BADAN KOORDI NASI I NDONESI AI NVESTMENT PENANAMAN MODAL COORDI NATI NG BOARD
Di r ekt or atPengembanganPot ensiDaer ah Di r ect or at eOfRegi onalPot ent i alDevel opment
PotensidanPel uangI nvestasiDaerah
Pot ent i alandLocalI nvest mentOpport uni t i es Tahun/ Year2015
KABUPATENJEPARA I nvesti n
r emar kabl e
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
RINGKASAN EKSEKUTIF
EXECUTIVE SUMMARY
PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN JEPARA: PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI BERBASIS TEKNOLOGI
INVESTMENT OPPORTUNITIES IN JEPARA: DEVELOPMENT OF INDUSTRIAL AREA BASED TECHNOLOGY
Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, terletak pada 5°43’20,67” sampai 6°47’25,83” Lintang Selatan dan 110°9’48,02” sampai 110°58’37,40” Bujur Timur. Kabupaten Jepara beriklim tropis dengan pergantian musim penghujan dan kemarau. Musim penghujan antara bulan November-April dipengaruhi oleh Musim Barat sedang musim kemarau antara bulan Mei-Oktober yang dipengaruhi oleh angin musim Timur. Sedangkan jumlah curah hujan ± 2.464 mm, dengan jumlah hari hujan 89 hari. Suhu udara Kabupaten Jepara terendah pada 21,55 °C dan tertinggi sekitar 33,71 °C, dengan kelembaban udara rata-rata sekitar 84%.
Jepara is one of a regency in Central Java province, which is located at 5 ° 43'20,67 "- 6 ° 47'25,83" South Latitude and 110 ° 9'48,02"- 110 ° 58'37,40" East Longitude. Jepara has tropical climate with a change of the rainy and dry season. The rainy season occurs between November-April were influenced by the West season and the dry season occurs between May October were influenced by monsoons East. Meanwhile, the number of rainfall was ± 2,464 mm, the number of rainy days was 89 days. The lowest air temperature at 21.55°C and the highest around 33.71°C, with an average humidity of 84%.
Kabupaten Jepara memiliki luas wilayah 100.413,189 ha, dan wilayah Kabupaten Jepara juga mencakup luas lautan seluas 1.845,6 km². Pada lautan tersebut terdapat daratan kepulauan sejumlah 29 pulau, dengan 5 pulau berpenghuni dan 24 pulau tidak berpenghuni. Wilayah kepulauan tersebut merupakan Kecamatan Karimunjawa yang berada di gugusan Kepulauan Karimunjawa, yakni gugusan pulau-pulau yang ada di Laut Jawa dengan dua pulau terbesarnya adalah Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan. Berdasarkan data penggunaan lahan, Kabupaten Jepara terdiri dari tanah sawah seluas 26.581,636 ha, sedangkan tanah kering 73.831,553 ha. Pemerintah kabupaten Jepara telah menyediakan areal seluas ± 140 ha sebagai Kawasan Kampung Teknologi sejak tahun 2011. Dalam Kampung Teknologi tersebut terdapat kawasan untuk pengembangan sektor ekonomi strategis yang berbasiskan teknologi yaitu sektor pertanian, sektor industri pengolahan, dan sektor pariwisata. Kawasan tersebut memiliki fungsi multi dimensi berupa nilai edukatif dan sosial.
Jepara has an area of 100,413,189 hectares, and also includes a vast ocean area of 1,845.6 km².There are a number of 29 islands, with five inhabited islands and 24 uninhabited islands. The archipelago is located in the District of Karimunjawa which in Karimunjawa Islands cluster, the cluster of islands in the Java Sea with the two biggest islands; Karimunjawa and Kemujan Island. Based on land use data, Jepara consists of rice field area of 26,581,636 ha, while the dry land area of 73,831,553 ha. Jepara government has provided an area of ± 140 ha as Village Zone Technology since 2011. In the village, there are areas for the development of strategic economic sectors based technology, which are agriculture, processing industry and tourism sectors. The village has a multi dimensional function in the form of educational and social value.
Peluang Investasi Pembangunan Kampung Teknologi di Kabupaten Jepara cukup menjanjikan. Awal mulanya Kampung Teknologi ini merupakan program lama yang dipelopori oleh Kementeriaan Negara Riset dan Teknologi yang bernama Agro-Technopark kampong. Kawasan ini direncanakan dibangun di atas lahan
Investment Opportunities of Village Technology Development in Jepara quite promising. The beginning of Village Technology was a long program that pioneered by the State of Ministry of Research and Technology named AgroTechnopark village. This area is planned to be built on land owned by the Government of Jepara
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
1
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
milik pemerintah Kabupaten Jepara seluas 140,33 ha di Desa Suwawal, Kecamatan Pakis Aji. Tidak hanya kawasan industri berbasis teknologi, dalam kawasan tersebut juga terdapat kawasan agroindustri dan ekowisata.
in the area of 140.33 ha in Suwawal Village, District Pakis Aji. Not only the area of industrybased technology, there also areas of agroindustry and ecotourism.
Oleh karena itu, peluang investasi yang ditawarkan di Kabupaten Jepara adalah pembangunan kawasan industri berbasis teknologi. Seiring dengan kontribusi sektor industri pengolahan, yang memberikan sumbangan terbanyak pada perekonomian Kabupaten Jepara. Kontribusi sektor Sekunder adalah sektor dengan kontribusi terbesar kedua setelah sektor tersier. Kontribusi sektor ini mencapai 34,34% dari total PDRB Kabupaten Jepara dan di dominasi oleh sektor industri pengolahan sebesar 26,74%. Hal ini membuktikan bahwa, sektor industri pengolahan menjadi pilar utama dalam perekonomian kabupaten Jepara.
Therefore, the investment opportunities offered in Jepara is the development of industrial areabased technology. Along with the contribution of the processing industry sector, which the most contribute to the economy of Jepara regency. The second largest contribution is secondary sector which contributed 34.34% of total GDRP of Jepara and was dominated by the processing industry sector amounted to 26.74%. This proves that the processing industry sector became the main pillar of the economy of Jepara.
Kebutuhan dana investasi untuk mengembangkan kawasan industri berbasis teknologi di Kabupaten Jepara diperkirakan lebih dari Rp. 53,875 milyar dengan nilai Internal rate of Return (IRR) sekitar 37,59% yang lebih besar dari suku bunga 10% per-tahun, dan Payback Period selama sekitar 2 tahun 7 Bulan.
Investment fund for developing industrial areabased technology in Jepara estimated at more than Rp. 53.875 billion with a value of Internal Rate of Return (IRR) of approximately 37.59% greater than the interest rate of 10% per year, and the payback period for about 2 years 7 months.
2
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
1. GAMBARAN WILAYAH
1. DESCRIPTION AREA
1.1. Aspek Geografi Dan Administrasi
1.1.
Kabupaten Jepara salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, terletak pada 5°43’20,67” sampai 60°47’25,83” Lintang Selatan dan 110°9’48,02” sampai 110°58’37,40” Bujur Timur. Secara Administratif kabupaten ini berbatasan dengan:
Jepara is one of a regency in Central Java province, which is located at 5 ° 43'20,67 "- 6 ° 47'25,83" South Latitude and 110 ° 9'48,02"- 110 ° 58'37,40" East Longitude. Administratively the regency is bordered by:
Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kudus dan Kabupaten Pati. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Demak . Sebelah barat berbatasan dengan Laut Jawa.
Kabupaten Jepara memiliki luas wilayah 100.413,189 ha, Kabupaten Jepara memiliki 16 Kecamatan yaitu Kedung, Pecangaan, Kalinyamatan, Welahan, Mayong, Nalumsari, Batealit, Tahunan, Jepara, Mlonggo, Pakis Aji, Bangsri, Kembang, Keling, Donorojo, Karimunjawa. Dari 16 Kecamatan di Kabupaten Jepara, Kecamatan Keling memiliki wilayah yang terluas yaitu 12,26% (12.311,588 ha) dan Kecamatan Kalinyamatan sebagai distrik yang terkecil wilayahnya, yaitu hanya 2,36% (2.370,001 ha) dari keseluruhan wilayah Kabupaten Jepara.
The Aspect Of Geographic And Administrative
Java Sea in North Kudus Regency and Pati Regency in East
Demak Regency in South
Java Sea in West
Jepara has an area of 100.413.189 ha. Jepara has 16 sub-district which are Kedung, Pecangaan, Kalinyamatan, Welahan, Mayong, Nalumsari, Batealit, Tahunan, Jepara, Mlonggo, Pakis Aji, Bangsri, Kembang, Keling, Donorojo and Karimun. Of the 16 sub-districts in Jepara, Keling sub-district has the widest area, with 12.26% (12,311,588 ha) and Kalinyamatan as the smallest district, which is only 2.36% (2,370.001 ha) of the total area of Jepara.
Gambar 1.1 Luas Wilayah per-Kecamatan Figure 1.1 Wide Area Per Sub-district
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
3
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 1.2 Peta Administrasi Kabupaten Jepara Figure 1.2 Administration Map of Jepara
4
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
1.2. Topografi
1.2. Topography
Wilayah Kabupaten Jepara dapat dibagi empat wilayah yaitu wilayah pantai di bagian pesisir barat dan utara, wilayah dataran rendah di bagian tengah dan selatan, wilayah pegunungan di bagian timur yang merupakan lereng Barat dari Gunung Muria dan wilayah perairan atau kepulauan di bagian utara merupakan serangkaian Kepulauan Karimunjawa. Berdasarkan letak geografis wilayah, maka Kabupaten Jepara beriklim tropis dengan pergantian musim penghujan dan kemarau.
Jepara can be divided into four areas that are coastal areas on the West and the North coast, the lowland areas in the Central and South, mountains area in the eastern part of which is the slope of the West of Mount Moriah and water areas or islands in the northern part of a cluster of Karimunjawa. Based on the geographical location of the region, Jepara has tropical climate with a change of the rainy season and dry.
Kabupaten Jepara memiliki variasi ketinggian antara 0 m sampai dengan 1.301 meter diatas permukaan laut, daerah terendah adalah Kecamatan Kedung antara 0-2 mdpl yang merupakan dataran pantai, sedangkan daerah yang tertinggi adalah Kecamatan Kelin antara 01.301 mdpl merupakan perbukitan. Variasi ketinggian tersebut menyebabkan Kabupaten Jepara terbagi dalam empat kemiringan lahan, yaitu datar 41.327,060 ha, bergelombang 37.689,917 ha, curam 10.776 ha dan sangat curam 10.620,212 ha.
Jepara has an altitude between 0 m to 1,301 meters above sea level, the lowest area is in Kedung between 0-2 meters above sea level which is the coastal plain, whereas the highest area is in Kelin between 0-1301 meters above sea level which is the hills. The altitude variation causes Jepara divided into four slopes, which are flat 41,327.060 ha, wavy 37,689.917 ha, steep 10,776 ha and very steep 10,620.212 ha.
Tabel 1.1 Luas Daerah Kabupaten Jepara (Hasil Evaluasi Data Luas Penggunaan Tanah Tahun, 1983) Table 1.1 Wide Area of Jepara (Data Evaluation Result of Land Used Area in 1983)
Kecamatan/ Sub-district
No
Luas/ Wide Area km²
%
Ketinggian/ Altitude
1
Kedung
43.063
4.29
0–2m
2
Pecangaan
35.878
3.57
2 – 17 m
3
Kalinyamatan
23.700
2.36
2 – 29 m
4
Welahan
27.642
2.75
2–7m
5
Mayong
65.043
6.48
13- 438 m
6
Nalumsari
56.965
5.67
13 – 736 m
7
Batealit
88.879
8.85
68 – 378 m
8
Tahunan
38.906
3.87
0 – 46 m
9
Jepara
24.667
2.46
0 – 50 m
10
Mlonggo
42.402
4.22
0 – 300 m
11
Pakis Aji
60.553
6.03
25 – 1.000 m
12
Bangsri
85.352
8.50
0 – 594 m
13
Kembang
108.124
10.77
0 – 1.000 m
14
Keling
123.116
12.26
0 – 1.301 m
15
Donorojo
108.642
10.82
0 – 619 m
16
Karimunjawa
71.200
7.09
0 – 100 m
Sumber: BPS, Kabupaten Jepara dalam Angka 2014 / Source: BPS, Jepara Regency In Figures 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
5
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
1.3. Kondisi Klimatologi
1.3. Climatological Condition
Kabupaten Jepara beriklim tropis dengan pergantian musim penghujan dan kemarau. Musim penghujan antara bulan November-April dipengaruhi oleh Musim Barat sedang musim kemarau antara bulan Mei-Oktober yang dipengaruhi oleh angin musim Timur. Sedangakn jumlah curah hujan ± 2.464 mm, dengan jumlah hari hujan 89 hari. Suhu udara Kabupaten Jepara terendah pada 21,55 °C dan tertinggi sekitar 33,71 °C, dengan kelembapan udara rata-rata sekitar 84%.
Jepara has tropical climate with a change of the rainy and dry season. The rainy season between November-April were influenced by the West season, whereas the dry season between May to October are influenced by monsoons East. While the number of rainfall ± 2,464 mm of, with the number of rainy days of 89 days. Jepara has lowest air temperature at 21.55°C and the highest around 33.71°C, with an average humidity of about 84%.
Gambar 1.3 Jumlah Hari Hujan dan Curah Hujan per Kecamatan di Kabupaten Jepara 2013 Figure 1.3 Numbers of Rainy Days and Rainfall per Sub-district in Jepara 2013
6
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 1.4. Kependudukan
2015
1.4. Population
Jumlah Penduduk Kabupaten Jepara tahun 2013 The population of Jepara in 2013 based on the berdasarkan hasil proyeksi adalah 1.153.213 jiwa projection results was 1,153,213 inhabitants, yang terdiri dari 575.043 laki-laki (49,86%) dan which consist of 575,043 male (49.86%) and 578.170 perempuan (50,14%). Dari hasil proyeksi 578,170 females (50.14%). The projection results jumlah kependudukan dari keseluruhan of the total populations in Jepara, the largest kecamatan di Kabupaten Jepara, Penduduk population was in Tahunan (109,550 inhabitants terbesar berada di Kecamatan Tahunan (109.550 or 9.50%) and the fewest was in Karimunjawa jiwa atau 9,50%) dan jumlah penduduk paling (9,016 inhabitants or 0.78%). As in the table sedikit terdapat di Kecamatan Karimunjawa below. (9.016 jiwa atau 0,78%). Seperti pada tabel dibawah ini. Tabel 1.2 Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Jepara 2013 Table 1.2 Population Based on Gendeer in Jepara 2013 Kepadatan Sex Ratio/ Kecamatan/ Laki-Laki/ Perempuan/ Jumlah/ Penduduk/ No Gender Sub-district Male Female Total Density Ratio (jiwa/km²) 1 Kedung 36.975 37.452 74.427 1.728 98,73 2
Pecangaan
40.188
41.122
81.310
2.266
97,73
3
Kalinyamatan
30.654
31.050
61.704
2.604
98,72
4
Welahan
35.555
36.381
71.936
2.602
97,73
5
Mayong
43.026
43.582
86.608
1.332
98,72
6
Nalumsari
35.014
36.197
71.211
1.250
96,73
7
Batealit
41.056
41.169
82.225
925
99,73
8
Tahunan
55.508
54.042
109.550
2.816
102,71
9
Jepara
42.562
42.257
84.819
3.349
100,72
10
Mlonggo
41.809
40.704
82.513
1.946
102,71
11
Pakis Aji
29.134
28.926
58.060
959
100,72
12
Bangsri
49.258
48.906
98.164
1.150
100,72
13
Kembang
33.101
34.219
67.320
623
96,73
14
Keling
29.722
30.413
60.135
488
97,73
15
Donorojo
26.934
27.281
54.215
499
98,73
16
Karimunjawa
4.547
4.469
9.016
127
101,75
Total (Tahun 2013)
575.043
578.170
1.153.213
1.148
99,46
Total (Tahun 2012)
570.684
574.232
1.144.916
1.140
99,38
Total (Tahun 2011)
561.984
562.219
1.124.203
1.120
99,96
Sumber: Kabupaten Jepara dalam Angka 2014 / Source: Jepara Regency In Figures 2014
Dalam hal berdasar kepadatan penduduk di Kabupaten Jepara tahun 2013 mencapai 1.148 jiwa per km². Untuk seluruh kecamatan di Kabupaten Jepara, Penduduk terpadat berada di Kecamatan Jepara (3.439 jiwa per km²), sedangkan kepadatan penduduk terendah berada di kecamatan Karimunjawa (127 jiwa per km²).
The population density in Jepara in 2013 reached 1,148 inhabitants per km². The densest population was in the District of Jepara (3,439 inhabitants per km²), while the lowest population density was in Karimunjawa (127 inhabitants per km²).
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
7
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Sedangkan untuk menurut kelompok umur di Kabupaten Jepara sebagian besar termasuk dalam usia produktif termasuk dalam usia produktif (15-64 tahun) sebanyak 776.665 jiwa (67,35%) dan selebihnya 306.004 jiwa (26,53%) berusia dibawah 15 tahun dan 71.544 jiwa (6,20%) berusia 65 tahun keatas.
Based on age groups in Jepara mostly included in the productive age (15-64 years) with the number of 776,665 inhabitants (67.35%) and the remaining of 306,004 inhabitants (26.53%) under the age of 15 years and 71,544 inhabitants (6.20%) in the aged 65 years and older.
Tabel 1.3 Penduduk Menurut Kelompok Umur Dirinci per Jenis Kelamin di Kabupaten Jepara 2013 Table 1.3 Populations Based On Age Group per Gender in Jepara 2013 Kelompok Umur/ Laki-Laki/ Perempuan/ Jumlah/ Age Group Male Female Total 0–4 53.256 50.785 104.041 5-9
50.647
48.196
98.843
10 – 14
51.413
48.938
100.351
15 – 19
52.132
50.564
102.696
20 – 24
47.761
47.642
95.403
25 – 29
46.729
48.225
94.954
30 – 34
48.046
48.051
96.097
35 – 39
43.910
44.596
88.506
40 – 44
40.091
40.473
80.564
45 – 49
35.540
36.975
72.515
50 – 54
30.406
29.760
60.166
55 – 59
23.808
22.482
46.290
60 – 64
17.411
18.351
35.762
65 – 69
11.933
14.605
26.538
70 – 74
8.844
11.581
20.425
75 +
8.757
13.008
21.765
Sumber: Kabupaten Jepara dalam Angka 2014 / Source: Jepara Regency In Figures 2014
Gambar 1.4 Piramida Penduduk Kabupaten Jepara, 2013 Figure 1.4 Population Pyramid in Jepara, 2013
Sumber: Kabupaten Jepara dalam Angka 2014/ Source: Jepara Regency In Figures 2014
8
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
1.5. Ketenagakerjaan
1.5. Employment
Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja, Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Jepara, pencari kerja yang terdaftar di dinas tersebut sampai dengan tahun 2013 sebanyak 3.957 orang. Pencari kerja yang paling banyak yaitu berpendidikan setingkat SLTA (49,03%), untuk diploma keatas (45,65%), dan selebihnya bependidikan setingkat SD dan SLTP sebanyak (5,32%).
Based on data from the Department of Labor, Population and Civil of Jepara, job seekers registered until 2013 was 3,957 people. Most job seekers were educated high school level (49.03%), for diploma and above (45.65%), and the rest at the primary and secondary level with the total (5.32%).
Gambar 1.5 Jumlah Pencari Kerja Yang Belum Ditempatkan di KabupatenJepara 2011-2013 Figure 1.5 Number of Unplaced Job Seekers in Jepara 2011-2013
Sumber: Kabupaten Jepara dalam Angka 2014 / Source: Jepara Regency In Figures 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
9
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
1.6. Pendidikan
1.6. Education
Sarana dan prasarana pendidikan seperti sekolah dan tenaga pendidikan (guru) yang memadai menjadi penunjang keberhasilan pendidikan. Berdasarkan data dari kantor Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jepara, pada tahun 2013 tercatat ada 778 SD/MI baik negeri maupun swasta, jumlah murid sebanyak 127.640 siswa, sedangkan jumlah guru tercatat sebanyak 8.857 orang guru. Untuk sekolah setingkat SLTP (SMP dan MTs), tercatat sebanyak 183 sekolah baik negeri maupun swasta dengan jumlah murid 57.347 siswa dan 4.095 guru. Untuk sekolah menengah umum (SMA dan Aliyah) baik negeri maupun swasta tercatat sebanyak 83 sekolah dengan jumlah murid sebanyak 21.396 siswa dengan 1.747 orang guru. Sedangkan sekolah menengah kejuruan (SMK) baik negeri maupun swasta tercatat sebanyak 39 sekolah dengan jumlah murid sebanyak 14.936 murid dan 1.318 guru.
Adequate educational facilities such as schools and educational staff (teachers) supporting educational success. Based on data from the Department of Education, Youth and Sports and the Ministry of Religious of Jepara in 2013, there were 778 Elementary/MI both public and private, the number of students was 127,640, and 8,857 of teachers. There were 183 junior high schools (Junior High and MTs) both public and private schools with the number of students 57,347 and 4,095 of teachers. And senior high school (Senior High and Aliyah) both public and private, there were 83 schools with the number of students 21,396 and 1,747 of teachers. While vocational schools (SMK) both public and private, there were 39 schools with the number of students as much as 14,936 students and 1,318 teachers.
Gambar 1.6 Salah Satu Fasilitas Pendidikan di Kab. Jepara Figure 1.6 One of Education Faclities in Jepara
Tahun/ Year 2011 2012 2013
Tabel 1.4 Jumlah Sekolah di Kabupaten Jepara 2011-2013 Table 1.5 Numbers of School in Jepara 2011-2013 Sekolah (Swasta & Negeri)/ School (Public and Private) Sekolah Dasar/ SMP/ SMA / SMK/ Elementary School Junior High School Senior High School Vocational School 777 178 78 33 778 179 78 38 778 183 83 39
Sumber: Kabupaten Jepara dalam Angka 2014 / Source: Jepara Regency In Figures 2014
Tahun/ Year 2011 2012 2013
Tabel 1.5 Jumlah Murid dan Guru di Kabupaten Jepara 2011-2013 Table 1.5 Numbers of Student and Teacher in Jepara 2011-2013 Murid/Student Guru/Teacher Sekolah SMP/ SMA / Sekolah SMP/ SMA / SMK/ Dasar/ Junior Senior Dasar/ Junior Senior Vocational Elementary High High Elementary High High School School School School School School School 126.234 52.586 20.320 13.050 8.145 3.880 1.758 124.790 52.987 20.003 14.587 8.103 3.880 1.739 127.640 57.347 20.318 14.936 8.857 4.095 1.747
Sumber: Kabupaten Jepara Dalam Angka 2014 / Source: Jepara Regency In Figures 2014
10
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
SMK/ Vocational School 1.059 1.182 1.318
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
1.7. Kondisi Sarana Dan Prasaranana
1.7. The Condition Of Facilities And Infrastructure
1.7.1. Transportasi
1.7.1. Transportation
Transportasi sebagaimana salah satu dari kebutuhan infrastuktur untuk kelancaran aktivitas masyarakat. Dalam hal ini sarana transportasi berupa transportasi darat, transportasi udara, dan transportasi laut. Panjang jalan kabupaten jepara pada akhir tahun 2013 sepanjang 789,703 km dan sekitar 21,37% dalam keadaan rusak, 3,41% dalam kondisi rusak berat, 21,37% dalam kondisi sedang, dan 32,58% dalam kondisi baik. Perbaikan jalan terus ditingkatkan oleh Pemerintah Kabupaten Jepara demi kelancaran aktivitas masyarakat dan pembangunan wilayah Kabupaten Jepara.
As one of basic need to support society activity, transportation that consist of land, air and water, has an important role. Length roads in Jepara by the end of 2013 along 789,703 km and approximately 21.37% in damaged condition, 3.41% in highly damaged condition, 21.37% were moderate and 32.58% in good condition. Road works continue to be improved by Jepara government for the smooth of the activity of the community and the development of Jepara.
Gambar 1.7 Sarana dan Prasarana Transportasi di Kabupaten Jepara Figure 1.7 Transportation of Facilities and Infrastructure in Jepara
Tabel 1.6 Panjang Jalan Kabupaten di Kabupaten Jepara tahun 2013 Table 1.6 Length Road in Jepara 2013 Keadaan Jalan/Road Condition Panjang Jalan (km)/ Length Road (km)
No I
Jenis Permukaan/ Surface Type a.
Aspal/ Asphalt
786.073
b.
Kerikil/ Gravel
19.498
c.
Tidak Dirinci/ Undetailed
0,00
Jumlah I/ Total I II
786.073
Kondisi Jalan/ Road Condition a.
Baik/ Good
257.300
b.
Sedang/ Moderate
336.700
c.
Rusak/ Damaged
168.750
d.
Rusak Berat/ Highly Damaged
26.953
Jumlah II/ Total II III
789.703
Kelas Jalan/ Road Class a.
Kelas I/ Class I
0,00
b.
Kelas II/ Class II
0,00
c.
Kelas III/ Class III
0,00
d.
Kelas III.A / Class III.A
789.703 Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
11
2015 No
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Keadaan Jalan/Road Condition
Panjang Jalan (km)/ Length Road (km)
e.
Kelas IV/ Class IV
0,00
f.
Kelas V/ Class V
0,00
Jumlah III/ Total III 789.703 Sumber: Kabupaten Jepara dalam Angka 2014 / Source: Jepara Regency In Figures 2014
Di Kabupaten Jepara Lalu lintas pesawat udara dan penumpang melalui bandar udara Dewandu Karimunjawa tahun 2013 sebanyak 239 penerbangan datang dengan 979 penumpang dan 239 berangkat 1.097 penumpang. Tersedia pesawat charter dengan kapasitas 6–8 orang. Saat ini penerbangan hanya dilakukan oleh Kura-kura Resort dalam melayani wisatawan sesuai dengan paket wisata yang dijual.
Traffic of aircraft and passengers in Jepara through Dewandu-Karimunjawa airports in 2013 was 239 arriving flights with 979 passengers and 239 departing flights with 1,097 passengers. Available charter aircraft with a capacity of 6-8 people. Currently the only flights performed by Turtles Resort in serving the tourists according to the tour packages sold.
Tabel 1.7 Jumlah Lalu Lintas Pesawat Udara dan Penumpang di Bandar Udara Dewadaru-Karimunjawa Table 1.7 Number of Traffic Aircraft and Passenger in Dewadaru-Karimunjawa Airports Lalu Lintas Pesawat Udara (Penerbangan)/ Penumpang (Orang)/ Tahun/ Aircraft and Passenger Traffic (Flight) Passenger (People) Year Datang/ Berangkat/ Datang/ Berangkat/ Arrive Depart Arrive Depart 2011 241 243 503 560 2012
160
160
664
677
2013
239
239
979
1.097
Sumber: Kabupaten Jepara Dalam Angka 2014 / Source: Jepara Regency In Figures 2014
Lalu lintas penumpang di Pelabuhan Jepara pada tahun 2013 tercatat sebanyak 54.831 penumpang debarkasi (turun) dan sebanyak 56.469 penumpang embarkasi (naik). Dermaga penyebrangan antar pulau yang terletak di Pantai Kartini dan di Pulau Karimunjawa. Kapal Fery Muria yang melayani rute penyebrangan Jepara – Karimunjawa.
In 2013, passenger traffic at the port Jepara reached 54,831 arriving passengers (disembarkation) and 56,469 departing passengers (embarkation). Pier crossing between islands located in Kartini Beach and Karimunjawa Island. Ships serving routes crossing-Karimunjawa Jepara is Muria Ferry Boat.
Tabel 1.8 Jumlah Lalu Lintas Penumpang Kapal di Pelabuhan Jepara Tahun 2011-2013 Table 1.8 Traffic Ships Passenger in Jepara Port 2011-2013 Debarkasi (Turun)/ Embarkasi (Naik)/ Tahun/Year Disembarkation (Arrive) Embarkation (Depart) 2011 30.463 29.195 2012
57.317
57.243
2013
54.831
56.469
Sumber: Kabupaten Jepara dalam Angka 2014 / Source: Jepara Regency In Figures 2014
12
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
1.7.2. Sumber Energi Listrik
1.7.2. Electricity Source
Energi listrik adalah salah satu kebutuhan penggerak roda perekonomian daerah. Pasokan energi listrik di Kabupaten Jepara berasal dari PLTU Tanjung Jati yang terletak di Desa Tubanan, Kecamatan Kembang. Energi listrik pada tahun 2013 ini sebagian besar dimanfaatkan rumah tangga yaitu 67,93% dan lainnya digunakan untuk Usaha, Sosial, Penerangan Umum dan lain-lain. Dari 195 desa / kelurahan, sebanyak 191 desa / kelurahan sudah teraliri listrik. Berikut data produksi energi listrik, jumlah pelanggan dan desa yang teraliri listrik, serta jumlah pemakaian Batubara dan batu kapur di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati, seperti diuraikan pada tabel-tabel berikut ini.
Electrical energy is one of the driving wheels of the regional economy. The supply of electrical energy in Jepara came from Tanjung Jati which is located in the village Tubanan, Kembang Sub-district. In 2013, electrical energy is mostly used by the household arounds 67.93% and the other is used for Business, Social, Public Information and others. There are 191 villages had electricity from the total of villages in Jepara that is 195 villages. The data of electrical energy production, the number of customers, and the amount of use of coal and limestone in Tanjung Jati Steam Electricity Power Plant, as described in the tables below.
Gambar 1.8 PLTU Tanjung Jati, Kabupaten Jepara Figure 1.8 Steam Electricity Power Plant (PLTU) Tanjung Jati, Jepara
Tabel 1.9 Produksi Energi Listrik Netto di PLTU Tanjung Jati (Kwh) 2012-2013 Table 1.9 Production of Electrical Energy Netto in Tanjung Jati Power Plant (Kwh) 2012-2013 Tahun / Year Unit 1 Unit 2 Unit 3 Unit 4 2012
4.575.537.565
4.403.151.765
4.138.110.246
3.880.796.048
2013
4.516.236.400
4.751.506.400
4.419.484.410
4.852.696.967
Sumber: BPS, Kabupaten Jepara dalam Angka 2014 Source: BPS, Jepara In Figures 2014
Tabel 1.10 Pemakaian Batubara, HSD, dan Batu Kapur di PLTU Tanjung Jati B 2012-2013 (ton) Tabel 1.10 Use of Coal, HSD, and Limestone in Tanjung Jati Power Plant B 2012-2013 (ton) Tahun / Year Batubara / Coal HSD Batu Kapur / Limestone 2012
7.240.970
2.970
130.064
2013
7.755.726
1.650
97.920
Sumber: BPS, Kabupaten Jepara dalam Angka 2014 Source: BPS, Jepara In Figures 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
13
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Tabel 1.11 Banyaknya Desa/Kelurahan Per Kecamatan yang Sudah Ada Fasilitas Listrik PLN Akhir 2013 Tabel 1.11 The Number of State Electricity Company (PLN) Customers and Villages Per-Sub-district 2013 Banyaknya Kacamatan Jumlah Desa/Kelurahan Pelanggan Kedung 18 11.396 Pecangaan
12
15.942
Kalinyamatan
12
11.853
Welahan
15
15.078
Mayong
18
15.799
Nalumsari
15
14.194
Batealit
11
14.522
Tahunan
16
21.238
Jepara
15
22.278
Mlonggo
8
17.000
Pakis Aji
8
9.788
Bangsari
12
17.461
Kembang
11
11.624
Keling
12
12.022
Donorojo
8
7.610
Karimunjawa
4
0
Total (2013)
195
217.805
Total (2012)
195
207.558
Total (2011)
194
198.095
Sumber: BPS, Kabupaten Jepara dalam Angka 2014 Source: BPS, Jepara In Figures 2014
14
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
2. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH
2. THE REGIONAL DEVELOPMENT POLICY
2.1. Rencana Pembangunan Menengah Daerah (RPJMD)
2.1. The Medium - Term Development Plan
Jangka
Regional
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Jepara dijelaskan bahwa visi :
Based on the Medium - Term Regional Development Plan of Jepara, the vision is:
“Jepara yang Adil dalam Kemakmuran dan Makmur dalam Keadilan, dibawah Naungan Rahmat dan Hidayah Tuhan Yang Maha Esa.”
“Jepara Fairness in the Prosperity and Prosperous in the Justice, under the patronage and guidance of God Almighty”
Kabupaten Jepara merumuskan misi pembangunan sebagai upaya mengemban pencapaian visi pembangunan selama 5 tahun kedepan sebagai berikut:
Jepara formulate the development mission as an effort to achieve the development vision during next 5 years in the below:
1. Mewujudkan tata kelola pemerintah daerah yang adil, bersih, bertanggung jawab, dan bermartabat dengan mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam dan APBD sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat,
1. Realize local governance that is fair, clean, responsible and dignified by optimizing the management of natural resources and the budget for the greater welfare of the people,
2. Pemberdayaan ekonomi rakyat melalui peningkatan nilai tambah sektor-sektor produktif (UMKM, koperasi, pertanian, nelayan, dan perburuhan) bagi upaya perluasan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja guna memberantas pengangguran dan kemiskinan,
2. Economic empowerment of the people through increased added - value productive sectors (SMEs, cooperatives, agriculture, fishing, and labor) for the expansion of business opportunities and job opportunities to combat unemployment and poverty,
3. Peningkatan percepatan capaian pembangunan untuk semua, serta perbaikan kualitas lingkungan, mencakup pembangunan manusia seutuhnya, lewat peningkatan mutu pendidikan, layanan publik, kesehatan, pemberdayaan ibu dan anak, pemuda, olahraga, sanitasi lingkungan dan penataan kehidupan sosial masyarakat,.
3. Improve acceleration of development gains for all, as well as the improvement of environmental quality, including the construction of integral human development, through improving the quality of education, public services, health, empowerment of women and children, youth, sport, environmental sanitation and structuring social life,
4. Mewujudkan masyarakat madani kabupaten Jepara dalam sistem tatanan sosial budaya yang luhur serta berkarakter agar bermartabat,
4. Realize civil society of Jepara in the system of social order and cultural noble character in order to dignified,
5. Terciptanya nilai budaya unggul (kreatif, produktif, dan inovatif) di dalam pergaulan tata pemerintahan daerah dan lingkungan masyarakat Jepara.
5. The creation of superior cultural values (creative, productive, and innovative) in association with local governance and community environment of Jepara.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
15
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2.2. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
2.2.
Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten Jepara tentang Rencana Tata Ruang Wilayah terdiri atas:
Spatial planning policies of Jepara on Spatial Plan consists of:
a. Pengembangan dan pemberdayaan industri mikro, kecil dan menengah dengan titik berat pada pengolahan hasil pertanian, kehutanan, bahan dasar hasil tambang, dan perikanan;
a. Industrial development and empowerment of small, medium and micro enterprises with emphasis on agro-processing, forestry, basic material mining and fisheries;
b. Pengembangan pertanian untuk mendukung pengembangan perekonomian kabupaten;
b. Agricultural development to support the economic development of the district;
c. Pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dengan bertumpu pada budaya lokal;
c. Development of sustainable tourism by relying on local culture;
d. Pengembangan pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhierarki;
d. The development of urban services and the central region of equitable economic growth and hierarchical;
e. Pengembangan prasarana dan sarana transportasi kabupaten yang terkoneksi dengan prasarana dan sarana transportasi nasional, regional, dan lokal untuk mendukung potensi wilayah;
e. Development of district transportation infrastructure and facilities that connected with infrastructure and facilities of national, regional, and local to support the potential of the region;
f. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana energi telekomunikasi, sumber daya air, dan lingkungan yang dapat mendukung peningkatan dan pemerataan pelayanan masyarakat, serta pelestarian lingkungan;
f.
g. Pengembangan manajemen resiko berbasis masyarakat pada kawasan rawan bencana;
g. Development of community-based management in disaster-prone areas;
h. Pemantapan kawasan lindung untuk mendukung perkembangan kabupaten secara berkelanjutan;
h. Stabilization of protected areas to support sustainable development of the district;
i. Pengembangan kawasan budi daya untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan kabupaten sesuai daya dukung lingkungan; dan
i.
Development of cultivation area to support the development and growth of the district accordance environmental capacity; and
j. Penetapan dan pengembangan kawasan strategis untuk mendukung perkembangan kabupaten yang merata dan berkelanjutan.
j.
The establishment and development of strategic areas to support the development of equitable and sustainable district.
16
The Spatial Plans Area
Improve the quality and range of services of telecommunications network infrastructure energy, water resources, and environment that can support the growth and equitable distribution of public services, as well as the preservation of the environment;
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
risk
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Kemudian beberapa stratetgi yang akan dilaksanakan dalam pengembangan wilayah sesuai dengan tujuan penataan ruang wilayah antara lain adalah:
Then some of the strategies that will be implemented in accordance with the regional development spatial planning objectives includes:
1.
Strategi pengembangan dan pemberdayaan industri mikro, kecil dan menengah dengan titik berat pada pengolahan hasil pertanian, kehutanan, bahan dasar hasil tambang, dan perikanan, meliputi:
1. Strategy of industrial development and the empowerment of small, medium and micro enterprises with the emphasis on agroprocessing, forestry, basic materials mining, and fisheries, includes:
a)
Mengembangkan industri mebel ukir, tenun ikat, konveksi, perhiasan, makanan, keramik dan rokok; Mengembangkan klaster - klaster industri; Mendorong peningkatan kegiatan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah;
a) Develop carved furniture industry, weaving, garment, jewelry, food, ceramics and cigarettes; b) Develop industrial clusters; c) Encourage the increased of cooperative activities, small and medium micro enterprises;
Mengembangkan pusat pengolahan hasil pertanian dan perikanan; dan Mengembangkan wilayah industri.
d) Develop a central agro-processing and fishery products; and e) Develop industrial areas.
2.
Strategi pengembangan pertanian untuk mendukung pengembangan perekonomian kabupaten, meliputi:
2. Agricultural development strategy to support the economic development of the district, includes:
a)
Menetapkan kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan; Mengembangkan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan; Mengembangkan sistem agropolitan; Mengembangkan fasilitas sentra produksipemasaran; Meningkatkan prasarana dan sarana pertanian; Meningkatkan nilai tambah produk pertanian dengan pengolahan hasil; Mengembangkan produk unggulan dengan perluasan jaringan pemasaran;dan Mengembangkan sistem informasi, infrastruktur dan teknologi.
a) Establish sustainable agricultural land area;
3.
Strategi pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dengan bertumpu pada budaya local, meliputi:
3. Sustainable tourism development strategy by relying on local culture, includes:
a)
Mengembangkan wisata bahari, religi, alam dan buatan; Mengembangkan kawasan perkotaan dengan potensi pariwisata sebagai PKLP;
a) Develop marine tourism, religion, natural and artificial; b) Develop urban areas with tourism potential as PKLP (promoted environmental activity center); c) Accelerate the development of tourism node; and
b) c)
d) e)
b) c) d) e) f) g) h)
b)
c)
Mempercepat pariwisata; dan
pembangunan
simpul
b) Develop food crops, horticulture, plantations and farms; c) Develop agropolitan system; d) Develop facility production - marketing central; e) Improve agriculture infrastructure and facilities; f) Increas the added value of agricultural by products processing; g) Develop eminent products with the expansion of marketing network; and h) Develop information, infrastructure and technology systems.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
17
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
d)
Mengembangkan obyek wisata andalan.
d) Develop a mainstay attraction.
4.
Strategi pengembangan pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhierarki, meliputi:
4. Development strategy of urban services and the central region of equitable and hierarchical economic growth, includes:
a)
Mengembangkan sistem pusat kegiatan PKL, PKLP, PPK dan PPL;
b)
Memantapkan fungsi pusat kegiatan dan menetapkan wilayah pelayanannya; Mengembangkan sarana sosial ekonomi; Mengembangkan aksesibilitas wilayah; Mengembangkan jaringan jalan; Meningkatkan keterkaitan kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan dengan perdesaan; dan
a) Develop a system of central activities of environmental activity center (PKL), promoted environmental activity center (PKLP), regional service centers (PPK) and environmental service center (PPL); b) Strengthen the central function activities and set service area; c) Develop socio-economic facilities; d) Develop accessibility of the area; e) Develop roads network; and f) Improve linkages between economic activities in urban areas with rural areas; and
g)
Mendorong tumbuhnya kegiatan ekonomi non pertanian di perdesaan.
g) Encourage the growth of non-agricultural economic activities in rural areas.
5.
Strategi pengembangan prasarana dan sarana transportasi kabupaten yang terkoneksi dengan prasarana dan sarana transportasi nasional, regional, dan lokal untuk mendukung potensi wilayah, meliputi:
5. Development strategy of infrastructures and facilities that are connected to district infrastructure and facilities of national, regional, and local levels to support the potential of the area, includes:
a)
Menata sistem transportasi yang membentuk sistem jaringan pergerakan antar pusat kegiatan dan wilayah pelayanannya Mengembangkan terminal; Menetapkan jalan sesuai dengan fungsi, kapasitas dan tingkat pelayanannya; Menata sistem transportasi kabupaten dengan simpul-simpul transportasi regional dan nasional; Mengembangkan sistem transportasi kawasan perdesaan – perkotaan; Mengembangkan prasarana dan sarana pengangkutan barang; dan Mengembangkan prasarana dan sarana transportasi wisata.
a) Reform the transportation systems that build up the movement network system between centers and service area;
c) d) e) f)
b) c) d)
e) f) g)
18
b) Develop a terminal; c) Establish the road in accordance with the functions, capacity and level of service; d) Reform the county transportation system with nodes of regional and national transport; e) Develop transportation systems in rural areas urban areas; f) Develop infrastructure and facility transportation of goods; and g) Develop tourist infrastructures and facilities.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana energi, telekomunikasi, sumber daya air, dan lingkungan yang dapat mendukung peningkatan dan pemerataan pelayanan masyarakat, serta pelestarian lingkungan, meliputi: Meningkatkan ketersediaan energi listrik; Mengembangkan jaringan telekomunikasi di wilayah kegiatan ekonomi baru dan wilayah terpencil; Menjaga keseimbangan ketersediaan air; Meningkatkan cakupan wilayah pelayanan, pengelolaan, pengembangan dan rehabilitasi Daerah Irigasi; Mengendalikan pencemaran air tanah dan udara; Meningkatkan cakupan wilayah pelayanan sistem penyediaan air minum perpipaan dan non perpipaan; Mengembangkan dan mengoptimalkan sistem pengelolaan sampah; Mengembangkan, meningkatkan dan menangani sistem pengolahan limbah industri kecil dan rumah tangga; Melakukan pembangunan sistem drainase yang terpadu; dan Mengembangkan, meningkatkan dan menangani sanitasi di wilayah perkotaan dan perdesaan.
6. Improvement strategy of the quality and range of services of energy infrastructure networks, telecommunications, water resources, and environment that can support the growth and equitable distribution of public services, as well as the preservation of the environment, includes: a) Increase the availability of electrical energy; b) Develop a telecommunications network in the area of new economic activities and remote areas; c) Maintain a balance of water availability; d) Increase the coverage area of service, management, development and rehabilitation of irrigation area; e) Control ground water and air pollution;
7.
Strategi pengembangan manajemen resiko pada kawasan rawan bencana sebagaimana dimaksud meliputi;
7. Development strategy of risk management in disaster-prone areas, includes;
a)
Menetapkan pedoman dan pengarahan sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara; Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundangundangan; Menyusun, menetapkan dan memberikan informasi peta rawan bencana; Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana; Melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana pada wilayahnya;
a) Establish guidelines and directives in accordance with Government policy and the National Disaster Management Agency on disaster management effort that includes disaster prevention, emergency response, rehabilitation, and reconstruction in a fair and equitable; b) Establish standardization and implementation of disaster management needs based on legislation;
6.
a) b)
c) d)
e) f)
g) h)
i) j)
b)
c) d) e)
f) Improv the service area coverage Water Supply Piping System and Non Piping System; g) Develop and optimize waste management system; h) Develop, improve and deal with small industrial wastewater treatment systems and households; i) Perform an integrated drainage system construction; and j) Develop, improve and deal with sanitation in urban and rural areas.
c) Develop, establish and inform the hazard map; d) Develop and establish standard operating procedures for disaster management; e) Implement disaster management in the region;
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
19
2015 f)
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada kepala daerah setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana; Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang; Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran pendapatan dan belanja daerah; Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
f) Report to the head of the disaster management area once a month in normal conditions and at all times in a state of emergency;
8.
Strategi pemantapan kawasan lindung untuk mendukung perkembangan kabupaten secara berkelanjutan sebagaimana dimaksud meliputi:
8. Strengthening strategy of protected areas to support sustainable development of the district, includes:
a)
Meningkatkan dan mengendalikan fungsi kawasan lindung; Meningkatkan nilai ekonomi kawasan lindung tanpa mengabaikan fungsi perlindungan; Mengatur pola penggunaan lahan di sekitar kawasan lindung; Mengembangkan program pengelolaan kawasan lindung bersama masyarakat; Meningkatkan kerjasama antar wilayah dalam pengelolaan kawasan lindung; Mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi pengelolaan kawasan lindung; Meningkatkan kawasan ruang terbuka hijau perkotaan.
a) Improve and control the function of the protected area; b) Improve the economic value of protected areas without neglecting the protection function;
9.
Strategi pengembangan kawasan budi daya untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan kabupaten sesuai daya dukung lingkungan sebagaimana dimaksud meliputi:
9. Development strategy of cultivation area to support the development and growth of the district accordance with environmental capacity, includes:
a)
Mempertahankan luas sawah beririgasi melalui pengendalian alih fungsi lahan; Mengembangkan hutan yang memiliki nilai ekonomi tinggi tetapi tetap memiliki fungsi perlindungan kawasan; Meningkatkan produktivitas, diversifikasi tanaman, dan pengolahan hasil hutan dan pertanian; Mengembangkan perikanan tangkap dan budi daya disertai pengolahan hasil ikan; Meningkatkan kualitas ekosistem pesisir untuk menjaga mata rantai perikanan laut; Mengembangkan kegiatan pertambangan yang ramah lingkungan;
a) Maintain the irrigated area through the control over the land; b) Develop forests that have high economic value but still has the function of protection of the area; c) Increase productivity, crop diversification, and the processing of forest products and agriculture; d) Develop fisheries and aquaculture with fish product processing; e) Improve the quality of coastal ecosystems to maintain the chain of marine fisheries; f) Develop environmentally friendly mining activities;
g) h) i)
b)
c) d) e) f) g)
b)
c)
d) e) f)
20
g) Control the collection and distribution of money and goods; h) Responsible for the use of budget revenue and expenditure; i) Perform other obligations in accordance with the legislation.
c) Set the pattern of land use in protected areas; d) Develop programs with the community management of protected areas; e) Increase cooperation between regions in the management of protected areas; f) Develop a monitoring and evaluation system of protected area management; g) Improve the urban area of green open space.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary g)
2015
Mengembangkan dan mengarahkan kegiatan industri pada industri pengolahan yang ramah lingkungan; Mengembangkan dan meningkatkan pariwisata alam dan buatan secara terintegrasi; Mengembangkan kawasan permukiman perdesaan dan perkotaan; dan Meningkatkan kualitas prasarana dan sarana permukiman.
g) Develop and direct the activities of the industry in environmentally friendly processing industry; h) Develop and enhance the natural and artificial tourism in integrated manner;
10. Strategi penetapan dan pengembangan kawasan strategis untuk mendukung perkembangan kabupaten yang merata dan berkelanjutan sebagaimana dimaksud, meliputi:
10. Establishment strategyand development of strategic areas to support the equitable and sustainable development of district, includes:
h)
i) j)
a) b)
c) d)
Mengembangkan kawasan strategis untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi; Mengembangkan kawasan strategis untuk kepentingan pendayagunaan sumber daya alam; Mengembangkan kawasan strategis untuk kepentingan sosial budaya; dan Memantapkan dan mengembangkan kawasan strategis untuk kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan.
i) Develop rural areas and urban areas; and j) Improve the quality of infrastructure and facilities of settlement.
a) Develop a strategic area for the benefit of economic growth; b) Develop a strategic area for the benefit of the utilization of natural resources; c) Develop a strategic area for social and cultural interests; and d) Establish and develop a strategic area for the benefit function and carrying capacity.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
21
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
3. PROFIL PEREKONOMIAN WILAYAH
3. PROFILE OF ECONOMIC REGION
3.1. Struktur Perekonomian
3.1. Economic Structure
Struktur perekonomian Kabupaten Jepara dapat dilihat dari peranan atau kontribusi masingmasing sektor yang membentuknya. Dalam hal ini, ada tiga sektor besar yang memiliki kontribusi cukup besar dalam rentang waktu lima tahun (2009-2013) terhadap perekonomian Kabupaten Jepara, yaitu:
Jepara structure of the economy can be seen from the role or contribution of each sector that build it up. In this case, there are three major sectors that have significant contribution during five years (2009-2013) to the economy of Jepara, that are:
1. Industri Pengolahan 2. Pertanian 3. Perdagangan, Hotel, dan Restoran
1. Processing Industry 2. Agriculture 3. Trade, Hotel, and Restaurant
Sektor industri pengolahan memberikan kontribusi yang paling tinggi, dengan rata-rata sebesar 26,74%. Pada sektor pertanian memberikan rata-rata kontribusi sebesar 21,22%, sedangkan sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan rata-rata kontribusi sebesar 20,70%. Rincian rata-rata kontribusi dari masing-masing sektor dalam periode 2009-2013, dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
The highest contribution came from processing industry sector, with an average of 26.74%. In the agricultural sector the average contribution amounted to 21.22%, while trade, hotels and restaurants gave an average contribution of 20.70%. Details of the average contribution of each sector in the period 2009-2013, can be seen in the figure below:
Gambar 3.1 Struktur Perekonomian 2009-2013 Figure 3.1 Economic Structure 2009-2013
22
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Tabel 3.1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Jepara Tahun 2009-2013 (Juta) Table 3.1 GDRP at Current Price of Jepara 2009-2013 (Million) No 1 2
3 4 5 6
7
8
9
Lapangan Usaha / Industrial Origin (Sektor/Sector) Pertanian / Agriculture Pertambangan dan Penggalian / Mining and Quarrying Industri Pengolahan / Processing Industry Listrik, Gas & Air Bersih / Electricity, Gas, Water Supply Kontruksi / Construction Perdagangan, Hotel & Restoran / Trade, Hotel, Restaurant Transportasi & Komunikasi / Transportation & Communication Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan / Financial, Tenancy & Business Services Jasa – jasa / Services
2009
2010
2011
2012
2013
1,787,693.15
1,903,741.02
2,158,101.75
2,359,665.59
2,638,703.47
50,644.50
58,536.50
67,025.53
75,025.85
84,179.00
2,202,992.66
2,461,696.15
2,693,094.34
2,994,485.65
3,324,611.26
90,186.51
100,722.56
119,372.62
132,607.52
144,759.11
494,756.26
586,711.47
656,612.69
741,188.64
840,952.63
1,708,675.71
1,898,561.60
2,089,464.03
2,319,088.53
2,570,761.33
472,454.10
518,237.32
557,077.02
603,073.24
663,715.44
566,931.67
642,895.25
720,436.02
794,651.53
878,155.74
831,887.41
947,385.28
1,058,362.88
1,197,931.52
1,371,649.09
8,206,221.9 9,118,487.15 10,119,546.88 11,217,718.07 12,517,487.07 7 Sumber: BPS, Kabupaten Jepara Dalam Angka (2009-2014) / Source: BPS, Jepara Regency In Figures (2009-2014) JUMLAH/ Total
Tabel 3.3 Rata-rata Kontribusi dan Pertumbuhan Sektoral (2009-2013) Table 3.3 The Average of Contribution and Growth Sector (2009-2013)
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lapangan Usaha/Industrial Origin (sektor/Sector)
Pertanian / Agriculture Pertambangan dan Penggalian / Mining and Quarrying Industri Pengolahan / Processing Industry Listrik, Gas & Air Bersih / Electricity, Gas, Water Supply Kontruksi / Construction Perdagangan, Hotel & Restoran / Trade, Hotel, Restaurant Transportasi & Komunikasi / Transportation & Communication Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan / Financial, Tenancy & Business Service Jasa – jasa / Services
Kabupaten Jepara Rata-Rata Rata-Rata Kontribusi Pertumbuhan Sektoral / Sektoral / Sectoral Sectoral Contribution Growth Average Average (2009-2013) (2009-2013) 21.08% 10.25% 0.67% 13.56% 26.56% 10.84% 1.16% 12.61% 6.72% 14.21% 20.54% 10.75% 5.30% 8.87% 7.02%
11.57%
10.96%
13.32%
Sumber: Dari Data BPS, (Hasil Analisis 2015) / Source: Data From BPS, (Analysis Product of 2015)
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
23
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Rata-rata pertumbuhan sektoral pada sektor industri pengolahan di Kabupaten Jepara dalam kurun waktu lima tahun (2009-2013) hanya sebesar 10,84%. Sedangkan, rata-rata pertumbuhan tertinggi terdapat pada sektor kontruksi yaitu sebesar 14.21%, dan kontribusi yang diberikan pada pembentukkan PDRB Kabupaten Jepara sebesar 6,72%. Hasil perhitungan PDRB dapat menjelaskan besarnya peran masing-masing sektor ekonomi di Kabupaten Jepara. Penjelasan lebih rinci tentang struktur ekonomi Kabupaten Jepara dapat dilihat dari PDRB Kabupaten Jepara atas dasar harga berlaku berikut:
Average of sectoral growth in the processing industry sector in Jepara within five years (20092013) amounted to only 10.84%. Meanwhile, the highest average growth rate was in the construction sector of 14,21%, and the contribution made to GDRP of Jepara by 6.72%. GDRP calculation results can explain the magnitude of the role of each economic sector in Jepara. A more detailed explanation of the structure of the economy of Jepara can be seen from GDRP at current prices in the following:
a. Sektor Primer Sektor primer terdiri dari sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan perekonomian Kabupaten Jepara. Kontribusi sektor primer pada PDRB selama lima tahun terakhir sebesar 21,87%. Besarnya kontribusi sektor primer didominasi oleh sektor pertanian yang memberikan andil sebesar 21,22% dari total PDRB Kabupaten Jepara, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian memberikan andil sebesar 0,65%. Namun, rata-rata pertumbuhan sektoral dari sektor pertambangan dan penggalian selalu meningkat setiap tahunnya, sedangkan sektor pertanian mengalami sedikit perlambatan dalam periode 2009-2013.
a. Primary sector The primary sector is composed of agriculture, mining and quarrying, has an important role in the economic development of Jepara. Contribution of the primary sector in GDRP over the last five years amounted to 21.87%. The amount of contribution of the primary sector was dominated by the agricultural sector that responsible for 21.22% of the total GDRP of Jepara, while the mining and quarrying sector contributed 0.65%. However, the average sectoral growth of the mining and quarrying sector was increased every year, while the agricultural sector experienced a slight slowdown in 2009-2013.
b. Sektor Sekunder Sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, serta sektor konstruksi. Rata-rata kontribusi sektor sekunder dalam pembentukan PDRB Kabupaten Jepara dalam periode 2009-2013 adalah 34,34%. Pada sektor ini kontribusinya didominasi oleh sektor industri pengolahan yang menjadi sektor dengan andil terbesar terhadap PDRB Kabupaten Jepara yaitu sebesar 26,74%, namun rata-rata pertumbuhan sektoralnya hanya mencapai 10,84%. Angka rata-rata pertumbuhan sektoral tertinggi terdapat pada sektor kontruksi yang mencapai 14,21% dan rata-rata kontribusinya sebesar 6,46%. Ratarata kontribusi dari sektor tersier ini sedikit menurun, pada tahun 2013 sektor tersier memberikan andil sebesar 34,43% dan di
b. Secondary sector Secondary sector comprising processing industry, electricity, gas, and water, as well as the construction sector. The average contribution of the secondary sector in GDRP of Jepara in 2009-2013 was 34.34%. The contribution of this sector was dominated by the processing industry sector which has the largest contribution to GDRP of Jepara that is equal to 26.74%, but the average sectoral growth only reached 10.84%. The highest average of sectoral growth is in the construction sector reached 14.21% and the average contribution of 6.46%. The average contribution of the tertiary sector is slightly decreasing, in 2013 the tertiary sector were responsible for 34.43% and in 2012 amounted to 34.48%. This is influenced by the forming secondary sector particularly the processing
24
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary tahun 2012 sebesar 34,48%. Hal ini dipengaruhi oleh sektor pembentuk sektor sekuder terutama sektor industri pengolahan yang sedikit menurun kontribusinya dari tahun 2013 sebesar 26,69% menjadi 26,56% pada tahun 2012. c.
Sektor Tersier Sektor tersier yang terdiri dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor transportasi dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Rata-rata kontribusi sektor tersier dalam pembentukan PDRB Kabupaten Jepara mencapai 43,79% dalam kurun waktu 2009 sampai 2013, yang berarti kontribusi sektor tersier ini lebih besar dari dua sektor lainnya. Rata-rata kontribusi pada sektor tersier ini didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran yang memberikan andil sebesar 20,70% dari total PDRB Kabupaten Jepara. Pada tahun 2013 dan 2012, kontribusi sektor tersier dalam pembentukan PDRB Kabupaten Jepara relatif stabil yaitu sebesar 43,81%.
2015
industry which slightly decreased contribution of the year 2013 by 26.69% to 26.56% in 2012
c.
Tertiary sector The tertiary sector comprising trade, hotels and restaurants, transportation and communication sector, finance, tenancy and business services, and the services sector. The average contribution of the tertiary sector in GDRP of Jepara reached 43.79% in 20092013, which means the contribution of the tertiary sector is larger than the other two sectors. The average contribution of the tertiary sector is dominated by trade, hotels and restaurants that were responsible for 20.70% of total GDRP of Jepara. In 2013 and 2012, the contribution of the tertiary sector in GDRP of Jepara relatively stable in the amount of 43.81%.
3.2. Laju Pertumbuhan
3.2. The Growth Rate
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai salah satu alat untuk menggambarkan kondisi perekonomian suatu wilayah menunjukkan besarnya PDRB Kabupaten Jepara atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 PDRB Kabupaten Jepara atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 8.206.221,97 , pada tahun 2010 sebesar Rp. 9.118.487,15, pada tahun 2011 sebesar Rp. 10.119.546,88, pada tahun 2012 sebesar Rp. 11.217.718,07 , dan pada tahun 2013 sebesar Rp. 12.517.487,07. Hal ini berarti pada tahun 2013 terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,77%, sedikit melambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 5,79% di Kabupaten Jepara.
Gross Domestic Regional Product (GDRP) as one of the tools to describe the condition of the economy of a region showing the extent of GDRP Jepara at current prices increased. In 2009, GDRP of Jepara at current prices amounted to Rp. 8.206.212.97, in 2010 amounted to Rp. 9,118,487.15, in 2011 amounted to Rp. 10,119,546.88, in 2012 amounted to Rp. 11,217,718.07, and in 2013 amounted to Rp. 12,517,487.07. This means that in 2013 occurred economic growth of 5.77%, slightly lower than the previous year, which amounted to 5.79%.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
25
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
4. POTENSI PEREKONOMIAN
4. POTENTIAL OF ECONOMIC
4.1. Sektor Pertanian
4.1. Agricultural Sector
Gambar 4.1 Potensi Tanaman Pangan Kabupaten Jepara Figure 4.1 Food Crops Potential in Jepara
A.
Tanaman Pangan
A.
Pada Sektor Pertanian Pemerintah Kabupaten Jepara terus memacu produktifitas padi, dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan khususnya kecukupan beras. Produksi padi pada akhir tahun meningkat dari tahun kemarin yaitu Produksi Padi (Sawah dan Gogo) sebesar 238.705 ton. Meskipun periode akhir tahun 2013 luas Panen mengalami penurunan di akhir tahun 2013 dari tahun kemarin yaitu 44.453 ha. Sedangkan Komoditas Palawija ada 6 jenis tanaman yaitu jagung, ketela rambat, kacang hijau, ketela pohon, kacang tanah, dan kacang kedelai. Dari periode akhir tahun 2013 produksi komoditas jagung seberat 43.457 ton, ketela rambat seberat 2.473 ton, kacang tanah seberat 24.427 ton, kacang kedelai seberat 35 ton, dan ketela pohon seberat 319.281 ton mengalami kenaikan dibanding tahun kemarin, dilain juga komoditas kacang hijau seberat 57 ton diakhir tahun 2013 mengalami stagnan dibanding tahun kemarin.
Food Crops
Jepara government continues to boost rice productivity, in order to meet the needs of food, especially rice sufficiency. Production of rice at the end of the year increased from last year that is the production of paddy (Rice and Gogo) amounted to 238,705 tons. Although in the end of periode 2013, the harvested area decreased 44,453 ha from last year. There are 6 types of horticulture crops such as corn, sweet potatoes, green beans, cassava, peanuts, and soybeans. At the end of 2013 production of corn was 43,457 tons, sweet potatoes 2,473 tons, peanuts 24,427 tons, soybeans 35 tons, and cassava has increased compared to last year weighing 319,281 tons, on the other hand a green bean commodity stagnating at the end of 2013 compared to last year weighing 57 tons.
Tabel 4.1 Luas Panen dan Produksi Sawah dan Padi Ladang (Gogo) di Kab. Jepara 2011-2013 Table 4.1 Harvested Area and Production of Rice and Rice Fields (Gogo) in Jepara 2011-2013 Tahun/ Year
Produksi / Production (ton)
Luas Panen/ Harvested Area (ha)
2011 2012 2013
211.240 211.240 238.705
44.593 44.593 44.453
Sumber: Kabupaten Jepara dalam Angka 2014 / Source: Jepara Regency In Figures 2014
Tabel 4.2 Produksi Komoditas Palawija (ton) di Kabupaten Jepara tahun 2011 – 2013 Table 4.2 Horticulture Commodities production (ton) in Jepara 2011-2013 Ketela Kacang Ketela Kacang Kacang Tahun/ Jagung/ Rambat/ Hijau/ Pohon/ Tanah/ Kedelai/ Year Corn Sweet Green Beans Cassava Peanuts Soybeans Potato 2011 31.232 129,8 27,58 246.210 14.452 39 2012 35.109 2.384,00 57,00 268.969 15.164 21 2013 43.457 2.473,00 57,00 319.281 24.427 35 Sumber: Kabupaten Jepara dalam Angka 2014 / Source: Jepara Regency In Figures 2014
26
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary B.
Hortikultura
B.
2015
Horticulture
Gambar 4.2 Potensi Hortikultura Kabupaten Jepara Figure 4.2 Horticultural Potential in Jepara
Tanaman hortikultura ini cukup memiliki potensi untuk dikembangkan oleh masyarakat di Kabupaten Jepara. Komoditi Data luas lahan dan potensi produksi hortikultura Kabupaten Jepara dirinci pada tabel berikut:
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Horticulture crops are enough to have the potential to be developed by the people in the Jepara. The detailed of data commodities land and horticultural production potential in Jepara can be seen in the following table:
Tabel 4.3 Luas Panen dan Produksi Hortikultura di Kabupaten Jepara 2013 Table 4.3 Harvested Area and Horticultural Potential in Jepara 2013 Luas Panen Produksi Produktifitas (ha)/ (kwt)/ (kwt/ha)/ Jenis Tanaman/ Plant Type Harvested Production Productivity Area (ha) (Qwt) (Qwt/ha) Bawang Putih/ Onion Bawang Merah/Red Onion Bawang Daun/ Spring Onion Kacang Panjang/ Long Beans 83 3.796 45,73 Cabe/ Chili 5 449 89,80 Cabe Rawit/ Cayenne 11 976 88,73 Tomat/ Tomato 9 601 66,78 Terong/ Eggplant 14 2.691 192,21 Labu Siam/ Pumpkin 10 398 39,80 Buncis/ Bean 17 1.896 Kangkung/ Kale 81 10.191 125,81 Bayam/ Spinach 27 871 32,26 Jengkol (Pohon)/ Jengkol (Tree) 7.954 4.462 0,56 Pete (Pohon)/ Petai (Tree) 28.759 8.882 0,31 Mlinjo (Pohon)/ Gnetum (Tree) 6.041 2.173 0,36 Ketimun/ Cucumber 31 1.872 60,39 Petsai-sawi/ Lettuce Jamur/ Mushroom 1.841 34.410 18,69
Sumber: Kabupaten Jepara dalam Angka 2014 Source: Jepara Regency In Figures 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
27
2015 C.
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Buah-Buahan
C.
Fruits
Gambar 4.3 Potensi Buah-buahan di Kabupaten Jepara Figure 4.3 Fruits Potential in Jepara
Potensi buah-buahan di Kabupaten Jepara yaitu Fruits potential in Jepara are avocado, star fruit, alpukat, belimbing, duku, durian, jambu biji, duku, durian, guava, waterguava, orange, big jambu air, jeruk siam, jeruk besar, mangga, orange, mango, mangosteen, jackfruit, pineapple, manggis, nangka, nanas, pepaya, pisang, papaya, banana, rambutan, salak, sawo, passion rambutan, salak, sawo, markisa, sirsak, sukun, fruit, soursop, breadfruit, grape, melon and anggur, melon, dan semangka, berikut data luas watermelon, in the following table 4.4 shows the panen dan produksi buah-buahan pada tabel 4.4 data of harvested area and fruits in production: berikut: Tabel 4.4 Luas Panen dan Produksi Buah-buahan di Kabupaten Jepara 2013 Table 4.4 Harvested Area and Fruits Production in Jepara 2013 Luas Panen (Pohon/Rumpun)/ Produksi (kwt)/ No Jenis Tanaman/ Plant Type Harvested Area Production (Qwt) (Tree/ Grass) 220 1 Alpukat/ Avocado 609 20.708
16.504
85
27
11.306
12.997
5.481
2.506
12.315
10.279
Jeruk Siam/ Orange
5.018
3.777
8
Jeruk Besar/ Big Orange
1.137
765
9
Mangga/ Mango
126.6.05
95.135
10
Manggis/ Mangosteen
244
43
11
Nangka/ Jackfruit
49.246
42.058
12
Nanas/ Pineapple
3.115
222
13
Pepaya/ Papaya
8.175
4.066
14
Pisang/ Banana
197.363
152.688
15
Rambutan/ Rambutan
29.578
12.238
16
Salak/ Salak
4.129
232
17
Sawo/Sawo
2.061
1.156
18
Markisa/ Passionfruit
20
8
19
Sirsak/ Soursop
2.978
1.046
20
Sukun/ Breadfruit
3.385
4.399
21
Anggur/ Grape
58
23
22
Melon/ Melon
17
3.938
23
Semangka/ Watermelon
173
25.695
2
Belimbing/ Starfruit
3
Duku/Langsat/Kokosan
4
Durian/ Durian
5
Jambu Biji/ Guava
6
Jambu Air/ Water Guava
7
Sumber: Kabupaten Jepara dalam Angka 2014 / Source: Jepara Regency In Figures 2014
28
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary D.
D. Perkebunan
2015
Plantation
Gambar 4.4 Potensi Perkebunan di Kabupaten Jepara Figure 4.4 Plantation Potential in Jepara
Kabupaten Jepara memiliki potensi perkebunan yang cukup menjanjikan. Nilai ekonomi komoditi ini cukup tinggi, beberapa komoditi yang dapat menjadi potensi bernilai ekonomi tinggi antara lain adalah tebu, kopi, cengkeh, dan lainnya. Berikut rincian data produksi dan luas panen sektor perkebunan di Kabupaten Jepara.
No 1
2
3
4
5
Jepara has promisingpotential of plantations. The economic value of this commodity is high enough, which are sugar cane, coffee, cloves, and others. Here are the details of the data production and harvested area of the plantation sector in Jepara.
Tabel 4.5 Jumlah Produksi, Luas Tanaman, Luas Panen Perkebunan di Kabupaten Jepara Table 4.5 Total Production, Land Area and Harvested Area of Plantation in Jepara Luas Jenis Luas Panen Produksi / Tanaman Kecamatan/ Tanaman/ /Harvested Production /Land Area Sub-district Plat Type Area (ha) (ton) (ha) Cengkeh/ 398,39 271,16 72,17 Kedung, Pecangaan, Kalinyamatan, Clove Welahan, Mayong, Nalumsari, Batealit, Tahunan, Jepara, Mlonggo, Pakis Aji, Bangsri, Kembang, Keling, Donorojo, Karimunjawa. Kopi/ 2.007,97 1,466,83 683,61 Kedung, Pecangaan, Kalinyamatan, Coffee Welahan, Mayong, Nalumsari, Batealit, Tahunan, Jepara, Mlonggo, Pakis Aji, Bangsri, Kembang, Keling, Donorojo, Karimunjawa. Kelapa/ 12.656,11 10.448,28 11.053,98 Kedung, Pecangaan, Kalinyamatan, Coconut Welahan, Mayong, Nalumsari, Batealit, Tahunan, Jepara, Mlonggo, Pakis Aji, Bangsri, Kembang, Keling, Donorojo, Karimunjawa. Kapuk/ 12.847,57 11.839,84 16.612,90 Kedung, Pecangaan, Kalinyamatan, Kapok Welahan, Mayong, Nalumsari, Batealit, Tahunan, Jepara, Mlonggo, Pakis Aji, Bangsri, Kembang, Keling, Donorojo, Karimunjawa. Jambu Mete/ 437,36 252,50 114,33 Kedung, Pecangaan, Mayong, Cashew Nalumsari, Batealit, Tahunan, Pakis Aji, Kembang, Keling, Donorojo, Karimunjawa.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
29
2015 No 6
7 8
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Jenis Tanaman/ Tebu/ Sugar cane
Nilam / Patchouli Kakao/ Cocoa Lada/ Pepper Kencur/ Kencur
Luas Tanaman 2.886,13
Luas Panen /Harvested 2.818,55
Produksi / Production 243,517,00
115,00
112,50
292,50
432,88
51,63
6,92
41,88
25,89
5,97
5,31
125,11
Kecamatan/ Sub-district Kedung, Pecangaan, Kalinyamatan, Welahan, Mayong, Nalumsari, Batealit, Tahunan, Mlonggo, Pakis Aji, Bangsri, Kembang, Keling, Donorojo. Kembang.
11
Jahe/ Ginger
5,08
4,83
143,50
12
Kunyit/ Turmeric
1,21
1,23
26,90
13
Laos/ Galingale Temulawak/ Curcuma Vanili/ Vanilla Aren/ Sugar Palm
109,84
105,77
3.230,64
0,30
0,30
5,11
Mayong, Pakis Aji, Bangsri, Kembang, Keling, Donorojo. Mayong, Pakis Aji, Bangsri, Kembang, Keling. Kalinyamatan, Welahan, Mayong, Nalumsari, Batealit, Jepara, Pakis Aji, Kembang, Keling. Kalinyamatan, Welahan, Mayong, Nalumsari, Batealit, Jepara, Mlonggo, Kembang, Keling. Kalinyamatan, Welahan, Mayong, Jepara, Pakis Aji, Bangsri, Kembang, Keling. Kalinyamatan, Welahan, Mayong, Nalumsari, Batealit, Pakis Aji, Keling. Welahan, Mayong, Pakis Aji,
3,70
1,85
2,07
Pakis Aji, Kembang, Keling.
10,23
5,29
2,64
Pakis Aji, Bangsri, Kembang, Keling, Donorojo, Karimunjawa.
9 10
14 15 16
Sumber: Kabupaten Jepara dalam Angka 2014 Source: Jepara Regency In Figure 2014
30
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 4.5 Peta Potensi Sektor Perkebunan di Kabupaten Jepara Figure 4.5 Plantation Potential Map in Jepara
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
31
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
4.2. Sektor Pariwisata
4.2. Tourism Sector
Gambar 4.6 Potensi Pariwisata di Kabupaten Jepara Figure 4.6 Tourism Potential in Jepara
Komoditi Pariwisata di Kabupaten Jepara berada di titik paling utara Pulau Jawa, Wisata alam terbanyak adalah wisata pantai karena jepara memiliki garis pantai sepanjang 82,73 km belum termasuk di Kepulauan Karimunjawa. Objek wisata yang menarik wisatawan untuk dikunjungi adalah masjid mantingan, pantai tirta samudra, pantai kartini, serta lainnya. Salah satu objek wisata yang akan menjadi primadona adalah Taman Nasional Karimunjawa. Berikut rincian potensi wisata di Kabupaten Jepara.
Tourism commodity in Jepara was in the most northern point of the JavaIsland, coastal tourism is the largest natural attraction because Jepara has a coastline along the 82.73 km not included Karimunjawa. Attractions that attract tourists to visit are Mantingan Mosque, Tirta Samudra Beach, Kartini Beach, and others. Karimunjawa National Parkis the prime of the tourist attraction. Here are the details of tourism potential in Jepara.
Tabel 4.6. Potensi Wisata, Lokasi dan Jumlah Pengunjung Kabupaten Jepara Table 4.6 Tourist Potential, Location and Number of Visitor in Jepara
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
32
Nama Tempat/ Place Name
Museum RA. Kartini/ RA. Kartini Museum Pendopo Kabupaten/ District Hall Pantai Kartini/ Kartini Beach Pantai Tirta Samudra/ Tirta Samudera Beach Makam dan Masjid Mentingan/ Mentingan Graveyard and Mosque Pulau Panjang/ Long Island Benteng Portugis/ Portuguese Fort Wana Wisata Sreni Indah/ Sreni Indah Wana Tourism Air Terjun Songgo Langit/ Songgo Langit Waterfalls Monumen Ari-ari RA. Kartini/ RA Kartini Placenta Monument Benteng VOC/ VOC Fort
Lokasi/Location
Jumlah Pengunjung (Orang)/ Number of Visitor (People)
Jl. Alun-alun Utara Jepara,
7.517
Kel. Panggang, Kec. Jepara
-
Kel. Bulu, Kec. Jepara
267.994
Desa Bandeng, Jec. Jepara
299.143
Ds. Mantingan, Kec. Tahunan
343.518
Kel. Bulu, Kec. Jepara
17.505
Ds. Banyumanis, Kec. Keling
40.195
Ds. Bantegede, Kec. Nalumsari
-
Ds. Bucu, Kec. Bangsri
8.349
Ds. Palemkerep, Kec. Mayong
3.197
Kel. Pingkol, Kec. Jepara
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
40.195
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
No
12 13 14 15 16
Nama Tempat/ Place Name
Taman Setro/ Setro Park Kura-kura Ocean Park/ Turtle Ocean Park Taman Nasional Laut Karimunjawa/ Karimunjawa Marine National Park Wisata Kuliner Pungkruk/ Pungkruk Culinary Tours Sonder Kalinyamat
2015
Jumlah Pengunjung (Orang)/ Number of Visitor (People)
Lokasi/Location
Kec. Batealit
53.033
Kel. Bulu, Kec. Jepara
70.938
Kep. Karimunjawa, Kec. Karimunjawa
28.609
Ds. Mororejo, Kec. Mlonggo
28.609
-
25.002
Total (2013)
1.205.195
Sumber: Kabupaten Jepara dalam Angka 2014 Source: Jepara Regency In Figures 2014
Tabel 4.7. Banyaknya Pengunjung Obyek Wisata (orang) di Kabupaten Jepara Tahun 2011-2013 Table 4.7 Numbers of Tourist (People) in Jepara 2011-2013 Pantai Makam & Museum RA. Pantai Tirta Masjid Pulau Benteng Tahun/ Kartini/ Kartini/ Samudra/ Mantingan/ Panjang/ Portugis/ Year RA. Kartini Kartini Tirta Mantingan Long Portuguese Museum Beach Samudera Graveyard Island Fort Beach and Mosque 2011
3.440
198.901
146.040
220.925
7.973
29.298
7.517
267.994
299.143
343.518
17.505
40.195
2012 2013
Sumber: Kabupaten Jepara dalam Angka 2014 Source: Jepara Regency In Figures 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
33
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 4.7 Peta Potensi Pariwisata Kabupaten Jepara Figure 4.7 Tourism Potential Map of Jepara
34
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 4.3. Sektor Perikanan
2015
4.3. Fishery Sector Gambar 4.7 Kegiatan Perikanan Figure 4.7 Fishery Activity
Komoditi perikanan di kabupaten Jepara cukup potensial untuk dikembangkan. Komoditas tangkapan di Kabupaten Jepara berupa: kerapu, tongkol, kembung, teri, manyung, layang, dan yang lainnya. Seperti dirinci pada tabel 4.8 berikut:
Fishery commodities in Jepara have enough potential to be developed. Fisheries commodites in Jepara are: grouper, Tuna, eastern little tuna, anchovy, indian mackerel, mackerel scad, and others. As detailed in the following table 4.8 :
Tabel 4.8 Jumlah Produksi Ikan Laut Basah dan Lainnya Menurut Jenis Ikan Di Kabupaten Jepara 2013 Table 4.8 Number of Productionof Fresh Sea Water Fish Based on Type of Fish in Jepara 2013 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Jenis Ikan / FishType Produksi / Production (kg) Manyung / Sea Catfishes 13.800 Ekor Kuning / Yellow Tail Fusilier 25.300 Selar / Trevallies 10.200 Teri / Anchovy 164.600 Peperek / Pony Fishes 144.800 Kakap Merah-Bambangan / Red Snappers 15.300 Belanak / Mullets 37.400 Tongkol / Eastern Little Tuna 406.700 Kembung / Indian Mackerels 385.700 Tenggiri / Narrow Barred King Mackerels 7.800 Kerapu Karang / Blue Lined Seabass 20.600 Kerapu Sunu / Leopard Coral Grouper 16.300 Ikan Baronang / Spinefoot 55.400 Layur / Hairtails 48.300 Cucut / Sharks 37.400 Layang / Mackerel Scad 581.400 Pari / Rays 105.300 Ikan Lainnya / Other Fishes 4.146.900 Udang Krosok / Rainbow (Tiger Cat) Shrimp 763.400 Rajungan / Swimming Crabs 11.600 Cumi-cumi / Common Squids 34.500 Jumlah / Total per Tahun / Year 2013 7.032.700 Jumlah / Total per Tahun / Year 2012 6.991.600 Jumlah / Total per Tahun / Year 2011 6.712.600 Sumber: Kabupaten Jepara dalam Angka 2014 / Source: Jepara Regency In Figures 2014
Tabel 4.9 Jumlah Produksi Ikan Air tawar di Kabupaten Jepara 2013 Table 4.9 Production Number of Aquaculture in Jepara 2013 No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Jenis Ikan / Fish Type Produksi / Production (kg) Keting (Jambal)/ Jambal 191.400 Gabus / Cork fish 51.300 Lele / Catfish 68.700 Ikan Lainnya / Other Fishes 842.800 Udang Air Tawar / Freshwater Prawns 46.500 Udang Lainnya / Other Prawns 291.100 Jumlah / Total per Tahun / Year 2013 1.491.800 Jumlah / Total per Tahun / Year 2012 1.541.200 Jumlah / Total per Tahun / Year 2011 1.543.100 Sumber: Kabupaten Jepara dalam Angka 2014 / Source: Jepara Regency In Figures 201 4
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
35
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
4.4. Sektor Industri
4.4. Industrial Sector Gambar 4.8 Furniture Jepara Figure 4.8 Jepara Furniture
Potensi Kabupaten Jepara di sektor industri, Furniture industryor wood-based processing utamanya adalah industri furniture atau industri industries is a potential industrial sector in pengolahan berbasis kayu. Namun disisi lain, Jepara.On the other hand, Jepara also has a lot of Kabupaten Jepara juga mempunyai banyak potential in addition to the furniture industry. As potensi selain industri mebel. Seperti dirinci pada detailed in the following table 4.10 . tabel 4.10 berikut. Tabel 4.10 Jumlah Produksi Industri Kecil Menengah di Kabupaten Jepara 2013 Table 4.10 Production Number of Small-Medium Enterprises in Jepara 2013 Jenis Industri / Type of Industry
No
3
Furniture Kayu/ Wood Furniture Kerajinan Rotan/ Rattan Furniture Tenun Ikat/ Tie Woven
4
Monel/ Monel
5
Gerabah/ Pottery
6
Genteng/ Roof Tile
7
Roko Kretek/ Cigarette
8
Kerajinan Kayu/ Woodcraft
9
Makanan/ Food
10
Konveksi/ Concection
11
Bordir/ Embroidery
12
Mainan Anak/ Children Toys
1 2
Satuan / Unit Bh/set/ Pieces Bh/set/ Pieces Meter Bh/set/ Pieces Bh/set/ Pieces Bh/set/ Pieces Batang/ / Pieces Bh/set/ Pieces Kg Buah/ Pieces Buah/ Pieces Unit
Produksi / Production (Volume)
Kecamatan / Sub-district
3.816.801
Tahunan
3.294.486
Welahan.
26.076.855 582
Pecangaan. Kalinyamatan.
699.688
Mayong.
1.284.485
Mayong.
388.901.000
Kalinyamatan, Nalumsari, Mayong, Welahan.
2.201.084
Mayong.
0
Welahan.
38.805.990
Kalinyamatan, Nalumsari, Mayong.
2.812.689
Kalinyamatan, Nalumsari, Mayong.
2.679.842
Welahan.
Sumber: Kabupaten Jepara dalam Angka 2014 / Source: Jepara Regency In Figures 2014
36
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 4.8 Perkembangan Produksi (Volume) Industri Kecil Menengah di Kabupaten Jepara 2012-2013 Figure 4.8 Production Development (Volume) of Small-Medium Enterprises in Jepara 2012-2013
Tabel 4.11 Kawasan Industri di Kabupaten Jepara Table 4.11 Industrial Area in Jepara
No
Kawasan Industri / Industrial Area
Kecamatan / Sub-district
Kawasan dan sentra industri / Industrial Center Area
2
Kawasan Industri Mulyoharjo (KIM)/ Mulyoharjo Industrial Area Kawasan Jepara/ Jepara Area
3
Kawasan Pecangaan/ Pecangan Area
4
Kawasan Mayong/ Mayong Area
1
Kecamatan Jepara Kecamatan Jepara, Kecamatan Tahunan Kecamatan Pecangaan, Kecamatan Kalinyamatan, Kecamatan Welahan. Kecamatan Mayong, Kecamatan Nalumsari.
Kawasan Agropolitan / Agropolitan Area 1 2 3
Kawasan Agropolitan Jinggotan/ Jinggotan Agropolitan Area Kawasan Agropolitan Bategede/ Bategede Agropolitan Area Kawasan Agropolitan Damarwulan/ Damarwulan Agropolitan Area
Kecamatan Keling, Kecamatan Donorojo. Kecamatan Nalumsari. Kecamatan Mayong.
Kawasan Minapolitan / Minapolitan Area 1
Kawasan Minapolitan Bondo/ Bondo Minapolitan Area
Kecamatan Bangsri.
Sumber: Kabupaten Jepara dalam Angka 2014 / Source: Jepara Regency In Figures 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
37
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 4.8 Peta Potensi Industri di Kabupaten Jepara Figure 4.8 Industry Potential Map of Jepara
38
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
5. PELUANG INVESTASI
5. INVESTMENT OPPORTUNITIES
5.1. Peluang Investasi Pengembangan Kawasan Industri Berbasis Teknologi
5.1. Investment Opportunities of The Development of Industrial Area Based Technology
Kampung teknologi merupakan program Kementerian Negara Riset dan Teknologi yang bernama Agro-Technopark diimplementasikan oleh Pemerintah Kabupaten Jepara dengan nama Kampung Teknologi. Kawasan ini direncanakan di dibangun diatas hamparan lahan seluas 110,33 ha di Desa Suwawal, Kecamatan Pakis Aji. Agrotechnopark atau Kampung Teknologi merupakan kawasan untuk pengembangan sektor pertanian berbasis teknologi, seperti teknologi pasca panen, zona peternakan, perikanan maupun budidaya pertanian. Sedangkan, Technopark merupakan kawasan untuk pengembangan sektor industri pengolahan berbasis teknologi, yakni pengolahan pasca panen, bengkel kerja teknologi tepat guna, pengolahan limbah industri dan lainnya. Maka dari itu pengembangan kawasan ini bertujuan untuk mengembangkan kawasan industri yang berbasiskan teknologi, baik industri furniture maupun agroindustri.
Kampung technology is a program of the Ministry of Research and Technology named AgroTechnopark implemented by the Government of Jepara named village of Technology. This area is planned to be built on a stretch of land in an area of 110.33 hectares in the village of Suwawal, Pakis Aji District. Agrotechnopark or Kampung Technology is an area for the development of the agricultural sector based technologies, such as post-harvest technology, animal husbandry zones, fisheries and agriculture. Meanwhile, Technopark is an area for the development of technology-based processing industry, namely the post-harvest processing, workshops appropriate technology, sewage treatment and other industries. Thus the development of this area aim to develop industrial parkbased-technology, both furniture and agroindustry.
Potensi industri furnitur di Kabupaten Jepara yang sudah terkenal sejak dulu merupakan aset yang cukup dominan baik ditingkat nasional maupun internasional. Kawasan Basis Industri Furnitur ini direncanakan untuk pusat kawasan bahan baku kayu, pusat perakitan dan finishing serta pusat penelitiaan dan desain industri furnitur.
Furniture industry potential in Jepara has been known long ago is a dominant asset both national and international levels. Furniture Industry Base area is planned for the central area of the wood raw material, assembling and finishing center, research center and design furniture industry.
Sedangkan Agro Industri yaitu pengembangan sektor pertanian berbasis teknologi, seperti teknologi pasca panen, zona peternakan, perikanan maupun budidaya pertanian. Pengembangan sektor industri pengolahan berbasis teknologi, yakni pengolahan pasca panen, bengkel kerja teknologi tepat guna, pengolahan limbah industri dan lainnya. Dalam hal ini basis agro industri sektor pertanian yang dapat diunggulkan tanaman kopi dan buah durian. Untuk kopi yang terkenal dari kopi keeling dan untuk buah durian seperti durian petruk di Kabupaten Jepara.
While Agro Industry is the development of agriculturalbased-technology, such as post-harvest technology, animal husbandry zones, fisheries and agriculture. The developments of processing industry based-technology, namely the postharvest processing, appropriate workshops technology, sewage treatment and other industries. Agro-industrial base that can be seeded is coffee and durian. The famous coffee is coffee keeling while the durian is the durian Petruk.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
39
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 5.1 Kampung Teknologi Jepara Bangunan dan Sarana Jalan Figure 5.1 Jepara Village Technology, Buildings and Road Facilities
5.2. Analisis Ekonomi
5.2. Economic Analysis
Berikut adalah rincian Biaya pembangunan proyek kawasan industri adalah sebesar Rp. 53.875.000.000,- dimana terdiri dari modal sendiri Rp. 28.875.000.000,- dan pinjaman bank sebesar Rp. 25.000.000.000,-. Dalam hal realisasi pencairan kredit bank dilakukan pada tahun tahun 2015 sebesar Rp. 7.500.000.000,- dan tahun 2016 sebesar Rp. 17.500.000.000,-. Untuk kawasan industri tercatat luas lahan 1.100.000 meter persegi, dan Rasio lahan untuk dijual terhadap total lahan yang ada adalah 70%, dan sisanya digunakan untuk infrastruktur. Asumsi untuk pembentuk pendapatan bisa dilihat pada tabel 5.1 berikut:
Here are the details of the construction cost of industrial area project amounted to Rp. 53,875,000,000 which consists of Equity Rp. 28,875,000,000 and the Bank Loan of Rp. 25,000,000,000. In terms of actual disbursement of bank loans made in 2015 amounted to Rp. 7,500,000,000 and 2016 amounting to Rp. 17,500,000,000. The total industrial area of 1,100,000 m², and the ratio of land to be sold to the total available land is 70%, and the rest of the land is used for infrastructure. The assumptions forming the revenue can be seen in the table 5.1 :
Tabel 5.1 Asumsi Pembentuk Pendapatan Tabel 5.1 The Assumption Forming Revenue (Dalam Jutaan Rupiah) / (In Million Rupiah) No. 1
2
3
Uraian / Explanation Akuisisi Lahan/ Acquisition of Land (m²) Lahan Terjual/ Land Sold (m²) Harga Lahan/ Land Price (Rp/m²)
2015
2016
2017
2018
2019
2020
96,250
192,500
192,500
192,500
96,250
770,000
-
96,250
120,313
150,391
200,020
250,024
312,531
-
400,000
460,000
517,500
569,250
626,175
688,793
Sumber: Hasil Olahan 2015 / Processed Result, 2015
Tabel 5.2 Asumsi Struktur Biaya Pembangunan
40
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
2021
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Tabel 5.2 The Structure Assumption of Development Cost (Dalam Jutaan Rupiah) / (In Million Rupiah) No 1 2 3
4
5
Uraian /Explanation
Infrastruktur/ Infrastucture (Rp/m²) Listrik/ Electricity (Rp/m²) Sertifikat / Certificate (Rp/m²) Perijinan/ License (Rp/m²) Akuisisi Lahan/ Acquisition of Land (Rp/m²)
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
55,000
60,500
66,550
73,205
80,526
88,578
97,436
7,200
7,920
8,712
9,583
10,542
11,596
12,755
6,600
7,260
7,986
8,785
9,663
10,629
11,692
1,650
1,815
1,997
2,196
2,416
2,657
2,923
25,000
31,250
37,500
43,500
49,590
55,541
61,650
Sumber: Hasil Olahan 2015 / Processed Result, 2015
Berikut ini adalah ringkasan hasil proyeksi laporan laba rugi proyek pada tahun tertentu selama periode tahun 31 Desember 2013-2019. Detail hasil proyeksi keuangan dapat dilihat pada tabel 5.3 dibawah ini.
No 1 2 3 4 5
Uraian/ Explanation Pendapatan/ Revenue Laba Kotor/ Gross Profit Laba Usaha/ Profit Laba Sebelum Pajak/ Profit before Tax Laba Bersih/ Net Profit
The following is a summary of the projectedresults of profit and loss projects in a given year during the period of December 31 from 2013 to 2019. The details of the financial projection can be seen in the table 5.3.
Tabel 5.3 Hasil Laba Rugi Tabel 5.3 Profit and Loss Results (Dalam Jutaan Rupiah) / (In Million Rupiah) 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 28.875 51.133 78.749 107.034 145.884 200.592 14.611 25.260 38.902 52.875 72.067 99.092 8.489 15.033 23.152 31.468 58.974 15.822 -525 8.489 15.033 23.152 31.468 42.890 58.974 -525
7.046
Hasil perhitungan pendapatan diperoleh pada tahun 2016 sebesar Rp. 28,87 Milyar, naik pada tahun 2017 sebesar Rp. 51,13 Milyar dan seterusnya. Untuk Laba bersih mendapatkan keuntungan pada tahun 2016 yaitu sebesar Rp. 7,05 Milyar dan seterusnya.
12.476
19.215
26.116
35.596
48.944
The calculation result obtained revenues in 2016 amounted to Rp. 28.87 billion; increase in 2017 amounted to Rp. 51.13 billion and so on. In 2016, earning a net profit of Rp. 7.05 billion and beyond
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
41
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
5.3. Analisis Profitability Finansial
5.3. Financial Profitability Analysis
Tabel 5.4 Kriteria Kelayakan Investasi Proyek Kawasan Industri Table 5.4 Feasibility Criteria of Investment Industrial AreaProject Analisis/ Analysis Nilai/ Value Justifikasi/ Justification Investasi/ Investment Rp. 53.875.000.000,Layak ; NPV > 0/ NPV Rp. 21.879.370.000.000 Worth; NPV > 0 Layak; IRR > Tingkat Suku Bunga 10% / IRR 37,59 % Worth; IRR > Level of Interest 10% Layak ; B/C Ratio > 1/ NET B/C 1,47 Worth; B/C Ratio> 1 2 Tahun 7 Bulan/ Payback Periode 2.7 2 years 7 month a) Net B/C ratio Analisis Net B/C ratio adalah perbandingan antara total cash inflow terhadap total cash outflow. Net B/C ratio ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat benefit akan diperoleh dari cost yang dikeluarkan. Berdasarkan perhitungan kelayakan usaha, nilai Net B/C ratio adalah 1,47 yang artinya benefit yang diperoleh adalah 1,47 kali lipat dari cost yang dikeluarkan.
a) Net B / C ratio Analysis of Net B / C ratio is the ratio between the total cash inflow to the total cash outflow. Net B / C ratio shows how many times the profit to be obtained from the costs incurred. Based on feasibility calculations, the value of the Net B / C ratio is 1,47, which means the profit obtained is 1,47 times that of the cost incurred.
b) Payback period Payback period diartikan sebagai jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek. Hasil perhitungan analisis kelayakan usaha diperoleh nilai payback period terjadi tahun ke 2 lebih 7 bulan.
b) Payback period The payback period is defined as the period of return of the investments made by the profits of a project. The payback period occurs in the second year and seven month (2 years and 7 month) by the result of the calculation of the feasibility values analysis.
c) Net Present Value (NPV) NPV dari suatu proyek merupakan nilai sekarang dari selisih benefit dengan cost pada discount factor (DF) tertentu. NPV menunjukkan kelebihan manfaat dibandingkan dengan biaya. Apabila NPV lebih besar dari 0 berarti proyek tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Berdasarkan hasil perhitungan NPV pada discount factor 16,01 % menunjukan nilai NPV sebesar Rp 21.879.370.000.000 yang artinya nilai NPV > 1. Hal ini berarti proyek layak untuk diusahakan.
c) Net Present Value (NPV) NPV of a project is the present value of the difference of profit with cost of specific discount factor (DF). NPV shows the advantages of the profit compared to the costs. If NPV is greater than 0 means that the project is profitable and worth the effort. Based on the calculation of NPV at 16.01% of discount factor shows the NPV value of Rp 21,879,370,000,000 which means NPV> 1. This means that an industrial project chocolate bars worth the effort.
42
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary d) Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah suatu kriteria investasi untuk mengatakan persentase keuntungnan dari suatu proyek tiap-tiap tahun dan juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman. IRR pada dasarnya menunjukkan Discount Factor (DF) dimana NPV = 0. Berdasarkan hasil analisis perhitungan IRR diperoleh nilai 37,59 %. Apabila diasumsikan bunga bank yang berlaku adalah 10 % maka proyek tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan, karena nilai IRR jauh lebih besar dibandingkan dengan suku bunga pasar.
2015
d) Internal Rate of Return (IRR) IRR is an investment criteria for the profit percentage of a project per year and a measure of the ability of payback period of project lending. IRR basically shows Discount Factor (DF) where NPV = 0. Based on the analysis of the IRR calculation values obtained is 37,59%. It can be assumed that the applicable bank rate is 10% then the project is profitable and worth the effort, because the value of IRR is much larger than the market interest rate.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
43
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 5.2 Peta Potensi Kawasan Industri Kabupaten Jepara Figure 5.2 Potential Map of Industrial Area in Jepara
44
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 5.3 Peta Potensi Industri Pengolahan Kabupaten Jepara Figure 5.3 Potential Map of Processing Industry in Jepara
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
45
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 5.4 Peta Peluang Investasi Kabupaten Jepara Figure 5.4 Investment Opportunities Map of Jepara
46
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board