PENGARUH KEHADIRAN MULTINATIONAL COMPANIES (MNC) TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PERUSAHAAN LOKAL DALAM INDUSTRI MANUFAKTUR INDONESIA PERIODE 2004-2008 Dwi Indahayu Vid Adrison Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia E-mail:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini mempunyai tiga buah tujuan. Pertama, mengonfirmasi anggapan umum bahwa MNC di Indonesia mempunyai produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan lokal. Kedua, menganalisis pengaruh kehadiran MNC intra-industri dalam kabupaten/kota yang sama di industri manufaktur Indonesia selama periode 2004-2008 dan ketiga, menganalisis pengaruh dari absorptive capacity bagi produktivitas tenaga kerja setiap perusahaan, baik MNC maupun perusahaan lokal. Melalui teknik estimasi fixed effect data panel, kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa MNC di Indonesia tidak terbukti mempunyai produktivitas tenaga kerja lebih tinggi dibandingkan perusahaan lokal sehingga tidak terdapat spillover dari kehadiran MNC bagi perusahaan lokal. Selain itu, absorptive capacity terbukti berpengaruh positif bagi produktivitas MNC dan perusahaan lokal. Kata Kunci: Multinational Companies (MNC), spillover effect, absorptive capacity, produktivitas tenaga kerja. Klasifikasi JEL: F2, O1, O3
Impact of Foreign Multinationals Presence on Local Firms’ Labor Productivity in Indonesian Manufacturing Industries During the Period from 2004 to 2008 Abstract This study has three objectives. First, to confirm common consesus that foreign multinationals in Indonesia have higher labor productivity compared to local firms. Second, to examine impact of intra-industry and intra-regency foreign multinationals presence on local firms’ labor productivity in Indonesian manufacturing industries from 2004 to 2008 and third, to examine impact of absorptive capacity on MNC’s and local firms’ labor productivity. Using fixed effect panel data estimation method, this study reached several conclusions: Foreign multinationals in Indonesia do not have higher labor productivity than local firms hence we cannot expect spillover effect from foreign multinationals presence to exist. Another conclusion is absorptive capacity has positive impact on MNC’s and local firms’ labor productivity. Keywords: Foreign Multinational, spillover effect, absorptive capacity, labor productivity. JEL Classification: F2, O1, O3
Pengaruh Kehadiran ..., Dwi Indahayu, FE UI, 2013
Pendahuluan Deindustrialisasi dapat digambarkan secara garis besar sebagai penurunan kinerja sektor industri manufaktur dalam perekonomian dari sebuah negara. Terdapat beberapa indikator dari deindustrialiasasi, dimana dua diantaranya adalah pertama, perlambatan pertumbuhan industri manufaktur dalam struktur PDB negara dan kedua adalah perlambatan pertumbuhan penyerapan tenaga kerja di dalam industri manufaktur (Pieper, 1999). Mengacu pada dua indikator utama ini, Mansur (2008) mengatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami deindustrialisasi, dimana gejala ini semakin jelas terlihat pasca krisis ekonomi yang mulai melanda Indonesia pada tahun 1997. Memburuknya kinerja industri manufaktur Indonesia berimbas pada penurunan daya saing Indonesia sebagaimana dibuktikan oleh peringkat yang dicapai Indonesia dalam Global Competitiveness Index (GCI). Apabila dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya seperti Malaysia, Singapura, Thailand dan Vietnam, Indonesia mempunyai peringkat yang kian menurun sepanjang tahun 2000-2003. Apabila pada tahun 2000 Indonesia masih menempati posisi ke-43, pada tahun-tahun setelahnya, posisi Indonesia semakin terpuruk karena pada tahun 2003, Indonesia menjadi menempati posisi ke-72 atau turun 29 peringkat dari posisi yang diraih di tahun 2000. Dibandingkan dengan negara lainnya, penurunan daya saing Indonesia sangat signifikan karena negara lainnya kecuali Filipina, hanya mencapai penurunan maksimum dibawah 10 peringkat. Satu faktor yang perlu mendapat perhatian lebih dari kelima faktor yang menyebabkan penurunan daya saing mengacu pada World Economic Forum adalah penguasaan teknologi. Indonesia tercatat sebagai negara yang mengalami penurunan peringkat terkait penguasaan teknologi yang terparah. Apabila pada tahun 2001 Indonesia masih menempati posisi ke-61, hanya dua tahun setelahnya, yaitu pada tahun 2003, Indonesia menempati posisi ke-78 atau turun sebanyak 17 peringkat. Padahal, pada tahun yang sama, baik Malaysia maupun Singapura justru mengalami kenaikan peringkat. Dalam rangka meningkatkan kembali daya saing industri manufaktur Indonesia, kemudian
pemerintah
Indonesia
merespon
dengan
menyusun
RPJMN
(Rencana
Pembangunan Jangka Menengah) 2004-2009 dengan salah satu sasaran utama berupa meningkatnya proses alih teknologi dari PMA (Penanaman Modal Asing) karena mengacu pada laporan RPJMN, pemerintah menilai masih adanya masalah lemahnya penguasaan teknologi dan penerapan teknologi di dalam sektor industri manufaktur Indonesia dan menilai bahwa kehadiran PMA yang mempunyai potensi sebagai sumber dari tercapainya proses alih
Pengaruh Kehadiran ..., Dwi Indahayu, FE UI, 2013
teknologi kepada perusahaan lokal masih belum dapat dimanfaatkan. Atas alasan tersebut, selama periode implementasi RPJMN diharapkan jumlah dari PMA dapat terus meningkat karena dengan semakin meningkatnya arus masuk dari PMA maka potensi bagi tercapainya proses alih teknologi akan semakin tinggi. Anggapan bahwa PMA, terutama yang berasal dari negara-negara maju, merupakan sumber dari terjadinya proses spillover effect bagi perusahaan lokal tidak hanya tercipta di Indonesia saja melainkan di banyak negara lainnya. Spillover effect dapat dijelaskan sebagai dampak positif berupa kenaikan produktivitas perusahan lokal yang dimungkinkan akibat akses yang dimiliki perusahaan lokal terhadap teknologi superior yang dimiliki oleh MNC melalui mekanisme informal (Feinberg dan Majumdar, 2001). Hoang dan Pham (2010) menyatakan bahwa menarik PMA merupakan kebijakan penting yang dilakukan oleh banyak negara berkembang dalam rangka meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi. Hal ini dilakukan karena MNC yang masuk melalui mekanisme PMA tidak hanya membawa alat-alat modal yang lebih canggih dan modern, melainkan juga membawa teknologi produksi yang lebih maju dibandingkan yang dimiliki oleh perusahaan lokal yang dapat meningkatkan kapabilitas produksi perusahaan lokal. Blomstrom (1989) dan Romer (1993) dalam Kokko (1994) berpendapat bahwa fenomena spillover effect dari PMA seringkali menjadi cara yang paling signifikan dalam proses penyebaran teknologi baru dibandingkan penyebaran teknologi baru yang dilakukan secara formal. Knowledge sharing merupakan salah satu mekanisme penyebaran pengetahuan secara informal yang dimungkinkan melalui aglomerasi industri. Teori ini memandang bahwa lokasi merupakan faktor kunci dari terjadinya spillover sehingga ini menjelaskan mengapa banyak perusahaan dalam industri yang sama berkumpul di suatu tempat dalam menjalankan aktivitas produksinya. Dengan demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa faktor lokasi juga menentukan magnitude dari spillover effect tersebut, apabila perusahaan lokal berada dalam lokasi yang sama dengan MNC maka peluang bagi dirasakannya spillover akan meningkat. Namun demikian, penggunaan mekanisme yang berbeda terkait bagaimana spillover effect dapat terjadi, teknik pengukuran dari spillover effect serta penggunaan metode estimasi yang berbeda dalam penelitian-penelitian yang dilakukan menyebabkan hasil yang didapat pun saling berbeda. Tidak ada kesepakatan terkait apakah spillover effect secara pasti akan terjadi di industri manufaktur suatu negara. Penelitian yang dilakukan oleh Sjoholm (1997), Blomstrom dan Sjoholm (1999), Blalock dan Gertler (2004), Takii (2004), Takii (2005) dan Cuyvers et.al (2008) adalah beberapa yang menyatakan bahwa kehadiran MNC mampu mendorong peningkatan produktivitas di perusahaan lokal atau dengan kata lain, terdapat
Pengaruh Kehadiran ..., Dwi Indahayu, FE UI, 2013
spillover effect. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Proenca et. al (2002) dan Suyanto et. al (2009) menemukan kesimpulan penting bahwa sebenarnya bagaimana kehadiran MNC mempengaruhi produktivitas perusahaan lokal turut ditentukan oleh tingkat kapabilitas adopsi teknologi (absorptive capacity) yang dimiliki oleh perusahaan lokal sehingga dipandang bahwa proses spillover effect bersifat kondisional. Selain faktor kapabilitas adopsi teknologi, faktor jarak antar-MNC dengan perusahaan lokal diduga dapat mempengaruhi peluang perusahaan lokal mendapatkan spillover Melalui penelitian ini, penulis mencoba mengevaluasi implementasi dari RPJMN 2004-2009, secara khusus menjawab tiga buah pertanyaan. Pertama, apakah MNC mempunyai produktivitas tenaga kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan lokal? Kedua, apakah terjadi spillover effect dari kehadiran MNC dalam industri serta kabupaten/kota yang sama dengan perusahaan lokal? Ketiga, bagaimana pengaruh absorptive capacity sebuah perusahaan terhadap produktivitas perusahaan tersebut?
Tinjauan Teoritis Analisis terkait kehadiran MNC dan pengaruhnya bagi produktivitas perusahaan lokal melalui mekanisme competition effect salah satunya dijelaskan oleh Aitken dan Harrison (1999) dalam tulisannya yang berjudul Do Domestic Firms Benefit from Foreign Direct Investment? Evidence from Venezuela. Dalam tulisannya, Aiken dan Harrison menyatakan bahwa ketika MNC masuk ke sebuah industri yang berbentuk imperfect competition, akan ada dua pengaruh yang dirasakan oleh perusahaan lokal. Apabila pengaruh tersebut bersifat positif maka dinamakan dengan spillover effect tetapi bila pengaruh tersebut bersifat negatif, hal tersebut dinamakan dengan market stealing effect. Dengan adanya asumsi bahwa MNC menggunakan metode produksi yang lebih efisien dari perusahaan lokal, menggunakan mesin-mesin yang lebih canggih dan juga mempunyai sistem manajemen dan pemasaran yang lebih baik dari perusahaan lokal maka dalam periode awal setelah MNC masuk ke industri, akan tercipta spillover effect yang dirasakan oleh perusahaan lokal yaitu dalam bentuk kenaikan produktivitas tenaga kerja. Adapun magnitude dari spillover effect ini berbeda antar-perusahaan lokal karena turut ditentukan oleh absorptive capacity perusahaan lokal. Umumnya, perusahaan lokal yang merasakan spillover dengan magnitude tersebesar adalah yang mempunyai kualitas tenaga kerja yang baik dan yang aktif melakukan aktivitas R&D. Namun, seiring berjalannya waktu dimana MNC telah mampu menyesuaikan sistem operasi terhadap host country, akan terjadi
Pengaruh Kehadiran ..., Dwi Indahayu, FE UI, 2013
suatu persaingan yang meningkat antara MNC dan perusahaan lokal. Melalui process innovation yang dilakukan baik oleh MNC maupun perusahaan lokal, apabila perusahaan lokal kalah bersaing dengan MNC maka yang terjadi adalah market stealing effect yang merupakan kondisi dimana MNC mampu merebut demand yang semula dimiliki perusahaan lokal sehingga perusahaan lokal akan terinsentif untuk mengurangi output yang diproduksi sehingga biaya produksi rata-rata akan meningkat dan berpotensi menyebabkan perusahaan lokal terdepak dari pasar dalam jangka panjang.
Gambar 1. Skema Kehadiran MNC dan Pengaruh Bagi Produktivitas Perusahaan Lokal Sumber: Aitken & Harrison (1999)
Penjelasan tersebut kemudian dituangkan dalam sebuah grafik dimana variabel “production cost” berada pada sumbu-Y sementara variabel “output” berada pada sumbu-X. Spillover effect ditunjukkan oleh biaya produksi perusahaan lokal yang menurun, atau AC0 (kurva biaya produksi rata-rata sebelum ada MNC) turun menjadi AC1 yang diakibatkan oleh adanya learning process oleh perusahaan lokal. Namun, seiring berjalannya waktu, bagi perusahaan lokal yang tidak mampu bersaing kecendrungan yang terjadi adalah market stealing effect, dimana biaya produksi yang sebelumnya sudah berada pada tingkat AC1 akan meningkat dan menyebabkan perusahaan lokal kehilangan economies of scale yang semula dialaminya. Pengaruh Aglomerasi Ekonomi terhadap Produktivitas Marshall (1920) mendefinisikan aglomerasi ekonomi sebagai kekuatan ekonomi yang berasal dari luar atau eksternal, yang tidak tergantung oleh satu perusahaan, melainkan tergantung pada semua perusahaan yang berada dalam satu area.
Pengaruh Kehadiran ..., Dwi Indahayu, FE UI, 2013
Sumber aglomerasi ekonomi dapat berasal dari perusahaan-perusahaan dalam satu industri yang berkumpul di suatu lokasi dan dapat juga berasal dari berkumpulnya perusahaan-perusahaan dari industri yang berbeda dalam suatu lokasi. Aglomerasi ekonomi secara umum dibedakan menjadi dua jenis yaitu penghematan lokalisasi dan penghematan urbanisasi. Penghematan lokalisasi dikatakan dapat terjadi ketika perusahaan-perusahaan dengan industri yang sama terkonsentrasi di suatu lokasi. Penghematan lokalisasi terjadi jika biaya produksi sebuah perusahaan turun saat total output dari konsentrasi industri (dengan produk yang sama) meningkat. Adapun salah satu keuntungan dari penghematan lokalisasi yaitu spillover effect yang didapat melalui (sharing information). Lokasi yang berdekatan antarperusahaan dalam industri yang sama mengakibatkan terjadinya suatu spillover yang timbul ketika tenaga kerja setiap perusahaan saling bertukar informasi. Dengan adanya sharing informasi ini kemudian tumbuh ide baru dan inovasi teknologi yang kemudian dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. Pertukaran informasi dan ilmu pengetahuan tidak hanya dapat terjadi secara informal saja misalnya ketika para tenaga kerja perusahaan saling berbincang-bincang berbagi informasi, melainkan dapat terjadi juga melalui mekanisme formal misalnya ketika beberapa perusahaan melakukan kerja sama penelitian dan pengembangan produk dalam rangka menghasilkan suatu inovasi. Berbeda dengan penghematan lokalisasi, jenis aglomerasi kedua yang disebut dengan penghematan urbanisasi terjadi ketika biaya produksi sebuah perusahaan turun saat output dari kota meningkat. Penghematan urbanisasi berbeda dengan penghematan lokalisasi oleh sebab dua hal. Pertama, penghematan urbanisasi dihasilkan oleh skala dari perekonomian kota dan kedua, penghematan urbanisasi memberi keuntungan bagi seluruh perusahaan yang berada di sebuah kota, atau dengan kata lain manfaat tidak hanya dirasakan oleh perusahaan dalam industri tertentu saja.
Metode Penelitian Dalam upaya menjawab pertanyaan apakah MNC mempunyai produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan lokal serta apakah kehadiran MNC dalam industri serta kabupaten/kota yang sama mampu menciptakan spillover effect bagi perusahaan lokal, spesifikasi yang digunakan mengadopsi penelitian yang dilakukan oleh Aitken dan Harrison (1999) yaitu sebagai berikut.
Pengaruh Kehadiran ..., Dwi Indahayu, FE UI, 2013
Dimana: •
lnYit merupakan output dari perusahaan.
•
DFI_Plantit merupakan jumlah kepemilikan modal asing dalam sebuah perusahaan dimana nilainya berkisar 0-100% dan digunakan untuk melihat apakah terdapat perbedaan produktivitas antara perusahaan lokal dengan MNC.
•
DFI_Sectorit digunakan untuk melihat apakah tercipta spillover effect dari adanya MNC dalam sebuah industri. Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan dalam melihat ada tidaknya spillover adalah melalui penyerapan tenaga kerja.
•
DFI_Plantit*DFI_Sectorit merupakan variabel yang digunakan untuk melihat apakah kehadiran MNC akan memberi pengaruh bagi MNC lainnya yang berada dalam industri yang sama.
•
lnKit adalah jumlah modal dari perusahaan. Dalam penelitian Aitken dan Harrison, variabel ini diukur melalui nilai aset tetap yang dimiliki perusahaan pada awal tahun.
•
lnMit adalah jumlah bahan baku yang digunakan oleh perusahaan dalam aktivitas produksi yang juga menggambarkan volume produksi dari perusahaan.
•
lnSKLit adalah jumlah tenaga kerja berpendidikan yang dimiliki oleh perusahaan yang menggambarkan absorptive capacity dari perusahaan.
•
lnUNSKLit adalah jumlah tenaga kerja yang tidak berpendidikan dalam sebuah perusahaan dimana hipotesis yang diajukan adalah variabel ini berkorelasi negatif terhadap output perusahaan. Adapun perbedaan antara spesifikasi Aitken dan Harrison dengan penelitian ini
terutama terletak pada variabel yang digunakan dan metode pengukuran dari beberapa variabel. Hal ini karena variabel tersebut tidak ada di dalam Statistik Industri Indonesia sehingga harus dicari alternatif metode pengukuran. Spesifikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Pengaruh Kehadiran ..., Dwi Indahayu, FE UI, 2013
Dimana: •
lnLPit adalah produktivitas tenaga kerja, baik di seluruh perusahaan maupun di perusahaan lokal. Dalam penelitian ini, produktivitas diukur sebagai rasio dari nilai tambah per tenaga kerja dari setiap perusahaan.
•
lnCIit adalah intensitas modal yang dimasukkan dalam model untuk menggambarkan jumlah modal yang dimiliki oleh setiap tenaga kerja dimana dalam penelitian ini diukur melalui rasio penggunaan listrik (kwh) per tenaga kerja. Variabel ini diduga mempunyai pengaruh positif terhadap produktivitas karena dengan semakin tinggi penggunaan modal di dalam sebuah perusahaan, kecendrungan bagi kenaikan produktivitas tenaga kerja akan semakin tinggi.
•
dshareit adalah variabel dummy yang bernilai 1 apabila dalam sebuah perusahaan terdapat modal asing didalamnya dan bernilai 0 apabila tidak terdapat modal asing. Pengukuran dari variabel ini adalah dengan menggunakan variabel dummy dimana variabel dummy akan bernilai 0 apabila tidak terdapat modal asing sedikitpun dalam sebuah perusahaan dan dummy akan bernilai 1 apabila terdapat modal asing lebih dari 0%. Hal ini karena tidak terdapat kesepakatan di Indonesia terkait minimum modal asing yang dibutuhkan untuk dapat menyebut sebuah perusahaan sebagai MNC, disamping itu, mengacu pada Narjoko (2009b), besarnya jumlah modal asing tidak menggambarkan besarnya kontrol manajemen. Pada banyak kasus di Indonesia, Aswicahyono dan Hill (1995) menyatakan bahwa local partner memainkan peran sangat minim dalam kontrol perusahan, sekalipun local partner ini mempunyai saham yang besar di sebuah perusahaan. Hipotesis yang diajukan terkait variabel ini adalah terdapat perbedaan signifikan antara produktivitas MNC dan perusahaan lokal karena agar sebuah PMA dapat terjadi, maka yang dibutuhkan adalah efisiensi dari MNC. Sehingga, MNC harus lebih efisien dengan cara menguasai teknologi yang lebih maju (termasuk metode produksi, kemampuan manajemen dan pemasaran). Maka dengan adanya modal asing dalam sebuah perusahaan, produktivitas MNC dikatakan akan lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan lokal.
•
spilloverjt adalah variabel yang menggambarkan pengaruh kehadiran MNC dalam sebuah industri yang sama (intra-industri) dan dalam lokasi yang sama dengan perusahaan lokal. Dalam penelitian ini, metode perhitungan dari variabel spillover sedikit berbeda karena juga memperhitungkan faktor aglomerasi ekonomi kedalamnya yang dicerminkan oleh kode kabupaten/kota. Namun demikian, pendekatan yang
Pengaruh Kehadiran ..., Dwi Indahayu, FE UI, 2013
digunakan tetap menggunakan penyerapan tenaga kerja. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa mengacu pada Caves (1974) dalam Kokko (1994), pengukuran dengan pendekatan tenaga kerja lebih baik dibandingkan dengan pengukuran menggunakan output. Dengan demikian, dalam penelitian ini variabel spillover dihitung sebagai rasio dari jumlah tenaga kerja yang dimiliki MNC dari setiap industri yang sama di setiap kabupaten/kota terhadap keseluruhan jumlah tenaga kerja perusahaan dalam setiap industri yang sama di setiap kabupaten/kota.
Adapun
hipotesis yang diajukan adalah kehadiran MNC dapat menciptakan pengaruh berbeda bagi perusahaan lokal, tergantung pada absorptive capacity perusahaan lokal. •
Konsentrasi Industri (HHIjt) yang digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh dari konsentrasi industri terhadap produktivitas perusahaan. Adapun HHI dalam penelitian ini dihitung sebagai penjumlahan dari pangsa pasar kuadrat setiap perusahaan dari setiap industri 5-digit KBLI. Konsentrasi industri diduga dapat berpengaruh positif ataupun negatif bagi produktivitas perusahaan, mengikuti argumen Peltzman (1977) dalam Suyanto, et. al (2009) dimana konsentrasi industri berpengaruh positif bagi produktivitas perusahaan apabila industri yang terkonsentrasi merupakan hasil dari persaingan dinamis antar-perusahaan sehingga hanya perusahaan yang relatif efisien yang berada di dalam industri. Sedangkan, konsentrasi industri berpengaruh positif bagi produktivitas apabila industri yang terkonsentrasi justru melindungi perusahaan yang tidak efisien dalam berproduksi. Perbedaan lainnya antara penelitian ini dengan penelitian Aitken dan Harrison adalah
bahwa penelitian ini juga akan mengestimasi pengaruh dari absorptive capacity perusahaan lokal, yang direpresentasikan oleh variabel pengeluaran R&D dan kualitas tenaga kerja perusahaan tetapi dengan estimasi yang dilakukan secara terpisah. Hal ini karena data bagi pengeluaran R&D dan data pendidikan dari tenaga kerja hanya tersedia pada tahun 2006 sehingga khusus untuk melihat pengaruh dari absorptive capacity, metode yang digunakan adalah cross section. Pengeluaran R&D dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan variabel dummy yang bernilai 1 apabila perusahaan mempunyai pengeluaran untuk aktivitas R&D dan bernilai 0 apabila tidak melakukan aktivitas R&D, sedangkan variabel kualitas tenaga kerja diukur dengan menggunakan rasio dari tenaga kerja berpendidikan S1 ke bawah terhadap keseluruhan jumlah tenaga kerja. Adapun spesifikasi yang digunakan dalam menjawab pertanyaan penelitian nomor 3 adalah sebagai berikut.
Pengaruh Kehadiran ..., Dwi Indahayu, FE UI, 2013
Apabila dirangkum, maka penggunaan variabel dari setiap spesifikasi adalah seperti yang diperlihatkan oleh tabel di bawah ini. Tabel 1. Perbedaan Antar-Spesifikasi dalam Penelitian Penulis Variabel Terikat
Spesifikasi 1
Spesifikasi 2
Spesifikasi 3
Produktivitas tenaga kerja seluruh perusahaan (LPit)
√
-
√
Produktivitas tenaga kerja perusahaan lokal (LPit)
-
√
-
Spesifikasi 1
Spesifikasi 2
Spesifikasi 3
Intensitas modal (lnCIit)
√
√
√
Jumlah modal asing (dshareit)
√
-
-
Kehadiran MNC (spilloverjt)
-
√
-
Konsentrasi industri (HHIjt)
√
√
√
Pengeluaran R&D (drdit)
-
-
√
Kualitas tenaga kerja (unedu_ratioit)
-
-
√
Variabel Bebas
Hasil Penelitian & Pembahasan Spesifikasi 1 berusaha mengonfirmasi anggapan umum bahwa MNC di Indonesia mempunyai produktivitas tenaga kerja lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan lokal. Penelitian ini menggunakan estimasi data panel fixed effect. Secara umum, dilihat dari tingkat signifikansi global, spesifikasi ini dapat digunakan karena mampu mewakili kondisi sebenarnya. Hal ini ditunjukkan oleh nilai Prob
Pengaruh Kehadiran ..., Dwi Indahayu, FE UI, 2013
Tabel 2. Hasil Uji Panel Fixed Effect Robust Spesifikasi 1 Variabel Terikat: lnLP (Produktivitas tenaga kerja di seluruh perusahaan) Variabel Bebas
Koefisien
P > |t|
Hasil Regresi
Hipotesis
lnCI (intensitas modal)
0,1768
0,000
+
+
dshare (dummy modal asing)
0,01797
0,578
+
+
Konsentrasi (HHI)
-0,0129
0,627
-
+/-
Prob > F
0,0000
2
R within
0,1018
Hasil estimasi menunjukkan bahwa konsentrasi industri tidak signifikan secara statistik. Dugaan dibalik hal ini adalah sekalipun perusahaan-perusahaan ini berada dalam industri yang sama, tetap terdapat diferensiasi produk sehingga sebanarnya antar-perusahaan ini tidak menghadapi persaingan secara langsung oleh sebab diferensiasi produk tersebut. Secara statistik, modal asing tidak mempunyai pengaruh yang jelas terhadap produktivitas tenaga kerja. Dalam tabel hasil estimasi, variabel dshare mempunyai nilai P > |t| = 0,575 yang mana tidak signifikan secara statistik. Hasil dalam penelitian ini serupa dengan penelitian Ramstetter (2001) dimana pada kasus industri manufaktur Thailand, perbedaan produktivitas MNC dan perusahaan lokal juga ditemukan tidak signifikan secara statistik meskipun secara deskriptif, MNC mempunyai intensitas modal serta produktivitas lebih tinggi dari perusahaan lokal. Diduga hal ini terjadi karena memang MNC tidak terlalu produktif bagi kasus di Thailand. Tabel 3. Hasil Uji Panel Fixed Effect Robust Spesifikasi 2 Variabel Terikat: lnLP (Produktivitas di perusahaan lokal) Variabel Bebas Koefisien P > |t| Hasil Regresi
Hipotesis
lnCI (intensitas modal)
0,1842
0,000
+
+
Spillover
0,0318
0,249
+
+/-
Konsentrasi (HHI)
-0,0120
0,659
-
+/-
Prob > F
0,0000
R2 within
0,1079
Tabel ringkasan hasil estimasi spesifikasi 2 diperlihatkan oleh tabel 4.2. Sama halnya dengan MNC, bagi kasus perusahaan lokal dalam industri manufaktur Indonesia, intensitas modal bernilai signifikan secara statistik dengan koefisien yang bernilai 0,18. Hal ini dapat diinterpretasikan sebagai kenaikan intensitas modal sebesar 1% mempunyai pengaruh dalam
Pengaruh Kehadiran ..., Dwi Indahayu, FE UI, 2013
menaikkan produktivitas tenaga kerja perusahaan lokal sebesar 0,18%. Hasil estimasi juga menunjukkan bahwa variabel HHI mempunyai nilai yang tidak signifikan secara statistik. Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel spillover tidak signifikan secara statistik. Hasil yang didapat berkaitan dengan hasil estimasi pada spesifikasi 1 dimana tidak terdapat produktivitas yang berbeda antara MNC dengan perusahaan lokal. Hal ini tidak begitu mengherankan karena pada industri-industri dengan jumlah MNC terbanyak didalamnya (industri bergolongan pokok 15, 24 dan 36) tidak terdapat konvergensi produktivitas dari perusahaan lokal. Sepanjang 2004-2008, yang terjadi justru gap produktivitas yang semakin tinggi Disamping itu, melihat dari data pengeluaran R&D dari MNC dimana dari sekitar 1.000 MNC yang berproduksi dalam industri manufaktur Indonesia, hanya 179 perusahaan yang melakukan aktivitas R&D. Sedangkan dari sekitar 23.000 perusahaan lokal, hanya 9,54% yang melakukan R&D, terlihat bahwa MNC di Indonesia tidak terlalu aktif melakukan inovasi dan kualitas tenaga kerja di MNC dalam industri manufaktur secara keseluruhan tidak berbeda jauh dengan yang dimiliki perusahaan lokal. Disamping itu, melihat dari jumlah modal asing rata-rata di setiap industri, terlihat bahwa mayoritas industri hanya mempunyai nilai modal asing dibawah 51% sehingga kemungkinan besar di Indonesia pihak asing hanya masuk dalam bentuk penyertaan modal bukan dengan secara aktif terlibat dalam manajemen sehingga yang lebih aktif dalam manajemen adalah pihak Indonesia. Ini mungkin menjadi alasan mengapa spillover effect tidak terjadi. Dugaan lain dibalik mengapa tidak terjadi spillover effect dari kehadiran MNC adalah karena sekalipun MNC melakukan inovasi produk maupun inovasi proses, MNC menjaga dengan ketat hasil dari inovasi tersebut sehingga meminimalisasi kemungkinan dari tersebarnya hasil inovasi. Tabel 4. Hasil Regresi Spesifikasi 3 Variabel Terikat: lnLP (Produktivitas di seluruh perusahaan) Variabel Bebas
Koefisien
P > |t|
Hasil Regresi
Hipotesis
lnCI (intensitas modal)
0,2751
0,000
+
+
Konsentrasi (HHI)
0,6672
0,000
+
+/-
Dummy R&D
0,3726
0,000
+
+
Uneducated labor ratio
-4,1078
0,000
-
-
Konstanta
12,0943
Prob > F
0,0000
2
R adj
0,3830
Fokus utama dari spesifikasi 3 adalah melihat bagaimana pengaruh dari absorptive capacity terhadap produktivitas perusahaan lokal. Hasil estimasi menunjukkan bahwa
Pengaruh Kehadiran ..., Dwi Indahayu, FE UI, 2013
spesifikasi ini dapat digunakan untuk memprediksi pengaruh dari setiap variabel bebas terhadap variabel terikat dimana hal ini dibuktikan oleh nilai Prob > F yang dibawah 1%. Seluruh variabel bebas pun secara parsial bernilai signifikan secara statistik sehingga pengaruh dari masing-masing variabel tersebut terhadap variabel terikat dapat dijelaskan. Hasil estimasi menunjukkan bahwa bagi seluruh perusahaan dalam industri manufaktur Indonesia, pengeluaran R&D berkorelasi positif terhadap produktivitas. Sementara itu, kualitas tenaga kerja yang digambarkan oleh varabel rasio jumlah tenaga kerja berpendidikan S1 ke bawah terhadap total tenaga kerja mempunyai koefisien bertanda negatif yang dapat dimaknai sebagai pertambahan tenaga kerja yang berkualitas rendah dalam perusahaan menyebabkan penurunan produktivitas tenaga kerja di perusahaan tersebut. Hasil yang didapat dari estimasi variabel absorptive capacity dengan demikian dapat disimpulkan sesuai dengan hipotesis dan teori. Namun demikian, apabila estimasi dilakukan secara terpisah yaitu pada seluruh perusahaan dalam industri manufaktur yang berstatus MNC saja, terlihat bahwa magnitude perbedaan dari produktivitas tenaga kerja MNC yang melakukan aktivitas R&D dengan MNC yang tidak akan lebih rendah. Tabel 5. Perbedaan Magnitude Absorptive Capacity Bagi MNC dan Perusahaan Lokal Variabel Bebas
MNC
Perusahaan Lokal
Dummy R&D
0,0376
0,4139
Uneducated labor ratio
-4,4283
-3,5573
0,2233
0,3703
2
R adj
Tabel 4.4 memperlihatkan perbedaan tersebut. Dari tabel ini, terlihat bahwa perbedaan produktivitas antara perusahaan lokal yang melakukan aktivitas R&D dengan yang tidak mempunyai magnitude yang lebih tinggi dibandingkan dengan perbedaan produktivitas dari MNC yang melakukan aktivitas R&D dengan yang tidak. Apabila dibandingkan, maka MNC yang melakukan aktivitas R&D akan mempunyai tingkat produktivitas tenaga kerja yang lebih tinggi sebesar 0,04% dari produktivitas MNC yang tidak melakukan R&D. Di sisi lain, perusahaan lokal yang melakukan R&D akan mempunyai produktivitas tenaga kerja yang lebih tinggi sebesar 0,51% dibandingkan dengan perusahaan lokal lainnya yang tidak melakukan R&D. Dari hasil ini, terlihat bahwa perusahaan lokal lebih memerlukan R&D dibandingkan dengan MNC. Hal ini karena adanya R&D mendorong kenaikan produktivitas
Pengaruh Kehadiran ..., Dwi Indahayu, FE UI, 2013
yang cukup signifikan dan akan menyebabkan perusahaan lokal tersebut mempunyai keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lokal lainnya. Sementara itu, tenaga kerja berkualitas rendah mendorong penurunan produktivitas tenaga kerja yang lebih tinggi bagi MNC apabila dibandingkan dengan perusahaan lokal. Dengan kata lain, ini menunjukkan bahwa MNC mempunyai urgensi yang lebih tinggi dalam memastikan bahwa hanya tenaga kerja berpendidikan tinggi yang dapat bekerja didalamnya dibandingkan dengan perusahaan lokal.
Kesimpulan • Intensitas modal mempunyai pengaruh positif bagi produktivitas tenaga kerja, tetapi dalam kasus Indonesia selama 2004-2008, intensitas modal mengalami diminishing marginal productivity dimana penambahan modal akan menyebabkan kenaikan produktivitas dengan tingkat di bawah jumlah modal yang ditambahkan. Selain itu, dari hasil deskriptif, terlihat bahwa MNC lebih bersifat capital intensive dibandingkan perusahaan lokal. • Jumlah modal asing, yang merupakan variabel utama dalam spesifikasi 1 justru terbukti tidak signifikan yang bermakna dengan adanya modal asing dalam sebuah perusahaan, tidak selalu hal tersebut menyebabkan produktivitas tenaga kerja perusahaan itu lebih tinggi dibandingkan dengan produktivitas tenaga kerja perusahaan yang tidak mempunyai modal asing didalamnya. Hasil yang didapat dalam penelitian ini bertentangan dengan hipotesis yang diajukan, tetapi serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan di Thailand oleh Ramstetter (2001). Argumen untuk menjelaskan hal ini adalah adanya kemungkinan bahwa MNC di Indonesia memang tidak begitu produktif, meskipun mempunyai intensitas modal yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan lokal. • Adanya MNC dalam industri yang sama dengan perusahaan lokal tidak terbukti menyebabkan spillover effect bagi perusahaan lokal. Dugaan dibalik hal ini adalah karena MNC di Indonesia tidak produktif dan cenderung menggunakan teknologi yang relatif sama dengan perusahaan lokal. • Hasil estimasi dalam penelitian ini membuktikan bahwa konsentrasi industri, yang dalam kasus ini direpresentasikan oleh Herfindahl Hirschman Index tidak signifikan secara statistik sehingga kita tidak bisa menarik kesimpulan terkait pengaruh konsentrasi industri bagi produktivitas perusahaan dalam industri manufaktur Indonesia.
Pengaruh Kehadiran ..., Dwi Indahayu, FE UI, 2013
• Hasil estimasi menunjukkan bahwa kedua variabel yang menggambarkan absorptive capacity perusahaan lokal yaitu pengeluaran R&D dan kualitas tenaga kerja terbukti berpengaruh positif bagi produktivitas tenaga kerja, tetapi perbedaan produktivitas yang dihasilkan oleh aktivitas R&D akan lebih tinggi pada perusahaan lokal dibandingkan pada MNC. Selain itu, MNC mempunyai urgensi dalam memastikan hanya tenaga kerja yang berkualitas tinggi yang direkrutnya karena penurunan produktivitas yang diakibatkan oleh kualitas tenaga kerja akan lebih tinggi pada MNC apabila dibandingkan dengan perusahaan lokal.
Saran •
Adanya MNC intra-industri sekalipun berada dalam lokasi yang sama dengan perusahaan lokal tidak berhasil menciptakan spillover effect. Dengan demikian, pemerintah seharusnya hanya menggalakan arus masuk PMA ke sektor industri yang memang membutuhkan teknologi tinggi.
•
Absorptive capacity berperan penting bagi peningkatan produktivitas sehingga seharusnya setiap perusahaan melakukan aktivitas R&D dan juga merekrut tenaga kerja yang berpendidikan baik karena hasil estimasi menunjukkan bahwa tenaga kerja yang berpendidikan S1 ke bawah hanya menyebabkan penurunan produktivitas. Saran bagi MNC adalah pastikan bahwa tenaga kerja yang direkrut hanya yang berkualitas tinggi sedangkan bagi perusahaan lokal, lakukan aktivitas R&D karena R&D mendorong perbedaan produktivitas yang cukup signifikan antara perusahaan lokal yang melakukan R&D dan yang tidak.
Daftar Referensi Aitken, Brian J. & Harrison, Ann E. (1999). Do Domestic Firms Benefit from Direct Foreign Investment? Evidence from Venezuela. The American Economic Review, 89(3), pp. 605-618. Cuyvers et.al. (2008). Productivity Spillovers from Foreign Direct Investment in the Cambodian Manufacturing Sector: Evidence from Establishment-Level Data. Antwerp Research Paper No. 004. Idris, Fahmi. (2009). Pencapaian Pengembangan Industri Selama Periode 2005-2009. Jurnal Sekretariat Negara RI No. 13.
Pengaruh Kehadiran ..., Dwi Indahayu, FE UI, 2013
Kokko, Ari. (1994). Foreign Direct Investment, Host Country Characteristics and Spillovers. The Economic Research Institute EFI. Mansur, Ahmad. (2008). Is Indonesia Undergoing a Process of Deindustrialization? Institute of Social Studies Research Paper. Narjoko, Dionisius A. (2009a). Plant Entry in a More Liberalised Industrialisation Process: An Experience of Indonesian Manufacturing during the 1990s. ERIA Discussion Paper Series No. 6. Narjoko, Dionisius A. (2009b). Foreign Presence Spillovers and Firms’ Export Response: Evidence from the Indonesian Manufacturing. ERIA Discussion Paper Series No. 23. Ramstetter, Eric D. (2001). Labor Productivity in Foreign Multinationals and Local Plants in Thai Manufacturing, 1996 and 1998. The International Centre for the Study of East Asian Development Working Paper Series No. 13. Suyanto, Salim, Ruhul. A & Bloch, Harry. (2009). Does Foreign Direct Investment Lead to Productivity Spillovers? Firm Level Evidence from Indonesia. World Development Journal 37(12) pp. 1861-1876. World Economic Forum. (2002). The Global Competitiveness Report 2001-2002. New York: Oxford University Press. _________. Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Panjang Indonesia 2004-2009.
Pengaruh Kehadiran ..., Dwi Indahayu, FE UI, 2013