMA No. 1 Tahun 2008. Mediasi bagi para pihak yang berperkara dalam perceraian di Pengadilan merupakan tahap pertama yang dilakukan seorang hakim dalam menyidangkan suatu perkara yang diajukan kepadanya. Sebuah keputusan yang adil dalam sebuah penyelesaian perkara, akan tercapai, bila seorang hakim telahberusaha menggali dan mendengarkan keterangan dari kedua belah pihak yang bersengketa. Pada dasarnya mediasi ini diterapkan untuk memenuhi asas cepat, biaya ringan dan yang paling pokok ialah mengurangi perkara yang ada di Pengadilan. Dalam kaitannya bila disandarkan pada perkara perceraian ialah perkara tersebut dicabut dari Pengadilan. Tingginya perkara yang diterima Pengadilan Agama Sleman pada tahun 2012 yang berjumlah 1.785 perkara dan ditambah 373 perkara sisa tahun sebelumnya yang belum diselesaikan. Perkara yang harus diselesaikan pada tahun 2012 adalah sebanyak 2.158, dengan rincian perkara cerai talak 475, perkara cerai gugat 1040 dan perkara selain cerai adalah 270. Hal ini yang melatar belakangi penulis ingin meneliti lebih dalam tentang efektifitas mediasi yang dilaksanakan di Pengadilan Agama Sleman dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas mediasi di sana. Dalam penyusunan skripsi ini penulis ingin menjawab rumusan masalah yang berkaitan efektifitas dan faktor yang mempengaruhi mediasi tersebut. Penulis menggunakan jenis penelitian pustaka (library reaseach) yaitu meneliti dokumendokumen tentang mediasi yang diambil langsung dari lokasi penelitian yaitu Pengadilan Agama Sleman Yogyakarta. Sifat penelitiannya adalah deskriptifanalitik, serta menggunakan pendekatan normatif-yuridis. Pengumpulan datanya dengan observasi dan interview langsung terhadap hakim dan pegawai yang ada di Pengadilan Agama Sleman. Data yang telah terkumpul dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan teknik penelitian induktif. Hasil penelitian, menyimpulkan bahwa mediasi atau upaya damai yang dilaksanakan di Pengadilan Agama Sleman dalam perkara perceraian, belum efektif. Hal ini dapat dilihat dari 528 perkara yang dimediasi hanya 1 perkara saja yang berhasil. Hasil yang dicapai kurang maksimal karena berbagai faktor yang mempengaruhinya. Faktor internal yaitu faktor mediator dan faktor pihak yang berperkara. Faktor eksternal yaitu faktor intensitas waktu, faktor pihak keluarga, faktor perasaan dan faktor keterlibatan pengacara.
iii
Drs. H. Abd. Madjid AS, M. Si. Dosen Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI Hal : Skripsi Saudara Arif Rijal Fadilah Kepada Yth. Bapak Dekan Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Di Yogyakarta Assalamu’alaikum wr. wb. Setelah memeriksa dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing skripsi Saudara : Nama
: ArifRijalFadilah
NIM
: 09350042
Jurusan : Al-AhwalAsy-Syakhsiyyah Judul
: Efektifitas Mediasi Dalam Perkara Percaraian DI Pengadilan Agama Sleman Yogyakarta Tahun 2012.
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Syari‟ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Ilmu Hukum Islam. Harapan saya semoga saudara tersebut segera dipanggil untuk mempertanggung jawabkan skripsinya dalam sidang munaqosyah. Demikian atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikumwr.wb. Yogyakarta, 04 RabiulAwal 1435H 06 Januari 2014 M Pembimbing
Drs. H. Abd. Madjid AS, MSi. NIP: 19500327 197903 1 001
iv
PENGESAHAN SKRIPSI Nomor: UIN.02/K.AS-SKR/PP.00.9/364/2014 Skripsi/Tugas Akhir yang Berjudul : “Efektifitas Mediasi dalam Perkara Perceraian di Pengadilan Agama Sleman Yogyakarta Tahun 2012” Yang dipersiapkan dan disusun oleh : Nama : Arif Rijal Fadilah NIM : 09350042 Telah dimunaqasyahkan pada : Hari Rabu Tanggal 15 Januari 2014 Nilai Munaqasyah : ADan dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Syari‟ah dan Hukum Jurusan AlAhwal Asy-Syakhisiyyah Universitas Islam Negeri Yogyakarta.
Tim Munaqasyah Ketua
Drs. H. Abd. Madjid AS, M. SI. NIP: 19500327 197903 1 001 Penguji I Penguji II
Dr. Samsul Hadi, S. Ag., M.Ag. NIP: 19730708 2000031 003
Dra. Hj. Ermi Suhasti S, M. Si. NIP: 19620908 198903 2006
Yogyakarta, Rabu 22 Januari 2014 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Syari‟ah dan Hukum Dekan
Noorhaidi Hasan, M.A., M. Phil., Ph. D. NIP: 19711207 199503 1 002
v
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penelitian skripsi ini berpedoman pada surat keputusan bersama Departemen Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tertanggal 22 Januari 1988 Nomor: 157/1987 dan 0593b/1987 I. Konsonan Tunggal Huruf Arab ا ة ت ث ج ح خ د ذ ر ز ش ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل و ٌ و ِ ء ً
Nama alif ba’ ta’ sa jim h kha’ dal zal ra’ zai sin syin sad dad ta’ za’ ‘ain gain fa’ qaf kaf lam mim nun waw ha’ hamzah ya’
Huruf Latin tidak dilambangkan B T S| J H{ Kh D Z| R Z S Sy S} D} T} Z} …‘… G F Q K L M N W H ‘ Y
Nama tidak dilambangkan Be Te es (dengan titik di atas) Je ha (dengan titik di bawah) ka dan ha De ze (dengan titik di atas) Er Zet Es es dan ye es (dengan titik di bawah) de (dengan titik di bawah) te (dengan titik di bawah) zet (dengan titik di bawah) koma terbalik di atas Ge Ef Qi Ka ‘el ‘em ‘en W Ha Apostrof Ye
II. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap
vi
يتعددّة عدّة
Ditulis Ditulis
muta’addidah ‘iddah
Ditulis Ditulis
H{ikmah Jizyah
III. Ta’ Marbūt}ah di akhir kata a.
bila dimatikan tulis h حكًة جسية
(ketentuan ini tidak diperlukan pada kata-kata arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, salat, dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya) b.
bila diikuti kata sandang ‚al‛ serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h
كراية األونيبء c.
Ditulis
Karāmah al-auliyā’
bila ta’ marbūtah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah, dan dammah ditulis t زكبة انفطر
Ditulis
Zakāt al-fit}ri
IV. Vokal Pendek جدل
Ditulis
جسى
Ditulis
أبيض
Ditulis
A
Jadala I
Jismun U
Abyadhu
V. Vokal Panjang 1.
Fath}ah} + alif جبههية
2.
Fath}ah} + ya’ mati تُسي
3.
Kasrah + yā’ mati كريى
Ditulis
Ā
Ditulis
Jāhiliyyah
Ditulis
Ā
Ditulis
Tansā
Ditulis
Ī
Ditulis
Karīm
vii
4.
D{ammah + wāwu mati فروض
Ditulis
Ū
Ditulis
Furūd
Ditulis Ditulis Ditulis Ditulis
Ai
VI. Vokal Rangkap Fath}ah} + yā’ mati بيُكى Fath}ah} + wāwu mati قول
1. 2.
Bainakum Au
Qaul
VII. Vokal Pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof أأَتى أعدت نئٍ شكرتى
Ditulis Ditulis Ditulis
a’antum u’iddat la’in syakartum
VIII. Kata sandang Alif+Lam a.
Bila diikuti huruf Qamariyyah ٌانقرأ انقيبش
b.
Ditulis Ditulis
al-Qur’an al-Qiyas
Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf
Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)nya انسًبء انشًص
Ditulis Ditulis
as-Sama’ asy-Syams
IX. Penelitian kata-kata dalam rangkaian kalimat Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya ذوى انفروض اهم انسُة
Ditulis Ditulis
viii
Z}awi al-furūd} Ahl as-Sunnah
Motto Sing sopo wonge gelem obah Mongko bakal mamah (barang siapa mau bergerak/bekerja keras maka dia akan makan/menuai hasilnya)
ix
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Bapak dan ibu tercinta (Dudung dan Nunung), yang tidak kenal lelah dalam membesarkan, mengasihi, dan mendidik penulis hingga saat ini. 2. Ibu nyai Hajah Siti Hamnah, yang telah membimbingdalam hal spiritual kepada penulis. 3. Adik-adik
tersayang(Helmi,
Ibnu,
dan
Rofi),
yang
selalu
menghibur dan memberi semangat terhadap penulis. 4. Pondok pesantren Al-Luqmaniyyah, yang telah memberikan makna religius tinggi. 5. Almamater UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta khususnya jurusan Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah.
x
KATA PENGANTAR
بسم اهلل الرمحن الرحيم حىت حنت قلوهبم لنحوه * فمن عظيم شآنو مل حتوه،احلمد هلل الذي قد وفقا * للعلم خري خلقو وللتقى حممد واألل واألصحاب * من أتقن القران،مث الصالة مع سالم الئق * على النيب افصح اخلالئق أما بعد،باإلعراب Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata‟ala yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Shalawat beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada pemimpin para Nabi baginda Nabi Muhammad shallallahu „alaihi wasallam yang telah membawa dari zaman jahiliyya menuju zaman yang terang benderang seperti sekarang ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa kontribusi, motivasi, uluran bantuan, dorongan, arahan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : 1. Prof. Dr. H. Musya Asy‟ari selaku rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. Bapak Noorhaidi Hasan, M. A., M.Phil., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syari‟ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. 3. Dr. Samsul Hadi, S. Ag., M. Ag. dan Drs. Malik Ibrahim, M. Ag. Ketua dan Sekretaris Jurusan al-Ahwal asy-Syakhsiyyah, yang telah memberikan kemudahan pelayanan administratif dalam proses penyelesaian skripsi ini. 4. Hj. Fatma Amilia, S. Ag, M.Si., Selaku Penasehat Akademik (PA) penulis Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah Fakultas Syari‟ah UIN Sunan Kalijaga xi
Yogyakarta
yang telah memberi arahan dan nasihat kepada penulis
dengan penuh kesabaran dan rasa tanggung jawab yang tinggi sehingga penelitian skripsi ini selesai dengan baik. 5. Drs. Abd. Madjid AS, M.Si., selaku pembimbing penulis, yang senantiasa memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan dan juga senantiasa menghendaki penulis membuat sesuatu yang lebih baik. 6. Drs. Marwoto, SH.,MSI., hakim pengadilan Agama Sleman Yogyakarta, yang telah memberikan ulasan tentang isi dari penelitian yang penulis laksanakan. 7. Bapak Ahmad Fatkhurrahman, SH., yang juga memberikan arahannya terhadap penulis dalam kaitannya segala sesuatu yang ada di Pengadilan Agama Sleman Yogyakarta. 8. Seluruh pejabat Pengadilan Agama Sleman Yogyakarta, yang telah melayani penulis dalam melaksanakan penelitian dengan baiak. 9. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Syari‟ah serta karyawan UPT Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah melayani penulis dengan baik. 10. Semua keluarga penulis, Bapak Dudung, Ibu Nunung dan adikku tercinta Helmi, Ibnu Rofi, yang senantiasa mendoakan serta memberi semangat, motifasi dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Segenap keluarga besar PP. al-Luqmaniyyah, wa bi al-khus}u>s} K.H Najib Salimi (alm), Ibu Ny. Hj. Siti Chamnah Najib, dewanasa>tid, jajaran MPO,
xii
DP beserta pengurus PP. al-Luqmaniyyah yang telah memberikan banyak kontribusi keilmuan, sehingga mendukung dalam penelitian ini. 12. Semua sahabat-sahabat kamar tahtim yang selalu memberikan dukungan moril dan doanya kepada penulis. Kebaikan kalian semua tidak akan penulis lupakan. 13. Teman-teman seperjuangan AS angkatan 2009 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas warna dan kebersamaan kalian semua. Atas
semua
bentuk
bantuan
yang
telah
diberikan,
penulis
mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya Jaza>kum Alla>h ah}san al-
jaza>. Semoga Allah membalasnya dengan yang lebih baik.
Yogyakarta, 29 Shafar 1435 H 2 Januari 2014 M Penulis
Arif Rijal Fadilah NIM. 09350042
xiii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i ABSTRAK ............................................................................................................. ii NOTA DINAS ....................................................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................iv PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ................................................. v MOTTO .............................................................................................................. viii HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................................ix KATA PENGANTAR ............................................................................................ x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 B. Pokok Masalah ................................................................................... 6 C. Tujuan dan Kegunaan ....................................................................... 7 D. Telaah Pustaka ................................................................................... 7 E. Kerangka Teoritik ........................................................................... 10 F. Metode Penelitian............................................................................. 15 G. Sistematika Pembahasan ................................................................. 17 BAB II : KETENTUAN UMUM TENTANG MEDIASI A. Pengertian Mediasi .......................................................................... 19 B. Peran dan Fungsi Mediator ............................................................ 22 C. Prosedur Mediasi di Pengadilan ..................................................... 28 1. Ketentuan Umum ....................................................................... 29
xiv
2. Tahap Pra Mediasi ................................................................... 30 3. Tahap-Tahap Proses Mediasi ................................................... 31 D. Mediasi dalam Peraturan Perundang-Undangan ......................... 35 E. Mediasi dalam Hukum Islam.......................................................... 37 BAB III : MEDIASI DALAM PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SLEMAN YOGYAKARTA A. Sejarah Pengadilan Agama Sleman Yogyakarta .......................... 43 B. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Sleman .......................... 52 C. Perkara yang di Terima Oleh Pengadilan Agama Sleman Tahun 2012 ....................................................................................... 54 D. Data Perkara yang Diputus Pengadilan Agama Sleman Tahun 2012 ....................................................................................... 56 E. Laporan Perkara Mediasi Pengadilan Agama Sleman Tahun 2012 ...................................................................................... 57 F. Faktor Penyebab Perceraian di Pengadilan Agama Sleman Tahun 2012.......................................................................... 59 G. Faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Penerapan Mediasi di Pengadilan Agama Sleman ........................................... 60 a. Faktor Internal ........................................................................... 60 b. Faktor Eksternal ........................................................................ 62 BAB IV : ANALISIS TERHADAP EFEKTIFITAS MEDIASI DALAM PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2012 A. Efektifitas dalam Praktik Mediasi Perkara Perceraian di Pengadilan Agama Sleman Tahun 2012 .................................... 65 B. Hal-hal yang Mempengaruhi Efektifitas Mediasi Perkara Perceraian di Pengadilan Agama Sleman Tahun2012 .. 70 a. Faktor Internal ........................................................................... 70
xv
b. Faktor Eksternal ........................................................................ 72 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................ 76 B. Saran-Saran............................................................................... 77 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
Surat rekomendasi pelaksanaan riset ....................................... I
Surat ijin penelitian ...................................................................II
Surat bukti wawancara ........................................................... III
Surat keterangan melaksanakan riset ................................... IV
Contoh surat pernyataan mediasi ............................................ V
Data laporan mediasi di PA Sleman ...................................... VI
Data faktor-faktor penyebab perceraian di PA Sleman ..... VII
Data laporan perkara yang di terima di PA Sleman ......... VIII
Data laporan yang di putus di PA Sleman ............................ IX
Pedoman wawancara ................................................................. X
xvi
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
bahagia
dan
kekal
berdasarkan
Ketuhanan
Yang
Maha
Esa.1Khoiruddin Nasution dalam bukunya juga menyebutkan bahwa perkawinan adalah berkumpulnya dua insan yang semula terpisah dan berdiri sendiri, menjadi satu kesatuan yang bermitra.2 Di antara tujuan dari sebuah pernikahan ialah: 1. Untuk hidup dalam pergaulan yang sempurna 2. Suatu jalan yang amat mulia untuk mengatur rumah tangga dan keturunan 3. Sebagai tali yang amat teguh guna memperkokoh tali persaudaraan antara kaum kerabat laki-laki (suami) dengan kaum kerabat perempuan (isteri) sehingga pertalian itu akan menjadi suatu jalan yang membawa suatu kaum (golongan) untuk tolong-menolong dengan kaum yang lainnya.3
1
Pasal 1, Undang-undang Perkawinan R.I. nomor 1 tahun 1974. Bandung: Citra Umbara. hlm. 2. 2
Khoiruddin Nasution, Hukum Perkawinan I Dilengkapi Perbandingan UU Negara Muslim Komtemporer,Edisi revisi, (Yogyakarta: ACAdeMIA & TAZZAFA, 2005), hlm. 17. 3
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, cet. Ke 42,Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009, hlm.
401.
1
2
Pada umumnya sebelum terkait tali pernikahan, orang membayangkan kebahagiaan hanya sebatas memenuhi nafsu biologis atau hanya untuk sekedar mengikat hubungan secara sah, akan tetapi tidak memikirkan berbagai permasalahan hidup dan seringkali diabaikan oleh calon pasangan suami isteri, apalagi pasangan muda. Mereka sering mengabaikan faktor psikologi, penghasilan dan yang lebih penting faktor kedewasaan dari masing-masing pihak. Perjalanan kehidupan rumah tangga pada umumnya, baik pasangan muda maupun dewasa sering kali dimulai dengan adanya masalah (Nusyuz / I’rad) diteruskan dengan pertengkaran (shiqa>q), atau permasalahan lain seperti: faktor ekonomi, pembagian tugas yang tidak sesuai keinginan masingmasing, pekerjaan, sampai masalah perselingkuhan dan lain sebagainya. Pada sebuah keluarga yang telah dilanda permasalahan yang besar biasanya tidak tahan terhadap hubungan mereka, sehingga salah satu pihak dari suami isteri memutuskan untuk bercerai yang diajukan ke pengadilan. Mereka memandang bahwa permasalahannya sudah tidak bisa diselesaikan lagi
secara
kekeluargaan.
Walaupun
secara
jelas
Rasulullah
telah
menerangkan tentang dibencinya perceraian tersebut, sebagaimana dalam hadis beliau: 4
أبغض احلالل إىل اهلل الطالق
Dalam hadis tersebut menjelaskan bahwa Allah memang menghalalkan sebuah perceraian, namun perkara tersebut merupakan sesuatu yang paling 4
Ibnu Hajar al „As{qolany, Bulu>gh al-Mara>m, cet. 2, (Indonesia: Haramain),.hlm. 231.
3
dibenci Allah. Dengan demikian sebagai seorang muslim tentunya harus berupaya dengan berbagai cara untuk mendamaikan keduanya, walaupun permasalahan sudah diujung tanduk atau masalah sudah sampai pada puncaknya. Dalam Islam dikenal adanya su}lh} atau damai, yang dilakukan oleh seorang h}akam. Ajaran Islam memerintahkan agar menyelesaikan setiap perselisihan yang terjadi di antara manusia sebaiknya diselesaikan dengan jalan perdamaian (is}lah),seperti firman Allah SWT berikut: 5
إمنا املؤمنون إخوة فأصلحوا بني أخويكم واتقوااهلل لعلكم ترمحون
Maksud ayat di atas, jika ada dua orang yang bertengkar atau berperkara maka damaikanlah mereka, perdamaian itu hendaklah dilakukan dengan adil dan benar, sebab Allah mencintai orang yang berlaku adil.6 Mediasi bagi para pihak yang berperkara dalam perceraian di Pengadilan merupakan tahapan pertama yang harus dilakukan seorang hakim dalam menyidangkan suatu perkara yang diajukan. Untuk mencapai sebuah keputusan yang adil dalam sebuah penyelesaian perkara, seorang hakim harus menggali dan mendengarkan keterangan dari kedua belah pihak yang bersengketa. Begitupun juga dalam mediasi, mediator hendaknya dapat menggali informasi sedalam-dalamnya terhadap masalah yang diperselisihkan,
5
6
Al-Hujura>t (49): 10.
Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama, cet. ke-5 (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 151.
4
sehingga ia tahu bagaimana seharusnya mengambil keputusan, seperti hadis Rasulullah SAW berikut ini:
إذا تقاضى إليك رجالن فال تقض لألول حىت تسمع كالم األخر فسوف تدري 7 كيف تقضى Dalam perkara perceraian, asas mendamaikan adalah bersifat imperatif. Usaha mendamaikan para pihak adalah beban yang diwajibkan oleh hukum kepada para hakim dalam setiap memeriksa, mengadili dan memutuskan perkara perceraian. Tindakan hakim dalam mendamaikan para pihak yang bersengketa adalah untuk menghentikan persengketaan dan mengupayakan agar percerian tidak terjadi.8 Dalam penjelasan di atas, hakim yang mempunyai andil dalam mengupayakan perdamaian adalah hakim dalam sidang perkara perceraian ketika sidang perkara dimulai. Sementara mediator merupaka seorang hakim yang ditunjuk oleh ketua hakim majelis untuk mengupayakan perdamaian bagi para pihak di luar sidang pengadilan berdasarkan kesepakatan para pihak. Mediator memiliki peran penentu dalam suatu proses mediasi. Gagal tidaknya mediasi juga sangat ditentukan oleh peran yang ditampilkan mediator. Mediator berperan aktif dalam menjembatani sejumlah pertemuan antara pihak.
Muh}ammad Fu’a>d ‘Abdul Ba>qi>, Sunan At-Tirmidhi>, Kita>b al-Ah}ka>m ‘Ba>b Ma>ja>a Fi alQa>d}I Baina al-khas}maini H}atta> Yasma’a Kala>m al-A
r al-Fikr, t.t) III: 618, 7
Hadis dari Ali. 8
Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata, cet III, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005 ), hlm. 165.
5
Perlu dipahami bahwa kodrat mediasi (baik di Pengadilan atau di luar Pengadilan) dilakukan oleh para pihak serta peran handal dari mediator (perorangan/grup)
untuk
membantu
para
pihak
yang
bersengketa
menyelesaikan sengketanya dengan hasil mediasi „damai‟ yang bersifat wi-win solution.9 Jadi mediasi diharapkan akan memberikan manfaat win-win solution, bukan kalah menang untuk para pihak yang bersengketa, sehingga di antara keduanya (suami dan istri) mendapatkan rasa kepuasan yang sama serta para pihak sama-sama merasa menang, maka perceraianpun dapat dihindarkan. Landasan yuridis terkait keharusan mediator bersungguh-sungguh mengupayakan perdamaian para pihak yang berperkara sangat jelas disebutkan dalam Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 1 tahun 2002, yaitu: “Agar semua Hakim (Majelis) yang menyidangkan perkara dengan sungguh-sungguh mengusahakan perdamaian dengan menerapkan Pasal (130) HIR/154 RBg, tidak hanya sekedar formalitas menganjurkan perdamaian. Pengadilan Agama Sleman Yogyakarta sebagai salah satu tempat menerima, memeriksa dan mengadili perkara perceraian, dalam prosesnya pengadilan pun selalu mengupayakan perdamaian yang biasa disebut dengan mediasi, berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) No. 2 Tahun 2003, yang telah direvisi dan diganti oleh PERMA No. 1 Tahun 2008, tentang pelaksanaan mediasi di Pengadilan. PERMA ini dijadikan sebagai dasar 9
Suyud Margono, Penyelesaian Sengketa Bisnis Alternative Dispute Resolution (ADR), (Bogor : Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 127.
6
hukum juga memperjelas peranan mediasi dalam sistem peradilan di Indonesia. Terjadi peningkatan angka perceraian setiap tahun di Pengadilan Agama Sleman Yogyakarta setelah adanya PERMA No. 1 Tahun 2008. Perceraian mencapai 475 untuk perkara cerai talak dan 1040 untuk perkara cerai gugat pada tahun 2012. Jumlah perceraian ini tergolong angka paling tinggi bila dibandingkan
tahun-tahun
sebelumnya.10
Data
yang
diperoleh
ini
memunculkan pertanyaan bagi penyusun terkait efektifitas mediasi yang telah diterapkan di Pengadilan Agama Sleman karena mengingat pengintegrasian mediasi ke dalam proses beracara di Pengadilan bertujuan menjadi salah satu instrument mengatasi masalah penumpukan perkara di Pengadilan serta memperkuat dan memaksimalkan fungsi lembaga Pengadilan dalam penyelesaian sengketa. Berangkat dari tujuan awal adanya mediasi yang diantara tujuannya adalah untuk mengurangi jumlah perkara atau penumpukan perkara tersebut, maka penyusun beranggapan perlu untuk dijadikan objek penelitian sebuah skripsi.
B. Pokok Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, pokok masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini, dirumuskan sebagai berikut : 1. Sejauh mana efektifitas praktik mediasi perkara perceraian di Pengadilan Agama Sleman tahun 2012 ? 10
Pra riset di Pengadilan Agama Sleman Yogakarta, 16 April 2013.
7
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi efektifitas praktik mediasi perkara perceraian di Pengadilan Agama Sleman tahun 2012 ?
C. Tujuan dan Kegunaan Tujuan yang hendak dicapai dalam skripsi ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan menjelaskan sejauh mana efektifitas mediasi perkara perceraian di Pengadilan Agama Sleman 2. Untuk mengetahui dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas mediasi perkara perceraian di Pengadilan Agama Sleman Adapun kegunaan skripsi ini adalah : 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan dibidang ilmu hukum pada umumnya dan bidang hukum perkawinan terutama dalam hal mediasi yang berlaku di Indonesia pada khusunya 2. Memberikan kontribusi dalam memperkaya khasanah keilmuan terutama dalam
mengetahui
faktor-faktor
pendukung
keberhasilan
dalam
bermediasi.
D. Telaah Pustaka Beberapa penelitian yang membahas tentang mediasi telah cukup banyak dilakukan. Hasil penelusuran yang dilakukan penyusun terhadap beberapa literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat, dapat penyusun kemukakan beberapa, antara lain:
8
Skripsi Rika Ari Agustina yang berjudul “Sidang Mediasi dan Iplikasinya pada Proses Perceraian (Studi di PA Brebes)”,11 menjelaskan tentang pengaruh mediasi pada lamanya proses perceraian yaitu upaya penambahan waktu untuk mediasi sehingga proses pemeriksaan perkara menjadi sedikit terhambat dan putusan hakim menjadi lama. Selain itu, mediasi ini berpengaruh pada biaya yang dikeluarkan oleh para pihak sehingga timbul adanya ketidak hadiran para pihak untuk mengikuti jalannya mediasi Skripsi Astuti yang berjudul “Praktik Mediasi Perceraian (Studi di PA Wonosari Tahun 2009-2010)”,12 menjelaskan tentang praktik mediasi di PA Wonosari dari tahun 2009-2010 yang belum sesuai dengan prosedur yang ada dalam PERMA No. 1 tahun 2008. Hal tersebut terjadi karena kurangnya skill dan keterbatasan waktu yang dimiliki mediator serta para pihak yang bersikeras untuk bercerai dan belum mendapatkan sosialisasi tentang mediasi sehingga mereka enggan menjalani mediasi. Skripsi Intan Atiqoh yang berjudul “Efektifitas Mediasi dalam Perkara Perceraian (Studi di PA Klaten Pasca PERMA No. 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan)”.13 Skripsi ini menjelaskan tentang
11
Rika Ari Agustina, “Sidang Mediasi dan Implikasinya pada Proses Perceraian (Studi di PA Brebes), skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2009). 12
Astuti, “Praktik Mediasi Perceraian (Studi di PA Wonosari Tahun 2009-2010), Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2011). 13
Intan Atiqoh, “Efektifitas Mediasi dala Perkara Perceraian (Studi di PA Klaten Pasca PERMA No. 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan)”. Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2011)
9
penerapan mediasi dalam perkara perceraian pasca PERMA No. 1 Tahun 2008 di Klaten apakah telah dilaksanakan sesuai aturan atau belum dalam penerapannya. Dalam skripsi ini juga mengutarakan bahwa masih banyak kendala yang ada di Pengadilan Agama Klaten antara lain berasal dari kemauan para pihak yang kuat untuk bercerai, dan tidak adanya mediator yang bersertifikat. Abdul Halim dalam skripsinya yang berjudul “Upaya Damai dalam Bentuk Mediasi dan Penerapannya di Pengadilan Agama Yogyakarta”,14 mengulas tentang penerapan upaya damai dalam bentuk mediasi di PA Yogyakarta yang dituangkan ke dalam sebuah lembaga mediasi. Akan tetapi banyak kendala sehingga proses mediasi kurang sesuai dengan perkara seperti ini. Namun bukan berarti tidak cocok diterapkan di pengadilan, akan tetapi dengan adanya kendala seperti ini kemudian dijadikan landasan PA Yogyakarta untuk membentuk lembaga mediasi. Muhammad Yaumi Nurrahman dalam skripsinya yang berjudul “Efektivitas Mediasi oleh Hakim Mediator (Studi Kasus di Pengadilan Agama Bantul Tahun 2009-2011)”,15 memaparkan bahwa efektivitas mediasi oleh hakim mediator di Pengadilan Agama Bantul dalam perkara pokok perceraian belum efektif karena perkara yang dicabut sangatlah sedikit, sedangkan 14
Abdul Halim, “Upaya Damai dalam Bentuk Mediasi dan Penerapannya di Pengadilan Agama Yogyakarta”. Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2005) 15
Muhammad Yaumi Nurrahman, “Efektivitas Mediasi oleh Hakim Mediator (Studi Kasus di Pengadilan Agama Bantul Tahun 2009-2011). Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2012).
10
perkara asesoir di sana dikatakan cukup efektif karena ketika para pihak tidak dapat didamaikan kembali maka Isteri dapat melakukan kesepakatan kepada Suaminya dan mereka berpisah dengan jalan damai. Hasil penelusuran berbagai literatur tersebut, penyusun merasa belum ada karya ilmiyah yang membahas secara khusus dan berkaitan langsung dengan obyek pembahasan dalam skripsi ini. Dengan demikian penelitian skripsi ini dapat melengkapi penelitian-penelitian yang telah ada, dan berguna bagi peneliti lain yang akan meneliti dalam hukum keperdataan.
E. Kerangka Teoritik Kewajiban hakim mendamaikan pihak-pihak yang berperkara adalah sejalan dengan ajaran Islam. Perdamaian dalam Islam dikenal dengan istilah
s}ulh}, yang secara etimologi berarti memutuskan persengketaan, sedangkan secara syara‟ diartikan sebagai suatu akad dengan maksud untuk mengakhiri persengketaan antara dua orang (para pihak).16 Sehingga ketika di antara kedua suami isteri muncul perbedaan yang menyebabkan sebuah perceraian, maka hendaklah di tunjuk h}akam atau penengah guna menghilangkan perbedaan tersebut serta mendamaikan mereka. Sesuai dengan firman Allah SWT. Sebagai berikut:
وإن خفتم شقاق بينهما فابعثواحكما من أهله وحكما من أهلها إن يريداإصالحا 17 يوفق اهلل بينهما إن اهلل كان عليما خبريا 16
As- Sayyid Sa>biq, fiqh as-Sunnah, (Beirut: Da>r al-Fikr, 1997), III, 305.
17
An-Nisa>’ (4): 35.
11
Kesimpulan ayat di atas ialah, apabila hakim menyelesaikan konflik suami isteri yang shiqa>q, hendaklah dipanggil seorang h}akam (juru damai) dari pihak suami dan seorang h}akam dari pihak isteri. Maksud h}akam ialah orang yang mengetahui hukum dengan baik dan h}akam itu diambilkan dari keluarga suami dan keluarga isteri karena mereka lebih besar pengaruhnya terhadap suami isteri dibandingkan orang lain. Para h}akam itu dipandang mengenal hakikat perkara suami isteri sampai kelubuk batinya. Mereka mengetahui cara-cara memperbaiki jiwa suami isteri, karena kadang-kadang yang menjadi sebab persengkataan itu bersifat batiniyyah, tersembunyi, suami-isteri tidak mau membukanya di hadapan orang lain, sehingga hikmah dipilihnya h}akam dari keluarga kedua belah pihak adalah jelas sekali.18 Di lingkungan Pengadilan Agama istilah perdamaian lebih dikenal dengan mediasi yang berarti cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator.19 Dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 143 ayat (1) dan ayat (2) disebutkan bahwa hakim harus mendamaikan para pihak yang berperkara sebelum putusan dijatuhkan. Usaha untuk mendamaikan pihak yang bersengketa ini dilakukan pada setiap pemeriksaan.20
Abdurrama>n Al-Jazi>ri>, kitab al-Fiqh ‘ala al-Mad{a>hibib al-Arba’ah (Mesir: al-maktabah at-Tija>riyah al-Qubra, 1969), IV:394 18
19
Pasal 1 ayat (7) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi. 20
Pasal 143 ayat (1) dan ayat (2) Kompilasi Hukum Islam.
12
Hakim wajib berupaya untuk menghadirkan keluarga atau orang-orang terdekat dari pihak yang berperkara untuk didengar keterangannya, sekaligus hakim meminta bantuan kepada keluarga agar mereka dapat berdamai. Jika upaya ini tetap gagal maka barulah dilakukan penyelesaian hukum secara litigasi. Hal ini sesuai dengan UU No 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama Pasal 76 ayat (1) dan ayat (2).21 Landasan formil mengenai integrasi mediasi dalam sistem peradilan pada dasarnya, tetap bertitik tolak dari ketentuan Pasal 130 HIR, Pasal 145 RBG.
Untuk
lebih
memberdayakan
dan
mengefektifkannya,
MA
memodifikasinya ke arah yang lebih bersifat memaksa (compulsory).22 Pada prinsipnya upaya hakim untuk mendamaikan bersifat imperatif. Hakim wajib berupaya mendamaikan para pihak yang berperkara. Hal itu dapat ditarik dari ketentuan Pasal 131 ayat (1) HIR, yang mengatakan: 1. Jika hakim tidak dapat mendamaikan para pihak, 2. Maka hal itu mesti disebut dalam berita acara sidang. Jadi menurut Pasal ini, kalau hakim tidak berhasil mendamaikan, ketidak berhasilan itu mesti ditegaskan dalam berita acara sidang. Kelalaian menyebutkan hal itu dalam berita acara mengakibatkan pemeriksaan perkara: 1. Mengandung cacat formil, 2. Berakibat pemeriksaan batal demi hukum.
242.
21
Pasal 76 ayat (1) dan ayat (2) UU No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama.
22
M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, cet. XI (Jakarta: Sinar Grafika), 2011, hlm.
13
Kalau begitu, upaya mendamaikan adalah bersifat imperatif. Tidak boleh diabaikan dan dilalaikan. Proses pemeriksaan yang tidak menempuh dan tidak dimulai dengan tahap mendamaikan, batal menurut hukum.23 Lembaga perdamaian merupakan salah satu lembaga yang sampai sekarang dalam praktik pengadilan telah banyak mendatangkan keuntungan baik bagi hakim maupun bagi pihak-pihak yang berperkara. Keuntungan bagi hakim, dengan adanya perdamaian itu berarti para pihak yang bersengketa telah ikut menunjang terlaksananya asas peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan. Keuntungan bagi pihak yang bersengketa adalah dengan terjadinya perdamaian itu berarti menghemat ongkos berperkara, mempercepat penyelesaian, dan menghindari putusan yang bertentangan.24 Perpaduan metode-metode mediasi dan proses litigasi guna mengakhiri sengketa secara damai sangat signifikan untuk dikembangkan lebih lanjut dengan beberapa alasan: 1. Memenuhi asas cepat, sederhana dan biaya ringan. Hasil yang dicapai dalam proses mediasi dituangkan dalam akta perdamaian. 2. Menutupi salah satu kelemahan dari proses mediasi, yaitu dalam hal bahwa hasil yang dicapai dari proses mediasi bisa saja tidak dapat dilaksanakan karena tidak adanya kekuatan enforcibility (keharusan). Melalui mediasi-litigasi, hasilnya mempunyai kekuatan hukum tetap dan mempunyai kekuatan eksekutorial seperti putusan biasa.
23
24
Ibid, hlm. 239
Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata, cet III, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005 ), hlm. 152.
14
3. Akta perdamaian yang dihasilkan dapat memenuhi rasa keadilan masyarakat. 4. Respon terhadap kritik kelemahan-kelemahan litigasi selama ini, dalam hal: a. Biaya yang dibutuhkan sangat mahal b. Waktu yang digunakan sangat lama c. Hasil berupa menang kalah, sehingga ada pihak yang tidak puas membuat orang selalu bermusuhan. 5. Mengurangi tumpukan perkara ke mahkamah agung karena perkaraperkara yang masuk melalui mediasi-litigasi sudah tertutup kemungkinan upaya hukum lain.25 Mahkamah Agung RI melalui PERMA No. 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan telah mengintegrasikan mediasi ke dalam proses beracara di pengadilan sebagai salah satu instrumen untuk mengatasi penumpukan
perkara.
PERMA
ini
telah mewajibkan
hakim
untuk
memerintahkan kepada para pihak yang bersengketa untuk menyelesaikan sengketa tersebut melalui mekanisme mediasi.26 Dengan demikian, mediasi sebagai alternatif penyelesaian sengketa di luar persidangan menjadi salah suatu keharusan dalam penyelesaian sengketa perdata.
25
Harijah Damis, Hakim Mediasi Versi SEMA Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberdayaan Pengadilan Tingkat Pertama Menerapakan Lembaga Damai, Mimbar Hukum Nomor 63, hlm. 28. 26
Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) No. 1 Tahun 2008, Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan.
15
F. Metode Penelitian Dalam penelitian tentang keberhasilan mediasi di Pengadilan Agama Sleman ini penyusun menggunakan metode penelitian sebagai berikut : 1. Jenis Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, penyusun mengunakan jenis penelitian pustaka “Library Research” yaitu meneliti dokumen yang ada di Pengadilan Agama Sleman. Dalam memperoleh data-data dan informasi bersumber dari dokumen Pengadilan Agama Sleman. 2. Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan oleh penyusun dalam menyusun skripsi ini ialah “Deskriptif Analitik”, yaitu sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya, sehingga bersifat untuk mengungkap fakta (Fact finding),27serta menemukan korelasi antara yang satu dengan yang lainnya, yang kemudian dianalisis dengan menggunakan teori atau kaidah umum yang telah berlaku. Fakta yang akan menjadi obyek di sini pelaksanaan mediasi yang ada di Pengadilan Agama Sleman. 3. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan oleh penyusun di sini ialah normatif-yuridis. Pendekatan normatif yaitu memahami peran mediasi yang diterapkan oleh Pengadilan Agama Sleman, berdasarkan pada al-Quran, Hadis dan kitab-
27
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada Press, 1993), hlm. 31.
16
kitab hukum Islam. Pendekatan yuridis yaitu pendekatan berdasarkan perundang-undangan atau peraturan yang mengatur prosedur serta kerja mediator dalam bermediasi.28 4. Sumber Data a. Sumber Primer Pendekatan yang dilakukan oleh penyusun dengan cara mengumpulkan data-data dari Pengadilan Agama Sleman atau dari buku-buku, skripsi, jurnal dan tulisan yang berkaitan dengan obyek penelitian, sehingga dapat digunakan sebagai acuan dan relevansinya dalam masalah yang sedang penyusun teliti. b. Sumber Sekunder Pengumpulan data di lapangan melalui wawancara langsung ke narasumber (responden. Dalam penulisan ini yang diwawancarai ialah hakim dan mediator yaitu bapak Marwoto, dan pejabat yang ada di Pengadilan Agama Sleman yaitu bapak Fathurrahman. 5. Teknik Analis Data Setelah data-data terkumpul kemudian dianalisis secara kualitatif, yaitu dengan kualitas data yang diperoleh, diteruskan dengan pola berfikir induktif. Induktif yaitu
suatu metode menganalisis data yang bersifat
khusus yang berupa data-data mediasi yang ada di Pengadilan Agama Sleman untuk kemudian diambil kesimpulan yang umum yaitu dikorelasikan dengan dalil-dalil nash dan undang-undang.
28
Pawito, Penelitiana Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: LkiS, 2007), hlm. 257.
17
G. Sistematika Pembahasan Penyusun menyajikan pembahasan skripsi ini menjadi lima bab dengan sistematika sebagai berikut : Bab pertama berisi gambaran umum tentang skripsi yang terdiri dari enam sub bab. Latar belakang masalah dan pokok masalah, membahas bahwa penelitian ini penting, yang kemudian diikuti tujuan dan kegunaan. Telaah pustaka, menelusuri penelitian sejenis yang pernah dilakukan. Kerangka teoritik, berupa teori-teori yang digunakan untuk menganalisis pokok permasalahan. Metode penelitian dan diakhiri sistematika pembahasan. Bab kedua, memberikan ulasan tentang ketentuan umum mediasi yang meliputi pengertian dan dasar hukum mediasi, peran dan fungsi mediasi, prosedur mediasi, mediasi dalam peraturan perundang-undangan dan memaparkan tentang mediasi dalam hukum islam. Bab ketiga, membahas tentang pelaksanaan sidang mediasi penyelesaian perkara cerai di Pengadilan Agama Sleman. Pembahasannya: ulasan tentang sejarah Pengadilan Agama Sleman, prosedur mediasi yang dijalankan di Pengadilan Agama Sleman, memaparkan data keseluruhan perkara yang masuk, juga data laporan mediasi yang telah dilaksanakan, serta laporan perkara yang diputus di Pengadilan Agama Sleman Yogyakarta. Bab
kempat,
bagian
ini
merupakan
analisis
terhadap
pokok
permasalahan dalam skripsi secara lebih jauh dan faktual tentang efektifitas mediasi di Pengadilan Agama Sleman Yogyakarta dan terkait dengan factorfaktor yang mempengaruhi efektifitas mediasi yang telah dilaksanakan.
18
Bab kelima, diakhiri dengan penutup, yang berisi kesimpulan dari seluruh hasil kajian yang telah dilakukan dalam penelitian ini, selain itu pada bagian ini, penyusun juga mencoba memberikan penawaran berupa berupa saran-saran yang dapat diberikan setelah mengadakan eksplorasi terhadap permasalahan yang diteliti.
76
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penyusun melakukan penelitian dan menjabarkan tentang mediasi di Pengadilan Agama. Penyusun menyimpulkan bahwa: Pelaksanaan mediasi yang dijalankan di Pengadilan Agama Sleman telah sesuai dengan ketentuan yang ada pada PERMA No.1 Tahun 2008. Pada praktiknya mediasi yang dilaksanakan di Pengadilan Agama Sleman tahun 2012 belum dapat sepenuhnya mengurangi angka perceraian. Mediasi di Pengadilan Agama Sleman belum dapat dikatakan efektif karena memang mediasi dalam kaitannya perkara perceraian ini sangat sulit sebab perakara perceraian merupakan perkara yang menyangkut hati, perasaan, emosi, harga diri dan lain sebagainya. Hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan mediasi dapat dikelompokkan menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal, meliputi: pertama, mediator; peran mediator ini sangat penting dalam menangani mediasi, karena mediatorlah yang dijadikan penengah dalam memberikan win-win solution agar kedua belah pihak dapat rukun kembali. Kedua, pihak yang berperkara; pada prinsipnya mediasi ialah mendamaikan antara kedua belah pihak yang bersengketa, sehingga kehadiran kedua belah pihak dalam bermediasi ini jadi amat sangat penting. Faktor eksternal, meliputi: pertama, intensitas waktu; mediasi yang dilaksanakan kebanyakan hanya dilaksanakan sekali saja dalam setiap perkara
76
77
perceraian. Penyebabnya ialah kurangnya tenaga atau belum adanya mediator khusus yang bersertifikat yang menangani mediasi di Pengadilan Agama Sleman. Kedua, pihak keluarga; masukan dan dukungan dari keluarga yang sedang berselisih ataupun yang menginginkan untuk bercerai ini sangat mempengaruhi jalannya mediasi di Pengadilan. Ketiga, faktor perasaan; bisa dikatakan bahwa hal yang paling sulit ialah bila sesuatu itu sudah mencakup perasaan, karena dalam suatu pernikahan tentunya didasari atas cinta, sehingga bila kedua belah pihak atau salah satu pihak sudah merasa tidak cocok maka tidak menutup kemungkinan para pihak bersikukuh melakukan perceraian. Keempat, keterlibatan pengacara; pada dasarnya pengacara ini membantu kliennya untuk menyelesaikan perkara, sehingga dalam mediasipun terkadang pengacara diperbolehkan untuk mengikuti mediasi, sehingga keterbukaan para pihak dalam menyampaikan permasalahannya kurang maksimal. B. Saran-saran 1. hendaknnya semua hakim mediator mempunyai sertifikat sebagai mediator agar mendapatkan bekal-bekal khusus sebagai hakim mediator guna menjalankan mediasi perkara perceraian 2. Alangkah lebih baiknya bila ada mediator bersertifikat khusus yang menangani mediasi selain hakim majelis, agar mediasi dilaksanakan secara optimal 3. Hakim mediasi atau mediator hendaknya dapat menyakinkan para pihak untuk hadir dalam mediasi agar mediasi dapat berjalan sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA A. Kelompok al-Quran Al-Quran dan Terjemahan B. Kelompok Hadis Fu’a>d ‘Abdul Ba>qi>, Muh}ammad, Sunan At-Tirmidhi>, (ttp: Da>r al-Fikr, t.t). Ibnu Hajar al ‘As{qolany, Bulu>gh al-Mara>m, cet. 2, (Indonesia: Haramain) C. Kelompok Fikih Abbas, Syahrial, Mediasi dalam Hukum Syari’ah, Hukum Adat, dan Hukum Nasional, jakarta: Kencana Prenada Media Group. Abdul Halim, “Upaya Damai dalam Bentuk Mediasi dan Penerapannya di Pengadilan Agama Yogyakarta”. Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2005. Al-Jazi>ri>, Abdurrama>n, kitab al-Fiqh ‘ala al-Mad{a>hibib al-Arba’ah (Mesir: almaktabah at-Tija>riyah al-Qubra, 1969). Anwar, H. Moch., Dasar-dasar Hukum Islami dalam Menetapkan Keputusan di Pengadilan Agama, cet ke 1 (Bandung: Penerbit CV Diponegoro, 1991). Astuti, “Praktik Mediasi Perceraian (Studi di PA Wonosari Tahun 20092010), Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2011. Intan Atiqoh, “Efektifitas Mediasi dala Perkara Perceraian (Studi di PA Klaten Pasca PERMA No. 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan)”. Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2011. Mazkur, Salam, Peradilan dalam Islam, alih bahasa Imron AM, Surabaya: Bina Ilmu, 1993. Muhammad Yaumi Nurrahman, “Efektivitas Mediasi oleh Hakim Mediator (Studi Kasus di Pengadilan Agama Bantul Tahun 2009-2011). Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2012.
Mukhtar, Kamal, Asas-Asas Hukum Islam tentang Perkawinan (Jakarta: Bulan Bintang, 1993). Nasution, Khoiruddin, Hukum Perkawinan I,Yogyakarta: ACAdeMIA & TAZZAFA, 2005. Rasyid, Sulaiman, Fiqh Islam, cet. Ke 42, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009. Rika Ari Agustina, “Sidang Mediasi dan Implikasinya pada Proses Perceraian (Studi di PA Brebes), skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2009. Rosyadi, Rahmad dan Ngatino, Arbitrase dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif, cet. 1, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2002. Sa>biq, As- Sayyid, fiqh as-Sunnah, (Beirut: Da>r al-Fikr, 1997). D. Lain-lain Al-Khusyt, Muhammad Utsman, Penyelesaian problema Rumah Tangga Secara Islami, (Solo: Pustaka Mantiq, 1994). Amriani, Nurnaningsih, Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001). As’adi, Edi, Hukum Acara Perdata dalam Perspektif Mediasi (ADR) di Indonesia, cetakan pertama Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012. Harahap, M. Yahya, Hukum Acara Perdata, cet. XI (Jakarta: Sinar Grafika). Manan, Abdul, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama, cet. ke-5 (Jakarta: Kencana, 2008). Manan, Abdul, Penerapan Hukum Acara Perdata, cet III, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005. Margono, Suyud, Penyelesaian Sengketa bisnis Alternative Dispute Resolution (ADR), Bogor : Ghalia Indonesia, 2010. Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada Press, 1993. Rahmadi, Takdir, Mediasi penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat Jakarta: Rajawali Pers, 2010.
Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, (Jakarta: Internas, 1987). Thalib, Sayuti, Hukum Kekeluargaan Indonesia,(Jakarta: Penerbit UNiversitas Indonesia (UI-Press), 1986). Usman, Rachmadi, Pilihan Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003). Arief, Anggreany, Mediasi Sebagai Alternatif Penyelesaian Perkara Perdata. Al-Risalah 2 November 2012. Damis, Harijah, Hakim Mediasi Versi SEMA Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberdayaan Pengadilan Tingkat Pertama Menerapakan Lembaga Damai, Mimbar Hukum Nomor 63. E. Kelompok Undang-Undang Kompilasi Hukum Islam, Bandung: Citra Umbara, 2012. PERMA No.1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan PERMA No.2 Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan Undang-undang Perkawinan R.I. Nomor 1 Tahun 1974. Bandung: Citra Umbara. UU No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. F. Kelompok Kamus Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988). Al Barry, M. Dahlan, Kamus ILmiah Populer, Surabaya: Arkola. G. Kelompok Website http://id.shvoong.com/law-and-politics/law/2242580-tujuan-dan-manfaatmediasi/. http://pojokhukum.Blogspot.com/2008/03/mediasi-dalam-penyelesaiansengketa.html.
http://www.pa-slemankab.go.id/en/sejarah-pengadilan.html http://curatcoretnabil.Blogspot.com/2012/03/konsep-ishlah-dalam-perspektifal-Quran.html.
TERJEMAH
HL
FT
2 3
4 5
4
7
10
17
40
40
41
42
TERJEMAHAN BAB I Perkara halal yang paling dibenci Allah ialah talak. Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. Ketika dua orang laki-laki meminta kamu untuk menghukumi mereka, maka janganlah kamu menghukumi terhadap seseorang sehingga kamu mendengarkan perkataan orang yang lainnya supaya kamu mengetahu bagaimana memutuskannya. Dan jika kamu khawatirkan ada persengkataan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga lakilaki dan seorang hakam dari keluarga perempuan, jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. BAB II Dan jika kamu khawatirkan ada persengkataan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga lakilaki dan seorang hakam dari keluarga perempuan, jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan-nya dan mendirikan Shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang kami berikan kepada mereka.
BIOGRAFI ULAMA
Imam Ibnu Hajar al-Asqolani Nama lengkap Ibnu Hajar adalah Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar Al-Kannani AlAsqalani Al-Mishri. Beliau adalah seorang ulama besar madzhab Syafi’i, diberi gelar oleh ketua para qadhi, Syaikhul Islam, Al-Hafizh AlMuthlaq (seorang hafizh secara mutlak), Amirul Mukminin dalam bidang hadist. Beliau dilahirkan tanggal 12 Sya’ban tahun 773 Hijriyah (18 Pebruari 1372 Masehi) di pinggiran sungai Nil di Mesir kuno. Tempat tersebut jaraknya berdekatan dengan Dar An-Nuhas dekat masjid Al-Jadid. Julukan beliau adalah Syihabuddin dengan nama pangilan (kunyah-nya) Abu AlFadhl. Beliau juga dikenal dengan nama Abul Hasan Ali dan lebih terkenal dengan nama Ibnu Hajar Nuruddin Asy-Syafi’i. Guru beliau, Burhanuddin Ibrahim Al-Abnasi memberinya namaAt-Taufiq dan sang penjaga tahqiq. Imam Malik Nama lengkapnya Mālik ibn Anas bin Malik bin 'Āmr al-Asbahi atau Malik bin Anas (lengkapnya: Malik bin Anas bin Malik bin `Amr, al-Imam, Abu `Abd Allah al-Humyari al-Asbahi al-Madani), Bahasa Arab: مالك بن أنس, lahir di Madinah pada tahun 714 M / 93 H dan meninggal pada tahun 800 M 179 H. Ia adalah pakar ilmu fikih dan hadits, serta pendiri Mazhab Maliki. Imam Malik dilahirkan di Madinah al Munawwaroh. Sedangkan mengenai masalah tahun kelahiranya terdapat perbedaaan riwayat. Al-Yafii dalam kitabnya Thabaqat fuqoha meriwayatkan bahwa imam Malik dilahirkan pada 94 H. Ibn Khalikan dan yang lain berpendapat bahwa imam Malik dilahirkan pada 95 H. Sedangkan imam al-Dzahabi meriwayatkan imam Malik dilahirkan 90 H. Imam yahya bin bakir meriwayatkan bahwa ia mendengar malik berkata : "aku dilahirkan pada 93 H" dan inilah riwayat yang paling benar (menurut al-Sam'ani dan ibn farhun). Berasal dari keluarga Arab yang terhormat dan berstatus sosial yang tinggi, baik sebelum datangnya Islam maupun sesudahnya, tanah asal leluhurnya adalah Yaman, namun setelah nenek moyangnya menganut Islam mereka pindah ke Madinah, kakeknya Abu Amir adalah anggota keluarga pertama yang memeluk agama Islam pada tahun ke dua Hijriah. Imam Muh}ammad Fu’a>d ‘Abdul Ba>qi> Muhammad Fuad bin ‘Abd al-Baqi b. Salleh b. Muhammad (w1388H / 1968M).Beliau merupakan seorang penyusun indeks di dalam lapangan Sunnah Nabawiyah dan juga ayat-ayat al-Quran. Beliau berasal dari negara
Mesir dan pernah mengajar di sekolah-sekolah sekitar kota Kaherah, kemudiannya menjadi penterjemah Bahasa Arab dari Bahasa Perancis untuk Bank Pertanian di Kaherah dari tahun 1905 hingga tahun 1933. Setelah itu, beliau berhenti dari kerjanya dan mula bergiat dalam bidang penulisan secara langsung. Penglihatannya kabur dan menjadi buta sebelum beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir di kota Kaherah kerana terlalu banyak membaca dan mentelaah buku dan kitab. Seorang yang rajin berpuasa, bersemangat gigih serta cekal dalam mencapai hasratnya. Imam Abdurrama>n Al-Jazi>ri> Nama lengkap beliau adalah Abu Al-Khair Syamsuddin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin `Ali bin Yusuf Al-Jazari Asy-Syafi`i. Lahir di Damaskus pada malam Sabtu setelah shalat tarawih tanggal 25 Ramadhan 751H. Ayahnya adalah seorang pedagang shalih yang giat menuntut ilmu, mengagungkan serta bertalaqqi Al-Qur’an. Syaikh Hasan As-Saruji adalah guru Al-Qur’an ayahnya yang sekaligus kelak Ibnu Al-Jazari juga berguru kepada guru dari ayahnya tersebut. Diceritakan bahwa selama empat puluh tahun ayahnya tidak dikaruniai anak, kemudian ketika menunaikan haji memanjatkan do`a saat meminum zamzam agar dikaruniai anak yang `alim. Lebih kurang dalam jangka sembilan bulan (haji bulan Dzulhijjah 750H Ramadhan 751H), lahirlah Ibnu Al-Jazari sebagai bukti terkabulnya do`a. Ibnu Al-Jazari berhasil menghafal seluruh Al-Qur’an pada usia 13 tahun kemudian menjadi imam shalat pada usia 14 tahun. Setelah itu beliau melanjutkan belajar ilmu qiro’at kepada beberapa guru di Syam sehingga rampung membaca qiro’at sab`ah pada tahun 768H. Setelah itu, beliau beranjak melakukan perjalanan ilmiah untuk mencari sanad yang tinggi serta menyempurnakan bacaan. As- Sayyid Sa>biq Syaikh Sayyid Sabiq dilahirkan tahun 1915 H di Mesir dan meninggal dunia tahun 2000 M. Ia merupakan salah seorang ulama al-Azhar yang menyelesaikan kuliahnya di fakultas syari’ah. Kesibukannya dengan dunia fiqih melebihi apa yang pernah diperbuat para ulama al-Azhar yang lainnya. Ia mulai menekuni dunia tulis-menulis melalui beberapa majalah yang eksis waktu itu, seperti majalah mingguan ‘al-Ikhwan al-Muslimun’. Di majalah ini, ia menulis artikel ringkas mengenai ‘Fiqih Thaharah.’ Dalam penyajiannya beliau berpedoman pada buku-buku fiqih hadits yang menitikberatkan pada masalah hukum seperti kitab Subulussalam karya ashShan’ani, Syarah Bulughul Maram karya Ibn Hajar, Nailul Awthar karya asySyaukani dan lainnya. Syaikh Sayyid mengambil metode yang membuang jauh-jauh fanatisme madzhab tetapi tidak menjelek-jelekkannya. Ia berpegang kepada dalil-dalil dari Kitabullah, as-Sunnah dan Ijma’, mempermudah gaya bahasa tulisannya untuk pembaca, menghindari istilah-istilah yang runyam, tidak memperlebar
dalam mengemukakan ta’lil (alasan-alasan hukum), lebih cenderung untuk memudahkan dan mempraktiskannya demi kepentingan umat agar mereka cinta agama dan menerimanya. Beliau juga antusias untuk menjelaskan hikmah dari pembebanan syari’at (taklif) dengan meneladani al-Qur’an dalam memberikan alasan hukum.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Daftar Pertanyaan Wawancara 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Apakah pengertian mediasi menurut bapak ? Pentingnya mediasi ? Sejarah mediasi di PA sleman ? Prosedur mediasi di PA sleman ? Proses mediasi(gambaran secara runtut) di PA sleman ? Siapa yang menjalankan medisi di sleman ?(hakim atau lembaga hukum) Apakah pihak keluarga atau orang lain boleh jadi mediator di sleman ? Berapa hakim yang bersetifikat yang ada di PA sleman ? Apakah diperbolehkan hakim yang tidak besertifikat menjalankan mediasi di PA sleman ? 10. Kalau di mediasi oleh hakim dari sleman otomatis dapat diawasi dan pasti dijalankan oleh hakim, namun apa bila dilaksanakan bukan hakim apakah bukti dari para pihak telah melaksanakan mediasi ?(jika berbohong telah melaksanakan mediasi) 11. Proses mediasi di jalankan selama berapa kali dalam satu perkara ? 12. Berapa lama proses mediasi di jalankan dalam setiap pertemuannya ? 13. Apakah juga melaksanakan kaukus (pertemuan mediator dgn salah satu pihak) 14. Mediasi yang berhasil itu yang seperti apa ? 15. Tingkat keberhasilan mediasi pada tahun 2012 (cerai gugat 1042 dan cerai talak 474)(berapa persen keberhasilan) 16. Alasan apa saja mereka melakukan perceraian ? 17. Apakah Faktor yang mempengaruhi efektifitas mediasi/keberhasialan mediasi di PA Sleman ? - Kriteria hakim mediator - Pihak yang berperkara 18. Apakah keefektifan mediasi itu harus menuntut keberhasilan proses madiasi ? 19. Faktor kegagalan dalam mediasi ? 20. Kendala-kendala yang di hadapi dalam mediasi ? 21. Sejauh mana mediasi itu dikatakan efektif.tolok ukur apakah yang bisa di jadikan acuan ? 22. menurut bapak apakah mediasi di Pa sleman itu efektif dalam penerapannya ? 23. Menurut bapak seumpama tidak ada kewajiban dalam menjalankan mediasi seperti dalam perma 2008 apakah tetap akan menjalankan mediasi ? apa alasannya ?(seperti hanya mempersulit, memberatkan atau memperlama suatu perkara ? 24. Apakah di perbolehkan kami mengikuti jalannya mediasi ?
Curiculum Vitae
Nama Lengkap
: Arif Rijal Fadilah
TTL
: Klaten, 10 Februari 1991
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat Asal
: RT. 4 / RW. 2 Kalikajar, Kadilajo, Karangnongko, Klaten
Alamat Domisili
: Jln. Babaran Gg. Cemani, Umbulharjo, Yogyakarta
Instansi
: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Jurusan
: Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah
Semester
: IX
Fakultas
: Syari’ah dan Hukum
NIM
: 09350042
No. Telepon
: 087838949965
E-mail
: [email protected]
Motto Hidup
: sing sopo wong gelem obah mongko bakal mamah
Riwayat Pendidikan : 1. TK ABA Jeblog 2. SD Jeblog 1 3. MTs Al-Muttaqien P.S 4. MA TBS KUDUS 6. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta