Jurnal Pembangunan Manusia
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS RESPONS PEMBACA SEBAGAI UPAYA INOVATIF MENGEMBANGKAN APRESIASI SENI BUDAYA TRADISIONAL DAN ASPEK AFEKSI SISWA SMP NEGERI 9 PALEMBANG Zuraida1) dan Nurbaiti2) 1) Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya 2) Nurbaiti, Guru SMP Negeri 9 Palembang
Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh munculnya kekuatiran dalam diri peneliti tentang eksistensi seni budaya tradisional yang semakin lama menghilang dari kalangan generasi muda. Derasnya arus globalisasi memungkinkan semakin tenggelamnya seni budaya asli Indonesia. Di samping itu, sikap dan perilaku generasi muda dapat terkontaminasi oleh budaya barat sehingga mereka menyudutkan eksistensi seni budaya tradisional yang dianggap tidak memenuhi tuntutan jaman. Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang berbasis respon pembaca yang efektif dalam mengembangkan seni budaya tradisional dan aspek afeksi peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mengujicobakan model pembelajaran sebagai upaya inovatif untuk mengembangkan seni budaya tradisional di kalangan remaja agar seni budaya tidak punah dengan cara mengapresiasikan dengan respon pembaca sehingga dapat mengembangkan sikap dan perilaku positif dalam diri mereka. Untuk memecahkan masalah tersebut, metode yang dipakai adalah metode penelitian kuantitatif dengan rancangan kuasi-eksperimen. Sampel penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 9 Palembang berjumlah 79 orang dengan rincian 39 orang siswa kelas 8.1 (kelas eksperimen) dengan menggunakan model respon pembaca dan 40 orang siswa kelas 8.2 (kelas kontrol) dengan menggunakan metode konvensional yang pembelajaran sastra tanpa menggunakan model respons pembaca. Hipotesis penelitian ini ada dua yaitu (1) tidak terdapat perbedaan kemampuan apresiasi sastra dalam mengembangkan aspek afeksi antara siswa yang menggunakan model pembelajaran respons pembaca dengan siswa yang menggunakan model konvensional, (2) rata-rata kemampuan apresiasi sastra dalam mengembangkan aspek afeksi yang menggunakan model pembelajaran respons pembaca lebih tinggi daripada kemampuan apresiasi siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Instrumen pengumpulan data adalah tes, kuesioner, dan observasi. Data yang diperoleh dari lembar observasi dan kuesioner ditampilkan dalam bentuk kualitatif, deskriptif, dan persentase, sedangkan untuk melihat keefektifan model pembelajaran respons pembaca digunakan teknik analisis statistik uji-t. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang berarti terhadap tingkat kemampuan siswa. Skor rata-rata siswa yang menggunakan model pembelajaran respons pembaca lebih besar daripada skor rata-rata siswa yang menggunakan model konvensional yang tanpa menggunakan model pembelajaran respons pembaca. Berdasarkan pengujian “mean” kedua kelompok penelitian terdapat perbedaan yang signifikan.Skor rata-rata kelas eksperimen dan skor rata-rata kelas kontrol, yaitu dari perhitungan uji-t menunjukkan thit > ttab atau 21,351 > 2,00 (db = 76) pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran respons pembaca lebih efektif dalam mengembangkan apresiasi seni budaya dan aspek afeksi siswa SMP Negeri 9 Palembang. Kata kunci : respons pembaca, aspek afeksi. Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
28
Jurnal Pembangunan Manusia
Ketidakgemaran generasi muda pada
Pendahuluan
seni sejenis itu diakibatkan oleh Era
globalisasi
menantang
lemahnya
dukungan
dinas
para akademis bidang pendidikan
terkait
untuk mencermati jurang terjal yang
rendahnya
secara
menyuburkan
perspektif, dan pengalaman yang
seni
dimiliki
kontinyu
tumbuh-kembangnya
budaya
untuk
pihak
menyuburkannya
minat, oleh
pengetahuan,
pendidik
barat yang memberi dampak negatif
menyajikan
bagi perkembangan generasi muda
proses pembelajaran. Seni
Indonesia, dalam hal ini kaum pelajar di
seluruh
penjuru
Indonesia.
seni
untuk
budaya
budaya
dalam
tradisional
Sumatera Selatan (Sumsel) sangat
Gencarnya budaya barat merasuki
beragam.
Seni
jiwa generasi muda dapat berdampak
dimaksud
dalam
buruk apabila tidak ditangani secara
dibatasi oleh kesenian ”Dul Muluk”
serius.
informasi
dan cerita rakyat Sumsel (karya
diterima generasi muda tanpa batas
sastra) yang disinyalir hanya tumbuh
dan
dan
Derasnya
arus
memang
sulit
untuk
budaya
berkembang
yang
penelitian
di
ini
kalangan
membendung gelombang informasi
tertentu. Penelitian ini mengadopsi
yang sangat dahsyat.
paradigma dalam bentuk apresiasi
Gelombang
pasang
yang
respons
pembaca
yang
pada
senantiasa melanda generasi muda
gilirannya mampu mengembangkan
khususnya
menyudutkan
aspek afeksi (sikap dan perilaku)
eksistensi budaya tradisional (asli
peserta didik. Hal ini dapat terjadi
Indonesia). Seni budaya tradisional
karena mereka dapat menarik pesan-
seharusnya
kebudayaan
pesan yang terkandung didalamnya
yang tumbuh dan berkembang dalam
yang bertujuan untuk mempertajam
masyarakat pertumbuhan dan gerak
aspek
dinamis
generasi
semakin
menjadi
pewarisnya
melestarikan
budaya
dalam leluhurnya.
afeksi
seni
tersebut
khususnya.
tidak
digemari.
penerus
yang
sebagai akan
menumbuh-kembangkan keberadaan
Pada kenyataannya, seni budaya sangat
mereka
budaya
Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
tradisional
Sumsel 29
Jurnal Pembangunan Manusia seni
budaya
matang. Strategi, format
terbatas
dalam
dan bahan ajar tentu
masyarakat. Hal yang paling ditakuti
pula harus disesuaikan
adalah
dengan
Diseminasi Sumsel
sangat lenyapnya
seni
budaya
prinsip-prinsip
tradisional secara berangsur-angsur
pendidikan.
karena
tidak
diminati.
Warisan
Secara implisit, pernyataan di
budaya
yang
tidak
merupakan
atas mengidikasikan bahwa sastra
bangsa
Indonesia,
daerah serta seni budaya tradisional
kebanggaan khususnya tersebut
masyarakat
akan
hilang.
Sumsel Lenyapnya
sejak
lama
dalam
lenyap
melestarikan
nilai-nilai
yang
kesempatan
yang sebesar-besarnya dimanfaatkan
kekayaan seni budaya itu berarti pula
memiliki
dunia
pendidikan
dalam
kebudayaan
dan
mencerminkan jiwa, filsafat, watak,
mampu
dan
afeksi peserta didik dengan cara
lingkungan
peradaban
yang
mengembangkan
sudah terbentuk dan terbina dalam
mengapresiasikan
tradisi.
tersebut. Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat
seni ini
aspek budaya
membahas
memperkaya khasanah seni budaya
masalah (1) Apakah seni budaya
tradisional
tradisional
Indonesia
dan
tidak
dapat
mengembangkan
menutup kemungkinan, seni budaya
aspek afeksi peserta didik di SMP
tersebut menjadi bahan pengajaran
Negeri 9 Palembang? (2) Apakah
apresiasi seni di lembaga pendidikan
seni
sebagaimana dikutip dari pernyataan
dimanfaatkan
Nurdin (2005:6), berikut:
agar
budaya
tradisional dalam
tetap
dapat
pembelajaran
berkembang?
... Hal ini memberikan
Bagaimana
peluang
yang seluas-
pembelajaran apresiasi seni budaya
luasnya
bagi
pemanfaatan
sastra
kualitas
(3)
proses
tradisional?. Penelitian
yang
bernuansa
lokal dijadikan sebagai
kuantitatif dengan rancangan kuasi-
bahan ajar. Hal ini tentu
eksperimen ini bertujuan merancang,
saja
mencobakan,
memerlukan
perencanaan
yang
mengevaluasi,
dan
merevisi model pembelajaran yang
Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
1
Jurnal Pembangunan Manusia berbasis
bagi
mengembangkan aspek afeksi yang
SMP Negeri 9
menggunakan model pembelajaran
respons
peserta didik di Palembang.
pembaca
Pelaksanaan
pembelajaran
berbasis
model respons
respons
pembaca
lebih
tinggi
daripada kemampuan apresiasi siswa
pembaca dideskripsikan berdasarkan
yang
menggunakan
model
komponen pembelajaran berikut: (1)
pembelajaran konvensional.
kegiatan guru dan siswa, (2) materi ajar, (3) metode pembelajaran, dan
Landasan Teori
(4) evaluasi pembelajaran. Model
Secara spesifik, penelitian ini
pengajaran
dengan
bertujuan untuk: (1) menganalisis dan
mengepresikan
seni
menjelaskan
tradisional
mengembangkan
keefektifan
teknik
untuk
budaya
pembelajaran melalui apresiasi seni
aspek afeksi sudah saatnya untuk
budaya
untuk
dilaksanakan.
afeksi
mewujudkan hal ini terinpirasi oleh
peserta didik, (2) menyusun teknik
temuan Ismail (2000) bahwa siswa
pembelajaran dengan media seni
SMU di Indonesia membaca 0 (nol)
budaya tradisional yang mengacu
karya sastra. Untuk itulah peserta
pada
didik
tradisional
mengembangkan
aspek
paradigma
mengemukakan
baru,
dan
kualitas
pembelajaran
(3)
sastra dapat mengembangkan aspek sikap dan perilaku. Berdasarkan
apresiasi
Kurikulum
Berbasis Kompetisis (KBK) dan kini KTSP, sastra merupakan salah satu
sastra dalam mengembangkan aspek
dari
afeksi
diajarkan
dalam
menggunakan model pembalajaran
bahasa
Indonesia,
respons pembaca dengan siswa yang
kompetensi
dasar
menggunakan model pembelajaran
menyimak,
berbicara,
konvensional, (2) Ha
menulis
antara
siswa
dan
dengan
: Tidak terdapat
kemampuan
bergaul
mengapresiasi karya sastra karena
Hipotesis dalam penelitian ini perbedaan
perlu
untuk
proses
mengaplikasikan respons pembaca. adalah (1) Ho
Harapan
yang
: Rata-rata
kemampuan apresiasi sastra dalam
sastra
kompetisi
dan tidak
Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
dasar mata
yan
pelajaran disamping
lainnya
seperti
membaca,
kebahasaan. hanya
harus
Karya
diapresiasi 2
Jurnal Pembangunan Manusia berdasarkan unsur-unsur pembangun
siswa.
karya sastra itu sendiri tetapi juga
muncul untuk dipahami dan dihargai.
pendapat
Selanjutnya,
terintegrasi ke dalam keterampilan
guru
akan
bertugas
membimbing dan memotivasi siswa
berbahasa. Kualitas pembelajaran sastra tidak
Berbagai
cukup
hanya
diukur
untuk membaca karya sastra. Guru pun sudah harus membaca terlebih dahulu
dan
yang ada. Menurut Rusyana (2003:2)
dengan
teori-teori
pembelajaran
landasan untuk mengepresiasi dan
berdasarkan
perangkat sastra
kurikulum akan
lebih
berkualitas dengan suasana kelas yang
berbahasa
dan
memecahkan
sebagai
Pada akhirnya, kemampuan
dapat
siswa mengapresiasi hasil sastra dan
kemampuan
berekspresi sastra di evaluasi oleh
kondusif
mengembangkan
sastra
dirinya
menelaah hasil sastra.
yang demokratis karena suasana kelas
membekali
untuk
guru. Interaksi yang terjadi dalam
Suasana
PBM tersebut adalah interaksi yang
berpikir
masalah.
yang demikian dapat dibangun oleh
mencerminkan
para pelaku PBM dan komponen-
hormat-menghormati
komponen
pembelajarannya.
menghargai. Sikap demikian dapat
Rusyana lebih jauh merinci suasana
mengembangkan aspek afeksi siswa.
kelas yang demokratis berikut.
Selain itu sikap tersebut mendasari
Pertama, potensi
yang
digunakannya
siswa ada
dalam
untuk
sikap
dengan
terciptanya
suasana
dirinya
demokratis
dalam
memperoleh
sastra
untuk
yang
paling
dan
harga-
kelas
yang
pembelajaran
mengembangkan
pengalaman bersastra. Panca indra,
kemampuan berbahasa dan berpikir
lisan, pikiran, perasaan, imajinasi dan
siswa dalam memecahkan masalah.
kalbunya
untuk
Apabila seluruh perangkat kurikulum,
pengalaman
pelaku serta komponen pembelajaran
mengapresiasikan hasil sastra dan
berada dalam koridor tersebut maka
pengalaman
yang tercipta adalah meningkatnya
dikerahkan
memperoleh
berekspresi
sastra.
Pengalaman-pengalaman yang telah
kualitas pembelajaran sastra.
didiskusikannya
Penelitian ini memanfaatkan
dengan guru dan dengan sesama
karya sastra untuk mengembangkan
diperolehnya
itu
Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
3
Jurnal Pembangunan Manusia apresiasi seni budaya tradisional dan
and reclaiming of sorts.” Pada tahun
aspek afeksi peserta didik. Beach
70-an dan 80-an, teori membaca
(1990:74)
membaca karya sastra yang alamiah
mengungkapkan
kualitas
respons
ditingkatkan tersebut
siswa
menarik
minat
akademisi
karena
respons tersebut memfokuskan diri
menghubungkan
pada peranan pembaca dan proses
guru.
dapat
dapat Respons
oleh
respons
bahwa
mereka,
mengaitkan
membaca
(http;//eduweb.nie-
tindakan mereka dengan karya yang
edu.sg/REACTOLd/1997/1/6.htm.).
dibaca serta berbagi pengalaman
Meskipun
tentang respons mereka.
pendekatan
demikian, ini
eksistensi
masih
sangat
sastra
dibutuhkan dalam strategi respons
dengan respons pembaca sebagai
pembaca karena merupakan bagian
wujud respons secara verbal telah
dari respons pembaca yang tercakup
lama
dalam strategi merinci (describing).
Merespons
karya
dilakukan
orang
dengan
berbagai teknik dan metode. Strategi
Menurut Beach dan Marshall
respons pembaca menjadi pilihan
(1991:28) strategi respons pembaca
banyak
terdiri
orang
untuk
atas
tujuh
strategi
perasaannya
menyertakan,
terhadap karya sastra yang dibaca.
menjelaskan,
Beach (1993:15) menyatakan bahwa
menginterprestasi, dan menilai. Untuk
strategi respons pembaca muncul
memenuhi kebutuhan penelitian ini,
sebagai reaksi terhadap pendekatan
hanya tiga dari strategi respons
New
tersebut
mengekspresikan
Criticism
yang
sangat
merinci,
yaitu
memahami,
menghubungkan,
yang
digunakan
yaitu
yang
menyertakan, menghubungkan, dan
berorientasi pada teks. Strategi ini
menilai karena ketiga respons dapat
muncul karena ketidakpuasan orang
memfasilitasi
dalam
mengembangkan
menonjolkan
strukturalisme
mengapresiasikan
sastra
dengan
menerapkan
pendekatan Popularitas pembaca
karya
strukturalisme. dari
strategi
menurut
Hong
siswa
untuk
aspek
meskipun
secara
respons
tersebut
afeksi
menyeluruh mampu
respons
mengembangkan apresiasi terhadap
(1997)
seni budaya tradisional. Berikut ini
merupakan “a result of a revaluation Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
4
Jurnal Pembangunan Manusia adalah
tiga
respons
yang
Dengan demikian, pembaca dapat
diaplikasikan dalam penelitian ini:
merespons secara emosional dengan
1. Menyertakan
mudah
sehingga
tercapai.
Sebagai
Pembaca
(engaging): selalu
berusaha
mengikutsertakan terhadap
perasaannya
karya
sastra
yang
pemahaman contoh,
ketika
pembaca remaja membaca novel Siti Nurbaya,
yang
terbayang
di
dibacanya. Pembaca meleburkan
benaknya adalah pemuda minang
diri
yang tampan, menarik, dan pintar
ke
dalam
teks;
membayangkan apa yang akan
bernama
terjadi dan merasakan apa yang
merasakan betapa lezatnya rendang
dirasakan oleh tokoh cerita.
padang.
Purves,
dkk.
membaca
Bahri
atau
(1990)
menambahkan definisi di atas bahwa ketika
Samsul
karya
sastra,
2. Menghubungkan Siswa
(connecting):
menghubungkan
pembaca tidak hanya menyertakan
pengalaman
mereka
perasaan, tetapi menyertakan pikiran
pegalaman
tokoh
dan imajinasinya juga sebagaimana
membandingkan cerita tersebut
yang dikutip dari pernyataan mereka,
dengan cerita lain dari buku cerita
“Literature and the arts exist in the
atau film yang pernah ditonton
curriculum as a means for students to
mereka
learn to express their emotions, their
pengalaman teman sendiri
pembaca
yang
sedang
engaged
cerita,
televisi
Kimtafsirah
thought, and their imaginations.” Menurut Kimtafsirah (2003:6)
di
dengan
mengilustrasikan setelah
atau (2003:8)
contoh
membaca
berikut:
cerita
karya
dengan teks, meleburkan diri dengan
Charles Dicken Oliver Twist, siswa
teks dalam istilah Rosenblatt sedang
dapat membandingkannya dengan
menerapkan
estetik
film Ari Hanggara. Temuan Rudy
Dengan
(2005) mengindikasikan bahwa siswa
(aesthetic
membaca reading).
aesthetic reading, pembaca seolah-
juga
olah masuk ke dalam teks dan hidup
menghubungkan
di
dengan sinetron Bidadari di televisi.
sana
tingkah
agar laku
dapat para
memahami
tokoh
cerita.
dapat
Ilustrasi
membandingkan
dan
Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
cerita temuan
dan
Cinderella tersebut 5
Jurnal Pembangunan Manusia diperkuat
oleh
Penzenstadler
pendapat
(1999)
berikut,
tetap
digunakan
dalam
strategi
respons pembaca.
“Teacher is able to facilitate students to connect what they read with their world
with
everything
used
learning
Definisi Operasional
as
media.”
1) Respons pembaca adalah teori
(http;www.ade.org/ade/bulletin/n123/
atau strategi sastra kontemporer
123036.htm).
yang berorientasi pembaca
pada peranan
yang
bertransaksi
Siswa
dengan karya sastra pada saat
pendapatnya
karya itu dikaji. Strategi respons
tentang teks cerita, penulis cerita
pembaca terdiri atas tujuh strategi
atau alur cerita.
merespons yaitu: (a) menyertakan
3. Menilai
(judging):
mengeluarkan
respons
(enggaging),
tersebut disusun secara terpisah,
(describing),
namun
(conceiving)
Ketujuh
strategi
gabungan
strategi
dari
memberikan
seluruh pembaca
(b)
merinci
(c) (d)
memahami menerangkan
(explaining), (e) menghubungkan
respons yang lengkap terhadap karya
(connecting),
(f)
menafsirkan
sastra. Urutan strategi di atas bukan
(interpreting),
dan
(g)
sesuatu yang mutlak; masing-masing
(judging).
berdiri sendiri dan tidak perlu muncul
Pedoman Analisis Karangan.
berurutan. Bila strategi ini dilakukan secara
totalitas,
menunjang
maka
pencapaian
akan kualitas
Skala
2) Pembelajaran dimaksud
dalam
menilai ukurnya
sastra
yang
penelitian
ini
adalah bagian dari pembelajaran bahasa Indonesia yang terfokus
merespons yang lebih tinggi. pembaca
pada karya sastra daerah (cerita
merupakan paradigma baru dalam
pendek) yang menjadi salah satu
pembelajaran
genre sastra. Efektif atau tidaknya
Strategi
respons sastra.
Strategi
ini
menggeser paradigma lama yang
model
sangat mengagungkan pendekatan
peneliti melakukan uji signifikansi
strukturalisme. Meskipun demikian,
dengan Uji t dengan rumus:
pendekatan
strukturalisme
pembelajaran
sastra,
masih
Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
6
Jurnal Pembangunan Manusia X1 − X 2
t=
Teknik Analisa Data
S 21 S 2 2 + N1 N 2
3) Inovatif
Analisa karangan pada kelas
memiliki
makna
eksperimen
meliputi
3
metode
terobosan dalam pembelajaran.
strategi pembaca yaitu menyertakan
Model yang dikembangkan dalam
(engaging),
penelitian
(connecting), dan menilai (judging).
inovasi
ini
memiliki
karena
mengadopsi
paradigma
baru
pembelajaran
sastra.
konvensional, berorientasi
Model
respons
sehingga
dalam Secara
pembelajaran
sastra
berorientasi
makna
pada
pada
teks.
(engaging)
yaitu
selalu
berusaha
mengikutsertakan
perasaannya
dirinya
karya
sastra
Siswa ke
yang
meleburkan
dalam
teks;
membayangkan apa yang akan
diberikan peserta didik setelah membaca sebuah karya sastra 5) Seni budaya tradisional dalam dibatasi
terjadi dan merasakan apa yang dirasakan oleh tokoh cerita. 2. Menghubungkan yaitu
atau seni budaya tradisional.
rakyat
siswa
dibacanya.
4) Apresiasi adalah respons yang
kesenian
1. Menyertakan
pembaca sastra
menganalisa
karangan dilakukan sebagai berikut:
terhadap
bersifat terapan.
ini
Langkah-langkah
pembaca
pembelajaran
penelitian
menghubungkan
pada
siswa
(connecting) menghubungkan
pengalaman
mereka
dengan
pengalaman
tokoh
cerita,
“Dul
membandingkan cerita tersebut
Muluk” dan cerita sastra daerah
dengan cerita lain dari buku cerita
Sumsel.
atau film yang pernah ditonton,
Sumsel
6) Sikap afeksi merupakan salah
pengalaman
satu aspek dari respons pembaca
budaya/adat
yang
agama/kepercayaan.
terdiri
menghubungkan, dan menilai.
atas
strategi
menyertakan,
sendiri, istiadat,
sosial dan
3. Menilai (judging) pada metode ini siswa mengeluarkan pendapatnya tentang teks cerita, penulis cerita atau alur cerita.
Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
7
Jurnal Pembangunan Manusia
Adapun ke tiga model tersebut dapat dilihat indikatornya pada Tabel 1 dibawah ini. Tabel 1 Pedoman Analisis Karangan Model Respons Pembaca dan Indikator 1. Engaging (menyertakan) Ad.1.1 Perasaan
Ad.1.2 Imajinasi Ad.1.3 Pikiran 2. Connecting (menghubungkan) Ad.2.1 Pengalaman
Ad.2.2 Sosial Ad.2.3 Budaya
Ad.2.4 Agama/kepercayaan Ad.2.5 Film/cerita
3. Judging (menilai) Ad.3.1 Mengeluarkan pendapat tentang teks
Pertanyaan Pemandu perasaan, imajinasi, dan pikiran - Apakah kamu suka pada tokoh cerita? - Bagaimana perasaanmu setelah membaca cerita ini? - Seandainya kamu tokoh cerita itu apakah kamu akan berbuat sama dengan dia? - Apa yang terlintas dalam pikiranmu seandainya ini terjadi padamu? pengalaman, social budaya, agama/kepercayaan dan film/cerita - Apakah kamu pernah mengalami sama seperti yang dialami tokoh cerita ?. Kalau ya atau tidak beri tanggapanmu. - Apakah kejadian yang dialami tokoh cerita sama dengan yang terjadi dengan diri kamu? - Apakah kebiasaan-kebiasaaan yang ada dalam cerita ini biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari kamu? - Dapatkah kamu mengkaitkan isi cerita dengan agama/kepercayaanmu? - Pernahkah kamu menonton film/sinetron yang sama/hampir sama dengan isi cerita ini? mengeluarkan pendapat tentang teks cerita, penulis cerita, dan alur cerita. - Apakah cerita ini menarik? - Apa manfaat dari cerita ini? - Bagaimanakah alur dari cerita ini?
Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
8
Jurnal Pembangunan Manusia
(menilai).
Teknik Penilaian Hasil Karangan Analisa karangan pada kelas eksperimen
meliputi
3
metode
menganalisa
connecting
(menghubungkan),
dan
judging
karangan
dilakukan
sebagai berikut: Teknik penilaian hasil karangan
respons pembaca yaitu engaging (menyertakan),
Langkah-langkah
siswa dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2 Penilaian Hasil Karangan Respons Pembaca Model Respons Pembaca 1. Engaging (menyertakan) Ad.1.1 Perasaan
Ad.1.2 Imajinasi Ad.1.3 Pikiran 2. Connecting (menghubungkan) Ad.2.1 Pengalaman
Ad.2.2 Sosial Ad.2.3 Budaya
Ad.2.4 Agama/kepercayaan Ad.2.5 Film/cerita
3. Judging (menilai) Ad.3.1 Menilai (mengeluarkan) pendapat tentang teks Ad.3.2 Penulis cerita Ad.3.3 Alur
Indikator perasaan, imajinasi, dan pikiran - Bagaimana perasaanmu setelah membaca cerita ini? - Seandainya kamu tokoh cerita itu apakah kamu akan berbuat sama dengan dia? - Apa yang terlintas dalam pikiranmu seandainya ini terjadi padamu? pengalaman, sosial budaya, agama/kepercayaan dan film/cerita - Apakah kamu pernah mengalami sama seperti yang dialami tokoh cerita ?. Kalau ya atau tidak beri tanggapanmu. - Apakah kejadian yang dialami tokoh cerita sama dengan yang terjadi dengan diri kamu? - Apakah kebiasaan-kebiasaaan yang ada dalam cerita ini biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari kamu? - Dapatkah kamu mengkaitkan isi cerita dengan agama/kepercayaanmu? - Pernahkah kamu menonton film/sinetron yang sama/hampir sama dengan isi cerita ini? Menilai (mengeluarkan) pendapat tentang teks cerita, penulis cerita, dan alur cerita. - Apakah cerita ini menarik?
Skor 10 10 10
10
10
10
10 10
5 10 5
- Apa manfaat dari cerita ini? - Bagaimanakah alur dari cerita ini? Jumlah
100
Sumber : Dikutip dari Rudy, 2005. Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
1
Jurnal Pembangunan Manusia
Analisa Data Dan Hasil Penelitian
11. Guru
meminta
siswa
untuk
menulis jawaban-jawaban mereka dalam bentuk karangan.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Respons Pembaca 1. Guru membuka pelajaran dengan
Materi Ajar Materi yang digunakan dalam
mengucapkan salam.
penelitian ini baik di kelas eksperimen
2. Guru menerangkan tentang
maupun
metode respons pembaca. 3. Guru membagikan cerita/legenda
di
kelas
kontrol
adalah
“Cerita Rakyat dari Sumatera Selatan 2 “ karangan B. Yass dan “Cerita
tradisional Sumsel. 4. Guru menginformasikan kepada
Rakyat daerah Sumatera Selatan”
siswa untuk membaca cerita
terbitan
rakyat tersebut.
Dokumen Kebudayaan Daerah Pusat
5. Guru
memandu
siswa
untuk
Proyek
Penelitian
Inventarisasi
Sejarah
dan
dan
Budaya
merespons cerita yang dibacanya
Departemen
Pendidikan
dan
dengan menggunakan pertanyaan
Kebudayaan
.
ajar
pemandu.
pembelajaran sastra dapat dilihat
6. Guru
bertanya
tentang
tokoh-
Materi
pada Tabel 3 di bawah ini.
tokoh, tema, dan hal lainnya. 7. Guru meminta siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan. 8. Guru melakukan tanya jawab. 9. Guru meminta siswa mengkaitkan isi
cerita
dengan
agama/kepercayaan. 10. Guru
meminta
siswa
untuk
menghubungkan isi cerita dengan pengalaman
mereka,
sosial
budaya dan cerita-cerita/film yang pernah mereka tonton. Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
1
Jurnal Pembangunan Manusia
Tabel 3 Materi Ajar Pembelajaran Sastra Pertemuan Uji coba
Judul Cerpen
Pengarang
Publikasi
Ayik Keruh
Proyek Inventarisasi dan
Pretes
Dokumen Kebudayaan Daerah Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
1.
Legenda Asal Mula
B. Yass
Gramedia 2000
Lomba Bidar 2.
Pak Dulhak dan
Gramedia 2000
Anjingnya 3.
Legenda Ario Dilah
B. Yass
Gramedia 2000
Menertibkan Palembang 4.
Rio Ngonang
Proyek Inventarisasi dan Dokumen Kebudayaan Daerah Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
5.
Asal Mula Nama Kota B. Yass
Gramedia 2000
Palembang Postes
Legenda Asal Mula
B. Yass
Gramedia 2000
Lomba Bidar Interaksi
yang
dilakukan,
dan siswa diminta untuk menebak isi
sebelum materi ajar diberikan kepada
cerpen.
siswa
Metode
adalah
peneliti/guru cerpen
Metode yang diterapkan baik
yang akan dibaca yaitu judul cerpen
di kelas eksperimen maupun kelas
menyampaikan
informasi
Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
1
Jurnal Pembangunan Manusia kontrol adalah metode ceramah dan
mengetahui peningkatan kemampuan
tanya jawab. Sebelum merespons
menulis pada saat “karangan” pre tes
cerpen, pada pertemuan I dan II
dan
peneliti/guru
Kemampuan
menjelaskan
tentang
postes
dilaksanakan.
menulis
didasarkan
di kelas eksperimen. Peneliti/guru
cerpen yang menstimuli siswa untuk
melakukan tanya jawab kepada siswa
merespons
menggunakan pertanyaan pembantu
bantuan
yang
pemandu.
dipersiapkan
oleh
karya
media
ini
model respons pembaca khususnya
telah
pada
siswa
sastra
bacaan dengan
pertanyaan-pertanyaan Seperti
yang
telah
peneliti/guru dan membimbing siswa
dikemukakan sebelumnya, respons
menjawab pertanyaaan.
siswa secara tertulis dapat muncul ke permukaan dengan
Evaluasi Penilaian dilakukan di dalam proses pembelajaran dilaksanakan
karena
dirangsang
pertanyaan-pertanyaan
pemandu. Sementara itu diskripsi hasil
dalam bentuk tanya-jawab. Evaluasi
merespons
pembelajaran dilakukan dengan cara
karangan didasarkan pada 3 respons
mengoreksi
pembaca yaitu tahap menyertakan,
hasil
respons
siswa
sastra Kemampuan
dalam
bentuk
menghubungkan dan menilai karya
dalam bentuk karangan. Analisis
siswa
Respons
dengan
mengembangkan
apresiasi
tujuan seni
budaya dan aspek afeksi siswa. Pada
Siswa terhadap Karya Tulis siswa
laporan penelitian ini tidak semua
dalam merespons cerpen bertujuan
analisa karangan siswa ditampilkan.
untuk
model
Di bawah ini ditampilkan analisis
pembelajaran sastra yang berbasis
karangan siswa berdasarkan postes
model respons pembaca terhadap
kelas eksperimen.
Analisis
kemampuan
mengidentifikasi
perkembangan respons siswa SMP Negeri 9 Palembang secara tertulis terhadap karya sastra. Analisis ini dilakukan
terhadap
eksperimen
dengan
kelompok tujuan
untuk
Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
1
Jurnal Pembangunan Manusia Analisis
Karangan
Siswa
lamaran orang tua Dewa Jaya sebelum kita berdiskusi dengan
Berdasarkan Postes respons
putri kita (kal.6/p2). Seandainya
siswa terhadap Legenda Asal Mula
saya sebagai orang tua Dayang
Lomba Bidar.
Merindu,
saya
Nama : Ayu Destiana (Responden 1
menerima
lamaran
(R#1))
Dewa Jaya sebelum berdiskusi
1. Data Karangan Postes Siswa
dengan putri saya (kal.7/p2). Saya
Berikut
ini
dikemukakan
Setelah membaca cerita ini,
tidak
akan
orang
tua
setuju dengan tindakan Kemala
selain
Negara yang berperahu selama 2
temanya yang mengharukan juga
hari karena barang yang kita
alur
temukan belum tentu milik kita
saya
sangat cerita
tertarik,
yang
menyedihkan
(kal.1/p1). Cerita ini menceritakan
(kal.8/2).
tentang dua orang pemuda yang
Saya
memperebutkan
cinta
seorang
tidak
setuju
dengan
tindakan Kemala Negara yang mengajak Dewa Jaya bertanding
gadis (kal. 3 p1). Saya setuju dengan tindakan
pencak
silat,
karena
Tua Adil yang mengirim anaknya
tersebut
Dewa Jaya untuk menuntut ilmu
yang tidak baik, karena mereka
pencak silat karena ada pepatah
berdua
“carilah ilmu sampai ke negeri
maka mereka berdualah harus
Cina” (kal.4/p2). Saya tidak setuju
menyelasaikan masalah tersebut
dengan
tindakan
orang
dengan
Dayang
Merindu
yang
tua tidak
merupakan
tindakan
mempunyai
damai
tindakan masalah
dan
bijaksana
bukan dengan cara bertanding
membantah lamaran orang tua
(kal.10/p2).
Dewa Jaya karena untuk menikah
Dewa
adalah hak individu dan tidak
menerima ajakan tersebut karena
boleh diganggu gugat (kal.5/p2).
saya
Pendapat saya tentang orang tua
masalah tersebut dengan baik
Dayang
(kal.11/p2).
Merindu
menerima
Seandainya
Jaya
saya
harus Saya
tidak
saya akan
menyelesaikan tidak
setuju
lamaran orang tua Dewa Jaya
dengan sikap Datuk Kampung
adalah kita jangan terima dahulu
yang setuju Kemala Negara untuk
Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
2
Jurnal Pembangunan Manusia bertanding pencak silat karena
tidak sempurna, karena pemikiran
untuk
suatu
tokoh pada cerita ini belum berfikir
harus
secara bijaksana (kal.18/p3)..
memutuskan
perkara/keputusan berpikir Saya
kita
bijaksana setuju
Datuk
(kal.12/p2).
dengan
Kampung
tindakan
Membaca terlintas
cerita
dalam
ini
yang
pikiran
saya,
mengalihkan
apabila ini terjadi pada diri saya,
pertandingan pencak silat menjadi
saya akan berpikir bijaksana dan
lomba bidar(kal.13/p2). Tindakan
tidak akan mengambil tindakan
yang dilakukan Dayang Merindu
yang akan membawa sia-sia pada
untuk bunuh diri saya tidak setuju,
diri saya (kal.19/p4).
karena bunuh diri itu tindakan
Saya
pernah
melakukan
berdosa dan dibenci oleh Allah
tindakan yang sama seperti tokoh
SWT (kal.14/p2). Saya juga tidak
cerita, contohnya saya pernah
setuju dengan amanah Dayang
menuntut ilmu seperti sekarang
Merindu karena amanahnya dosa
(kal.20/p5). Saya tidak pernah
dan dibenci oleh Allah dan juga
mengalami kejadian dalam cerita
amanahnya
seperti ini (kal.21/p5). Saya tidak
itu
tidak
akan
membuat Kemala Negara dan
pernah
Dewa Jaya bahagia (kal.15/p2).
maupun
Setelah membaca cerita ini
mendengar menonton
Asal
dirasakan
(kal.23.p5).
menyedihkan
ini,
rasanya
yang
Mula
Lomba Tindakan
Bidar Dayang
Saya
Merindu ini sangat dibenci oleh
suka dengan tokoh cerita ini,
agama tindakan ini juga tidak
tetapi saya tidak akan berbuat
akan memberikan kebahagiaan
sama seperti tokoh karena sikap
kepada Kemala Negara dan Dewa
tokoh tersebut tidak bijaksana
Jaya (kal.24/p5).
(kal17/p3).
(kal.16/p3).
film
ceritanya sama dengan Legenda
saya dapat merasakan apa yang tokoh
cerita,
Setelah
membaca
Cerita
ini
menceritakan
cerita ini perasaan saya sangat
tentang
terharu,
ini
terhadap seorang gadis, salah
yang
satu pemuda tersebut direstui
karena
mengungkapkan
cerita cerita
cinta
kedua
pemuda
sangat sedih, tetapi alur cerita ini Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
3
Jurnal Pembangunan Manusia oleh
orang
tua
gadis
tersebut.Menurut saya cerita ini
kemampuan R#1 merinci unsur-unsur pembangun cerita tergolong baik.
bermanfaat karena dari cerita ini kita dapat mengetahui asal usul
3. Data Respons Pembaca Tahap
lomba bidar tersebut (kal.26/p5).
Engaging (menyertakan) Tahap I: Menyertakan
Setelah membaca cerita ini saya dapat menentukan tema legenda
ini
seorang
dalam
•
keadilan
tua Dayang Merindu, saya tidak
menyelesaikan
akan menerima lamaran orang tua
adalah
Dewa Jaya (kal.7/p2).
masalah (kal.27/p6). Menurut saya tersebut
adalah
Seandainya saya sebagai orang
alur cerita sorot
•
Seandainya saya Dewa Jaya saya tidak
balik
akan
menerima
ajakan
dengan tema Asal Usul Lomba
bertanding pencak silat karena
Bidar (kal.28/p7).
saya
(kal. 11/p2). •
2. Analisis
tokoh
cerita, alur cerita, tema cerita, dan
bahwa ia menyenangi karakter/tokoh
•
Berdasarkan
data
karangan
R#1 di atas dapat disimpulkan bahwa
ini,
rasanya
Setelah
membaca
cerita
ini
(kal. 18/p3). •
Membaca cerita ini terlintas dalam pikiran saya apabila terjadi pada diri
lain ia tidak menyenangi tindakan menjadi 2 bagian.
tokoh
yang
perasaan saya sangat terharu
cerita Dayang Merindu namun disisi tokoh cerita yang membelah dirinya
apa
menyedihkan (kal. 16/p3).
sudut pandang cerita. R#1 telah mampu mengeluarkan pendapatnya
merasakan
dirasakan
Lomba Bidar yang direspons R#1 mengidentifikasikan
Setelah membaca cerita ini saya dapat
Berdasarkan cerita Asal Usul dapat
menyelesaikan
masalah tersebut dengan baik
Keterangan : kal 1/p1 (kalimat pertama paragraf pertama)
harus
saya,
saya
akan
berpikir
bijaksana (kal. 19/p2). •
Setelah membaca cerita ini saya sangat tertarik selain temanya yang
mengharukan
juga
alur
ceritanya yang menyedihkan (kal. 1/p1).
Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
4
Jurnal Pembangunan Manusia •
Saya suka dengan tokoh cerita ini,
Dewa Jaya bertanding pencak
tetapi saya tidak akan berbuat
silat
sama seperti tokoh karena sikap
merupakan tindakan yang tidak
tokoh tersebut tidak bijaksana
baik (kal. 9/p2). •
(kal. 17/p3).
anaknya
pencak silat (kal. 4/p2). •
Saya tidak setuju dengan tindakan
tidak setuju karena bunuh diri itu
orang tua Dayang Merindu yang
tindakan berdosa dibenci Allah
tidak membantah lamaran orang
SWT. (kal. 14/p2).
tua Dewa Jaya karena untuk
Saya juga tidak setuju dengan
menikah adalah hak individu dan
amanah Dayang Merindu karena
tidak boleh diganggu gugat (kal.
amanahnya dosa dan di benci
5/p2). •
Saya
setuju
dengan
tindakan
Saya pernah melakukan tindakan
Kemala Negara yang berperahu
yang sama seperti tokoh cerita
selama 2 hari (kal.8/p2). •
Saya tidak setuju dengan sikap
ilmu (kal.20/p5).
Datuk
Saya tidak pernah mengalami
Kemala Negara untuk bertanding
kejadian dalam cerita seperti ini
pencak silat (kal. 12/p2). •
(kal.21/p5). •
mengirim
Tindakan yang dilakukan Dayang
contohnya saya pernah menuntut •
yang
Dewa Jaya untuk menuntut ilmu
Allah SWT. (kal.15/p2). •
tersebut
Tahap II. Menghubungkan Merindu untuk bunuh diri saya
•
tindakan
Saya setuju dengan tindakan Tua Adil
•
karena
Saya
Kampung
setuju
yang
dengan
tindakan
Saya tidak pernah mendengar
Datuk
cerita
maupun
menonton
pertandingan pencak silat menjadi
yang
ceritanya
sama
film
mengalihkan
lomba bidar (kal. 13/p2).
dengan
Legenda Asal Mula Lomba Bidar
Kampung
setuju
•
Tindakan yang dilakukan Dayang Merindu untuk bunuh diri saya
(kal. 23/p5).
tidak setuju (kal. 14/p2). Tahap III: Menilai •
Saya tidak setuju dengan tindakan
•
Saya juga tidak setuju dengan amanah Dayang Merindu karena
Kemala Negara yang mengajak Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
5
Jurnal Pembangunan Manusia amanahnya dosa dan di benci
6. Analisis Tahap Menilai Penilaian R#1 terhadap tokoh
Allah SWT. (kal.15/p2). • •
Tindakan Dayang Merindu sangat
cerita, dan manfaat cerita sudah
dibenci oleh agama (kal. 24/p5).
tertuang
Menurut
saya
bermanfaat
cerita
karena
ini dapat
dengan
karangannya.
jelas
Dengan
dalam demikian
tingkat penilaiannya tergolong baik.
mengetahui asal usul lomba bidar (kal. 26/p5). Analisa
Karangan
Siswa
Berdasarkan Postes Kelas Kontrol
4. Analisis Tahap Menyertakan R#1 menyatakan perasaannya secara lengkap dengan diawali frasa
Berikut
“setelah
siswa terhadap Legenda Asal Mula
membaca
cerita
(kal.1/p1)
R#1
perasaan
terhadap
dirasakan
tokoh
menyertakan
ini
…”
mengungkapkan apa
cerita.
pikiran
R#1
yang Dalam
ini
dikemukakan
respons
Lomba Bidar. Nama
:
Ahmad
Hadi
(Responden 2 (R#2))
tidak
sependapat dengan tokoh (kal.6/p2). R#1 menyertakan imajinasinya
1. Data Karangan Postes Siswa Lomba
“seandainya ia menjadi (kal.7/p2).
bidar
adalah
lomba
mendayung perahu yang dinamai 5. Analisis Tahap Menghubungkan
“bidar”
seni
dayung
tradisional
R#1
Palembang. Singkat cerita Dayang
telah melakukan secara sistematis.
Merindu adalah putri yang sangat adil
Gagasan
karena ia membelah dirinya menjadi
Tahap
menghubungkan yang
diungkapkannya
sudah tepat namun R#1 tidak pernah
dua
mengalami kejadian atau mendengar
mencintainya. Yang satu untuk Dewa
cerita,
Jaya,
menonton
film
yang
untuk yang
kedua satu
untuk
Kemala
Negara.
Mula Lomba Bidar.
Merindu, Kemala Negara, Tua Adil, Denar.
Alur
cerita
yang
mirip/sama dengan Legenda Asal
Sah
Tokoh
orang
cerita
Dayang Maju.
Temanya adalah lomba bidar. Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
6
Jurnal Pembangunan Manusia Berdasarkan
hasil
angket
terhadap siswa proses pembelajaran
2. Analisis Hasil karangan R#2 pada pos
sastra
dengan
model
respons
tes mulai mengalami peningkatan
pembaca pada siswa kelas 8.1 di
hanya sebatas unsur intrinsik sastra
SMP Negeri 9 sebagai berikut:
yaitu pengungkapan tema dan alur cerita,
walaupun
alur
yang
dikemukakannya untuk legenda ini
Tujuan Pembelajaran Model Respon Pembaca
maju
Berdasarkan hasil perhitungan
seharusnya alur sorot balik atau alur
persentase, pendapat siswa terhadap
mundur
responsnya
tujuan pembelajaran sastra dengan
tentang cerita ini masih berfokus
merespons cerpen secara respons
pada kesimpulan cerita berdasarkan
pembaca dapat dilihat pada tabel di
teks.
bawah ini:
kurang
Kualitas Respons
tepat
yaitu
sedangkan
alur
Pembelajaran Pembaca
Model
Berdasarkan
Hasil Angket Tabel 4 Pendapat Siswa Terhadap Tujuan Pembelajaran No
Aspek yang digali
1
Membaca karya sastra/cerita-cerita tradisional/legenda Sumsel membuat saya menjadi lebih senang membaca Membaca karya sastra/cerita-cerita tradisional/legenda Sumsel membuat saya untuk menulis/mengarang. Membaca karya sastra/cerita-cerita tradisional/legenda Sumsel membuat saya me ngetahui budaya/adat istiadat yang berbeda-beda Membaca karya sastra/cerita-cerita tradisional/legenda Sumsel membuat saya lebih memahami perasaan orang lain Membaca karya sastra/cerita-cerita tradisional/legenda Sumsel membuat saya ingin berbuat baik seperti yang dilakukan oleh tokoh cerita Saya sangat menikmati karya sastra/cerita-cerita tradisional/legenda Sumsel yang telah dibaca Saya dapat merespons dengan mudah karya sastra/cerita-cerita tradisional/legenda Sumsel yang telah saya baca.
2 3 4 5 6 7
Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
Ya
Kategori (f) % Tdk
%
35
92,1
3
7,9
33
86,8
5
13,2
37
97,4
1
2,6
36
94,7
2
5,3
37
97,4
1
2,6
37
97,4
1
2,6
37
97,4
1
2,6
7
Jurnal Pembangunan Manusia Materi
Pembelajaran
Model
Berikut
Respons Pembaca Materi ajar merupakan salah satu
pembelajaran
indikator
mendukung
ini
sastra adalah
pembelajaran
model tabel
model
RP. materi
respons
pembaca.
Tabel 5 Pendapat Siswa Terhadap Materi pembelajaran model RP No
Aspek yang digali
1
Karya sastra/cerita-cerita tradisional/legenda Sumsel
Kategori (f) Ya
yang telah saya baca sangat menarik dan akrab 33
%
Tdk
%
86,8
5
13,2
100
0
0
dengan kehidupan sehari-hari. 2.
Karya sastra/cerita-cerita tradisional/legenda Sumsel yang telah saya baca isinya sesuai untuk dibaca.
Metode
Pembelajaran
Model
Respons Pembaca Ditinjau pembelajaran
dari
metode
yang
diterapkan
kualitas pembelajaran sastra di kelas eksperimen
dapat
Tabel 6 di bawah ini.
terlihat
dalam
38
Jurnal Pembangunan Manusia Tabel 6 Pendapat Siswa Terhadap Metode pembelajaran model RP No
Aspek yang digali
1
Setelah membaca karya sastra/cerita-cerita tradisional/legenda saya dapat memahami tindakan tokoh cerita. Setelah membaca karya sastra/cerita-cerita tradisional/legenda Sumsel saya dapat menyertakan perasaan, pikiran dan imajinasi saya ke dalam masalah yang dihadapi oleh tokoh cerita Setelah membaca karya sastra/cerita-cerita tradisional/legenda Sumsel saya dapat merinci tokoh cerita, latar cerita, tema cerita, alur cerita dengan mudah Setelah membaca karya sastra/cerita tradisional/legenda Sumsel saya dapat memberi penilaian terhadap cerita tersebut berdasarkan agama/kepercayaan dan sosial budaya. Setelah membaca karya sastra/cerita-cerita tradisional/legenda Sumsel saya dapat menjelaskan tindakan yang dilakukan oleh tokoh cerita Setelah membaca karya sastra/cerita-cerita tradisional/legenda Sumsel saya dapat menghubungkan pengalaman saya, buku cerita yang pernah saya baca, film yang pernah saya tonton, dan sosial budaya. Setelah membaca karya sastra/cerita-cerita tradisional/legenda Sumsel saya dapat menafsirkan makna cerita Saat ini saya dapat menjawab atau merespons karya sastra/cerita-cerita tradisional/legenda Sumsel tersebut karena dibantu oleh pertanyaan pemandu. Tanpa pertanyaan pertanyaan pemandu saat ini saya merasa kesulitan mengungkapkan pendapat, menyertakan perasaan terhadap cerita yang telah saya baca
2
3
4
5 6
7 8 9
Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
Ya
Kategori (f) % Tdk %
35
92,1
3
7,9
36
94,7
2
5,3
34
89,5
4
10,5
37
97,4
1
2,6
38
100
0
0
35
92.1
3
7,9
34
89,5
4
10,5
0
0
38
100
0
0
38
100
1
Jurnal Pembangunan Manusia Kategori (f)
No
Aspek yang digali
10
Penjelasan peneliti/guru tentang cara merespons
Ya
%
Tdk
%
38
100
0
0
38
100
0
0
karya sastra dengan model respons pembaca cukup jelas
sehingga
saya
dapat
mengungkapkan
pendapat dan pikiran saya secara tertulis 11
Pertanyaan-pertanyaan
yang
disiapkan
mudah
dimengerti dan tidak sulit untuk dijawab. Media
Pembelajaran
Berikut
Model
ini
pendapat siswa
Respons Pembaca
ditampilkan
tabel
mengenai
media
pembelajaran yang digunakan.
Tabel 7 Kualitas pembelajaran sastra berdasarkan media pembelajaran No . 1.
Kategori (f)
Aspek yang digali Karya
sastra/cerita-cerita
Ya
%
Tdk
%
33
86,8
5
13,2
tradisional/legenda
Sumsel yang telah saya baca sangat menarik dan akrab dengan kehidupan sehari-hari. Evaluasi
Pembelajaran
Model
Respons Pembaca
persentase dapat dilihat dalam Tabel 8 di bawah ini.
Evaluasi pembelajaran sastra model respons pembaca berdasarkan
Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
2
Jurnal Pembangunan Manusia Tabel 8 Kualitas pembelajaran sastra berdasarkan evaluasi No
Kategori (f)
Aspek yang digali
. 1.
Ya
%
Tdk
%
0
0
38
100
38
100
0
0
38
100
0
0
Tanpa pertanyaan pertanyaan pemandu saat ini saya
merasa
pendapat,
kesulitan
menyertakan
mengungkapkan
perasaan
terhadap
cerita yang telah saya baca. 2.
Penjelasan
peneliti/guru
tentang
cara
merespons karya sastra dengan model respons pembaca cukup jelas sehingga saya dapat mengungkapkan pendapat dan pikiran saya secara tertulis. 3.
Pertanyaan-pertanyaan yang disiapkan mudah dimengerti dan tidak sulit untuk dijawab.
Hasil Nilai Pretes dan Postes Hasil
Nilai
Pretes
25
Kelas 20
Pretes diadakan sebelum dilakukan eksperimen
atau
perlakuan
terhadap
Frequency
Eksperimen dan Kelas Kontrol
15
10
sampel penelitian. Berikut ini adalah grafik normalitas hasil pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol.Normalitas Hasil Pretes Kelas Eksperimen
5 Mean = 58.16 Std. Dev. = 4.259 N = 38
0 50
55
60
65
70
75
Pre Test
Grafik 1 Normalitas Nilai Pretes Kelas Eksperimen
Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
1
Jurnal Pembangunan Manusia Normalitas Nilai Pretes Kelas Kontrol
Normalitas Hasil Pretes Kelas Kontrol
Kedua grafik tersebut tidak jauh berbeda antara nilai pretes kelas
20
eksperimen dan nilai pretes kelas kontrol karena rata-rata pretes kelas
Frequency
15
eksperimen 58,16 sementara nilai 10
rata-rata pretes kelas kontrol 59,25.
5
Mean = 59.25 Std. Dev. = 5.133 N = 40
0 50
60
70
80
Pre Test
Grafik 2. Tabel 21 Nilai Pretes dan Postes Kelas Eksperimen No. 1 2 3 4
Nama Ade Rizki Oktarini Aditia Ega Nugraha Aditya Erdi Uranda Agung Setiaji
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Amalia Salsabil Ayu Destiana Bimo K.A Bonita Putri Utami Denny Eka Putra Desty Gusti Sari Dhimas Dwi Nandha Dian Setyani Fauzia Ramadhanti Febiyansyah A.L Iffah Atqa Intan Apriliana Julio Vikry M.Alif Akbar Pranagara M.Yufimar R.F
19
Pre Test Post Test No. Nama Pre Test Post Test 60 80 20 Maharaja Arizona 55 90 55 90 21 Nova Nur Asih 60 95 55 95 22 Nurul Azma A.T 70 90 65 95 23 Nyimas Inas 55 90 Mellanisa 60 75 24 Ovidia Rachmawati 55 80 55 95 25 R.A Endah Jona Sari 55 80 55 95 26 Rais Fiqriansyah A.T 60 90 55 90 27 Ratna Herawati 55 85 55 90 28 Risty Fatin S 60 75 60 80 29 Rizki Putra Wardana 60 90 60 90 30 Septami Putri H 60 90 55 75 31 Syafi'ur Rusydi 70 80 55 80 32 Tasya Amelia 60 75 55 85 33 Tessa Kurnia Putri 60 85 65 95 34 Triani Pradinaputri 60 90 55 95 35 Tuti'ul Amrina 55 90 55 75 36 Vienty Andlika 55 90 65 95 37 Yudi Kartasasmita 55 70 55
95
38 Yuyu Anisa Maisyara
Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
60
90
1
Jurnal Pembangunan Manusia Tabel di atas mengindikasikan bahwa
berikut mendeskripsikan nilai pretes
terjadi peningkatan nilai siswa setelah
dan postes kelas kontrol.
perlakuan.
Sementara
itu
tabel Tabel 22
Nilai Pretes dan Postes Kelas Kontrol No.
Nama
Pre Test Post Test No.
Nama
Pre Test Post Test
1
Ahmad Hadi
55
65
21 Lisa Apriyanita
50
60
2
Apri Yudiansyah
50
60
22 Leopona Henry
55
65
Setyawan 3
Annisa Salma Hanifah
55
65
23 E. Tiara Switha
50
55
4
Alfia Eka Saputri
60
60
24 Lily Triani
55
60
5
Anisa Hervarina U
55
60
25 Marshelly GP
50
60
6
Bella V.
50
60
26 Mediansyah Putra
50
55
7
Dede Pratama S.
60
60
27 Mutiara Rifta
55
60
8
Devin Arlando
55
60
28 M. F. Ihsan
55
60
9
Junita Putri
55
60
29 Mutia Amisa Putri
70
75
10 Dwi Agung W.
55
60
30 M. Andika
55
55
11 Dwina Yunita Marsya
60
65
31 Merry Anggraeni
55
70
12 Erisa
60
65
32 M. Rezky R
55
65
13 Elvira Rusmarani
55
60
33 Nabyla U
50
55
14 Fitri Anggita Amalia
55
60
34 Nurmali Agustina
60
75
15 Hanindi Amalia
50
65
35 Putri Oksaviane
55
65
16 Indah Dwityan Nur
60
65
36 Putri Maya Audyni
60
65
17 Indah Oktalia Dilarosa
50
60
37 Revandra S.
55
65
18 Jansen Davidshon
50
60
38 Rd. Maulana Ishak
55
65
19 Kevin Raditya
55
60
39 Sarah Humairoh
55
60
55
65
Pradithama
Bahri
20 Krisna Winda Putri
55
70
eksperimen adalah 58,16 sedangkan
Pembahasan Hasil Analisis Data Hasil menunjukkan peningkatan
analisis bahwa rata-rata
data
40 Tania Sinika Putri
tes
rata-rata skor postes adalah 87,37.
terdapat
jadi, terdapat peningkatan sebesar
skor
kelas
eksperimen. Rata-rata pretes kelas
29,21.
Hasil
menunjukkan
analisis bahwa
data
tes
terdapat
Jurnal Pembangunan Manusia peningkatan
rata-rata
skor
kelas
kontrol. Rata-rata pretes kelas kontrol
lengkap dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini.
adalah 59,25 sedangkan rata-rata skor
postes
adalah
untuk
60,13.
kelas
Jadi,
kontrol terdapat
peningkatan rata-rata 0,88. secara
Tabel 9 Hasil Analisis Data Kelas
Mean
Standar Deviasi
Thitung
Ttabel
Sig
23,479
2,021
0,000
1,639
2,02
0,109
Kelas 8.1 - postes
87,37
6,949
- pretes
58,16
4,259
- postes
60,13
4,001
- pretes
59,25
5,133
Kelas 8.2
Dari perhitungan uji t, diketahui bahwa terdapat perbedaan rata-rata skor pretes siswa kelas eksperimen. Hal ini dapat dilihat dari hasil thit sebesar
23,479
sedangkan
ttab
dengan (db = 37) adalah sebesar 2,021. Dari perhitungan uji t, diketahui bahwa
perbedaan
rata-rata
skor
pretes dan postes siswa kelas kontrol tersebut adalah tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil thitung 1,639,
sedangkan ttabel dengan (db = 39) adalah sebesar 2,02 dan thit < ttabel. Dari
hasil
pengujian
mean
postes kedua kelompok penelitian dapat
disimpulkan
bahwa
ada
perbedaan skor rata-rata pada siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol, dan setelah dikonsultasikan pada
ttabel
ternyata
perbedaan
tersebut signifikan. Hal itu dapat diketahui dari perhitungan uji t yang menunjukkan bahwa thit > ttab atau 21,351 > 2,00 (db = 76) pada tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian,
Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
1
Jurnal Pembangunan Manusia dua hipotesis alternatif (Ho) yang
8.1
berbunyi “Tidak terdapat perbedaan
Berdasarkan nilai uji-t di atas dapat
kemampuan apresiasi sastra dalam
disimpulkan bahwa model respons
mengembangkan aspek afeksi antara
pembaca lebih efektif dibandingkan
siswa
dengan metode konvensional dalam
yang
menggunakan
pembelajaran
respons
model
SMP
Negeri
pengajaran
pembaca
sastra
9
Palembang.
oleh
karena
dengan siswa yang menggunakan
pengaruh yang signifikan terhadap
model
tingkat kemampuan siswa. Hal ini
pembelajaran
konvensional
ditolak”, sedangkan hipotesis (Ha)
terbukti
“Rata-rata
diperoleh
kemampuan
apresiasi
dari
hasil siswa
analisis dari
yang kelas
sastra dalam mengembangkan aspek
eksperimen 8.1 (menggunakan model
afeksi yang menggunakan model
respons pembaca) yaitu skor rata-
pembelajaran respons pembaca lebih
rata siswa di kelas eksperimen yang
tinggi daripada kemampuan apresiasi
menggunakan
siswa
model
pembaca lebih besar daripada skor
pembelajaran konvensional di SMP
rata-rata siswa di kelas kontrol 8.2
Negeri
yang
yang 9
menggunakan Palembang,
kebenarannya”. model respons
Dengan
terbukti
model
menggunakan
respons
metode
konvensional.
demikian,
pembelajaran
berbasis
Berikut ini, ditampilkan grafik
pembaca
dapat
peningkatan hasil belajar siswa di
mengembangkan
apresiasi
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
seni
budaya dan aspek afeksi siswa kelas Grafik Kemajuan Pretes dan Postes Kelas Kontrol 100 90 80
Nilai
70 60
Pretes
50 40
Postes
30 20 10 40
37
34
31
28
25
22
19
16
13
7
10
4
1
0
Siswa
Grafik 3 Grafik 3. Kemajuan Pretes dan Postes Kelas Kontrol Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
1
Jurnal Pembangunan Manusia Grafik Kemajuan Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 100 90 80 70
Nilai
60
Pretes
50
Postes
40 30 20 10 37
34
31
28
25
22
19
16
13
10
7
4
1
0
Siswa
Grafik 4. Grafik Kemajuan Pretes dan Postes Kelas Eksperimen Berdasarkan kedua grafik di
Melalui penyebaran angket sebagian
bahwa
besar
persentase rata-rata pretes di kelas
VIII.1
eksperimen adalah 58,16 dan rata-
menyatakan
rata postes 87,37. Rata-rata pretes
membaca karya sastra /cerita-cerita
kelas
tradisional/legenda Sumsel membuat
atas
dapat
disimpulkan
kontrol
adalah
59,25
siswa SMP Negeri 9 kelas didapatkan
(1)
92,1%
setuju”ya”
bahwa
sedangkan rata-rata postes adalah
mereka
menjadi
lebih
senang
60,13.
membaca, 7,9% menyatakan tidak, (2) 86,8% menyatakan membaca
Kualitas Respons
Pembelajaran Pembaca
Model
Berdasarkan
karya
sastra/cerita-cerita
tradisional/legenda Sumsel membuat mereka untuk menulis/mengarang,
Hasil Angket ini
13,2% menyatakan tidak, (3) 97,4%
melibatkan seluruh siswa kelas VIII.1
menyatakan bahwa membaca karya
SMP Negeri 9 Palembang yang
sastra/cerita-cerita
berjumlah 39 siswa namun satu
tradisional/legenda Sumsel membuat
siswa tidak mengikuti post test dan
mereka
tidak mengisi angket karena sakit.
istiadat yang berbeda-beda, 2,6%
Pada
awal
penelitian
mengetahui
Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
budaya/adapt 1
Jurnal Pembangunan Manusia menyatakan
tidak,
(4)
94,7%
(10)100% menyatakan bahwa karya
menyatakan bahwa membaca karya
sastra/cerita-cerita
sastra/cerita-cerita
tradisional/legenda sumsel yang telah
tradisional/legenda Sumsel membuat
mereka baca isinya sesuai untuk
saya
perasaan
dibaca,
(11)
orang lain, 5,3% menyatakan tidak,
bahwa
setelah
(5)
sastra/cerita-cerita
lebih 97,4%
memahami menyatakan
bahwa
100%
menyatakan
membaca
karya
membaca karya sastra/cerita-cerita
tradisional/legenda Sumsel mereka
tradisional/legenda Sumsel membuat
dapat menyertakan perasaan, pikiran
mereka ingin berbuat baik seperti
dan
yang dilakukan oleh tokoh cerita,
masalah yang dihadapi oleh tokoh
2,6% menyatakan tidak, (6) 97,4%
cerita,
menyatakan bahwa mereka sangat
bahwa
menikmati karya sastra cerita-cerita
sastra/cerita-cerita
tradisional/legenda
yang
tradisional/legenda Sumsel mereka
telah dibaca, 2,6% menyatakan tidak,
dapat merinci tokoh cerita, latar
(7)
bahwa
cerita, tema cerita, alur cerita dengan
mereka dapat merespons dengan
mudah, 10,5% menyatakan tidak,
mudah
(13)
97,4%
Sumsel
menyatakan
karya
sastra/cerita-cerita
tradisional/legenda
Sumsel
yang
imajinasi (12)
mereka 89,5%
ke
menyatakan
setelah
97,4%
dalam
membaca
menyatakan
bahwa
setelah membaca karya sastra/cerita-
telah mereka baca, 2,6% menyatakan
cerita
tidak, (8) 86,8% menyatakan bahwa
mereka dapat memberikan penilaian
karya
terhadap cerita tersebut berdasarkan
sastra/cerita-cerita
tradisional/legenda
Sumsel
yang
tradisional/legenda
agama/kepercayaan
dan
Sumsel
sosial
telah mereka baca sangat menarik
budaya, 2,6% menyatakan tidak, (14)
dan akrab dengan kehidupan sehari-
100% menyatakan bahwa setelah
hari, 13,2% menyatakan tidak, (9)
mereka membaca karya sastra/cerita-
92,1% menyatakan bahwa setelah
cerita
membaca karya sastra/cerita-cerita
mereka dapat menjelaskan tindakan
tradisional/legenda Sumsel mereka
yang dilakukan tokoh cerita, (15)
dapat cerita,
Sumsel
tindakan
tokoh
92,1% menyatakan bahwa setelah
menyatakan
tidak,
membaca karya sastra/cerita-cerita
memahami 7,9%
tradisional/legenda
Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
1
Jurnal Pembangunan Manusia tradisional/legenda Sumsel mereka
dimengerti
dapat menghubungkan pengalaman
dijawab.
dan
tidak
sulit
untuk
mereka, buku cerita yang pernah mereka
baca,
film
yang
pernah
Observasi Terhadap Guru
mereka tonton, dan social budaya, Hasil observasi dalam bentuk
7,9% menyatakan tidak, (16) 89,5% setelah
wawancara terhadap guru bahasa
membaca karya sastra/cerita-cerita
Indonesia SMP Negeri 9 Palembang
tradisional/legenda Sumsel mereka
yang
dapat
diperoleh
menyatakan
bahwa
menafsirkan
makna
cerita,
terdiri
dari
3
orang
masukan
guru bahwa
10,5% menyatakan tidak, (17) 100%
pengajaran sastra di SMP Negeri 9
menyatakan “tidak” bahwa saat ini
Palembang masih berorientasi pada
mereka
atau
metode konvensional yaitu hanya
merespons karya sastra/cerita-cerita
menitikberatkan pada tokoh cerita,
tradisional/legenda
karena
tema, kesimpulan cerita, dan alur. Hal
dibantu oleh pertanyaan-pertanyaan
ini juga dipadukan dengan jawaban
pemandu, (18) 100% menyatakan
siswa
“tidak”
selama ini mereka memahami karya
dapat
bahwa
menjawab Sumsel
tanpa
pertanyaan-
pertanyaan pemandu saat ini mereka
sastra
merasa
struktur
kesulitan
pendapat,
mengungkapkan
menyertakan
perasaan
terhadap cerita yang telah mereka
bahwa
siswa
hanya
berpendapat
berorientasi
intrinsik
yaitu
pada
meringkas
cerita, menentukan alur/tema, dan tokoh-tokoh cerita.
baca, (19) 100% menyatakan “ya” bahwa
penjelasan
peneliti/guru
tentang cara merespons karya sastra dengan
model
respons
pembaca
cukup jelas sehingga mereka dapat mengungkapkan
pendapat
pikiran
mereka
mereka
dan secara
tertulis, dan (20) 100% menyatakan “ya” bahwa pertanyaan-pertanyaan pemandu
yang
disiapkan
mudah
Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
2
Jurnal Pembangunan Manusia sastra dalam mengembangkan aspek
Simpulan Dan Saran
afeksi
antara
siswa
yang
Pembahasan Hasil Pascaperlakuan
menggunakan model pembelajaran
Model Respons Pembaca
respons pembaca dengan siswa yang
Dari hasil perhitungan setiap
menggunakan model pembelajaran
kelompok diketahui bahwa skor rata-
konvensional
rata pretes kelas eksperimen 58,16,
hipotesis (Ha) yang berbunyi “Rata-
sedangkan kelas
skor
eksperimen
ditolak”,
sedangkan
rata-rata
postes
rata kemampuan apresiasi sastra
adalah
87.37.
dalam mengembangkan aspek afeksi
Sementara itu, skor rata-rata pretes
yang
kelas kontrol 59,25, sedangkan skor
pembelajaran respons pembaca lebih
rata-rata postes kelas kontrol adalah
tinggi daripada kemampuan apresiasi
60,13.
siswa
Simpangan
baku
kelas
menggunakan
yang
model
menggunakan
model
pembelajaran konvensional di SMP
eksperimen 8.1 sebesar 6,949 dan
Negeri
9
Palembang,
simpangan baku kelas kontrol 8.2
kebenarannya”.
terbukti
sebesar 4,001, hal ini menunjukkan simpangan baku kelas 8.1 lebih besar
Berdasarkan
dibandingkan kelas 8.2. Dari kedua
hasil
kelompok
Simpulan
pengujian
mean
model
penelitian
dapat
dilaksanakan
hasil
respons
penelitian
pembaca
di
SMP
yang
Negeri
9
disimpulkan ada perbedaan skor rata-
Palembang dapat diambil simpulan
rata kelas eksperimen dan kelas
sebagai berikut.
kontrol. Setelah dikonsultasikan pada ttabel
terdapat
perbedaan
yang
Pembelajaran mengembangkan
sastra apresiasi
untuk seni
signifikan. Hal itu dapat diketahui dari
budaya dan aspek afeksi siswa SMP
perhitungan uji t yang menunjukkan
Negeri 9 Palembang yang dirancang
bahwa thit > ttab atau 21,351 > 2,00
dengan
(db = 76) pada tingkat kepercayaan
ternyata mampu meningkatkan aspek
95%. Dengan demikian, dua hipotesis
afeksi siswa dan keterampilannya
alternatif
dalam
perbedaan
(Ho)
“Tidak
terdapat
kemampuan
apresiasi
model
respons
memahami
pembaca
karya
sastra
tradisional Sumatera Selatan. Model
Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
3
Jurnal Pembangunan Manusia respons pembaca tersebut mampu
dapat
memfasilitasi siswa dalam mengulas
mengekspresikan perasaan, pikiran,
karya
model
imajinasi, dan menilai karya sastra
dapat
secara tertulis. Dengan kata lain,
meningkatkan kreativitas siswa dalam
siswa dapat menyertakan perasaan,
menuangkan
menghubungkan
sastra.
respons
Selain
pembaca
itu,
tersebut
ide-ide
mereka
ke
pembelajaran
bebas
cerita
dengan
pengalaman, kehidupan sosial dan
dalam bentuk tulisan/karangan. Model
secara
yang
budaya, dan agama/kepercayaan.
diterapkan dalam penelitian ini terdiri dari 3 model yaitu menyertakan,
Saran
menghubungkan dan menilai. Bila
Model respons pembaca ini
model ini diterapkan secara kontinyu,
sudah selayaknya untuk diterapkan di
maka karya sastra daerah akan terus
Sekolah Menengah Pertama oleh
dapat digunakan. Dengan demikian,
karena
karya sastra akan berkembang subur
kemampuan siswa dalam berpikir dan
di kalangan pelajar. Karya sastra
berargumentasi
daerah
inovatif.
yang
struktural
diapresiasi
sangat
secara
membosankan
di
era
globalisasi lebih
Untuk
menyarankan
itu,
kepada
kritis
ini dan
peneliti guru-guru
bahasa untuk menerapkan model
siswa. pembelajaran
respons pembaca ini, agar sikap
sastra dengan menggunakan respons
afeksi siswa terhadap karya sastra
pembaca
yang
Hasil
penilaian ditinjau
dari
kualitas
dibacanya
baik
legenda
merespons dapat disimpulkan bahwa
tradisional Sumatera Selatan maupun
aspek afektif siswa berkembang dari
daerah
kurang
dengan sikap positif.
jelas
menjadi
jelas
dan
lainnya
dapat
ditanggapi
rasional berdasarkan gagasan dari setiap
tahap
model
respons
pembaca. Bentuk teks yang digunakan untuk
mengevaluasi
pembelajaran
model respons pembaca ini adalah tes esai atau uraian sehingga siswa Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
4
Jurnal Pembangunan Manusia edu.sg/REACTOld/1997/16/htm.)
Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi IV). Jakarta : PT. Rineka Cipta. Beach, Richard. 1990. “New Direction in Reseach on Response to Literature.“ Dalam Farell, E.J. dan J.R. Squire (editor), Transactions with Literature: A Fifty Year Perspectives. Urbana, IL: NCTE. Beach, Richard. 1983. A. Teacher’s Introduction to Reader Response Theories. Urbana, IL: NCTE. Beach, R.W. dan J.D. Marshall. 1991. Teaching Literature in the Secondary School. New York: Harcourt Brace Jovanovoch. Inc. Cox, Corale dan J.E. Many. 1992. “Toward an Understanding of the Aesthetic Response to Literature.” Language Arts, Vol. 69 (Januari, 1992). Fraenkel, J.R. dan N.E. Wallen. 1990. How to Design and Evaluate Research in Education. Washington: McGraw-Hill, Inc. Fraenkel, J.R. dan N.E. Wallen. 1993. How to Design and Evaluate Research in Education. Washington: McGraw-Hill, Inc. Gall, Meredith D., JP Gall dan W.R. Borg. 2003. Educational Research: An Introduction. New York: Pearson Education, Inc. Hong, Chua Seok. 1997. The Reader Response Approach to the Teaching of Literature. Available: (http/www.web.nei-
Ho, B. 1988. Dalam Hong, Chua Seok. The Reader Response Approach to the Teaching of Literature. http;//eduweb.nieedu.sg/REACTOLd/1997/1/6.h tm. Ismail,
Taufik. 2000. Pengajaran Sastra yang Efektif dan Efisien di SLTA. Widyaparwa No.54 Maret 2000. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdiknas Balai Bahasa Jogyakarta.
Leong. 1992. Dalam Hong, Chua Seok. 1997. The Reader Response Approach to the Teaching of Literature. Available: (http/www.web.neiedu.sg/REACTOld/1997/16/htm.) Kimtafsirah. 2003. “Meningkatkan Apresiasi Sastra dengan Strategi Respons Pembaca dalam Konteks Indonesia.” Makalah. Dipresentasikan dalam Seminar Nasional Paradigma Baru Pengajaran Sastra. Forum Komunikasi Mahasiswa Pascasarjana UPI Bandung. McCormack, R.L. 1993. Dalam Hong, Chua Seok. 1997. Response Approach to the Teaching of Literature. Available: (http/www.web.neiedu.sg/REACTOld/1997/16/htm.) McRae, John. 1991. Literature with a Small “I”. London: Macmillan Publishers, Ltd.
Miall, David S. 1996. Empowering the Reader: Literary Response and Classroom Learning. Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca 5 Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
Jurnal Pembangunan Manusia Available: http/www.ualberta.ca/%7E dmiall/reading/index.htm. Mulyana, Yoyo. 2000. Keefektifan Model Mengajar Response Pembaca dalam Pengajaran Pengkajian Puisi: Studi Eksperimen pada Mahasiswa JPBS FPBS IKIP Bandung, TA 1998/1999. Disertasi. Bandung: PPs UPI. Penzenstadler, Joan. 1999. Literature Teaching in Taiwan. The association of Departments of English. (http/www.ade.org/ade/buletin/ n123/123036.htm.)
Education. Makalah. Dipresentasikan dalam The Stadium General di JPBS FKIP Universitas Sriwijaya tanggal 13 Februari 2006. Palembang. Rusyana, Yus. 2003. Membangun Suasana Demokratis dalam Pendidikan Sastra di Sekolah. Makalah Pleno yang disajikan pada Kongres Bahasa Indonesia VIII di Jakarta, 1417 Oktober 2003. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas RI. Yass, B. 2000. Cerita Rakyat dari Sumatera Selatan 2. Jakarta: Penerbit PT. Grasindo.
Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1980. Cerita Rakyat (Tokoh Mitologis dan Legendaris) Daerah Sumatera Selatan. Purves, Alan dkk. 1990. How Porcupine Makes Love II: Teaching a ResponseCentered Literature Curriculum. New York:Longman Group, Ltd. Rudy, Rita I. 2005. Model Respons Nonverbal dan Verbal dalam Pembelajaran Sastra untuk Mengembangkan Keterampilan Menulis Siswa SD: Studi Kuasi-Eksperimen di SD Negeri ASMI I, III, V Wiro Bandung Tahun Ajaran 2003/2004. Disertasi. Bandung Program Pascasarjana UPI. Rudy,
Rita I. 2006. The Enlightenment of Literature Instruction at Language
Zuraida dan Nurbaiti : Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Respon Pembaca Sebagai Upaya Inovatif Mengembangkan Apresiasi Seni Budaya Tradisional Dan Aspek Afeksi Siswa SMP Negeri 9 Palembang
6