Dr Erwidodo Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Badan Litbang Pertanian Paparan Kuliah tamu Departemen Ekonomi Sumberdaya Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 5 Desember 2015 1
1
MULTI-TRACK ECONOMIC AND TRADE DIPLOMACY ASEAN ECONOMIC COMMUNITY
2
3 4 5
PETA PERSAINGAN ASEAN
MANFAAT, PELUANG DAN TANTANGAN
KESIAPAN INDONESIA, TERMASUK SEKTOR PERTANIAN
2
Multilateral: WTO Regional/Plurilateral: AFTAAEC 2015, ASEAN+China, ASEAN+Japan, ASEAN + South Korea, ASEAN+3 (Japan, China, Korea), ASEAN+Australia+NZ, APEC, Kerjasama dibawah UNCTAD, Kerjasama G77, Kerjasama komoditas, dll. Bilateral: Indonesia-Japan EPA, IndonesiaChina, Indonesia-Australia, IndonesiaPakistan, Indonesia-EFTA EPA, IndonesiaIndia, Indonesia-USA (tahap pembahasan), dll.
Bilateral > Regional/Plurilateral > Multilateral (WTO) Liberalization Coverage of Partners vis-à-vis ASEAN: ANZ > CHN > KOR > JPN > INDIA Liberalization Coverage of ASEAN6 vis-à-vis Partners (simple average of TL index across FTAs): SGP > BRN > MLS > THA > PHI > INA Overall Level of Liberalization (simple average of TL index across members): AANZFTA > ACFTA > AKFTA > AJCEP > AIFTA
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)
5
PERJALANAN MENUJU AEC 2015
6
PERJALANAN MENUJU AEC P E R L U A S AN 1967: INA, MAL PHI, SIN, THA
1984: BRU
1995: VN
2004: ASN-China
1997: LAO, MYM
PENDALAMAN
1977: PTA
2006: ASN-KOR
1999: CAM
2008: ASN-JAP
1992: CEPT AFTA
EAFTA Study CEPEA Study
2009: ASN-ANZ; ASN-India; ASN-China Investment; ASN Korea Investment
1995: AFAS
1997: ASEAN Vision 2020 1998: AIA
2011: ASEAN Framework for Regional Comprehensive Economic Partnership
2003: 3 Pillars of ASEAN Community 2020; 11 PIS 2005: Logistics as PIS 2007: AEC 2015; ASEAN Charter; AEC Blueprint 2008: first year of AEC Blueprint; ASEAN Charter entered into force
2012: Launching of Regional Comprehensive Economic Partnership
2009: ATIGA, ACIA, AEC Scorecard 2009: Roadmap for an ASEAN Community 2009-2015 2010: Connectivity Master Plan 2011: ASEAN Framework for Equitable Economic Development
ASEAN Economic Community 2015 7
CETAK BIRU MEA Cetak Biru terdiri atas 4 pilar, memuat langkah yang harus ditempuh dalam 4 kerangka waktu (2008-2009/2010-2011/2012-2013/2014-2015)
8
Integrasi sektor barang dimulai dengan Preferential Trade Arrangement (PTA) tahun 1977, disusul dengan skim Common Effective Preferential Tariff for ASEAN Free Trade Area (CEPT-AFTA) tahun 1992-2010. Integrasi sektor jasa dimulai tahun 1995 dengan disepakatinya ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS). Pembukaan sektor jasa dilakukan bertahap melalui Paket-paket Integrasi dengan target pada tahun 2015 terintegrasi 128 sub-sektor dari 11 sektor jasa: Integrasi sektor investasi dimulai dengan ASEAN Investment Agreement (AIA) tahun 1998 yang selanjutnya dikembangkan mencakup 4 pilar: liberalisasi, fasilitasi, perlindungan dan promosi investasi
Di sektor barang tidak akan terjadi kejutan karena penurunan tarif berproses sejak 1992 & bagi ASEAN-6 kewajiban penghapusan tarif diselesaikan 1 Januari 2010 ASEAN-4 akan melakukan hal sama pada periode 20152018) Indonesia tempatkan 9 pos tarif beras dan 7 pos tarif gula dalam Highly Sensitive List; belum dibebaskan pada 2015; PHL (beras, gula); CAM & VTM (pertroleum). Exclusion list: INA & MAL (minol); VTM (tobacco) Kesepakatan tarif dibarengi kerjasama fasilitatif: Single Window, koordinasi pabean, simplifikasi Certificate of Origin dll; perluas regional supply chain
Country
Percentage of Total Tariffs 0%
>0%
Other
Brunei D.
99.27
-
0.73
INA
98.87
0.17
0.96
MAL
98.74
0.59
0.66
PHIL
98.62
1.11
0.27
100.00
-
-
THA
99.85
-
-
ASEAN 6
99.20
0.35
0.45
CAM LAO MYN VN
59.64 78.73 79.66 72.24
40.36 20.36 19.69 25.77
0.91 0.65 1.99
ASEAN 4 ASEAN
72.57 88.96
26.55 10.42
0.89 0.62
SIN
Integrasi sektor jasa dimulai tahun 1995 dengan disepakatinya ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS). Pembukaan sektor jasa dilakukan bertahap melalui Paket-Paket Integrasi dengan target pada tahun 2015 terintegrasi 128 sub-sektor dari 11 sektor jasa sbb: 1. Business 7. Financial 2. Communication 8. Health-Related & Social 3. Construction 9. Tourism & Travel 4. Distribution 10. Recreational, Cultural & Sport 5. Education 11. Transportation 6. Environmental 12. Other Services
Telah disepakati pengaturan saling pengakuan (Mutual Recognition Arrangements /MRAs) bagi 8 jasa profesional: (1) rekayasa teknik, (2) keperawatan, (3) arsitektur, (4) pemetaan, (5) profesi pariwisata, (6) akuntansi, (7) medis, (8) dental 11
Pergerakan tenaga kerja profesional perseorangan akan lebih terbuka, namun tetap tunduk pada syarat dan aturan nasional, seperti persyaratan dan prosedur kualifikasi yang berlaku di negara masing-masing. Hampir seluruh negara ASEAN memberikan komitmen perpindahan tenaga kerja profesional antar perusahaan (direktur, manajer dan tenaga ahli) dan kunjungan bisnis. Terdapat 6 kriteria yang disediakan dalam kerangka MRA yaitu: (1) pendidikan, (2) ujian, (3) registrasi, (4) pemberian lisensi, (5) pengalaman pendidikan profesional lanjutan, dan (6) kode etik (professional conduct). 12
Integrasi Investasi mencakup 4 pilar: liberalisasi, fasilitasi, proteksi dan promosi Integrasi investasi yang diatur dalam ACIA meliputi sektor manufaktur, pertanian, perikanan, kehutanan, pertambangan dan penggalian, dan jasa-jasa yang terkait dengan kelima sektor tersebut. Pada tahun 2015, hanya sektor2 sensitif yang terdapat dalam Reservation List (R/L) yang tetap dikecualikan dari komitmen integrasi. Referensi utama penyusunan R/L Indonesia adalah Daftar Negatif Investasi (DNI).
13
Membentuk kerjasama utamanya dengan pemain kunci di kawasan Asia Timur, Tenggara dan Selatan: Negara Mitra FTA: China, Jepang, Korea Selatan, Australia, New Zealand, India; Negara Mitra Strategis: AS, Rusia, EU, Canada Sub Region di ASEAN: IMT-GT, BIMPEAGA ASEAN Plus Three (13 negara), East Asian Summit (18 negara) Under Negotiation: Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dan ASEANHongKong FTA 14
PETA PERSAINGAN ASEAN
15
SELECTED BASIC ASEAN INDICATORS, 2014 Total land area
Total population1/
Country
Brunei Darussalam
Gross domestic product at current prices
Gross domestic product per capita at current prices
International merchandise trade4/
Exports
km2
thousand
US$ million
US$ 2/
2014
2014
2014
2014
2014
2014
US$ PPP
3/
Foreign direct investments infow5/6/
Imports
US$ million US$ million US$ million 2014
2014
5,769
413
17,108
41,424
82,850
10,584
3,597
568
Cambodia
181,035
15,184
16,771
1,105
3,334
10,681
18,973
1,727
Indonesia
1,860,360
252,165
983,571
3,901
11,498
176,293
178,179
22,276
Lao PDR
236,800
6,809
11,777
1,730
5,096
2,640
2,749
913
Malaysia
330,290
30,262
326,346
10,784
24,607
234,161
208,918
10,714
Myanmar
676,577
51,486
65,785
1,278
4,923
11,031
16,226
946
Philippines
300,000
101,175
284,910
2,816
6,846
61,810
67,757
6,201
Singapore
716
5,470
307,872
56,287
82,714
409,769
366,247
72,098
Thailand
513,120
68,657
373,225
5,436
14,333
227,574
227,952
11,538
Viet Nam
330,951
90,630
186,224
2,055
5,644
148,092
145,686
9,200
4,435,618
622,250
2,573,589
4,136
10,700
1,292,634
1,236,284
136,181
ASEAN
Source: ASEAN Secretariat 16
Source: WEF, The Global Competitiveness Index, 2013-2014.
2007 Score Rank Singapore 4,19 1 Malaysia 3,48 27 Thailand 3,31 31 Indonesia 3,01 43 Vietnam 2,89 53 Philippines 2,69 65 Cambodia 2,50 81 Laos, PDR 2,25 117 Myanmar 1,86 147 Brunei Darussalam n.a. n.a. Country
2010 2012 2014 Score Rank Score Rank Score Rank 4,09 2 4,13 1 4,00 5 3,44 29 3,49 29 3,59 25 3,29 35 3,18 38 3,43 35 2,76 75 2,94 59 3,08 53 2,96 53 3,00 53 3,15 48 3,14 44 3,02 52 3,00 57 2,37 129 2,56 101 2,74 83 2,46 118 2,50 109 2,39 131 2,33 133 2,37 129 2,25 145 n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a.
Scoring based on: Customs, Infrastructure, Ease of Shipment, Logistic Services, Ease of Tracking, Domestic Logistics Cost, dan Timeliness
Berdasarkan LPI, peringkat Indonesia di ASEAN masih dibawah Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam (data Brunei tidak ada) 18
Ekspor produk pertanian ke ASEAN 5 tahun terakhir belum menunjukkan perkembangan yang signifikan dibanding ekspor ke negara tujuan non ASEAN
35,000,000,000 30,000,000,000 25,000,000,000 20,000,000,000 15,000,000,000 10,000,000,000 5,000,000,000 -
ASEAN Non ASEAN
19
KINERJA EKSPOR-IMPOR PERTANIAN INDONESIA DI KAWASAN ASEAN, TAHUN 2013 3,000,000,000 2,500,000,000
2,000,000,000 Ekpor
1,500,000,000
impor
1,000,000,000
Neraca
500,000,000
TP
Horti
Perkebunan
Peternakan
(500,000,000) NILAI PERDAGANGAN INDONESIA - ASEAN (USD) Okt 2013
Tanaman Pangan
Hortikultura
Perkebunan
Peternakan
Ekpor
54.727.724
72.775.565
2.456.539.308
212.232.871
impor
347.015.402
195.115.678
288.229.923
223.800.123
Neraca
(292.287.678)
(122.340.113)
2.168.309.385
(11.567.252) 20
NEGARA TUJUAN EKSPOR INDONESIA KE ASEAN BRUNEI DARUSSALAM, 0.12% CAMBODIA, LAOS, 0.01% 0.05% MYANMAR , 3.23% PHILIPPINES, 5.83%
THAILAND, 3.26%
VIET NAM, 7.90%
MALAYSIA, 50.22%
SINGAPORE, 29.39%
21
PANGSA IMPOR PRODUK PERTANIAN DARI ASEAN MYANMAR, CAMBODIA, 0.12% 1.55% PHILIPPINES, 4.28%
LAOS, 0.06%
SINGAPORE, 8.35%
BRUNEI, 0.00%
Gula, 22.30%
Lainnya, 26.54%
VIET NAM, 16.07% THAILAND, 50.16% Beras, 15.45% Tembakau, 2.27%
MALAYSIA, 19.40%
Kulit &Jangat, 2.69%
Ubi Kayu, 8.90%
Gandum, 3.60%
Susu, 5.14% Kakao, 4.01% Kedelai, 4.12%
Lengkeng , 4.98%
22
MANFAAT, PELUANG DAN TANTANGAN
23
No
Keterangan
1
Pertumbuhan Ekonomi
2
Ekspor (Rp. Milyar)
Sebelum Setelah AFTA AFTA (2001 – 2003) (2004 – 2012) 1,1% 6,2% 95,672
245,730
Impor (Rp. Milyar) -
Barang Akhir
4,721
20,028
-
Barang Antara
58,262
272,221
3
Output (Milyar)
300,392
1,023,951
4
PDB atau NTB (Milyar)
160,201
575,415
5
Pendapatan Masyarakat (Milyar)
30,856
117,936
6
Penyerapan Tenaga Kerja (Ribu Orang)
1,347
5,409 24
Sektor Barang Pasar ASEAN mewakili + 25% pasar ekspor Indonesia; tetap menjadi pasar potensial seiring berkembangnya populasi ASEAN khususnya kelas menengah; Secara rata-rata ASEAN-5 (Brunei D, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand), sebanyak 99,1% tarif bea masuknya sudah 0%, merupakan peluang bagi produk Indonesia untuk masuk ke pasar lebih dari 200 juta jiwa; Lebih dari 99% tarif bea masuk CLMV (Cambodia, Laos, Myanmar dan Vietnam) akan menjadi 0% di tahun 2015, sebagai peluang produk Indonesia di pasar seluas lebih dari 180 juta jiwa; Disederhanakannya SKA Form–D memberikan peluang eksportir Indonesia untuk meningkatkan ekspor ke ASEAN; 25
Sektor Jasa Tenaga kerja terampil Indonesia (dokter, akuntan, perawat, praktisi pariwisata, dokter gigi, teknisi dan arsitek) akan memiliki kesempatan untuk bekerja di perusahaanperusahaan bertaraf internasional. Sektor-sektor jasa potensial Indonesia seperti Jasa Konstruksi, Jasa Kesehatan, Komunikasi dan Pariwisata (jasa perjalanan/travel) dapat meluaskan usahanya. Investasi Rezim investasi yang lebih terbuka menjadikan ASEAN tempat yang lebih menarik bagi aliran modal asing. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi dan stabil serta didukung oleh sumber daya alam dan sumber daya manusia menjadikan Indonesia sebagai daya tarik bagi Investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.
26
INTERNAL Meningkatkan efisiensi, produktivitas dan kualitas produk nasional, trmsk produk pertanian Meningkatkan iklim usaha domestik, termasuk di sektor pertanian Memberdayakan dan meningkatkan daya-saing UKM, termasuk petani kecil Meningkatkan fasilitasi perdagangan Meningkatkan konektivitas
EKSTERNAL • Memanfaatkan ASEAN sebagai tujuan ekspor • Memanfaatkan ASEAN sebagai production network • Memanfaatkan ASEAN sebagai Invesment Destinations • Memanfaatkan ASEAN sebagai pasar sektor jasa • Memanfaatkan permodalan dari ASEAN
Source: WEF, The Global Competitiveness Index, 2013-2014.
KESIAPAN INDONESIA DAN LANGKAH KEDEPAN
29
AEC SCORECARD, 2008 – Juli 2013 (%) No Countries 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Brunei D Cambodia Indonesia Lao PDR Malaysia Myanmar Philippine Singapore Thailand Vietnam ASEANwide
2008-2009
Periods 2010-2011 2012-2013 2008-2013*
95.4 95.3 91.7 95.3 93.6 94.4 95.4 96.3 95.4 95.4
82.9 79.8 80.1 79.5 85.6 81.9 84.8 86.8 85.5 86.7
83.7 80.9 82.7 80.4 86.3 83.7 82.7 86.5 86.2 84.7
87.3 85.3 84.6 85.1 88.5 86.6 87.6 89.8 89.0 88.9
89.5
75.15
76.25
79.4
Catatan: * = Juli akhir 2013 AEC Scorecard ASEAN-wide dari 2008 – Maret 2013 is 77.54%, meningkat menjadi 79.4% pada akhir Juli 2013
30
PERDAGANGAN BARANG/PRODUK PERTANIAN Meningkatkan efisiensi, produktivitas dan kualitas produk nasional termasuk produk pertanian Meningkatkan kualitas dan standar mutu produk melalui penerapan SNI Memperkuat jaringan distribusi nasional, revitalisasi pasar tradisional, pengembangan jasa pergudangan, Sistem Resi Gudang (SRG). Penyusunan berbagai regulasi teknis, termasuk label berbahasa Indonesia, yang bertujuan meningkatkan perlindungan kepada konsumen dan menjaga kualitas barang beredar. PERDAGANGAN JASA Meningkatkan penguasaan bahasa asing baik bahasa inggris maupun bahasa asing lainnya. Meningkatkan keterampilan melalui pelatihan dan sertifikasi bertaraf ASEAN dan internasional. Memperluas networking di Indonesia tetapi juga di ASEAN. Memahami MRA beserta komitmennya dari semua negara anggota ASEAN. Memahami peraturan domestik di negara ASEAN Menyelaraskan peraturan domestik agar sejalan dengan kesepakatan MEA
Wawancara dilakukan untuk 4 provinsi yaitu Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara Wawancara dilakukan terhadap pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat
Pemerintah Daerah
Dunia Usaha dan Masyarakat
•
Hampir seluruh responden di tiap provinsi menyatakan belum pernah mendapatkan sosialisasi dari Pemerintah Pusat mengenai AEC
Dunia usaha di daerah lebih memahami AEC dibandingkan Pemda
•
Pemahaman AEC berasal dari media massa, internet, pengalaman kerjasama sub-regional (IMT-GT, IMS-GT, BIMP-EAGA)
Pemahaman tentang AEC berasal dari media massa ataupun pengalaman langsung di lapangan
Berbeda dengan pengusaha menengah dan besar yang mampu berekspansi ke luar negeri, pengusaha UKM cenderung concern dengan keberadaan AEC karena bisa berdampak negatif pada usaha mereka
Masyarakat umum banyak yang belum tahu tentang AEC
Konsekuensinyanya: • Pemahaman Pemda masih sangat minim • Pemda baru sekedar tahu tapi belum mendalami
Sumber: Kajian Bappenas 2012 (sementara)
PENUTUP
Bukan lagi waktunya untuk berdebat tentang siap atau tidak siap, tetapi segera berbenah dan menyelesaikan ‘pekerjaan rumah’ untuk meningkatkan efisiensi dan daya-saing nasional. Meningkatkan kepastian hukum, memperbaiki iklim investasi, infrastruktur publik dan sistem logistik nasional. Terus melakukan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman publik dan stakeholders mengenai MEA 2015. Meningkatkan peran dan daya saing UMKM dalam proses integrasi kawasan, basis produksi mewujudkan terbentuknya Regional Supply andValue Chains. Penguatan Standar Nasional Indonesia (SNI) sebagai safeguard terhadap derasnya arus impor Segera menyusun road-map SNI produk pertanian dan sosialisasi ke semua pelaku dan stakeholders.
TERIMA KASIH