PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
Edisi 1
inside >> Efisiensi Pasar 1 Mendorong Melalui STP
3 5
I
Tr i w u l a n I
l
2013
Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal: Efisiensi Proses Transaksi Bursa & Perlindungan Investor ‘Collateral Optimization’: Sebuah Revolusi Fungsi
6 7
Gebrakan Direksi KPEI Periode 2012-2015 STATISTICS
8
events
Mendorong Efisiensi Pasar Melalui STP Pasar modal Indonesia telah merasakan manfaat kehadiran Straight Through Processing (STP). Mekanisme baru ini terbukti telah mendorong efisiensi optimal pada seluruh rangkaian proses transaksi bursa.
S
atu dekade telah berlalu sejak implementasi me kanisme penyelesaian transaksi bursa tanpa warkat (scriptless), pasar saham Indonesia mencatat sejum lah kemajuan penting. Saat ini, mekanisme transaksi pasar makin cepat, tepat dan efisien, karena seluruh rangkaian proses sudah masuk tahap otomasi. Kehadiran mekanisme perdagangan terbaru, yang akrab dengan sebutan STP (Straight Through Processing) telah mengubah wajah pasar modal Indonesia. Masih lekat dalam ingatan sebagian besar pelaku pa saksi harian telah berkisar pada angka Rp 5 triliun. Pasar sar, ketika harus berurusan dengan saham fisik, mekanisme modal Indonesia harus mempersiapkan diri untuk mengha transaksi yang berliku, hingga risiko kehilangan aset na dapi peningkatan nilai, frekuensi dan volume transaksi dan sabah oleh aneka macam alasan. Saat itu pula pasar modal jumlah produk baru. kita berpindah ke mekanisme perdagangan tanpa warkat Rangkaian sistem yang menyatu dalam mekanisme otomasi STP disepakati sebagai solusi untuk menjawab ber (scriptless) pada tahun 2000. Sejak saat itu, sampai dengan implementasi STP, mekanisme pe bagai perkembangan pasar yang ter nyelesaian transaksi bursa belum jadi. STP dapat mempersiapkan pasar mengalami perubahan signifikan. modal Indonesia menghadapi pening Saat ini jumlah emiten Sulit membayangkan mekanisme katan nilai transaksi, jumlah emiten telah menembus angka 459 lama itu dipertahankan saat jumlah perusahaan dan nilai rata-rata yang melonjak, jumlah investor yang emiten telah menembus angka 459 transaksi harian telah berkisar terus bertambah, diikuti penerapan pada angka Rp 5 triliun. perusahaan dan nilai rata-rata tran online trading.
KPEI Newsletter
I
Edisi 1 Triwulan I l 2013 headlines EDITORIAL Para stakeholders KPEI, mulai awal tahun 2013, KPEI mener bitkan KPEI Newsletter. Media ini kami persembahkan sebagai salah satu media komunikasi kami dengan pengguna jasa, pelaku pasar, dan masyarakat umum. Kami berharap melalui KPEI Newsletter ini, para pembaca memperoleh informasi seputar layanan terbaru KPEI, kebijakan, kegiatan dan berbagai informasi lainnya terkait peran & fungsi KPEI sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP). Pada edisi perdana KPEI News letter ini, kami akan menyam paikan reportase terkait Straight Through Processing (STP) sebagai salah satu pengembangan infra struktur pasar modal yang telah diimplementasikan pada tahun 2012. Tak ketinggalan, KPEI News letter juga menampilkan profil ringkas tiga Direksi baru KPEI periode 2012 - 2015. Akhir kata, kami meng ucapkan selamat tahun baru 2013, semoga kita meraih sema ngat baru untuk menghasilkan berbagai karya yang lebih baik lagi di tahun 2013 ini. Selamat Membaca Redaksi
Penerbit: PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Penasihat: Direksi PT KPEI Penanggung Jawab: Unit Komunikasi Perusahaan Dewan Redaksi: Razif Yunus, Andre Taufan Pratama, Vinsensia Selvia Muga, Mutia Resty Alamat Redaksi & Sirkulasi: Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Telp. 021-5155115 Fax. 021-5155120 Toll Free 0800-100-KPEI (5734) email:
[email protected] website www.kpei.co.id
KPEI Newsletter
Lalu, apakah STP itu? Sederhana sistem penyelesaian secara continuous nya, STP merupakan mekanisme perda netting, kliring berdasarkan SID dan gangan yang mengintegrasikan selu netting per counter/saham (sistem kli ring berbasis NPC-SID). Dengan sistem ruh sistem dan proses perdagangan hingga penyelesaian secara terotoma ini, penyelesaian transaksi tidak lagi si. Rangkaian proses dimaksud mulai hanya terjadi dua kali per hari, tetapi dari order sampai eksekusi transaksi di dimungkinkan setiap 30 menit hingga sistem perdagangan bursa, konfirmasi level rekening nasabah. Melengkapi – afirmasi, aktivitas kliring, hingga pe semua sistem yang ada, kini juga telah nyelesaian transaksi pada level reke dibangun jaringan terpadu pasar mo ning nasabah di sistem penyelesaian. dal (JTPM) agar tercipta interkoneksi ”STP memungkinkan semua pihak sistem antar seluruh pelaku pasar mo menjalankan peran dalam seluruh dal. rangkaian proses melalui satu sistem Saat ini, implementasi STP telah terintegrasi secara elektronis, tanpa memasuki bulan keenam, sejak di intervensi manual,” terang Direktur luncurkan pada 15 Juni 2012. Tingkat Utama KPEI, Hasan Fawzi. kepuasan pelaku pasar tergolong sa Dengan demikian, kehadiran STP ngat tinggi. Respons pelaku itu ter memenuhi harapan ter catat dalam survei dan ciptanya pasar yang makin kuesioner yang diseleng efisien. STP juga membuat garakan KPEI pada No Sistem pengawasan oleh regula vember lalu. ”Mayoritas penyelesaian secara continuous tor menjadi lebih efektif. pelaku menyatakan su netting, kliring Efektivitas pengawasan dah menerima manfaat berdasarkan SID ditunjang data elektronis dari penerapan STP,” dan netting per yang dapat diakses secara tutur Hasan Fawzi. Hasil counter/saham cepat dan akurat, sehing dari survei itu, bahkan (sistem kliring berbasis NPC-SID). ga perlindungan nasabah dibahas dalam workshop Dengan sistem menjadi lebih optimal. yang melibatkan seluruh ini, penyelesaian Berbagai sistem yang anggota kliring. transaksi tidak Meski tingkat kepu tercakup dalam imple lagi hanya asan pelaku cukup tinggi, mentasi STP meliputi, fasi terjadi dua kali per hari, tetapi litas AKSes dan penerapan KPEI tetap berkomitmen dimungkinkan master client ID yang dita untuk terus menyempur setiap 30 menit. ngani KSEI. Pihak Bank nakannya. Tengah diren Pembayaran menangani canakan untuk integrasi implementasi rekening sistem antara STP di KPEI dana nasabah (RDN). Sementara sistem dengan sistem back office AB. Dengan JATS Next-G di BEI juga disempurnakan demikian seluruh informasi transaksi dengan menerapkan trading ID yang yang diterima bisa masuk mekanisme memuat SID. Selain itu ada beberapa STP sehingga tidak ada lagi tahapan sistem pendukung yang terus disem manual di sisi AB. purnakan. Di antaranya Sistem Pre Deal Sejalan dengan road map dan Chek (PDC) pada sistem perdagangan building block pengembangan bis di BEI serta Sistem Manajemen Risiko nis KPEI, telah dirumuskan rencana di KPEI yang telah disempurnakan. pengembangan sampai 2015. Dalam Saat ini keseluruhan proses transaksi kurun waktu tersebut, KPEI berkomit dan penyelesaiannya sudah diterapkan men memberi manfaat maksimal sampai level ID nasabah, dari sebelum pada stakeholders. Komitmen itu di nya hanya sampai level AB. rumuskan dalam 4 tema strategi yaitu: Pengembangan sistem di KPEI, strengthening CCP & regulatory roles, seperti sistem manajemen risiko yang innovative market development, capa baru, ditujukan untuk menyempur city and institutional building, serta nakan perhitungan trading limit mau harmonization & smart globalization. pun manajemen pengelolaan agunan Keempat tema strategi itu akan ikut dengan standar internasional, dengan mewarnai komitmen pelayanan KPEI metode Value at Risk (VaR) dan per di masa mendatang.F hitungan risiko pada level nasabah. Pengembangan lainnya adalah terkait [tim redaksi]
I
Edisi 1 Triwulan I l 2013 special report
Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal
Efisiensi Proses Transaksi Bursa & Perlindungan Investor Program pengembangan infrastruktur pasar modal telah selesai dikembangkan. Sejumlah pengembangan seperti SID, STP, manajemen risiko dan data warehouse sudah bisa dinikmati manfaatnya.
S
ebelum perayaan tutup tahun perdagangan di bursa saham, Bapepam-LK, PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), menye lenggarakan peluncuran hasil-hasil program pengembangan infrastruktur pasar modal. Tim Pengembangan In frastruktur Pasar Modal (TPIPM) meng gelar acara ini pada 18 Desember 2012. Tujuan pengembangan infrastruktur ini adalah untuk meningkatkan efektivitas pengaturan dan pengawasan pasar modal agar semakin memberikan perlindungan bagi pemodal, serta pe nguatan infrastruktur pasar modal Indonesia dalam menghadapi era glo balisasi. TPIPM yang terdiri dari perwakilan Bapepam-LK dan SRO (BEI, KPEI dan KSEI) dibentuk sejak tahun 2009. Tim ini dikenal juga dengan sebutan Stra tegic Management Office-Project Management Office (SMO-PMO). Se jumlah tahapan sudah dilalui, mulai dari diskusi kebijakan, penyusunan ke rangka bisnis, usulan kebijakan, penyi apan infrastruktur regulasi, sistem, dan implementasinya. “Pembentukan tim yang terintegrasi ini untuk melakukan penyesuaian sistem dan proses bis nis. Tim ini juga mendukung efisiensi penggunaan sumber daya, baik di Bapepam-LK maupun SRO. Ini sinergi yang bagus antara Bapepam-LK dan SRO,” ujar Wakil Menteri Keuangan, Mahendra Siregar saat peluncuran in frastruktur pasar modal. Ide pemben tukan TPIPM, diceritakan Dirut KPEI, Hasan Fawzi, pertama dilatarbelakangi sejumlah kasus yang terjadi di pasar modal beberapa waktu silam. Contoh, kasus gagal bayar dan kasus penyalah
gunaan aset nasabah, karena aset na sabah digunakan untuk kepentingan perusahaan pengelola aset nasabah tersebut. Hal ini menyebabkan keru gian bagi ribuan nasabah yang juga pada akhirnya menimbulkan pertan yaan sejauh mana efektifitas penga wasan yang dilakukan oleh Regulator terhadap perilaku oknum pelaku pasar dan ke depannya bagaimana proses pencegahannya.”Mereka ini, pelaku
pasar yang seharusnya menjalankan amanat dan kepercayaan nasabah, malah menjadi pelaku fraud dan menya lahgunakan aset nasabahnya. Ini yang kemudian mendorong upaya pemben tukan infrastruktur untuk meminimal isasi risiko penyalahgunaan wewenang pengelolaan aset nasabah,” ungkap Hasan. Kedua, ide tersebut muncul lanta ran adanya tuntutan pasar modal kita untuk dapat memenuhi rekomendasi organisasi internasional (seperti IOS CO), serta mampu menjawab tantang
an linkage dan cross border activity. “Atas pertimbangan itu dirasakan per lu ada pengembangan infrastruktur yang dibutuhkan di pasar modal secara bersama-sama. Sehingga dibentuklah tim pengembangan infrastruktur pasar modal pada 2009,” lanjutnya. Tantangan pertama yang dihadapi TPIPM adalah mencegah fraud, lang kahnya dengan memperkuat peng awasan. Tantangan kedua, mening katkan efisiensi di pasar modal dan memastikan kapasitas untuk mengan tisipasi peningkatan aktivitas trans aksi yang terjadi secara terus menerus. Dibuatlah program kerja yang kemu dian melahirkan tiga program utama dan beberapa program penunjang. Program utama pertama adalah pengembangan identitas tunggal pemodal (Single Investor Identity/ SID) dan Keterbukaan Aset. Pro gram kedua adalah pengembangan Straight Through Processing (STP) dan Manajemen Risiko. Dan ketiga, pro gram pengembangan Datawarehouse (DWH). Sementara program infrastruk tur pendukung terdiri atas penyusu nan Pedoman Akuntansi Perusahaan Efek (PAPE), perubahan format dan implementasi sistem pelaporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) peru sahaan efek, reformasi PRPM menjadi Indonesian Capital Market Electronic Library (I-CaMEL), dan pembentukan dana perlindungan pemodal (Investor Protection Fund/IPF). Apabila ditotal antara program utama dan program pendukung, ada 19 kegiatan pengem bangan yang sudah terealisasi sejak TPIPM dibentuk hingga Desember 2012. Peluncuran infrastruktur pasar modal ini menandai selesainya keselu ruhan program pengembangan infra struktur tersebut. Meski begitu, Hasan menyampai kan peluncuran infrastruktur pasar modal akhir tahun 2012 lalu, baru menandai pengembangan infrastruk tur jilid pertama. “Kami sudah sepakat pengembangan tak berhenti sampai
KPEI Newsletter
I
Edisi 1 Triwulan I l 2013 special report
disini. Tahun depan dengan peran Bapepam-LK beralih ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bersama SRO dan para pelaku pasar, kami akan melan jutkan program pengembangan in frastruktur pasar modal jilid kedua. Akan dinventarisir yang jadi kebutu han infrastruktur ke depan apa saja. Ini sekaligus menjawab pertanyaan dan tantangan, “What’s next?”, pengem bangan infrastrukur apa saja yang ma sih harus dilakukan berikutnya. Kami semua menyadari pengembangan in frastruktur pasar adalah never ending process, dalam upaya penyempurnaan yang berkelanjutan” kata Hasan.
ini antara lain meningkatkan efisiensi dan kapasitas proses, mencegah dup likasi pekerjaan dan intervensi manual sehingga mengurangi risiko kesalahan. Proses transaksi juga menjadi lebih transparan. Selain itu, regulator juga mendapat manfaat melalui peman tauan yang lebih baik dengan audit trail yang sistematik, dan pengambilan dan pemrosesan data serta pembuatan laporan yang lebih cepat. Sehingga dapat meningkatkan kualitas manaje men risiko dan perlindungan nasabah. KPEI juga telah berhasil menerap kan Continuous Nett Settlement (CNS). Bila sebelumnya penyelesaian transaksi hanya dilakukan dua kali sehari, yaitu STP & Manajemen Risiko sekali di pagi dan sekali di siang, saat Sesuai fungsinya sebagai Lembaga ini bisa dilakukan setiap setengah jam mulai dari pukul 06.30 - 13.30 WIB. Kliring Penjaminan (LKP), KPEI men jalankan tugas pengembangan pro Dengan mekanisme CNS ini, Anggota gram STP dan pengembangan perang Kliring dapat lebih cepat menerima kat manajemen risiko. STP merupakan haknya apabila sudah menyerahkan se inisiatif atau program untuk mengin luruh kewajiban penyelesaiannya. Fasi tegrasikan dan mengo litas layanan yang diberi tomasi semua proses, kan KPEI ini didukung mulai dari order, validasi, program pembiayaan saat ini eksekusi transaksi, kliring, dalam bentuk fasililitas penyelesaian konfirmasi/afirmasi, perhi intraday oleh Bank Pem transaksi bisa tungan risk exposure dan bayaran. Saat ini seluruh dilakukan trading limit, serta settle Bank Pembayaran ber setiap setengah ment tanpa adanya inter partisipasi menyediakan jam mulai vensi manual atau input fasilitas intraday kepada dari pukul ulang data. Manfaat yang KPEI dengan nilai total 06.30 - 13.30 diharapkan dari program pagu kredit senilai Rp WIB.
STRUKTUR ORGANISASI & PROGRAM SMO-PMO 2009-2012 STRATEGIC MANAGEMENT OFFICE (SMO) Tugas: Pengarahan dan Penetapan Kebijakan Strategis Anggota: Ketua, Sekretaris, Kepala Biro (Pasar Modal) Bapepam-LK, Dirut SRO (BEI, KPEI dan KSEI)
PROJECT MANAGEMENT OFFICE (PMO) Tugas: Koordinasi, Penetapan Kebijakan dan Rekomendasi Anggota: Kepala Bagian TLE dan PBH Bapepam-LK, Direktur SRO (BEI, KPEI dan KSEI)
SID & KETERBUKAAN ASET
STP & MANAJEMEN RISIKO
Koord: KSEI
Koord: KPEI
DATA WAREHOUSE Koord: BEI
- Analisis Dormant Account - Pengembangan Infrastruktur SID - Keterbukaan Aset (AKSes) - Pemisahan Aset Nasabah
- CNS & Funding - Kliring SID dan Efek - Implementasi ID - Integrasi BO - Pre Deal Check - Sistem Roll Out - Risk Engine
- Project Vision - Logical and Discovery - Pengujian & Implementasi (Bapepam-LK, BEI, KPEI dan KSEI)
PROGRAM PENUNJANG Koord: Bapepam-LK
Koord: BEI
- Penyusunan PAPE
- Pelaporan MKBD - Reformasi PRPM - Pembentukan IPF
KPEI Newsletter
Koord: KP:EI - Kliring Skema Baru - Penjaminan Skema Baru - Pre-emptive Action
Koord: KSEI - Pelaporan DFOP
Fasilitas Intraday KPEI Dengan sistem penyelesaian Transaksi Bursa Continuous Settlement, diperlukan proses pembiayaan (funding) yaitu Fasilitas Intraday KPEI. Fasilitas Intraday KPEI bertujuan untuk segera memenuhi hak terima dana Anggota Kliring yang telah menyelesaikan seluruh kewajiban serah efeknya.
Data Pinjaman Bank Pembayar Fasilitas Intraday No Bank
Fasilitas Intraday
1. Bank Permata
500.000.000.000
2. Bank CIMB Niaga
500.000.000.000
3. Bank Mandiri
500.000.000.000
4. Bank BCA
500.000.000.000
5. Bank BNI
300.000.000.000
Data Statistik Pemakaian Fasilitas Intraday Tahun 2012* Rata-Rata Harian (s/d 17-Dec-2012) Rata-Rata Bulanan (s/d Dec-2012) Total Penggunaan FI (2012)
692,849,836,392.86 7,605,961,384,583.33 90,374,708,580,000.00 * Data Per 17 Desember 2012
2,3 Triliun per hari. Melalui fasilitas in traday, bila Anggota Kliring sudah me nyerahkan kewajiban efeknya, maka KPEI akan langsung memberikan hak penerimaan dana kepada Anggota Kliring tersebut dan selanjutnya hal ini juga akan mempercepat proses peneri maan dana bagi nasabah Anggota Kli ring yang bersangkutan, sekalipun la wan transaksinya belum menyerahkan kewajiban dana tersebut kepada KPEI. Kalau sebelumnya, Anggota Kliring ha rus menunggu menerima dana setelah KPEI memperoleh penyerahan dana dari pihak lawannya. Sekarang kapan pun Anggota Kliring menyerahkan sahamnya, maka KPEI dapat menggu nakan fasilitas intraday untuk segera memastikan penyerahan dana kepada Anggota Kliring tersebut. Dengan demikian, Anggota Kliring dan nasabah Anggota Kliring dapat lebih cepat me nerima dan menggunakan uangnya un tuk berbagai keperluan atau kegiatan berinvestasi berikutnya.F [tim redaksi]
I
Edisi 1 Triwulan I l 2013 education
‘Collateral Optimization’
Sebuah Revolusi Fungsi Collateral Management berevolusi dari sebuah fungsi yang sebelumnya bersifat reaktif dan administratif menjadi komponen penting dalam perdagangan, liquidity management, serta analisis risiko kredit dan risiko pasar.
S
ejak tahun 2008, terjadi peru bahan sudut pandang organisasi jasa keuangan yang cukup radi kal dalam melihat signifikansi collateral management. Didorong keruntuhan sejumlah peraturan yang terjadi secara berkelanjutan sejak krisis keuangan, collateral management berevolusi dari sebuah fungsi yang sebelumnya bersi fat reaktif dan administratif menjadi komponen penting dalam perdagang an, liquidity management, serta analisis risiko kredit dan risiko pasar. Seiring peningkatan aktivitas bisnis perusahaan, semakin luas pula fungsi collateral management dalam institusi keuangan. Seperti diungkapkan Kurt Jarnagin, Head of Collateral Optimisa tion at Royal Bank of Scotland, collater al management tidak hanya memberi kan jaminan termurah dan memenuhi kewajiban dalam waktu tercepat. Optimasi pengelolaan collateral harus mampu menjawab berbagai ke butuhan yang berbeda seperti skenario “what if” di bawah implementasi per aturan baru. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan mengurangi risiko pe nyelesaian transaksi atas perdagangan yang dilakukan klien melalui penyedi aan laporan yang lebih rinci terhadap posisi collateralnya. Apa sebetulnya pengertian Collat eral optimization (CO)? CO merupakan sebuah bentuk inisiatif dalam penge lolaan collateral untuk menciptakan efisiensi dalam suatu proses yang ber tujuan memaksimalkan keuntungan dan pengelolaan risiko. Langkah opti masi ini merupakan mekanisme yang paling menjanjikan dalam menghadapi sejumlah perubahan akibat implemen tasi the European Market Infrastructure Regulation (EMIR) dan the Dodd-Frank
Wall Street Reform and Consumer Pro tection Act (DFA) (Tabb, 2012) . Kemun culan regulasi dan inisiatif baru meru pakan pendorong utama bagi seluruh institusi keuangan untuk melakukan perubahan yang cukup radikal dalam melakukan pengelolaan collateral. Upaya peningkatan proses penge lolaan collateral terus berkembang se jalan dengan implementasi peraturan baru seperti EMIR dan DFA. Kondisi inipun membuka kesempatan bagi institusi keuangan untuk mengeks plorasi kesempatan yang muncul yang disesuaikan dengan kondisi masing-ma sing pelaku pasar serta jenis risiko yang dihadapi. Disamping itu, para pelaku pasar didorong untuk memanfaatkan jasa CCP yang dinilai dapat menekan tingkat risiko yang harus dihadapi ma sing-masing pihak. Pedoman collateral ISDA 2005 menekankan penggunaan CCP akan dapat menurunkan biaya transaksi un tuk seluruh partisipan, khususnya biaya transaksi yang diasosiasikan dengan margin calls dan collateral clearing and settlement. Sebagai tahap lanjutan dalam proses pengelolaan collateral
management serta sebagai bentuk pe nyesuaian terhadap implementasi EMIR dan DFA, para pelaku pasar dituntut untuk mampu melakukan collateral optimization yang memungkinkan pe ngelolaan dan penggunaan collateral dengan lebih efisien. Pada dasarnya, collateral optimiza tion merupakan konsep yang relatif sederhana untuk diimplementasikan yaitu hanya dengan memberikan ni lai terendah dari jenis collateral yang dapat diterima tepat waktu, tanpa memperdulikan kelas, geografis atau pun persyaratan lainnya. Meskipun konsep tersebut terbilang sederhana, dalam proses aplikasinya dibutuhkan perubahan yang cukup besar sehingga menjadikan proses optimasi sangat kompleks. Tantangan utamanya adalah pe nilaian atas collateral yang diberikan. Meskipun demikian, inovasi dalam pen gelolaan collateral merupakan berita yang cukup baik bagi para pelaku pasar khususnya end-users. Kondisi ini nanti nya akan mendorong seluruh pelaku pasar melakukan upgrade efisiensi ope rasional guna mengimbangi praktek pengelolaan collateral dan optimasi atau menghadapi pilihan untuk keluar dari persaingan pasar apabila mereka tidak mampu melakukan perubahan tersebut. Pada akhirnya, kompleksitas pen gelolaan collateral akan menjadi se makin penting sebagaimana muncul nya sejumlah jenis collateral baru yang dapat diterima dan digunakan untuk memenuhi daily margin calls yang ditetapkan CCPs sehingga menjadikan efektifitas collateral management ber gantung pada kemampuan collateral optimization yang kuat. Sumber: Balashchenko, Y 2011, Dodd-Frank’s Effect: Collateral Management Moves to the Front of the Line, IntegriDATA, vol. V, viewed 3 Oktober 2012, http://www.integridata. com/index.php?option=com_content&view=art icle&id=100&Itemid=15
KPEI Newsletter
I
Edisi 1 Triwulan I l 2013 profile
Gebrakan Direksi KPEI Periode 2012-2015 Setelah terpilih oleh pemegang saham PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), tiga Direksi baru KPEI merumuskan empat jurus ampuh. Gebrakan apa saja yang mereka buat?
Hasan Fawzi
H
Bambang Widodo
asan Fawzi, Bambang Widodo, dan Indriani Darmawati meru pakan tiga Direksi baru KPEI yang secara resmi dipilih oleh peme gang saham pada Juni 2012. Ketiga nama ini bukan nama asing lagi di dunia pasar modal Indonesia. Direk tur Utama KPEI Hasan Fawzi, bahkan memulai karirnya di PT Kliring De positori Efek Indonesia (KDEI), yang merupakan cikal bakal KPEI. Dengan pengalaman hampir 20 tahun di pasar modal Indonesia, dirinya tahu betul perkembangan pasar modal Tanah Air. “Saya melihat dan terlibat aktif dalam berbagai perubahan besar di pasar modal kita. Perdagangan efek dulu belum mengunakan automated trad ing system. Masih berupa perdagang an berbasis manual dengan menulis di papan. Dulu di sekeliling lantai bursa dipenuhi dengan papan perdagangan. Para pialang saling berebut menuliskan order jual dan beli saham mengguna kan spidol” kisah peraih gelar Magister Management dari Universitas Indone sia dan Master of Business Administra tion dari L’IAE de Grenoble, Universite Pierre Mendes, Perancis, yang juga lu lusan Sarjana Teknik jurusan Teknik In formatika Institut Teknologi Bandung ini. “Dari sisi penyelesaian transaksi bursa, terjadi perkembangan mulai dari penyelesaian secara per-transaksi, menjadi secara netting mulai tahun 1993, sampai dengan diterapkannya penyelesaian secara tanpa warkat
KPEI Newsletter
Indriani Darmawati
(scripless settlement), pada tahun 2000, dan saat ini sudah diterapkan se cara terotomasi penuh melalui STP (straight through processing)” tambah Hasan. Pengalaman Bambang Widodo yang ditunjuk sebagai direktur KPEI pun tak kalah banyaknya. Pria lulus an Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi Unversitas Gajah Mada Yo gyakarta ini meniti karir di Badan Pe ngawas Pasar Modal (Bapepam) sebagai staf bagian analisa laporan keuangan Biro Pendaftaran Emisi dan Akuntansi pada tahun 1986. Kemudian ia ber gabung dengan Bursa Efek Surabaya sebagai Kepala Bagian Keuangan dan Akuntansi dan selama beberapa tahun menduduki sejumlah posisi di Bursa Efek Jakarta. “Hanya sebentar saya mengunakan ilmu akutansi saya, se lanjutnya saya diminta menjadi kepala peneliti senior di bidang peraturan. Jadi saya bikin peraturan terus, seperti peraturan-peraturan bursa,” kata Bam bang. Sedangkan satu-satunya Srikandi dalam jajaran direksi KPEI adalah In driani Darmawati. Beliau sebelumnya menduduki posisi General Manager KPEI. Sama seperti Hasan Fawzi, ia juga memulai karir sebagai officer departe men pengendalian risiko KDEI pada
tahun 1994. Sebagai direktur KPEI saat ini, Indriani membawahi fungsi utama penjaminan dan pengelolaan risiko, fungsi riset dan pengembangan. Ke mudian fungsi pengembangan sistem teknologi informasi keuangan, akun tansi dan fungsi sumber daya manusia. Ketiga direksi ini dipercaya me mimpin lembaga kliring dan penjamin an ini selama tiga tahun ke depan. Mereka bertekad memastikan misi pendirian KPEI berjalan dengan baik. KPEI harus menciptakan pasar modal yang tidak hanya aman, namun juga menarik. Keduanya harus terwujud secara seimbang. Keamanan investor harus tetap terjaga dengan tidak me ngurangi unsur menariknya. “Ma ka jajaran direksi baru ber ketetapan bahwa kami harus kembali ke misi awal pendirian KPEI yaitu sebagai per panjangan tangan regulator yang harus memastikan kondisi pasar dari dua sisi ini tercapai dengan baik. Aman di satu sisi tapi juga sangat menarik di sisi lain,” tutur Di rektur Utama KPEI Hasan Fawzi. Per wujudannya, menurutnya, dituangkan dalam empat tema strategi yang telah ditetapkan direksi baru. Pertama, memperkuat peran peru sahaan sebagai central counter party dan juga sebagai regulator (strenght ening CCP and regulatory roles). Ked ua, pengembangan pasar yang inovatif (inovative market development). Keti ga, capacity and institutional building. “Tantangan ke depan semakin berat, kalau kita (KPEI) tidak mengembang kan diri, mengembangkan perusahaan, tidak mengembangkan environment, tentu akan tertinggal,” tutur Hasan. Keempat, lanjut Hasan, dalam konteks kebersamaan dan keselarasan dengan lembaga lain, KPEI juga harus melaku kan semua kegiatannya secara harmo nis dan dengan mengadopsi standar global atau internasional (Harmoniza tion and Smart Globalization).F [tim redaksi]
I
Edisi 1 Triwulan I l 2013 statistics
DATA TRANSAKSI BURSA DESEMBER 2012* Total
Frekuensi
Volume
Nilai
29,884,758
1,086,346,525,229
1,084,734,790,793,590
Tertinggi
219,110
13,339,614,815
8,808,801,775,726
Rata-rata
125,041
4,545,382,950.75
4,538,639,292,023.41
Terendah
26,026
719,379,655
1,006,756,594,250
KOMPOSISI AGUNAN OFF LINE PER DESEMBER 2012 Jenis Instrumen
Nilai Agunan
Bank Garansi
Persentase
5,385,463,550,000.00
81.83%
Deposito
991,020,654,986.88
15.06%
Agunan Minimum Kas
192,936,193,099.60
2.93%
Seat BEI
12,000,000,000.00
0.18%
JUMLAH
6,581,420,398,086.48
100%
Data Alternate Cash Settlement (ACS) Tanggal
ACS (% Dari Netting)
ACS
JUMLAH AK (ACS)
T+0
Volume
Nilai
Volume %
Nilai %
AK SERAH
AK TERIMA
Total
11,178,500
23,330,999,375
0
0.01
27
64
Tertinggi
5,000,000
15,485,281,250
0.26
0.67
2
9
Rata-rata
46,772
97,619,244
0
0.01
0.11
0.27
Terendah
0
0
0
0
0
0
DATA EFISIENSI PENYELESAIAN DESEMBER 2012* TOTAL PENYELESAIAN NETTING
EFFISIENSI
Volume
Nilai
24,457,876,000
30,673,264,306,000
Volume %
Nilai %
66.94
53.99
POSISI DANA JAMINAN DESEMBER 2012* Dana Jaminan
Nominal
Ekuiti
1,974,585,583,916.53
DJ KBIE Total
1,068,614,612.54
DJ Obligasi
1,087,103.00
TOTAL Tertinggi
2,508,779,500
3,466,057,547,000
82.58
60.16
Rata-rata
2,223,443,273
2,788,478,573,273
64.27
53.75
Terendah
1,689,507,500
2,290,816,494,500
52.88
45.47
1,975,655,285,632.07
POSISI cadangan DANA JAMINAN DESEMBER 2012* Cadangan Dana Jaminan
Nominal
Cadangan Dana Jaminan
111,525,964,295.00
Data transaksi PME Januari-Desember 2012* Bulan
Value
Volume
Frekuensi
Rata-Rata
Value
Volume
Jumlah hari
Januari
125,233,726,500.00
37,297,500.00
159
4,039,797,629.03
1,203,145.16
31
Februari
139,244,135,000.00
26,941,000.00
141
4,801,521,896.55
929,274.19
29
Maret
62,224,930,500.00
13,338,500.00
107
2,007,255,822.58
430,616,67
31
April
64,296,297,500.00
17,427,500.00
107
2,143,209,915.67
580,916.67
30
Mei
94,055,257,500.00
26,316,500.00
116
3,034,040,564.52
848,919.35
31
Juni
27,238,795,500.00
15,582,000.00
83
907,959,850.00
519,400.00
30
Juli
31,892,922,500.00
8,274,500.00
73
1,028,803,951.61
266,919.35
31
Agustus
43,095,851,000.00
10,857,500.00
81
1,390,188,741.94
350,241.94
31
September
15,011,214,500.00
3,475,500.00
66
500,373,816.67
115,850.00
30
Oktober
98,375,464,000.00
14,841,000.00
112
3,173,402,064.52
478,854.84
31
November
47,228,660,000.00
6,979,000.00
69
1,574,288,666.67
232,633.33
30
Desember
37,924,048,500.00
12,752,500.00
49 *Data Per Tanggal 17 Desember 2012
KPEI Newsletter
I
Edisi 1 Triwulan I l 2013 events
The Asia-Pacific Central Securities Depository Group (ACG) General Meeting ke-16 Kamis, 20 September 2012 acara The Asia-Pacific Central Securities Depository Group (ACG) General Meeting ke-16 secara resmi dibuka oleh Bapak Ngalim Sawega, Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BapepamLK) di Hotel InterContinental – Jimbaran, Bali. Acara yang diselenggarakan KPEI dan KSEI ini dihadiri oleh 86 delegasi dari 29 institusi di kawasan Asia Pasifik serta 42 undangan dari Bapepam-LK dan asosiasi-asosiasi di pasar modal.
Konferensi Pers Dalam Rangka 35 Tahun Diaktifkan nya Kembali Pasar Modal Indonesia. Bapepam-LK, BEI, KPEI dan KSEI mengadakan konferensi pers memperingati 35 tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia (HUT PM ke 35) pada Jumat, 10 Agustus 2012. Acara tersebut dibuka dengan pemaparan perkembangan pasar modal terkini.
RUPSLB PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia. Pada tanggal 12 Oktober 2012, Perseroan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) bertempat di Ruang Rapat Utama PT KSEI, Gedung Bursa Efek Indonesia Tower I Lantai 5.
Penandatanganan MoU kerjasama antara KPEI dengan Korea Securities Depository (KSD) Kamis, 20 September 2012, KPEI melaksanakan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) kerjasama dengan Korea Securities Depository (KSD). Penandatanganan dilakukan oleh Hasan Fawzi, Direktur Utama KPEI dan Kim Kyung Dong, Chairman & CEO KSD, di Hotel InterContinental Resort, Bali, Indonesia. Penandatanganan MoU ini bertujuan mempererat hubungan yang terjalin di antara kedua institusi.
Peluncuran Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal Indonesia Bapepam-LK bersama BEI, KPEI dan KSEI menyelenggarakan Peluncuran Pengem bangan Infrastruktur Pasar Modal Indonesia; kegiatan tersebut diadakan pada tanggal 18 Desember 2012 di Galeri Bursa Efek Indonesia sehubungan dengan terlaksananya keseluruhan tahapan program pengembangan yang dimulai sejak tahun 2009. Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal Indonesuia tersebut ber tujuan meningkatkan efektivitas pengaturan dan pengawasan Pasar Modal.
KPEI Newsletter
Gathering Anggota Kliring KPEI. Setelah melalui masa pengembangan dan implementasi program pengembang an infrastruktur pasar modal Straight Through Processing (STP), KPEI mengadakan evaluasi STP bersamaan dengan kegiatan Gathering Anggota Kliring pada tanggal 23-25 November 2012 di The Stones, Bali.
Investor Summit 2012. Program Investor Summit 2012 diselenggarakan di jakarta dan Surabaya. Di Jakarta, Investor Summit 2012 diselenggarakan tanggal 28 November 2012 di Ballroom Hotel Ritz Carlton Pacific Place. Acara serupa juga diselenggarakan di Surabaya, tanggal 5 Desember 2012 di Grand City Mall Convention dan Exhibition Centre.