Elvinar dan Nurbaiti, Peningkatkan Kemampuan Motorik… Peningkatkan Kemampuan Motorik Anak Melalui Gerak dan Lagu Pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK Cut Mutia Banda Aceh Elvinar1 dan Nurbaiti2
Abstrak
Penelitan ini berjudul: Peningkatan kemampuan motorik anak melalui gerak dan lagu pada anak usia 4-5 tahun di TK Cut Mutia Banda Aceh. Rumusan masalah dalam penelitian ini apakah gerak dan lagu dapat meningkatkan kemampuan motorik anak usia 4-5 tahun di TK Cut Mutia Banda Aceh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan motorik anak usia 4-5 tahun melalui gerak dan lagu pada anak usia 4-5 tahun di TK Cut Mutia Banda Aceh Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian siswa adalah kelompok A sebanyak 10 orang murid di TK Cut Mutia Banda Aceh yang belajar pada kelompok A terdiri dari 6 laki-laki dan 4 perempuan pada tahun pelajaran 2014-2015. Instrumen digunakan berupa lembaran observasi, dan lembaran wawancara. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kuanitatif dengan analisis data menggunakan uji persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui gerak dan lagu sebagai media atau metode pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan motorik anak di kelompok A TK Cut Mutia Banda Aceh. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi perubahan kemampuan motorik anak setelah proses pembelajaran melalui gerak dan lagu. Perubahan tersebut diperlihatkan berdasarkan hasil siklus I pertemuan ke tiga anak yang mengalami ketuntasan belajar adalah 32% terjadi peningkatan pada hasil siklus II pada pertemuan ketiga 74%. Dengan demikian melalui gerak dan lagu dapat meningkatkan kemampuan motorik anak di kelompok A Cut Mutia Banda Aceh. Kata kunci: Kemampuan Motorik, Gerak dan Lagu
1 2
Elvinar, STKIP Bina Bangsa Getsempena Nurbaiti, STKIP Bina Bangsa Getsempena
ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |108
Elvinar dan Nurbaiti, Peningkatkan Kemampuan Motorik… Peningkatan kemampuan motorik
PENDAHULUAN
pada anak didik melalui pembelajaran gerak
1. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan
yang
paling
mendasar
dan lagu memiliki posisi yang sangat penting
dan
karena pembelajaran ini bisa menjadi kegiatan
menempati kedudukan sebgai golden age dan
yang menyenangkan bagi peserta didik, siswa
sangat trategis dalam pengembangan sumber
dapat melakukan gerakan-gerakan spontan
daya manusia. Secara umum ada tiga tahap
yang indah, mengeskpresikan diri manakala
perkembangan motorik anak pada usia dini
mendengar atau merasa suatu irama tertentu.
yaitu kognitif, asosiatif, autonomoous, juga
Melalui pembelajaran gerak dan lagu juga
kemampuan fisik motorik anak baik itu
sebagai hiburan dan eksrakulikuler bagi siswa,
motorik halus maupun motorik kasar. Pada
agar siswa tidak merasa jenuh dalam belajar
tahap kognitif, anak berusaha memahami
sehingga akan muncul ide-ide kreatifnya.
keteramplan motorik apa saja yang dibutuhkan
Kegiatan geraka dan lagu sangat melekat erat
untuk melakukan suatu gerakan tertentu. Pada
dan tidak dapat dipisahkan terutama dalam
tahap asosiatif, anak banyak belajar dan cara
memberikan pembelajaran kepada anak usia
coba meralat olahan pada penampilan atau
dini.
gerakan akan di korelasi agar tidak melakukan
2. Rumusan Masalah
kembali di masa mendatang. Pada tahap
Berdasarkan latarbelakang diatas maka
autonomous, gerakan yang ditampilakan anak
yang menjadi rumusan masalah yang akan
merupakan respon yang lebih
diteliti adalah: Apakah gerak dan lagu dapat
Berdasarkan
hasil
observasi
dan
wawancara penulis dengan guru di TK Cut Mutia Banda Aceh, bahwa perkembangan
meningkatkan kemampuan motorik anak usia 4-5 tahun di TK Cut Mutia Banda Aceh? 3. Tujuan Penelitian
motorik siswa di TK Cut Mutia Banda Aceh
Berdasarkan rumusan masalah diatas
masih rendah. Dikatakan kemampuan motorik
maka
siswa masih rendah terlihat dari sikap perilaku
mengetahui peningkatan kemampuan motorik
siswa antara tidak tertarik atau kurang aktif
anak usia 4-5 tahun melalui gerak dan lagu
dalam
pada anak usia 4-5 tahun di TK Cut Mutia
mengikuti
pembelajaran
motorik
penelitian
ini
(pendiam), tidak menirukan berbagai gerakan
Banda Aceh.
yang dicontohkan guru saat pembelajaran,
LANDASAN TEORITIS
kurang mampu dalam melakukan gerakan
bertujuan
untuk
1. Motorik Anak Usia Dini
berjalan keberbagai arah seperti berjalan maju,
1)
mundur, berjinjit, melompat ke berbagai arah,
Motorik
Pengertian Motorik merupakan
perkembangan
menggerakkan kepala, tangan dan kaki sesuai
pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan
dengan irama lagu, kurang keseimbangan
yang terkoordinir antara susunan saraf, otot,
tubuh
otak, dan sumsum tulang belakang. Jadi,
dan
kemampuan
melakukan suatu gerakan. ISSN 2086 – 1397
koordinasi
dan
dengan
demikian
perkembangan
motorik
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |109
Elvinar dan Nurbaiti, Peningkatkan Kemampuan Motorik… merupakan
perkembangan
melakukan/merespon bertambahnya
usia
suatu
kemampuan
pengendalian gerakan halus jari-jari tangan
hal,
jadi
dan pergelangan tangan. Sumatri (2005:143)
pulan
mengemukakan bahwa: “Motorik halus adalah
bertambah
kemmapuan
motoriknya.
Untuk
perorganisasian penggunaan sekelompok otot-
mengembangkan
kemampuan
motoriknya,
otot kecil seperti jari jemari dan tangan yang
anak melakukan berbagai aktivitas. Aktivitas
sering
tersebut
formal
koordinasi dengan tangan. Keterampilan yang
maupun informal, contoh dari aktivitas formal
mencakup pemanfaatan menggunakan alat-alat
misalnya kegiatan senam di sekolah, dan
untuk mengerjakan suatu objek”
dapat
dilakukan
secara
membutuhkan
contoh kegiatan informalnya yaitu berbagai
lanjut
mengemukakan
Saipul
bahwa:
menurut
dan
Sujiono
(2005:125) mengemukakan bahwa: “Motorik
permainan yang dilakukan anak. Lebih
Sedangkan
kecermatan
(2002:
23)
“Perkembangan
halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian
tubuh
pengembangan dan pengendalian gerak tubuh.
keterampilan menggunakan jari jemari tangan
Perkembangan motorik berkembang dengan
dan pergelangan tangan yang tepat, oleh
kematangan syarat dan otot”. Perkembangan
akrena
motorik pada anak meliputi motorik kasar dan
koordinasi mata dan tangan yang cermat.
halus. Motorik merupakan perkembangan
Semakin baiknya gerakan motorik halus anak
pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan
membuat anak dapat berkreasi.”
gerakan
ini
kecil
dan
dilakukan
itu
otot-otot
saja
motorik adalah perkembangan dari unsur
yang terkoordinir antara susunan saraf, otot,
oleh
tertentu
seperti
membutuhkan
b. Motorik Kasar
otak, dan spinal cord. Sedangkan motorik
Motorik kasar adalah kemampuan
halus adalah gerakan yang menggunakan otot-
gerak tubuh yang menggunakan otot-otot
otot halus atau sebagian anggota tubuh
besar, sebagian besar atau seluruh anggota
tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan
tubuh motorik kasar diperlukan agar anak
untuk belajar dan berlatih. Motorik dibagi
dapat duduk, menendang, berlari, naik turun
menjadi dua yaitu motorik halus dan kasar.
tangga
Berikut penjelasannya.
motorik kasar anak lebih dulu dari pada
a. Motorik Halus
motorik halus, misalnya anak akan lebih dulu
dan
sebagainya”.Perkembangan
Motorik halus merupakan bagian dari
memegang benda-benda yang ukuran besar
sensomotorik yaitu golongan dari rangsang
dari pada ukuran yang kecil. Karena anak
sensori (indra) dengan reaksi yang berupa
belum mampu mengontrol gerakan jari-jari
gerakan-gerakan otot (motorik) kemampuan
tangannya
sensomotorik terjadi adanya pengendalian
halusnya, seperti meronce, menggunting dan
kegiatan jasmani melalui pusat syaraf, urat
lain-lain. Masitoh (2005: 12) mengemukakan
syaraf
bahwa: “Motorik kasar adalah bagian dari
dan
sedangkan
otot-otot motorik
ISSN 2086 – 1397
yang halus
terkoordinasi, terfokus
pada
untuk
kemampuan
motorik
aktivitas motorik yang mencakup keterampilan Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |110
Elvinar dan Nurbaiti, Peningkatkan Kemampuan Motorik… otot-otot besar, gerakan ini lebih menuntut
6) Menunjukkan peningkatan daya tahan
kekuatas fisik dan keseimbangan, gerakan
dalam periode yang lebih lama, kadang-
akan motorik melibatkan aktivitas otot tangan,
kadang
kaki”.
kehilangan control diri dalam kegiatan
2. Karakteristik Motorik Kasar Anak Usia 4-5 Tahun Dalam
pemilihan
perlu
bersemangat
dan
kelompok. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
metode
untuk
mengembangkan keterampilan motorik anak, guru
terlalu
menyesuaikannya
dengan
karakteristik anak TK yang selalu bergerak, susah untuk diam, mempunyai rasa ingin tahu
Perkembangan Motorik Anak Adapun
faktor-faktor
yang
mempengaruhi kemampuan motorik halus pada anak adalah : 1) Stimulasi
yang kuat, senang bereksperimen dan menguji,
Pemberian stimulasi pada tiga tahun
mampu mengekspresikan diri secara kreatif,
pertama kehidupan anak merupakan hal yang
mempunyai imajinasi dan senang berbicara.
sangat penting bagi kehidupan anak karena
Menurut Sugiyanto (1992: 15-16)
tiga tahun pertama otak merupakan organ yang
mengemukakan bahwa: “Anak usia 4-5 tahun
sangat pesat pertumbuhan dan perkembangan.
sudah dapat melakukan aktivitas berikut ini:
Menurut
Soetjiningsih
(2007:32)
1) Berjalan dengan menggunakan tumit kaki,
mengemukakan bahwa: “Stimulasi merupakan
berjinjit, melompat tak beraturan, dan
hal yang sangat penting dalam perkembangan
berlari dengan baik.
anak, karena anak yang mendapatkan stimulasi
2) Berdiri dengan satu kaki selama 5 detik
yang terarah akan berkembang lebih cepat dan
atau lebih, menguasai keseimbangan,
baik dibanding dengan anak yang kurang atau
berdiri diatas balok 4 inci (10,16 cm),
sama sekali tidak mendapatkan stimulasi.”
tetapi mengalami kesulitan meniti balok selebar 5 cm tanpa melihat kaki.
Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang brmanfaat bagi perkembangan
3) Menuruni tangga dengan kaki bergantian,
anak, termasuk perhatian dan kasih sayang
dapat memperkirakan tempat berpijak
dari orang tua. Peran orang tua mempengaruhi
kaki.
perkembangan motorik anak. Orang tua yang
4) Dapat melompat dengan aturan tempo
memberikan stimulasi dini maka kemampuan
yang memadai dan mampu memainkan
motorik anak berkembang
permainan-permainan yang membutuhkan
Sedangkan orang tua yang sibuk bekerja
reaksi cepat.
mempunyai
5) Mulai
mengkoordinasi
gerakan-
gerakannya pada saat memanjat atau berguling pada trampolin kecil (kain layar yang
direntang
akrobat). ISSN 2086 – 1397
untuk
menampung
menstimulasi
waktu anak
yang
dengan
sedikit
berkembang
baik.
untuk secara
optimal. Berdasarkan kutipan diatas jelaslah bahwa zat gizi yang terkandung dalam makanan sangat besar pengaruhnya terhadap Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |111
Elvinar dan Nurbaiti, Peningkatkan Kemampuan Motorik… kesehatan
tubuh,
karena
tubuh
manusia
untuk mengembangkan kecerdasan ini akan
membutuhkan berbagai macam zat gizi dalam
melahirkan seorang pembelajaran analitis yang
jumlah yang seimbang.
mampu
2) Kecerdasan
menggunakan
rasio
untuk
menganalisis apa yang dilihat, diraba, dan
Kecerdasan dimiliki anak sejak
dirasakan
dilahirkan, anak yang kecerdasannya tinggi
serta
mencoba
menyelesaikan
masalah.
menunjukkan perkembangan yang lebih cepat ketimbang anak yang kecerdasannya normal atau dibawah normal.
4. Pembelajaran Gerak dan Lagu Kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang biasa anak lakukan guna
Kecerdasan
Intelegensi
meningkatkan kualitas hidup. Perkembangan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap
penguasaan gerak terjadi sejalan dengan
hasil belajar siswa, merupakan kecakapan
pertumbuhan fisik, pada masa awal dan
untuk menghadapi, melihat, menyesuaikan dan
pembentukan pola gerak dasar. Gerak dasar
kesanggupan untuk mempelajari bahan-bahan
tersebut meliputi berjalan, berlari, melompat
abstrak,
mampu
dan meloncat. Kesalahan pada gerak dasar
menyesuaikan diri ke dalam situasi yang baru
yang tidak dikoreksi akan merugikan anak
dengan
tersebut dan akan bersifat menetap dan sukar
akademis,
cepat
atau
verbal
dan
efektif.
dan
Kecerdasan
merupakan kemampuan menyesuaikan diri dengan
lingkungan
atau
belajar
dari
pengalaman”. Intelegensi mempunyai peranan penting dalam melakukan prestasi belajar siswa.
Seorang
siswa
yang
mempunyai
intelegensi tinggi akan lebih berhasil jika dibandingkan dengan siswa dengan tingkat intelegensi
rendah.
Slameto
(2002:106)
mengemukakan bahwa “Kecerdasan besar
untuk dirubah, kerugian tersebut meliputi: 1) Tidak efisiensinya gerakan,. 2) Buruknya mekanika pada saat penampilan. 3) Kemungkinan terjadinya cidera lebih besar. 4) Pengeluaran energi lebih besar/ pemborosan energi. 5) Prestasi yang diraih tidak maksimal
pengaruhnya terhadap kemajuan belajar dan
akibat dari menurunnya kualitas gerak.
situasi yang sama siswa yang mempunyai
Kemampuan
gerak
dasar
dibagi
tingkat intelegensi tinggi akan lebih berhasil
menjadi tiga kategori yaitu “ Locomotor, Non
dari pada siswa yang mempunyai tingkat
locomotor,
intelegensi rendah.”
locomotor digunakan untuk memindahkan
dan
manipulatif.
Kemampuan
Dalam penelitian ini kecerdasan yang
tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau
dimaksud adalah kecerdasan matematika yang
untuk mengangkat tubuh ke atas seperti :
mencakup
menghitung,
lompat dan loncat. Kemampuan gerak lainnya
mengukur, keterampilan mengolah angka dan
adalah berjalan, berlari, skipping, melompat,
kemahiran
meluncur, dan lari seperti kuda berlari
kemampuan
menggunakan
akal
sehat
merupakan bagian dari kecerdasan. Latihan ISSN 2086 – 1397
(gallop).
Kemampuan
non
locomotor
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |112
Elvinar dan Nurbaiti, Peningkatkan Kemampuan Motorik… dilakukan di tempat, tanpa ada ruang gerak
ritme tertentu, serta mengandung isi atau nilai
yang memadai. Kemampuan non locomotor
perasaan tertentu”
terdiri
METODE PENELITIAN
dari
menekuk
dan
meregang,
mendorong dan menarik, mengangkat dan menurunkan,
melipat
dan
memutar,
Setiap penelitian memerlukan data yang lengkap dan objektif serta mempunyai
mengocok, melingkar, melambungkan dan
metode
lain-lain.
memperoleh hasil yang baik sesuai dengan
Kemampuan
manipulatif
dikembangkan ketika anak tengah menguasai
yang
sistematis
dan
juga
cara
permasalahan yang hendak dibahas.
macam-macam obyek.
Penelitian
ini
bersifat
penelitian
Seni merupakan media ekspersi kreatif
tindakan kelas (PTK). Arikunto (2009:56)
dan aspiratif yang dapat diwujudkan melalui
mengemukakan bahwa: Penelitian tindakan
gerak dan lagu, garis, warna, bidang/sTekstur
kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan
serta suasana dan bunyi (seni musik). Tari
secara sistematis reflektif terhadap berbagai
anak atau gerak lagu dalam musik dalam
tindakan yang dilakukan oleh guru yang
pelaksanaan pembelajaran dapat dipadukan
sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya
dengan bidang-bidang lain dengan kata lain
suatu perencanaan sampai penilaian terhadap
bahwa kosep pembelajaran gerak lagu adalah
tindakan nyata di dalam kelas yang berupa
sangat mudah untuk diterapkan, simple, bisa
kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki
mengembangkan aspek pembelajaran serta
kondisi
mengembangkan kemampuan/potensi anak.
Sementara
itu,
Howard Gardner (dalam Campbell, 2002: 1)
antaranya
untuk
mengemukakan
pendidikan
bahwa: “Seni
merupakan
pembelajaran
yang
dilakukan.
dilaksanakannya meningkatkan
atau
PTK
di
kualitas
pangajaran
yang
salah satu di antara tujuh kecerdasan dasar
diselenggarakan oleh guru/pengajar-peneliti
yang sudah ada dalam sistem genetik”. Lebih
itu sendiri, yang dampaknya diharapkan tidak
lanjut Jean Piaget juga mengakui musik
ada lagi permasalahan yang mengganjal di
sebagai suatu kecerdasan bawaaan yang siap
kelas. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa
untuk terungkap pada usia antara tiga hingga
siklus yaitu siklus rencana, tindakan, observasi
empat tahun. Steiner (Campbell, 2002: 1) juga
dan refleksi. Untuk lebih jelasnya, siklus
mengemukakan bahwa musik sebagai landasan
tersebut akan dijelaskan berikut ini:
untuk
kecerdasan
otak,
kreativitas,
kemampuan matematika, dan perkembangan
1. Siklus I a. Perencanaan (planning), terdiri atas
rohani, selain barangkali sebagai bentuk seni
kegiatan:
yang paling agung sebagaimana adanya.
1) Penyusunan
Menurut (Djohan, 2005: 56) mengemukakan bahwa: “Musik merupakan kumpulan atau susunan bunyi atau nada yang mempunyai
rencana
kegiatan
harian (RKH) dan RKM 2) Penyiapan
media
pembelajaran
lagu dan musik 3) Lembar instrumen penelitian
ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |113
Elvinar dan Nurbaiti, Peningkatkan Kemampuan Motorik… b. Pelaksanaan
(acting),
terdiri
atas
6) Mengadakan
penilaian
terhadap
kegiatan;
kreativitas anak melalui gerak dan
1) Pelaksanaan program pembelajaran
lagu.
sesuai dengan jadwal.
c. Pengamatan
2) Proses pembelajaran gerak dan
menilai klasikal
yaitu
mengamati proses pembelajaran dan
lagu. 3) Secara
(observing),
hasil
sehingga
diketahui
menjelaskan
hasilnya. Atas dasar hasil tersebut
strategi dalam pembelajaran gerak
digunakan untuk merencanakan tindak
dan lagu.
lanjut pada siklus berikutnya.
4) Memodelkan strategi dan langkahlangkah
meningkatkan
d. Refleksi
motorik
menyimpulkan
anak melalui gerak dan lagu. 5) Mengadakan
observasi
(reflecting), pelaksanaan
hasil
pada
siklus
dan
mengevaluasinya
untuk
tindakan
tentang
proses pembelajaran.
yaitu
I
perbaikan
pelaksanaanya di siklus ke II. Untuk lebih jelas dapat diperhatikan siklus PTK berikut:
Gambar 3.1: Siklus Rancangan Penelitian Tindakan Kelas Sumber : Arikunto (2009) kelompok A sebanyak 10 orang murid di TK 2. Subjek Penelitian Dalam
melaksanakan
penelitian
Cut Mutia Banda Aceh terdiri dari 6 laki-laki
diperlukan data-data dari sumber tertentu yang
dan 4 perempuan pada tahun pelajaran 2014-
sesuai dengan kebutuhan atau permasalahan
2015.
penelitian. Subjek penelitian ini adalah siswa ISSN 2086 – 1397
3. Teknik Pengumpulan Data Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |114
Elvinar dan Nurbaiti, Peningkatkan Kemampuan Motorik… Dalam
pelaksanaan
semua
jenis
menyamakan
persepsi
antara
observer
penelitian termasuk penelitian tindakan kelas
(pengamat) dan observee (yang diamati)
maka prosedur atau teknik pengumpulan data
mengenai fokus permasalahan yang akan
memiliki
diamati.
peran
penting.
adapun teknik pengumpulan data dalam
b) Observasi Kelas
penelitian ini adalah:
Dalam fase ini, observer mengamati
1. Observasi
proses pembelajaran dan mengumpulkan data
Nuralam (2008:40) mengemukakan
mengenai segala sesuatu yang terjadi pada
bahwa: Observasi atau pengamatan merupakan
proses pembelajaran tersebut, baik yang terjadi
suatu teknik atau cara mengumpulkan data
pada siswa maupun situasi di dalam kelas.
dengan
melakukan
kegiatan
pengamatan
terhadap
2. Wawancara
yang sedang berlangsung. Ada
Nuralam (2008:42) mengemukakan:
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
“Interview yaitu kegiatan pengumpulan data
melaksanakan observasi, diantaranya :
dengan mengadakan wawancara langsung baik
a) Memperhatikan
fokus
penelitian,
dengan guru maupun siswa guna mendukung
kegiatan apa yang harus diamati, baik
data
yang
khusus.
Wawancara yang dimaksud adalah percakapan
Kegiatan yang umum maksudnya yaitu
yang dilakukan oleh pewawancara untuk
segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas
memperoleh iinformasi dari terwawancara,
harus diamati dan dikomentari serta
narasumber atau informan. Wawancara yang
dicatat
lapangan.
dilakukan dalam penelitian adalah wawancara
Sedangkan observasi kegiatan khusus,
dengan guru di Kelompok A TK Cut Mutia
maksudnya ialah observasi tersebut hanya
Banda Aceh yaitu ibu Nurhayati. Adapun
memfokuskan pada kegiatan khusus yang
daftar wawancara yang digunakan adalah
terjadi di dalam kelas, seperti kegiatan
sebagai berikut:
umum
tertentu
maupun
dalam
atau
yang
catatan
praktik
pembelajaran
tertentu. b) Menentukan kriteria yang diamati, dengan terlebih dahulu mendiskusikan ukuran apa yang digunakan dalam pengamatan. Dalam melaksanakan observasi ada beberapa langkah/ fase utama yang harus ditempuh, antara lain : a) Pertemuan Perencanaan Dalam menyusun rencana observasi
pada
1. Menurut motorik
saat
observasi
dilakukan.
ibu
bagaimana
kemampuan
anak
melalui
pembelajaran
dengan menggunakan gerak dan lagu? 2. Menurut
ibu
adakah
perbedaan
kemampuan anak sebelum dan sesudah diterapkan
pembelajaran
dengan
menggunakan gerak dan lagu ? 3. Menurut ibu apakah siswa merasa senang diterapkan
pembelajaran
dengan
menggunakan gerak dan lagu?
perlu diadakan pertemuan bersama untuk menentukan urutan kegiatan observasi dan ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |115
Elvinar dan Nurbaiti, Peningkatkan Kemampuan Motorik… 4. Menurut ibu bagaimana keaktifitan siswa
klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah. Aktifitas
dengan diterapkan pembelajaran dengan
siswa dalam PBM
menggunakan gerak dan lagu?
tingkat keaktifan siswa dalam PBM tersebut.
5. Apa
saran-saran
ibu
dengan
menganalisis
terhadap
Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi
pembelajaran dengan menggunakan gerak
tinggi, sedang, dan rendah. Implementasi
dan lagu?
pembelajaran dengan menganalisis tingkat keberhasilannya,
3. Teknik Analisis Data Data
yang
diperoleh
dari
kemudian
dikategorikan
hasil
dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil, dan
observasi, dan wawancara selama proses
tidak berhasil. Untuk itu dapat digunakan
penelitian akan dianalisis, setiap kegiatan
rumus sebagai berikut
belajar mengajar yang dilakukan merupakan sebagian
untuk
menentukan
P =
tindakan
f x 100% n
berikutnya. Disamping itu juga seluruh data
(Arikunto, 2009:76)
yang digunakan untuk mengambil kesimpulan
Dengan:
dan tindakan yang dilakukan.
f
= Jumlah jawaban benar
n
= Jumlah sampel
Data yang dikumpulkan pada setiap
100% = Bilangan konstanta
kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif kuantitatif
4. Indikator Keberhasilan
dengan menggunakan teknik presentase untuk
Muhadi (2011: 141) mengemukakan
melihat kecenderungan yang terjadi dalam
bahwa anak dikatakan berhasil apabila tingkat
kegiatan pembelajaran. Hasil belajar dengan
kemampuan anak mencapai nilai dengan
menganalisis nilai rata-rata yang diperoleh
ketentuan
siswa.
kemudian
dikategorikan
sebagai
berikut:
dalam
Tabel 3.2 Indikator Keberhasilan No. 1. 2. 3. 4. 5.
Interval 0 – 39,9 40,0 – 54,9 55,0 – 6,99 70,0 – 84,5 85,0 - 100
Keterangan Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik
HASIL PENELITIAN DAN
anak melalui gerak dan lagu yang dapat
PEMBAHASAN
dibagikan kepada anak, dan disesuaikan
1. Observasi Awal
dengan
tema-tema
pembelajaran
pada
Dalam tahap tindakan terlebih dahulu
kurikulum tingat satuan pendidikan 2010 di
disediakan bahan dan alat berupa tipe dan
Taman Kanak-Kanak. Kemudian dilakukan
kaset guna meningkatkan kemampuan motorik
pengamatan awal dengan menggunakan tabel
ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |116
Elvinar dan Nurbaiti, Peningkatkan Kemampuan Motorik… observasi tentang hasil belajar pembelajaran
dimaksud sebagaia alat untuk mengamati
gerak dan lagu dalam meningkatan motorik
kondisi pembelajaran pengembangan aspek
anak.
pembiasaan perilaku di kelompok belajarnya Selanjutnya
dibuatlah
skenario
pada
saat
anak
melaksanakan
kegiatan
pembelajaran yang berlaku pada pembelajaran
pembelajaran. Kegiatan lain yang dilakukan
di TK Cut Mutia Banda Aceh, yaitu berupa
dalam tahap persiapan adalah merancang alat
rencana kegiatan harian (RKH). Skenario
evaluasi yang digunakan untuk mengukur
pembelajaran yang sesuai dengan tema-tema
peningkatan
dan
bidang
meningkatkan motorik anak melalui gerak dan
pengembangan aspek pembiasaan prilaku,
lagu dengan non tes. Penilian non tes
indikator dengan menggunakan komponen-
dilakukan dengan mengamati kegiatan anak
komponen melalui gerak dan lagu yang lebih
selama
efektif dan efisien.
motorik anak dan di isi pada lembar observasi,
kompetensi
Setelah pembelajaran,
dasar
dari
menyusun peneliti
juga
skenario menyusun
lembaran observasi. Lembaran observasi ini
hasil
berlangsung
belajar
anak
pembelajaran
dalam
dalam
baik hasil siklus I maupun siklus II. Berikut adalah rekapitulasi siklus I pada pertemuan
ke-1,
ke-2
dan
ke-3
Tabel 4.5 Rekapitulasi Siklus I Pertemuan ke-1, ke-2, dan ke-3 Tahap Pertemuan
BB 30% 22% 16% 22,66%
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Rata-Rata Dari tabel 4.5 di atas dapat dilihat
Persentase Siklus I MB BSH 24% 26% 22% 28% 22% 30% 22,66% 28%
BSB 20% 26% 32% 26%
10 orang anak yang menjadi subyek penelitian
bahwa dalam proses belajar mengajar dalam
(26%)
meningkatkan
anak
berkembangan sangat baik, (28%) yang masuk
mengalami
katagori berkembang sesuai dengan harapan,
peningkatan setiap pertemuannya. Dari kondisi
(22,66%) masuk katagori mulai berkembang
awal sampai dengan siklus I pertemuan ke-3.
dan
Dengan nilai rata-rata yang diperoleh adalah
berkembang.
melalui
gerak
ISSN 2086 – 1397
kemampuan dan
motorik
lagu
yang
(22,66%)
masuk
dalam
dikatagorikan
katagori
belum
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |117
Elvinar dan Nurbaiti, Peningkatkan Kemampuan Motorik…
80% 60% Pertemuan I
40%
Pertemuan II
20%
Pertemuan III
0% BB
MB
BSH
BSB
Persentase Siklus I
Gambar: 4.1 Diagram Batang Persentases Peningkatan Motorik Anak pada Siklus I
2. Deskripsi Hasil Siklus II a. Perencanaan Kegiatan perencanaan yang dilakukan pada siklus II adalah bekerja sama dengan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan baik secara berkelompok maupun secara pribadi seperti yang sudah diajarkan. Kegiatan ini dilakukan pada 3 kali pertemuan.
observer menetapkan urutan materi pelajaran
c. Observasi
dan cakupannya, mempersiapkan beberapa hal
d. Refleksi
yang akan diperlukan dalam pelaksanaan
Pada
siklus
II
ini
pelakasanaan
penelitian yaitu membuat RKH, menyusun
pembelajaran sudah berjalan sangat baik, yaitu
instrumen aktifitas anak serta membuat media,
dari persiapan sampai akhir pembelajaran
alat dan bahan sesuai dengan indikator yang
sudah
akan diajarkan, dan mendesain alat evaluasi
direncanakan. Kegiatan pembelajaran sudah
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
diterapkan guru dengan sangat baik terlihat
b. Pelaksanaan
dari antusias siswa dalam kegiatan apresiasi
berjalan
sesuai
dengan
yang
Pada tahap ini, guru melakasanakn
dan motivasi, pertanyaan motivasi yang
kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang
diajukan guru sebagai besar siswa bisa
telah direncakan. Guru melaksanakan kegiatan
menjawab. Terlihat keaktifan dan antusias
dengan media sama dengan siklus II bedanya
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
pada siklus I anak mengerjakan tugas secara
Guru
kelompok maka pada siklus II anak melakukan
sehingga siswa belajar tanpa ada tekanan,
kegiatan secara individual.
pemanfaat sumber belajar telah berhasil
Tahap berikutnya guru memberikan
menguasai
mengajak
siswa
suasana
untuk
pembelajaran
mendapatkan
klarifikasi dan penguatan terhadap materi yang
pengalaman pembelajaran yang menarik dan
telah dikerjakan serta memberikan bimbingan
menumbuhkan ketertarikan siswa pada sumber
pada anak yang belum memahami materi yang
pembelajaran. Kegiatan penutup dilaksanakan
dipelajari. Pada akhir pelajaran, guru memberi
oleh guru dengan baik hal ini terlihat dari
tugas pada anak untuk menyebutkan kembali
keterlibatan siswa dalam menyimpulkan hasil
ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |118
Elvinar dan Nurbaiti, Peningkatkan Kemampuan Motorik… pembelajaran, kegiatan evaluasi juga sudah
dan tindak lanjut juga sudah dilaksanakan guru
berjalan dengan lancar, kegiatan pemantapan
dengan baik.
Tabel 4.9 Rekapitulasi Siklus II Pertemuan ke-1, ke-2, dan ke-3 Tahap Pertemuan
Persentase Siklus II MB BSH 14% 38% 10% 24% 8% 16% 10,66% 26%
BB 12% 2% 0% 4,66%
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Rata-Rata
Dari tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa
tingkat
kemampuan
anak
BSB 36% 64% 74% 58%
subyek penelitian (58%) yang masuk dalam
dalam
katagori berkembangan sangat baik, (26%)
meningkatkan motorik melalui gerak dan lagu
yang masuk katagori berkembang sesuai
mengalami peningkatan. Dari siklus I kesiklus
harapan, (10,66%) masuk katagori mulai
II. Dengan nilai rata-rata yang diperoleh pada
berkembang dan (4,66%) dikatagorikan belum
siklus II dari 10 orang anak yang menjadi
berkembang.
80% 60% Pertemuan I
40%
Pertemuan II
20%
Pertemuan III
0% BB
MB
BSH
BSB
Persentase Siklus I
Pembahasan Setelah diadakan penelitian tindakan
pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Dari kondisi awal jumlah anak
kelas terhadap anak TK Cut Mutia Banda
yang
Aceh dengan melalui dua siklus, ternyata
harapan dan anak yang berkembang sangat
membawa hasil yang memuaskan bagi peneliti
baik/optimal
maupun para dewan guru. upaya peningkatan
meningkat pada siklus I menjadi 32% atau
motorik melalui gerak dan lagu hasilnya dapat
berkembang dengan baik belum optimal. Dan
dilihat pada hasil observasi yang telah
pada siklus II meningkat lebih baik lagi
dilaksanakan.
menjadi
Persentase kemampuan anak dalam mengikuti kegiatan dari mulai studi awal
sudah
berkembang
dengan
74%
sesuai
persentase
berkembangan
dengan
14%
sangat
baik/optimal. Adapun rekapitulasi peningkatan tiap siklus adalah sebagai berikut:
sampai pelaksanaan perbaikan pembelajaran ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |119
Elvinar dan Nurbaiti, Peningkatkan Kemampuan Motorik… Tabel 4.11. Rekapitulasi Rata-Rata Peningkatan Tiap Siklus Tahap Siklus
Persentase BB 34% 22,66% 4,66%
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
MB 30% 22,66% 10,66%
BSH 22% 28% 26%
BSB 14% 26% 58%
60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Kondisi Awal Siklus I Siklus II BB
MB
BSH
BSB
Rekapitulasi Tiap Siklus
Gambar 4.3. Diagram Batang Peningkatan Motorik Siklus I dan Siklus II
Persentase kemampuan anak dalam
tinggi (T), (3) 21%-50% dikatagorikan rendah
mengikuti kegiatan dari mulai studi awal
(R).
sampai pelaksanaan perbaikan pembelajaran
meningkatakn
pada siklus I dan siklus II mengalami
kegiatan
peningkatan. Dari kondisi awal jumlah anak
pengamatan sebelumnya. Dengan demikian
yang
kriteria
sudah
berkembang
sesuai
dengan
Kemampuan
anak
apabila
anak
persentase
meningkat
keberhasilan,
dikatakan
dari
peneliti
hasil hasil
dapat
harapan dan anak yang berkembang sangat
menetapkan nilai rata-rata antara 61%-80%
baik/optimal
14%
dengan katagori tinggi (T) hal ini juga
meningkat pada siklus I menjadi 26% dan
tergantung rasional yang dijadikan oleh guru
pada siklus II meningkat lebih baik lagi
yang ada di TK Cut Mutia Banda Aceh.
dengan
persentase
menjadi 56%. Berdasarkan uraian diatas maka dapat
Berdasarkan tindakan
yang
dari
seluruh
menunjukkan
hasil
terjadinya
disimpulkan bahwa melalui gerak dan lagu
peningkatan motorik anak melalui gerak dan
dapat meningkatkan motorik anak, hal ini
lagu serta peningkatan terhadap kemampuan
dikatagorikan baik karena berada pada interval
guru dalam melaksanakan proses belajar
76,1. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto
mengajar, maka dapat disimpulkan bahwa
(2006:241) mengemukakan bahwa: untuk
penggunaan gerak dan lagu sebagai metode
menentukan bahwa aktifitas anak meningkat
atau teknik pembelajaran dapat digunakan
maka interprestasi aktifitas belajar anak adalah
dalam peningkatan motorik anak.
sebagai berikut: (1) 81%-100% dikatagorikan
Perkembangan kemampuan motorik
sangat tinggi (ST), (2) 61%-80% dikatagorikan
anak melalui gerak dan lagu penelitian ini
ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |120
Elvinar dan Nurbaiti, Peningkatkan Kemampuan Motorik… selalu mengalami peningkatan pada setiap
pembelajaran dengan menggunakan gerak dan
pertemuan dari sebelum tindakan, siklus I
lagu yang disukai anak. Dalam pembelajaran
sampai siklus II. Pada tahap awal sebelum
itu anak dapat menerima banyak rangsangan
adanya
selain dapat membuat dirinya senang juga
tindakan
dalam
penelitian
ini
kemampuan motorik anak dalam kegiatan
dapat menambah pengetahuan anak.
gerak dan lagu ini masih terlihat rendah, ini
Sikap guru dalam membimbing anak
dapat dilihat dari persentase yang diperoleh.
juga
sangat
Bahwa anak belum dapat bergerak atau
peningkatan motorik anak yang sebelumnya
melakukan motorik kasar dengan baik. Sikap
guru kurang sabar membimbing anak, kurang
anak dalam proses pembelajaran sebelum
memberikan motivasi dan kurang memahami
tindakan juga memperlihatkan belum antusias
cara meningkatkan motorik anak, tidak selalu
dan belum percaya diri dalam menuntaskan
sama dengan anak yang lainnya dan kurang
kegiatan.
eksperesif dalam menjelaskan sesuatu menjadi lebih
meningkatkan
motorik
memberikan motivasi, semangat dan pujian,
anak, ini terlihat adanya peningkatan dan
ekspresif, dan memberikan kegiatan sesuai
ketertarikan anak dalam melakukan setiap
dengan kemampuan anak sehingga anak
kegiatan. Akan tetapi, hasil yang dicapai
menjadi lebih bersemangat dan tidak mudah
belum optimal. Hal ini disebabkan karena anak
menyerah.
kemampuan
belum begitu mengenal metode baru yang
Respon
menghadapi
keberhasilan
Melalui kegiatan gerak dan lagu ini dapat
sabar
mempengaruhi
anak
kesulitan
dalam
anak
mengikuti
digunakan oleh gurunya dan perlunya motivasi
kegiatan juga sangat baik, cara belajar anak
yang besar supaya anak bersemangat dalam
tentang peningkatan motorik anak dan sikap
melakukan setiap kegiatannya. Kegiatan geak
antusias anak terhadap pembelajaran yang
dan lagu ini merupakan salah satu alternative
baru, dan peningkatan motorik anak mulai
untuk meningkatkan kemampuan motorik
terlihat
anak.
sebelumnya baru bisa melihat menjadi bisa Dengan demikian peningkatan motorik
berkembang
yang
baik,
anak
mempelajari gerakan dengan baik dan benar
anak setelah melalui pembelajaran dengan
secara
berkelompok
maupun
perorangan.
menggunakan gerak dan lagu anak mengalami
Walaupun keberhasilan peningkatan motorik
perubahan yang meningkat dan membawa
anak jauh dari sempurna, namun kegiatan
nilai positif pada proses pembelajaran di TK
pembelajaran anak melalui gerak dan lagu
Cut Mutia Banda Aceh. Hal ini terlihat dari
menunjukkan perubahan yang positif menuju
sikap guru yang sebelumnya guru kesulitan
ke arah yang lebih baik.
memilih cara atau metode yang tepat untuk meningkatkan motorik anak. Sekarang cara guru
memilih
metode
menjadi
lebih
menyenangkan bagi anak, seperti menerapkan ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |121
Elvinar dan Nurbaiti, Peningkatkan Kemampuan Motorik… a) Guru diharapkan dapat memanfaatkan
PENUTUP
hasil penelitian ini sebagai salah satu cara
1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa:
anak di TK Cut Mutia Banda Aceh, dan
1) Melalui gerak dan lagu sebagai media atau
metode
untuk meningkatkan kemampuan motorik
pembelajaran
dapat
guru
sebaiknya
kreatif
permainan-permainan
merancang
yang
dapat
kemampuan
motorik
meningkatkan kemampuan motorik anak
mengembangkan
dalam proses pembelajaran anak TK Cut
anak. Alat main atau peraga tidak harus
Mutia Banda Aceh terutama dilihat pada
mahal tetapi bisa dibuat sendiri dengan
aspek: (1) anak mampu berjalan mundur,
memanfaatkan lingkungan sekitar.
berjalan kesamping pada gars lurus sejauh
b) Dalam
proses
proses
2-3 meter sambil membawa beban, (2)
diharapkan
anak mampu berdiri dengan tumit diatas
pembelajaran sesuai dengan materi yang
satu kaki dengan seimbang, (3) anak
dipelajari
agar
mampu mengepresikan berbagai gerakan
kondusif.
karena suasana pembelajaran
kepala tangan atau kaki sesuai dengan
menyenangkan, dan semua siswa terlibat
irama musik dan ritmk dengan lentur, (4)
aktif dalam pembelajaran berdasarkan
anak mampu melakukan gerakan bebas
masalah, sehingga pada akhirnya akan
dengan irama musik dan (5) anak mampu
meningkatkan prestasi belajar siswa.
mengepresikan
diri
dalam
gerakan
bervariasi dengan lentur dan lincah.
siswa
pembelajaran
dapat
suasana
mengikuti
kelas
lebih
c) Kepala TK Cut Mutia Banda Aceh, khususnya, diharapkan dapat menambah
2) Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
sarana dan prasarana sekolah khususnya
terjadi perubahan kammpuan motorik
media dalam pembelajaran, sehingga hasil
anak setelah proses pembelajaran melalui
belajar akan tercapai dengan baik. Guna
gerak dan lagu. Perubahan tersebut
mendukung
diperlihatkan berdasarkan hasil siklus I
menggunakan strategi yang tepat dan
pertemuan ketiga anak yang mengalami
menfasilitasi media untuk meningkatkan
ketuntasan belajar adalah 32% terjadi
kemampuan motorik anak.
peningkatan
pada
hasil
siklus
II
pertemuan ketiga 74%. 2. Saran Berdasarkan kesimpulan dan kondisi
d) Kepada
upaya
peneliti
guru
lain
yang
dalam
ingin
melakukan penelitian yang sama pada penggunaan
model
praktek/latihan
baik
pembelajaran secara
individu
selama dilakukannya penelitian, maka peneliti
maupun kelompok, diharapkan dapat
dapat memberikan saran-saran untuk tindakan
melakukan penelitian yang lebih baik lagi
lebih lanjut sebagai berikut:
agar diperoleh data yang signifikan dan menghasilkan kemampuan yang baik.
ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |122
Elvinar dan Nurbaiti, Peningkatkan Kemampuan Motorik… DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 2009. Sertifikasi Guru, Panitia Rayon 114, 2011. Materi III Pengembangan Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini. Surabaya: UNESA Annonimous. 2010. Pemanfaatan-barang-bekas-sebagai-alat.html. Dengan beberapa perubahan dan pengeditan. Diunduh pada Kamis, 14 Maret 2014, pukul 17.28 WIB Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: Rineca Cipta. ----------------------. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: Rineca Cipta. Campbell Don. 2002. Efek Mozart Bagi Anak-Anak Meningkatkan Daya Pikir, Kesehaan, dan Kreativitas Anak Melalui Musik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Depdiknas. 2004. Pembinaan Kepribadian Anak TK Berbasis Pendidikan Multikultural dan Pelaksanaan Bidang Pengembangan Pembiasaan. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Djohan. 2005. Psikologi Musik. Yoyakarta: Buku Baik. Hibana. 2006. Konsep Dasar Pendidkan Anak Usia Dini. Yogyakarta: PGTKI Press. Munandar, Utami. 2004. Kreativitas dan Keberbakatan. Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama. Nuralam. 2008. Penelitian Pendidikan Matematika, Banda Aceh: Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniriy. Nursisto. 1999. Model Pengembangan Motorik Anak Prasekolah. Jakarta: Ditjen Olahraga Depdiknas. Sachari, Agus. 2006. Seni Rupa dan Desain untuk SMA Kelas X. Erlangga: Bandung. Slameto. 2005. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:Bumi Aksara. Sujiono. 2005 Pengantar Psikologi Umum. (Edisi Revisi Cetakan ke-5). Yogyakarta: Andi Offset. Soetyobudi, dkk. 2006. Keterampilan Keterampilan Proses, Jakarta:Gramedia. UU RI. Nomor. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tanti Yuniar, (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Agung Media aulia.
ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |123