“Master Teacher” Peraih Widyaiswara Utama PP. Fathussalam Malang
Memberdayakan Wali Santri Lewat Ekonomi Pesantren
Film Pendek ‘Topeng Putih’
Meramu Kreativitas “Man Jadda Wajada”
ISSN : 0215-3289
NO. 352 / rabi’ul awal - rabi’ul akhir 1436 H / JANUARI 2016 / TH. XXXXI
Dr. Widayanto, M.Pd
MPA 352 / Januari 2016
1
SEGENAP KARYAWAN DAN DHARMA WANITA PERSATUAN SERTA PENGELOLA MAJALAH MIMBAR PEMBANGUNAN AGAMA KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA TIMUR
Mengucapkan
HARI AMAL BAKTI KE-70 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA “Meneguhkan Revolusi Mental Untuk Kementerian Agama yang Bersih dan Melayani”
2
Kakanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur
Pemimpin Redaksi Majalah MPA
H. Mahfudh Shodar
H. Musta’in
MPA 352 / Januari 2016
MPA 352 /JANUARI 2016
Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Pemimpin Umum: H. Mahfudh Shodar Wakil Pemimpin Umum/ Pemimpin Redaksi: H. Musta’in Wakil Pemimpin Redaksi: H. Ramin Abd. Wahid Staf Ahli: H. Husnul Maram, H. Ach. Faridul Ilmi, H. Supandi, H. Mas’ud, H. M. Syakur, H. M. Fachrur Rozi Dewan Redaksi: H. Ramin Abd. Wahid, H. Abd. Hadi AR H. Athor Subroto, H. Hartoyo H. Ahmad Husein AR Sekretaris Redaksi: Machsun Zain, Syaikhul Hadi Bendahara: Ahmad Hidayatullah Staf: Khusnul Khotimah Distribusi/Tata Usaha: Husnul Khotimah Staf: Sukardjito Litbang: Hj. Hikmah Rahman Staf Redaksi Editor: Choirul Mustofa Reporter: M. Hisyam, Suprianto, Dedy Kurniawan Anni Athi’ah dan Feri Ariya Santi Design-Layout: Muhammad Munib Ilustrator: M. Tajudin Nurcholis Korektor: Rasmanna Rahiem Khoththot: M. Midzhar Koresponden: Berkedudukan di setiap Kankemenag Kab/Ko se-Jawa Timur. Alamat Redaksi: Jl. Raya Juanda No. 26 Sidoarjo, Telp. 031 - 8680490, Fax. 031 - 8680490 e-mail:
[email protected] Diterbitkan Oleh: Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. Dicetak oleh: PT. Antar Surya Jaya, Jl. Rungkut Industri III/68 & 70 SIER Surabaya, Telp. (031) 8475000 (2200-2203) Fax. : 031-8470600 Isi di luar tanggung jawab percetakan
S
etahun sudah program ‘Lima Nilai Budaya Kerja’ diluncurkan. Namun tentu saja, tak gampang mengeterapkan hal itu sepenuhnya kepada seluruh ASN di Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur. Apalagi mengubah budaya kerja memang bukanlah pekerjaan gampang. Jadi ada sebuah proses panjang yang harus dilaluinya terlebih dahulu. Lantas bagaimanakah implementasinya selama ini di lingkungan Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Drs. H. Mahfudh Shodar, M.Ag selaku Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur angkat bicara. Didukung pula oleh Drs. HM. Sakur, M.Si (Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh), Drs. H. Ach. Faridul Ilmi, M.Ag (Kepala Bidang Urais dan Binsyar), dan Drs. Husnul Maram, M.PdI (Kabid Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren). Termasuk pula Drs. H. Mohammad Fachrur Rozi, M.H.I (Kepala Bidang Penais Zawa), H. Mas’ud, S.Ag, M.PdI (Kepala Bidang PAIS), serta Dr. H. Muchammad Toha, M.Si (Kepala Balai Diklat Keagamaan Surabaya). Sementara itu Prof. Dr. Abdul A’la, MA (Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya), DR. M. Sa’ad Ibrahim, MA (Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur), Ainul Yaqin (Sekretaris Umum MUI Jatim), dan Dr. Rubaidi, M.Ag (Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim) juga turut memberikan krtik dan saran buat Kementerian yang label agama melekat padanya ini. Hasil dari seluruh wawancara tersebut, kami rangkum dalam rubrik Lensa Utama edisi ini. Harapan kami, semoga masukan, kritik dan saran dari para tokoh tersebut menjadi catatan penting buat memperbaiki kinerja ASN di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. Selain itu, kami juga menghadirkan serangkaian liputan menarik lainnya. Di rubrik Taaruf ada Dr. Widayanto, M.Pd, seorang “Master Teacher” yang sukses meraih Widyaiswara Utama. Dari rubrik Inspirasi juga ada kejutan. Film Pendek berdurasi 15 menit yang bertajuk “Topeng Putih” karya siswa-siswi MAN 2 Probolinggo, tak hanya menyabet juara pertama melainkan pula meraih The Best Director Procommit. Sedangkan rubrik-rubrik menarik kesayangan Anda yang lain, juga masih tetap tampil seperti biasanya. Akhirul kalam, dari meja redaksi kami mengucapkan “Selamat HAB Kementerian Agama ke-70 tahun”. Semoga di usia yang telah matang tersebut sukses ‘Meneguhkan Revolusi Mental untuk Kementerian Agama yang Bersih dan Melayani’!
Kontak dan Pendapat ------------------ 4 Teropong -------------------------------- 5 Lensa Utama ---------------------------- 6 Liputan Khusus------------------------- 15 Cahaya Hati----------------------------- 19 Agama----------------------------------- 20 Tafsir Maudlu’i ------------------------- 24 Bilik Santri ------------------------------ 26 Lensa Khusus --------------------------- 29 Informasi-------------------------------- 33
Ta’aruf ----------------------------------- 34 Edukasi ---------------------------------- 36 Enterpreneurship ----------------------- 41 Serambi Madrasah---------------------- 42 Khotbah --------------------------------- 44 Lintas Peristiwa------------------------- 51 Annisa ----------------------------------- 58 LAA Remaja----------------------------- 59 Sari Hikmah----------------------------- 60 Dunia Islam----------------------------- 66 MPA 352 / Januari 2016
3
SEGENAP KARYAWAN DAN KARYAWATI BALAI DIKLAT KEAGAMAAN SURABAYA Mengucapkan:
Selamat Atas Penganugerahan Widyaiswara Ahli Utama Kepada :
Dr. Widayanto, MPd
Dr. Muchammad Toha, MSi Kepala Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya
SEGENAP KARYAWAN DAN DAN DHARMA WANITA PERSATUAN SERTA PENGELOLA MAJALAH MIMBAR PEMBANGUNAN AGAMA KANWIL KEMENAG PROV. JATIM MENGUCAPKAN
SELAMAT HARI ULANG TAHUN DHARMA WANITA PERSATUAN KE-16 TAHUN 2015
Kakanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur
Pemimpin Redaksi Majalah MPA
H. Mahfud Shodar
H. Mausta’in
RALAT: 4
ayat belakang pada MPA edisi Desember 2015 tertulis Surat Al-Ahzab. Yang benar adalah Surat Al-Baqarah.
MPA 352 / Januari 2016
TEROPONG
Tantangan Postmodernisme Bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama. Hampir seluruh penduduknya pemeluk agama. Terdapat enam agama yang diakui di Indonesia, yaitu Islam, Katolik, Kristen (Protestan), Hindu, Budha dan Konghucu. Diluar enam agama tersebut, juga ada pemeluk agama lainnya. Disamping juga ada pengikut aliran kepercayaan selain mereka juga sebagai pemeluk agama tertentu.
Di
Nusantara ini sedikit sekali orang yang tidak beragama. Di Indonesia tidak ada tempat bagi kaum atheis (tidak bertuhan) melakukan kegia tan yang berkaitan dengan pan dangan hidup mereka. Pan casila sebagai falsafah bangsa dan dasar negara menutup pintu bagi mereka kaum atheis. Sebab sila pertama Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Maka suatu keniscayaan bagi pemerintah Negara Kesatuan Re publik Indonesia, sejak pro kla masi hingga periode ber-kutnya menyiapkan tempat sebagai wa hana umat beragama beru rusan dengan para pejabat negara di bidang agama dalam menjalankan kegiatan keagamaannya. Lebih-lebih jika kita meng harapkan partisipasi umat beragama dalam pembangunan nasional. Adanya Kementerian Agama dalam pemerintahan Republik Indonesia adalah wujud kepedulian negara terhadap umat beragama dalam menjalankan ibadah dan syariat agamanya. Sejak awal kemerdekaan, tepatnya pada tanggal tiga Januari 1946, pemerintah Republik Indonesia telah menyetujui berdirinya Kementerian Aga ma sebagai bagian tak terpisahkan dari lembaga penyelenggara negara pemerintah Republik Indonesia. Terbentuknya Kementerian Agama se ka li gus sebagai suatu pengakuan dan penghargaan atas peranan umat bera gama dalam perjuangan bangsa sejak per juangan secara sporadis seperti Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Teuku Umar dan Cutnyadin dan lain-lain hingga proklamasi kemerdekaan. Bahkan setelah merdeka da lam mempertahankan kemerdekaan umat beragama sangat besar kontribusi dan peranannya. Dalam era globalisasi umat beragama menghadapi tantangan postmodernisme. Banyak muncul berbagai pemikiran yang adakalanya berbenturan dengan nilai-nilai agama. Dunia baru yang dipe nuhi oleh pemikiran dan pandangan kaum kapitalisme-materialisme, mende konstruksi pemikiran lama yang agamis.
Dalam kehidupan sosial paham tatanan dunia baru tersebut menciptakan kesen jangan sosial. Kesenjangan finansial antara pemilik kapital dengan orang-orang yang teralinasi yaitu kaum dhu’afa, golongan orang-orang yang lemah. Kemajuan teknologi di bidang rekayasa biologi muncul teknik pencakokan organ tubuh, bayi tabung, cloning, operasi penggantian jenis kelamin, berbagai teknik perawatan tubuh, yang mendesak para ulama’, pemuka agama dan cendekiawan agama mengkaji teknologi baru itu ditinjau dari segi ajaran agama. Dunia perbankan dan asuransi muncul lembaga-lembaga baru seperti, Bank Syari’ah, Asuransi Takaful, Reksa Dana Syari’ah dan investasi islami dan sebagainya. Dalam bidang sains dan teknologi yang berkembang pesat mengundang ulama’ tafsir agar mengkaji ulang tafsir dan ta’wil –interpretasi- ayat-ayat kauniyah baik firman-firman Allah yang tercantum dalam al-Qur’an, maupun maupun ayat-ayat kau niyah yang terbentang di alam semesta dan fenomena alam lainnya. Dalam kehidupan sosial di masyarakat dan keluarga timbul berbagai kecemasan dan krisis. Ayah dan ibu sedikit sekali waktunya bisa berkumpul dengan putra-putrinya di rumah, karena harus bekerja di luar rumah memenuhi tuntutan kebutuhan ekonomi. Pendidikan anak-anak di rumah terabaikan. Sementara kondisi kehidupan dimasyarakat
sangat memprihatinkan. Narkoba dan penyalahgunaan obat-obat terlarang dan miras makin marak. Kriminalitas dan kejahatan sosial merajalela, bahkan dilakukan anak-anak dibawah umur. Ke na kalan remaja tidak bisa di kendalikan. Persoalan yang menimpa ke langsungan lembaga pernikahan juga sangat memprihatinkan. Nikah online tanpa adanya per te muan secara pisik antar dua mempelai, wali, saksi dan pejabat negara/penghulu cukup me risaukan. Kawin sirri yang sering terjadi dan dianggap sah dalam agama sangat merugikan pihak isteri dan anak-anak. Kawin kontrak –mut’ah- yang seharusnya tidak boleh masih banyak dijumpai. Belum lagi tuntutan kaum modernis dan liberal yang ingin membebaskan nikah campuran antar pemeluk agama yang berbeda, pergaulan bebas hingga prostitusi terselubung dan perkawinan sejenis meskipun yang terakhir ini baru wacana. Dalam era postmodernissme ini ber kem bang pula pikiran-pikiran dari luar yng mengganggu kehidupan beragama di tanah air seperti terorisme dan radikalisme, sinkretisme yang berkedok kegiatan sosial, propaganda bebas tanpa agama dan gera kan islamopobi sebagai dampak makin derasnya arus informasi dan kemajuan teknologi komunikasi. Semua masalah ini mesti ditanggulangi agar tidak merusak kehidupan beragama yang berjalan baik dan penuh toleransi dan kedamaian. Dalam mencari solusi dan mengatasi masalah-masalah besar bangsa ini Kementerian Agama tentunya tidak bisa berjalan sendirian. Koordinasi antar instansi pemerintah dan institusi kemasyarakatan dan keagamaan perlu ditingkatkan. Dalam menyongsong masa depan dengan tugas-tugas yang lebih kompleks Menteri Agama menekankan agar semua aparat dan pegawai Kementerian Agama khususnya menghayati dan melaksanakan lima nilai budaya kerja Kementerian Agama. Dirgahayu Hari Amal Bakti Kementerian Agama yang ke- 70. •RAW MPA 352 / Januari 2016
5
Lima Nilai Budaya Kerja
Bertekad Meningkatkan Kualitas Pelayanan Mengubah mindset seseorang memang tak semudah membalik telapak tangan. Ada sebuah proses panjang yang harus dilalui terlebih dahulu. Apalagi jika yang diubah adalah budaya kerja. Inilah yang menjadi perhatian serius Drs. H. Mahfudh Shodar, M.Ag setahun terakhir. Hal itu sesuai dengan diluncurkannya program ‘Lima Nilai Budaya Kerja’ oleh Kementerian Agama RI, yang didasarkan pada keinginan untuk mengembalikan citra dan kepercayaan publik.
J
adi, tutur Kepala Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini, upaya pelayanan kepada publik berbasis akuntabilitas dan transparansi yang didukung dengan pelayanan ikhlas dari seluruh pegawai menjadi sebuah keharusan. “Maka nilai-nilai inilah yang bisa dijadikan sebagai acuan bagi setiap pegawai di lingkungan Kemenag mulai dari atasan hingga bawahan,” ujarnya. Setahun terakhir, menurut hasil pan tauan mantan Kakankemenag Trengga lek ini, implementasi ‘Lima Nilai Budaya Kerja’ tersebut sudah tampak di lingkungan Kanwil Kemenag Prov. Jatim. “Namun demikian, itu masih jauh dari ekspektasi. Jadi, atsarnya memang terasa meski masih belum maksimal,” tutur pria kelahiran Tuban 30 Januari 1962 ini jujur. “Namun saya yakin, seiring waktu kelima nilai itu akan mampu diemplementasikan seluruh ASN di lingkungan Kanwil Kemenag Jawa Timur,” imbuh mantan Kepala Bidang Pendidikan Madrasah ini optimistis. Untuk memacu efektivitas implementasi nilai-nilai budaya kerja tersebut, awal Desember lalu Kanwil Kemenag Prov. Jatim menggelar “Pembinaan Mutu Layanan Kinerja Pegawai” yang diikuti 225 orang pegawai. Dalam kegiatan tersebut dihadirkan pula motivator dari ESQ. “Kami ingin memantapkan kembali seluruh ASN terhadap nilai-nilai budaya kerja,” ujar ayah tiga anak ini penuh harap. Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur secara periodik juga telah melakukan pembi naan dengan pendekatan di masing-masing bidang, pembimas dan sub bagian. Adapun evaluasi kinerjanya dilakukan setiap minggu sekali. Disamping untuk mengetahui capaian kinerja dan mengevaluasi permasalahan selama sepekan, juga untuk menyusun program minggu berikutnya. “Kami ingin menyelesaikan sumbatan-sumbatan masa 6
MPA 352 / Januari 2016
Drs. H. Mahfudh Shodar, M.Ag Kepala Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur
lah untuk secepatnya dicarikan solusi,” tukas mantan Kepala MTsN Lawang ini bersemangat. Hal itu menjadi penting mengingat di era Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) saat ini, ASN dituntut untuk senantiasa memberikan layanan yang cepat, tepat dan benar. Sebab tidak hanya masyarakat umum maupun pihak swasta saja yang dituntut kesiapan MEA, birokrasipun juga memiliki tantangan yang sama. Itulah sebabnya, di lingkungan Kanwil Kemenag Prov. Jatim kini mulai menge fektifkan Standard Operational Procedure (SOP). Ini sekaligus merupakan bentuk respon terhadap perkembangan dunia
global. Sebab di era IT, ASN juga dituntut untuk melek teknologi. “Jika birokrasi tak mampu mengimbangi, pasti akan ke tinggalan jauh. Atau bahkan tidak diper hitungkan sama sekali,” katanya mengingatkan. Memasuki usia Kementerian Agama yang ke-70 tahun, Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kanwil Kemenag Prov. Jatim bertekad untuk kian mening katkan kualitas pelayanannya. “Kita harus tak bosan-bosan memperbaiki layanan. Makin hari kita harus semakin profesional di bidang pelayanan,” tukas Drs. HM. Sakur, M.Si. Di tahun 2016 ini, Bidang PHU telah merancang program peningkatan
kualitas pelayanan yang mencakup tiga aspek; pendaftaran, saat di tanah suci dan pemulangan. “Saat pendaftaran harus bisa dipastikan kapan berangkatnya. Dan ketika jamaah ditetapkan masuk kuota tahun berjalan, maka harus dijamin pula keberangkatannya,” tutur Kabid PHU ini menegaskan. Pada saat jamaah sudah berada di tanah suci, sambungnya, harus dijamin mereka bisa menjalankan ibadah dengan baik. Begitupun saat pemulangan, harus pula dipastikan mereka bisa tiba di kampung halaman dengan selamat. “Ketiga aspek inilah yang selama ini menjadi indikator sukses tidaknya penyelenggaraan ibadah haji,” tukas mantan Kepala Kankemenag Ponorogo ini. Program lainnya, adalah peningkatan kepuasan jamaah haji. Ini penting agar para calon jamaah haji tidak hanya terlayani dengan baik, tapi juga merasa nyaman agar bisa beribadah dengan tenang. Berdasarkan survei dari jamaah, penyelenggaraan haji di Embarkasi Surabaya tahun lalu tingkat kepuasannya mencapai sekor 79,6. “Angka ini meningkat dari tahun 2014 yang mengoleksi skor 78,” jelasnya. Agar tak ada masalah yang timbul pada musim haji 2016, tuturnya, Bidang PHU akan melakukan pemasporan lebih awal. Ini supaya proses visa bisa lebih cepat selesai. Selain itu, juga akan ditambah daerah penyanggah. Jika selama ini hanya dari Kota Surabaya, maka kini ditambah Sidoarjo, Mojokerto, Gresik dan Bangkalan. “Nantinya calon jamaah asal daerah tersebut akan dioplos dengan kloter dari daerah lain. Ini demi memudahkan pengaturan agar tiap kloter penuh,” ulasnya. Sedangkan mengenai layanan umroh, lanjut lelaki kelahiran Ponorogo 30 Januari 1962 ini, pada tahun ini dihimbau kepada seluruh jajarannya baik di Kanwil Kemenag Prov. Jatim maupun di Kankemenag Kab/Ko se-Jatim, agar berkomitmen mensukseskan program ‘Lima Pasti dalam Umroh’. Yang pertama, adalah memastikan legalitas biro perjalanan umroh. Kedua, memastikan jadwal keberangkatan. Ketiga, memastikan tiket dan pesawatnya. Sedang kan yang keempat, pastikan hotelnya agar tidak terlantar di tanah suci. Dan yang kelima, pastikan pula visanya sebelum berangkat. “Jika salah satu dari ‘Lima Pasti’ ini tak terpenuhi, bisa dipastikan jamaah akan dirugikan,” ujarnya serius. Mantan Kepala Subbag Tata Usaha Kankemenag Madiun ini juga menggagas program untuk mensukseskan implementasi ‘Lima Nilai Budaya Kerja’ Kemenag. Kelima nilai itulah yang akan terus didengungkan Bidang PHU. “Manfaatnya sangat kentara dalam meningkatkan kinerja. Sebab di dalamnya memuat nilai-nilai luhur yang sesuai dengan motto Kemenag yakni Ikhlas Beramal,” urainya.
Drs. HM. Sakur, M.Si Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh
Dengan budaya kerja semacam itulah, banyak prestasi Kementerian Agama yang mendapatkan apresiasi masyarakat secara luas. Kalau selama ini banyak sekali kritikan yang diarahkan pada Kemenag, maka serangkaian prestasi itulah jawabannya. “Dalam menjawab kritikan tersebut, Kementerian Agama terus melakukan pembenahan,” tukas Drs. H. Ach. Faridul Ilmi, M.Ag singkat. Kepala Bidang Urusan Agama Islam (Urais) dan Pembinaan Syariah (Binsyar) Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur ini lantas menyodorkan contoh. Jika dulu KUA disebut sebagai sarang gratifikasi, kini sudah bersih dari praktik tidak terpuji tersebut. “Bahkan Irjen Kemenagpun menga kuinya. Jadi memang perbaikan itu sudah sangat kentara sekali,” ucapnya bersahaja. Pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga turut memberikan apresiasi; bahwa secara keseluruhan kinerja Kemenag dari tahun ke tahun grafiknya selalu naik. Hal itu ditandaskan Menag Lukman Hakim Saifuddin saat pembinaan pejabat di Asrama Haji Surabaya awal Desember lalu. Tak mengherankan jika mantan Kasi Urais Kemenag Kab. Malang ini selalu mewanti-wanti jajarannya untuk terus meningkatkan kinerjanya. Terutama melihat fenomena perceraian yang tiap tahun semakin tinggi. “Kami selalu tekankan kepada Kasi Bimas Islam di daerah untuk terus mensosialisakan pentingnya pembi naan keluarga sakinah hingga menyasar para remaja,” katanya. “Jadi tidak hanya fokus pada majels taklim atau kelompok keagamaan saja,” tambahnya. Menteri Agama sendiri telah mewa canakan program Pendidikan Pra Nikah. Pendidikan tersebut nantinya wajib diikuti bagi semua calon pengantin. Memang saat ini sudah ada Kursus Calon Pengantin atau
Drs. H. Ach. Faridul Ilmi, M.Ag Kepala Bidang Urais dan Binsyar
Suscatin. Namun itu perlu lebih diefektifkan kembali dengan pola disain yang serius, terstruktur dan terencana dengan baik. Tentu saja keluarga besar Kanwil Kemenag Prov. Jatim berbangga. Sebab pada pemilihan Keluarga Sakinah tahun lalu, keluarga asal Sidoarjo dinobatkan sebagai Juara II Keluarga Sakinah tingkat Nasional. “Ini bisa menjadi salah satu indikator keberhasilan pembinaan Keluarga Sakinah di Jawa Timur,” terangnya. “Artinya dari sisi ini, Jatim bisa dijadikan tolok ukur pembinaan keluarga sakinah,” tukasnya. Namun demikian, lanjut mantan Kepala KUA Kecamatan Pakis Kab. Malang ini, dinamika kehidupan terus ber kembang dan menuntut birokrasi untuk tanggap. Aparatur Kemenag dituntut untuk meningkatkan kinerja dan kapasitasnya. Ini demi menghapus cap bahwa Kemenag selalu terlambat dalam merespon beragam permasalahan. Apalagi Kemenag juga sempat dikritik oleh beberapa pihak yang mengukur keberhasilan kinerja Kemenag dengan ukuran pekerjaan fisik. Padahal menurut Pak Farid – panggilan akrab Faridul Ilmi, kerja Kemenag jauh berbeda dengan kementerian yang menangani pekerjaan fisik. Ketika Kemenag melakukan sebuah pembinaan misalnya, hasilnya tentu tidak bisa langsung terlihat seusainya program. Namun ketika mulai memasuki tahun ketiga atau keempat, ulasnya, maka hasilnya akan kian tampak. “Sebab yang kita bangun adalah mental. Dan membangun mental itu membutuhkan waktu,” kilah pria kelahiran Sampang 6 Agustus 1960 ini menjelaskan. MPA 352 / Januari 2016
7
Lensa
Utama
“Hadirnya ‘Lima Nilai Budaya Kerja’ yang dilounching Menag setahun lalu itu ibarat ramuan mujarab,” imbuhnya. Menurut pengamatannya, nilai-nilai yang dipraktekkan dalam keseharian ter sebut kini mulai memberikan dampak positif. Dirinya selalu mendorong para staf dan Kasi Bidang Urais Binsyar untuk selalu mengimplementasikannya dalam segala hal. “Banyak sekali manfaat dari pembudayaan nilai budaya kerja tersebut. Meski ke depan masih perlu terus ditingkatkan,” kata mantan Kakankemenag Kab. Malang ini penuh harap. Tak kalah menariknya, adalah programprogram yang ada di PD Pontren. Di tahun 2015 kemarin, Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren telah melaksanakan program rutinnya; seperti program ‘Wajar Dikdas Salafiyah’ tingkat ula dan wustho, serta program paket A, Paket B dan paket C. “Satu tahun ini yang mengikuti ujian ‘Wajar Dikdas Salafiyah’ tingkat ula dan tingkat wustho maupun paket A, paket B dan paket C, secara kualitas dengan tingkat kelulusan 99,9 persen,” ungkap Drs. Husnul Maram,M.PdI. Sedangkan dalam program non formal, ada Madrasah Diniyah Takmiliyah yang jumlahnya mencapai 25.970 – mulai tingkat ula, tingkat wustho dan tingkat ulya. Keberadaannya juga banyak mengalami kemajuan. “Salah satu prestasi Madrasah Diniyah Takmiliyah, sebagai Juara Umum pada Pekan Olah Raga dan Seni Santri Diniyah tingkat Nasional yang kedua di provinsi Banten,” tukasnya. Sedangkan program dari Pemda Prov. Jawa Timur, sambung Kabid PD Pontren ini, ada BPPPDGS (Bantuan Program Pendidikan Diniyah dan Guru Swasta). Program tersebut sangat membantu sekali bagi peningkatan kualitas pembelajaran di Madrasah Diniyah. “Dari BOSDA ini, setiap santri Madin tingkat ula mendapatkan Rp. 15.000,-/bulan dan tingkat wustho 25.000,-/ bulan,” terangnya. Guru-gurunya juga mendapatkan insentif dari pemerintah provinsi perbu lannya Rp.400.000,-. Namun tak semua guru bisa memperolehnya. Madin yang memiliki 30 murid, hanya satu guru yang mendapatkan bantuan insentif tersebut. Padahal kenyataannya bisa jadi satu Madin ada seratus murid yang gurunya lima orang. “Mudah-mudahan ke depan pemerintah provinsi bisa memberikan bantuan lebih banyak lagi,” harapnya. PD Pontren juga memiliki program andalan, yakni Musabaqah Qira’atul Kutub 8
MPA 352 / Januari 2016
Drs. Husnul Maram,M.PdI Kabid Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren
(MQK). Selama lima kali penyelenggaraan, Jawa Timur selalu meraih Juara Umum. Bahkan yang terakhir di Jambi, dari 46 peserta yang dikirim Jawa Timur memperoleh 44 piala. Hal itu terasa wajar, karena di JawaTimur terdapat 6.561 pondok pesantren. “Dengan jumlah santri yang cukup besar, tentu bisa dimaklumi jika mereka lebih menguasai materi-materi lomba,” kilahnya. Pramuka Santri juga mengalami ke majuan yang pesat. Pada Jambore Nasional yang terakhir dilaksanakan di Kalimantan Selatan, meski tak menyabet sebagai Juara Umum namun Jawa Timur banyak meraih prestasi. “Bahkan salah satu santri dari Lamongan mendapatkan kehormatan Ke men terian Agama Pusat untuk ikut ber keliling ke lima negara di Asia mewakili Jawa Timur,” terangnya. Di sisi lain, untuk program pendidikan al-Qur’an, di tahun 2015 kemarin telah terjalin kerjasama antara Menteri Agama RI dengan Tahfidzul Qur’an Turki Sulaimaniyah. Kalau sebelum tahun 2015 pondok pesantren Tahfizul Qur’an hanya ada satu di Jawa Timur, kini selain Surabaya juga ada di Sumenep dan Lumajang. Dari 21 pondok pesantren Tahfidzul Qur’an yang ada di Indonesia, Jawa Timur mempunyai santri yang paling banyak. Tentang program PBSB (Program Beasiswa Santri Berprestasi), dari tahun ke tahun Jawa Timur juga selalu menduduki ranking teratas dan terbanyak pengikutnya. Tak sedikit dari para santri yang diterima di fakultas Kedokteran, fakultas Farmasi, fakultas Astronomi, fakultas-fakultas keagamaan, dan sebagainya. “Kelak setelah lulus mereka harus mengabdi di pondok pesantrennya masing-masing,” jelasnya. Yang masih menjadi persoalan, lanjutnya, adalah dari segi pendataan. Sebab provinsi
Jawa Timur cukup luas wilayahnya. Dengan letak geografis dan topografinya, menjadikan keterbatasan Kementerian Agama dalam bersosialisasi, memberi pembinaan dan mela kukan pendataan. Dari data yang terhimpun, terdapat TPQ sejumlah 3.380 dan 25.970 Madrasah Diniyah. Program terbaru yang diperuntukkan bagi santri yang tidak mampu secara ekonomi, juga datang dari Presiden; yaitu PIP (Program Indonesia Pintar). Setiap santri tingkat ula diberikan bantuan sebesar Rp.450.000,-/tahun, tingkat wustho sebesar Rp.270.000,-/tahun dan tingkat ulya sebesar Rp.1.000.000,-/tahun. Bagi santri penerima PIP, terlebih dahulu harus dipastikan bahwa mereka belum menerima BSM – baik di madrasah maupun di sekolah. Jadi tidak ada double accounting. Jumlah santri penerima manfaat dari PIP sebanyak 26.500 yang diambil dari APBNP/DIPA Kanwil Kemenag Prov. Jatim. Sedangkan yang bersumber dari DIPA Kankemenag Kabupaten/Kota, ada sekitar 7.000 santri penerima manfaat PIP. Program terbaru lainnya, adalah Pendi dikan Diniyah Formal (PDF). Program Pendidikan Diniyah Formal ini ada tiga tingkatan; ula, wustho dan ulya. Tingkat ula setara dan sejajar dengan MI/SD, tingkat wustho setara dan sejajar dengan MTs/SMP dan tingkat ulya setara dan sejajar dengan MA/SMA/SMK. Lantaran merupakan program andalan Kementerian Agama RI, ke depan PDF akan dirancang seperti MAN Insan Cendikia. Oleh karenanya, yang mengeluarkan SK pendiriannya bukan Kepala Kanwil Kemenag provinsi atau Kepala Kemenag Kabu paten/Kota melainkan dari Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama. Yang boleh mendirikan PDF, adalah pondok pesantren dengan jumlah santri mukim minimal 300 santri selama sepuluh tahun berturut-turut. Secara regulasi lulusan PDF ulya diakui oleh Perguruan Tinggi dalam negeri maupun luar negeri. Ini mengacu pada PMA No.13 tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Islam dan PMA No.18 tahun 2014 tentang Satuan Pendidikan Pesantren Muadalah. Sebelum kedua PMA tersebut, juga ada regulasi yang mendasari yaitu Peraturan Dirjen yang melakukan verifikasi ijazah bagi lulusan pondok pesantern muadalah. Itulah yang menjadi payung hukum bagi lulusan pondok pesantern muadalah yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi. “Jadi sudah tidak ada halangan lagi. Mereka tidak perlu melakukan ujian kesetaraan. Regulasi baru ini merupakan upaya yang gigih dari para ulama,” pungkasnya. Laporan: Anni Athi’ah, Suprianto, Fery Aria Santi, M. Tajuddin Nurcholis (Surabaya).
Lokomotif Keteladanan
Insan Kemenag Harus Menjadi Pribadi Paripurna Sudah setahun lebih Kementerian Agama menluncurkan program ‘Lima Nilai Budaya Kerja’. Nilai-nilai inilah yang menjadi spirit bagi aparatur Kemenag dalam mengemban tugas. Apalagi di tengah harapan masyarakat yang luar biasa terhadap intitusi tersebut. “Hal ini saya rasa wajar, karena kementerian ini berbeda dengan kementerian lain. Apalagi ada kata agama yang melekat,” tukas Drs. H. Mohammad Fachrur Rozi, M.H.I.
I
barat oase, kelima nilai budaya kerja tersebut seakan merefresh semangat kementerian yang bermotto ikhlas beramal ini. “Dengan mengimplemtasikan nilai-nilai yang termaktub di dalamnya, niscaya Kemenag akan menjadi intitusi terkemuka dan unggul pada masa mendatang,” ujar Kepala Bidang Pene rangan Agama Islam, Zakat dan Wakaf (Penais Zawa) Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur ini optimistis. Menurut lelaki kelahiran Pamekasan 26 September 1962 ini, dari kelima nilai yang terdiri dari integritas, profesionalitas, inovasi, tanggung jawab dan keteladan itu, justru lokomotifnya terletak pada nilai yang terakhir yakni keteladanan. “Ibarat sebuah lingkaran, keteladanan merupakan inti terdalamnya,” katanya menandaskan. Menurut hematnya, dengan keteladanan secara otomatis keempat nilai yang lain mengikuti. Sebab dengan berpegang teguh pada nilai keteladanan, tentu saja seseorang akan berusaha menjadi yang terbaik mulai dari integritasnya hingga tanggung jawabnya. “Dengan mengimplementasikan nilai keteladanan, secara tidak langsung juga mewujudkan misi kenabian yakni sebagai uswatun hasanah atau panutan terbaik,” terang mantan Kasubbag Tata Usaha Kandepag Jember ini. Masih terkait keteladanan, ingatan mantan Kepala Seksi Pekapontren Kanke menag Jember ini tertuju pada tahun 90an. Saat itu mulai mengemuka tentang sinyalemen adanya krisis keteladanan yang menghinggapi para pemimpin negeri. Setelah 25 tahun berselang, rupanya kega lauan masa lalu itu kian nyata pada saat ini. Bayangkan saja, kini hampir tak ditemukan lagi orang yang memiliki teposliro atau orang yang begitu legowo bisa menghargai pendapat orang lain. Melihat realitas sosial, bahkan sudah jarang sekali ditemukan orang yang memiliki rasa malu. “Kita perhatikan saja di sekitar kita. Seakan-akan keseharian kita itu dipenuhi dengan kepalsuan,” ungkapnya miris. “Maka di tengah krisis keteladanan yang kian mewabah saat ini, Lima Nilai Budaya
Drs. H. Mohammad Fachrur Rozi, M.H.I Kepala Bidang Penais Zawa
Kerja menjadi solusi jitu,” imbuhnya sambil melepas senyum. Di bidang yang dinahkodainya saat ini, dirinya terus-menerus memacu agar jajaran di bawahnya senantiasa menghayati dan mengamalkan kelima nilai budaya kerja tersebut. Selain itu, pria berkumis tebal inipun memberikan ruang seluasluasnya kepada para stafnya untuk mengembangkan diri terutama dalam melakukan terobosan baru atau inovasi. “Saya yakin, ketika ruang itu terbuka lebar, mereka akan mampu mengembangkan diri,” kata mantan Kakankemenag Kabu paten Probolinggo ini meyakinkan. Bidang Pendidikan Agama Islam (PAIS) Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur juga berupaya mengaplikasikan ‘Lima Nilai Budaya Kerja’ Kemenag sebagai bentuk Revolusi Mental. Hal itu dilakukan melalui pembinaan, pelatihan/workshop, apresiasi Guru Tela dan, atau yang lainnya. Dengan demikian, ujar H. Mas’ud, S.Ag, M.PdI, guru PAI akan memiliki integritas dalam tingkah laku, profesionalisme dalam melaksanakan tugas pengabdian, melakukan inovasi dengan beragam model pembelajaran untuk menghilangkan kebosanan, bertanggungjawab terhadap tugas yang diembannya, sekaligus menjadi teladan di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Menurut Kabid PAIS ini, pihaknya telah memperkuat dan mengembangkan PAI di sekolah melalui terobosan inovatif dengan melakukan berbagai kegiatan baik yang dibiaya oleh Pusat, Kanwil, maupun kabupaten/kota. Seperti peningkatan kom pe tensi Pengawas dan guru PAI melalui workshop, pembinaan, apresiasi, sertifikasi dan pemagangan. Sedangkan untuk peningkatan output lulusan, dilakukanlah serangkaian kegiatan seperti pentas PAI, pemantapan kerohanian Islam, pemberdayaan kelembagaan FKG PAI TK/KKG PAI SD/MGMP PAI SMP/ SMA/K/Pokjawas PAI, serta pemberian bantuan sarana media dan alat peraga Pendidikan Agama Islam. Terkait kesan dianaktirikannya guru PAI di sekolah, lelaki kelahiran Magetan 20 Pebruari 1960 ini mengatakan, bahwa kesan tersebut hendaknya kita terima dengan lapang dada sebagai bentuk evaluasi guna perbaikan perencanaan kedepan. Namun demikian, sejak adanya bidang PAIS kesan miring tersebut mulai terjawab. Kompetensi guru-guru PAI kini makin mengalami peningkatan. Baik itu melalui workshop implementasi pembelajaran dan penilaian kurikulum, pelatihan penggunaan media pembelajaran PAI berbasis ICT, apresiasi Guru Teladan PAI, serta pembuatan Karya Tulis Ilmiah. Sedangkan peningkatan kompetensi siswa melalui kegiatan kerohanian Islam (Rohis), Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam (Pentas PAIS), serta adanya Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) PAI. Kalau kita merujuk pada peraturan yang ada, lanjut mantan Kakankemenag Kab. Magetan ini, posisi PAI di sekolah sudah sangat jelas. Hal itu sesuai dengan undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 12, 30 dan 37. Lantas ditindaklanjuti pula dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2007 tentang pendidikan Agama dan Keagamaan. Sedangkan pada tataran operasional telah diterbitkan Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 16 tahun 2010 tentang Pengelolaan Pendidikan Agama pada MPA 352 / Januari 2016
9
Lensa
Utama
Sekolah. Juga Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 211 Tahun 2011 tentang pedoman pengembangan standar Nasional Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Melihat regulasi tersebut, kata mantan Kepala Subbag Tata Usaha Kankemenag Kota Madiun ini, maka eksistensi PAI di sekolah sangat penting. Bahkan wajib disediakan guru PAI jika dalam lembaga pendidikan tersebut ada siswa yang beragama Islam. “Dalam konteks ini, sesungguhnya mata pelajaran PAI justru yang dianakemaskan dan bukan dianak tirikan pemerintah dibanding dengan mata pelajaran lain,” tegasnya. Namun demikian, tutur mantan Penye lenggara Bimbingan Zakat dan Wakaf Kankemenag Kota Madiun ini, ada beberapa kendala yang perlu mendapat perhatian. Pertama, belum samanya per sepsi pemangku kebijakan instansi terkait dalam pengelolaan PAI di sekolah. Teru tama pada sisi dukungan kebijakan untuk pengembangan sarana dan prasarana standar nasional PAI. “Banyak guru agama Islam yang mengeluh dalam melaksanakan ide-ide kreatifnya, karena belum mendapat dukungan dari pimpinannya,” urainya. Kendala yang kedua, adalah berku rangnya jumlah Guru PAI setiap tahunnya. Sedangkan pengangkatan GPAI belum ada baik melalui Kemenag maupun Pemerintah Daerah. Dan yang ketiga, belum adanya alokasi anggaran untuk memberikan Tunjangan Fungsional GPAI Non PNS dan juga masih berkurangnya alokasi anggaran Tunjangan Profesi Guru. Untuk itulah, lanjut lelaki yang pernah menjabat Kepala MIN Demangan Kota Madiun ini, pihaknya akan mengadakan koordinasi dan singkronisasi dengan semua pemangku kebijakan di dinas pendidikan provinsi, kabupaten/kota, serta Kepala Sekolah dalam implementasi kebijakan pemerintah. Pihaknya akan menyampaikan analisis kebutuhan guru PAI sebagai bahan pertimbangan formasi pengangkatan Guru PAI untuk mengganti yang pensiun. Dan tentu saja juga mengusulkan anggaran Tunjangan Fungsional GPAI Non PNS untuk meningkatkan kinerja, serta memva lidkan data penerima Tunjangan Profesi sebagai bahan usulan pemenuhan alokasi anggaran Tunjangan Profesi Guru. Di sisi lain, bidang PAIS akan menjawab tantangan terkait animo masyarakat yang menganggap bahwa PAI telah gagal. Untuk itulah, dirinya berharap agar semua 10
MPA 352 / Januari 2016
H. Mas’ud, S.Ag, M.PdI Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam (PAIS)
pemangku kebijakan (Dinas Pendidikan, Kementerian Agama dan Kepala Sekolah) sama persepsinya dalam pengelolaan PAI. Khusus mengenai guru agama, hendak nya dalam proses kegiatan belajar mengajar bukan hanya pada level Knowing dan level doing semata. Lebih dari itu, guru PAI harus bisa mencapai level being. Ini agar anak menjalani hidup sesuai dengan ajaran agama dan nilainilai Islam. Dan tentu saja perlu penciptaan nilai-nilai budaya relegius di sekolah. Sementara itu, Bidang Pendidikan Madrasah (PENDMA) Kanwil Kementerian Agama Prov. Jawa Timur melalui tahun 2015 dengan manis. Beragam prestasi telah diraih. Jawa Timur meraih Juara Umum Nasional KSM IV di Palembang dan Juara Umum AKSIOMA IV Tingkat Nasional 2015 yang juga dilaksanakan di Palembang. “Ahamdulillah, kami meneruskan tradisi Juara Umum sejak KSM I, II, III dan IV,” tutur Drs. H. Supandi, S.Pd, M.Pd tersenyum bangga. “Di ajang AKSIOMA kami juga berhasil mempertahankan predikat Juara Umum setelah AKSIOMA III di laksanakan di Malang juga mendapat Juara Umum,” tambah Kepala Bidang Pendidikan Madrasah (Pendma) Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini. Siswa MIN Malang I meraih medali Perunggu IMSO 2015 di Pathumthani Thailand. Siswa MAN Mojosari Mojokerto meraih Juara III Bidang Lingkungan Earth global Yout Summit 2015 di Hanoi Vietnam. Pada kejuaran International Invention, Innovation & Technologi Exhibition (ITEX) 2015 di Kuala Lumpur Malaysia, siswa MTs Surya Buana Kota Malang meraih medali emas di bidang Biologi dan perak di bidang kesehatan. Sementara di ajang International Youth Invention Contest 2015 di Seoul Korea dua
siswa MTs Surya Buana sama-sama meraih medali emas di bidang Biologi. “Satu lagi siswa MTs Surya Buana juga meraih Medali Emas Bidang Biologi pada International Invention Show (INOVA CROATIA 2015) di Karlovac Croatia,” tutur pria Kelahiran Lamongan 13 Oktober 1960 ini. Tak cuma siswa. Jawa Timur juga dibuat bangga oleh raihan prestasi para kepala sekolah dan guru madrasah. DR. Matkur, S.Pd, Msi dari MTs At Taqwa Kab. Bondowoso meraih Juara I Kepala MTs Berprestasi Tingkat Nasional. Sementara di tingkat kepala MI, kepala MA dan Pengawas, Jawa Timur mampu mendapat Juara II. Di tingkat guru RA, Dewi Mora Rizkiana, S.Tp juga mendapat Juara II Guru RA Berprestasi tingkat nasional. Di tahun 2015 ini, lanjut anak pasangan Syawaludin dan Asri Ningsih ini, MIN Tegalsari Kab. Blitar juga mampu meraih predikat sebagai Madrasah Adiwiyata Mandiri. Sedangkan MI Perwanida Kota Blitar, MI Miftahul Huda Kab. Blitar, MAN Wlingi Kab. Blitar, MAN 1 Kab. Probolinggo dan MAN 2 Kota Probolinggo mampu meraih prestasi sebagai Madrasah Adiwiyata Tingkat Nasional. Untuk meningkatkatkan prestasi tersebut, tutur suami Munawaroh, Bidang Pendma menghimbau kepada seluruh madrasah di Jatim untuk membentuk kelompok/kelas olimpiade. Meningkatkan kompetensi guru pembina prestasi siswa dan karya tulis ilmiah. Mendesimenasikan kompetensi guru pembina melalui KKG/ MGMP di setiap Kab./Ko. Termasuk melaksanakan seleksi atau kompetisi secara berjenjang dan berke lanjutan, mulai tingkat kecamatan, tingkat Kab./Ko, provnsi dan nasional, baik pada kegiatan KSM, Aksioma maupun LKTI. “Sebelum ke tingkat nasional, kami akan melaksanakan latihan KSM dan Aksioma dengan melibatkan Tim Dosen, Guru Pembina dan alumni,” tambah mantan Kepala MTsN Lamongan ini. Di tahun 2016, tutur pria yang pernah dinobatkan sebagai Guru Agama Teladan ini, Pendma memiliki program kesiswaan yaitu Perkemahan Pramuka Madrasah Nasional (PPMN) di Ambon, Kompetisi Sain Madrasah (KSM) dan Karya Tulis Ilmiah (KTI) di Kalimantan Barat, Pembinaan Pramuka, Pembinaan Olimpiade, Pembinaan Karya Tulis Ilmiah dan Layanan BOS dan BSM/KIP. “Tentu saja, beragam prestasi itu tidak akan lahir jika tidak diberangi dengan tata kelola madrasah yang baik,” ujar mantan Kepala MAN Lamongan ini. Untuk memperkuat madrasah, Bidang Pendmapun membuat panduan tentang kebijakan pengelolaan pendidikan madarasah yang mengacu pada tiga pilar kebijakan pendidikan. Pertama, pemerataan dan perluasan akses pendidikan. Kedua,
peningkatan mutu, relevansi dan daya saing keluaran pendidikan. Dan yang ktiga, adalah penguatan tata kelola akuntabilitas dan citra publik pendidikan. Demi meningkatkan mutu madrasah Bidang Pendma melaksanakan rekruitmen Calon Pengawas Madrasah. Mulai tahun 2015 telah diseleksi 240 orang untuk mengikuti Diklat Calon Pengawas Madrasah. Sejak terbitnya PMA No. 2 Tahun 2012 Jo PMA No. 31 Tahun 2013, kebutuhan pengawas madrasah memang masih kurang. “Hal ini terlihat dari rasio pengawas terhadap jumlah madrasah binaan,” terang mantan Kasubag TU Kankemenag Kab. Lamongan ini. Bidang Pendma telah berhasil melak sanakan Bimtek Kurikulum 2013 dengan total jumlah 47.150. Masing-masing ke pada 23.917 guru MI, 13.951 guru MTs dan 9.282 guru MA. Bidang Pendma juga telah menyelesaikan sertifikasi guru bagi guru madrasah yang telah menjadi guru tetap sebelum 30 Desember 2015. “Dari total usulan calon guru sertifikasi sejumlah 8.214 yang layak didaftarkan, telah masuk seluruhnya dalam Keputusan Dirjen Pendis tentang Peserta Sergur 2015,” paparnya lega. Bidang Pendma juga senantiasa mela kukan pemantauan tepat bayar tunjangan profesi guru madrasah dengan mela kukan monitoring pencairan tunjangan profesi bagi guru yang telah sertifikasi. “Kami juga menyediakan data perhitungan kekurangan tunjangan profesi guru madrasah dari seluruh satker untuk dapat disetujui penambahan anggaran, terutama kekuarangan bayar TPG Non PNS sejumlah Rp. 308.687.800,” jelas mantan Kabid PAIS Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini. Yang tak kalah penting, Bidang Pendma juga memfasilitasi dan mendorong Direktorat Pendidikan Madrasah untuk dapat melakukan Konversi Sertifikat Pendi dik Mapel umum bagi guru MI lulusan 20072009. “Karena saat ini masih terdapat 4.104 orang guru MI yang Mapel sertifikasinya tidak sesuai kurikulum MI,” ujarnya. “Kami juga segera menyelesaikan pengurusan NRG, NUPTK dan Inpassing,” tandasnya. Bagi Dr. H. Muchammad Toha, M.Si, ada kebanggan tersendiri menjadi aparatur Kementerian Agama. Sebab dari sisi sejarah, Kemenag merupakan kementerian yang lahir sesaat setelah Proklamasi Kemeredekaan. Tak heran jika kementerian yang membidangi urusan agama ini disebut sebagai “Kementerian Perjuangan”. Yang membuat Kepala Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya ini makin berbesar hati, karena capaian kinerja kementerian yang dinahkodai Lukman Hakim Saifuddin ini makin kinclong di mata publik. Seperti hasil survei yang dirilis ‘Poltracking Indonesia’, Menteri Agama menduduki peringkat ketiga
Dr. H. Muchammad Toha, M.Si Kepala Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya
dalam penilaian tingkat kepuasan kinerja tertinggi dari publik. “Ini tentu prestasi yang luar biasa. Apalagi Kemenag tergolong kementerian gemuk dengan jumlah satker dan karyawan yang cukup besar,” paparnya. Wajar saja apresiai publik terhadap kinerja Kemenag begitu tinggi. Sebab kinerja Kemeang selama ini bisa dirasakan langsung oleh masyarakat – semisal penyelenggaraan ibadah haji. Tak mengherankan jika ada semacam generalisasi ketika penyelenggaraan haji dinilai buruk, Kemenaglah yang lang sung menjadi sasaran kritik. “Padahal pihak Imigrasi, Kemendagri, Kemenkes, Kemenhub hingga Kemenkeu juga sangat terkait. Jadi sudah saatnya masyarakat harus mengerti bahwa haji itu melibatkan lintas kementerian,” ungkap lulusan Lemhanas terbaik Jawa Timur tahun 2014 ini. Terkait prestasi Kemenag dalam penye leggaraan pendidikan, lanjut Sekretaris Forum Kerukunan Umat Beragama Gresik ini, di usia Kemenag yang ke-70 tahun ini sudah tak dijumpai lagi madrasah yang tak layak pandang. Baik madrasah negeri maupun swasta. Sebagai nahkoda BDK Surabaya dirinya berani bersaksi, bahwa SDM guru di bawah naungan Kemenag tak kalah degan guru yang berada di kementerian lain. “Yang paling sering melakukan bimtek dan diklat sehubungan dengan kurikulum 2013 itu malah dilakukan oleh Kemenag,” ungkapnya. Capaian Kemenag selama ini, tentu saja tak bisa dilepaskan dari pencanangan ‘Lima Nilai Budaya Kerja’. Kelima budaya kerja tersebut terdiri dari intergritas, profesional, inovasi, tanggungjawab dan keteladanan. “Saya percaya bahwa dengan kelima nilai ini akan mampu melahirkan figur panutan,” tandasnya. Kelima niai tersebut sangat tepat di
Drs. H. Supandi, S.Pd, M.Pd Kepala Bidang Pendidikan Madrasah (Pendma)
tengah tuntutan masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan cepat, tepat dan benar. Misalkan nila integritas. Ini sangat berkait-erat dengan kapasitas seseorang. Adapun nilai profesional ditujukkan dengan kemampuan aparatur Kemenag dalam memahami ilmu birokrasi, serta pemahaman agama yang mumpuni. “Tak heran jika pegawai Kemenag seolah menjadi guru di manapun dia berada,” tukasnya. Dengan nilai inovatif kini aparatur Kemenag bermetamorfosis menjadi birokrasi yang memiliki semangat melayani. Dan dengan nilai tanggung jawab, tentu saja menjadikan pegawai Kemenag sadar bahwa pertanggungjawaban kerjanya tidak hanya kepada struktur birokrasi di atasnya tapi juga kepada Allah SWT. “Jadi institusi Kemenag itu memiliki dua corak yakni dunia dan ukhrowi,” ulas lelaki kelahiran Gresik 28 Oktober 1969 ini. Sedangkan nilai keteladan merupakan buah dari implementasi keempat nilai sebelumnya. Ini menjadi sangat penting. Sebab tak mungkin orang yang tidak berkompeten dijadikan panutan. Tak ada pula orang tak profesional menjadi teladan. “Insan Kemenag harus menjadi pribadi yang paripurna, baik ilmu maupun agamanya, Dengan begitu layak dijadikan teladan orang di sekitarnya,” tandas Doktor jurusan Dirasah Islamiyah UIN Sunan Ampel Surabaya ini. Laporan: Muhammad Hisyam, Suprianto, Dedi Kurniawan (Surabaya). MPA 352 / Januari 2016
11
Peningkatan SDM Kemenag
Mendisain Program Penangkal
‘Gerakan Transnasional’
Kinerja Kementerian Agama telah memperoleh apresiasi dari berbagai pihak. Salah satunya, adalah Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Menurutnya, Kementerian Agama dari waktu ke waktu menampakkan peningkatan yang signifikan. Ini terlihat dari reformasi birokrasi yang terjadi di tubuh Kemenag. Terutama terlihat dari segi transparansi. “Transparansi ini menunjukkan, bahwa antara fakta dan apa yang disampaikan sudah tidak ada kesenjangan,” tukas Prof. Dr. Abdul A’la, MA.
A
palagi kinerja Kementerian Agama saat ini nilainya mencapai 67 persen dan masuk dalam kriteria kementerian yang cukup baik. “Dengan tunjangan kinerja dan remunerasi yang ada, saya yakin kinerja Kementerian Agama dan pegawainya akan semakin baik,” ujar putra pasangan H. Ahmad Basyir AS dan Hj. Umamah Makkiyah ini meyakinkan. Dunia pendidikan di bawah Kemenag juga menunjukkan perkembangan yang sig ni fikan. Dari 60 perguruan tinggi negeri yang dimiliki, 11 diantaranya sudah berbentuk Universitas Islam Negeri (UIN) dan 25 berbentuk IAIN. Dengan berubah bentuk menjadi UIN, maka ilmu-ilmu yang berhubungan langsung dengan agama dan ilmu-ilmu yang tidak langsung berhu bungan dengan agama, akan terjadi dialog dan integrasi yang bagus. Memang kita tidak bisa melihat sekarang, tapi lima tahun ke depan akan menghasilkan lulusan yang lebih baik. Karena ilmu yang berhubungan langsung dengan agama, pendekatannya semakin kaya dari berbagai bidang. Misalkan saja Fiqh, pendekatannya bisa jadi dari aspek sosiologi, kesehatan atau yang lainnya. Demikian juga kedokteran misalnya. Pendekatannya tidak murni dari sains dan 12
MPA 352 / Januari 2016
Prof. Dr. Abdul A’la, MA Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya
semacamnya, tapi mungkin juga dari nilainilai agama. “Jadi.. jika bertentangan dengan nilai-nilai agama, maka hal itu tidak akan dilakukan,” kata Pengasuh PP Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep ini bernada harap. Dengan melihat perkembangan di dunia pendidikan seperti itu, Kementerian Agama bisa lebih berperan di sisi regulasinya.
Dunia pendidikan tentu butuh dukungan regulasi. Sebab ada juga universitas yang ber status PK-BLU sebagaimana UINSA Surabaya, yang bisa mendapatkan dana dari SPP mahasiswa meski tidak boleh mem beratkan. “Yang kami butuhkan adalah dari sisi regulasi untuk mendukung perkem bangan perguruan tinggi Islam,” tutur pria kelahiran Sumenep 5 September 1957 ini menegaskan. Selain itu, lanjut lelaki yang pernah nyantri di PP Tebuireng Jombang ini, hal penting yang perlu memperoleh dukungan adalah penguatan dari sisi kualitas. Ini harus diperkuat terus karena keterkaitan antara agama dan pendidikan demi kian eratnya. “Sebab dari pendidikan inilah dapat diharapkan lahir pemimpin-pemim pin dan generasi-generasi yang berkualitas,” tandasnya. “Karena model ke depan adalah pe mim pin yang benar-benar mengabdi kepentingan rakyat, bangsa dan negara,” tambahnya. Pada tahun 2016, lanjut suami Dra.Psi. Nihayatus Sa’adah ini, penguatan kualitas dipandang sangat penting. Apalagi kawasan MEA sudah diberlakukan. Kompetensi sesuai dengan keahliannya harus betulbetul dapat dipertanggungjawabkan. KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia)
untuk mengawal kompetensi ini, harus benar-benar dikawal. “Jika kompetensinya di bidang fiqh dia harus betul-betul ahli fiqh dan sesuai konteks ke-Indonesiaan, sehingga lulusannya tidak kalah bersaing dengan lulusan dari negara-negara lain,” tukasnya serius. Yang pasti, tantangan yang dihadapi Kementerian Agama ke depan akan semakin berat. Untuk itulah, tak hanya apresiasi yang dibutuhkan Kemenag namun juga sebuah kritik. Seperti kritik satire Gus Dur; bahwa di Kementerian Agama semuanya ada kecuali agama. “Hal inilah yang mendorong Menteri Agama sekarang ini tampil di Kemenag untuk mengembalikan agama ke Kementerian Agama,” tukas DR. M. Sa’ad Ibrahim, MA. Menurut Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur ini, inti agama dalam konteks kemanusian adalah keadilan. “Terkait yang dikatakan Gus Dur, maka inilah yang yang harus dilakukan Kementerian Agama ke depan,” ujar lelaki kelahiran Mojokerto 17 Nopember 1954 ini. Kelompok keagamaan seperti Mu hammadiyah, NU, Persis, Al-Irsyad dan ormas keagamaan lainnya, jelas-jelas terbukti telah berbuat untuk bangsa ini. Begitu juga dari Dewan Gereja, Konghucu, Budha dan Hindu. Mereka telah mela kukannya untuk kepentingan bangsa, baik itu diminta maupun tak diminta. Apalagi
DR. M. Sa’ad Ibrahim, MA Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur
Ainul Yaqin Seketaris Umum MUI Jatim
sebelum bangsa ini merdeka, NU dan Muhammadiyah sudah ada. Untuk itulah, Kemenag penting sekali melakukan kerjasama dengan ormas-ormas yang ada. “Jika peran organisasi keagamaan itu dihilangkan, maka pemerintah tidak akan mampu mengurus bangsa ini,” tutur suami Rochimah ini. Menurut Dosen Fak Syariah UIN Maliki Malang ini, Kementerian Agama juga harus benar-benar berjuang agar jangan sampai ada lagi yang tersangkut masalah hukum dan kasus korupsi. “Jika sampai hal itu terjadi pada Kemenag, saya kira sulit untuk tidak mengatakan bahwa hal itu sangat tidak membanggakan bagi kita,” tegasnya. “Sebab secara formal, Kementerian Agama merupakan penjaga agama bangsa ini,” tukasnya. Wakil Ketua PWM Jatim periode 20102015 ini mengingatkan, bahwa Nurcholis Madjid pernah mengatakan tentang apa yang telah, sedang dan akan terjadi terus menerus, yaitu bangsa ini secara spiritual telah runtuh. Buya Syafi’i Ma’arif juga pernah berujar, bahwa bangsa Indonesia nyaris sempurna kehancurannya. “Dan kitapun telah menyaksikan semua itu di depan mata,” tutur ayah lima anak ini prihatin. “Ini harus ada jalan keluar. Sudah saatnya Kementerian Agama memikirkan fungsi utama yang harus dimainkan untuk mengatasi itu semua,” tandasnya. Kementerian Agama, sambungnya, harus sanggup memperjuangkan fungsi agama sebagai landasan hukum tertinggi di Indonesia. Sebab sumber hukum di atas sumber hukum di Indonesia adalah Pancasila. Dan sila pertama adalah Ketu hanan Yang Maha Esa. Maknanya, sila kedua, ketiga, keempat dan kelima, UUD, Peraturan Pemerintah, hingga peraturan
di bawahnya, tidak boleh bertentangan dengan sila pertama Pancasila. Alhasil, simpul mantan Ketua Majelis Tarjih PWM Jatim ini, agama harus menjadi sentral. Oleh karenanya, tidak boleh ada aturan yang bertentangan dengan agama. “Oleh karena ini sentral, maka semestinya agen-agen agama juga jadi sentral,” ujarnya. “Nah, agen-agen itu kalau di Islam ada NU, Muhammadiyah, Persis dan lainnya. Begitu pula di Kristen, Hindu, Budha dan Konghucu. Semuanya harus sentral posisinya,” katanya menambahkan. Menurutnya, sudah saatnya bangsa ini dipimpin oleh agen-agen agama – dan bukan dari partai politik. Sebab apa yang dilakukan partai politik jauh dari apa yang telah dilakukan oleh Muhammadiyah dan NU, serta lembaga keagamaan lainnya. Mereka punya sekolah, rumah sakit, pergu ruan tinggi, pondok pesantren, panti asuhan dan lain sebagainya. “Jadi hemat saya, ke depan DPR, MPR serta kementeiankementerian yang ada, akan diisi oleh agenagen agama yang ditentukan oleh organisasi keagamaan,” ulasnya. Hal itulah yang seharusnya secara bersama-sama diperjuangkan oleh Kemen terian Agama, MUI, Muhammadiyah, NU, Dewan Gereja, Walubi dan lainnya. Untuk itulah, masing-masing tokoh agama saling duduk bersama dan membincangkan halhal yang sama untuk kepentingan bangsa dan negara. “Misalnya terkait penegakan keadi lan dan proteksi terhadap yang lemah. Itu adalah ajaran semua agama dan dijadikan commonsense bersama,” papar nya menyontohkan. “Saya kira ini yang harus dilakukan ke depan. Jika tidak, saya takut bangsa ini akan runtuh,” tandas Kaprodi Ahwalus Syakhsiyah Pascasarjana Universitas Hasyim Asy’ari (UNHASY) Jombang ini serius. Bagi Ainul Yaqin, Kementerian Agama merupakan perlambang bahwa Indonesia bukanlah negara sekuler. Lantaran itulah di usinya yang ke 70 tahun ini, eksistensi Kemenag harus terus dipertahkankan. Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa Pancasila sebagai dasar negara. Di dalam nya juga termaktub sila pertama, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa. “Maka inilah peran setrategis yang diemban oleh Kemenag,” ujarnya. Seketaris Umum MUI Jatim periode 2015-2020 ini menyangkan, jika masih saja ada pihak-pihak yang merongrong eksistensi kementerian yang lahir sesaat setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik MPA 352 / Januari 2016
13
Indonesia ini. Dia juga tak sepakat jika peran Kemenag diperkecil baik dari sisi anggaran maupun kewenangannya. “Itu merupakan upaya pemandulan dalam aspek agama. Padahal agama kan menjadi sumber dari semua kebijakan,” kilahnya. Wakil Ketua Ikatan Dai Area Lokalisasi (IDIAL) MUI Jatim ini juga membenarkan keberadaan institusi Kemenag yang saat ini masih bersifat vertikal. Jadi baginya, sentralisasi Kemenag masih sangat relevan. Ini tentu untuk menghindari terjadinya dualisme dalam kebijakan terkait persolaan keagaman di bawah. Meski demikian, pria berkacama mi nus ini juga mengingatkan bahwa peran Kemenag dalam bidang pendidikan juga harus terus ditingkatkan. Apalagi di tengah maraknya faham-faham bermasalah yang mengancam eksistensi NKRI – seperti radi kalisme, fundamentalisme hingga liberalisme agama. “Bahkan disinyalir, bahwa salah satu pintu masuk faham-faham tersebut justru melalui buku teks sekolah,” ungkapnya. Di sinilah peran Kemenag dituntut secara nyata hadir. Aparatur kementerian ini harus melakukan penelitian serta penga wasan terhadap peredaran bukubuku bermasalah secara ketat. Jika tidak, maka tentu saja buku-buku yang berisi faham-faham bermasalah tersebut akan menjadi embrio yang mengakibatkan ben cana besar di masa mendatang. “Jangan sampai Kemenag kecolongan lagi. Itu semua tak lepas dari menguatnya gerakan liberal dalam membangun opini, sehingga menyebabkan beberapa aparatur Kemenag menjadi kurang kritis,” kritiknya. Selain itu, ketegasan Kemenag dalam menyikapi faham-faham menyimpang juga diperlukan. Ini demi menciptakan iklim kehidupan intern umat beragama. Diakui atau tidak, memang selama ini muncul sikap ambiguitas atau kurang tegas menyi kapi persoalan tersebut. Padahal Kemenag memiliki otoritas yang kuat. Hal tersebut dikuatkan dalam UU No.1/PNPS tahun 1965 tentang penodaan agama. Pada masa mendatang, lanjutnya, sudah seharusnya aparatur Kemenag lebih peka dan waspada tehadap maraknya isuisu aliran sesat. Sebab pada reali tasnya, berkembangnya aliran-aliran ini kerapkali 14
MPA 352 / Januari 2016
Dr. Rubaidi, M.Ag Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim
menjadi sumber persoalan yang bisa menggangu stabilitas kehidupan masya rakat. Jika dibiarkan, tentu bisa meng hambat laju pembangunan. “Di Jawa Timur ancaman terhadap aliran sesat relatif bisa dikendalikan berkat kerjasama Kemenag dan MUI,” ujarnya. “Jadi selama Kemenag dengan MUI sinergis, niscaya aliran sesat bisa ditanggulangi,” ucapnya optimis. Penulis buku ‘Bunga Rampai Petunjuk Produk Halal’ dan ‘Menolak Liberalisme Islam’ ini juga mengapresiasi perbaikan per formance Kemenag saat ini. Apalagi setahun terakhir kementerian ini telah men ca nangkan ‘Program Lima Nilai Budaya Kerja’. Hasilnya, dalam berbagai aspek sudah mulai tampak nyata kedisiplinan para aparaturnya dan makin transparan tata kelolanya. Namun yang tak boleh ditinggalkan, katanya, adalah peningkatan kapasitas SDM Kemenag di berbagai lini terutama di level operasional. Termasuk di dalam peningkatan SDM ini, salah satunya adalah peningkatan wawasan dan ketajaman daya analisisnya terutama dalam menyikapi berbagai problem keumatan. PWNU Jatim juga sangat mengapresiasi kinerja Kementrian Agama. Apalagi ke menterian yang kini berusia 70 tahun ini mampu memberikan program-program positif bagi pengembangan masyarakat dan kelompok keagamaan. Semisal program pengembangan madrasah dan pondok pesantren. “Kinerja positif ini tentu ke depan perlu dikembangkan lagi. Apalagi di tengah problematika keumatan yang kian beragam,” tandas Dr. Rubaidi, M.Ag.
Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim ini mengingatkan, bahwa banyak pekerjaan besar ke depan. Salah satunya adalah isu kebebasan beragama di tengah realitas Indonesa sebagai negara yang tidak berdasarkan satu agama – meskipun Islam sebagai agama mayoritas penduduknya. Indo nesia bukan pula negara sekuler yang memisahkan antara relasi agama dan negara. Sebagai negara yang berdasarkan Panca sila, Indonesia mengakui hetero ginitas, pluralitas dan multikultural baik dari sisi budaya, tradisi, suku dan agama. Fakta inilah yang menurut Rubaidi tidak bisa dipungkiri. “Konsekuensi negara ber dasarkan Pancasila, mau tidak mau harus mengakomodasi kepentingan para pihak yang ada,” urainya. Mantan Wakil Sekretaris Tanfidziyah PWNU Jatim inipun mencontohkan tentang pendirian rumah ibadah. Menurutnya, hal tersebut selayaknya lebih diperlonggar. Apalagi rumah ibadah merupakan hak azasi bagi semua pemeluk agama. “Biarkan itu berjalan alamiah meski tentu saja haruslah dalam koridor,” paparnya. Sebab jika dibatasi, katanya, nanti akan memicu timbulnya politik balas dendam. Jika di daerah mayoritas Muslim pendidirian rumah ibadah non Muslim dibatasi, maka di daerah yang Muslimnya minoritas tidak leluasa ruang geraknya. “Jadi kalau masingmasing orang memahami nilai agamanya, tentu akan menciptakan tatanan kehidupan masyarakat Indonesia yang lebih baik,” simpulnya. Lelaki kelahiran Jepara 10 Juni 1971 ini juga menyoroti maraknya gerakan transnasional. Ini harus menjadi perhatian Kementerian Agama. Semisal gerakan radikaliseme, fenomena fundamentalisme hingga terorisme. “Ini jelas menjadi ranah Kemenag. Sebab isu-isu gerakan transna sional secara gamblang berbasis agama. Sayang jika Kemenag tidak mengambil porsi besar dan justru malah ada yang menangani itu di luar kementerian yang membidangani agama,” tukasnya. Ke depan, tutur Rubaidi, Kemenag harus menjadi leading sector dalam menangi isu-isu agama. Sudah saatnya Kemenag merancang disain program secara permanen dan bu kan sekedar temporal. Sebab jika gerakan transnasional dibiarkan bisa merongrong keu tuhan Negara Kesa tuan Republik Indo nesia. “Ada informasi akurat, bahwa maraknya kasus berbau agama ini sengaja didisain untuk memecah belah Indonesia. Ini sangat berbahaya sekali,” pungkas dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya ini serius. Laporan: Muhammad Hisyam, Dedy Kurniawan, M. Tajuddin Nurcholis, Rasmanna Rahem (Surabaya).
liputan khusus
Pengadilan Agama Surabaya
Inovasi Layanan Bagi Pencari Keadilan Menghadirkan layanan yang prima tentu tak mudah. Apalagi di tengah keterbatasan sarana dan prasarana yang dimliki. Namun hal itu tak bukanlah kendala berarti bagi Pengadilan Agama (PA) Surabaya. “Tentu kita tidak bisa berpangku tangan begitu saja. Kita terus memeras otak bagaimana memaksimalkan potensi yang ada,” tutur Atifaturrahmaniyah, SH, MH.
R
uang tunggu PA yang beralamat di Jl. Ketintang Madya VI/3 Surabaya, memang tidak terlalu luas. Padahal jumlah masyarakat pencari keadilan di PA, kata Wakil Ketua PA Surabaya ini, dalam sehari bisa mencapai 200 hingga 300 orang. Sementara untuk memutus perkara, saat ini ada tiga ruang sidang yang disediakan. Kapasitas tiap ruang sidang mencapai 60-70 orang. Bayangkan saja, jika 200 orang berperkara itu membawa dua orang saksi. Artinya ada sekitar 600 orang yang berjubel di PA yang barus saja ditetapkan sebagai terbaik pertama dalam ‘Pemberkasan Perkara tingkat Nasional’ ini. Maka bukan hal yang tak wajar – terutama pada hari Senin-Kamis – jika pengunjung meluber hingga memenuhi lorong-lorong dan halaman. “Bahkan tak jarang pula anak-anakpun ikut berdesak-desakan di dalamnya,” ungkapnya. Melihat kondisi tersebut, beragam terobosanpun diluncurkan. Salah satunya adalah pembuatan fasilitas bermain anak dan ruang menyusui bagi ibu. Ini meman faatkan ruang parkir mobil dinas yang berada di sisi utara gedung PA Surabaya. Fasilitas inilah yang menjadikan PA yang telah dinobatkan sebagai Juara 2 Nasional Pelayanan Publik ini mendapatkan peng hargaan dari Yayasan Kasih Anak Kanker Jawa Timur pada 25 Nopember tahun lalu. “Alhamdulillah kini anak-anak tidak berjubel dengan orang dewasa. Para ibu yang ingin menyusui balitanya bisa merasa nyaman,” tutur wanita kelahiran Pamekasan 11 Juni 1961 ini sumringah.
Atifaturrahmaniyah, SH, MH Wakil Ketua Pengadilan Agama Surabaya
Selanjutnya agar pengunjung tidak kian perjubel di ruang tunggu, PA Surabaya meluncurkan layanan SMS Gateway. Dengan fasilitas itu masyarakat bisa memantau langsung perkembangan perkaranya dengan mudah melalui handphone. “Apalagi saat ini orang kan tidak bisa lepas dari gadgetnya. Sehingga mereka tidak harus bolak-balik ke pengadilan agama,” harapnya. Bagi pencari keadilan yang tidak sempat memanfaatkan layanan SMS Gateway dan terlanjur sudah di PA, merekapun bisa memantau perkaranya tanpa harus antri di meja informasi. Cukup memanfaatkan layanan Touchscreen Information atau Anjungan Informasi berupa layar sentuh. Ini merupakan sarana yang telah didisain khusus untuk menyuguhkan beragam infor masi mulai dari kondisi perkara, amar putu san, biaya perkara, hingga tanggal sidang. Jika masih ada yang masih kebingunan,
maka Tim Cepat Tanggap PA Surabaya siap memandu. Terkadang bagi masyarakat yang baru pertama kali ke PA memang mengalami kesulitan. “Nah, terkadang inilah yang justru menghambat kelancaran layanan. Maka tim yang berseragam hem berwarna jingga dengan pin bergambar ekspresi senyum dan berdasi akan mendatanginya dan menjelaskan segala prosedur berperkara di PA Surabaya,” urainya. Dengan beragam inovasi layanan tersebut, lanjutnya, dalam sebulan mam pu menangani 800 hingga 900 perkara. Padahal bobot perkaranya rata-rata tergolong berat. Dukungan SDM yang ada pun tergolong minim. “Prinsip kami adalah bagaimana memutus perkara dengan cepat dan sederhana, agar mampu memberikan layanan yang memuaskan bagi masyarakat,” ujarnya. Dalam tempo 14 hari setelah perkara diputus hakim, pencari keadilan bisa segera mendapatkan salinan. Bahkan untuk perkara voluntair seperti isbat nikah dan penetapan asal-usul anak, masyakarat lang sung mendapatkan salinan putusan sesaat setelah perkara diputus. Tak mengherankan jika pada awal Desember lalu, PA ini men dapatkan sertifikat ISO 9001:2008. Hal itu tentu wajar, karena memang sudah lama menerapkan manajemen mutu. “Yang paling menggembirakan, pemberian sertifikat ini tanpa syarat. Padahal persia pannya hanya dua bulan saja,” ujar mantan Ketua PA Gresik ini bangga. “Dengan ini tentu kami berharap layanan kami semakin memuaskan masyarakat,” imbuhnya. •pri MPA 352 / Januari 2016
15
liputan khusus
Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin didampingi para tokoh agama dalam acara launching Al-Qur’an terjemahan bahasa daerah dan Kamus Istilah Keagamaan (KIK).
Kemenag RI Luncurkan
Al-Quran Terjemah 3 Bahasa Daerah dan KIK Kementerian Agama Republik Indonesia secara resmi meluncurkan al-Qur’an Terjemahan dalam beberapa bahasa dan Kamus Istilah Keagamaan (KIK) pada awal Desember 2015. Peluncuran berlangsung di auditorium HM. Rasjidi Kantor Kementerian Agama RI.
M
enteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin memperkenalkan seka ligus menerimakan kedua produk hasil dari Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan ini kepada tokoh-tokoh agama yang hadir dan disaksikan oleh pejabat eselon I dan II Kemenag. Al-Qur’an terjemahan bahasa daerah tersebut terdiri dari tiga bahasa daerah, yaitu bahasa Minang, Jawa dialek Banyumasan dan Dayak. Sedangkan KIK berisi sekitar 9314 entry yang memuat istilah-istilah yang berhubungan dengan agama-agama yang ada di Indonesia; Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu. Peluncuran kedua produk ini sekaligus sebagai bentuk apresiasi terhadap keragaman bangsa Indonesia yang mempunyai belasan ribu pulau, 500 suku dan 300 bahasa lokal, serta beragamnya kepercayaan yang dianut penduduk Indonesia. Peluncuran Al-Qur’an terjemahan patut diberikan apresiasi. Ini mengingat pemahaman masyarakat terhadap al-Quran hingga kini masih sangat terbatas. Bukan hanya di lingkungan perkotaan, tetapi juga di daerah. Penyebabnya antara lain lingkungan budaya lokal, latarbelakang pendidikan dan juga terkendala bahasa Arab. Oleh 16
MPA 352 / Januari 2016
karenanya, diharapkan dengan adanya alQuran terjemah dalam beberapa bahasa daerah yang pengerjaannya melibatkan berbagai perguruan tinggi agama Islam ini, masyarakat menjadi semakin melek dan paham dengan al-Quran yang menjadi pedoman bagi kehidupan. Dalam peluncuran tersebut, Menteri Agama RI menerangkan bahwa alQur’an terjemahan yang telah dimulai pengerjaannya pada tahun 2011 itu lebih dikhususkan bagi masyarakat yang tidak menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat lebih mudah dan dapat memahami isi al-Qur’an sama dengan masyarakat lainnya dan sekaligus sebagai bentuk pencerdasan yang bisa menyentuh seluruh masyarakat di Indonesia. Selain itu juga sebagai upaya pelestarian, konservasi, atau pemeliharaan budaya lokal, karena bahasa merupakan unsur terpenting dari suatu budaya. “Diharapkan dengan adanya peluncuran al-Qur’an terjemahan ini masyarakat di daerah yang masih menggunakan bahasa daerah dapat memahami isi al-Quran sama dengan yang lain,” ujar Menteri alumnus Ponpes Gontor Ponorogo ini berharap.
Sementara untuk Kamus Istilah Keaga maan merupakan produk pertama di Indonesia dan telah disiapkan oleh Kementerian Agama melalui tokoh-tokoh agama yang memang ahli di bidangnya. Dibutuhan waktu selama 4 tahun untuk menyelesaikannya. Dalam KIK yang memuat istilah-istilah keagamaan ini diha rap kan ada pemahaman akan adanya per sa maan dan perbedaan “konsep” atau ter minologi pada masing-masing agama, sehingga dapat mereduksi, mengeliminasi atau menghindari adanya kesalahpahaman antar ajaran oleh para pemeluk agama yang berbeda. Selain itu, muatan KIK yang bisa dikatakan bernuansakan multi-kultural ini bisa dijadikan medium untuk memperkuat jalinan persaudaraan dan memperekat kerukunan antar umat beragama. Sehingga masyarakat Indo nesia bisa menghargai perbedaan dalam keyakinan beragama dalam rangka upaya penguatan Negara Kesa tuan Republik Indonesia. “KIK juga dapat difungsikan sebagai rujukan dalam penulisan buku, baik buku pelajaran pada lembagalembaga pendidikan maupun buku bacaan umum,” tukas Menteri Agama RI. •Syam/berbagai sumber.
liputan khusus
Gerakan Wakaf Al-Qur’an Braille Digital bagi Penyandang Tuna Netra
K
Penyandang Tuna Netra kini bisa lebih mudah belajar membaca Al-Qur’an dengan hadirnya Al-Qur’an Digital Braille. Memeringati hari Disabilitas Intenasional, Yayasan Nurul Hayat Surabaya dan Yayasan Qur’an Braile Digital International menggelar acara “Membaca Al-Qur’an Braille Digital Terbanyak” pada 6 Desember 2015 di Masjid Manarul Ilmi, kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
egiatan diawali dengan pembagian Al-Qur’an Braille kepada 1200 Penyandang Tunanetra yang berasal dari berbagai daerah. Kegiatan tersebut sebagai upaya pencerdasan religi kepada tunanetra yang mempunyai hak sama untuk belajar dan mencintai Al-Qur’an. Hadir sebagai penceramah Syeikh Ali Jaber, pengasuh program Damai Indonesiaku, yang juga pimpinan Yayasan Al-Quran Braille Digital Internasional. Pada kesempatan itu, Syeikh Ali Jaber dan Yayasan Nurul Hayat juga memberikan hadiah umroh gratis bagi 10 orang tuna netra terpilih. Dua diantaranya adalah hafidz al-Quran 30 juz. Kegiatan ini berhasil meraih 2 rekor MURI dengan tajuk “Pembagian Al-Quran Braille Digital Terbanyak kepada Tunanetra di Indonesia” dan “Membaca Al-Quran Braille Digital Terbanyak oleh 1000 Tuna Netra”. Menurut Direktur Eksekutif Yayasan Nurul Hayat H. Bambang Heriyanto SE, ide program ini berasal dari Syeikh Ali Jaber sebagai pimpinan Yayasan Al-Quran Braille Digital Internasional. “Jumlah penyandang tuna netra di Jati terbesar di Indonesia. Karenanya Yayasan Nurul Hayat mengajukan kerjasama dengan Yayasan milik Syeikh Ali Jaber untuk membantu saudara muslim yang tuna netra agar mereka bisa belajar membaca al-Qur’an,” ujar lelaki kelahiran Sampang, 29 Desember 1984 ini. Menurut suami Wahyu Kurnia ini, para penyandang tuna netra selama ini mengalami kesulitan untuk belaja membaca al-Qur’an. “Al-Qur’an Braille versi cetak ukurannya sangat besar, tebal dan berat. Harganya pun mahal. Juga tak mudah untuk bisa membeli al-Qur’an Braille karena jarang sekali yang memproduksi,” terang alumni S1 STIE Perbanas Surabaya ini. Dengan ada Al-Qur’an Braille Digital ini, pria yang telah bergabung sejak berdirinya Yayasan Nurul Hayat tahun 2001 ini berharap, para penyandang tuna netra dapat lebih mudah belajar al-Qur’an. Dalam versi digital ini, paparnya, mereka akan dipandu untuk menentukan pilihan surat, halaman, ayat hingga pilihan qori’ dengan bantuan Pen Digital. “Tentu saja juga ada huruf braille yang untuk memandu mereka,” terangnya.
H. Bambang Heriyanto SE Direktur Eksekutif Yayasan Nurul Hayat
Tapi bagi mereka yang belum bisa membaca huruf braille, ada Pen Digital yang bisa membantu mereka. Pen itu akan mengeluarkan suara jika didekatkan pada huruf-huruf braille yang tercetak di alQur’an digital. Dibanding versi cetak, AlQur’an Braille Digital memiliki ukuran lebih kecil, lebih tipis dan ringan sehingga mudah dibawa ke mana-mana karena berukuran A4 dengan ketebalan tak lebih dari 3 cm. Antusiasme masyarakat penyandang tuna netra untuk memiliki al-Qur’an Braille
terbilang besar sekali. Yang mendaftar lebih dari 3 ribu orang. “Dengan terpaksa kami tutup segera. Kami takut mereka menyangka, bahwa setiap orang yang terdaftar pasti akan mendapatkan al-Qur’an Braille Digital. Padahal kami hanya menyediakan 1.200 alQur’an Braille,” terangnya. Yayasan Nurul Hayat memang akan terus menjalankan program pembagian al-Qur’an Braille Digital ini di tahun-tahun berikutnya. Satu Al-Qur’an Braille Digital ini, senilai 1,2 juta rupiah. Para donatur Yayasan Nurul Hayat juga masih terus mendonasikan dananya untuk program wakaf pemberian al-Qur’an Braille Digital ini. “Alhamdulillah, dengan kekuatan donatur Yayasan Nurul Hayat yang berjumlah 84 ribu dengan 20 Cabang se-Indonesia, kami yakin bisa memberika yang terbaik bagi saudara muslim penyandang tuna netra,” harapnya. Program pemberian Al-Qur’an Braille Digital ternya tak berhenti sampai di sini. Sebagai tindak lanjut, tim Nurul Hayat akan melakukan Roas Show ke sejumlah daerah di Jatim yang mendapat al-Qur’an Braille untuk melakukan pendampingan. “Orang Islam harus senantiasa dekat dengan al-Qur’an. Karena untuk mendapatkan hidayah, umat muslim harus selalu dengan al-Qur’an,” tandasnya. “Semoga dengan adanya gerakan ini, kita bisa lebih tersentuh lagi dan lebih intens dengan al-Qur’an,” tamahnya. •Dedy Kurniawan
MPA 352 / Januari 2016
17
inspirasi
Para siswa MAN 2 Probolinggo saat menjuari Procommit 2015.
Film Pendek ‘Topeng Putih’
Meramu Kreativitas "Man Jadda Wajada"
A
Film pendek karya Siswa MAN 2 Probolinggo, secara mengejutkan mengoyak perhatian dewan juri Procommit 5.0 pada awal Nopember lalu. Sebuah film yang murung tapi menyuguhkan keriangan di akhir cerita. Terkesan agak klise memang. Tapi siapa sangka di tangan siswa-siswi madrasah ini sesuatu yang dianggap klise sanggup diramu menjadi karya yang luar biasa.
dalah Aldi seorang siswa yang terlahir kurang sempurna. Bibir sumbing dan cara berjalannya tak lumrah. Tentu bukan kemaunnya menjadi seperti itu. Kalau boleh memilih tentu dia ingin seperti kebanyakan remaja seusianya yang terlahir sempurna. Yang naïf, justru tak jarang perlakukan kasar diterimanya. Ketika dia berusaha me raih impian mengikuti sebuah ajang dance competition, cemoohan terpaksa harus diterimanya. Seakan-akan tak pantas orang yang terlahir tak sempurna mengikuti kejuaraan dance. Perlakuan inipun lambatlaun menjadikannya sosok pemurung yang putus asa. Beruntung ada seorang sahabat – dan satu-satunya – bernama Ega, yang selalu memompa semangatnya. Dia turut mem bantu Aldi mewujudkan impiannya. Rasa optimisme Aldi kian berkembang. Bahkan dia sudah tak malu lagi untuk bersosialisasi dan berlatih seni tari modern. Dan akhirnya dia membentuk sebuah grup dance bernama “Topeng Putih”. Bersama kelompok barunya, Aldi akhirnya berhasil mengambil bagian dalam dance competition. Dia bersama kelompoknya bahkan mampu menjadi
18
MPA 352 / Januari 2016
Aldy mendapat support kuat dari sang sahabat Ega.
Salah satu adegan dalam filem pendek Topeng Putih.
jawara. Tangis bahagiapun menghinggapi dirinya. Dia merasa, ternyata tak sia-sia perjuangannya selama ini. Namun tiba-tiba kesadarannya tergugah oleh tepukan tangan ‘sang sahabat’ Ega dari belakang. Aldipun tersenyum sendiri. Ternyata juara yang baru saja diraihnya adalah kreativitas lamunannya. Tapi satu
yang pasti, optimismenya tumbuh. Dirinya mulai yakin akan peribahasa Arab “man jadda wajada”, siapa yang bersungguhsungguh pasti akan meraih sukses. Itulah cerita yang terangkum dalam film berdurasi 15 menit yang bertajuk “Topeng Putih”. Tak hanya ditetapkan sebagai juara pertama. Film yang disutradari Meiga Wahyu Bektyan ini juga meraih The Best Director Procommit (Prodistik Competition For Madrasah in IT) 5.0. “Kami sangat bangga. Meski baru dua bulan bergabung, kami bisa mengalahkan sekolah atau madra sah yang telah mengikuti Prodistik jauh lebih dulu,” ujar Kristian Rohmatullah, ST. Prodistik merupakan program setara D1 TIK yang bekerja sama dengan ITS. MAN 2 Probolingga sendiri baru menjalin kerjasama sejak tahun ajaran baru 20152016 lalu. Dalam ajang Procommit tahun ini, tak hanya “Topeng Putih” yang sukses meraih dua penghargaan sekaligus. Karya lain siswa Mandapro – sebutan MAN 2 Probolinggo – berjudul “Kawan atau Sahabat” meraih titel The Best Visual Effect. “Ini sekaligus melengkapi koleksi 36 tropi juara, mulai tingkat kota hingga nasional yang kami kumpulkan setahun terakhir,” tandas Sekretaris Prodistik Mandapro. •Pri
cahaya hati
Dilarang Tipu Menipu Suatu saat, Rasulullah Saw jalan-jalan di sebuah pasar. Lalu melewati sebuah kios yang menjual biji-bijian makanan (semacam kacang-kacangan), yang ditata kayak timbunan berupa gunungan.
K
emudian Rasulullah Saw, (mendekat ke kios itu) lantas memasukkan tangan beliau kedalam timbunan itu. Lalu menyentuh bijian-bijan yang basah. Lalu beliau bersabda: ”Apa ini, wahai penjual makanan?”. Si penjuan makanan menjawab: ”Kena hujan yaa Rasulullah”. Lalu beliau berkata : ”Mengapa engkau tidak menaruh biji-bijian yang basah itu di sebelah atas, agar supaya orang-orang (calon pembeli) dapat melihat (barang-barang itu)”. Selanjutnya, beliau menegaskan: ”Barang siapa melaku kan penipuan, bukanlah termasuk golongan kami (Man Ghasysyanaa Fa laisa Minnaa)”. (HR.Muslim dari Abi Hurairah RA, dalam Kitab Riyadhus Sholihin / Hds. 1587 dan Buluughul Maraam / Hds.836). Walaupun kasus penipuan ini dite mukan pada pedagang kecil dipasar, tetapi tindakan penipuan ini berlaku pada semua dimensi kehidupan, dimensi politik, ekonomi, sosial, budaya, hankam, dst. Juga pada semua lini kehidupan. Baik pada kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, perangkat pemerintahan, lembaga, dewan, penegak hukum, aparat keamanan, pengu saha, ormas, orpol, dst. Karena memang, dampaknya begitu luas serta akan dapat rusak dan merusakkan bagi yang ber sangkutan dan pihak yang terlibat atau yang menjadi korban didalamnya. Makanya Rasulullah Saw menyatakan dengan tegas bahwa ”para pelaku tindakan penipuan bukanlah termasuk golongan umatnya”. Pelaku penipuan biasanya berkaitan dengan unsur kebohongan. Nabi Saw pernah menegaskan, bahwa : ”Ada 4 hal, yang barang siapa (4 hal tersebut) terdapat pada seseorang, maka dia adalah seorang munafik tulen; dan barang siapa terdapat padanya beberapa hal dari 4 hal itu, maka berarti ada sebagian sifat munafik padanya, sampai dia berhasil menghilangkannya,
(yaitu) : jika diamanati dia berkhianat, jika berbicara dia berdusta (berbohong), jika berjanji dia ingkari, dan jika berselisih dia curang ”, (Muttaffaqun ’alaih). Pelaku penipuan dan pembohong, biasanya sudah tidak memiliki rasa malu atau budaya malu. Orang atau pihak lain dianggap tidak tahu, atau walaupun mereka tahu tetap tidak dianggap dan tidak dipedulikan. Sehingga dia tidak pernah merasa berdosa atas tindakannya, walaupun tindakannya itu sangat merugikan orang/pihak lain. Padahal Malaikat yang bertugas pasti selalu merekam dan mencatatnya. Dan Allah Swt pasti mengetahui segalanya. Itulah sebabnya, Rasulullah Saw menyatakan bahwa ”orang yang tidak punya rasa malu berarti sudah kehilangan sebagian dari imannya”. Dalam satu riwayat, dinyatakan bahwa, ”Suatu saat Rasulullah Saw berjalan-jalan dengan sejumlah shahabat. Sampai kemudian melewati rumah sorang dari Kaum Anshar yang ketika itu sedang menasehati suadaranya tentang ’rasa malu’. Maka kemudian Rasulullah Saw, bersabda, ’ Biarkan dia (menasehati saudaranya tentang rasa malu), karena rasa malu itu adalah bagian dari iman”, (Muttaffaqun ’alaih). Akan halnya pengertian rasa malu ini, sebagian ulama memaknai bahwa, ”Hakekat rasa malu itu adalah sebuah akhlak yang memotivasi diri untuk meninggalkan hal-hal yang buruk dan membentengi diri dari memberikan hak kepada pemiliknya. Sedang Abul Qasim AlJunaidi, memformulasikan dengan,”Malu adalah melihat berbagai nikmat dan melihat adanya kekurangan dalam mensyukurinya), maka lahirlah diantara keduanya itu kondisi yang disebut (dengan) ’malu”. Dalam riwayat yang lain, Abu Ya’la Ma’qil Ibn Yassar RA, mengatakan bahwa, ”Saya mendengar Rasulullah Saw ber sabda : ’Setiap hamba yang diberi amanah
memimpin rakyat oleh Allah Swt (lalu) dia meninggal, (dan bila) pada hari meninggalnya itu dia berbuat curang (menipu, berbohong, tidak merasa malu) pada rakyatnya, maka pasti Allah Swt mengharamkannya masuk sorga” . Dalam riwa yat yang lain dinyatakan, ”Lalu dia tidak melindungi rakyatnya dengan sikap tulusnya, maka dia tidak akan dapat men cium aroma bau sorga”, (Muttaffaqun ’alaih). Riwayat diatas sepertinya pantas dialamatkan kepada, para Pelaku tindak penipuan (yang tidak diakui sebagai bagian dari umat Rasulullah Saw), Para pembohong/pendusta (yang termasuk golongan munafik), dan Orang-orang yang tidak punya rasa malu atau budaya malu (yang tergolong imannya berkurang dan diragukan), Pengemban amanat yang berkhianat (yang tidak dapat mencium bau sorga). Karena memang begitulah ciri-ciri mereka bila dipercaya memegang suatu amanat (pasti berkhianat), kecuali bila mereka mau berubah dan bertaubat kembali ke jalan Allah Swt. Yaitu jalan yang sudah diteladankan oleh Junjungan Besar kita Baginda Nabi Muhammad Saw, sebagaimana yang dinyatakan dalam firman diatas ”Fattabi’uunii”. Mari kita segera ber-muhasabah diri dengan cara mengevaluasi segala keku rangan kita secara jujur dan lebih mendalam dengan penuh keikhlasan karena Allah Swt, untuk kemudian segera berbenah diri berupaya menutupi kekurangan tadi, setidaknya dengan memenuhi 4 pesan Rasul Saw dalam riwayat diatas, agar hidup kita kedepan jadi lebih bermakna. Mulai dari diri kita, dari yang kecil, dan dari sekarang juga. Wallaahu A’laam. Allaahumma Shalli ’Alaa Sayyidinaa Muhammaddin Wa ’Alaa Aali Sayyidinaa Muhammad. Serta Dirgahayu HAB Kemenag ke-70 tahun. •Ahar MPA 352 / Januari 2016
19
Mengubah Hidup Baru Oleh : Athor Subroto
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hasyr [59]: 18)
T
ahun baru, saatnya merubah ha luan. Bisa ke kanan, ke kiri, atau bah kan mundur satu langkah. Tujuannya, memperbaharui strategi yang hendak dijalani lebih lanjut. Sasarannya jelas, menghindarin terulangnya berbagai kesalahan yang pernah terjadi. Gol-nya, meraih hasil yang lebih besar dari pada sebelumnya. Namun demikian, tidak semua orang memiliki kemampuan untuk merubah gaya hidupnya. Kebanyakan dari mereka, statis. Tidak ada perubahan sama sekali. Untuk apa berubah, begini saja sudah lumayan, fikirnya. Padahal, kalau mereka mau merubah strategi lama dengan yang baru, bisa jadi keberhasilan berlipat-ganda dibanding sebelumnya. Namun, mereka enggan dan malas untuk itu. Hasilnya, begitu-begitu saja. Ndak ada kemajuan. Berbeda jauh dengan kelompok yang orientasinya jauh ke depan. Mereka mela kukan perubahan dengan stile-nya sendiri yang diyakini. Menggunakan ilmu yang rele van dengan perkembangan zaman. Tidak ketinggalan, pengalaman masa lalu mereka jadikan modal yang sangat berarti. Mengapa bisa rugi. Mengapa bisa untung besar. Pengalaman ini mereka jadikan guru yang terbaik dalam memacu kegiatannya. Sebagaimana pepatah, Experion is the best teacher, pengalaman adalah guru yang terbaik. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt di dalam Surah Al Hasyr ayat 18.
20
MPA 352 / Januari 2016
Menurut Al Qur’an dan Tafsir Kemen terian Agama RI Jilid 10, kata Lighad dalam ayat tersebut, artinya hari esok. Maksudnya hari-hari yang akan datang. Lebih lanjut dikatakan, Allah memerintahkan agar setiap mukmin memperhatikan perbuatanperbuatannya di masa lalu untuk perbaikan dan kepentingan masa depan di akhirat. Ada mafhum mukhalafah yang terkan dung dalam tafsir itu, bahwa masa lalu memiliki arti sangat penting dalam menun jang keberhasilan hidup di masa depan. Jika berfikir cara mengubah hidup seperti mengayunkan tongkat ajaib, bim salabim, maka fikiran itu keliru. Jika ingin mengubah hidup, perlu bersedia untuk berproses. Orang-orang hebat itu adalah mereka yang sudah melalui proses. Tidak (ujug-ujug) terjadi begitu saja. Seringkali orang tertipu oleh persepsi sendiri. Katanya, orang yang lebih baik itu sudah dari sononya. Padahal tidak, mereka sudah melalui proses dan memerlukan waktu serta pengorbanan untuk sampai dalam tahap tertentu. Dalam bahasa aga manya, melalui ikhtiar dan tawakkal. Orang yang berhasil memiliki jabatan tinggi, karena dia sudah melalui proses yang mengubah dia menjadi pribadi yang pantas, dan sanggup mengemban jabatan tersebut. Begitu juga, orang yang berpenghasilan tinggi-pun, sudah melalui proses untuk mengasah insting dan kemampuannya dalam mendapatkan penghasilan besar. Orang ‘alim pun sama. Mereka telah melalui proses me nimba ilmu agama dalam waktu yang tidak sedikit, dan bulghah yang cukup -sebagai bekal. Cara Mengubah Hidup Itu Menyeluruh Banyak yang mengira, jika dia sudah
memiliki modal, segalanya akan lebih baik. Bisa jadi, jika yang lainnya sudah baik, misalnya mindset dan kemampuannya sudah baik - kehadiran modal akan mem buatnya lebih baik. Namun tidak semua orang punya modal lalu menjadi lebih baik. Bahkan, modal malah (bisa) menghan curkannya. Mengapa, sebab kebaikan yang hanya dari satu segi saja -belum cukup. Seseorang tidak akan menjadi baik jika hanya mengandalkan skill teknis saja. Diperlukan kemampuan lain untuk meraih sukses. Bukan hanya masalah kemampuan teknis saja. Misalnya, hanya bisa membuat ayam goreng saja, tidak akan bisa merubah seseorang menjadi pengusaha ayam goreng. Sebab, diperlukan kemampuan yang lain. Langkah Pertama: Kejelasan Seseorang akan bingung jika tidak jelas arah perubahan hidupnya. Seperti saat mengendarai mobil. Dia akan mudah mengarahkan setir mobil jika sudah menge tahui tujuan dengan jelas. Jika tidak, maka mobil bisa tidak tentu arah dan entah akan melaju kemana. Tentukan, apa definisi lebih baik itu dengan jelas dan terukur. Jika mau lebih baik dari sisi ekonomi, baik apanya? Misalnya penghasilan -ingin lebih baik? Berapa lebih baik itu? Kapan? Artinya, langkah pertama harus mem buat sebuah tujuan yang SMART, dimana tujuan itu lebih baik dari kondisi saat ini. Langkah Kedua: Tekad Banyak yang ingin berubah, tetapi hanya ingin. Dia tidak juga melakukan perubahan. Mengapa? Sebab dia tidak memiliki tekad yang bulat. Keinginan yang kuat, ditunjang tekad yang bulat, akan menghasilkan perubahan yang berarti. Dalam proses perubahan, akan bertemu banyak halangan dan rintangan. Bahkan, ada kecenderungan untuk kembali ke tempat semula. Nah, untuk mengatasi itu semua, dibutuhkan tekad yang bulat. Tekad yang bulat, artinya harus siap dan mau “membayar” apa pun yang diperlukan untuk mengalami perubahan. Kenyataanya, banyak yang ingin berubah, tetapi mereka tidak mau meme nuhi syaratnya. Keinginan dan tekad me reka lonjong. Kemudian akhirnya mereka berdalih bahwa kondisi saat ini sudah yang terbaik. Padahal belum. Jadi, bulatkan tekad untuk berubah -sekarang. Kemudian bertawakallah. Langkah Ketiga: Hati Ingatlah bahwa di dalam jasad terdapat segumpal daging. Jika baik, maka baiklah seluruh jasad. Jika rusak, maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah, bahwa itu adalah hati. (HR. Bukhari dan Muslim) Dari hadits ini sudah sangat jelas, jika
Menurut Al Qur’an dan Tafsir Kementerian Agama RI Jilid 10, kata Lighad dalam ayat tersebut, artinya hari esok. Maksudnya hari-hari
Langkah Kelima: Istiqamah Kelanjutan dari memprioritaskan adalah harus istiqamah dalam melakukannya. Jika tidak, maka hasilnya tidak akan berarti untuk mengubah hidup. Lakukan terus dan terus sampai merasakan perubahan itu. Konon, istiqamah adalah hal yang paling sulit dan berat. Menjaga istiqamah itu tidak mudah. Tapi, ini harus dilakukan jika mau berubah. Karena, istiqamah memiliki energi yang hebat. Dalam maqalah dikatakan :
yang akan datang. Lebih lanjut dikatakan, Allah memerintahkan agar setiap mukmin memperhatikan perbuatan-perbuatannya di masa lalu untuk perbaikan dan kepentingan masa depan di akhirat.
ingin berubah menjadi lebih baik, ubahlah hati lebih dahulu. Hati meliputi perasaan dan fikiran. Maka, wajar banyak metode pengembangan diri yang fokus membenahi menejemen perasaan dan pikiran. Bersihkan hati dari dosa, dari perasaan negatif, dari berburuk sangka, khawatir, lemah, takut, ragu, dan berbagai penyakit hati lainnya. Niscaya akan berubah menjadi pribadi yang jauh lebih optimis, bersemangat, dan memiliki energi yang tinggi untuk berubah. Penghalang perubahan itu ada di hati, maka bersihkanlah jika ingin berubah. Kalau tidak mau merubah hati menjadi bersih, hasilnya ya tetap memble. Alias gagal. Langkah Keempat: Prioritas Hal pokok keempat yang perlu dilakukan adalah mengatur skala prioritas. Perubahan akan tergantung apa yang diprioritaskan. Jika memprioritaskan tinda kan-tindakan yang biasa dilakukan, maka hasilnya pun akan seperti biasa. Mengapa berharap yang lain? Kadang banyak orang yang merasa sudah melakukan sesuatu untuk perubahan. Tetapi tidak menjadi prioritas, sehingga tidak memberikan hasil yang signifikan. Hasilnya akan didominasi oleh apa-apa yang diprioritaskan. Lihatlah, apakah sudah punya rencana untuk berubah? Maka prioritaskan tinda kan pada rencana itu.
Sikap istiqomah itu lebih baik dari seribu kemulyaan. Padahal, diberi satu kemulyaan saja, sudah luar biasa hebatnya. Apalagi seribu kemulyaan. Sungguh, suatu predikat yang spektakuler. Langkah Keenam: Motivasi Istiqamah itu berat. Untuk itu, dibutuhkan energi yang lebih besar agar bisa terus melakukannya. Semakin jauh perjalanan, akan semakin dibutuhkan energi yang lebih banyak. Semakin jauh perjalanan, bahan bakar harus siap sedia. Jangan sampai roda berhenti-berputar karena kehabisan energi. Agar terus istiqamah dalam bertindak, maka harus memiliki motivasi yang cukup sampai akhir. Jangan sampai berhenti ditengah jalan. Jika berhenti, tidak akan pernah sampai ketujuan. Seseorang yang ingin sukses harus memiliki senjata-senjata yang bisa memo tivasi diri. Misalnya, cita-cita yang kuat, tekad yang bulat, semangat yang tinggi, bekal yang cukup, teman yang berkualitas, sabar, syukur, ikhtiar dan tawakkal. Langkah Ketujuh: Optimis Enam langkah tadi akan percuma, jika seseorang dihinggapi penyakit pesimis. Kadang, perubahan itu membutuhkan waktu yang lama. Membutuhkan proses dan perjuangan. Seseorang akan bisa berproses jika memiliki optimisme yang tinggi. Optimis adalah yakin, bahwa dirinya bisa berubah, meski setelah usaha panjang masih belum terlihat hasilnya. Keyakinan mesti terus dijaga. Suatu saat perubahan itu akan tiba. Optimis menjadi sebuah pelengkap yang mutlak harus ada. Banyak orang yang gagal (usaha apapun saja) karena mereka kehilangan optimisme. Apalagi kalau sudah masuk katagori frustrasi dan patah arang. Pasti gagal dan gagal lagi, sampai tak terhitung usianya. Maka, optimis adalah motor-penggerak yang sangat ampuh menuju sukses. Man jadda wajada. Siapa bersungguh-sungguh pasti dapat. Semoga. MPA 352 / Januari 2016
21
Muhasabah Oleh : Mat Rojik *)
Tak terasa, waktu terus bergulir, sehingga saat ini kita memasuki tahun baru 2016. Bagi kita momentum pergantian waktu, baik hari, pekan, bulan maupun tahun akan mengingatkan kita untuk selalu memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin. Banyak adagium yang isinya memotivasi pemanfaatan waktu dengan baik, diantaranya times is money (waktu adalah uang), alwaqtu kas saif (waktu bagai pedang), dan banyak lagi yang lainnya.
A
da sebuah hadits dari Rasulullah SAW yang diriwayatkan Hakim menyatakan, barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka. Hadits tersebut memotivasi kita agar kita selalu meningkatkan kualitas kehidupan yang selalu lebih baik dari hari kemarin, meskipun banyaknya godaan yang menimpa kita begitu besar sehingga terkadang kita berada pada posisi hari ini tidak lebih baik dari hari kemarin. Keburukan yang kita alami pada hari ini, harus kita jadikan semangat untuk memperbaiki diri di hari esok. Memperbaiki diri harus kita mulai dari sekarang, karena kita tidak pernah tahu apa yang akan menimpa kita di hari esok.
22
MPA 352 / Januari 2016
Sebuah Hadits Rasulullah yang diriwa yatkan Hakim memerintahkan kita untuk mempergunakan kesempatan lima (perkara) sebelum (datang) lima (perkara). Lima perkara tersebut adalah hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, waktu senggangmu sebelum sibuk mu, mudamu sebelum tuamu dan waktu kayamu sebelum miskinmu. Hal ini dikuatkan dengan hadits riwayat Bukhori yang menyatakan ”Dua nikmat yang kebanyakan manusia rugi di dalamnya: Kesehatan dan Kesempatan” Sahabat Ali bin Abi Thalib Ra pernah berkata, Rezeki yang tidak diperoleh hari ini masih dapat diharapkan perolehannya lebih banyak di hari esok, tetapi waktu yang berlalu hari ini, tidak mungkin kembali esok.” Untuk memanfaatkan waktu dengan baik dan agar hasil pertanggungjawaban kita baik dihadapan Allah, maka kita diharapkan bisa melakukan muhasabah dengan sebaik baiknya.. Muhasabah berasal dari akar kata hasiba yahsabu hisab, yang artinya secara etimologis adalah melakukan perhitungan. Dalam terminologi syar’i, makna definisi pengertian muhasabah adalah sebuah upaya evaluasi diri terhadap kebaikan dan keburukan dalam semua aspeknya. Bermuhasabah dalam hal yang bersifat vertikal, hubungan manusia hamba dengan Allah, maupun secara hubungan horisontal, yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia yang lainnya dalam kehidupan sosial. Permasalahan sekarang adalah dalam hal apa saja kita harus menghisab diri. Tentu saja yang harus kita hisab adalah hal hal yang harus kita pertanggungjawabkan kepada Allah SWT di akhirat kelak. Sebuah hadits riwayat Thabrani menga takan ”Tidak beranjak seorang hamba dari tempat berdirinya pada hari kiamat, sehingga ditanya tentang empat perkara: umurnya untuk apa dihabiskan, ilmunya untuk apa diamalkan, hartanya dari mana diperoleh dan untuk apa dibelanjakan dan badannya untuk apa dipergunakan” Mengingat keempat hal tersebut dipertanggungjawabkan, maka memahaminya adalah hal yang penting. Pertama, tentang umur manusia. Seperti kita ketahui umur kita sudah ditentukan Allah SWT. Berbicara tentang umur, yang terpenting adalah kita berusaha memperoleh predikat Husnul Khotimah. Kita seharusnya memanfaatkan semaksimal mungkin hidup ini untuk beramal shaleh dan menyegerakan diri dalam melak sanakannya. Kedua, mencari ilmu hukumnya wajib, tapi mendakwahkan dan mengamalkan adalah suatu kewajiban juga. Apabila penggunaan ilmu dengan benar dan disam paikan kepada yang lain, maka ilmu kita dapat dipertanggungjawabkan. Ketiga,
Muhasabah adalah sebuah upaya evaluasi diri terhadap kebaikan dan keburukan dalam semua aspeknya
tentang harta harus kita peroleh dengan cara yang halal dan dibelanjakan dengan cara yang benar juga. Keempat, anggota badan kita dimintai pertanggungjawaban dalam hal penggunaan. Penggunanaan anggota badan yang sesuai perintah Allah, tentu saja akan memperoleh nilai yang baik. Secara khusus dalam awal tahun ini kita seharusnya bermuhasabah tentang kerja kita. Slogan “Ayo kerja” harus kita manifestasikan dalam kehidupan sehari hari. Manajemen Jepang “kaizen” dapat diadopsi sebagai manajemen acuan bagi kita. Manajemen kaizen inilah yang dapat membuat jepang menjadi Negara maju. Kaizen adalah suatu filosofi dari Jepang yang memfokuskan diri pada
pengembangan dan penyempurnaan secara terus menerus atau berkesinambungan dalam perusahaan bisnis. Kaizen (baca: kai-seng). Kai = merubah dan Zen = lebih baik. Secara sederhana pengertian Kaizen adalah usaha perbaikan berkelanjutan untuk menjadi lebih baik dari kondisi sekarang. Di Cina kaizen bernama gaishan di mana gai berarti perubahan / perbaikan dan shan berarti baik . Kaizen dapat diartikan sebagai perubahan kepada arah lebih baik. Kaizen disebut juga continous improvement yaitu perbaikan terus menerus atau inovasi tiada henti atau perbaikan yang berkesinambungan. Kaizen juga dapat diartikan usaha terus menerus untuk memperbaiki proses yang terjadi dalam sebuah organisasi. Kaizen merupakan aktivitas harian yang pada prinsipnya memiliki dasar sebagai berikut: Pertama. berorientasi pada proses dan hasil. Kedua, berpikir secara sistematis pada seluruh proses. Ketiga, tidak menyalahkan, tetapi terus belajar dari kesalahan yang terjadi di lapangan. Konsep Islam “hidup bermanfaat atau mati syahid” sudah dicanangkan sejak jaman Rasul. Tahun baru kali ini sepantasnya kita merenung akankah kita bisa melaksanakan? Sebuah pertanyaan yang dapat dijawab dengan tindakan. Semoga bermanfaat. *) Pengawas Sekolah Madya Pendais pada TK/RA/SD/MI Kankemenag Kab. Blitar.
MPA 352 / Januari 2016
23
Maudlu’i Kontemporer Pengasuh : Prof. Imam Muchlas, MA
05
Latihan Shalat Khusyu’
O
leh karena itu sesudah salam Shalat Tasbih atau 4 rakaat pertama dalam Shalat Tahajjud di atas, kemudian sujud lagi dan di dalam sujud ini kita mengucapkan do’a permohonan kepada Allah dengan suara lirih berbisik-bisik kepada Allah didahului dengan shalawat dan hamdalah, istighfar memohon maghfi rah dan berdo’a dengan do’a Ma’tsurat kemudian menghaturkan permohonan mencurahkan isi hati yang paling dalam kita curahkan seluruh uneg-uneg semua masalah, bahkan dengan menggunakan bahasa kita sendiri dengan kata-kata yang jelas. Kita mengambil waktu sesudah salam karena di dalam shalat kita tidak boleh mengucapkan kata-kata di luar nash hadis Nabi Saw, sehingga do’a diterapkan sesudah salam dalam keadaan sujud. Dan jangan sampai terlupa kita harus berdo’a, memohonkan rahmah, maghfirah, syafaah, nikmah dan karomah kepada orang-orang yang kita sebutkan namanamanya dengan jelas, bapak-ibu, nenek moyang, saudara, sanak famili, tetangga dekat tetangga jauh, teman-sejawat, saha bat-karib, kenalan bahkan semua orang yang pernah kita salahi, kita keliru berbuat kepadanya. Dasarnya ialah do’a Nabi Ibrahim:
Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)” (QS. Ibrahim : 41). (15) Shalat Nabi Saw sangat khusyuk dan lama sekali @Tafsir Al-Baghawi (5h116) dalam menga nalisa Qs17a79 mencatat hadis bah wa Abu Salamah bertanya kepada ‘Aisyah tentang shalat Nabi Saw yang dijawab bahwa beliau shalat dibulan Rama dhan dan semua bulan di luar Ramadhan tidak lebih dari 11 rakaat, (4+4+3 rakaat), tetapi jangan tanya khu syuk dan lamanya luar biasa, sebagaimana tercantum dalam hadis Bukhari. “Dari Abu Salamah bin ‘Abdurrah man bahwasanya dia bertanya kepada 24
MPA 352 / Januari 2016
yang terlalu dan yang dikemudian. Beliau menyahut: “Apakah aku tidak menjadi hamba yang bersyukur?”) HR Muslim No. 5044 dan Bukhari No. 377). Lama dalam rukun yang lain, ruku’ dan sujud beliau seimbang dengan lamanya beliau berdiri. Hadis Nabi Saw mencatat sebagai berikut:
‘Aisyah radliallahu ‘anha tentang cara shalat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di bulan Ramadhan. Maka ‘Aisyah radliallahu ‘anha menjawab: “Tidaklah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam (melaksanakan shalat malam) di bulan Ramadhan dan di bulan-bulan lainnya lebih dari sebelas raka’at, Beliau shalat empat raka’at, maka jangan kamu tanya tentang bagus dan panjangnya kemudian Beliau shalat empat raka’at lagi dan jangan kamu tanya tentang bagus dan panjangnya, kemudian Beliau shalat tiga raka’at. Lalu aku bertanya: “Wahai Rasu lullah, apakah anda tidur sebelum melak sanakan witir?” Beliau menjawab: “Wahai ‘Aisyah, sesungguhnya kedua mataku tidur, namun hatiku tidaklah tidur” (HR Bukhari no.1874 dan Muslim no.1219). @Tafsir Al-Khazin (4h275) dalam menganalisa Qs17a77-79 tersebut men catat hadis bahwa Nabi Saw bahwa karena lamanya shalat sampai kaki beliau bengkak-bengkak: “Dari Al Mughirah bin Syu’bah nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam shalat hingga
kedua kaki beliau bengkak, dikatakan pada beliau: Apa Tuan memaksakan ini padahal Allah telah mengampuni dosa
“Dari Hudzaifah ia berkata; “Pada suatu malam, saya shalat (Qiyamul Lail) bersama Rasulullah Saw, lalu beliau mulai membaca surat Al Baqarah. Kemudian saya pun berkata (dalam hati bahwa beliau) akan ruku’ pada ayat yang ke seratus. Kemudian (seratus ayat pun) berlalu, lalu saya berkata (dalam hati bahwa) beliau akan shalat dengan (surat itu) dalam satu raka’at. Namun (surat Al Baqarah pun) berlalu, maka saya berkata (dalam hati bahwa) beliau akan segera sujud. Ternyata beliau melanjutkan dengan mulai membaca surat An Nisa` hingga selesai membacanya. Kemudian beliau melanjutkan ke surat Ali Imran hingga selesai hingga beliau selesai membacanya. Bila beliau mem baca ayat tasbih, beliau bertasbih dan bila beliau membaca ayat yang memerintahkan untuk memohon, beliau memohon, dan bila beliau membaca ayat ta’awwudz (ayat yang memerintahkan untuk memo hon perlin dungan) beliau memohon perlindungan, lalu ruku’ (HR Muslim no.1291 dan Turmudzi no. 243). Musnad Ahmad no. 22175 menye butkan bahwa beliau membaca surat AlBaqarah=286 ayat, Ali ‘Imran=200 ayat dan surat An_Nisa=176 ayat dalam datu rakaat. 16. Berdo’a untuk kesembuhan mereka yang sakit Shalat Tasbih itu sama dengan shalat Qiyamul Lail atau Tahajjuj, hanya saja pada 4 rakaat pertama diselilingi membaca tasbih
300 kali dibagi dalam 4 rakaat, kemudian dilanjutkan dengan 4 rakaat ke-dua tidak membaca tasbih tersebut, lalu ditutup dengan shalat Witir 3 rakaat. Selesai shalat witir lalu membaca wirid dan dzikir lalu membaca shalawat dari Al-Quran s33a56 dan Shalawat Ibrahimi serta shalawat yang mudah lainnya dibaca sebanyak-banyaknya kemudian berdo’a memohon rahmat-barokah Allah, mohon obat kesembuhan atau resep untuk mereka yang sedang dalam derita, kesedihan, sakit berat, sehingga dapat pulih kembali sehat wal afiat jasmani rohani, lahir batin, misalnya anak-isteri, ibu-bapak, kakeknenek, fa mili, keluarga, teman sejawat, handai tolan, tetangga serta siapa saja yang sedang sakit, dengan do’a berikut:
(Ya Allah Rabb manusia, dzat yang menghilangkan rasa sakit, sembuhkanlah sesungguhnya Engkau Maha Penyembuh, tidak ada yang dapat menyembuhkan melainkan Engkau, kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit) (HR Bukhari no. 5301 dan Muslim no. 4061). Terakhir membaca do’a penutup shalawat dan hamdalah, pujian kepada Allah yang serba Maha. Lampiran beberapa Catatan (1). Analisa terhadap hadis Shalat Tasbih # Kitab Shahihut Targhib wat-Tarhib (1h165) menilai hadis shalat Tasbih melalui jalur ‘Ikrimah-Ibnu ‘Abbas Shahih li Ghairihi (HR Abu Dawud no. 1105, Turmudzi no.443-444. dan Ibnu Majah no.1376, Ibnu Khuzaimah); # Al-Hafizh mengatakan hadis itu diriwa yatkan melalui jalur yang banyak oleh Jamaah dari sahabat yang dinilai shahih. Muslim bin Hajjaj mengatakan bahwa tidak ada yang lebih baik dari pada jalur lewat Ibnu ‘Abbas--’Ikrimah ini. # Kitab Ash-Shahih wadh-Dha’if Su nan Turmudzi (1h481) mencatat dua jalur: 1) Dari Anas – Ummu Sulaim. 2) Ibnu ‘Abbas-Abu Rafi’ maka Imam Al-Albani menilai Hasan. # Ibnu Khuzaimah dalam kitab Shahihnya (4h442) no. 1149 meriwayatkan hadis shalat Tasbih melalaui jalur ‘Ikrimah-Ibnu ‘Abbas adalah shahih. # Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (17h324) no. 5670 mencatat pendapat AnNawawi bahwa hadis shalat Tasbih itu shahih. Di halaman lain (18h207) Ibnu Hajar mencatat Tasbih itu mencakup
semua lafal dzikir, shalat Nafilah. Yang paling baik ialah shalat Tasbih melalui riwayat Abu Dawud no.1105 dan Turmudzi no.443-444. # Ibnu Hajar, menyatakan bahwa hadis shalat Tasbih itu dinilai shahih oleh Ibnu Rahawaih, Ibnu Khuzaimah, Al-Hakim, karena ada Mutabi’ yang diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dan AthThabrani, lewat Abul Jauza` sedangkan Daraquthni meriwayatkannya dengan 6 jalur. Daraquthni meriwayatkannya yang nilainya Hasan. # Ibnu Hajar menyatakan “Tidak ada masalah” ( ) dan menilainya sebagai Hasan-Shahih karena ada Syawahid-nya . # Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Bari (17h324) no. 5670 tercatat pendapat An-Nawawi bahwa hadis shalat Tasbih itu shahih; Yang paling baik ialah shalat Tasbih riwayat Abu Dawud, Turmudzi. Shalat Tasbih itu mustahab berda sarkan hadis dari Ibnu ‘Abbas dengan mutabi’ oleh hadis yang diriwayatkan ulama Syafi’iyah. # Ay-Syaukani (1h19) dalam Kitab AlFawaidul Majmu’ah meriwayatkan hadits shalat Tasbih lewat jalur Al’Abbas diriwayatkan oleh Daraquthni marfu’ lewat Ibnu ‘Abbas, Abu Rafi’ dan Ad-Dailami. Shalat Tasbih jika dilakukan waktu malam hendaknya diniatkan dengan Shalat Qiyamu Lail-Tahajjuj (4+4 rakaat) ditutup dengan witir sehingga jumlahnya menjadi 11 rakaat. Jika sebe lumnya sudah ada shalat witir maka tidak perlu ditambah. @ Sebagian ulama menilai hadis shalat Tasbih sebagai dha’if. (2). Dzikir atau wirid dengan membaca Al-Quran Taqarrub-mendekatkan diri kepada Allah dengan membaca Al-Quran dan merenungkan isinya. Dibaca sebelum, di dalam shalat dan sesudah shalat ataupun di luar shalat dan di rumah atau saat I’tikaf di dalam masjid. Bagi yang melakukan dzikir atau mem baca wirid dalam shalat, karena ingin mencari ridhoAllah yang lebih besar maka surat-surat yang dibaca sesudah Al-Fatihah sayogyanya memilih surat-surat yang diketahui mengan dung makna yang sangat luhur, walaupun seluruh Al-Quran itu memiliki keutamaan atau fadhilah yang mulia, namun ada beberapa surat atau ayat yang mempunyai nilai-nilai khusus, sebagai do’a nabi-nabi atau disebut-sebut oleh Rasulullah Saw sebagai berikut: Dipesilahkan memilih surat atau ayat sesuai dengan maksud ayat dengan situasi dan kondisi kita sendiri, menurut sempit dan longgarnya waktu, dengan catatan dan
pernyataan Rasulullah Saw. sebagai berikut: @ Al-Quran itu menjadi penolong (syafaat) hamba di Hari Kiamat (Lih. Muslim no.1337) @ Orang yang membaca Al-Quran itu didampingi oleh para malaikat (HR. Bukhari no. 4556 dan Muslim 1329) @ Jamaah yang membaca dan merenung kan isi Al-Quran akan diliputi rahmat Allah dan dijaga para malaikat (HR. Muslim no. 4867) @ Bacaan Al-Quran 10, 100 atau 1000 ayat Al-Quran akan mendapat anuge rah Allah yang sangat besar (HR. Abu Dawud no1190 dan Darimi no. 3326). @ Yang membaca 1000 ayat Al-Quran, dia akan bersanding dengan para nabi, orang2 shiddiq, syuhada` dan shalihin (HR Ahmad no. 15058) @ Yang sibuk dzikir dan membaca AlQuran akan dianugerahi sesuatu yang paling afdhol (Lih.Turmudzi no. 2850 dan Darimi no. 3222). (1) Surat Al-Fatihah itu surat yang paling istimewa (Lih.Bukhari no.4280); (2) Melalui bacaan S. Al-Fatihah dan S.2 AlBaqarah 285-286, do’a dijanjikan terkabul (Lih. Bukhari no. 1339); (3) Surat Al-Falaq dan An-Nas, isinya luar biasa (Lih. Bukhari no. 2827, Muslim 1348); (4) SuratAl-Ikhlash nilainya sama dengan 1/3 Al-Quran(Lih.Bukhari no. 6826; (5) Surat An-Nashr sama dengan ¼ Al Quran; (Lih. Turmudzi no.2820). (6) Surat Al-Kafirun sama dengan ¼ Al-Quran; (Lih. Turmudzi no. 2820). (7) Surat Zulzilat sama dengan ¼ Al-Quran (Lih. Turmudzi no. 2820). (8) S.2 al-Baqarah 255 (Ayat Kursi), sebagai do’a mengusir syeitan (Lih. Bukhari no. 3033). (9) Surat Al-Baqarah, dapat mengusir syeitan (Lih. Muslim no. 1300); (10) Surat Al-Baqarah dan Ali ‘Imran penuh barokah(Lih. Muslim no. 1337); (11) Membaca S.18 Al-Kahfi ayat 1-10, bisa terjauh dari godaan Dajjal (Lih.Muslim hadis no. 1342); Surat al-Kahfi membawa ketenteraman (Lih. Bukhari no. 3345, Muslim 1325). (12) Surat Yasin nilainya sama dengan 1/10 Al-Quran(Lih.Turnudzi no.2812). (13) Surat-surat Musabbihat lebih baik dari bacaan 1000 ayat disunatkan dibaca sebelum tidur (Lih.Turmudzi n. 2845, Abu Dawud no.4398).(Surat-surat Mu sabbihat ialah Al-Isra`, Al-Hadid, AlHasyr, Ash-Shaf, Al-Jum’at, At-Taghabun dan Al-A’la. (14) S.2 Al-Baqarah 255 (Ayat Kursi) dan s.40 Al-Ghafir 1-3 dijaga oleh malaikat (Lih. Turmudzi no. 2804 dan Darimi no. 3252). bersambung... MPA 352 / Januari 2016
25
Salah satu bagian gedung pondok pesantren yang dikelilingi pohon buah apel.
PP. Fathussalam Malang
Memberdayakan Wali Santri Lewat Ekonomi Pesantren Indah nian bertandang ke pondok pesantren Fatussalam. Pohon apel tumbuh dimana-mana mengelilingi areal pondok. Sejak dari gerbang pesantren, pohon-pohon itu sudah berjajar dengan rapinya. Bagai memasuki kawasan agrowisata dimana setiap pengunjung dapat memetik buah apel langsung dari pohonnya.
P
ondok pesantren yang berlokasi di desa Tawangsari, kecamatan Pujon, kabupaten Malang ini, sengaja diberi nama Fatussalam yang merupakan gabungan dua nama pesantren. Yang satu berada di Demak Jawa Tengah, bernama Fathul Huda. Sedangkan yang berada di Kabupaten Madiun bernama Darussalam. “Kami menggabungkan kedua nama tersebut menjadi Fathussalam,” ujar Ali Khamdan, S.Pd.I, pengasuh pondok yang alumnus dari kedua ponpes tersebut. Namun masyarakat sekitar lebih mengenalnya dengan sebutan “Bumi Maringi Peni”. Sebab nama itulah yang lebih dulu melekat padanya. Nama ini diambil dari nama istri Parni Hadi sang pemilik lahan. Dialah wartawan senior di Kantor Berita ANTARA, RRI dan koran Republika yang turut menggerakkan Dompet Dhu’afa. Tempat yang sengaja ditanami pohon 26
MPA 352 / Januari 2016
Ali Khamdan, S.Pd.I Pengasuh PP Bersama isteri
apel inilah, yang semula digunakan sebagai tempat peristirahatan untuk sejenak mengusir rasa penat. Namun Sang Takdir keburu “memanggil” istri tercinta di tahun 2005. Maka tanah seluas 3,3 hektar tersebut dihibahkannya untuk pondok pesantren. Namun pohon-pohon apel itu masih terus tumbuh hingga kini. Untuk memelihara pohon apel yang berjumlah 600 pohon tersebut, pihak pesantren melibatkan masyarakat sekitar yang rata-rata adalah wali santri. Tangantangan cekatan itulah yang keseharian mengurus pohon apel. Sedangkan para santri lebih dilibatkan pada sisi pemeliharaannya. Ini sekaligus sebagai media belajar untuk bagaimana memelihara pohon apel secara baik. “Memelihara pohon apel itu susah-susah gampang. Susah karena harus siap sedia setiap saat untuk memantau agar pohon
Para santri kecil seusai melaksanakan aktivitas mengaji.
apel tetap sehat. Dikatakan gampang karena tidak banyak yang dilakukan, hanya memerlukan ketelitian,” terang Ali Khamdan. Ketelitian itu diperlukan sejak dari pemupukan, merontokkan daun, pem berian obat-obatan, pengkompresan, membersihkan lahan sekitar pohon, juga menjaga pohon apel agar tidak terkena penyakit. “Tak boleh ada yang terabaikan sedi kitpun. Jika sampai terabaikan, akan mempengaruhi jumlah dan kualitas buah yang dihasilkan,” kata ayah dua anak ini memaparkan. Lantaran pohon-pohon apel yang ada di areal pesantren sudah mulai menua, kini tengah dilakukan peremajaan kembali. Tunas-tunas pohon apel yang barupun ditanam dimana-mana. Ini untuk menjaga agar tingkat produksinya tidak menurun. “Untuk masalah penjualan, sudah ada pembeli yang siap datang saat buah apel siap petik,” tukasnya. Ada seratus pohon apel yang sudah tak produktif diganti dengan pohon-pohon baru. Setiap tahunnya akan ditambah lagi seratus pohon apel baru. Dibutuhkan waktu 6 hingga 7 tahun agar pohon apel berbuah dengan sempurna dan produktif kembali. Meskipun demikian, pada setiap masa panen tiba masih ada keuntungan yang diterima. “Pada lazimnya satu pohon apel dalam keadaan baik akan menghasilkan 0,5 hingga 1 kwintal,” ulasnya. Disamping tanaman apel, pihak pesantren juga menanam sayur-mayur seperti kol, kentang, bawang merah, terong, cabai, bunga dan lain-lain. Sayur mayur tersebut biasanya ditanam secara bergantian dengan sistem tumpang sari untuk memelihara kesuburan tanah. “Mengenai penjualannya, tak ada masalah.
Santri sedang mengangkut hasil pertanian berupa bawang merah.
Setiap musim panen tiba sudah ada yang memborongnya,” katanya bangga. Selain itu, ada pula pertenakan kambing yang terletak di belakang pondok pesantren. Kambing-kambing bantuan dari Dompet Dhu’afa tersebut kini sudah beranak pinak. Melimpahnya rumput di sela-sela tanaman yang ada, membuat kambing-kambing itu begitu cepat pertumbuhannya. Kambingkambing ini akan disebar ke masyarakat untuk dipelihara. Dengan begitu masyarakat juga akan memperoleh keuntungan. Untuk mengurusi itu semua, dibutuhkan tenaga kerja yang siap pakai. Maka diberdayakanlah para wali santri. Ini sekaligus demi menambah penghasilan mereka. Apalagi kebanyakan wali santri
Buah apel yang telah dipanen ditimbang untuk dijual kepada pembeli.
taraf ekonominya tergolong kurang mampu. Tentu saja, para santri juga tetap dilibatkan. “Ini agar para santri memahami ilmu pertanian dan peternakan. Jadi tak hanya mengaji saja, namun juga terjun langsung ke lapangan,” ujar suami Siti Fatimah ini menekankan. Sedangkan bagi para wali santri perempuan diberikan pelatihan menjahit. Mereka belajar berkelompok setiap pekan, yang didampingi tenaga-tenaga profesional. Dari mesin jahit hasil donasi Dompet Dhu’afa itulah, mereka menghasilkan karya-karya berupa tas-tas berbagai motif yang menghiasi ruangan pelatihan. “Untuk sementara memang belum diperjualbelikan secara luas,” ujarnya. Jadi disamping anak-anaknya diberi pengetahuan keagamaan, orangtuanya diberikan pekerjaan. “Pemberdayaan wali murid ini penting sekali. Sebab masalah ekonomi merupakan hal yang harus ditangani lebih dulu,” ungkap alumnus STAI Ngawi ini memberikan alasan. Untuk pengembangan ke depan, tuturnya, kini sudah berdiri kokoh bangunan dua lantai dengan 8 kelas. Ini direncanakan sebagai Sekolah Menengah Kejuruan cyber teknologi. Sekolah ini nantinya khusus memperkenalkan para santri pada dunia teknologi. Sekolah Tinggi Teknik Malang dan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai mitra, selalu mendukung pengembangan pesantren ini. Setidaknya, hal itu terlihat dari tersedianya studio radio untuk melakukan siaran. Meskipun kini jangakaunnya masih sangatlah terbatas. “Selain itu, bangunan bekas peternakan sapi yang telah lama vakum, akan kami jadikan sebagai fasilitas asrama pemondokan santri yang representatif,” pungkasnya. •Syam MPA 352 / Januari 2016
27
jendela keluarga
Kenakalan Remaja; Siapakah yang Harus Disalahkan? Oleh : Nora Elok Remaja, tidak bisa dipisahkan lagi dengan yang namanya darah muda. Darah yang berdesir panas, bergejolak dan memburu si empunya darah yaitu makhluk yang bernama remaja.
M
asa transisi dari masa kanak-kanak merupakan masa yang rawan dan penuh dengan tanda tanya. Rasa ingin tahu yang besar menyebabkan mereka ingin menjajal dan mencoba segala hal yang menurutnya tabu. Maka apa jadinya jika mereka tidak dibekali dengan tameng dan filter yang kuat? Tameng yang dimaksud adalah bekal pendidikan agama, akhlak, norma, adat istiadat, budaya dan hukum yang akan membimbing, mengarahkan dan mengen dalikan tindak tanduk mereka. Dan yang tidak kalah penting dan tidak boleh dise pelekan adalah kasih sayang orangtua. Maka selaku orangtua sudah sepantasnya kita membekali mereka dengan tameng dan filter-filter tersebut, serta menyirami mereka dengan kasih sayang yang tulus sebagai penghangat dan pengingat mereka dikala khilaf. Menilik peristiwa-peristiwa yang menyesakkan dada, mengurai air mata dan bahkan pertumpahan darah serta kematian tragis yang menimpa remaja-remaja akhir-akhir ini, ada pertanyaan yang mesti dijawab: apa yang sebenarnya terjadi dengan mereka? Mengapa hal-hal yang memilukan itu harus terjadi? Remaja yang seharusnya merekah indah dan sedap dipandang mata, kini menjelma menjadi monster-monster jahat yang sewaktu-waktu bisa membahayakan semua orang. Bahkan bisa saja memangsa kita dan remaja-remaja lainnya. Entah sudah berapa banyak korban-korban bergelimpangan di negeri ini karena ulah nakal si tunas muda. Sudah tidak terhitung lagi deretan-deretan peristiwa yang hampir seluruhnya didominasi oleh ulah si darah muda ini. Kekerasan di sekolah, perampokan, pencurian, penggunaan obatobatan terlarang, bahkan pemerkosaan dan pembunuhan sadis dan masih banyak lagi 28
MPA 352 / Januari 2016
tindak kriminalitas lainnya yang pelakunya adalah remaja. Sebenarnya apa yang sedang terjadi pada mereka saat ini? Mengapa mereka menjadi macan-macan beringas dan singasinga edan yang begitu kejam memper lakukan sesama? Semua ini bahkan telah mencabik-cabik harga diri bangsa, yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan memporak-porandakan pondasi bangsa yang berperadaban tinggi. Mengapa mereka laksana bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak dan menghancurkan kita semua? Wahai remajaku, mengapa kalian begitu bebas meliarkan nafsu-nafsu kalian tanpa kendali dan kemudi yang ajeg? Dimana jati diri kalian yang sebenarnya wahai putra-putri bangsa? Mengapa kalian menjadi binal, tak peduli aturan dan bebal hukum? Bukankah kalian dilahirkan sebagai tonggak sejarah dan harapan bagi negeri ini? Bukankah kalian adalah penerus perjuangan dan di pundakmulah kejayaan negeri ini? Tapi mengapa kalian gugur sebelum berkembang? Virus apa yang telah menggerogoti jati dirimu wahai putra-putri bangsa? Kendalikan dirimu, kendalikan amarahmu, tumbuhlah menjadi remaja yang budiman dan luhur budi. Yang menjadi pertanyaan pentingnya, kenakalan remaja itu sebenarnya salah siapa? Siapa yang patut disalahkan atas semua itu? Mereka sendiri, orang tua, pe mer hati anak, lembaga pendidikan, penegak hukum, ataukah zaman yang begitu keras mempermainkan mereka? Pan taskah kita menyalahkan mereka karena perbuatannya? Pantaskah jika kita menyalahkan para orangtua yang telah gagal mendidik mereka? Atau bahkan mungkin kita menya lahkan lembaga pendidikan yang tidak pernah memberikan mereka ruang untuk menjadi diri mereka, serta hanya menja
dikan mereka kelinci-kelinci percobaan atau bahkan mungkin pemerhati anak dan penegak hukum yang kurang tegas mengentaskan mata rantai yang mengikat mereka dan tidak memberikan efek jera? Sudahlah, tak usah berspekulasi dan saling mengkambinghitamkan sesama. Sudah saatnya kita introspeksi diri dan segera menyingsingkan lengan baju untuk merangkul mereka dalam dekapan penuh kasih sayang dan kehangatan. Tanamkan rasa memiliki dan kebanggan menjadi pelindung bagi mereka dari segala ancaman yang setiap saat mengintai mereka. Marilah kita bersama-sama menjaga dan menjadikan mereka permata kehidupan. Letakkanlah mereka pada tempatnya. Berikan mereka kedamaian dalam hangatnya kasih sayang, tumbuh dalam dekapan pendidikan agama, norma dan akhlak mulia yang bisa mengarahkan serta membimbing mereka. Jangan malah mengikat dan memasung kebebasan mereka dalam berekspresi. Mari kita bahu-membahu memberikan teladan kehidupan, mendekap mereka dengan penuh kehangatan, agar mereka tumbuh sebagai tunas-tunas baru yang akan segera berbunga dan berbuah yang bisa dipetik untuk kemaslahatan umat. Ketuklah hati mereka dengan senyum mesra penuh ketulusan dan lunakkanlah hati mereka dalam dekapan doa-doa kita. Mari bersama memberikan ruang bagi mereka untuk tumbuh dan ber kembang. Berikan ruang bagi mereka untuk mengekspresikan diri tanpa harus dibebani dengan keegosian kita. Biarkan darah mereka mengalir deras pada tempatnya, agar kelak bisa bermuara pada harapan dan impian baru menuju masa remaja yang menyenangkan dan penuh makna. Bangunlah remajaku, songsonglah harimu untuk menjemput impian. Kami selalu bersamamu!
lENSA khusus
Pembinaan Pejabat di Lingkungan Kanwil Kemenag Prov. Jatim 2015
Kinerja Kemenag Sudah on the Track Kanwil Kemenag Prov. Jatim bertekad untuk menuntaskan pelaksanaan reformasi birokrasi. Hal ini ditandaskan Drs. H. Mahfudh Shodar, MAg dalam Pembinaan Pejabat yang dihelat pada 10 Desember 2015 lalu di Asrama Haji Sukolilo Surabaya.
Di
hadapan ratusan orang yang memenuhi Hall Bir Ali, Kakanwil Kemenag Prov. Jatim megingatkan, agar para pejabat senantiasa menerapkan tata kelola pemerintah yang baik di segala lini. “Agar pelayanan birokrasi kita menjadi lebih cepat, akurat dan kian baik,” ujar mantan Kakankemenag Kabupaten Malang ini menegaskan. Pada kegiatan yang dihadiri oleh Menag, Wakil gubernur Jatim, dan seluruh rektor se-Jatim tersebut, dirinya juga mengingatkan kepada seluruh pejabat di lingkungan Kanwil Kemenag Prov. Jatim untuk senantiasa menjalin kerjasama produktif dengan semua pemangku kepentingan pembangunan di JawaTimur. Dengan demikian, maka jajaran birorasi Kemenag siap merespon berbagai tantangan pembangunan secara konstruktif. “Ciptakan terobosan dan inovasi dalam memberikan layanan publik terbaik bagi masyarakat,” ucap mantan Kabid Mapenda ini. “Buktikan kepada masyarakat, bahwa ASN di lingkungan Kemenag dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat di Jatim,” imbuhnya menandaskan. Hal itu diamini oleh Menag Lukman Hakim Saifuddin, yang turut hadir bersama Wagub Jatim Drs. H. Saifullah Yusuf. Menag berharap seluruh jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemenag dapat memberikan perubahan yang lebih baik dengan samasama mengimplementasikan ‘lima nilai budaya kerja’. Nilai yang pertama, adalah integritas. Menurut Menag, seluruh ASN Kemenag harus mempunyai kesadaran yang tinggi untuk menjaga integritas dan kejujuran yang merupakan perwujudan dari yang dipikirkan, diucapkan dan dilakukan agar senantiasa selaras dengan kenyataan. Yang kedua, adalah profesionalitas. Sikap tersebut menuntut agar setiap ASN harus terus menambah dan meningkatkan kemampuannya. Ini dalam rangka untuk lebih memahami bidang tugas masingmasing, agar mampu menjawab segala dinamika promblem yang timbul di era teknologi informasi.
Nilai ketiga yang harus dimiliki oleh ASN Kemenag, adalah inovasi. Hal ini penting dimiliki agar tidak terjebak dalam rutinitas. Lalu nilai keempat, adalah tanggungjawab. “Kita semua harus kerja on the track. Jangan lagi melakukan hal-hal yang tidak terpuji. Sejak sekarang dan ke depan kita harus lebih bertanggung jawab lagi,” tegas putra mantan Menag Saifuddin Zuhri ini menandaskan. Sedangkan nilai yang kelima, adalah keteladanan. Menurutnya, ASN Keme nag harus bisa menjadi teladan bagi masyarakat. Sebab aparatur yang bekerja di Kemenag dipersepsikan mengerti agama, sehingga sering dijadikan rool model atau contoh bagi masyarakat. “Mari kita menjadi teladan yang baik,” ajak Menag dengan suara mantap.
Selain itu, Menag juga mengapresiasi kinerja jajaran Kemenag selama ini. Terbukti dari beberapa hasil polling tentang kepuasan publik terhadap kinerja kementerian menempatkan Kemenag pada posisi yang terhormat, yakni masuk lima besar. “Ini artinya, bahwa kinerja Kemenag Sudah on the Track,” tukasnya. “Saya merasa bersyukur sudah ada indikasi kuat perubahan yang lebih baik di Kemenag,” katanya bangga. Sementara itu, Drs. H. Saifullah Yusuf juga bangga dengan capaian Kemenag selama ini. Menurut Wagub Jatim ini, kinerja Pemprov Jatim sangat terbantu dengan kinerja Kanwil Kemenag Prov. Jatim. “Saya berterima kasih kepada keluarga besar Kanwil Kemenag Jatim. Dan semoga kinerja baik ini bisa ditingkatkan lebih baik lagi. Saya yakin semua memiliki keinginan kuat untuk berubah lebih baik,” ujarnya. Jumlah peserta pembinaan pejabat di atas, adalah 540 orang. Mereka terdiri dari 7 Rektor UIN dan Ketua STAIN, satu pejabat eselon II, 50 pejabat eselon III dan 300 pejabat eselon IV di lingkungan Kanwil Kemenag Prov. Jatim. Selain itu juga ada 38 perwakilan Kepala KUA, 38 perwakilan penyuluh agama, 38 perwakilan kepala MAN, 38 perwakilan Kepala MTsN, dan 38 perwakilan kepala MIN dari seluruh Jawa Timur. •Pri, Nuris MPA 352 / Januari 2016
29
lENSA khusus
Pembinaan Mutu Layanan Kinerja Pegawai Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2015 Adalah hal yang baru terjadi, pembinaan pegawai di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur diikuti oleh seluruh pejabat, JFT, JFU dan honorer di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur.
K
etua panitia Dr. Musta’in, M.Ag. dalam laporannya menyebutkan, bahwa kegiatan tersebut diikuti 225 pegawai, dengan catatan 2 pegawai dianta ranya cuti melahirkan dan 2 pegawai sedang menempuh tugas belajar sehingga tidak bisa mengikuti kegiatan. Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah untuk mengevaluasi Capaian Mutu Layanan Kinerja Pegawai pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur; penguatan Revolusi Mental birokrasi Aparatur Sipil Negara pada Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur dalam rangka peningkatan mutu pelayanan publik dan meningkatkan koor dinasi, soliditas dan solidaritas pegawai Kan wil Kemenag Prov. Jawa Timur sebagai satu kesatuan unit lembaga pelayanan masyarakat. Kegiatan Pembinaan Mutu Layanan Kinerja Pegawai tersebut mengusung tema “Revolusi Mental Dalam Rangka Percepatan Reformasi Birokrasi ASN di Lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Menuju Pelayanan Prima”. Sementara itu Kepala Kanwil Kemen terian Agama Prov. Jawa Timur Drs. Mahfudh Shodar, M.Ag. memaparkan perlunya menyatukan Visi dan Misi untuk mewujudkan pelayanan yang baik dan be nar. “Ruh dan jasad akan tenteram bila ada sinergi. Sinergi diperlukan dalam pelayanan publik atau abdi masyarakat,” tuturnya. Menurutnya, sosialisasi 5 Nilai Budaya Kerja yang sudah berlangsung selama setahun bersinergi dengan Revolusi Mental. Kalau dalam 5 Nilai Budaya Kerja berupa Integitas, Profesionalitas, Inovasi, Tanggung Jawab dan Keteladan, maka dalam Revolusi Mental berupa Integritas, Etos Kerja dan Gotong Royong. Hal tersebut berimplikasi pada terja dinya perubahan mental birokrasi dari dilayani menjadi mau melayani, feodal menjadi merakyat, distrust menjadi trus t, tidak produktif dan koruptif menjadi produktif dan tidak koruptif, sehingga akan tumbuh dan berkembang perilaku 30
MPA 352 / Januari 2016
birokrasi berbudaya kerja. Menurut Permenpan RB nomor 11 tahun 2015, fokus pertama pada roadmap reformasi birokrasi pemerintahan saat ini (periode 2015 – 2019), yaitu sebagai area perubahan mental aparatur, atau populer dengan istilah revolusi mental aparatur sipil negara. Selain Kepala Kantor Wilayah Kemen terian Agama Prov. Jawa Timur sebagai narasumber pada kegiatan ‘Pembinaan Mutu Layanan Kinerja Pegawai’, dihadirkan pula Lembaga training mental ESQ dengan Ahmad Zaki sebagai Trainer & Branc Manager ESQ Jawa Timur. Materi yang diberikan meliputi; mem bangun budaya kerja berkarakter dalam meningkatkan mutu layanan kinerja pegawai, Energize dan Ice Breking (menghilangkan personel blok, mencair kan suasana dan peserta saling baur), Com petition Games (menaikkan antusiasme peserta setelah jeda break), Final Projeck (membangun kesatuan dan komitmen bersama sebagai satu keluarga insan Kanwil Kemenag Jatim), serta Capacity Building In Class.
Dari pembinaan tersebut Zaki berharap para ASN Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur menjadi Zero Man Proces, kembali ke nol/fitrah, menghilangkan pengaruh negatif dengan kata lain ada peru bahan mental. Perubahan tersebut diarah kan untuk mewujudkan kualitas pelayanan publik yang prima, dengan visi menghadirkan kualitas pelayanan birokrasi berkelas dunia. “Sebagai langkah awal mewu judkan kualitas pelayanan prima, diperlukan program percepatan peningkatan mutu laya nan terutama layanan-layanan unggulan, dan peningkatan kinerja ASN pada lembagalembaga pemerintahan,” katanya. Demi mewujudkan percepatan pe ning katan mutu layanan dan kinerja di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, maka perlu diselenggarakan upaya-upaya termasuk penguatan area perubahan mental reformasi birokrasi ASN di lingkungan Kanwil Kemen terian Agama Prov. Jawa Timur menjadi dasar pemikiran penyelenggaraan Pembinaan Mutu Layanan Kinerja Pegawai. •Anni
lENSA khusus
Sosialisasi Layanan KUA Berintegritas Tahun 2015
Meningkatkan Kualitas Pernikahan dengan Kursus Pra Nikah Kantor Urusan Agama (KUA) merupakan etalase Kementerian Agama. Baik buruknya Kemenag, salah satunya ditentukan oleh kualitas layanan di KUA. “KUA merupakan etalase dan garda terdepan Kemenag. Maka harapan masyarakat begitu besar kepadanya. Sebab mereka yang paling dekat dengan masyarakat,” tutur Menag Lukman Hakim Saifuddin dalam pembukaan Sosialisasi Layanan Kantor Urusan Agama Berintegritas tanggal 10 Desember lalu di Surabaya.
Di
hadapan para Kepala KUA se-Jatim yang mengikuti gela ran acara tersebut, Menag menegaskan bahwa demi meningkatkan kualitas pernikahan, Kementerian Agama akan menye lenggarakan Kursus Pra Nikah. “Ini merupakan bentuk inovasi dalam merealisasikan reformasi birokrasi untuk mem berikan pelayanan yang lebih baik,” tandasnya dalam acara yang bertajuk “Mewujudkan KUA Bersih dan Melayani” tersebut. Bagi Menag, pernikahan merupakan suatu yang sakral. Pernikahan bukanlah semata-mata akad atau ikatan yang kokoh antar dua manusia yang berbeda jenis. Namun pernikahan juga merupakan akad ma nusia dengan Tuhannya. Dalam konteks agama, pernikahan diselenggarakan sebagai ba gian dari menjalankan nilai dan ajaran agama. Sayangnya, tutur Menag, masih ada sebagian orang yang memandang perni kahan sebagai hal biasa sehingga perka winan dan perceraian dinilainya sebagai hal yang juga biasa. Tak mengherankan jika
jumlah perceraian kian tinggi. “Padahal keluarga merupakan inti terkecil dari sebuah bangsa. Ini yang harus dipahami bersama,” imbuh Menag menandaskan. Lantaran itulah, lanjutnya, kursus pernikahan menjadi sebuah kebutuhan yang mendesak. Nantinya, bagi siapa saja yang ingin menikah, diharuskan pernah mengi kuti dan lulus kursus pernikahan tersebut. Oleh sebab itu, sangat penting untuk mem buat disain kursus yang serius, terstruktur dan terencana dengan baik. Menag juga menegaskan, bahwa kursus pra nikah nantinya bisa dilakukan siapa saja. Tidak hanya Kemenag yang bisa melakukan, tapi juga ormas dan majelis keagamaan, LSM, dan lembaga keaga maan lainnya. “Silahkan mengadakan kursus ini. Tapi perlu diingat, bahwa materi, metodologi, teori, silabus, kita yang mem buatnya,” paparnya. Di luar itu, Menag juga mengapresiasi atas perubahan ke arah yang lebih baik yang sudah dilakukan KUA selama ini. Dia berharap dalam ‘Sosialisasi Layanan
Kantor Urusan Agama Berintegritas Tahun 2015’ di Jawa Timur kali ini bisa diman faatkan untuk menjaring saran, ide, kritik dari peserta, agar bisa ditindaklanjuti untuk perbaikan ke depan. Menag juga berharap, KUA ke depan tidak hanya mengurusi perkawinan, namun mengemban pula misi yang lebih luas. Dia mengakui, bahwa misi Kemenag untuk me ningkatkan kehidupan beragama dan keru kunan beragama bisa dilaksanakan KUA jika dikelola dengan baik. “Mari laku kan penguatan dan pemberdayaan KUA,” ajaknya. Sementara itu, menurut Direktur Uru san Agama Islam dan Pembinaan Syariah Muchtar Ali, bahwa kegiatan Sosialisasi Layanan Kantor Urusan Agama Berintegritas tak hanya digelar di Surabaya saja. Tapi juga sudah digelar di Yogyakarta dan Bandung. Dari dua kegia tan sebe lumnya, sudah terlahir 1.500 tunas integritas. Dan di Surabaya ini diharapkan akan melahirkan 750 tunas integritas lagi. •Pri, Nuris MPA 352 / Januari 2016
31
lENSA khusus
D Zawawi Imron saat memberikan taushiyah dalam HUT DWP ke 16.
HUT Dharma Wanita Persatuan Kanwil Kemenag Prov. Jatim
Butir Embun yang Bersatu dalam Sekuntum Mawar
Sorak membahana kala Drs. H. Mahfudh Shodar memotong puncak nasi tumpeng di Hall Hotel Santika pada 18 Desember lalu. Pemotongan itu menandai Hari Ulang Tahun Dharma Wanita Persatuan Kanwil Kemenag Prov. Jatim yang ke-16 tahun. “Saya ucapkan selamat kepada Dharma wanita. Semoga ke depan semakin jaya dan luar biasa,” ucap Kakanwil Kemenag Prov. Jatim.
D
engan pemotongan tumpeng ini, seka ligus juga membuka rangkain gelaran HUT DWP. Salah satunya adalah adu kreativitas anggota DWP dari seluruh Jatim. Lomba yang digelar adalah CiptaBaca Puisi dan Menghias Hantaran Pengantin. “Ini sebagai wahana ekspresi seni dan pengembangan skill para anggota,” ujar Hj. Nurul Istiqomah Mahfudh Shodar. Lebih spesial lagi, dalam puncak perayaan organisasi wanita yang lahir pada 7 Desember 1999 ini adalah kehadiran penyair KH. D. Zawawi Imron. Tak hanya menjadi salah satu Juri Puisi bersama Ilung S. Enha, dia juga memberikan ceramah pencerahan dengan untaian kalimat indah. Dalam gelaran yang dihadiri seluruh Kakankemenag Se-Jatim dan seluruh anggota DWP Kanwil Kemenag Prov. Jatim, lelaki kelahiran Batang-batang Sumenep ini menekankan pentingnya membentuk keluarga sakinah. “Itu bisa diraih ketika suami-istri mampu menjadi teman berjamaah untuk mengagungkan Allah,” 32
MPA 352 / Januari 2016
tandas penyair berjuluk ‘Celurit Emas’ ini. Dalam konsep tauhid, tuturnya, suami bukanlah pujaan. Seorang istri bukan pula sebagai pujaan. Tapi Allahlah yang harus diagungkan. Nah, ketika itu terjadi, maka suami-istri laksana dua butir embun dari ufuk yang berlainan yang bersatu dalam sekuntum mawar. “Harumnya semerbak karena pancaran iman,” ucapnya yang disambut tepuk
tangan seluruh yang hadir dalam peringatan HUT DWP Kanwil Kemenag Jatim itu. Menurutnya, kelahiran Dharma Wanita tentu mempunyai spirit seperti itu. Sebab para istri tidak hanya menjadi spirit positif bagi sang suami tapi juga anak-anaknya. Tak heran jika Rasulullah sendiri per nah menyatakan, bahwa kemulian seorang ibu itu ber banding tiga dengan seorang ayah. Bahkan ada pula hadits yang menyatakan bahwa di telapak kaki seorang ibulah surga itu bersemayam. Lantaran itulah, peraih penghargaan The SEA Write Award dari Kerajaan Thailand ini menegaskan, bahwa kebudayaan yang sehat adalah kebudayaan yang memu liakan perempuan. Adapun budaya yang menempatkan perempuan sebagai konco wingking harus mulai ditinggalkan. “Tidak benar perempuan atau ibu adalah teman yang selalu harus di belakang. Sebab merekalah pendekar pencerdas generasi sebuah bangsa,” tandasnya. •pri
informasi
Pembinaan dan Pengembangan Kepegawaian di Lingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur
K
Penantian panjang para honorer KI dan KII kini terjawab sudah. Kepastian itu didapat pada saat berlangsung kegiatan ‘Pembinaan dan Pengembangan Kepegawaian’.
egiatan yang mengusung tema “Pembinaan Kepegawaian Mewu judkan Aparatur Sipil Negara yang Profesional, Berintegritas dan Berbudaya Kerja di Lingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur” ini digelar pada tanggal tanggal 25 Nopember 2015 di aula Al Ikhlas Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur. Selaku Ketua Panitia, Dr. Musta’in, M.Ag melaporkan jumlah peserta pembi naan kepegawaian yang terdiri dari para Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kabupaten/ Kota se Jawa Timur beserta CPNS sejumlah 336; yang terdiri dari 194 honorer KI dan 142 dari honorer KII. Kegiatan tersebut dibuka oleh Drs. Mahfud Shodar, M.Ag selaku Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. Sementara pembinaan dari Kejakasan Tinggi Jawa Timur, diwakili Sumardi, SH. MH (Asisten Perdata dan Tata Usaha Kejaksaan Tinggi Jatim). Sedangkan narasumber dari POLDA Jawa Timur diwakili oleh AKBP Aris Haryanto, S.IK. M.Hum selaku Kabagdalpers Ro SDM POLDA Jatim. Turut hadir pula dari Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI yang diwakili oleh Ibu Dian, para Kepala Sub Bagian Tata Usaha pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota se Jawa Timur, serta para calon penerima SK CPNS. Menurut AKBP Aris Haryanto, di era reformasi kebebasan telah membuat masyarakat menjadi kritis dan dinamis. Oleh karena itu, sebagai pelayan publik dituntut untuk selalu berinovasi dalam melayani masyarakat. “Hal inilah yang membutuhkan perubahan pola pikir (mindset),” tegasnya. “Seorang ASN harus menghindari penyalahgunaan kewenangan dan disalahgunakannya kewenangan oleh pihak lain. Jadi perlu adanya sinergi dalam intern lembaga,” tandasnya. Kedisiplinan ANS, lanjutnya, tidak hanya dalam melakukan finger print saja. Hal itu harus diwujudkan dalam output kerja yang dicapai baik kualitas maupun capain tepat waktu. Disiplin kerja merupakan implementasi mindset pegawai. Sedangkan Sumardi, SH, MH dalam pembinaannya mengatakan, bahwa istilah ASN mempunyai makna yang berbeda
Penyerahan SK secara simbolis kepada CPNS Honorer diwakili oleh Husna Arifah.
Kakanwil Memberi sambutan.
dengan Pegawai Negeri Sipil. Kalau PNS sebagai abdi negara, tetapi kalau ASN (Aparatur Sipil Negara) merupakan pelayan publik, pelaksana kebijakan publik dan perekat pemersatu bangsa. “Hal ini merupakan aplikasi dari nawacita,” tukasnya. Oleh karena itulah, seorang ASN harus menghindari penyalahgunaan kewenangan dan disalahgunakannya kewenangan oleh pihak lain. Sedangkan regulasi yang pertama harus diketahui oleh ASN adalah UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Seorang ASN, katanya, harus tahu hak dan kewajibannya. Misalnya tentang gaji yang diterima oleh ASN, yaitu gaji pokok, tunjangan kinerja, dan tunjangan
kemahalan. Namun demikian, seorang ASN juga harus tahu PP No.53 tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil. “Dimanapun seorang ASN ditempatkan, harus membawa budi pekerti yang baik, harus tahu kultur masyarakat setempat, tidak terlena dan tidak lupa diri,” paparnya penuh harap. “Dari dua regulasi di atas, hendaknya diimplementasikan di lapangan dengan sikap peduli dan bertanggung jawab,” tambahnya menegaskan. Dalam setiap kinerjanya, lanjutnya, seorang ASN harus pula mengetahui SOP. Bekerja dengan modal jujur agar menjadi mujur. Apalagi sekarang ini orang yang jujurlah yang dicari. Di sisi lain, juga harus memiliki pola pikir melayani masyarakat dengan prima. “Bekerjalah dengan sungguhsungguh, semangat dan niat yang tulus. Jadi.. melarat bermartabat kaya bermanfaat,” tukasnya. Selanjutnya, kegiatan tersebut dilan jutkan dengan penyerahan SK CPNS kepada para honorer yang dilakukan secara simbolik dan pembacaan Pakta Integritas yang dipimpin oleh Husna Arifah dan diikuti oleh seluruh honorer. •Anni MPA 352 / Januari 2016
33
ta’aru f
Dr. Widayanto, M.Pd
"Master Teacher" Peraih Widyaiswara Utama Ada satu prinsip yang selalu dipegang teguh Dr. Widayanto, M.Pd: “Be good teacher or nothing” (Menjadi guru paripurna atau tidak sama sekali). Sebab baginya, pendidik merupakan profesi yang sangat mulia. “Jadi yang dibutuhkan adalah totalitas. Kalau tidak bisa, lebih baik menjadi yang lain sajalah,” ujarnya serius.
M
eski terlahir dari keluarga tentara, sulung dari dua bersaudara ini sejak belia mendambakan jadi seorang pendidik. Bagai gayung bersambut, sang ayah juga mendorongnya untuk me rengkuh cita sebagai guru. “Mungkin ayah tidak ingin saya bernasib sama seperti dirinya, yang dari sisi penghargaan jauh dari kata layak,” ucapnya menelisik. Tak ayal seusai menamatkan studinya di SMAN 4 Malang di tahun 1985, ayahnya mendorong untuk terus kuliah. Padahal saat itu kebanyakan teman sebayanya lebih memilih untuk bekerja. “Tak penting kamu megambil jurusan apa. Yang penting kuliah,” tukasnya menirukan ucapan sang ayah. Maka dipilihlah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang. Pada ujian tes masuk, dipilihlah tiga jurusan sekaligus; PAI, Pendidikan Bahas Inggris dan Pendidikan Matematika. Akhirnya dia berlabuh di 34
MPA 352 / Januari 2016
jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Seakan sudah digariskan, selang dua tahun setelah menyelesaikan kuliahnya di tahun 1989 dia diangkat menjadi guru Bahasa Inggris di PGAN Malang – kini MAN 3 Malang. Lantaran kecakapannya dalam menga jar, lantas didaulat menjadi Master Teacher. Sebab dirinya tak sekedar mengajar para murid, melainkan juga menjadi pembim bing bagi guru yang lain. “Ketika menjadi anggota MDC (Madrasah Development Centre), saya juga keliling kemana-mana memberikan pelatihan untuk guru,” ungkap penulis 13 judul buku modul pembelajaran ini sumringah. Lelaki yang pernah menjadi dosen di UIN Maliki ini kian berbunga-bunga, saat dia dinobatkan sebagai Juara I tingkat Nasional dalam ajang ‘Inovasi Guru dalam Pembelajaran’ di tahun 2005. Temuannya tentang pembelajaran ‘Model Ranning
Untuk urusan keluarga, saya rasa sudah lebih dari cukup. Makanya saya bertekad untuk mengabdikan secara total Detection’ berhasil mencuri perhatian dewan juri pada ajang lomba yang dihelat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ter sebut. “Ini merupakan perpaduan pembe lajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menye nangkan,” ungkap Pak Wid – panggilan karib Widayanto – antusias. Bukan label sang juara yang membuat alumni Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini berbesar hati. Tapi justru dikarenakan dia mampu menyuguhkan cara belajar yang mengasyikkan bagi peserta didiknya. Sedangkan kebahagiaan yang paling paripurna, tatkala para siswanya mampu menyerap pelajaran dengan baik. Pada tahun 2006 mantan dosen Universitas Muhammadiyah Malang ini menjadi widyaiswara. Baginya, ini meru pakan dunia baru yang penuh tantangan – meskipun corenya tetap menjadi seorang guru. Sebab dia menjadi instruktur bagi kumpulan para guru. Inilah yang mem buatnya harus selalu meng-upgrade penge tahuan setiap saat. Tak heran pada tahun 2012 dia
sebagai pencetak guru profesional di madrasah. Dr. Widayanto, M.Pd
mengambil program doktoral di Universitas Negeri Malang. Sebab dengan kemampuan instruktur yang biasa-biasa saja, tak mung kin mampu mencetak guru yang luar biasa. “Guru yang kualitasnya standar, tentu tak mungkin mencetak siswa yang di atas ratrata outputnya,” jelasnya. Dari kegigihan inilah dia kembali menuai prestasi gemilang, dengan ditahbis kannya sebagai juara pertama dalam Lomba karya Tulis Ilmiah – yang diselenggarakan oleh Pusdiklat tenaga Teknis. Karya yang bertajuk ‘Model Pembelajaran CTL (Contextual Thinking and Learning)”
ini sanggup mendongkrak keberhasilan di ajang yang dihelat pada 2013 lalu di Jakarta. “Yang paling menyolok dari konsep pembelajaran ini, adalah mempelajari sesuatu yang dibutuhkan masyarakat kekinian,” terangnya. Garis takdir peraih ‘Penghargaan Satya Lencana’ dari Kanwil Kemenag Prov Jatim – Lembaga Sekretariat Negara ini memang kebilang lempang. Namun sebagai manusia biasa dirinya juga menahan getir; yakni ketiadaan waktu bersama keluarga dan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Hingga kini, saban hari peraih ‘Guru Teladan’ tiga kali tingkat Kota Malang ini harus PP Malang-Surabaya. Berangkat sesaat selepas adzan Shubuh – menuju BDK Surabaya dan tiba di rumah selepas Isyak. “Jangankan kebersamaan dengan anakanak, untuk sekedar merapal dzikir panjang saja tidaklah memungkinkan,” tuturnya bernada keluh. Namun demikian, dirinya merasa beruntung bisa menikmati menjadi WI. Sebab dia bisa berinteraksi dengan berbagai tipologi orang secara langsung. Kebahagiaan itupun makin bertambah ketika mendengar kabar guru madrasah yang dibimbingnya mampu membawa institusinya kian ber kem bang pesat. “Ini adalah kenikmatan yang tiadatara,” katanya bangga. Totalitas jiwa sebagai pendidik juga menghantarkannya pada peraihan titel tertinggi, yakni Widyaiswara Utama. Atas bimbingan Prof. Dr. HM. Ridlwan Nasir, MA berhasil diselesaikannya Karya Tulis Ilmiah berjudul “Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Motivasi Berprestasi dan Kinerja Guru Alumni Diklat Bahasa Inggris Madrasah Aliyah (MA) se-Jawa Timur.” Hasil penelitiannya tersebut dipaparkan dalam orasi ilmiah pada Nopember lalu, yang dihadiri langsung oleh Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI. Prof. H. Abdurrahman Mas’ud, Ph.D. Turut hadir pula Deputi Bidang Diklat Aparatur LAN, Dr. Muhammad Idris, M.Si, Guru Besar UINSA Surabaya Prof. Dr. HM. Ridlwan Nasir, MA, serta beberapa Widyaiswara Utama dan beberapa Kepala BDK dan Kabag TU Kanwil Kemenag Prov. Jatim Dr. H. Musta’in, M.Ag. Selepas orasi dirinya dianugerahi sebagai Widyaiswara Utama ke-26 yang dimi liki Kementerian Agama. Dan dia merupakan satu-satunya instruktur sekali ber profesor yang dimiliki BDK Surabaya. Oleh karenanya, dia siap sepenuhnya mencurahkan pemikiran demi majunya lembaga kediklatan. Sebab baginya, itulah hal yang paling utama. “Untuk urusan keluarga, saya rasa sudah lebih dari cukup. Makanya saya bertekad untuk mengabdikan secara total sebagai pencetak guru profesional di madrasah,” tegasnya. •Pri MPA 352 / Januari 2016
35
e du kasi
Tanggung Jawab
Pendidikan Remaja Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak yang penuh ketergantungan menuju masa dewasa yang matang dan mandiri. Tidak ada kata sepakat mengenai pengertian remaja serta batas usia remaja di kalangan para ahli.
Oleh : Nanang M. Safa *)
N
amun menurut suatu analisis yang cermat mengenai semua aspek perkembangan dalam masa remaja, secara global masa remaja berlangsung antara umur 12 sampai 21 tahun, dengan pembagian secara global usia 12-15 tahun disebut remaja awal, usia 15-18 tahun masa remaja pertengahan dan usia 18-21 tahun masa remaja akhir (F.J Monk : 1994). Pada fase ini terjadi perubahan-perubahan besar dan esensial menyangkut kematangan fungsi psikologis dan fisiologis, terutama fungsi seksual (Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang : 1990). Di samping secara intern seorang remaja mengalami kegeli sahan akibat perubahan fisik yang terjadi pada dirinya, secara ekstern remaja juga acapkali mengalami benturan pemaha man yang memunculkan konflik dengan lingkungan sosialnya. Remaja belum memiliki kematangan sikap dan pendirian. Remaja cenderung melakukan imitasi (meniru) hal-hal yang dianggap sesuai dengan keinginannya serta cenderung untuk merealisasikan imajinasinya dengan mencobacoba hal baru tanpa memperhitungkan akibatnya. Remaja juga mulai melepaskan diri 36
MPA 352 / Januari 2016
dari kehidupan keluarga yang mengikatnya selama masa kanak-kanaknya untuk bergabung dengan peer group atau kelompok sebayanya. Remaja sedang berada dalam masa yang tidak stabil (labil) atau masa goncang karena ketidak jelasan statusnya ini. Memang keadaan seperti ini bersifat alamiah, artinya tiap-tiap individu yang memasuki usia remaja pasti akan menga laminya. Banyaknya kasus pelecehan seksual dan kriminalitas remaja setelah ditelusuri ternyata hanyalah didorong oleh rasa penasaran terhadap hal-hal baru yang baru didengar, dibaca atau ditontonnya. Tindakan inipun mayoritas dilakukan secara bersama dalam peer-groupnya, jarang sekali tindakan pelanggaran nor ma ini
dilakukan secara perorangan sebab para remaja sangat khawatir tidak diterima dalam peer-groupnya. Jika kita sepakat bahwa para remaja adalah para generasi penerus bangsa yang nantinya diharapkan bisa menjadi generasi berkualitas, maka mereka harus dibekali dengan berbagai pengetahuan dan ketrampilan. Landasan pokok terbentuknya pribadi yang berkualitas adalah nilai-nilai pendidikan agama. Munculnya kenakalan dan tindak kriminalitas di kalangan remaja lebih disebabkan karena merosotnya moral agama di kalangan remaja. Maka menjadi suatu yang ironis ketika pelajaran agama dianggap sebagai pelajaran lapis kedua setelah Matematika,
IPA, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia (mata pelajaran unas). Maka jangan buruburu menyalahkan remaja ketika mereka tidak lagi santun kepada guru atau tidak lagi hormat kepada orang tua atau tidak lagi sungkan mengobral maksiat di tempat umum, dan sebagainya. Ketika sikap dan tindakan negatif remaja sudah semakin meresahkan, lalu banyak orang mengusulkan agar pendi dikan sex, kesadaran berlalu lintas, korupsi, bahkan kejujuran dima sukkan tersendiri ke dalam kurikulum pendidikan nasional, padahal kesemuanya itu pada hakekatnya bermuara pada pendidikan moral. Maka menarik apa yang dinyatakan oleh Prof. Dr. Zainuddin Maliki, M.Si, Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya bahwa seharusnya semua materi yang ada pada kurikulum nasional diintegrasikan. Pelajaran agama bisa diajarkan bersa maan dengan materi pelajaran sosiologi, matematika, ekonomi dan yang lainnya. Pendidikan seperti inilah yang akan dapat membikin anak cerdas dan dapat membentuk karakter anak. Prof. Zainuddin lantas membandingkan para peserta didik di Australia yang hanya belajar 3 materi pelajaran pada satu semester sementara para peserta didik di Indonesia sedikitnya harus melahap 14 materi pelajaran pada satu semester. Lalu harus ditambah berapa materi lagi?! Kebanyakan orang tua sekarang seper tinya sedang dilanda penyakit “takut memilki anak bodoh”. Artinya mereka sangat takut jika anak-anaknya dikatakan bodoh ketika nilai-nilai hasil ulangan dalam simbol angkaangka dalam buku rapor jelek. Sebaliknya mereka akan sangat bangga dan mengagungagungkan anaknya (di depan anaknya tersebut atau menggunjingkannya di antara temantemannya) ketika angka-angka di buku rapor anaknya bagus-bagus dengan tiada keinginan untuk tahu bagimana cara anaknya tersebut mendapatkan nilai sebagus tersebut. Masih segar dalam ingatan kita kasus yang menimpa seorang siswa dari SD Gadel yang harus jadi bulan-bulanan ketika dia mengadu kepada ibunya berkenaan dengan perlakuan guru dan teman-temannya lantaran dia tidak bersedia (baca: menolak) dijadikan “joki” di kalangan temantemannya. Benar-benar sebuah gambaran ironi tentang betapa mahalnya harga sebuah kejujuran. Memang, pendidikan formal di sekolah merupakan satu jalur pendidikan yang paling sistematis dan memiliki program terarah. Namun toch pendidikan bukan semata hanya menjadi tanggung jawab pihak sekolah. Orang tua (keluarga), masyarakat dan pemerintah secara ber sama-sama memiliki tanggung jawab yang sama dan saling ketergantungan terhadap pendidikan putra-putri bangsa.
Jika kita sepakat bahwa para remaja adalah para generasi penerus bangsa yang nantinya diharapkan bisa menjadi generasi berkualitas, maka mereka harus dibekali dengan berbagai pengetahuan dan ketrampilan. Landasan pokok terbentuknya pribadi yang berkualitas adalah nilai-nilai pendidikan agama
Banyak orang tua yang buru-buru lepas tangan dan merasa bebas dari tanggung jawab mendidik putra putrinya ketika mereka telah menyekolahkan anakanaknya di lembaga pendidikan formal (baca: sekolah). Padahal tanggung jawab pendidikan orang tua biar bagaimanapun tetap tidak bisa digantikan oleh siapapun. Pendidikan keluarga merupakan pendi dikan yang pertama bagi anak. Segala hal yang terjadi dalam keluarga akan berpengaruh terhadap kehidupan anak pada masa-masa selanjutnya, di samping juga merupakan dasar (pondasi)
bagi perkembangan jiwa anak. Penanggung jawab pendidikan keluarga ini adalah kedua orang tua, didukung oleh anggota keluarga yang lain. Relasi dan interaksi dalam keluarga yang harmonis dan komunikatif akan sangat membantu tercapainya tujuan pendidikan seperti yang diharapkan. Masyarakat merupakan lingkungan kedua tempat anak melakukan berbagai aktifitas dan menghabiskan banyak waktu. Pendidikan dalam masyarakat telah dimulai ketika anak mulai mengenal lingkungan di luar keluarga. Masyarakat yang permisif terhadap keberadaan remaja dengan memberikan ruang berkreasi dan berekspresi bagi remaja adalah masyarakat yang menjadi dambaan remaja. Sebaliknya masyarakat yang cuek dan cenderung hanya menghakimi akan mem buat remaja semakin apatis terhadap lingkungannya dan akhirnya mereka akan menciptakan dunia lain bersama kelompok sebayanya dengan kegiatan-kegiatan yang cenderung negative sebagai perwujudan dari dunia yang mereka impikan. Dengan adanya kerja sama dari ketiga lembaga pendidikan tersebut, diharapkan pendidikan dapat berjalan secara kontinyu dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan, seperti yang telah dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuh nya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. *) Guru MTsN Watulimo Trenggalek MPA 352 / Januari 2016
37
e du kasi
Etika, Etiket dan Moral Seorang Pendidik Dalam Dimensi Ruhul Mudarris Karakter adalah tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Pendidikan karakter merupakan upaya mempengaruhi segenap pikiran dengan sifat-sifat batin tertentu, sehingga dapat membentuk watak, budi pekerti, dan mempunyai kepribadian berbasis Al-Qur’an memiliki tuntunan yang mendidik manusia menjadi bangsa yang berakhlak.
Oleh : Ali Fauzi, S. Ag, MA*)
T
olok ukurnya adalah diri Nabi SAW dan para sahabatnya serta para ulama sebagai warasatul anbiya’. Kita ingat bahwa diberitakan tentang perbuatan dan perilaku “guru” melebihi batasannya, ada yang amoral, emosional, asusila, pelecehan, kekerasan, indisipliner dan sebagainya. Sehingga perbuatan tersebut seakan melupakan tujuan semula sebagai guru atau pendidik. Hal ini bukan rahasia lagi dan banyak diberitakan dimedia sosial, elektronik dan media massa. Padahal guru dapat titipan sebuah amanat mulya dan luhur, yaitu mendidik anak-anak generasi penerus perjuangan. Sekarang kita banyak mengejara materi, glamour, strategi, teknik tetapi lupa akan ruh pengajarannya, sebagai bagian utama seorang mudarris dan itu melebihi mudarris (guru) itu sendiri. Seorang Dorothy Law Nollte yang mengatakan; Jika anak dibesarkan dengan celaan, maka ia belajar memaki, Jika anak dibesarkan dengan permu suhan, maka ia belajar berkelahi, Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, maka ia belajar rendah diri, Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, maka ia belajar menyesali diri, Jika anak dibesarkan dengan toleransi, maka ia belajar mengendalikan diri, Jika anak dibesarkan dengan motivasi, maka ia belajar percaya diri, Jika anak dibesarkan dengan kelembutan, maka ia belajar menghargai, Jika anak dibesarkan dengan 38
MPA 352 / Januari 2016
rasa aman, maka ia belajar percaya, Jika anak dibesarkan dengan dukungan, maka ia belajar menghargai diri sendiri, Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, maka ia belajar menemukan kasih dalam kehidupannya. Ungkapan, ucapan yang keluar dari lesan kita harus benar-benar terjaga sedikit saja kita melangkah dengan kesalahan maka akan besar akibat buruknya. Ada sebuah ungkapan dari Robert Fulghum yang mengatakan,”Jangan meng kha watirkan bahwa anak-anak tidak mendengarkan Anda, khawatirkanlah bahwa mereka selalu mengamati Anda”. Kita sadar betul anak tidak perlu diajarkan sesuatu melalui komunikasi, hanya melihat saja maka itu sudah belajar dan direkam di otaknya. Maka dengan mudah anak akan mencontohnya dan menyimpannya dalam memory alam bawah sadarnya dan akan dikeluarkan kembali pada saat “ada pemicunya”. Saat kita memberikan contoh
hormat dan sayang pada pasangan kita, saat anak kita menikah kelak maka dia akan mencontoh perilaku kita orang tua-nya terhadap pasangannya. Terlebih apabila kita ber profesi sebagai guru, sebagai pendidik. Profesi guru merupakan profesi yang mempunyai peranan penting dalam menghasilkan generasi penerus yang berkualitas. Dari gurulah seorang individu mampu tumbuh dan berkembang baik intelektualnya maupun moralitasnya. Guru harus mampu berkembang dan menunjukan eksistensinya di tengah masyarakat. Salah satu wujud pengem bangan itu adalah dari perilaku seorang guru. Perilaku guru merupakan perilaku professional yang memenuhi syarat tertentu, bukan perilaku pribadi yang dipengaruhi oleh sifat-sifat atau kebiasaan peribadi. Guru harus dapat menjalankan kode etik profesi sebagai suatu norma atau aturan tata susila yang mengatur tingkah laku guru.
Pemahaman Etika Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan di mana etika berhubungan erat dengan konsep individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu yang telah dilakukan. Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Etika itu adalah aturan yang mengatur perbuatan dari dalam diri maupun dari luar diri kita dan orang yang beretika dia tidak mungkin membohongi dirinya sendiri karena dia tahu aturannya. Suatu contoh dari etika misalnya berbicara kotor tidak pernah diperbolehkan. “Jangan berbicara kotor” merupakan suatu norma etika. Tidak peduli orang berbicara kotor pada orang yang dikenal maupun orang tak dikenal. Pemahaman Etiket Istilah Etiket berasal dari bahasa Perancis, yaitu etiquette yang berarti sopan santun. Etiket adalah suatu sikap seperti sopan santun atau aturan lainnya yang mengatur hubungan antara kelompok manusia yang beradab dalam pergaulan. Etiket adalah perilaku yang dianggap pas, cocok, sopan, dan terhormat dari seseorang yang bersifat pribadi seperti gaya makan, gaya berpakaian, gaya berbicara, gaya berjalan, gaya duduk, dan gaya tidur. Namun, karena etiket seseorang menghubungkannya dengan pihak lain, maka etiket menjadi peraturan sopan santun dalam pergaulan dan hidup bermasyarakat. Etiket menyangkut cara suatu per buatan, kebisaaan, adat-istiadat, atau caracara tertentu yang dianut oleh sekelompok masyarakat dalam mela kukan sesuatu. Contohnya sebuah etiket adalah memberi dengan tangan kanan. Suatu contoh dari etiket misalnya bersendawa di saat makan melakukan perilaku yang dianggap tidak sopan. Namun, hal itu tidak berlaku jika kita makan sendirian, kemudian sendawa dan tidak ada orang yang melihat sehingga tidak ada yang beranggapan bahwa kita tidak sopan. Atau contoh yang lain agar lebih memahami, misalnya banyak penipu dengan maksud jahat berhasil mengelabui korbannya karena penampilan dan tutur kata mereka yang baik. Atau misalnya memberikan sesuatu kepada orang lain dengan menggunakan tangan kanan. Pemahaman Moral Menurut asal katanya “moral” dari kata mores dari bahasa Latin, kemudian diterje mahkan menjadi “aturan kesusilaan”. Dalam bahasa sehari-hari, yang dimaksud dengan kesusilaan bukan mores, tetapi petunjukpetunjuk untuk kehidupan sopan santun dan tidak cabul. Jadi, moral adalah aturan
kesusilaan, yang meliputi semua norma kelakuan, perbuatan tingkah laku yang baik. Kata susila berasal dari bahasa Sansekerta, su artinya “lebih baik”, sila berarti “dasar-dasar”, prinsip-prinsip atau peraturan-peraturan hidup. Jadi susila berarti peraturan-pera turan hidup yang lebih baik. Kemudian diserap ke dalam Ba hasa Indonesia yaitu moral. Moral berarti kebiasaan berbuat baik, sebagai lawan dari kebiasaan berbuat buruk. Moral lebih banyak bersifat praktis. Menurut pandangan ahli filsafat, moral memandang tingkah laku perbuatan manusia secara lokal, artinya moral menyatakan ukuran sedangkan yang menjelaskan ukuran itu adalah etika. Dalam pembicaran moral tolok ukur yang digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung di masyarakat. Seperti yang telah dijelaskan bahwa nilai adalah suatu yang menjadi acuan bagi seseorang tentang perbuatan baik dan buruk. Ini tentunya berbeda dengan moral, dimana moral seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa moral adalah perbuatan baik atau buruk yang dilakukan manusia. Jadi letak perbedaan antara nilai dan moral adalah bahwa nilai menjadi acuanya sedangkan moral menjadi perbuatanya. Seorang Pendidik Pendidik adalah orang yang mem berikan ilmu pengetahuan kepada anak didik dan menempati posisi mulia dalam ranah keilmuan, sedangkan da lam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal (Sekolah atau
institusi pendidikan dengan kurikulum yang jelas dan terakreditasi), tetapi bisa juga di lembaga pendidikan non formal (Lembaga Pendidikan Ketrampilan, Kur sus, di masjid, di surau/musala, di rumah, dan sebagainya). Pendidik juga dikenal dengan nama guru. Guru adalah orang yang mengajar. Perkataan guru adalah hasil gabungan dua suku kata dalam paduan rekaan dan otak atik orang jawa yaitu `Gu’ dan `Ru’. Dalam bahasa jawa, Gu diambil daripada perkataan gugu bermakna boleh dipercayai, sedangkan Ru diambil daripada perkataan tiru yang bermaksud boleh diteladani atau dicontohi. Jadi yang dimaksud dengan guru adalah seseorang yang boleh ditiru perka taannya, perbuatannya, tingkah lakunya, pakaiannya, amalannya dan boleh dipercayai amanahnya yang dipertanggung jawabkan kepadanya untuk dilakukan dengan jujur. Guru adalah seseorang yang mem punyai kemampuan memberi teladan bahkan arahan kepada orang lain. Guru bukanlah sebuah profesi yang hanya menuntut kompetensi tetapi juga menuntut perilaku yang baik. Oleh karena itu, setiap aktivitas dan sikap yang ditunjukan seorang guru menunjukan kepribadian dan kompetensinya serta menunjukan hasil yang dicapainya terutama dalam mendidik siswanya dan memberi teladan kepada masyarakat. Menjadi guru yang bermoral memang bukan perkara mudah. Moralitas selalu meminta untuk setiap orang konsisten. Konsistensi yang dimaksud adalah konsis tensi antara apa yang diucapkan dengan sikap yang dilakukan. Ada garis lurus searah MPA 352 / Januari 2016
39
e du kasi antara sikap dan ucapan. Morality (from the latin, moralitas “manner, character, proper behavior”) is the differentiation of intentions, decisions, and actions between those that are good (or right) and those that are bad (or wrong). Moral juga dapat diartikan sebagai sikap, perilaku, tindakan, kela kuan yang dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan pengala man, tafsiran, suara hati, serta nasihat, dan lain-lain. Jadi, seorang guru/pendidik yang bermoral adalah pendidik yang mempu menjaga ucapan dan tindakan agar tidak menimbukkan sesuatu yang merugikan dirinya dan siswa yang dididikya. Pen didik yang bermoral adalah mereka yang senantiasa tetap konsisten menjaga mar tabat baik profesinya serta mampu me nunjukan perilaku, tindakan, dan apa yang keluar dari mulutnya dan menimbulkan kebaikan bagi orang banyak. Dimensi Ruhul Asatidz Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah SWT. Firman-Nya yang artinya : “Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”. (Q.S. Al-An’am : 162). Karena aqidah yang bersih merupakan sesuatu yang amat penting, maka pada masa awal da’wahnya kepada para sahabat di Makkah, Rasulullah SAW mengutamakan pembinaan Aqidah, Iman dan Tauhid.
40
MPA 352 / Januari 2016
Dimensi keikhlasan ruhul asatidz sangat penting di dalam membingkai dan mengawal tri pusat pendidikan. Melalui dimensi do’a dan ketauladanan berbasis keikhlasan jiwanya untuk bermujahadah, bermuamalah dan ber muhasabah pada Rabnya untuk ke baikan umatnya atau siswanya/mu ridnya. Dimensi yang seperti ini yang banyak kita lupakan, sebab silaunya dimensi materi dan strategi yang dikejar dan melupakan Dzat yang Maha Tinggi sebagai Dzat Penentu Utama yaitu Allah Azza Wajalla. Guru atau manusia adalah sebagai wasilah saja. Hal itu senada dengan pepatah Arab dikatakan : “Ath-thoriqatu ahammu mi nal maddah. Wal mudarris ahammu minat thoriqah. Wa ma ahammu minal mudarris. Ruhul mudarris ahammu min mudarris binafsihi”. Lebih kurang maknanya seperti ini. “Metode itu lebih penting dari materi. Dan guru lebih penting daripada metodenya. Lalu apa yang lebih penting dari seorang guru ? Jiwa guru lebih penting daripada guru itu sendiri.” Secara kontekstual, pepatah di atas mengandung makna bahwa sebuah kurikulum dan metode, betapapun hebatnya yang diran cang, tidak menjamin berhasilnya suatu proses pendidikan dan pengajaran, ka rena dalam proses itu tidak ada peran guru termasuk yang utama adalah ruh ketauladanan dan do’a yang berbasis pada keikhlasan jiwa. Dalam konteks ajaran Islam ketau
ladanan dan keikhlasan jiwa seorang guru sebenarnya ada dalam diri setiap orang. Misalnya apabila berkumandang adzan, maka segeralah berhenti dari peker jaan dan dirikanlah shalat. Contoh perilaku beragama tersebut mencerminkan konsistensi dan kedisiplinan waktu seorang guru dalam menjalankan keseimbangan pekerjaan. Dengan model pendekatan seperti itu, maka peserta didik akan lebih mudah didorong untuk menjalankan shalat berjamaah daripada dengan diberikan pidato atau ceramah secara berulang-ulang tetapi tanpa adanya ketauladanan dan do’a sebagai sebuah pengharapan dari ikhtiar. Ketauladanan dari segi etika, etiket dan moral guru bagi siswa di era sekarang ini sangat penting. Karena keteladanan sendiri saat ini mungkin menjadi barang langka di negeri ini. Tayangan televisi yang sebagian besar jauh dari nilai edukasi, perilaku para pemimpin bangsa yang kurang bisa diteladani dan kondisi masyarakat yang anomali adalah serentetan bukti bahwa pembentukan budi pekerti dan krisis keteladanan merupakan sebagai sebuah tantangan nyata dalam pendidikan. Yang tampak sekarang ini semakin banyak pengaburan kebenaran dan keadilan. Wallahu’alam Bish Shawab. *) DPK Kemenag Kab.LumajangGPAI di SMPN 4 Lumajang
enterpreneurship
Bisnis "Nasi Kucing dengan Kemasan Baru" Nasi Kucing, adalah salah satu menu cangkrukan yang amat digemari masyarakat dewasa ini. Khususnya di kalangan kawula muda. Lebih-lebih di kota yang kemasannya telah dimodifikasi dengan kemasan baru yang lebih menarik.
J
ika dahulu, nasi kucing hanya dibung kus daun pisang atau kertas nasi dan dijajakan dalam gerobak, atau di warung-warung pinggir jalan, kini tampilannya jauh lebih modern karena dikemas dalam wadah sejenis tupperware atau bowl plastik. Sehingga lebih praktis dan memudahkan konsumen menyantapnya tanpa takut tumpah. Bahkan booth yang digunakan tidak berbentuk gerobak lagi, melainkan food-motor agar mirip dengan konsep food-truck yang sekarang lagi ngetren di kota-kota.
Modifikasi Menu Sama halnya dengan nasi kucing model lama (konvensional), ”nasi kucing kemasan baru” juga menghadirkan varian yang beragam. Ada nasi kucing ayam, nasi kucing teri, nasi kucing tongkol, nasi kucing telur, dan nasi kucing cumi. Namun ada juga tambahan varian menu yang lain, seperti yang dilakukan oleh Yudi Hidayat, pemilik uasaha nasi kucing berlabel Kucing Dalam Kotak. Kemasan nasi kucing hadir lebih lengkap dengan tambahan oseng kacang panjang dan mie goreng, dengan 3 pilihan lauk dan 3 pilihan sambal yang bisa disesuaikan dengan selera. ”Untuk lauk pelengkap konsumen bisa memilih suwir ikan tuna atau tenggiri, suwir ayam atau telur dadar. Sedangkan sambalnya ada sambal kucing kampung dengan rasa pedas wangi, sambal kucing angora rasa pedas asam, dan sambal kucing persia rasa pedas manis”, kata Yudi. Hal yang sama juga dilakukan oleh Jojo dan Ferdi. Bedanya hanya mengganti bahan utama nasi putih dengan nasi gurih, agar sensasi rasanya lebih nikmat dan berbeda dengan pelaku usaha sejenis. Pengolahan Nasi Kucing dan Kemasannya Menurut pakar kuliner senior Bu Sisca Soewitomo, pada dasarnya nasi kucing merupakan nasi yang disajikan dalam takaran kecil atau sedikit, lengkap dengan pendampingnya seperti orek tempe, ikan teri dan sambal. Bahan utama nasi kucing berupa nasi. Bisa menggunakan bermacam variasi. Ada nasi putih, nasi kuning, dan nasi gurih, tegantung kreasi pelaku usaha dan selera pasar yang dituju. Salah satu varian nasi kucing yang cukup diminati konsumen adalah nasi gurih. Proses pembuatan nasi gurih ini ada 2 cara. Cara pertama, dengan mengukus
berasnya lebih dulu setelah dicuci bersih, sehingga teksturnya mekar dan lebih mudah menyerap santan. Setelah dikukus, beras aron diaduk rata bersama santan yang telah dididihkan dengan diberi garam dan rempah-rempah, hingga santan terserap habis. Kemudian beras aron dikukus hingga matang. Sedangkan cara kedua, setelah dicuci bersih beras cukup direndam selama satu jam kemudian ditiriskan. Lalu dituang kedalam rebusan santan, garam dan rempah-rempah yang mendidih. Setelah santan terserap habis, beras aron ditutup rapat hingga agak dingin agar tanak. Selanjutnya dikukus hingga matang. ”Proses pembuatan nasi kuning hampai sama dengan pembuatan nasi gurih, hanya saja tidak ditambahkan sari kunyit untuk pewarna”, kata Bu Sisca. Sedangkan kemasan nasi kucing, bisa menggunakan apa saja seperti cup atau bowl plastik, mika, atau wadah tupperware, yang sekiranya praktis dan efissien. Namun disarankan menggunakan food-grade yang aman bagi kesehatan dan keselamatan konsumen. Karena tiap porsi nasi kucing umunya telah dicampur lauk dan sambalnya, maka sebaiknya nasi kucing dikemas dalam keadaan dingin. Sehingga uap panasnya tidak menimbulkan keringat yang bia membuat nasi kucingnya berlendir dan basi. Permodalan dan Teknik Promosi Menurut Pak Yanto Sidik, selaku pengamat marketing, untuk memulai bisnis nasi kucing kemasan baru tidak harus langsung membuka gerai. ”Anda
dapat memulai bisnis ini dengan skala rumahan”. Seperti yang dijalankan Natalia Kirana, pemilik usaha Nasi Kucing Cabe Merah yang menjalankan bisnis rumahan dengan mengandalkan pesanan lewat online ataupun offline. ”Karena berskala homemade atau rumahan, maka modal yang diperlukan pun tergolong minim dan tidak menguras kantong, berkisar Rp 2 jutaan. Modal itu dapat digunakan untuk membeli bahan baku, peralatan, dan kemasan”, jelas Pak Yanto. Tetapi, karena nasi kucing versi/kemasan baru ini termasuk bisnis lama yang dikemas secara baru, maka perlu proses promosi yang efektif untuk menarik simpati konsumen. Teknik promosi dari mulut ke mulut pun dapat menjadi salah satu pilihan yang dapat dilakukan. Agar dapat tersebar semakin luas, bisa memanfaatkan media internet dan jejaring sosial seperti twitter ataupun facebook sebagai mdia promosi. Juga diperlukan pengembangan varian baru yang disesuaikan dengan selera pasar. Dengan inovasi yang selalu dikembangkan dan kreativitas yang mumpuni, serta gencar nya promosi, diharapkan dapat meme nangkan pesaingan dengan kompetitor lain. Harga Jual dan Keuntungan Dari penuturan beberapa pelaku usaha nasi kucing, menunjukkan bahwa bisnis nasi kucing kemasan baru masih berpeluang besar, mengingat pelakunya masih cukup jarang. Selain itu, dengan pengemasan yang unik dan praktis, maka target market yang bisa dituju dapat lebih bervariasi dan berkelas dengan harga jual yang bersaing. “Karena dikemas dalam kemasan yang lebih eye catching, pelanggan kami kebanyakan pegawai kantoran di jajanan instansi”, kata Yudi Hidayat. Satu porsi nasi kucing dalam kemasan “Kucing Dalam Kotak”, olahan Yudi dijual dengan harga Rp. 7.500. Bukan itu saja, keuntungan bersih yang didapat juga cukup menggiurkan. Seperti pengalaman Natalia Kirana, yang bisa mengantongi keuntungan bersih sekitar 50% -an perbulan. “Karena masih berskala rumahan dan belum merekrut karyawan, maka biaya operasional sewa tempat dan gaji karyawan jadi tidak ada. Otomatis keuntungan yang kami kantongi jadi lebih besar,” kata Natalia. Anda tertarik? Silahkan mencoba! (diolah dari /tabloid bisnis kuliner ed.03/th.ix/des/2015) ; •Ahar MPA 352 / Januari 2016
41
MADRASAH
man 2 bojonegoro
Menyulap Aneka Limbah Menjadi Gaun Mewah
Madrasah berasa SMK. Itulah MAN 2 Bojonegoro. Di sini, siswa tak hanya mempelajari ilmu keagamaan, beragam skill keterampilan juga diajarkan. Salah satunya adalah Tata Busana. “Banyak kreasi yang telah dihasilkan mulai dari blus hingga pakaian dari bahan bekas,” ujar Eni Erayanti, S.Pd.
K
reativitas busana daur ulang ini sudah malang melintang di berbagai even seperti Lomba Lingkungan Hidup yang digelar Badan Lingkungan Hidup Bojonegoro, Hari Jadi Bojonego dan KB Award BKKBN Jawa Timur. “Pada even AKSIOMA tingkat Jatim dan Expo Madrasah di Gresik beberapa waktu lalu, kita juga ambil bagian,” ungkap Wali Kelas Keterampilan Tata Busana ini menjelaskan. “Bahkan pada bulan Nopember lalu, karya anak-anak kami juga turut dipamerkan di Unair Surabaya,” imbuhnya. Diakui atau tidak, ide untuk me manfaatkan barang bekas diilhami kian maraknya festival busana di beberapa tem pat. Salah satunya adalah Jember Fashion Carnaval (JFC). Aneka limbah seperti bungkus permen, bungkus deter gen dan seba gainya, mampu disulap para siswa men jadi gaun mewah nan anggun. MAN 2 Bojonegoro seakan ingin menunjukkan kualitasnya melalui bera gam karya-karya tersebut. Apa yang dilakukan siswa madrasah ini, tentu tak hanya membuat busana untuk sekedar dipamerkan saja. Sebelum 42
MPA 352 / Januari 2016
siswa dikenalkan dengan beragam kreasi busana modern, pada tahap awal belajar mengerjakan proyek baju sendiri untuk dikenakan sehari-hari. Selain untuk menga sah kemahiran siswa dalam membuat pola dan menjahit, juga untuk membangkitkan semangat siswa. “Siapa sih yang tidak bangga mengenakan gaun buatan sendiri,” tukas wanita kelahiran Malang 5 Mei 1974 ini. Tak hanya itu, siswa madrasah yang sejak tahun 1995 mengembangkan program keterampilan ini juga mem produksi seragam sendiri. Selain kema
hiran siswa yang sudah tidak perlu dipertanyakan lagi, ini sekaligus juga untuk menyiasati agar siswa tidak perlu lagi mengeluarkan biaya tambahan buat pembelian bahan praktek. Keuntungan lain, saat memasuki awal tahun ajaran, siswa baru tidak perlu membayar mahal untuk biaya seragam. Sebab sera gam-seragam tersebut dikerjakan oleh para siswa sendiri. Kemampuan siswa Mandabo – julukan lain MAN 2 Bojonegoro ini – tidak perlu disangsikan. Sebab banyak apresiasi dari dunia usaha sekitar terutama butik di Surabaya. Maka tak heran jika saat siswa magang tak menemukan kendala berarti. “Bahkan bebe rapa siswa yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, langsung mendapatkan pekerjaan pasca lulus,” ungkapnya sambil melepas senyum simpul. Berbekal skill ini, tentu yang diharapkan pasca studi mampu siswa secara mandiri dapat memenuhi kebutuhan ekonominya. Apalagi realitasnya memang tak semua bisa mengenyam pendidikan lanjutan. Maka gemblengan keterampilan ini tentu sangat bermanfaat bagi mereka.
Kelas Keterampilan Tata Busana.
Model sedang memperagakan gaun berbahan tas kresek bekas.
Koleksi lain gaun berbahan dasar daur ulang karya siswa MAN 2 Probolinggo.
Di Mandabo, tak hanya keterampilan tata busana saja yang dikembangkan. Ada pula keterampilan elektro, las dan otomotif – khusus sepeda motor. Nah, semenjak siswa belajar di madrasah yang mulanya bernama PGAN Bojonegoro ini sudah diberikan kebebasan memilih keterampilan sesuai bakat dan minatnya. Tentu saja, mereka harus menjalani serangkaian tes. Sebab kuota yang disediakan sangat terbatas. Dengan proporsi yang sama antara jurusn IPA dan IPS, masing-masing jurusan - baik Elektro, Otomotif, Tata Busana maupun Las - dihuni 12 siswa. Alhasil, aroma kompetisi sangat terasa sejak awal. Kompetisi tak hanya saat memperebutkan kuota kelas, tetapi juga dalam hal kreativitas. Tentu saja persaingan ini bukan untuk saling menjatuhkan, melainkan demi menghasilkan karya yang berdaya guna. “Banyak lho karya siswa yang useable alias dimanfaatkan untuk memenuhi fasiltas madrasah,” beber Agung Hidayatullah, M.Pd.I. Kepala MAN 2 Bojonegoro ini menye butkan, karya yang paling nyata adalah panggung kreasi siswa yang terbuat dari besi. Panggung yang berada di pintu masuk madrasah ini merupakan kreasi siswa jurusan Las. Beberapa kreasi lain yang
dimanfatkan siswa adalah gawang futsal. Tak mau ketinggalan, jurusan elektropun turut melengkapi fasilitas pengeras suara tiap ruangan. Adapun khusus kelas keterampilan otomotif, sebentar lagi akan membuka sebuah bengkel motor di areal samping madrasah. Yang membanggakan, bengkel ini mendapatkan support dari bengkel resmi Honda AHASS. Nantinya selain siswa bisa makin leluasa praktik service motor, masyarakat sekitar juga bisa memanfaatkan jasa service di bengkel ini. “Sebagai insan madrasah, kita juga ingin memberikan manfaat nyata kepada masyarakat,” ucapnya bangga. Dengan beragam produk tersebut, seakan tiada hari tanpa karya yang dihasil kan di madrasah ini. Dan memang hampir saban hari setelah berkonsentrasi pem belajaran di kelas, siswa melepas penat di workshop keterampilan yang berjajar di sisi utara gedung madrasah yang berganti label dari PGAN Bojonegoro menjadi MAN 2 Bojonegoro pada 16 Maret 1978 itu. Tak mengherankan jika produk para siswanya kian hari semakin memenuhi etalase ruang pameran. Inilah yang juga menjadi biang kerisauhan pihak madrasah akhir-akhir ini. Ibaratnya
sebuah dilema. Satu sisi produktivitas siswa dalam menghasilkan karya tinggi, tapi di sisi lain produk-produk ini harus tertahan di gudang penyimpanan. “Beberapa tahun lalu, menggunungnya produk-produk ini tak menjadi kendala berarti. Sebab dulu banyak even pameran pendidikan semisal Expo Pendidikan,” keluh Pak Agung – pagilan karib Agung Hidayatullah, M.Si – geram. Di sanalah, biasanya karya-karya siswa dipajang. Selain untuk mensosia lisakan keberadaan madrasah, even pameran juga menjadi pasar bagi pro duk siswa. “Saya juga heran, kenapa expo pendidikan kian jarang. Padahal itu sangat bermanfaat untuk melecut kreativitas siswa,” tukas lelaki kehiran 10 Oktober 1961 ini terheran-heran. Yang membuatnya lebih trenyu, pa meran ataupun expo saat ini lebih prag matis. Sebab di dalamnya dibanjiri produk furniture, elektronik dan aneka kebutuhan rumah tangga. Aneka diskon yang ditawar kanpun cenderung membuat orang makin konsumtif. Dan tentu saja tidak ada nilai edukatif di sana. Kondisi inilah yang menginspirasi MAN 2 Bojonegoro untuk mengumpulkan seluruh Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) se-Jatim dalam waktu dekat. Selain untuk menjalin komunikasi intens antar MAK, juga untuk mengadu kreativitas para siswa. ”Yang terpenting lagi, kita ingin mem berikan pemahaman kepada khalayak, bahwa di Kemenag juga ada madrasah kejuruan yang tak kalah dengan SMK pada umumnya,” ujarnya beralasan. “Bahkan, siswa MAK selain dibekali live skill yang mumpuni juga pemahaman agama yang kuat,” imbunya meyakinkan. •pri MPA 352 / Januari 2016
43
Kejujuran dan Integritas Sebagai Ciri Pribadi Muslim Oleh : Sulaiman Musa, S.Ag., M.Pd.I. Ketua Pokjaluh Kantor Kemenag Kab. Bangkalan
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin. Marilah kita pada kesempatan jum’at yang berbahagia ini, sama-sama bersyukur ke hadlirat Allah SWT. Hanya karena rahmat, ni’mat dan hidayah-Nyalah kita dipertemukan dalam kesempatan ibadah shalat jum’at ini. Shalawat dan salam semoga terus tercurah kepada pribadi agung Nabi Muhammad SAW. Hanya dengan perantaan beliaulah kita mengenal keimanan diantara kekafiran, yang haq diantara yang batil. Jamaah jum’ah yang berbahagia Melalui mimbar ini, ijinkan kami berpesan dengan pesan yang wajib disampaikan yaitu marilah kita sama-sama berusaha dan berupaya untuk selalu meningkathan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Sungguh hanya iman dan taqwalah yang membuat kita berarti dan berharga di sisi Allah SWT. Jamaah jum’ah yang berbahagia Diantara bentuk ketaqwaan adalah menghiasi diri dengan kejujuran. Allah SWT berfirman:
segala ummat dan segala bangsa. Manusia, sebagai makhluk yang pandai berkata-kata, dinilai kualitas kemanusiaannya berdasarkan tingkat kejujurannya. Dalam bahasa sekarang, dikenal juga istilah integritas, yang bermakna diantaranya konsistensinya antara perkataan dan perbuatan. Syarat menjadi Pemimpin adalah harus memiliki integritas. Tidak ada kepemimpinan tanpa integritas, dan tidak ada integritas tanpa adanya kejujuran. Jamaah Jum’ah yang dirahmati Allah. Dalam Islam, kejujuran menempati posisi yang sangat istimewa. Seorang muslim, dianggap cacat kemuslimannya jika tidak bisa berperilaku jujur. Integritas seorang Muslim tergantung kejujurannya. Hal ini dikarenakan Islam adalah agama dari Allah SWT yang Maha Jujur. Allah SWT sebagai pencipta segala, yang menurunkan kitab suci al-Qur’an, menyatakan bahwa Dialah yang paling jujur dengan firmannya:
“Dan siapakah yang lebih benar perkataannya dari pada Allah ?” (QS. An-Nisa’: 122).
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar. (QS. Al-Ahzab, 70). Kejujuran dalam bahasa Arab disebut as-Shidqu ( ) yang berarti menyampaikan sesuatu baik dengan perkataan atau perbuatan sesuai dengan kenyataan. Kejujuran dijunjung tinggi oleh
44
MPA 352 / Januari 2016
Ma’ashiral Muslimin Rahimakumullaah Ketika Allah SWT mengutus para Nabi dan Rasul untuk ummat manusia, maka bisa dipastikan merekalah orang-orang yang paling jujur di zamannya. Nabi Muhammad SAW, sebagai Nabi terakhir, bahkan dikenal sebagai orang yang sangat jujur dan dijuluki “AlAmin” (yang bisa dipercaya) jauh sebelum beliau diangkat sebagai Nabi dan Rasul oleh Allah SWT. Integritas sudah menyatu dalam kepribadian beliau.
Diharapkan, ummat Islam sebagai pengikut Nabi Muhammad SAW al-Amin adalah orang-orang yang selalu jujur, baik dalam berkata-kata maupun bertingkah laku. Ummat Muhammad SAW adalah orang-orang yang berintegritas. Allah murka kepada orang-orang munafik karena mereka tidak jujur. Apa yang mereka tampakkan tidak sama dengan apa yang mereka sembunyikan di dalam hati mereka. Allah tidak meridhai kemusyrikan karena mereka tidak jujur: menyatakan bertauhid tapi ternyata tidak. Allah tidak menerima amal yang didasari riya’ (ingin dipuji orang) karena mereka tidak jujur. Selain daripada itu, nilai kejujuran dikenal sebagai pintu kebai kan. Bukan kebaikan namanya kalau dilakukan dengan kebohongan. Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Hendaknya kalian berpegang kepada kejujuran, sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa kepada sorga. Dan seseorang membiasakan dirinya berkata dan bertindak jujur hingga tercatat di sisi Allah sebagai orang jujur. Hatihatilah kalian terhadap dusta. Sesungguhnya dusta membawa kepada kedurhakaan, dan kedurhakaan membawa kepada neraka. Seseorang membiasakan dirinya untuk berkata dusta sehingga dia tercatat di sisi Allah sebagai pendusta. (HR. Bukhari Muslim). Pada hadits ini jelas terlihat betapa jujur dan dusta berada pada dua kutub yang berlawanan sampai berujung pada sorga dan neraka. Pada hadits yang lain, Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Tidak akan berkumpul keimanan dan kekafiran dalam hati seseorang, juga tidak akan berkumpul antara jujur dan dusta, juga tidak akan berkumpul khianat dan amanat” (HR. Ahmad). Ma’ashiral Muslimin Rahimakumullaah. Karena pentingnya kejujuran tersebut, maka tidak salah ketika Allah SWT menempatkan orang-orang yang jujur dan benar sebagai orang yang menempati peringkat kedua dari orang-orang yang mendapat nikmat setelah para Nabi. Setelah itu tempat ketiga
dan kempat ditempati oleh para Syuhada’ (Orang-orang yang mati syahid) dan orang-orang shaleh (shalihin). Mengenai hal ini Allah SWT berfirman:
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. 4:69) Jama’ah jum’ah Rahimakumullah Dalam kehidupan sosial kita sehari-hari, kita bisa melihat betapa hati manusia terpaut kepada orang-orang yang jujur, meskipun strata sosial mereka dipandang rendah. Sebaliknya, hati manusia menolak kepada orang-orang yang dikenal tidak jujur, meskipun strata sosial mereka dipandang tinggi. Secara fitrah, kita hanya condong kepada orang-orang yang berintegritas. Dalam kehidupan politik juga demikian. Rakyat akan cinta kepada pemimpin yang jujur dan akan membenci pemimpin pendusta. Sungguh, sudah merupakan fithrah manusia, cinta kepada kejujuran dan benci kepada kedustaan. Setiap bayi sebenarnya dilahirkan dalam keadaan fithrah. Termasuk fithrah kejujuran di dalamnya. Namun karena pengaruh keluarga dan masyarakat di sekitarnya, maka si anak mulai belajar bagaimana cara berbohong yang “baik”. Selanjutnya, maka si anak yang akhirnya berangkat remaja dan dewasa lalu semakin lihai berbohong. Hal ini semakin parah ketika si anak tersebut lalu menjadi pejabat publik atau panutan masyarakat. Tak ayal, kebohongannya lalu menjadi contoh kepada publik bagaimana cara berbohong sekaligus cara menutupi kebohongan secara “cerdas”. Jama’ah jum’ah yang berbahagia Sekarang pertanyaannya, Adakah kejujuran itu kini pada diri kita, keluarga kita, masyarakat kita? Kalau iya, maka kita patut bersyukur kepada Allah SWT. Namun kalau tidak, kita harus mengupayakannya. Hanya kepada Allah tempat meminta pertolongan. Demikian khutbah kali ini, semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita semua untuk menjadi orang-orang yang jujur dan berintegritas. Aamiin yaa mujiibas saailiin.
MPA 352 / Januari 2016
45
Pengasuh : dr. H Rasyid M Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
Gizi Remaja Saat ini banyak terlihat remaja yang terkesan menggembirakan karena badannya yang tampak subur. Namun kita melihat pula adanya mereka yang kurang menyenangkan, misalnya kegemukan (obesitas), ataupun yang merupakan akibat gizi buruk mereka di masa lampau. Fakta. Banyak terlihat remaja yang terkesan menggembirakan karena badannya yang tampak subur karena baiknya gizinya. Namun jika kita lebih jeli kita akan melihat pula adanya gambaran tubuh mereka yang masih kurang menyenangkan karena kegemukan (obesitas), ataupun yang mungkin merupakan akibat gizi mereka yang kurang sempurna saat ini ataupun di masa lampau mereka, misalnya kaki mereka yang tampak membentuk huruf X ataupun O, sebagai akibat kurang vitamin D oleh kurangnya asupan lemak hewan. Untuk masa depan remaja kita yang lebih baik, kita perlu lebih memahami permasalahan gizi pemulanya: anak-anak. Akan lebih baik lagi jika mereka juga dapat memahami pokok permasalahannya sendiri karena penyelesaian permasalahan gizi ini harus melibatkan mereka juga, yaitu apa yang mereka makan. Masa remaja atau adolescence adalah waktu terjadinya perubahan-perubahan yang berlangsungnya cepat dalam hal per tum buhan fisik, kognitif, dan psiko sosial atau tingkah laku. Usia re maja meru pakan usia peralihan dari masa kanakkanak menuju dewasa. Ke lom pok anak dan remaja merupa kan kelompok rawan terjadinya kege mukan. Kegemukan pada masa anak berisiko tinggi untuk mudah menjadi kegemukan di masa dewasa dan berpotensi mengalami penyakit metabolik dan penyakit degeneratif di kemudian hari semisal kencing manis dan stroke. Peran gizi. Secara sederhana makanan yang kita makan itu digolongkan menjadi keperluan untuk pertumbuhan tubuh, penyediaan energi, dan pencukupan zat-zat pengatur (vitamin dan mineral); zat pengatur ini berfungsi mengendalikan kerja tubuh. Untuk pertumbuhan itu tubuh memerlukan bahan penyusun; misalnya protein yang merupakan kom ponen utama jaringan tubuh, kal sium untuk penyusunan tulang, zat besi yang merupakan komponen penting dalam penyusunan sel-sel darah merah. Untuk melakukan aktivitas tubuh 46
MPA 352 / Januari 2016
memerlukan energi, semisal otot kaki untuk berjalan, jantung untuk memompa darah, otot dada untuk memompa udara keluar-masuk paru, otak untuk berfikir maupun mengatur kerja tubuh; hati (liver) pun perlu energi untuk “bekerja” menyusun molekul-molekul yang diper lukan tubuh semisal protein, getah empedu. Semua proses itu merupakan reaksi kimia di dalam tubuh, yang kelancarannya memerlukan zat pengatur. Pemenuhan kebutuhan zat pengatur dipenuhi terutama dari makanan yang berupa sayur dan buah. Tumbuh. Sejak di dalam kandungan tubuh sudah sudah tumbuh, dari satu sel telur yang dibuahi untuk menjadi bayi, lahir dan kemudian tumbuh dan berkembang lebih lanjut. Pertumbuhan dan perkembangan tubuh itu “sudah terpola” oleh struktur “pencetak” yang berupa gen yang tersusun sebagai DNA yang khas tersusun dalam benang-benang chromosome. Misalnya bagaimana susunan bagian yang dibentuk agar sesuai dengan model jaringan organ yang diben tuk, maupun juga urutan kapan suatu struktur harus dibentuk maupun dikem bangkan. Untuk semua proses itu diperlukan energi. Energi. Energi diperlukan tubuh untuk bekerja, yang tampak maupun yang tidak tampak dari luar. Energi diperlukan tubuh untuk berjalan dengan aktivitas otot-otot tertentu untuk “berkontraksi” (mengkerut)
secara terkendali membentuk gerakan jalan. Otot jantung yang harus memompa darah ke seluruh tubuh, otot-otot dada yang memungkinkan udara keluar-masuk paru. Ginjal yang membuang “racun” dan menarik kembali zat yang masih diperlukan agar tidak terjadi “pemborosan”. Proses yang terkait itu pada hakikatnya adalah reaksi kimia dan proses fisika, yang banyak jumlahnya; me mer lukan energi. Energi yang digunakan oleh tubuh adalah energi yang berupa energi kimia, terutama Adenosine Tri Phosphate (ATP) yang merupakan hasil dari proses “pembakaran” atas bahan bakar yang berupa karbohidrat, lemak, ataupun potein. Besarnya kebutuhan energi tergantung pada seberapa besar aktivitas seseorang; makin aktif seseorang, maka makin besar juga kebutuhan energi yang diperlukan. Sumber energi itu terutama berasal dari karbohidrat (zat tepung) dan lemak; selain dari yang kita makan, sumber energi ini dapat berasal dari cadangan yang telah ada di dalam tubuh. Karbohidrat terutama berupa glikogen yang terdapat di dalam otot dan liver di samping yang berupa bulirbulir halus yang terdapat di dalam sel. Di dalam darah karbohidrat terdapat dalam bentuk glukosa yang larut di dalamnya. Tubuh tidak dapat menyimpan karbohidrat dalam jumlah banyak; kelebihannya akan disimpan dengan diubah menjadi lemak. Kegemukan. Ada beberapa faktor penyebab kegemukan, di antaranya adalah faktor genetik (keturunan); ini cukup berperan dalam kejadian kegemukan pada anak. Seorang anak dengan kedua orang tua yang kegemukan memiliki peluang 80% untuk juga akan menderita kegemukkan. Selain faktor genetik ini, faktor lingkungan seperti gaya hidup, status sosial ekonomi, maupun letak geografis juga sangat berpengaruh pada kejadian obesitas pada anak dan remaja. Namun prinsipnya adalah kegemukan merupakan bukti asupan energi makanan lebih banyak ketimbang energi yang digunakan untuk aktivitasnya. Kelebihan energi inilah yang kemudian
tersimpan terutama sebagai lemak. Pengatur. Ibarat mobil ataupun sepeda motor, meskipun tersedia cukup bensinnya namun jika tanpa oli maka mobil ataupun motor itu tak akan dapat berjalan dengan benar, bahkan mesinnya dapat tidak dapat dihidupkan. Tubuh kita memerlukan bahan seibarat oli ini yang dapat berupa enzim, ko-enzim, hormon, maupun zat lain yang seperti itu. Bahan ini ada yang dapat dibuat sendiri oleh tubuh, tetapi ada yang tubuh tidak dapat membuatnya sendiri sehingga harus dipasok dari luar, yaitu dari makanan kita. Jenis-jenis bahan ini sangat banyak, karena boleh dikata setiap proses kimia dalam tubuh memerlukan bahan pengatur yang khas untuknya. Misalnya saja kita perlu enzim amylase untuk memecah zat tepung, enzim protease untuk memecah protein, perlu lipase untuk memecah lemak, di samping misalnya perlu vitamin B1 untuk pelancar “pembakaran” karbohidrat. Tanpa adanya HCl (sebagai asam lambung, Hydro Chlorida) maka pemecahan protein akan lamban ataupun bahkan terhenti. Diagnosa Kecukupan Makan. Secara sederhana dapatlah dikatakan bahwa kebutuhan makanan remaja dapat berbeda banyak pada satu dan lain orang. Ini tergantung pada aktivitasnya dan umurnya. Masa remaja adalah masa pertumbuhan, yang memerlukan pemenuhan zat gizi dengan jumlah yang berbeda pada umur yang berbeda, pada laki-laki ataukah perempuan. Remaja yang tak terlalu aktif, yang perempuan perlu makan yang mengandung energi 1500-2000 kcal (40-60 kcal/kg BB) per harinya; yang laki-laki 20002500 kcal (45-60 kcal/kg BB). Mereka yang sangat aktif mungkin perlu menambahnya lagi. Untuk memantau kecukupannya dapat diperhatikan dari Indeks Massa Tubuhnya (IMT) dari perhitungan Berat (kg) dibagi kwadrat Tinggi Badannya (m); IMT harus dijaga 18,5 -24,9 untuk perempuan maupun untuk laki-laki. Tebal lemak lipatan kulit juga dapat digunakan untuk penilaian; untuk ini perlu alat Skinfold caliper. Secara lebih rinci sebaiknya untuk pemenuhan gizi dihitung dulu kebutuhan proteinnya, yaitu 1 gram per kg berat badannya (jika sangat aktif 1,3-1,8 g/kg). Kemudian dihitung nilai energinya yaitu 4 kcal per gram protein. Sisa kebutuhan energinya dicukupi dari lemak sekitar 25% (15-35%) dengan memperhitungan 9 kcal per gram lemak; selebihnya (65-85%) dari karbohidrat dengan perhitungan 4 kcal per gram karbohidrat. Salah makan. Tubuh boleh dikata sangat tergantung pada masukan bahan dari luar, yaitu dari yang kita makan ataupun minum. Oleh karena itu kadangkadang tubuh mengalami pertumbuhan
yang tidak benar hanya karena makanan dan minumnya yang tidak benar, dalam bentuk kekurangan ataupun kelebihan. Tidak jarang kesalahan ini bukan karena tidak ada yang dimakan, akan tetapi karena kesalahan pengaturan; ini dapat merupakan kesalahan penyedia makanan ataupun juga kesalahan si pemakan itu sendiri. Untuk mudah ataukah susah masu knya makanan dan minuman ke dalam tubuh banyak ataukah sedikit dipengaruh oleh selera atau nafsu makan. Di otak kita ada pusat kenyang dan ada pula pusat lapar, keseimbangan antara keduanyalah yang menjadikan orang cenderung untuk makan ataukah berhenti makan; keduanya dapat dilatih atau dikendalikan. Anemia (“kurang darah”) sering kali jadi masalah, dan ini cukup mengganggu karena akan mengurangi daya tahan kerja karena otot dan jantung kekurangan oksigen, di samping bahwa kurang darah juga berakibat penderitanya mudah lelah, mudah mengantuk, sulit belajar. Keadaan kurang darah biasanya karena kurangnya asupan zat besi, yang banyak terdapat di daging merah, hati, sayuran hijau. Pencegahan Kekurangan Gizi. Sumber energi untuk berbagai daerah mungkin tidaklah sama, karena tidak semua daerah mempunyai area pertanian cocok untuk bertanam semua tanaman. Misalnya beras sebagai bahan makanan sumber energi tidak mudah diperoleh di daerah kering; sebagai gantinya untu ini dapat digunakan jagung, ubi, atau lainnya asalkan mau. Untuk kebutuhan energi dapat juga digunakan lemak hewani maupun nabati (tumbuhan); lemak terdapat banyak pada kelapa, sawit, kacang, wijen, dan sebagainya. Minyak yang “jarang” kita temui adalah minyak dari bunga matahari; di luar negeri minyak ini disukai karena kandungan macam-macam asam lemaknya lebih baik bagi kesehatan. Lemak hewani ditakuti karena banyak mengandung kolesterol, yang dianggap merupakan faktor penting yang akan mengakibatkan kaku dan rapuhnya pembuluh darah yang kemudian memudahkan pecahnya pembuluh darah di jantung maupun otak. Oleh karena itulah lemak hewan dibatasi untuk tidak lebih dari 70% lemak per harinya. Vitamin ada yang larut lemak dan ada pula yang larut air. Secara umum vitamin yang larut lemak itu dapat disimpan, sedangkan untuk vitamin yang larut air itu tubuh “tidak dapat” menyimpan sehingga kebutuhan vitamin yang ini harus dicukupi dari makanan setiap harinya. Jika orang cukup memakan sayur dan buah, boleh dikata telah tercukupilah kebutuhan vitamin dan mineral itu. Selain berbagai macam enzim itu,
di dalam tubuh juga ada zat-zat bahan pengatur yang berupa berbgai macam hormon. Hormon pada dasarnya diproduksi oleh tubuh sendiri; jika tubuh tak mampu mencukupi kebutuhannya maka hormon perlu diperoleh dari luar, yang biasanya sudah berupa “obat”. Air. Air merupakan wahana ling kungan internal, tempat sel-sel tubuh hidup dan bekerja. Air dengan segala macam bahan yang terlarut di dalamnya ataupun yang berbentuk koloid akan menentukan apakah sel akan bekerja dengan baik. karena jaringan tubuh yang tubuh tersusun dari sel-sel ini. Air merupakan komponen utama dalam sistem sirkulasi, sebagai sarana untuk mengangkut berbagai macam bahan sesuai dengan kebutuhan. Dapat kita faha mi sangat pentingnya air ini, karena keku rangan sedikit saja air di dalam tubuh ini akan menimbulkan gangguan transportasi zat, menimbulkan kelemahan fisik (mudah lelah) di samping mun culnya gangguan fungsi otak (mengan tuk, kurang teliti, mudah marah). Tubuh kita tidaklah efisien secara sempurna; banyak energi yang tidak dapat digunakan, menjadi terbuang berupa panas. Ketika kita berolahraga tubuh kita panas, suhu tubuh kita meningkat; sel-sel tubuh kita tidak tahan kepanasan, oleh karena itu panas ini harus dibuang. Tubuh didinginkan dengan membasahi kulit dengan air keringat, tubuh terdinginkan oleh penguapan keringat ini. Serat dalam makanan. Ini merupakan bagian sangat “penting”. Bahan ini tidak dapat dicerna oleh sistem pencernaan tubuh kita, serat ini menjadi ampas. Ampas ini memudahkan usus mendorong sisa makanan yang tak tercerna untuk dibuang sebgai tinja. Dengan cara ini maka sisa getah empedu menjadi “tidak sempat” memicu munculnya kangker usus karena tidak berlama-lama di usus besar. Penutup. Kita sudah terbiasa dengan semboyan “4-Sehat, 5-Sempurna”; sebenarnya untuk kemudahan biasa juga disebut bahwa yang diperlukan oleh tubuh pada hakikatnya adalah “Pembangun, Energi, dan Pengatur”. Untuk pembangun kita fokuskan ke sumber potein dari lauk, sumber energi dari nasi atau padanannya dan minyak, bahan pengatur dari sayur ataupun buah. Perlu pemahaman bahwa tidak ada bahan makanan yang murni hanya mengandung satu jenis zat gizi; selalu ada campuran, sehingga buah dapat dikurangi dengan telah adanya kombinasi sayuran; buah tidak selalu tersedia di semua daerah. Begitu juga keharusan mencari susu sebagai sumber protein dan kalsium pun dapat dihindari. Semoga uraian di atas bermanfaat. MPA 352 / Januari 2016
47
Pengasuh : Drs. Ahmad Busyairi Mansur, MM
A. Reading (Wacana)
PROPHET
A
prophet is a person chosen by God as His representative. When God appoints someone as His Messenger. He sends His angel to him to inform him of his new status. In that way, the individual can have no doubts about his appointment as God’s apostle. Later, God reveals His message to him through His angels, so that he may communicate the divine teachings to all his fellow men. God has given man a mind so that he may be endowed with understanding. But this mind can only grasp things that are apparent. It cannot go below the surface, and there are many things to be apprehended, for which a superficial knowledge is insufficient. The deeper realities of this world are beyond the scope of the human mind, and so far as God and the next world are concerned they must remain forever invisible-beyond the reach of human perception. What the prophet does is to enlighten people so that they may overcome this human inadequacy. He tells of the reality of things here and how, and also gives tidings of the next world. He thereby enables the individual to formulate a plan for his entire existence in the full light of knowledge and awareness so that he may carve out a successful life for himself. Since the settlement of human beings on earth, the prophets have been coming one after another. In every age they have been the conveyors of God’s message to human beings. However, whatever records of these ancient prophets have survived have been rendered historically unreliable by interpolations. The same is true of the books they brought to mankind. The sole exception was the case of the Prophet Muhammad, who had been chosen by God as His final messenger. The Prophet was born in an age when the history of the world was already being extensively chronicled. This in itself made circumstances conducive to authentic records being kept of God’s messages and the Prophet’s exemplary life. The relevant facts were passed on from one generation to the next by both oral and written tradition, and with the advent of the printing press came the modern guarantee that no changes would ever be made in the divine scriptures. This renders unassailable the position of the Prophet Muhammad as God’s final Messenger and His sole representative on earth till doomsday.
B. Vocabulary (Kosakata) Representative = wakil Doomsday = hari kiamat Final = pada akhirnya Messenger = utusan
Advent Divine Teachings Circumstances Authentic
= = = = =
C. Dialogue
Asking Apologizes
Mrs. Amira : Assalamualaikum. Good morning. Mr. Andre : Waalaikumsalam. Good morning. Mrs. Amira : I heard that my son misbehaved with you last evening. I’m ashamed of what he did. I came to apologize to you. Mr. Andre : there’s no need for an apology. It’s true that he used some bad words. But I didn’t take it seriously. Let’s forget about it. Mrs. Amira : I’ll certainly warn him. Mr. Andre : please don’t be very harsh with him. I’m sure he’ll realize his mistake. Mrs. Amira : yes, thank you, Sir. Tika : excuse me, there’s something I would like to tell to you. Dina : yes, please. Tika : I would like to asking your apologize. Dina : why? what’s wrong? Tika : last month, I borrowed your book and I promise to you that I will return it tomorrow. Dina : yes, I remember that. Do you want to return it now?
48
MPA 352 / Januari 2016
kedatangan wahyu ajaran kesempatan asli/otentik Tika Dina Tika Dina Tika Dina Tika Dina Tika Dina
Records Survived Deeper
= catatan = hidup = lebih mendalamn
: that’s the problem. Your book is gone. : pardon? Did you just say that my book that you borrowed from me is gone? : yes, that’s right. I try to find it in everywhere around my house but I couldn’t find it. : hmm, tomorrow I would like to use that book, I have a test. : I know that Tika. Can you forgive me because of the lost of your book? : nothing we can do, friend. It’s okay. I forgive. : don’t worry Dina. Let’s go to bookstore and buy the same book for you. : yes, that would be great. : thanks for your kindness. : it’s okay. No need to be sad.
D. Useful Expression 1. I’m sorry that we haven’t got much in while gold at the moment. 2. We regret to tell that we haven’t got much in white gold at the moment. 3. Please accept our apologies for the things we have. 4. I’m so sorry about my mistake. 5. I owe you an apology.
Pengasuh : Ustd. Faiz Abdur Rozak
Arti dari kata-kata pelik : Andai / Sekalipun Anda baca... Selama seratus tahun... dan Anda kumpulkan seribu kitab... Anda tidak akan siap dan tidak berhak (bagi) untuk menggapai rahmat (kasih sayang Allah), kecuali yang beramal dan... (baca cuplikan ayat-ayat Qur'an) berikut perhatikan no ayat / surat masing-masing terdapat kalimat :
MPA 352 / Januari 2016
49
LINTAS PERISTIWA
Peringati Hari Ibu dan Hari Dharma Wanita Dengan Gelar Lomba Paduan Suara
Salah satu peserta lomba paduan suara dalam rangka HUT Dharma Wanita dan Hari Ibu sedang menunjukkan kebolehannya di depan juri.
KOTA PASURUAN-Dalam rangka memperingati HUT Dharma Wanita sekaligus hari ibu, Dharma Wanita Kemenag Kota Pasuruan
mengadakan lomba paduan suara betempat di aula setempat, (22/12). Acara dihadiri oleh Kakankemenag, Kasubag Bimas Islam dan seluruh anggota DWP Kemeneg Kota Pasururuan. Dalam sambutnya, Kakankemenag Kota Pasuruan H. Ma’mur salim M.Simengatakan bahwa peringatan Hari Ibu dan HUT Dharma Wanita merupakan suatu kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri bagi para ibu. Karena di balik keberhasilan seorang bapak, juga ditopang oleh ibu. Oleh karenanya, seorang isteri harus mampu mendampingi suami saat suami membutuhkan bantuan. Isteri juga berfungsi mengingatkan tugas-tugas suami. Oleh karena itu, ibu-ibu dharma wanita harus konsisten mendukung suami dalam rangka ikut berperan mendukung program pemerintah demi kesejahteraan masyarakat, baik di bidang pendidikan, ekonomi, sosial budaya dan politik. Pada lomba kali ini, juara 1 diraih oleh Dharmawanita MIN Mandaranrejo. Sementara Darmawanita MAN Pasuruan menjadi juara 2, dan juara 3 diraih oleh Dharmawanita MTsN Kota Pasuruan. •Mdk
Kemenag Sampang Gelar Apel Pekan Madaris Tingkat MI/MTS/MA Diikuti 500 Peserta SAMPANG-Bertempat di lapangan MAN I Sampang, Kanke menag Kab. Sampang menggelar apel pembukaan Pekan Madaris tingkat MI/MTs/MA se-Kabupaten Sampang, (15/12). Kegiatan yang dilaksanakan selama 6 hari ini dibuka oleh Drs. H. Mudjalli, M.HI selaku Kakankemenag Kab. Sampang dan dihadiri Kasi, Kepala Satker dan pejabat lainnya. Mengawali apel, Kasi PENDMA Kemenag Sampang Drs. Syamsuri, M.Pd selaku Ketua Panitia melaporkan bahwa kegiatan yang diikuti 500 siswa ini akan diisi berbagai lomba antara lain pidato 3 bahasa, MTQ, seni kaligrafi, lari serta bulu tangkis. “Berbagai macam perlombaan akan digelar dan ditutup dengan kirab drum band,” ujarnya. Selanjutnya, H. Mudjalli yang bertindak sebagai pembina apel menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu ajang silaturrahmi dan penggemblengan para siswa madrasah. “Agar ke depan mampu menjadi generasi yang berjiwa sosial, tegas, terampil, disiplin, berakhlaq mulia dan berprestasi,” katanya. Ditambahkannya, seluruh peserta diharapkan benar-benar me
Kakankemenag Kab. Sampang berkenan menggunting benang sebagai tanda dimulainya Pekan Madaris Tingkat MI/MTs/MA se-Kabupaten Sampang.
matuhi tata tertib dan berkompetisi secara fair dan menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas. •Fr
PERGUSMAD (Perkemahan Gugus Madrasah) IV Lumajang Dibuka Ketua DPRD Jatim
Salah seorang perwakilan tim pramuka mendapatkan penghargaan berupa trophy pada ajang PERGUSAMAD IV Lumajang.
LUMAJANG-Guna menjalin persahabatan dan wahana belajar antar lembaga-lembaga di bawah naungan Kemenag 50
MPA 352 / Januari 2016
Kab. Lumajang, KKM MI dan MTs Kab. Lumajang mengadakan kegiatan kepramukaan yang diberi nama PERGUSMAD IV. Acara ini dilaksanakan selama 4 hari, dari tanggal 14 hingga 17 Dsember 2015 yang bertempat di lapangan Desa Tempeh Kidul kec. Tempeh Lumajang. Dalam kegiatan ini, kepramukaan dikemas dengan rekreatif, bakti, dan kompetisi. Ketua DPRD Jatim Drs. H. Abdul Halim Iskandar, M.Si. turut hadir membuka secara resmi perkemahan ini. “Jaman dahulu anak muda sering bergotong royong, tapi sekarang ini gotong royong menjadi kegiatan bapak-bapak. Moral anak muda sekarang ini sudah berkurang. Hanya dengan kegiatan pramuka yang mengajarkan artiarti kehidupan,” ujarnya. Ditambahkannya, banyak orang mengira pramuka adalah kegiatan yang membosankan, kerjaannya hanya itu-itu saja. Padahal permainan pramuka, asyik dan bermanfaat. “Pramuka memang sedang menurun kualitasnya, akan tetapi pramuka tidak akan pernah mati. Mari bersama-sama melestarikan gerakan Pramuka. Dari pramuka, bangsa Indonesia jaya,” pungkasnya. •Bud
LINTAS PERISTIWA
Kemenag Kota Blitar Bersama BLH Kenalkan Generasi Penerus Peduli Lingkungan
Para siswa dari SD/MI dengan tekun dan semangat mengikuti lomba lukis lingkungan yang bertempat di Taman Mini Kebon Rojo Kota Blitar.
KOTA BLITAR-Kankemenag Kota Blitar bekerja sama dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Blitar menyelenggarakan lomba
lukis lingkungan dan lomba Daur Ulang Sampah, (14/12). Kegiatan yang bertempat di Taman Mini Kebon Rojo Kota Blitar diikuti oleh seluruh siswa SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA se-Kota Blitar yang membludak dan bersemangat. Untuk siswa tingkat SD/MI dan SMP/MTs, dilombakan lukis lingkungan yang obyeknya adalah lingkungan sekitar. Sedangkan lomba daur ulang sampah diperuntukkan bagi siswa SMA/SMK/MA. Pada kesempatan ini, Kadinas Lingkungan Hidup Kota Blitar Pande Ketut Suryadi, SH yang didampingi Kakankemenag Kota Blitar Drs. H. Ngudiono, M.Ag, MM, saat memberi sambutan sekaligus membuka menyampaikan bahwa lomba ini ditujukan untuk menggalakan terus menerus guna terwujudnya lingkungan hidup yang sehat. Karena sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia. “Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa yang masih polos, belum ada pikiran ataupun keinginan untuk merusak lingkungan. Dengan diadakan lomba ini semoga dapat lebih mencintai dan menyayangi lingkungan,” harapnya. •Aswaja
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Dimeriahkan dengan Lomba Ratu Kebaya KOTA MADIUN-Bertempat di aula Kankemenag Kota Madiun telah dilaksanakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1437 H dan lomba Ratu Kebaya dalam rangka HAB Kemenag ke-70, HUT Darma Wanita Persatuan ke-16 dan Hari Ibu ke-87, (22/12). Hj. Marlik Amir, M. PdI dalam sambutanya mengapresiasi pengurus dan anggota DWP karena semua bergerak sehingga acara berlangsung meriah. Beliau juga mengajak ibu-ibu untuk tampil maksimal jangan ragu-ragu dan malu untuk berakting agar dapat juara. Tapi kalaupun tidak dapat juara, yang penting ikut partisipasi memeriahkan acara. “Dengan hadir saja sudah dapat juara satu di hati suaminya,” ungkapnya teriring ucapan al-hamdulilah. Sementara Drs. M. Amir Sholehuddin, M. PdI Kakankemenag Kota Madiun mengucapkan selamat hari ibu dan berterima kasih atas peran ibu yang luar biasa. Sudah sepatutnya keluarga besar DWP menjadi istri sakinah yakni sebagai pengelola rumah tangga, pendamping suami, pendorong semangat kerja suami, dan pondasi untuk putra dan putrinya.
Ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan Kota Madiun nan cantik dan anggun, semarakkan lomba Ratu Kebaya peringati hari Maulid Nabi.
Acara dilanjutkan penyematan tanda kasih oleh Kepala Kantor kepada Istri diikuti para Kasi dan prosesi lomba. •AJ
Berbagai Lomba dan Santunan, Semarak HAB Kemenag Ke-70 di Kabupaten Malang
Kakankemenag Kab. Malang Drs. H. Moh. As’adul Anam, M.Ag kibarkan bendera, tanda dimulainya Jalan Sehat Kerukunan Umat Beragama.
KAB. MALANG-Memperingati hari kelahiran dapat dilakukan dengan berbagai cara. Tidak cukup dengan slogan saja, tetapi
harus dengan tindakan nyata. Semangat pengabdian dan pelayanan yang amanah serta mengedepankan prinsip-prisnsip integritas, menjadi ciri yang harus dimiliki oleh setiap Aparatur Sipil Negara Kementerian Agama. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika masyarakat melekatkan simbol agama pada pegawai Kementerian Agama. Demikian sambutan Kakankemenag Kab. Malang, Drs. H. Moh. As’adul Anam, M.Ag saat menjadi inspektur upacara KORPRI di halaman kantor setempat, (17/12). Ada pemandangan yang lain dari biasanya pada upacara hari itu, karena dirangkai dengan santunan kepada 70 anak yatim yang tersebar di 33 kecamatan. Langkah konkret dan bentuk kepedulian keluarga besar Kementerian Agama kepada masyarakat. Sebelumnya juga telah digelar berbagai lomba seperti bola volly, bulutangkis, kreasi puding, fashion busana Jawa tradisional, dan klereng berpasangan. Juga diadakan Jalan Sehat Kerukunan Umat Beragama pada tanggal 20 Desember 2015 di lapangan Desa Tulusayu Tumpang yang diikuti ribuan peserta. •Arif MPA 352 / Januari 2016
51
LINTAS PERISTIWA DONOR DARAH DALAM RANGKA HAB KEMENAG RI KE-70 JOMBANG-Dalam rangka HAB (Hari Amal Bhakti) Kemenag RI yang ke-70, Kankemenag Kab. Jombang menggelar kegiatan sosial berupa donor darah. Kali ini bekerjasama dengan Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Jombang. Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 2 November hingga 14 Desember 2015 di beberapa tempat yaitu di Satker (Satuan Kerja) dan di aula Darussalam Kankemenag Kab. Jombang. Donor darah diikuti para pegawai Kankemenag Kab. Jombang, siswa madrasah dan TNI Kab. Jombang dengan tujuan untuk mewujudkan kepedulian terhadap sesama. Karena setetes darah yang disumbangkan sangat berarti bagi kehidupan orang lain dan pendonor itu sendiri. Pada kesempatan yang baik ini, ketua kegiatan donor darah Drs. Purnomo, M.Pd. menyampaikan bahwa dengan adanya semangat dan kesadaran dalam diri kita, maka akan tercipta sebuah persaudaraan dan saling tolong menolong antar sesama manusia. “Semoga kerjasama antar PMI Kab. Jombang dengan Kankemenag Kab. Jombang dengan kegiatan donor darah ini dapat terus berjalan demi terciptanya masyarakat Kabupaten Jombang yang sehat dan sejahtera”, harapnya. •Tts KEPALA KEMENAG SERAHKAN BANTUAN LAPTOP PRINTER KUA KAB. PROBOLINGGO-Kakankemenag Kab. Probolinggo H. Busthami menyerahkan ban tuan 18 Laptop dan 24 Printer kepada Kepala KUA se-Kabupaten Probolinggo, (2/12). Dalam sambutannya, Kakankemenag Kab. Probolinggo menghimbau agar menjaga dan memilihara dengan baik. Karena bagai manapun juga, barang ini milik negara dan saat purna tugas harus dikembalikan ke negara. “Pergunakan sebaik mungkin untuk kepentingan sebagaimana peruntukannya. Jangan sampai barang milik negara menjadi milik pribadi,” ujarnya. Sedangkan Kasi Bimas Islam. A. Wafi, M.Pd menyambut baik upaya Kemenag Kab. Probolinggo dalam melengkapi seluruh kebutuhan KUA sehingga pelayanan prima yang dicanangkan bisa terlaksana dengan baik. “Upayakan ke depannya bisa online untuk semua pelayanan di KUA,” perintahnya. Kasi Bimas Islam juga berharap agar peralatan ini mampu meningkatkan kreativitas dan peningkatan kualitas pela yanan di KUA untuk masyarakat luas. Juga mampu membangun image Kemenag ke arah yang positif. “Tentunya harus didukung kita bersama, karena tanpa adanya kemauan yang sungguh-sungguh, hal tersebut tidak akan terwujud,” tegasnya. •Ansori 52
MPA 352 / Januari 2016
MUSABAQAH QIROATUL KUTUB ANTAR KEPALA KUA KAB. MALANG-Memahami dengan benar dan mendalam kitab-kitab klasik rujukan, merupakan hal penting yang harus dikuasai Kepala KUA dalam menjalankan tugas seharihari. Terutama yang berkaitan dengan fiqih munakahat. Dan pada hakekatnya setiap Kepala KUA memiliki potensi dan penguasaan terhadap kitab klasik. Oleh karena itu, harus diasah dan dikembangkan wawasan tersebut. Atas dasar pemikiran tersebut Kankemenag Kabupaten Malang menyelenggarakan Lomba Baca Kitab antar Kepala KUA, (22/12). Kegiatan ini dibuka oleh Kasi Bimas Islam, H. Sonhaji, S.Ag, MH mewakili Kakan kemenag Kab. Malang. Lebih lanjut dinyatakan bahwa kegiatan ini memiliki nilai strategis karena mampu meningkatkan wawasan dan penguasaan referensi yang dipakai dalam menunjang tugas. Dewan juri lomba ini adalah DR. KH Isroqunnajah (UIN Maulana Malik Ibrahim) dan DR. Kholisin (Universitas Negeri Malang) dengan kriteria penilaian bahasa, kelancaran dan pemahaman isi. Setelah proses seleksi yang ketat, Ahmad Fanani, S.Ag (Sumberpucung) ditetapkan sebagai juara I, Drs. Zubaidi (Bululawang) juara II dan M. Mursyid, S.Ag. (Donomulyo) sebagai juara III. •Arif RAKOR KEAGAMAAN, CERMATI EKSTRIMIS KEAGAMAAN TERMUTAKHIR SIDOARJO-Kehidupan sosial kerap beru bah, sehingga perlu up-grade infor masi. Termasuk perkembangan paham dan organisasi keagamaan. Karena itu, Penye lenggara Syariah Kankemenag Kab. Sidxoarjo menyelangarakan “Rapat Koordinasi Keaga maan Tahun 2015” di aula PC LP Ma’arif Sidoarjo pada awal Desember 2015 yang diikuti 40 orang dari berbagai unsur. Drs. H. Moh. Nur Ibadi, SE. MM (Penye lenggara Syariah) mengatakan bahwa Ra kor merupakan sarana koordinasi antara Kemenag dengan instansi yang ber ke pen tingan untuk menanggulangi ba haya radi kalisme-ekstrimisme yang mengatas na makan agama. Kakankemenag Kabupaten Sidoarjo H. Ahmad Rofi’i, SH. M.Pd.I mengatakan bahwa umat beragama menghadapi dua tantangan. Dari internal berupa ekstrimis-radikalisfundamentalis yang menempuh kekerasan seperti ISIS dan Al-Qaedah, dan dari ekstenal seperti konflik muslim dengan non-muslim. Potensi ekstrimisme mutakhir di Kabu paten Sidoarjo adalah ada 10 taha nan terorisme di Lapas Kebon Agung Porong yang salah satunya Umar Patek (sim patisan Jamaah Anshorut Tauhid), juga ada simpatisan GAFATAR (Gerakan Fajar Nusan tara) di Kecamatan Waru. •MS
GEBYAR DHARMA WANITA PERSATUAN KEMENAG TUBAN TUBAN-Dharma Wanita Persatuan Kanke menag Kab. Tuban merayakan ulang tahun ke-16 dan Hari Ibu ke-87 tahun 2015 juga HAB Kemenag ke-70 di aula setempat, (21/12). Acara yang dihadiri oleh Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP), Kasi serta anggota DWP ini diisi dengan lomba cipta menu makan siang dan lomba merawat jenazah. Sebelum lomba dimulai, dilakukan pemo tongan tumpeng sebagai bentuk rasa syukur. Dalam acara ini, Ketua DWP Hj. Zumrotul Uzlifah menyampaikan bahwa melalui momen ini diharapkan dapat membawa pengaruh positif bagi perempuan untuk selalu membangkitkan semangat sebagai ibu di tengah-tengah keluarga dan masyarakat. Sedangkan Kakankemenag Kab. Tuban Drs. Abd. Wahib, M.Pd.I sebagai Pem bina berharap agar jajaran pengurus DWP Kankemenag Kab. Tuban dapat mengim plementasikan program kerjanya secara sinergi. Sehingga manfaatnya dapat dinik mati, baik oleh anggota DWP sendiri maupun masyarakat umumnya. “Dukung suami agar kinerjanya produktif dan prestasinya meningkat,” harapnya. Dalam lomba ini, juara I lomba cipta menu siang diraih MAN Rengel sedangkan lomba merawat jenazah diraih oleh KUA Singgahan. •Taar PENYERAHAN PETIKAN DIPA 2016 KANKEMENAG KAB. PACITAN PACITAN-Kakankemenag Kab. Pacitan, secara langsung menyerahkan Daftar Isian Pengguna Anggara (DIPA) Tahun 2016, (21/12). Penyerahan di halaman Kankemenag Kab. Pacitan ini bersamaan apel kerja disak sikan karyawan/karyawati, pejabat struktural, fungsional dan fungsional umum (JFU). Kakankemenag Kab. Pacitan Ahmad Zuhri mengatakan bahwa berdasarkan hasil evaluasi program kerja sebelumnya, DIPA ini harus lebih mengutamakan peningkatan pelayanan masyarakat. Selain segera melakukan telaah DIPA yang diperoleh, Ahmad Zuhri menegaskan agar pejabat penerima DIPA segera meren canakan capaian tujuan kegiatan melalui time schedule dan analisis SWOT masing-masing seksi. “Dokumen pelaksanaan pembiayaan kegiatan yang telah disahkan oleh Dirjen Perbendaharaan harus dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya tanpa meninggalkan 5 budaya kerja Kemenag.” tegasnya. Oleh karena itu, Ahmad Zuhri meng harapkan agar para pejabat penerima DIPA tidak surut semangat kerja. Karena budaya kerja Kemenag bukan berorientasi pada kecil atau besarnya jumlah anggaran, tetapi berbasis kinerja dengan capaian lima budaya kerja tersebut. •Cros
LINTAS PERISTIWA
Istri Pejabat Ikut Memeriahkan HAB Kemenag ke-70 dengan Menghias Tumpeng Mini
Perwakilan dari Seksi Pendma Kankemenag Kab. Nganjuk tengah menerima hadiah sebagai pemenang pertama lomba menghias tumpeng mini.
NGANJUK-Bertempat di aula bawah, Pengurus DWP Kan kemenag Kab. Nganjuk menyelenggarakan lomba hias tumpeng
mini dalam rangka memperingati HUT DWP ke-16 tahun 2015 dan HAB Kemenag RI ke-70 Tahun 2016, (26/11). Lomba ini diikuti 70 orang, dari istri Kasubag TU, Istri Kasi dan Gara Syari’ah, istri Pengawas SLTP / SLTA, istri Pengawas PPAI RA/TK , SD/MI, Ketua Dharma Wanita Persatuan KUA, MAN, MTsN dan MIN. Hj. St Nurochim, S.Pd.I selaku ketua panitia penyelenggara berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terlaksananya lomba. Juga kepada seluruh peserta yang ikut berpartisipasi dalam lomba ini. Dari lomba ini diharapkan dapat menambah kreativitas anggota DWP dan terjalinnya silaturrahmi. Drs. H. Barozi, M.Pd.I selaku penasihat DWP mengapresiasi panitia dan peserta lomba yang ikut serta memeriahkan HAB ke70 ini. “Sebagai istri pejabat, hendaknya berpartisipasi mendukung kinerja suami. Dan mudah-mudahan dalam mengikuti lomba pada hari ini ada keikhlasan dengan suatu niat yang tulus,” harapnya. Dalam lomba ini, juara I diraih oleh Seksi Pendma Kankemenag Kab. Nganjuk. •Nur
Guru MI Nurul Islamiyah Tlanakan Mendapatkan Anugerah Guru Teladan Tingkat Kabupaten PAMEKASAN-Pemerintah Kabupaten Pamekasan, memberikan Anugerah Guru Teladan kepada 3 guru di Pendopo Pemkab Pamekasan, (27/11). Ketiga orang guru yang mendapatkan Anugerah Guru Teladan adalah guru MI Nurul Islamiyah, Tlanakan, Subkhiatin Noor, guru SMP Negeri 2 Kecamatan Pegantenan Yudi Pertiwi dan guru SMA Negeri I Kecamatan Pakong, Nurrahim Bambang Solihen. Pemilihan guru teladan dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional itu melibatkan Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pamekasan serta sejumlah mitra media, dengan diikuti 306 orang dari tingkat SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK dan MA sePamekasan. “Pemilihan ini dimaksudkan agar para guru berlombalomba menjadi teladan, karena persoalan keteladanan sekarang ini terkesan mulai menurun,” kata Kepala Dinas Pendidikan Pamekasan, Moh Yusuf Suhartono. Hadir dalam acara penganugerahan ini Kakankemenag Kab.
Tiga guru teladan berhak mendapatkan penghargaan seusai berlomba dengan 306 guru yang lain dari tingkat SD/MI, SMP/MTs hingga SMA/SMK/MA.
Pamekasan, Ketua DPRD, Sekretaris Daerah, para pimpinan SKPD serta perwakilan guru se-Kabupaten Pamekasan. •Sri Mukti
HAB Ke-70 Kementerian Agama, Kakankemenag Kab. Sumenep Ajak Peka Lingkungan
Kakankemenag Kab. Sumenep, Drs. EC. H. Moh. Shodiq, M.PdI tengah memberikan semangat kepada peserta mewarnai dari anak-anak RA.
SUMENEP-Dalam rangka Hari Amal Bhakti ke-70, Kankemenag Kab. Sumenep melaksanakan berbagai macam lomba. Di antaranya
lomba keluarga sakinah dan nasi tumpeng yang diikuti oleh seksiseksi, KUA, Pengawas dan Satker. Sedangkan untuk siswa RA ada karnaval, mewarnai, manasik haji, dan fashion busana muslim. Untuk siswa MI/SD, MTs, MA dan Ponpes juga ada lomba paduan suara, drumband, Pildacil, baca kitab kuning, futsal, volly dan tenis lapangan. Sementara lomba MC, dirijen, MTQ. kebersihan ruangan kantor diperuntukkan bagi Dharma Wanita Persatuan. Selain lomba-lomba juga ada kegiatan pemberian tali asih bagi purna karya, JJS Kerukunan, donor darah dan juga santunan bagi anak-anak yatim. Dalam apel pagi, Kakankemenag Kab. Sumenep Drs. EC. H. Moh. Shodiq, M.PdI. mengajak kepada seluruh pejabat khususnya dan seluruh jajaran Kankemenag agar mempunyai kepekaan terhadap lingkungan. Terutama yang berdampak sosial kemasyarakatan. “Kalau ini kita lakukan maka, Insya Allah usia kita akan ditambah, banyak rezeki dan berkah serta masih banyak kenikmatan-kenikmatan yang akan diberikan oleh Allah SWT kepada kita,” pintanya. •Zarkasyi MPA 352 / Januari 2016
53
LINTAS PERISTIWA PENGAWAS MADRASAH KANKEMENAG KAB. SUMENEP BERPRESTASI DI TINGKAT NASIONAL SUMENEP-Ajang kompetisi untuk guru, kepala dan pengawas madrasah berprestasi tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI akhirnya berhasil memilih peserta terbaik dengan kriteria yang ditentukan. Penentuan pemenang dilakukan di Bogor pada tanggal 17 Oktober 2015, dan salah seorang Pengawas dari Kankemenag Kab. Sumenep yaitu Fathor Arifin, S.Pd., M.Pd. mendapatkan juara II kategori Pengawas. Atas prestasi ini pula dirinya dipanggil oleh Pemkab Sumenep mengikuti upacara Hari Pahlawan pada tanggal 10 November 2015. Oleh karenanya, pada apel pagi di hala man Kankemenag Kab. Sumenep, Kakanke menag Drs. Ec. H. Moh. Shodiq, M.PdI mengapresiasi apa yang dicapai oleh Fathor Arifin. Beliau bersyukur ternyata Sumenep di tingkat Nasional dapat diperhitungkan. “Semoga prestasi ini nantinya dapat ditiru oleh pengawas lainnya”, harapnya. Dalam pengarahannya Pj. Bupati Sumenep Drs. Ec. Sudarmawn, MM merasa bangga karena Kankemenag telah membawa nama harum Kabupaten Sumenep. “Selamat dan semoga menjadi inspirasi dan kemajuan khususnya pada bidang pendidikan,” ujarnya. •Zarkasyi
PEMBINAAN MANAGEMENT MASJID KAB. KEDIRI-Dalam rangka meningkat kan kualitas manajerial kemasjidan, Kanke menag Kab. Kediri menyelenggarakan pem binaan management masjid. Acara diikuti oleh ta’mir masjid yang menjadi peserta lomba masjid percontohan ini bertempat di aula setempat, (12/12) Kasi Bimas H. Abdul Kholiq Nawawi, M.Pd.I. melaporkan bahwa latar belakang kegiatan ini adalah fenomena masjid yang kering kegiatan ibadah selain shalat. Ini akibat dari cara pandang dan pemaknaan yang kurang benar atas keberadaan dan fungsi masjid. Sedangkan Kakankemenang Kab Kediri, yang diwakili Kasubag TU dalam sambutannya mengingatkan kembali bah wa masjid merupakan tempat pertama yang dibangun Rasulullah SAW untuk membangun masya rakat Islam di Kota Madinah dan peranannya begitu dominan. “Maka, pasca kegiatan ini kesenjangan dalam memfungsikan masjid di Kab Kediri dapat terselesaikan,” harapnya. Drs. H. Abdul Aziz, M.Pd.I. selaku nara sumber berharap agar masjid yang saat ini masih bersifat rutinitas ibadah ritual saja, hendaknya dilengkapi dengan kegiatankegiatan ibadah sosial kemasyarakatan seperti kegiatan pendidikan, ekonomi, kese hatan atau yang lainnya. •Alfy
AKSI DONOR DARAH WARNAI PERINGATAN HAB KEMENAG SAMPANG SAMPANG – Peringatan HariAmal Bhakti (HAB) Kemenag ke-70 di lingkungan Kemenag Kab. Sampang cukup semarak dan meriah. Selain digelar berbagai perlombaan, juga diisi kegiatan sosial berupa aksi donor darah yang bertempat di aula mini Kemenag Sampang, (14/12). Setidaknya, 50 orang pegawai di lingkungan kerja Kankemenag Sampang ikut mendonorkan darahnya. Mereka berasal dari karyawan, guru PNS serta pegawai 14 KUA. Tidak ketinggalan Kasubbag TU Kankemenag Sampang, Drs. H. Mas Abdus Salam Arbain, M.Si. Menurut H. Abdus Salam, kegiatan ini merupakan kerjasama Panitia HAB dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Sampang yang menyediakan 7 tenaga kesehatannya dalam membantu proses donor darah, peralatan dan obat-obatan. Bagi setiap pendonor disediakan telor, susu serta bubur kacang ijo juga suplemen. “Alhamdulillah kegiatan yang bekerjasama ini berjalan dengan lancar dan sukses,” ujarnya. Pada kesempatan tersebut, Kasubbag TU Kankemenag Sampang juga berjanji agar untuk kedepannya kegiatan-kegiatan sosial seperti donor darah tersebut lebih dikembangkan lagi, karena aksi seperti ini dapat membantu sesama. •FR
LOMBA MTQ DALAM RANGKA HAB KEMENAG RI KE 70 TAHUN 2016 SURABAYA-Bertempat di Rumah Pin tar Penyuluh (RPP) Agama Islam Kota Surabaya Jl. Bratang Binangun VIII/13, diselenggarakan Lomba MTQ se-Kota Surabaya, (14/12). Kegiatan ini diikuti 307 peserta dari beberapa cabang MTQ yang berlangsung selama 5 hari. Plt. Kasi Bimas Islam Drs. H. Nurhasan, M.HI dalam kata sambutannya menuturkan bahwa lomba ini ditujukan untuk menggali bibit-bibit baru yang pontesial di bidang tilawah, tartil, tahfidl, syarhil, khat, fahmil qur’an, dan lain-lain. “Event ini juga untuk mempersiapkan sedini mungkin dalam menyongsong pelaksanaan MTQ provinsi maupun nasional di samping memeriahkan HAB Kemenag RI,” paparnya. Sementara itu Kakankemenag Kota Surabaya Drs. H. Moh. Bakri, M.PdI mengemukakan bahwa acara yang dibidani oleh Penyuluh Agama Islam Kota Surabaya secara swadana ini diha rapkan dapat menjadikan anak-anak lebih dekat dan mencintai serta menjadi generasi yang Qur’ani. Di samping untuk evaluasi sejauh mana perhatian terhadap belajar dan mempelajari Al-Qur’an yang berkesinambungan. “Semoga ke depan, acara ini bisa meriah, dan diusulkan anggarannya melalui DIPA,” tuturnya. •Dori
PEMBINAAN PRODUK HALAL KEDIRI-Kankemenag Kab. Kediri mengge lar kegiatan pembinaan produk halal, bertempat di aula setempat, (13/12). Kegiatan ini diikuti 50 orang penyembelih (jagal) dari rumah potong hewan (RPH) dan rumah potong unggas. Kasi Bimas Islam Kankemenag Kab. Kediri H. Abdul Kholiq Nawawi, M.Pd.I. dalam laporannya menyampaikan bahwa pembi naan ini bertujuan memberikan pemahaman kepada masyarakat terutama jagal muslim bagaimana memahami produk halal layak konsumsi yang berasal dari hewan. Kasubag TU, Drs. H. Hamam Thontowi, M.Pd.I. sangat mengapresiasi kegiatan yang memberikan wawasan tentang produk halal ini. Lebih lanjut beliau menyampaikan, terkait dengan proses barang yang halal bisa menjadi haram, karena ada beberapa proses yang tidak sesuai syariat Islam. “Perlu diperhatikan bagaimana cara penyembelihan hewan yang benar dan halal, karena hal tersebut menjadi tolak ukur keimanan seorang muslim kepada Alloh SWT,” ungkapnya. Nara sumber kali ini adalah Drs. KH. Saiful Islam, Ketua MUI Kecamatan Ngasem memberi materi tentang hewan yang sehat, layak dan halal dikonsumsi dan akhlaq menyembelih, yang diteruskan dengan dialog dan praktek. •Alfy
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEPEGAWAIAN NGAWI-Dalam rangka meningkatkan kedisiplinan pegawai negeri di lingkungan Kankemenag Kab. Ngawi, Sub Bagian TU Kankemenag Kab. Ngawi, bagian Kepe ga waian mengadakan pembinaan dan pengem bangan kepegawaian, (14/12). Kegiatan ini dimaksudkan untuk mem berikan pengertian dan pencerahan bagi PNS tentang disiplin kehadiran sebagaimana diamanahkan PMA No. 45 Tahun 2015 tentang Disiplin Kehadiran PNS di lingkungan Kemenag dan Peraturan Dirjen Pendis Kemenag No. 1 Tahun 2013 tentang Disiplin Kehadiran Guru di lingkungan Madra sah. Sehingga tercipta PNS yang bertanggung jawab dan profesional. Acara yang berlangsung di gedung BP. Al Falah Kankemenag Kab. Ngawi dibuka Kakankemenag Kab. Ngawi, Drs. Syahidan, MH yang sekaligus menyampaikan materi tentang Kewajiban, Larangan dan Hukuman Disiplin PNS. Dilanjutkan dengan materi “Lima Nilai Budaya Kerja Kemenag oleh Kasubag. TU Kankemenag Kab. Ngawi, Drs. Zaenal Arifin, M.Pd.I. Sedangkan materi Disiplin Kehadiran PNS diisi oleh Analis Ketatalaksanaan yaitu Yusuf Masruri, S.Ag. Kegiatan ini diikuti 100 peserta terdiri para pemangku JFU pada Madrasah dan KUA, CPNS dan tenaga honorer. •Guh
54
MPA 352 / Januari 2016
LINTAS PERISTIWA PEMBINAAN KEPROTOKOLAN OLEH PENYIAR RRI SURABAYA. NGANJUK-Bertempat di aula dasar Kankemenag Kabupaten Nganjuk, diselengga rakan Pembinaan Keprotokolan yang diikuti 60 orang peserta dari perwakilan Satker, KUA, Penyuluh dan pegawai Kankemenag, (23/11). Dalam laporannya, ketua panitia Imam Mujaib menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini adalah agar peserta dapat memahami peran, fungsi dan tanggungjawab keprotokolan dalam suatu kegiatan resmi dan kenegaraan. Sementara Drs. H. Barozi, M.Pd.I selaku Kakankemenag Kab. Nganjuk berterimakasih kepada narasumber yang berkenan hadir untuk menstranfer ilmunya sehingga dapat membekali peserta pengetahuan dan teknik-teknik aplikatif dalam menjalankan tugas keprotokolan. “Sehingga apabila ada kegiatan terkait dengan keprotokolan, tidak mendapatkan suatu kendala dan bisa berjalan lancar,” ungkapnya. Selaku narasumber adalah H.Syamsul Arifin, S.Ag,MM salah seorang Penyiar Berita RRI Surabaya yang menjelaskan tentang keprotokolan dan cara menjadi MC yang baik. Dengan senyumnya yang ramah, seluruh perserta terkesima dan antusias mengikutinya. Saat sesi tanya jawab, seluruh pertanyaan dijawabnya dengan memuaskan. •Nur
SEMARAK HAB KEMENAG KAB. BANGKALAN BANGKALAN-Sebagaimana tahun-ta hun sebelumnya, kemeriahan jelang HAB Kemenag ke-70 di Kankemenag Kab. Bang kalan sejaka awal Desember mulai terasa. Berbagai lomba digelar dan kegiatan juga dilaksanakan. Demikian juga tahun ini. Kemeriahannya tidak kalah dengan tahuntahun sebelumnya. Di antara lomba dimaksud antara lain olahraga, rangkai bunga, bikin kue, dan sebuah rutinitas yang seru yaitu jalan sehat. Lomba-lomba tersebut diikuti oleh segenap karyawan dan karyawati Kemenag Kab. Bangkalan serta masyarakat umum sehingga menghasilkan silaturrahim dan keakraban yang erat antara karyawan dan insan Kemenag Kab. Bangkalan. Selain itu akan terjaring potensi-potensi yang terpendam, dan akan terungkap kelucuan demi kelucuan yang tidak terjadi pada moment-moment biasa. Karena hal-hal inilah, lomba-lomba terkait HAB Kemenag selalu dinantikan setiap tahunnya. H. Wafir, M.Si., selaku Ketua Panitia dalam kesempatan terpisah menyam paikan bahwa memang itulah tujuan diselenggarakannya kegiatan lombalomba tersebut. “Lomba-lomba ini selain dilaksanakan dengan swadaya, juga didukung oleh beberapa kemitraan spon sorship,” ungkapnya. •Sulaiman
PKUB ADAKAN WORKSHOP REGULASI KERUKUNAN DI GRESIK GRESIK-Sebanyak 200 orang dari berbagai latar belakang seperti tokoh agama, tokoh masyarakat, praktisi pendidikan, jurnalis, lintas agama dan santri mengikuti Workshop Regulasi Kerukunan Umat Bera gama, (12/12). Acara ini diprakarsai oleh Pusat Kerukunan Umat Beragma (PKUB) Kemenag RI dan bertempat di ge dung Mandala Bakti Praja Pemkab Gresik. Dan Kankemenag Kab. Gresik sebagai tuan rumah menyambut antusias, karena tidak semua kabupaten di Jatim berkesempatan menerima workshop ini. Drs. H. Mudhofir. M.Si Pjs PKUB dalam laporannya menyampaikan bahwa dipilihnya Gresik bukan berarti Gresik masyarakatanya bermasalah. Akan tetapi untuk melihat masyarakat Gresik yang plural tetapi bisa memahami adanya perbedaan dan bisa hidup berdampingan secara damai. Sementara itu, Dr. H. Haris Hasanudin.M. Ag selaku Kakankemenag Kab. Gresik menyampaikan bahwa pen duduk Kab. Gresik beragam, tetapi hidup berdampingan secara damai. Ini me nunjukkan bahwa masyarakat Gresik ma syarakat yang agamis, plural, saling meng hormati dan menghargai. “Berbeda, tapi tetap menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa,” ujarnya. •Fudlla
KAKANKEMENAG MENYERAHKAN BANTUAN KENDARAAN KE PENGAWAS KOTA BLITAR-Bersamaan dengan apel hari Senin, pengawas PAI kembali mendapat bantuan kendaraan roda dua dari DIPA Kemenag Kota Blitar sebanyak 1 buah, (14/12). Penyerahan langsung dilakukan oleh Kakankemenag Kota Blitar Drs. H. Ngudiono, M.Ag, MM kepada Ketua Pokjawas Drs. H. Hasyim As’ari, M,Pd. Menurut Drs. H. Ngudiono, M.Ag, MM., bantuan ini dimaksudkan untuk membantu mobilisasi pengawas dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Karena jumlah pengawas di Kota Blitar berjumlah 9 orang dan belum semua mempunyai sepeda motor dari bantuan Pemerintah. Sepeda motor ini diberikan kepada pengawas yang senior agar ke depannya kinerja pengawas tambah baik. “Selain juga sebagai bagian dalam rangka menciptakan masyarakat yang semakin cerdas, sehat, sejahtera dan berbasis agamis,” ungkapnya. Kakankemenag juga berharap kepada Pengawas PAI agar dalam bekerja memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat, meningkatkan kinerja dan menopang beban kerja pegawai dalam melakukan kerja yang sifatnya kedinasan. “Untuk kendaraan dinas yang sudah diterima, jangan disalahgunakan di luar kepentingan kedinasan,” pintanya. •Aswaja
KOORDINASI TINGKATKAN MUTU PAI DI SEKOLAH BANGKALAN-Bertempat di aula PKPRI Kab. Bangkalan, telah berlangsung kegiatan Koordinasi Peningkatan Mutu bagi ketua dan operator KKGA PAI pada SD, MGMP PAI pada SMP/SMA/SMK, (30/11). Sebanyak 40 peserta hadir dan bertindak sebagai narasumber berasal dari Bidang PAIS Kanwil Kemenag Prov. Jatim. Kakankemenag Kab. Bangkalan, H. Mu’arif Tontowi, M.Si., dalam sambutannya mengung kapkan tujuan kegiatan ini yaitu untuk meningkatkan mutu pendidikan Islam pada sekolah di Bangkalan. Jika pendidikan Islam sudah sesuai yang diharapkan, maka nantinya akan memenuhi standar minimal pendidikan nasional. “Koordinasi ini diharap kan akan meningkatkan semangat transpa ransi dan akuntabilitas kualitas GPAI pada sekolah,” ungkapnya. Sementara itu, mengambil tempat yang sama, pada 28 hingga 29 November 2015 telah berlangsung Bimbingan Teknis Tata Kelola Persuratan dan Barang Milik Negara yang diikuti 40 peserta. Dengan bimbingan ini diharapkan ada kesamaan pemahaman terkait tata kelola persuratan dan barang milik negara. Sehingga para pengelolanya semakin profesional dalam tata kelola, penyajian laporan maupun sosialisasi regulasinya. •Sulaiman
RIBUAN PESERTA JALAN SANTAI, IKUT MEWARNAI KEMERIAHAN HAB KE -70 MAGETAN – Dalam rangkaian HAB ke-70, Siran selaku Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga Magetan mewakili Bupati Magetan, memberangkatkan 3.000 peserta gerak jalan sehat yang menempuh jarak sepanjang 5 km, (18/12). Peserta berasal dari pegawai dan guru di lingkungan Kankemenag Kab. Magetan beserta keluarga, dan siswa-siswi madrasah Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga berharap agar jalan sehat ini bisa men jadikan badan sehat lahit dan batin. Juga me numbuhkan kebersamaan sehingga se lalu semangat dalam melaksanakan tugas, dan semoga seluruh karyawan Kemenag tetap berperan aktif dalam pembangunan, khususnya bidang keagamaan. Sementara itu Kakankemenag Kab. Magetan Amin Mahfud berterima kasih ke pada para pendukung dan sponsor sehingga kegiatan berjalan sukses dan sesuai rencana. “Ke depan, Kementerian Agama kita harapkan akan menjadi lebih baik, khususnya dalam melayani masyarakat yang ada di Kabupaten Magetan,” harapnya. Dalam kegiatan ini, panitia menyediakan berbagai hadiah antara lain sepeda motor, sepeda gunung, almari es, mesin cuci, televisi LED, kipas angin dan beberapa hadiah lainnya. •Kurdi MPA 352 / Januari 2016
55
LINTAS PERISTIWA
Tiga Pokjaluh Kab./Kota Saling Menginspirasi Usai Sharing Program Kerja
Para ketua dan anggota Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) PAI saling bertukar pikiran lewat program kerja yang sudah merka laksanakan.
SIDOARJO – Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Agama Islam Kabupaten Sidoarjo bertemu satu majelis dengan Pokjaluh Kota
Batu dan Mojokerto untuk sharing program kerja kepenyuluhan, (27-28/11). Pertemuan diselenggarakan vila Madukara Kota Batu. Dari Sidoarjo hadir 20 orang yang diketuai oleh H. Imam Mukozali, S.Ag., MM. Dari Kota Batu diwakili Syarif Hidayatullah, S.Ag (Ketua Pokjaluh) dan Futukhah, S.Ag. Sementara dari Kota Mojokerto dihadiri oleh Ketua Pokjaluh (Dra. Nur Hidayah), Umi Salamatul Fitriyah, S.Ag dan Siti Imroatul Ulfiyah, S.Pd. Seremonial acara sharing program dibuka oleh Sekretaris Pokjaluh Prov. Jatim DR. H. Abdul Wahid Evendi, M.Ag) dan dilanjutkan dengan presentasi program kerja masing-masing kemudian sesi dialog. Dari jalannya acara yang gayeng ini, ternyata saling menginspirasi satu dengan yang lainnya. Setidaknya, Pokjaluh Kota Mojokerto menginspirasi dengan penyelenggaraan lomba tartil al-Qur’an bagi manula. Kabupaten Sidoarjo menginspirasi dengan festival da’i pelajar. Sedangkan dari Kota Batu, Pokjaluhnya mempunya program kerjasama dengan televisi lokal untuka cara dakwah. •MS
Updating Data SIMKAH Bimas Islam untuk Data yang Lebih Efektif dan Efisien PASURUAN-Dalam rangka validasi data, Bimas Islam Kankemenag Kab. Pasuruan melaksanakan kegiatan pengelolaan updating data SIMKAH Bimas Islam yang dilaksanakan di Limas Hotel Tretes Prigen yang diikuti oleh semua operator simkah di KUA se-Kab. Pasuruan, (12-13/12). Kasi Bimas Islam H. Achmad Sarjono dalam sambutannya menyampaikan dua tujuan utama yang hendak dicapai minimal dalam waktu dekat yaitu sistem penyeragaman data dan backup data yang terintegrasi. Penyeragaman data diperlukan agar data dapat lebih efektif dan efisien, sementara backup data diperlukan untuk menyelamatkan dan menghimpun data dari berbagai masalah yang dihadapi. Kakankemenag Kab. Pasuruan H. Barnoto menyampaikan bahwa penguatan Kemenag ke depan tidak lepas dari kerjasama semua sektor, sehingga upaya menciptakan Kemenag yang berintegritas bebas dari korupsi akan terwujud, terutama terkait denganPMA 48 tahun 2015 tentang biaya nikah. “Oleh karena itu Kemenag harus selalu melakukan kreasi, inovasi dalam rangka melaksanakan
Para operator SIMKAH KUA se-Kab. Pasuruan serius mendengarkan arahan Kakankemenag Kab. Pasuruan guna mendapatkan data yang valid.
ajaran agama, sebab segala sesuatu harus berasaskan agama agar memperoleh keselamatan dunia akhirat,” tuturnya. •Fin
Lomba Hijab dan Fashion, Warnai Peringatan Hari Amal Bhakti Kemenag Ke-70
Kakankemenag Kab. Situbondo Drs. H. Nursyamsuddin, M.Si, berfoto bersama pemenang, usai lomba busana kantor, busana muslim dan fashion.
SITUBONDO-Momentum HAB Kemenag ke 70 tahun 2016 tidak dilewatkan begitu saja oleh pengurus DWP Kemenag Kab. 56
MPA 352 / Januari 2016
Situbondo. Berbagai macam kegiatan diadakan dalam rangka memeriahkannya. Salah satunya berbentuk lomba fashion dan hijab yang belum pernah sama sekali diadakan di lingkungan Kemenag Kab. Situbondo Sebagaimana disampaikan Belinda Nursjamsudin, selaku Ketua DWP Kemenag Kab. Situbondo, kegiatan ini bukan semata-mata untuk hura-hura dan bersifat pamer kecantikan di muka umum. Tetapi bagaimana para karyawati juga ibu-ibu dharma wanita berpenampilan menarik, baik pada waktu kedinasan maupun sedang di rumah. “Dan sekaligus sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT,” katanya. Kegiatan ini diikuti perwakilan Kankemenag, KUA, Satker dan Madrasah di lingkungan Kemenag Kab. Situbondo. Dan di penghujung acara sebelum para pemenag diumumkan, ibu Ketua Dharma Wanita Persatuan diiringi seluruh peserta memperagakan bagaimana seharusnya berpenampilan dan berjalan yang anggun dan elok. Spontan hal ini langsung disambut tepuk tangan meriah dari suporter masing-masing peserta. •Liz
LINTAS PERISTIWA DWP KEMENAG KOTA MALANG MERIAHKAN HAB DENGAN GELAR LOMBA KOTA MALANG-DWP Kemenag Kota Malang menggelar lomba menghias nasi tumpeng dan kreasi kerajinan dari bahan daur ulang, (3/12). Kegiatan yang diselenggarakan di aula Kankemenag Kota Malang ini selain dihadiri oleh seluruh pengurus dan anggota DWP juga para pejabat struktural dan fungsional. Ketua DWP Kemenag Kota Malang Dra. Hj. Ais Rikzayati dalam laporannya selaku ketua panitia menyampaikan bahwa lomba ini dalam rangka memeriahkan HUT DWP ke16, Hari Ibu dan HAB Kemenag ke-70. DWP unsur pelaksana di bawah naungan Kemenag Kota Malang, 5 KUA dan 6 madrasah negeri se-Kota Malang dengan jumlah total 100 orang, ikut menyemarakkan lomba. Sementara itu, Kasi Bimas Islam H. Amsiyono, SH. S.Ag. M.Sy dalam sambutannya mewakili Kakankemenag Kota Malang mengapresiasi kegiatan yang sangat bermanfaat menggali potensi DWP ini. “Selain juga dapat membawa manfaat bagi terjalinnya keakraban di antara sesama anggota DWP,” ungkapnya. Di akhir acara Kakankemenag Kota Malang Drs. H. Imron, M.Ag hadir dan menikmati nasi tumpeng hasil kreasi MIN Malang 1 yang berhasil sebagai juara 1, bersama pejabat yang hadir. •Bhn HUMAS KEMENAG MEMIMPIN SIDANG PLENO MUSDA II MUI KOTA PROBOLINGGO KOTA PROBOLINGGO-MUI Kota Probo linggo melaksanakan pergantian kepengu rusan melalui Musyawarah Daerah II di auditorium MAN 2 Kota Probolinggo, (12/12). Sekda Kota Probolinggo, Drs. H. Jhony Hariyanto, M.Si. berkenan membuka acara yang dihadiri Ketua DP. MUI Jatim, Kapol resta Probolinggo, Ketua PCNU, Sekretaris PD. Muhammadiyah, pimpinan ormas dan tokoh agama. Ketua Organising Committee (OC) Musda II MUI Kota Probolinggo, H. Ahmad Hudri, ST mengatakan musda bertujuan memilih kepengurusan baru karena pengurus lama sudah purna tugas, juga mengevaluasi program kerja MUI sebelumnya. Menurut Sekretaris OC Abdur Rahman yang juga menjabat Humas Kemenag Kota Probolinggo saat memimpin Sidang Pleno mengatakan bahwa Musda yang mengusung tema “Islam Wasathiyah untuk Indonesia yang Berkeadilan dan Berkeadaban” dimak sudkan agar bisa mencerahkan umat dan menyadarkan Pemkot Probolinggo atas tugas yang diembannya menjadikan Kota Pro bolinggo sebagai kota yang diridhai Allah. KH. Ahmad Nizar Irsyad AF terpilih sebagai Ketua MUI Kota Probolinggo masa khidmat 2015-2020, setelah dipilih 11 anggota tim formatur. •Arb
PEMBINAAN ADMINISTRASI PENGELOLAAN DATA PERENCANAAN DAN EVALUASI ANGGARAN LUMAJANG-Kankemenag Kab. Lumajang melak sanakan pembinaan administrasi pengelolaan data perencanaan dan evaluasi anggaran tahun 2015 bertempat di hotel agug Lumajang, (3/12). Pembinaan ini diikuti 40 orang terdiri dari para kasi dan penyelenggara, Kepala Satker dan benda hara dan operator di lingkungan Kanke menag Kab. Lumajang Menurut Ketua Panitia Muh. Muslim SH.MH, tujuan diselenggarakan kegiatan ini adalah sebagai forum evaluasi dan konsultasi untuk mencari terobosan dalam meningkatkan peningkatkan tugas pokok dan fungsi. Dalam sambutannya yang sekaligus membuka acara, Kakankemenag Lumajang Nuril Huda, SH. S.Pd.I. MH menegaskan bahwa kegiatan kantor akan bisa terlaksana dengan baik apabila terencana dengan bagus. Kegiatan kali ini bertujuan mengevaluasi realisasi anggaran tahun 2015 dan kendalakendala-kendalanya. Juga mempersiapkan perencanaan anggaran tahun 2016. “Se mua kegiatan yang dilaksanakan baik di Kankemenag Lumajang maupun di satker, prinsipnya harus sesuai dengan 5 kriteria yaitu tepat regulasi, tepat waktu, tepat sasaran, tepat jumlah, tepat guna,” tegasnya. •Ziza RAKOR DMI DENGAN KEMENAG DAN PEMKAB PONOROGO-Bertempat di aula Kan ke menag Kab. Ponorogo berlangsung Rakor pimda Dewan Masjid Indonesia (PD DMI), Kemenag dan Pemkab Ponorogo, (16/12). Acara ini diikuti 80 peserta dari utusan Ketua DMI Kecamatan, imam masjid besar Kecamatan dan Kepala KUA se-Kab. Ponorogo. Ketua DMI, Mohamad Thohari, S.Ag menyampaikan bahwa rakoor ini salah satunya dilatarbelakangi persoalan yang akhir-akhir ini muncul seperti kasus por noaksi di PCC, pertengkaran takmir beru jung kematian, dan lain sebagainya sehingga menuntut PD DMI Kab. Ponorogo berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Sedangkan Kakankemenag Kab. Pono rogo, Drs. H. Hadi Mukharom, M.Pd.I, menyoroti optimalisasi peran masjid atau musholla. Menurutnya, perlu penambahan wawasan tentang peran dan fungsi masjid sesuai yang dicontohkan Rasulullah. Di mana pada zaman itu, masjid adalah pusat segalanya, baik itu ibadah, informasi, strategi dakwah, penggemblengan mental umat, pemberdayaan ekonomi dan sebagainya. Pada Rakoor ini juga menghadirkan nara sumber dari Pesantren Rakyat al Amin Malang, K.Abdullah,M.Si yang mem berdayaan ekonomi jamaah sebagai stra tegi dakwahnya •Ifroh
BINTEK STANDART PENYUSUNAN KUALITAS GURU/PESERTA DIDIK TPQ KAB. PASURUAN-Bertempat di Gedung Gradika Bhakti Pradja Pasuruan, Seksi PD Pontren Kankemenag Kab. Pasuruan bekerjasama dengan Pergurag Dinas Pendi dikan Kab. Pasuruan melaksanakan Bintek Standar Penyusunan Kualitas Guru/Peserta Didik TPQ bertajuk Pelatihan Joyful Learning (3/12). Sebanyak 480 guru TPQ ikut serta dalam kegiatan ini. Nara sumber kegiatan adalah H. Lukman Hakim salah seorang Konsultan Konsorsium Pendidikan Islam Jawa Timur. Pada kegiatan ini nara sumber mengulas joyfull learning berbasis BCM (Bermain Bercerita dan Menyanyi). Metode ini merupakan proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan riang melalui game, quiz, rekreasi, dan aktivitas fisik lain yang menimbulkan pera saan senang, aktif, kreatif dan inovatif. “Tu juannya memberikan dampak positif pada proses sosialisasi dan internalisasi dalam transfer ilmu, serta mengurangi kebosanan siswa dalam belajar,” ungkapnya. Dengan pelatihan ini, guru TPQ diha rapkan dapat selalu menciptakan situasi yang menyenangkan dengan jalan ada cinta. Guru mencintai apa yang dia ingin siswanya pahami dengan beberapa kepe dulian pada siswa. •Fin BIMTEK PENGAYAAN K13 DAN PUBLIKASI ILMIAH MAGETAN-Kasubbag TU Kankemenag Kab. Magetan Muttakin,M.Ag membuka kegiatan Bimbingan Teknis Pengayaan Kurikulum 2013 dan Publikasi Ilmiah yang diselenggarakan oleh MGMP PAI SMK Kab. Magetan, (15/12). Kegiatan ini diikuti 40 peserta guru PAI SMK se Kab. Magetan dan digelar selama 3 hari dengan dibimbing para tutor handal seperti Dr. Triyanto (Kanwil Kemenag Prov. Jatim), Drs. H. Moch Amin Mahfud, M.Pd.I (Kakankemenag Kab. Magetan), dan Drs. Imam Subekti (Kasi PAIS Kemenag Magetan), dan instruktur nasional yakni Rukhoyah, M.Pd.I. Dalam sambutannya, Muttakin antara lain mengatakan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, te lah mengalami beberapa perubahan kuri kulum. Namun demikian kurikulum apapun yang digunakan, sebagai seorang guru semuanya harus siap untuk melak sanakannya secara optimal. Muttakin juga berpesan agar peserta bimbingan teknis kali ini bisa mengi kutinya sebaik-baiknya sehingga hasilnya bisa diterapkan dalam pelayanan pem belajaran di tempat tugasnya masingmasing. Sehingga diharapkan bisa men jadikan anak didik yang jujur, cerdas, tangguh, memiliki moral yang baik dan berakhlaqul karimah. •Mkd MPA 352 / Januari 2016
57
ANNISA
Mengapa Wanita Harus Menulis? Oleh : Nihla Farida Julukan cerewet biasanya disandang oleh wanita. Yang lebih parah lagi kata “biang gossip” juga sering diberikan pada wanita. Dalam setiap kegiatan berkumpulnya wanita baik itu berupa arisan, pengajian atau sekedar berkumpul menunggu tukang sayur lewat, tidak pernah lepas dari kegiatan ngobrol. Selama ngobrol itu positif tentu saja tidak menjadi masalah. Namun bagaimana dengan keadaan yang sering terjadi?
H
al tersebut di atas seakan mendu kung penelitian ilmiah dari University of Maryland School of Medicine ditemukan fakta bahwa perempuan adalah makhluk yang sangat verbal. Rata-rata perempuan berbicara sebanyak 20.000 kata/ hari sedangkan pria hanya 7000 kata/harinya. Bisa jadi itu pula yang menyebabkan jumlah penghuni neraka lebih banyak perempuan dari pada pria. Hal itu dise babkan karena tak pandainya wanita dalam menjaga lisannya. Saat kebutuhan berbi caranya begitu tinggi, maka wanita butuh proses penyaluran yang tepat. Jika tidak, maka proses itu akan berefek buruk. Menulis merupakan sarana yang pas untuk menyalurkan dorongan bicara wanita. Kenapa harus menulis? Karena me nulis member kita jeda waktu saat ingin mengungkapkan apa yang ada di dalam hati dan pikiran kita. Berbeda dengan berbicara yang membuat kata seolah meletus begitu saja tanpa ada filter terlebih dulu. Kita harus memilih kosa kata yang dikeluarkan, juga untuk disimpan. Karena, tidak semua kata tepat kita obral begitu saja. Banyak sekali manfaat menulis yang bisa kita dapatkan. Menulis Diary diyakini dapat membuat umur panjang. Dengan 58
MPA 352 / Januari 2016
menulis, bisa menghilangkan kecemasan dan menyerap informasi lebih cepat. Menulis juga merupakan sarana melepaskan kemarahan dan stress negative. Pernahkah kita menduga bahwa menulis ternyata juga bisa meningkatkan system ketahanan tubuh. Kita akan mampu berpikir positif, lebih kreatif dan mampu berpikir sistematik juga dengan menulis. Bahkan menulis merupakan salah satu cara kita menyeruak muncul semangat untuk membaca yang luar biasa membara. Sebab hanya dengan membaca dan menu lislah, Kartini bisa menjadi seperti apa adanya dia saat itu. Membaca adalah jendela kita melihat dunia, dan menulis adalah alat kita ‘menguasai’ dunia. Saat ini banyak sekali komunitas-komu nitas menulis di Indonesia, yang ternyata anggotanya kebanyakan adalah wanita. Bermula dari aktivitas di dunia maya maka lahirnya komunitas ibu-ibu doyan nulis (IIDN). Kemudian lahirlah buku-buku hasil tulisan anggotanya. Juga muncul ibu-ibu yang suka menulis di blog yang kemudian melahirkan komunitas Emak Blogger. Dan yang juga menggembirakan adalah organisasi Forum Lingkar Pena (FLP) yang anggotanya tidak hanya wanita yang tersebar di seluruh Indonesia juga di luar negeri seperti Mesir,
Hongkong, dll yang melahirkan penulispenulis muda (banyak juga yang wanita). Anggota FLP yang menjadi TKW di Hongkong bahkan juga banyak yang telah menerbitkan buku. Para TKW ini banyak menulis tentang suka duka bekerja di negeri orang. Sangat mengagumkan. Banyak yang masih bingung dari mana mengawali kegiatan menulis? Salah satu langkah awal adalah dengan menulis diary. Tuliskan apa saja baik pengalaman hidup sehari-hari yang menarik untuk diceritakan, pengalaman yang sangat menjengkelkan, ataupun impian dan cita-cita kita. Ada buku harian yang kemudian dibuat buku yang bisa laris di pasaran. Membuat artikel untuk majalah masih sangat banyak peluang untuk diambil. Bahkan catatan perjalanan kita mengunjungi suatu tempat yang menarik baik di dalam maupun di luar negeri juga bisa kita jadikan bahan tulisan. Tulisan fiksi seperti cerita anak, cerpen, maupun novel banyak pula yang merupakan karya wanita. Membuat resensi untuk buku yang baru terbit juga bisa dijadikan alternative tulisan. Semua tulisan di atas tentu saja akan mendatangkan uang bila ditekuni bahkan menulis bisa dijadikan profesi. Jadi, kenapa wanita belum juga menulis?
COVER LAA
Sarwono Tejo Lukito Ja’far
Mendulang Juara Dobel dengan Tema Simpel Memang buah tidak jatuh dari pohonnya. Lahir dari keluarga perupa, menjadikan Sarwono Tejo Lukito Ja’far memiliki bakat alami melukis. Inilah yang turut mengantarkan siswa Kelas VIII-D MTsN Bangil Pasuruan mendulang juara di ajang Kompetisi Nasional Seni Lukis Yayasan Seni Rupa Indonesia pada 2014 silam.
T
ak tanggung-tanggung, putra ke-2 dari 4 bersaudara pasangan Toni Ja’far dan Kartika Diana Wulan ini menggondol dua juara pertama sekaligus di kategori berbeda. Ya, karyanya yang berjudul “Indonesia Swasembada Pangan” menjadi lukisan terbaik katagori remaja. Padahal dalam kategori ini, Luki – panggilan karib Sarwono Tejo Lukito Ja’far – harus bersaing dengan peserta dari seluruh Indonesia mulai usia MTs/ SMP hingga mahasiswa. “Saya sendiri tidak menyangka, bisa mendapatkan anugerah juara terbaik 1 ini,” ucapnya merendah. Alhasil, dia pun berhak mendapatkan hadiah sebesar 7,5 juta rupiah. Tak cukup itu, dalam kategori on the spot di ajang yang sama, lukisannya yang berjudul “Pemimpin Impian” juga ditetapkan oleh juri dari Yayasan Seni Rupa Indonesia (YSRI) sebagai juara pertama. Dengan ini, dia pun berhak atas hadiah sebesar 5 juta rupiah. Meski sukses merengkuh juara nasional dalam dua kategori berbeda, siapa sangka kalau kompetisi yang dihelat YSRI ini merupakan ajang pertama kali yang diikuti remaja kelahiran Sidoarjo 2 Mei 2002 ini. Bahkan, karya yang diikutsertakan dalam lomba ini merupakan goresan kuas Luki di atas kanvas untuk pertama kalinya. “Sebelumnya saya hanya corat-coret di atas kertas saja,” tukas siswa yang tergabung dalam kegiatan Ekstrakurikuler Seni Lukis MTsN Bangil ini singkat. Terlahir dari pasangan pelukis, dirinya memang tak diharuskan untuk mengikuti jejak orangtuanya.
Adapun keinginannya untuk berkompetisi di ajang seni lukis nasional justru terinspirasi dari sang kakak yang lebih dulu mengukir prestasi di kejuaran lukis yang dihelat Tupperware pada 2012 silam. “Yang ada di benak saya ketika itu, ingin juga merasakan juara seperti yang kakak rasakan,” ucapnya lirih. Atas keingannya itu, bukan nya sang orangtua gembira pada awalya. Tapi justru dibuatnya tak percaya. Sebab sedari kecil me mang tak tampak bakat khu sus yang ditunjukkan Luki. Tapi ketika disodorkan padanya tentang tema lomba lukis, dia pun megninter pretasikannya melalui goresan kuas di atas kanvas. Dan hasilnya, ayahibunya dibuatnya kagum.
Tapi masalah lain muncul, sebab karya lukis yang dihasilkan penyuka serial komik Naruto ini hanya berukuran 70x90 cm. Padahal aturannaya kaya yang dikirimkan berukuran 1 m2. Akhirnya, lukisan tersebut ditambahkan bingkai yang dipenuhi gambar hingga mencapi ukuran yang dipersyaratkan. Karya inilah yang akhirnya mampu mencuri perhatian para juri YSRI lantaran mencerminkan ketegasan dan kesederhanaan. Setelah keberhasilannya pada 2014 silam itu, dirinya ingin mendulang prestasi lagi. Tapi dia harus menelan kekecewaan. Sebabnya, ajang lukis YSRI pada tahun 2015 ini ditiadakan. Namun, pada tahun 2016 ini, Luki sudah mengambil ancangancang untuk ukir prestasi lagi. Karena sesuai informasi yag dihimpun madrasah tempatnya studi ada 5 ajang mulai tingkat nasional hingga internasional. •pri MPA 352 / Januari 2016
59
sari hikmah
Sedekah Do’a Sang Fakir Jelang Peperangan Tabuk, Nabi Muhamammad SAW menyeru kepada para sahabat untuk bersiap-siap berangkat sekaligus memobilisasi sedekah.
U
lbah bin Zaid bin Haritsah merasa amat bersedih karena dia tidak memiliki apapun, baik harta atau pun kekuatan untuk memenuhi panggilan Jihad tersebut. Sambil berurai air mata ia pun pulang membawa kesedihan. “Surga begitu di depan mata, tapi dengan apa aku akan menjemputnya,” gumannya dengan rasa penuh penyesalan. Sesampainya di rumah, matanya tak bisa terpejam meski malam kian larut. Dia lalu bangkit dari tikar lusuhnya untuk berwudhu demi menunaikan shalat. Dengan isak tangisnya, dia ingin menga dukan kerisauan hatinya kepada sang kholik. Dalam rukuk dan sujud panjangnya, dia mengadukan segala ketidakberdayaanya melalui untaian doa panjangnya. “Ya Allah! Engkau Perintahkan kami untuk berangkat ke Tabuk, sedangkan engkau tidak memberikan sesuatu apa pun sebagai bekallku berangkat berperang. Malam ini Ya Allah saksikanlah! Aku 60
MPA 352 / Januari 2016
bersedekah dengan kehormatanku kepada setiap muslim dari perlakuan zalim mereka terhadap diriku. “Ya Alloh! Memang tidak ada yang bisa aku infakkan sebagai mana orang lain berinfak di jalanmu. Yang aku punya hanya lah kehormatanku sebagai seorang muslim. Maka terimalah sedekahku malam ini.” Dan tak terasa fajar dari ufuk timur pun memancarkan cahayanya. Dia lantas menuju masjid dan menunaikan jama’ah Subuh bersama Rasulullah. Seperti biasa selepas sholat berjama’ah, Sang Rasul utusan pun menghadap kepada para jama’ah para sahabat. Tiba-tiba Nabi Muhamamad mengajukan pertanyaan dengan lembut. “Siapa yang tadi malam telah bersedah, maka berdirilah!” Semua jama’ah terdiam. Tidak ada satu pun di antara mereka yang merasa yakin telah bersedekah. Pertanyaan serup itu pun kembali dilontarkan Rosulullah hingga tiga kali. Kembali para sahabat terdiam. Yang
terpancar dari raut mereak adalah rasa bingung dan penasaran. Sambl memendam tanya; “Siapa gerangan yang dimaksud Rasulullah”. Lantaran tidak ada yang berdiri, maka Rosulullah pun berdiri dan mendekati Ulbah bin Zaid. “Sungguh Ulbah, sedekahmu tadi malam telah di terima oleh Allah sebagai sedekah yang makbul,” tuturnya lembut. Mendengan ucapan kekeasih Allah terebut, maka berbiarlah wajah Ulbah. Rona kebahagiaan segera memancar dari wajahnya. Awan pun mulai sirna dari lubuk hatinya. Rupanya, Ulbah telah menjemput suurga melalui doanya. Lalu Rasululah memerintahkannya menuju perang Tabuk dan membekalinya enam ekor unta. Dan atas izin Allah – seperti yang tercatat dalam sejarah, akhirya Ulbah bersama kaum muslimin memenangkan pertempuran Tabuk. •Yuliana, SPdI/dari berbagai sumber
cuplikan tarikh
Do'a Rasul untuk Ibunda Abu Hurairah Di balik dari kecemerlangan seorang anak, tentu tak bisa dilepaskan dari sosok seorang ibu. Kecerdasan seorang Abu Hurairah pun tak lepas dari sosok ibundanya, Umaimah binti Shubaih bin al-Harits. Sebab sejak kecil memang pemilik nama lengkap Abdurrahman bin Shakhr al-Azdi ini merupakan seorang yatim. Dan di bawah asuhan Umaimah, dia tumbuh menjadi pemuda dengan kecemerlangan otak luar biasa.
T
ak kurang dari 5.374 hadis yang diriwayatkannya. Tercatat lebih dari 800 orang perawi dari kalangan sahabat dan tabi’in telah meriwayatkan hadis darinya. Beberapa di antara mereka adalah Ibnu Abbas, Ibnu Umar dan Anas bin Malik. Umaimah sangat mencintai Abu Hurairah, begitu juga sebaliknya. Namun, cintanya pada sang anak tak menggerakkan hatinya untuk memeluk Islam. Sesering apapun Abu Hurairah mengajaknya pada keagungan Islam, ibunya selalu menolak. Meski demikian, dia tetap memperlaukan ibunya dengan penuh kasih sayang. Suatu hari, kegundahan hati Abu Hurairah memuncak. Pasalnya, dia tidak mampu meluluhkan hati sang ibu untuk berbait kepda Rasulullah. Bahkan yang membuatnya gunda gulana, sang ibunda justru mengucapkan kalimat tak pantas perihal Rasulullah. Saking tak kuasanya menahan pilu, sembari berlinang air mata dia menemui Nabi Muhammad. Dia pun mengadukan kejadian yang baru saja dialaminya. Dengan dilandasi rasa sayang kepada sang ibunda dan tak ingin murka Allah menimpa sosok yang membesarkanya, dia pun memohon doa kepada Rasulullah. “Ya Rasul! Mohonkan kepada Allah agar memberikan hidayah kepada ibuku,” pintanya kepada Nabi Muhammad. Laksana seorang bapak yang sangat mengasihi anaknya, Rasulullah pun mengabulkan permintaannya. Mendengar itu, sesak dada yang memnuhi rongga jiwanya pun mulai sirna. Abu Hurairah merasa lebih tenang. Dia kembali ke rumahnya dengan penuh suka cita. Dia seakan tak sabar ingin melihat perubahan pada diri sang ibunda. Sampai di depan pintu rumahnya, Abu Hurairah tertegun. Sebab, dia mendapati
pintu rumah terkunci rapat. Mendengar langkah kaki Abu Hurairah yang terhenti di depan pintu, ibunya berkata dari dalam. “Anakku! tetaplah engkau di luar,” kata Umaimah. Mendengar ucapan sang ibu, dai pun menurutonya. Namun, dari luar Abu Hurairah mendengar gemericik air. Tak lama kemudian, sang ibu pun membuka pintu. Syahdan, Sang ibunda keluar dengan memakai baju dan kerudung. “Wahai anakku! Asyhadu Allaa Ilaaha Illallah wa Asyhadu anna Muhammadan Rasuulullah,” ucapnya tanpa disangka-sangka. Mendengar kata-kata yang meluncur dari bibir sang ibunda, sontak saja Abu
Hurairah mengucapkan takbir. Air matanya tak terbendung. Dalam hari dia bersyukur doa Rasulullah begitu cepat terkabul. Lalu, dia pun berlari menemui Rasulullah SAW sembari menangis. Namun, kali ini bukan air mata kesediahan tapi air mata bahagia. Dengan wajah ceria, dia menceritakan perihal keislaman ibunya. Dia pun meminta Rasulullah mendoakan ibunya kembali agar disayangi oleh setiap orang beriman. Doa itu pun terkabul. Ummu Abu Hurairah RA begitu disayangi oleh orang-orang di sekitarnya. Bahkan dia dikenal sebagai wanita yang dermawan dan murah hati. •Bahauddin Ali/dari berbagai sumber MPA 352 / Januari 2016
61
Senyum Sambut Tahun Baru
Hijrah
Detak jam bertaut hari Hari bertaut bulan Hembus angin gemulai Menyambut fajar di tahun baru Sajian sajak indah Bersemi bersama embun Sejuki altar hati Di saat tahun berganti
Nuansa petang seakan suasana pagi Songsong hari dengan senyum merekah Bangga memilir tasbih Sambut pagi hari Lantunan ayat suci menebar Shalawat juga berkibar Gemanya perlahan merayap dari sisi mimbar Memapah hamba ke jalan yang benar Indah Tahun Baru bagai pucuk bersemi Jati diri hangat tersinari mentari pagi Terangkum disetandan nyali Dengan asah diri yang terus digali Oh,Tuhan Jadikan Tahun Baru ini Sebagai penggugah diri Bersemangat menuju hari-hari Yang lebih berarti dan asri M. Shafwy HS MTs. Darul Ulum, Jl. Toghur Billah Ds. Batuputih Kenek Kec. Batuputih Kab. Sumenep Madura 69453
Samudra Taubat
Tiang malam mulai terhidupkan Mengais setitik cinta terlupakan Mengayuh biduk menuju samudra taubat Dalam dekapan dingin terberat Setitik asa sering terhapuskan dalam niat Lisan terbisukan menahan kesia-siaan Menatap butiran tasbih setiap ajaran Menatap ayat penuh kesyukuran Menyebut Kuasa-Mu dalam kealpaan Menuliskan pahatan taubat tak tersiakan Duh Gusti..... penjamin diri ini Telinga ditulikan dengan rekaman kemaksiatan Panggilan suci mulai terabaikan Hati-hati tergoyahkan oleh keinginan Tak peduli kicauan alam penuh kesakitan T Anggraini MAN Kediri I
Syair Kematian
Dingin menghanyutkan bukan dalam dekapan malam Selalu mengintai dalam sajak diam Syairku datang tanpa tanda Namun aku telah ada Mengiringi sejak kelahiranmu Menunggu kelengahan atas dirimu Bukan picik
62
MPA 352 / Januari 2016
Tapi memang sampai di situ perjalananmu Bukan masalah umur Tapi pena takdir telah menuliskan ending-nya Datangku adalah suatu yang haq Datangku mencekat sukma Mengerat hingga tiada kata Kutiup lara yang sungguh luar biasa Namun kau tak bisa menawar Atau menghindar Ragamu dalam cengkerama kelumpuhan Aku datang Dengan rupa mengerikan Dengan cara kesakitan Memulai awal pembalasan Menjemput menuju pengadilan Tuhan Bukan menakuti Tapi syair kematian adalah pasti Lebih menakutkan dari kehancuranmu Bukankah Allah telah menurunkan kalamNya Lewat Muhammad Nabi mulia Lalu mengapa kua mengingkarinya? Salah siapa? Bekal apa yang kau siapkan untuk menemuiku? Dewi Sumidah Madrasah Aliyah Negeri Panggul Kec. Panggul Kab. Trenggalek 66364
Ku berjalan menjauhinya Melangkah kedepan setapak demi setapak Mengubur kalbu yang pilu menyesakkan Dan kuganti dengan harapan penuh kebahagiaan Ku merangkak kepada Tuhanku Berat.. memang.. Letih.. pasti.. Tapi Dia selalu memperdulikanmu Dari semua keacuhanmu kepadanya Kepada pemilik seluruh jagad raya Kupersembahkan hatiku agar kau sempurnakan Meryta Fitri Pamungkas Jalan Kademangan 02 RT/RW 04/01 Desa Talang, Kec. Rejoso, Kab. Nganjuk, Jatim 64453
Langkah Baru
Cita-cita bertemu dengan-Mu Menjadi pendorong bagiku Mengarungi samudra-Mu Dengan bahtera dari-Mu Berat saat melangkah Akupun terlecah Hati resah Akupun menengadah Hati memanggil-Mu Berharap pada-Mu Bersandar diri-Mu Memulai langkah baru Titik Muslikah SMAN 1 Kota Mojokerto Jl. Irian Jaya No. 1 Mojokerto
TTM EDISI 352
Bulan JANUARI 2016
TTM Edisi 352
MPA JAWABAN TTM NO. 351
Mendatar : 1.JILBAB 4.KANDAS 7.EBI 8.HINDAR 9.TAUFIK 11.ATAS 12.RAKI 14.MUSIK 15.PANTI 17.KOREO 18.ITIK 20.ISIM 22.SEMENA 23.PIDANA 24.JFU 25.AKABRI 26.LOKASI
DAFTAR PERANYAAN TTM NO. 352 Mendatar : 1. Pertumbuhannya tidak normal, tidak tinggi 3. Saudara lebih tua 6. Asisten Apoteker 7. Potongan, bentuk 8. Yang memimpin Fakultas 9. Diulang kue bulat dibalur wijen 11. Negara Timur Tengah 13. Putera Nabi Ibrahim 16. Bahan untuk membuat bantal, guling, boneka 18. Tinggi rendahnya bunyi 20. Dewa api (mitos Yunani) 21. Pucuk yang masih muda 23. Raja 24. Adalah (bhs Inggris) 25. Buah bermata banyak 26. Hewan bersel Satu Menurun : 1. Senang, gembira 2. Bulan ke sepuluh 3. Kepala Desa 4. Komisi Pemberantasan Koruksi 5. Terusan, saluran 10. Pegunungan dipulau Jawa 12. Bersuka 14. Batu permata 15. Hari Raya Umat Islam 16. Lawan belakang 17. Daerah di padang pasir yang berair 19. Unggas berleher panjang 22. Pekan Olah Raga Nasional
KUPON
No : 352
Menurun : 1.JOHOR 2.BADAI 3.BERAPA 4.KITA 5.DEFISIT 6.SUKUK 10.ASMI 13.KERAMBA 15.POIN 16.TUMPUL 17.KISTA 18.INDUK 19.KUALI 21.SAJI
Peraih Hadiah TTM No. 351 1. Kudori KUA kec. Plaosan, Magetan Jl. Raya Sarangan No. 130 Kec. Plaosan Kab. Magetan 2. Ary Susanti Kemenag Gresik Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 39 Gresik (61111) 3. M. Sodiq, S.Ag. MTsN Jember 1 Jl. Imam Bonjol no.1 Jember 4. Dina Tri Marganingrum Jl. Kalimantan 31E RT.12, RW.4 Ds. Krajan Kec. Mejayan Kab. Madiun 5. Irfan Hidayatullah Karangrejo 6 Masjid I/9A Wonokromo Surabaya (60243) Ketentuan : 1. Jawaban ditulis pada kartu pos dan ditempeli kupon sesuai dengan nomornya. 2. Jawaban dikirim ke redaksi MPA paling lambat akhir Januari 2016 (cap pos). 3. Peraih hadiah diumumkan pada MPA edisi 353.
MPA 352 / Januari 2016
63
SAHABAT
Wildan Fawwaz Ramadhani
Nur Aizza
Panggilan : Wildan
Alamat : Jl Hasyim Asy'ari Ploso, Pacitan
Alamat : Jln. Jambu, 04/04
Sekolah : SD Islam Insan Cendikia
Kelurahan Ploso, Pacitan
(SDIIC) Pacitan
Sekolah : TK Bhayangkara, Pacitan Cita-cita : Ingin jadi Polisi Orangtua : Sidit Pambudi dan Nur Binti Muhibbah
Cita-cita : Jadi Dokter Muslimah yang menyayangi kaum dhu'afa' Orangtua : Muhammad Abdul Aziz dan Erna Susanti
Mochammmad Fayshal Hakim
Nabila Aulia Izzatunnisa’
Panggilan : Fay TTL : Mojokerto, 25 Desember 2010 Alamat : Jalan Welirang 6 No 3, Wates Kota Mojokerto Sekolah : TK NU Sholahuddin Wates Kota Mojokerto Hobi : Menggambar, mewarnai, menyanyi, sepakbola Cita-cita : Menjadi Tentara yang sholeh Orangtua : Mochammad Khoirunnas dan Manofi Indah Purwanti
Panggilan : Abel TTL : Sumenep, 31 Mei 2013 Alamat : Kolpo Batang-Batang Sumenep Hobi : Menari dan melukis Cita-cita : Dokter spesialis Orangtua : Adi Purnomo, M.Pd.I dan Siti Aminah, S.Pd.I
Bilqis Fitri Nur Humairo'
Nisa Qolbiya
Panggilan : Bilqis
Panggilan : Ica
TTL : Tulungagung, 25 November 2011
TTL : Trenggalek, 07 Oktober 2011
Alamat : Tenggur, Rejotangan, Tulungagung
Alamat : Karangrejo Kampak Trenggalek
Hobi : Mengaji, menari dan menyanyi
Hobi : Bercerita dan Bernyanyi
Cita-cita : Berguna bagi nusa
Cita-cita : Guru
bangsa negara dan agama
Orangtua : Siti Yumniati dan Jarwanto
Orangtua : Son Laili M.Ag & Aminatus Sholihah
64
Panggilan : Ais
MPA 352 / Januari 2016
Kisah Si Kembar Oleh : Muhammad Fadli Al Fauzi*)
Titik-titik embun pagi yang dinginnya menusuk hingga tulang seakan merayap di tubuh sepasang anak kembar yang masih terlelap dengan balutan selimut hangatnya.
S
uara kokok ayam membangunkan kedua anak itu. Mereka langsung bergegas menuju kamar mandi untuk mencuci wajah dan berwudlu’ untuk melakukan sholat subuh bersama kakeknya. Mereka adalah Joni dan Jono. Sepasang anak kembar yang masih berusia 10 tahun. Ayah dan ibunya sedang bekerja di luar kota. Mereka memiliki kesukaan yang sama. Yaitu hal-hal yang berhubungan dengan serangga. Namun serangga yang mereka sukai sangatlah jauh berbeda. Matahari mulai naik meskipun ia harus disembunyikan oleh awan mendung. Hal itu tidak membuat mereka mengurungkan niatnya pagi ini untuk pergi ke sebuah taman yang berada tak jauh dari rumah mereka untuk mencari serangga yang nantinya akan mereka pelihara. “Kak, ayo kita mencari serangga di taman,” ajak Jono kepada kakaknya. “Baiklah, ayo kita berangkat sebelum hujan,” sahut Joni. Joni, sang kakak memotong sebuah ranting yang terdapat ulat menempel padanya. Ia meletakkan ulat itu di dalam toples berukuran berukuran cukup besar bersama dengan rantingnya, sedangkan Jono sang adik berhasil menangkap seekor lebah yang sedang hinggap di setangkai bunga dengan toples kecilnya. Rintik hujan pun mulai berjatuhan di atas tubuh mungil mereka. Sehingga membuat mereka melesat pulang. Sesampainya di rumah, mereka berdua meletakkan binatang peliharaan mereka di atas kasur sembari mengganti baju yang basah karena hujan. Jono merasa penasaran karena Joni memilih ulat untuk dipelihara. “Kenapa kakak memilih ulat? Padahal di sana banyak serangga yang bagus. Seperti kupu-kupu, belalang, capung dan lebah seperti milikku ini,” tanya Jono. “Aku suka ulat, dik,” jawab Joni dengan lembut dan penuh senyum. “Tapi kan jelek, kak, menjijikkan. Jauh lebih bagus lebahku, warnanya indah,” protes Jono. Namun, Joni hanya tersenyum menanggapi perkataan adiknya itu. Joni memperlakukan ulat itu dengan sangat baik dari hari ke hari. Diberinya makan, dibuatkan sarang dan lain lain. Cara Joni memperlakukan binatang peliharaan
sangatlah berbeda dengan adiknya, Jono tidak memperhatikan lebah miliknya. Toples tempat lebah milik Jono terkadang berada di bawah tempat tidur. Tak jarang Joni lah yang memberi makan lebah Jono. “Jono, jika kamu tidak mau memberi makan lebahmu, lebih baik lepaskan saja, kasihan lebah itu.” “Jangan, lebih baik lepaskan ulat kakak. Sebentar lagi mungkin dia akan mati,” jawab Jono mengejek. Satu minggu kemudian, ulat Joni sudah menjadi kepompong yang membuat Jono semakin tidak suka pada binatang peliharaan kakaknya itu. Ia terus menghina ulat yang selalu diperlakukan baik oleh kakaknya itu. Namun, lagi-lagi Joni hanya menanggapinya dengan senyuman. “Kenapa sih ulat itu menjadi semakin jelek saja?” “Tunggu saja dik, sebentar lagi dia akan...” “Akan tambah jelek, ya, kak? hahaha...” tukas Jono memotong perkataan Joni. Namun Joni hanya ikut tertawa bersama adiknya yang sedang menertawakannya. Mereka lantas berpisah dan bermain dengan peliharaan masing-masing. Satu jam kemudian, hal yang ditunggutunggu oleh Joni pun terjadi. Kepom
pong yang tadinya menjijikkan kini telah mengeluarkan makhluk yang sangat luar biasa baginya. Kupu-kupu. Ia segera me nun jukkannya kepada Jono. Alangkah terkejutnya Jono karena ulat yang selama ini ia hina kini menjadi binatang yang sangat indah. Hal itu membuat Jono kesal karena binatang peliharaan kakaknya kini lebih cantik daripada lebahnya yang sudah lemas itu. Lalu ia membanting toples tempat lebahnya hingga pecah dan membuat lebah itu terbang kemudian menyengat tangan Jono. Jono mengaduh. Tangannya kini membengkak. “Dik, ini adalah contoh dari pepatah ‘Jangan menilai buku dari sampulnya’. Sesuatu yang terlihat buruk, belum tentu ia memang buruk, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu jangan menghina yang buruk dan jangan terlalu memuji yang terlihat bagus pada mulanya. Mengerti?” ujar Joni kepada adiknya. Jono mengangguk lemah. “Nih, untukmu, ucap Joni tiba-tiba sembari memberikan toples berisi kupukupu miliknya kepada Jono. Jono tersenyum senang sekaligus berjanji akan mengikuti nasehat kakaknya. *)Siswa Kelas IX Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Jember 1 MPA 352 / Januari 2016
65
dunia islam
MAURITANIA,
MAYORITAS WARGANYA MUSLIM Mauritania, layak dinobatkan sebagai negara dengan prosentase penduduk beragama Islam tertinggi di dunia. Data terakhir yang dirilis oleh CIA The World Factbook, menunjukkan bahwa 100% penduduk di negeri yang berada di Afrika Barat itu adalah Muslim. Fakta ini, menunjukkan bahwa Islam sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Muritania.
B
erdasarkan catatan sejarah, Islam pertama kali masuk ke Mauritania pada abad ke tujuh silam. Setelah periode Risalah Nabi Muhammad Saw di Madinah, agama ini mulai diperkenalkan ke Afrika Utara oleh para pedagang Arab. Kemudian menyebar ke kawasan barat dan tengah Benua Hitam itu melalui rute perdagangan Trans – Sahara. “Pada masa-masa selanjutnya, kelompok tare kat dan tasawwuf juga memainkan pera nan penting dalam penyebaran Islam di Mauritania”, tulis Narloes Janson dalam Islam, Youth and Modernity in the Gambia : The Tablighi Jama’at. Tarekat Sufi pun berkembang hingga sekarang dan menjadi bagian tak terlepaskan dari Muslim Mauritania. Ada banyak kelompok tarekat yang berkembang di Mauritania. Dua diantaranya yang paling besar adalah aliran Qadiriyah dan Tijaniyah. Di luar itu, ada kelompokkelompok tarekat kecil seperti, Sadiliyah yang berpusat di Boumdeit (daerah Tagant), dan aliran Goudfiya yang dapat dijumpai di daerah Adrar, Tagant, Hodh ech Chargui, dan Hodh el Gharbi. “Perbedaan antara tarekat Qadiriyah dan Tijaniah terutama dapat dilihat pada metode berdzikir mereka. Namun, ajaran Islam yang mereka anut pada prinsipnya adalah sama”, tutur orientalis asal Amerika Serikat, James Kritzeck, dan William Hubert Lewis dalam buku Islam in Afrika.
Multisuku Sekitar 70 persen penduduk Mauritania berasal dari suku Haratin dan Berber. Dalam kamus antropolog barat, keduanya masuk ke dalam kelompok etnis Moor. Sementara sisanya yang 30 persen lagi terdiri dari suku-suku Afrika penutur bahasa non-Arab seperti Wolof, Bambara, Toucouleur, Fula, Serer, dan Soninke. Selama berabad-abad, suku-suku tersebut hidup berdampingan di Mauritania. Islam berkembang di Mauritania secara sempurna pada abad ke-11, ketika Dinasti Almoravids (al-Murabitun) menguasai negeri itu. Wilayah kekuasaan Dinasti Almo ravids akhirnya menyebar hingga 66
MPA 352 / Januari 2016
keseluruh kawasan Maghribi (Afrika Barat) hingga Andalus (Spanyol). Pada awal abad ke-20, Perancis menan capkan cengkeraman imperalis menya di Mauritania. Status negeri itupun berubah menjadi jajahan Perancis dengan nama “The Mooresh Country” (negara suku Maure kuno.) Sejak memperoleh kemerdekaannya dari Perancis pada 1960, Mauritania mendeklarasikan diri menjadi Rapublik Islam. Undang-Undang Dasar Mauritania 1991, juga menegaskan bahwa Islam adalah agama negara, dan syariah merupakan sumber hukum di negeri itu. Hampir semua penuduk Mauritania adalah Muslim Sunni pengamal madzhab Maliki. Ketika Islam meluas ke kawasan barat dan selatan Afrika, bebagai elemen sistem kepercayaan dan tradisi lokal ikut terserap dan kemudian mengalami perubahan selama proses Islamisasi. Hal semacam itu juga terjadi di Mauritania. Sebagai contoh, sebelum kedatangan Islam, kebanyakan masyarakat Mauritania adalah penganut animisme yang memuja makhluk-makhluk halus alam jumlah yang bervariasi. Kemudian setelah Islam masuk, sebagian penduduk di negeri itu percaya bahwa beberapa makhlus itu juga ikut menjadi Muslim
dan menyembah Allah Swt sebagai satusatunya Tuhan. “Mauritania telah mengembangkan pola-pola budaya baru melalui interaksi hukum Islam dan budaya asli lokal pada saat yang sama. Warisan animisme dan ajaran Islam berakulturisasi dalam bentuk yang rumit”, tulis orientalis asal Inggris, JS Trimingham. Salah satu contoh, penerapan tradisi Islam di Muritania, kantor-kantor pemerintah dan pelayanan publik tidak beraktivitas setiap Jum’at karena karena merupakan hari libur akhir pekan di negara itu. Namun demikian, ada juga beberapa bank, kantor kedutaan, dan agen-agen perjalanan yang tutup setiap Jum’at dan Sabtu. Pada hari Ahad, kantorkantor bekerja sebagaimana biasa. Hampir serupa dengan di Indonesia, sejumlah hari besar Islam juga ditetapkan sebagai hari libur nasional di Mauritania. Diantaranya adalah Idul Fitri atau dalam bahasa setempat disebut Korite (setiap tanggal 1 Syawwal), Idul Adha atau Tabaski (tanggal 10 Dzulhijah), Maulid Nabi Muhammad Saw (tanggal 12 Rabi’ul Awal), dan Tahun Baru Islam (tanggal 1 Muharram). (diangkat dari islam digest repub 080215) ; •Ahar
Kakanwil Kemenag Prov Jatim memberikan bantuan opersional kepada Ketua FKUB Jatim berupa motor, laptop dan printer.
Kakanwil Kememang Prov Jatim bersama Rektor UIN Maliki Malang, Kepala BDK Surabaya dan Ketua FKUB Jatim saat memberangkatkan peserta Jalan Sehat KUB.
Kakanwil Kemenag Prov Jatim saat membuka Jalan Sehat KUB.
Penyerahan door prize berupa Paket Umroh pada Jalan Sehat KUB.
Kaid Penais Zawa secara simbolis menyerahkan bantuan motor operasional kepada penyuluh.
Pembinaan Pengurus Pokjaluh se-Jatim tahun anggaran 2015.
MPA 352 / Januari 2016
67
(QS. Al-Baqarah: 148)
68
MPA 352 / Januari 2016
Masjid Agung Al Anwar, Kota Pasuruan
pada MAJALAH INI TERDAPAT KUTIPAN AYAT-AYAT AL QUR’AN. UNTUK ITU JAGA DAN SIMPAN SEBAGAIMANA MESTINYA.
“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”