DRAFT AKHIR INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI
KERJASAMA BAPPEDA DAN PM KABUPATEN BANYUASIN dengan BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUASIN
KATA SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA DAN PM KABUPATEN BANYUASIN Dengan memanjatkan puji syukur Kehadirat Tuhan yang Maha Esa, Pemerintah Kabupaten Banyuasin melalui BAPPEDA dan PM Kabupaten Banyuasin yang bekerjasama
dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dapat
menyelesaikan publikasi Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Kabupaten Banyuasin Tahun 2010. Terbitnya publikasi ini diharapkan akan menambah kelengkapan literatur data/informasi statistik yang telah ada sebelumnya, sehingga publikasi ini diharapkan
dapat
menjadi
acuan
bagi
perencanaan
dan
pelaksanaan
Pembangunan, terutama pembangunan di bidang infrastruktur kedepan, sehingga Potensi Sektor Ekonomi yang ada dapat berkembang yang pada akhirnya manfaat pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat dengan lebih merata dan berkeadilan. Akhirnya, kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan dan penerbitan publikasi ini diucapkan terimakasih, semoga buku ini bermanfaat adanya. Pangkalan Balai, Juni 2011 KEPALA BADAN,
H. BADRI SATRIA THALIB, SE. M.Si NIP. 195401041985031004 Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
i
KATA PENGANTAR KEPALA BPS KABUPATEN BANYUASIN Syukur alhamdulillah atas karunia Alloh SWT, Publikasi Indeks Kemahalan Konstuksi (IKK) Kabupaten Banyuasin tahun 2010 ini dapat diselesaikan. Publikasi ini adalah hasil kejasama antara BPS Kabupaten Banyuasin dan Bappeda Kabupaten Banyuasin. Publikasi ini menyajikan angka dan penjelasan dari IKK Kabupaten Banyuasin. Dengan publikasi ini, kita dapat mengetahui tingkat kemahalan harga bangunan atau konstuksi di Kabupaten Banyuasin, dibandingkan tingkat kemahalan harga bangunan atau konstruksi rata-rata nasional. Akhirnya, kepada semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya publikasi ini saya sampaikan penghargaan dan ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Walaupun publikasi ini telah disiapkan sebaik-baiknya, kekurangan dan kesalahan sangat mungkin terjadi. Oleh karena itu, kritik dan saran dari para pengguna publikasi ini, sangat diharapkan. Semoga dapat bermanfaat bagi Pemerintah Kabupaten Banyuasin pada khususnya, dan pihak-pihak yang berkepentingan pada umumnya. Pangkalan Balai, Juni 2011 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUASIN KEPALA,
SARING, SE NIP. 195910081980121001 Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
ii
DAFTAR ISI KATA SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA DAN PM KABUPATEN BANYUASIN ………………............... i KATA PENGANTAR BPS KABUPATEN BANYUASIN ................................................................................... ii DAFTAR ISI................................................................................................................................................................ iii DAFTAR TABEL ...............................................................................................……………………………………
v
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………………….……………….. vi
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................................................... 1 Latar Belakang........................................................................................................................................ ……………. 1 Tujuan Penulisan.................................................................................................................................... …………… 5 Sistematika Penulisan............................................................................................................................ …………… 6
BAB II METODOLOGI........................................................................................................................................................... 7 Ruang Lingkup........................................................................................................................................................... 7 Sumber Data............................................................................................................................................…………… 7 Metode Pengumpulan Data .................................................................................................................................... 8 Kuisioner yang digunakan…………………………………………………………………………....................... 10 Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
iii
Pemilihan Kualitas…………………………………………………………………………………………………. 11 Konsep dan Definisi……………………………………………………………………………………………….. 12 Metode Pengolahan Data.................................................... …………………………….....................…………... 16 Metode Penghitungan IKK...................................................................................................................…………... 16 Metode Analisis.................................................................... …………………………………………………….... 24
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................………………………………….. 26 Gambaran Umum Wilayah.................................................................................................................................... 26 Gambaran Kependudukan……………….............................................................................................................. 30 Diagram Timbang IKK…………………...............................................................................................…………. 35 Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK)………………………………………………………………..................... 38
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................................................................. 43
LAMPIRAN
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
46
iv
DAFTAR TABEL Tabel 1. Nama Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan dan Luas Wilayah di Kabupaten Banyuasin..................................................... ………………………………...................... 28 Tabel 2. Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Banyuasin Tahun 2010………………………………………………………………………………......................... 33 Tabel 3. Rasio Jenis Kelamin di Kabupaten Banyuasin Tahun 2010……........................................................................................................................................ 34 Tabel 4. Diagram Timbang Umum IKK (persen) Kabupaten Banyuasin Tahun 2008 dan 2009................................................................................................................................ 36 Tabel 5. Perbandingan IKK Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2007-2009…………………………………………………………………...................... 39 Tabel 6. Perbandingan IKK Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010…………………………………………………………............................................ 40 Tabel 7. Perbandingan IKK Antar Provinsi Di Indonesia Tahun 2010……………...……............………….. 42
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Harga Bahan Bangunan dan Sewa Alat Berat di Kabupaten Banyuasin 2010 ......………….. 46
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
vi
BAB I PENDAHULUAN
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
Pembangunan daerah selama ini diarahkan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat dengan melakukan berbagai pembangunan fisik maupun non fisik yang tersebar sampai pelosok wilayah yang sekaligus secara bertahap mengurani kemiskinan. Pembangunan fisik yang tersebar merata diharapkan dapat membawa perubahan pada tingkat kesejahteraan masyarakat secara merata. Pembangunan fisik berupa gedung-gedung perkantoran, tempat ibadah, maupun tempat untuk kegiatan sosial masyarakat di berbagai bidang terus mengalami perkembangan yang dinamis sesuai dengan gerak roda perekonomian daerah. Dalam rangka mendukung semua keberhasilan pembangunan tersebut, pemerintah menempuh kebijakan otonomi daerah (otoda) yang ditujukan agar pembangunan dapat dirasakan merata dan adil di seluruh wilayah. Disamping itu, kebijakan otoda dapat juga mengatasi masalah ketimpangan horizontal antar daerah dengan tujuan utama yaitu pemerataan kemampuan keuangan antar daerah. demikian, kebijakan otoda dapat
mempercepat
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
Dengan
pembangunan
1
daerah-daerah yang masih tertinggal, baik dari sisi kemampuan keuangan maupun pendapatan yang diperoleh dari pemanfaatan sumber daya alamnya. Terkait dengan kebijakan percepatan pembangunan daerah melalui peningkatan sisi kemampuan keuangan daerah maka pemerintah pusat memberikan dana “block grant” kepada daerah dengan tujuan untuk menutup kesenjangan fiskal dan pemerataan kemampuan fiskal antar daerah dalam rangka membantu kemandirian pemerintah daerah dalam menjalankan fungsi dan tugasnya melayani masyarakat. Dana “block grant” yang bersfiat memiliki keleluasaan bagi daerah dalam menggunakannya sesuai dengan kebutuhan dan prioritas pembangunan inilah yang disebut dengan Dana Alokasi Umum (DAU). DAU yang bersumber dari APBN ini memiliki berbagai komponen dalam penghitungannya. Untuk menyusun DAU dalam rangka mengalokasikan sejumlah dana bagi tiap daerah (provinsi dan kabupaten/kota), pemerintah pusat membutuhkan berbagai data dan indikator penting untuk penghitungan DAU. DAU dihitung berdasarkan kesenjangan fiskal antar daerah, dimana kesenjangan fiskal merupakan selisih antara potensi dan kebutuhan daerah. Indikator-indikator pokok yang kebutuhan daerah dalam penghitungan DAU adalah Indeks Jumlah Penduduk Wilayah
(IW),
Indeks
Kemahalan
Konstruksi
(IP),
Indeks
Luas
(IKK), Indeks PDRB perkapita (IPP) dan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM).
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
2
Salah satu indikator penting yang menunjukkan kebutuhan daerah dalam penghitungan DAU adalah
Indeks
Kemahalan
Konstruksi
(IKK).
Pentingnya
IKK
ini
ditunjukkan
oleh
bobot
penghitungannya dalam penghitungan DAU yang sangat besar. Dalam penghitungan tingkat kebutuhan fiskal daerah pada alokasi DAU 2010, IKK memiliki peran yang sama dengan jumlah penduduk, memiliki bobot tiga kali lipat dari IPM dan dua kali lipat dari bobot IPP dan IW.
DAUi,2010 = Total gaji PNSi,2010 + Pengeluaran Rata2i,2010 (0,3 IP + 0,15 IW + 0,3 IKK + 0,15 IPP + 0,1 IPM)
Dari kelima variabel yang menunjukkan kebutuhan fiskal pada penghitungan IPM di atas terlihat bahwa jumlah penduduk dan kemahalan harga barang/jasa konstruksi memiliki bobot atau peran paling besar dalam menentukan tingkat kebuthan fiskal suatu daerah. Hal ini menunjukkan bahwa selain data jumlah penduduk maka data lain yang tak kalah penting yang arus dimiliki oleh suatu daerah adalah data harga barang-barang konstruksi. Oleh karena itu, sebagai daerah kabupaten yang sedang giatgiatnya membangun, Kabupaten Banyuasin sangat membutuhkan data harga barang-barang konstruksi yang dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam penghitungan IKK yang berimplikasi pada besaran DAU untuk tahun-tahun mendatang.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
3
IKK
adalah
angka
yang
menunjukkan
perbandingan
tingkat
kemahalan
harga
bangunan/konstruksi (TKK) secara umum dari suatu daerah terhadap daerah lainnya. Sedangkan TKK itu sendiri merupakan cerminan dari suatu nilai bangunan/konstruksi atau biaya yang dibutuhkan untuk membangun 1 (satu) unit bangunan/konstruksi per satuan ukuran luas di suatu kabupaten/kota atau propinsi yang diperoleh melalui pendekatan terhadap sejumlah bahan bangunan, dan jasa yang menjadi paket komoditas. IKK dihitung menurut kelompok jenis bangunan (5 kelompok) mengacu pada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI), yang dalam penghitungannya digunakan tiga komponen penunjang yaitu paket komoditas, diagram timbang dan data harga jenis bahan bangunan/sewa alat dan upah jasa.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
4
1.2
Tujuan Penulisan
Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penyusunan publikasi Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Kabupaten Banyuasin Tahun 2010 ini adalah: 1.
Memberikan gambaran komponen-komponen penyusun Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Kabupaten Banyuasin Tahun 2010;
2.
Mengetahui
berapa
nilai
Indeks
Kemahalan
Konstruksi (IKK) Kabupaten Banyuasin
Tahun 2010; 1.
Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan daerah dan pembangunan daerah, sehingga perencanaan pembangunan Kabupaten Banyuasin kedepannya dapat lebih terarah dan tepat sasaran;
2.
Merupakan salah satu ukuran yang dapat menjadi starting point bagi Pemerintah Kabupaten Banyuasin dalam perencanaan pembangunan sumber daya manusia Kabupaten Banyuasin pada tahun-tahun yang akan datang; dan
3.
Untuk membantu pengambil kebijakan, peneliti atau konsumen data lainnya dalam memahami keadaan masyarakat Kabupaten Banyuasin secara lebih spesifik.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
5
1.3.
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan disusun sebagai berikut:
Bab I
Pendahuluan, berisi tentang latar belakang permasalahan, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II
Metodologi, berisi tentang ruang lingkup, sumber data, formula penghitungan, dan teknik analisis yang digunakan dalam penulisan
Bab III
Merupakan analisa mengenai komponen-komponen penyusun Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) dan nilai IKK Kabupaten Banyuasin.
Bab IV
Penutup, berisi kesimpulan dari publikasi ini.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
6
BAB II METODOLOGI
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
BAB II METODOLOGI
2.1
Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulisan publikasi ini adalah hanya melakukan analisis Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) di Kabupaten Banyuasin tahun 2010. Selain itu, publikasi ini juga akan memberikan gambaran tentang komponen-komponen penyusun IKK Kabupaten Banyuasin. Ruang lingkup wilayah hanya mencakup Kabupaten Banyuasin, tetapi dalam analisisnya akan dilakukan keterbandingan dengan data-data dari kabupaten/kota lain, untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang keadaan Kabupaten Banyuasin dalam Provinsi Sumatera Selatan.
2.2
Sumber Data
Sumber data utama dalam penghitungan angka Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) ini menggunakan data primer yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banyuasin, dan sebagai data pendukung adalah data sekunder dari Bagian Keuangan Pemerintah Kabupaten Banyuasin.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
7
Data primer yang diambil di BPS didapat melalui survei yang dikenal dengan Survei Serentak Harga Bahan Bangunan/Konstruksi Tahun 2010 yang dilakukan pada bulan Mei-Juni 2010. Sedangkan data sekunder yang berasal dari Bagian Keuangan Pemerintah Kabupaten Banyuasin, karena keterbatasan data, maka yang akan dianalisa dalam hal ini adalah data realisasi APBD Kabupaten Banyuasin tahun 2009. Dari data APBD tersebut dibuat diagram timbang umum IKK Kabupaten Banyuasin, dengan cara dipilih pengeluaran yang digunakan untuk kegiatan konstruksi dan kelompokkan ke dalam 5 (lima) jenis bangunan, yaitu: bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal; bangunan pekerjaan umum untuk pertanian; pekerjaan umum untuk jalan, jembatan dan pelabuhan, bangunan untuk instalasi listrik, gas, air minum dan komunikasi; serta bangunan lainnya.
2.3
Metode Pengumpulan Data
Survei Serentak Harga Bahan Bangunan/Konstruksi ini dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota (491 kabupaten/kota) di 33 provinsi di Indonesia. Informasi yang ditanyakan adalah harga bahan bangunan, sewa alat-alat berat dan upah jasa konstruksi seperti yang terdapat pada kuisioner survei.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
8
Responden survei terdiri dari beberapa kategori yaitu pedagang besar/distributor, pedagang campuran, produsen, pedagang eceran, dan kategori lainnya seperti : kontraktor, dinas PU atau instalasi terkait lainnya (khusus untuk mengumpulkan data harga sewa alat-alat berat, dan upah pekerja), sedangkan untuk menanyakan harga barang-barang listrik seperti travo portal/cantol, cut out, Kwh meter, responden yang dihubungi adalah PT. PLN. Pemilihan responden diutamakan pedagang besar (PB), jika tidak ada PB maka dipilih responden dengan urutan sakala prioritas yaitu dari pedagang campuran, produsen, dan pilihan terakhir yaitu pedagang eceran (PE). Pedagang campuran adalah pedagang yang dalam menjual barang dagangannya sebagian dilakukan secara partai besar dan sebagian lagi dilakukan secara eceran, sedangkan data harga yang dicatat adalah harga untuk penjualan barang dalam partai besar. Jumlah sampel untuk setiap komoditas adalah 1-3 responden. Dari jumlah sampel ini diharapkan dapat melengkapi isian kuesioner. Periode survei adalah Mei-Juni 2010. Pencacahan dalam survei ini dilakukan dengan cara kunjungan dan wawancara langsung terhadap responden terpilih pada periode pencacahan. Jika tidak memungkinkan untuk wawancara langsung, maka kuesioner bisa ditinggal kepada responden untuk kemudian diambil kembali paling lambat keesokan harinya. Pada saat kuesioner diambil seyogyanya isian pada daftar tersebut diperiksa terlebih dahulu untuk memastikan daftar isian telah terisi dengan baik dan benar.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
9
2.4
Kuesioner yang digunakan Untuk mengumpulkan data harga bahan bangunan dan sewa alat berat paket komoditas IKK
digunakan
dua
kuesioner/daftar
Daftar
ini
digunakan
untuk
mencatat
harga
bahan
bangunan/konstruksi, sewa alat berat, dan upah jasa konstruksi serta Realisasi APBD 2008-2009 yaitu : 1.
Daftar VHBK2010-C Daftar ini digunakan untuk mencatat harga bahan bangunan/konstruksi, sewa alat berat, dan upah jasa konstruksi
2.
Daftar SDT_IKK11 Daftar ini digunakan untuk mencatat keterangan mengenai nilai pengeluaran RAPBD 2008 dan 2009 menurut 5 (lima) kelompok jenis bangunan.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
10
2.5.
Pemilihan kualitas
Agar hasil pengumpulan data harga dalam survei ini sesuai dengan kebutuhan data harga seperti yang tertuang dalam daftar VHBK2010-C, maka perlu dilakukan pemilihan kualitas sebagai berikut: 1.
Kualitas terpilih harus kualitas yang telah ditentukan oleh BPS Pusat, yaitu kualitas umum yang biasanya ada di seluruh kabupaten/kota dan tertulis dalam pilihan daftar VHBK2010-C sebagai pertanyaan tertutup. Contoh : Jenis barang : Semen Abu-abu Kualitas : Tiga Roda 50 Kg, Tiga Roda 40 Kg
2.
Apabila kualitas jenis barang atau bahan bangunan/konstruksi tidak tersedia dalam pilihan dalam kuesioner
VHBK2010-C,
maka
pilih
kualitas
yang
setara
dan
dominan
digunakan
di kabupaten/kota bersangkutan dengan menggunakan satuan standard yang tertulis dalam daftar VHBK2010-C dalam isian yang terbuka. Contoh, apabila di daerah pencacahan tidak terdapat data harga cat kayu isi 1 kg dengan kualitas/merk Glotex, maka pilih kualitas yang setara dengan cat kayu Glotex tersebut dengan mengisi isian yang kosong/terbuka yang tersedia. Ukuran kesetaraan ini dapat dilihat dari kualitas/mutu maupun harganya.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
11
2.6
Konsep dan Definisi
Kualitas hasil pengumpulan data dalam survei ini sangat ditentukan oleh kualitas pemahaman petugas pengumpul data (pencacah) tentang konsep dan definisi dari beberapa istilah yang digunakan dalam pelaksanaan survei ini. Istilah-istilah dan konsep yang perlu dipahami tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Harga perdagangan besar (HPB) adalah harga transaksi yang terjadi
antara pedagang besar
pertama sebagai penjual dengan pedagang besar berikutnya sebagai pembeli secara party/grosir di pasar pertama atas suatu barang. 2.
Harga produsen adalah harga transaksi yang terjadi antara produsen sebagai penjual dengan pedagang besar/distributor sebagai pembeli secara party/grosir di pasar pertama atas suatu barang.
3.
Harga eceran adalah harga transaksi yang terjadi antara pedagang eceran sebagai penjual dengan konsumen sebagai pembeli secara eceran/satuan yang digunakan untuk konsumsi langsung bukan untuk diperjualbelikan.
4.
Harga pedagang campuran adalah harga transaksi yang terjadi antara pedagang yang menjual barang secara partai/grosir dan juga menjual barang secara eceran dengan konsumen baik yang digunakan untuk konsumsi langsung atau konsumsi tidak langsung.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
12
5.
HPB bahan bangunan/konstruksi adalah harga berbagai jenis bahan bangunan yang digunakan dalam kegiatan konstruksi dalam jumlah besar (party) yang merupakan hasil transaksi antara pedagang besar/distributor/supplier bahan bangunan/konstruksi
dengan pengguna bahan
bangunan tersebut. 6.
Produsen adalah Penghasil barang-barang baik dilakukan secara manual maupun dengan bantuan mesin.
7.
Pedagang Besar (PB) adalah pedagang/distibutor yang menjual bahan bangunan/konstruksi secara party/grosir atau dalam jumlah besar.
8.
Pedagang campuran adalah pedagang yang dalam menjual barang dagangannya sebagian dilakukan secara partai besar dan sebagian lagi dilakukan secara eceran, sedangkan data harga yang dicatat adalah harga untuk penjualan barang dalam partai besar.
9.
Pedagang Besar Pertama (PB I) adalah pedagang besar sesudah produsen/penghasil.
10. Party/grosir atau jumlah besar yang dimaksud adalah bukan eceran. Batasan ini relatif mengingat sulit menentukan besarannya, baik kuantitas maupun nilai dari suatu komoditas. Hal ini sangat tergantung dari karakteristik komoditasnya sendiri.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
13
11. Kegiatan Konstruksi adalah suatu kegiatan yang hasil akhirnya berupa bangunan/konstruksi yang menyatu dengan lahan tempat kedudukannya baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana kegiatan lainnya. Kegiatan konstruksi yang dimaksud dalam survei ini adalah hanya kegiatan pembangunan baru. Hasil kegiatan antara lain: gedung, jalan jembatan, rel dan jembatan kereta api, terowongan, bangunan air dan drainase, bangunan sanitasi, landasan pesawat terbang, dermaga, bangunan pembangkit listrik, transmisi, distribusi dan bangunan jaringan komunikasi. Sedangkan kegiatan konstruksi meliputi perencanaan, persiapan, pembuatan, pembongkaran, dan perbaikan bangunan. 12. Harga sewa alat berat konstruksi adalah harga yang terjadi ketika seseorang/organisasi/institusi menyewa alat-alat berat yang digunakan untuk kegiatan konstruksi dalam periode tertentu seperti dalam waktu jam, hari, mingguan, dan bulanan. Satuan/unit yang digunakan dalam harga sewa ini adalah unit/jam. 13. Hidraulic Excavator adalah
suatu mesin alat berat yang berfungsi untuk menggali tanah dan
menuangkannya ke dalam kendaraan truk. 14. Buldozer adalah alat berat yang berfungsi untuk menggusur/memindahkan (mendorong) tanah dalam jarak pendek.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
14
15. Three wheel roller (mesin giling) adalah alat berat yang digunakan untuk memadatkan tanah atau mengeraskan permukaan jalan. 16. Dumptruck, sudah jelas. 17. Mandor adalah pekerja konstruksi yang memiliki tugas untuk mengawasi jalannya proyek dan berkoordinasi dengan kepala tukang. Pada pekerjaan yang lebih kecil, Mandor merangkap kepala tukang. 18. Kepala Tukang, adalah pekerja konstruksi yang memiliki tugas mengawasi dan membimbing buruh konstruksi untuk bekerja sesuai dengan yang diinginkan. 19. Tukang batu adalah buruh konstruksi yang memiliki tugas untuk memasang batu kali, batu bata, ubin, dan membuat plester tembok. Alat kerja yang digunakan biasanya adalah cetok, mal, dan water pass. 20. Tukang kayu adalah buruh konstruksi yang mempunyai tugas untuk membuat struktur bangunan dari kayu dan alat kerja yang digunakan biasanya adalah serut, gergaji, bor, pahat, dll. 21. Tukang cat adalah buruh konstruksi yang bekerja untuk mengecat tembok, papan, dan dingding lainnya. 22. Tukang listrik adalah buruh konstruksi yang memiliki tugas memasang instalasi listrik & perlengkapannya dan memasang system listrik generator, trafo, dll.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
15
2.7
Metode Pengolahan Data
Setelah tahap pengumpulan data selesai, tahap berikutnya adalah pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer atau software yang meliputi tahapan :
2.8
-
pemeriksaan data
-
editing coding (penyuntingan data dan pengkodean)
-
entry data (perekaman data)
-
validasi dan tabulasi data
Metode Penghitungan IKK
Sebelum metode penghitungan IKK dijelaskan, perlu pula dipahami mengenai konsep dan definisi. Beberapa konsep dan definisi yang perlu dipahami adalah mengenai kegiatan konstruksi dan klasifikasi jenis bangunan. Kegiatan konstruksi meliputi kegiatan pembangunan baru, perluasan, renovasi/pemugaran, pemeliharaan/perbaikan, pembongkaran, penyiapan lahan (tidak termasuk pembelian lahan/tanah). Kegiatan konstruksi ini dibedakan/kelompokkan ke dalam 5 (lima) jenis bangunan/konstruksi, yaitu: 1.
Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal;
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
16
2.
Bangunan pekerjaan umum untuk pertanian;
3.
Pekerjaan umum untuk jalan, jembatan dan pelabuhan;
4.
Bangunan untuk instalasi listrik, gas, air minum dan komunikasi;
5.
Bangunan lainnya
Kemudian konsep dan definisi dari kelima jenis bangunan tersebut adalah : 1.
Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal a. Konstruksi gedung tempat tinggal, meliputi : rumah yang dibangun sendiri, real estate, rumah susun, dan perumahan dinas b. Konstruksi gedung bukan tempat tinggal, meliputi : konstruksi gedung perkantoran, industri, kesehatan, pendidikan, tempat hiburan, tempat ibadah,terminal/stasiun dan bangunan monumental.
2.
Bangunan pekerjaan umum untuk pertanian a. Bangunan pengairan, meliputi : pembangunan waduk (reservoir), bendung (weir), embung, jaringan irigasi, pintu air, sipon dan drainase irigasi, talang, check dam, tanggul pengendali banjir, tanggul laut, krib, dan viaduk.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
17
b. Bangunan tempat proses hasil pertanian, meliputi : bangunan penggilingan dan bangunan pengeringan. 3.
Bangunan pekerjaan umum untuk jalan, jembatan, dan pelabuhan a. Bangunan jalan, jembatan, dan landasan, meliputi : pembangunan jalan, jembatan, landasan pesawat terbang, pagar/tembok, drainase jalan, marka jalan, dan rambu-rambu lalu lintas. b. Bangunan jalan dan jembatan kereta, pembangunan jalan dan jembatan kereta. c. Bangunan
dermaga,
meliputi
:
pembangunan,
pemeliharaan,
dan
perbaikan
dermaga/pelabuhan, sarana pelabuhan, dan penahan gelombang. 4.
Bangunan untuk instalasi listrik, gas. Air minum, dan komunikasi a. Bangunan elektrikal, meliputi : pembangkit tenaga listrik, transmisi dan transmisi teganngan tinggi. b. Konstruksi telekomunikasi udara, meliputi konstruksi bangunan telekomunikasi dan navigasi udara, bangunan pemancar/penerima radar, dan bangunan antena. c. Konstruksi sinyal dan telekomunikasi kereta api, pembangunan konstruksi sinyal dan telekomunikasi kereta api.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
18
d. Konstruksi sentral telekomunikasi, meliputi : bangunan sentral telepon/telegraf, konstruksi bangunan menara pemancar/penerima radar microwave, dan bangunan stasiun bumi kecil/stasiun satelit. e. Instalasi air, meliputi : instalasi air bersih dan air limbah dan saluran drainase pada gedung. f. Instalasi listrik, meliputi : pemasangan instalasi jaringan listrik tegangan lemah dan pemasangan instalasi jaringan listrik tegangan kuat. g. Instalasi gas, meliputi : pemasangan instalasi gas pada gedung tempat tinggal dan pemasangan instalasi gas pada gedung bukan tempat tinggal. h. Instalasi listrik jalan, meliputi : instalasi listrik jalan raya, instalasi listrik jalan kereta api, dan instalasi listrik lapangan udara. i. Instalasi jaringan pipa, meliputi : jaringan pipa gas, jaringan air, dan jaringan minyak. 5.
Bangunan lainnya, meliputi : bangunan sipil, pembangunan lapangan olah raga, lapangan parkir, dan sarana lingkungan pemukiman.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
19
Selanjutnya dalam penghitungan IKK Kabupaten/Kota atau Provinsi dibutuhkan beberapa data penunjang, yaitu: paket komoditas, diagram timbang, dan harga bahan-bahan bangunan yang dominan yang menjadi paket komoditas penghitungan IKK.
2.8.1. Paket Komoditas
Yang dimaksud dengan paket komoditas IKK adalah suatu keranjang atau paket yang mencakup sejumlah bahan bangunan/konstruksi yang cukup dominan digunakan untuk membangun satu unit bangunan/konstruksi. Untuk penghitungan IKK tahun 2010 diperkirakan jumlah bahan bangunan dan sewa alat-alat berat yang menjadi paket komoditas berjumlah 45 terdiri dari 42 jenis bahan bangunan dan 3 sewa alat berat. Azaz pemilihan paket komoditas adalah : 1. Comparability (keterbandingan) 2. Representativeness (mewakili) 3. Trade off comparability vs representativeneness Selanjutnya tahapan dalam pemilihan paket komoditas IKK adalah : •
Memilih barang dan jasa yang nilainya dominan digunakan pada sektor konstruksi dengan koreksi proxy kesulitan geografis
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
20
•
Kualitas Barang ditentukan berdasarkan data harga yang dominan masuk dari hasil Survei Serentak Juni 2010
•
Jika terdapat kesamaan dominasi kualitas barang, maka dilihat koefisien variasi masingmasing kualitas barang tersebut
•
Semakin kecil koefisien variasi kualitas barang, maka semakin kecil perbedaan harganya (homogen).
2.8.2. Diagram Timbang
Diagram Timbang yang digunakan dalam penghitungan IKK terdiri dari diagram timbang kelompok jenis bangunan dan diagram timbang umum. Diagram timbang kelompok jenis bangunan disusun berdasarkan kuantitas/volume bahan bangunan/sewa alat berat/upah jasa yang dibutuhkan untuk membangun 1 unit jenis bangunan per satuan ukuran luas. Data kuantitas/volume bahan bangunan tersebut diperoleh dari hasil studi pilot tingkat kemahalan harga bahan bangunan/konstruksi. Diagram timbang umum IKK adalah bobot atau andil masing-masing kelompok bangunan
yang akan digunakan
jenis
untuk menghitung IKK umum Diagram timbang umum IKK ini
disusun
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
21
berdasarkan data realisasi APBD dan pengeluaran belanja pembangunan dan rutin. Data realisasi APBD ini dapat diperoleh dari Pemerintah Kab/Kota. Untuk keperluan penghitungan IKK umum kabupaten/kota atau propinsi tahun 2009 digunakan data APBD tahun 2009. Dari data APBD tersebut dipilih pengeluaran yang digunakan untuk kegiatan konstruksi dan kelompokkan ke dalam 5 (lima) jenis bangunan.
2.8.3. Harga jenis bahan bangunan/sewa alat upah jasa
Untuk penghitungan IKK tahun 2010, data harga yang digunakan adalah harga bulan Juni 2010. Data harga tersebut dikumpulkan melalui Survei Serentak Harga Bahan Bangunan/Konstruksi Triwulanan tahun 2010 yang dilakukan di seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Data-data tersebut, dimasukkan ke dalam formula penghitungan IKK sebagai berikut: a.
Tingkat Kemahalan Harga Bangunan/Konstruksi Kelompok Jenis Bangunan Kabupaten/Kota (TKKkj)
TKK i
m
ij
=
∑ P i .Q
j
i=1
= jenis barang/bahan bangunan
j = kelompok jenis bangunan Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
22
k
= kabupaten/kota
Pi
= harga jenis barang/bahan bangunan i
Qij = kuantitas/volume bahan bangunan i kelompok jenis bangunan j = diagram timbang kelompok jenis bangunan b.
Tingkat Kemahalan Harga Bangunan/Konstruksi Kelompok Jenis Bangunan Rata-rata Nasional (TKKnasj) 491
TKK c.
nasj
=
∑ TKK
ki
k =1
491 Indeks Kemahalan Harga Bangunan/Konstruksi Kelompok Jenis Bangunan Kabupaten/Kota
(IKK kj)
KK d.
ki
=
TKK TKK
kj
.100
nasj
Indeks Kemahalan Harga Bangunan/Konstruksi Umum Kabupaten/Kota (IKKumum k) 5
IKK
umum
=
∑ IKK
kj
.Q i
i =1
Qi
= Diagram timbang IKK umum kabupaten/kota
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
23
2.9
Metode Analisis
Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah metode analisis deskriptif. deskriptif
merupakan
analisis
kuantitatif
Analisis
yang digunakan untuk mempermudah analisis
tabel-tabel dan grafik secara sederhana sehingga didapatkan gambaran mengenai perkembangan dari obyek penelitian. Dalam publikasi ini, analisis tersebut digunakan untuk menginterpretasikan angka IKK Kabupaten Banyuasin, jika dibandingkan dengan angka IKK Kab/Kota lain di Propinsi Sumatera Selatan dan angka nasional (standar). Beberapa hal yang perlu dijelaskan dalam analisis IKK tahun 2010 adalah sebagai berikut : 1.
Pada tahun 2009 dan tahun-tahun sebelumnya, angka IKK disajikan menggunakan IKK rata-rata nasional sama dengan 100 yang kemudian dikalikan dengan suatu bilangan/inflator.
IKK 2010 disajikan dengan model yang berbeda yaitu dengan
menentukan salah satu ibukota propinsi, dimana terdapat satu kabupaten/kota dalam provinsi tersebut yang memiliki IKK mendekati angka rata-rata sebagai kota acuan atau provinsi acuan.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
24
2.
Kota Balikpapan adalah salah satu kota di Provinsi Kalimantan Timur yang memiliki angka IKK sebesar 100,08 yaitu angka yang paling dekat dengan rata-rata IKK 491 Kabupaten/kota sama dengan 100, sehingga Kota Samarinda sebagai ibukota provinsi akan diipilih sebagai kota acuan. Kota Samarinda sebagai kota acuan pada penghitungan IKK 2010 juga akan digunakan untuk penghitungan IKK tahun berikutnya.
3.
Pertimbangan penggunaan salah satu ibukota provinsi sebagai acuan dalam menghitung IKK adalah memberikan flexibilitas dalam penghitungan IKK apabila ada penambahan jumlah kabupaten/kota yang akan dihitung IKKnya dan literatur tentang indeks spasial pada umumnya mengacu pada satu wilayah tertentu sebagai dasar.
Perbedaan model penyajian IKK 2009 dan IKK 2010 menyebabkan angka-angka tersebut tidak
dapat
diperbandingkan
secara
langsung
atau
diperlukan
langkah-langkah
untuk
membandingkannya.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
25
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1
Gambaran Umum Wilayah
Seperti halnya dengan Kabupaten lainnya yang ada di Indonesia, Kabupaten Banyuasin terbagi menjadi Kecamatan-kecamatan dan selanjutnya dibagi menjadi desa/kelurahan. Seiring dengan perkembangan daerah dan aspirasi masyarakat dengan tujuan efektifitas pembangunan, wilayah administrasi setingkat desa/kelurahan bertambah. Tahun 2008 terdapat 288 desa/kelurahan, hingga pada tahun 2010 menjadi 304 atau selama dua tahun terjadi
penambahan/pemekaran desa sebanyak 16
desa/kelurahan. Letak
suatu
Wilayah
yang
strategis
perkembangan wilayah tersebut. Selain letak
akan
memberikan
kontribusi
pengaruh
terhadap
wilayah, luas wilayah pun demikian. Semakin luas suatu
wilayah akan berpotensi mempunyai kekayaan sumber daya alam yang cukup
melimpah
guna
mendukung pembangunan wilayah bersangkutan. Secara geografis
Kabupaten Banyuasin terletak pada posisi 1,30 - 40 Lintang Selatan (LS) dan
104,400-105,150 Bujur Timur (BT). Wilayah Banyuasin berbatasan dengan : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Jambi dan Selat Bangka. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Muara Enim dan Kota Palembang. Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
26
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Jambi dan Selat Bangka. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Muara Enim dan Kota Palembang. 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Musi Banyuasin. 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
27
Tabel 1 Nama Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan dan Luas Wilayah Di Kabupaten Banyuasin
No. (1) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Kecamatan (2) Rantau Bayur Betung Banyuasin III Pulau Rimau Tungkal Ilir Talang Kelapa Tanjung Lago Banyuasin I Rambutan Muara Padang Muara Sugihan Banyuasin II Makarti Jaya Air Salek Muara Telang
JUMLAH
Ibukota Kecamatan (3) Pengumbuk Betung Pangkalan Teluk Betung Sido Mulyo Sukajadi Tanjung Lago Mariana Rambutan Muara Padang Tirta Harja Sungsang Makarti Jaya Salek Mukti Telang Jaya
Luas Wilayah (km2) (4) 593,00 794,00 874,17 532,96 412,09 557,76 617,76 701,38 624,55 702,20 535,39 2 681,28 676,04 380,35 1 150,06
11 832,99
Sumber : BPS Kabupaten Banyuasin
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
28
Kabupaten Banyuasin selain secara geografis mempunyai letak yang strategis yaitu terletak di jalur lalu
lintas
antar
provinsi
juga
mempunyai
sumber
daya alam
yang melimpah. Kabupaten
Banyuasin mempunyai wilayah seluas 11.832,99 km2 dan terbagi menjadi 15 kecamatan. Kecamatan terluas yaitu Kecamatan Banyuasin II dengan wilayah seluas 2.681,28 km2 atau sekitar 22,66 % dari luas wilayah Kabupaten Banyuasin. Kecamatan dengan luas terkecil adalah Kecamatan Air Salek dengan wilayah seluas 380,35 km2 atau sekitar 3,21 % dari luas wilayah Kabupaten Banyuasin. Dari sisi hidrologi berdasarkan sifat tata air, wilayah Kabupaten Banyuasin dapat dibedakan menjadi daerah dataran kering dan daerah dataran basah yang sangat
dipengaruhi
oleh pola aliran
sungai. Aliran sungai di daerah dataran basah pola alirannya rectangular dan di daerah dataran kering pola alirannya dan dritik. Beberapa sungai besar seperti Sungai Musi, Sungai Banyuasin, Sungai Calik, Sungai Telang, Sungai Upang dan yang lainnya berperan sebagai sarana transportasi air di sepanjang garis pantai lebih dari 150 Km. Pola aliran di wilayah ini, terutama didaerah rawa-rawa dan pasang surut umumnya rectangular. Sementara untuk daerah yang dipengaruhi oleh pasang surut aliran sungainya adalah subparali, dimana daerah bagian tengah disetiap daerah sering dijumpai genangan air yang cukup luas. Wilayah Kabupaten Banyuasin memiliki tipe iklim B1 menurut Klasifikasi Oldemand
dengan
suhu rata-rata 26,100 – 27,400 Celcius dan kelembaban rata-rata dan kelembaban relatif 69,4 % - 85,5 % dengan rata-rata curah hujan 2.723 mm/tahun.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
29
Sedangkan jenis tanah di Kabupaten Banyuasin terdiri dari 4 jenis, yaitu :
3.2. 3.2.1.
a) Organosol
: terdapat di dataran rendah/rawa-rawa.
b) Klei Humus
: terdapat di dataran rendah/rawa-rawa.
c) Alluvial
: terdapat di sepanjang sungai.
d) Polzoik
: terdapat di daerah berbukit-bukit.
Gambaran Kependudukan Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Banyuasin mempunyai potensi sumber daya manusia yang cukup besar di Sumatera
Selatan. Penduduk Kabupaten Banyuasin meningkat dari tahun ke tahun. Dalam kurun waktu 2007 hingga 2009 mempunyai pola yang cukup stabil. Pada tahun 2007, jumlah penduduk Kabupaten Banyuasin sebesar 716,785 jiwa. Sedangkan pada tahun 2008 terjadi peningkatan menjadi sebesar 727,997 jiwa. Peningkatan terus terjadi pada tahun 2009 dan 2010. Pada 2009 jumlah penduduk Kabupaten Banyuasin sebesar 739.288 jiwa dan tahun 2010 menjadi 750.110 jiwa.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
30
Jumlah penduduk yang cukup besar tersebut dapat menandakan bahwa terdapat potensi sumber daya manusia yang cukup besar. Angka Pertumbuhan penduduk merupakan angka yang menunjukkan tingkat pertambahan penduduk dalam suatu periode tertentu yang dinyatakan dari penduduk dasar. Dalam kurun waktu 2007 hingga 2010, Kabupaten Banyuasin mempunyai angka pertumbuhan penduduk yang cukup stabil. Dalam kurun waktu tersebut, pertumbuhan penduduk Kabupaten Banyuasin ratarata adalah sebesar 1,61 persen.
3.2.2.
Persebaran dan Kepadatan Penduduk Salah satu
tujuan pembangunan menyangkut
kependudukan adalah meningkatkan
pemerataan persebaran penduduk. Melalui pemerataan penduduk secara umum dapat membantu dalam usaha peningkatan kesejahteraan penduduk. Oleh karena itu dalam usaha pemerataan
penduduk
idealnya adalah komposisi jumlah penduduk sejalan dengan luas wilayah keruangan suatu wilayah. Di Kabupaten Banyuasin terdapat 15 kecamatan yang secara total 11.832,99 Km2, jadi secara rata-rata kepadatan penduduk pada tahun 2010
luasnya adalah sekitar adalah
sebesar 63,39
jiwa/Km2 .
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
31
Seiring dengan peningkatan
jumlah penduduk,
kepadatan
penduduk
di Banyuasin
mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 kepadatan penduduk sebesar 62,48 jiwa/Km2. Sedangkan pada tahun 2008 adalah sebesar 61,52 jiwa/Km2. Jumlah
kecamatan
di Kabupaten Banyuasin
adalah sebanyak 15 kecamatan. Sebanyak
4 kecamatan merupakan hasil pemekaran yang terjadi pada tahun 2005. Kecamatan Talang Kelapa merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk paling besar dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Jumlah penduduk di kecamatan tersebut adalah sekitar 130,6 ribu
jiwa atau sekitar 15,96
persen dari total penduduk Kabupaten Banyuasin. Dengan kondisi tersebut Kecamatan Talang Kelapa juga merupakan kecamatan terpadat, yaitu sebesar 234,14 jiwa/Km2.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
32
Tabel 2 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Di Kabupaten Banyuasin Tahun 2010 No. (1) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Kecamatan (2) Rantau Bayur Betung Banyuasin III Pulau Rimau Tungkal Ilir Talang Kelapa Tanjung Lago Banyuasin I Rambutan Muara Padang Muara Sugihan Banyuasin II Makarti Jaya Air Salek Muara Telang
JUMLAH
593,00 794,00 874,17 532,96 412,09 557,76 617,76 701,38 624,55 702,20 535,39 2 681,28 676,04 380,35 1 150,06
Jumlah Penduduk (jiwa) (4) 38 319 66 922 86 182 38 454 23 281 123 192 35 687 69 860 41 953 29 756 36 971 45 072 32 819 28 858 52 783
11 832,99
750 110
Luas Wilayah (km2) (3)
Kepadatan (jiwa/km2) (5) 64 ,62 84 ,28 98 ,59 72 ,15 56 ,49 220 ,87 57 ,77 99 ,60 67 ,17 42 ,38 69 ,05 16 ,81 48 ,55 75 ,87 45 ,90
63,39
Sumber : BPS Kabupaten Banyuasin
Kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah penduduk
di Kecamatan Tungkal Ilir adalah sebesar 23,3 ribu jiwa.
Kecamatan Tungkal Ilir. Jumlah Dengan luas wilayah sebesar
412,09 Km 2 Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
33
3.2.3.
Rasio Jenis Kelamin Rasio jenis kelamin adalah perbandingan antara penduduk laki-laki dengan banyaknya
penduduk perempuan. Secara umum dinyatakan dengan banyaknya penduduk laki-laki untuk penduduk perempuan. Semakin besar
100
nilai angka Rasio Jenis Kelamin menunjukkan bahwa jumlah
penduduk berjenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada penduduk perempuan.
No. (1) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Tabel 3 Rasio Jenis Kelamin Di Kabupaten Banyuasin Tahun 2010 Jumlah Penduduk Kecamatan Sex Ratio Perempuan Laki-Laki (4) (2) (3) (5) 19 034 Rantau Bayur 19 285 101,32 32 556 Betung 34 366 105,56 42 909 Banyuasin III 43 274 100,85 18 408 Pulau Rimau 20 046 108,90 11 116 Tungkal Ilir 12 165 109,44 60 335 Talang Kelapa 62 857 104,18 17 233 Tanjung Lago 18 454 107,09 34 205 Banyuasin I 35 655 104,24 20 569 Rambutan 21 384 103,96 14 292 Muara Padang 15 464 108,20 17 767 Muara Sugihan 19 204 108,09 21 783 Banyuasin II 23 289 106,91 16 135 Makarti Jaya 16 684 103,40 13 936 Air Salek 14 922 107,08 25 763 Muara Telang 27 020 104,88 JUMLAH
384 069
366 041
104,93
Sumber : BPS Kabupaten Banyuasin
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
34
Rasio jenis kelamin di Kabupaten Banyuasin tahun 2010 menunjukkan angka diatas 100 (seratus). Hal tersebut berarti penduduk laki-laki lebih banyak daripada penduduk perempuan. Nilai rasio jenis kelamin di
Kabupaten Banyuasin adalah sebesar 104,93. Hal ini menunjukkan bahwa secara rata-rata
terdapat sekitar 105 penduduk laki-laki dalam 100 penduduk perempuan.
3.3
Diagram Timbang IKK
Diagram timbang umum IKK Kabupaten Banyuasin tahun 2010 disusun berdasarkan data realisasi APBD untuk pengeluaran belanja pembangunan dan rutin tahun 2009. Dari data APBD ini, dipilih pengeluaran yang digunakan untuk kegiatan konstruksi dan dikelompokkan ke dalam 5 (lima) jenis bangunan. Hasil dari penghitungan dapat dilihat dalam tabel 4 berikut.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
35
Tabel 4 Diagram Timbang Umum IKK (persen) Kabupaten Banyuasin Tahun 2008 dan 2009
Jenis Bangunan/Konstruksi (1)
Tahun 2008
2009
(2)
(3)
1. Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal
2,89
3,91
2.
0,39
0,00
87,59
94,94
9,12
0,00
0,00 100,00
1,16 100,00
Pekerjaan umum untuk pertanian
3. Pekerjaan pembuatan jalan, jembatan, dan pelabuhan 4. Bangunan dan instalasi listrik, gas, air minum, dan komunikasi 5. Bangunan lainnya Umum Sumber : Penghitungan dari Realisasi APBD tahun 2008 dan 2009
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
36
Bila dilihat dari masing-masing jenis bangunan, maka kelompok atau jenis bangunan yang paling besar diagram timbangnya yaitu pada pekerjaan umum untuk jalan dan jembatan. Pada tahun 2008 menyedot 87,59 persen realisasi APBD, sedangkan tahun 2009 mengambil porsi 94,94 persen APBD. Tingginya alokasi belanja pembangunan untuk pembangunan jalan dan jembatan disebabkan masih tingginya konsentrasi pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, baik perbaikan/rehabilitasi maupun pembangunan baru. Selanjutnya diagram timbang yang cukup besar yaitu pada bangunan tempat tinggal dan bangunan bukan tempat tinggal. Pada tahun 2008 penyerapan APBD untuk bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal hanya 2,89 persen, yang kemudian naik menjadi 3,91 persen pada tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan gedung untuk sarana pemerintahan/perkantoran masih berlangsung hingga 2008-2009. Sementara itu kelompok atau jenis yang masih relatif sedikit diagram timbangannya yaitu untuk bangunan dan instalasi listrik, gas, air minum, dan bangunan lainnya. Untuk kelompok bangunan instalasi listrik , gas dan air minum, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya diagram timbangan untuk kelompok jenis bangunan instalasi listrik, gas, dan air minum terjadi penurunan yang cukup signifikan yaitu 9,12 persen pada tahun 2008 menjadi 0,00 persen pada tahun 2009. Sedangkan untuk kelompok jenis bangunan lainnya menunjukkan peningkatan dari 0,00 persen pada tahun 2008 menjadi 1,16 persen pada tahun 2009.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
37
3.4
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK)
Berdasarkan data-data penunjang di atas selanjutnya dilakukan penghitungan Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Kabupaten Banyuasin. Seperti dijelaskan pada bagian metodologi, angka IKK ini dihitung dengan menggunakan 3 data penunjang, yaitu: paket komoditas, diagram timbang, dan harga bahan-bahan bangunan yang dominan yang menjadi paket komoditas penghitungan IKK. Berdasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan formula yang terdapat di bab metodologi, maka didapat angka IKK Kabupaten Banyuasin tahun 2010 adalah sebesar 100,58. Hal ini berarti bahwa tingkat kemahalan harga bangunan/konstruksi di Kabupaten Banyuasin lebih tinggi 0,58 persen dibandingkan dengan harga bangunan/konstruksi rata-rata nasional. IKK Kabupaten Banyuasin merupakan IKK tertinggi di Provinsi Sumatera Selatan. Hal ini disebabkan dari filosofis IKK yang menunjukkan tingkat kesulitan geografis suatu wilayah. Walaupun dekat dengan ibukota provinsi, namun hampir seluruh wilayah Banyuasin berada pada daerah perairan sehingga harga-harga bahan bangunan/konstruksi relatif lebih mahal sebagai akibat biaya transportasi. Lebih rinci tentang IKK Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Selatan, terdapat di tabel berikut ini.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
38
Tabel 5 Perbandingan IKK Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2007-2009 No. (1) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Kabupaten/Kota (2) Ogan Komering Ulu Ogan Komering Ilir Muara Enim Lahat Musi Rawas Musi Banyuasin Banyuasin Ogan Komering Ulu Selatan Ogan Komering Ulu Timur Ogan Ilir Empat Lawang Prabumulih Pagar Alam Lubuk Linggau
2007 (3) 151,96 152,25 155,42 157,95 158,12 159,11 158,16 152,20 154,79 154,41 155,60 154,48 157,41 160,98 156,98
2008 (4) 182,81 187,66 183,85 189,64 193,08 194,13 195,25 182,72 184,87 185,74 186,17 183,74 189,08 193,84 187,59
2009 (5) 202,49 208,97 204,03 209,78 211,20 215,02 216,79 203,49 205,91 206,06 205,27 203,55 209,29 212,60 205,71
Sumatera Selatan
154,28
185,14
209,59
Sumber : BPS Kabupaten Banyuasin
Tabel 5 menunjukkan bahwa IKK Kabupaten Banyuasin secara konsisten menempati peringkat pertama sejak tahun 2008. IKK Kabupaten Banyuasin sempat menempati peringkat ketiga pada tahun 2007, yaitu 158,16 dibawah Kota Pagar Alam dan Kabupaten Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
39
Musi Banyuasin, namun IKK Kabupaten Banyuasin telah mencapai 195,25 pada tahun 2008 dan 216,79 pada tahun 2009, sehingga menjadikan Banyuasin sebagai wilayah dengan IKK tertinggi. Sementara Kabupaten Musi Banyuasin dan Kota Pagar Alam bergeser posisinya menjadi IKK tertinggi kedua dan ketiga. Tabel 6 Perbandingan IKK Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 No. Kabupaten/Kota IKK Peringkat (1) (2) (3) (4) 1. Ogan Komering Ulu 84,88 15 2. Ogan Komering Ilir 90,49 7 3. Muara Enim 86,46 13 4. Lahat 91,62 5 5. Musi Rawas 92,49 4 6. Musi Banyuasin 94,32 2 7. Banyuasin 100,58 1 8. Ogan Komering Ulu Selatan 85,32 14 9. Ogan Komering Ulu Timur 87,65 10 10. Ogan Ilir 88,29 8 11. Empat Lawang 86,78 11 12. 86,53 12 13. Prabumulih 91,24 6 14. Pagar Alam 92,88 3 15. Lubuk Linggau 87,86 9
Sumatera Selatan
87,13
23
Sumber : BPS RI
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
40
Tabel 6 menunjukkan IKK Kabupaten Banyuasin menempati peringkat pertama, disusul kemudian oleh Kabupaten Musi Banyuasin dan Kota Pagar Alam. Kondisi ini menunjukkan bahwa wilayah dengan kesulitan geografis yang tinggi akan menghasilkan angka IKK yang tinggi pula, yang menunjukkan pula bahwa barang konstruksi di wilayah tersebut relatif mahal. Kabupaten Banyuasin dikenal sebagai wilayah perairan, sementara Kota Pagar Alam relatif jauh dari ibukota provinsi dan wilayah dataran tinggi, sementara wilayah Musi Banyuasin masih banyak daerah terisolir. Hal penting menjadi perhatian adalah perubahan metodologi dalam penghitungan IKK menyebabkan seolah-olah IKK di tahun 2010 turun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun hal ini tidak menunjukkan bahwa IKK tahun 2010 turun. Pada tahun 2009 dan tahun-tahun sebelumnya, angka IKK disajikan menggunakan IKK rata-rata nasional sama dengan 100 yang kemudian dikalikan dengan suatu bilangan/inflator.
IKK 2010 disajikan dengan model yang berbeda yaitu dengan
menentukan salah satu ibukota provinsi, dimana terdapat satu kabupaten/kota dalam provinsi tersebut yang memiliki IKK mendekati angka rata-rata sebagai kota acuan atau provinsi acuan. Kota Balikpapan adalah salah satu kota di Provinsi Kalimantan Timur yang memiliki angka IKK sebesar 100,08 yaitu angka yang paling dekat dengan rata-rata IKK 491 Kabupaten/kota sama dengan 100, sehingga Kota Samarinda sebagai ibukota provinsi akan diipilih sebagai kota acuan. Kota Samarinda sebagai kota acuan pada penghitungan IKK 2010 juga akan digunakan untuk penghitungan IKK tahun berikutnya.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
41
Tabel 7 Perbandingan IKK Antar Provinsi Di Indonesia Tahun 2010 No. (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Sumber :
Kabupaten/Kota (2) Nangroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua BPS RI
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
IKK (3) 92,45 86,20 85,24 96,93 89,31 87,13 87,83 83,93 95,33 101,61 90,02 85,04 83,44 83,67 83,36 84,00 85,53 87,20 97,38 96,61 100,83 90,46 100,00 98,63 90,81 85,99 92,17 90,74 89,90 110,00 110,43 142,98 210,10
Peringkat (4) 13 24 27 10 20 23 21 30 12 5 18 28 32 31 33 29 26 22 9 11 6 17 7 8 15 25 14 16 19 4 3 2 1
42
Pertimbangan penggunaan salah satu ibukota provinsi sebagai acuan dalam menghitung IKK adalah
memberikan
flexibilitas
dalam
penghitungan
IKK
apabila
ada
penambahan
jumlah
kabupaten/kota yang akan dihitung IKKnya dan literatur tentang indeks spasial pada umumnya mengacu pada satu wilayah tertentu sebagai dasar. Selanjutnya Tabel 7 menunjukkan perbandingan IKK antar provinsi di Indonesia. Provinsi Sumatera Selatan memiliki IKK sebesar 87,13 (posisi ke-23). Hal ini menunjukkan bahwa harga bahan bangunan/konstruksi di Sumatera Selatan relatif lebih murah, karena indeksnya masih jauh dari 100. Jika melihat IKK di Indonesia terdapat 7 wilayah provinsi yang memiliki tingkat harga bahan bangunan/konstruksi yang relatif tinggi, hal ini dilihat dari IKK yang lebih dari 100, yaitu : Papua, Papua Barat, Maluku Utara, Maluku, Kepulauan Riau, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Kemudian dari IKK Provinsi Sumatera Selatan yang ditunjukkan pada tabel 7 diatas memperlihatkan bahwa wilayah dengan tingkat harga bahan bangunan/konstruksi yang relatif serupa dengan Sumatera Selatan adalah provinsi tetangga, yaitu Bengkulu dan Jambi. Jika IKK Provinsi Sumatera Selatan berada pada posisi ke-23 dengan indeks sebesar 87,13, maka Bengkulu berada di posisi 21 dengan indeks sebesar 87,83 dan Jambi di posisi ke-20 dengan indeks 89,31.
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
43
BAB IV PENUTUP
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
BAB IV PENUTUP Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari penyusunan publikasi IKK ini adalah sebagai berikut : 1. Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) merupakan salah satu variabel yang digunakan dalam penghitungan Dana Alokasi Umum (DAU) sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No. 33 tahun 2004. 2. IKK pertama kali dihitung BPS pada tahun 2003 atas permintaan Departemen Keuangan untuk keperluan penghitungan DAU 2004 kemudian dilanjutkan sampai sekarang. 3. IKK digunakan sebagai proxy untuk mengukur tingkat kesulitan geografis suatu daerah, semakin sulit letak geografis suatu daerah maka semakin tinggi pula tingkat harga di daerah tersebut. 4. IKK merupakan spatial index, hanya digunakan untuk membandingkan antar wilayah, namun bukan perbandingan antar waktu. 5.
Setelah dilakukan penghitungan, Kabupaten Banyuasin secara konsisten sejak tahun 2008 hingga 2010 menjadi wilayah dengan IKK tertinggi di Sumatera Selatan, hal ini menunjukkan bahwa
Banyuasin merupakan kabupaten/kota
yang
memiliki tingkat
kemahalan
harga bahan
bangunan/konstruksi paling tinggi di Sumatera Selatan. Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
44
Lampiran
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
45
Harga* Bahan Bangunan dan Sewa Alat Berat di Kabupaten Banyuasin 2010 Paket Komoditas IKK** ( ) No
Jenis Barang
(1)
Kualitas Barang
(2)
(3)
Satuan (4)
Harga (Rp.) (5)
1
Pasir
Pasir Cor/Pasang
m3
100,000
2
Batu Pondasi
Batu Kali
m3
350,000
3
Batu Bata (60 Bh/M2)
Bata Press
100 Buah
4
Batako
Batako Biasa (100 Bh)
100 Buah
5
Batu Split
Split 2-3 Cm
6
Semen Abu-Abu
Batu Raja
50 Kg
51,000
Padang
50 Kg
48,000
Tiga Roda
50 Kg
m3
360,000
49,000
7
Pipa PVC
Wavin, Kw Aw, ? 4" Panjang 4 M
8
Seng Plat/Lembaran
Ukuran (0,02 X 90) Cm
9
Seng Gelombang
Ukuran (0,02 X 90 X 180) Cm
10
Paku
Paku Kayu 5 Cm
11
Besi Beton (Full)
Diameter 8 Mm X Panjang 12 M
12
Keramik Putih Polos Kualitas 1
Arwana Kw I (30 X 30) Cm
m2
Mulia ( 30 X 30 ) Cm
m2
13
Kayu Papan ( 2 X 20 X 400 ) Cm
Meranti
m3
2,400,000
14
Kayu Balok ( 6 X 12 X 400 Cm )
Meranti
m3
2,400,000
15
Kayu Lapis
Triplek ( 0,3 X 122 X 244 ) Cm
Lembar
42,000
16
Cat Tembok
Aries 5 Kg
Kaleng
30,000
Vinotex 5 Kg
Kaleng
40,000
17
Cat Kayu/Besi
Platon 1Kg
Kaleng
38,000
18
Kaca Polos Bening Lembaran
Mulia Tebal 3 Mm
19
Aspal
Drum Grade 60/70 (155 Kg) Lokal
Paku Beton 5 Cm
Batang
50,000 180,000
m Lembar Kg Kotak/ Kg Batang
m2 Drum
180,000 40,000 30,000 14,000 50,000 37,000 29,000 32,000
64,000 1,100,500
20
Sewa Excavator
Excavator 100 - 120 Hp
Unit/Hari
400,000
21
Sewa Buldozer
Buldozer 95 - 120 Hp
Unit/Hari
350,000
22
Sewa Three Wheel Roller
Three Wheel Roller 8 - 10 Ton
Unit/Hari
200,000
23
Sewa Dumptruck
Dumptruck 8 - 10 Ton
Unit/Hari
200,000
24
Upah Jasa Konstruksi
Tukang Kayu
Orang/Hari
75,000
catatan : *harga berdasarkan Survei Serentak yang dilaksanakan Juni 2010 **paket komoditas ikk secara nasional hanya 24-25 jenis barang
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Banyuasin Tahun 2010
46