Dr. Ir. Dwi Iswari, M.Sc.P
DIREKTUR BUDIDAYA DAN PASCAPANEN SAYURAN DAN TANAMAN OBAT DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
KONDISI CABAI DAN BAWANG MERAH Produksi cabai dan bawang merah tidak merata sepanjang tahun, - Berkurang di musim hujan menyebabkan harga tinggi - Berlebihan di musim kering/kemarau mengakibatkan harga jatuh Investasi irigasi mahal bagi petani Harga berfluktuasi berdampak pada inflasi Pada bulan-bulan tertentu (Oktober s/d Maret) produksi berkurang sehingga memicu impor Produksi cabai dan bawang tergantung musim Produksi terkonsentrasi di PulauJawa Penyediaan benih bawang merah bersertifikat belum memadai
Tabel 1. Produksi dan Kebutuhan Cabai Besar Tahun 2014 Data
Jan
Peb
Mart
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nop
Des
Total
Prod. (Ton)
90.327 112.061 122.386 99.928 102.243 99.718 102.623
92.163 84.393 75.697 66.599 54.502 1.102.638
Kebutuhan (Ton)
81.729
81.075
81.075 81.075 81.075 83.508
88.398
81.075 81.075 81.991 81.075 82.383
985.536
Produksi Kebutuhan
8.598
30.986
41.311 18.853 21.168 16.210
14.225
11.088
117.102
3.318
-6.294 -14.476 -27.881
Keterangan: 1. Produksi baru 80 % karena ada beberapa Provinsi yang belum mengirim data 2. Kebutuhan : merupakan angka sasaran kebutuhan 2014 yang berasal dari BKP
Tabel 2. Produksi dan Kebutuhan Cabai Rawit Tahun 2014 Data
Jan
Peb
Mart
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nop
Des
Total
Prod. (Ton) 55.220 57.216 58.653 66.140 83.749 71.409 73.687 69.708 64.889 58.538 58.291 49.668 767.167
Kebutuhan 66.280 65.749 65.749 65.749 65.749 67.722 71.688 65.749 65.749 66.492 65.749 66.810 799.237 (Ton) Produksi Kebutuhan
-11.060 -8.533 -7.096
391 18.000
3.687
1.999
3.959
-860
-7.954
-7.458 -17.142
-32.070
Keterangan: 1. Produksi (Existing atau estimasi luas pertanaman) 2. Angka Kebutuhan : merupakan angka sasaran kebutuhan 2014 yang berasal dari BKP 3. +/- berarti surplus produksi atau terjadi kekurangan produksi
FAKTA 1
Pola Pergerakan Harga Bulanan Cabai Rawit Merah Dari Tahun 2011-2014 Berbentuk Huruf U
60.000 55.000 50.000 45.000 Ciamis Garut
40.000
Kediri
35.000
Maros
30.000
Bantul Pamekasan
25.000
Bogor Cianjur
20.000 15.000 10.000 5.000 Mart Aprl Mei Jun Juli Agust Sept Okt Nop Des Jan Peb Mart Aprl Mei Jun Juli Agust Sept Okt Nop Des Jan Peb Mart Aprl Mei Jun Juli Agust Sept Okt Nop Des Jan Peb Mart Aprl Mei Jun Juli Agust Sept Okt
Harga (Rp) per Kg
Jeneponto
2011
2012
2013
2014
FAKTA 2
Pola Pergerakan Harga Bulanan Cabai Rawit Merah 2014 Berbentuk Huruf U
90.000
80.000
70.000
60.000 Kediri
50.000
40.000
Ciamis Garut Jeneponto Maros Bantul
30.000
Pamekasan Bogor
20.000
10.000
-
Cianjur
BAGAN 1. SOLUSI JANGKA MENENGAH
JULI
7
AGUST
SEPT
OKT
8 9 10 Musim Kemarau
IRIGASI
NOV
11
DES
JAN
FEB
12 1 2 Musim Hujan Musim Panen Harga Tinggi
MARET
3
PELINDUNG HUJAN/ RAIN SHELTER
KEBIJAKAN Fokus komoditas : aneka cabai (cabai rawit merah dan cabai merah) dan bawang merah Pengembangan kawasan sentra produksi khususnya cabai dan bawang merah: • Mendorong pengembangan di luar pulau Jawa • Mendorong kemandirian pulau-pulau atau swasembada di kabupaten/kota • Pengembangan di lokasi yang harga cabainya selalu tinggi
KEBIJAKAN • • • • • • • •
…..(2)
Penanaman cabai di musim kemarau (Juli – Oktober) Pengembangan bawang merah di sentra produksi dan di luar sentra produksi Fasilitasi irigasi hemat air dan pelindung hujan/ rain shelther Analisis ketersediaan pasokan Roadshow/pengawalan intensif Kebun percontohan Fasilitasi sarana budidaya dan pascapanen Penanganan secara terpadu dengan instansi lain
APBN-P 2015 Melalui Gerakan Tanam Cabai Musim Kemarau (GTCK) dan Perluasan Bawang Merah di Luar Sentra 10
JUSTIFIKASI
1. Investasi infrastruktur pengairan untuk beberapa kali penanaman 2. Diseminasi teknologi budidaya/GAP 3. Pemerataan produksi bulanan, dengan menambah volume panen di musim hujan (Oktober-Maret) 4. Pengembangan bawang merah di sentra produksi serta introduksi ketrampilan berbudidaya bawang merah diluar sentra 5. Pengembangan kawasan cabai di musim kering/kemarau serta mengupayakan kecukupan produksi di tingkat kabupaten/kota 6. Menghemat air 7. Efisiensi tenaga kerja 8. Peningkatan produktivitas dan pendapatan petani 9. Tidak tumpang tindih dengan tupoksi PSP (penyediaan air dari kwarter/cabang-cabang atau sumber air buatan ke pokok tanaman/aspek penyiraman agronomi /budidaya)
TUJUAN 1. Mendorong pengembangan cabai dan bawang merah di daerah sentra dan di luar sentra 2. Pemasyarakatan teknologi irigasi hemat air /tetes (pada cabai) untuk :
Efisiensi penggunaan air dalam budidaya Efisiensi tenaga kerja Efisiensi waktu pengelolaan usaha tani
3. Sebagai demplot penanaman cabai saat musim kering/kemarau 4. Kemandirian wilayah untuk pengembangan bawang merah 5. Fasilitasi investasi usahatani
PENGEMBANGAN CABAI DAN BAWANG MERAH APBN-P 2015 NO
KOMODITAS
PROPINSI KABUPATEN
LUAS (HA)
SATUAN/ HA (RP 000)
JUMLAH DANA (RP 000)
1
Cabai Merah
17
99
940
175.000
164.500.000
2
Cabai Rawit Merah
15
96
632
175.000
110.600.000
3
Bawang Merah
27
64
1.732
75.000
129.900.000
TOTAL
3.344
Total Kabupaten : 158 kabupaten/kota, di 30 propinsi
405.000.000
SASARAN PRODUKSI CABAI DAN BAWANG MERAH APBN-P 2015 NO.
KOMODITAS
LUAS (HA)
PROVITAS* (TON/HA)
PRODUKSI (TON)
1.
CABAI MERAH
940
8.16
7.670
2
CABAI RAWIT MERAH
632
5.7
3.602
3
BAWANG MERAH
1.732
10.22
18.109
*Statistik Produksi Hortikultura 2013
KEGIATAN 1. SL GAP 2. Pembinaan 3. Sarana Prasarana Budidaya 4. Sarana Prasarana Pascapanen 5. Pengembangan Kawasan
PELAKSANAAN KEGIATAN
BAGAN 3. CONTOH INSTALASI IRIGASI TETES UNTUK PERTANAMAN CABAI
Ketinggian < 10 m
TANDON AIR/ TOREN 2000 LT
Tape lock & Gromet Set
V
Disck filter
V Selang Air Ke Tanaman
V V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Ball valve
V TAXI PUMP
SUMBER AIR BISA ALAM, BISA BUATAN, TAPI SWADAYA PETANI PENERIMA BANTEK
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V V
V
DRIP TAPE STREAMLINE
V
TANAMAN CABAI
V
V
V
V
V DRIPVTAPE STREAMLINE V V V TIANG BESI ATAU BETON
V
V
V
TANDON AIR PADA KEBUN PERCONTOH -AN INSTITUT PERTANIAN BOGOR (IPB)
IRIGASI DRIPTAPE PADA KEBUN PERCONTOHAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR (IPB)
DISC FILTER
DRIP TAPE STREAMLINE
TAPE LOCK & GROMET SET
IRIGASI SEDERHANA
ALAT PENYIRAMAN SEDERHANA PADA PERTANAMAN BAWANG MERAH DI PROPINSI DIY
CONTOH PLASTIK “DRIP TIPE” YANG TELAH DIPAKAI (DIGULUNG DIPINGGIR LAHAN) PADA IRIGASI SEDERHANA
RAIN SHELTHER/ PELINDUNG HUJAN
RAIN SHELTHER/ PELINDUNG HUJAN (2)
KOMPONEN PENGEMBANGAN APBN-P CABAI DAN BAWANG MERAH NO
KOMPONEN PILIHAN SESUAI KEBUTUHAN PETANI/ LOKASI
1.
Sarana Irigasi
-Taxi pump 2 inchi - Penyaring air - Irigasi tetes dan perlengkapannya - Tandon/tangki air 2000 lt - Pipa distribusi
2.
Sarana Produksi
- Mulsa plastik perak - plastik UV/rain shelter - Benih bermutu - Pupuk anorganik (NPK, Urea, Kamas/Kalsium Magnesium sulfat)
3.
Sarana Budidaya
- pH Meter - Sprayer elektric
4.
Dukungan Eselon II
Dit.Perbenihan Hortikultura Dit.Perlindungan Hortikultura
PENUMBUHAN PENANGKAR BENIH BAWANG MERAH Tujuan : Menumbuhkan kelompok penangkar benih dilokasi sentra bawang merah, melalui : peningkatan kapasitas sumber daya (penangkar/petugas lapang) dan penyediaan sarana produksi benih bawang merah. Sasaran : Tumbuhnya kelompok penangkar benih di sentra bawang merah. Penerima Bantuan : 40 kelompok tani/penangkar di sentra produksi bawang merah di 25 provinsi, 40 Kabupaten/Kota. Kriteria Penerima Bantuan : Petani bawang merah yang sudah melakukan proses penangkaran benih bawang merah Memiliki sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh BPSB Propinsi setempat Memiliki lahan untuk bangunan gudang Mengajukan proposal atas nama kelompok tani/penangkar disertai rekomendasi/surat keterangan dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ke Direktorat Jenderal Hortikultura. Bersedia memanfaatkan dan memelihara fasilitasi yang diberikan. Bersedia menjadi penangkar bawang merah secara aktif. Jenis Bantuan :
DUKUNGAN PERLINDUNGAN HORTIKULTURA (APBNP – 2015) Pembinaan teknis dan pemantauan pengelolaan dan pengendalian OPT ramah lingkungan sesuai dengan konsepsi Pengendalian Hama Terpadu (PHT), Workshop dan sosialisasi penerapan pengendalian OPT ramah lingkungan bagi petugas dan petani di kawasan pengembangan hortikultura Magang petani/kelompok tani dalam pengembangan dan perbanyakan bahan pengendalian OPT ramah lingkungan di bawah binaan laboratorium agens hayati/LPHP UPTD BPTPH. Petak Percontohan dan model gerakan pengendalian OPT dengan menerapkan teknik/cara pengendalian ramah lingkungan di daerah-daerah pengembangan hortikultura yang akan menjadi daerah percontohan bagi lokasi-lokasi lainnya dalam menanggulangi OPT tanaman hortikultura. Gerakan pengendalian OPT secara ramah lingkungan dilaksanakan dengan pemanfaatan bahan pengendalian OPT yang ramah lingkungan. Menyediakan sarana/bahan dan peralatan untuk mendukung perbanyakan bahan Melaksanakan pengujian mutu hasil eksplorasi agens hayati (bahan pengendalian OPT) dan pengujian viabilitas produk perbanyakannya untuk menjaga keefektifan pengendalian OPT di lapang.
PERSYARATAN ADMINISTRASI CP – CL (SURAT DIRJEN HORTIKULTURA NO 101/HR.220/D/IV/2015)
KELOMPOK SUDAH TERDAFTAR DI SISTEM INFORMASI PENYULUHAN (SIMLUH) ATAU DINAS PERTANIAN DI KAB/KOTA
MENGAJUKAN PROPOSAL MELALUI MEKANISME EPROPOSAL
MEMILIKI REKOMENDASI/ SURAT KETERANGAN PENGUSULAN DARI DINAS PERTANIAN KAB./KOTA
MEMBUAT SURAT PERNYATAAN MENERIMA & MEMANFAATKAN BANTUAN APBN-P 2015 SERTA BERSEDIA MELAKUKAN PENANAMAN PADA BULAN YG DITENTUKAN (JULI – OKTOBER)
PERSYARATAN TEKNIS CP – CL
(SURAT DIRJEN HORTIKULTURA NO 101/HR.220/D/IV/2015)
LAHAN DEKAT DENGAN SUMBER AIR (SUNGAI, DANAU, EMBUNG, SUMUR, DLL)
SANGGUP MENYEDIAKAN PUPUK KANDANG DAN KAPUR PERTANIAN JIKA DIPERLUKAN UNTUK MENSTABILKAN PH TANAH (6-7).
HARUS DIPASTIKAN PADA MUSIM KEMARAU, AIR TETAP TERSEDIA DALAM JUMLAH CUKUP
LUAS LAHAN MINIMAL 0,5 HA BERADA DALAM SATU HAMPARAN DAN RELATIVE DATAR
BERSEDIA MENANAM CABAI PADA MUSIM KEMARAU (JULI OKTOBER)
SANGGUP MENGAPLIKASIKAN TRICHODERMA SPP UTK MENGHINDARKAN PENYAKIT TULAR TANAH & PENYAKIT LAYU
PERCEPATAN PELAKSNAAN KEGIATAN (2) BAGI DAERAH YANG HANYA MENDAPATKAN ALOKASI PENGEMBANGAN KOMODITAS CABAI MERAH DAN CABAI RAWIT SAJA, AGAR SEGERA MELAKSANAKAN KEGIATAN
BAGI DAERAH YANG DIANTARAANYA MENDAPATKAN ALOKASI PENGEMBANGAN KOMODITAS BAWANG MERAH, SEGERA MENYESUAIKAN PERUBAHAN KOMPONEN DENGAN KOMPONEN YANG TELAH DISEPAKATI PADA SAAT CPCL
Titik Kritis Pengembangan Kawasan Cabai dan Bawang Merah APBN-P 2015
TITIK KRITIS PELAKSANAAN KEGIATAN APBN-P 2015 NO
1
POTENSI RESIKO Ketepatan identifikasi CPCL
SEBAB
UPAYA PENANGANAN
Ketersediaan Lahan
- Perlu lahan luas karena bersamaan dengan program Pajale. - Hamparan minimal 0,5 ha - Lahan relatif datar
Air
- Dekat dengan sumber air alami atau buatan - Dipastikan saat musim kemarau air tersedia dengan cukup
Petani
- Petani mau menanam di musim kemarau - Petani terdaftar di SIMLUH/dinas - Petani bersedia memanfaatkan bantuan secara optimal - Petani menyiapkan pupuk organik sesuai kebutuhan tanaman
TITIK KRITIS PELAKSANAAN KEGIATAN APBN-P 2015 (2) NO POTENSI RESIKO
SEBAB
UPAYA PENANGANAN
2
Ketersediaan Benih
Terutama bawang merah
3
Ketepatan penerapan GAP/GHP
Teknik budidaya - Budidaya ramah lingkungan dengan dan penanganan mengaplikasikan agen hayati sejak pascapanen penyiapan lahan - Pengecekan pH tanah (6-7) - Pengapuran oleh petani jika diperlukan - Penyiapan pestisida nabati untuk langkah antisipatif
- Ketersediaan jumlah benih bersertifikat sesuai kebutuhan - Kesesuaian varietas yang diinginkan petani dengan kontrak - Ketepatan waktu penyediaan benih dengan jadwal tanam
TITIK KRITIS PELAKSANAAN KEGIATAN APBN-P 2015 (3) NO POTENSI RESIKO
SEBAB
UPAYA PENANGANAN
4
Proses Pengadaan
Persiapan, penetapan spek teknis, HPS, proses pengadaaan
- Penyampaian jadwal pengadaan ke ULP Provinsi atau Kabupaten - Penyiapan dokumen pengadaan (spek teknis, HPS, pemaketan pengadaan)
5
Ketepatan penyaluran
Kwalitas, kwantitas, dan sesuai waktu tanam
- Penyaluran barang sesuai waktu yang ditetapkan - Koordinasi penyaluran dengan Kelompok tani penerima - Kesesuaian barang (kwalitas dan kwantitas) dengan dokumen kontrak
Tumpangsari dengan cabai dan kacang tanah untuk mengurangi serangan OPT pada bawang merah
Pengendalian OPT dengan light trap pada bawang merah
Perangkap hama menggunakan lem tikus (glue trap) pada bawang merah
38
BAGAN 4 . PILIHAN POLA PERGILIRAN TANAMAN CABAI BULAN 1
2
3
AWAL POLA 1 POLA 2
Panen Panen
4
5
POLA 4
6
Sayuran/Jagung Manis
Sayuran Daun
7
9 10 Pindah lokasi 11 Tanam Cabai Panen
Panen
8
Tanam Cabai
Panen
Tanama Cabai
Panen
POLA 3
Panen
Komoditas Pilihan Petani
Tanam Cabai
Panen
POLA 4
Panen
Pindah Lokasi
Tanam Cabai
Panen
12
JENIS – JENIS LAPORAN KEGIATAN APBN-P 2015 LAPORAN TARGET & REALISASI TANAM KABUPATEN DENGAN FORMAT LAPORAN SESUAI LAMPIRAN 5,6,7 PADA PEDNIS
PROVINSI MENYUSUN LAPORAN DITINGKAT PROVINSI MENGGUNAKAN FORMAT LAPORAN SESUAI LAMPIRAN 8,9, DAN 10 PEDNIS
LAPORAN NASIONAL DISUSUN OLEH DITJEN HORTIKULTURA REKAPITULASI SELURUH PROVINSI MENGGUNAKAN FORMAT LAPORAN SESUAI LAMPIRAN 11,12 DAN 13.
LAPORAN TEKNIS PENGEMBANGAN KAWASAN PADA KEGIATAN APBN-P 2015, OLEH DINAS PERTANIAN PROVINSI DISAMPAIKAN SECARA RUTIN SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN KEGIATAN MENGGUNAKAN FORMAT LAPORAN PADA LAMPIRAN 14, 15 DAN 16.
JENIS – JENIS LAPORAN KEGIATAN APBN-P 2015 (2) LAPORAN PERKEMBANGAN SELAMA 1 MUSIM TANAM OLEH DINAS PERTANIAN KABUPATEN/KOTA DENGAN FORMAT LAPORAN SESUAI LAMPIRAN 17,18 DAN 19 PEDNIS DISAMPAIKAN KEPADA DIREKTORAT BUDIDAYA DAN PASCAPANANEN SAYURAN DAN TANAMAN OBAT DAN DITEMBUSKAN KEPADA DINAS PERTANIAN PROVINSI SETIAP 2 MINGGU SEKALI SELAMA 1 MUSIM TANAM
DIREKTORAT BUDIDAYA DAN PASCAPANANEN SAYURAN DAN TANAMAN OBAT MENYUSUN LAPORAN SEBAGAIMANA FORMAT PADA LAMPIRAN 20 UNTUK MENGETAHUI LUAS TANAM, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS CABAI RAWIT MERAH, CABAI MERAH DAN BAWANG MERAH APBN-P 2015. FORMAT REKAPITULASI SEBAGAIMANA LAMPIRAN 20.
[email protected].
PELAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBN-P 2015 INSTITUSI
JENIS LAPORAN
PERIODE PELAPORAN
TANGGAL PELAPORAN
DINAS PERTANIAN KAB/KOTA
FORM LAMPIRAN 5,6,7,17,18,19
BULANAN
TGL. 7 BULAN BERIKUTNYA
DINAS PERTANIAN PROVINSI
FORM LAMPIRAN 8,9,10,14,15,16
BULANAN
TGL. 10 BULAN BERIKUTNYA
PUSAT
FORM LAMPIRAN 12, 13, 20
BULANAN
TGL. 15 BULAN BERIKUTNYA
11,
Mekanisme pelaporan kegiatan APBN-P 2015 Pendamping-an Penyuluh Pertanian
Kabag. Evaluasi dan Pelaporan Ditjen Hortikulkultur a
Laporan Mingguan anggota kepada Ketua Kelompok
Laporan Bulanan dari Ketua kelompoktani
Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota
LO Kabupaten
Dinas Pertanian Propinsi
Direktur Jenderal Hortikultura
PJ Propinsi
Direktur Budidaya dan Pascapanen Sayuran dan Tanaman Obat
Terima Kasih