PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR SUPER NATURAL NUTRITION (SNN) PADA BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN KONSENTRASI BERBEDA GRANT OF SUPER NATURAL ORGANIC FERTILIZER LIQUID SUPER NATURAL NUTRITION (SNN) THE SEED OF COCOA (Theobroma cacao L) WITH DIFFERENT CONCENTRATION Yuanita Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Jurusan Manajemen Pertanaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda email :
[email protected] ABSTRACT Liquid organic fertilizer super natural nutrition (SNN) is a fertilizer that is able to spur the growth of roots, stems, leaves, stimulate the activity of soil microorganisms more effective and able to restore soil fertility. The purpose of this study was to determine the effect of liquid organic fertilizer super natural nutrition (SNN) on growth of cocoa seedlings (Theobroma cacao L). This research was conducted during two months commencing on the date of December 6, 2014 to the date of January 31, 2015 which includes the preparation, execution and data retrieval. This research was conducted in the area of production of Agricultural Polytechnic State Laboratory of Samarinda. This study used three treatments, namely P0 (without treatment / control), P1 (15 ml of liquid organic fertilizer super natural nutrition (SNN) / 5 l of water), P2 (25 ml of liquid organic fertilizer super natural nutrition (SNN) / 5 l water ), each treatment was repeated 10 times in repetition so that the number of plants is 30 cacao seeds. From the results of the study showed that treatment with P1 concentrations (15 ml of liquid organic fertilizer super natural nutrition (SNN) / 5 l of water) on all the meters of good plant height, leaf number and stem diameter of the fastest growing. The high growth of plants weeks 2, 4, 6 and 8 are 22.08 cm, 23.77 cm, 24.85 cm and 25.97 cm, the highest increase in the number of leaves weeks 2, 4, 6, and 8 is 6 strands, 7 strands, strands 9, and 12 strands. The growth of the number of stem diameter seen at weeks 2, 4, 6 and 8 are 3.47 mm, 4.12 mm, 507 mm and 6.12 mm. Keywords: Seed Cocoa (Theobroma cacao L), organic fertilizers are looking super natural nutrition (SNN)
PENDAHULUAN Dewasa ini perkembangan kakao di Indonesia terutama tanaman kakao rakyat dan perkebunan swasta sangat besar, hal ini memberikan harapan untuk meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan petani kakao. Peluang untuk perkembangan tanaman kakao di Indonesia memang sangat memunkinkan terutama dilihat dari segi ekologi yang mendung misalnya lingkungan dan iklim.Kakao merupakan salah satu komoditi ekspor nonmigas yang memilih prospek cukup cerah sebab permintaan didalam negeri juga semakin meningkat dengan semakin berkembangnya sektor agro industri di Indonesia. Hal ini menjadi kendala dalam bidang perkakaoan di Indonesia, yaitu masalah mutu biji yang kurang baik, maka perlu mendapatkan perhatian agar petani kakao tidak rugi dan ganti haluan. Mutu biji kakao sangat mempengaruhi banyak faktor, misalnya tingkat produsen, jenis kakao, keadaan tanah, tinggi tempat, suhu, kelembaban udara, curah hujan, pemeliharaan, pemupukan, dan lain-lain. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik adalah proses prementasi
biji kakao, karena kegagalan pada proses prementasi tidak dapat diperbaiki pada proses selanjutnya (Susanto, 2004). Keadaan alam di Kalimantan Timur memungkinkan dilakukannya pembudidayaan berbagai jenis tanaman perkebunan dan tanaman pangan, baik lokal maupun yang berasal dari luar negeri. Ditinjau dari aspek agroklimatologis, kalimantan sangat potensial untuk pembudidayaan tanaman perkebunan, contohnya tanaman perkebunan kelapa sawit, karet, kakao, kelapa dalam dan lada. Selain itu aspek teknis, ekonomis, dan sosial juga sangat mendukung pengusahaan tanaman perkebunan di negeri kita. Dari segi ekonomis dan bisnis, kakao layak diusahakan untuk memenuhi permintaan konsumen yang cukup tinggi dan saat ini usaha pengolahan kakao sedikit dan umumnya masih diusahakan dalam skala yang relatif kecil dengan manajemen yang sederhana (Isro’i, 2008). Untuk mendapatkan tanaman kakao sehat perlu dilakukan pemeliharaan yang intensif. Salah satu upaya pemeliharaan yaitu dengan cara pemupukan. Pemupukan adalah tindakan pemberian unsur-unsur hara pada konplek tanah yang baik langsung maupun tidak langsung dapat
27 mengembangkan bahan makanan pada tanaman. Pemupukan bertujuan untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah agar tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pemtumbuhan tanaman. Kesadaran manusia akan keberadaan sumber daya alam semakin meningkat, manusia dituntut untuk menjaga kelestarian alam disamping mengupayakannya agar tetap memberi dan mendukung kebutuhan hidup. Upaya mendayagunakan alam ini dilakukan melalui budidaya tanaman. Dalam upaya tersebut penggunaan dan pemilihan pupuk untuk memacu pertumbuhan dan produksi harus dipertimbangkan secara bijak.Ini semata-mata untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut. Sejalan dengan kemajuan teknologi dan tuntutan zaman, keragaman pupuk semakin bertambah. Lebih menarik lagi saat ini sudah semakin bergesernya pupuk yang mengandung bahan kimia oleh pupuk yang bersifat ramah lingkunan, yaitu pupuk organik. Pupuk ramah lingkungan tersebut tetap memiliki kemampuan memacu pertumbuhan dan produksi tanaman (Lingga dan Marsono, 2008). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair super natural nutrition (SNN) pada pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao L). METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah : Parang, cangkul, alat tulis, penggaris, staples, mikrokalifer digital, ember , tanah sub soil dan alat lubang tanam. Bahan yang digunakan adalah : Benih kakao , polybag (25 cm × 30 cm) pupuk organik cair super natural nutrition, insektisida matador dan kertas lebel. B. Perlakuan Penelitian Penelitian ini terdiri dari 3 perlakuan, tiap perlakuan diulang sebanyak 10 bibit kakao maka jumlah seluruh bibit adalah 30 bibit kakao. Perlakuan terdiri dari: P0 = Tanpa perlakuan (kontrol) P1 = Pemberian pupuk organik cair super natural nutrition (SNN) 15 ml / 5 l air. P2 = Pemberian pupuk organik cair super natural nutrition (SNN) 25 ml / 5 l air. C. Prosedur Penelitian 1. Pembersihan Lahan Tempat penelitan kita lakukan pembersihan diareal Laboratarium produksi
Budidaya Tanaman Perkebunan untuk digunakan pembibitan tanaman kakao, pembersihan menggunakan parang dan cangkul sehingga lahan yang akan digunakan untuk pembibitan tanaman kakao sehingga bersih bebas dari gulma. 2. Persiapan Media Tanaman Tanah yang digunakan adalah tanah sub soil (lapisan kedua) yang kita ambil diareal Laboratarium Produksi Budidaya Tanaman Perkebunan, tanah tersebut kita cangkul kemudian kita bersihkan dari gulma dan akar. Setelah bebas dari gulma dan akar kita masukan kedalam polybag yang ukuranya 25 cm × 30 cm jumlah polybag yang kita isi dengan tanah sebanyak 30 buah polybag. Kemudian kita acak semua perlakuan dengan cara kita potong kertas kecil-kecil kemudian kita masukan kedalam botol kemudian dilakukan pengocokan setelah selesai pengacakan baru kita atur susun polybag tersebut sebanyak 3 baris setiap baris 10 polybag. 3. Persiapan Benih Kakao Benih yang digunakan adalah benih jenis criollo yang berasal dari kebun percontohan Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan, mengambil buah kakao yang telah masak/matang, benih kakao dipecahkan dengan menggunakan pisau setelah itu diambil biji kakao yang bagian tengah saja karena bagian tengah bagus dijadikan bibit. setelah itu kita rendam selama 3 hari untuk menghilangkan lendir lendir yang ada pada biji kakao kemudian di semai selama 1 bulan. 4. Penaman Bibit Kakao Penanaman dilakukan setelah persemaian sudah ber umur 1 bulan setelah itu ditanam dalam polybag yang berukuran 25 cm × 30 cm sebelum ditanam kedalam polibag tanah dalam polibag kita lubangi dengan alat lubang tanam setelah itu kita tanam bibit kakao yang berumur 1 bulan, pemindahan bibit kakao dilakukan dengan hati-hati agar bibit kakao tersebut tidak mengalami kerusakan. 5. Pemberian Pupuk Organik Cair Super Natural Nutrition (SNN) Pemberian pupuk organik cair super natural nutrition (SNN) dilakukan dengan cara menyemprotkan ketanaman. Pupuk organik cair super natural nutrition (SNN)
28 untuk perlakuan P1 dicampurkan dengan 15 ml pupuk organik cair super natural nutrition (SNN) dengan 5 l air dan perlakuan P2 dicampurkan dengan 25 ml pupuk organik cair super natural nutrition (SNN) dengan 5 l air. Pemberian pupuk organik cair super natural nutrition (SNN) diberikan dengan cara menyemprotkan pupuk organik cair super natural nutrition (SNN) yang udah dicampurkan dengan air. 1 bibit tanaman diberikan 0,5 l dan diberikan pada saat tanaman berumur 1 minggu setelah tanam. Pemberian pupuk organik cair super natural nutrition (SNN) hanya sekali saja dalam pemberian pupuknya. 6. Pemeliharaan a. Penyiraman Penyiraman dilakukan untuk mencegah terjadinya kekeringan tanaman muda, dan mempermudah tanaman mengambil zat-zat hara yang diperlukan. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari atau disesuaikan dengan keadaan tanah dalam polybag, apa bila turun hujan maka tanaman tidak dilakukan penyiraman. b. Penyiangan Penyiangan gulma yang berada diluar polybag dan di dalam polybag dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut gulma yang ada didalam polybag dan sekitar polybag. c. Pengendalian hama Pengendalian hama menggunakan insektisida (matador). Pengendalian jika ada tanda-tanda di tanaman bolong daun nya atau pun ada hama yang nempel di daun kakao maka dikendalikan dengan menggunakan insektisida (matador) pengendalian dilakukan 2 minggu sekali dengan cara menyemprot daun kakao. E. Pengambilan dan Pengolahan Data 1. Pengambilan data Data yang diambil pada pengamatan ini adalah a. Tinggi Tanaman (cm) Pengambilan data tinggi tanaman dihitung 1 cm dari permukaan tanah, pengambilan data tinggi tanaman menggunakan penggaris kemudian diberi tanda, perhitungan dilakukan pada
minggu ke-2, minggu ke-4, minggu ke-6 dan minggu ke-8. b. Jumlah Daun (helai) Pengambilan data jumlah daun yang ada pada tanaman kakao dilakukan pada saat minggu ke-2, minggu ke-4, minggu ke-6 dan minggu ke-8. c. Diameter Batang (mm) Pengukuran diameter batang diambil dari 3 cm dari permukaan tanah menggunakan alat mikrokalifer digital kemudian diberi tanda. Pengukuran dilakukan pada saat minggu ke-2, minggu ke-4, minggu ke-6 dan minggu ke-8. 2. Pengolahan Data Penelitian ini menggunakan hitungan sederhana berupa nilai rata-rata (Sugandi dan Sugiarto, 1994) rumus yang digunakan adalah : ∑× Ẋ= Ẋ = Rata-rata hitungan n = Banyaknya data × = varitas yang diteliti HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Tinggi Tanaman (cm) Berdasarkan hasil pengamatan pemberian pupuk organik cair super natural nutrition (SNN) terhadap pertumbuhan tinggi tanaman bibit kakao dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Pemberian Pupuk Organik Cair Super Natural Nutrition (Snn) Pada Bibit Kakao (Theobroma Cacao L) Dengan Konsentrasi Berbeda Terhadap Rata-rata Pertumbuhan Tinggi Tanaman (cm) Bibit Kakao Rata-rata Perlakua Minggu Minggu Minggu Minggu n ke 2 ke -4 ke-6 ke-8 P0
21.12 cm
22.73 cm
23.83 cm
24.52 cm
P1
22.08 cm
23.77 cm
24.85 cm
25.97 cm
P2
21.64 cm
23.36 cm
24.37 cm
25.03 cm
Dari tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa pada perlakuan P1 (pupuk organik cair 15 ml/ 5 l air) menghasilkan rata-rata tertinggi pada bibit kakao yaitu 22.08 cm, 23.77 cm, 24.85 cm,
29 25.97 cm, sedangkan rata-rata terendah ditunjukkan pada perlakuan P0 (tampa perlakuan / kontrol) yaitu 21.12 cm, 22.73 cm, 23.83 cm, 24.52 cm. 2. Jumlah Daun (helai) Berdasarkan hasil pengamatan pemberian pupuk organik cair super natural nutrition (SNN) terhadap pertambahan jumlah daun (helai) bibit kakao dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Pemberian Pupuk Organik Cair Super Natural Nutrition (Snn) Pada Bibit Kakao (Theobroma Cacao L) Dengan Konsentrasi Berbeda Terhadap Rata-rata Pertambahan Jumlah Daun (helai) bibit kakao Rata-rata Perlakuan Minggu Minggu Minggu Minggu ke-2 ke -4 ke-6 ke-8 P0 4 helai 5 helai 7 helai 9 helai P1 6 helai 7 helai 9 helai 12 helai P2 5 helai 6 helai 8 helai 11 helai
Dari tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa pada perlakuaan P1 (pupuk organik cair 15 ml/ 5 l air) menghasilkan rata-rata pertambahan jumlah daun yaitu 6 helai, 7 helai, 9 helai, 12 helai, sedangkan ratarata terendah ditunjukkan pada perlaku P0 (tampa perlakuan / kontrol) yaitu 4 helai, 5 helai, 7 helai, 8 helai. 3. Diameter Tanaman (mm) Berdasarkan hasil pemberian pupuk organik cair nutrition (SNN) terhadap diameter batang bibit kakao pada tabel berikut:
pengamatan super natural pertumbuhan dapat dilihat
Tabel 3. Pemberian Pupuk Organik Cair Super Natural Nutrition (Snn) Pada Bibit Kakao (Theobroma Cacao L) Dengan Konsentrasi Berbeda Terhadap Rata-Rata Pertumbuhan Diameter Batang (mm) bibit kakao
Perlakuan P0 P1 P2
Minggu ke-2 3.32 mm 3.46 mm 3.37 mm
Rata-rata Minggu Minggu ke -4 ke-6 3.87 mm 4.42 mm 4.12 mm 5.07 mm 4.04 mm 4.69 mm
Minggu ke-8 4.87 mm 6.12 mm 5.37 mm
Dari tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa dalam perlakuan P1 (dengan konsentrasi 15 ml/ 5 l air) menghasilkan rata-rata diameter batang tertinggi yaitu 3.46 mm, 4.12 mm, 5.07 mm 6.12 mm, sedangkan rata-rata terendah ditunjukkan pada perlakuan P0 (tanpa perlakuan / kontrol) yaitu 3.32 mm, 3,87 mm, 4,42 mm, 4,87 mm.
B. Pembahasan Dari hasil pengamatan pemberian pupuk organik cair super natural nutrition (SNN) pada pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang menunjukan pada perlakuan P1 terliahat pertumbuhan yang tercepat. 1. Tinggi Tanaman Berdasarkan hasil pengamatan ratarata tinggi tanaman kakao pada tabel 1 menunjukan bahwa perlakuan P1 dengan pemberian pupuk organik cair super natural nutrition (SNN) dengan konsentrasi 15 ml/5 l air menghasilkan tinggi tanaman lebih tinggi dibandingkan perlakuan P2 dan P0. Hal ini di duga pada perlakuan P1 kandungan nutrisi nya dapat mempercepat pertumbuhan tinggi tanaman kakao. Sesuai dengan pendapat Sutedjo, (2008) bahwa pupuk organik cair super natural nutrition (SNN) berbagai jenis unsur hara dan zat yang diperlukan tanaman. unsur hara yang diperlukan tanaman yang ada di pupuk organik super natural nutrition (SNN) Nitrogen (25%), Phospat (25%) Kalium (25%) Magnesium (lengkap) dan kalium (lengkap) dan zat yang diperlukan tanaman yang ada di pupuk organik cair super natural nutrition (SNN) zat pengatur tumbuh Auksin, Sitokinin dan giberlin. pada umumnya unsur hara sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan tinggi tanaman serta meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman. Pada perlakuan P2 lebih rendah dari P1 hal ini diduga disebabkan karena terjadinya kelebihan unsur hara yang menyebabkan terjadinya penurunan rata-rata tinggi tanaman kakao. Hal ini sesuai dengan pendapat Wijaya, (2008) bahwa pada pemberian pupuk organik cair super natural nutrition (SNN) dengan berlebihan dapat menyebabkan suplay unsur hara berlebihan dan menghambat pertumbuhan tinggi tanaman dan memacu pertumbuhan luas daun yang berlebihan sehingga daun saling menaungi satu sama lain, sebagai akibatnya penangkapan cahaya matahari dalam proses fotosintesis tidak optimal dan terjadi penurunan hasil fotosintesis yang berupa karbohidrat yang sangat penting bagi untuk proses-proses pertumbuhan tanaman selanjutnya. Sedangkan pada perlakuan P0 (control / tanpa perlakuan) menunjukan tinggi tanaman terendah karena pada perlakuan
30 P0 hanya menyerap unsur hara dari dalam tanah yang jumlahnya cukup terbatas tanpa adanya pertambahan unsur hara sehingga tanaman tidak mampu tumbuh secara maksimal seperti dijelaskan Salisburi dan Ross, (1995) bahwa tidak terjadi penambahan unsur hara karena unsur hara tersedia sangat terbatas dan hanya mengambil unsur hara dari dalam tanah yang akan membuat pertumbuhan tinggi tanaman tidak optimal. Karena kekurangan unsur hara mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan tinggi tanaman. 2. Jumlah Daun Berdasarkan hasil pengamatan ratarata jumlah daun tanaman kakao pada tabel 2 menunjukan pada perlakuan P1 dengan konsentrasi 15 ml/5 l air menghasilkan jumlah daun yang lebih banyak dari pada perlakuan P2 dengan konsentrasi 25 ml / 5 L air dan P0 kontol / tanpa perlakuan. Hal ini diduga karena unsur hara yang diberikan pupuk organik cair super natural nutrition (SNN) dengan konsentrasi 15 ml/5 l air mampu memenuhi kebutuhan tanaman untuk penambahan jumlah daun. Hal ini sesuai dengan pendapat Nyakpa. dkk, (1988) menyatakan bahwa dengan pemberian pupuk organik cair super natural nutrition (SNN) yang sesusai dapat memenuhi ketersediaan unsur hara yang cukup maka proses pembelahan dan perpanjangan sel terjadi dengan cepat sehingga menyebabkan bertambahnya jumlah daun. Menurut Pranata, (2004) tumbuhan memerlukan Nitrogen (N) untuk pertumbuhan, terutama fase vegetatif yaitu pertumbuhan tunas, cabang daun dan batang. Nitrogen juga bermanfaat didalam pembentukan zat hijau daun atau klorofil. klorofil sangat bermanfaat untuk membantu proses fotosintesis. kebutuhan akan N yang dibutuhkan olah tanaman kakao dapat dipenuhi dengan pemberian Pupuk organik cair super natural nutrition (SNN) karena pupuk organik cair super natural nutrition (SNN) memiliki kandungan unsur hara N (25%). Pada perlakuan P2 jumlah daun lebih rendah dari P1 hal ini diduga karena kelebihan dalam pemberian pupuk organik cair super natural nutrition (SNN) yang berlebihan akan menyebabkan pH akan menjadi tinggi sehingga menyebabkan
tekanan akar menjadi besar dari tanah yang menimbulkan gejala pasmolysis pada akar. Menurut Anonim, (2012) bahwa dengan pemberian unsur hara berlebihan baik lewat daun maupun yang diserap lewat tanah akan menghambat kerja enzim dalam proses metabolisme pada tanaman dan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan jumlah daun. Pada perlakuan P0 (control / tanpa perlakuan) menunjukan rata-rata jumlah daun paling rendah dikarena hanya menyerap unsur hara dari tanah. Menurut Sutedjo, (2008) bahwa tidak lengkap unsur hara makro dan mikro dapat mengakibatkan terhambat bagi pertumbuhan dan perkembangan jumlah daun serta berpengaruh langsung terhadap produktivitas tanaman. Ketidak lengkapan salah satu unsur hara atau beberapa dari unsur hara makro dan mikro dapat diatasi dengan pemupukan yang berimbang. 3. Diameter Batang Berdasarkan hasil pengamatan ratarata diameter batang tanaman kakao pada tabel 3 menunjukan pada perlakuan P1 dengan konsentrasi 15 ml/5 l air menunjukan rata-rata tertinggi untuk pertambahan diameter batang dari pada perlakuan P2 dengan konsentrasi 25 ml/5 l air dan P0 kontol / tanpa perlakuan. Hal ini diduga bahwa pemberian pupuk orgaik cair dengan konsentrasi 15 ml/5 l air mampu melarutkan dan menambah unsur hara kedalam tanah sehingga dapat diserap oleh tanaman untuk pertumbuhan terutama pertambahan diameter batang, sesuai dengan pendapat Gaddner, (1991) bahwa dengan pemberian Pupuk organik cair super natural nutrition (SNN) dapat menambah unsur hara makro dan mikro yang ada didalam tanah. Unsur hara makro yang ada dipupuk organik cair super natural nutrition (SNN) Nitrogen (25%), Phospat (25%) Kalium (25%) Magnesium (lengkap) dan kalium (lengkap) dan mikro Besi, Natrium, Seng, Tembaga, manggan, Boron dan Klor merupakan bahan penting untuk pembelahan dan pembesaran sel tanaman dengan tercukupnya unsur hara makro dan mikro maka pembelahan sel dalam jaringan kambium berjalan dengan lancar sehingga diameter batang bertambah besar. Pada perlakuan P2 lebih rendah dari P1 hal ini diduga disebabkan karena
31 terjadinya kelebihan dalam pemberian pupuk organik cair yang menyebabkan terjadinya penurunan rata-rata diameter batang tanaman. Sesuai dengan pendapat Wijaya (2008), bahwa dengan pemberian pupuk organik cair super natural nutrition (SNN) yang berlebihan mengakibatkan kelebihan unsur hara yang dapat menghambat pertumbuhan diameter tanaman dan memacu pertumbuhan luas daun sehingga daunnya terkulai dan terjadi saling menaungi satu sama lain, dan mengakibatkan hasil fotosintesis tidak optimal yang berupa karbohindrat yang penting bagi tanaman yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan diameter batang tanaman kakao. Sedangkan perlakuan P0 (control / tanpa perlakuan) menunjukan rata-rata paling rendah karena penyerapan unsur hara dari tanah saja. sesuai dengan pendapat Novizan (2004), bahwa unsur hara sangat diperlukan tanaman dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh unsur hara lain jika jumlahnya kurang mencukupi, terlalu lambat tersedia atau tidak diimbangi unsur-unsur lain akan menyebabkan pertumbuhan diameter batang tanaman terganggu.
Anonim.2012. http:// blogspot.com/2012/09/ Pemupukan. html.
Bonsaikoplak Dosis –
Badan Litbang Kehutanan . 2002. Pengaruh Dosis dan Frekuensi Pemupukan SNN (Super Natural Nutrition) Terhadap Pertumbuhan Semai Meranti Merah (Shorea selanica) di Persemaian Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan Vol. 6 No. 1 tahun 2002.. Puslitbang Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Yogyakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan . 2003. Pengaruh Pupuk Organik cair SNN (Sper Natural Nutrition) dan Lamanya Perendaman Terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Eucalyptus pellita di Persemaian. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan Vol. 1 No. 2. Tahun 2003. Puslitbang Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Yogyakarta Gaddner,F.P.,R.B.Pearee, dan R.L. Mitchell.1996. Fisikologi tanaman budidaya (enviromental phisiology of crop plantes) UI Press. Jakarta. Isro’i. 2008.. Sistem Pertanian Organik. Aneka Solo. Kalimantan.
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P1 dengan konsentrasi pupuk organik cair super natural nutrition (SNN) 15 ml / 5 l air memberikan hasil yang baik pada pertambahan semua parameter baik pada tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang tanaman 3.46 mm, 4.12 mm, 5.07 mm 6.12 mm.
Lingga, P. dan Marsono, 2008.Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Marini. 2006. Pengaruh Media Tanaman dan Pupuk Daun Superbionik Terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium (Dendrobium Bandung White) Asal Kultur Jaringan. Universitas 17 Agustus 1995. Samarinda Skripsi Tidak Dipublikasikan.
B. Saran Meningkatkan pertumbuhan bibit kakao disarankan menggunakan pupuk organik cair super natural nutrition (SNN) 15 ml / 5 l air untuk memberi pengaruh yang baik pada pertumbuhan bibit kakao DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. Pupuk organik super. Indonetwork.co.id/660884/snn-supernatural-nutrition-pupuk-cair-untuksemua.html.
Marsono dan Sigit, P. 2008.Pupuk Akar Jenis dan Aplikasinya. Penebar Swadaya. Jakarta. Novizan, 2004. Petunjuk Pemupukan. agromedia pustaka jakarta.
PT
Nyakpa, M.Y.A.M. Lubis,M.A. Pulung, A,g. Amran,A.Munwar,G.B.Hong. Nurhayati dan Hakim. 1998. Kesuburan Tanah. Unila. Lampung. Pranata, S.A. 2004.Pupuk Organik Cair Aplikasi dan Manfaat. Agromedia Pustaka. Jakarta.
32
Salibury, F.B. dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tanaman (Plant Phisiology). ITB. Bandung.
Siregar, T. 2008. Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran Coklat. Penebar Swadaya. Jakarta. Sugandi dan Sugiarto. 1994. Rancangan Percobaan. Andi Offset. Yogyakarta. Suriatna, S.1991. Pupuk dan Pemupukan. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta. Surtinah. 2007. Pemberian Pupuk Organik Super Natural Nutrition (Snn) Pada Tanaman Selada Di Tanah Ultisol Jurnal Agronomi Vol. 11 No. 1, Januari – Juni 2007.. Fakultas Pertanian Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru Susanto, 2004. Komoditi Kakao. Yogyakarta. Sutedjo,M.M.2008.Pupuk dan Pemupukan.Swadaya. Jakarta.
Kanisius.
Cara
Wijaya, K. A. 2008.Nutrisi Tanaman Sebagai Penentuan Kualitas Hasil dan Resistensi Alami Tanaman. Pustaka Publisher. Jakarta.