Dr. dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK
Ilmu yang mempelajari, menganalisis, serta berusaha memecahkan berbagai masalah kesehatan pada suatu kelompok populasi tertentu.
Epi = Di antara / di atas / tentang Demos = Masyarakat Logos = Ilmu / Doktrin
Kegunaannya : Dulu hanya untuk penyakit menular Gizi Kekurangan vitamin Cardio-vaskuler Keadaan yang berkaitan dengan masalah kesehatan
3
Pada masa lalu perhatian epidemiologi hanya terpusat pada penyakit-penyakit yang berlangsung akut sedangkan sekarang sudah termasuk penyakit kronis misalnya : artritis reumatik
4
EPIDEMIOLOGI Ilmu yang mempelajari frekuensi dan distribusi serta faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan
PENYEBARAN
FREKUENSI
menemukan masalah kesehatan mengukur masalah kesehatan
•+ ciri-ciri manusia •+ tempat •+ waktu
DESKRIPTIF
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI • merumuskan hipotesis • uji hipotesis • tarik kesimpulan sebab - akibat
ANALITIK 5
PENELITIAN EPIDEMIOLOGI DISKRIPTIF 1. Hanya menjelaskan keadaan suatu masalah kesehatan (who, where, when) 2. Pengumpulan hanya pada satu kelompok masyarakat 3. Tidak bermaksud membuktikan suatu hipotesis
PENELITIAN EPIDEMIOLOGI ANALITIK 1. Menjelaskan mengapa suatu kesehatan timbul di masyarakat (why) 2. Pengumpulan dilakukan terhadap lebih dari satu kelompok masyarakat 3. Bermaksud membuktikan suatu hipotesis
6
Membantu administrasi kesehatan
Menerangkan penyebab masalah kesehatan Menerangkan pengembangan alamiah suatu penyakit (natural history of disease) Menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan
◦ Planning ◦ Monitoring ◦ Evaluation
◦ ◦ ◦ ◦
Epidemi Pandemi Endemi Sporadik
7
Penyakit adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat (gold medical dictionary) Penyakit adalah suatu keadaan pada mana proses kehidupan tidak lagi teratur atau terganggu perjalanannya. (Van Dale’s Groot Woordenbock Der Nederlandse Tall) Penyakit bukan hanya berupa kelainan yang dapat dilihat dari luar saja, akan tetapi juga suatu keadaan terganggu dari keteraturan fungsi dari dalam tubuh 8
Sehat suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dengan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya (Perkin 1938).
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera sempurna, dari fisik, mental, sosial, Spiritual yang tidak hanya terbatas pada bebas dari penyakit atau kelemahan saja (WHO, 1947 dan UU. kesehatan 2009).
Sehat adalah suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dipunyainya (WHO 1957).
9
Sehat adalah seseorang pada waktu diperiksa oleh ahlinya tidak mempunyai keluhan atau tidak terdapat tanda-tanda penyakit atau kelainan (White 1977). Sehat adalah suatu keadaan seimbang fungsi physiologi dan psychologic secara efective (John. J. Hanlon)
10
1.
Pejamu (host) Semua faktor yang terdapat pada diri manusia ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦
Keturunan Mekanisme pertahanan tubuh Umur Jenis kelamin Ras Status perkawinan Pekerjaan Kebiasaan hidup
11
Mekanisme Pertahanan Tubuh
Contoh
1. Umum a. Pertahanan Tingkat Pertama
b. Pertahan Tingkat Dua
2. Khusus
a. Seluler
b. Hormonal * bawaan * didapat - aktif . Buatan . Alamiah - pasif . Buatan . Alamiah
c. Kelompok
Kulit Kuku Bulu hidung Tonsil Limpa
Mucosa Rambut Sekresi tubuh Hati Kelenjar limpa
pembentukan antibodi leukositosis pagositosis konstitusi tubuh genetik Imunisasi Sembuh dari sakit Pemberian serum Didapat dari ibu Mayoritas penduduk telah kebal
12
2.
Bibit penyakit (Agent) a. Nutrien b. Kimia – –
exogenous chemical substance endogenous chemical substance
c. Golongan fisik d. Mekanik e. Biologik 3.
Lingkungan a. Fisik b. Biologik c. Ekonomi sosial
13
1.
Teori segitiga (Triangle theory) E
A
H
1.
Teori Laba-laba (Jaringan)
2.
Teori roda, (ada dasar inti)
14
Kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit dan masalah-masalah kesehatan serta kondisi yang memperbesar risiko terjadinya peningkatan dan penularan penyakit serta masalah-masalah kesehatan tersebut agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.
mendapatkan informasi epidemiologi tentang masalah kesehatan meliputi gambaran masalah kesehatan menurut waktu, tempat dan orang, diketahuinya determinan, faktor risiko dan penyebab langsung terjadinya masalah kesehatan tersebut.
1. Perencanaan, 2. Implementasi, 3. Evaluasi kegiatan kesehatan masy.
Memperkirakan kuantitas masalah Menggambarkan riwayat alamiah penyakit Mendeteksi wabah/KLB Menggambarkan distribusi masalah kes Memfasilitasi penelitian dan epidemiologis dan laboratoris Membuktikan hipotesis Menilai kegiatan pencegahan dan penanggulangan Memonitor perubahan agen infeksius Memonitor upaya isolasi Mendeteksi perubahan kegiatan Merencanakan kegiatan
Penetapan Prioritas Perencanaan, Implementasi, dan evaluasi (investigasi, pengendalian dan pencegahan) Pengendalian penyakit menular KLB Mempelajari riwayat alamiah penyakit, gambaran klinis, dan epidemiologi sehingga dapat disusun program pencegahan dan penanggulangannya Mendapatkan data dasar penyakit dan faktor risiko, sehingga dapat diteliti kemungkinan pencegahan dan penanggulangan, dan program nantinya dapat dikembangkan
Advokasi Pengembangan sistem surveilans Peningkatan mutu data dan informasi epidemiologi Peningkatan profesionalisme SDM Pengembangan tim epidemiologi Jejaring surveilans epidemiologi Peningkatan surveilans epidemiologi Teknologi informasi
Tren Perkembangan Epidemi HIV di Indonesia sampai 2020 1600000
Jumlah Infeksi HIV
1200000
800000
400000
19 89 19 90 19 91 19 92 19 93 19 94 19 95 19 96 19 97 19 98 19 99 20 00 20 01 20 02 20 03 20 04 20 05 20 06 20 07 20 08 20 09 20 10 20 11 20 12 20 13 20 14 20 15 20 16 20 17 20 18 20 19 20 20
0
HIV Baru Sumber : Laporan Nasional Estimasi Populasi Rawan, Depkes, 2006
HIV Kumulatif
HIV yang Ada
SE SE SE SE SE
Penyakit Menular Penyakit Tidak Menular Kesehatan Lingkungan dan Perilaku Masalah Kesehatan Kesehatan matra
PD3I (Penyakit yang dapat ditanggulangi dengan imunisasi) AFP Penyakit Potensial Wabah/KLB Peny. Menular dan Keracunan DBD/DSS Malaria Zoonosis (Antraks, Rabies, Leptospirosis) Filariasis Tuberkulosis Diare, Tifus perut, Kecacingan, Peny. Perut Lain Kusta HIV/AIDS PMS Pneumonia (termasuk SARS)
Hipertensi, Stroke dan PJK DM Neoplasma Penyakit Paru Obstruksi Kronis Gangguan mental Masalah Kesehatan Akibat Kecelakaan
Sarana Air Bersih TTU Pemukiman dan Lingk. Perumahan Limbah industri, RS dan kegiatan lain Vektor penyakit Kesehatan dan Keselamatan Kerja RS dan sarana yankes lain
SKPG Gizi mikro (Kekurangan Yodium, Anemia Gesi Besi, KVA) Gizi lebih KIA (termasuk Kespro) Usila Penyalahgunaan napza Penggunaan sediaan farmasi, obat, obat tradisional, bahan kosmetika dan alkes Kualitas makanan dan bahan tambahan makanan
SE Kesehatan Haji SE Kesehatan Pelabuhan dan Lintas Batas Perbatasan SE Bencana dan masalah sosial SE Kesehatan matra laut dan udara SE pada KLB Penyakit dan Keracunan
Pusat
WHO
Propinsi Kabupaten
RS
Puskes
Laporan Umpan Balik
Pengumpulan data Kompilasi, analisis dan interpretasi Umpan balik dan Diseminasi informasi
Pengumpulan data
Tindakan Pencegahan & Penanggulanga n
Pengolahan & penyajian data
Analisis & Interpretasi data
Pembuatan laporan, rekomendasi tindak lanjut & diseminasi informasi
Surveillance: General principle Health Care System
Public Health Authority Reporting
Data
Evaluation
Action
Information
Analysis & Interpretation
Feedback
Decision
•
•
• • • •
Pengelola program penanggulangan tindakan Pemberi data disebut feed back masalah yang ditemukan dan alternatif pemecahan; bila tidak ditemukan masalah alternatif untuk meningkatkan kinerja sistem yang sudah ada atau sedang berjalan dapat melalui bulletin, news letter, kunjungan atau surat untuk corrective action. Atasan disebut laporan untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi Lintas program Lintas sektor diharapkan adanya dukungan politis dan dana dari institusi terkait.
KEGIATAN INTI: Surveilans: Mencakup deteksi, pencatatan, pelaporan, analisis, konfirmasi, umpan balik
Tindakan: Mencakup respon segera (Epidemic type response) dan respon terencana (Management type response)
KEGIATAN PENDUKUNG: pelatihan, supervisi, penyediaan dan manajemen sumber daya
Pelayanan kesehatan: 1. Penyediaan data (pengumpulan dan pelaporan) 2. melakukan tindakan yang direkomendasikan.
Otoritas kesehatan: 1. Kompilasi data 2. analisis dan interpretasi data 3. feed back dan diseminasi informasi.
1. 2.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
14. 15.
Kolera Diare Disentri Tifoid TB Paru BTA + TB Paru Klinis Kusta PB Kusta MB Difteri Batuk Rejan Tetanus Poliomielitis Campak Hepatitis Rabies
16.DBD
17.Malaria
Falciparum 18.Malaria vivax 19.Malaria Mix 20.Malaria klinis 21.Sifilis 22.Infeksi GO 23.Framboesia 24.Filariasis 25.Infeksi Saluran Nafas lainnya 26.Bronkhitis 27.Pnemonia 28.Influenza 29.Tetanus Neonatorum
Penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi: ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦
Measles Mumps Rubella Pertussis Tetanus Diphteria Influenza Pnemococcal Infection Varicella dan Herpes Zoster Poliomyelitis
36
Gonorhoe Chlamydia HIV HPV Trichomonas Hepatitis Dll
37
ISPA Hepatitis Virus Herpes Simplex Trachoma Tuberculosis Lepra Dll
38
Tifoid Sigelosis Kolera Amubiasis dll
39
Malaria Tripanosoma Leishmaniasis DBD DLL
40
Rabies Salmonellosis Brucellosis Leptospirosis Toxoplasmosis Dll
41
dilakukan secara pasif (menggunakan data sekunder) dan aktif (menggunakan data primer ) sebaiknya menggunakan data rutin yang telah dicatat atau dilaporkan dalam sistem pencatatan dan pelaporan yang sedang berjalan Surveilans pasif tergantung dari kecepatan, ketepatan, kelengkapan dan kebenaran laporan yang dikirimkan kelemahan dapat dikurangi dengan melakukan pembinaan, rapid survei atau surveilans sentinel. Data yang dikumpulkan disesuaikan dengan tujuan dari sistem surveilans PENTING DITETAPKAN TUJUAN SURVEILANS
Menentukan kelompok /golongan populasi yang berrisiko (umur, sex, bangsa, pekerjaan, dll) Menentukan jenis agen dan karakteristiknya Menentukan reservoir infeksi Memastikan penyebab transmisi Mencatat kejadian penyakit
Laporan penyakit Pencatatan kematian Laporan wabah Pemeriksaan laboratorium Penyelidikan peristiwa penyakit Penyelidikan wabah Survei/Studi Epidemiologi Penyelidikan distribusi vektor dan reservoir Penggunaan obat, serum, vaksin Laporan kependudukan dan lingkungan Laporan status gizi dan kondisi pangan
Data Data Data Data Data Data Data Data Data Data
kesakitan kematian demografi geografi laboratorium kondisi lingkungan status gizi kondisi pangan vektor dan reservoir dan informasi penting lainnya
Frekuensi disesuaikan kebutuhan Rutin bulanan Perencanaan & Evaluasi ◦ Sumber : SP2TP, SPRS Rutin (harian &) mingguan SKD-KLB ◦ Sumber : Penyakit Potensial wabah (W2) Insidentil : Laporan KLB (W1) Survey
Petugas Pengumpul data: perlu dipersiapkan dengan baik diharapkan dapat melakukan editing data yang dikumpulkan (kelengkapan dan konsistensinya)
Pengolahan Data
Siap Dianalisis
Informasi Surveilans
Analisis dengan cara: Univariat menghitung proporsi atau menggunakan statistik deskriptif (mean, modus, Standar Deviasi-SD)
Bivariat:
Analisis sebaiknya oleh tim
◦ tabel (kemudian menghitung proporsi), ◦ grafik(analisis kecenderungan), ◦ peta (analisis menurut tempat dan waktu).
1. 2. 3.
Karakteristik Data Validasi Data Analisis Deskriptif Hipotesis Umum
1. Karakteristik Data • Sumber Pelaporan • Tingkat Pelapor • Ketepatan waktu • Kelengkapan jumlah laporan • Kualitas
INFORMASI EPIDEMIOLOGI: Waktu Tempat Orang
HIPOTESIS
Hasil
analisis dan interpretasi
INFORMASI EPIDEMIOLOGI
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI & PENANGGULANGAN KLB
Kejadian Luar Biasa (KLB):Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/ kematian yg bermakna secara epidemilogi dalam kurun waktu dan daerah tertentu Wabah penyakit menular yang selanjutnya disebut wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.
1. Timbulnya penyakit yg sebelumnya tdk ada atau tdk dikenal,
.
1 kasus = KLB
.
2 Peningkatan Kesakitan / kematian selama
3 kurun
waktu berturut-turut 3. Peningkatan Kesakitan / kematian meningkat 2 kali atau lebih dibanding Periode waktu sebelumnya 4. Jumlah penderita baru rata2 dlm sebulan menunjukan kenaikan 2 x dibandingkan dengan angka rata2 pd bulan yg sama tahun sebelumnya. 5. Angka kematian (CFR) suatu penyakit pada kurun waktu tertentu menunjukan kenaikan 50 % dari waktu sebelumnya.
6. Setiap ada kasus
:
Tetanus neonatorum Polio myelitis/ AFP Keracunan makanan / pestisida (2 kasus atau lebih ) Flu Burung SARS Dipteri/pertusis DBD ( pada kab/kota yang belum ada kasus/ belum endemis)
Memastikan Diagnosa dan mengidentifikasi penyebab penyakit Memastikan bahwa terjadi KLB/wabah Menggambarkan variabel orang, tempat & waktu Menggambarkan sumber penyebab penyakit, cara penularan (alat, vektor, jalan) Mengidentifikasi populasi rentan & terpapar
Laporan
Mengumpulkan & Mengolah data Analisis data
Pananggulangan Menguji KESIMPULAN
Menarik kesimpulan Mengidentifikasi info tambahan
Tahap survey pendahuluan ; a. Memastikan adanya KLB b. Menegakan diagnosa c. Buat hypotesa sementara ( penyebab, cara penularan, faktor yg mempengaruhi) 2. Tahap Pengumpulan Data ; a. Identifikasi kasus kedalam variabel epid (orang, tempat, waktu) b. Uji hipotesis c. Menentukan kelompok yg rentan 1.
3. Tahap pengolahan data ; a. Lakukan pengolahan menurut variabel epidemilogi, menurut ukuran epidemiologi, menurut nilai statistik. b. Lakukan analisa data menurut variabel epidemiologi, menurut ukuran epidemiologi, menurut nilai statistik. Bandingkan dg nilai2 yg sudah ada c. Buat intepretasi hasil analisa d. Buat laporan hasil penanggulangan
4. Tentukan tindakan penanggulangan dan pencegahan :
* Tindakan penanggulangan : - Pengobatan penderita - Isolasi kasus * Tindakan pencegahan : - Surveilans yg ketat - Perbaikan mutu lingkungan - Perbaikan status kes masy
TANGGUNG JAWAB BERSAMA DINKES/PEMDA, MASYARAKAT & SEKTOR TERKAIT ALASAN POLITIS KETERPADUAN PENANGGULANGAN KLB KLB Keracunan ( BLK, BTKL, BPOM & Dinkes Kab) KLB DBD (Pemda, Kebersihan, Masy. DinKes. KLB Malaria (KLH, Pemda, Masy. DinKes) KLB Diare (PU, Pemda, Masy, DinKes) KLB FLU BURUNG (Dinas Peternakan, PEMDA, Masyarakat dan DinKES)
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MALARIA
Malaria adalah : Penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia. Ada beberapa jenis plasmodium : Plasmodium falciparum, Plasmodium vivak, Paslmodium ovale dan Plasmodium malariae
Tabel Masa Inkubasi penyakit malaria Jenis plasmodium
Masa inkubasi (hari)
P. Falsiparum
9-14 (12)
P. Vivak
12-17 (15)
P. Ovale
16-18 (17)
P. Malariae
18-40 (28)
Anamnesis - Keluhan utama - Riwayat berkunjung dan bermalam di daerah endemik - Riwayat tinggal di daerah endemik - Riwayat sakit malaria - Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir - Riwayat mendapat transfusi darah
Demam (pengukuran dengan termometer ≥ 37.5 °C Konjungtiva atau telapak tan gan pucat Pembesaran limpa (splenomegali) Pembesaran hati (hepatomegali)
.2. Pemeriksaan fisik 2.5.3. Diagnosis atas dasar pemeriksaan laboratorium 2.5.2. Pemeriksaan fisik 2.5.3. Diagnosis atas dasar pemeriksaan laboratorium
◦ Pemeriksaan dengan mikroskop ◦ Pemeriksaan dengan tes diagnostik cepat (Rapid Diagnostik Test)
Hemoglobin dan hematokrit Hiting jumlah leukosit, trombosit Kimia darah lain (gula darah, serum bilirubin,SGOT & SGPT, alkali fosfatase, albumin/globulin, ureum, kreatinin, natrium, kalium, analisis gas darah) EKG Foto thorak Analisis cairan serebrospinalis Biakan darah dan uji serologi Urinalisis
Malaria tanpa komplikasi harus dapat di bedakan dengan penyakit infeksi lain: Demam tipoid Demam dengue Infeksi saluran pernapasan akut /ISPA Leptospirosis ringan Infeksi virus akut lainnya
◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦
Malaria berat atau malaria dengan komplikasi dibedakan dengan penyakit infeksi lain sebagai berikut: Radang otak (Meningitis, encepalitis) Stroke Tiroid encepalopati Hepatitis Leptospirosis berat Glomerulonefritis akut / kronik Sepsis Demam berdarah dengue / dengue shock syndrome
Active Case Detection (ACD) Pasive Case Detection (PCD) Mass Fever Survey (MFS) Malariometric survey (MS) Mass Blood Survey (MBS) Surveilans Migrasi Survey Kontak (Contact Survey)
Pengenalan wilayah Pemetaan tempat perindukan vektor Penyemprotan rumah dengan insektisida Kelambu Larviciding Penebaran ikan pemakan larva nyamuk Pengelolaan lingkungan Pelatihan tenaga pengendali vektor
a. ◦ ◦
Konfirmasi KLB malaria Pengambilan dan pemeriksaan sediaan darah pada penderita demam (MFS) Semua penderita dengan hasil sediaan positif malaria diberi pengobatan standar sesuai jenis plasmodium. ◦ Penyelidikan epidemiologi yang dilaksanakan berdasarkan aspek tempat, waktu dan orang, disertai pengumpulan dan pencatatan penderita malaria klinis dan positif dan kematian dengan gejala klinis malaria. ◦ Pengamatan epidemiologi yang meliputi jenis vektor dan kepadatannya oleh tenaga entomologi tingkat puskesmas
Bila dari hasil penyelidikan epidemiologi diperoleh data penderita malaria: Proporsi kenaikan jumlah kasus positif dua kali atau lebih dari kasus sebelumnya dan terus terjadi peningkatan yang bermakna Hasil konfirmasi melalui kegiatan MFS ditemukan penderita positif P. Falcifarum dominan Ada kasus bayi positif Ada kematian karena atau diduga malaria Ada keresahan masyarakat karena malaria
1. Menyusun rencana kegiatan
Kegiatan yang harus dilaksanakan Pengobatan Pengobatan pada penderita positif malaria dan malaria berat Mass Fever Treatment (MFT) Pemberantasan vektor Distribusi kelambu berinsektisida (ITN) Larviciding Penyelidikan epidemiologi Pengamatan epidemiologi
Obat (Artesunat-Amodiakuin kombinasi / ACT, klorokuin, primakuin, kina, cairan infus dan lain-lain) Bahan pembantu survey Alat dan bahan laboratorium Kebutuhan kelambu Insektisida Perlengkapan penyemprotan Peralatan penyemprotan
- Biaya penanggulangan
1.
Puskesmas Pengobatan Melaksanakan penyelidikan epidemiologi (orang, tempat, waktu) Menentukan batas wilayah penanggulangan Menentukan dan menyiapkan sarana yang dibutuhkan Membuat jadwal kegiatan Membuat laporan kejadian dan tindakan penanggulangan yang telah . dilaksanakan ke Dinas Kesehatan kab/Kota dalam tempo 24 jam.
o
◦ MBS atau MFT bila belum dilakukan puskesmas ◦ Penyemprotan rumah dengan insektisida dengan cakupan bangunan disemprot >90%, Larviciding ◦ Penyuluhan kesehatan masyarakat ◦ Membuat laporan kejadian dan tindakan penanggulangan yang telah dilaksanakan ke Dinas Kesehatan Propinsi dalam tempo 24 jam
Menganalisa laporan yang diterima dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota Memproses laporan disertai rincian kegiatan serta biaya operasional kebagian naggaran Propinsi Melakukan kunjungan lapangan Mengajukan permintaan kebutuhan biaya operasional dan rincian kegiatan kebagian anggaran propinsi Mengirimkan biaya operasional yang sudah disetrujui ke Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten Melaksanakan kegiatan pengawasan dan Bintek Melaporkan kejadian KLB pada Departemen Kesehatan cq. Direktorat Jenderal PP dan PL Khusus daerah transmigrasi untuk dilaporkan juga ke departemen Transmigrasi
Direktorat jenderal PP dan PL cq. Direktorat PP-BB menganalisa kejadian KLB dan melaporkan kejadian KLB kepada menteri Kesehatan Melaksanakan kegiatan suverfisi dan bintek
Ketentuan KLB dinyatakan selesai KLB dapat dinyatakan selesai bila dalam pemantauan selama 2 x masa inkubasi (2028 hari) angka kesakitan malaria telah kembali pada keadaan seperti semula.
Untuk mencegah timbulnya KLB diwaktu yang akan datang, sistim kewaspadaan dini kejadian luar biasa (SKD_KLB) perlu ditingkatkan dengan cara mengintensifkan kegiatan surveilens Penyemprotan lanjutan dilakukan pada siklus berikutnya sampai insiden turun yaitu API <1 per 1.000 penduduk atau hasil malariometrik survey evaluasi dengan PR < 2% Dinas Kesehatan Kabupaten /kota mengirim laporan hasil kegiatan setelah tindakan penanggulangan selesai dilaksanakan
A.Tenaga Pengelola P2 Malaria
1.Puskesmas ◦ Minimal SLTA yang terlatih untuk pengolahan data SKD-KLB malaria ◦ Sebaiknya pernah PAEL untuk analisis SKD atau lulusan SPPH
2.Kabupaten - Sekurang-kurangnya D3 + PAEL B. Sarana dan prasarana C. Diseminasi pedoman penyelenggaran SKD_KLB dan penanggulanagan KLB malaria D. Pelatihan petugas dilakukan secara berjenjang E. Pengorganisasian